Anda di halaman 1dari 11

JRKA Volume 2 Isue 2, Agustus 2016: 93 - 103

Kinerja Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Cirebon


Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Pembiayaan Syariah

Siti Jubaedah
Rina Destiana
destirin@gmail.com
Fakultas Ekonomi Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon

ABSTRAK

Usaha Mikro Kecil dan Menengah merupakan tulang punggung


ekonomi bangsa yang telah terbukti tangguh menghadapi krisis
moneter tahun 1998. Peningkatan peran UMKM dalam
perekonomian nasional merupakan tanggung jawab pemerintah
baik pusat maupun daerah, dunia usaha, lembaga keuangan dan
masyarakat. Untuk meningkatkan peran UMKM, satu hal yang
perlu mendapat perhatian adalah kemudahan UMKM untuk
mengakses sumber daya finansial dari perbankan. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis kinerja keuangan UMKM di
Kabupaten Cirebon yang diproksikan dengan jumlah aset, omset
penjualan dan laba bersih sebelum dan sesudah mendapatkan
pembiayaan syariah. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan
dari penelitian yang pernah dilakukan. Data sekunder dari Bank
Syariah Mandiri Cabang Cirebon dianalisis menggunakan uji beda
sampel berpasangan (paired sample t test). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat perkembangan jumlah aset, omset
penjualan dan laba bersih UMKM di Kabupaten Cirebon setelah
mendapatkan pembiayaan dari Bank Syariah Mandiri Cabang
Cirebon.
Kata kunci : Aset, laba bersih, omset penjualan, pembiayaan syariah,
UMKM

PENDAHULUAN Indonesia sehingga meningkatkan


Usaha Mikro Kecil dan pendapatan masyarakat, meningkatkan
Menengah (UMKM) merupakan tulang laju pertumbuhan ekonomi dan
punggung ekonomi bangsa yang telah berkontribusi bagi peningkatan Produk
terbukti tangguh menghadapi krisis Domestik Bruto (PDB), semuanya itu
moneter tahun 1998. Keberadaannya bisa dioptimalkan jika sektor ini terus
hingga kini menopang perekonomian mendapat perhatian dan dukungan dari
Indonesia dan berkontribusi besar para pemangku kebijakan di negeri ini.
dalam hal penerimaan devisa negara Karaktiristik UMKM di
karena produk-produk UMKM mampu Indonesia, berdasarkan penelitian yang
bersaing bukan saja di tingkat regional dilakukan oleh AKATIGA, The Center
tetapi juga internasional. Peranan for Micro and Small Enterprise
UMKM dalam menciptakan dan Dynamic (CEMSED) dan The Center
memperluas lapangan pekerjaan di for Economic and Social Studies

93
Kinerja …. ( Rina Destiana )

(CESS) pada tahun 2000, yaitu aturan dan prosedur-prosedur yang


mempunyai daya tahan untuk hidup dan dibuat oleh pihak bank adakalanya
mempunyai kemampuan untuk menyulitkan pelaku UMKM untuk
meningkatkan kinerja keuangannya mendapatkan pembiayaan dari bank,
selama krisis ekonomi. Hal ini terlebih lagi jika pihak bank
disebabkan oleh fleksibilitas UMKM mengharuskan adanya aset sebagai
dalam melakukan penyesuaian proses jaminan. Pada akhirnya pelaku UMKM
produksinya, mampu berkembang hanya mengandalkan modal sendiri
dengan modal sendiri, mampu untuk membangun dan
mengembalikan pinjaman dengan bunga mengembangkan usahanya. Tidak
tinggi dan tidak terlalu terlibat dalam sedikit dari mereka yang sulit
hal birokrasi (Rahmana, 2008). berkembang dan maju karena kendala
Peningkatan peran UMKM permodalan hingga banyak diantara
dalam perekonomian nasional mereka yang tidak bisa melanjutkan
merupakan tanggung jawab usaha, terpaksa tutup atau gulung tikar.
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dunia Kabupaten Cirebon merupakan
usaha, lembaga keuangan dan salah satu penyumbang UMKM di Jawa
masyarakat secara menyeluruh dan Barat. Kabupaten Cirebon dikenal
berkelanjutan tentunya. Dengan sebagai sentra industri kerajinan rakyat,
meningkatkan peran UMKM di karena memiliki sentra-sentra industri
Indonesia diharapkan dapat yang berbasis kerakyatan. Menurut
berkontribusi positif yang signifikan dinas perindustrian dan perdagangan
dalam upaya-upaya mengatasi berbagai tahun 2012, Kabupaten Cirebon
permasalahan di bidang ekonomi dan memiliki sembilan jenis komoditi
sosial, seperti masalah pengangguran unggulan yang dijadikan sentra
dan kemiskinan, rendahnya tingkat kerajinan industri, diantaranya industri
pendidikan, distribusi pembangunan rotan yang berkembang di Kecamatan
dan pendapatan masyarakat yang belum Plumbon, Weru, Depok dan Palimanan,
merata dan lain sebagainya. industri batik yang tersebar di
Satu hal yang perlu Kecamatan Plered dan Desa Kalibaru
mendapatkan perhatian untuk lebih Kecamatan Kedawung, indutri batu
memberdayakan UMKM adalah alam di Palimanan dan Kecamatan
meningkatan akses UMKM kepada Dukupuntang hasil produksi berupa
sumber daya finansial. Keterbatasan aksesories dinding, lantai maupun
sumber daya finansial atau permodalan taman, industri makanan ringan, yang
seringkali menjadi penghambat sektor tersebar di Kecamatan Kedawung,
UMKM untuk mengembangkan usaha Plered, Tengahtani dan Plumbon,
dan memperluas jaringan mereka. dimana semua kegiatan usaha tersebut
Dalam hal ini tentu saja UMKM masuk dalam kategori sektor usaha
membutuhkan dukungan dari lembaga kecil menengah, bahkan ada juga skala
keuangan seperti perbankan. Meskipun mikro seperti pedagang makanan dan
pemerintah melalui Bank Indonesia minuman yang biasanya mangkal di
telah membuat kebijakan yang sekitar lokasi produksi dan memiliki
mengharuskan bank-bank umum untuk ketergantungan dari aktivitas kegiatan
menyalurkan pembiayaannya kepada usaha tersebut (Jubaedah dan Destiana,
sektor UMKM, namun pada 2015).
kenyataannya di lapangan ternyata tidak Kinerja keuangan pada dasarnya
semudah yang dibayangkan. Aturan- digunakan sebagai alat untuk mengukur

94
JRKA Volume 2 Isue 2, Agustus 2016: 93 - 103

kesehatan perusahaan. Kinerja KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA


keuangan perusahaan digunakan sebagai PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN
media pengukuran subjektif yang HIPOTESIS
menggambarkan efektivitas penggunaan
aset oleh sebuah perusahaan dalam Bank Syariah
menjalankan bisnis utamanya dan Bank merupakan salah satu
meningkatkan pendapatan. Memba et al. lembaga keuangan yang mempunyai
(2012) menyatakan bahwa indikator peranan penting di dalam perekonomian
kinerja keuangan UKM adalah penjualan suatu negara sebagai badan usaha yang
per tahun, laba per tahun, aset bersih dan menghimpun dana dari masyarakat dalam
jumlah pekerja. Widodo et al. (2003) bentuk simpanan dan menyalurkannya
menyatakan ukuran dalam menentukan kepada masyarakat dalam bentuk kredit
kinerja usaha mikro menggunakan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
indikator-indikator kinerja yaitu nilai meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
penjualan, keuntungan, nilai aset usaha, Perbankan syariah menurut UU
nilai aset keluarga, kredit, biaya hidup RI No. 21 tahun 2008 pasal 1 ayat 1
keluarga, dan tabungan keluarga. adalah segala sesuatu yang menyangkut
Mengacu pada Memba et al. (2012) dan tentang Bank Syariah atau Unit Usaha
Widodo et al. (2003), penelitian ini Syariah, mencakup kelembagaan,
menggunakan aset, omset penjualan dan kegiatan usaha, serta cara dan proses
laba bersih sebagai indikator pengukuran dalam melaksanakan kegiatan
kinerja keuangan UMKM. Aset adalah usahanya. Bank syariah yaitu bank yang
sumber daya yang dikuasai entitas dalam aktivitasnya, baik penghimpunan
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dana maupun dalam rangka penyaluran
dan dari mana manfaat ekonomi dimasa dananya memberikan dan mengenakan
depan diharapkan akan diperoleh imbalan atas dasar prinsip syariah yaitu
perusahaan (IAI, 2009). Omset penjualan jual beli dan bagi hasil (Peraturan Bank
adalah akumulasi dari kegiatan penjualan Indonesia No. 9/7/PBI/2007). Hal
suatu produk barang barang dan jasa yang mendasar yang membedakan bank
dihitung secara keseluruhan selama kurun konvensional dan bank syariah adalah
waktu tertentu secara terus menerus atau terletak pada pengembalian dan
dalam satu proses akuntansi (Swastha, pembagian keuntungan yang diberikan
2001). Laba adalah semua unsur oleh nasabah kepada bank dan atau yang
pendapatan dan beban yang diakui dalam diberikan oleh bank kepada nasabah.
suatu periode (IAI, 2007). Laba bersih Bank syariah tidak menggunakan
merupakan laba yang diperoleh dari bunga sebagai alat untuk memperoleh
seluruh pendapatan dikurangi dengan pendapatan maupun membebankan bunga
seluruh biaya, sesudah dikurangi pajak atas penggunaan dana dan pinjaman
perseroan. karena bunga merupakan riba yang
Berdasarkan uraian di atas, diharamkan. Kegiatan operasional yang
maka penelitian ini menganalisis dilakukan oleh bank syariah
apakah terdapat perbedaan kinerja menggunakan prinsip bagi hasil (profit
keuangan UMKM antara sebelum dan and loss sharing).
sesudah mendapatkan pembiayaan dari Lahirnya bank syariah yang
bank syariah. Adapun kinerja keuangan beroperasi berdasarkan sistem bagi hasil
keuangan UMKM dilihat dari segi sebagai alternatif pengganti bunga pada
perkembangan aset, omset penjualan bank-bank konvensional yang
dan laba bersih selama kurun waktu merupakan peluang bagi umat Islam
tertentu. untuk memanfaatkan jasa bank
konvensional. Hal ini merupakan

95
Kinerja …. ( Rina Destiana )

peluang bagi umat Islam untuk Kinerja Keuangan UMKM


memanfaatkan jasa bank seoptimal Kinerja keuangan adalah sesuatu
mungkin. Dengan demikian umat Islam yang dicapai atau prestasi yang
akan berhubungan dengan perbankan diperlihatkan (Kamus Besar Bahasa
dengan tenang tanpa keraguan yang Indonesia, 2001). Menurut Trisnantoro
didasari oleh motivasi keagamaan yang dan Agastya (1996), kinerja keuangan
kuat di dalam memobilisasi dana merupakan proses yang dilakukan dan
masyarakat untuk pembiayaan hasil yang dicapai oleh suatu organisasi
pembangunan ekonomi umat. dalam memberikan jasa atau produk
kepada pelanggan.
Usaha Mikro Kecil dan Menengah Dalam penelitian ini, kinerja
(UMKM) keuangan UMKM diukur dari jumlah
Di Indonesia, definisi UMKM aset, omset atau volume penjualan dan
diatur dalam Undang-Undang Republik laba usaha yang diperoleh UMKM
Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 selama kurun waktu tertentu. Aset
tentang UMKM. Dalam Bab I merupakan kekayaan (sumber daya)
(Ketentuan Umum), Pasal 1 dari UU yang dimiliki oleh entitas bisnis yang
tersebut, dinyatakan bahwa usaha mikro bisa diukur secara jelas menggunakan
adalah usaha produktif milik orang satuan uang serta sistem pengurutannya
perorangan dan/atau badan usaha berdasar pada seberapa cepat
perorangan yang memenuhi kriteria perkembangannya dikonversi menjadi
usaha mikro sebagaimana diatur dalam satuan uang kas. Bermanfaat secara
UU tersebut.Usaha kecil adalah usaha langsung ataupun tak langsung, sifatnya
ekonomi produktif yang berdiri sendiri, produktif dan masuk dalam bagian
yang dilakukan oleh orang perorangan operasi perusahaan dan memiliki
atau badan usaha yang bukan kemampuan dalam mengurangi
merupakan anak perusahaan atau bukan pengeluaran kas. Memiliki potensi
cabang perusahaan yang dimiliki, manfaat di masa yang akan datang,
dikuasai, atau menjadi bagian, baik potensi manfaat tersebut bisa dalam
langsung maupun tidak langsung, dari bentuk hal-hal produktif yang bisa
usaha menengah atau usaha besar yang menghasilkann kas ataupun setara kas.
memenuhi kriteria usaha kecil Manfaat lain dari aset adalah sebagai
sebagaimana dimaksud dalam UU penghasil barang dan jasa, dapat ditukar
tersebut. dengan aktiva lain, melunasi kewajiban
Sedangkan usaha menengah (hutang). Omset penjualan identik
adalah usaha ekonomi produktif yang dengan volume penjualan. Omset
berdiri sendiri, yang dilakukan oleh penjualan akan meningkat jika diiringi
orang perorangan atau badan usaha dengan kegiatan penjualan yang efektif.
yang bukan merupakan anak Kata omset berarti jumlah, sedangkan
perusahaan atau bukan cabang penjualan berarti kegiatan menjual
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau barang yang bertujuan mencari laba
menjadi bagian, baik langsung maupun atau pendapatan. Jamal dkk (2013)
tidak langsung, dari usaha mikro, usaha menerangkan bahwa omset penjualan
kecil, atau usaha besar yang memenuhi merupakan keseluruhan jumlah
kriteria usaha menengah sebagaimana penjualan barang atau jasa dalam kurun
dimaksud dalam UU tersebut. waktu tertentu, yang dihitung
berdasarkan jumlah uang yang
diperoleh. Laba bersih merupakan

96
JRKA Volume 2 Isue 2, Agustus 2016: 93 - 103

kelebihan total pendapatan syariah. Omset penjualan diukur dengan


dibandingkan total bebannya. Disebut keseluruhan jumlah penjualan barang
juga pendapatan bersih atau net atau jasa selama kurun waktu tertentu,
earnings. yang dihitung berdasarkan jumlah uang
yang diperoleh, sebelum dan sesudah
mendapatkan pembiayaan syariah.
Laba bersih adalah laba operasi
Kerangka Pemikiran dan Hipotesis dikurangi pajak, biaya bunga, biaya
riset, dan pengembangan. Dalam
penelitian ini, laba bersih diukur dengan
Jumlah Kinerja Keuangan pendapatan bersih yang diperoleh
Aset UMKM Sebelum
Pembiayaan UMKM sebelum dan sesudah
Omset
Syariah (X1) mendapatkan pembiayaan syariah.
Penjualan
Kinerja Keuangan
UMKM Sesudah Populasi dan Sampel
Laba Pembiayaan Populasi dalam penelitian ini
Bersih Syariah (X2) adalah UMKM yang memperoleh
pembiayaan dari Bank Syariah Mandiri
(BSM) cabang Cirebon. Metode
sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Random Sampling,
Ha1 : terdapat perkembangan jumlah
dimana sampel diambil secara acak
aset UMKM sesudah
(Indriantoro, 2009).
mendapatkan pembiayaan
syariah. Teknik Pengumpulan Data
Ha2 : terdapat perkembangan omset Jenis data yang digunakan dalam
penjualan UMKM sesudah penelitian ini adalah data sekunder.
mendapatkan pembiayaan Data sekunder menggunakan data yang
syariah. telah dihimpun oleh Bank Syariah
Ha3 : terdapat perkembangan laba Mandiri Cabang Cirebon. Data tersebut
bersih UMKM sesudah berupa nasabah UMKM yang
mendapatkan pembiayaan mendapatkan pembiayaan syariah
syariah. beserta data aset, omset penjualan dan
laba sebelum dan sesudah mendapatkan
METODE PENELITIAN pembiayaan.
Variabel Penelitian Metode pengumpulan data
Variabel penelitian yang diperoleh dengan cara dokumentasi.
digunakan dalam penelitian ini adalah Dalam hal ini, data-data yang diperoleh
kinerja keuangan keuangan UMKM dari Bank Syariah Mandiri Cabang
sebelum pembiayaan syariah (X1) dan Cirebon dan dikumpulkan kemudian
kinerja keuangan UMKM sesudah dilakukan pencatatan untuk dianalisis
pembiayaan syariah (X2). lebih lanjut.
Variabel kinerja keuangan yang
digunakan dalam penelitian ini Teknik Analisis Data
diproksikan oleh jumlah aset, omset Analisis statistik diperlukan untuk
penjualan dan laba bersih. Aset diukur menguji hipotesis penelitian sehingga
dengan total aset yang dimiliki oleh menghasilkan kesimpulan diterima atau
UMKM sebelum dan sesudah ditolaknya hipotesis penelitian. Analisis
mendapatkan pembiayaan dari bank

97
Kinerja …. ( Rina Destiana )

data penelitian menggunakan Dari hasil pengujian, output


software SPSS versi 18.0 for Windows SPSS menunjukkan bahwa rata-rata
untuk menguji apakah ada perbedaan jumlah aset UMKM sebelum
rata-rata dua sampel yang berpasangan mendapatkan pembiayaan syariah
(paired sample t-test). sebesar Rp 57.847.760,60 dan standar
Uji beda paired sample t-test deviasi Rp 23.664.607,72. Sedangkan
dalam penelitian ini digunakan untuk rata-rata jumlah aset UMKM sesudah
membandingkan rata-rata dari dua mendapatkan pembiayaan syariah
kelompok yaitu kelompok pertama sebesar Rp 73.166.618,53 dan standar
adalah kinerja keuangan UMKM yang deviasi Rp 30.109.653,78. Hal ini
diproksikan dengan jumlah aset, omset menunjukkan bahwa terdapat kenaikan
penjualan dan laba bersih sebelum rata-rata jumlah aset UMKM sesudah
mendapatkan pembiayaan syariah dan mendapatkan pembiayaan syariah.
kelompok kedua adalah kinerja Output SPSS juga menunjukkan
keuangan UMKM sesudah bahwa korelasi antara aset UMKM
mendapatkan pembiayaan syariah pada sebelum mendapatkan pembiayaan
tahun 2013. Dalam hal ini, variabel syariah dan aset UMKM sesudah
kinerja UMKM sesudah mendapatkan mendapatkan pembiayaan syariah
pembiayaan syariah (X2) akan dilihat adalah sebesar 0,994 dengan
dan dibandingkan apakah terdapat signifikansi sebesar 0. Hal ini
perbedaan dengan variabel kinerja mengindikasikan bahwa korelasi antara
UMKM sebelum mendapatkan rata-rata jumlah aset UMKM sebelum
pembiayaan syariah (X1). mendapatkan pembiayaan syariah
Kriteria yang digunakan dalam dengan rata-rata jumlah aset UMKM
penelitian ini untuk pengujian hipotesis sesudah mendapatkan pembiayaan
adalah sebagai berikut (Ghozali, 2016): syariah adalah kuat dan signifikan. Pada
- Jika p value lebih besar dari α = output SPSS dapat dilihat bahwa nilai
5%, maka H0 diterima dan Ha signifikansi (2-tailed) sebesar 0. Nilai
ditolak ini akan dibandingkan dengan α = 5%
- jika p value lebih kecil atau sama atau 0,05 (tingkat kepercayaan 95%).
dengan α = 5%, maka H0 ditolak Karena nilai signifikansi (0) < α (0,05)
dan Ha diterima maka dapat disimpulkan bahwa H0
ditolak dan Ha diterima, artinya rata-rata
HASIL DAN PEMBAHASAN jumlah aset nasabah UMKM sebelum
Hasil Uji Hipotesis Pertama dan sesudah mendapatkan pembiayaan
Hipotesis pertama dalam syariah adalah berbeda. Dengan
penelitian ini adalah terdapat demikian dapat dinyatakan bahwa
perkembangan jumlah aset UMKM terdapat perkembangan jumlah aset
sesudah mendapatkan pembiayaan UMKM di Kabupaten Cirebon sesudah
syariah. mendapatkan pembiayaan syariah.
Kriteria pengujian yang Dengan kata lain, pembiayaan yang
digunakan dalam penelitian adalah: diberikan oleh Bank Syariah Mandiri
a. Jika signifikansi (2-tailed) > 0,05 Cabang Cirebon kepada nasabah
maka H0 diterima dan Ha ditolak UMKM efektif meningkatkan jumlah
b. Jika signifikansi (2-tailed) ≤ 0,05 aset UMKM di Kabupaten Cirebon.
maka H0 ditolak dan Ha diterima

98
JRKA Volume 2 Isue 2, Agustus 2016: 93 - 103

Hasil Uji Hipotesis Ke Dua sebelum dan sesudah mendapatkan


Hipotesis ke dua dalam pembiayaan syariah adalah berbeda.
penelitian ini adalah terdapat Dengan demikian dapat dinyatakan
perkembangan jumlah omset penjualan bahwa terdapat perkembangan jumlah
UMKM sesudah mendapatkan omset penjualan UMKM di Kabupaten
pembiayaan syariah. Cirebon sesudah mendapatkan
Kriteria pengujian yang pembiayaan syariah. Dengan kata lain,
digunakan dalam penelitian adalah: pembiayaan yang diberikan oleh Bank
a. Jika signifikansi (2-tailed) > 0,05 Syariah Mandiri Cabang Cirebon efektif
maka H0 diterima dan Ha ditolak meningkatkan jumlah omset penjualan
b. Jika signifikansi (2-tailed) ≤ 0,05 UMKM di Kabupaten Cirebon.
maka H0 ditolak dan Ha diterima

Berdasarkan output SPSS dapat Hasil Uji Hipotesis Ke Tiga


dilihat bahwa rata-rata jumlah omset Hipotesis ke tiga dalam
penjualan UMKM sebelum penelitian ini adalah terdapat
mendapatkan pembiayaan syariah perkembangan jumlah laba bersih
sebesar Rp 728.329.267,38 dan standar UMKM sesudah mendapatkan
deviasi Rp 294.141.343,41. Sedangkan pembiayaan syariah.
rata-rata jumlah omset penjualan Kriteria pengujian yang
UMKM sesudah mendapatkan digunakan dalam penelitian adalah:
pembiayaan syariah sebesar Rp a. Jika signifikansi (2-tailed) > 0,05
812.962.427,48 dan standar deviasi Rp maka H0 diterima dan Ha ditolak
334.551.709,22. Hal ini menunjukkan b. Jika signifikansi (2-tailed) ≤ 0,05
bahwa terdapat kenaikan rata-rata maka H0 ditolak dan Ha diterima
jumlah omset penjualan UMKM Output SPSS menunjukkan
sesudah mendapatkan pembiayaan bahwa rata-rata jumlah laba bersih
syariah. Korelasi antara omset UMKM sebelum mendapatkan
penjualan UMKM sebelum pembiayaan syariah sebesar Rp
mendapatkan pembiayaan syariah dan 68.422.086,72 dan standar deviasi Rp
omset penjualan UMKM sesudah 28.278.882,24. Sedangkan rata-rata
mendapatkan pembiayaan syariah jumlah laba bersih UMKM sesudah
adalah sebesar 0,997 dengan mendapatkan pembiayaan syariah
signifikansi sebesar 0. Hal ini sebesar Rp 76.360.631,50 dan standar
mengindikasikan bahwa korelasi antara deviasi Rp 32.195.399,23. Hal ini
rata-rata jumlah omset penjualan menunjukkan bahwa terdapat kenaikan
UMKM sebelum mendapatkan rata-rata jumlah laba bersih UMKM
pembiayaan syariah dengan rata-rata sesudah mendapatkan pembiayaan
jumlah omset penjualan UMKM syariah. Korelasi antara laba bersih
sesudah mendapatkan pembiayaan UMKM sebelum mendapatkan
syariah adalah kuat dan signifikan. Nilai pembiayaan syariah dan laba bersih
signifikansi (2-tailed) sebesar 0. Nilai UMKM sesudah mendapatkan
ini akan dibandingkan dengan α = 5% pembiayaan syariah adalah sebesar
atau 0,05 (tingkat kepercayaan 95%). 0,997 dengan signifikansi sebesar 0. Hal
Karena nilai signifikansi (0) < α (0,05) ini mengindikasikan bahwa korelasi
maka dapat disimpulkan bahwa H0 antara rata-rata jumlah laba bersih
ditolak dan Ha diterima, artinya rata-rata UMKM sebelum dan sesudah
jumlah omset penjualan UMKM mendapatkan pembiayaan syariah

99
Kinerja …. ( Rina Destiana )

adalah kuat dan signifikan. nilai menemukan bahwa jumlah aset UMKM
signifikansi (2-tailed) sebesar 0. Nilai mengalami peningkatan sesudah
ini akan dibandingkan dengan α = 5% memperoleh pembiayaan dari BPR.
atau 0,05 (tingkat kepercayaan 95%). Nurfriani, Paramu dan Utami (2014)
Karena nilai signifikansi (0) < α (0,05) dalam penelitiannya menganalisis
maka dapat disimpulkan bahwa H0 kinerja UMKM di Kabupaten Jember.
ditolak dan Ha diterima, artinya rata-rata Mereka menemukan bahwa jumlah aset
jumlah laba bersih UMKM sebelum dan UMKM yang memperoleh pinjaman
sesudah mendapatkan pembiayaan lebih besar dibandingkan jumlah aset
syariah adalah berbeda. Dengan UMKM yang tidak memperoleh
demikian dapat dinyatakan bahwa pinjaman.
terdapat perkembangan jumlah laba Hasil pengujian dalam
bersih UMKM di Kabupaten Cirebon penelitian ini juga menerima hipotesis
sesudah mendapatkan pembiayaan ke dua bahwa terdapat peningkatan
syariah. Dengan kata lain, pembiayaan jumlah omset penjualan UMKM
yang diberikan oleh Bank Syariah sesudah mendapatkan pembiayaan
Mandiri Cabang Cirebon efektif syariah. Berdasarkan hasil perhitungan
meningkatkan jumlah laba bersih nilai rata-rata (mean), kinerja keuangan
UMKM di Kabupaten Cirebon. UMKM yang diukur dengan jumlah
omset penjualan mengalami
PEMBAHASAN peningkatan sesudah mendapatkan
Hasil pengujian dalam fasilitas pembiayaan dari Bank Syariah
penelitian ini menerima hipotesis Mandiri Cabang Cirebon. Hal ini
pertama bahwa terdapat peningkatan mengindikasikan bahwa UMKM di
jumlah aset UMKM sesudah Kabupaten Cirebon mampu mencapai
mendapatkan pembiayaan syariah. volume atau penjualan yang lebih tinggi
Berdasarkan hasil perhitungan nilai dengan memanfaatkan pembiayaan dari
rata-rata (mean), kinerja keuangan bank syariah. Fasilitas pembiayaan yang
UMKM yang diukur dengan jumlah diperoleh dari Bank Syariah Mandiri
aset mengalami peningkatan sesudah Cabang Cirebon benar-benar dijadikan
mendapatkan fasilitas pembiayaan dari tambahan modal oleh UMKM, dikelola
Bank Syariah Mandiri Cabang Cirebon. dengan baik, seefektif dan seefisien
Ini berarti bahwa pembiayaan yang mungkin untuk meningkatkan produksi
diperoleh dari bank salah satunya ataupun penjualan. Hasil penelitian ini
diinvestasikan oleh UMKM Kabupaten sejalan dengan penelitian yang
Cirebon dalam bentuk aset. Investasi dilakukan oleh Marcellina dan Setiawan
dalam bentuk aset ini diharapkan dapat (2012) dimana dalam penelitiannya
meningkatkan produksi maupun mereka menemukan bahwa terjadi
penjualan. Penggunaan aset secara peningkatan omset penjualan pedagang
efektif dalam kegiatan produksi maupun dan pengusaha mikro di Kota Semarang
penjualan menyebabkan UMKM kian sesudah mendapatkan kredit mikro dari
berkembang usahanya sehingga mampu Koperasi Enkas Mikro. Penelitian
meningkatkan keuntungan juga. Hasil lainnya yang juga sejalan dengan hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian penelitian ini yaitu penelitian yang
yang dilakukan oleh Nofianti (2013) dilakukan oleh Nofianti (2013).
yang menganalisis dampak pembiayaan Nofianti (2013) menemukan bahwa
UMKM oleh BPR di Bali terhadap omset penjualan UMKM mengalami
kinerja UMKM. Nofianti (2013) peningkatan sesudah memperoleh

100
JRKA Volume 2 Isue 2, Agustus 2016: 93 - 103

pembiayaan dari BPR. Rahayu, 2. Terdapat peningkatan omset


Purnamawati dan Maharani (2014) penjualan UMKM sesudah
dalam penelitiannya juga menemukan mendapatkan pembiayaan dari
bahwa omset penjualan UMKM Bank Syariah Mandiri Cabang
mengalami peningkatan hingga dua kali Cirebon.
lipat sesudah mendapatkan pembiayaan 3. Terdapat peningkatan laba bersih
Al’Bai Bitsaman Ajil dari BMT UMKM sesudah mendapatkan
Maslahah Sidogiri. Demikian halnya pembiayaan dari Bank Syariah
Saparingga, Nurhasanah dan Nurhayati Mandiri Cabang Cirebon.
(2015) yang juga membuktikan bahwa IMPLIKASI
terjadi perkembangan UMKM dalam Pembiayaan yang disalurkan
hal peningkatan omset penjualan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang
sesudah mendapatkan pembiayaan Cirebon terbukti efektif dalam
mikro dari BRI Syariah. meningkatkan kinerja keuangan
Hasil pengujian juga menerima UMKM di Kabupaten Cirebon. Hal
hipotesis ke tiga bahwa terjadi tersebut ditunjukkan dengan adanya
peningkatan laba bersih UMKM peningkatan aset, omset penjualan dan
sesudah mendapatkan pembiayaan laba bersih UMKM sesudah
syariah. UMKM yang mendapatkan mendapatkan pembiayaan syariah.
pembiayaan dari Bank Syariah Mandiri Untuk itu diharapkan agar bank syariah
Cabang Cirebon memiliki kewajiban senantiasa meningkatkan porsi
kepada bank untuk mengembalikan pembiayaan kepada UMKM karena
pinjaman berikut bagi hasilnya. terbukti memberikan dampak positif
Kewajiban inilah yang mendorong dan bagi peningkatan kinerja mereka.
menjadi motivasi UMKM untuk Hendaknya bank syariah khususnya
menghasilkan laba yang lebih besar. Bank Syariah Mandiri Cabang Cirebon
Hasil penelitian ini sejalan dengan tidak terlalu menerapkan prosedur yang
penelitian Marcellina dan Setiawan sulit dan berbelit-belit kepada UMKM
(2012) yang menganalisis dampak dan memberikan kemudahan-
kredit mikro terhadap perkembangan kemudahan bagi mereka untuk
usaha mikro di Kota Semarang. Hasil mengakses pembiayaan. Selain
penelitian menunjukkan bahwa terjadi dukungan dari perbankan, pemerintah
peningkatan keuntungan pedagang dan juga hendaknya senantiasa
pengusaha mikro sesudah mendapatkan meningkatkan dukungan dan
kredit mikro dari Koperasi Enkas keberpihakannya kepada UMKM secara
Mikro. Hal serupa juga ditemukan oleh terus-menerus dan menyeluruh.
Rahayu dkk (2014) dan Saparingga dkk Pemerintah bisa menunjukkan
(2015) yang berhasil membuktikan dukungannya kepada UMKM dalam
bahwa terjadi peningkatan laba bersih bentuk kebijakan-kebijakan yang
UMKM sesudah mendapatkan berpihak kepada UMKM, baik
pembiayaan. menyangkut permodalan, fasilitas,
sarana dan prasarana, pendampingan
KESIMPULAN dan pelatihan kepada UMKM yang
1. Terdapat peningkatan jumlah aset memang menunjang peningkatan sektor
UMKM di Kabupaten Cirebon tersebut. Dukungan perbankan
sesudah mendapatkan pembiayaan khususnya bank syariah maupun
dari Bank Syariah Mandiri Cabang dukungan pemerintah kepada UMKM
Cirebon. sudah tentu menjadi modal utama bagi

101
Kinerja …. ( Rina Destiana )

UMKM untuk terus keuangan UMKM sebelum dan


menjalankan fungsi dan peranannya sesudah mendapatkan pembiayaan
sebagai katup pengaman perekonomian dari bank syariah.
bangsa. 2. Perlu dilakukan penambahan
Keterbatasan Penelitian indikator kinerja UMKM yang
1. Penelitian ini hanya dilakukan pada lainnya, misalnya permodalan,
satu bank syariah saja, yaitu hanya risiko, inovasi dan lain sebagainya
pada Bank Syariah Mandiri Cabang untuk melihat sejauh mana
Cirebon sehingga ada kemungkinan keefektifan penyaluran pembiayaan
hasilnya tidak dapat oleh bank syariah khususnya Bank
digeneralisasikan untuk objek yang Syariah Mandiri Cabang Cirebon
berbeda. terhadap pengembangan UMKM di
2. Penelitian ini hanya menganalisis Kabupaten Cirebon.
kinerja keuangan UMKM sebelum 3. Untuk penelitian sejenis yang akan
dan sesudah mendapatkan datang dapat lebih memperluas
pembiayaan syariah menggunakan periode penelitian agar pengamatan
jumlah aset, omset penjualan dan terhadap kinerja keuangan UMKM
laba bersih sebagai indikatornya. yang diproksikan oleh aset, omset
Untuk itu perlu dilakukan penjualan dan laba usaha dapat
penambahan indikator kinerja lebih dibandingkan antara sebelum
UMKM yang lainnya, misalnya dan sesudah mendapatkan
permodalan, risiko, inovasi dan lain pembiayaan dari bank syariah.
sebagainya untuk melihat sejauh Daftar Pustaka
mana keefektifan penyaluran Bank Indonesia. 2015. Undang-Undang
pembiayaan oleh bank syariah Republik Indonesia Nomor 21
khususnya Bank Syariah Mandiri Tahun 2008 Tentang Perbankan
Cabang Cirebon terhadap Syariah. Diakses melalui
pengembangan UMKM di www.bi.go.id pada tanggal 9
Kabupaten Cirebon. Februari 2015.
3. Periode penelitian kurang luas Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis
karena hanya satu tahun sehingga Multivariate dengan program
kurang efektif sehingga ada IBM SPSS 23. Badan Penerbit
kemungkinan hasil penelitian tidak Universitas Diponegoro,
dapat digeneralisasikan untuk Semarang.
kondisi yang berbeda.
Saran Indriantoro, Nur dan Supomo,
Mengingat bahwa penelitian ini Bambang. 2009. Metodologi
memiliki keterbatasan maka Penelitian Bisnis Untuk
rekomendasi yang disarankan untuk Akuntansi dan Manajemen. BPFE
penelitian mendatang diantaranya: UGM, Yogyakarta.
1. Untuk penelitian sejenis yang akan Jubaedah, S dan Destiana, R. 2015.
datang perlu dilakukan perluasan Impilkasi Pembiayaan Syariah
objek penelitian, tidak hanya Terhadap Perkembangan Usaha
dilakukan pada salah satu bank Mikro Kecil dan Menengah
syariah saja, sehingga hasil (UMKM) di Kabupaten Cirebon.
penelitian dapat lebih Laporan Penelitian, Unswagati
menggambarkan kondisi yang Cirebon.
sebenarnya mengenai kinerja

102
JRKA Volume 2 Isue 2, Agustus 2016: 93 - 103

Marcellina, A.L., Setiawan, A.H. 2012.


Analisis Dampak Kredit Mikro
Terhadap Perkembangan Usaha Mikro Rahmana, A. 2008. Kinerja keuangan
di Kota Semarang (Studi Kasus: UKM di Indonesia. Diakses
Nasabah Koperasi Enkas Mulia). melalui
Diponegoro Journals of Economics https://infoukm.wordpress.com/20
1(2): 1-7. 08/08/11/kinerja keuangan-ukm-
Memba, S. F., Gakure, W. R., dan di-indonesia/ pada tanggal 26
Karanja, K. 2012. Ventura Capital Mei 2015.
: Its Impact on Growth of Small Swastha, Basu. 2001. Manajemen
and Medium Enterprise in Kenya. penjualan. Edisi 3. BPFE UGM,
Rahayu, S.P., Purnamawati, I., Yogyakarta.
Maharani, B. 2014. Analisis Widodo, Tri, et al. 2003. Dampak Pola
Perkembangan UMKM Pada Pembiayaan Usaha Skala Mikro
Pembiayaan Al-Bai’ Bitsaman Terhadap Kinerja Bank dan
Ajil (BBA) Pada Usaha Produktif Nasabah (ULM PT Bank BNI
(Studi Kasus Pada UMKM Wilayah Jabotabek, Jawa Barat
Nasabah Dari BMT Maslahah dan DI Yogyakarta). Kerjasama
Sidogiri Cabang Olean Pusat Studi Ekonomi & Kebijakan
Situbondo). Artikel Ilmiah. Publik Universitas Gajah Mada
Fakultas Ekonomi Universitas dan Tim Penelitian &
Jember. Pengembangan Biro Kredit Bank
Saparingga, W., Nurhasanah, N., Indonesia.
Nurhayati, N. 2015. Analisis
Perbandingan Tingkat
Perkembangan Usaha Mikro
Kecil dan Menengah Sebelum dan
Sesudah Mendapatkan Fasilitas
Pembiayaan Mikro (Studi Kasus
di BRI Syariah KCP Kopo
Bandung). Prosiding Keuangan
dan Perbankan Syariah 1(2): 314-
321.

103

Anda mungkin juga menyukai