2
ISSN 2085-8418 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalmpi
The Feasibility and Business Development Strategies of Cimanuk Rice through Quality Improvement by
PD Jaya Saputra, Sub District Cimanuk, Pandeglang District, Banten Province
1 2 3
Nasir* , Mochamad Hasjim Bintoro dan Wilson Halomoan Limbong
1
Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang
Jl. Mayor Widagdo No. 10 Pandeglang
2
Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Jl. Meranti, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680
3
Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor
Jl. Kamper, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680
ABSTRAK
PD Jaya Saputra sebagai Usaha Kecil Menengah (UKM), yang menghasilkan beras Cimanuk, ingin
produknya menjadi ikon kebanggaan Pandeglang. Beras Cimanuk memiliki mutu baik, sehingga dapat
menembus bukan hanya nasional, tetapi juga pasar internasional (ekspor). Tujuan dari kajian (1)
Mengidentifikasi dan mengevaluasi kondisi UKM PD Jaya Saputra, (2) Menganalisis kelayakan
pengembangan usaha melalui peningkatan mutu, dan (3) Menyusun alternatif strategi yang tepat untuk
pengembangan usahanya melalui peningkatan mutu. Data yang diperlukan untuk penelitian ini berasal
dari data primer dan sekunder. Analisis data dilakukan melalui metode deskriptif, yaitu Strengths,
Weaknesses, Opportunities and Threats (SWOT) dan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM),
serta analisis kelayakan melalui kriteria penilaian Payback Period (PBP), Net Benefit/Cost (Net B/C),
Break Even Point (BEP), Net Present Value (NPV), dan Internal Rate of Return (IRR). Internal Factor
Evaluation (IFE) matriks menghasilkan skor 2,688, External Factor Evaluation (EFE) matriks 2,758, dan
Internal-External (IE) matriks, yang semuanya berada pada kuadran V, yaitu pertumbuhan/stabilisasi,
yang berarti perusahaan harus melakukan strategi penetrasi pasar dan pengembangan. Strategi yang
direkomendasikan menerapkan teknologi produksi padi untuk mendapatkan mutu, meningkatkan dan
menjaga mutu sesuai dengan nilai beras dan peraturan mutu untuk mempertahankan loyalitas
konsumen, meningkatkan mutu sumber daya manusia (SDM) di bagian produksi dan pemasaran melalui
distribusi resmi. Hasil analisis kelayakan menunjukkan kriteria BEP 84,866, 32 PBP bulan, Net B/C
1,044, NPV positif 765,395, dan IRR 17%. Peningkatan mutu dapat dilakukan melalui peningkatan
manajemen SDM, budi daya, panen dan pasca panen, termasuk perbaikan mesin dan kemasan yang
tepat.
ABSTRACT
PD Jaya Saputra as a Small Medium Enterprise (SME), which produces Cimanuk rice, wants its
product to become Pandeglang’s pride icon. Cimanuk rice has a good quality, so it can penetrate not
only the national but also the international market (export). The objective of this study are (1) Identify and
evaluate the condition of SMEs PD Jaya Saputra, (2) Analyze the feasibility of business development
through quality improvement, and (3) Prepare alternative strategies appropriate for their business
development through quality improvement. The data needed for this study originated from the primary
and secondary data. The data analysis was performed through a descriptive methods, namely SWOT,
QSPM, and feasibility analysis through assessment criteria the PBP, Net B/C, BEP, NPV, and IRR. IFE
matrix resulted in a score of 2.688, EFE matrix of 2.758, and the IE matrix, all of which are in quadrant
V, namely growth/stabilization quadrant, which means that the firm must conduct strategies for market
penetration and development. The recommended strategies are applying rice production technology to
obtain quality, improving and maintaining quality in accordance to the rice grades and quality regulation to
maintain consumer’s loyalty, improving quality of human resources in production and marketing section
through informal channels. The results of the eligibility criteria analysis showed the BEP 84.866, PBP 32
months, Net B/C 1.044, a positive NPV 765.395, and IRR 17%. The quality improvement can be done
through improvement of management and human resources, cultivation, harvesting and post-harvesting,
including machine repair and proper packaging.
