JURNAL
OLEH:
BASA SINURAT
170304072
AGRIBISNIS
JURNAL
OLEH:
BASA SINURAT
170304072
AGRIBISNIS
Disetujui Oleh:
Ketua Komisi Pembimbing
Disetujui Oleh:
Ketua Komisi Pembimbing
Abstract. This study aims to analyze the production costs, revenues, and bussines income
from marning corn processing business, to analyze the feasibility of the marning corn
processing business and to determine the strategy for developing the marning corn
processing business in Desa Sidodadi, Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang.
Determination of the research area is done intentionally. The research method used is
the method of observation and interviews to the research location with the help of a
questionnaire to the sample. This research was conducted in Desa Sidodadi, Kecamatan
Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang with a sample of 12 samples. The analytical method
used is the analysis of costs, revenues, income and feasibility analysis as well as the
break-even point with the R/C and Break Event Point (BEP) methods and to determine
the strategy for developing the marning corn processing business with the SWOT method.
The results showed that the marning corn processing business in the study area was a
profitable and financially feasible business and had exceeded the break-even point. The
strategy used is the S - O (Strengths - Opportunities) strategy, which means that the
strategy for developing a marning corn processing business in Desa Sidodadi,
Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang is to optimize strengths and maximize
opportunities.
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia, hampir seluruh komoditas hasil pertanian dapat diolah, salah
satunya adalah jagung. Selain sumber karbohidrat, jagung juga merupakan
sumber protein penting dalam menu masyarakat Indonesia. Jagung menjadi
makanan pokok yang dikonsumsi oleh beberapa masyarakat di Indonesia
seperti Madura dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Berdasarkan luas panen, di
Indonesia jagung menempati urutan kedua sebagai tanaman palawija yang
paling banyak dibudidayakan setelah padi.
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Jagung
Jagung mempunyai peranan penting terhadap perekonomian nasional. Komoditi
jagung berada pada urutan terbesar kedua setelah padi dalam subsektor tanaman
pangan. Tidak sebatas berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, usahatani
jagung juga berperan penting sebagai penyedia lapangan kerja. Keberadaan
usahatani jagung melalui industri pakan dan pangan yang berbahan jagung juga ikut
berkontribusi dalam menyerap tenaga kerja (Sulaiman dkk., 2018).
3. Landasan Teori
3.1 Teori Produksi
Biaya produksi adalah seluruh pengorbanan yang dikeluarkan seseorang dalam
melakukan kegiatan produksi barang maupun jasa dengan tujuan menghasilkan
sebuah output tertentu. Untuk mengetahui besar biaya yang dikeluarkan dalam
suatu usaha, maka dilakukan perhitungan untuk setiap biaya yang dikeluarkan
untuk masing-masing input produksi yang digunakan. Dengan demikian
keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan oleh produsen
dibedakan menjadi dua jenis yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap/variabel
(Sukirno, 2002).
KELEMAHAN KEKUATAN
Kuadran IV Kuadran II
Mendukung strategi Mendukung strategi
defensive ANCAMAN diversifikasi
Pada matriks tersebut terdapat empat kemungkinan alternatif strategi yang dapat
digunakan sebuah perusahaan, antara lain:
Kuadran I (Strategi S-O) : Kuadran ini menggambarkan situasi dimana usaha
berada pada kondisi yang menguntungkan. Usaha memiliki peluang serta
kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang
diterapkan pada kondisi ini adalah mendukung kebijkan pertumbuhan yang
agresif (growth oriented strategy).
Kuadran II (Strategi S-T) : Pada kuadran ini sebuah usaha berada pada kondisi
dimana terdapat berbagai ancaman yang dihadapi oleh sebuah usaha namun,
suatu usaha masih memiliki kekuatan yang berasal dari internal. Strategi yang
diterapkan adalah dengan menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
jangka panjang dengan cara stretgi diversifikasi (produk atau pasar).
Kuadran III (Strategi W-O) : Pada kuadran ini menggambarkan kondisi dimana
usaha menghadapi peluang besar tetapi sumber dayanya lemah, karena itu
dengan memanfaatkan peluang yang ada secara optimal dan fokus strategi
perusahaan pada posisi seperti ini mampu meminimalkan kendala-kendala
internal yang ada.
Kuadran IV (Strategi W-T) : Posisi ini mengimplikasikan bahwa perusahaan
berada pada situasi yang sangat sulit karena menghadapi berbagai ancaman dan
memiliki banyak kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan pada kondisi ini
adalah memperbaiki kelemahan dan menghindari ancaman (David, 2004).
4. Metode Penelitian
4.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Sidodadi, Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli
Serdang. Penentuan daerah penelitian ditentukan secara sengaja atau purposive.
4.2 Metode Penentuan Sampel
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode sensus. Metode sensus merupakan teknik penentuan sampel dimana
seluruh individu yang ada dalam populasi dicacah (diselidiki atau diwawancarai)
sebagai responden (Wirartha, 2006). Adapun populasi usaha pengolahan jagung
marning di daerah penelitian adalah sebanyak 12 orang pelaku usaha. Dengan
demikian, maka besar sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 12 pengusaha
jagung marning.
TC = TFC + TVC
Keterangan :
TC = Total biaya pada usaha pengolahan jagung marning (Rp)
TFC = Total biaya tetap pada usaha pengolahan jagung marning (Rp)
TVC = Total biaya variabel pada usaha pengolahan jagung marning (Rp)
TR = Q x P
Keterangan :
TR = Total Penerimaan usaha pengolahan jagung marning (Rp)
Q = Jumlah produksi jagung marning (kg)
P = Harga jual jagung marning (Rp)
Pd = TR – TC
Keterangan :
Pd = Pendapatan usaha pengolahan jagung marning (Rp)
TR = Total penerimaan usaha pengolahan jagung marning (Rp)
TC = Total biaya usaha pengolahan jagung marning (Rp)
Untuk menentukan kelayakan dan titik impas dari usaha pengolahan jagung
marning di Desa Sidodadi digunakan metode yaitu, R/C dan Break Event Point
(BEP). Rumus analisis kelayakan usaha dan titik impas yang digunakan ialah
sebagai berikut :
𝐅𝐂
BEP Produksi (kg) = 𝐏−𝐀𝐕𝐂
𝐓𝐂
BEP Harga (Rp) = 𝐐
Keterangan :
BEP = Titik impas pada usaha pengolahan jagung marning
FC = Biaya tetap pada usaha pengolahan jagung marning (Rp)
TR = Penerimaan usaha pengolahan jagung marning (Rp)
P = Harga jual jagung marning (Rp/kg)
AVC = Rata-rata biaya variabel pada usaha pengolahan jagung marning (Rp)
Q = Jumlah produksi jagung marning (kg)
Kriteria yang akan dicapai dari setiap perhitungan Break Event Point adalah sebagai
berikut:
a) Jika BEP Penerimaan < Penerimaan maka usaha telah melampaui titik
impas
b) Jika BEP Produksi < Produksi maka usaha telah melampaui titik impas
c) Jika BEP Harga < Harga maka usaha telah melampaui titik impas
Selanjutnya untuk mengetahui strategi pengembangan usaha, dianalisis dengan
menggunakan metode analisis SWOT. Matriks SWOT menjadi sebuah alat
untuk menyusun segala faktor strategis yang ada pada sebuah usaha dan dapat
digunakan untuk menentukan strategi pengembangan usaha pengolahan jagung
marning. Analisis SWOT dapat digunakan secara deskriptif dan secara kuantitatif.
Penggunaan secara deskriptif analisis SWOT akan menjelaskan bagaimana
pengembangan sebuah organisasi tanpa menjelaskan strategi faktor internal
maupun eksternalnya. Sedangkan secara kuantitatif analisis SWOT menjelaskan
secara terperinsi mengenai faktor internal dan eksternalnya dengan
menggunakan bobot dan bagaimana strategi pengembangan tersebut bermanfaat
bagi sebuah usaha atau organisasi (Toguria, 2013).
Matriks SWOT menjadi sebuah alat untuk menyusun segala faktor strategis yang
ada pada sebuah usaha dan dapat digunakan untuk menentukan strategi
pengembangan usaha pengolahan jagung marning. Adapun langkah-langkah yang
dilakukan adalah :
1. Menentukan tujuan penelitian atau objek penelitian
Menentukan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui seluruh faktor-faktor
internal maupun eksternal yang mempengaruhi pengusaha jagung marning
dalam pembuatan rencana pengembangan usaha pengolahan jagung
marning di Desa Sidodadi Kecamatan Biru-biru Kabupaten Deli Serdang.
2. Menentukan faktor-faktor lingkungan atau pengaruh
Faktor-faktor tersebut dapat diperoleh dari hasil pra survey di lapangan
dengan para responden yang ada di lokasi penelitian ditambah dengan
melakukan studi literatur dari berbagai jurnal, buku dan peneltian yang
terkait.
3. Menentukan faktor strategis
Proses penentuan faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi perencanaan
pengembangan usaha pengolahan jagung marning. Faktor ini disebut
sebagai faktor strategis yang dapat mempengaruhi pengembangan usaha.
Faktor strategis dibagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal.
4. Penentuan faktor S, W, O, dan T berdasarkan skor
Skor masing-masing faktor dengan skala mulai dari 4 sampai dengan 1.
Setelah diperoleh skor setiap faktor dari setiap responden, kemudian dicari
nilai rata-rata aritmatika dari seluruh responden sehingga dapat ditentukan
apakah faktor tersebut termasuk kedalam peluang dan ancaman atau
kekuatan dan kelemahan. Penilaian pada faktor internal didasarkan pada
nilai rentang yang dietrima oleh setiap faktor. Pada faktor internal, nilai
rentang 3-4 termasuk sebagai faktor kekuatan dan nilai rentang 1-2 termasuk
sebagai faktor kelemahan. Pada faktor eksternal, nilai rentang 3-4 termasuk
sebagai faktor peluang dan nilai rentang 1-2 termasuk sebagai faktor
ancaman.
5. Penentuan bobot
Pembobotan dilakukan dengan menggunakan teknik komprasi berpasangan
yaitu dengan memakai pembobotan yang dilakukan oleh Saaty (1998).
Metode ini menggunakan model Pairwise Comparison Scale yaitu dengan
membandingkan faktor yang satu dengan faktor lainnya dalam satu hirarki
berpasangan, sehingga diperoleh nilai kepentingan dari masing-masing
faktor. Nilai dari masing-masing faktor tidak lepas dari skala banding
berpasangan yang ditemukan oleh Saaty (1998) dengan menggunakan skala
nilai 1 sampai 3 sebagai berikut:
1 = Kedua faktor sama pentingnya. Dua faktor mempunyai pengaruh yang
`````sama terhadap tujuan yang akan dicapai.
2 = Satu faktor lebih penting dari pada faktor lainnya. Pengalaman dan
``````penilaian sedikit mempengaruhi faktor dibanding faktor lain.
3 = Satu faktor mutlak lebih penting daripada faktor lainnya.
````Pengalaman dan penilaian mempengaruhi satu faktor dibanding
````` faktor lainnya.
6. Matriks perbandingan seluruh faktor untuk tiap responden
Setelah diperoleh nilai kepentingan masing-masing faktor dari setiap
responden selanjutnya dibuat matriks penilaian dari setiap responden yang
akan menjadi bobot dari setiap faktor.
7. Matriks perbandingan seluruh faktor untuk seluruh responden
Setelah diperoleh matriks perbandingan penialain setiap faktor dari setiap
responden, kemudian dicari nilai rata-rata geometris perbandingan dari
seluruh responden dengan menggunakan rumus:
𝑛
𝐺 = √𝑋1. 𝑋2. 𝑋3 … 𝑋𝑛
Tabel 2. Rata-rata Biaya Produksi, Penerimaan serta Pendapatan Untuk Satu Kali Produksi Usaha
Pengolahan Jagung Marning di Desa Sidodadi, Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang
Dapat dilihat bahwa hasil R/C didapat sebesar 1,46 yaitu lebih besar dari 1, maka
dapat disimpulkan bahwa usaha pengolahan jagung marning untuk satu kali
produksi di Desa Sidodadi, Kecamatan Biru-biru layak untuk diusahakan.
Tabel 3. Analisis Titik Impas Usaha Pengolahan Jagung Marning Untuk Satu Kali Produksi di
Desa Sidodadi, Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang Berdasarkan BEP Penerimaan,
BEP Produksi dan BEP Harga
Uraian Satuan Jumlah
I. BEP Penerimaan
Biaya Tetap (FC) Rp 232.566
Biaya Variabel (VC) Rp 1.339.868
Penerimaan (TR) Rp 2.326.250
BEP Penerimaan = (FC/1-VC/TR) Rp 232.565
II. BEP Produksi
Biaya Tetap (FC) Rp 232.565
Biaya Variabel (VC) Rp 1.339.868
Jumlah Produksi (Q) Kg 102
Rata-rata Biaya Variabel (AVC) Rp 13.373
AVC = (VC/Q)
Harga Jual (P) Rp 22.833
BEP Produksi = (FC/P-AVC) Kg 26
III. BEP Harga
Total Biaya (TC) Rp 1.572.433
Jumlah Produksi (Q) Kg 102
BEP Harga = (TC/Q) Rp 15.763
Sumber : Data Primer Diolah, 2021
Evaluasi strategi faktor internal dan faktor eksternal dilakukan dengan membuat
tabel matriks evaluasi faktor strategis internal serta faktor eksternal. Adapun
langkah yang dilakukan dalam evaluasi faktor internal dan eksternal adalah
melakukan pembobotan, skoring, dan mencari skor yang terbobot (bobot x skor).
Besarnya bobot yang diperoleh melalui perbandingan kombinasi berpasangan.
Sedangkan besarnya skor ditentukan peneliti berdasarkan level indikator yang telah
ditetapkan, level indikator tersebut ditetapakan berdasarkan data yang diperoleh
dari hasil wawancara. Pada tahap penentuan skor, dimana skor akan menunjukkan
kekuatan dan kelemahan. Setelah itu dilakukan perhitungan hasil skor
dengan melakukan perkalian antara bobot dan skor. Perkalian bobot dan skor
faktor strategi internal dan eksternal pengembangan usaha pengolahan jagung
marning di Desa Sidodadi, Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang disajikan
pada tabel berikut :
Tabel 6. Matriks Evaluasi Faktor Strategis Internal (IFAS)
Faktor Strategi Internal
Bobot Skor Bobot x Skor
Kekuatan
Kekuatan
1. Ketersediaan Tenaga Kerja 0,13 3,92 0,50
2. Pengalaman Berusaha 0,13 3,00 0,40
3. Penghasilan Per Bulan 0,14 3,75 0,53
4. Harga Produk 0,09 3,42 0,32
Kelemahan
1. Ketersediaan Modal 0,16 2,17 0,35
2. Variasi Rasa 0,06 1,00 0,06
3. Penggunaan Teknologi Produksi 0,08 2,92 0,25
4. Kemasan 0,07 2,00 0,14
5. Pengelolaan Keuangan 0,12 1,58 0,19
Total 1,00 23,75 2,75
Sumber : Data Primer Diolah, 2021
Selanjutnya dibuat tabel yang merupakan gabungan antara matriks faktor strategi
internal (IFAS) dan matriks faktor strategi eksternal (EFAS), sebagai berikut:
Tabel 8. Gabungan Matriks Evaluasi Faktor Strategis Internal dan Eksternal Pengembangan Usaha
Pengolahan Jagung Marning
Kekuatan
1. Ketersediaan Tenaga Kerja 0,13 3,92 0,50
2. Pengalaman Berusaha 0,13 3,00 0,40
3. Penghasilan Per Bulan 0,14 3,75 0,53
4. Harga Produk 0,09 3,42 0,32
Total Skor Kekuatan 0,50 1,75
Kelemahan
1. Ketersediaan Modal 0,16 2,17 0,35
2. Variasi Rasa 0,06 1,00 0,06
3. Penggunaan Teknologi Produksi 0,08 2,92 0,25
4. Kemasan 0,07 2,00 0,14
5. Pengelolaan Keuangan 0,12 1,58 0,19
Total Skor Kelemahan 0,50 1,00
Peluang
1. Ketersediaan Bahan Baku 0,13 3,17 0,40
2. Lingkup Pemasaran 0,11 3,08 0,34
3. Produk Pangan Sejenis 0,09 3,00 0,27
4. Ketahanan Produk 0,08 3,83 0,29
5. Permintaan Pasar 0,13 3,08 0,39
Total Skor Peluang 0,53 1,69
Ancaman
1. Keadaan Cuaca 0,18 1,00 0,18
2. Aplikasi Teknologi Pemasaran 0,07 1,50 0,10
3. Merek Dagang 0,08 2,25 0,16
4. Sertfikat PIRT 0,15 2,33 0,36
Total Skor Ancaman 0,47 0,80
Berdasarkan tabel penggabungan matriks IFAS dan EFAS diperoleh selisih faktor
internal bernilai 0,75 yang artinya kekuatan lebih besar dibanding kelemahan. Serta
selisih faktor eksternal bernilai 0,89 yang artinya peluang lebih besar dibanding
ancaman.
Analisis dilanjutkan dengan menggunakan matriks posisi yaitu sebuah matriks yang
berfungsi untuk menentukan letak strategi pengembangan yang sesuai untuk
diaplikasikan dalam pengembangan usaha pengolahan jagung marning di Desa
Sidodadi, Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang. Nilai x diperoleh dari
selisih faktor internal dan nilai y diperoleh dari selisih faktor eksternal. Berdasakan
tabel tersebut diperoleh nilai x > 0 yaitu 0,75 dan nilai y > 0 yaitu 0,89. Posisi
koordinat x dan y pada diagram cartesius disajikan pada gambar berikut.
Gambar 2. Matriks Posisi SWOT Pengembangan Usaha Pengolahan Jagung Marning di Desa
Sidodadi, Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang
Analisis SWOT yang dibuat berdasarkan faktor-faktor strategi, baik dari faktor
internal maupun eksternal. Berdasarkan matriks posisi analisis SWOT pada
Gambar 2, maka dapat ditentukan alternatif strategi yang disusun atas 4 (empat)
strategi utama, yaitu Strenghts - Opportunities (SO), Weakness – Opportunities
(WO), Strenghts – Threats (ST), serta Weakness - Threats (WT). Penentuan
alternatif strategi pengembangan usaha pengolahan jagung marning di Desa
Sidodadi, Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 9. Penentuan Alternatif Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Jagung Marning di Desa
Sidodadi, Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang
Kekuatan Kelemahan
(Strengths) (Weakness)
IFAS 1. Tenaga kerja pada usia 1. Modal usaha yang
produktif terbatas
2. Pengalaman berusaha lebih dari 2. Hanya terdapat 1
10 tahun variasi rasa
3. Penghasilan per bulan tergolong 3. Teknologi produksi
tinggi yang masih sederhana
4. Harga jual jagung marning yang 4. Penggunaan kemasan
EFAS
stabil yang kurang menarik
5. Pengelolaan keuangan
yang kurang baik
Peluang
Strategi S – O Strategi W – O
(Opportunities)
1. Bahan baku yang 1. Mengoptimalkan`produksi 1. Menciptakan dan
tersedia dengan memanfaatkan menjual rasa jagung
2. Jangkauan pemasaran ketersediaan bahan baku, marning yang baru
yang cukup luas penghasilan per bulan yang dengan memanfaatkan
3. Olahan jagung lainnya tergolong tinggi, tenaga kerja ketersediaan bahan
yang kurang yang produktif, serta baku serta
berpengaruh
pengalaman berusaha yang lama memanfaatkan
4. Daya tahan jagung
(S1, S2, S3, O1) jangkauan pemasaran
marning tinggi
5. Permintaan pasar yang 2. Mengoptimalkan`promosi yang cukup luas dan
cukup stabil pemasaran dengan kelebihan produk yaitu
memanfaatkan daya tahan daya tahan yang tinggi
jagung yang tinggi dan harga sehingga tetap dapat
jual jagung marning yang cukup dinikmati oleh
stabil agar dapat memperluas masyarakat (W2, O2,
jangkauan pemasaran ke O4)
berbagai daerah (S4, O3, O4)
Ancaman
Strategi S – T Strategi W – T
(Threats)
1. Keadaan cuaca yang 1. Pengalaman berusaha yang 1. Menjalin kerjasama
buruk sudah lama serta tenaga kerja dengan lembaga
2. Pemasaran jagung pada usia yang produktif dapat keuangan, untuk
marning belum secara meningkatkan penjualan jagung mendapatkan sumber
online marning dengan memasarkan modal yang baru,
3. Sulitnya mengurus jagung marning secara online sehingga dapat
merek dagang
dan membuat izin untuk digunakan untuk
4. Belum ada izin dari
memperoleh sertifikat PIRT (S1, membeli teknologi
Dinas Kesehatan
S2, T3, T4) yang bisa mengatasi
2. Penghasilan per bulan yang kondisi cuaca yang
tergolong tinggi dan buruk serta untuk
pengalaman berusaha yang membuat izin dari
cukup lama dapat mengatasi Dinas Kesehatan pada
kondisi cuaca yang buruk produk jagung
dengan pembelian teknologi marning sehingga
atau mesin yang dapat dapat digunakan untuk
menggantikan tenaga matahari mendorong pemasaran
(S2, S3, T1) secara online di media
3. Penghasilan per bulan yang sosial maupun situs
tergolong tinggi dapat jual beli online (W1,
mempermudah usaha untuk T2, T3, T5)
mendaftarkan merek dagang dan
memperoleh sertifikat PIRT (S3,
T4, T5)
6.2 Saran
1. Kepada para pelaku usaha pengolahan jagung marning di Desa Sidodadi,
Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang lebih mengembangkan
usaha pengolahan jagung marning ini, misalnya dengan membuat variasi
produk yang baru dan lebih memanfaatkan teknologi produksi yang ada.
2. Pelaku usaha pengolahan jagung maring juga disarankan untuk mulai
memasarkan produk secara online dengan memanfaatkan aplikasi
teknologi pemasaran agar jangkauan pasar menjadi lebih luas lagi serta
disarankan untuk mengurus sertifikat PIRT untuk produk jagung marning
agar produk bisa lebih dipercaya oleh masyarakat sebagai makanan ringan
yang aman untuk dikonsumsi.
3. Kepada pemerintah diharapkan dapat memberikan bantuan berupa alat
atau mesin peroduksi secara merata kepada setiap pelaku usaha
pengolahan jagung marning, menciptakan kebijakan yang dapat
mendukung pengembangan usaha pengolahan jagung marning,
pembinaan seperti dalam mengurus perizinan serta memberi kredit modal
usaha, penyuluhan dan pembinaan industri rumah tangga sehingga seluruh
pelaku usaha pengolahan jagung marning di Desa Sidodadi dapat lebih
diberdayakan.
4. Kepada peneliti selanjutnya agar meneliti lebih lanjut mengenai strategi
pemasaran serta teknologi untuk meningkatkan nilai jual dari jagung
marning.
DAFTAR PUSTAKA
1. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2012. Aneka Olahan Jagung.
Jakarta : IAARD Press.
2. David, Fred R. 2004. Manajemen Strategis: Konsep-Konsep. Jakarta : Indeks.
3. Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta : Penerbit Kencana
Prenada Media.
4. Portabuga, Zulkarnain. 2011. Teknologi Pembuatan Jagung
Marning.http://epetani.deptan.go.id/ berita/teknologi-pembuatan-
jagungmarning 2402. Akses tanggal 5 Februari 2014. Makassar.
5. Rangkuti, F. 1997. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta :
PT. Gramedia Pustaka Utama.
6. Saaty, T.L. 1988. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. PT. Pustaka
Binaman Pressindo. Jakarta.
7. Sukirno, Sadono. Mikroekonomi Teori Pengantar, (Edisi Ketiga: Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2013),h.208-209.
8. Sulaiman, A.A., Kariyasa, I.K.,Hoerudin, Subagyono,K.,& Bahar, F.A. 2018.
Cara Cepat Swasembada Jagung. IAARD Press: Jakarta.
9. Toguria N.R., Diana, C., dan Sinar I.K. 2013. Strategi Pengembangan
Komoditas Kopi Mandailing (Coffea Arabica). Jurnal Socianl Economic of
Agriculture and Agribusiness, 3(12):1-16.
10. Wirartha, M. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi, Yogyakarta : CV.
Andi Offset.