Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS PENGELOLAAN KEUANGAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN

MENENGAH
(Studi Kasus Pada Paguyuban Keramik Dinoyo Malang)

Oleh:
Bella Eka Cahyani

Dosen Pembimbing:
Dr. Drs. Rosidi, Ak., MM.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan pengelolaan keuangan yang
diterapkan oleh UMKM kerajinan keramik di Paguyuban Keramik Dinoyo Malang. Selain
itu, penelitian ini menggunakan metode kualitatif sebagai desain penelitian dengan
melakukan wawancara dan dokumentasi yang melibatkan lima informan. Beberapa faktor
penting antara lain: penggunaan anggaran, pencatatan, pelaporan, dan pengendalian,
digunakan sebagai kunci memperdalam pengelolaan keuangan informan. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa secara keseluruhan pelaku UMKM di Paguyuban Keramik Dinoyo
Malang tidak memerlukan proses perencanaan, pencatatan, pelaporan, dan pengendalian yang
baik sesuai SAK EMKM dikarenakan tujuan yang dimiliki informan dalam menjalankan
usahanya adalah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Kata kunci: Akuntansi Bisnis, Pengelolaan Keuangan, UMKM, Penggunaan Anggaran,


Pencatatan, Pelaporan, Pengendalian.

AN ANALYSIS OF MICRO, SMALL, AND MEDIUM ENTERPRISE’S FINANCIAL


MANAGEMENT
(A Case Study on Ceramic Association of Dinoyo, Malang)

Abstract
This study aims to identify and describe the financial management of ceramic craft MSMEs
in Ceramic Association of Dinoyo, Malang. This study applies qualitative methods
undertaken by interviews and documentations involving five informants. Budget utilization,
recording, reporting, and control are of the key factors in examining the informants’ financial
management. The results of this study indicate that, overall, the MSME entrepreneurs in
Ceramic Association of Dinoyo, Malang do not require good planning, recording, reporting,
and control processes according to FAS for MSME as they run their business for mere
livelihood.

Keywords: Business Accounting, Financial Management, MSME, Budget Utilization,


Recording, Reporting, Control.

1
Usaha Besar (UB) terhitung 5.550 unit.
LATAR BELAKANG Data yang dihasilkan selama periode tahun
2017-2018 menunjukkan bahwa terdapat
Peristiwa krisis ekonomi pada tahun
peningkatan kuantitas unit usaha kecil dan
1997 hingga 1998 membuktikan bahwa
menengah sebesar 2,02%, sementara
UMKM merupakan penyokong
persentase pertumbuhan jumlah usaha
perekonomian Indonesia, dikarenakan
besar adalah 1,64%. Melalui data tersebut,
ketika banyak perusahaan besar yang
dapat diketahui bahwa UMKM merupakan
bangkrut akibat krisis tersebut, UMKM
penyokong perekonomian Indonesia. Hal
tetap mampu bertahan di tengah gejolak
itu dibuktikan dari jumlah UMKM yang
yang terjadi. Berkaitan dengan hal itu,
lebih banyak baik dari segi unit maupun
industri keramik Dinoyo di Kota Malang
perkembangan daripada jumlah usaha
merupakan salah satu contohnya.
besar di Indonesia.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan
oleh Jodang Setia (2018) kepada Ketua Berdasarkan data yang didapat dari
Paguyuban Keramik Dinoyo Malang pada Kementerian Koperasi dan UMKM
saat itu, kemajuan industri keramik menunjukkan bahwa persentase PDB
Dinoyo justru berkembang sangat pesat UMKM pada tahun 2010-2018 terus
setelah terjadi krisis moneter di Indonesia. mengalami kenaikan setiap tahunnya.
Fakta tersebut memperlihatkan bahwa
Namun sayangnya, kegagalan usaha masih
keterlibatan masyarakat dalam industri sering terjadi. Kegagalan yang tak jarang
UMKM memang berkontribusi secara terjadi tersebut disebabkan oleh keahlian
aktif terhadap pembangunan pemilik UMKM yang masih rendah akan
perekonomian Indonesia. pengelolaan usaha, terutama pada bidang
pengelolaan keuangan. Menurut Srikandi
Bersumber pada data yang diperoleh
dan Setyawan (2004), masalah yang sering
dari Ketua Paguyuban Keramik Dinoyo
dihadapi pemilik UMKM adalah dalam
Malang, rata-rata penjualan pada tahun
bidang keuangannya. Selaras dengan
2010 sampai 2015 para pelaku UMKM di
pendapat Srikandi dan Setyawan (2004),
paguyuban tersebut memiliki omset
Setyobudi (2007) juga menyatakan bahwa
sebesar Rp 7.500.000 per bulan. Jenis
salah satu permasalahan yang sering
keramik yang dihasilkan dapat dilihat
dihadapi oleh UMKM adalah
menurut kegunaan, motif, bahan
permasalahan antara (intermediate
pembuatan, dan lain-lain. Kisaran harga
problems), yaitu permasalahan dari
produk keramik di Keramik Dinoyo
instansi terkait untuk menyelesaikan
Malang dimulai dari Rp 7.000 hingga
masalah dasar agar mampu menghadapi
jutaan rupiah terganting dari ukuran,
persoalan lanjutan secara lebih baik.
bentuk, corak, serta tingkat kesulitannya.
Permasalahan tersebut antara lain dalam
Sementara itu, berdasarkan data yang
hal manajemen keuangan, agunan, dan
diperoleh dari Kementerian Koperasi dan
keterbatasan dalam kewirausahaan. Begitu
Usaha Mikro Kecil dan Menengah
pula berdasarkan data dari Badan Pusat
(UMKM) menunjukkan bahwa jumlah
Statistik menunjukkan bahwa sebagian
UMKM di Indonesia pada tahun 2018
besar sektor UMKM masih belum
sebesar 64.194.057 unit, sedangkan jumlah

2
melakukan pencatatan kegiatan usaha dan terhadap kegiatan keuangan. Pengelolaan
keuangan secara tertib. keuangan berfungsi sebagai alat untuk
mencapai maksimalisasi nilai perusahaan
Pandemi COVID-19 yang terjadi dengan melakukan minimalisasi biaya
sekarang ini sangat berdampak pada dalam penggunaannya dan mengatur
perekonomian Indonesia. Menurut alokasi dana secara efisien. Hal tersebut
Kementerian Koperasi dan UMKM, menunjukkan bahwa penting untuk
terdapat sekitar 37.000 UMKM yang melakukan pengelolaan keuangan yang
memberikan laporan bahwa mereka efisien.
terdampai sangat serius dengan adanya
pandemi ini ditandai dengan: sekitar 56 Meskipun begitu, tak sedikit pengusaha
persen melaporkan terjadi penurunan UMKM di Indonesia yang tidak
penjualan, 22 persen melaporkan mengimplementasikan pengelolaan
permasalahan pada aspek pembiayaan, 15 keuangan pada usahanya. Salah satunya
persen melaporkan pada masalah distribusi adalah UMKM di Kelurahan Air Putih,
barang, dan 4 persen melaporkan kesulitan Kecamatan Tampan, Pekanbaru, yang
mendapatkan bahan baku mentah (Riska, sebetulnya memiliki banyak UMKM yang
2020). Hal tersebut dikarenakan pada masa telah berjalan lama. Namun, karena
pandemi COVID-19 diberlakukan kurangnya edukasi tentang pencatatan
kebijakan baru yaitu PSBB (Pembatasan keuangan (akuntansi), pelaku UMKM
Sosial Berskala Besar) atau social merasa kesulitan jika menggunakan
distancing. Kebjakan social distancing ini akuntansi dalam bisnisnya. Hal tersebut
kemudian diubah menjadi physical menyebabkan banyak UMKM yang
distancing. Physical distancing mengalami kerugian atau bahkan
menyebabkan segala aktivitas termasuk kebangkrutan (Fatmawati, 2018). Selain
kegiatan dalam sektor perdagangan harus itu, hal ini juga terjadi pada UMKM di
dilakukan di rumah. Hal tersebut Kabupaten Kulonprogo. Pada penelitian
berdampak pada penurunan kinerja Siswanto (2011) menunjukkan bahwa
perusahaan termasuk UMKM karena tingkat pengelolaan keuangan UMKM di
menjadi muncul permasalahan seperti Kabupaten Kulonprogo menunjukkan
kemacetan distribusi bahan baku dan kategori yang kurang baik: dari 95
penurunan konsumen secara drastis responden yang berhasil diperoleh data
sehingga pada kondisi tersebut diperlukan terdapat 51 (54%) menunjukkan kurang
strategi penjualan yang baru untuk baik dalam pengelolaan keuangan mereka;
bertahan pada kondisi krisis ekonomi yang seperti pencatatan setiap transaksi bisnis
baru ini. perusahaan, memiliki bukti transaksi atas
setiap kegiatan bisnis, menyusun catatan
Menurut Brigham dan Houston (2012), keuangan, dan menyusun laporan
pengelolaan keuangan atau manajemen keuangan.
keuangan adalah suatu proses dalam
pengaturan aktivitas atau kegiatan Rendahnya perhatian pengusaha
keuangan dalam suatu organisasi dimana UMKM terhadap pentingnya pengelolaan
di dalamnya termasuk kegiatan keuangan dapat menyebabkan hal tersebut
perencanaan, analisis, dan pengendalian menjadi masalah bagi keberlanjutan

3
UMKM itu sendiri. Pentingnya penerapan dalam negeri, produk dari sentra Keramik
pengelolaan keuangan UMKM sesuai Dinoyo juga sudah diekspor ke luar negeri
dengan yang telah dijelaskan oleh Ediraras sehingga kualitas tidak hanya ditujukan
(2010), bahwa bisnis UMKM yang untuk bersaing di pasar lokal, melainkan
keuangannya dikelola dan diinformasikan juga di pasar global.
secara transparan dan akurat akan
memberikan dampak positif terhadap Di samping keberhasilan sentra keramik
bisnis UMKM. Maka berdasarkan Dinoyo ini ternyata masih terdapat
informasi tersebut, dapat diketahui bahwa masalah yang timbul. Berdasarkan
dampak positif dari memperbaiki observasi yang dilakukan pada paguyuban
pengelolaan keuangan yang belum efisien ini dengan cara wawancara pada Sekretaris
itulah yang merupakan kunci keberhasilan Paguyuban Keramik Dinoyo Malang,
untuk mempertahankan pengoperasian didapatkan bahwa para anggota paguyuban
UMKM. sudah sering mendapatkan pelatihan
termasuk pelatihan mengenai pencatatan
Kota Malang selain dikenal sebagai dan pengelolaan keuangan. Akan tetapi,
kota pendidikan, juga memiliki berbagai tidak ada follow up dari pemerintah
potensi lain seperti kerajinan, pariwisata, sehingga praktik pengelolaan keuangan
serta perkebunan. Seiring berkembangnya yang baik tetap tidak terlaksana. Menurut
bidang pendidikan di Kota Malang, pernyataan dari Sekretaris Paguyuban,
industri-industri di kota tersebut juga pencatatan keuangan yang dilakukan oleh
menjadi daya tarik pendatan dan turis beliau masih sebatas barang keluar dan
asing maupun domestik sehingga banyak barang masuk tanpa pelaporan dan
industri di sana yang bisa dijadikan pengendalian yang jelas.
sebagai ikon Kota Malang, salah satunya
ialah kerajinan keramik. Kerajinan TINJAUAN PUSTAKA
keramik di Kota Malang telah lama
Usaha Mikro Kecil dan Menengah
menjadi pusat perhatian dan selalu menjadi
(UMKM)
representatif kota tersebut dalam pameran-
pameran industri. Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) memiliki definisi yang beragam
Di Kota Malang, sentra industri
dengan rumusan tentang usaha kecil dalam
penghasil kerajinan keramik terletak di
berbagai variasi nama, misalnya: (1) Biro
Dinoyo dan Betek. Namun apabila ditinjau
Pusat Statistik (BPS) menggunakan
dari potensi kedua tempat tersebut,
kriteria jumlah orang yang dipekerjakan;
wilayah Dinoyo lebih strategis dalam
(2) Kementerian Perindustrian
mengembangkan produk kerajinan
menggunakan kriteria finansial semacam
keramik lantaran sampai saat ini
investasi modal untuk mesin dan peralatan
perkembangan industri di kawasan Dinoyo
serta investasi per tenaga kerja; (3) Bank
telah memiliki tempat khusus wisata
Indonesia menggunakan kriteria finansial
keramik. Kampung wisata keramik yang
semacam kekayaan dan omzet; (4)
dibangun oleh paguyuban setempat
Kementerian Perdagangan menggunakan
tersebut terletak di jalan MT. Haryono XI.
kriteria maksimum modal aktif untuk
Tidak hanya diminati oleh konsumen
usaha dagang; (5) KADIN (Kamar Dagang

4
dan Industri) menggunakan kriteria modal baik saat ini maupun di masa lalu,
yang disesuaikan dengan sektor-sektor sehingga dapat digunakan untuk
ekonomi (Huseini, dkk. 2003). pengambilan keputusan bagi para manajer
perusahaan (Kuswadi, 2005).
Pengelolaan Keuangan (Manajemen
Keuangan) Perencanaan

Manajemen keuangan adalah suatu Perencanaan merupakan kegiatan


proses dalam pengaturan aktivitas atau menetapkan tujuan organisasi dan memilih
kegiatan keuangan dalam suatu organisasi cara yang terbaik untuk mencapai tujuan
dimana di dalamnya termasuk kegiatan tersebut. Kegiatan perencanaan pada
perencanaan, analisis, dan pengendalian keuangan salah satunya adalah
terhadap kegiatan keuangan (Brigham dan merumuskan sasaran keuangan tahunan,
Houston, 2012). Pengelolaan keuangan jangka panjang, serta anggaran keuangan.
pada dasarnya adalah merealisasikan Penyusunan anggaran merupakan proses
tujuan yang telah ditetapkan (Astuty, untuk membantu melaksanakan fungsi
2019), sehingga diperlukan pengelolaan perencanaan dan pengendalian yang
yang efektif dan efisien. Tolok ukur efektif.
efektivitas pengelolaan keuangan adalah
sejauh mana kemampuan perusahaan Pencatatan
mampu mencapai target yang sudah
Pencatatan merupakan kegiatan
ditentukan, sedangkan penilaian efisiensi
mencatat transaksi keuangan yang telah
suatu pengelolaan keuangan dapat dilihat
terjadi dengan penulisan secara kronologis
dari kemampuan perusahaan dalam
dan sistematis sebagai penanda bahwa
melakukan optimalisasi pemasukan (input)
telah terjadi transaksi. Penyusunan
dan pengeluaran (output).
pencatatan diawali dengan mengumpulkan
Astuty (2019) menjelaskan bahwa dokumen yang mendukung terjadinya
sebagai penyeimbang kekayaan, finansial, transaksi, seperti: nota, kuitansi, faktur,
dan modal, pengelolaan keuangan dan lain-lain, untuk selanjutnya dilakukan
memiliki kegiatan pokok dalam rekap transaksi ke dalam jurnal yang
pengambilan keputusan, yaitu: kemudian di-posting ke dalam buku besar.
memperoleh dana, menggunakan dana,
Pelaporan
serta mengelola aset. Sementara itu,
Mishkin dalam Kasmir (2010) membagi Pelaporan merupakan langkah
fungsi pengelolaan keuangan menjadi selanjutnya setelah melakukan posting ke
empat fungsi, antara lain: meramalkan dan buku besar dan buku besar pembantu. Pos
merencanakan keuangan; keputusan dalam buku besar dan buku besar
permodalan, investasi, dan pertumbuhan; pembantu akan ditutup pada akhir bulan
melakukan pengendalian; serta hubungan lalu dipindahkan ke ikhtisar laporan
dengan pasar modal. keuangan sebagai dasar penyusunan
laporan keuangan. Jenis-jenis laporan
Analisa keuangan merupakan fondasi
keuangan antara lain: Laporan Arus Kas,
keuangan yang dapat memberikan
gambaran kesehatan keuangan perusahaan

5
Laporan Laba Rugi, dan Laporan Posisi pencatatan sebagai sumber informasi
Keuangan. internal. Hal itu disebabkan apabila
pemilik bisnis ingin melakukan ekspansi
Pengendalian kegiatan usaha, maka kolaborasi dengan
pihak eksternal lainnya semakin
Pengendalian merupakan proses
diperlukan. Pencatatan seluruh aktivitas
mengukur dan mengevaluasi kinerja aktual
administrasi sebagai sumber informasi
dari setiap bagian perusahaan sehingga
internal juga bermanfaat untuk memberi
memungkinkan untuk melakukan
dampak positif terhadap ketertarikan pihak
perbaikan apabila diperlukan.
eksternal, karena mereka akan lebih
Pengendalian dilakukan untuk menjamin
percaya kepada pelaku bisnis jika segala
bahwa perusahaan mampu mencapai
informasi yang dibutuhkan oleh mereka
tujuan yang telah ditetapkan. Jenis-jenis
dapat tersedia dengan segera.
pengendalian adalah pengendalian awal,
pengendalian berjalan, dan pengendalian Permasalahan Pengelolaan Keuangan
umpan balik. UMKM
Pengelolaan Keuangan UMKM Perspektif manajemen usaha kecil
relatif sedikit berbeda dari manajemen
Laporan keuangan bagi UMKM
usaha skala besar (Alteza, 2012).
merupakan hasil akhir proses akuntansi
Perbedaan tersebut terletak pada fungsi
untuk menilai kinerja sebuah UMKM yang
dan tugas manajer perusahaan besar yang
bersumber dari laporan yang telah disusun
telah disusun secara detail sesuai strategi
secara periodik. Menurut Alteza (2012),
dan struktur organisasi, sementara pada
jenis-jenis laporan keuangan yang sering
perusahaan kecil cenderung terjadi
digunakan adalah: neraca, laporan laba
tumpang tindih antara fungsi dan tugas
rugi, laporan perubahan modal, dan
yang satu dengan yang lain lantaran
laporan arus kas.
sumber daya yang masih terbatas. Hal
Pelaku bisnis UMKM juga perlu tersebut menyebabkan banyaknya
melakukan tugas administrasi guna fenomena manajer pada usaha kecil juga
mencapai fungsi pengelolaan keuangan adalah pemilik dari usaha itu sendiri.
yang efektif. Ketertiban pencatatan
Saran Pengelolaan Keuangan UMKM
administrasi juga bermanfaat sebagai alat
perencanaan pengembangan usaha (Alteza, Penerapan pengelolaan keuangan bagi
2012). Administrasi yang perlu pelaku usaha UMKM penting guna
dilaksanakan oleh UMKM antara lain: mengurangi risiko kegiatan usaha.
administrasi piutang, administrasi utang, Menurut Diyana (2017), beberapa saran
administrasi persediaan, administrasi aset dalam pengelolaan keuangan untuk
tetap, administrasi kas, administrasi UMKM antara lain: memisahkan uang
penggajian, serta administrasi lainnya milik pribadi dengan uang usaha; membuat
(Hartati, 2013). perencanaan pembelanjaan uang; membuat
buku catatan keuangan; menghitung
Pelaku bisnis UMKM harus menjadikan
keuntungan dengan benar; memutar arus
seluruh aktivitas administrasi dan
kas; melakukan pengendalian terhadap

6
harta, utang, dan modal; menyisihkan (participant observation), wawancara
keuntungan untuk pengembangan usaha. mendalam (in depth interview), dan
dokumentasi (Sugiyono, 2017).
METODE PENELITIAN
Berdasarkan hasil wawancara dan
Metode penelitian yang digunakan pada dokumentasi yang telah dilakukan oleh
penelitian ini adalah metode kualitatif peneliti terhadap lima informan yang
deskriptif dengan pendekatan studi kasus. terdiri atas ketua, sekretaris, serta tiga
Penelitian ini memusatkan diri secara anggota Paguyuban Keramik Dinoyo
intensif pada satu objek tertentu untuk Malang, terdapat beberapa temuan terkait
mempelajarinya sebagai suatu kasus, praktik pengelolaan keuangan yang akan
dimana dalam penelitian ini merupakan dipaparkan sebagai berikut:
pengelolaan keuangan yang diterapkan
1) Perencanaan
oleh pelaku UMKM yang tergabung dalam
Paguyuban Keramik Dinoyo Malang. Dari kelima subjek yang dijadikan sebagai
sumber informasi, ditemukan bahwa
Jenis data yang digunakan dalam
kelima informan menyatakan bahwa
penelitian ini merupakan data primer yang
mereka tidak melakukan perencanaan
diperoleh secara langsung dari informan
strategis secara terperinci seperti
serta data sekunder berupa catatan laporan
menetapkan rencana anggaran serta tujuan
keuangan pemilik UMKM di paguyuban
yang hendak dicapai terhadap usahanya.
tersebut. Metode dalam penelitian ini
Meskipun demikian, setelah dilakukan
menggunakan teknik wawancara dan
proses wawancara, observasi, serta telaah
dokumentasi yang dilakukan kepada 5
mendalam, ditemukan bahwa kelima
(lima) informan yaitu ketua, sekretaris, dan
informan tersebut sudah merasa cukup
3 (tiga) anggota Paguyuban Keramik
dengan hanya membuat daftar rencana
Dinoyo Malang. Pemilihan para informan
pembelian meskipun tidak mencantumkan
tersebut dilatarbelakangi oleh perbedaan
kisaran akumulasi harganya.
status struktural dalam paguyuban, jenis
usaha, serta pencatatan keuangan usaha 2) Pencatatan
yang dipraktikkan.
Dari kelima subjek yang dijadikan
HASIL DAN PEMBAHASAN sebagai sumber informasi, ditemukan
Penelitian ini menggunakan metode bahwa kelima informan hanya melakukan
analisis data kualitatif yang kualitas pencatatan nota tanpa disertai laporan
risetnya sangat tergantung pada kualitas lanjutan atau rekapan. Sementara itu,
serta kelengkapan data yang dihasilkan. salah satu informan sudah melakukan
Selama proses pengumpulan data, pencatatan lanjutan berupa neraca.
pertanyaan yang selalu diperhatikan Namun, setelah dilakukan penelaahan,
dalam penelitian ini adalah apa, siapa, di
mana, kapan, dan bagaimana. Dalam neraca informan tersebut masih belum
penelitian kualitatif, pengumpulan data sesuai SAK EMKM. Tidak dilakukannya
dilakukan pada natural setting (kondisi pencatatan yang baik ini menyebabkan
yang alamiah), sumber data primer dan timbulnya dampak ketidaksesuaian antara
teknik pengumpulan data lebih banyak nominal uang dalam catatan dengan
pada observasi berperan serta
7
nominal uang dalam kas, sehingga para lantaran sistem yang mereka gunakan
informan mengaku bahwa mereka sering adalah sistem pemesanan.
menemui kesulitan untuk mengetahui
informasi keuangan yang dihasilkan. Temuan Peneliti

3) Pelaporan Berdasarkan penelitian berupa


wawancara, observasi, dan proses telaah
Dari kelima subjek yang dijadikan yang telah dilakukan, peneliti menemukan
sebagai sumber informasi, ditemukan bahwa terdapat kontribusi dari kondisi
bahwa kelima informan menyatakan lingkungan sosial terhadap sikap keuangan
bahwa mereka tidak menyusun laporan pelaku UMKM Keramik Dinoyo Malang.
apapun meski telah mendapatkan Adanya sifat legawa yang telah
pelatihan mengenai pelaporan keuangan membudidaya dalam masyarakat Keramik
dari dinas. Mereka sesungguhnya juga Dinoyo Malang ini menyebabkan pelaku
menyadari bahwa pelaporan akuntansi itu UMKM Dinoyo tidak memiliki motivasi
penting dan telah sempat untuk mengembangkan atau mengekspansi
mempraktikkannya untuk beberapa waktu usahanya menjadi lebih besar lagi. Hal ini
setelah pelatihan. Akan tetapi, mereka selaras dengan salah satu kearifan lokal
berhenti melakukan proses tersebut suku Jawa yaitu sifat nrima ing pandum
dikarenakan pemikiran bahwa laporan (menerima apa yang telah diberikan oleh
keuangan adalah hal yang rumit dan Tuhan). Bagi masyarakat Jawa, selalu
mereka tidak merasa perlu untuk menerima apa adanya dengan ikhlas bukan
melaporkan kondisi keuangannya kepada berarti putus asa. Melainkan, apa yang
siapa pun. telah diterimanya selalu disyukuri dan
selalu membatasi diri untuk berbuat
4) Pengendalian sesuatu di luar aturan agar mendapat
rezeki yang lebih dari Tuhan (Budiyono,
Dari kelima subjek yang dijadikan
2017).
sebagai sumber informasi, ditemukan
bahwa kelima informan menyatakan Peneliti juga menemukan bahwa
bahwa pengendalian yang dilakukan oleh pencatatan dan pelaporan secara lengkap
mereka hanya berupa evaluasi ketika tidak begitu berpengaruh pada keuangan
menemukan kerugian. Apabila tidak ada UMKM dikarenakan pelaku UMKM yang
kerugian, informan tidak melakukan membutuhkan kredit pada lembaga
evaluasi. Oleh karena itu, empat informan keuangan lebih memilih untuk
yang tidak pernah merasa rugi tidak menggunakan agunan pribadi seperti
pernah melakukan evaluasi sama sekali. sertifikat tanah atau rumah daripada harus
Kerugian yang pernah dihadapi ketua mengajukan laporan keuangan. Kredit
paguyuban sebagai pemilik pabrik yang dibutuhkan dalam hal ini pun tidak
keramik pun didapatkan dari bahan yang digunakan untuk ekspansi usaha,
eror dari dinas pemasok. Hal tersebut melainkan untuk menambah modal ketika
menyebabkan seluruh informan masih akan memulai usaha pada awalnya.
berpendapat bahwa pengendalian usaha Hal tersebut selaras dengan penelitian
dapat dilakukan dengan melakukan yang dilakukan oleh Azis dkk. (2015) pada
perhitungan secara kasar dari awal

8
pelaku UMKM di wilayah Kabupaten menggunakan modal pribadi dan
Pemalang dan Kabupaten Banyumas yang mengelola usahanya sendiri telah merasa
menyatakan bahwa penerapan SAK cukup dengan sistem yang digunakan
EMKM pada pelaku UMKM tidak lantaran semua itu sudah menghindarkan
memiliki pengaruh yang signifikan mereka dari kerugian. Sistem yang sesuai
terhadap tingkat aksesibilitas UMKM SAK EMKM bagi para pelaku usaha
terhadap lembaga keuangan. membuat pengelolaan usaha menjadi
semakin rumit. Hal tersebut dikarenakan
Akan tetapi, selain pelaporan keuangan kurangnya pemahaman mengenai
pada UMKM dapat digunakan sebagai alat pengelolaan keuangan yang baik,
untuk mengajukan kredit pada lembaga kurangnya sumber daya manusia, juga
keuangan, sebenarnya juga bermanfaat kurangnya modal yang harus dikeluarkan
untuk keberlangsungan UMKM itu sendiri. untuk membuat laporan-laporan yang
Hal ini dikarenakan laporan keuangan diperlukan.
berfungsi pula sebagai alat untuk
mengevaluasi usaha. Evaluasi usaha Pengelolaan keuangan yang dilakukan
diperlukan agar pelaku UMKM dapat oleh pelaku UMKM di Paguyuban
memahami kondisi keuangan usahanya Keramik Dinoyo Malang terbilang cukup
sendiri sehingga dapat menjadi sederhana. Dalam proses perencanaan,
pertimbangan keputusan ekonomis di masa kebanyakan pelaku UMKM tidak
depan. Dengan demikian, peluang untuk menyusun rencana anggaran dan tidak
mengekspansi usaha menjadi lebih besar. mematok target yang terperinci, melainkan
Hal ini juga sesuai dengan manfaat laporan hanya membuat daftar belanja awal tanpa
keuangan bagi UMKM menurut Indriyati memperkirakan modal yang dibutuhkan.
(2017) bahwa laporan keuangan dapat Hal tersebut dikarenakan pelaku UMKM
menjadikan sebuah informasi yang menggunakan modal sendiri sehingga
mempunyai peranan penting untuk tidak perlu membuat rencana anggaran
mencapai keberhasilan usaha karena yang rumit. Dalam hal pemasaran, lantaran
informasi keuangan dapat menjadi dasar tidak ada target penjualan, maka yang
yang andal bagi pengambilan keputusan terpenting bagi para pelaku UMKM
ekonomis dalam mengelola UMKM, di hanyalah tertutupnya modal kembali dan
antaranya: keputusan membeli atau terpenuhinya kebutuhan sehari-hari.
menjual barang, menetapkan harga, dan
mengembangkan pasar. Dalam hal pencatatan, para pelaku
UMKM di Paguyuban Keramik Dinoyo
Sintesis Hasil Penelitian Malang mengumpulkan nota-nota
penjualan. Namun, dalam hal pembelian,
Para pelaku usaha UMKM Keramik mereka tidak selalu mendapatkan nota
Dinoyo Malang rata-rata tidak transaksi. Hal tersebut menyebabkan
membutuhkan perencanaan khusus, pengeluaran yang terjadi hanya bisa dikira-
pencatatan yang rinci, pelaporan kira dengan cara menulis catatan di kertas
keuangan, dan pengendalian yang pada setiap proses pembelian untuk
signifikan. Para pelaku usaha UMKM mengakumulasikan modal keluar.
yang memulai usahanya dengan Mayoritas pelaku UMKM juga tidak

9
menyusun pembukuan. Dari lima kerugian. Namun, terkecuali Ketua
informan, hanya satu informan yang masih Paguyuban yang memiliki pabrik keramik,
rutin merekap pembukuan di buku besar. informan lainnya tidak pernah merasa rugi
Namun dalam hal pemisahan uang usaha sehingga tidak pernah melakukan evaluasi
dan pribadi, belum ada yang melakukan apapun. Kerugian yang dialami Ketua
hal tersebut sehingga para pelaku UMKM Paguyuban selaku pemilik pabrik pun
masih merasa kesulitan untuk mengetahui bukan karena sistem beliau, namun
besar laba/rugi yang presisi. dikarenakan bahan yang eror dari pemasok
sehingga menyebabkan beberapa barang
Dalam hal pelaporan, usaha yang hasil pembakaran menjadi rusak. Selain
dibangun menggunakan modal sendiri, Ketua Paguyuban, informan lain
dikelola sendiri, dengan laba untuk dirinya memperkirakan harga jual mereka tidak
sendiri menyebabkan pelaporan keuangan akan membuat mereka rugi. Sementara
tidak diperlukan bagi pelaku UMKM. Hal dalam mempertahankan usahanya, strategi
tersebut dikarenakan apabila mereka yang dilakukan oleh para pelaku UMKM
membutuhkan dana pinjaman dari bank di Paguyuban Keramik Dinoyo Malang
pun yang dilakukan adalah tinggal adalah dengan menyediakan variasi harga
menyerahkan agunan berupa aset pribadi dan kualitas.
(dalam hal ini adalah sertifikat tanah atau
rumah). Dikarenakan tujuan peminjaman Implikasi
bank sudah bisa tercapai tanpa adanya
laporan keuangan, hal itu menyebabkan Berdasarkan sintesis, peneliti dapat
para pelaku UMKM semakin merasa mengidentifikasi bahwa pengelolaan
bahwa laporan keuangan tidak perlu ada keuangan yang baik termasuk laporan
bagi mereka karena para pelaku UMKM keuangan sesuai SAK EMKM tidak
tidak berkewajiban menyerahkan laporan berpengaruh pada keberlangsungan usaha
keuangan usahanya kepada siapa pun. informan. Berdasarkan keseluruhan aspek,
Selain itu, para pelaku UMKM juga dampak dari tidak dilakukannya
merasa kesulitan dengan proses pengelolaan keuangan yang baik adalah
penyusunan laporan keuangan yang rumit para pelaku kesulitan untuk
meskipun Paguyuban Keramik Dinoyo mengidentifikasi laba/rugi yang diperoleh.
Malang sudah pernah menerima pelatihan. Tidak adanya motivasi untuk melakukan
Hal tersebut dikarenakan tidak adanya ekspansi usaha adalah aspek terbesar yang
pendampingan yang bertahap seusai menghambat para informan untuk
pelatihan dilaksanakan sehingga para mempraktikkan pengelolaan keuangan
pelaku UMKM masih kebingungan dan yang baik. Padahal, dengan melihat
belum paham tentang cara dan manfaat lamanya usaha keramik di Paguyuban
pengelolaan keuangan yang baik. Keramik Dinoyo bisa bertahan puluhan
tahun hingga menjadi ikon Kota Malang,
Mengenai pengendalian, para pelaku adalah suatu bukti bahwa usaha tersebut
UMKM di Paguyuban Keramik Dinoyo memiliki potensi yang besar untuk bisa
Malang tidak memiliki cara pengendalian lebih berkembang dan maju. Para pelaku
yang khusus. Evaluasi tidak dilakukan usaha UMKM juga kelabakan diterpa
secara rutin, hanya ketika ditemukan pandemi COVID-19 dikarenakan tidak

10
adanya strategi khusus dalam para pengusaha UMKM mengenai
mempertahankan bisnis, menyebabkan pengelolaan keuangan yang baik.
pendapatan yang diterima menurun drastis,
lebih parah daripada saat krisis-krisis Proses peminjaman modal kepada bank
sebelumnya. Hal tersebut menyebabkan yang dilakukan para informan pun tidak
perlu diadakannya pelatihan yang membutuhkan laporan keuangan usaha
ditujukan khusus untuk pelaku usaha karena berkas yang dipakai untuk
UMKM mengenai pemahaman mendapatkan pinjaman dana adalah dari
pengelolaan keuangan yang baik karena aset pribadi sebagai agunan (sertifikat
pemahaman yang penyusunannya lebih tanah/rumah). Peminjaman modal
personal berkemungkinan untuk dilakukan ketika pelaku UMKM hendak
menumbuhkan motivasi di kalangan membuka usaha dulunya, bukan untuk
pelaku usaha UMKM untuk melakukan melakukan ekspansi, karena tidak semua
pengelolaan usaha yang lebih baik. usaha keramik di Keramik Dinoyo Malang
didapatkan secara turun-temurun. Hal
KESIMPULAN DAN SARAN tersebut menyebabkan para pelaku
UMKM semakin tidak memiliki motivasi
Kesimpulan untuk membuat perencanaan yang matang,
pencatatan yang teliti, laporan keuangan,
Penelitian ini bertujuan untuk
dan pengendalian yang baik secara
mengetahui pengelolaan keuangan UMKM
menyeluruh.
khususnya di Paguyuban Keramik Dinoyo
Malang. Berdasarkan hasil pembahasan Keterbatasan Penelitian
pada bab sebelumnya, peneliti dapat
menarik kesimpulan bahwa para pelaku Keterbatasan dalam penelitian ini
usaha UMKM di Paguyuban Keramik adalah tidak adanya dokumentasi laporan
Dinoyo Malang merasa tidak memerlukan keuangan yang pernah dibuat para
proses perencanaan, pencatatan, pelaporan, informan dan hanya catatan serta nota
dan pengelolaan yang baik sesuai SAK- seadanya yang bisa dikumpulkan sehingga
EMKM meskipun menyadari bahwa membatasi kelengkapan informasi dalam
kekurangan dari praktik pengelolaan penelitian ini. Penelitian ini juga belum
keuangan mereka menyebabkan hasil menggunakan teknik triangulasi.
laba/rugi yang tidak jelas. Hal tersebut
dikarenakan tujuan yang dimiliki para Implikasi Hasil
pelaku UMKM di Paguyuban Keramik
Penelitian ini memberikan evaluasi
Dinoyo Malang dalam menjalankan
serta gambaran kepada pemerintah dalam
usahanya adalah untuk memenuhi
memberikan pelatihan pengelolaan
kebutuhan sehari-hari sehingga tanpa
keuangan UMKM sehingga di masa depan
keempat proses tersebut tujuan usaha
dapat menyusun materi pemahaman
sudah dapat tercapai. Ekspansi usaha
mengenai pengelolaan keuangan yang
menjadi suatu hal yang tidak pernah
lebih personal kepada pelaku UMKM agar
terpikirkan oleh mereka, lantaran itu
dapat menumbuhkan motivasi untuk
diperlukan pelatihan untuk memberi
melakukan pengelolaan usaha yang lebih
pemahaman yang lebih personal kepada
baik.

11
Saran dengan Lembaga Keuangan.
Sustainable Competitive Advantage
Peneliti selanjutnya diharapkan mampu (SCA) 5.1
melakukan teknik triangulasi sehingga
data yang didapatkan menjadi lebih Budiyono. 2017. Menggali Nilai Nilai
bervariasi. Kearifan Lokal Budaya Jawa
Sebagai Sumber Pendidikan
DAFTAR PUSTAKA Karakter. Prosiding SNBK (Seminar
Nasional Bimbingan dan Konseling)
Adisaputro, G. & Anggraini, Y. 2011.
NO. 1, Vol. 1. Universitas PGRI
Anggaran Bisnis. Yogyakarta: UPP
Madiun
STIM YKPN YOGYAKARTA
Bungin, Burhan. 2011. Penelitian
Agustinus, John. 2014. Pengelolaan
Kualitatif. Jakarta: Kencana Predana
Keuangan yang Efektif dan Efisien
Media Group
dalam Meningkatkan Kekuatan
Ekonomi Bagi Masyarakat Papua Diyana, Ita Yustian. 2017. Analisis
dan Papua Barat di Indonesia. Jurnal Pengelolaan Keuangan Usaha Mikro
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Kecil dan Menengah (Studi kasus
Numbay pada asosiasi Batik Mukti
Manunggal Kabupaten Sleman).
Alteza, Muniya. 2012. Manajemen
Tesis. Yogyakarta: Universitas
Keuangan Praktis Bagi UMKM.
Sanata Dharma
http://staff.uny.ac.id/sites/default/file
s/pengabdian/muniya-alteza-sem- Ediraras, Dharma. 2010. Akuntansi dan
si/ppmwonokromo.pdf diakses Kinerja UMKM. Jurnal Ekonomi
pada: Juli, 2020 Bisnis No. 2, Vol. 15. Universitas
Gunadarma
Andarsari & Dura. 2018. Implementasi
Pencatatan Keuangan pada Usaha Eugene F. Brigham, & Joel F. Houston.
Kecil dan Menengah (Studi pada 2012. Dasar-Dasar Manajemen
Sentra Industri Keripik Tempe Sanan Keuangan (Terjemahan). Jakarta:
di Kota Malang). Jurnal JBK No. 1, Salemba Empat
Vol 12. Universitas STIE Asia
Malang Fatwitawati, Rani. 2018. Pengelolaan
Keuangan Bagi Usaha Mikro Kecil
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Menengah (UMKM) di Kelurahan
Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Air Putih Kecamatan Tampan Kota
Rineka Cipta Pekanbaru. Politeknik Keuangan
Negara STAN: PKN STAN Press
Astuty, S. Henny. 2019. Praktik Pengelola
Keuangan Wirausaha Pemula. Handoko, Hani. 2011. Manajemen: Edisi
Yogyakarta: Deepublish Publisher Kedua. Yogyakarta: BPFE
Azis, dkk. 2015. Peran Penerapak SAK Hartati, Sri. 2013. Manajemen Keuangan
ETAP Terhadap Akses UMKM Untuk Usaha Mikro, Kecil dan

12
Menengah. www.api-pwu.com/wp- Pemanfaatan Informasi Akuntansi
content/uploads/2013/01/Artikel-Sri- dalam Usaha Kecil Menengah di
Hartati.pdf diakses pada: Juli, 2020 Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal
Akuntansi dan Bisnis, No. 2 Vol. 7.
Hartono, Jogiyanto. 2018. Strategi AUDI
Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Andi
Publisher

Huseini, dkk. 2013. Pengembangan Usaha


Berskala Kecil di Indonesia. Analisis
CSIS No. 02 Th XXII, Maret-April,
hal. 151-176

Indriyati, M. 2017. Pengaruh Kualitas


Laporan Keuangan dan Pemberian
Kredit Terhadap Perkembangan
UKM Gerabah Kasongan.
Yogyakarta: Universitas PGRI
Yogyakarta

Jodang Setia. 2018. Peran Paguyuban


Industri Keramik Dinoyo Kota
Malang dalam Peningkatan Inovasi
Produk (Tinjauan Ekonomi Islam).
Tesis. Malang: Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim

Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen


Keuangan. Jakarta: Prenadamedia
Group

Kuswadi. 2005. Cara Mudah Memahami


Angka dan Manajemen Keuangan
bagi Orang Awam. Jakarta: Elex
Media Komputindo

Milles, M. B. & Huberman, M. 1992.


Analisis Data Kualitatif. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia

Pramiyanti, Alila. Studi Kelayakan Bisnis


Untuk UKM. Cetakan 1. Media
Pressindo Yogyakarta

Wirjono, Endang Raino & Raharjono, D.


2012. Survei Pemahaman dan

13

Anda mungkin juga menyukai