Anda di halaman 1dari 24

ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

PENGOLAHAN JAGUNG MARNING DI DESA SIDODADI,


KECAMATAN BIRU-BIRU, KABUPATEN DELI SERDANG

JURNAL

OLEH:
BASA SINURAT
170304072
AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA
PENGOLAHAN JAGUNG MARNING DI DESA SIDODADI,
KECAMATAN BIRU-BIRU, KABUPATEN DELI SERDANG

JURNAL

OLEH:
BASA SINURAT
170304072
AGRIBISNIS

Jurnal Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Sarjana di


Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui Oleh:
Ketua Komisi Pembimbing

(Ir. Yusak Maryunianta, M.P)


NIP. 196296241986031001

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
BASA SINURAT
170304072
AGRIBISNIS

ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA


PENGOLAHAN JAGUNG MARNING DI DESA SIDODADI,
KECAMATAN BIRU-BIRU, KABUPATEN DELI SERDANG

Feasibility Analysis and Strategy For Developing of Marning Corn Processing


Bussiness in Desa Sidodadi, Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang

Disetujui Oleh:
Ketua Komisi Pembimbing

(Ir. Yusak Maryunianta, M.P)


NIP. 196296241986031001

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
BASA SINURAT
170304072
AGRIBISNIS

ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA


PENGOLAHAN JAGUNG MARNING DI DESA SIDODADI,
KECAMATAN BIRU-BIRU, KABUPATEN DELI SERDANG

Feasibility Analysis and Strategy For Developing of Marning Corn Processing


Bussiness in Desa Sidodadi, Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang

Diketahui/ Disetujui Oleh:


Manajemen
Journal on Social Economic of Agricultural and Agribusiness

Koordinator Editor Editor

(Ir. M. Jufri, M.Si) (Kristiawan H. Ginting SE., M.Si)


NIP. 196011101988031003 NIP. 198812042021021001

Redaktor Pelaksanaan E-Journal Pimpinan Redaksi

(Ir. Thomson Sebayang, M.T) (Ir. M. Jufri, M.Si)


NIP. 19571151986011001 NIP. 196011101988031003

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI
PENGEMBANGAN USAHA PENGOLAHAN JAGUNG
MARNING DI DESA SIDODADI, KECAMATAN
BIRU-BIRU, KABUPATEN DELI SERDANG
Basa Sinurat*, Yusak Maryunianta, Iskandarini
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara
*Correspondent Author: basanurat@gmail.com

Abstract. This study aims to analyze the production costs, revenues, and bussines income
from marning corn processing business, to analyze the feasibility of the marning corn
processing business and to determine the strategy for developing the marning corn
processing business in Desa Sidodadi, Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang.
Determination of the research area is done intentionally. The research method used is
the method of observation and interviews to the research location with the help of a
questionnaire to the sample. This research was conducted in Desa Sidodadi, Kecamatan
Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang with a sample of 12 samples. The analytical method
used is the analysis of costs, revenues, income and feasibility analysis as well as the
break-even point with the R/C and Break Event Point (BEP) methods and to determine
the strategy for developing the marning corn processing business with the SWOT method.
The results showed that the marning corn processing business in the study area was a
profitable and financially feasible business and had exceeded the break-even point. The
strategy used is the S - O (Strengths - Opportunities) strategy, which means that the
strategy for developing a marning corn processing business in Desa Sidodadi,
Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang is to optimize strengths and maximize
opportunities.

Keywords: Processing, Revenue, R/C, BEP, Strategy, Marning Corn

1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia, hampir seluruh komoditas hasil pertanian dapat diolah, salah
satunya adalah jagung. Selain sumber karbohidrat, jagung juga merupakan
sumber protein penting dalam menu masyarakat Indonesia. Jagung menjadi
makanan pokok yang dikonsumsi oleh beberapa masyarakat di Indonesia
seperti Madura dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Berdasarkan luas panen, di
Indonesia jagung menempati urutan kedua sebagai tanaman palawija yang
paling banyak dibudidayakan setelah padi.

Pengolahan jagung menjadi berbagai macam produk pangan sangat diperlukan


dalam mendukung program diversifikasi. Jagung marning merupakan salah satu
contoh dari pangan olahan biji jagung. Jagung marning pangan olahan dari jagung
pipil kering yang digemari dan sudah lama dikenal oleh masyarakat sehingga dapat
menjadi kegiatan industri rumah tangga. Jagung marning salag satu makanan ringan
yang dikonsumsi setelah melalui proses pengolahan yang sederhana mulai dari
proses perebusan hingga penggorengan dengan menggunakan peralatan yang
tergolong sangat sederhana dan mudah untuk didapatkan (Portabuga, 2011).
Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu kabupaten di Sumatera Utara yang
memproduksi jagung marning. Usaha pengolahan jagung marning di Kabupaten
Deli Serdang direalisasikan dalam industri rumah tangga. Salah satu desa yang ada
di Kabupaten Deli Serdang yang menjadi sentra produksi jagung marning yakni
Desa Sidodadi Kecamatan Biru-biru. Usaha pengolahan jagung marning di Desa
Sidodadi, Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang masih dalam skala
industri rumah tangga yang masih banyak mengalami kendala dan kelemahan.

Pengelolaan usaha masih dilakukan secara perorangan sehingga tidak ada


pembagian yang jelas antara bidang administrasi dan operasi, karena pemilik usaha
merangkap sebagai tenaga tenaga kerja. Usaha pengolahan jagung marning di Desa
Sidodadi masih memanfaatkan tenaga kerja keluarga dan kerabat dekat. Teknologi
produksi yang tergolong sederhana menyebabkan proses produksi jagung marning
yang masih bergantung pada kondisi cuaca dan terik matahari terutama pada saat
proses penjemuran. Proses penjemuran jagung marning yang berlangsung lama
akan berakibat pada biaya yang dikeluarkan oleh produsen jagung marning.
Sulitnya mengurus perizinan menjadikan usaha pengolahan jagung marning di Desa
Sidodadi masih belum memiliki status perizinan yang resmi sebagai industri rumah
tangga. Hingga saat ini, seluruh pelaku usaha belum memiliki perizinan atau biasa
disebut sebagai sertifikat PIRT (Produksi Industri Rumah Tangga) yang biasanya
dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan.

Tata kelola produksi yang dinilai kurang berkualitas menyebabkan ketidakjelasan


manajemen dalam melakukan produksi sehingga pembagian antara administrasi
dan produksi menjadi tidak jelas. Karena kemampuan berproduksi produk yang
baik saja belum cukup untuk menghasilkan keuntungan namun manajemen usaha
yang baik serta pengetahuan mengenai peluang pasar yang dimiliki pengusaha akan
mempengaruhi perolehan keuntungan tersebut. Analisis kelayakan sangat penting
untuk dilakukan karena selama ini para pelaku usaha pengolahan jagung marning
di Desa Sidodadi tidak pernah melakukan pencatatan mengenai rincian pembiayaan
yang dilakukan sehingga tidak pernah diketahui kapan titik keuntungan maksimum
yang diperoleh usaha pengolahan jagung marning di Desa Sidodadi. Selain
meninjau kembali kelayakan usaha jagung marning ini, diperlukan juga bagaimana
strategi yang tepat agar kedepannya usaha pengolahan jagung marning ini dapat
berkembang dan dapat bersaing ditengah banyak usaha-usaha lainnya yang lahir
setiap waktu. Penelitian mengenai usaha pengolahan jagung marning belum banyak
dilakukan dan diperlukan penelitian yang berkelanjutan mengenai usaha
pengolahan ini.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Berapa biaya produksi, penerimaan, serta pendapatan usaha pengolahan
jagung marning di Desa Sidodadi, Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli
Serdang?
2. Apakah usaha pengolahan jagung marning di Desa Sidodadi, Kecamatan
Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang layak untuk diusahakan?
3. Bagaimana strategi yang dapat dilakukan dalam pengembangan usaha
pengolahan jagung marning di daerah penelitian?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis biaya produksi, penerimaan, serta pendapatan
usaha pengolahan jagung marning di Desa Sidodadi, Kecamatan Biru-biru,
Kabupaten Deli Serdang.
2. Untuk menganalisis kelayakan usaha pengolahan jagung marning di
Desa Sidodadi, Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang.
3. Untuk menentukan strategi pengembangan usaha pengolahan jagung
marning di Desa Sidodadi, Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang.

2. Tinjauan Pustaka
2.1 Jagung
Jagung mempunyai peranan penting terhadap perekonomian nasional. Komoditi
jagung berada pada urutan terbesar kedua setelah padi dalam subsektor tanaman
pangan. Tidak sebatas berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, usahatani
jagung juga berperan penting sebagai penyedia lapangan kerja. Keberadaan
usahatani jagung melalui industri pakan dan pangan yang berbahan jagung juga ikut
berkontribusi dalam menyerap tenaga kerja (Sulaiman dkk., 2018).

2.2 Usaha Pengolahan Jagung


Jagung sebagai salah satu komoditas yang sangat potensial untuk diolah menjadi
bahan pangan dan bahan baku industri, maka penanganan jagung setelah panen
perlu mendapat perhatian. Salah satu upaya untuk meningkatkan nilai tambah
komodti jagung adalah dengan melakukan pengolahan atau dalam dunia
pertanian dikenal dengan istilah agroindustri.

Di beberapa daerah di Indonesia jagung diolah menjadi beberapa pangan.


Pengolahan jagung menjadi banyak dilakukan oleh industri-industri besar
maupun industri rumah tangga. Industri kecil atau rumah tangga yang
mengolah jagung memang sudah cukup banyak. Adapun contoh produk
olahan dari jagung, seperti kerupuk jagung, tepung jagung, marning,
brondong jagung, keripik, atau jagung goreng. Salah satu keunggulan
jagung adalah mudah divariasikan menjadi berbagai menu makanan, baik
melalui metode pengolahan yang sederhana maupun dicampur dengan
bahan-bahan lain (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2012).

2.3 Jagung Marning


Jagung marning dibuat melalui proses perendaman, perebusan dan penggorengan.
Jagung marning merupakan pangan olahan dari jagung pipil kering yang sudah
lama dikenal oleh masyarakat sehingga dapat menjadi kegiatan industri rumah
tangga. Jagung marning merupakan makanan ringan yang dikonsumsi setelah
melalui proses pengolahan yang tergolong mudah dan sederhana
(Portabuga, 2011).
Gambar 1. Jagung Marning

3. Landasan Teori
3.1 Teori Produksi
Biaya produksi adalah seluruh pengorbanan yang dikeluarkan seseorang dalam
melakukan kegiatan produksi barang maupun jasa dengan tujuan menghasilkan
sebuah output tertentu. Untuk mengetahui besar biaya yang dikeluarkan dalam
suatu usaha, maka dilakukan perhitungan untuk setiap biaya yang dikeluarkan
untuk masing-masing input produksi yang digunakan. Dengan demikian
keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan oleh produsen
dibedakan menjadi dua jenis yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap/variabel
(Sukirno, 2002).

3.2 Teori Penerimaan


Penerimaan atau Revenue merupakan hasil dari seluruh penjualan produk yang
dikalikan dengan harga. Besarnya jumlah penerimaan dipengaruhi dapat
dipengaruhi oleh besarnya produksi dan harga yang berlaku.

3.3 Teori Pendapatan


Pendapatan disebut juga dengan laba (keuntungan). Total keuntungan merupakan
hasil dari pengurangan total penerimaan (TR) dikurangi dengang seluruh total
biaya (TC). Soekartawi (2005) menyatakan bahwa pendapatan (Pd) adalah
selisih antara penerimaan (TR) dan semua biaya yang dikeluarkan (TC).

3.4 Analisis Kelayakan


Analisis kelayakan dapat menentukan suatu usaha layak dijalankan atau tidak untuk
dijalankan. Penilaian kelayakan usaha penting dilakukan agar suatu usaha
yang sedang dirintis atau dijalankan terhindar dari kerugian. Besarnya laba
atau keuntungan yang diharapkan menjadi dasar dalam memperhitungkan
kelayakan dari suatu usaha. Usaha yang dikatakan layak jika mampu
memberikan keuntungan secara finansial, sebaliknya kegiatan usaha dikatakan
tidak layak apabila kegiatan usaha tersebut tidak memberikan keuntungan finansial
(Kasmir dan Jakfar, 2003).

Memperoleh keuntungan menjadi tujuan utama dalam menjalankan suatu usaha,


terutama bagi pemilik usaha, baik keuntungan dalam jangka pendek maupun
jangka panjang. Terdapat beberapa kriteria dalam menentukan kelayakan
investasi pada sebuah usaha, diantaranya adala R/C Ratio dan Break Event Point
(BEP).

3.5 Analisis SWOT (Strenght, Weakness, Oppurtunity, Threats)


Analsis SWOT merupakan proses identifikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi suatu usaha. Analisis ini didasarkan pada logika yang
dapat memaksimalkan kekuatan (strenght) dan peluang (opportunity). Namun
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman
(threats). Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan
pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan untuk usaha yang dijalankan.
Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (oportunity)
dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strenght) dan kelemahan
(weakness) (Rangkuti, 1997).

