Ruswaji
Fakultas Ekonomi, Program Studi Manajemen Universitas Islam Lamongan
ruswaji1965@gmail.com
Zakky Rachmantha
Fakultas Ekonomi, Program Studi Manajemen Universitas Islam Lamongan
mantha_84@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan pada UD. Vigor Rejoso Kecamatan Junrejo Kota
Batu Malang sebagai salah satu kelompok usaha Agroindustri keripik kentang binaan
Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Kota Batu Malang. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis Kelayakan usaha keripik kentang pada UD. Vigor Rejoso
Kecamatan Junrejo Kota Batu Malang. Metode analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan Rumus analisis biaya dan keuntungan.
Sementara untuk menghitung Kelayakan Usaha, rumus yang digunakan adalah,
Revenue Cost (R/C), Benefit Cost Ratio (B/C), dan Return On Investment (ROI).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rata-rata penerimaan pada kelompok usaha
keripik kentang binaan PLUT Kota Batu Malang adalah Rp. 459.000.000,00/ bulan
dengan biaya produksi yang dikeluarkan sebesar Rp. 279.275.000,00/ bulan. Biaya
produksi tersebut terdiri dari biaya tetap sebesar Rp. 55.855.000,00 dan biaya
variabel sebesar Rp. 233.420.000,00/ bulan. Dari hasil analisa data, didapatkan
bahwa keuntungan yang diperoleh pada agroindustri keripik kentang UD. Vigor
sebesar Rp. 179.725.000,00/ bulan. Berdasarkan perhitungan kelayakan usaha (R/C)
Ratio yaitu perbandingan antara penerimaan dengan total biaya diperoleh nilai
(R/C) Ratio 1,64 atau 1,64 > 1. (B/C) Ratio yaitu perbandingan keuntungan dengan
total biaya produksi yang lebih besar dari nol yaitu memiliki angka perbandingan
0,64 atau 0,64 > 0. Berdasarkan perbandingan laba dan modal produksi diperoleh
nilai ROI sebesar 64%. Maka dapat disimpulkan bahwa usaha agroindustri UD.
Vigor Rejoso Kecamatan Junrejo Kota Batu Malang dapat dikatakan menguntungkan
dan layak dijalankan.
Kata kunci : Analisa Usaha, Keuntungan, Kelayakan Usaha dan Usaha Keripik.
sehingga harus mampu menghasilkan kentang, keripik ubi, keripik apel dan
produk atau jasa yang memiliki daya keripik lain-lain yang bergerak di
saing tinggi dalam bisnis memenangkan agribisnis yang berskala industri rumah
pangsa pasar, sekaligus menghindari tangga atau home industri. Usaha keripik
market. kentang yang merupakan industri rumah
Salah satu usaha kecil yang tangga tersebar hampir seluruh
memiliki prospek sangat potensial untuk Kecamatan di Kota Batu, di antaranya
dikembangkan di Kota Batu Malang Kecamatan Junrejo, Kecamatan Batu dan
adalah usaha pembuatan keripik kentang. Kecamatan Bumiaji.
Berdasarkan hasil penelitian potensi UD. Vigor adalah salah satu usaha
ekonomi dari usaha kecil sangat produksi keripik di Rejoso Kecamatan
bergantung kepada nilai pengembangan Junrejo yang melakukan produksi
bisnis yang dilakukan. usaha kecil pada khusus keripik kentang semenjak tahun
sektor industri usaha sebagian besar 2002. UD. Vigor merupakan usaha
merupakan industri rumah tangga. keluarga yang dirintis dengan tujuan
Hingga saat ini usaha kecil terutama mampu memproduksi keripik di seluruh
usaha keripik semakin menjamur. Kota Batu Malang. Usaha tersebut
Walaupun besarnya investasi pada dipasarkan melalui penitipan ke kios-
industri rumah tangga relatif kecil tetapi kios di Kota Batu, Kota Malang dan
cukup banyak menyerap tenaga kerja dan Kabupaten Malang maupun diluar
menambah pendapatan masyarakat. Kabupaten, serta menunggu pesanan.
Berdasarkan kemampuan industri rumah Setiap bisnis memerlukan
tangga ini maka pengembangan industri pemahaman layak atau tidak layak usaha
rumah tangga perlu terus dilakukan. tersebut untuk di bangun. Dalam
Usaha keripik merupakan salah penelitian ini studi kelayakan bisnis
satu makanan ringan yang bersumber merupakan suatu metode atau cara yang
dari bahan baku kentang, pilihan yang terdiri dari berbagai aspek penilaian
telah diolah secara tradisional untuk untuk mengetahui apakah suatu usaha
dapat langsung di konsumsi. Proses yang akan dikerjakan layak atau tidak.
penggorengan Keripik ini dilakukan Sehingga dapat dikatakan juga suatu alat
dengan cara memilah-milah kentang peramalan yang sangat mumpuni untuk
yang telah diiris-iris dan selanjutnya mengetahui kemungkinan-kemungkinan
adalah menggoreng keripik untuk dapat yang akan terjadi, serta dapat segera
dikonsumsi, proses yang dilakukan mengambil keputusan atas hasil yang
seperti halnya menggoreng keripik pada diperoleh yakni menerima atau menolak
umumnya. usaha tersebut.
Kota Batu Malang merupakan Studi kelayakan bisnis dilakukan
salah satu daerah yang banyak terdapat untuk melihat sejauhmana tingkat
kegiatan agribisnis, salah satunya adalah kelayakan usaha keripik kentang UD.
usaha keripik, diantaranya, keripik Vigor Rejoso Kecamatan Junrejo Kota
Dimana:
satu kelompok usaha Agroindustri binaan
TR = Total pendapatan dari bisnis
Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT)
keripik (Rupiah)
Kota Batu Malang Jawa Timur.
Q = Total produk yang terjual dari
2. METODE PENELITIAN bisnis keripik (Kg)
Penelitian dilaksanakan di UD. P = Harga produk dari bisnis
Vigor Rejoso Kecamatan Junrejo sebagai keripik (Rupiah)
salah satu kelompok usaha Agroindustri Keuntungan
keripik kentang binaan Pusat Layanan Pengklasifikasian rumus keuntungan
Usaha Terpadu (PLUT) kota Batu berdasarkan sifatnya dirumuskan sebagai
Malang, pemilihan lokasi penelitian berikut:
ditentukan dengan metode deskriptif. Π = TR - TC
Menurut Arikunto (2007) purposive Keterangan:
adalah suatu teknik penentuan lokasi Π = Keuntungan
penelitian secara sengaja berdasarkan TR = Total Revenue/penerimaan
atas pertimbangan-pertimbangan TC = Total Cost adalah biaya
tertentu. Penelitian telah dilaksanakan total.
pada bulan Juli 2018. 1. Analisis Kelayakan bisnis (R/C Ratio)
Untuk mengetahui layak tidaknya suatu
2.1 Jenis dan Sumber Data bisnis, digunakan rumus R/C ratio yaitu
Data yang dikumpulkan pada dengan cara membandingkan tingkat
penelitian ini meliputi data primer dan pendapatan yang diperoleh dengan
data sekunder, dengan jenis data sebagai modal yang harus dikeluarkan. Layak
berikut : tidaknya bisnis, biasanya dihitung
1. Data primer, yaitu data yang dengan standar R/C ration > 1
diperoleh langsung dari lapangan
Maka analisis kelayakan dari R/C ratio a) R/C > 1 = Layak / Untung
adalah :
b) R/C = 1 = BEP 3. HASIL PENELITIAN
c) R/C < 1 = Tidak Layak / Rugi 3.1 Analisis Biaya
2. B/C Biaya tetap agroindustri keripik
B/C Ratio (Benefit Cost Ratio) adalah Mawar. Biaya tetap (fixed cost) adalah
ukuran perbandingan antara pendapatan biaya yang dikeluarkan oleh industri
(Benefit = B) dengan Total Biaya keripik Vigor yang penggunaannya
produksi (Cost = C). Dalam batasan tidak habis dalam satu masa produksi.
besaran nilai B/C dapat diketahui apakah Besar kecilnya biaya produksi tersebut
suatu bisnis menguntungkan atau tidak tidak dipengaruhi oleh banyaknya
menguntungkan. Rumus: produksi yang dihasilkan oleh industri
B/C ratio = Jumlah Keuntungan (B) / keripik Vigor. Pada industri keripik
Total Biaya Produksi (TC) Jika B/C ratio Vigor yang termasuk biaya tetap adalah
biaya penyusutan peralatan, biaya
> 0, bisnis layak dilaksanakan Jika B/C
bangunan dan biaya perawatan.
ratio < 0, bisnis tidak layak atau merugi
Adapun komponen biaya
3. ROI
penyusutan peralatan pada industri
ROI bisa juga diartikan sebagai rasio
keripik kentang Vigor dapat dilihat
keuntungan bersih terhadap biaya.
pada Tabel 1 dibawah ini
Rumus menghitung ROI adalah sebagai
berikut:
Keuntungan
ROI = x 100%
Total Biaya
.
. Tabel 1. Biaya Penyusutan Peralatan Pada Industri Keripik Vigor.
Umur Nilai
No Uraian Jumlah Ekonomis Harga Jumlah Penyusutan
Biaya ( Unit) ( Tahun ) ( Rp/ unit ) (Rp) ( Rp/ bulan)
1 Bangunan 1 12 25.000.000 25.000.000 173.611
2 Mesin Rajang 2 5 3.000.000 6.000.000 100.000
3 Ember Besar 5 2 120.000 600.000 25.000
4 Kuali 5 4 400.000 2.000.000 41.667
5 Mesin Air 1 4 400.000 400.000 8.333
6 Keranjang 4 3 40.000 160.000 4.444
7 Centong 5 3 50.000 250.000 6.944
8 Mesin Press 1 10 3.000.000 300.000 25.000
9 Tungku 5 5 600.000 3.000.000 50.000
Penggorengan
10 Pisau 6 2 30.000 180.000 7.500
11 Timbangan 4 4 120.000 480.000 10.000
12 Becak 1 12 8.000.000 8.000.000 55.555
Total 40.760.000 46.370.000 508.054
perbulannya dibagikan dengan 12 bulan. keripik Vigor dapat dilihat pada tabel 2
Adapun total biaya tetap agroindustri dibawah ini.
Berdasarkan tabel 2 diatas total biaya keripik Vigor meliputi biaya bahan baku
tetap adalah sebesar Rp. 55.855.000/ biaya kemasan, biaya bahan bakar, biaya
bulan. Komponen biaya lainnya yang tenaga kerja, biaya tranportasi, dan biaya
termasuk dalam biaya tetap adalah biaya lain-lain
non produksi yaitu biaya perawatan
kendaraan operasional. Biaya 3.3 Biaya bahan baku
perawatan merupakan biaya yang Biaya bahan baku merupakan biaya
dikeluarkan hanya untuk perawatan pada yang digunakan untuk membeli bahan
kendaraan operasional. Biaya perawatan baku untuk pembuatan keripik. Jenis
terhadap operasional dilakukan dengan bahan baku yang digunakan pada
periode waktu satu bulan sekali industri keripik Vigor terbagi menjadi 2
yaitu sebesar Rp. 250.000/ untuk service yaitu bahan baku utama dan bahan baku
sepeda motor dan ganti oli. Dan biaya penunjang. Bahan baku utama
Gaji Manajer dan Karyawan Tetap pembuatan keripik adalah kentang.
sebesar Rp 55.000.000,-. Sedangkan bahan baku penunjang adalah
garam, minyak goreng, bawang
3.2 Biaya Variabel Agroindustri merah, bawang putih, dan mentega.
Keripik
Biaya variabel adalah biaya yang
besarnya sangat tergantung pada jumlah
produksi. Biaya variabel pada industry
Tabel 3. Total biaya bahan baku industri keripik Vigor Per Bulan.
Jumlah Harga
Nilai Jumlah
No Uraian Produksi Rp /
Rp / Satuan Rp/Satuan
(Hari) Satuan
1 Kentang 1.125 kg 4.000 4.500.000 135.000.000
2 Garam 10 kg 6.000 60.000 1.800.000
3 Minyak Goreng 10 kg 25.000 250.000 7.500.000
4 Bawang Merah 5 kg 15.000 75.000 2.250.000
Jumlah Harga
Nilai Jumlah
No Uraian Produksi Rp /
Rp / Satuan Rp/Satuan
(Hari) Satuan
5 Bawah Putih 5 kg 25.000 125.000 3.750.000
6 Mentega 5 kg 8.000 40.000 1.200.000
Total 151.500.000
Sumber: Data primer diolah, Tahun 2018
Harga Jumlah
Jumlah Nilai
No Uraian (Rp/ (Rp/
(Hari) (Rp/Satuan)
Satuan) Bulan)`
1 Plastik Kemasan Berlebel 5 kg 50.000 250.000 7.500.000
2 Plastik Besar 5 kg 30.000 150.000 4.500.000
Total 75.000 400.000 12.000.000
Sumber: Data primer (diolah), Tahun 2018
Tabel 5. Penggunaan Tenaga Kerja Pada Industri Keripik Vigor Per Bulan.
No Jenis Jumlah Upah Jumlah ( Jumlah
Kegiatan ( hari) Rp) ( Rp/ Bulan )
Artinya setiap biaya produksi yang diperoleh nilai sebesar 1,64 sedangkan
dikeluarkan sebesar Rp. 100,-, maka B/C 0,64 dan ROI diperoleh nilai sebesar
akan diperoleh keuntungan sebesar Rp. 64%.
64 menunjukkan bahwa Agroindustri
Keripik Vigor dapat dikatakan layak DAFTAR PUSTAKA
(untung) untuk diusahakan. Hal ini dapat
Arikunto, S. 2007. Prosedur Penelitian;
dilihat dari perbandingan total Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
penerimaan dengan total biaya produksi Rineka Cipta.
yang lebih besar dari nol. Baridwan , Zaky, 2007, Sistem
Akuntansi Penyusunan Prosedur
Dan Metode.Yogyakarta: YKPN.
3.14 On Investment (ROI)
Husein Umar, 2009, Seni Desain
Return On Investment (ROI) adalah salah Penelitian Bisnis No 1, PT Raja
satu bentuk dari rasio profitabilitas yang Grafindo Persada Jakarta.
dimaksudkan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dengan Mustaniroh. 2011. Kelayakan Teknik
Dan Finansial Pengembangan
keseluruhan dana yang ditanamkan Bisnis Keripik Waluh Di
dalam aktiva yang digunakan untuk Kabupaten Bogor. Institut
operasinya perusahaan untuk Pertanian Bogor.
menghasilkan keuntungan.
ROI = 179.725.000 X 100% Nafarin,M. 2007. Studi Kelayakan
279.275.000 Bisnis. Jakarta : Salemba Empat.
ROI = 0,64 x 100%
Purwoko dan Yandra Arkeman, 2013.
ROI = 64 % Kelayakan Industri Kerupuk Jamur
Berdasarkan perbandingan laba dan Tiram Di
modal produksi diperoleh nilai ROI Ridwan. 2007. Pengantar
sebesar 64%, yang berarti bahwa Statistik Penelitian
besarnya keuntungan yang diperoleh Pendidikan Sosial Ekonomi
dibandingkan investasi (ROI) besarnya Komunikasi Dan Bisnis. Bandung.
keuntungan yang diperoleh dibandingkan Alfabeta.
dengan investasi yang ditanamkan adalah
Saragih B. 2008 Kumpulan Pemikiran
baik, artinya setiap modal sebesar Rp. Agribisnis Berbasis Peternakan.
100, diperoleh keuntungan sebesar Rp. USESE Fondation dan Pusat Studi
64. Pembangunan. IPB Bogor.