*) Korespondensi:
Jl. Mayor Widagdo No. 10 Pandeglang; e-mail: nasirp2u@yahoo.com
103 Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha Beras Cimanuk
Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha Beras Cimanuk
103
PENDAHULUAN diperlukan beberapa analisis yang tepat untuk
mengetahui kelayakan usaha dalam pengem-
Beras adalah salah satu komoditas penting bangan usaha Beras Cimanuk, sehingga di-
yang menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat peroleh produk Beras Cimanuk bermutu sehingga
Indonesia. Komoditas beras menjadi penting, menjadi unggulan daerah.
karena kalau terjadi kekurangan akan berdampak Tujuan dari kajian adalah (1) Mengidentifi-
pada terjadinya gangguan stabilitas politik, kasi dan mengevaluasi kondisi UKM PD Jaya
ekonomi, sosial dan keamanan. Pada tahun 2008 Saputra sebagai pelaku usaha beras Cimanuk,
tercatat produksi padi nasional 60,28 juta ton baik faktor internal maupun eksternal perusahaan,
GKG (Gabah Kering Giling), atau setara dengan serta mutu beras yang dihasilkan saat ini, (2)
34,08 juta ton beras atau meningkat 5,4% dari Menganalisis kelayakan pengembangan usaha
tahun sebelumnya (BPS, 2009). Produksi padi beras Cimanuk melalui peningkatan mutu dan (3)
sebesar tersebut dapat mencukupi kebutuhan Menyusun alternatif strategi yang tepat untuk
nasional, sehingga dikatakan swasembada. pengembangan usahanya melalui peningkatan
Konsumsi beras nasional 31,70 juta ton, mutu beras Cimanuk.
sementara ketersediaan beras mencapai 34,08
juta ton, sehingga terdapat surplus beras 2,38 juta
ton (BPS, 2009). METODOLOGI
Kabupaten Pandeglang sebagai salah satu
sentra padi ikut andil dalam mempertahankan dan Lokasi kajian dilaksanakan di UKM PD Jaya
meningkatkan produksi beras nasional. Luas Saputra, yang beralamat di Kampung Girimerta
Panen Padi Kabupaten Pandeglang pada Tahun Desa Dalambalar Kecamatan Cimanuk Kabupa-
2008 seluas 129.307 ha dengan produksi 655.778 ten Pandeglang. Pemilihan lokasi dilakukan
ton dan produksi rata-rata mencapai 5,07 ton/ha. secara purposive, yaitu didasarkan pada pertim-
Data statistik menunjukkan bahwa Pandeglang bangan: (1) Lokasi tersebut merupakan Daerah
sebagai salah satu kabupaten berkontribusi kawasan sentra Beras Cimanuk, (2) Di daerah
terbesar (43%) terhadap produksi beras untuk tersebut Beras Cimanuk merupakan pelopor dan
Provinsi Banten (BPS Kabupaten Pandeglang, hinterland yang membentuk cluster, serta merupa-
2009). kan kelompok/UKM berprestasi yang dianggap
Beras Cimanuk adalah beras unggulan di mewakili dalam pengembangan usaha pertanian
Pandeglang, sangat terkenal di Provinsi Banten berbasis industri terpadu, (3) PD Jaya Saputra
dan hanya di produksi di Kabupaten Pandeglang. merupakan salah satu unit Usaha UKM Bidang
Beras Cimanuk merupakan beras khusus di pro- pengolahan hasil yang merupakan binaan Dinas
duksi di Wilayah Pandeglang Utara dan wilayah Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Pandeg-
pendukungnya, meliputi Wilayah Kecamatan lang.
Cadasari, Pandeglang, Keroncong, Banjar, Maja- Data yang diperoleh, baik data primer
sari, Kaduhejo, Cimanuk, Mandalawangi, Pulosari, maupun data sekunder diolah agar dapat dibaca
Cipeucang, Cisata, Menes, Cikedal, Jiput, Saketi, dan dianalisis lebih lanjut, sehingga dapat
dan Mekarjaya. diinterpretasikan. Pengolahan data dilakukan
Perusahaan Dagang (PD) Jaya Saputra secara manual dengan bantuan program MS
merupakan salah satu Usaha Kecil Menengah Office Excell. Data yang telah diolah, kemudian
(UKM) Bidang Pengolahan Hasil Tanaman dianalisis dengan analisis kelayakan, analisis IE,
Pangan, khususnya beras didirikan pada tahun SWOT dan QSPM.
1993 dan mulai beroperasi pada tahun 1994. PD Secara umum, manajemen strategi diawali
Jaya Saputra berlokasi di Kampung Girimerta, dari tahap perumusan strategi, tahap implemen-
Desa Dalambalar, Kecamatan Cimanuk, Kabupa- tasi dan selanjutnya tahap evaluasi strategi
ten Pandeglang, Provinsi Banten. UKM Peng- (David, 2006). Tahap perumusan strategi meliputi
gilingan padi PD Jaya Saputra sangat layak diteliti pernyataan misi, penetapan tujuan, identifikasi
lebih mendalam, mengingat UKM tersebut peluang dan ancaman, serta kekuatan dan
merupakan pelopor dalam memproduksi Beras kelemahan. Analisis internal meliputi pemasaran
Cimanuk sebagai salah satu produk unggulan dan distribusi, manajemen, produksi, operasi,
Kabupaten Pandeglang. permodalan dan keuangan, serta pengembangan
Berdasarkan kondisi di atas, timbul per- SDM. Analisis eksternal meliputi lingkungan
tanyaan bagaimana upaya-upaya yang harus industri dan makro.
dilakukan oleh PD Jaya Saputra sebagai UKM Metode Analisis data yang digunakan untuk
yang memproduksi Beras Cimanuk, menjadikan menganalisis dan menginterpretasikan data
produk tersebut sebagai ikon kebanggaan adalah (a) Analisis kualitatif dan kuantitatif,
Pandeglang. Diharapkan beras tersebut memiliki meliputi tahap transfer data, editing data,
mutu yang baik, sehingga dapat tembus ke pasar pengolahan data dan interpretasi data secara
nasional, bahkan pasar internasional (ekspor). deskriptif. Analisis kualitatif digunakan untuk
Oleh sebab itu diperlukan strategi dan langkah- mengetahui aspek-aspek kelayakan usaha, aspek
langkah pengembangan usaha terutama melalui teknis meliputi teknologi, kuantitas dan mutu,
peningkatan mutu Beras Cimanuk. Selain itu serta faktor non-ekonomis, kemudian aspek pasar
NASIR
Vol. 7 No.
ET 2AL Manajemen IKM
meliputi pemasaran dan daya serap pasar 4P lang berdiri pada tahun 1993. Diawali keinginan
(Marketing Mix) seperti price, product, place dan pengembangan potensi pertanian yang ada
promotion, serta aspek manajemen lainnya disekitar Desa Dalembalar, khususnya dalam
meliputi bentuk usaha, wewenang dan tanggung- menciptakan produk beras dengan mutu baik. Hal
jawab, spesifikasi tenaga kerja dan kebutuhan tersebut dilatar belakangi oleh keistimewaan rasa
biaya, gaji dan upah tenaga kerja, serta aspek yang dihasilkan dari beras yang berasal dari
sosial berhubungan dengan dampak sosial dan Wilayah Kecamatan Cimanuk dan sekitarnya.
lingkungan dalam pengembangan usaha Beras Dalam perkembangannya, PD Jaya Saputra telah
Cimanuk di UKM PD Jaya Saputra; (b) Aspek membina empat Kelompok Tani yang mempunyai
analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui lahan garapan sawah sekitar 101 Ha.
aspek kelayakan pengembangan usaha Beras Itang Sulaiman adalah penggagas lahirnya
Cimanuk. usaha penggilingan, atau PD Jaya Saputra yang
Kelayakan menurut aspek-aspek kelayakan didirikan atas inisiatif sendiri untuk menghimpun
usaha, meliputi (a) aspek teknis, (b) aspek kekuatan pangan dalam rangka memanfaatkan
manajemen operasi, (c) aspek pemasaran, (d) potensi pertanian yang ada di wilayah Kecamatan
aspek sosial dan (e) aspek finansial. Cimanuk. Unit usaha PD Jaya Saputra mulai
beroperasi pada tahun 1994, namun izin usaha
HASIL DAN PEMBAHASAN penggilingan padi/RMU atas nama PD Jaya
Saputra baru keluar pada tahun 2004 dengan
Kabupaten Pandeglang merupakan salah nomor 503/384-INDAGPAS/PK/2004.
satu daerah di Indonesia yang menempatkan PD Jaya Saputra merupakan unit usaha
sektor pertanian sebagai sektor penting dalam yang fokus terhadap budi daya padi, penanganan
pembangunan daerahnya, sebagaimana visi yang pasca panen, pengolahan dan pembelian gabah.
telah dicanangkan, yaitu menjadikan Pandeglang Kelompok Tani yang dibina oleh PD Jaya Saputra
sebagai daerah agribisnis dan wisata unggul. telah menghasilkan gabah dengan jumlah yang
Letak strategik Kabupaten Pandeglang nyata. Produksi gabah yang dihasilkan oleh
o o
yakni terletak antara 104 48’ - 106 11’ Bujur Timur Kelompok Tani binaan PD Jaya Saputra
o o mencapai 5-6 ton/Ha, selain itu PD Jaya Saputra
dan 6 21’-7 10’ Lintang Selatan dengan luas
2 pada saat ini mempunyai daya beli gabah yang
daerah 2.747 km atau 274.689,91 Ha. Ketinggian cukup besar, yaitu 850-1.000 ton/tahun.
Wilayah terletak antara 0-1.500 m di atas
Kapasitas produksi beras pertama kali
permukaan laut (dpl), merupakan tantangan yang
beroperasi hanya 3.000 kg dengan fokus pasar
harus dijadikan peluang untuk pembangunan
subsektor Pertanian di Kabupaten Pandeglang, saat itu hanya pasar tradisional. Pasar Beras
termasuk sub sektor tanaman pangan dari hulu Cimanuk dalam perkembangnnya, telah meram-
sampai hilir. bah pasar luar Kabupaten dalam lingkup Provinsi
Kecamatan Cimanuk yang pada saat seka- dan luar Provinsi Banten. Merek dagang dari
rang telah dimekarkan menjadi dua Kecamatan, Beras Cimanuk tersebut yang dipakai adalah
yaitu Kecamatan Cimanuk dan Kecamatan Cipeu- Badak Cula Satu. Saat itu jumlah karyawan yang
cang, kedua Kecamatan tersebut terletak pada bekerja pada PD Jaya Saputra berjumlah
jalur Pandeglang-Labuan. Kegiatan perekono- sembilan orang yang terbagi pada bagian unit
miannya masih bertumpu pada tanaman pangan, produksi enam orang dan bagian administrasi
terutama padi. Karakteristik wilayah Kecamatan satu orang. Rataan tingkat pendidikan karyawan
Cimanuk dengan luas wilayah 4.084 Ha, terdiri PD Jaya Saputra adalah berpendidikan Sekolah
atas luas sawah 1.072 Ha dan lahan kering Dasar (SD).
mencapai 2.976 Ha dengan suhu rataan 26 C.
o Beras Super Cimanuk diproduksi oleh PD
Potensi bidang pertanian Kecamatan Cima- Jaya Saputra yang beralamat di Desa Dalembalar
nuk adalah komoditas unggulan Beras Cimanuk Kecamatan Cimanuk Kabupaten Pandeglang.
yang sudah terkenal di wilayah Pandeglang. Beras Super Cimanuk terkenal dengan sebutan
Kecamatan Cimanuk merupakan sentra padi “DASLEM” (Bodas dan Pelem). Beras super
sawah Cimanuk yang hasil produksinya (gabah) tersebut berasal dari bahan baku pilihan yang
merupakan bahan baku dari Beras Cimanuk yang dikenal dengan nama gabah “Sinengsih” (Koneng
terkenal, karena didukung oleh pengairan intensif dan Bersih). Beras Cimanuk dikemas dengan
yang bersumber dari pegunungan. Selain itu, ukuran 5 kg, 25 kg dan 50 kg dengan lambang
jumlah gabah isi dan jumlah gabah hampa sangat kemasan “Badak Cula Satu”.
ditentukan oleh banyak dan sedikitnya hasil Saat ini kapasitas produksi beras yang
fotosintesis yang ditranslokasikan ke daerah dihasilkan oleh PD Jaya Saputra 5-10 ton/hari
pengisian biji (Susilawati et al, 2010). Sementara atau rataan 100 ton/bulan dengan bahan baku
padi ideal menurut Zhengjin et al (2005), yaitu yang berasal dari petani dari wilayah Kecamatan
menghasilkan jumlah gabah isi per malai lebih Cimanuk dan sekitarnya. Permintaan beras Super
dari 160 butir. Cimanuk setiap tahunnya terus meningkat,
PD Jaya Saputra terletak di Desa Dalam- dibuktikan dengan terbukanya pasar baru yang
balar Kecamatan Cimanuk Kabupaten Pandeg- berminat terhadap beras Super Cimanuk ini.
Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha pecah harus dipisahkan 80% : 20%. Beras yang
Aspek Teknis dihasilkan, misalnya 1.000 kg, kemudian
1. Fasilitas Produksi dan Peralatan dipisahkan berdasarkan mutu sesuai kelas mutu
Suatu usaha yang dilaksanakan tentu beras, di mana 800 kg merupakan beras kepala
membutuhkan berbagai fasilitas dan peralatan dan 200 kg berupa beras super yang biasanya
sehingga usaha dapat dilaksanakan. Aspek teknis dihasilkan oleh PD Jaya Saputra, serta dikemas
produksi PD Jaya Saputra dalam membangun dengan ukuran karung 25, 10 dan 5 kg sesuai
usahanya mempunyai fasilitas dan peralatan pesanan pelanggan.
memadai. Fasilitas tersebut berupa tanah, 5. Kapasitas produksi
bangunan Rice Milling Unit (RMU), bangunan Saat ini kapasitas produksi dari beras yang
gudang, bangunan kios saprodi, Mesin RMU. diproduksi oleh PD Jaya Saputra mencapai 5-10
Peralatan lainnya yang tersedia adalah dryer, ton per hari, atau rataan 100 ton per bulan.
timbangan, mesin jahit dan ayakan. Kondisi produksi sebenarnya bisa melebihi rataan
2. Bahan Baku Gabah produksi bulanan, namun karena keterbatasan
Gabah merupakan bahan baku produksi modal, maka kapasitas produksi maksimal 100 ton
utama yang dibutuhkan dalam sebuah usaha per bulan dengan hari kerja rataan maksimal 20
produksi beras. PD Jaya Saputra dalam menjalan- hari per bulan. Terlebih bila dilakukan kemitraan,
kan usahanya membutuhkan gabah bermutu maka produktivitas petani akan semakin tinggi,
dengan kapasitas 10 ton per hari. Gabah-gabah yaitu sesuai hasil kajian yang menunjukkan
tersebut didapatkan dari para petani yang ada bahwa produktivitas rataan petani mitra lebih
dilingkup kerja Unit Pelaksana Teknis (UPTD) tinggi (15,87%) dibandingkan petani non mitra
Dinas Pertanian Cipeucang dan sekitarnya, atau (Indrayani, 2009).
sering disebut wilayah Pandeglang Utara meliputi 6. Produk dan Mutu
Kecamatan Saketi, Cisata, Cipeucang, Cimanuk, Produk beras yang dihasilkan oleh PD Jaya
Kaduhejo, Banjar, Majasari, Pandeglang, Saputra saat ini hanya dua kelas mutu, yaitu
Mandalawangi, Pulosari dan memungkinkan juga Beras Cimanuk kepala (beras mutu 1) dan Beras
dari luar wilayah tersebut. Gabah dari wilayah Cimanuk super (mutu 2). Beras mutu 1 merupa-
Pandeglang Utara mempunyai karakteristik yang kan beras andalan Cimanuk dengan tingkat
berbeda dengan gabah dari daerah lainnya, kepatahan 2-5% dan beras super mutu 2 tingkat
karena sumber air yang baik dari pergunungan kepatahan di atas 5%-10%. Produk lainnya
dan panen serentak. sebagai produk samping seperti menir dan dedak.
3. Tenaga Kerja Aspek Manajemen Operasional
Jumlah karyawan PD Jaya Saputra 10 Orang. PD Jaya Saputra dalam menjalankan usaha-
Dalam menjalankan usaha produksi Beras nya sangat tergantung pada tenaga kerja yang
Cimanuk, PD Jaya Saputra yang dipimpin oleh bekerja baik, yaitu pimpinan sebagai ujung
seorang Direktur/Pimpinan Perusahaan (Bapak tombak organisasi, maupun tenaga terja lainnya
Itang Sulaeman), Sekretaris merangkap Benda- sebagai pendukung, atau perangkat organisasi
hara/Keuangan Ibu Icih, Bagian Produksi terdiri usaha PD Jaya Saputra.
dari 7 orang yaitu Soid, Iyan, Faat, Supriyadi, Uki, Bagian administrasi bertugas meliputi
Usman dan Anwar. Bagian Pemasaran dipegang pendataan kebutuhan bahan baku, administrasi
oleh Bapak M. Bisri. pembukuan jumlah bahan baku gabah, jumlah
4. Proses Produksi beras, dan pembuatan nota distribusi, agar bagian
Proses produksi beras dimulai dari pemasaran dapat langsung mengirimkan beras ke
tersedianya gabah. Gabah yang baik sangat pelanggan sesuai jumlah dan tanggal pengiriman.
tergantung pada keadaan panen. Saat yang tepat Bagian produksi melaksanakan tugas sesuai
untuk dilakukan pemanenan pada saat malainya bagian-bagiannya, ada yang bertugas menyiap-
90-95% berwarna kuning. Gabah dari petani yang kan bahan baku agar sesuai dengan ketentuan
baru panen perlu dikeringkan, karena biasanya penggilingan seperti mengukur KA, menimbang
kondisi kadar airnya masih terlalu tinggi (22-25%), dan mencatat jumlah gabah yang akan digiling.
sehingga membutuhkan perlakukan untuk Oleh karena itu, bagian penjemuran gabah
menurunkan kadar air sampai maksimal 14%, bertugas meyiapkan gabah sesuai ketentuan
kecuali padi hibrida harus 15%, sehingga tidak GKG.
banyak patah ketika digiling. Gabah hasil Bagian pemasaran bertugas mendistribusi-
pengeringan kemudian disimpan selama 1-2 hari, kan beras ke konsumen sesuai petunjuk dari
minimal 24 jam, agar ketika digiling menghasilkan bagian administrasi, baik tujuan maupun jumlah
beras yang bermutu dan tidak banyak patah dan yang dikirimkan, sehingga beras aman sampai ke
retak. Gabah yang telah siap digiling kemudian tujuan pengiriman, tepat jumlah dan waktu.
dimasukkan ke mesin pecah kulit. Beras pecah Bagian keuangan mencatat semua transaksi
kulit kemudian dipoles ke mesin penyosohan yang yang terjadi, baik harian, mingguan, bulanan,
telah diatur, sehingga tidak terlalu rapat dan harus maupun triwulan, bahkan tahunan, sehingga arus
diulangi. Untuk mendapatkan mutu baik, beras pengeluaran dan pendapatan, serta arus kas yang
benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Oleh 000 dengan umur ekonomis 15 tahun. Hasil
karena itu, tugas dan tanggungjawab terlihat jelas perhitungan tersebut menunjukkan perbandingan
sesuai jenjang dan bertangungjawab kepada keuntungan dengan biaya lebih besar, atau sama
pimpinan PD Jaya Saputra. dengan 1, maka usaha PD Jaya Saputra layak
dan dapat dijalankan, karena tidak akan merugi.
Aspek Pemasaran
Aspek pemasaran beras yang terjadi di PD 2. Net B/C
Jaya Saputra meliputi kondisi permintaan, Net B/C merupakan perbandingan jumlah nilai
penawaran, persaingan harga dan proyeksi bersih sekarang positif dengan jumlah nilai bersih
permintaan Beras Cimanuk ke depan. Ada Enam sekarang negatif. Angka ini menunjukkan tingkat
komponen utama yang paling mempengaruhi besarnya tambahan manfaat pada setiap tambah-
proses keputusan pembelian beras (organik), an biaya sebesar satu satuan. Jika diperoleh nilai
yaitu mutu, promosi, harga, pengaruh teman, rasa Net B/C > 1, maka proyek layak dilaksanakan
dan pengaruh keluarga (Rusma, 2011). (Gittinger, 1996). Berdasarkan hasil perhitungan
Permintaan beras saat ini cukup tinggi menunjukkan bahwa nilai B/C Ratio 1,044 artinya
mengingat keran impor juga sedikit dihambat. bahwa perusahaan mempunyai B/C Ratio lebih
Beras PD Jaya Saputra merupakan beras andalan dari 1. Angka ini menunjukkan indikasi bahwa PD
Kabupaten Pandeglang yang cukup nyata Jaya Saputra dalam menjalankan usahanya
permintaannya, namun sampai saat ini hanya menguntungkan.
Nilai B/C Ratio ini terlihat memang agak kecil
mampu menawarkan dan melayani kebutuhan
dan bisa saja sensitivitasnya tinggi, yaitu sedikit
beberapa pasar, baik pasar Rangkasbitung,
saja ada pengaruh salah satu faktor produksi,
Cilegon, Serang dan pasar luar daerah. Selain itu
misalnya perubahan harga bahan baku atau
melayani kebutuhan pasar luar, yaitu Serang dan
lainnya, maka akan mempengaruhi usaha PD
Tangerang untuk kebutuhan beras Perum Kara-
Jaya Saputra. Kecilnya nilai B/C Ratio tersebut
waci, Komplek Perumahan Citra Gading, Pasar
karena memang karakteristik usaha pertanian
Beras Cileduk dan ke Jakarta. Kebutuhan Beras
yang penuh risiko, namun nilai B/C Ratio ini masih
masyarakat Pandeglang meliputi kebutuhan beras
dapat ditingkatkan dengan jalan efisiensi,
untuk Dinas Kependudukan Pandeglang, Kopera-
misalnya tenaga kerja, harga bahan bakar dengan
si Dewi Sri Pemda Kabupaten Pandeglang, dan
membeli langsung di Stasiun Pengisian Bahan
Pemda Banten.
Bakar Umum (SPBU) dan tidak membeli eceran,
Aspek Sosial perbaikan nilai rendemen dan memperbaiki mutu
gabah serta produksi harus menerapkan prinsip
Kegiatan usaha yang dilakukan oleh PD Jaya
economic of scale sehingga optimalisasi dan
Saputra adalah meningkatkan aktivitas para
efisiensi tercapai.
petani, atau masyarakat tani yang ada di wilayah
Pandeglang Utara Dengan terjaminnya suatu 3. Break Even Point
aktivitas tani dapat dilaksanakan dengan baik oleh Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan
para petani, maka seluruh sarana produksi di- bahwa nilai BEP ada pada posisi produksi 84.866
jamin terpenuhi sesuai kebutuhan petani, dengan ton atau BEP unit 31%. Nilai ini menunjukkan bah-
ketentuan petani tersebut merupakan anggota wa PD Jaya Saputra tidak mengalami kerugian,
dari Kelompok atau Gapoktan di Wilayah kerja PD atau dapat menjalankan usahanya dengan baik.
Jaya Saputra. Dengan demikian jelas bahwa
4. Net Present Value
keberadaan PD Jaya Saputra membawa dampak
Nilai NPV menunjukkan keuntungan yang
positif terhadap lingkungan sosial dari masyarakat
akan diperoleh selama umur investasi, merupakan
yang ada.
jumlah nilai penerimaan arus tunai pada waktu
sekarang dikurangi dengan biaya yang dikeluar-
Aspek Finansial
kan selama waktu tertentu. Kriteria NPV > 0,
Analisis aspek finansial perlu dilakukan untuk
maka proyek menguntungkan dan layak dilak-
mengetahui berapa besar kelayakan usaha peng-
sanakan. NPV = 0, maka proyek tidak untung dan
gilingan padi PD Jaya Saputra mampu menjalan-
juga tidak rugi, dan NPV < 0, maka proyek rugi
kan usahanya untuk memberikan keuntungan
dan lebih baik untuk tidak dilaksanakan (Gittinger,
maksimal. Penghitungan kelayakan tersebut
1996). Berdasarkan hasil perhitungan yang
harus menggunakan beberapa asumsi, agar
diperoleh menunjukkan bahwa nilai NPV usaha
perhitungan cashflow dapat dilakukan dengan
PD Jaya Saputra dengan menggunakan DF 8%,
benar. nilai NPV(+) sebesar Rp948.655.000 dan DF 25%,
1. Payback Period
nilai NPV(-) Rp765.395.000. Melihat nilai NPV
PBP merupakan waktu yang diperlukan untuk
mengembalikan investasi awal. Perhitungan PBP positif menunjukkan bahwa unit Usaha PD Jaya
Saputra layak dijalankan.
ini dilengkapi dengan rasio keuntungan dan biaya
dengan nilai sekarang (Gittinger, 1996). Berda- 5. Internal Rate of Return
sarkan hasil analisis perhitungan, PBP usaha Nilai IRR menunjukkan persentase keuntung-
penggilingan padi PD Jaya Saputra selama 2,6 an yang diperolah atau investasi bersih dari suatu
Tahun atau 32 Bulan. Total investasi Rp718.900. usaha, atau tingkat diskonto yang dapat membuat
arus penerimaan bersih sekarang dari investasi Analisis Matriks SWOT
(NPV) sama dengan nol. Jika nilai IRR lebih besar Berdasarkan hasil analisis matriks IFE dan
dari tingkat diskonto, maka proyek layak untuk EFE, maka disusun analisis SWOT untuk
dilaksanakan (Gittinger, 1996). Berdasarkan hasil mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis
perhitungan menunjukkan bahwa NVP 1; DF 8% untuk merumuskan strategi perusahaan PD Jaya
dan NPV2; DF 25% diperoleh IRR 17%. Nilai Saputra. Hasil formulasi strategi adalah Strategi
tersebut menunjukkan bahwa IRR yang diperoleh Kekuatan-Peluang (S-O), Kekuatan-Ancaman (S-
lebih besar dari suku bunga yang berlaku saat T), Strategi Kelemahan-Peluang (W-O) dan
penelitian (14%) dan usaha PD Jaya Saputra Strategi Kelemahan-Ancaman (W-T), seperti
layak dijalankan. Pemupukan modal sendiri harus diuraikan dalam Gambar 1.
dioptimalkan dan usaha mencari modal luar harus
dilakukan, seiring dengan efisiensi dan optimasi Pemilihan Alternatif Strategik
produksi, sehingga perusahaan tidak dalam Penentuan urutan alternatif strategi sebagai
keadaan merugi (hutang tidak tertutupi). strategi prioritas dilakukan dengan menggunakan
rumusan strategi dari hasil analisis SWOT. Faktor
Strategi Pengembangan Usaha strategik internal dan eksternal diformulasikan
Analisis Matriks IE dengan menentukan tingkat pengaruh setiap
Tujuan penyusunan matriks IE adalah untuk strategi yang ada dari hasil SWOT kemudian
mengetahui posisi mana usaha PD Jaya Saputra dikalikan dengan bobot masing-masing faktor
sebaiknya diposisikan, agar strategi yang (Rangkuti, 2005).
diterapkan mampu mengembangkan usahanya Berdasarkan hasil perhitungan matriks QSP,
dengan baik. Skor nilai rataan matriks IFE dan diperoleh urutan strategi yang paling menarik
matriks EFE dipadukan untuk mengetahui posisi untuk diterapkan di Pengembangan Usaha Beras
tersebut. Matriks rataan IFE dengan skor 2.688 melalui peningkatan mutu Beras Cimanuk PD
dan matriks rataan EFE dengan skor 2.758. Jaya Saputra. Adapun urutan alternatif strategik
Matriks IE menunjukkan posisi usaha PD Jaya PD Jaya Saputra tersebut dikategorikan berdasar-
Saputra pada Kuadran V, yakni Kuadran kan strategi penyusunan pengembangan usaha,
Pertumbuhan/Stabilitas. Kuadran Pertumbuhan/ yaitu:
Stabilitas adalah kuadran yang menempatkan 1. Strategi Berorientasi Produk:
perusahaan untuk menjaga dan mempertahankan a. Penerapan teknologi produksi untuk
dengan strategi penetrasi pasar dan pengem- mendapatkan beras bermutu (TAS 5.230).
bangan produk.