Analisis SWOT instrumen yang ampuh dalam melakukan analisis strategi,


keampuhan tersebut terletak pada kemampuan para penentu strategi perusahaan
dengan tujuan untuk memaksimalkan peranan faktor kekuatan dan pemanfaatan
peluang sehingga sekaligus berperan sebagai alat yang dapat meminimalisasi
kelemahan yang terdapat dalam internal usaha dan menekan dampak ancaman yang
timbul dan dihadapi oleh sebuah usaha. Dalam penentuan strategi digunakan
matriks posisi, dengan matriks ini dapat ditentukan posisi strategi pengembangan
yang sesuai dengan perusahaan.

Kuadran III PELUANG Kuadran I


Mendukung strategi Mendukung strategi
turn-around agresif

KELEMAHAN KEKUATAN

Kuadran IV Kuadran II
Mendukung strategi Mendukung strategi
defensive ANCAMAN diversifikasi

Gambar 2. Matriks Posisi SWOT

Pada matriks tersebut terdapat empat kemungkinan alternatif strategi yang dapat
digunakan sebuah perusahaan, antara lain:
 Kuadran I (Strategi S-O) : Kuadran ini menggambarkan situasi dimana usaha
berada pada kondisi yang menguntungkan. Usaha memiliki peluang serta
kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang
diterapkan pada kondisi ini adalah mendukung kebijkan pertumbuhan yang
agresif (growth oriented strategy).
 Kuadran II (Strategi S-T) : Pada kuadran ini sebuah usaha berada pada kondisi
dimana terdapat berbagai ancaman yang dihadapi oleh sebuah usaha namun,
suatu usaha masih memiliki kekuatan yang berasal dari internal. Strategi yang
diterapkan adalah dengan menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
jangka panjang dengan cara stretgi diversifikasi (produk atau pasar).
 Kuadran III (Strategi W-O) : Pada kuadran ini menggambarkan kondisi dimana
usaha menghadapi peluang besar tetapi sumber dayanya lemah, karena itu
dengan memanfaatkan peluang yang ada secara optimal dan fokus strategi
perusahaan pada posisi seperti ini mampu meminimalkan kendala-kendala
internal yang ada.
 Kuadran IV (Strategi W-T) : Posisi ini mengimplikasikan bahwa perusahaan
berada pada situasi yang sangat sulit karena menghadapi berbagai ancaman dan
memiliki banyak kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan pada kondisi ini
adalah memperbaiki kelemahan dan menghindari ancaman (David, 2004).

3.1 Penelitian Terdahulu


Berdasarkan penelitian Hutauruk (2019) dengan judul penelitiaan “ Strategi
Pengembangan Agroindustri Nenas (Kasus: Kecamatan Sipahutar, Kabupaten
Tapanuli Utara) ” strategi yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah strategi turn
araound yaitu meningkatkan jumlah lembaga penyedia tenaga kerja dan
memanfaatkan lembaga keuangan, ketersediaan bahan baku serta produktivitas
nenas kemudian meningkatkan jumlah lembaga penyedia pelatihan untuk
meningkatkan mutu atau kualitas dari produk agroindustri yang dihasilkan.

Menurut penelitian Pulungan (2020) dengan penelitian yang berjudul “ Analisis


Kelayakan Usaha Pengolahan Produk Berbasis Salak di Desa Mardingding
Kecamatan Tiganderket “. Adapun tujuan penelitian ini untuk menganalisis biaya
pengolahan, penerimaan, pendapatan usaha pengolahan salak menjadi pia salak dan
menganalisis kelayakan dan titik impas di Desa Mardingding Kecamatan
Tiganderket. Metode analisis yang digunakan adalah analisis biaya, penerimaan,
pendapatan dan analisis kelayakan serta titik impas dengan metode R/C dan BEP.
Hasil penelitian menunjukkan bahawa usaha pengolahan salak menjadi pia
salak merupakan usaha yang menguntungkan dan usaha pengolahan salak menjadi
pia salak ini adalah usaha yang layak secara finansial dan telah melampaui
titik impas.

Berdasarkan penelitian Sari, dkk (2018) dengan penelitian yang berjudul


“ Strategi Pengembangan Agroindustri Jagung Marning (Studi Kasus CV. Kembar
Dua Makasar)” Penelitian ini menggunakan metode analisis SWOT. Dimana hasil
penelitian ini membuktikan bahwa sistem pengelolaan agroindustri jagung marning
pada CV. Kembar Dua Makassar terdiri atas tiga tahapan yaitu pengadaan bahan
baku, proses produksi, proses pengemasan, dan proses pemasaran. Hasil
perhitungan pendapatan diperoleh nilai atau besaran pendapatan yang diterima CV.
Kembar Dua Makassar yaitu sebesar Rp205.778.776/tahun dengan nilai indeks R/C
ratio sebesar 1,99 sehingga layak untuk diusahakan. Hasil analisis SWOT
ditemukan bahwa strategi yang berdampak pada kondisi internal dan eksternal
perusahaan yaitu strategi diversifikasi usaha.

4. Metode Penelitian
4.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Sidodadi, Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli
Serdang. Penentuan daerah penelitian ditentukan secara sengaja atau purposive.
4.2 Metode Penentuan Sampel
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode sensus. Metode sensus merupakan teknik penentuan sampel dimana
seluruh individu yang ada dalam populasi dicacah (diselidiki atau diwawancarai)
sebagai responden (Wirartha, 2006). Adapun populasi usaha pengolahan jagung
marning di daerah penelitian adalah sebanyak 12 orang pelaku usaha. Dengan
demikian, maka besar sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 12 pengusaha
jagung marning.

4.3 Metode Pengumpulan Data


Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan dua cara
pengumpulan data, yaitu pengumpulan data primer yang diperoleh melalui
wawancara, observasi, dan diskusi dengan dengan menggunakan kuesioner yang
telah disiapkan. Lalu data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait, seperti
Kantor Kepala Desa Sidodadi, buku, serta literatur online yang sesuai dengan
penelitian.

