Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“ SUMBER DANA BANK SYARI’AH”

Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata


Kuliah PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
Dosen Pengampu : SRI NIRWANA SORAWATO ZIKRI, M.E

Disusun oleh kelompok 1 :


NADIA PRINANDA
RIFKI AMALIA
SAKINA IKA PUTRI

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM HAMZANWADI NW LOMBOK TIMUR

2022
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji bagi allah yang telah memberikan kami limpahkan rahmat sehingga kami mampu
menyelesaikan tentang SUMBER DANA BAMK SYARI’AH ini untuk memenuhi tugas mata
kuliah kami dengan baik.

Shalawat dan salam semoga tetap terucapkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
yang telah menuntun kita dari jalan yang gelap menuju jalan yang terang menderang yakni Ad-
dinul islam.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah memberikan
kami tugas ini sehingga dapat menambah wawasan kami. Dan ucapan terima kasih juga kepada
teman-teman satu kelompok yang telah bekerja sama dalam penyusunan makalah ini.

Makalah ini disusun dengan tujuan pertama memahami dan mendalami tentang Perbankan
syari’ah di indonesia. Kedua memenuhi tugas diskusi dan pembuatan makalah secara
berkelompok. Kami menyadari bahwa makalah yang lami susun ini masihjauh dari sempurna,
karena itulah kritik dan saran yang membangun dari dosen dan teman-teman sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR IS

HALAMAN SAMPUL………………………………………………………….i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI……………………………………………………….....……….... iii

BAB I PENDAHUUAN…………………………………………………………1

A. Latar Belakang………………………………………......…..…….….1

B. Rumusan Masalah………………………………….………..…....….1

C. Tujuan Masalah……………………………………..……….….........1

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………...……........2

A. Pengertian Bank?..............................................................................2

B. Fungsi Bank?....................................................................................3

C. Jenis jenis Bank?..............................................................................4

D. Sumber Dana Bank Syariah?............................................................5

BAB III PENUTUP

E. Kesimpulan…………………………………………...……………….16

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Dalam bidang ekonomi menjelaskan tentang dua sistem yaitu system ekonomi
islam dan system ekonomi konvensional. Perbedaan antara sistem ekonomi islam dan
system ekonomi konvensional adalah tidak diterapkannya bunga sebagai pranata
beroperasinya system ekonomi tersebut. Dalam system ekonomi islam, bunga dapat
dinyatakan sebagai riba yang “haram” hukumnya menurut syariah islamiyah. Sebagai
gantinya, system ekonomi islam menggantinya dengan pranata “bagi hasil” yang
dihalalkan oleh syariah islamiyah berdasarkan Al-Qur’an dan Al-hadits.
Masalah yang kita hadapi saat ini adalah apakah persoalan yang menyangkut
urusan bank harus dikaitkan dengan hukum islam atau tidak. Ada golongan yang
berpendapat bahwa Bunga uang tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan bank, sementara
golongan lain menyatakan agar Bunga bank dihindarkan dengan kegiatan bank. Dengan
begitu bunga merupakan pokok persoalan yang utama. Apakah yang dimaksudkan
dengan bunga? Bunga atau riba, berdasarkan hukum islam, merupakan tambahan pada
modal yang dipinjamkan, dan ini berarti meliputi segala macam bentuk Bunga dalam
kehidupan modern. Bunga merupakan suatu tindakan balas jasa, tetapi dalam Al-
Qur’an secara jelas dinyatakan bahwa hukumnya haram. Banyak pandangan yang
diberikan oleh berbagai pihak agar system bunga dihapuskan, dan Nabi Muhammad
SAW sendiri juga berusaha menghapuskannya, bahkan sampai ke akar-akarnya, dengan
cara mencegah semua kegiatan yang menggunakan system bunga.
Bank merupakan suatu badan usaha yang kegiatan usahanya menghimpun dana
(funding) dan menyalurkan dana (financing), sering disebut juga sebagai lembaga
intermediary. Dalam fungsinya sebagai lembaga intermediari antara pihak yang kelebihan
dana dengan pihak yang membutuhkan dana, selain bank menghimpun dana bank juga
harus menyalurkan dana tersebut kepada pihak yang membutuhkan dana dalam bentuk
kredit/pembiayaan.

2. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian bank
2. Fungsi bank
3. Jenis bank
4. Sumber dana bank syaria’ah
3. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui pengertian bank
2. Untuk mengetahui fungsi bank
3. Untuk mengetahui jenis bank
4. Untuk mengetahui sumber dana bank syariah
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN BANK
Umumnya masyarakat mengenal bank sebagai badan usaha yang bertugas untuk
menghimpun dana, mengelola dan menyalurkannya kepada masyarakat pengguna jasa
bank. Secara terminologi istilah “Bank” berasal dari bahasa Italy “banca” yang berarti
“bence” yaitu suatu bangku tempat duduk yang biasa digunakan oleh para bankir Italy
dihalaman  pasar pada saat memberikan pinjaman-pinjaman.
Menurut kamus ekonomi, bank dapat didefinisikan sebagai badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Menurut UU No. 10 Tahun 1998, Bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak.
Menurut Peraturan Standar Akuntansi Keuangan nomor 31, Bank adalah suatu
lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki
kelebihan dana dan pihak-pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang
berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Menurut transaksinya bank dapat
dibedakan menjadi Bank Devisa dan Bank Non Devisa. (Irmayanto, 2002).
Dari definisi bank di atas dapat ditarik kesimpulan, yaitu bank merupakan suatu
lembaga dimana kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan,
seperti tabungan, deposito, maupun giro, dan menyalurkan dana simpanan tersebut
kepada masyarakat yang membutuhkan, baik dalam bentuk kredit maupun bentuk-bentuk
lainnya.
Bank sebagai perantara keuangan (financial intermediary)” Maksudnya adalah
bank menjadi perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dengan
pihak yang membutuhkan dana (defisit unit).“Bank memiliki fungsi sebagai “Agen
Pembangunan” (Agent of Development)” Sebagai badan usaha, bank tidaklah semata-
mata mengejar keuntungan (profit oriented), tetapi bank turut bertanggung jawab dalam
pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dalam hal
ini bank juga memiliki tanggung jawab sosial.
2. FUNGSI BANK
Fungsi utama dari bank adalah menyediakan jasa menyangkut penyimpanan nilai
dan  perluasan kredit. Evolusi bank berawal dari awal tulisan, dan berlanjut sampai
sekarang dimana bank sebagai institusi keuangan yang menyediakan
jasa keuangan. Sekarang ini bank adalah institusi yang memegang lisensi bank. Lisensi
bank diberikan oleh ptoriter supervise keuangan dan memberikan hak untuk melakukan
jasan perbankan dasar, seperti menerima tabungan dan memberikan pinjaman.
Fungsi perbankan syaria’ah adalah sebagai penghimpun, penyalur dan pelayan
jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang di masyarakat yang bertujuan
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional, dalam rangka meningkatkan pemerataan,
pertumbuhanekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat
banyak.
Secara ringkas fungsi bank dapat dibagi menjadi sebagai berikut:
a. Penghimpun dana.
Untuk menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana maka bank memiliki
beberapasumber yang secara garis besar ada tiga sumber, yaitu:
- Dana yang bersumber dari bank sendiri yang berupa setoran modal waktu
pendirian
- Dana yang berasal dari masyarakat luas yang dikumpulkan melalui usaha
perbankan sepertiusaha simpanan giro, deposito dan tabanas.
- Dana yang bersumber dari Lembaga Keuangan yang diperoleh dari pinjaman dana
yang berupa Kredit Likuiditas dan Call Money (dana yang sewaktu-waktu dapat
ditarik oleh bankyang meminjam).
b. Penyalur/pemberi kredit
Bank dalam kegiatannya tidak hanya menyimpan dana yang diperoleh, akan
tetapi untuk pemanfaatannya bank menyalurkan kembali dalam bentuk kredit kepada
masyarakat yangmemerlukan dana segar untuk usaha. Tentunya dalam pelaksanaan
fungsi ini diharapkan bankakan mendapatkan sumber pendapatan berupa bagi hasil
atau dalam bentuk pengenaan bungakredit. Pemberian kredit akan menimbulkan
resiko, oleh sebab itu pemberiannya harus benar- benar teliti dan memenuhi
persyaratan. Mungkin Anda pernah mendengar beberapa bankdilikuidasi atau
dibekukan usahanya, salah satu penyebabnya adalah karena banyak kredityang
bermasalah atau macet.
c. Penyalur dana
Dana-dana yang terkumpul oleh bank disalurkan kepada masyarakat dalam
bentuk pemberian kredit, pembelian surat-surat berharga, penyertaan, pemilikan harta
tetap.Jika fungsi di atas diklasifikasikan lagi maka fungsi bank dibagi menjadi
3. JENIS JENIS BANK
Sejak diberlakukannya Undang-Undang nomor 10 tahun 1998, jenis bank
dapatdibedakan menjadi
a. Bank Umum
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
danatau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam
lalulintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum. Bank Umum sering
juga disebut BankKomersial. Usaha-usaha bank umum yang utama antara lain:
- Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito, sertifikat
deposito,tabungan
- Memberikan kredit
- Menerbitkan surat pengakuan hutang
- Memindahkan uang
- Menempatkan dana pada atau meminjamkan dana dari bank lain
- Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga
- Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga
Bank umum di Indonesia dilihat dari kepemilikannya terdiri atas:
- Bank pemerintah, seperti BRI, BNI, BTN
- Bank Pembangunan Daerah (BPD), seperti BPD DKI Jakarta
- Bank Swasta Nasional Devisa, seperti BCA, NISP, Bank Danamon.
- Bank Swasta Nasional Bukan Devisa
- Bank Campuran, contoh Sumitomo Niaga Bank.
- Bank Asing, seperti Bank of America, Bank of Tokyo.
Bank umum ada yang disebut Bank Devisa dan Bank Non Devisa
- Bank Umum Devisa artinya yang ruang lingkup gerak operasionalnya sampai ke luar
negeri.
- Bank Umum Non Devisa artinya ruang lingkup gerak operasionalnya di dalam negeri
saja.
- Bank Perkreditan Rakyat (BPR)Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992
tentang Perbankan, yang dimaksud BankPerkreditan Rakyat adalah bank yang
menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan atau
bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
4. SUMBER DANA BANK SYARI’AH
Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh perkembangan
kemampuannyamenghimpun dana masyarakat, baik berskala kecil maupun besar dengan
masa pengendapanyang memadai. Sebagai lembaga keuangan, masalah bank yang paling
utama adalah dana.Tanpa dana yang cukup, bank tidak dapat berbuat apa-apa, atau
dengan kata lain bankmenjadi tidak berfungsi sama sekali.
Dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam bentuk tunai,
atauaktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai. Uang tunai yang dimiliki
ataudikuasai oleh bank tidak hanya berasal dari pemilik bank itu sendiri, tapi berasal dari
titipanatau penyertaan dana orang lain atau pihak lain yang sewaktu-waktu atau pada satu
saattertentu akan ditarik kembali, baik sekaligus ataupun secara berangsur-angsur.
Sumber dana bank syariah terdiri dari:
1. Modal Inti
Adalah dana modal sendiri, yaitu dana yang berasal dari para pemegang saham
bank,yakni pemilik bank. Modal inti terdiri dari:
- Modal yang disetor oleh para pemegang saham, hal ini dikarenakan sumber utama
dari modal perusahaan adalah saham. Sumber dana ini hanya akan timbul apabila
pemilik menyerahkandananya pada bank melalui pembelian saham, dan untuk
penambahan dana berikutnya dapatdilakukan oleh bank dengan mengeluarkan dan
menjual saham baru
- Cadangan, yaitu sebagian laba bank yang tidak dibagi, yang disisihkan untuk
menutuptimbulnya resiko kerugian dikemudian hari.
- Laba ditahan, yaitu sebagian laba yang seharusnya dibagikan kepada para
pemegang saham,tetapi oleh para pemegang saham sendiri (melalui rapat umum
pemegang saham) diputuskanuntuk ditanam kembali dalam bank
.sedangkan fungsi dana (modal) sendiri, Menurut American Banker
Association, fungsimodal sendiri suatu bank adalah sebagai berikut:
- Sebagai bantalan untuk menyerap kerugian dalam rangka melindungi kepentingan
penabung.
- Merupakan sumber dana bagi pembelian gedung, peralatan kantor dan aktiva
produktiflainnya yang diperlukan dalam operasi bank.
- Untuk memenuhi ketentuan persyaratan permodalan yang ditetapkan bank sentral.
- Untuk memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa bank mampu memenuhi
kewajiban-kewajibannya secara tepat waktu dan agar bank tetap mampu
memberikan pelayanan kepadamasyarakat walaupun dalam keadaan merugi
2. Quasi ekuitas (mudharabah account)
Bank menghimpun dana bagi hasil atas dasar prinsip mudharabah, yaitu akad
kerja samaantara pemilik dana dengan pengusaha untuk melakukan suatu usaha
bersama, dan pemilikdana tidak boleh mencampuri pengelolaan bisnis sehari-hari.
Keuntungan yang diperolehdibagi antar keduanya dengan perbandingan yang telah
disepakati sebelumnya. Kerugianfinansial menjadi beban pemilik dana, sedangkan
pengelola tidak memperoleh imbalan atasusaha yang dilakukan.Karakteristik
mudharabah:
- kedua pihak yang mengadakan kontrak antarapemilik dana dan mudharib akan
menentukankapasitas baik sebagai nasabah maupun pemilik.
- modal adalah sejumlah uang pemilik dana diberikan kepada mudharib untuk
diinvestasikan(dikelola) dalam kegiatan usaha mudharabah.
- keuntungan adalah jumlah yang melebihi jumlah modal dan merupakan tujuan
mudharabah
- jenis usaha/pekerjaan diharapkan mewakili/menggambarkan adanya kontribusi
mudharibdalam usahanya untuk mengembalikan/membayar modal kepada
penyedia modal.
- modal mudharabah tidak boleh dalam penguasaan pemilik dana, sehingga
“tidakdapat”ditarik sewaktu-waktu. Penarikan dana mudharabah hanya dapat
dilakukan sesuaidengan waktu yang telah disepakati (periode yang disepakati).
Penarikan dana yangdilakukan setiap saat akan membawa dampak berkurangnya
pembagian hasil usaha olehnasabah yang menginvestasikan dananya.
- garansi dalam mudharabah untuk menunjukan adanya tanggungjawab mudharib
dalammengembalikan modal kepada pemilik dana dalam semua pekerjaannya.
Peraturan jaminandalam mudharabah. Hal ini berarti, bahwa mudharib akan
bertanggungjawab untukmengembalikan modal kepada pemilik dana dalam hal
apapun, dan tidak diperbolehkan padwaktu jatuh tempo, kenyataan bahwa
kepemilikan mudharib akan dana tersebut dibuat sebagai trust dan dengan
demikian tidak menjamin dana tersebut terkecuali dalam hal omisi atau
pelanggaran.Berdasarkan prinsip ini, dalam kedudukannya sebagai pengusaha,
bank menyediakan jasa bagi para investor berupa:
a. Rekening investasi umum
Dimana bank menerima simpanan dari nasabah yang mencari kesempatan
investasi atasdana mereka dalam bentuk Investasi berdasarkan prinsip mudharabah
mutlaqah (unrestrictedinvestment account). Didalam rekening investasi umum ini
sering disebut juga denganinvestasi tidak terikat Yaitu pihak pengusaha diberi kuasa
penuh untuk menjalankan proyektanpa larangan atau gangguan apapun urusan yang
berkaitan dengan proyek itu dan tidakterikat dengan waktu, tempat, jenis, perusahaan,
dan pelanggan. Investasi tidak terikat ini pada usaha perbankan syariah diaplikasikan
pada:
 Tabungan mudharabah,Yaitu simpanan yang penarikanya hanya dapat dilakukan
dengan syarat tertentu yangdisepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau
alat lainya.
 Deposito mudharabah,Deposito adalah simpanan yang penarikanya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentumenurut perjanjian antara penyimpanan dengan
