Anda di halaman 1dari 84

FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIK SEDIAAN GEL EKSTRAK

DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) SEBAGAI

PEWARNA RAMBUT ALAMI

TUGAS AKHIR

Disusun oleh :

RARA NINDA FRISKI NABILA

20080149

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA

2023
FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIK SEDIAAN GEL EKSTRAK

DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) SEBAGAI

PEWARNA RAMBUT ALAMI

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Mencapai

Gelar Derajat Ahli Madya

Disusun oleh :

Rara Ninda Friski Nabila

20080149

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA

TAHUN 2023

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIK SEDIAAN GEL EKSTRAK

DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) SEBAGAI

PEWARNA RAMBUT ALAMI

TUGAS AKHIR

Oleh :

Rara Ninda Friski Nabila

20080149

DIPERIKSA DAN DISETUJUI OLEH :

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

apt. Rizki Febriyanti, M.Farm Akhmad Aniq Barlian, S. Farm, M.H


NIDN. 0627028302 NIDN. 0615098902

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir ini diajukan oleh :

NAMA : Rara Ninda Friski Nabila

NIM : 20080149

Skim TA : KTI/Tim Riset Dosen/Publikasi*)

Program Studi : Diploma III Farmasi

Judul Tugas Akhir : Formulasi dan Uji Sifat Fisik Sediaan Gel Ekstrak Daun

Jambu Biji (Psidium guajava L.) Sebagai Pewarna Rambut

Alami

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai bagian

persyaratan yang perlu untuk memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi pada Program

Studi Diploma III Farmasi, Politeknik Harapan Bersama.

TIM PENGUJI

Ketua Penguji :.....nama dan gelar..... .......tanggal......( tanda tangan )

Anggota Penguji 1 :.....nama dan gelar..... .......tanggal......( tanda tangan )

Anggota Penguji 2 :.....nama dan gelar..... .......tanggal......( tanda tangan )

Tegal,..tgl...bln...thn

Program Studi Diploma III Farmasi

Ketua Program Studi

NIPY...................................

iv
HALAMAN PERNYATAAN ORISIALITAS

Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar

NAMA : Rara Ninda Friski Nabila

NIM : 20080149

Tanda Tangan :
Materai
10.000

Tanggal :

v
MOTTO

1. Kesuksesan adalah buah dari usaha-usaha kecil, yang diulang hari demi hari.

2. Jika kamu tak dapat melakukan hal yang besar, lakukan dari hal kecil namun

dengan cara yang hebat.

3. Jadilah diri kita sendiri karena itu lebih baik dari pada berpura-pura menjadi

orang lain yang baik.

PERSEMBAHAN

 Bunda dan papa terkasih tersayang yang selalu mendukung serta mendoakan

untuk setiap langkahku.

 Untuk seluruh keluargaku, dan saudaraku terima kasih doa dan dukungannya.

 Untuk adikku “Rafa Nanda Friski Nabila” dan “Shakila Anindita Keisha

Best” terimakasih banyak telah mendukung dan mengsupport saya.

 Terimakasih banyak kepada grup dino markono ( fida, afi, dian puji, sovia, ka

desti) yang telah menemani dan membantu saya pada saat praktikum.

 Buat kekasih hati “Agung Ferdyansyah” yang selalu mendukungku dalam

kelancaran tugas akhir ini, terimakasih atas dukungannya dan pengorbanan

mencari referensi untuk tugas akhir ini serta ketulusan dan support yang tak

terlupakan, ilove u!!.

 Raffi Ahmad dan Nagita Slavina karena telah melahirkan cipung abubu

sehingga penulis dapat bersemangat dan menghilangkan penat saat

mengerjakan Tugas Akhir ini.

vi
PRAKATA

Puji syukur, saya panjatkan kepada Allah SWT atas hidayah serta inayahnya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “ Formulasi dan

Uji Sifat Fisik Sediaan Gel Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) Sebagai

Pewarna Rambut Alami”

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas akhir ini tidak mungkin

terselesaikan tanpa petunjuk, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, untuk

itu dengan segala kerendahan hati, penulis haturkan ucapkan terima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Agung Hendarto SE., M.A. selaku Direktur Politeknik Harapan Bersama

Tegal.

2. Ibu apt. Sari Prabandari, S.Far., M.M, selaku Ketua Prodi Farmasi Politeknik

Harapan Bersama Tegal.

3. apt. Ibu Rizki Febriyanti, M.Farm, selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan ilmu bagi penulis. Terimakasih atas waktu dan

bimbingannya.

4. Bapak Akhmad Aniq Barlian, S., M.H selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan ilmu bagi penulis. Terimakasih atas waktu dan

bimbingannya.

5. Kedua orang tuaku yang telah memberikan dukungan moral maupun material

serta doa dan semangat sehingga Tugas Akhir ini dapat selesaikan.

vii
INTI SARI

Nabila, Friski Ninda Rara., Febriyanti , Rizki., Barlian, Aniq Akhmad., 2022.
Formulasi dan Uji Sifat Fisik Sediaan Gel Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium
guajava L.) Sebagai Pewarna Rambu Alami
Sediaan pewarna rambut adalah kosmetika yang digunakan dalam tata rias
rambut untuk mewarnai rambut, baik untuk mengembalikan warna rambut asalnya
atau warna lain. Pewarnaan rambut dapat dilakukan dengan berbagai cara,
menggunakan berbagai jenis zat warna alam maupun sintetik. Oleh karena itu,
penggunaan pewarna sintesis dapat digantikan dengan pewarna alami. Salah satu
tumbuhan yang dapat dimanfaatkan yaitu Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.).
Sediaan gel dipilih karena praktis dalam penggunaanya, mudah mengering, mudah
dicuci dengan air, dan memberikan rasa dingin di kulit.
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah daun jambu biji (Psidium
guajava L.) yang diperoleh dari daerah Kalinyamat Kulon Kota Tegal dan
menggunakan teknik total sampling. Metode ekstrak yang digunakan adalah metode
maserasi dengan pelarut etanol 70%. Pada penelitian ini digunakan konsentrasi
formula zat aktif 0,25%, 0,5%, 1%. Kemudian sediaan pewarna rambut dilakukan uji
sifat fisik meliputi organoleptis, uji pH, uji homogenitas, uji daya lekat, uji daya
sebar, dan uji efektivitas pewarnaan rambut.
Kata kunci: Daun Jambu Biji, Pewarna Rambut Alami, Uji Sifat Fisik.

viii
ABSTRACT

Nabila, Friski Ninda Rara. ,Febriyanti , Rizki., Barlian, Aniq Akhmad., 2022
Formulation and Physical Properties Test of Gel Preparations Guava Leaf
Extract (Psidium guajava L.) As Natural Hair Coloring

Hair coloring preparations are cosmetics used in hair cosmetology to color


hair, either to restore the original hair color or other colors. Hair coloring can be
done in various ways, using various types of natural and synthetic dyes. Therefore,
the use of synthetic dyes can be replaced with natural dyes. One of the plants that can
be used is Guava Leaves (Psidium guajava L.). Gel preparations were chosen
because they are practical in use, dry easily, wash off easily with water, and give a
cool feeling to the skin.

The sample used in this study was guava leaves (Psidium guajava L.)
obtained from the Kalinyamat Kulon area, Tegal City and used a total sampling
technique. Extract method used is maceration method with 70% ethanol solvent. In
this study used the concentration of the active substance formula 0.25%, 0.5%, 1%.
Then the hair dye preparations were tested for physical properties including
organoleptic, pH test, homogeneity test, adhesion test, spreadability test, and hair
coloring effectiveness test.

Keywords: Guava Leaves, Natural Hair Dyes, Physical Properties Test.

ix
DAFTAR ISI

COVER.........................................................................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................iv

HALAMAN PERNYATAAN......................................................................................vi

MOTTO.......................................................................................................................vii

INTI SARI.....................................................................................................................x

ABSTRACT.................................................................................................................xi

DAFTAR ISI.............................................................................................................xiiii

DAFTAR TABEL.......................................................................................................xv

DAFTAR GAMBAR..................................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

1.1 Latar Belakang............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................3

1.3 Batasan Masalah.........................................................................................4

1.4 Tujuan Penelitian........................................................................................4

1.5 Manfaat Penelitian......................................................................................5

1.6 Keaslian Penelitian.....................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................7

2.1 Tinjauan Pustaka.........................................................................................7

2.1.1 Klafikasi Daun Jambu Biji..............................................................8

2.1.2 Deskripsi Tanaman Jambu Biji.......................................................8

x
2.1.3 Manfaat daun jambu biji.................................................................9

2.1.4 Kandungan Daun Jambu Biji........................................................10

2.2 Simplisia...................................................................................................11

2.3 Ekstrak dan Ekstraksi...............................................................................11

2.3.1 Ekstrak..........................................................................................11

2.3.2 Ekstraksi........................................................................................12

2.4 Metode Maserasi.......................................................................................13

2.5 Gel.............................................................................................................14

2.6 Chelating agent.........................................................................................15

2.7 Anatomi Rambut.......................................................................................16

2.8 Jenis-jenis rambut.....................................................................................18

2.9 Uraian bahan.............................................................................................21

2.10 Evaluasi Fisik Sediaan Gel Pewarna Rambut...........................................23

2.11 Hipotesis...................................................................................................25

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................26

3.1 Objek Penelitian........................................................................................26

3.2 Sampel dan Teknik Sampling...................................................................26

3.3 Variabel Penelitian....................................................................................26

3.3.1 Variabel Bebas..............................................................................26

3.3.2 Variabel Terikat............................................................................27

3.3.3 Variabel Kontrol...........................................................................27

3.4 Teknik Pengumpulan Data.......................................................................27

xi
3.5 Alat dan Bahan.........................................................................................27

3.5.1 Alat................................................................................................27

3.5.2 Bahan............................................................................................28

3.6 Cara Kerja.................................................................................................28

3.6.1 Proses Pembuatan Simplisia.........................................................28

3.6.2 Uji Makroskopik Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)...........30

3.6.3 Uji Mikroskopik Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.).............30

3.6.4 Pembuatan Ekstrak Maserasi........................................................31

3.6.5 Uji Identifikasi Bebas Etanol pada Ekstrak Daun Jambu Biji......32

3.6.6 Uji Flavonoid................................................................................32

3.6.7 Formula.........................................................................................33

3.6.8 Pembuatan Gel Pewarna Rambut.................................................34

3.6.9 Uji Sifat Fisik Gel Pewarna Rambut.............................................34

3.7 Analisa data..............................................................................................38

BAB IV HASIL DAN PENELITIAN ...................................................................... 39

4.1 Uji Makroskopis ......................................................................................... 39

4.2 Uji Mikroskopis ......................................................................................... 41

4.3 Uji Organoleptis Ekstrak ............................................................................ 43

4.4 Uji Bebas Etanol ........................................................................................ 43

4.5 Uji Flavonoid ............................................................................................. 45

4.5.1 Flavonoid Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) ............................... 45

4.6 Uji Organoleptis ........................................................................................ 47

xii
4.7 Uji pH ........................................................................................................ 48

4.8 Uji Homogenitas ........................................................................................ 49

4.9 Uji Daya Lekat .......................................................................................... 51

4.10 Uji Daya Sebar ........................................................................................ 53

4.11 Uji Efektivitas Pewarnaan ....................................................................... 55

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 57

5.1 Simpulan .................................................................................................... 57

5.2 Saran .......................................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................58

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Keaslian Penelitian.....................................................................................6

Tabel 2 Formula............................................................................................................33

DAFTAR GAMBAR

xiv
Gambar 1 Daun jambu biji......................................................................................7

Gambar 2 Skema Uji Makroskopik......................................................................30

Gambar 3 Skema Uji Mikroskopik.......................................................................30

Gambar 4 Skema Pembuatan Ekstrak Daun Jambu Biji.......................................31

Gambar 5 Skema Uji Bebas Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)........32

Gambar 6 Skema Uji Flavonoid...........................................................................33

Gambar 7 Skema Uji Organoleptis.......................................................................35

Gambar 8 Skema Uji pH.......................................................................................35

Gambar 9 Skema Uji Homogenitas.....................................................................36

Gambar 10 Skema Uji Daya Lekat.........................................................................36

Gambar 11 Skema Uji Daya Sebar........................................................................37

Gambar 12 Skema Uji Efektivitas Pewarnaan........................................................38

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rambut adalah sesuatu yang keluar dari dalam kulit, tumbuh sebagai batang-

batang tanduk, dan tersebar hampir di seluruh kulit tubuh, wajah, dan kepala,

kecuali pada bibir, telapak tangan dan telapak kaki. Batang-batang rambut

merupakan penempatan sel-sel tanduk yang berada di atas permukaan kulit dan

terdapat di masing-masing bagian tubuh yang berbeda dalam panjang, tebel,

dan warnanya. Batang rambut ini tidak mempunyai saraf perasa sehingga tidak

terasa sakit bila dipangkas. Wujud rambut di berbagai tempat berbeda, namun

mempunyai kesamaan dalam hal susunannya. Perbedaan-perbedaan itu hanya

terletak pada cara tumbuh, tebal, dan kedalaman akar rambut (Bariqina dan

Ideawati, 2001).

Rambut dikenal sejak zaman dahulu dengan julukan “mahkota” bagi wanita.

Tetapi di zaman yang sudah maju seperti sekarang, julukan tersebut tidak lagi

bertuju hanya kaum wanita, namun juga untuk pria. Peranan rambut sangat

penting untuk diperhatikan, karena rambut bukan hanya sebagai pelindung

kepala dari berbagai hal seperti bahaya terhadap benturan/pukulan benda keras,

sengatan sinar matahari, dan sebagainya, tetapi juga merupakan “perhiasan”

yang berharga. Rambut yang tebal, panjang, hitam/berwarna

1
2

berkilau, sehat dan mudah diatur memberikan daya pesona tersendiri bagi

pemiliknya (Rostamailis, dkk., 2008).

Warna rambut ditentukan oleh pigmen melanin yang ada pada konteks

rambut, baik jumlah maupun besarnya melanosit. Pigmen yang mempengaruhi

warna rambut adalah eumelanin yang menyebabkan warna hitam atau coklat

dan pyomelanin yang menyebabkan warna merah atau pirang. Di samping itu,

jumlah dan ukuran granula pigmen dan nada tidaknya gelembung udara dalam

korteks juga menentukan warna rambut seseorang.

Bila sudah mencapai usia lanjut, warna rambut berubah menjadi putih yang

sering kurang disukai keberadaannya. (Wasitaatmadja, 1997). Warna rambut

dapat diubah-ubah secara buatan dengan menggunakan cat rambut, di Indonesia

disebut juga dengan semir rambut (Tranggono dan Latifah, 2007). Salah satu

usaha yang dilakukan untuk mengembalikan warna rambut yaitu dengan

menggunakan pewarna rambut (Agoes, 2015)

Sediaan pewarna rambut adalah kosmetika yang digunakan dalam tata rias

rambut untuk mewarnai rambut, baik untuk mengembalikan warna rambut

asalnya atau warna lain. Pewarnaan rambut dapat dilakukan dengan berbagai

cara, menggunakan berbagai jenis zat warna alam maupun sintetik. Pewarna

sintetik digunakan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama dan

kadar yang berlebihan maka dapat menimbulkan berbagai macam masalah


3

kesehatan ( Rum, Ultha, dan Ghazali, 2016). Oleh karena itu, penggunaan

pewarna sintesis dapat digantikan dengan pewarna alami. Salah satu tumbuhan

yang dapat dimanfaatkan adalah pada Daun Jambu Biji ( Psidium guajava L.)

Gel adalah sediaan semipadat yang terdiri dari suspensi yang dibuat dari

partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar terpenetrasi oleh

suatu cairan. Bahan pembentuk gel pada sediaan farmasi dan kosmetik idealnya

harus bersifat inert, aman ( Ashar, 2016). Sediaan gel dipilih karena praktis

dalam penggunaanya, mudah mengering, mudah dicuci dengan air, dan

memberikan rasa dingin di kulit (Sayuti, 2015).

Berdasarkan perkembangan pewarna alami yang dapat dijadikan sebagai

pewarna rambut alami dan masih sedikitnya pemanfaatan daun jambu biji

(Psidium guajava L.), penulis tertarik untuk melakukan penelitian “Formulasi

dan Uji Sifat Fisik Sediaan Gel Ekstrak Daun Jambu Biji ( Psidium guajava L.)

Sebagai Pewarna Rambut Alami.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang akan di

bahas dalam penelitian sebagai berikut :

1. Apakah ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) dapat diformulasi

sebagai pewarna rambut dalam sediaan gel?


4

2. Apakah gel ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) memiliki sifat fisik

yang paling baik?

1.3 Batasan Masalah

Dari sekian permasalahan yang ada penulis memberikan batasan-batasan

masalah. Pembuatan masalah dilakukan untuk memperjelas permasalah sebagai

berikut :

1. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah daun jambu biji (Psidium

guajava L.) yang diperoleh dari daerah Kalinyamat Kulon Kota Tegal.

2. Jenis data yang digunakan bersifat kuantitafif dan kualitatif.

3. Uji identifikasi daun jambu biji dengan metode makroskopik dan mikroskopis.

4. Ekstrak daun jambu biji diperoleh dengan metode maserasi dengan pelarut

etanol 70%.

5. Uji sifat fisik sediaan menggunakan uji organoleptik, uji PH, uji homogenitas,

uji daya lekat, uji daya sebar, dan uji efektivitas pewarnaan rambut..

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) dapat

diformulasi sebagai pewarna rambut dalam sediaan gel.

2. Untuk mengetahui gel ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.)

memiliki sifat fisik yang paling baik.


5

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar bagi peneliti selanjutnya yang lanjut

dalam rangka pengembangan pewarna alami khususnya pada daun jambu

biji (Psidium guajava L.).

2. Memberikan pengetahuan dan informasi kepada pembaca khususnya tentang

manfaat daun jambu biji (Psidium guajava L.) dapat dijadikan sebagai

pewarna alami.
6

1.6 Keaslian Penelitian

Tabel 1 Keaslian Penelitian


N Pembedaan Setiawati, Euis, et al Herawati Eti Rara, (2022)
o (2018) (2016)
Judul Formulasi sediaan lip Formulasi dan Formulasi dan uji
penelitian gloss dari bawang evaluasi sediaan sifat fisik sediaan gel
dayak (Eleutherina pewarna rambut ekstrak daun jambu
palmifolio L.Merr) ekstrak kulit buah biji (Psidium
sebagai bahan naga merah guajava L) sebagai
pewarna alami (Hylocereus pewarna rambut
kosmetik. Polyrhizus) alami.
Sampel Sediaan lip gloss dari Sediaan pewarna Sediaan gel ekstrak
bawang dayak rambut ekstrak daun jambu biji
(Eleutherina kulit buah naga (Psidium guajava L.)
palmifolio L.Merr) merah
(Hylocereus
Polyrhizus)
Metode Maserasi Maserasi Maserasi
penelitian
Tempat Laboratorium Laboratorium Politeknik Harapan
penelitian akademi farmasi Universitas
Muhammadiyah Muhammadiyah bersama kota tegal
Kuningan Prof. Dr.
HAMKA
Hasil Hasil penelitian Hasil penelitian Berdasarkan hasil
penelitian menunjukan bahwa menunjukan penelitian nilai
umbi bawang dayak bahwa mutu fisik rata-rata diameter
(Eleutherine sediaan larutan uji daya sebar
palmifolia L. Merr) pewarna rambut dengan beban 50
mengandung alami kulit buah
gram, formula
senyawa naftokuino naga super merah
dan turunannya mempunyai nilai pertama 0,25
seperti eleuthernone, kejernihan yang sebesar 2,96 cm,
eleutherine, baik, Ph tidak formula kedua
eleutherol, masuk dalam 0,5% sebesar 3,13
eleuthernone. rentang nilai ph cm dan formula
yang diterapkan ketiga 1% sebesar
SNI. Stabilitas 2,63 cm.
warna lebih
optimal pada
rambut yang telah
dibleaching.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Daun jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan tanaman buah jenis perdu,

dalam bahasa Inggris disebut Lambo guava. Tanaman jambu ini berasal dari

Brazilia Amerika Tengah, lalu menyebar ke Thailand dan ke negara Asia

lainnya seperti Indonesia.Jambu biji sering disebut juga Jambu Klutuk, Jambu

Siki, atau Jambu Batu (Kuntarsih, 2006). Banyak sekali macam-macam jenis

buah jambu yang ada di Indonesia.

Gambar 2.1 Daun jambu biji

(Sumber : Dokumentasi Pribadi 2022)

7
8

2.1.1 Klafikasi Daun Jambu Biji

Secara botanis tanaman jambu biji diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Sprmatophyta

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Myrtales

Famili : Myrtaceae

Genus : Psidium

Spesies : Psidium guajava L

Nama Lokal : Jambu Biji

2.1.2 Deskripsi Tanaman Jambu Biji

Perdu atau pohon kecil, tinggi 2-10 m, percabangan banyak.

Batangnya berkayu, keras, kulit batang licin, mengelupas, berwarna

cokelat kehijauan. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan,

daun muda berambut halus, permukaan atas daun tua licin. Helaian daun

berbentuk bulat telur agak jorong, ujung tumpul, pangkal membulat, tepi

rata agak melekuk ke atas, pertulangan menyirip, panjang 6-14 cm, lebar

3-6 cm, berwarna hijau. Bunga tunggal, bertangkai, keluar dari ketiak

daun, berkumpul 1-3 bunga, berwarna putih. Buahnya buah buni,

berbentuk bulat sampai bulat telur, berwarna hijau sampai hijau

kekuningan. Daging buah tebal, buah yang masak bertekstur lunak,


9

berwarna putih kekuningan atau merah jambu. Biji buah banyak

mengumpul di tengah, kecil-kecil, keras, berwarna kuning kecoklatan

(Hapsoh dan Hasanah, 2011).

2.1.3 Manfaat daun jambu biji

Jambu biji sangat tinggi kandungan vitamin C. Dari segi kandungan

vitamin C-nya, vitamin C dari buah jambu biji putih sekitar 116-190 mg,

sedangkan pada jambu biji merah adalah 87mg per 100 gram jambu.

Vitamin C berperan sebagai antioksidan yang berguna untuk melawan

serangan radikal bebas penyebab penuaan dini dan berbagai jenis kanker.

Jambu biji memiliki beberapa kelebihan, antara lain buahnya dapat

dimakan sebagai buah segar, dapat diolah menjadi berbagai bentuk

makanan dan minuman. Selain itu, buah jambu biji bermanfaat untuk

pengobatan (terapi) bermacam-macam penyakit, seperti memperlancar

pencernaan, menurunkan kolesterol, antioksidan, menghilangkan rasa

lelah dan lesu, demam berdarah, dan 6 sariawan. Selain buahnya, bagian

tanaman lainnya, seperti daun, kulit akar maupun akarnya, dan buahnya

yang masih muda juga berkhasiat obat untuk menyembuhkan penyakit

disentri, keputihan, sariawan, kurap, diare, pingsan, radang lambung, gusi

bengkak, dan peradangan mulut, serta kulit terbakar sinar matahari

(Cahyono B, 2010). Ekstrak etanol daun jambu biji juga telah dilakukan

penelitian terhadap uji aktivitas antioksidannya (Soebagio dkk., 2007)


10

2.1.4 Kandungan Daun Jambu Biji

Daun jambu biji memiliki kandungan flavonoid yang sangat tinggi.

Senyawa tersebut bermanfaat sebagai antibakteri, kandungan pada daun

jambu biji lainnya seperti saponin, minyak atsiri, tanin, anti mutagenic,

flavonoid, dan alkaloid (Indriani, 2006)

Flavonoid adalah senyawa yang terdiri dari 15 atom karbon yang

umumnya tersebar di dunia tumbuhan. Quercetin adalah zat sejenis

flavonoid yang ditemukan dalam buah-buahan, sayuran, daun dan biji-

bijian. Hal ini juga dapat digunakan sebagai bahan dalam suplemen,

minuman atau makanan. Saponin adalah jenis glikosida yang banyak

ditemukan dalam tumbuhan. Saponin memiliki karakteristik berupa buih.

Sehingga ketika direaksikan dengan air dan dikocok maka akan terbentuk

buih yang dapat bertahan lama. Minyak atsiri adalah kelompok besar

minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun

mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Minyak atsiri

merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok (untuk

pengobatan) alami. Tanin merupakan substansi yang tersebar luas dalam

tanaman dan digunakan sebagai energi dalam proses metabolisme dalam

bentuk oksidasi, tanin juga sebagai sumber asam pada buah. Alkaloid

adalah sebuah golongan senyawa basa bernitrogen yang kebanyakan

heterosiklik dan terdapat di dunia tumbuhan (tetapi ini tidak


11

mengecualikan senyawa yang berasal dari hewan) (Ahdiyah dan Indah.,

2015).

2.2 Simplisia

Simplisia merupakan bahan alamiah yang digunakan untuk obat dan belum

mengalami proses pengolahan sama sekali dan merupakan bahan yang telah

dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia nabati, simplisia hewani dan

simplisia mineral (Kemenkes RI., 2014). vMacam-macam simplisia yaitu :

a. Simplisia nabati adalah simplisia yang dapat berupa tanaman utuh, yang

merupakan bagian dari tanaman dan eksdudat tanaman.

b. Simplisia hewan adalah simplisia yang dapat berupa hewan utuh atau zat-zat

berguna yang dihasilkan oleh hewan dan berupa bahan kimia murni.

c. Simplisia mineral adalah simplisia yang berupa bahan mineral, baik yang

telah melalui proses pengolahan atau belum berupa bahan kimia murni

(Kemenkes RI, 2014).

2.3 Ekstrak dan Ekstraksi

2.3.1 Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengestraksikan

zat aktif dari simplisia nabati simplisia hewani menggunakan pelarut yang

sesuai kemudian hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk

yang tersisa dilakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah

ditetapkan (Kemenkes RI, 2014)


12

Sebagian ekstrak dibuat dengan mengekraksi bahan baku obat secara

perkolasi. Seluruh perkolat biasanya dipekatkan dengan cara destilasi

dengan pengurangan tekanan, agar utama bahan obat sedikit mungkin

terkena panas. Ekstrak cair adalah sediaan cair simplisia nabati, yang

mengandung etanol sebagai pelarut atau sebagai pengawet. Ekstrak cair

yang cenderung membentuk endapan dapat didiamkan dan disaring

(Kemenkes RI, 2014).

2.3.2 Ekstraksi

Menurut (Marjoni, 2016) definisi ekstrak adalah sebagai berikut :

a. Ekstraski adalah suatu proses penyarian zat aktif dan bagian tanaman

obat dengan tujuan untuk menarik komponen kimia yang berada dalam

bagian tanaman obat tersebut.

b. Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan bahan dari campurannya

dengan menggunakan pelarut tertentu.

c. Ekstraksi adalah suatu proses pelepasan senyawa dari tumbuh-

tumbuhan, hewan dan lain-lain menggunakan pelarut tertentu.

Proses ekstraksi pada dasarnya adalah proses perpindahan masa dari

komponen zat padat yang terdapat dalam simplisia ke pelarut organik

yang digunakan. Pelarut organik akan menembus dinding sel dan

selanjutnya akan masuk ke dalam rongga sel tumbuhan yang mengandung

zat aktif. Zat aktif akan terlarut dalam pelarut organik pada bagian luar sel
13

untuk selanjutnya berdifusi masuk ke dalam pelarut. Proses ini terus

berulang terus berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi zat aktif

antara di dalam sel dengan konsentrasi sel aktif di luar sel.

Ekstraksi dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode

dengan cara yang sesuai dengan sifat dan tujuan ekstraksi. Sampel yang

akan diekstraksi dapat berbentuk sampel segar atau sampel yang

sebelumnya sudah dikeringkan. Sampel yang biasa digunakan adalah

sampel segar karena penetrasi pelarut akan berlarut lebih cepat. Selain itu

penggunaan sampel segar dapat mengurangi kemungkinan terbentuknya

polimer resin atau artefak lain yang dapat berbentuk selama proses

pengeringan.

2.4 Metode Maserasi

Maserasi merupakan salah satu metode ekstrksi yang dilakukan dengan

cara merendam simplisia nabati menggunakan pelarut tertentu selama waktu

tertentu dengan sesekali dilakukan pengadukan atau penggojokan. Prinsip kerja

dari maserasi adalah proses melarutnya zat aktif berdasarkan sifat kelarutannya

dalam suatu pelarut (like dissolved like). Ekstraksi zat aktif dilakukan dengan

cara merendam simplisia nabati dalam pelarut yang sesuai selama beberapa hari

pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya. Pelarut yang digunakan, akan

menembus dinding sel dan kemudian masuk ke dalam sel tanaman yang penuh

dengan zat aktif. Perempuan antara zat aktif dan pelarut akan mengakibatkan
14

terjadinya proses pelarutan dimana zat aktif akan terlarut dalam pelarut. Pelarut

yang berada didalam sel mengandung zat aktif sementara pelarut yang berada di

luar sel belum terisi zat aktif, sehingga terjadi ketidak seimbangan antara

konsentrasi zat aktif di dalam larutan konsentrasi zat aktif yang ada di luar sel.

Perbedaan konsentrasi ini akan mengakibatkan terjadinya proses difusi, dimana

larutan dengan konsentrasi tinggi akan terdesakkeluar sel dan digantikan oleh

pelarut dengan konsentrasi rendah. Peristiwa ini terjadi berulang-ulang sampai

didapat suatu kesetimbangan konsentrasi larutan antara didalam sel dengan

konsentrasi larutan di luar sel. (Marjoni, 2019 : 19-20).

2.5 Gel

Menurut Farmakope Indonesia, Edisi IV, 1995 gel merupakan sistem

semipadat yang terdiri dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik

besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Gel adalah sediaan topikal setengah padat

yang nyaman digunakan karena menciptakan lingkungan lembab, dingin

dengan daya serap yang baik pada kulit serta mudah di cuci dengan air (Rosida

dkk, 2018).

Keuntungan sediaan gel jika dibandingkan dengan sediaan topikal lain

adalah daya lekat tinggi dan tidak menyumbat pori sehingga pernapasan pori

tidak terganggu, mudah dicuci dengan air, pelepasan obatnya baik, kemampuan

penyebarannya pada kulit baik (Hastuty, 2018). Keuntungan lainnya tidak

lengket, gel mempunyai aliran tiksotropik dan pseudoplastik yaitu gel

berbentuk padat apabila disimpan dan akan segera mencair bila dikocok,
15

konsentrasi bahan pembentuk gel yang dibutuhkan hanya sedikit untuk

membentuk massa gel yang baik, viskositas gel tidak mengalami perubahan

yang brarti pada suhu penyimpanan (Mujihardianti, 2016).

Menurut Martin dkk. (2012), gel yang baik harus memenuhi persyaratan

sebagai berikut :

1. Homogen yaitu bahan obat dan dasar gel harus mudah larut atau terdispersi

dalam air atau pelarut yang cocok atau terjamin homogenitas sehingga

pembagian dosis sesuai dengan tujuan terapi yang diharapkan.

2. Bahan dasar yang cocok dengan zat aktif yaitu bila ditinjau dari sifat fisika

kimia bahan dasar yang digunakan harus cocok dengan bahan obat sehingga

dapat memberika efek terapi yang diinginkan.

3. Konsistensi gel menghasilkan aliran pseudoplastis tiksotropik yaitu karena

sifat aliran ini sangat penting pada penyebaran sediaan. Sediaan akan mudah

dioleskan pada kulit tanpa penekanan yang berarti dan mudah dikeluarkan

dari wadah misalnya tube.

4. Stabil gel yaitu harus stabil dalam pengaruh lembab dan suhu selama

penggunaan dan penyimpanan.

2.6 Chelating agent

Bertujuan untuk mencegah basis dan zat yang sensitif terhadap logam berat

contohnya : EDTA. Berdasarkan bentuknya komposisinya gel dibedakan

menjadi dasar gel hidrofobik dan dasar gel hidrofilik (Allen et al., 2005)
16

1. Dasar gel hidrofobik (koloid liofobik)

Koloid liofobik umumnya terdiri dari partikel-partikel anorganik. Apabila

ditambahkan ke dalam fase pendispersi, bilamana ada, hanya sedikit sekali

interaksi antara kedua fase. Berbeda dengan bahan liofilik. Bahan hidrofobik

tidak secara spontan menyebar, tetapi harus dirangsang dengan prosedur

yang khusus (Allen et al., 2005).

2. Dasar gel hidrofilik (koloid liofilik)

Koloid liofilik umumya adalah molekul-molekul organik yang besaran

dapat dilarutkan atau disatukan dengan molekul dari fase pendispersi. Pada

umumya karena daya tarik menarik pada pelarut dari bahan-bahan hidrofilik

kebalikan dari tidak adanya daya tarik menarik dari bahan hidrofobik, sistem

koloid hidrofilik biasanya lebih mudah untuk dibuat dan memiliki stabilitas

yang lebih besar (Allen et al., 2005).

2.7 Anatomi Rambut

1. Ujung rambut Pada rambut yang baru tumbuh serta sama sekali belum atau

tidak pernah dipotong mempunyai ujung rambut yang runcing.

2. Batang rambut Batang rambut adalah bagian rambut yang terdapat di atas

permukaan kulit berupa benang-benang halus yang terdiri dari zat tanduk

atau keratin. Batang rambut terdiri dari 3 lapisan (Misura, 2013) :


17

a. Selaput rambut (Kutikula)

Kutikula adalah lapisan yang paling luar dari rambut yang terdiri atas

sel-sel tanduk yang gepeng atau pipih dan tersusun seperti sisik ikan.

Kutikula ini berfungsi sebagai pelindung rambut dari kekeringan dan

masuknya bahan asing ke dalam batang rambut.

b. Kulit rambut (Korteks)

Korteks terdiri atas sel-sel tanduk yang membentuk kumparan,

tersusun secara memanjang, dan mengandung melanin. Granul-granul

pigmen yang terdapat pada korteks ini akan memberikan warna pada

rambut. Sel-sel tanduk terdiri atas serabut-serabut keratin yang tersusun

memanjang. Tiap serabut terbentuk oleh molekul-molekul keratin seperti

tali dalam bentuk spiral.

c. Sumsum rambut (Medula)

Medula terletak pada lapisan paling dalam dari batang rambut yang

dibentuk oleh zat tanduk yang tersusun sangat renggang dan membentuk

semacam jala atau anyaman sehingga terdapat rongga-rongga yang berisi

udara.

3. Akar Rambut Akar

Rambut adalah bagian rambut yang tertanam di dalam kulit. Bagian-

bagian dari akar rambut adalah sebagai berikut:

a. Kantong rambut (Folikel)


18

Folikel merupakan saluran menyerupai tabung, berfungsi untuk

melindung akar rambut, mulai permukaan kulit sampai bagian terbawah

umbi rambut.

b. Papil rambut Papil rambut

Bulatan kecil yang bentuknya melengkung, terletak di bagian terbawah

dari folikel rambut dan menjorok masuk ke dalam umbi rambut. Papil

rambut bertugas membuat atau memproduksi bermacam-macam zat yang

diperlukan untuk pertumbuhan rambut. Misalnya selsel tunas rambut, zat

protein yang membentuk keratin, zat makanan untuk rambut, zat

melanosit yang membentuk melanin.

c. Umbi rambut (Matriks)

Matriks adalah ujung akar rambut terbawah yang melebar. Struktur

bagian akar rambut ini berbeda dengan struktur batang dan akar rambut

diatasnya. Pada umbi rambut melekat otot penegak rambut yang

menyebabkan rambut halus berdiri bila ada suatu rangsangan dari luar

tubuh.

2.8 Jenis-jenis rambut

1. Pewarna rambut cair

Pewarna rambut cair adalah jenis pewarna rambut yang sering digunakan.

Bahan penyusun yang dipergunakan sebagian besar dalam bentuk cair.

Sebagai contoh bahan yang dipergunakan antara lain air (30-50%), solvent
19

misalnya alkohol atau isoprophyl alkohol (30-50%), neutralizer untuk

polimer seperti aminomethyl propanediol (0,1-0,5%), plasticizer seperti

poliglikol (0,1%), parfum (0,2%).

2. Pewarna rambut setengah padat

Pewarna rambut setengah padat yang biasa ditemukan dipasaran dalam

bentuk sediaan setegah padat adalah pasta. Sediaan pasta memiliki

karakteristik yang berbeda dari sediaan kosmetika cair dapat ditinjau dari

pemerian dan sifat air yang berbeda. Bahan yang dipergunakan hampir sama,

tetapi berbeda dalam hal sediaan dasar, sediaan dasar adalah berbentuk

pasta, sebagai contoh kombinasi vaselinum dan amylum dapat dibuat

sebagai basis pasta. Pewarnaan rambut dapat dibedakan menjadi (Misura,

2013) :

a. Pewarnaan berdasarkan daya lekat zat warna

b. Pewarnaan berdasarkan proses sistem pewarnaan.

c. Berdasarkan Daya Lekat Zat Warna Menjadi 3, yaitu (Misura, 2013) :

d. Pewarna rambut temporer

Pewarna rambut temporer bertahan pada rambut untuk waktu yang

singkat, hanya sampai pada pencucian berikutnya. Pewarna ini melapisi

kutikula rambut tetapi tidak berpenetrasi kedalam korteks rambut. Jenis

sediaan pewarna rambut yang digunakan untuk pewarnaan rambut temporer

meliputi bilasan warna, sampo warna termasuk juga kombinasinya dengan

bilasan warna, krayon rambut, dan semprot pewarna rambut.


20

3. Pewarna rambut semi permanen

Pewarna rambut semi permanen adalah pewarna rambut yang memiliki

daya lekat tidak terlalu lama, daya lekatnya ada yang 4-6 minggu, ada juga

6-8 minggu. Pewarnaan rambut ini masih dapat tahan terhadap keramas,

tetapi jika berulang dikeramas, zat warnanya akan luntur. Tujuan pemberian

pewarna semi permanen selain untuk menyegarkan warna rambut yang

kusam dan juga untuk mempertahankan kemilau rambut. Oleh sebab itu,

rambut putih yang dicat hitam dengan jenis zat yang bersifat semi permanen

ini secara perlahanlahan, setelah 4-6 minggu akan menguning kecoklatan

dan akhirnya rambut akan kembali menjadi putih atau putih kekuningan.

4. Pewarna rambut permanen

Pewarna rambut permanen berpenetrasi ke dalam kutikula dan terdeposit

pada korteks rambut. Pewarna rambut jenis ini memiliki daya lekat yang

jauh lebih lama sehingga tidak luntur karena keramas dengan sampo dan

dapat bertahan 3-4 bulan. Pewarna permanen terdapat dalam berbagai bentuk

dan macam, seperti krim, jeli, dan cairan. Bahan pewarna ini meliputi

campuran zat warna nabati dengan zat warna senyawa logam, zat warna

amino seperti orto atau para diaminobenzen. Pewarna ini berguna untuk

menutupi warna rambut putih, rambut beruban, serta rambut dengan warna

asli untuk mendapatkan warna-warna yang mendekati warna asli menurut

selera atau zaman. Susunan rambut atau berbagai macam tebal rambut akan
21

mempengaruhi daya penyerapan cat. Pada umumnya, rambut halus lebih

cepat dan lebih mudah menyerap cat dibanding rambut kasar dan tebal.

2.9 Uraian bahan

1. Zat Aktif

Ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.).

2. Gliserin

Gliserin Pemerian cairan seperti sirop, jernih, tidak berwarna, tidak

berbau, memiliki rasa manis. Gliserin larut dalam aseton, benzen, kloroform,

etanol(95%), eter, etil, asetat, metanol, minyak, dan air. Gliserin bersifat

higroskopis, tidak dapat teroksidasi pada kondisi penyimpanan suhu

ruangan, dapat terdekomposisi saat pemanasan membentuk akrolein.

Campuran dari gliserin dengan air, etanol (95%), dan propilen glikol stabil

secara kimia. Gliserin berfungsi sebagai pengawet antimikrobial, emolien,

humektan, plastizer, pelarut, agen pemanis, dan agen tonisitas. Aplikasi

gliserin pada formulasi atau teknologi farmasi pada sediaan topikal adalah

sebagai humektan dan emolien. Selain itu gliserin digunakan sebagai zat

tambahan dalam gel dengan basis hidrofilik dan hidrofobik (Jessika, 2012).

Gliserin berfungsi sebagai humektan dengan konsentrasi < 30% (Annisa,

2017)

3. Trietanolamin
22

Pemerian : cairan kental, jernih, tidak berwarna hingga kuning pucat

dengan sedikit bau amoniak. Kelarutan : Larut dalam air , metanol, karbon

tetraklorida, dan aseton Penggunaan : sebagai emulsifying agent .

Trietanolamin merupakan senyawa sabun yang berbentuk melalui

transplantasi asam lemak dan produk trietnol teknis yang mengandung 10-

15% dietanolmin dan 5% monoetanolamin. Trietanolamin banyak digunakan

dalam formulasi sediaan topical, terutama dalam pembentukan elmusi.

Bersifat sangat higroskopis, TEA akan berubah menjadi warna coklat

apabila terpapar oleh udara dan cahaya langsung (Rowe dkk., 2009).

4. Nipagin

Metil paraben berbentuk kristal tak berwarna atau bubuk kristal putih,

tidak berbau atau hampir tidak berbau dan sedikit memberikan rasa panas.

Metil paraben memiliki kelarutan dalam air yaitu 1 bagian larut dalam 400

bagian air pada suhu ruang dan 1 bagian larut dalam 50 bagian air pada suhu

50°C bagian air pada suhu 50°C. Metil paraben mudah larut dalam etanol

dan dalam propilen glikol namun praktis dan tidak larut dalam minyak

mineral. Metil paraben bersifat nonmutagenik (sifat bahan yang tidak dapat

menyebabkan perubahan kromosom yang dapat mengubah genetika.

Nonteratogenik (sifat bahan yanh tidak dapat mempengaruhi pembentukan

dan pertumbuhan embrio, dan non-karsinogenik (sifat bahan yang tidak

menyebabkan sel kanker (Munika, 2018).

5. Nipasol
23

Prophyl paraben atau nipasol memiliki rumus kimia C 10H12O3 dengan

berat molekul 180,20. Prophyl paraben berbentuk bubuk putih, kristal, tidak

berbau, dan tidak berasa. Prophyl paraben sangat larut dalam aseton, dan

eter, mudah larut dalam etanol 95% dan dalam propilen glikol. Kelarutannya

dalam air adalah 1 bagian larut dalam 2500 bagian air dalam suhu ruang dan

dalam 225 bagian air pada suhu 80°C. konsentrasi nipasol yang digunakan

untuk sediaan topikal, yaitu 0,01-0,6 (Munika, 2018).

6. Aquadest

Air suling dibuat dengan menyuling air yang dapat diminum. Pemerian

cairan jernih, tidak bewarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa.

Penyimpanan dalam wadah tertutup baik, air suling digunakan sebagai

pelarut (Wulandari, 2015).

2.10 Evaluasi Fisik Sediaan Gel Pewarna Rambut

1. Uji Organoleptis

Uji organoleptis dilakukan untuk melihat tampilan fisik sediaan dengan

cara melakukan pengamatan terhadap bentuk, warna, bau dari sediaan yang

telah dibuat (Afianti, dan Murrukmihadi, 2015).

2. Uji Ph

Uji pengukuran pH dilakukan untuk mengetahui pH gel apakah sesuai

dengan pH kulit yaitu antara 4,5-6,5 (Alfianti, dan Murrokmihadi, 2015).

3. Uji Homogenitas
24

Uji homogenitas merupakan salah satu uji yang terpenting dalam sediaan

gel, bertujuan untuk mengetahui apakah bahan-bahan dalam formulasi

tersebut tercampur merata atau tidak (Afiyanti, dan Murrukmihadi, 2015).

Homogenitas ditunjukan dengan tidak adanya butiran kasar pada sediaan

(Sayuti, 2015).

4. Uji Daya Lekat

Tujuan dari uji daya lekat ini adalah untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan gel melekat pada kulit dalam waktu tertentu sehingga dapat

berfungsi secara maksimal (Afiyanti, dan Murrukmihadi, 2015). Sifat umum

sediaan gel adalah mampu melekat pada permukaan tempat pemakaian

dalam waktu yang cukup lama sebelum sediaan dicuci atau dibersihkan

(Husnani, 2016).

5. Uji Daya Sebar

Pengujian daya sebar bertujuan untuk mengetahui penyebaran gel pada

sediaan rambut. Penyebaran gel yang baik yaitu antara 5-7 cm (Rum, Ultha,

dan Ghazali, 2016).

6. Uji Efektivitas Pewarnaan

Pengujian sediaan gel pewarna rambut dilakukan untuk mengetahui

apakah sediaan gel pewarna rambut yang dibuat dapat memberikan efek

pewarnaan pada rambut. Pengujian efektivitas sediaan gel pewarna rambut

dilakukan terhadap sediaan gel pewarna rambut formula I, II, III dibiarkan
25

selama 2 jam, kemudian rambut dicuci dan diamati ada tidaknya perubahan

warna yang terjadi pada rambut (Natasia, 2017).

2.11 Hipotesis

1. Ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) dapat digunakan sebagai

pewarna rambut dalam sediaan gel.

2. Terdapat formula yang paling baik sebagai pewarna alami pada sediaan

pewarna rambut ditinjau dari sifat fisik sediaan.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah gel ekstrak daun jambu biji (Psidium

guajava L.) sebagai pewarna rambut alami.

3.2 Sampel dan Teknik Sampling

Sampel adalah bagian dari populasi yang memilikli sifat dan karakteristik

yang sama dengan populasi itu sendiri, sampel yang digunakan adalah sediaan

gel ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) sebagai pewarna rambut

alami. Teknik sampling yang digunakan yaitu dengan total sampling, yaitu

seluruh anggota populasi dijadikan sampel (Sugiono, 2016).

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah poin-poin yang akan menjadi karakteristik suatu

penelitian. Variabel bentuk berdasarkan kerangka konsep penelitian. Pada

penelitian ini terdapat beberapa variabel antara lain :

3.3.1 Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel terkait (Agustian dkk, 2019).

Variabel bebas dalam penelitian ini berupa gel ekstrak daun jambu biji

(Psidium guajava L.) sebagai pewarna rambut alami.

26
27

3.3.2 Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dibuat konstan sehingga tidak

akan mempengaruhi variabel yang akan diteliti. Variabel terikat yang

digunakan pada penelitian ini adalah maserasi dengan pembuatan gel.

3.3.3 Variabel Kontrol

Variabel kontrol adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

sebab akibat adanya variabel bebas (Aulia dan Yulianti, 2019). Variabel

kontrol dalam penelitian ini berupa uji sifat fisik sediaan gel dari ekstrak

daun jambu biji ( Psidium guajava L.) sebagai pewarna rambut alami.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kualitatif dan

kuantitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu menggunakan eksperimen di Laboratorium Diploma III Farmasi

Politeknik Harapan Bersama Tegal

3.5 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan untuk penelitian sebagai berikut :

3.5.1 Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat-alat gelas

laboratorium, mikroskop, pinset, gunting, spatula, sudip, deck glass,


28

objek glass, mortar dan stemper, cawan porselen, neraca analitik, sendok

tanduk, viskometer, dan pH meter, sarung tangan, penggaris,

3.5.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak daun jambu

biji (Psidium guajava L), Trietanolamin, Gliserin, Nipagin, Nipasol,

Aquadest, kertas perkamen, kain flanel, shampo, kertas saring, tissue

gulung dan uban (wig rambut putih).

3.6 Cara Kerja

3.6.1 Proses Pembuatan Simplisia

1. Pengumpulan Bahan Baku

Kualitas bahan baku simplisia sangat dipengaruhi oleh beberapa

faktor seperti : umur tumbuhan atau bagian tubuh tumbuhan pada

waktu panen, bagian tumbuhan, waktu panen dan lingkungan tempat

tumbuh.

2. Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau

bahan-bahan asing dari bahan simplisia. Misalnya bahan-bahan asing

seperti tanah, krikil, rumput, batang, daun, akar yang telah rusak, serta

pengotor yang harus dibuang. (Kurniasih, 2019).

3. Pencucian

Pencucian dilakukan dengan menggunakan air bersih yang mengalir

pada simplisia untuk menghilangkan tanah atau kotoran dan dapat


29

mengurangi mikroba-mikroba lainnya yang melekat pada bahan

simplisia. Pencucian harus dilakukan dalam waktu yang sesingkat

mungkin untuk menghindari adanya zat terbuang yang terkandung

dalam simplisia (Kurniasih, 2019).

4. Perajangan

Perajangan bahan simplisia dilakukan untuk mempermudah proses

pengeringan, pengepakan dan penggilingan. Tanaman yang baru

diambil jangan langsung dirajang tetapi dijemur dalam keadaan utuh

selama satu hari. Perajangan dapat dilakukan dengan pisau, dengan

alat mesin peranjang khusus sehingga diperoleh irisan tipis atau

potongan dengan ukuran yang dikehendaki.

5. Pengeringan

Tujuan pengeringan adalah untuk mendapatkan simplisia yang tidak

mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama.

Pengeringan dilakukan dengan menggunakan sinar matahari atau

menggunakan suatu alat pengeringan. Hal-hal yang diperhatikan

selama proses pengeringan adalah suhu pengeringan,kelembapan

udara,aliran udara,waktu pengeringan dan luas permukaan bahan.

6. Sortasi kering

Simplisia yang telah kering tersebut masih sekali lagi dilakukan

sortasi untuk memisahkan kotoran, bahan organik asing, dan simplisia

yang rusak karena sebagai akibat proses sebelumnya.


30

3.6.2 Uji Makroskopik Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)

Uji makroskopik merupakan pengujian yang dilakukan dengan mata

telanjang atau dengan bantuan kaca pembesar terhadap berbagai organ

tanaman yang digunakan untuk simplisia. Uji makroskopik daun jambu

biji (Psidium guajava L.) dapat dilihat pada skema dibawah ini :

Mengamati simplisia dengan mata telanjang atau dengan kaca pembesar

Mencatat hasilnya

Gambar 2 Skema Uji Makroskopik


(Sumber : Siswondo, 2013)
3.6.3 Uji Mikroskopik Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)

Uji mikroskopik simplisia dilakukan dengan cara meletakkan simplisia

diatas objek glass kemudian tambahkan air 2 tetes aquadest, selanjutnya

ditutup dengan deck glass dan mengamatinya dibawah mikroskop. Uji ini

bertujuan untuk mengidentifikasi kebenaran sampel. Uji mikroskopik

simplisia dapat dilihat pada skema dibawah ini :

Meletakkan simplisia diatas objek glass

Menambahkan 1 tetes aquadest dan tutup dengan deck glass

Kemudian mengamati dibawah mikroskop


31

Gambar 3 Skema Uji Mikroskopik


3.6.4 Pembuatan Ekstrak Maserasi

Pengambilan ekstrak daun jambu biji dilakukan dengan menggunakan

metode maserasi. Langkah pertama yaitu menimbang serbuk daun jambu

biji sebanyak 100 g. kemudian masukkan ke dalam chamber dan

tambahkan dengan 500 ml etanol 96%, selanjutnya mengaduk selama 5

menit. Pengadukan ini bertujuan agar etanol berdifusi dalam zat aktif, lalu

ditutup dengan rapat dan diamkan selama 3 hari dalam tempat yang

terlindungi dari sinar matahari langsung dengan mengaduk dalam sehari

± 5 menit selama 6 jam agar penyari masuk ke dalam sel serbuk sampel.

Setelah di maserasi 3 hari, kemudian di saring dengan menggunakan kain

flabnel dan masukan filtrat pada beaker glass. Selanjutnya filtrat di

uapkan menggunakan waterbath hingga filtrat mengental. Pembuatan

ekstrak maserasi daun jambu biji sebagai berikut

Menimbang serbuk daun jambu biji sebanyak 100 g

Memasukkan sampel ke dalam chamber 100 g dengan menambahkan


etanol 96% sebanyak 500 ml, tunggu hingga 3 hari

Mengaduk filtrat maserasi ± 5 menit setiap 6 jam

Menyaring dan masukkan filtrat ke beaker glass

Menguapkan filtrat menggunakan waterbath hingga filtrat mengental


32

Gambar 4 Skema Pembuatan Ekstrak Daun Jambu Biji


3.6.5 Uji Identifikasi Bebas Etanol pada Ekstrak Daun Jambu Biji

Ekstrak kental yang diperoleh kemudian dilakukan uji bebas etanol

yang bertujuan untuk mengetahui apakah dalam ekstrak tersebut masih

mengandung etanol atau tidak. Apabila sudah tidak berbau ester, berarti

ekstrak daun jambu biji tersebut sudah bebas dari etanol. Memasukkan

0,5 gram esktrak ke dalam tabung reaksi. Lalu menambahkan 2 tetes asam

asetat dan 2 tetes asam sulfat pekat, panaskan (Tenda, Lenggu, dan Ngale,

2017). Uji bebas etanol daun jambu biji (Psidium guajava L). dapat

dilihat pada skema dibawah ini :

Memasukkan 0,5 g ekstrak daun jambu biji ke dalam reaksi

Menambahkan 2 tetes asam asetat dan 2 tetes asam sulfat, lalu


panaskan

Gambar 5 Skema Uji Bebas Etanol Daun Jambu Biji

(Psidium guajava L.)

3.6.6 Uji Flavonoid

1. Uji Flavonoid Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)

Menyiapkan 2 ml ekstrak daun jambu biji. Menambahkan air

secukupnya. Mendidihkan selama 5 menit kemudian da saring. Filtrat

sebanyak 5 ml ditambahkan 0,05 mg serbuk magnesium dan 1 ml HCL


33

pekat. Kemudian kocok kuat kuat. Jika terjadi warna merah, kuning,

atau jingga. Menunjukkan adanya flavonoid.

Menyiapkan 2 ml ekstrak daun jambu biji

Menambahkan air secukupnya,dan mendidihkan selama 5


menit kemudian saring

Filtrat sebanyak 5 ml ditambahkan 0,05 mg serbuk Mg dan 1


ml HCL pekat

Kemudian kocok kuat-kuat

Mengamati perubahan wana, jika terdapat flavonoid maka


akan Gambar 6 Skema
berubah warna Ujikuning
merah, Flavonoid
atau jingga

3.6.7 Formula

Formula pewarna rambut dari ekstrak daun jambu biji (Psidium

guajava L.) seperti pada tabel berikut :

Tabel 2 Formula

Formula Formula Formul


Bahan Standar Literatur Fungsi
1 2 3
Ekstrak 0,25% 0,5% 1% 0,25% Wuland Bahan
daun ari, aktif
jambu biji 2016
Gliserin 10% 10 % 10 %  Wuland Emolien
ari,
2016
Trietanola 1% 1% 1% 0,5%- Wuland Menjernih
min 1% ari, kan gel
2016 dan
membuat
34

Formula Formula Formul


Bahan Standar Literatur Fungsi
1 2 3
transparan
Nipasol 0,02 % 0,02 % 0,02 % 0,2%- Wuland pengawet
o,3% ari,
2016
Nipagin 0,2 % 0,2 % 0,2% 0,2%- Wuland pengawet
o,3% ari,
2016
Aquadest 100 100 100 - Wuland Pelarut
ari,
2016
Masing-masing formula dibuat sebanyak … gr

3.6.8 Pembuatan Gel Pewarna Rambut

Dalam pembuatan gel ekstrak daun jambu biji yang pertama yaitu

menyiapkan alat dan bahan kemudian carbopol 940 ditambahkan air

sedikit demi sedikit di gerus dan ditambahkan gliserin serta TEA

kemudian di gerus hingga menjadi basis gel, kemudian ditambahkan

nipagin dan nipasol ke massa I kemudian ditambahkan ekstrak etanol

70% daun jambu biji ke massa II kemudian ditambahkan aroma greentea

hingga menjadi gel pewarna rambut.

3.6.9 Uji Sifat Fisik Gel Pewarna Rambut

1. Uji Organoleptis

Uji organoleptis bertujuan untuk mengetahui apakah sediaan

yang dibuat memiliki bentuk, warna, bau sesuai dengan yang

diharapkan atau tidak. Uji ini dilakukan dengan melihat bentuk


35

sediaan, menghirup bau sediaan, melihat warna sediaan yang

dihasilkan (Afianti, dan Murrukmihadi, 2015). Uji organoleptis dapat

dilihat pada skema dibawah ini :

Menyiapkan dan mengamati sediaan gel yang akan di uji

Melihat warna, bentuk, rasa dikulit dan menghirup sediaan yang


dibuat

Mencatat hasil bentuk, warna, rasa dan bau yang dihasilkan

Gambar 7 Skema Uji Organoleptis


2. Uji pH

Mengoleskan sedikit sediaan gel pada kertas pH, lalu mencocokan

warna kertas yang dihasilkan dengan melihat indikator pH. Nilai pH

yang baik 4,5 – 6,5 atau sesuai dengan nilai pH kulit manusia (Afianti,

dan Murrukmihadi, 2015). Uji pH dapat dilihat pada skema dibawah

ini

Menyiapkan sediaan gel yang akan diuji

Mengoleskan gel pada stik Ph

Mengukur pH dengan melihat pada indikator pH, lalu catat hasil


pH
Gambar 8 Skema Uji pH
36

3. Uji homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan cara di oleskann ke dalam objek

gelas atau bahan transparan yang cocok, sediaan tersebut harus

menunjukan yang homogen dan tidak terlihat adanya butiran kasar

(Yusrinie, 2018).