4.4 Metode Analisis Data


Dalam analisis besarnya biaya produksi, penerimaan, serta pendapatan pada usaha
pengolahan jagung marning di Desa Sidodadi, Kecamatan Biru-biru, Kabupaten
Deli Serdang dilakukan perhitungan untuk satu kali produksi. Biaya produksi yang
dikeluarkan diperoleh dari penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel. Secara
matematis untuk menghitung biaya produksi digunakan rumus sebagai berikut :

TC = TFC + TVC
Keterangan :
TC = Total biaya pada usaha pengolahan jagung marning (Rp)
TFC = Total biaya tetap pada usaha pengolahan jagung marning (Rp)
TVC = Total biaya variabel pada usaha pengolahan jagung marning (Rp)

Penerimaan yang diterima usaha pengolahan jagung marning di Desa Sidodadi,


Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang diperoleh dari perkalian harga jual
jagung marning dengan jumlah produksi jagung marning. Secara matematis untuk
mencari penerimaan yang diperoleh dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

TR = Q x P
Keterangan :
TR = Total Penerimaan usaha pengolahan jagung marning (Rp)
Q = Jumlah produksi jagung marning (kg)
P = Harga jual jagung marning (Rp)

Pendapatan yang diterima usaha pengolahan jagung marning di Desa Sidodadi,


Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang diperoleh dari pengurangan total
penerimaan dengan total biya produksi. Secara matematis, untuk menghirung
pendapatan dapat digunakan rumus sebagai berikut :

Pd = TR – TC
Keterangan :
Pd = Pendapatan usaha pengolahan jagung marning (Rp)
TR = Total penerimaan usaha pengolahan jagung marning (Rp)
TC = Total biaya usaha pengolahan jagung marning (Rp)

Untuk menentukan kelayakan dan titik impas dari usaha pengolahan jagung
marning di Desa Sidodadi digunakan metode yaitu, R/C dan Break Event Point
(BEP). Rumus analisis kelayakan usaha dan titik impas yang digunakan ialah
sebagai berikut :

Revenue Cost Ratio (R/C)


Revenue Cost Ratio merupakan rasio antara total penerimaan dan total biaya
produksi yang secara matematis dapat dihitung menggunakan rumus sebagai
berikut:
𝐑 𝐓𝐑
=
𝐂 𝐓𝐂
Keterangan :
R/C = Revenue Cost Ratio usaha pengolahan jagung marning
TR = Total Penerimaan usaha pengolahan jagung marning (Rp)
TC = Total Biaya produksi usaha pengolahan jagung marning (Rp)
Adapun kriteria pengambilan keputusan yang akan dicapai dari analisis R/C adalah
sebagai berikut :
a) Jika R/C > 1, maka usaha dinyatakan layak untuk dijalankan.
b) Jika R/C = 1, maka usaha dinyatakan impas.
c) Jika R/C < 1, maka usaha dinyatakan tidak layak untuk dijalankan.

Break Event Point (BEP)


Menurut Suratiyah (2006), bahwa formula atau rumus untuk menghitung nilai dari
beberapa BEP dirumuskan sebagai berikut:
𝐅𝐂
 BEP Penerimaan (Rp) = 𝟏−𝐕𝐂/𝐓𝐑

𝐅𝐂
 BEP Produksi (kg) = 𝐏−𝐀𝐕𝐂

𝐓𝐂
 BEP Harga (Rp) = 𝐐
Keterangan :
BEP = Titik impas pada usaha pengolahan jagung marning
FC = Biaya tetap pada usaha pengolahan jagung marning (Rp)
TR = Penerimaan usaha pengolahan jagung marning (Rp)
P = Harga jual jagung marning (Rp/kg)
AVC = Rata-rata biaya variabel pada usaha pengolahan jagung marning (Rp)
Q = Jumlah produksi jagung marning (kg)

Kriteria yang akan dicapai dari setiap perhitungan Break Event Point adalah sebagai
berikut:
a) Jika BEP Penerimaan < Penerimaan maka usaha telah melampaui titik
impas
b) Jika BEP Produksi < Produksi maka usaha telah melampaui titik impas
c) Jika BEP Harga < Harga maka usaha telah melampaui titik impas
Selanjutnya untuk mengetahui strategi pengembangan usaha, dianalisis dengan
menggunakan metode analisis SWOT. Matriks SWOT menjadi sebuah alat
untuk menyusun segala faktor strategis yang ada pada sebuah usaha dan dapat
digunakan untuk menentukan strategi pengembangan usaha pengolahan jagung
marning. Analisis SWOT dapat digunakan secara deskriptif dan secara kuantitatif.
Penggunaan secara deskriptif analisis SWOT akan menjelaskan bagaimana
pengembangan sebuah organisasi tanpa menjelaskan strategi faktor internal
maupun eksternalnya. Sedangkan secara kuantitatif analisis SWOT menjelaskan
secara terperinsi mengenai faktor internal dan eksternalnya dengan
menggunakan bobot dan bagaimana strategi pengembangan tersebut bermanfaat
bagi sebuah usaha atau organisasi (Toguria, 2013).
Matriks SWOT menjadi sebuah alat untuk menyusun segala faktor strategis yang
ada pada sebuah usaha dan dapat digunakan untuk menentukan strategi
pengembangan usaha pengolahan jagung marning. Adapun langkah-langkah yang
dilakukan adalah :
1. Menentukan tujuan penelitian atau objek penelitian
Menentukan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui seluruh faktor-faktor
internal maupun eksternal yang mempengaruhi pengusaha jagung marning
dalam pembuatan rencana pengembangan usaha pengolahan jagung
marning di Desa Sidodadi Kecamatan Biru-biru Kabupaten Deli Serdang.
2. Menentukan faktor-faktor lingkungan atau pengaruh
Faktor-faktor tersebut dapat diperoleh dari hasil pra survey di lapangan
dengan para responden yang ada di lokasi penelitian ditambah dengan
melakukan studi literatur dari berbagai jurnal, buku dan peneltian yang
terkait.
3. Menentukan faktor strategis
Proses penentuan faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi perencanaan
pengembangan usaha pengolahan jagung marning. Faktor ini disebut
sebagai faktor strategis yang dapat mempengaruhi pengembangan usaha.
Faktor strategis dibagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal.
4. Penentuan faktor S, W, O, dan T berdasarkan skor
Skor masing-masing faktor dengan skala mulai dari 4 sampai dengan 1.
Setelah diperoleh skor setiap faktor dari setiap responden, kemudian dicari
nilai rata-rata aritmatika dari seluruh responden sehingga dapat ditentukan
apakah faktor tersebut termasuk kedalam peluang dan ancaman atau
kekuatan dan kelemahan. Penilaian pada faktor internal didasarkan pada
nilai rentang yang dietrima oleh setiap faktor. Pada faktor internal, nilai
rentang 3-4 termasuk sebagai faktor kekuatan dan nilai rentang 1-2 termasuk
sebagai faktor kelemahan. Pada faktor eksternal, nilai rentang 3-4 termasuk
sebagai faktor peluang dan nilai rentang 1-2 termasuk sebagai faktor
ancaman.
5. Penentuan bobot
Pembobotan dilakukan dengan menggunakan teknik komprasi berpasangan
yaitu dengan memakai pembobotan yang dilakukan oleh Saaty (1998).
Metode ini menggunakan model Pairwise Comparison Scale yaitu dengan
membandingkan faktor yang satu dengan faktor lainnya dalam satu hirarki
berpasangan, sehingga diperoleh nilai kepentingan dari masing-masing
faktor. Nilai dari masing-masing faktor tidak lepas dari skala banding
berpasangan yang ditemukan oleh Saaty (1998) dengan menggunakan skala
nilai 1 sampai 3 sebagai berikut:
1 = Kedua faktor sama pentingnya. Dua faktor mempunyai pengaruh yang
`````sama terhadap tujuan yang akan dicapai.
2 = Satu faktor lebih penting dari pada faktor lainnya. Pengalaman dan
``````penilaian sedikit mempengaruhi faktor dibanding faktor lain.
3 = Satu faktor mutlak lebih penting daripada faktor lainnya.
````Pengalaman dan penilaian mempengaruhi satu faktor dibanding
````` faktor lainnya.
6. Matriks perbandingan seluruh faktor untuk tiap responden
Setelah diperoleh nilai kepentingan masing-masing faktor dari setiap
responden selanjutnya dibuat matriks penilaian dari setiap responden yang
akan menjadi bobot dari setiap faktor.
7. Matriks perbandingan seluruh faktor untuk seluruh responden
Setelah diperoleh matriks perbandingan penialain setiap faktor dari setiap
responden, kemudian dicari nilai rata-rata geometris perbandingan dari
seluruh responden dengan menggunakan rumus:
𝑛
𝐺 = √𝑋1. 𝑋2. 𝑋3 … 𝑋𝑛