bank yang bersangkutan. Jenis deposito iniada 2 yaitu:
- Deposito berjangka biasa
Depositi yang berakhir pada jangka waktu yang diiperjanjikan,
perpanjangan hanya dapatdilakukan stelah permohonan baru atau
pemberitahuan dari penyimpan.
- Deposito berjangka otomatis (automatic roll over )
Pada saat jatuh tempo, secara otomatis akan diperpanjang untuk jangka
waktu yang samatanpa pemberitahuan dari penyimpan.
b. Rekening investasi khusus
Dimana bank bertindak sebagai menejer investasi bagi nasabah institusi
(pemerintah ataulembaga keuangan lain) atau nasabah korporasi untuk
menginvestasikan dana mereka padaunit-unit usaha atau proyek tertentu yang mereka
setujui atau mereke kehendaki. Rekeningini dioperasikan berdasarkan prinsip
mudharabah muqayyadah atau muqaidah (restrictedinvestment account). Bentuk
investasi dan nisbah pembagian keuntungan biasanyadinegosiasikan secara kasus per
kasus.
Mudharabah muqaidah atau muqayadah (investasi terikat) Yaitu pemilik dana
ataushohibul maal membatasi atau memberi syarat kepada mudhorib dalam
pengelolaan dananyaseperti missal untuk melakukan mudharabah bidang tertentu
cara, waktu dan tempat tertentusaja. Bank dilarang mencampurkan rekening investasi
terikat dengan dana bank atau rekeninglainnya pada saat investasi. Bank dilarang
untuk investasi dananya pada transaksi penjualan cicilan tanpa penjamin atau
jaminan. Bank diharuskan melakukan investasi sendiri tidakmelalui pihak ketiga. Jadi
dalam investasi terikat ini pada prinsipnya kedudukan bank sebagaiagen saja dan atas
kegiatanya tersebut bank menerima imbalan berupa fee.Pola dalam investasi terikat
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
 chanelling yaitu apabila semua resiko ditanggung oleh pemilik dana dan bank sebagai
agentidak menanggung resiko apapun.
 executing yaitu apabila bank sebagai agen juga menanggung resiko dan hal ini
banyak yangmenganggap bahwa investasi terikat executing ini sudah tidak sesuai lagi
dengan prinsipmudhorabah, namun dalam akuntansi perbankan syariah diakomodir
karena dalam praktiknya pola ini dijalankan oleh bank syariah.
c. Rekening tabungan mudharabah.
Prinsip mudharabah juga digunakan untuk jasa pengelolaan rekening
tabungan. Salah satusyarat mudharabah adalah bahwa dana harus dalam bentuk uang
(monetary form), dalam jumlah tertentu dan diserahkan kepada mudharib. Oleh
karena itu tabungan mudharabah biasanya tidak diberikan fasilitas ATM, karena
penabung tidak bisa menarik dananya denganleluasa. Dalam aplikasinya bank syariah
melayani tabungan mudharabah dalam bentuk targeted saving, seperti tabungan
korban, tabungan haji, atau tabungan lain yang dimaksuduntuk suatu pencapaian
target kebutuhan dalam jumlah dan jangka waktu tertentu.
Tidak seperti bank konvensional, bank syariah tidak menjamin pembayaran
kembali nilainominal dari investasi mudharabah. Bank syariah juga tidak menjamin
keuntungan final atasinvestasi mudharabah tergantung pada kinerja bank, berlainan
dengan bank konvensionalyang menjamin keuntungan atas deposito berdasarkan atas
tingkat bunga tertentu denganmengabaikan performance-nya.
3. Titipan ( Wadi’ah ) Simpanan tanpa imbalan
Dana tiipan adalah dana pihak ketiga yang dititipkan pada bank, yang umumnya
berupagiro atau tabungan. Motivasi utama orang menitipkan dana pada bank adalah
untukkeamanan dana mereka dan memperoleh keleluasaan untuk menarik kembali
dananyasewaktu-waktu.Bank sebagai penerima titipan tidak ada kewajiban untuk
memberikan imbalan dan banksyariah dapat mengenakan biaya penitipan barang
tersebut. Namun, atas kebijakan banksyariah dapat memberikan bonus kepada penitip
dengan syarat sebagai berikut:
 bonus merupakan kebijakan hak prerogative dari bank sebagai penerima titipan.
 bonus tidak disyaratkan sebelumnya dalam jumlah yang diberikan baik dalam
