com
190301239@mahasiswa.umri.ac.id
ABSTRAK
Perkembangan industri di dunia yang semakin pesat, menimbulkan persaingan yang ketat antar perusahaan atau industri untuk menghasilkan produk yang
berkualitas. Perusahaan yang sudah berdiri tentunya ingin berkembang dan terus menjaga kualitas produknya. Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan salah satu
penggerak ekonomi kerakyatan dan merupakan salah satu industri yang bersaing dalam menghasilkan suatu produk dan menghasilkan keuntungan. Usaha santan
kelapa merupakan industri rumah tangga yang bergerak dalam bidang usaha pengolahan kelapa menjadi santan yang dalam skala pemesanan masih cukup kecil.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efektivitas analisis perilaku biaya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Tujuan penelitian ini adalah
menerapkan analisis perilaku biaya pada UD UKM. Santan Kelapa Chaniago Son. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif yang menggunakan sumber data
sekunder. Hasil analisis perilaku biaya dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan linear y = Rp. 132.000 + 6(x) yang artinya biaya tetap perawatan mesin setiap
bulannya adalah Rp. 132.000 dan biaya variabelnya adalah Rp. 2000 setiap jam pemeliharaan. Manajemen di UKM UD. Santan Kelapa Putra Chaniago sebaiknya
mulai mengimplementasikan cost behavior analysis agar pesanan khusus dapat dijadikan alternatif untuk mengembangkan usaha dan meningkatkan keuntungan
di UKM UD. Santan Kelapa Chaniago Son 2000 setiap jam pemeliharaan. Manajemen di UKM UD. Santan Kelapa Putra Chaniago sebaiknya mulai
mengimplementasikan cost behavior analysis agar pesanan khusus dapat dijadikan alternatif untuk mengembangkan usaha dan meningkatkan keuntungan di UKM
UD. Santan Kelapa Chaniago Son 2000 setiap jam pemeliharaan. Manajemen di UKM UD. Santan Kelapa Putra Chaniago sebaiknya mulai mengimplementasikan cost
behavior analysis agar pesanan khusus dapat dijadikan alternatif untuk mengembangkan usaha dan meningkatkan keuntungan di UKM UD. Santan Kelapa
Chaniago Son
Kata kunci:Analisis Perilaku Biaya, Konsep Biaya, Usaha Kecil Dan Menengah
ABSTRAK
Perkembangan industri di dunia meningkat pesat sehingga menimbulkan persaingan yang ketat antara perusahaan atau industri untuk menghasilkan
produk yang berkualitas. Perusahaan yang telah berdiri tentunya ingin berkembang dan terus menjaga kualitas produknya.Usaha Kecil Menengah
(UKM) merupakan salah satu penggerak perekonomian rakyat serta merupakan salah satu industri yang ikut bersaing dalam menghasilkan suatu
produk dan mendapatkan laba.Usaha santan kelapa adalah sebuah industri rumahan yang bergerak di bidang usaha pengelolaan buah kelapa
menjadi santan yang dalam skala pemesanan masih terbilang cukup kecil. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan keefektifan analisis biaya
perilaku. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Tujuan penelitian ini untuk menerapkan analisis biaya pada UKM UD. Santan Kelapa Putra
Chaniago. Jenis data yang digunakan data kuantitatif yang menggunakan sumber data sekunder. Hasil analisis biaya perilaku,dapat dinyatakan dalam
bentuk persamaan linier y = Rp 132.000 + 6(x) yang berarti bahwa biaya tetap pemeliharaan mesin setiap bulan Rp 132.000 dan biaya variabelnya Rp.
2000 setiap jam pemeliharaan. Manajemen dalam UKM UD. Santan Kelapa Putra Chaniago sebaiknya mulai menerapkan analisis perilaku biaya agar
pesanan khusus dapat dijadikan sebagai alternatif untuk melakukan pengembangan usaha dan meningkatkan laba pada UKM UD. Santan Kelapa
Putra Chaniago 2000 setiap jam pemeliharaan. Manajemen dalam UKM UD. Santan Kelapa Putra Chaniago sebaiknya mulai menerapkan analisis
perilaku biaya agar pesanan khusus dapat dijadikan sebagai alternatif untuk melakukan pengembangan usaha dan meningkatkan laba pada UKM UD.
Santan Kelapa Putra Chaniago 2000 setiap jam pemeliharaan. Manajemen dalam UKM UD. Santan Kelapa Putra Chaniago sebaiknya mulai menerapkan
analisis perilaku biaya agar pesanan khusus dapat dijadikan sebagai alternatif untuk melakukan pengembangan usaha dan meningkatkan laba pada
Kata Kunci:Analisis Perilaku Biaya, Konsep Biaya, Usaha Kecil dan Menengah
1. Pendahuluan
Menurut (Sulistyo, 2010) menyatakan bahwa UKM adalah salah satu jenis usaha milik pribadi,
badan usaha berbadan hukum atau tidak berbadan hukum. Usaha kecil dan menengah (UKM)
memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia. Karena dengan adanya
UKM ini, reaksi akibat angkatan kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja menjadi
berkurang. Usaha mikro kecil menengah menjadi salah satu prioritas utama dalam agenda
pembangunan di Indonesia hal ini terbukti dari ketahanannya sektor UKM saat terjadi krisis
hebat tahun 1998, biladibandingkan dengan sektor lain yang lebih besarjustru tidak mampu
bertahan menghadapi krisis. Tak dapat disangkal bahwa di Indonesia sudah menjadi negara
yang peduli terhadap lingkungan sekitar. Seperti halnya perkembangan UKM menjadi salah
satu contoh aktifitas ekonomi yang dapat dirasakan oleh masyarakat. Pemerintah sekarang ini
juga memberikan semangat dalam memberikan penghargaan kepada setiap UKM yang dapat
mengolah produk yang tidak ada cacatnya menjadi manfaat.
Analisis perilaku biaya dapat digunakan sebagai salah satu perangkat bagi manajemen
untuk memprediksi biaya yang akan dikeluarkan pada masa yang akan datang dan
menentukan besaran skema biaya serta pendapatan. Analisis perilaku biaya dapat memberikan
masukan bagi manajemen dalam proses estimasi biaya produksi. Agar tercipta analisis perilaku
biaya yang baik dan andal, terlebih dahulu setiap biaya harus diidentifikasi, dipilah, dan
dikumpulkan menjadi unsur biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost). ).
Menurut (LMSamryn, 2001) Berdasarkan perilakunya biaya dapat dibedakan sebagai biaya
tetap dan biaya variabel. Biaya tetap (fixed cost) adalah suatu biaya konstan yang dalam total
tanpa mempertimbangkan perubahan-perubahan tingkat aktifitas dalam suatau relevan range
tertentu. Menghasilkan laba, jumlah penjualan harus lebih besar dari jumlah biaya. Penjualan
merupakan harga jual yang dikalikan dengan banyaknya produk yang dijual. Sedangkan total
biaya didapat dari penjumlahan biaya variabel dengan biaya tetap. Variabel biaya sangat
dipengaruhi oleh aktivitas variabel biaya perusahaan mempunyai biaya per unit yang tetap dan
totalnya yang berubah-ubah. Jika penjualan naik maka kuantitas naik dan biaya variabel pun
akan naik. Sedangkan biaya tetap tidak terpengaruh oleh naik turunnya tingkat aktivitas
perusahaan. Biaya tetap secara total tetap atau konstan walaupun tingkat aktivitasnya naik
atau turun. Biaya tetap per unit berubah proporsional terhadap akivitas bisnis, semakin besar
tingkat aktivitas bisnis perusahaan, semakin kecil biaya tetap per unitnya begitu pun
sebaliknya. Berdasarkan pemahaman perilaku biaya-biaya tersebut, perusahaan dapat mencari
kombinasi biaya variabel, biaya tetap, harga jual dan volume penjualan yang paling
menguntungkan menggunakan pendekatan kontribusi terhadap laporan laba rugi. Pendekatan
kontribusi ini membagi biaya berdasarkan perilakunya yaitu biaya tetap dan biaya variabel.
Penelitian yang dilakukan oleh Stacey (2011) mengenai analisis biaya volume laba ditulis bahwa
sebaiknya perusahaan menggunakan format laba rugi pendekatan kontribusi karena
manajemen akan lebih mudah mengetahui perubahan volume kegiatan dalam perencanaan
laba dan pengambilan keputusan.
2. Tinjauan Pustaka
197
Erika & Yuni RAJ,Vol 2 (2) 2022 : 196-202
di pihak lain sumber permodalan memiliki dana yang cukup untuk disalurkan ke UKM, akan
tetapi terjadi suatu gap sehingga kedua kutub tersebut tidak pernah ketemu sehingga tidak
terjadi transaksi.
Kendala-kendala yang bisa menjadi penyebab sulitnya UKM dalam mengakses
sumber permodalan diantaranya, tidak saling mengenal antara sumber permodalan
dengan UKM, adanya perbedaan kebiasaan yang mana para pengusaha atau industri UKM
tidak terlalu akrab dengan pembukuan sementara di pihak perbankan lain sangat akrab
dengan pembukuan, masalah menyusun kewajiban termasuk usaha sulit memenuhi
persyaratan administrasi yang diminta pihak pemilik dana.
2. Perilaku Biaya
perilaku biaya mengkaji bagaimana total biaya dan biaya per unit berubah sehubungan dengan
perubahan output (tingkat) aktivitas penggerak. Jika aktivitas output driver berubah, apakah
total biaya dan biaya per unit juga berubah? Jika berubah, bagaimana perubahannya? Terdapat
tiga variabel yang perlu diperhatikan, yaitu total biaya, biaya per unit, dan output aktivitas
pengemudi. Jika output driver activity adalah jumlah unit yang dihasilkan, biaya apa sajakah
yang berubah dan tidak berubah sehubungan dengan perubahan jumlah unit yang dihasilkan?
Berikut tabel yang memperlihatkan hubungan antara biaya produksi dan jumlah unit yang
diproduksi.
3.Konsep Biaya
Supriyono (1999:16) menjabarkan bahwa, Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau
digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan atau revenue yang akan dipakai sebagai
pengurang penghasilan. Menurut Henry Simamora (2002:36), Biaya adalah kas atau nilai setara
kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat pada saat ini
atau di masa depan bagi organisasi. Sedangkan menurut Mulyadi (2001:8), Biaya adalah
pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi, sedang
terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi,
yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah
terjadi maupun yang akan terjadi. Menurut Carter (2009:30), mendefinisikan “biaya sebagai
suatu nilai tukar, pengeluaran, atau pengorbanan yang dilakukan untuk menjamin perolehan
manfaat”. Dunia dan Abdullah (2012:4) menyatakan bahwa, Akuntansi biaya adalah bagian dari
akuntansi manajemen dimana merupakan salah satu dari bidang khusus akuntansi yang
menekan pada beban dan pengendalian biaya. Sedangkan dalam pengelolaan perusahaan,
akuntansi biaya merupakan bagian penting dari ilmu akuntansi dan telah berkembang menjadi
tools of management, yang berfungsi menyediakan informasi biaya bagi kepentingan
manajemen agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
Menurut Siregar dkk (2013:23) “biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk
memperoleh barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat sekarang atau masa yang akan
datang”. Berdasarkan definisi biaya diatas dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan pengorbanan
sumber ekonomis yang diukur dengan satuan uang, untuk memperoleh barang atau jasa yang
diharapkan memberikan manfaat saat ini maupun yang akan datang.
Tiga klasifikasi yang paling umum dari perilaku biaya adalah biaya variabel, biaya tetap, dan
biaya semi variabel.
1) Biaya Variabel (variabel cost) menurut Mulyadi dalam (Winarko & Astuti, 2018),
Menyatakan bahwa biaya variabel adalah biaya yang berubah sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Sedangkan menurut Garrison dalam (Winarko & Astuti,
2018), biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang jumlahnya berubah secara
proposional perubahan terhadap tingkat aktivitas.
198
Erika & Yuni RAJ,Vol 2 (2) 2022 : 196-202
2) Biaya Tetap (fixed cost) Menurut Mulyadi dalam (Winarko & Astuti, 2018) Menyatakan
bahwa biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap dalam volume kegiatan tertentu.
Sedangkan menurut Carter dalam (Winarko & Astuti, 2018), biaya tetap (fixed cost) adalah
biaya yang secara total tidak berubah ketika aktivitas bisnis meningkat dan menurun.
3) Biaya Semivariabel Menurut Mulyadi dalam (Winarko & Astuti, 2018) Menyatakan
bahwa biaya semivariabel adalah biaya yang memiliki unsur tetap dan variabel
didalamnya.Sedangkan Menurut Garrison dalam(Winarko & Astuti, 2018), biaya
semivariabel (mixed cost) adalah biaya yang diungkapkan baik
karakteristikkarakteristik dari biaya tetap maupun variabel biaya.
Menurut Garrison dalam (Winarko & Astuti, 2018) Menyatakan bahwa pemisahan unsur-unsur biaya
tetap dan biaya variabel dari biaya semivariabel dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa
cara, yaitu :
A. Metode scattergraph Metode scattergraph memperhitungkan semua biaya data. Biaya yang
terjadi pada berbagai tingkat aktivitas diplot ke dalam grafik dan garis ditarik dari titik-titik
yang dibuat. Pembuatan garis dengan memperhatikan dan melakukan pemeriksaan data.
Analisis perhatikan bahwa garis tersebut mampu mencerminkan semua titik yang ada dan
tidak hanya titik tertinggi dan terendah. Biasanya, garis tersebut akan ditarik dengan
rangkaian titik-titik di atasnya dan di bawahnya secara seimbang. Grafik tersebut disebut
dengan scattergraph dan garis yang ditarik dari titik-titik tersebut disebut garis regresi.Garis
regresi adalah garis rata-rata. Rata-rata variabel biaya ditunjukkan dengan garis kemiringan
sementara biaya tetap ditunjukkan pada titik perpotongan dengan sumbu Y
B. Metode tinggi-rendah Analisis biaya semi variabel dengan menggunakan metode tinggi-
rendah dimulai dengan mengidentifikasi periode dengan tingkat aktivitas yang paling
rendah dan periode dengan tingkat aktivitas yang paling tinggi. Perbedaan biaya pada
kedua periode tersebut dibagi dengan perubahan aktivitas antara kedua periode ekstrim
tersebut untuk memperkirakan variabel biaya per unit aktivitas. Metode tinggi-rendah
adalah metode yang paling sederhana dan dapat digunakan untuk memperkirakan biaya
tetap dan biaya variabel secara cepat tetapi memiliki kelemahan karena hanya
mendasarkan pada dua titik saja. Biaya variabel
C. Metode regresi kuadrat terkecil (Regresi kuadrat terkecil) Metode regresi kuadrat
kecil (regresi kuadrat terkecil) adalah metode yang memisahkan biaya
semivariabel menjadi komponen biaya tetap dan biaya variabel dengan
menggunakan seluruh data. Metode regresi kuadrat-terkecil menghitung garis
regresi yang meminimalkan jumlah dan kesalahan kuadrat residual (the sum of
squared error).
3. Metode Penelitian
Kuncoro (2004:25), data berdasarkan jenis data terbagi dua, yaitu sebagai berikut:
1. Data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan
bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik
perhitungan matematik atau statistika. Data kuantitatif dalam penelitian ini yaitu data
biaya produksi dalam usaha tersebut.
2. Data kualitatif yaitu data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Kualitas
data diperoleh melalui berbagai macam wawancara, analisis dokumen, atau
199
Erika & Yuni RAJ,Vol 2 (2) 2022 : 196-202
observasi. Data kualitatif yang akan diambil seperti wawancara sejarah UKM tersebut
Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di UD. Santan Putra Chaniago yang serupa di jalan Cipta Karya no. 19
pada bulan Juli 2021
Metode titik tertinggi dan terendah merupakan salah satu cara perhitungan yang relatif lebih
sederhana dalam penyelesaian tetap biaya dan biaya variabel dari suatu kelompok biaya semi
variabel.Metode titik tertinggi dan terendah (high-low method) yaitu suatu metode pemisah
biaya campuran ke dalam elemen-elemen biaya tetap dan biaya variabelnya dengan
mendasarkan analisis pada selisih biaya antara tingkat tertinggi dan yang terendah. Secara
umum perhitungannya dapat dilakukan dengan cara:
- Memilih atau mencarijumlah biaya yang paling tinggi dari data yang tersedia
- Memilih atau mencari jumlah biaya yang paling rendah dari data yang tersedia
- Menghitung selisih jumlah jam mesin dan selisih biaya dari dua titik
tertinggi dan terendah
- Memasukkan selisih ke dalam formula untuk menghitung komponen biaya variabel
200
Erika & Yuni RAJ,Vol 2 (2) 2022 : 196-202
Tabel Biaya Reparasi dan Pemeliharaan pada Tingkat Kegiatan Tertinggi dan Terendah
Sehingga unsur biaya tetapnya menjadi: = 270.000 – (2000 x201) = Rp 132.000,- per bulan
Rumus biaya selanjutnya dapat dinyatakan dalam bentuk penjualan fungsi linear y = Rp
138.000 + 2000(x) yang berarti bahwa biaya tetap pemeliharaan mesin setiap bulan Rp
132.000 dan biaya variabelnya Rp 2000 setiap jam pemeliharan.
Pembahasan
Dapat dilihat bila dibandingkan dari enam bulan terakhir ini biaya pemeliharaan
mesin untuk biaya variabel dan tetap biayanya selalu berfluktuasi dengan adanya tingkat
aktivitas yang berbeda dan dapat dikatakan bahwa besarnya biaya pemeliharaan mesin
tergantung pada volume kegiatan tetapi dapat dikatakan sifat-sifat perubahan biaya tersebut
tidak sebanding dengan tingkat aktivitas jam mesin.
Analisis perilaku biaya dengan metode hitungan titik tertinggi dan terendah sangat
efisien, strategis, dan sederhana dalam industri atau UKM dan juga mampu memprediksi
perkembangan usaha di masa yang akan datang.Pengelompokan biaya tetap dan variabel
biaya yang tujuannya untuk menaikkan laba pada industri atau UKM. Informasi biaya
semivariabel sebaiknya dipisahkan terlebih dahulu unsur-unsur biaya variabel tersebut dari
unsur-unsur biaya tetapnya, agar dapat dimanfaat dengan cara yang baik. Apabila penjualan ini
tidak dilakukan maka keputusan alternatif yang dihasilkan juga kurang memuaskan akurasinya
terutama bila jumlah biaya semivariabel ini cukup signifikan dibanding total biaya secara
keseluruhan. Pemisahan unsur biaya tetap dan biaya variabel dari biaya semivariabel dapat
dilakukan dengan menggunakan metode titik tertinggi dan terendah. Beberapa hal yang
disebutkan dapat membantu manajerial dalam melakukan perkembangan usaha dan dapat
meningkatkan laba pada UD. Putra Chaniago.
201
Erika & Yuni RAJ,Vol 2 (2) 2022 : 196-202
5. Penutup
Menurut pola perilaku biaya dapat diartikan bahwa, biaya pemeliharaan mesin
merupakan biaya semi variabel yang memiliki karakteristik dari unsur biaya tetap dan
biaya variabel. Analisis perilaku biaya dengan metode hitungan titik tertinggi dan terendah
sangat efisien, strategis, dan sederhana dalam industri atau UKM dan juga mampu
memprediksiperkembangan usaha di masa yang akan datang. Pengelompokan biaya
tetap dan variabel biaya yang tujuannya untuk menaikkan laba pada industri atau UKM.
Pemisahan unsur biaya tetap dan biaya variabel dari biaya semivariabel dapat dilakukan
dengan menggunakan metode titik tertinggi dan terendah.
Beberapa hal yang disebutkan dapat membantu manajerial dalam melakukan
perkembangan usaha dan dapat meningkatkan laba UD. Putra Chaniago. Unsur biaya tetap
merupakan jumlah biaya untuk pemeliharasan mesin sedangkan unsur biaya variabel bagian
dari biaya semi variabel yang dipengaruhi oleh perubahan volume jam mesin. Biaya
pemeliharaan mesin merupakan variabel terikat (Y) dan volume kegiatan atau jam mesin
merupakan variabel bebas (X). Dimana besarnya.
Hasil dari penelitian ini memberikan implikasi kepada manajemen koveksi Bustami
dalam melakukan analisis perilaku biaya dengan metode hitungan titik tertinggi dan terendah
sehingga dapat membantu Konveksi Bustami dalam mengambil keputusan, misalnya dalam
penggunaan variabel biaya dan biaya tetap. Analisis biaya perilaku dengan metode hitungan titik
tertinggi dan terendah ini juga dapat meningkat kan laba dan dapat meningkatkan efesiensi kinerja
di UD. Putra Chaniago sehingga manajemen juga mengetahui berapa unik target yang harus
diselesaikan agar memperoleh laba yang diharapkan.
Daftar Pustaka
Carmelita, CV, Dzulkirom AR, M., & Zahroh ZA, ZZ (2017). Analisis Biaya Berbasis Aktivitas
System Dalam Pemeliharaan Harga Pokok Produksi Guna Penetapan Harga Jual Gula
(Studi Kasus Pada PT. PG. Kebon Agung Unit PG. Kebon Agung Kecamatan Pakisaji
Kabupaten Malang). Jurnal Administrasi Bisnis, 48(1), 1-10.
Fitriyah, YA, & Siregar, HO (2021). Analisis penerapan akuntansi pertanggungjawaban
terhadap perilaku biaya pada perusahaan start up. Jurnal akuntansi manajerial
terapan, 5(1), 182-186.
Putra, RA, & Muid, D. (2020). Pengaruh Penghindaran Pajak, Volatilitas Arus Kas Operasi Dan
Ukuran Pasar Terhadap Perilaku Biaya Asimetris. Jurnal Akuntansi Diponegoro,
9(4).
Qomaria, A. (2020). Analisis Perilaku Biaya Pemeliharaan Mesin Pada PT Mandiri Mukti
Kepahiang. Jurnal Ilmiah Raflesia Akuntansi, 6(1), 14-31.
Rahmadani, N. (2016). Perawatan Harga Pokok Produksi Pembangunan Rumah dengan
menggunakan Metode Activity Based Costing (Studi pada Perum Perumnas Regional
VII Makassar) (Disertasi Doktor, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).
Siby, SE, Ilat, V., & Kalalo, MY (2018). Penerapan Activity Based Costing System dalam
penentu harga pokok kamar hotel (studi pada hotel green eden manado). Going
concern: jurnal riset akuntansi, 13(02).
Rahmaji, D. (2013). Penerapan activity-based costing system untuk menentukan harga pokok
produksi PT. Celebes Mina Pratama. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen,
Bisnis dan Akuntansi, 1(3)
202