Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

Pemberian Bantuan Kredit oleh Bank Untuk Meningkatkan Kesejahteraan


Pelaku Usaha Mikro Kecil

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Manajemen Perkreditan


Program Strata 1 Program Studi Manajemen
Institut Teknologi dan Bisnis
Ahmad Dahlan Jakarta

Disusun Oleh :

⚫ Riska Septiany Putri (2061201104)


⚫ Bella Oktaviani (2061201107)
⚫ Zahra Noor Arifah (2061201114)
⚫ Fadlan Choirul Adillah (2061201116)
⚫ Della Melinasuciani (2061201197)
⚫ Ilma Rakhmadani (2061201201)

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS


AHMAD DAHLAN JAKARTA
2

2023

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan tugas
makalah yang berjudul “Pemberian Bantuan Kredit oleh Bank Untuk
Meningkatkan Kesejahteraan Pelaku Usaha Mikro Kecil” tepat pada waktunya.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Manajemen Perkreditan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Dengan penyusunan makalah ini, semoga dapat memberikan banyak


informasi, pengetahuan dan wawasan yang lebih luas kepada kita semua. Dalam
menyusun makalah laiinnya. Maka dari itu penulis mohon kritik dan saran yang
membangun untuk memperbaiki kualitas Makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik


bentuk, isi maupun teknik penyajiannya. Oleh sebab itu, kritikan yang bersifat
membangun dari berbagai pihak akan saya terima dengan tangan terbuka serta
sangat diharapkan. Semoga kehadiran makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.

Tangerang, Juli 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kredit memegang peranan sangat penting tidak hanya bagi bank itu
sendiri melainkan juga bagi pelaku usaha. Permintaan kredit di Indonesia
senantiasa mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, hal ini sangat wajar
mengingat Indonesia sebagai negara berkembang memerlukan pembangunan
disegala bidang yang ada di masyarakat terutama dalam bidang UMKM.

Peranan perbankan dalam perekonomian suatu negara sangatlah besar.


Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan
selalu membutuhkan jasa bank. Oleh karena itu, tidak akan pernah lepas dari
dunia perbankan jika hendak menjalankan aktivitas keuangan, baik
perorangan maupun lembaga sosial atau perusahaan.

Bagi bank, kredit merupakan sumber utama pendapatannya melalui


imbalan bunga yang diterimanya dari para debitur. Penyaluran kredit sebagai
bentuk usaha bank mutlak dilakukan karena fungsi bank itu sendiri sebagai
lembaga intermediary atau perantara keuangan, yang tugasnya adalah
menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus unit),
kemudian setelah dana terkumpul bank segera menyalurkan dana tersebut
kepada masyarakat yang sedang membutuhkan dana.

Beberapa tahun terakhir, penyaluran kredit yang bersifat khusus


kepada UMKM tersebut telah mendapatkan porsi perhatian yang besar dari
pemerintah karena kontribusi mereka terhadap perekonomian nasional
sangatlah besar. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), UMKM
di Indonesia mengalami pertumbuhan setiap tahunnya. Pada tahun 2015,

iii
jumlah UMKM ada sekitar 52,8 juta dan pada tahun 2018 bertambah menjadi
64,2 juta usaha.

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator dalam


keberhasilan pembangunan dalam suatu perekonomian yang diukur dengan
menggunakan data Produk Domestik Bruto (PDB) sasaran dari pertumbuhan
ekonomi yaitu kenaikan pendapatan nasional. Secara umum teori tentang
pertumbuhan ekonomi dapat di kelompokan menjadi dua, yaitu teori
pertumbuhan ekonomi klasik dan pertumbuhan ekonomi modern.

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis


dalam pembangunan ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam
pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam
pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Dalam krisis ekonomi yang terjadi
di negara kita sejak beberapa waktu yang lalu, dimana banyak usaha berskala
besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya, sektor Usaha
Kecil dan Menengah (UKM) terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis
tersebut.

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan bagian terbesar dalam


perekonomian nasional, karena tingkat partisipasi masyarakat dalam berbagai
sektor kegiatan ekonomi yang tinggi. Sektor ini mempunyai peranan penting
yang sangat baik untuk menunjang perekonomian nasional maupun daerah.
Usaha kecil dan Menengah (UKM) memiliki peranan penting bagi masyarakat
di tengah krisis ekonomi. UKM juga berpengaruh terhadap struktur
perekonomian.

Karena pada umumnya UKM selalu berperan sebagai lapisan bagi


pelaku usaha besar, yang sering juga disebut dengan pelaku ekonomi rakyat.
Oleh karena itu, eksistensi dan peran UKM ini harus terus dipelihara dan
dijaga kesinambungannya dalam membentuk perekonomian yang semakin
baik. UKM selama ini terbukti dapat diandalkan sebagai katup pengaman
dimasa krisis dan memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap
pertumbuhan suatu perekomian.

2
Antara lain kontribusinya yaitu dalam membuka kesempatan kerja
baru sebagai pemacu pertumbuhan ekonomi dan sebagai sumber inovasi.
Usaha Kecil Menengah (UKM) diyakini sebagai pembangkit ekonomi di
Negara ini. Itulah salah satu penyebab perbankan membanting stir-nya untuk
mengaet pelaku UKM sebagai debiturnya.

Pemerintah pun langsung menyediakan anggaran sekitar Rp 40 triliun


untuk disalurkan kepada UKM, melalui perbankan dan lembaga keuangan
lain. Namun demikian, UKM juga masih memiliki permasalahan dalam
mendapatkan kredit dari perbankan. Tidak tercapainya target penyaluran
kredit bukan semata-mata kesalahan perbankan.

Sebab bank dan UKM masih belum begitu siap. Bagi bank,
mengucurkan kredit, terutama ke usaha mikro dan kecil, cukup sulit karena
umumnya pengusaha mikro dan kecil belum mengerti prosedur yang ada di
bank. Dilihat dari pelaksanaannya, UKM tidak terlepas dari kredit. Menurut
data Bank Indonesia, total penyaluran kredit UMKM pada periode Januari -
Juli 2012 mencapai Rp 681 triliun atau 33 persen dari rencana bisnis bank.

Porsi kredit UMKM paling besar dikucurkan untuk sektor


perdagangan yakni 46,6 persen, diikuti sektor industri pengolahan sebesar
10,5 persen, dan sektor pertanian, perburuan dan kehutanan 7,8 persen.
Adapun rata-rata bunga kredit UMKM tercatat 13,8 persen. Menurut data BI
per Juli 2012. Total penyaluran kredit secara keseluruhan mencapai Rp 2.538
triliun.

Mengacu pada hal itu maka total penyaluran kredit UMKM yang telah
mencapai Rp 681 triliun sudah mencapai 20 persen. Dan pada dasarnya Bank
merupakan salah satu lembaga keuangan yang dibutuhkan oleh masyarakat
yang membutuhkan permodalan atau pembiayaan untuk kepentingan
mengembangkan usahanya maupun juga mencari dana dari masyarakat juga
menyalurkan dana kepada masyarakat, untuk itu bank mempunyai peran yang
penting bagi masyarakat yang kelebihan dana maupun yang kekurangan dana.

3
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis
dalam pembangunan ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam
pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam
pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Dalam krisis ekonomi yang terjadi
di negara kita sejak beberapa waktu yang lalu, dimana banyak usaha berskala
besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya, sektor Usaha
Kecil dan Menengah (UKM) terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis
tersebut.

Oleh karena itu, penulis ingin membahas tentang pemberian kredit


oleh perbankan kepada UKM. agar para pelaku UKM dapat memenuhi syarat-
syarat yang diberikan pihak perbankan untuk mengucurkan kreditnya serta
meningkatkan akses para pelaku UKM ke jasa kredit perbankan mengingat
bahwa peran UKM sangat penting.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan UKM, Perbankan, dan Kredit ?
2. Bagaimana peranan bank dalam upaya mengembangkan UKM ?
3. Bagaimana akses UKM ke jasa kredit perbankan ?
4. Bagaimana penyaluran kredit oleh bank terhadap UKM?
5. Apa saja permasalahan yang dihadapi UKM dalam mendapatkan
kredit dari Perbankan ?
6. Bagaimana kebijakan Pemerintah dalam mendukung pemberian kredit
kepada UKM ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan makalah
ini adalah untuk mengetahui :
1. Dengan membaca makalah ini diharapkan pembaca dapat mengetahui
pengertian dari UKM, Perbankan, dan Kredit
2. Memberikan informasi tentan peran bank dalam mengembangkan
UKM.

4
3

3. Mengetahui akses UKM ke jasa kredit perbankan.


4. Mengetahui tentang penyaluran kredit terhadap UKM.
5. Mengetahui berbagai permasalahan yang dihadapi oleh UKM.
6. Mengetahui apa saja yang dilakukan pemerintah dalam mendukung
pemberian kredit kepada UKM.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori


Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis
dalam pembangunan ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam
pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam
pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Dalam krisis ekonomi yang terjadi
di negara kita sejak beberapa waktu yang lalu, dimana banyak usaha berskala
besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya, sektor Usaha
Kecil dan Menengah (UKM) terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis
tersebut.

Berdasarkan Keputuasan Menteri Keuangan Nomor 316/KMK.016/


1994 tanggal 27 Juni 1994. Pengertian Usaha Kecil Menengah: Didefinisikan
sebagai perorangan atau badan usaha yang telah melakukan kegiatan usaha
yang mempunyai penjualan atau omset per tahun setinggi-tingginya Rp
600.000.000 atau asset atau aktiva setinggi-tingginya Rp 600.000.000 (di luar
tanah dan bangunan yang ditempati) terdiri dari :

⚫ Bidang usaha ( Fa, CV, PT, dan koperasi )

⚫ Perorangan (Pengrajin / industri rumah tangga, petani, peternak,


nelayan, perambah hutan, penambang, pedagang barang dan jasa )

Dilihat dari pelaksanaannya, UKM tidak terlepas dari kredit. Menurut


data Bank Indonesia, total penyaluran kredit UMKM pada periode Januari -
Juli 2012 mencapai Rp 681 triliun atau 33 persen dari rencana bisnis bank.
Porsi kredit UMKM paling besar dikucurkan untuk sektor perdagangan yakni
46,6 persen, diikuti sektor industri pengolahan sebesar 10,5 persen, dan sektor

9
pertanian, perburuan dan kehutanan 7,8 persen. Adapun rata-rata bunga kredit
UMKM tercatat 13,8 persen.

Menurut data BI per Juli 2012. Total penyaluran kredit secara


keseluruhan mencapai Rp 2.538 triliun. Mengacu pada hal itu maka total
penyaluran kredit UMKM yang telah mencapai Rp 681 triliun sudah mencapai
20 persen.

Dan pada dasarnya Bank merupakan salah satu lembaga keuangan


yang dibutuhkan oleh masyarakat yang membutuhkan permodalan atau
pembiayaan untuk kepentingan mengembangkan usahanya maupun
juga mencari dana dari masyarakat juga menyalurkan dana kepada
masyarakat, untuk itu bank mempunyai peran yang penting bagi masyarakat
yang kelebihan dana maupun yang kekurangan dana.

Perbankan mempunyai fungsi yang penting dalam perekonomian.


Khususnya bagi pelaku usaha yang membutuhkan kredit dalam
mengembangkan usahanya dan juga perbankan sebagai tempat untuk
menyimpan uang yang lebih aman, dalam kegiatannya bank itu menghimpun
dana dari masyarakat, maka ia juga berkewajiban menyediakan dana dengan
cara-cara yang paling baik melayani kepentingan masyarakat di samping
kepentingan pemilik dana-dana itu ( Hasyim, 1987, 3). Penggunaan dana
perbankan sebagian besar disalurkan untuk kredit dengan pemberian kredit
tersebut bank akan mendapatkan keuntungan berupa bunga.

Bahwa dana yang dihimpun oleh bank sebagian besar disalurkan


kepada masyarakat berupa kredit, tetapi dengan kredit yang semakin besar
juga akan membawa resiko yang tinggi pula jika nasabah tidak mampu untuk
membayar kewajiban maupun bunga. Untuk itu Bank perlu melakukan sinergi
yang baik terhadap nasabah khususnya untuk nasabah pelaku UMKM.

Lembaga perbankkan mempunyai fungsi yang penting bagi setiap


pelaku usaha untuk mendapatkan kredit untuk mengembangkan kegiatan
usaha usahanya. UMKM mempunyai salah satu kelemahan kurang tertibnya
dalam melakukan pencatatan dan lemah dalam menejemen.

10
2.2 Pengertian UKM, Perbankan dan Kredit
Usaha Kecil Menengah atau yang disingkat UKM adalah jenis bisnis
yang berperan penting meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Di
Indonesia, UKM punya kontribusi besar dalam perekonomian. Jenis usaha ini
dijalankan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan anak perusahaan
atau cabang perusahaan besar.

Menurut Undang-Undang Nomor 20 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan


Menengah, usaha kecil didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi produktif yang
berdiri sendiri. UKM bukan merupakan anak usaha atau cabang perusahaan
kelas menengah atau besar. Perekonomian suatu negara bergantung dari usaha
yang dilakukan oleh rakyatnya. Bantuan pemerintah sangat berarti untuk
UKM agar bisa naik kelas menjadi perusahaan besar.

Usaha Kecil Menengah atau UKM adalah jenis bisnis yang dijalankan
dalam skala kecil hingga menengah. UKM bukan anak perusahaan, cabang
perusahaan, atau bagian dari perusahaan atau bisnis skala besar. Dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah. Usaha Mikro adalah usaha yang punya omset di bawah 300 juta
per tahun dan jumlah pekerja di bawah 20 orang.

Sedangkan Usaha Kecil adalah usaha yang punya omset 300 juta
sampai 2.5 miliar per tahun. Jumlah pekerja Usaha Menengah ada di antara 30
– 100 orang. Kemudian untuk Usaha Menengah punya omset 2.5 miliar
sampai 50 miliar per tahun. Berdasarkan UU No. 1, usaha kecil dan menengah
memiliki kriteria sebagai berikut:

⚫ Kekayaan bersih paling banyak Rp 200 juta tidak termasuk tanah


dan bangunan tempat usaha.

⚫ Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1 miliar.

⚫ Milik Warga Negara Indonesia (WNI).

⚫ Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang


perusahaan yang dimiliki atau dikuasai usaha besar.

11
⚫ Bentuk usaha orang per orang, badan usaha berbadan hukum/tidak,
termasuk koperasi.

⚫ Untuk sektor industri, memiliki total aset maksimal Rp 5 miliar.

⚫ Untuk sektor non industri, memiliki kekayaan bersih paling


banyak Rp 600 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha), atau memiliki hasil penjualan tahunan maksimal Rp 3
miliar pada usaha yang dibiayai.

Perbankan merupakan lembaga yang bergerak pada jasa keuangan.


Lembaga ini selain mengumpulkan uang masyarakat juga memberikan kredit
kepada masyarakat baik untuk kepentingan konsumtif maupun untuk kegiatan
usaha. perbankan sudah sangat berperan dalam mengatasi kendala permodalan
yang dialami UKM Peran perbankan sebagai sumber dana pengembangan
UKM sudah baik walaupun belum optimal, 40% UKM tidak menjadikan
perbankan sebagai alternatif sumber dana pengembangan UKM.

Setiap lembaga baik yang berorientasi keuntungan maupun non profit


selalu membutuhkan dana dalam upaya untuk dapat menjalankan aktivitasnya.
Tanpa ketersediaan dana organisasi tidak akan dapat berjalan dengan baik.
Apalagi organisasi yang berorintasi pada profit (kegiatan usaha) dalam
menjalankan aktivitasnya selalu membutuhkan dana guna membiayai
usahanya.

Dana tersebut dapat dipenuhi dengan sumber intern perusahaan,


suntikan dari pemilik perusahaan maupun dari pinjaman ke Bank. Usaha
perbankan meliputi tiga kegiatan utama yaitu:

⚫ Menghimpun dana

Menghimpun dana maksudnya adalah mengumpukan


atau mencari dana (uang) dengan cara membeli dari masyarakat
luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito.
Kegiatan penghimpunan dana ini sering disebut dengan funding.

12
⚫ Menyalurkan Dana

Sedangkan yang dimaksud dengan menyalurkan dana


adalah melemparkan kembali dana yang diperoleh lewat
simpanan giro, tabungan, dan deposito kemasyarakat dalam
bentuk pinajam (Kredit) bagi bank yang berdasarkan prinsip
konvensional.

⚫ Memberikan jasa bank lainnya

Yang dimaksud dengan jasa bank lainnya adalah jasa


pendukung sesuai pelengkap kegiatan perbankan terutama untuk
mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dan menyalurkan
dana, baik yang berhubungan langsung dengan kegiatan simpanan
dan kredit maupun tidak langsung.

Pengertian Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu


pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji, pembayaran
akan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah disepakati.

Pengertian kredit yang lebih mapan untuk kegiatan perbankan di


Indonesia telah dirumuskan dalam Undang – Undang Pokok Perbankan No. 7
Tahun 1992 yang menyatakan bahwa kriteria adalah penyediaan uang /
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan /
kesepakatan pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melaksanakan dengan jumlah bunga
sebagai imbalan.

Dalam praktek sehari – hari pinjaman kredit dinyatakan dalam bentuk


perjanjian tertulis baik dibawah tangan maupun secara materil. Dan sebagai
jaminan pengaman, pihak peminjam akan memenuhi kewajiban dan
menyerahkan jaminan baik bersifat kebendaan maupun bukan kebendaan.

13
Sebenarnya sasaran kredit pokok dalam penyediaan pinjaman tersebut
bersifat penyediaan suatu modal sebagai alat untuk melaksanakan kegiatan
usahanya sehingga kredit (dana bank ) yang diberikan tersebut tidak lebih dari
pokok produksi semata.

Kredit kepada Usaha Menengah adalah pemberian kredit kepada


debitur usaha menengah yang memenuhi kriteria usaha menengah
sebagaimana diatur dalam UU No. 20 Tahun 2008 Tentang UMKM.

Berdasarkan UU tersebut, Usaha Menengah adalah usaha ekonomi


produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari Usaha Kecil atau usaha besar yang jumlah kekayaan bersih atau
hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam memenuhi kriteria Usaha
Kecil sebagaimana diatur dalam Undang - Undang Nomor 20 Tahun 2008,
yaitu:

⚫ Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus


juta rupiah) sampai dengan paling banyakl Rp10.000.000.000,00
(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha; atau

⚫ Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00


(dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

Termasuk dalam kredit UMKM tersebut adalah kredit dengan


penjaminan tertentu:

⚫ Kredit Dengan Penjaminan Tertentu adalah kredit/pembiayaan


atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara Bank
dengan debitur yang dijamin oleh Perusahaan Penjamin dengan
kriteria tertentu, sebagaimana Program Pemerintah mengenai
Kredit Usaha Rakyat (KUR).

14
2.3 Peran Bank dalam Upaya Mengembangkan UKM
Lembaga perbankkan mempunyai peran yang penting bagi setiap
perusahaan baik untuk memenuhi kebutuhan modal atau dana untuk
menunjang kegiatan usaha, juga mempunyai peranan penting bagi perusahaan
khususnya bagi perusahaan kecil atau usaha kecil. Usaha kecil mempunyai
salah satu kelemahan kurang tertibnya dalam melakukan pencatatan dan
lemah dalam menejemen.

Kelemahan ini dapat membawa dampak terhadap penggunaan dana


perusahaan tidak terkendali. Untuk menghindari pemborosan penggunaan
dapat memanfaatkan untuk mengontrol penggunaan dana yaitu dengan
menyimpan uang ke bank. Setiap mendapatkan uang segera dimasukkan ke
bank sebelum digunakan dengan demikian penggunaan uang dapat sedikit
terkontrol dalam penggunaanya.

Perbankan mempunyai fungsi yang penting dalam perekonomian.


Khususnya bagi pelaku usaha yang membutuhkan kredit dalam
mengembangkan usahanya dan juga perbankan sebagai tempat untuk
menyimpan uang yang lebih aman, dalam kegiatannya bank itu menghimpun
dana dari masyarakat, maka ia juga berkewajiban menyediakan dana dengan
cara-cara yang paling baik melayani kepentingan masyarakat di samping
kepentingan pemilik dana-dana itu.

Penggunaan dana perbankan sebagian besar disalurkan untuk kredit


dengan pemberian kredit tersebut bank akan mendapatkan keuntungan berupa
bunga. Bahwa dana yang dihimpun oleh bank sebagian besar disalurkan
kepada masyarakat berupa kredit, tetapi dengan kredit yang semakin besar
juga akan membawa resiko yang tinggi pula jika nasabah tidak mampu untuk
membayar kewajiban maupun bunga.

Untuk itu Bank perlu melakukan sinergi yang baik terhadap nasabah
khususnya untuk nasabah pelaku UMKM. Lembaga perbankkan mempunyai
fungsi yang penting bagi setiap pelaku usaha untuk mendapatkan kredit untuk
mengembangkan kegiatan usaha usahanya. UMKM mempunyai salah satu

15
kelemahan kurang tertibnya dalam melakukan pencatatan dan lemah dalam
menejemen.

Bagi lembaga perbankkan untuk saling memberikan keuntungan


kedua belah pihak, pihak bank dapat membantu untuk melakukan pembinaan
dalam melakukan pencatatan yang baik sehingga penggunaan dana dapat
terkontrol dan dapat membuat rencana kas yang membawa dampak usaha
kecil tersebut dapat membuat rencana untuk melakukan pengembangan.

Dengan pembinaan dan pelatihan yang dilakukan bank terhadap UKM


akan dapat membiasakan pelaku UKM untuk tertib administrasi dan ini dapat
digunakan untuk meyakinkan pihak bank untuk memberikan kredit. Dengan
keberhasilan usaha kecil dalam mengembangkan usaha secara otomatis juga
akan memberikan keuntungan bagi bank yang membinanya, keuntungan
tersebut lancarnya pembayaran kredit maupun bunga dan setiap kebutuhan
dana untuk pengembangan usaha kecil yang dibinanya akan melakukan
pemilihan bank telah membantunya.

Peran perbankan terhadap UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan


Menengah) sangat penting dalam mendukung pertumbuhan dan
pengembangan sektor UMKM. Berikut adalah beberapa peran utama
perbankan dalam konteks ini :

⚫ Pemberian Kredit:

Salah satu peran utama perbankan terhadap UMKM


adalah memberikan akses ke pembiayaan melalui pemberian
kredit. Bank menyediakan dana yang diperlukan bagi UMKM
untuk membiayai operasional sehari-hari, perluasan usaha,
pembelian inventaris, pengembangan produk, dan kegiatan
lainnya. Kredit ini dapat diberikan dalam bentuk kredit modal
kerja, kredit investasi, atau fasilitas lainnya yang sesuai dengan
kebutuhan UMKM.

16
⚫ Pemberian Jaminan:

Bank juga dapat memberikan jaminan atau agunan untuk


membantu UMKM mendapatkan akses ke pembiayaan dari pihak
lain, seperti lembaga keuangan non-bank atau investor. Dengan
memberikan jaminan, bank membantu mengurangi risiko bagi
pihak yang memberikan pembiayaan kepada UMKM, sehingga
meningkatkan kepercayaan dan memudahkan UMKM dalam
mendapatkan sumber pendanaan tambahan.

⚫ Pengelolaan Dana:

Perbankan juga berperan dalam pengelolaan dana


UMKM. Bank menyediakan produk dan layanan perbankan
seperti tabungan, deposito, dan rekening giro, yang
memungkinkan UMKM untuk menyimpan dan mengelola dana
dengan aman. Pengelolaan dana yang efektif membantu UMKM
dalam menghadapi tantangan keuangan dan mempersiapkan
kebutuhan dana jangka panjang, seperti investasi atau ekspansi
usaha.

⚫ Penyediaan Layanan Keuangan dan Konsultasi:

Bank juga menyediakan berbagai layanan keuangan dan


konsultasi kepada UMKM. Layanan ini mencakup pengolahan
pembayaran, transfer dana, perbankan elektronik, dan layanan
perbankan lainnya yang membantu UMKM dalam mengelola
keuangan mereka dengan lebih efisien. Bank juga dapat
memberikan konsultasi dan nasihat keuangan kepada UMKM,
seperti perencanaan keuangan, manajemen risiko, atau strategi
pertumbuhan usaha.

⚫ Akses ke Jaringan dan Peluang Bisnis:

Bank sering kali memiliki jaringan yang luas dan


hubungan dengan pihak-pihak terkait, seperti mitra bisnis,

17
investor, atau lembaga pemerintah. Melalui jaringan ini, bank
dapat membantu UMKM dalam mengidentifikasi peluang bisnis,
mengembangkan kemitraan, atau mengakses sumber daya yang
dapat mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan usaha UMKM.

2.4 Penyaluran Kredit oleh Bank terhadap UKM


Kredit UMKM adalah salah satu solusi yang dapat digunakan oleh
para pelaku UMKM untuk meningkatkan bisnisnya. Hal ini tentu menjadi
angin segar bagi pebisnis. Di samping itu, pinjaman seperti ini juga dapat
mengatasi masalah pengangguran dan ekonomi bagi pemerintah. Pada
kenyataannya penyaluran kredit pada UKM masih kecil dibandingkan dengan
usaha besar.
Pemecahan masalah tersebut secara makro seperti kebijakan
pemerintah mewajibkan Bank Umum untuk menyalurkan 20 % kredit kepada
UKM dari total kreditnya,KUT, program program promosi akses kredit UKM
kepada lembaga keuangan dan lain-lainnya ternyata hasilnya masih jauh dari
memuaskan. Hal ini disebabkan selain karena ketidak mampuan UKM
mengakses bank juga disebabkan oleh :

a. Officer Bank kekurangan pengetahuan atau pengalaman, sehingga


bank kesulitan menilai prospek bisnis UKM, sehingga untuk
meminimalisasi resiko perlu menetapkan persyaratan jaminan
yang ketat. Skema kredit UKM kurang bervariasi mengikuti
variasi karakteristik usaha UKM yang spesifik.
b. Pada UKM yang mengajukan kredit, Officer Bank masih kesulitan
untuk menemukan yang prospektif untuk dibiayai.

Untuk mendorong penyelesaian masalah ditingkat mikro tersebut


semestinya menjadi perioritas dalam mempromosikan akses kredit UKM pada
lembaga keuangan. secara teknis bank harus punya target pasar spesifik untuk
UKM sebagaimana juga bank memiliki target pasar spesifik untuk usaha

18
besar, tetapi menetapkan target pasar untuk UKM ternyata lebih rumit dari
pada menetapkan target pasar kredit usaha besar, hal ini disebabkan :

a. Tidak tersedianya data sekunder yang memadai tentang UKM,


data yang tersedia pada dinas teknis dan BPS sangat tidak
memadai sebagai pertimbangan dalam merumuskan target pasar
kredit UKM.
b. Faktor lokalitas pada tingkat Kabupaten/propinsi bahkan pada
tingkat wilayah yang lebih kecil sangat mempengaruhi potensi
pengembangan UKM, dengan demikian data Nasional akan
sangat bisa jika digunakan dalam memilih sektor UKM.
c. Pengelompokkan UKM selama ini berdasarkan sub sektor telah
menjadi pola analisis, padahal pengelompokkan tersebut pada
dasarnya untuk kepentingan administrasi (Pemerintah & BI)
bukan kepentingan analisis bisnis, Analisis yang paling rasional
adalah berdasarkan rantai bisnis dan wilayah (wilayah yang
dibatasi oleh keterkaitan pelaku bukan wilayah administrasi).

Karena sebagian besar UKM tidak memiliki dokumen usaha dan data
tentang UKM sangat sedikit maka untuk bisa menyalurkan kredit kepada
UKM, bank perlu mengenal dengan baik karakteristik dan pola bisnis UKM,
perlu cara lain dalam analisis pasar dan potensi sektor agar penyaluran kredit
pada UKM tetap dengan pendekatan koridor biasa.
Menurut data Bank Indonesia, total penyaluran kredit UMKM
pada periode Januari - Juli 2012 mencapai Rp 681 triliun atau 33 persen
dari rencana bisnis bank. Porsi kredit UMKM paling besar dikucurkan
untuk sektor perdagangan yakni 46,6 persen, diikuti sektor industri
pengolahan sebesar 10,5 persen, dan sektor pertanian, perburuan dan
kehutanan 7,8 persen. Adapun rata-rata bunga kredit UMKM tercatat
13,8 persen. Menurut data BI per Juli 2012. Total penyaluran kredit
secara keseluruhan mencapai Rp 2.538 triliun. Mengacu pada hal itu

19
maka total penyaluran kredit UMKM yang telah mencapai Rp 681
triliun sudah mencapai 20 persen.

2.5 Permasalahan yang dihadapi UKM dalam Mendapatkan Kredit dari


Perbankan
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) saat ini tengah menghadapi
fenomena paradoks. Disatu sisi UKM terlihat sangat strategis karena
merupakan pilar pendukung utama dan terdepan dalam pembangunan
ekonomi. UKM merupakan lapangan usaha yang paling banyak dan paling
mudah diakses oleh masyarakat bawah di Indonesia.

UKM paling besar dan paling cepat dalam memberikan peluang


lapangan pekerjaan dan memberikan sumber penghasilan bagi kebanyakan
masyarakat kita. UKM paling fleksibel dan dapat dengan mudah beradaptasi
dengan pasang surut dan arah perekonomian dan UKM juga cukup
terdiversifikasi dan memberikan kontribusi penting dalam ekspor dan
perdagangan.

Betapa luar biasanya peran UKM di Indonesia. Namun disisi lain kita
juga banyak menemukan persoalan pelik ditubuh UKM. Kelembagaan UKM
di Indonesia lemah. Hal ini disebabkan karena secara ekonomi politik,
keberadaannya tidak diperhitungkan terutama pada masa rezim Soeharto
berdiri kokoh. Dominasi keberpihakan rezim Soeharto kepada pelaku
ekonomi besar telah menyebabkan UKM di Indonesia lemah secara
kelembagaan.

Sehingga UKM kita menjadi lambat mandiri, lambat mengembangkan


diri dan menjadi lemah dalam hal akses. sudah menjadi rahasia umum UKM
di Indonesia, bahwa dari dahulu permasalahan klasik yang selalu mendera
UKM antara lain adalah permasalahan :

1. Rumitnya proses perizinan dan penyederhanaan pencatatan usaha.


Perizinan usaha di Indonesia sangat berbelit dan memakan waktu

20
yang sangat lama jika dibandingkan dengan negara-negara lain
padahal untuk UKM izin usaha adalah modal paling dasar jika
mau berkembang dan mendapat akses dengan baik terutama
sekali akses permodalan. Menurut Bank Dunia, dibutuhkan rata-
rata sekitar 151 hari serta 12 prosedur untuk mendapatkan izin
usaha. Padahal kemudahan perizinan ini akan menciptakan
tambahan pertumbuhan ekonomi sebesar 0.25% PDB.
2. Sulitnya akses penambahan modal melalui kredit bank.
Kebanyakan UKM tidak berhasil mendapatkan kredit dari bank
karena UKM tidak memenuhi persyaratan untuk layak diberi
kredit. Hal ini antara lain karena UKM belum memiliki
pengetahuan dan kesiapan dalam memenuhi persyaratan kredit
sehingga para pelaku UKM memandang prosedur kredit sulit.
Sulaeman di Indonesia alasan utama yang dikemukakan oleh
UKM kenapa UKM tidak meminjam ke bank adalah: (1) prosedur
sulit, Tidak berminat, Tidak punya agunan, Tidak tahu prosedur ,
Suku bunga tinggi dan Proposal ditolak.
3. Lemahnya kemampuan UKM dalam hal manajemen.
Permasalahan sebagian besar UKM di Indonesia adalah lemahnya
kemampuan manajemen. Karena sebagian besar pelaku UKM
memiliki tingkat pendidikan SMU atau sederajat, maka
penguasaan ini sangat lemah. Padahal ini merupakan kunci jika
UKM mau menilai perkembangan dan ingin mendapat akses
kredit modal usaha di perbankan.
4. Lemahnya penguasaan terhadap networking atau jaringan kerja
dan akses pasar. Hal ini muncul akibat lemahnya kemampuan
UKM mengorganisir diri dan lemahnya kemampuan pemasaran
UKM, lemahnya penguasaan jaringan pasar, dan lemahnya
penguasaan fasilitas teknologi dan informasi (IT) oleh UKM.

21
2.6 Kebijakan Pemerintah dalam Mendukung Pemberian Kredit kepada
UKM

Berbagai cara dilakukan pemerintah untuk menolong UKM. Bukan


hanya menyediakan dana, tetapi juga membentuk Satuan Tugas Konsultan
Keuangan Mitra Bank (KKMB). Satgas ini berfungsi untuk mengharmoniskan
hubungan bank dengan UMKM menyangkut data keuangan perusahaan,
berbagai izin usaha, dan agunan bank. Pembentukan satgas akan diikuti
komitmen keberpihakan.
Sebab tanpa ada keberpihakan dari satgas, yang merupakan gabungan
dari berbagai pihak, termasuk perbankan, program harmonisasi antara sektor
perbankan dan UMKM tidak akan berhasil. Paling utama dalam menjalankan
tugas, konsultan yang tergabung dalam KKMB harus mampu melakukan
langkah konkret dan terobosan dalam mengatasi berbagai persoalan UMKM.
Dalam rangka untuk mengembangkan UMKM di Indonesia
pemerintah dan beberapa lembaga keuangan non bank maupun lembaga
perbankan telah membantu para pelaku sector UMKM dalam
mengembangkan usahanya melalui pemberian kredit ataupun pinjaman lunak
(soft loan) kepada para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah ( UMKM).
Salah satu kontribusi pemerintah dalam mengembangkan UMKM,
yaitu melalui pemberian kredit usaha rakyat (KUR). . Pemberian KUR
dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang
diselenggarakan pada tanggal 9 Maret 2007 yang dilaksanakan di Kantor
Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) dengan
dipimpin oleh Bapak Presiden RI.
Salah satu agenda pembicaraan keputusannya antara lain, bahwa
dalam rangka pengembangan sector Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM)
dan koperasi, pemerintah akan mendorong peningkatan akses pelaku UMKM
dan Koperasi kepada kredit/pembiayaan dari perbankan melalui peningkatan
kapasitas Perusahaan Penjamin.
Pada tahap awal program, Kredit Usaha Rakyat (KUR) tanpa jaminan
ini disediakan hanya terbatas baru dilakukan oleh 6 Bank yang ditunjuk oleh
pemerintah saja, yaitu : Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia

22
(BNI), Bank Mandiri, Bank Syariah Mandiri, Bank Tabungan Negara (BTN),
dan Bank Bukopin.
Sebagai salah satu contoh kecilnya adalah pada tahun 2008,
berdasarkan Data Kementerian Koperasi dan UKM tercatat, penyaluran kredit
UMKM sejak Januari hingga akhir September 2008 telah mencapai Rp 10,91
triliun diberikan kepada 1,33 juta unit usaha.
Dari jumlah tersebut, yang kreditnya bermasalah hanya 0,17%. Ini
bukti bahwa pelaku UMKM adalah mereka yang jujur dan punya niat
mengembalikan. Penyaluran pola penjaminan difokuskan pada lima sektor
usaha, seperti : pertanian, perikanan dan kelautan, koperasi, kehutanan, serta
perindustrian dan perdagangan. Sebagian besar dari Kredit Usaha Rakyat
(KUR) ini diserap oleh sector perdagangan. Kredit Usaha Rakyat (KUR)
tanpa jaminan ini ditujukan untuk membantu ekonomi usaha rakyat kecil
dengan cara memberi pinjaman untuk usaha yang didirikannya.
Atas diajukannya permohonan peminjaman kredit tanpa jaminan
tersebut, tentu saja harus mengikuti berbagai prosedur yang ditetapkan oleh
bank yang bersangkutan. Selain itu, pemohon harus mengetahui hak dan
kewajiban apa yang akan timbul dari masing-masing pihak yaitu debitur dan
kreditur dengan adanya perjanjian Kredit Usaha Rakyat (KUR) tanpa jaminan
ini, mengingat segala sesuatu dapat saja timbul menjadi suatu permasalahan
apabila tidak ada pengetahuan yang cukup tentang Kredit Usaha Rakyat
(KUR) tanpa jaminan ini.
Selain memberikan kredit usaha rakyat Pemerintah dalam rangka
pemberdayaan usaha mikro hingga saat ini juga Pemerintah telah melakukan
langkah-langkan strategis. Sebagai berikut, yaitu;

a. Menciptakan iklim usaha yang kondusif dan menyediakan


lingkungan yang mampu mendorong pengembangan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) secara sistemik, mandiri
dan berkelanjutan.
b. Menciptakan sistem penjaminan (financial guarantee system)
untuk mendukung kegiatan ekonomi produktif usaha mikro.

23
c. Menyediakan bantuan teknis dan pendampingan (technical
assistance and facilitation) secara manajerial guna meningkatkan
“status usaha” usaha mikro agar fleaksible dan bankable dalam
jangka panjang.
d. Penataan dan penguatan kelembagaan keuangan mikro untuk
memperluas jangkauan pelayanan keuangan kepada usaha mikro
secara cepat, tepat, mudah dan sistematis.

Dalam rangka mendukung pemberdayaan Usaha Mikro, kecil, dan


menengah (UMKM) Pemerintah telah menyusun beberapa kebijakan kredit.
Seperti, adanya nota kesepahaman (MoU) antara Komite Penanggulangan
Kemiskinan (KPK) dengan Bank Indonesia mengenai penanggulangan
kemiskinan melalui pemberdayaan UMKM.
Kerjasama ini dimaksudkan untuk menciptakan iklim yang kondusif
bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Kesimpulannya adalah
dengan diberikannya Kredit Usaha Rakyat (KUR) oleh Pemerintah dan
lembaga Perbankan ataupun lembaga keuangan non Bank dapat mengurangi
beberapa kendala yang sering dialami para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan
Menegah (UMKM) yaitu berupa agunan (jaminan) yang biasanya diminta
oleh bank sebelum memberikan kredit kepada pelaku sector Usaha mikro,
kecil, dan Menengah ( UMKM).
Dengan adanya kelebihan dari Kredit Usaha Rakyat (KUR), yaitu
berupa pinjaman tanpa agunan (jaminan), para pelaku Usaha Mikro, kecil, dan
menengah (UMKM) dapat mengembangkan usaha menjadi lebih besar dengan
menggunakan dana pinjaman dari program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang
pada akhirnya berdampak kepada meningkatnya kesejahteraan rakyat karena
berkurangnya pengangguran yang telah diserap oleh sector UMKM.

2.7 Akses UKM ke Jasa Kredit Perbankan

Dalam memberikan pembiayaan kepada sector UKM, Bank tetap


harus melakukan langkah-langkah “Prudential banking” Serta melakukan

24
manajemen risiko sebagaimana yang telah digariskan dalam Standard
Operasional Dan Prosedur (SOP).

Bank Akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

⚫ Prinsip Kehati-hatian

1. Prinsip utama dalam mengelola risiko kredit seperti


pemisahan pejabat kredit, penerapan Risk Scoring
System, Pemisahan pengelolaan kredit bermasalah.

2. Prosedur perkreditan yang sehat. Bank harus


melakukan prosedur yang sehat, dengan melakukan
penetapan pasar sasaran, kriteria risiko yang dapat
diterima, pengawasan ekspansi kredit.

3. Jenis usaha yang dilarang atau dihindari untuk


dibiayai

⚫ Dalam Kebijakan umum Perkreditan, diatur bahwa setiap


proses dan keputusan kredit harus melalui langkah-langkah
yang baku, sebagai berikut:

1. Ada permohonan kredit dari debitur secara tertulis.

2. Dilengkapi dokumen yang dipersyaratkan,

3. Disertai proposal kredit,

4. Dibuat rekomendasi dan keputusan kredit oleh


pejabat yang berwenang,

5. Pemberitahuan keputusan kredit (of fering letter),

6. Melaksanakan perjanjian kredit secara hukum,

7. Proses pencairan kredit,

8. Melaksanakan pengawasan dan evaluasi.

25
⚫ Pre screening dan seleksi calon debitur UKM. Permohonan
kredit dapat diproses apabila telah lolos pre screening, yaitu;

1. Memenuhi Pasar Sasaran.

2. Tidak termasuk jenis usaha yang dilarang.

3. Tidak termasuk dalam jenis usaha yang perlu


dihindari

4. Tidak termasuk dalam Daftar Hitam BI.

5. Tidak termasuk dalam Daftar Kredit Macet BI

6. Tidak termasuk dalam Daftar Hitam Intern Bank.

⚫ Bank juga melakukan penilaian rating atas kesehatan


debitur,melalui Credit Risk Rating (CRR). Credit Risk Rating
ini merupakan alat penilaian standar: untuk penilaian risiko
kredit secara individual, menetapkan langkah-langkah
penanganan yang diperlukan sejak dini, menetapkan standar
ukuran risiko yang dapat diterima Bank, memperkirakan
kemungkinan tingkat kegagalan pengembalian kredit.

⚫ Apabila telah melalui proses penilaian rating dan nilainya


memenuhi standar yang ditetapkan, maka akan disusun
proposal analisis kredit, sebagai bahan pertimbangan apakah
usaha yang dibiayai layak atau tidak untuk diberikan kredit.

⚫ Bank tetap harus memantau jalannya usaha debitur, serta


menerapkan Early Warning System (EWS). Early Warning
System adalah mekanisme/sistim detekai/pengenalan terhadap
gejala /tanda-tanda awal yang diperkirakan dapat
mempengaruhi/menyebabkan kemungkinan terjadinya
kegagalan debitur dalam memenuhi kewajibannya. tujuan EWS
adalah memberikan tanda/peringatan dini atas kondisi debitur
yang diperkirakan akan berdampak negative terhadap

26
kelancaran pemenuhan kewajiban atas kredit yang telah
diberikan.

⚫ Bank juga harus melakukan pembinaan dan pengawasan


terhadap kredit yang telah diberikan.

⚫ Bank juga merapikan dokumentasi kredit, agar sewaktu-waktu


dapat dimonitor.

Dalam hal peningkatan akses dan perluasan sumber pembiayaan


koperasi dan UMKM telah dilaksanakan hal berikut:

Pertama, penyusunan konsep peraturan perundangan tentang simpan-


pinjam sebagai bagian dari RUU tentang Koperasi. Pembahasan substansinya
telah dilakukan pada bulan Oktober 2004 yang melibatkan partisipasi aktif
dari instansi terkait, gerakan koperasi, pakar koperasi, dan pemerhati koperasi.

Kedua, penyusunan naskah akademis penjaminan kredit sebagai


bahan masukan untuk penyusunan RUU Penjaminan Kredit, yang meliputi
aspek kelembagaan, mekanisme penjaminan, dan prosedur pengawasan serta
pembinaan.

Ketiga, penyiapan kebijakan hapus-tagih kredit macet UKM untuk


menyelesaikan kredit macet dari 461.457 debitur UKM di empat Bank BUMN
dengan tujuan: (1) mempercepat penyelesaian utang UKM untuk memacu
proses pemulihan dan pengembangan sektor riil; (2) menyelamatkan,
melindungi, dan menyehatkan UKM; serta (3) mengeluarkan debitur macet
UKM dari daftar hitam kredit macet bank sehingga dapat meneruskan usaha
dan mendapatkan pendanaan kembali.

Keempat, merealisasikan kredit usaha mikro dan kecil yang


bersumber dari dana Surat Utang Pemerintah (SUP-005) sebesar Rp3,1 triliun.
Sampai dengan saat itu BUMN Pengelola dan Lembaga Keuangan Pelaksana
(LKP) telah mencairkan dana sebesar Rp2,1 triliun dan yang telah disalurkan
kepada usaha mikro dan kecil telah mencapai Rp1,8 triliun. Untuk
mempercepat realisasi pencairan SUP-005, telah dilakukan evaluasi dan

27
realokasi dana SUP-005 dari BUMN Pengelola dan LKP yang tingkat
pencairannya rendah kepada BUMN Pengelola dan LKP yang kinerjanya
baik.

Kelima, penyediaan jaminan kredit kepada UMKM yang layak


usahanya tetapi kurang memiliki agunan memadai. Sampai dengan TA 2004,
dana sebesar Rp260 miliar telah digulirkan dalam rangka menjamin kredit
bagi 385 koperasi dengan 142.936 anggota dan 1.080 UMKM, dengan pagu
kredit sebesar Rp508 miliar dan nilai penjaminan kredit sebesar Rp353,4
miliar.

Selain itu, dalam upaya pengembangan usaha dilaksanakan kegiatan


perkuatan modal awal dan padanan (MAP) yang merupakan bentuk dukungan
keuangan untuk meningkatkan kegiatan usaha UMKM. Dukungan dana MAP
diberikan hanya sebagai dana stimulan untuk dapat dikelola, dikembangkan,
dan digulirkan kepada usaha kecil anggota dan kepada KSP/USP Koperasi
lain. Penyaluran dana MAP dilakukan melalui KSP/USP Koperasi, lembaga
keuangan mikro (LKM), lembaga modal ventura, inkubator bisnis, dan
lembaga penjaminan. Pada tahun 2004 dana MAP yang diperuntukkan bagi
lebih dari 4.000 UMKM telah disalurkan melalui 200 KSP/USP-Koperasi di
30 provinsi.

Koperasi jasa keuangan syariah (KJKS) juga diperkuat untuk


mendorong perkembangan kegiatan usaha dengan pola syariah sehingga
memberikan manfaat bagi masyarakat, khususnya usaha mikro dan kecil. Pada
tahun 2004 telah diberikan dukungan perkuatan dana bergulir syariah sebesar
Rp5 miliar untuk 100 unit KJKS di 16 provinsi. Melalui program itu, setiap
KJKS terpilih dapat memperoleh dana bergulir sebesar Rp50 juta. Ketentuan
bagi KJKS terpilih dalam melaksanakan program bergulir dengan pola syariah
ini, antara lain, adalah pengelolaan dana tersebut didasarkan pada akad
mudarabah dan musyarakah.

28
2.8 Syarat UKM mendapat kucuran dana dari Bank

Para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) harus memenuhi tiga
persyaratan agar usahanya dinilai visible dan bankable bagi perbankan.
Sehingga perbankan bersedia untuk mengucurkan kredit. "Tiga syarat itu
adalah dokumentasi usaha yang jelas, track record yang positif, dan bisnis
atau cashflow yang positif," Seandainya aset usaha UKM tersebut tergolong
besar tapi cashflownya negatif, perbankan tetap enggan mengucurkan
kreditnya. dalam hal ini Kementerian Koperasi dan UKM akan bekerjasama
membuat pelatihan bagi para pelaku UKM, agar bisa bankable sehingga bisa
memperoleh pinjaman dari perbankan untuk mengembangkan usaha.

Pada saat ini pemerintah masih terus berusaha untuk merealisasikan


UU tentang penjaminan kredit kepada para pelaku UKM. Sehingga nantinya
Bank Indonesia (BI) mempunyai payung hukum untuk melonggarkan
aturannya bagi perbankan dalam menyalurkan kredit ke sektor UKM. , agar
para pelaku UKM tidak terbebani masalah jaminan pinjaman kepada
perbankan. Pada saat ini bahkan ada pelaku UKM yang memberikan jaminan
lebih besar kepada perbankan dibandingkan jumlah pinjamannya.

29
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Menurut Keputusan Presiden RI No. 99 tahun 1998 pengertian Usaha
Kecil Menengah adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil
dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil
dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.”
Dalam pelaksanaannya, UKM memerlukan penyaluran kredit.

Disinilah peranan bank sangat dibutuhkan. Lembaga perbankkan


mempunyai peran yang penting bagi UKM untuk memenuhi kebutuhan modal
atau dana untuk menunjang kegiatan usaha. Jadi jika UKM membutuhkan
penyaluran kredit, maka UKM tersebut harus memenuhi tiga syarat. Tiga
syarat tersebut, yaitu :

⚫ Dokumentasi usaha yang jelas,

⚫ Track record yang positif, dan

⚫ Bisnis atau cashflow yang positif

Menurut Undang-Undang Nomor 20 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan


Menengah, usaha kecil didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi produktif yang
berdiri sendiri. UKM bukan merupakan anak usaha atau cabang perusahaan
kelas menengah atau besar. Perekonomian suatu negara bergantung dari usaha
yang dilakukan oleh rakyatnya. Bantuan pemerintah sangat berarti untuk
UKM agar bisa naik kelas menjadi perusahaan besar.

Permintaan kredit di Indonesia senantiasa mengalami kenaikan dari


tahun ke tahun, hal ini sangat wajar mengingat Indonesia sebagai negara
berkembang memerlukan pembangunan disegala bidang yang ada di
masyarakat terutama dalam bidang UMKM. Hampir semua sektor yang

30
berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa
bank. Bagi bank, kredit merupakan sumber utama pendapatannya melalui
imbalan bunga yang diterimanya dari para debitur.

Penyaluran kredit sebagai bentuk usaha bank mutlak dilakukan karena


fungsi bank itu sendiri sebagai lembaga intermediary atau perantara
keuangan, yang tugasnya adalah menghimpun dana dari masyarakat yang
kelebihan dana , kemudian setelah dana terkumpul bank segera menyalurkan
dana tersebut kepada masyarakat yang sedang membutuhkan dana.

Beberapa tahun terakhir, penyaluran kredit yang bersifat khusus


kepada UMKM tersebut telah mendapatkan porsi perhatian yang besar dari
pemerintah karena kontribusi mereka terhadap perekonomian nasional
sangatlah besar. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator dalam
keberhasilan pembangunan dalam suatu perekonomian yang diukur dengan
menggunakan data Produk Domestik Bruto sasaran dari pertumbuhan
ekonomi yaitu kenaikan pendapatan nasional.

Usaha Kecil dan Menengah merupakan bagian terbesar dalam


perekonomian nasional, karena tingkat partisipasi masyarakat dalam berbagai
sektor kegiatan ekonomi yang tinggi. Sektor ini mempunyai peranan penting
yang sangat baik untuk menunjang perekonomian nasional maupun daerah.

Karena pada umumnya UKM selalu berperan sebagai lapisan bagi


pelaku usaha besar, yang sering juga disebut dengan pelaku ekonomi
rakyat. Oleh karena itu, eksistensi dan peran UKM ini harus terus dipelihara
dan dijaga kesinambungannya dalam membentuk perekonomian yang
semakin baik.

UKM selama ini terbukti dapat diandalkan sebagai katup pengaman


dimasa krisis dan memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap
pertumbuhan suatu perekomian. Bagi bank, mengucurkan kredit, terutama ke
usaha mikro dan kecil, cukup sulit karena umumnya pengusaha mikro dan
kecil belum mengerti prosedur yang ada di bank.

31
Mengacu pada hal itu maka total penyaluran kredit UMKM yang telah
mencapai Rp 681 triliun sudah mencapai 20 persen. Dan pada dasarnya Bank
merupakan salah satu lembaga keuangan yang dibutuhkan oleh masyarakat
yang membutuhkan permodalan atau pembiayaan untuk kepentingan
mengembangkan usahanya maupun juga mencari dana dari masyarakat juga
menyalurkan dana kepada masyarakat, untuk itu bank mempunyai peran yang
penting bagi masyarakat yang kelebihan dana maupun yang kekurangan
dana. agar para pelaku UKM dapat memenuhi syarat-syarat yang diberikan
pihak perbankan untuk mengucurkan kreditnya serta meningkatkan akses para
pelaku UKM ke jasa kredit perbankan mengingat bahwa peran UKM sangat
penting.

Perizinan usaha di Indonesia sangat berbelit dan memakan waktu


yang sangat lama jika dibandingkan dengan negara-negara lain padahal untuk
UKM izin usaha adalah modal paling dasar jika mau berkembang dan
mendapat akses dengan baik terutama sekali akses permodalan. Akses
penambahan modal melalui kredit bank. Kebanyakan UKM tidak berhasil
mendapatkan kredit dari bank karena UKM tidak memenuhi persyaratan
untuk layak diberi kredit. Hal ini antara lain karena UKM belum memiliki
pengetahuan dan kesiapan dalam memenuhi persyaratan kredit sehingga para
pelaku UKM memandang prosedur kredit sulit.

Permasalahan sebagian besar UKM di Indonesia adalah lemahnya


kemampuan manajemen. Padahal ini merupakan kunci jika UKM mau menilai
perkembangan dan ingin mendapat akses kredit modal usaha di
perbankan. Penguasaan terhadap networking atau jaringan kerja dan akses
pasar.

Dan pada dasarnya Bank merupakan salah satu lembaga keuangan


yang dibutuhkan oleh masyarakat yang membutuhkan permodalan atau
pembiayaan untuk kepentingan mengembangkan usahanya maupun
juga mencari dana dari masyarakat juga menyalurkan dana kepada
masyarakat, untuk itu bank mempunyai peran yang penting bagi masyarakat
yang kelebihan dana maupun yang kekurangan dana.

32
Perbankan mempunyai fungsi yang penting dalam perekonomian.
Khususnya bagi pelaku usaha yang membutuhkan kredit dalam
mengembangkan usahanya dan juga perbankan sebagai tempat untuk
menyimpan uang yang lebih aman, dalam kegiatannya bank itu menghimpun
dana dari masyarakat, maka ia juga berkewajiban menyediakan dana dengan
cara-cara yang paling baik melayani kepentingan masyarakat di samping
kepentingan pemilik dana-dana itu ( Hasyim, 1987, 3). Penggunaan dana
perbankan sebagian besar disalurkan untuk kredit dengan pemberian kredit
tersebut bank akan mendapatkan keuntungan berupa bunga.

3.2 Saran
Database UMKM yang up-to-date Isu lain yang ditemukan adalah
keberadaan database UMKM yang saat ini tersedia dalam Sistem Informasi
Kredit Program (SIKP). SIKP dikembangkan oleh Direktorat Sistem
Perbendaharaan Kementerian Keuangan sebagai bagian dari penyediaan
program KUR Mikro. SIKP dikelola dan digunakan oleh berbagai pihak,
termasuk oleh pemerintah daerah dan lembaga keuangan.

Lembaga keuangan di dalam studi ini secara umum menjadikan SIKP


sebagai salah satu rujukan untuk mencari UMKM potensial sebagai calon
nasabah mereka. Namun demikian, implementasi SIKP masih belum berjalan
secara optimal (Aivanni & Perwitasari 2018; Suara NTB 2017).

Beberapa penyebabnya adalah sebagai berikut:

⚫ Beberapa lembaga keuangan yang dikunjungi di dalam studi ini


mengeluhkan bahwa SIKP kurang up-to-date. Hal tersebut
dikarenakan SIKP hanya mencatat satu kali realisasi
penerimaan pinjaman, sementara UMKM bisa merealisasikan
pinjaman lebih dari 1 kali. “Semestinya harus ada semacam
pola pembiayaan UMKM (pemetaan UMKM) yang ada di
pusat kebijakan. Sehingga nantinya yang UMKM miskin atau
pemula, itu yang seharusnya mendapatkan dana yang sifatnya

33
bantuan. Kalau sudah naik kelas baru dapat dana bergulir, dan
seterusnya.” Pemerintah daerah Kabupaten Pacitan
“Sebetulnya pemerintah sudah meluncurkan SIKP. Namun
demikian, perbankan cenderung tidak bersedia memasukkan
data nasabah mereka ke dalam SIKP. Harapan pemerintah
yaitu perbankan seharusnya mengambil nasabah dari SIKP.
Tapi perbankan mempunyai aturan sendiri, yaitu nasabah
mereka tidak boleh diketahui oleh instansi lain.” Pemerintah
daerah Kabupaten Pacitan Kajian Kesenjangan Demand dan
Supply terhadap Pembiayaan UMKM 53.

⚫ Database UMKM dalam SIKP terbatas, karena SIKP didesain


sebagai database UMKM yang potensial menerima kredit Ultra
Mikro (UMi) dan KUR.

⚫ Beberapa lembaga keuangan yang dikunjungi di dalam studi ini


juga mengeluhkan bahwa database di dalam SIKP kurang
valid, misalnya alamat yang tidak sesuai, nomor telepon tidak
dapat dihubungi, atau usaha yang dijalankan sudah berubah.

Pemerintah daerah (seperti dinas koperasi) sebagai salah satu


pengelola data juga memiliki keluhan terkait SIKP. Dinas koperasi
menganggap lembaga keuangan cenderung tidak melakukan update informasi
yang terdapat dalam SIKP sehingga Dinas Koperasi tidak dapat mengetahui
UMKM yang sudah mendapatkan akses pembiayaan. Dinas koperasi
membutuhkan informasi tersebut sebagai acuan bagi mereka dalam
memberikan pembinaan kepada UMKM yang belum memperoleh akses
pembiayaan dari lembaga keuangan.

Oleh karena itu, diperlukan peran aktif dari berbagai pihak, baik
pemerintah daerah maupun lembaga keuangan dalam rangka menciptakan
suatu database UMKM yang terpadu dan up-to-date. Database tersebut tidak
harus berupa produk kebijakan baru, namun dapat juga lebih memaksimalkan
database yang sudah ada.

34
Selain itu, berbagai instansi/lembaga yang memiliki UMKM binaan
juga perlu berperan secara aktif untuk menginformasikan, mengunggah, atau
memperbarui data UMKM binaan mereka, sehingga database tersebut dapat
menjangkau pelaku UMKM secara lebih luas. Suatu database UMKM yang
terpadu dapat menjadi jembatan untuk dapat mempertemukan UMKM dengan
lembaga keuangan. Selain itu, database tersebut harus berisi informasi yang
komprehensif yang dibutuhkan oleh lembaga keuangan.

Beberapa informasi yang secara umum diperlukan dalam suatu


database UMKM adalah:

⚫ Informasi terkait usaha, misalnya nama usaha, nama pemilik,


alamat, jenis badan usaha, omzet, produk yang dihasilkan, dan
jangkauan usaha.

⚫ Jenis pendampingan yang pernah diberikan oleh instansi atau


lembaga terkait.

⚫ Informasi mengenai pembiayaan yang ingin diakses oleh


UMKM dan yang telah diterima oleh UMKM.

Salah satu isu lain yang akan muncul dalam database terpadu yang
dapat diakses oleh semua lembaga keuangan (dan mungkin menjadi penyebab
lembaga keuangan cenderung tidak memperbarui informasi dalam SIKP)
adalah level of playing field dari para pemangku kepentingan yang mengakses
database.

Oleh karena itu, diperlukan suatu incentive mechanism agar lembaga


keuangan bersedia melakukan updating secara berkala, misalnya dengan
pengaturan level of playing field.

Berikut ini adalah contoh pengaturan level of playing field agar


database terpadu UMKM dapat menjadi jembatan yang mempertemukan
UMKM dengan lembaga keuangan:

⚫ Database diperbarui secara berkala oleh instansi atau lembaga


terkait, misalnya setiap 3 bulan sekali.

35
⚫ Akses lembaga keuangan pada database diatur dengan level of
access. 54 Kajian Kesenjangan Demand dan Supply terhadap
Pembiayaan UMKM.

⚫ Lembaga keuangan akan mendapatkan akses pada database


yang terbaru apabila lembaga keuangan telah memperbarui
informasi mengenai pinjaman yang diterima UMKM.

⚫ Lembaga keuangan juga dapat melihat data UMKM yang ingin


mengajukan pinjaman pada lembaga tersebut.

36
DAFTAR PUSTAKA

http://hanssuciawan.blogspot.com/2010/11/bantuan-pemerintah-terhadap-umkm-
dengan.html

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33818/4/Chapter%20II.pdf

http://cantikef.blogspot.co.id/2015/11/akses-ukm-ke-jasa-kredit-perbankan.html

www.bappenas.go.id/get-file-server/node/3341/

http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=2713&coid=2&caid=19&gid=3

http://www.tempo.co/read/news/2012/09/03/087427245/Hingga-Juli-Penyaluran-
Kredit-UMKM-Baru-33-Persen

http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-kredit-fungsi-unsur-macam.html

37

Anda mungkin juga menyukai