prosentasemaupun nominal ( tidak ditetapkan dimuka).
Dana titipan wadiah ini dikembangkan dalam bentuk rekening giro wadiah
Rekening tabungan wadiah dan sertifikat wadiah Bank Indonesia (SWBI). Dengan
penjelasan sebagai berikut:
a. Rekening giro wadiah
Dalam undang-undang Nomor 10 tahun 1998, pasal 1 ayat 6 disebutkan yang
dimaksuddengan giro adalah simpanan yang penarikanya dapat dilakukan setiap saat
denganmenggunakan cek, bilyet giro, dan sarana perintah pembayaran lainya atau
dengan cara pemindahbukuan.
Giro wadi’ah adalah produk pendanaan bank syariah berupa simpanan dari
nasabah dalam bentuk rekening giro (current account) untuk keamanan dan
kemudahan pemakaianya. Nasabah pemegang rekening giro bank syariah di beri buku
cek maupun bilyet giro.Penarikan dana dari current account di lakukan dengan
menerbitkan cek (untuk penerikantunai )atau giro bilyet (untuk pemindahbukuan)
oleh nasabah pemegang rekening yang bersangkutan. Dalam Fatwa Dewan Syariah
Nasional ditetapkan ketentuan tentang giro wadiah (himpunan Fatwa, Edisi kedua, hal
6-7) sebagai berikut:
- Bersifat titipan
- Titipan bisa diambil kapan saja (on call )
- Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecualidalam bentuk pemberian (athaya)
yang bersifatsukarela dari pihak bank.
Dalam hal ini bank islam menggunakan prinsip wadiah yad al amanah Dana
simpanandari nasabah tersebut dapat digunakan bank untuk kegiatan komersial dan
bank berhak atas pendapatan yang diperoleh atas pemanfaatan harta titipan tersebut
dalam kegiatan komersial.Pemilik simpanan dapat menarik kembali simpanannya
sewaktu-waktu, baik sebagian atauseluruhnya. Bank tidak boleh menyatakan atau
menjanjikan keuntungan apapun kepada pemegang rekening wadiah, dan sebaliknya
pemegang rekening juga tidak bolehmengharapkan imbalan atau keuntungan atas
rekening wadiah. Setiap imbalan ataukeuntungan yang dijanjikan dapat dianggap
riba. Namun demikian bank, atas kehendaknyasendiri dapat memberikan imbalan
berupa bonus (hibah) kepada pemilik dana (pemegangrekening wadiah).
karakteristik wadiah yad al amanah ini merupakan titipan murni dimana
barang yangdititipkan tidak boleh digunakan (diambil manfaatnya) oleh penitip, dan
sewaktu titipan dikembalikan harus dalam keadaan utuh baik nilai maupun fisik
barangnya, serta jika selamadalam penitipan terjadi kerusakan maka pihak yang
menerima titipan tidak dibebanitanggungjawab sedangkan sebagai kompensasinya
atas tanggungjawab pemeliharaan dapatdikenakan biaya titipan.
Ciri-cirigiro wadiah adalah sebagai berikut:
- Bagi pemegang rekening disediakan cek untuk mengoperasikan rekeningnya.
- Untuk membuka rekening diperlukan surat referensi nasabah lain atau pejabat
bank, danmenyetor sejumlah dana minimum (yang ditentukan kebijaksanaan
masing-masing bank)sebagai setoran awal.
- Calon pemegang rekening tidak terdaftar dalam daftar hitam Bank Indonesia.
- Penarikan dapat dilakukan setiap waktu dengan cara menyerahkan cek atau
intruksi lainnya.
- Tipe rekening berbentuk:
 Rekening perorangan.
 Rekening pemilik tunggal.
 Rekening bersama (dua orang individu atau lebih).
 Rekening organisasi atau perkumpulan yang tidak berbadan hukum.
 Rekening perusahaan yang berbahan hukum.
 Rekening kemitraan.
 Rekening titipan.
- Dan Servis lainnya berupa:
 Cek istimewa.
 Instruksi siaga ( standing instruction).
 Transfer dana otomatis.
 Kepada pemegang rekening akan diberikan salinan rekening ( statement of
account ) denganrincian transaksi setiap bulan.
 Konfirmasi saldo dapat dikirimkan oleh bank kepada pemegang rekening
setiap enam bulanatau periode yang dikehendaki oleh pemegang saham.
b. Rekening Tabungan Wadiah
Tabungan wadi’ah adalah produk pendanaan bank syariah berupa simpanan
dari nasabah dalam bentuk rekening (saving account) untuk keamanan dan
