KECAMATAN LEWA
Disusun Oleh :
i
BAB I
PENDAHULUAN
pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Sektor riil yang
diwakili oleh usaha mikro, kecil dan menengah yang awalnya dipandang hanya
Indonesia. UMKM telah teruji dan terbukti mampu bertahan di tengah krisis
Indonesia.
usaha secara mandiri dan sekitar 1,56% penduduk telah menjadi pengusaha yang
sekitar 99,9% unit bisnis di Indonesia merupakan UMKM dan menyerap hampir
1
97% tenaga kerja Indonesia. Hal ini menunjukan sementara sektor UMKM di
Provinsi Nusa Tenggara Timur sendiri pada kurun waktu tahun 2012 sampai
jumlah UMKM mencapai 4,8% per tahun yang bergerak dibidang pangan,
sandang, kimia dan bahan bangunan, logam dan elektronika, serta kerajinan.
Pertumbuhan itu diamati dari kenaikan omset UMKM di NTT yang meningkat
dari Rp 24,96 triliun menjadi Rp 25,27 triliun pada tahun 2019. Sedangkan
jumlah pertumbuhan wirausaha baru dari 181 unit UMKM meningkat menjadi
319 unit UMKM atau sekitar 73,37% pada tahun 2015 dan untuk jumlah UMKM
juga mengalami kenaikan dari 2.022.868 unit pada tahun 2020 menjadi 2.071.416
unit pada tahun 2021. Untuk omzet rata-rata mengalami perkembangan sebesar
4,16% yang bergerak dibidang perdagangan, industri pengolahan dan jasa serta
sejumlah sektor lainnya (data Kementrian Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah, 2015).
keterbatasan modal. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada
tahun 2017, hanya 29,8% usaha mikro dan kecil yang memanfaatkan pinjaman
dan sebagian besar pinjaman berasal dari perorangan, bukan dari lembaga
2
Sejak tahun 1970-an, pemerintah telah memfasilitasi penyaluran dana ke
sektor usaha kecil mikro dan menengah (UMKM) yang diawali dengan dua
skema kredit dari Bank Indonesia yaitu Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP)
dan Kredit Investasi Kecil (KIK). Selain itu Bank Indonesia telah mengeluarkan
perbankan untuk menyediakan 20% dari total kreditnya kepada usaha kecil.
maka wajar apabila sektor ini mendapat perhatian lebih, khususnya dari segi akses
pengembangan UMKM.
tersebut. Akan tetapi, peraturan yang ditetapkan harus berpedoman pada peraturan
perbankan yang berlaku secara umum. Sistem pemberian kredit pada bank
konvensional lebih menekankan pada perolehan bunga yang ditetapkan pada para
para debitur adalah sebesar jumlah pinjaman kredit yang diterima beserta jumlah
bunga kredit yang ditetapkan pihak bank. Sehingga dengan adanya bunga tersebut
dapat dimasukkan dalam pendapatan dan keuntungan bank. Jika dipandang dari
segi syariah, maka apa yang diterapkan pada bank konvensional tersebut adalah
3
Sementara itu, sistem pembiayaan yang diterapkan pada bank syariah
pada bank konvensional. Ketika terdapat debitur yang meminjam dana kepada
bank syariah, maka antara pihak bank maupun pihak debitur akan melakukan
pihak bank dengan calon nasabah atau calon debitur. Perjanjian tersebut antara
lain meliputi perhitungan bagi hasil yang selanjutnya akan ditanggung bersama
oleh kedua pihak tersebut. Selain itu, perjanjian tersebut juga menjelaskan bahwa
jika terjadi kerugian, maka akan ditanggung bersama oleh pihak bank maupun
nasabah. Perhitungan bagi hasil yang ditetapkan dalam perjanjian dilakukan tanpa
adanya unsur paksaan di dalamnya. Terkait dengan perhitungan bagi hasil, jika
bank mendapatkan keuntungan lebih, maka laba akan dibagi bersama dengan
nasabahnya. Namun jika pihak bank mengalami kerugian, maka pihak nasabah
(Majelis Ulama Indonesia), bagi hasil tersebut bukan merupakan aktivitas riba
dan signifikan persepsi pelaku UMKM mengenai kredit usaha rakyat terhadap
modal kerja. Terdapat pengaruh positif dan signifikan persepsi pelaku UMKM
mengenai modal kerja terhadap nilai produk. Terdapat pengaruh secara tidak
4
langsung persepsi pelaku UMKM mengenai kredit usaha rakyat terhadap niai
untuk terus mempermudah akses UMKM terhadap perbankan. Hal ini tercermin
dari porsi kredit UMKM yang mencapai lebih dari 40% dari kredit total pada
dunia pengguna internet baik mobile maupun fixed terus meningkat. International
dunia telah mencapai lebih dari 3,9 miliar (APJII, 2020). Hal tersebut tidak
berlaku di negara maju saja. Namun, juga berlaku di negara berkembang seperti
73,7%. Pertumbuhannya naik sekitar 8,9% dari tahun sebelumnya (APJII, 2020).
APJII melaporkan bahwa pengguna internet di Indonesia meningkat 27,9 juta dari
171,1 juta pada tahun 2018 menjadi 143,2 juta pengguna pada tahun 2019 (APJII,
2020). Perkembangan teknologi informasi juga masuk pada sektor jasa keuangan
media digital (Wardani & Darmawan, 2020). Selain itu Fintech juga memberikan
5
tengah masyarakat Indonesia memberi angin segar para pelaku UMKM. UMKM
bentuk layanan berbasis Fintech yang memberikan pinjaman modal pada suatu
usaha yang dilakukan secara online. Pinjaman online merupakan platform layanan
digital yang mempertemukan antara kreditur dengan debitur (Phan et al., 2020)
atau layanan penyaluran kredit secara online (Wahyuni & Turisno, 2019).
persyaratan administrasi pada pinjaman online jauh lebih mudah dan cepat
dibanding layanan keuangan formal (Wahyuni & Turisno, 2019). Selain itu, ada
kemudahan lain bagi pinjaman online yaitu tidak diperlukannya jaminan, dan
menawarkan pinjaman jangka pendek kurang dari satu tahun. Bagi penyedia
fintech pinjaman online bisnis ini akan memberikan keuntungan yang lebih besar
daripada dananya ditabung di bank (Aftech, 2020). Hingga Agustus 2021, karena
menyentuh angka 68.414.603 (OJK, 2021). Namun, perlu diketahui bahwa dibalik
lain: tingginya beban bunga pinjaman, akses terhadap data pribadi dan nomor
kontak yang ada di gawai peminjam, dan ini rawan disebarluarkan dalam
bulan Oktober 2021 perusahaan fintech P2P lending yang terdaftar dan berizin
berjumlah 106 perusahaan. Namun, diluar jumlah tersebut masih banyak Fintech
P2P Lending ilegal yang ada di tengah 24 MBR (Management and Business
Review), 6(1) 2022, 22‐32 masyarakat Indonesia. Data dari Otoritas Jasa
6
Keuangan Republik Indonesia tahun 2018 hingga tahun 2021, OJK berhasil
syariah dan melihat persepsi pelaku UMKM terhadap kredit usaha rakyat.
Sedangkan pada penelitian ini penulis melihat persepsi pelaku UMKM terhadap
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat ditarik masalah sebagai berikut :
C. Tujuan Penulisan
Kecamatan Lewa
D. Manfaat Penulisan
7
mempermudah pemilik usaha dalam menentukan pilihan tentang pinjaman
E. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
Bab ini berisi mengenai landasan teori mencakup hal – hal yang berhubungan
Bab ini berisi mengenai ruang lingkup penelitian, rancangan penelitian, jenis dan
sumber data, teknik pengumpulan data, populasi dan sampel, dan teknik analisis
data.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. UMKM
1. Pengertian UMKM
UMKM adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha disemua sektor ekonomi. Pada
usaha besar umumnya didasarkan pada nilai aset awal (tidak termasuk tanah
dan bangunan), omset rata-rata per tahun, atau jumlah pekerja tetap. Namun,
definisi UMKM berdasarkan tiga alat ukur ini berbeda menurut negara. Oleh
karena itu memang sulit membandingkan pentingnya atau peran UMKM antar
negara.
adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dari usaha mikro 16 Tulus Tambunan,
Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia atau usaha besar yang
89
sendiri, yang dilakukan oleh orangperorangan atau badan usaha yang bukan
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
usaha mikro, usaha kecil atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha
a. Usaha Mikro adalah usaha dengan kekayaan bersih kurang dari 50 juta
rupiah atau menghasilkan penjualan kurang dari 300 juta rupiah selama satu
tahun.
b. Usaha kecil adalah usaha dengan kekayaan antara 50 sampai 500 juta
rupiah atau menghasilkan penjualan antara 300 juta hingga 2,5 miliar rupiah
c. Usaha menengah adalah usaha dengan kekayaan atara 500 juta sampai 10
miliar rupiah atau menghasilkan penjualan antara 2,5 hingga 50 miliar rupiah
B. Presepsi
1. Pengertian Presepsi
proses akhir dari pengamatan yang diawali melalui proses penginderaan, yaitu
90
proses diterimanya stimulus oleh alat indera, kemudian individu ada perhatian,
lalu diteruskan ke dalam otak dan kemudian individu menyadari tentang sesuatu
memfokuskan. Oleh sebab itu seseorang bisa saja memiliki persepsi yang berbeda
meskipun objeknya sama. Hal itu bisa terjadi karena adanya perbedaan dalam hal
sistem nilai dan ciri kepribadian dalam setiap individu yang bersangkutan.
keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik, gangguan
3. Pinjaman Online
91
online tidak membutuhkan jaminan atau agunan. Pinjaman online termasuk
harus pergi ke bank, mengisi formulir dan persyaratan lain. Peminjam cukup
mengikuti langkah yang diminta, seperti verifikasi identitas diri, nomor kontak,
bisa mengatur seluruh aplikasi pinjaman online agar tidak bertindak ilegal.
92
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
yaitu berupa kata tertulis atau secara lisan dari orang-orang dan pelaku yang
suatu gejala yang ada yaitu keadaan menurut apa adanya pada saat penelitian
dilakukan.
1. Waktu Penelitian
UMKM yang mengunakan jasa pinjaman online dengan kriteria yang sudah di
UMKM. Sedangkan subjek penelitiannya adalah benda, tempat, orang atau data
untuk variabel penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah pelaku UMKM yang
93
terdapat di kecamatan Lewa. Pelaku UMKM yang di gunakan sebagai subjek
1. Observasi
melihat bagaimana gambaran subjek yang akan di teliti. Dalam hal ini
2. Wawancara
94
diperoleh dari observasi. Wawancara di lakukan secara langsung dengan
subjek yang akan di ambil informasinya dalam hal ini adalah pelaku UMKM.
dan persepsi pelaku terhadap Pinjaman online yang ada di Kecamatan Lewa.
3. Dokumentasi
bisa berbentuk tulisan, gambar ataupun karya seseorang. Dengan kata lain,
dalam penelitian ini dokumen yang terkait dengan Pinjaman Online dan
lainnya.
D. Pengabsahan Data
menjamin agar semua data yang diteliti sesuai dengan yang asli hal tersebut
dilakukan untuk memelihara dan menjamin agar data yang berhasil dikumpul
adalah benar. Keabsahan data yang peneliti gunakan adalah teknik triangulasi.
untuk proses pengecekan atau membandingkan data lain di luar data itu.
Menurut Denzin yang dikutip Meleong teknik triangulasi dibagi menjadi emat
triangulasi teori.
95
mencek ulang suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda.
Hal itu dapat dicapai dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, data
yang diperolah dianggap kurang valid akan dihilangkan dan tidak dimasukkan
kedalam pembahasan.
data bisa dilakukan dalam bentuk bagan, uraian singkat, hubungan antar
yang dikemukakan di awal masih bersifat sementara, dan akan berubah jika
data berikutnya.
96
DAFTAR PUSTAKA
Aff, J.Bus Fin, R. Uddin, T. Biswas, J. Ali, and Khatun Ms. 2017. “Accounting
Al-bakri, Anas, Mohammed Matar, and Abdul Naser I.Nour. 2014. “The
Peggy Salon
97
Anggraini, Dewi and Syahrir Hakim Nasution. 2013. “Peranan Kredit Usaha
Beik, Irfan Syauqi and Masyitha Mutiara Ramadhan. 2013. “Analisis Pengaruh
PKM 2(1):1-
Ediraras, Dharma T. 2010. “Akuntansi Dan Kinerja UKM.” Jurnal Ekonomi Dan
Bisnis 15(100):152–58.
98
Ezeagba, Charles. 2017. “Financial Reporting in Small and Medium Enterprises
7(1):1–10.
Fakhrina, Agus. 2015. “Pengaruh Suku Bunga Kredit Dan Deposito Bank
Fitriyanto, Eka. 2015. “Pengaruh Persepsi Pelaku Umkm Mengenai Kredit Usaha
Akuntansi 1(1):1–9.
99
Information.” Review of Public Administration & Management 1(2):248–
76.
Kementerian Koperasi Dan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah. 2015. Data
Murabahah (Studi Pada Bank Syariah Mandiri).” Jurnal Ilmu Dan Riset
Akuntansi 5(1):1–19.
10
0
Muhamad, 2014, Manajemen Dana Bank Syariah, PT. Raja Grafindo Persada,
jakarta.
Narsa, Niluh Putu Dian Rosalina Handayani and Isnalita. 2012. “SAK ETAP
Peprah, James Adu, Andrews Osei Mensah, and Noah Boakye Akosah. 2016.
Peraturan Bank Indonesia Nomor 17, Tahun 2015 tentangPemberian Kredit Atau
Pratomo, Dian, Musa Hubeis, and Illah Sailah. 2009. “Strategi Lembaga
10
1
Keuangan Mikro Syariah Dalam Mengembangkan Usaha Mikro (Kasus
MPI (1):1–16.
Rahmawati, Teti and Oktaviani Rita Puspasari. 2017. “Implementasi SAK ETAP
Sixpria, Nedsal, Titi Suhartati, and Sabar Warsini. 2013. “Evaluasi Implementasi
10
2
Standar Akuntansi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP) Dan Penyusunan
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20, Tahun 2008 tentang Usaha Mikro
10
3