Keterangan : n = Jumlah responden


X1 = Nilai faktor ke-i untuk responden 1
Xn = Nilai faktor ke-i untuk responden n
8. Normalisasi dan mencari nilai rata-rata bobot
9. Menentukan skor terbobot dan prioritas
10. Penentuan matriks posisi
Dari keseluruhan faktor baik faktor internal maupun eksternal, maka akan
diperoleh selsisih antara faktor internal (kekuatan-kelemahan) dan selisih
faktor strategis eksternal (peluang-ancaman). Setelah mengetahui selisih
dari faktor internal maupun eksternal maka akan dilakukan pemetaan pada
diagram cartesius.
11. Penentuan strategi menggunakan matriks SWOT
Selanjutnya disusun faktor-faktor strategis dengan menggunakan matriks
SWOT.

Tabel 1. Matriks Analisis SWOT


IFAS Kekuatan (Strenghts) Kelemahan (Weakness)
Tentukan 5-10 faktor kekuatan Tentukan 5-10 faktor kelemahan
EFAS internal internal
Peluang Strategi S-O Strategi W-O
(Opportunities) Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
Tentukan 5-10 faktor menggunakan kekuatan untuk meminimalkan kelemahan untuk
peluang eksternal memanfaatkan peluang memanfaatkan peluang
Ancaman Strategi S-T Strategi W-T
(Threats) Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
Tentukan 5-10 faktor menggunakan kekuatan untuk meminimalkan kelemahan dan
ancaman eksternal mengatasi ancaman menghindari ancaman
5. Hasil dan Pembahasan
5.1 Biaya Produksi, Penerimaan dan Pendapatan Usaha Pengolahan Jagung
`````Marning di Desa Sidodadi, Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli
`````Serdang

Faktor yang mempengaruhi keuntungan usaha marning jagung adalah penerimaan


(TR) dan biaya usaha marning jagung (TC). Penerimaan pada usaha
marning jagung merupakan nilai produksi yang diperoleh dari perkalian antara
jumlah produksi marning jagung yang dihasilkan dengan harga produksi marning
jagung yang dihasilkan, sedangkan biaya usaha marning jagung meliputi
biaya tetap (penyusutan alat dam biaya bunga modal) dan biaya variabel (biaya
bahan baku, biaya bahan penunjang, biaya tenaga kerja, biaya bahan bakar,
biaya kemasan dan lainnya.).

Tabel 2. Rata-rata Biaya Produksi, Penerimaan serta Pendapatan Untuk Satu Kali Produksi Usaha
Pengolahan Jagung Marning di Desa Sidodadi, Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang

No Uraian Jumlah (Rp)


1. Biaya Produksi
a. Biaya Bahan Baku 1.237.458
b. Biaya Bahan Bakar 61.979
c. Biaya Kemasan 40.430
d. Biaya Tenaga Kerja 206.250
e. Biaya Penyusutan Alat 10.375
f. Biaya Lain-lain (Listrik dan Transportasi) 15.851
Total Biaya Produksi 1.572.343
2. Penerimaan
a. Produksi (kg/satu kali produksi) 102
b. Harga jual (Rp) 22.833
Total Penerimaan 2.326.250
3. Pendapatan
a. Total Penerimaan 1.572.343
b. Total Biaya Produksi 2.326.250
Total Pendapatan 753.817

Sumber : Data Primer Diolah, 2021

Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa total biaya rata-rata pengolahan


jagung marning untuk satu kali produksi di Desa Sidodadi yang terdiri dari biaya
bahan baku, biaya bahan bakar, biaya kemasan, biaya tenaga kerja, biaya
penyusutan serta biaya lain-lain yaitu sebesar Rp. 1.572.433. Untuk rata-rata
penerimaan didapati sebesar Rp. 2.326.250 dengan produksi sebanyak 102 kg
jagung marning dan harga jual sebesar Rp. 22.833/kg. Adapun rata-rata total
pendapatan yang diperoleh dari usaha pengolahan jagung manring di Desa
Sidodadi, Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang untuk satu
kali produksi sebesar Rp. 753.817.

5.2 Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Jagung Marning di Desa


``````Sidodadi, Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang
Analisis R/C
Kelayakan usaha pengolahan jagung marning untuk satu kali produksi dapat
dihitung dengan R/C (Revenue Cost Ratio) atau dikenal sebagai perbandingan
antara total penerimaan dan biaya yang dikeluarkan. Adapun hasil perhitungan
sebagai berikut :
𝐑 𝐓𝐑 𝟐.𝟑𝟐𝟔.𝟐𝟓𝟎
= = = 1,46
𝐂 𝐓𝐂 𝟏.𝟓𝟕𝟐.𝟒𝟑𝟑

Dapat dilihat bahwa hasil R/C didapat sebesar 1,46 yaitu lebih besar dari 1, maka
dapat disimpulkan bahwa usaha pengolahan jagung marning untuk satu kali
produksi di Desa Sidodadi, Kecamatan Biru-biru layak untuk diusahakan.

Analisis Break Event Point (BEP)


Perhitungan titik impas dari usaha pengolahan jagung marning untuk satu kali
produksi dapat dihitung dengan menganalisis titik impas berdasarkan BEP
Penerimaan, BEP Produksi dan BEP Harga. Adapun hasil perhitungan sebagai
berikut :

Tabel 3. Analisis Titik Impas Usaha Pengolahan Jagung Marning Untuk Satu Kali Produksi di
Desa Sidodadi, Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang Berdasarkan BEP Penerimaan,
BEP Produksi dan BEP Harga
Uraian Satuan Jumlah
I. BEP Penerimaan
 Biaya Tetap (FC) Rp 232.566
 Biaya Variabel (VC) Rp 1.339.868
 Penerimaan (TR) Rp 2.326.250
 BEP Penerimaan = (FC/1-VC/TR) Rp 232.565
II. BEP Produksi
 Biaya Tetap (FC) Rp 232.565
 Biaya Variabel (VC) Rp 1.339.868
 Jumlah Produksi (Q) Kg 102
 Rata-rata Biaya Variabel (AVC) Rp 13.373
AVC = (VC/Q)
 Harga Jual (P) Rp 22.833
 BEP Produksi = (FC/P-AVC) Kg 26
III. BEP Harga
 Total Biaya (TC) Rp 1.572.433
 Jumlah Produksi (Q) Kg 102
 BEP Harga = (TC/Q) Rp 15.763
Sumber : Data Primer Diolah, 2021

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa hasil perhitungan BEP Penerimaan


lebih kecil dari total penerimaan, selanjutnya hasil dari BEP Produksi lebih
kecil dari total produksi dan untuk hasil BEP Harga lebih kecil dari harga produk.
Dapat disimpulkan bahwa usaha pengolahan jagung marning untuk satu kali
produksi di Desa Sidodadi, Kecamatan Biru-biru merupakan usaha yang
layak secara finansial dan telah melampaui titik impas.
5.3 Faktor-Faktor yang Menjadi Kekuatan, Kelemahan, Peluang, serta
Ancaman dalam Mengembangkan Usaha Pengolahan Jagung Marning
di Desa Sidodadi, Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang

Faktor Internal dan Eksternal


Faktor-faktor internal meliputi kekuatan dan kelemahan yang mempengaruhi
pengembangan usaha pengolahan jagung marning di Desa Sidodadi, Kecamatan
Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang. Faktor kekuatan dan kelemahan yang sudah
diidentifikasi dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Faktor-faktor Internal dalam Pengembangan Usaha Pengolahan Jagung Marning di Desa
Sidodadi, Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang
Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses)
1. Tenaga kerja pada usia produktif 1. Modal usaha yang terbatas
2. Pengalaman berusaha lebih dari 10 2. Hanya terdapat 1 variasi rasa
tahun 3. Teknologi produksi yang masih
3. Penghasilan per bulan tergolong tinggi sederhana
4. Harga jual jagung marning yang stabil 4. Penggunaan kemasan yang
kurang menarik
5. Pengelolaan keuangan yang
kurang baik

Faktor-faktor eksternal meliputi peluang dan ancaman yang mempengaruhi


pengembangan usaha pengolahan jagung marning di Desa Sidodadi, Kecamatan
Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang. Faktor peluang dan ancaman yang sudah
diidentifikasi dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Faktor-faktor Eksternal dalam Pengembangan Usaha Pengolahan Jagung Marning di


Desa Sidodadi, Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang
Peluang (Opportunities) Ancaman (Threats)
1. Bahan baku yang tersedia 1. Keadaan cuaca yang buruk
2. Jangkauan pemasaran yang cukup 2. Pemasaran jagung marning
luas belum secara online
3. Olahan jagung lainnya yang 3. Sulitnya mengurus merek
kurang berpengaruh dagang
4. Daya tahan jagung marning 4. Belum ada izin dari Dinas
tinggi Kesehatan
5. Permintaan pasar yang cukup
stabil

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Jagung Marning di Desa


Sidodadi, Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang

Skoring merupakan proses identifkasi antara faktor internal (kekuatan dan


kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman). Faktor internal yang
mendapat rentang skor 3-4 termasuk kedalam kekuatan dan faktor yang mendapat
rentang skor 1-2 termasuk kedalam kelemahan. Faktor eskternal yang
mendapat rentang skor 3-4 termasuk kedalam peluang serta faktor yang
mendapat rentang skor 1-2 termasuk kedalam ancaman.

Pembobotan dilakukan dengan menggunakan teknik komparasi berpasangan


dengan menggunakan nilai banding 1, 2, dan 3. Setelah diperoleh nilai dari setiap
faktor dari seluruh responden, selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mencari
nilai rata-rata perbandingan seluruh responden dengan mencari nilai rata-rata
geometris dengan memakai rumus geometris setelah itu nilai rata-rata
tersebut dinormalisasikan untuk memperoleh nilai masing-masing dari setiap
faktor strategis.

Evaluasi strategi faktor internal dan faktor eksternal dilakukan dengan membuat
tabel matriks evaluasi faktor strategis internal serta faktor eksternal. Adapun
langkah yang dilakukan dalam evaluasi faktor internal dan eksternal adalah
melakukan pembobotan, skoring, dan mencari skor yang terbobot (bobot x skor).
Besarnya bobot yang diperoleh melalui perbandingan kombinasi berpasangan.
Sedangkan besarnya skor ditentukan peneliti berdasarkan level indikator yang telah
ditetapkan, level indikator tersebut ditetapakan berdasarkan data yang diperoleh
dari hasil wawancara. Pada tahap penentuan skor, dimana skor akan menunjukkan
kekuatan dan kelemahan. Setelah itu dilakukan perhitungan hasil skor
dengan melakukan perkalian antara bobot dan skor. Perkalian bobot dan skor
faktor strategi internal dan eksternal pengembangan usaha pengolahan jagung