kemudahan pemakaianya, seperti giro wadi’ah tetapi tidak se fleksibel giro wadi’ah
karena tidak dapat menarik dananya dengan cek.
Biasanya bank dapat mengunakan dana ini lebih leluasa di bandingkan dana
dari girowadi’ah, karena sifat penrikanya yang tidak sefleksibel giro wadi’ah
sehingga bank mempunyai kesempatan lebih besar untuk mendapatkan keuntungan.
Para ahli perbankan waktu tempo dulu memberikan pengertian tabungan
merupakansimpanan sementara, maksudnya simpanan untuk menunggu apakah untu
investasi (antaralain dalam bentuk deposito), untuk keperluan sehari-hari atau
konsumsi yang dapat ditariksewaktu-waktu dalam bentuk giro.
Namun, dengan dikeluarkanya ketentuan Bank Indonesia yaitu SK Dir BI
Nomor22/63/Kep Dir tgl 01-12-1989 dan SE Nomor 22/133/UPG tgl 01-12-1989,
dimana dalamketentuan tersebut kentukan tersebut ditentukan syarat-syarat
penyelenggaraan tabungan(IKPI), yaitu:
1. Penarikan hanya dapat dilakukan dengan mendatangi bank atau ATM,
2. Penarikan tidak dapat dilakukan dengan cek, biyet giro atau surat perintah
pembayaran lainyang sejenis,
3. Bank hanya menyelenggarakan tabungan dalam bentuk rupiah,
4. Ketentuan mengenai penyelenggaraan tabungan ditetapkan sendiri oleh masing-
masing bank
5. Bank penyelenggara tabungan diperkenankan untuk menetapkan sendiri, yakni:
- Cara pelayanan system adminitrasi, setoran, frekuensi, pengambilan, tabungan
pasif, dan persyaratan lain,
- Besarnya suku bunga, cara perhitungan, dan pembayaran bunga serta pemberian
insentif,termasuk undian;
- Nama tabungan yang diselenggarakanya.
Dalam mengelola jasa Tabungan wadiah, bank menggunakan Prinsip wadiah
yad aldhamanah, yaitu simpanan dari nasabah yang memerlukan jasa penitipan dana
dengan tingkatkeleluasaan tertentu untuk menariknya kembali. Bank memperoleh
izin dari nasabah untukmenggunakan dana tersebut selama mengendap di bank.
Nasabah dapat menarik sebagianatau seluruh saldo simpanannya sewaktu-wakru
atau sesuai dengan perjanjian yangdisepakati. Bank menjamin pembayaran kembali
simpanan mereka. Semua keuntungan atas pemanfaatan dana tersebut adalah milik
bank, tetapi atas kehendaknya sendiri bank dapatmemberikan imbalan keuntungan
yang berasal dari sebagian keuntungan bank. Bankmenyediakan buku tabungan dan
jasa-jasa yang berkaitan dengan rekening tersebut.
karakteristik wadiah yad al dhamanah ini merupakan pengembangan dari
wadiah yad alamanah yang disesuaikan dengan aktifitas perekonomian. penerima
titipan diberi izin untukmenggunakan dan mengambil manfaat dari tititpan tersebut
(tidak idle). Penyimpanmempunyai kewajiban untuk bertanggungjawab terhadap
kehilangan atau kerusakan barangtersebut. Semua keuntungan yang diperoleh dari
titipan tersebut menjadi hak penerimatitipan. Sebagai imbalan kepada pemilik
barang atau dana dapat diberikan semacam insentif berupa bonus yang tidak
disyaratkan sebelumnya.
Ciri-ciri rekening tabungan wadiah adalah sebagai berikut:
 Menggunakan buku ( passbook ) atau kartu ATM.
 Besarnya setoran pertama dan saldo minimum yang harus mengendap,
tergantung padakebijakan masing-masing bank.
 Penarikan tidak dibatasi, berapa saja dan kapan saja.
 Tipe rekening berbentuk:
- Rekening perorangan.
- Rekening bersama (dua orang individu atau lebih).
- Rekening organisasi atau perkumpulan yang tidak berbadan hukum.
- Rekening perwalian (yang dioperasikan oleh orang tua atau wali dari
pemegang rekening)
- Rekening jaminan (untuk menjamin pembiayaan).
- Pembayaran bonus (hibah) dilakukan dengan cara mengkredit rekening
tabungan
Jadi, tabungan wadiah merupakan tabungan yang dapat ditark setiap
saat. Oleh karena itu,tabungan dengan prinsip inilah yang dapat diberikan
fasilitas seperti ATM atau sejenisnya
4. Pinjaman dari pihak lain
Dana dari pihak keduua ini, yaitu pihak yang memberikan pinjaman dana
(uang) pada bank terdiri dari 4 pihak yaitu:

 Pinjaman dari bank-bank lain, yang dikenal dengan Call Money yaitu
pinjaman harian antar bank. Pinjaman ini biasanya diminta bila ada
kebutuhanmendesak yang diperlukan bank.

 Pinjaman dari Bank atau Lembaga Keuangan lain diluar negeri, yang biasanya
terbentuk pinjaman jangka menengah panjang. Realisasi pinjaman ini (dari
bank atau lembaga-lembaga keuangan internasional) harus melalui
persetujuan BankIndonesia dimana secara tidak langsung. Bank Indonesia
selaku bank sentral ikut sertamengawasi pelaksanaan pinjaman tersebut demi
menjaga solvabilitas bank bersangkutan.

 Pinjaman dari Lembaga Keuangan Bukan Bank Pinjaman dari LKBB ini
kadangkala tidak benar-benar berbentuk pinjaman atau kredit,tapi lebih
banyak berbentuk surat berharga yang dapat diperjualbelikan sebelum tanggal
jatuhtempo. Dalam banyak hal, pinjaman seperti ini dapat digolongkan pada
sumber dana dari pihak ketiga, yaitu dari masyarakat.

 Pinjaman Likuiditas dari Bank Sentral Untuk membiayai usaha-usaha


masyarakat yang tergolong prioritas apalagi yang berprioritas tinggi seperti
kredit investasi pada sektor-sektor yang harus ditunjang sesuaidengan
petunjuk Pelita (misalnya pertanian, pangan, perhubungan, industry penunjang
sector pertanian, tekstil, ekspor non migas, kredit-kredit dalam rangka
peningkatan kehidupanmasyarakat golongan ekonomi lemah, koperasi dan
sebagainya), kredit produksi dan modalkerja dan kredit-kredit kecil lainnya,
maka Bank Indonesia memberikan bantuan dana yangdikenal dengan nama :
Kredit Likuiditas. Kredit Likuiditas adalah merupakan instrument moneter
dari Bank Sentral dalam rangkarefinancing facility demi memberikan motivasi
gerakan moneter bagi bank dan masyarakatekonomi. Kredit likuiditas ini
merupakan sumber dana yang tergolong murah (soft loan),yaitu dengan
jangka waktu.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat dismpulkan bahwa Dana adalah uang tunai yang dimiliki
ataudikuasai oleh bank dalam bentuk tunai, atau aktiva lain yang dapat segera diubah
menjadiuang tunai. Uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank tidak hanya berasal
dari pemilik bank itu sendiri, tapi berasal dari titipan atau penyertaan dana orang lain atau
pihak lain yangsewaktu-waktu atau pada satu saat tertentu akan ditarik kembali, baik
sekaligus ataupunsecara berangsur-angsur.
Sumber dana bank syari’ah terdiri dari:
 Modal intiAdalah dana modal sendiri, yaitu dana yang berasal dari para pemegang
saham bank, yakni pemilik bank. Modal inti terdiri dari:
- Modal yang disetor oleh para pemegang saham, hal ini dikarenakan sumber utama
dari modal perusahaan adalah saham.
- Cadangan, yaitu sebagian laba bank yang tidak dibagi, yang disisihkan untuk
menutuptimbulnya resiko kerugian dikemudian hari.
- Laba ditahan, yaitu sebagian laba yang seharusnya dibagikan kepada para
pemegang saham,tetapi oleh para pemegang saham sendiri (melalui rapat umum
pemegang saham) diputuskanuntuk ditanam kembali dalam bank.
 Quasi ekuitas (mudharabah account)Bank menghimpun dana bagi hasil atas dasar
prinsip mudharabah, yaitu akad kerja samaantara pemilik dana dengan pengusaha
untuk melakukan suatu usaha bersama, dan pemilikdana tidak boleh mencampuri
pengelolaan bisnis sehari-hari. Keuntungan yang diperolehdibagi antar keduanya
dengan perbandingan yang telah disepakati sebelumnya. Kerugianfinansial menjadi
beban pemilik dana, sedangkan pengelola tidak memperoleh imbalan atasusaha yang
dilakukan.Berdasarkan prinsip ini, dalam kedudukannya sebagai pengusaha, bank
menyediakan jasa bagi para investor berupa:
- Rekening investasi umum
- Rekening investasi khusus
- Rekening tabungan mudharabah
- Sertifikat mudharabah
 Titipan (wadi’ah) atau simpanan tanpa imbalan Dana titipan adalah dana pihak ketiga
yang dititipkan pada bank, yang umumnya berupa giroatau tabungan. Motivasi utama
orang menitipkan dana pada bank adalah untuk keamanandana mereka dan
memperoleh keleluasaan untuk menarik kembali dananya sewaktu-waktu. Didalam
wadi’ah ini terdapat:
- Rekening giro wadi’ah
- Rekening tabungan wadi’ah
- Sertifikat wadi’ah
 Pinjaman dari pihak luar, seperti:
- pinjaman dari bank-bank lain (call money)
- Pinjaman dari Bank atau Lembaga Keuangan lain diluar negeri,
- pinjaman dari lembaga keuangan bukan bank
- pinjaman likuiditad dari bak sentral
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Saeed, Januari, (2008), Bank Islam dan Bunga (cetakan kedua), Yogyakarta,
PustakaPelajar.
Ascarya, 2008, Akad Dan Produk Bank Syariah. Jakarta, PT Raja Grafindo Persada.Bahsan, M.
2005,Giro dan Bilyet Giro Perbankan Indonesia, Jakarta, PT Grafindo Persada.Harapan, Sofyan
Safri, 1993, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, 2003, Edisi kedua, Kerjasama Dewan
syariah Nasional, Majelis Ulama Indonesia, Bank Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai