Anda di halaman 1dari 19

PERTANIAN USAHA

OLEH:
Aldy Prayoga (170304016)
Dadin Ramadan (170304021)
Heru Yulian (170304041)
Satria Aditya H (170304044)
Daftar Isi
• Petani Gurem
• Rumah dan Halaman
• Pekarangan
• Pekarangan tempat menjinakkan
• Rempah-rempah awal mula pertanian usaha
• Tanaman industri
• Pengalihan pertanian gurem menjadi usaha
tani
• Hortikultura
Petani Gurem

Pertanian yang hanya ditujukan


untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari seperti kebutuhan
sandang dan pangan. Memiliki sistem
perekonomian tertutup sehingga
tidak ada arus barang keluar.
Rumah dan Halaman

Pola pemukiman saat periode pertanian gurem


adalah dengan mendirikan rumah berdekatan
dan membentuk suatu kampung. Rumah-rumah
tersebut mempunyai halaman tempat bermain
dan mengerjakan pekerjaan sehari-hari seperti
menumbuk padi atau menjemur padi.
Pekarangan
Pekarangan setelah periode pertanian gurem
bertujuan untuk ditanami dengan tanaman yang
berguna. Tanaman-tanaman yang ditanam
bernilai jual sehingga menjadi jembatan petani
gurem menjadi petani usaha. Petani yang
dulunya bergantung kepada panen padi kini bisa
memiliki pendapatan dari sumber lain sehingga
dapat mensejahterakan petani.
Pekarangan Tempat Menjinakkan
Tumbuhan dan Hewan
Kebanyakan tanaman yang berada di
pekarangan asalnya dari hutan namun sudah
dijadikan tanaman peliharaan. Sama halnya
dengan beberapa hewan yang dulunya bersifat
liar kini menjadi jinak dan dijadikan hewan
peliharaan untuk menghasilkan pendapatan
tambahan.
Rempah-Rempah Awal Mula Usaha
Rempah-rempat yang tumbuh di pekarangan
menjadi perhatian orang eropa seperti buah
pala dan bunga cengkih. Kepulauan maluku
menjadi sentra produksi rempah, dan pernah
menjadi pusat penghasil rempah-rempah di
serikat hindia timur (verrenigde oost indische
compagnie atau VOC). Disinilah awal muncul
pertanian usaha yang menjadi cikal usaha baru
dalam pertanian
Tanaman Industri
Dimulai ketika jenderal camphuys memasukkan
bibit teh ke jawa. Teh pertama yang berhasil
ditanam di indonesia adalah teh yang bibitnya
berasal dari india. Hal ini yang menjadi awal
lahirnya Tanaman industri di indonesia. Petani
mulai menanam teh, tebu, kopi dan tembakau yang
dapat diolah menjadi bahan baku industri.
Penyebaran tanaman industri mulai meluas di
indonesia. Di dataran rendah jawa terdapat
perkebunan karet, di Pengalengan terdapat perkebunan
teh terbaik, dan di Jember Jawa Timur dan di gayo Aceh
terdapat perkebunan kopi arabica dan robusta.
Tembakau juga dihasilkan di Deli yang pernah menjadi
sentra produksi penyalut luar serutu terbaik di dunia.
Perkebunan kelapa sawit juga mengalami kenaikan
pertumbuhan yang besar-besaran dengan adanya
teknik kultur jaringan.
Pengalihan Pertanian Gurem Menjadi
Usahatani
Petani yang dulunya hanya bergantung dari hasil panen
padi kini mulai menghasilkan tanaman yang bernilai
jual untuk menambah pendapatan. Periode pertanian
gurem yang hanya memenuhi kebutuhan sendiri
memunculkan peristiwa kurang gizi seiring
meningkatnya jumlah penduduk. Dengan metode
pertanian gurem maka akan mustahil untuk mencapai
katahanan pangan sehingga indonesia mulai memperbaiki
jenis padi yang dapat menghasilkan produksi yang tinggi.
Borlaug yang merupakan peneliti padi terkemuka
berhasil menemukan varietas padi unggul yang dapat
dipanen lebih dari sekali dalam setahun. Hal ini
menyebabkan revolusi besar-besaran di dunia
pertanian yang disebut “Revolusi Hijau”. Namun
walaupun begitu, ada beberapa petani yang hasilnya
pertaniannya sudah meningkat tapi masih belum cukup
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari,
gejala ini disebut juga involusi pertanian.
Hortikultura
Dengan hadirnya teknologi pascapanen yang
canggih membuat sektor hortikultura yang dulunya lesu
kini memiliki daya saing di pasaran. Walaupun
Hortikultura di Indonesia masih terbilang sederhana
namun di luar negeri seperti Thailand sudah terjadi
revolusi besar-besaran. Disana banyak dijumpai bibit
unggul yang di teliti oleh perusahaan swasta. Hal ini
menunjukkan bahwa sektor hortikultura menjadi sektor
yang sangat cerah jika dikembangkan di Indonesia
seperti halnya Thailand yang merajai pasar buah dan
sayuran mutu tinggi di Indonesia.
TEKNOLOGI PASCAPANEN

OLEH:
Aldy Prayoga (170304016)
Dadin Ramadan (170304021)
Heru Yulian (170304041)
Satria Aditya H (170304044)
Daftar Isi

• Teknologi Primitif
• Teknologi Penyejukan Modern
• Teknologi Zat adiktif
Teknologi Primitif
• Indonesia adalah negara agraris dimana sebagian
besar penduduk mendapatkan penghasilannya dari
sektor pertanian
• Indonesia menjadi pengekspor hasil pertanian
seperti karet, kopi, teh, kina, tembakau, coklat, sawit,
dan kopra.
• Indonesia sejak dulu telah mengenal teknologi pasca
panen dengan menggunakan metode tradisional.
Seperti pembuatan tempe, dendeng dll.
Teknologi Penyejukan Modern
• Dengan timbulnya kemampuan mendinginkan
ruangan sampai suhu rendah, pendinginan dan
pembekuan menjadi metode pengawetan makanan
paling efektif.
• Penambahan bahan lain kedalam bahan pangan
dapat dilakukan dengan maksud untuk membuat
makanan itu mendapatkan mutu gizi yang lebih baik,
selain menimbulkan warna dan citarasa yang baik.
• Ada beberapa zat adiktif yang berbahaya bagi
kesehatan konsumen.
Teknologi Zat Adiktif
• Tujuan penambahan zat adiktif kedalam bahan
pangan:
1. Sebagai zat pengawet anti-mikroba
2. Sebagai anti-oksidant
3. Sebagai pengemulsi,pengental dan penstabil
4. Sebagai peningkat citarasa
5. Sebagai penyalut permukaan
6. Sebagai penambah kadar mineral
• Penambah zat anti-mikroba untuk menambah awet bahan
makanan dapat membantu bahan makanan itu sampai kepada
konsumen bahkan yang berada di negara lain sekalipun.
• Dua cara kerja zat adiktif sebagai pengawet:
1. Dengan menghambat pertumbuhan jasad renik yang
menjadi penyebab kebusukan.
2. Memperkuat bahan makanan itu sewaktu mengalami
pengolahan agar lebih peka terhadap serangan jasad renik.
• Zat-zat seperti gula, garam, cuka, dan alkohol yang mudah
ditemukan di alam sering digunakan sebagai zat pengawet
alami.
• Beberapa zat adiktif dapat bersifat karsinogen yaitu zat-zat
yang dapat menyebabkan kanker.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai