Anda di halaman 1dari 10

MIMBAR, Vol. 31, No.

1 (Juni, 2015): 21-30

Kemampuan Negosiasi Pengusaha


dalam Meningkatkan Kesepakatan Bisnis

Yusuf Hamdan1, anne ratnasari2, aziz t. hirzi3


1,2,3
Fakultas Ilmu Komunikasi Unisba, Jl. Tamansari No. 1 Bandung
Email :1yusuf.hamdan@gmail.com, 2anneratnasari10@gmail.com, 3azizhirzi@yahoo.com

Abstract. Entrepreneurs as a business negotiator, in order to successfully improve the


deal with his business partner needs to be supported by a variety of aspects. One of them
through negotiation capability. This study aims to determine the ability of employers’
views on aspects of the negotiations digging courage, patience persists, ask for more
courage, integrity, and their activities as a listener when negotiating. This research method
qualitative single case study. Data collected by observation, interview, and literature. The
informants were women entrepreneurs officers and members of Ikatan Wanita pengusaha
Indonesia (IWAPI) West Java. The findings of this study, women entrepreneurs were
able to dig up information, is able to give a sense of comfort to the other party during
negotiations, have the patience to last longer than the other negotiator to provide timely
and positive thinking, dare to ask for more focus on the purpose and process sequence
achievement, integrity presses win-win solutions through commitment and attention to
the common interest, capable of being a good listener through providing discussion time
and as empathetic listener.
Keyword: businesswoman, negotiation, business

Abstrak. Pengusaha sebagai negosiator bisnis supaya berhasil meningkatkan kesepakatan


dengan mitra bisnisnya perlu didukung oleh berbagai aspek. Salah satunya melalui
kemampuan negosiasi. Penelitian ini bertujuan mengetahui kemampuan negosiasi
pengusaha dilihat pada aspek keberanian menggali informasi, kesabaran bertahan,
keberanian meminta lebih banyak, integritas, dan aktivitas mereka sebagai pendengar saat
negosiasi. Metode penelitian ini kualitatif dengan studi kasus tunggal. Pengumpulan data
dilakukan dengan observasi, wawancara, dan kepustakaan. Informan penelitian adalah
wanita pengusaha pengurus dan anggota Ikatan Wanita pengusaha Indonesia (IWAPI)
Jawa Barat. Temuan penelitian ini, wanita pengusaha mampu menggali informasi, mampu
memberi rasa nyaman kepada pihak lain saat negosiasi, memiliki kesabaran bertahan
lebih lama dari negosiator lain dengan menyediakan waktu dan berpikir positif, berani
meminta lebih banyak fokus pada tujuan dan urutan proses pencapaiannya, memiliki
integritas menekan solusi menang-menang melalui komitmen dan memerhatikan
kepentingan bersama, mampu menjadi pendengar yang baik melalui menyediakan waktu
diskusi dan sebagai pendengar empatik.
Kata kunci: wanita pengusaha, negosiasi, bisnis

Pendahuluan berkembang maju. Bila keterampilan


mengelola bisnis meningkat, usaha mereka
Wanita pengusaha memiliki peran
diharapkan akan memberikan profit. Aktivitas
strategis dalam memajukan perekonomian
wanita pengusaha, khususnya yang tergabung
masyarakat, karena diketahui usaha mereka
dalam Ikatan Wanita pengusaha Indonesia
dapat memberdayakan individu untuk
(IWAPI) Jawa Barat, menurut Euis Atikah,
berkreasi menghasilkan karya terbaik.
sebagai ketuanya, antara lain, “dapat
Kesuksesan bisnis mereka mendapat mengurangi pengangguran, dan memberikan
dukungan berbagai pihak terkait, yang pemasukan untuk pemerintah daerah. Aspek
memberi peluang agar usaha mereka lain yang membanggakan, yaitu produk-

Received: 25 September 2014, Revision: 28 Mei 2015, Accepted: 16 Juni 2015


Print ISSN: 0215-8175; Online ISSN: 2303-2499. Copyright@2015. Published by Pusat Penerbitan Universitas (P2U) LPPM Unisba
Terakreditasi SK Kemendikbud, No.040/P/2014, berlaku 18-02-2014 s.d 18-02-2019

21
yusuf hamdan, dkk. Kemampuan Negosiasi Pengusaha dalam Meningkatkan Kesepakatan Bisnis

produk usaha yang dikelola wanita pengusaha keterampilan negosiasi bisnis. Keterampilan
bisa menembus pasar ekspor” (pikiran- tersebut diharapkan dapat meningkatkan
rakyat.com.,08 Februari 2011). kemampuan mereka untuk menjadi pelaku
usaha yang tangguh, lebih mengedepankan
Beberapa program yang dikembangkan
jiwa wirausahanya. Berdasarkan latar belakang
IWAPI, di antaranya, peningkatan kualitas
masalah tersebut, dapat dirumuskan suatu
sumberdaya manusia, perluasan pasar, dan
permasalahan sebagai berikut, “Bagaimana
membuka akses modal (teraskreasi.com, 6
kemampuan negosiasi pengusaha dalam
Juni 2014). Di sisi lain, agar wanita pengusaha
meningkatkan kesepakatan bisnis?”
menjadi pengusaha sukses, (dalam koran-
sindo.com, 6 Juni 2014), “Wanita pengusaha Fokus kajian artikel ini adalah pada
bukan hanya menghasilkan produk yang bagaimana kemampuan pengusaha ketika
berkualitas, tetapi juga fokus kuantitas bernegosiasi, khususnya dalam menggali
produksi. Faktor lain yang juga penting informasi secara terus-menerus, keberanian
adalah bergaul dengan lingkungan yang tepat. meminta konsesi, kesabaran untuk bertahan,
Sedangkan untuk memenangkan persaingan, kesediaan menjadi pendengar yang baik
pengusaha harus fokus pada kecepatan, yang dilakukan wanita pengusaha agar
karena saat ini telah memasuki persaingan meningkatkan kesepakatan bisnis. Pendekatan
bebas dan Asean Economi Community (AEC) penelitian menggunakan pendekatan kualitatif
2015.” dengan studi kasus tunggal (lihat Yin,
2002:18). Pengumpulan data dilakukan
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil
dengan observasi, wawancara, dan studi
Menengah (UKM), Syarief Hasan, menuturkan,
pustaka.
Ikatan Wanita pengusaha Indonesia (IWAPI)
ikut berperan dengan menciptakan lahirnya
Kemampuan Negosiasi Pengusaha
pengusaha-pengusah baru yang tangguh dan
berdaya saing (suaramerdeka.com., 6 Juni Memasarkan produk dan jasa merupakan
2014). Berbagai jenis usaha dikembangkan salah satu kegiatan komunikasi pemasaran,
oleh wanita pengusaha di Jawa Barat, di masuk pada penjualan pribadi (personal
antaranya bidang produk seperti fashion, selling), yaitu presentasi lisan berbentuk
kuliner, perhiasan, kerajinan, atau di bidang percakapan di hadapan satu atau beberapa
jasa, misalnya pengelola travel, salon, calon pembeli dengan maksud untuk menjual.
transportasi, dan lainnya (swa.co.id, 6 Juni Penjualan pribadi menggunakan saluran
2014). Saat ini, dari seluruh anggota IWAPI komunikasi antarpribadi dan berlangsung
sebanyak 85% adalah yang bergerak di skala dalam jaringan pergaulan antarmanusia.
mikro dan kecil, 13% merupakan pengusaha Penjualan pribadi ini memerlukan pengetahuan
skala menengah, dan 2% pengusaha besar dan keterampilan negosiasi, karena bentuk
(iwapijawabawat.com, 23 Maret 2012). kegiatannya paling interaktif dan digunakan
untuk memertahankan hubungan jangka
Wanita pengusaha dalam menjalankan
panjang (Kotler, 2000: 87; Shimp, 2014:
b i s n i s nya t i d a k s e l a l u d a l a m ko n d i s i
5-6).
yang mendukung. Salah satu hambatan
yang terjadi adalah “kesadaran wanita Komunikasi berperan penting dalam
pengusaha untuk proaktif mengembangkan proses negosiasi. Miller (dalam Mulyana,
usaha perlu ditingkatkan” (pikiran-rakyat. 2000: 54) menjelaskan komunikasi adalah
com., 08 Februari 2011). Hal ini berarti, “situasi yang memungkinkan suatu sumber
wanita pengusaha perlu memiliki keuletan, mentransmisikan suatu pesan kepada seorang
ketekunan, ketelitian, dan inisiatif untuk penerima dengan disadari untuk memengaruhi
berbenah dan mengambil tindakan efektif dan perilaku penerima.” Pada bidang bisnis,
terarah dalam mengembangkan usahanya. pihak-pihak yang bernegosiasi merupakan
komunikator yang aktif mengomunikasikan
Sejalan dengan program pemerintah
gagasan tentang alternatif yang mungkin
menurunkan angka kemiskinan dan
disepakati bersama (Sujana, 2004:13).
pengangguran, mereka diharapkan ikut
Proses komunikasi yang terjadi termasuk ke
berperan sebagai pengusaha yang memiliki
dalam konteks komunikasi antarpribadi dan
mental kuat dan berdaya saing. Karena
komunikasi kelompok kecil.
itu wanita pengusaha diharapkan dapat
menangkap peluang memasarkan produk Komunikasi antarpribadi, yaitu interaksi
dan jasa perusahaan mereka, dan memiliki verbal dan nonverbal antara dua (atau
keterampilan agar menghasilkan penjualan kadang-kadang lebih dari dua) orang yang
yang menguntungkan. Salah satunya memiliki saling bergantung (DeVito, 2013:5). Julia T.

22 ISSN 0215-8175 | EISSN 2303-2499


MIMBAR, Vol. 31, No. 1 (Juni, 2015)

Wood (2013:38), menjelaskan komunikasi banyak pengetahuan dan keterampilan


antarpribadi adalah “Suatu proses selektif, negosiasi (Sutisna, 2001: 311). Penjualan
sistematis, dan terus menerus, dimana pribadi melakukan penjualan langsung
individu berinteraksi untuk merefleksikan sehingga dalam pelaksanaannya terjadi
dan membangun pengetahuan personal interaksi sosial dan saling pengaruh sehingga
dan maknanya, dan prosesnya adalah negosiasi memiliki peran penting.
transaksional, karena proses pengiriman
Negosiasi yang dilakukan oleh para
dan penerimaan pesan terjadi pada waktu
pengusaha melakukan tawar-menawar
yang bersamaan. Komunikasi antarpribadi
yang berlangsung dengan kesediaan saling
melibatkan dua orang yang mempunyai
memberi dan menerima konsesi di antara
pendapat, sikap, dan perilaku yang berbeda.
negosiator. Sedangkan hasil negosiasi yang
Komunikasi ini juga menuntut adanya
ingin dicapai, yaitu tercapainya kesepakatan
pertukaran informasi di antara para pelaku
integratif adalah tawar-menawar untuk
yang terlibat dalam komunikasi.”
mencapai win-win solution (Lewicki, 2003:
Komponen komunikasi antarpribadi 113). Dengan demikian, kesepakatan bisnis di
tatap muka saling berkaitan satu sama lain. sini difokuskan pada kesediaan memberi dan
Oleh karena itu dalam komunikasi antarpribadi menerima konsesi pada wanita pengusaha
adanya sifat saling tergantung dan prosesnya dengan mitra bisnisnya.
tidak dapat diubah, mempunyai dimensi isi
Kemampuan negosiasi pengusaha
dan hubungan, artinya komunikasi memiliki
difokuskan pada kemampuan negosiator
isi dan hubungan di antara para pelakunya
dalam mengelola aktivitas negosiasi.
(DeVito, 2013:22).
Kemampuan negosiator, antara lain, dapat
Dawson (2004: xii) menjelaskan, dilihat dari karakteristik personal mencakup
negosiasi adalah “proses berunding antara keberanian menggali lebih banyak informasi,
dua pihak untuk mencapai kemenangan sabar bertahan lebih lama dari negosiator
bersama.” Sedangkan proses berunding, lawan, berani meminta lebih, integritas
menurut Fisher, et al. (2000: 37), menekan untuk solusi menang-menang,
“proses berkomunikasi, saling mendengarkan dan kesediaan menjadi pendengar yang baik
pendapat untuk mencapai sebuah persetujuan (Dawson, 2004: 351-356).
komunikasi.” Dalam negosiasi meski terjadi
antara dua pihak dengan latar belakang Keberanian menggali lebih banyak
yang sama, memerlukan upaya sungguh- informasi dari seorang negosiator yang baik
sungguh untuk mencapai kesepakatan yang akan menanyakan informasi dari pihak lawan
menguntungkan bagi kedua belah pihak.
untuk mengetahui lebih dalam. Negosiator
akan menginvestigasi apa pun yang ingin
Terdapat dua bentuk kesepakatan diketahuinya tentang negosiasi yang akan
yaitu integratif dan distributif. Kesepakatan dilaksanakan. Sabar bertahan lebih lama dari
integratif adalah tawar-menawar untuk negosiator lawan, artinya negosiator adalah
mencapai win-win solution (Lewicki, 2003: orang yang sangat sabar, membuat suatu
113), sedangkan kesepakatan distributif kesepakatan yang terbaik bagi semua pihak
yaitu tawar-menawar untuk keuntungan salah (Dawson, 2004: 352). Keberanian meminta
satu pihak (Lewicki, 2003: 74). Negosiasi lebih akan membuahkan kesepakatan yang
menggunakan informasi dan kekuatan menguntungkan.
untuk memengaruhi tingkah laku ke dalam Integritas menekan mencapai solusi
suatu jaringan yang penuh tekanan (Cohen, menang-menang, kesadaran menciptakan
2006:4). solusi menang-menang dapat dilatih dengan
Negosiasi bisnis adalah negosiasi mengedepankan kepentingan pihak lain
yang ditujukan untuk menunjang proses dengan memiliki pikiran jernih, sehingga
keberhasilan bisnis. Dawson (2004:10) negosiator memiliki kejujuran demi mencapai
menjelaskan negosiasi bisnis mengajarkan solusi mencari keuntungan bersama.
cara mencapai kemenangan di meja negosiasi Kesediaan menjadi pendengar yang baik
di mana penjual dan pembeli merasa menang, dalam negosiasi juga penting. Kemungkinan
keterampilan ini merupakan ciri negosiator besar pihak lain akan sepakat dengan
yang cerdik. Negosiasi bisnis ini ditelaah negosiator kalau negosiator bersedia
pada aspek menawarkan produk dan jasa mendengarkan tuntutan pihak lawan.
oleh pengusaha yang banyak digunakan pada Kesepakatan dalam negosiasi, salah
personal selling (penjualan pribadi), karena satunya diperoleh dari hubungan baik.
pada penjualan pribadi yang memerlukan

‘Terakreditasi’ SK Kemendikbud, No.040/P/2014, berlaku 18-02-2014 s.d 18-02-2019 23


yusuf hamdan, dkk. Kemampuan Negosiasi Pengusaha dalam Meningkatkan Kesepakatan Bisnis

Membangun hubungan baik di antara keberanian terus-menerus menanyakan apa


negosiator dengan mitra bisnisnya, menurut yang mereka ketahui tentang pihak lawan,
Budyatna dan Ganiem (2011:156-158) antara dan yang lebih penting, menanyakan asumsi-
lain melalui keramahtamahan, kepercayaan, asumsi yang telah mereka buat berdasarkan
pengungkapan diri, dan tanggung jawab. pengetahuan tersebut. Selama mengumpulkan
Keramahtamahan muncul dari pribadi yang informasi memakai pendekatan investigasi
gembira dan menyenangkan. Kepercayaan (Dawson, 2004: 351).
di mana seseorang menyatakan pikiran,
Be rdasarkan wawancara de ngan
gagasan, ide, kepada orang lain, dan hasilnya
pengusaha bidang pakaian (menjahit
menguntungkan bersama. Kepercayaan
seragam, baju olahraga, dsb.) ditemukan
timbul bilamana terdapat sikap mendukung
bahwa, informan berusaha menanyakan
(supportiveness) (DeVito, 2013:274).
informasi dari pihak lawan untuk mengetahui
Pengungkapan diri proses di mana lebih mendalam. Dengan cara bertanya, dan
seseorang berbagi informasi, sehingga bilamana ditemukan ketidakjelasan disusul
orang lain dapat mengerti. Dalam keadaan dengan pertanyaan berikutnya. Informan
tersebut diperlukan empati, yaitu kemampuan mengatakan bila bertanya kepada negosiator
seseorang untuk mengetahui apa yang lain, kegiatan tersebut perlu dilakukan secara
sedang dialami orang lain pada suatu saat hati-hati, karena mempertimbangkan aspek
tertentu, dari sudut pandang orang lain perasaan lawan negosiasinya.
melalui pandangan orang lain secara verbal,
Dengan penjelasan tersebut berarti
nonverbal, dan melalui kedekatan fisik
informan memiliki keberanian menggali
(DeVito, 2013:248). Tanggung jawab di mana
lebih banyak informasi. Tujuan lainnya yang
seseorang menyediakan waktu dan energi
ingin dicapai untuk menjaga agar pihak lain
dalam berkomunikasi, yang menghasilkan
merasa nyaman berkomunikasi dengannya”.
kepuasan bersama, terbuka dengan cara
Cara yang dilakukan dengan mengajukan
bereaksi secara spontan, perasaan dan pikiran
banyak pertanyaan kepada pihak lain, dan
yang dilontarkannya adalah milik sendiri
memberi kesempatan kepada pihak lain
dan ia bertanggung jawab. Tanggung jawab
untuk bertanya. Sebagai contoh, informan
ini akan terwujud jika suasananya setara.
menanyakan tentang topik apa saja yang
Kesetaraan adalah suatu keinginan yang
akan dibahas pada awal negosiasi, berapa
secara eksplisit diungkapkan untuk bekerja
penawaran yang disampaikan, kalau terjadi
sama memecahkan masalah tertentu (DeVito,
kesepakatan bekerjasama kapan waktu
2013: 299).
memulainya, setelah diterima penawaran dari
Pengumpulan data penelitian ini pihak lain, kapan negosiator akan membalas
diperoleh melalui wawancara mendalam menawarnya, kemudian negosiator juga
kepada wanita pengusaha, baik sebagai mempertimbangkan kapan penawaran akhir
pengurus maupun anggota IWAPI. Jenis disampaikan. Dengan demikian, informan
usaha mereka ad alah produk dan jasa. dapat memperoleh informasi penting.
Produk, antara lain, mengenai produk
Ada juga informan yang menerapkannya
makanan (kue kering), pakaian, bengkel.
dalam menawarkan produk dan jasa, prosesnya
Sedangkan bidang jasa mencakup jasa travel,
sama saja yaitu dengan mengajukan
salon,dan pakaian.
sejumlah pertanyaan guna memastikan
Kemampuan negosiasi berperan besar kebutuhannya. Misalnya, informasi yang
dalam meningkatkan kesepakatan bisnis. diperoleh berupa data harga dan fasilitas
Kemampuan negosiasi dapat ditelaah dari competitor sebagai data pembanding.
karakteristik personal negosiator, antara
Pendapat yang senada dikemukakan
lain terdiri atas: (1) keberanian menggali
Thomas (2007: 167), menggali lebih banyak
lebih banyak informasi, (2) kesabaran untuk
informasi dengan mengajukan banyak
bertahan lebih lama dari negosiator lawan, (3)
pertanyaan dan berikan kesempatan kepada
berani meminta lebih, (4) integritas menekan
pihak lain untuk bertanya kepada Anda.
solusi menang-menang, dan (5) kesediaan
Memotong percakapan negosiator lain akan
menjadi pendengar yang baik.
mengganggu kelancaran percakapan itu.
Keberanian Menggali Lebih Banyak Informan juga menjelaskan, “aktivitas
Informasi ketika mengajukan pertanyaan dimulai
dari berpikir tentang tujuan negosiasi
Keberanian menggali lebih banyak yang ingin dicapai”. Apa kemungkinannya,
informasi, artinya, negosiator memiliki informan juga membuat urutan rangkaian

24 ISSN 0215-8175 | EISSN 2303-2499


MIMBAR, Vol. 31, No. 1 (Juni, 2015)

proses pencapaian, dan tentu saja dengan terus mengembangkan diri sebagi negosiator
mempertimbang untung dan ruginya, baru yang memiliki sikap mental positif.
kemudian ditentukan aspek keuntungan
dan kerugiannya. Setelah itu dan yang Sabar Bertahan Lebih Lama dari
paling penting, laksanakan sesuai rencana. Negosiator Lawan
Dengan mengajukan pertanyaan tersebut
Wawancara kepada pengusaha bengkel
memungkinkan negosiator memperoleh
dan salon mobil, diperoleh informasi menarik,
informasi penting. Bila hal itu diterapkan
sabar bertahan lebih lama dari negosiator
dalam memasarkan produk dan jasa,
lawan seringkali mendapat banyak hikmah.
mengajukan pertanyaan dapat dimulai
Sebagai contoh, negosiator lain memberi
dari analisis kebutuhan. Ziglar (2009:121)
kesepakatan terbaik, berkat buah dari
mengungkapkan, “Apapun produk atau
kesabaran dengan mengatakan, “Kesabaran
jasanya, Anda harus menganalisis kebutuhan
merupakan hal penting karena pihak lain
dari prospek dengan mengajukan sejumlah
mengubah pikirannya, perlu waktu untuk
pertanyaan guna memastikan kebutuhan
menimbang-nimbang berbagai alternatif.”
prospek.”
Selanjutnya pengusaha menyebutkan,
Hal lainnya yang dapat dilakukan
p e r n a h m e l a k u k a n p e n awa ra n ya n g
informan yang bergerak dalam bidang
membuahkan hasil terbaik, di mana
Meubel dengan, “menelaah kata-kata
penawaran disampaikan pada satu hari,
yang akan diucapkan, yang paling mudah
dan negosiator lain memberikan tanggapan
adalah sebelumnya dengan membayangkan
keesokan harinya, untuk memberi waktu
dirinya mengucapkan kalimat tersebut dan
kepada pihak lain memikirkannya, dan ia
perkirakan apa dampak yang mungkin
menghubungi lagi besok hari. Pihak lawan
terjadi. Jika memang perlu dan tidak akan
mempunyai kesempatan untuk merenungkan
menimbulkan masalah, kalimat tersebut boleh
semua yang telah terjadi, pengusaha tersebut
diucapkan. Jika diperkirakan akan membuat
memiliki keyakinan bahwa kesepakatan yang
suasana tidak nyaman, informan memilih
dibuat secara perlahan menjadi kesepakatan
menunda dulu, atau memilih kata-kata lain
yang hasilnya bagus.
yang dimungkinkan lebih cocok.”
Dengan demikian, negosiasi seringkali
Informan juga mengatakan bahwa dia
diperoleh pihak yang mampu bertahan lebih
menanyakan apa yang menjadi permintaan
lama dari negosiator lain, karena untuk
pihak lain, dan berusaha menggali informasi
negosiasi yang memerlukan tambahan
lebih mendalam atas pernyataan dari pihak
waktu, kesabaran negosiator sangat diuji
lain tersebut. Mereka juga menyadari bahwa
untuk menghasilkan kesepakatan terbaik.
keberanian menggali informasi tersebut
Dawson (2004: 352) mengemukakan,
ditekankan pada sikap mental yang perlu
negosiator yang baik adalah orang yang
dikembangkan dengan terus latihan. Misalnya,
sangat sabar yang tidak akan membiarkan
kalau menawar, informan suka mencoba
tekanan waktu menggiring mereka sampai
berbagai kemungkinan, misalnya, bagaimana
membuat suatu kesepakatan yang bukan
kalau beli dalam jumlah banyak? Tentu ada
merupakan kepentingan terbaik bagi setiap
perbedaan harga dengan membeli dalam
pihak. Memerhatikan kenyataan seperti itu,
jumlah terbatas.
kesabaran negosiator perlu terus dilatih,
Karakteristik personal negosiator agar mendapatkan kesepakatan terbaik yang
ditinjau dari keberanian menggali lebih menguntungkan bagi kedua belah pihak.
banyak informasi, memperlihatkan bahwa
informan tersebut memiliki kemampuan Keberanian Negosiator Meminta
sebagai negosiator yang memiliki power, yaitu Lebih
negosiator yang mampu membuat pihak
lawan merasa menang (Dawson, 2004: xii). Informan penelitian yang memiliki bisnis
Negosiator berani bertanya kepada pihak kue kering mengatakan, dalam menjalankan
lawan secara terus-menerus demi memastikan bisnisnya pengusaha perlu memiliki keberanian
apa yang mereka ketahui tentang pihak mengemukakan keinginannya kepada pihak
lawan, misalnya, negosiator menanyakan hal- lain. Karena orang yang berani meminta lebih
hal yang tidak mudah, mungkin pertanyaan banyak kemungkinan akan membuahkan
tersebut tidak bisa mereka jawab. Negosiator kesepakatan yang menguntungkan.
menjadi tahu reaksi mereka atas pertanyaan Keberanian meminta lebih, artinya
negosiator. Hal ini melatih negosiator untuk negosiator menyatakan posisi kemungkinan

