Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

BANK PERKREDITAN RAKYAT

DISUSUN OLEH:

1. I GDE ANDHIKA PUTRA (A1C019090)


2. I GUSTI AGUNG WIRATAMA (A1C019092)
3. IJLAL HANIF (A1C019098)
4. IMAM YUARDI APRILIAN (A1C019103)
5. JALALUDIN (A1C019111)
6. JUMAIDI RAHMAN (A1C019116)
7. LALU NIKO JUL’PAKAR (A1C019126)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MATARAM

2020
KATA PENGHANTAR

Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas di berinya kesehatan dan
keselamatan di tengah pandemi ini dapat kembali menulis makalah tentang Bank Perkreditan
Rakyat sebagai tugas dalam mata kuiah Bank dan Lembaga Keuangan.Dalam pembuatan
makalah ini penulis menyadari betul terdapat banyak kesalahan dan kekeliruan maka dari itu
penulis mengharapkan kritik dan saran agar pembuatan makalah selanjutnya dapat di buat
semaksimal mungkin.
Meskipun dalam penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha dengan maksimal,
namun penulis masih merasa memiliki kekurangan dalam makalah ini, maka dari itu penulis
meminta kritik dan saran pembaca makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Harapan dari penulis semoga penyusunan makalah ini, dapat memberikan manfaat bagi
setiap orang yang membacanya. Jika pada makalah ini terdapat banyak kekurangan, maka dari
itu kritik dan saran yang konstruktif sangat dibutuhkan demi terwujudnya kesempurnaan
makalah ini.

Penulis

Page i
DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR..................................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................................3

BAB I...............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN...........................................................................................................................4

1.1              LATAR BELAKANG...........................................................................................4

1.2              RUMUSAN MASALAH......................................................................................5

BAB II.............................................................................................................................................5

PEMBAHASAN..........................................................................................................................5

2.1 PENGERTIAN BANK PERKREDITAN RAKYAT..................................................5

2.3  ORGANISASI BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)........................................8

2.4 KEGIATAN USAHA BANK PERKREDITAN RAKYAT.......................................12

2.5 FUNGSI,PERANAN, DAN TUJUAN BPR...............................................................13

Page 2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Permasalahan - permasalahan seputar kondisi ekonomi kian hari kian meningkat,
sifatnya pun semakin komplek, seperti permasalahan akan pengiriman uang ke berbagai
daerah, kebutuhan akan jasa penyimpanan uang dan barang berharga lainnya, kebutuhan
akan penyedia jasa peminjaman uang, dan lain-lain. Berlatar belakang persoalan-persoalan
kebutuhan tersebut, muncullah suatu bentuk badan usaha berupa bank ataupun lembaga
keuangan lainnya yang memberikan jasa seputar kegiatan perekonomian. Dengan adanya
bank tersebut perekonomian semakin berkembang pesat, hal ini karena perkembangan
perekonomian tidaklah lepas dari suatu bank. Bank sendiri  adalah suatu badan usaha yang
kegiatan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana
tersebut kepada masyarakat serta memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dalam
penyaluran dananya, tidak semata-mata memperoleh keuntungan sebesar-besarnya bagi
pemilik bank tetapi juga kegiatannya itu harus pula diarahkan pada peningkatan taraf hidup
masyarakat.
Perkembangan perbankan menunjukkan dinamika dalam kehidupan ekonomi. Sebelum
sampai  pada praktik-praktik yang terjadi saat ini, ada banyak permasalahan yang terkait
dengan masalah-masalah perbankan ini. Masalah utama yang muncul dalam praktik
perbankan ini adalah pengaturan sistem keuangan yang berkaitan dengan mekanisme
penentuan volume uang yang beredar dalam perekonomian. Sistem keuangan, yang terdiri
dari otoritas keuangan (financial authorities), sistem perbankan dan sistem lembaga
keuangan bukan bank, pada dasarnya merupakan tatanan dalam perekonomian suatu Negara
yang memiliki peran utama dalam menyediakan fasilitas jasa-jasa keuangan. Fasilitas jasa
tersebut diberikan oleh lembaga-lembaga keuangan, termasuk pasar uang dan pasar modal.
Bank merupakan lembaga yang berusaha untuk menyalurkan kredit sebanyak-
banyaknya, begitu juga dengan BPR. BPR adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit atau dalam bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Dalam sistem perbankan di Indonesia Bank Perkreditan Rakyat diberi peran yang penting,
yaitu memberikan pelayanan perbankan kepada usaha kecil atau usaha mikro dan sektor

Page 1
informal, terutama di daerah pedesaan. Dengan membantu dalam memberikan pelayanan
perbankan khususnya dalam pemberian pinjaman untuk menciptakan pekerjaan mandiri
kepada rakyat kecil yang bekerja dalam sektor informal di kota maupun di daerah pedesaan,
Bank Perkreditan Rakyat berperan dalam membantu menciptakan lapangan kerja baru,
pemerataan kesempatan berusaha dan pemerataan pendapatan.
Dalam makalah ini, kami akan menjelaskan mengenai bank sekunder atau  Bank
Perkreditan Rakyat, yang mencakup materi tentang sejarah, perkembangan ,tugas, fungsi,
peranan, tujuan dari BPR, kegiatan usahanya dan lain sebagainya.

1.2  RUMUSAN MASALAH
Dari uraian diatas penulis dapat merangkum beberapa rumusan masalah.
1. Apa pengertian Bank Perkreditan Rakyat Di Indonesia?
2. Bagaimana penjelasan mengenai sasaran, asas hukum dan landasan hukum Bank
Perkreditan Rakyat?
3. Bagaimana penjelasan mengenai organisasai Bank Perkreditan Rakyat?
4. Bagaimana kegiatan usaha Bank Perkreditan Rakyat dan BPR Syariah?
5. Bagaimana fungsi, peranan dan tujuan dari Bank Perkreditan Rakyat?

Page 2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN BANK PERKREDITAN RAKYAT


Bank Perkreditan Rakyat atau yang biasa disebut dengan BPR adalah salah satu jenis
bank yang dikenal melayani golongan pengusaha mikro, kecil dan menengah. Lokasi Bank
Perkreditan Rakyat pada umumnya dekat dengan tempat masyarakat yang membutuhkan,
sehingga Bank Perkreditan Rakyat banyak dijumapi di setiap daerah yang tersebar di
seluruh wilayah Indonesia. Bank Perkreditan Rakyat telah  ada sejak sebelum kemerdekaan
yang dikenal dengan sebutan Lumbung Desa, Bank Desa, Bank Tani dan Bank Dagang
Desa atau Bank Pasar.
Pengertian Bank Perkreditan Rakyat sendiri adalah bank yang kegiatan usahanya
dilakukan secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.  Hal ini sesuai dengan Undang-
Undang No. 7 tahun 1992 pasal (1) tentang Perbankan yaitu Bank Perkreditan Rakyat
adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan,
dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu, dan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang No. 10 tahun 1998 seperti tersebut diatas. Dalam undang-undang
tersebut secara jelas disebutkan bahwa ada dua jenis bank, yaitu bank umum dan bank
perkreditan rakyat. Fungsi bank perkreditan rakyat menerima simpanan hanya dalam
bentuk deposito berjangka tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan
itu. Selain fungsi tersebut, bank perkreditan rakyat juga memiliki keterbatasan dalam
menjalankan usahanya seperti dilarang membaerikan jasa dalam bentuk simpanan giro.  
Pada mulanya tugas pokok BPR diarahkan untuk menunjang pertumbuhan dan
modernisasi ekonomi pedesaan. Namun, semakin berkembangnya kebutuhan masyarakat,
tugas BPR tidak hanya ditujukan bagi masyarakat pedesaan, tetapi juga mencakup
pemberian jasa perbankan bagi masyarakat golongan ekonomi lemah di daerah perkotaan.
Dalam penyaluran kredit kepada masyarakat menggunakan prinsip 3T, yaitu Tepat Waktu,

Page 3
Tepat Jumlah, Tepat Sasaran, karena proses kreditnya yang relatif cepat, persyaratan lebih
sederhana, dan sangat mengerti akan kebutuhan Nasabah BPR.
Bank perkreditan rakyat yang terdapat di daerah pedesaan berfungsi sebagai
pengganti bank desa, Kedudukannya ditingkatkan ke kecamatan dan diadakan
penggabungan atas bank desa yang ada dan kegiatannya diarahkan kepada layanan
kebutuhan kredit kecil untuk pengusaha, pengrajin, pedagang kecil, atau kepada mereka
yang tinggal dan berusaha di desa tersebut tetapi tidak atau belum menjadi anggota KUD.
Selain itu bank perkreditan rakyat menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
BPR yang terdapat di daerah perkotaan adalah jenis Bank Pasar, Bank Pegawai, atau
bank yang sejenis yang melayani kebutuhan kredit pengusaha dan pedagang kecil di
pasar atau di kampung. Sumber pembiayaan kredit ini adalah berasal dari dana
masyarakat yang dihimpun dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk
lainnya yang dipersamakan dengan itu.
       
2.2 SASARAN, ASAS HUKUM, DAN LANDASAN HUKUM BANK
PERKREDITAN   RAKYAT

A. Sasaran BPR
Melayani kebutuhan petani, peternak, nelayan, pedagang, pengusaha kecil,
pegawai, dan pensiunan karena sasaran ini belum dapat terjangkau oleh bank umum
dan untuk lebih mewujudkan pemerataan layanan perbankan, pemerataan
kesempatan berusaha, pemerataan pendapatan, dan agar mereka tidak jatuh ke tangan
para pelepas uang (rentenir dan pengijon), karena BPR umumnya ditujukan untuk
masyarakat golongan ekonomi lemah bukan hanya di pedesaan saja tetapi untuk
masyarakat perkotaan golongan ekonomi lemah juga.

B. Asas Bank Perkreditan Rakyat


Dalam melaksanakan usahanya BPR berasaskan demokrasi ekonomi dengan
menggunakan prinsip kehati-hatian. Demokrasi ekonomi adalah sistem ekonomi
Indonesia yang dijalankan sesuai dengan pasal 33 UUD 1945 yang memiliki 8 ciri

Page 4
positif sebagai pendukung dan 3 ciri negatif yang harus dihindari (free fight
liberalism, etatisme, dan monopoli). Pasal tersebut diantara nya berbunyi: “
Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan
prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi
nasional”.
Penjelasan pasal 33 menyebutkan bahwa “dalam pasal 33 tercantum dasar
demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua dibawah
pimpinan atau penilikan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakatlah
yang diutamakan, bukan kemakmuran orang seorang”. Selanjutnya dikatakan bahwa
“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung dalam bumi adalah pokok-pokok
kemakmuran rakyat. Sebab itu harus dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
Sehingga, sebenarnya secara tegas Pasal 33 UUD 1945 beserta
penjelasannya, melarang adanya penguasaan sumber daya alam ditangan orang-
seorang. Dengan kata lain monopoli, oligopoli maupun praktek kartel dalam bidang
pengelolaan sumber daya alam adalah bertentangan dengan prinsip pasal 33.

C. Landasan Hukum Bank Perkreditan Rakyat


Landasan Hukum BPR ialah UU No.7/1992 tentang Perbankan sebagaimana
telah diubah dengan membuat UU No.10/1998. Dalam UU tersebut secara tegas telah
disebutkan bahwa BPR adalah Bank yang melaksanakan segala kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan usaha BPR terutama
ditujukan untuk melayani usaha-usaha kecil serta masyarakat di daerah pedesaan
pada dasarnya. Bentuk hukum BPR dapat berupa Perseroan Terbatas maupun
Perusahaan Daerah, atau Koperasi.

Page 5
2.3 ORGANISASI BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)

A. Anggota Direksi & Dewan Komisaris Bank Perkreditan Rakyat


Anggota  Direksi dan Dewan Komisaris wajib memenuhi persyaratan :
1. Kompetensi;
2. Integritas; dan
3. Reputasi keuangan
Pemenuhan persyaratan bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris diatas
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan mengenai penilaian kemampuan dan
kepatutan (fit and proper test) BPR. Jumlah anggota Direksi minimal berjumlah 2
orang dengan pendidikan minimal D3.

Anggota Direksi dilarang mempunyai hubungan keluarga dengan :


1. Anggota Direksi lainnya dalam hubungannya sebagai orang tua, mertua,
menantu, suami, isteri, saudara kandung, atau ipar; dan/ atau
2. Anggota Dewan Komisaris dalam hubungannya sebagai orang tua,
mertua, menantu, suami, isteri, atau saudara kandung.
Anggota Direksi dilarang merangkap jabatan sebagai Anggota Direksi atau
Pejabat Eksekutif pada lembaga perbankan, perusahaan, atau lembaga lain.
Jumlah anggota Dewan Komisaris minimal 2 orang dan minimal 50% anggota
Dewan Komisaris memiliki pengalaman di bidang perbankan. Anggota Dewan
Komisaris hanya dapat merangkap jabatan sebagai komisaris paling banyak pada
2 BPR atau pada 1 Bank Umum.

B. PENDIRIAN BADAN USAHA


Bentuk hukum suatu Bank Umum dapat berupa perseroan terbatas,
koperasi, atau perusahaan daerah, dan hanya dapat didirikan seizin Direksi Bank
Indonesia. Untuk memperoleh izin usaha tersebut, seseorang wajib memenuhi
persyaratan minimal tentang susunan organisasi dan kepengurusan, pemodalan,
kepemilikan, keahlian di bidang perbankan, dan kelayakan rencana kerja.
Pendirian bank perkreditan rakyat dapat dilakukan oleh:

Page 6
1. Warga Negara Indonesia
2. Badan Hukum Iondonesia yang seluruh kepemilkannya oleh WNI
3. Pemerintah Daerah, atau
4. Dua pihak atau lebih sebagaimana dimaksud dalam angka (1), (2), dan (3).
Sehingga berdasarkan dikatakan bahwa kepemilikan bank perkreditan rakyat
dapat berlaku bila :
a) BPR hanya dapat didirikan dan dimiliki oleh warga negara Indonesia, badan
hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya warga negara Indonesia, pemerintah
daerah, atau dapat dimiliki bersama di antara warga negara Indonesia, badan
hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya warga negara Indonesia, dan
pemerintah daerah.
b) BPR yang berbentuk hukum koperasi, kepemilikannya diatur berdasarkan
ketentuan dalam undang-undang tentang perkoperasian yang berlaku.
c) BPR yang berbentuk hukum perseroan terbatas, sahamnya hanya dapat
diterbitkan dalam bentuk saham atas nama. Perseroan terbatas adalah suatu
badan hukum untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham-
saham, yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya.
Karena modalnya terdiri dari saham-saham yang dapat diperjualbelikan,
perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu membubarkan
perusahaan.
d)    Perubahan kepemilikan BPR wajib dilaporkan kepada Bank Indonesia.
e)    Merger dan konsolidasi antara BPR, serta akuisisi BPR wajib mendapat ijin
Menteri Keuangan sebelumnya setelah mendengar pertimbangan Bank
Indonesia. Ketentuan mengenai merger, konsolidasi, dan akuisisi ditetapkan
clengan Peraturan Pemerintah.Sesuai denga SK Direksi Bank Indonesia No.
32/35/KEP/DIR tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Perkreditan Rakyat
dikatakan bahwa modal disetor untuk mendirikan BPR ditetapkan sesuai
peraturan yang berlaku.

         Dinyatakan juga bahwa dalam upaya membantu kelancaran operasional,


bank umum dapat membuka kantor cabang hanya dalam wilayah provinsi yang

Page 7
sama dengan kantor pusatnya seizin Direksi Bank Indonesia.  Artinya jika ingin
mendirikan bank atau pembukaan cabang baru maka diharuskan untuk
memenuhi berbagai persyaratan yang telah ditentukan Bank Indonesia. Bank
Indonesia mempelajari permohonan tersebut untuk menjadi bahan pertimbangan
dalam mengambil keputusan.
         Sementara itu, modal disetor bagi BPR yang berbentuk badan hukum
Koperasi adalah simpanan pokok, simpanan wajib, dan hibah sebagaimana
diatur dalam undang-undang tentang perkoperasian. Paling sedikit 50% dari
modal disetor BPR wajib digunakan untuk modal kerja.
         Salah satu pertimbangan dalam pemberian izin BPR oleh BI adalah hasil
analisis atas potensi dan kelayakan pendirian BPR yang harus disampaikan
sebagai salah satu persyaratan, yang meliputi penilaian terhadap :
a. Aspek demografi dan ekonomi wilayah;
b. Jumlah dan pertumbuhan lembaga perbankan termasuk lembaga
keuangan mikro;
c. Rencana kegiatan usaha yang mencakup sumber dana dan penyaluran
dana serta langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan dalam
mewujudkan rencana dimaksud;
d. Proyeksi keuangan secara bulanan untuk tahun pertama, dan secara
tahunan untuk 2 tahun berikutnya, sejak BPR melakukan kegiatan
operasional; dan
e. Perencanaan sumber daya manusia.

C. PERIZINAN BANK PERKREDITAN RAKYAT


1. Usaha BPR harus mendapatkan ijin dari Menteri Keuangan, kecuali
apabila kegiatan menghimpun dana dari masyarakat diatur dengan
undang-undang tersendiri.
2. Ijin usaha BPR diberikan Menteri Keuangan setelah mendengar
pertimbangan Bank Indonesia.
3. Untuk mendapatkan ijin usaha, BPR wajib memenuhi persyaratan tentang
susunan organisasi, permodalan, kepemilikan, keahlian di bidang

Page 8
perbankan, kelayakan rencana kerja, hal-hal lain yang ditetapkan Menteri
Keuangan setelah mendengar pertimbangan Bank Indonesia, dan
memenuhi persyaratan tentang tempat kedudukan kantor pusat BPR di
kecamatan. BPR dapat pula didirikan di ibukota kabupaten atau
kotamadya sepanjang di ibukota kabupaten Jan Kotamadya belum
terdapat BPR.
4. Pembukaan kantor cabang BPR di ibukota negara, ibukota propinsi,
ibukota kabupaten, dan kotamadya hanya dapat dilakukan dengan ijin
Menteri Keuangan setelah mendengar pertimbangan Bank Indonesia.
Persyaratan dan tatacara pembukaan kantor tersebut ditetapkan Menteri
Keuangan setelah mendengar pertimbangan Bank Indonesia.
5. Pembukaan kantor cabang BPR di luar ibukota negara, ibukota propinsi,
ibukota Kabupaten, dan kotamadya serta pembukaan kantor di bawah
kantor cabang BPR wajib dilaporkan kepada Bank Indonesia. Persyaratan
dan tatacara pembukaan kantor tersebut ditetapkan Menteri Keuangan
setelah mendengar pertimbangan Bank Indonesia.
6. BPR tidak dapat membuka kantor cabangnya di luar negeri karena BPR
dilarang rnelakukan kegiatan usaha dalam valuta asing (transaksi valas).

2.4 KEGIATAN USAHA BANK PERKREDITAN RAKYAT

Usaha BPR meliputi usaha untuk menghimpun dan menyalurkan dana dengan tujuan
mendapatkan keuntungan  atau laba. Keuntungan BPR diperoleh dari spread effect (selisih
antara bunga pinjaman dan bunga simpanan) dan pendapatan bunga. Untuk mewujudkan
tugas pokoknya tersebut, BPR dapat melakukan usaha berikut:
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan  yang dapat berupa
deposito berjangka, tabungan, dan bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu,
kecuali simpanan giro. Simpanan giro ini merupakan larangan usaha bagi BPR.
2. Memberikan kredit kepada masyarakat.

Page 9
3. Bank Perkreditan Rakyat, memiliki tugas pokok diantaranya memberikan kredit
kepada masyarakat. Umumnya kredit ini diberikan kepada petani, pedagang, dan
lain sebagai nya yang memiliki ekonomi yang lemah.
4. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana, sesuai  dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
5. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank  Indonesia (SBI), deposito
berjangka, sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank lain.

Dari seluruh kegiatan BPR,terdapat beberapa kegiatan yang tidak boleh dilakukan oleh
BPR diantaranya adalah :
1. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam kegiatan   lintas pembayaran
(LLP)
2. Melakukan kegiatan usaha dalam bentuk valuta asing, kecuali melakukan transaksi
jual beli uang kertas asing (money changer)
3. Melakukan penyertaan modal
4. Melakukan kegiatan usaha perasuransian
5. Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud diatas.

Selain dalam bentuk umum atau konvensional,BPR mendirikan kegiatan di bidang


syariah.Didirikannya BPR Syariah adalah sebagai langkah aktif dalam rangka restrukturasi
perekonomian Indonesia yang dituangkan dalam berbagai paket kebijakan keuangan,
moneter, dan perbankan secara umum.Secara khusus mengisi peluang terhadap kebijakan
bank dalam penetapan tingkat suku bunga (rate of interest) yang selanjutnya secara luas
dikenal sebagai sistem perbankan bagi hasil atau sistem perbankan Islam dalam skala outlet
retail banking (rural bank).

UU No.10 Tahun 1998 yang merubah UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan


nampak lebih jelas dan tegas mengenal status perbankan syariah, sebagaimana disebutkan
dalam pasal 13, Usaha Bank Perkreditan Rakyat. Pasal 13 huruf C berbunyi : Menyediakan
pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan oleh BI.Keberadaan BPRS secara khusus dijabarkan dalam bentuk SK

Page 10
Direksi BI No. 32/34/Kep/Dir, tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Umum berdasarkan
Prinsip  Syariah dan SK Direksi BI No. 32/36/Kep/Dir, tertanggal 12 Mei 1999 dan Surat
Edaran BI No. 32/4/KPPB tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Perkreditan Rakyat
Berdasarkan Prinsip Syariah.Perkembangan bank syariah dari awal keberadaannya hingga
November 2001 terdapat  81 BPRS. BPRS tersebut distribusi jaringan kantor tersebar pada
18 provinsi yang berada di Indonesia.

2.5 FUNGSI,PERANAN, DAN TUJUAN BPR

A. Fungsi dan peran BPR


Keberadaan Bank Perkreditan Rakyat dari sisi kepentingan pemerintah untuk :
a. Memberi pelayanan perbankan kepada masyarakat yang sulit atau tidak
memiliki akses ke bank umum.
b. Membantu pemerintah mendidik masyarakat dalam memahami pola
nasional agar akselerasi pembangunan di sektor pedesaan dapat lebih
dipercepat.
c. Menciptakan pemerataan kesempatan berusaha terutama bagi masyarakat
pedesaan.
d. Mendidik dan mempercepat pemahaman masyarakat terhadap
pemanfaatan lembaga keuangan formal sehingga terhindar dari jeratan
renternir.

B. Tujuan BPR
Menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan pemerataan, penumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah
peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.

Page 11
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk
deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu, dan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 10 tahun 1998

 Sasaran BPR adalah melayani kebutuhan petani, peternak, nelayan, pedagang,


pengusaha kecil, pegawai, dan pensiunan karena sasaran ini belum dapat terjangkau oleh
bank umum dan untuk lebih mewujudkan pemerataan layanan perbankan. Dalam
melaksanakan usahanya BPR berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip
kehati-hatian. Landasan Hukum BPR ialah UU No.7/1992 tentang Perbankan sebagaimana
telah diubah dengan membuat UU No.10/1998.

Pemenuhan persyaratan bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan mengenai penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) BPR.
Untuk memperoleh izin usaha, seseorang wajib memenuhi persyaratan minimal tentang
susunan organisasi dan kepengurusan, pemodalan, kepemilikan, keahlian di bidang
perbankan, dan kelayakan rencana kerja. Dengan dikeluarkannya UU Perbankan No.10
Tahun 1998 yang merupakan perubahan UU No.7 tahun 1992 tentang Perbankan, fungsi
perizinan, pengaturan, dan pengawasan perbankan dilakukan sepenuhnya oleh Bank
Indonesia.

Usaha BPR meliputi usaha untuk menghimpun dan menyalurkan dana dengan tujuan
mendapatkan keuntungan  atau laba. Keuntungan BPR diperoleh dari spread effect (selisih
antara bunga pinjaman dan bunga simpanan) dan pendapatan bunga.

Fungsi dan peranan BPR : 1. Memberi pelayanan perbankan kepada masyarakat yang
sulit atau tidak memiliki akses ke bank umum. 2. Membantu pemerintah mendidik
masyarakat dalam memahami pola nasional agar akselerasi pembangunan di sektor pedesaan
dapat lebih dipercepat. 3. Menciptakan pemerataan kesempatan berusaha terutama bagi

Page 12
masyarakat pedesaan. 4. Mendidik dan mempercepat pemahaman masyarakat terhadap
pemanfaatan lembaga keuangan formal sehingga terhindar dari jeratan renternir. Tujuan
BPR : Menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan
pemerataan, penumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan
kesejahteraan rakyat banyak.

3.2 SARAN

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) semakin banyak berdiri dimasyarakat kita, idealnya
semakin bergairah pula dunia usaha kecil dan menengah sehingga BPR benar-benar
berperan penting dalam meningkatkan roda perekonomian masyarakat kecil. Dewasa ini
telah muncul juga BPRS yang melaksanakan operasionalnya berdasarkan pada prinsip
syariah sehingga semakin beragam pilihan masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas kredit
yang dapat diambil untuk mengembangkan usahanya. Masyarakat kita terutama ekonomi
lemah masih mengalami kekurangan secara structural tentang permodalan, modal adalah
masalah klasik yang terus menghantui dan menjadi barang mewah bagi mereka, maka solusi
terbaik adalah bagaimana BPR dapat melaksanakan program yang dapat membantu secara
riil usaha masyarakat ekonomi lemah dengan pengelolaan yang professional.     

Page 13
DAFTAR PUSTAKA

http://compusstreet.blogspot.com/2012/03/fungsi-dan-peranan-bank-umum-bank.html
Hau Van Jau, Hanafi. Bank Perkreditan Rakyat, (Online),
https://id-id.facebook.com/HanafiHauVanJau/posts/387398947963413,

Indonesia, bkd. 2011. Badan kredit desa, (Online),

http://bkd-indonesia.blogspot.com/2011/01/badan-kredit-desa.html
Kangobed. 2013. Bank Perkreditan Rakyat, (Online),
http://kangobed.blogspot.com/2013/05/bank-penkreditan-rakyat.html,

Singojuruh, Mynet. 2013. contoh makalah bank perkreditan rakyat, (Online),


 http://mynet-singojuruh.blogspot.com/2013/12/contoh-makalah-bank-perkreditan-rakyat.html

Wikipedia. bank perkreditan rakyat, (Online),

http://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Perkreditan_Rakyat,

http.bprsalmabrur.blogspot.com.
Acan Bank Perkreditan Rakyat BPR Syariah. 2010https://acankende.wordpress.com
Nasution, Suryatina. Bank Perkreditan Rakyat Syariah

Page 14

Anda mungkin juga menyukai