Menyiapkan gel ekstrak daun jambu biji

Menggoleskan gel pada objek glass, kemudian tutup dengan


menggunakan deck glass

Mencatat hasil pengamatan


Gambar 9 Skema Uji Homogenitas
4. Uji Daya Lekat

Uji daya sebar dilakukan dengan cara meletakan gel (secukupnya)

diatas objek glass yang lain diatas gel tersebut tekanlah dengan beban

1 kg tersebut selama 5 menit. Pasanglah objek glass pada alat.

Lepaskan beban seberat 100 g dan catat waktunya hingga kedua obyek

glass tersebut terlepas ( Galeri, 2015).

Meletakan gel secukupnya diatas obyek glass

Menutup dengan penutup lempeng dan menambahkan beban


seberat 100 g
37

Mengamati waktu lama gel

Gambar 10 Skema Uji Daya Lekat

5. Uji Daya Sebar

Dilakukan dengan menimbang sampel sebanyak 0,5 g pada kaca

arloji, kemudian tutup dengan kaca arloji lain lalu diberi bebas diatas

tumpukan kaca arloji tersebut sebesar 50 g, lalu diamkan 1 menit.

Mencatat diameter dan jari-jarinya dan menghitung masing-masing

luar permukaan beban 50 g. daya sebar yang baik yaitu 5-7 cm (Rum,

Ultha, dan Ghazali, 2016). Uji daya sebar dapat dilihat pada skema

dibawah ini :

Menyiapkan sediaan gel yang akan di uji

Menimbang 0,5 g gel diletakan diatas kaca arloji, kaca arloji


diletakan diatasnya

Menambahkan beban diatasnya seberat 50 g

Membiarkan selama 1 menit, dan mengukur diameter sebar gel


tersebut
38

Membiarkan selama 1 menit, dan mengukur diameter sebar gel


tersebut

Gambar 11 Skema Uji Daya Sebar

6. Uji Efektivitas Pewarnaan

Uji efektivitas dilakukan pada sediaan gel pewarna rambut untuk

mengetahui apakah sediaan gel pewarna rambut yang telah dibuat

dapat memberikan efek pewarnaan pada rambut. Pengujian efektivitas

sediaan gel pewarna rambut dilakukan terhadap sediaan gel pewarna

rambut dengan formula I,II,III. Uji efektivitas pewarnaan dilakukan

dengan cara sediaan dioleskan pada rambut yang sudah diberi tanda,

dioleskan secara merata pada rambut dan dibiarkan selama 2 jam,

kemudian rambut dicuci dan diamati ada tidaknya perubahan warna

yang terjadi pada rambut. Uji efektivitas pewarnaan dapat dilihat pada

skema dibawah ini:

Mengambil sediaan gel yang akan di uji


39

Mengoleskan sediaan gel pada rambut dengan formula I,II,III


secara merata yang sudah diberi tanda, biarkan selama 2 jam

Mencuci rambut dan amati ada tidaknya perubahan warna yang


terjadi pada rambut

Mencatat hasil yang diperoleh

Gambar 12 Skema Uji Efektivitas Pewarnaan


3.7 Analisa data

Pada penelitian ini menggunakan analisis pendekatan secara One Way ANOVA
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian tentang formulasi dan uji sifat fisik sediaan gel pewarna rambut

alami dari ekstrak daun jambu biji ( Psidium guajava L.) bertujuan untuk mengetahui

ekstrak daun jambu biji dapat digunakan sebagai pewarna alami dan formula

berapakah yang paling baik ditinjau dari sifat fisik sediaan denggan menggunakan

ekstrak daun jambu biji formula I (0,25 %), formula II (0,05 %), formula III (1 %).

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sediaan gel pewarna rambut

alami dari ekstrak daun jambu biji ( Psidium guajava L.) sebelum melakukan

pengolahan bahan terlebih dahulu mengidentifikasikan daun jambu biji bertujuan

untuk memastikan kebenaran dari sampel daun jambu biji yang akan digunakan

sebagai zat aktif gel pewarna rambut, yaitu melalui uji makroskopis, mikroskopis, uji

bebas etanol dan uji flavonoid. Berikut hasil identifikasi daun jambu biji tersebut :

4.1 Uji Makroskopis

Uji makroskopis merupakan pengujian yang dilakukan dengan mata

telanjang atau dengan bantuan kaca pembesar terhadap berbagai tanaman organ

yang digunakan untuk simplisia. Uji ini bertujuan untuk mengidentifikasikan

kebenaran sampel. Hasil identifikasi makroskopis daun jambu biji ( Psidium

guajava L.) dapat dilihat pada tabel berikut :

40
41

Tabel 4.1 Identifikasi Makroskopis Daun Jambu Biji ( Psidium guajava L.)

Gambar Literatur
No Hasil Ket
Tanaman (Tsukaya, 2005)

1. Daun jambu jambu biji memiliki struktur +

biji berbentuk daun tunggal dan

lonjong, mengeluarkan aroma yang khas

jorong dan jika diremas. Kedudukan

telur terbalik, daunnya bersilangan dengan

berwarna letak daun berhadapan dan

kehijauan pertulangan daun menyirip.

Terdapat beberapa bentuk daun

pada tanaman jambu biji, yaitu:

bentuk daun lonjong, jorong,

dan bundar telur terbalik.

Berdasarkan tabel di atas hasil identifikasi makrokopis daun jambu biji

(Psidium guajava L.) menunjukan hasil positif dengan menghasilkan daun

jambu biji berbentuk lonjong, jorong atau berbalik telurdan bewarna kehijauan.

Hal ini menunjukan bahwa hasil identifikasi makrokopis sesuai dengan standar

atau literatur.
42

4.2 Uji Mikroskopis


Setelah dilakukan uji makroskopis, selanjutnya dilakukan uji secara

mikroskopis pada serbuk daun jambu biji dengan menggunakan mikroskop.

Tujuan dari uji mikroskopis ini adalah untuk melihat fragmen-fragmen dari

daun jambu biji ( Psidium guajava L.), Hasil dapat dilihat pada tabel dibawah

ini :

Tabel 4.2 Hasil Uji Mikroskopis

No Hasil Pengamatan Literatur Keterangan


(

1. Mesofil dengan
kelenjar minyak

2. Berkas
Pengangkut

3. Stomata tipe
anomositis
43

Berdasarkan tabel di atas hasil identifikasi mikroskopis daun jambu biji

(Psidium guajava L.). dapat terlihat dengan adanya mesofil dengan kelenjar

minyak, berkas pengamgkut, stomata tipe anomositas. Hal ini menunjukkan

bahwa hasil identifikasi sesuai dengan standar dan literatur.

Setelah melakukan identifikasi daun jambu biji ( Psidium guajava L.)

langkah selanjutnya pembuatan ekstrak. Tujuan pembuatan esktrak ini untuk

mendapatkan zat warna yang lebih optimal. Daun jambu biji sebanyak 100

gram dimasukan kedalam labu alat bulat, selanjutnya menambahkan etanol 70%

sebanyak 500 ml kemudian dilakukan maserasi selama 5 hari dan di aduk

selama 5 menit setiap 6 jam sekali, lalu hasil yang diperoleh disaring dengan

menggunakan kain flannel dan diperoleh ekstrak cair untuk daun jambu biji

berwarna hijau. Kemudian dipekatkan diatas water bath dan diperoleh ekstrak

kental, selanjutnya menghitung hasil rendemen yang diperoleh. Hasil rendemen

ekstrak daun jambu biji diperoleh 36,28 % dan berat ekstrak daun jambu biji

sebanyak 36,28 %.

Sebelum pembuatan sediaan, ekstrak terlebih dahulu melakukan uji

organoleptis ekstrak, uji bebas etanol bertujuan agar gel yang telah dibuat dari

ekstrak daun jambu biji menghasilkan kandungan senyawa yang sesuai dan

bebas dari kandungan etanol dan uji flavonoid. Berikut uji organoleptis ekstrak,

uji bebas etanol dan uji flavonoid.


44

4.3 Uji Organoleptis Ekstrak

Uji organoleptis ekstrak bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak yang

dibuat memiliki bentuk, warna dan bau yang diharapkan atau tidak. Uji ini

dilakukan dengan melihat bentuk, warna dan menghirup bau atau aroma yang

dihasilkan. Berikut hasil uji organoleptis ekstak kental daun jambu biji dapat

dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 4.5 Hasil Uji Organoleptis Ekstrak

Ekstrak Uji Organoleptis Hasil Penelitian Gambar


Daun Jambu Bentuk Kental
Biji
Warna Hijau Kecoklatan
Bau Daun Jambu Biji
Rasa Sepat

Berdasarkan dari tabel 4.5 diatas bahwa hasil uji organoleptis ekstrak yang

telah dibuat memiliki bentuk yang kental, warna hijau kecoklatan dan bau untuk

daun jambu biji berbau khas daun jambu biji, sehingga dapat disimpulkan

bahwa ekstrak daun jambu biji memiliki bentuk, warna dan bau yang sesuai

diharapkan.

4.4 Uji Bebas Etanol

Uji Bebas Etanol pada ekstrak daun jambu biji bertujuan untuk memastikan

ada atau tidaknya kandungan etanol dalam ekstrak. Persyaratan suatu sediaan

terbebas dari etanol apabila tidak tercium bau khas senyawa Ester. Pereaksi
45

yang digunakan yaitu asam asetat dan asam sulfat pekat. Berikut hasil uji bebas

etanol ekstrak daun jambu biji dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.6 Hasil Uji Bebas Etanol

Perlakuan Uji Hasil Pustaka Gambar Ket


Identifikasi
0,05 gram Bau Ester Tidak tercium
+
ekstrak hilang, tetapi bau ester
dimasukkan bau khas (Tenda,
kedalam tabung daun jambu Lenggu, dan
reaksi + 2 tetes biji Ngale, 2017)
asam asetat dan
2 tetes asam
sulfat pekat

Berdasarkan dari tabel 4.6 diatas bahwa hasil uji bebas etanol, ekstrak daun

jambu biji dengan menambahkan 2 tetes asam asetat dan 2 tetes asam sulfat

pekat sudah tidak tercium bau ester tetapi menghasilkan bau khas daun jambu

biji, hal ini karena adanya proses esterifikasi dari reaksi asam asetat

(CH3COOH) dan asam sulfat (H2S04) sehingga menunjukkan bahwa hasil uji

bebas etanol positif yaitu ekstrak daun jambu biji tidak mengandung etanol dan

sesuai dengan pustaka. Karena jika masih adanya etanol di dalam ekstrak maka

akan mempengaruhi proses antosianin.


46

4.5 Uji Flavonoid

4.6.1 Uji Flavonoid Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)

Menyiapkan 2 ml ekstrak daun jambu biji ditambahkan air panas

secukupnya, kemudian didihkan selama 5 menit lalu di saring. Filtrat

sebanyak 5 ml ditambahkan 0,05 mg serbuk Mg dan 1 ml H2S04,

kemudian kocok kuat kuat. Uji positif ditunjukkan dengan terbentuknya

warna kuning, hijau pekat, hijau kecoklatan.

Tabel 4.7 Hasil Uji Flavonoid Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)

Perlakuan Uji Hasil Pustaka Gambar Ket


Identifikasi
Sebanyak 2 ml Hasil
(Agustina, +
ekstrak daun jambu terbentuk ratna.
biji ditambahkan berwarna 2018).
Efektif
air panas kuning ekstrak
secukupnya, kehijauan daun jambu
biji
kemudian didihkan (psidium
selama 5 menit lalu guajava L)
Terhadap
disaring. Filtrat Bakteri
sebanyak 5 ml aeromonas
hydrophila
ditambahkan 0,05 secara in
mg serbuk Mg dan vitro
1 ml H2S04.

Berdasarkan tabel 4.8 diatas hasil identifikasi senyawa flavonoid

menunjukan hasil positif dengan menghasilkan perubahan warna dari


47

hijau berubah menjadi kuning kecoklatan. Hal ini menggunakan bahwa

hasil uji flavonoid sesuai dengan literatur.

Setelah melakukan uji organoleptis ekstrak, uji bebas etanol, dan uji

flavonoid. Langkah selanjutnya adalah pembuatan gel pewarna rambut.

Pembuatan gel pewarna rambut dibuat dibuat menjadi 3 formula. Formula

pertama menggunakan esktrak (25%), formula kedua menggunakan

esktrak (0,5%), dan formula ketiga menggunakan ekstrak (1%). Langkah

yang pertama menimbang semua bahan yang akan digunakan, kemudian

mengembangkan hmpc dilarutkan dengan aquadest sebanyak 50 ml, aduk

sampai mengembang dan homogen, selanjutnya menambahkan nipagin

nipasol dan gliserin pada cawan uap aduk sampai homogen, fungsi

penambahan nipagin dan nipasol sebagai pengawet untuk mencegah

pertumbuhan mikroorganisme karena sediaan gel memiliki kandungan air

yang banyak dengan konsentrasi nipagin 0,2 % dan nipasol 0,2 %.

Pengawet yang ditambahkan kombinasi nipagin dan nipasol, kerena

masing-masing komponen mempunyai fungsi yang berbeda. Nipagin

lebih efektif untuk antimikroba sedangkan nipasol lebih efektif sebagai

antijamur. Fungsi penambahan gliserin yaitu sebagai hukmetan agar

ketika digunakan sediaan gel pewarna rambut memberikan kesan yang

lembab pada rambut dan menjaga kelembapan agar tetap lembab dan

tidak kering selama penyimpanan, konsentrasi yang digunakan 10%.

Mencampurkan kedalam mortir yang berisikan gelling agent dan


48

campuran nipagin nipasol, gliserin aduk sampai homogen, lalu

menambahkan bahan aktif atau ekstrak daun jambu biji dan sisa aquadest

lalu lalu aduk hingga homogen.

Setelah melakukan proses pembuatan gel, langkah selanjutnya

melakukan uji sifat fisik sediaan gel tujuannya untuk mengetahui apakah

ekstrak daun jambu biji bisa digunakan sebagai pewarna rambut ditinjau

dari uji sifat fisik sediaan. Uji sifat fisik meliputi uji organoleptis, uji pH,

uji homogenitas, uji daya lekat, uji daya sebar, dan pengujian efektivitas

pewarnaan. Berikut uji sifat fisik sediaan gel pewarna rambut.

4.6 Uji Organoleptis

Tujuan uji organoleptis ini untuk mengetahui tampilan gel yang berupa

wujud atau bentuk, warna, dan bau sediaan gel ( Afianti, dan Murrukmihadi,

2015). Hasil uji organoleptis gel pewarna rambut dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 4.8 Hasil Uji Organoleptis

Pengamatan Formula Gambar


1 II III
Bentuk Kental Kental Kental
Warna Hijau Hijau
Coklat
Kecoklatan Kecoklatan
Bau atau Khas daun Khas daun Khas daun
aroma jambu biji jambu biji jambu biji
Rasa di kulit Tidak lengket Tidak Tidak
lengket lengket
49

Formula 1 : esktrak daun jambu biji 25 %

Formula 2 : ekstrak daun jambu biji 0,05 %

Formula 3 : ekstrak daun jambu biji 1 %

Dari penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa ketiga formula tersebut

berdasarkan uji sifat fisik memiliki sedikit perbedaan, hal ini disebabkan karena

ekstrak daun jambu biji yang digunakan memiliki konsentrasi yang berbeda.

Berdasarkan dari tabel diatas hasil uji organoleptis menunjukan bahwa pada

formula pertama (25 %) menghasilkan gel yang kental, berwarna hijau

kecoklatan, berbau khas daun jambu biji dan rasa di kulit tidak lengket. Pada

formula kedua (0,05 %) menghasilkan gel yang kental, berwarna hijau

kecoklatan, berbau khas daun jambu biji dan rasa di kulit tidak lengket. Pada

formula ke ketiga (1 %) menghasilkan gel yang kental, berwarna kuning, hal ini

disebabkan karena menggunakan ekstrak yang lebih banyak dari formula yang

lain sehingga menghasilkan warna kuning, berbau khas daun jambu biji dan

rasa di kulit tidak lengket.

4.7 Uji pH

Uji pH bertujuan untuk mengetahui keamanan suatu sediaan, terutama

sediaan topikal. Idealnya sediaan topikal mempunyai nilai pH yang sama

dengan pH kulit agar tidak terjadi iritasi pada permukaan kulit. Pengukuran pH

dilakukan dengan menggunakan indikator pH.


50

Sediaan yang mengandung ekstrak jika dibandingkan pada sediaan yang

beredar dipasaran ( garnier ) menghasilkan pH yang tidak jauh berbeda. Hal ini

menunjukkan bahwa sediaan gel ekstrak daun jambu biji sebagai pewarna

rambut alami berada dalam rentan pH normal, sehingga meningkatkan

kenyamanan saat penggunaan dan tidak menyebabkan iritasi.

Tabel 4.9 Hasil Uji pH

Replikasi Formula Pustaka Gambar Keterangan

I II III

1 8 8 8

2 8 8 8 +

3 8 8 8

4.8 Uji Homogenitas

Uji homogenitas merupakan salah satu uji yang terpenting dalam sediaan

gel, bertujuan untuk mengetahui apakah bahan-bahan dalam formulasi tersebut

tercampur merata atau tidak ( Afianti dan Murrukmihadi, 2015) pengamatan

homogenitas ini dilakukan saat sediaan dioleskan pada kaca transparan dibawah

cahaya. Homogenitas ditunjukkan dengan tidak adanya butiran kasar pada

sediaan (Sayuti, 2015). Suatu sediaan harus homogen dan rata agar tidak
51

menimbulkan iritasi dan terdistribusi merata ketika digunakan ( Naibaho,

Yamlean, dan Wiyono, 2013). Hasil uji homogenitas gel pewarna rambut dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas

Replikasi Formula Pustaka


I II III (Sayuti, Gambar
2015)
1 Homogen Homogen Homogen Homogen
dan tidak
adanya
butiran
kasar pada
sediaan

2 Homogen Homogen Homogen Homogen


dan tidak
adanya
butiran
kasar pada
sediaan
3 Homogen Homogen Homogen Homogen
dan tidak
adanya
butiran
kasar pada
sediaan

Berdasarkan dari tabel 4.12 bahwa hasil uji homogenitas yang dilakukan

memberikan hasil yang homogen untuk tiap sediaan, dilihat berdasarkan tidak

adanya gumpalan maupun butiran kasar pada sediaan gel. Sediaan gel yang

homogen menunjukan bahwa ketercampuran dari bahan-bahan gel serta ekstrak


52

daun jambu biji yang digunakan baik sehingga tidak dapati gumpalan ataupun

butiran kasar pada sediaan.

4.9 Uji Daya Lekat

Tujuan dari uji daya lekat ini adalah untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan gel melekat pada kulit dalam waktu tertentu sehingga dapat

berfungsi secara maksimal. Tidak ada persyarataan khusus mengenai daya lekat

sediaan semipadat, namun sebaiknya daya lekat sediaan semipadat adalah lebih

dari 1 detik ( Afianti, dan Murrukmihadi, 2015). Semakin lama daya lekat suatu

sediaan pada tempat aplikasi maka efek farmakologis yang dihasilkan semakin

besar (Wulandari, 2015). Berikut hasil uji daya lekat gel pewarna rambut yang

dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.11 Hasil Daya Lekat Gel Pewarna Rambut

t (detik)
Replikasi Formula Formula Formula Pustaka Gambar
I II III
1 1,77 1,38 1,94 Lebih dari
2 2, 40 1,69 2,10 1detik
3 (Afianti,
1,21 1,55 1,83 dan
Rata-rata Murrukmi
1,79 1,54 1,95 hadi, 2015)

Berdasarkan tabel di atas hasil uji daya lekat menunjukkan bahwa dari

masing-masing formula gel mempunyai daya lekat yang baik karena memiliki

nilai daya lekat lebih dari 1 detik maka sesuai dengan nilai standar yaitu lebih

dari 1 detik. Berdasarkan nilai rata-rata uji daya lekat untuk formula 1 sebesar
53

1,79 detik, formula 2 sebesar 1,54 detik, formula 3 sebesar 1,95 detik. Jadi nilai

rata rata uji daya lekat berdasarkan lama waktu melekat yang paling baik adalah

formula ketiga sebesar 1,95 detik dilihat dari nilai rata-rata yang paling tinggi

daripada formula I dan formula II. Apabila daya lekat gel semakin lama

melekat pada rambut, maka zat aktif yang dilepaskan akan semakin anyak yang

diabsorpsi oleh rambut, artinya kemampuan gel melekat pada rambut dapat

berfungsi secara maksimal. Data yang sudah diperoleh kemudian dilakukan

analisa data dengan menggunakan One-Way Anova, untuk memperkuat hasil

penelitian.

Tabel 4.12 Hasil Tabel Anova Uji Daya Lekat

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.


Between Groups .264 2 .132 .999 .422
Within Groups .794 6 .132
Total 1.058 8

Berdasarkan dari tabel perhitungan One-Way Anova diatas didapatkan nilai

signifikasi 0,422 nilai F hitung 0,999 dan nilai F tabel 5,14 Hipotesis yang

diajukan adalah ekstrak daun jambu biji dapat digunakan sebagai zat pewarna

alami pengganti zat warna sintetik pada sediaan pewarna rambut dilihat

berdasarkan sifat fisik dan terdapat formulasi yang paling baik sebagai pewarna

alami pada sediaan pewarna rambut ditinjau dari sifat fisik sediaan. Hal tersebut

menunjukkan bahwa nilai F hitung lebih besar dari pada F tabel (F hitung > F
54

tabel) sebesar 1,058 >5,14 dengan tingkat kepercayaan 95% dan nilai

signifikasi < 0,05, sehingga dapat disimpulkan ekstrak daun jambu biji dapat

digunakan sebagai zat pewarna alami pengganti zat warna sintetik pada sediaan

pewarna rambut dilihat berdasarkan sifat fisik dan terdapat formulasi yang

paling baik sebagai pewarna alami pada sediaan pewarna rambut ditinjau dari

sifat fisik sediaan.

4.10 Uji Daya Sebar

Pengujian daya sebar bertujuan untuk mengetahui penyebarangel pada

sediaan rambut. Penyebaran gel yang baik yaitu antara 5-7 cm ( Rum Ultha, dan

Ghazali, 2016). Uji daya sebar gel berkaitan dengan kenyamanan pemakaian.

Sediaan gel diharapkan memiliki daya sebar sesuai dengan parameter kreteria.

Konsisten gel yang lunak menyebabkan gel lebih mudah merata, mudah

terserap di kulit dan berkesan lembut di kulit daripada gel yang kaku (Sayuti,

2015) semakin besar nilai daya sebar suatu sediaan, kemampuan menyebar

sediaan semakin besar, sebaliknya apabila nilai daya sebar sediaan semakin

kecil, kemampuan menyebar sediaan ditempat aksi semakin kecil pula

( Wulandari, 2015). Hasil uji daya sebar gel pewarna rambut dapat dilihat pada

tabel di bawah ini :

Tabel 4.13 Hasil Uji Daya Sebar

Formula Beban 50 g
Cm
55

Diameter Luas Permukaan


I 3 7,065
2,9 6,594
3 7,065
Rata-rata 2,96 6,908
II 2,9 6,594
3 7,065
3,5 9,614
Rata-rata 3,13 7,75
III 3 7,065
2,9 6,594
2 3,14
Rata-rata 2,63 5,59
Berdasarkan dari tabel diatas bahwa hasil uji daya sebar dengan beban

50 gram formula telah memenuhi syarat literatur yaitu diameter lebih dari 5

cm. Berdasarkan nilai rata-rata diameter uji daya sebar dengan beban 50

gram, formula pertama 0,25 sebesar 2,96 cm, formula kedua 0,5% sebesar

3,13 cm dan formula ketiga 1% sebesar 2,63 cm. Jadi nilai ratarata diameter

uji daya sebar berdasarkan daya menyebar paling baik terdapat pada formula

kedua dan formula ketiga karena memiliki nilai rata-rata diameter paling

tinggi yaitu 3,13 cm karena dilihat dari daya sebarnya luas sehingga gel

pewarna rambut mudah dioleskan pada rambut dan cepat memberikan efek

terapinya. Karena semakin besar nilai daya sebar suatu sediaan maka

kemampuan menyebar sediaan semakin baik. Data yang sudah diperoleh

kemudian dilakukan analisa data dengan menggunakan One-Way Anova,

untuk memperkuat hasil penelitian. Hasil tabel Anova uji daya sebar 50

gram dapat dilihat pada tabel dibawah berikut


56

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.


Between Groups 7.091 2 3.545 1.456 .305
Within Groups 14.614 6 2.436
Total 21.704 8

Berdasarkan dari tabel perhitungan One-Way Anova diatas didapatkan

nilai signifikasi 0,305 nilai F hitung 1,456 dan nilai F tabel 5,14. Hipotesis

yang diajukan adalah ekstrak daun jambu biji dapat digunakan sebagai zat

pewarna alami pengganti zat warna sintetik pada sediaan pewarna rambut

dilihat berdasarkan sifat fisik dan terdapat formulasi yang paling baik

sebagai pewarna alami pada sediaan pewarna rambut ditinjau dari sifat fisik

sediaan. 70 Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai F hitung lebih besar dari

pada F tabel (F hitung > F tabel) dengan nilai sebesar 1,456 > 5,14 dengan

tingkat kepuasan 95% dan nilai signifikasi < 0,05, sehingga kombinasi

ekstrak bunga telang dan ketela ungu dapat digunakan sebagai zat pewarna

alami pengganti zat warna sintetik pada sediaan pewarna rambut dilihat

berdasarkan sifat fisik dan terdapat formulasi yang paling baik sebagai

pewarna alami pada sediaan pewarna rambut ditinjau dari sifat fisik sediaan.

4.11 Uji Efektivitas Pewarnaan

Pengujian efektivitas sediaan gel pewarna rambut dilakukan untuk

mengetahui apakah sediaan gel pewarna rambut yang dibuat dapat

memberikan efek pewarnaan pada rambut. Pengujian efektivitas sediaan gel


57

pewarna rambut dilakukan terhadap sediaan gel pewarna rambut formula I,

formula II, dan formula III.

Tabel 4.14 Hasil Uji Efektifitas Pewarnaan

Replikasi Formula

I II III

3
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Pada karya tulis ilmiah ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Daun jambu biji dapat diformulasikan sebagai gel pewarna rambut.

2. Formula yang paling baik sebagai pewarna alami dalam gel yaitu formula II

dengan nilai rata-rata diameter 3,13 cm.

5.2 Saran

Pada karya tulis ilmiah ini dapat disarankan bahwa :

1. Penelitian selanjutnya dapat memformulasikan ekstrak daun jambu biji

(Psidium guajava L) dengan menggunakan konsentrasi yang berbeda.

2. Penelitian selanjutnya dapat membuat formula dan sediaan lainnya dari

daun jambu biji (Psidium guajava L).

3.

58
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, G. 2015. Sediaan Kosmetik. Bandung: Penerbit ITB

Afianti, H.P. dan Murrukmihadi, M., 2015, Pengaruh Variasi Kadar Gelling Agent
HPMC Terhadap Sifat Fisik dan Aktivitas Antibakteri Sediaan Gel Ekstrak
Etanolik Daun Kemangi (Ocimum basilicum L. forma cittratum Back.).
Majalah Farmastetik ,11,2-309
Agoes G, 2015. Sediaan Kosmetik (SFI-9), Penerbit Institut Teknologi Bandung,
273-284.
Allen, J. (2012). Practical Assessment, Research & Evaluation.University of Kans
Allen, L.V., Popovich, N.G., Ansel, H.C., 2005, Ansel’s Pharmaceutical Dossage
Forms and Drug Delivery Systems, Lippincott Williams & Wilkins,
Philadelphia.
Ansel, H. C., 2008, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, ed IV, Alih bahasa Ibrahim,
F. Jakarta : UI Press.
Asrina, R., Wahyuni, K. T., 2018. Formulasi Gel Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji
(Psidium guajava Linn.) Dengan Membandingkan Basis HPMC dan Natrium
Alginat. Jurnal Farmasi Sandi Karsa, 4(7), 1-5.
Bariqina, Endang, Ideawati, Zahida. 2001. Perawatan dan penataan rambut.
Yogyakarta: Adicitra Karya Nusa
Fatmawati, A., Subehan., Muliawati., 2016. Formulasi dan Evaluasi Fisik Gel
Nisosom Ekstrak Etanol Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.). Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Hapsoh dan Hasanah, Y., 2011. Budidaya Tanaman Obat dan Rempah. Medan: USU
Press.
Indriani, S., 2006, Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium
guajava L.), Jurnal Pertanian Indonesia, 11 (1) : 13-17

59
60

Kemenkes RI., 2014. Farmakope Herbal Indonesia. Departemen Kesehatan Republik


Indonesia, Jakarta.
Khullar, R., D. Kumar., N. Seth and S.Saini. 2012. Formulation and evaluation of
mefenamic acid emulgel for topical delivery, Saudi Pharm. J., 20:63-67
Kuntarsih. 2006. Jambu Biji (Psidium guajava). Surabaya: Trubus Agrisarana.
Kurniasih, E., . A., & . R., 2019. Sosialisasi Bahaya Radikal Bebas Dan Fungsi
Antioksidan Alami Bagi Kesehatan. Jurnal Vokasi, 3(1), 1.
Marjoni R. Dasar-Dasar Fitokimia Untuk Diploma III Farmasi. Jakarta: Trans Info
Media; 2016
Martin, A., Swarbrick, J., dan Cammarat, A., 2012, Farmasi Fisik Dasar – Dasar
Farmasi Fisik Dalam Ilmu Farmasetik, Penerbit Universitas Indonesia,
Jakarta, pp. 1077.
Rostamailis, dkk. 2008. Tata Kecantikan Rambut. Jilid 3. Jakarta : Departemen
Pendidikan Nasional
Rowe, R.C. et al. 2009. Handbook Of Pharmaceutical Excipients, 6th Ed, The
Pharmaceutical Press, London.

Rosmilawati, A (2016). Perbaikan kualitas jambu biji (Psidium guajava L.) var
Kristal dengan pengaturan leaf fruit ratio dan pemberongsongan buah
(Doctoral dissertation, IPB (Bogor Agricultural University)).

Puspaningtyas AR. (2012). Evaluation of the effect of read guava.

Sayuti, K.; Rina Yenrina: Antioksidan Alami dan Sintetik; Andalas Univesity Press:
Padang, 2015.
Soebagio. B., T. Rusdiana, K. Khairudin. 2007. Pembuatan gel dengan aqupec Hv-
505 dari ekstrak umbi bawang merah (Allium cepa L.) sebagai. antioksidan.
Seminar Penelitian Dosen Fakultas Farmasi. Universitas Padjadjaran.
Bandung
61

Sutriningsih., Sagala, Z., Meliana., 2017. Uji Efektivitas dan Uji Iritasi Gel Pewarna
Rambut dari Ekstrak Biji Buah Pepaya. Jurnal Muara Sains, Teknologi,
Kedokteran, dan Ilmu Kesehatan, 1(1), 59-66.
Tranggono, ReIswari, Fatma Latifah. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan
Kosmetik. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama; Hal. 100.
Voight, R., 1994, Buku Pengantar Teknologi Farmasi, 572-574, diterjemahkan oleh
Soedani, N., Edisi V, Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada Press.
Wasitaatmadja, 1997, Penuntun Kosmetik Medik, Universitas Indonesia, Jakarta.
LAMPIRAN

62
63

LAMPIRAN 1

Hasil Perhitungan Rendemen Flavonoid Total Ekstraksi Maserasi Daun Jambu

Biji (Psidium guajava L)

1. Perhitungan Sampel

Berat beaker glass kosong = 74,55 gram (a)

Berat cawan + isi = 1.10,83

Berat cawan + sisa =

Berat sampel = b-c

LAMPIRAN 2

Perhitungan bahan
64

Formula Formula Formula


Bahan Standar Literatur Fungsi
1 2 3

Ekstrak (Pratimasari,

daun 0,25%- dan


0,25 % 0,5 % 1% Zat aktif
jambu biji 1% Lindawati,20

18)

Trietanola (meliana, Menjerni


1% 1% 1% 0,5%-1%
min 1945) hkan gel

Gliserin (Annisa, Humekta


10 % 10 % 10 % <30 %
2017) n

Hmpc Basis gel

Nipasol 0,2%- (Munika,


0,2 % 0,2 % 0,2 % Pengawet
0,3% 2018)

Nipagin 0,2%- (Munika,201


0,2 % 0,2 % 0,2 % Pengawet
0,3% 8)

Aquadest (Wulandari,
100 100 100 - Pelarut
2016)

1. Formula 1

Ekstrak daun jambu biji 0,25% = 0,25 % x 100 gram

LAMPIRAN 3
65

Pembuatan Ekstrak

No Gambar Keterangan

1. Peranjangan

2. Pengeringan Daun dengan Sinar Matahari

3. Penyerbukan Sampel Daun dan


menimbang Daun 100 gram

4. Proses Maserasi

5. Proses Penyaringan
66

6. Proses Penguapan

7. Penimbangan Ekstrak

LAMPIRAN 4

Uji Flavonoid

No Gambar Keterangan

1. Uji warna flavonoid

LAMPIRAN 5

Pembuatan Formula
67

No Gambar Keterangan

1. Penimbangan bahan

2. Pencampuran semua bahan sampai


homogen

Bahan atau sediaan yang sudah jadi


3. masukan ke dalam botol dan tandai
performula

4. Uji PH

5. Uji Homogenitas
68

6. Uji Daya Lekat

7. Uji Daya Sebar

CURRICULUM VITAE

Nama : Rara Ninda Friski Nabila

TTL : Tegal, 09 Desember 2001

Email : nindarara70@gmail.com

No Hp : 089514904149

Alamat : Jl. Anoa Blok Trukan, RT 01RW 04, Kalinyamat Kulon Margadana, Kota

Tegal
69

PENDIDIKAN

SD : SD Negeri Kalinyamat Wetan 01

SMP : SMP Negeri 19 Kota Tegal

SMA : SMA Negeri 5 Kota Tegal

DIII : DIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama Kota Tegal

Judul KTI : FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIK SEDIAAN GEL EKSTRAK

DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) SEBAGAI PEWARNA RAMBUT

ALAMI.

NAMA ORANG TUA

Ayah : SUYITNO

Ibu : ENDANG SUCI HARNETI

PEKERJAAN ORANG TUA

Ayah : POLRI

Ibu : PNS

ALAMAT ORANG TUA

Ayah : TEGAL

Ibu : TEGAL

Anda mungkin juga menyukai