‘Terakreditasi’ SK Kemendikbud, No.040/P/2014, berlaku 18-02-2014 s.d 18-02-2019 25


yusuf hamdan, dkk. Kemampuan Negosiasi Pengusaha dalam Meningkatkan Kesepakatan Bisnis

maksimum yang dapat diterima (Dawson, kejujuran, bagaimana menerapkan amanah,


2004: 353). Dalam kenyataannya, pihak sehingga perusahaan dalam suatu periode
lain tidak begitu saja mau menerima mengundang ustadz atau ustadzah untuk
penawaran negosiator, apalagi bila dikaitkan ceramah agama, membina akhlak karyawan,
dengan sejumlah faktor pendukung yang dan seluruh jajaran di perusahaan tersebut.
perlu disiapkan, misalnya penawaran yang
Hal itu menghasilkan kebiasaan yang
terlalu rendah berimplikasi pada biaya
baik, dan memberi manfaat yang besar
yang akan diterima, atau tidak berani
bagi perusahaan. Karena pesan moral yang
meminta karena takut ditertawakan. Di sinilah
disampaikan serta ajakan untuk selalu berdoa
kreativitas negosiator diperlukan, bagaimana
dan tawakal. Contoh, semangat yang kerap
memecahkan masalah yang menyenangkan
didengungkan seperti bekerja adalah ibadah.
bagi kedua belah pihak.
Bentuk ibadah lainnya yaitu membaca Al-
Quran dan mengambil hikmah dari ayat-ayat
Integritas Menekan untuk Solusi
yang dibaca, membersihkan hati, hingga
“Menang-Menang” menemukan kebenaran yang hakiki. Di mana
Menurut pengusaha konveksi, dapat menjawab persoalan hidup. Selain itu ,
pengusaha sebagai negosiator perlu memiliki juga dapat diterapkan untuk berbisnis, untuk
keberanian untuk menekan pihak lain, agar mengatasi persoalan atau menjaga agar
bersedia menciptakan solusi “menang- bisnis tetap berjalan lancar.
menang(win win solution).” Karena negosiator Memiliki integritas untuk mendorong
yang berorientasi untuk menciptakan solusi solusi menang-menang merupakan suatu
menang-menang perlu dikondisikan, agar kesempatan yang sangat berharga dan perlu
pihak-pihak yang bernegosiasi sama-sama terus dipelihara oleh negosiator, sehingga
menang.” Artinya, pengusaha memerhatikan orang percaya dan merasa nyaman, dan
kepentingan sendiri, juga kepentingan pihak aman bernegosiasi untuk menghasilkan
lain, sehingga sama-sama mencapai win-win kesepakatan bisnis yang luar biasa.
solution.
Untuk meningkatkan kesepakatan Kesediaan Menjadi Pendengar yang
bisnis dalam negosiasi, salah satu aspek Baik
yang penting untuk diperhatikan adalah
Kesediaan menjadi pendengar yang
jujur dan tulus (Dawson, 2004: 354). Karena
baik menjadi salah satu syarat terwujudnya
dalam suatu situasi mungkin ditemukan
kesepakatan di antara para pihak. Pengusaha
kesempatan untuk “memancing di air keruh”
pupuk mengemukakan pendapatnya,”Pihak
terhadap pihak lawan yang lemah. Jujur dan
l a i n a k a n m e ra s a n ya m a n m e m b u a t
tulus seperti yang disampaikan Dawson,
kesepakatan dengan kita apabila pihak
ditambah pendapat Santosa (2010:145),
lain yakin negosiator telah memahami apa
yaitu semangat kerja yang tinggi, dan berpikir
yang dituntutnya, dengan menempatkan
positif, bilamana sudah menjadi pegangan
diri pada posisi orang yang mendengar”.
hidup negosiator, memberi manfat yang besar
Dengan demikian, sebagai contoh, upaya
bagi kemajuan bisnis.
yang dilakukan dengan membuat orang lain
Selain itu, negosiator sebagai insan merasa nyaman dan senang, memperoleh
beragama (Islam), dapat meningkatkan relasi yang banyak.
ibadah, salah satunya rajin membaca Al
Dengan demikian, sebagai negosiator
Quran. Subianto (2004: 80) menyebutnya
perlu mendengar secara aktif, tidak hanya
Impossiblity Quotient (ImQ), yaitu suatu
memahami sejauh yang didengar, tetapi
strategi untuk memaksimalkan kecerdasan
juga menunjukkan perhatian atas penjelasan
manusia dalam mencapai tujuan. Kecerdasan
yang disampaikan, memintanya sekali lagi
yang digerakkan oleh hati yang bersih,
untuk menjabarkan maksudnya dengan lebih
hasilnya adalah imajinasi yang terus
jelas. Mendengarkan (listening) merupakan
berkembang, mengalir mengikuti kata hati,
keterampilan yang dapat dipelajari dalam
mencari kebenaran, hingga menemukan
kehidupan. Pada umumnya, orang kurang
kebenaran yang hakiki, yaitu Al-Quran.
menjadi pendengar yang baik.
Informan penelitian juga telah
Karena itu, salah satu cara untuk
mengaplikasikan tuntunan agama tersebut
memperbaikinya dengan cara meningkatkan
dalam bisnisnya. Sebagai contoh, informan
keterampilan mendengarkan. Misalnya,
mengatakan dalam bisnisnya keuntungan
dengan latihan bagaimana memahami
bukan nomor satu, yang nomor satu adalah
dan mengingat perkataan orang lain.

26 ISSN 0215-8175 | EISSN 2303-2499


MIMBAR, Vol. 31, No. 1 (Juni, 2015)

Memahami adalah unsur ketiga dari proses Temuan penelitian tentang hubungan
mendengarkan. Memahami diartikan sebagai b a i k d i p e r o l e h d a r i k e r j a s a m a ya n g
proses pemberian makna pada kata yang memuaskan kedua belah pihak. Berdasarkan
kita dengar, yang sesuai dengan makna yang pengalaman informan, dimulai dari mengenal
dimaksudkan oleh pengirim pesan, sedangkan pihak lawan secara pribadi. Saat yang baik
mengingat adalah menyimpan informasi untuk menjalin hubungan adalah pada saat
untuk diperoleh kembali. perundingan belum berlangsung. Berusaha
untuk mengenal pihak lain lebih dekat dan
Mendengarkan apa yang dikemukakan
mengetahui lebih jauh apa yang disukainya.
pihak lawan masuk dalam jenis mendengarkan
Berusaha menemuinya secara informal dan
untuk informasi, yang ditujukan untuk
usahakan untuk datang lebih awal, supaya
mencari informasi. Sebagai contoh, seorang
tersedia banyak waktu untuk saling mengenal.
negosiator yang mendengarkan keinginan
pihak lain, dia sedang mendengarkan untuk Temuan tersebut sejalan dengan
mendapat informasi. pendapat DeVito (2013: 25), “Hubungan
berlangsung di antara orang-orang yang
Be r d asa rk an t emu a n p en eli tian,
berkomunikasi, melalui pemindahan pesan
pengusaha perlu menjadi pendengar empatik,
tertentu.” Menurut Urban (227: xiv-xv),
di mana dia mendengarkan pihak lain
pilihan kata (diksi) dalam pesan verbal
secara saksama, ikut merasakan masalah
memiliki peran penting untuk mencapai
yang dihadapi pihak lain. Misalnya, seorang
keberhasilan negosiasi. Kata-kata yang
pengusaha kue kering ketika bernegosiasi
digunakannya jumlahnya banyak sekali.
dengan pemasok (suplier) susu sapi,
seseorang sering tidak menyadari efek dari
menjelaskan dirinya mendengarkan secara
kata-kata yang digunakannya, kata-kata
e m p a t i k d e n g a n c a ra m e n d e n g a r k a n
tersebut berdampak baik kepada orang lain
penjelasan suplier susu sapi tersebut
maupun diri sendiri.
dengan memerhatikan arah pembicaraan,
bertanya mengenai aspek-aspek yang Untuk menilai kemampuan negosiasi
belum dimengerti, seperti mengapa suplier seseorang ditunjukkan oleh respons yang
susu sapi perlu konsesi lebih banyak, apa diperoleh berupa pengertian dari diri sendiri
yang melatarbelakanginya, dan memikirkan maupun orang lain, sesuai pandangan Oswald
bagaimana solusi terbaik bagi keduanya. (2009: xvi), “Kesuksesan hidup seseorang
dimulai dari kemampuan membuat diri sendiri
Mendengarkan secara empatik yang
mengerti.” Karena itu, untuk memeroleh
dilakukan oleh dua pihak yang bernegosiasi
kesepakatan, negosiator perlu mengubah
tersebut, sesuai dengan pendapat DeVito
pola pikir dan bahasanya yang diterapkan
(2013:95) bahwa mendengarkan dengan
pada percakapan internal dan eksternal
empatik apabila seseorang mengerti apa yang
melalui latihan mengganti kata negatif
dimaksud oleh orang lain dan memahami apa
dengan kata positif, melalui pengungkapan
perasaan mereka. Berempati kepada orang
realitas mesti secara positif. Karena sesuai
lain adalah merasakan apa yang dirasakannya,
dengan karakteristik pikiran bawah sadar, bila
melihat dunia sama seperti yang mereka lihat.
seseorang menggunakan kata-kata negatif, ia
Hal itu dapat dilakukan dengan cara, antara
akan menerima dan mewujudkan perasaan
lain, memerhatikan pesan dari sudut pandang
utama pikiran negatif tersebut” (Ratnasari,
pembicara, terlibat dalam pembicaraan dua
Mimbar Vol. XXVI No.2, Desember 2010).
arah, mencari pemahaman pemikiran dan
perasaan bersama. Berdasarkan uraian Hasil penelitian Ashley D. Brown dan
tersebut jelaslah pendengar yang baik Jared R. Curhan yang dimuat pada Jurnal
menjadi salah satu aspek pendukungan dalam Psychological Science tentang “Pengaruh
memperoleh kesepakatan bersama. Gairah Fisiologis terhadap Hasil Negosiasi”
m e n u n j u k k a n b a h w a g a i ra h b e r e f e k
Para negosiator sebelum menjalin
menguntungkan pada hasil negosiasi pada
kerjasama seperti dijelaskan Fisher, et al.
peserta yang memiliki sikap positif terhadap
(2000:43), dapat dimulai dari “mengenal pihak
negosiasi sebelumnya. sebaliknya, gairah
lawan secara pribadi sangat membantu dalam
berefek merugikan pada hasil negosiasi
berunding. Saat yang baik untuk menjalin
pada peserta yang memiliki sikap negatif
hubungan adalah pada saat perundingan
terhadap negosiasi yang sebelumnya pernah
belum berlangsung. Berusahalah menemuinya
dilakukan”(dalam pss.sagepub.com, 10
secara informal dan usahakan diri Anda untuk
November 2013).
datang lebih awal, supaya tersedia banyak
waktu untuk saling mengenal.” Temuan penelitian tentang upaya

‘Terakreditasi’ SK Kemendikbud, No.040/P/2014, berlaku 18-02-2014 s.d 18-02-2019 27


yusuf hamdan, dkk. Kemampuan Negosiasi Pengusaha dalam Meningkatkan Kesepakatan Bisnis

informan memelihara hubungan jangka menjaga hubungan baik adalah dengan


panjang, informan sering bekerjasama dengan menjadi partner yang memberikan solusi-
mitra bisnisnya, penawarannya tidak tinggi, solusi terbaik yang mendukung kesuksesan
melainkan dengan harga wajar.” Karena itu, negosiator lain. Sesungguhnya negosiator lain
di antara kami sudah terbentuk pengertian, adalah pribadi-pribadi yang ingin diperlakukan
kepercayaan, setiap pihak memahami sebaik-baiknya. Kecepatan dan kualitas harus
posisinya, masing-masing sebagai partner tinggi, tetapi melayani dengan hati adalah
yang sungguh-sungguh dapat dipercaya dan kewajiban.
kerjasama mereka merupakan sesuatu yang
Karena itu, menurut pendapat informan
sangat menguntungkan.
menjaga keakraban dengan negosiator lain
Hal itu sesuai dengan penelitian merupakan hal yang tidak bisa ditawar. Apa
Hamdan, dkk. (Mimbar Vol. 29, no 2. yang diinginkan, dibutuhkan, dan diharapkan
Tahun 2013), bahwa negosiasi bisnis untuk pihak lain tidak serta merta dipahami bila
membangun kerjasama melalui tahap kita tidak menjalin keakraban. Karena
eksplorasi, penawaran, tawar-menawar, hubungan dengan negosiator lain yang akrab,
penyelesaian, dan pengesahan. Bekerjasama kemampuan mendengarkan pihak lain, akan
dengan pihak lain menggunakan pesan verbal menghasilkan nilai tambah, dibarengi dengan
secara jelas, singkat, dan bermakna positif, belajar dan memperbarui diri dari waktu
sedangkan pada nonverbal memerhatikan ke waktu. Menurut Jackman (2004:95),
isyarat mimik muka, kontak mata, gerakan kegiatan itu menjadi inti dari negosiasi, yaitu
tangan, dan penggunakan busana yang menemukan kesamaan antara hasil yang
sesuai. Anda inginkan dengan hasil yang diinginkan
lawan negosiasi. Tahap ini adalah tahap di
Membina hubungan baik yang
mana kedua belah pihak akan menghasilkan
d i l a k u k a n i n f o r m a n , m i s a l nya p a d a
keuntungan bersama.
kesempatan berkumpul bersama teman-
teman atau keluarga menjadi sarana untuk Bagi negosiator yang sering bekerja
melatih hubungan baik. Informan juga sama, Thomas ( 2007:76) berpendapat,
menghindari topik pembicaraan yang kurang “Semakin lama dan dekat hubungan Anda,
menyenangkan bagi pihak lain. Selain itu, semakin tidak pantas bagi Anda untuk memulai
informan juga memikirkan terlebih dahulu dengan penawaran tinggi. Seiring waktu,
apa yang hendak diucapkan. Kegiatan muncullah kepercayaan, dan kepercayaan
lainnya yang dilakukan informan dalam menggantikan negosiasi. Karena dalam

Tabel 1
Kemampuan Negosiasi Pengusaha dalam Meningkatkan Kesepakatan Bisnis

No Kemampuan Negosiasi Uraian


1 B e ra n i m e n g g a l i l e b i h b a nya k a. Mengajukan banyak pertanyaan.
informasi. b. Memberi kesempatan kepada pihak lain untuk
bertanya.
c. Mempertimbangkan aspek perasaan lawan negosiasi
agar nyaman berkomunikasi dengan negosiator.
2 Sabar bertahan lebih lama dari a. Negosiator menyediakan waktu untuk bertahan saat
negosiator lawan. negosiasi.
b. Negosiator berusaha mencurahkan pikiran positif yang
mendukung jalannya negosiasi.
c. Negosiator menyediakan tenaga mendukung jalannya
negosiasi.
3 Berani meminta lebih banyak a. Fokus pada tujuan yang ingin dicapai.
b. Membuat urutan proses pencapaian.
4 Integritas menekan solusi menang- c. Memegang komitmen bersama secara konsisten.
menang. d. Memerhatikan kepentingan bersama.

5 Bersedia menjadi pendengar yang a. Menyediakan waktu untuk diskusi sesuai topik
baik. negosiasi.
b. Mendengarkan dengan saksama penjelasan pihak lain.
c. Menjadi pendengar yang empatik.
Sumber : Data Penelitian

28 ISSN 0215-8175 | EISSN 2303-2499


MIMBAR, Vol. 31, No. 1 (Juni, 2015)

negosiasi yang ke sekian kalinya antara yang baik; mereka memiliki keberanian
pihak-pihak yang sama dengan masalah menggali lebih banyak informasi dengan
yang sama, posisi pembuka akan berubah cara mengajukan banyak pertanyaan,
hampir menyerupai taraf kebersamaan, memberi kesempatan kepada pihak lain untuk
kepercayaan membuat negosiasi hampir bertanya, mempertimbangkan perasaan
tidak diperlukan lagi. Proses selanjutnya, di lawan saat bernegosiasi. Pengusaha juga
antara mereka terbentuk pengertian, di mana memiliki kesabaran untuk bertahan lebih
setiap pihak memahami posisinya; karena lama dari negosiator lawan, dilakukan
itu, di antara mereka terbentuk kepercayaan dengan menyediakan waktu lebih banyak,
bahwa masing-masing sebagai partner yang mencurahkan pikiran positif, dan menyediakan
sungguh-sungguh dapat dipercaya dan tenaga mendukung jalannya negosiasi. Selain
kerjasama mereka merupakan sesuatu yang itu, pengusaha juga memiliki keberanian
sangat menguntungkan. Hal itu sesuai dengan meminta lebih banyak dengan membuat
pendapat Barron & Kaus (2007: 58), jika urutan proses pencapaian. Pengusaha
negosiator ingin memengaruhi calon klien, juga memiliki integritas menekan solusi
mulailah merasakan pernyataan hubungan menang-menang dengan cara memegang
yang mendalam dengan calon klien tersebut, komitmen bersama secara konsisten, dan
yaitu dengan menciptakan hubungan yang memperhatikan kepentingan bersama. Di
erat. samping itu, pengusaha bersedia menjadi
pendengar yang baik, dengan menyediakan
Pendapat yang hampir sama
wa k t u u n t u k d i s k u s i , m e n d e n g a r k a n
dikemukakan Hans-George Wolff dan Klaus
penjelasan pihak lain, dan menjadi pendengar
Moser dalam Effect of Networking on
yang empatik. Pengusaha dapat membina
Carier Succes: a Longitudinal Study (2000)
hubungan dengan mitra bisnisnya, hal itu
bahwa jejaring sangat berkorelasi dengan
berkaitan dengan keyakinan pihak lain pada
kesuksesan karier, baik kesuksesan objektif
kemampuan negosiator sebagai pihak yang
atau subjektif. Objektif dalam artian yang
dapat dipercaya.
tampak (kekayaan, misalnya), sedangkan
subjektif lebih mengacu pada pengakuan Saran yang diajukan, pengusaha
orang lain (dalam Intisari, No. 620, 14 Mei perlu meningkatkan keberanian menggali
2014). l e b i h b a nya k i n f o r m a s i d e n g a n c a ra
mempelajari pengetahuan teknis, didukung
Salah satu perusahaan yang turut
oleh keinginan yang kuat, dan ketajaman
m e m b e s a r k a n b i s n i s k l i e n nya b e r k a t
pikiran untuk mengkaji topik negosiasi,
menjalin hubungan baik di antaranya Dwi
serta kemampuan memahami kondisi pihak
Sapta, perusahaan yang bergerak dalam
lain. Kesabaran bertahan lebih lama dari
Adversiting Agency. Menurut Watono &
negosiator lawan dapat ditingkatkan dengan
Watono (2011:42), “Dwi Sapta bukan
cara negosiator melatih daya tahan, disiplin,
hanya agency yang mengerjakan pesanan
mampu meyakinkan, dan menanamkan
pekerjaan, tetapi sekaligus menjadi mitra
kepercayaan kepada pihak lain. Keberanian
klien dalam menghasilkan iklan-iklan yang
meminta lebih banyak dapat dipertahankan,
berkualitas: turut mendorong penjualan
antara lain, dengan mengasah kemampuan
produk-produk dengan kualitas image iklan
menyampaikan gagasan dengan lancar,
yang tinggi.” Berdasarkan uraian terdahulu,
runtut, dan jelas. Integritas solusi menang-
dapat diringkaskan temuan penelitian yang
menang penting diperhatikan pengusaha,
merupakan keunikan yang didapat dari para
karena kesepakatan tercapai bila para pihak
wanita pengusaha disajikan dalam Tabel 1
memiliki komitmen memberi persetujuan dan
berikut.
merasa menang, menjadi pendengar empatik
Penjelasan pada Tabel 1 memerlihatkan dan fokus pada topik negosiasi.
temuan penelitian tentang kemampuan
negosiasi pengusaha dalam meningkatkan Daftar Pustaka
kesepakatan bisnis. Kelima karakteristik
Barron, David R. & Kaus, Danek S. (2007).
personal tersebut penting kedudukannya
The Power of Persuasion. Bandung:
dalam membekali pengusaha menjadi
Momentum an Imprint of Salamadani.
negosiator bisnis yang berhasil.
Brown Ashley D. & Curhan , Jared R. (2013).
“The Polarizing Effect of Arousal on
Simpulan dan Saran
Negotiation”. Jurnal Psychological Science.
Simpulan yang dapat dikemukakan, pss.sagepub.com, 10 November.
pengusaha memiliki kemampuan negosiasi Budyatna, Muhammad dan Ganiem,

‘Terakreditasi’ SK Kemendikbud, No.040/P/2014, berlaku 18-02-2014 s.d 18-02-2019 29


yusuf hamdan, dkk. Kemampuan Negosiasi Pengusaha dalam Meningkatkan Kesepakatan Bisnis

Leila Mona. (2011). Teori Komunikasi Kelompok Gramedia.


Antarpribadi. Jakarta: Kencana Prenada Shimp.Terence. A. (2014). “Komunikasi
Media Group. Pemasaran Terpadu dala Periklanan dan
Cohen, Steven.(2006). Negotiate This! Promosi”. Terj. Harya BS, dkk. Jakarta:
(Bernegosiasi dengan Hati). Terj. Agus Salemba Empat.
Maulana. Batam: Karisma Publishing Suaramerdeka.com. Pengusaha Perempuan
Group. Diharapkan Entaskan Kemiskinan. 6 Juni
Devito, Joseph A.,(2013). The Interpersonal 2014.
Communication Book. Thirteenth Edition. Subianto, Basuki. (2004). Mengubah Tidak
Boston, Pearson International Editon. Mungkin menjadi Mungkin: Pengalaman
Dawson, Roger. (2004). Secrets of Power Berbisnis dengan Sandaran Al Quran.
Negotiating: Rahasia Sukses Seorang Bandung: Al Bayan-Mizan.
Negosiator Ulung. Terj. C. Louis Noviatno. Sujana, Asep ST. (2004). Retail Negotiator
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Guidance: Menyingkap Rahasia Sukses
Fisher R., Ury, W., Patton, B. (2000). Getting to Global Retailer. Jakarta: PT. Gramedia
Yes: Teknik Berunding Menuju Kesepakatan Pustaka Utama.
tanpa Kemaksakan kehendak. Jakarta: Sutisna. (2001). Perilaku Konsumen dan
Yayasan Obor Indonesia. Komunikasi Pemasaran, PT. Remaja
Ikatan Wanita Pengusaha DPD Jawa Barat. Rosdakarya, Bandung.
iwapijawabarat.com. 23 Maret 2012. Swa.co.id. Microsoft Indonesia. Kenalkan
Jackman, Ann. (2004). How to Negotiate: Komputasi Awan Ke Anggota IWAPI. 6
Teknik Sukses Bernegosiasi. Terj. Chefira Juni 2014.
Inda. Jakarta: Erlangga. teraskreasi.com. Kowani Fair dan IWAPI Expo
Hamdan, Y., Ratnasari, A., & Hirzi, A.T. 2014. 6 Juni 2014.
(2013). “Profil Negosiator Bisnis Wanita Thomas Jim. (2007). Negotiate to Win :
Pengusaha”. Mimbar Vol. 29, No.2. pp. 21 Jurus Ampuh untuk Memenangkan
235-245. Negosiasi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Koran-sindo.com. IWAPI Siap Cetak Pengusaha Utama.
Tangguh. 6 Juni 2014. Urban, Hal. (2007). Positive Words, Powerful
Kotler. Philip. (2000). Marketing Management. Results. Terj. Eta Sitepoe. Jakarta:PT
New Jersey: Prentice Hall International, Bhuana Ilmu Populer.
Inc. Watono, Aji &Watono, Maya A. (2011). IMC
Lewicki, Roy J., et.al. (2003). Negotiation. That Sells. Jakarta : PT. Gramedia.
New York : The McGraw-Hill Co.Inc. Wolff, Hans-George & Moser, Klaus. (2000).
Mulyana, Deddy. (2000). Ilmu Komunikasi Effect of Networking on Carier Succes : a
Suatu pengantar. Bandung: PT. Remaja Longitudinal Study Intisari, No. 620, 14
Rosdakarya. Mei 2014.
Oswald, Yvonne.(2009). Keajaiban Kata-Kata: Wo o d , J u l i a T. ( 2 0 1 3 ) . K o m u n i k a s i
Ubahlah Hidup Anda dengan Kata-Kata Interpersonal: Interaksi Keseharian,
yang Positif. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.
Utama. Yin, Robert K. (2002). Studi Kasus :Desain
Pikiran-rakyat.com. Masih Sedikit Wanita Jadi dan Metode. Jakarta : PT. RajaGrafindo
pengusaha. 8 Februari 2011. Persada .
Ratnasari, A. (2010). Pesan Positif dalam Ziglar, Zig. (2009). Ziglar on Selling :
Komunikasi. Mimbar Vol. XXVI No.2. pp. Pedoman Lengkap bagi Professional
159-168. Penjualan. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu
Santosa, Awan. (2010). Psikologi Persuasi. Populer, kelompok Gramedia.
Jakarta : PT Elex Media Komputindo,

30 ISSN 0215-8175 | EISSN 2303-2499

Anda mungkin juga menyukai