marning di Desa Sidodadi, Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang disajikan
pada tabel berikut :
Tabel 6. Matriks Evaluasi Faktor Strategis Internal (IFAS)
Faktor Strategi Internal
Bobot Skor Bobot x Skor
Kekuatan
Kekuatan
1. Ketersediaan Tenaga Kerja 0,13 3,92 0,50
2. Pengalaman Berusaha 0,13 3,00 0,40
3. Penghasilan Per Bulan 0,14 3,75 0,53
4. Harga Produk 0,09 3,42 0,32
Kelemahan
1. Ketersediaan Modal 0,16 2,17 0,35
2. Variasi Rasa 0,06 1,00 0,06
3. Penggunaan Teknologi Produksi 0,08 2,92 0,25
4. Kemasan 0,07 2,00 0,14
5. Pengelolaan Keuangan 0,12 1,58 0,19
Total 1,00 23,75 2,75
Sumber : Data Primer Diolah, 2021

Tabel 7. Matriks Evaluasi Faktor Strategis Eksternal (EFAS)


Faktor Strategi Eksternal
Bobot Skor Bobot x Skor
Kekuatan
Peluang
1. Ketersediaan Bahan Baku 0,13 3,17 0,40
2. Lingkup Pemasaran 0,11 3,08 0,34
3. Produk Pangan Sejenis 0,09 3,00 0,27
4. Ketahanan Produk 0,08 3,83 0,29
5. Permintaan Pasar 0,13 3,08 0,39
Ancaman
1. Keadaan Cuaca 0,18 1,00 0,18
2. Aplikasi Teknologi Pemasaran 0,07 1,50 0,10
3. Merek Dagang 0,08 2,25 0,16
4. Sertfikat PIRT 0,16 2,33 0,36
Total 1,00 24,25 2,49
Sumber : Data Primer Diolah, 2021

Selanjutnya dibuat tabel yang merupakan gabungan antara matriks faktor strategi
internal (IFAS) dan matriks faktor strategi eksternal (EFAS), sebagai berikut:

Tabel 8. Gabungan Matriks Evaluasi Faktor Strategis Internal dan Eksternal Pengembangan Usaha
Pengolahan Jagung Marning

Faktor Strategi Internal Bobot Skor Bobot x Skor

Kekuatan
1. Ketersediaan Tenaga Kerja 0,13 3,92 0,50
2. Pengalaman Berusaha 0,13 3,00 0,40
3. Penghasilan Per Bulan 0,14 3,75 0,53
4. Harga Produk 0,09 3,42 0,32
Total Skor Kekuatan 0,50 1,75
Kelemahan
1. Ketersediaan Modal 0,16 2,17 0,35
2. Variasi Rasa 0,06 1,00 0,06
3. Penggunaan Teknologi Produksi 0,08 2,92 0,25
4. Kemasan 0,07 2,00 0,14
5. Pengelolaan Keuangan 0,12 1,58 0,19
Total Skor Kelemahan 0,50 1,00

Selisih (Kekuatan-Kelemahan) 0,75

Faktor Strategi Eksternal Bobot Skor Bobot x Skor

Peluang
1. Ketersediaan Bahan Baku 0,13 3,17 0,40
2. Lingkup Pemasaran 0,11 3,08 0,34
3. Produk Pangan Sejenis 0,09 3,00 0,27
4. Ketahanan Produk 0,08 3,83 0,29
5. Permintaan Pasar 0,13 3,08 0,39
Total Skor Peluang 0,53 1,69
Ancaman
1. Keadaan Cuaca 0,18 1,00 0,18
2. Aplikasi Teknologi Pemasaran 0,07 1,50 0,10
3. Merek Dagang 0,08 2,25 0,16
4. Sertfikat PIRT 0,15 2,33 0,36
Total Skor Ancaman 0,47 0,80

Selisih (Peluang-Ancaman) 0,89


Sumber : Data Primer Diolah, 2021

Berdasarkan tabel penggabungan matriks IFAS dan EFAS diperoleh selisih faktor
internal bernilai 0,75 yang artinya kekuatan lebih besar dibanding kelemahan. Serta
selisih faktor eksternal bernilai 0,89 yang artinya peluang lebih besar dibanding
ancaman.

Analisis dilanjutkan dengan menggunakan matriks posisi yaitu sebuah matriks yang
berfungsi untuk menentukan letak strategi pengembangan yang sesuai untuk
diaplikasikan dalam pengembangan usaha pengolahan jagung marning di Desa
Sidodadi, Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang. Nilai x diperoleh dari
selisih faktor internal dan nilai y diperoleh dari selisih faktor eksternal. Berdasakan
tabel tersebut diperoleh nilai x > 0 yaitu 0,75 dan nilai y > 0 yaitu 0,89. Posisi
koordinat x dan y pada diagram cartesius disajikan pada gambar berikut.

Gambar 2. Matriks Posisi SWOT Pengembangan Usaha Pengolahan Jagung Marning di Desa
Sidodadi, Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang

Pada gambar 2 menunjukkan posisi strategi pengembangan usaha pengolahan


jagung marning di Desa Sidodadi, Kecamatan Biru-biru berada pada Kuadran I
yang artinya posisi strategi pengembangan usaha pengolahan jagung marning
berada pada posisi yang mendukung strategi agresif, dimana mengandalkan
peluang besar dan juga kekuatan yang besar, maka strategi yang dapat diterapkan
adalah dengan memaksimalkan peluang eksternal yang ada untuk meminimalkan
kelemahan internal atau sebaliknya dengan meminimalkan kelemahan internal dan
mengoptimalkan peluang eksternal.
Strategi pengembangan usaha pengolahan jagung marning di Desa Sidodadi,
Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang berada pada kuadran I, yang artinya
usaha pengolahan jagung marning merupakan usaha yang sangat menguntungkan.
Dengan memanfaatkan peluang dan kekuatan yang ada pada usaha pengolahan
jagung marning secara optimal sehingga dapat meminimalkan kendala-kendala
internal yang ada. Kendala internal yang dihadapi berupa kelemahan dari usaha
pengolahan jagung marning seperti sumber modal yang terbatas, sedikitnya variasi
produk, penggunaan teknologi produksi yang kurang optimal, kemasan yang
kurang menarik, serta pengelolaan keuangan yang kurang baik. Adapun beberapa
peluang yang dimiliki seperti lingkup pemasaran yang cukup luas, produk pangan
sejenis yang kurang berpengaruh, daya tahan produk yang tinggi, serta
kestabilannya permintaan pasar. Faktor-faktor tersebut merupakan kelemahan
internal serta peluang eksternal dominan yang dapat menentukan pembentukan atau
perencanaan strategi pengembangan usaha pengolahan jagung marning di Desa
Sidodadi, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deli Serdang.

Analisis SWOT yang dibuat berdasarkan faktor-faktor strategi, baik dari faktor
internal maupun eksternal. Berdasarkan matriks posisi analisis SWOT pada
Gambar 2, maka dapat ditentukan alternatif strategi yang disusun atas 4 (empat)
strategi utama, yaitu Strenghts - Opportunities (SO), Weakness – Opportunities
(WO), Strenghts – Threats (ST), serta Weakness - Threats (WT). Penentuan
alternatif strategi pengembangan usaha pengolahan jagung marning di Desa
Sidodadi, Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada tabel
berikut :

Tabel 9. Penentuan Alternatif Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Jagung Marning di Desa
Sidodadi, Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang
Kekuatan Kelemahan
(Strengths) (Weakness)
IFAS 1. Tenaga kerja pada usia 1. Modal usaha yang
produktif terbatas
2. Pengalaman berusaha lebih dari 2. Hanya terdapat 1
10 tahun variasi rasa
3. Penghasilan per bulan tergolong 3. Teknologi produksi
tinggi yang masih sederhana
4. Harga jual jagung marning yang 4. Penggunaan kemasan
EFAS
stabil yang kurang menarik
5. Pengelolaan keuangan
yang kurang baik

Peluang
Strategi S – O Strategi W – O
(Opportunities)
1. Bahan baku yang 1. Mengoptimalkan`produksi 1. Menciptakan dan
tersedia dengan memanfaatkan menjual rasa jagung
2. Jangkauan pemasaran ketersediaan bahan baku, marning yang baru
yang cukup luas penghasilan per bulan yang dengan memanfaatkan
3. Olahan jagung lainnya tergolong tinggi, tenaga kerja ketersediaan bahan
yang kurang yang produktif, serta baku serta
berpengaruh
pengalaman berusaha yang lama memanfaatkan
4. Daya tahan jagung
(S1, S2, S3, O1) jangkauan pemasaran
marning tinggi
5. Permintaan pasar yang 2. Mengoptimalkan`promosi yang cukup luas dan
cukup stabil pemasaran dengan kelebihan produk yaitu
memanfaatkan daya tahan daya tahan yang tinggi
jagung yang tinggi dan harga sehingga tetap dapat
jual jagung marning yang cukup dinikmati oleh
stabil agar dapat memperluas masyarakat (W2, O2,
jangkauan pemasaran ke O4)
berbagai daerah (S4, O3, O4)
Ancaman
Strategi S – T Strategi W – T
(Threats)
1. Keadaan cuaca yang 1. Pengalaman berusaha yang 1. Menjalin kerjasama
buruk sudah lama serta tenaga kerja dengan lembaga
2. Pemasaran jagung pada usia yang produktif dapat keuangan, untuk
marning belum secara meningkatkan penjualan jagung mendapatkan sumber
online marning dengan memasarkan modal yang baru,
3. Sulitnya mengurus jagung marning secara online sehingga dapat
merek dagang
dan membuat izin untuk digunakan untuk
4. Belum ada izin dari
memperoleh sertifikat PIRT (S1, membeli teknologi
Dinas Kesehatan
S2, T3, T4) yang bisa mengatasi
2. Penghasilan per bulan yang kondisi cuaca yang
tergolong tinggi dan buruk serta untuk
pengalaman berusaha yang membuat izin dari
cukup lama dapat mengatasi Dinas Kesehatan pada
kondisi cuaca yang buruk produk jagung
dengan pembelian teknologi marning sehingga
atau mesin yang dapat dapat digunakan untuk
menggantikan tenaga matahari mendorong pemasaran
(S2, S3, T1) secara online di media
3. Penghasilan per bulan yang sosial maupun situs
tergolong tinggi dapat jual beli online (W1,
mempermudah usaha untuk T2, T3, T5)
mendaftarkan merek dagang dan
memperoleh sertifikat PIRT (S3,
T4, T5)

6. Kesimpulan dan Saran


6.1 Kesimpulan
1. Usaha pengolahan jagung marning untuk satu kali produksi di Desa
Sidodadi, Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang adalah usaha
yang menguntungkan dengan rata-rata biaya produksi sebesar Rp.
1.572.433, rata-rata penerimaan sebesar Rp. 2.326.250 dan rata-rata
pendapatan sebesar Rp. 743.817.
2. Usaha pengolahan jagung marning untuk satu kali produksi di Desa
Sidodadi, Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang adalah usaha
yang layak untuk diusahakan dan telah melampaui titik impas.
3. Strategi pengembangan usaha pengolahan jagung marning di Desa
Sidodadi, Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang berdasarkan
analisis SWOT berada pada kuadran I (Strategi Agresif) dan strategi yang
digunakan adalah strategi S – O (Strengths – Opportunities) yang artinya
strategi pengembangan usaha pengolahan jagung marning di Desa
Sidodadi, Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang lebih
mengoptimalkan kekuatan dan memaksimalkan peluang.

6.2 Saran
1. Kepada para pelaku usaha pengolahan jagung marning di Desa Sidodadi,
Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang lebih mengembangkan
usaha pengolahan jagung marning ini, misalnya dengan membuat variasi
produk yang baru dan lebih memanfaatkan teknologi produksi yang ada.
2. Pelaku usaha pengolahan jagung maring juga disarankan untuk mulai
memasarkan produk secara online dengan memanfaatkan aplikasi
teknologi pemasaran agar jangkauan pasar menjadi lebih luas lagi serta
disarankan untuk mengurus sertifikat PIRT untuk produk jagung marning
agar produk bisa lebih dipercaya oleh masyarakat sebagai makanan ringan
yang aman untuk dikonsumsi.
3. Kepada pemerintah diharapkan dapat memberikan bantuan berupa alat
atau mesin peroduksi secara merata kepada setiap pelaku usaha
pengolahan jagung marning, menciptakan kebijakan yang dapat
mendukung pengembangan usaha pengolahan jagung marning,
pembinaan seperti dalam mengurus perizinan serta memberi kredit modal
usaha, penyuluhan dan pembinaan industri rumah tangga sehingga seluruh
pelaku usaha pengolahan jagung marning di Desa Sidodadi dapat lebih
diberdayakan.
4. Kepada peneliti selanjutnya agar meneliti lebih lanjut mengenai strategi
pemasaran serta teknologi untuk meningkatkan nilai jual dari jagung
marning.
DAFTAR PUSTAKA
1. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2012. Aneka Olahan Jagung.
Jakarta : IAARD Press.
2. David, Fred R. 2004. Manajemen Strategis: Konsep-Konsep. Jakarta : Indeks.
3. Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta : Penerbit Kencana
Prenada Media.
4. Portabuga, Zulkarnain. 2011. Teknologi Pembuatan Jagung
Marning.http://epetani.deptan.go.id/ berita/teknologi-pembuatan-
jagungmarning 2402. Akses tanggal 5 Februari 2014. Makassar.
5. Rangkuti, F. 1997. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta :
PT. Gramedia Pustaka Utama.
6. Saaty, T.L. 1988. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. PT. Pustaka
Binaman Pressindo. Jakarta.
7. Sukirno, Sadono. Mikroekonomi Teori Pengantar, (Edisi Ketiga: Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2013),h.208-209.
8. Sulaiman, A.A., Kariyasa, I.K.,Hoerudin, Subagyono,K.,& Bahar, F.A. 2018.
Cara Cepat Swasembada Jagung. IAARD Press: Jakarta.
9. Toguria N.R., Diana, C., dan Sinar I.K. 2013. Strategi Pengembangan
Komoditas Kopi Mandailing (Coffea Arabica). Jurnal Socianl Economic of
Agriculture and Agribusiness, 3(12):1-16.
10. Wirartha, M. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi, Yogyakarta : CV.
Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai