Disusun Oleh :
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan tugas
makalah yang berjudul “Pemberian Bantuan Kredit oleh Bank Untuk
Meningkatkan Kesejahteraan Pelaku Usaha Mikro Kecil” tepat pada waktunya.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Manajemen Perkreditan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
iii
jumlah UMKM ada sekitar 52,8 juta dan pada tahun 2018 bertambah menjadi
64,2 juta usaha.
2
Antara lain kontribusinya yaitu dalam membuka kesempatan kerja
baru sebagai pemacu pertumbuhan ekonomi dan sebagai sumber inovasi.
Usaha Kecil Menengah (UKM) diyakini sebagai pembangkit ekonomi di
Negara ini. Itulah salah satu penyebab perbankan membanting stir-nya untuk
mengaet pelaku UKM sebagai debiturnya.
Sebab bank dan UKM masih belum begitu siap. Bagi bank,
mengucurkan kredit, terutama ke usaha mikro dan kecil, cukup sulit karena
umumnya pengusaha mikro dan kecil belum mengerti prosedur yang ada di
bank. Dilihat dari pelaksanaannya, UKM tidak terlepas dari kredit. Menurut
data Bank Indonesia, total penyaluran kredit UMKM pada periode Januari -
Juli 2012 mencapai Rp 681 triliun atau 33 persen dari rencana bisnis bank.
Mengacu pada hal itu maka total penyaluran kredit UMKM yang telah
mencapai Rp 681 triliun sudah mencapai 20 persen. Dan pada dasarnya Bank
merupakan salah satu lembaga keuangan yang dibutuhkan oleh masyarakat
yang membutuhkan permodalan atau pembiayaan untuk kepentingan
mengembangkan usahanya maupun juga mencari dana dari masyarakat juga
menyalurkan dana kepada masyarakat, untuk itu bank mempunyai peran yang
penting bagi masyarakat yang kelebihan dana maupun yang kekurangan dana.
3
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis
dalam pembangunan ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam
pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam
pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Dalam krisis ekonomi yang terjadi
di negara kita sejak beberapa waktu yang lalu, dimana banyak usaha berskala
besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya, sektor Usaha
Kecil dan Menengah (UKM) terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis
tersebut.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan makalah
ini adalah untuk mengetahui :
1. Dengan membaca makalah ini diharapkan pembaca dapat mengetahui
pengertian dari UKM, Perbankan, dan Kredit
2. Memberikan informasi tentan peran bank dalam mengembangkan
UKM.
4
3
9
pertanian, perburuan dan kehutanan 7,8 persen. Adapun rata-rata bunga kredit
UMKM tercatat 13,8 persen.
10
2.2 Pengertian UKM, Perbankan dan Kredit
Usaha Kecil Menengah atau yang disingkat UKM adalah jenis bisnis
yang berperan penting meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Di
Indonesia, UKM punya kontribusi besar dalam perekonomian. Jenis usaha ini
dijalankan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan anak perusahaan
atau cabang perusahaan besar.
Usaha Kecil Menengah atau UKM adalah jenis bisnis yang dijalankan
dalam skala kecil hingga menengah. UKM bukan anak perusahaan, cabang
perusahaan, atau bagian dari perusahaan atau bisnis skala besar. Dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah. Usaha Mikro adalah usaha yang punya omset di bawah 300 juta
per tahun dan jumlah pekerja di bawah 20 orang.
Sedangkan Usaha Kecil adalah usaha yang punya omset 300 juta
sampai 2.5 miliar per tahun. Jumlah pekerja Usaha Menengah ada di antara 30
– 100 orang. Kemudian untuk Usaha Menengah punya omset 2.5 miliar
sampai 50 miliar per tahun. Berdasarkan UU No. 1, usaha kecil dan menengah
memiliki kriteria sebagai berikut:
11
⚫ Bentuk usaha orang per orang, badan usaha berbadan hukum/tidak,
termasuk koperasi.
⚫ Menghimpun dana
12
⚫ Menyalurkan Dana
13
Sebenarnya sasaran kredit pokok dalam penyediaan pinjaman tersebut
bersifat penyediaan suatu modal sebagai alat untuk melaksanakan kegiatan
usahanya sehingga kredit (dana bank ) yang diberikan tersebut tidak lebih dari
pokok produksi semata.
14
2.3 Peran Bank dalam Upaya Mengembangkan UKM
Lembaga perbankkan mempunyai peran yang penting bagi setiap
perusahaan baik untuk memenuhi kebutuhan modal atau dana untuk
menunjang kegiatan usaha, juga mempunyai peranan penting bagi perusahaan
khususnya bagi perusahaan kecil atau usaha kecil. Usaha kecil mempunyai
salah satu kelemahan kurang tertibnya dalam melakukan pencatatan dan
lemah dalam menejemen.
Untuk itu Bank perlu melakukan sinergi yang baik terhadap nasabah
khususnya untuk nasabah pelaku UMKM. Lembaga perbankkan mempunyai
fungsi yang penting bagi setiap pelaku usaha untuk mendapatkan kredit untuk
mengembangkan kegiatan usaha usahanya. UMKM mempunyai salah satu
15
kelemahan kurang tertibnya dalam melakukan pencatatan dan lemah dalam
menejemen.
⚫ Pemberian Kredit:
16
⚫ Pemberian Jaminan:
⚫ Pengelolaan Dana:
17
investor, atau lembaga pemerintah. Melalui jaringan ini, bank
dapat membantu UMKM dalam mengidentifikasi peluang bisnis,
mengembangkan kemitraan, atau mengakses sumber daya yang
dapat mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan usaha UMKM.
18
besar, tetapi menetapkan target pasar untuk UKM ternyata lebih rumit dari
pada menetapkan target pasar kredit usaha besar, hal ini disebabkan :
Karena sebagian besar UKM tidak memiliki dokumen usaha dan data
tentang UKM sangat sedikit maka untuk bisa menyalurkan kredit kepada
UKM, bank perlu mengenal dengan baik karakteristik dan pola bisnis UKM,
perlu cara lain dalam analisis pasar dan potensi sektor agar penyaluran kredit
pada UKM tetap dengan pendekatan koridor biasa.
Menurut data Bank Indonesia, total penyaluran kredit UMKM
pada periode Januari - Juli 2012 mencapai Rp 681 triliun atau 33 persen
dari rencana bisnis bank. Porsi kredit UMKM paling besar dikucurkan
untuk sektor perdagangan yakni 46,6 persen, diikuti sektor industri
pengolahan sebesar 10,5 persen, dan sektor pertanian, perburuan dan
kehutanan 7,8 persen. Adapun rata-rata bunga kredit UMKM tercatat
13,8 persen. Menurut data BI per Juli 2012. Total penyaluran kredit
secara keseluruhan mencapai Rp 2.538 triliun. Mengacu pada hal itu
19
maka total penyaluran kredit UMKM yang telah mencapai Rp 681
triliun sudah mencapai 20 persen.
Betapa luar biasanya peran UKM di Indonesia. Namun disisi lain kita
juga banyak menemukan persoalan pelik ditubuh UKM. Kelembagaan UKM
di Indonesia lemah. Hal ini disebabkan karena secara ekonomi politik,
keberadaannya tidak diperhitungkan terutama pada masa rezim Soeharto
berdiri kokoh. Dominasi keberpihakan rezim Soeharto kepada pelaku
ekonomi besar telah menyebabkan UKM di Indonesia lemah secara
kelembagaan.
20
yang sangat lama jika dibandingkan dengan negara-negara lain
padahal untuk UKM izin usaha adalah modal paling dasar jika
mau berkembang dan mendapat akses dengan baik terutama
sekali akses permodalan. Menurut Bank Dunia, dibutuhkan rata-
rata sekitar 151 hari serta 12 prosedur untuk mendapatkan izin
usaha. Padahal kemudahan perizinan ini akan menciptakan
tambahan pertumbuhan ekonomi sebesar 0.25% PDB.
2. Sulitnya akses penambahan modal melalui kredit bank.
Kebanyakan UKM tidak berhasil mendapatkan kredit dari bank
karena UKM tidak memenuhi persyaratan untuk layak diberi
kredit. Hal ini antara lain karena UKM belum memiliki
pengetahuan dan kesiapan dalam memenuhi persyaratan kredit
sehingga para pelaku UKM memandang prosedur kredit sulit.
Sulaeman di Indonesia alasan utama yang dikemukakan oleh
UKM kenapa UKM tidak meminjam ke bank adalah: (1) prosedur
sulit, Tidak berminat, Tidak punya agunan, Tidak tahu prosedur ,
Suku bunga tinggi dan Proposal ditolak.
3. Lemahnya kemampuan UKM dalam hal manajemen.
Permasalahan sebagian besar UKM di Indonesia adalah lemahnya
kemampuan manajemen. Karena sebagian besar pelaku UKM
memiliki tingkat pendidikan SMU atau sederajat, maka
penguasaan ini sangat lemah. Padahal ini merupakan kunci jika
UKM mau menilai perkembangan dan ingin mendapat akses
kredit modal usaha di perbankan.
4. Lemahnya penguasaan terhadap networking atau jaringan kerja
dan akses pasar. Hal ini muncul akibat lemahnya kemampuan
UKM mengorganisir diri dan lemahnya kemampuan pemasaran
UKM, lemahnya penguasaan jaringan pasar, dan lemahnya
penguasaan fasilitas teknologi dan informasi (IT) oleh UKM.
21
2.6 Kebijakan Pemerintah dalam Mendukung Pemberian Kredit kepada
UKM
22
(BNI), Bank Mandiri, Bank Syariah Mandiri, Bank Tabungan Negara (BTN),
dan Bank Bukopin.
Sebagai salah satu contoh kecilnya adalah pada tahun 2008,
berdasarkan Data Kementerian Koperasi dan UKM tercatat, penyaluran kredit
UMKM sejak Januari hingga akhir September 2008 telah mencapai Rp 10,91
triliun diberikan kepada 1,33 juta unit usaha.
Dari jumlah tersebut, yang kreditnya bermasalah hanya 0,17%. Ini
bukti bahwa pelaku UMKM adalah mereka yang jujur dan punya niat
mengembalikan. Penyaluran pola penjaminan difokuskan pada lima sektor
usaha, seperti : pertanian, perikanan dan kelautan, koperasi, kehutanan, serta
perindustrian dan perdagangan. Sebagian besar dari Kredit Usaha Rakyat
(KUR) ini diserap oleh sector perdagangan. Kredit Usaha Rakyat (KUR)
tanpa jaminan ini ditujukan untuk membantu ekonomi usaha rakyat kecil
dengan cara memberi pinjaman untuk usaha yang didirikannya.
Atas diajukannya permohonan peminjaman kredit tanpa jaminan
tersebut, tentu saja harus mengikuti berbagai prosedur yang ditetapkan oleh
bank yang bersangkutan. Selain itu, pemohon harus mengetahui hak dan
kewajiban apa yang akan timbul dari masing-masing pihak yaitu debitur dan
kreditur dengan adanya perjanjian Kredit Usaha Rakyat (KUR) tanpa jaminan
ini, mengingat segala sesuatu dapat saja timbul menjadi suatu permasalahan
apabila tidak ada pengetahuan yang cukup tentang Kredit Usaha Rakyat
(KUR) tanpa jaminan ini.
Selain memberikan kredit usaha rakyat Pemerintah dalam rangka
pemberdayaan usaha mikro hingga saat ini juga Pemerintah telah melakukan
langkah-langkan strategis. Sebagai berikut, yaitu;
23
c. Menyediakan bantuan teknis dan pendampingan (technical
assistance and facilitation) secara manajerial guna meningkatkan
“status usaha” usaha mikro agar fleaksible dan bankable dalam
jangka panjang.
d. Penataan dan penguatan kelembagaan keuangan mikro untuk
memperluas jangkauan pelayanan keuangan kepada usaha mikro
secara cepat, tepat, mudah dan sistematis.
24
manajemen risiko sebagaimana yang telah digariskan dalam Standard
Operasional Dan Prosedur (SOP).
⚫ Prinsip Kehati-hatian
25
⚫ Pre screening dan seleksi calon debitur UKM. Permohonan
kredit dapat diproses apabila telah lolos pre screening, yaitu;
26
kelancaran pemenuhan kewajiban atas kredit yang telah
diberikan.
27
realokasi dana SUP-005 dari BUMN Pengelola dan LKP yang tingkat
pencairannya rendah kepada BUMN Pengelola dan LKP yang kinerjanya
baik.
28
2.8 Syarat UKM mendapat kucuran dana dari Bank
Para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) harus memenuhi tiga
persyaratan agar usahanya dinilai visible dan bankable bagi perbankan.
Sehingga perbankan bersedia untuk mengucurkan kredit. "Tiga syarat itu
adalah dokumentasi usaha yang jelas, track record yang positif, dan bisnis
atau cashflow yang positif," Seandainya aset usaha UKM tersebut tergolong
besar tapi cashflownya negatif, perbankan tetap enggan mengucurkan
kreditnya. dalam hal ini Kementerian Koperasi dan UKM akan bekerjasama
membuat pelatihan bagi para pelaku UKM, agar bisa bankable sehingga bisa
memperoleh pinjaman dari perbankan untuk mengembangkan usaha.
29
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut Keputusan Presiden RI No. 99 tahun 1998 pengertian Usaha
Kecil Menengah adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil
dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil
dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.”
Dalam pelaksanaannya, UKM memerlukan penyaluran kredit.
30
berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa
bank. Bagi bank, kredit merupakan sumber utama pendapatannya melalui
imbalan bunga yang diterimanya dari para debitur.
31
Mengacu pada hal itu maka total penyaluran kredit UMKM yang telah
mencapai Rp 681 triliun sudah mencapai 20 persen. Dan pada dasarnya Bank
merupakan salah satu lembaga keuangan yang dibutuhkan oleh masyarakat
yang membutuhkan permodalan atau pembiayaan untuk kepentingan
mengembangkan usahanya maupun juga mencari dana dari masyarakat juga
menyalurkan dana kepada masyarakat, untuk itu bank mempunyai peran yang
penting bagi masyarakat yang kelebihan dana maupun yang kekurangan
dana. agar para pelaku UKM dapat memenuhi syarat-syarat yang diberikan
pihak perbankan untuk mengucurkan kreditnya serta meningkatkan akses para
pelaku UKM ke jasa kredit perbankan mengingat bahwa peran UKM sangat
penting.
32
Perbankan mempunyai fungsi yang penting dalam perekonomian.
Khususnya bagi pelaku usaha yang membutuhkan kredit dalam
mengembangkan usahanya dan juga perbankan sebagai tempat untuk
menyimpan uang yang lebih aman, dalam kegiatannya bank itu menghimpun
dana dari masyarakat, maka ia juga berkewajiban menyediakan dana dengan
cara-cara yang paling baik melayani kepentingan masyarakat di samping
kepentingan pemilik dana-dana itu ( Hasyim, 1987, 3). Penggunaan dana
perbankan sebagian besar disalurkan untuk kredit dengan pemberian kredit
tersebut bank akan mendapatkan keuntungan berupa bunga.
3.2 Saran
Database UMKM yang up-to-date Isu lain yang ditemukan adalah
keberadaan database UMKM yang saat ini tersedia dalam Sistem Informasi
Kredit Program (SIKP). SIKP dikembangkan oleh Direktorat Sistem
Perbendaharaan Kementerian Keuangan sebagai bagian dari penyediaan
program KUR Mikro. SIKP dikelola dan digunakan oleh berbagai pihak,
termasuk oleh pemerintah daerah dan lembaga keuangan.
33
bantuan. Kalau sudah naik kelas baru dapat dana bergulir, dan
seterusnya.” Pemerintah daerah Kabupaten Pacitan
“Sebetulnya pemerintah sudah meluncurkan SIKP. Namun
demikian, perbankan cenderung tidak bersedia memasukkan
data nasabah mereka ke dalam SIKP. Harapan pemerintah
yaitu perbankan seharusnya mengambil nasabah dari SIKP.
Tapi perbankan mempunyai aturan sendiri, yaitu nasabah
mereka tidak boleh diketahui oleh instansi lain.” Pemerintah
daerah Kabupaten Pacitan Kajian Kesenjangan Demand dan
Supply terhadap Pembiayaan UMKM 53.
Oleh karena itu, diperlukan peran aktif dari berbagai pihak, baik
pemerintah daerah maupun lembaga keuangan dalam rangka menciptakan
suatu database UMKM yang terpadu dan up-to-date. Database tersebut tidak
harus berupa produk kebijakan baru, namun dapat juga lebih memaksimalkan
database yang sudah ada.
34
Selain itu, berbagai instansi/lembaga yang memiliki UMKM binaan
juga perlu berperan secara aktif untuk menginformasikan, mengunggah, atau
memperbarui data UMKM binaan mereka, sehingga database tersebut dapat
menjangkau pelaku UMKM secara lebih luas. Suatu database UMKM yang
terpadu dapat menjadi jembatan untuk dapat mempertemukan UMKM dengan
lembaga keuangan. Selain itu, database tersebut harus berisi informasi yang
komprehensif yang dibutuhkan oleh lembaga keuangan.
Salah satu isu lain yang akan muncul dalam database terpadu yang
dapat diakses oleh semua lembaga keuangan (dan mungkin menjadi penyebab
lembaga keuangan cenderung tidak memperbarui informasi dalam SIKP)
adalah level of playing field dari para pemangku kepentingan yang mengakses
database.
35
⚫ Akses lembaga keuangan pada database diatur dengan level of
access. 54 Kajian Kesenjangan Demand dan Supply terhadap
Pembiayaan UMKM.
36
DAFTAR PUSTAKA
http://hanssuciawan.blogspot.com/2010/11/bantuan-pemerintah-terhadap-umkm-
dengan.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33818/4/Chapter%20II.pdf
http://cantikef.blogspot.co.id/2015/11/akses-ukm-ke-jasa-kredit-perbankan.html
www.bappenas.go.id/get-file-server/node/3341/
http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=2713&coid=2&caid=19&gid=3
http://www.tempo.co/read/news/2012/09/03/087427245/Hingga-Juli-Penyaluran-
Kredit-UMKM-Baru-33-Persen
http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-kredit-fungsi-unsur-macam.html
37