Anda di halaman 1dari 54

FORMULASI SEDIAAN LULUR KRIM DARI EKSTRAK

LIMBAH KULIT ALPUKAT (Persea americana Mill)

TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian


Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Farmasi
Program Pendidikan Diploma Tiga

Disusun Oleh
ISTIKHAROH
48401190009

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHADI SETIABUDI BREBES
2022
FORMULASI SEDIAAN LULUR KRIM DARI EKSTRAK
LIMBAH KULIT ALPUKAT (Persea americana Mill)

TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian


Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Farmasi
Program Pendidikan Diploma Tiga

Disusun Oleh
ISTIKHAROH
48401190009

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHADI SETIABUDI BREBES
2022

i
ii
iii
iv
MOTTO

Jangan mengatakan sesuatu kepada orang lain yang kamu sendiri tidak menyukai
perkataan tersebut jika diucapkan untukmu.

Jangan menjelaskan dirimu kepada orang lain karena orang yang menyukaimu tidak
butuh itu dan yang membencimu tidak percaya itu.

Memaafkan adalah kemenangan terbaik.

v
PERSEMBAHAN

Tidak lupa saya bersyukur pada allah yang mana allah telah memeberikan
banyak kenikmatan kepada saya dari mulai bangun tidur hingga terlelap tidur. Atas
rahmat dan ridha yang telah allah berikan kepada saya sehingga saya bisa
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan lancar dan barokah. Tidak lupa juga saya
ucapkan terimkasih kepada :

1. Orang tua saya yang selalu memberikan motivasi dan dukungan kepada
saya.
2. Seluruh Jajaran Rektorat Universitas Muhadi Setiabudi Brebes, Dosen
Program Studi DIII Farmasi dan Staf Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhadi Setiabudi Brebes yang selalu memberikan motivasi dan
membimbing dengan baik Tugas Akhir ini.
3. Teman kelasku Mega Rusni Yulfia yang selalu mensupport saya dalam
menyusun Tugas Akhir ini.
4. Kekasih saya Adetya Yudha Prasetya yang selalu mensupport, dan
membantu saya dalam menyusun Tugas Akhir ini.
5. Kakak tingkat saya Dewi Sri Mulyani selalu mensupport dan memberikan
arahan dalam meyusun Tugas Akhir ini.

vi
FORMULASI SEDIAAN LULUR KRIM DARI EKSTRAK LIMBAH KULIT
ALPUKAT (PERSEA AMERICANA MILL)
ABSTRAK
Lulur krim merupakan salah satu sediaan kosmetik yang digunakan untuk perawatan
kulit. Lulur krim berfungsi untuk menghaluskan, melembabkan dan mencerahkan kulit
tubuh. Pemanfaatan limbah kulit alpukat sebagai zat aktif pembuatan lulur krim karena
pada kulit alpukat banyak mengandung senyawa flavonoid yang dapat dimanfaatkan
untuk melindungi kulit terhadap sinar ultraviolet dan juga mampu mengurangi
kerusakan kulit, Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif yang di dapat dari objek
yang diteliti. Formulasi Sediaan Lulur krim dibuat menggunakan variasi konsentrasi
yang berbeda yaitu F1 6 gram, F2 7 gram dan F3 8 gram. Penelitian ini meliputi
beberapa uji seperti uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, dan uji daya sebar, uji
daya lekat, uji viskositas dan uji daya terima. Hasil uji lulur krim formula 1, 2 dan 3
homogen, memiliki warna kehijauan (F1), coklat (F2) dan Coklat tua (F3), bau khas
kulit alpukat. pH pada formula 1, 2, dan 3 memenuhi syarat yang ditentukan yaitu pH
6. Uji daya sebar pada F1 dan F2 5 cm sedangkan F3 4 cm. Hasil Uji daya lekat pada
ketiga formula mendapatkan hasil sesuai ketentuan yaitu 2 - 300 detik. Hasil Uji
Viskositas tidak memenuhi syarat yang ditentukan dan hasil uji daya terima yang lebih
banyak disukai yaitu warna dan tekstur sediaan, adapun bau kurang disukai.
Kata kunci : Lulur Krim, Persea Americana Mill, Uji Formulasi.

vii
FORMULATION OF A CREAM SCRUB FROM AVOCODO SKIN WASTE
EXTRACT (PERSEA AMERICANA MILL)

ABSTRACT
Cream scrub is one of the cosmetic preparations used for skin care. Cream scrubs
function to smooth, moisturize and brighten the body's skin. Utilization of avocado skin
waste as an active substance for making cream scrubs because avocado skin contains
a lot of flavonoid compounds that can be used to protect the skin against ultraviolet
rays and are also able to reduce skin damage. This study uses descriptive analysis
obtained from the object under study. The formulation of cream scrub preparations
was made using different concentration variations, namely F1 6 grams, F2 7 grams
and F3 8 grams. This research includes several tests such as organoleptic test,
homogeneity test, pH test, and dispersibility test, adhesion test, viscosity test and
acceptability test. The results of the cream scrub test for formulas 1, 2 and 3 are
homogeneous, have a greenish (F1), brown (F2) and dark brown (F3) color, a
characteristic smell of avocado skin. The pH in formulas 1, 2, and 3 met the specified
requirements, namely 6 pH. The dispersion test on F1 and F2 was 5 cm while F3 was
4 cm. The results of the adhesion test on the three formulas obtained results according
to the provisions, namely 2 - 300 seconds. The results of the Viscosity Test did not meet
the specified requirements and the results of the acceptance test were more preferred,
namely the color and texture of the preparation, while the odor was less favorable.
Keywords: Cream Scrub, Persea Americana Mill, Formulation Test

viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang
dibuat uuntuk memenuhi salah satu syarat kelulusan untuk memeperoleh gelar Diploma
Farmasi Universitas Muhadi Setiabudi Brebes.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang
membantu sehingga tersusunnya Tugas Akhir in. Ucapan terimaksih penulis di
sampaikan kepada :
1. Allah SWT yang telah memeberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Bapak Dr. Robby Setiadi, S.Kom., M.H. Selaku Rektorat Universitas Muhadi
Setiabudi Brebes.
3. Ibu apt. Hanari Fajarini, S.Farm, M.H. Selaku Dekan Dakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhadi Setiabudi Brebes dan Penguji Utama.
4. Bapak apt. Rifqi Ferry Balfas, M.Farm. Selaku Kepala Program Studi Farmasi
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhadi Setiabudi Brebes dan
Pembimbing Utama.
5. Ibu Yuniarti Dewi R., ST., M.Eng. Selaku Pembimbing Kedua Program Studi
Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhadi Setiabudi Brebes.
6. Ibu Rifatul Masrikhiyah, S.TP., M.Gizi. Selaku Dosen Penguji Kedua Program
Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhadi Setiabudi Brebes.
7. Seluruh Jajaran Rektorat Universitas Muhadi Setuabudi Brebes, Dosen dan Staf
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhadi Setiabudi Brebes yang telah
mendukung Penulisan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini banyak sekali
kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun rekan –
rekan lainnya.
Brebes, 13 Juli 2022
Istikharoh
Nim 4840119000

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
PERNYATAAN .............................................................................................. iv
MOTTO ........................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 3
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 4


2.1 Alpukat ( Persea americana Mill ) ........................................... 4
2.1.1 Pengertian Alpukat .......................................................... 4
2.1.2 Klasifikasi Alpukat ........................................................... 5
2.1.3 Morfologi Alpukat ........................................................... 5
2.1.4 Manfaat Alpukat ............................................................... 5
2.1.5 Kulit Alpukat .................................................................... 6
2.2 Lulur ............................................................................................... 7
2.2.1 Pengertian Lulur Krim ....................................................... 7

x
2.2.2 Bentuk Lulur ...................................................................... 7
2.2.3 Manfaat Lulur krim ........................................................... 8
2.2.5 Formulasi Sediaan Lulur Krim ..................................... 9

2.2.6 Standar Mutu Lulur Krim ................................................. 9


2.3 Bahan-Bahan Pembuatan Lulur Krim ............................................. 9
2.3.1 Asam Stearat. .................................................................... 9
2.3.2 Trietanolamine .................................................................. 10
2.3.3 Propilene glikol ................................................................. 10
2.3.4 Gliserin .............................................................................. 10
2.3.5 Setil Alkohol ..................................................................... 10
2.3.6 Aquadest ........................................................................... 11
2.3.7 Metil Paraben .................................................................... 11
2.4 Kerangka Konsep .............................................................................. 12
2.5 Hipotesis ............................................................................................ 13

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 14


3.1 Metode Penelitian .............................................................................. 14
3.2 Waktu Dan Tempat Penelitian........................................................... 14
3.3 Alat Dan Bahan ................................................................................. 14
3.3.1 Alat Penelitian .................................................................. 14
3.3.2 Bahan Penelitian .............................................................. 14
3.4 Cara Kerja .......................................................................................... 14
3.4.1 Pengumpulan Sampel....................................................... 15
3.4.2 Pengolahan Sampel .......................................................... 15
3.4.3 Pembuatan Simplisia ........................................................ 15
3.4.4 Pembuatan Ekstrak........................................................... 15
3.4.5 Pembuatan Sediaan Lulur Krim ....................................... 15
3.4.6 Formula Sediaan Lulur Krim ........................................... 16
3.5 Uji Standar Mutu Lulur Krim ............................................................ 16
3.5.1 Uji Organoleptik ............................................................... 16

xi
3.5.2 Uji Homogenitas ............................................................... 16
3.5.3 Uji pH ............................................................................... 17
3.5.4 Uji Daya Sebar .................................................................. 17
3.5.5 Uji Daya Lekat .................................................................. 17
3.5.6 Uji Viskositas .................................................................... 17
3.5.7 Uji Daya Terima ................................................................ 17
3.6 Analisis Data .................................................................................... 17

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 18


4.1 Hasil Pembuatan Ekstrak Kulit Alpukat (Persea Americana Mill) .... 18
4.2 Hasil Formulasi Sediaan Lulur Krim ................................................. 19
4.3 Hasil Uji Standar Mutu Sediaan Lulur Krim ...................................... 19
1. Hasil Uji Organoleptik .................................................................. 19
2. Hasil Uji Homogenitas .................................................................. 20
3. Hasil Uji pH .................................................................................... 21
4. Hasil Uji Daya Sebar ...................................................................... 22
5. Hasil Uji Daya Lekat ...................................................................... 23
6. Hasil Uji Viskositas ........................................................................ 24
7. Hasil Uji Daya Terima.................................................................... 24

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 26


5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 26
5.2 Saran .................................................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 27
LAMPIRAN .................................................................................................... 33

xii
DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman


1. Alpukat ................................................................................................ 4
2. Kulit Alpukat ............................................................................................ 6
3. Kerangka Konsep ...................................................................................... 12
4. Hasil Ekstrak ............................................................................................. 18
5. Hasil Formulasi Sediaan Lulur Krim ........................................................ 19
6. Hasil Uji Homogenitas ............................................................................. 21
7. Hasil Uji pH............................................................................................... 22
8. Hasil Uji Daya Sebar ................................................................................. 23
9. Hasil Uji Daya Lekat .............................................................................. 24
10. Hasil Uji Viskositas ................................................................................. 24
11. Hasil Uji Daya Terima............................................................................. 25

xiii
DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman


1. Formula Sediaan Lulur Krim .................................................................... 14
2. Hasil Uji Organoleptik Lulur Krim.............................................................. 19
3. Hasil Uji Homogenitas Lulur Krim ........................................................... 20
4. Hasil Uji pH Lulur Krim ........................................................................... 20
5. Hasil Uji Daya Sebar Lu lur Kr i m................................................................ 21
6. Hasil Uji Daya Lekat Lulur Krim……………………………………… 24
7. Hasil Uji Daya Terima Lulur Krim…………………………………… 25

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman


1. Riwayat Penyusun ................................................................................... 33
2. Proses Pembuatan Simplisia .................................................................... 34
3. Proses Maserasi ....................................................................................... 35
4. Proses Pembuatan Lulur Krim................................................................. 36
5. Pengujian Sediaan Lulur Krim ................................................................ 37

xv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perawatan kulit di era modern saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi beberapa
kalangan usia terutama wanita karena kulit merupakan bagian tubuh yang paling sering
terpapar oleh faktor-faktor luar terutama radiasi sinar ultraviolet. Penuaan kulit yang
terjadi pada seorang individu merupakan gabungan dari penuaan kulit intrinsik dan
ekstrinsik. Penuaan kulit intrinsik merupakan proses alami yang terjadi seiring
bertambahnya usia, dipengaruhi oleh ras, jenis kelamin, gen, hormon, dan sebagainya,
sedangkan penuaan kulit ekstrinsik dipengaruhi oleh berbagai faktor dari lingkungan,
seperti gaya hidup, polusi udara, dan paparan ultraviolet kedua proses penuaan tersebut
akan menyebabkan peningkatan produksi radikal bebas yang dapat merusak tekstur
kulit, kerusakan sel, penurunan sintesis matriks ekstra seluler, serta peningkatan
aktifitas enzim yang mendegradasi kolagen, melihat pentingnya kulit sebagai
pelindung jaringan dan organ maka diperlukan adanya perlindungan dan perawatan
terhadap kulit seperti body lotion, lulur dan perawatan tubuh lainnya.[1]
Lulur merupakan jenis kosmetik yang terbuat dari buah-buahan atau tanaman
yang sangat bermanfaat untuk menjaga kecantikan, kesehatan, kehalusan dan
kecerahan kulit tubuh, lulur dapat membersihkan kotoran yang menempel pada kulit
tubuh akibat pengaruh faktor cuaca dan polusi sehingga kulit menjadi halus dan lembut.
Lulur dibedakan menjadi dua yaitu lulur krim dan lulur tradisional. Lulur krim yang
terbuat dari bahan alami yang dicampur dengan bahan tambahan seperti pengawet,
pengental, pewangi, dan campuran lainnya, lulur krim berbentuk pasta atau adonan
kental yang langsung dapat digunakan pada kulit dalam kondisi lembab atau sudah
dibasahi terlebih dahulu. Adapun lulur tradisional terbuat dari bahan yang 100% alami
tanpa campuran bahan apapun didalamnya dengan memanfaatkan tumbuhan dan buah-
buahan untuk dijadikan lulur yang mengandung antioksidan . [2]

1
2

Salah satu bahan alam yang dapat di jadikan bahan utama pembuatan kosmetik
adalah kulit alpukat. Telah banyak dilakukan penelitian tentang kulit alpukat yang
dijadikan sebagai bahan utama pembuatan kosmetik, pada penelitian Wimpy, dkk
(2020) memanfaatkan kulit alpukat sebagai tabir surya [3], penelitian Sarmila, dkk
(2021) sebagai bahan aktif sediaan masker peel-off [4] dan penelitian Eka Putri
Kusuma, dkk (2021) sebagai sediaan lotion [5]. Karena pada kulit alpukat banyak
mengandung senyawa flavonoid yang dapat dimanfaatkan untuk melindungi kulit
terhadap sinar ultraviolet dan juga mampu mengurangi kerusakan kulit, karena
senyawa ini bekerja sebagai bahan aktif tabir surya. Kkulit alpukat juga terdapat
kandungan metabolit sekunder berupa alkaloid, flavonoid, saponin, tanin dan
polivenol, serta memiliki aktifitas anitioksidan dengan kandungan flavonoid yang lebih
tinggi dibandingkan tanin. Flavonoid dan tanin merupakan golongan senyawa fenol
yang memiliki gugus OH yang dapat meredam radikal bebas. Flavonoid sangat
berperan penting karena salah satu senyawa golongan fenol alam yang terbesar yang
terdapat dalam semua tumbuhan hijau, golongan senyawa polifenol yang terdapat pada
kulit alpukat diketahui memiliki sifat sebagai penangkal radikal bebas, penghambat
enzim hidrolisis, oksidatif dan juga bekerja sebagai antiinflamasi dan antimikroba. [6]
Berdasarkan kandungan yang cukup baik yang terdapat pada kulit alpukat maka
pada penelitian ini peneliti akan memanfaatkan kulit alpukat sebagai bahan utama
pembuatan kosmetik dengan mengekstrak kulit alpukat tersebut. Tujuannya adalah
karena buah alpukat sangat terkenal dikalangan masyarakat dan sebagian orang
menyukainya, namun pemanfaatan buah yang sangat besar menghasilkan kulit sebagai
limbah yang besar pula, limbah merupakan sisa dari suatu usaha maupun kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya atau beracun yang karena sifat dan jumlahnya dapat
menganggu lingkungan, kesehatan dan kelangsungan hidup manusia. Sampai saat ini
permasalahan limbah masih menjadi sorotan utama yang membutuhkan penanganan
cepat. Rata-rata produksi buah alpukat pertahun sebesar 307.318 ton, pemanfaatan
limbah kulit alpukat sebagai bahan utama pembuatan kosmetik dapat menambah daya
guna dari kulit alpukat dan juga mengurangi limbah pada lingkungan.[7]
3

1.2 Rumusan Masalah


Apakah ekstrak kulit alpukat dapat diformulasikan sebagai sediaan lulur krim?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak kulit alpukat dapat
diformulasikan sebagai sediaan lulur krim ?

1.4 Manfaat Penelitian


1. Manfaat bagi peneliti
Untuk menambah wawasan pengetahuan dalam bidang ilmu farmasi.
2. Manfaat bagi Universitas
Data dan informasi dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
pedoman atau dasar penelitian berikutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Alpukat ( Persea americana Mill )


2.1.1 Pengertian Alpukat.
Alpukat merupakan tanaman buah berupa pohon dengan nama alpuket (Jawa
Barat), alpokat (Jawa Timur dan Jawa Tengah), buah pokat, jambo pokat (Batak),
advokat, jamboo mentega, jamboo pooan, pokat (Lampung) dan lain-lain. Tanaman
alpukat berasal dari dataran rendah / tinggi Amerika Tengah dan diperkirakan masuk
ke Indonesia pada abad ke-18. Secara resmi antara tahun 1920-1930 Indonesia telah
mengintroduksi 20 varietas alpukat dari Amerika Tengah dan Amerika Serikat untuk
memperoleh varietas unggul guna meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat.,
khususnya di daerah dataran tinggi. [8]
Pohon alpukat tumbuh liar di hutan-hutan, banyak juga di tanam di kebun dan
di pekarangan yang lapisan tanahnya gembur dan subur serta tidak tergenang air. Walau
dapat berbuah di dataran rendah, tetapi hasil akan memuaskan bila ditanam pada
ketinggian 200-1.000 m di atas permukaan laut pada daerah tropis dari subtropik yang
curah hujannya banyak. Alpukat mempunyai tekstur yang luar biasa. Semula banyak
para ahli berpendapat bahwa alpukat berasal dari Amerika Tengah dan Selatan.
Tanaman ini asli dari Persia. Itu sebabnya tanaman ini di beri nama Persea Gratissima
Gaertn. [9]

Gambar 1. Alpukat

4
5

2.1.2 Klasifikasi Alpukat [10]


Tanaman alpukat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Ranales
Keluarga : Luraceae
Marga : Persea
Varietas : Persea Americana Mill.
2.1.3 Morfologi Alpukat
Tanaman alpukat berakar tunggang atau dikotil serta memiliki batang yang
berkayu bulat warnanya coklat kotor banyak bercabang ranting dan berambut halus.
Tanaman alpukat ini berbentuk pohon yang tingginya 5-10 m. Daun tunggal simetris,
bertangkai dan panjangnya 1-1,5 cm, panjang daun 10-20 cm, lebar 3-10 cm, daun
muda warnanya kemerahan, daun tua warnanya hijau. Buah berbentuk bola berwarna
hijau atau hijau kekuningan dan biji berbentuk bola. Bunga alpukat termasuk bunga
majemuk yang mempunyai bentuk hampir menyerupai bintang dan memiliki kelamin
ganda. Bunga ini tersusun dari beberapa malai yang muncul pada ketiak daun atau
ranting berwarna kekuningan dan kehijauan. [11]
2.1.4 Manfaat Alpukat
Daging buah alpukat kaya akan nutrisi dan dan juga zat antioksidan, memiliki
kandungan gizi yang cukup tinggi, kandungan gizi buah alpukat setiap 100 g daging
buah yaitu kalori sekitar 136-150, protein 0,9 g, lemak 6,2 g, karbohidrat 10,5 g,
kalsium 3,6 -20,4 mg, fosfor 20,7-64,1 mg. Biji alpukat dimanfaatkan dalam bidang
industri sebagai pengobatan, yaitu dapat mengobati sakit gigi, hipertensi dan diabetes
mellitus. Daun alpukat biasanya digunakan untuk mengobati penyakit kencing batu,
darah tinggi, asam lambung, dan nyeri syaraf. Adapun kulit alpukat dapat dijadikan
sebagai pelembab kulit tubuh dan penghalus kulit, untuk kulit tertentu yang cenderung
mudah kasar seperti bagian siku, lutut maupun bagian lain pada kaki dan tangan. [12]
6

2.1.5 Kulit Alpukat


Alpukat diketahui telah banyak dimanfaatkan untuk kesehatan, kecantikan dan
diet sehat karena nutrisinya tetapi ternyata limbah dari alpukat juga dapat dimanfaatkan
karena kandungan kimianya yang lebih berperan yaitu flavonoid. Falvonoid merupakan
golongan senyawa fenol yang memiliki gugus OH yang dapat meredam radikal bebas.
Kulit alpukat mengandung metabolit sekunder berupa alkaloid, flavonoid, saponin,
tanin, polivenol, dan mengandung aktivitas anitioksidan dengan kandungan flavonoid
yang lebih tinggi dibandingkan tanin. Kulit alpukat juga dikenal dapat mengatasi
berbagai iritasi kulit, menghilangkan jerawat, melindungi kulit dari ultraviolet,
menjaga kelembaban kulit, menyamarkan garis halus dan kulit yang keriput serta dapat
mengangkat kotoran dan sel kulit mati. [3]
Kandungan yang terdapat pada senyawa kulit alpukat yaitu 2.585 ± 0,117 mg /
100g karotenoid, 679.0 ± 117,0 mg / 100g total fenolat dan 44,3 ± 3,1 mg / 100g
flavonoid. Kandungan fenolat yang lebih tinggi dari daging buahnya. Kandungan kimia
yang berperan adalah flavonoid karena salah satu senyawa golongan fenol alam yang
terbesar yang terdapat dalam semua tumbuhan hijau. Salah satu golongan senyawa
polifenol ini diketahui memiliki sifat sebagai penangkal radikal bebas, penghambat
enzim hidrolisis, oksidatif dan juga bekerja sebagai antiinflamasi, antikogulan,
antimikroba serta peningkatan sistem imun. Flavonoid yang ada pada kulit alpukat bisa
bekerja selaku bahan aktif tabir surya dan mampu mengurangi kerusakan kulit..
Kandungan antivirus pada kulit alpukat dapat mencegah bakteri yang menempel pada
kulit tubuh yang mengakibatkan terjadinya iritasi pada kulit akibat keringat. [13]

Gambar 2. Kulit alpukat


7

2.2 Lulur
2.2.1 Pengertian Lulur
Lulur adalah jenis kosmetik yang dibuat dari bunga-bunga atau bahan tanaman
yang mempunyai fungsional sebagai antioksidan yang bertujuan untuk menjaga
kebersihan, kecantikan, kehalusan, kecerahan kulit tubuh dan mengangkat sel-sel kulit
mati yang membuat kulit menjadi kusam. [14]
Lulur dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Lulur Krim ( lulur modern )
Lulur krim (lulur modern) merupakan sediaan cair maupun setengah padat yang
berupa emulsi dengan kandungan kurang dari 60%, lulur krim biasanya berbentuk
seperti pasta atau adonana kental yang langsung dapat di gunakan dalam kondisi kulit
lembab. Adapun penggunaan lulur yaitu untuk mengangkat kotoran yang menepel pada
kulit, mengangkat sel kulit mati dengan menggunakan campuran bahan kimia berupa
pengawet, pengental, pelembab, pewangi dan campuran lainnya tujuannya agar sediaan
dapat bertahan dalam jangka waktu lama dalam pembuatan lulur krim di perlukan
emulgator untuk mengurangi tegangan antara permukaan minyak dan air. [15]
2. Lulur Tradisional
Lulur tradisional merupakan ekstrak bahan dasar alami dari tanaman, buah-
buahan atau rempah - rempah yang bertujuan untuk mengangkat sel kulit mati tanpa
campuran bahan tambahan yang bertujuan agar mendapatkan hasil yang natural, bahan
lulur tradisional dapat diperkaya dengan bahan tambahan yang mengandung senyawa
fungsional dan mempunyai manfaat hampir sama sebagai antioksidan. Tradisi
membuat lulur dengan meramu bahan-bahan alami telah lama dikenal dengan turun
temurun dari berbagai generasi. [16]
2.2.2 Bentuk Lulur
Lulur dibedakan menjadi dua bentuk , yaitu:
1. Berbentuk krim
Lulur berbentuk krim memiliki tekstur yang tidak terlalu homogen sediaan krim
juga memberikan efek dingin, mengkilap, dan melembabkan kulit. Sediaan krim tipe
minyak dalam air (M/A) dibuat dengan cara mendeskripsikan minyak dan air.
8

Keunggulan tipe minyak dalam air (M/A) yaitu memberikan efek optimus karena
mampu menaikkan gradien konsentrasi zat aktif yang menembus kulit sehingga
absorbs perkuat menjadi meningkat. Penggunaan lulur krim biasanya digunakan Ketika
kulit keadaan lembab atau sudah dibasahi sebelumnya.
2. Berbentuk Bubuk / Serbuk
Lulur berbentuk bubuk atau powder dengan zat-zat aktif tertentu dapat
menutrisi kulit biasanya dibuat dari susu, kelapa, dan sari bengkuang dan lainnya,
lulur bubuk biasanya digunakan ketika kulit masih keadaan kering dengan cara
mengencerkan atau mencairkan sediaan lulur bubuk dengan air terlebih dahulu agar
berbentuk pasta yaitu tidak terlalu cair dan juga tidak terlalu padat kemudian oleskan
pada tubuh yang kering.[17]
2.2.3 Manfaat lulur krim
Lulur memiliki beraneka ragam manfaat. Semua itu tergantung dari bahan dasar
yang dimiliki lulur tersebut. Berikut ini beberapa manfaat dari lulur krim adalah :
a. Menyehatkan kulit
Kulit yang bersih akan merangsang tumbuhnya sel kulit baru yang akan
menampilkan kulit lebih halus dan sehat serta dapat melembabkan kulit.
b. Mencerahkan Kulit
Dengan pemakaian rutin sebelum mandi lulur dapat membuat kulit tubuh lebih
bersih dan tentunya dapat mencerahkan kulit sehingga kulit tidak kusam dan sehat.
c. Menghilangkan bau badan.
Dapat mengatasi bau badan dengan membalurkan lulur di sekitar ketiak, sekitar
paha dan selangkangan, hal tersebut dapat membantu mengurangi produksi keringat
dan menghilangkan aroma tidak sedap pada tubuh. [18]
2.2.4 Formulasi Sediaan Lulur Krim.
Dalam membuat formulasi suatu sediaan lulur krim yang baik yang perlu
diperhatikan adalah kesesuaian sifat bahan-bahan yang dipilih yaitu kesesuaian sifat
antara bahan aktif dengan bahan pembawa (basis). Krim terdiri atas bahan aktif dan
bahan dasar (basis krim). Bahan dasar terdiri dari fase minyak dan fase air yang
dicampur dengan penambahan bahan pengemulsi atau emulgator, kemudian akan
9

membentuk basis krim. Selain karakteristik formula yang diinginkan, maka sering di
tambahkan bahan-bahan antara lain : pengawet, pengental, pewarna, pelembab.[19]
2.2.5 Standar Mutu Sediaan Lulur Krim
Adapun uji kelayakan mutu sediaan lulur krim meliputi :
a. Uji Organoleptik
Uji organoleptik dilakukan untuk melihat tampilan fisik sediaan dengan cara
melakukan pengamatan terhadap bantuk, warna dan bau dari sediaan yang telah
dibuat.[20]
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sediaan yang telah dibuat
homogen atau tidak. Dengan cara mengoleskan sediaan pada plat kaca . Homogenitas
ditentukan dengan tidak adanya butiran kasar pada sediaan. [20]
c. Uji pH
Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan indikator universal,
celupkan indikator kedalam sediaan dibiarkan sampai menunjukkan pH yang konstan
dilakukan replikasi sebanyak tiga kali untuk masing-masing formula. Pengukuran pH
sediaan memenuhi kriteria pH kulit yaitu dalam interval pH 4,5-6,5 [20]
d. Uji Daya Sebar
Dilakukan untuk menjamin pemerataan sediaan yang diaplikasikan pada kulit,
Persyaratan daya sebar untuk sediaan topikal adalah 5-7 cm, yaitu sebanyak 1 gram
sediaan diletakkan ditengah kaca bulat, ditutup dengan kaca lain dengan ditambah
beban sebesar 50 gram dan dibiarkan selama 1 menit, lalu ukur diameter yang
sebenarnya. [20]
e. Uji Daya Lekat
Dilakukan untuk mengetahui kemampuan sediaan untuk melekat pada
permukaan kulit, kemampuan daya lekat merupakan salah satu syarat lulur krim dapat
diaplikasikan pada kulit, daya lekat semakin besar maka waktu kontak antara krim dan
kulit semakin lama. Daya lekat basis berhubungan dengan lamanya kontak antara basis
dengan kulit. Basis yang baik mampu menjamin waktu kontak efektif dengan kulit
sehingga tujuan tercapai. Daya lekat krim yang baik antara 2-300 detik.[20]
10

f. Uji viskositas
Uji viskositas dilakukan untuk mengetahui kekentalan sediaan lulur krim.
Viskositas dalam sediaan krim merupakan tahanan dari suatu sediaan untuk mengalir,
semakin besar tahanannya maka viskositas juga semakin besar. Viskositas suatu
sediaan berpengaruh pada luas penyebarannya. [20]
g. Uji Daya Terima
Uji daya terima merupakan uji dimana penilis diminta untuk memberi
tanggapan secara pribadi tentang kesukaan atau ketidaksukaan beserta tingkatannya.
[20]

2.3 Bahan- Bahan Pembuatan Lulur Krim


2.3.1. Asam Stearat
Asam stearate adalah campuran asam organik padat yang diperoleh dari lemak.
Merupakan zat padat, keras mengkilat, menunjukkan sususan hablur, putih atau kuning
pucat, mirip lemak lilin, praktis, tidak larut dalam air. Asam stearat dalam sediaan
topical digunakan sebagai bahan pengemulsi. Dalam pembuatan basis krim netral (non
ionic) dinetralisasi dengan penambahan alkali. Kombinasi agen pengemulsi digunakan
untuk meningkatkan sifat fisik dan stabilitas fisik atau krim. Asam stearate digunakan
karena tidak mengiritasi . [21]
2.3.2. Trietanolamin
Trietanolamin (TEA) dalam sediaan topikal dalam farmasetika digunakan
secara luas dalam pembuatan emulsi. Digunakan sebagai bahan pengemulsi anionic
untuk menghasilkan produk emulsi minyak dalam air yang homogen dan stabil.
Trietanolamin Ketika dicampur dengan asam lemak seperti asam stearate, asam oleat
akan membentuk bahan pengemulsi anionic yang stabil. Konsentrasi yang biasanya
digunakan untuk emulsifikasi adalah 2-4 % .[22]
2.3.3. Propilen glikol
Propilen glikol banyak pelarut dan pembawa dalam pembuatan sediaan farmasi
dan kosmetik, khususnya untuk zat-zat yang tidak stabil atau tidak dapat larut dalam
air. Propilen glikol adalah cairan bening, tidak berwarna, kental, hampir tidak berbau.
11

Dalam kondisi basa, propilen glikol stabil dalam wadah yang tertutup baik dan juga
merupakan suatu zat kimia yang stabil bila dicampur dengan gliserin, air atau alkohol.
Propilen glikol juga sebagai penghambat pertumbuhan jamur dalam sediaan [23]
2.3.4. Gliserin
Penggunaan dapat mengembalikan kulit kering menjadi normal dengan cepat
dan mampu mempertahankan kondisi normal tersebut lebih lama dibanding humektan
lainnya, dapat menyerap air.[24]
2.3.5. Setil Alkohol
Dalam sediaan topikal losio, krim dan salep. Setil alkohol banyak digunakan
karena sifatnya emolien, daya absorpsinya terhadap air, dan sebagai bahan pengemulsi.
Dapat meningkatkan stabilitas, memperbaiki tekstur sediaan dan meningkatkan
konsistensi, tidak larut dalam air, dapat bercampur dengan minyak dan dan lemak
tertentu seperti paraffin cair, paraffin padat ketika dalam bentuk lelehan. [25]
2.3.6 Akuades
Akuades merupakan air hasil penyulingan yang bebas dari zat-zat pengotor
sehingga bersifat murni dalam laboratorium, aquadest memiliki peran sebagai pelarut
dan fase air. Pelarut ini juga merupakan cairan jernih, tidak berwarna, tidak berasa dan
tidak berbau sehingga mudah dan tidak mengganggu dalam pengaplikasiannya di
sediaan farmasi. Aquadest memiliki sifat dapat bercampur dengan pelarut polar,
beraksi dengan bahan yang mudah terhidrolisis, serta stabil secara kimia pada semua
bentuk fisik.[26]
2.3.7. Metil Paraben
Metil paraben banyak digunakan sebagai pengawet dan antimikroba dalam
sediaan farmasi, metil paraben adalah pengawet antimikroba yang sering digunakan
untuk dicampur dengan bahan tambahan yang berfungsi sebagai kelarutan. Kontrol
kualitas terhadap konsentrasi paraben dalam kosmetik penting dilaksanakan karena
paraben dapat menyebabkan kemerahan dan reaksi alergi pada kulit. [27]
12

2.4 Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat Parameter

Uji Organoleptik Uji Organoleptik


(Bentuk,warna,bau)
(Bentuk F1 Kental, F2
Formulasi Sediaan Lulur Kental, F3 Sangat kental)
Krim Dari Ekstrak Kulit (Warna F1 hijau muda,
Alpukat F2 Coklat muda, F3
(Persea Americana Mill ) Coklat Tua)
(Bau Khas Kulit Alpukat)
Uji Homogenitas
Uji Homogenitas
ada atau tidaknya
butiran kasar)
Uji pH

Uji pH
( Tingkat asam dan
basa )
dan basa )
Uji Daya Sebar Uji Daya Sebar
(Mengetahui luas
penyebaran sediaan)

Uji Daya Lekat


Uji Daya lekat
(mengetahui
kemampuan sediaan
melekat pada kulit)

Uji Viskositas
Uji Viskositas
(Mengukur kekentalan)

Uji Daya Terima


Uji Daya Terima
(Suka tidaknya
terhadap bentuk, warna
dan bau sediaan)
13

Gambar 3. Kerangka Konsep.

2.5 Hipotesis
Ekstrak kulit alpukat di duga dapat diformulasikan dalam sediaan lulur krim.
BAB III
METODE PENELETIAN

3.1 Metode Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode eksperimental, penelitian ini
meliputi pengambilan sampel, pengolahan sampel, pembuatan simplisia, pembuatan
ekstrak serta formulasi sediaan lulur krim dan pengujian standar mutu sediaan lulur
krim.

3.2 Waktu Dan Tempat Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2022 dan Lokasi Penelitian
bertempat di Laboratorium Farmasi dan Laboratorium Kimia Ilmu Kesehatan
Universitas Muhadi Setiabudi Brebes.
3.3 Alat dan Bahan
3.3.1 Alat penelitian
Cawan porselen, corong (Herma 75 ml) , indikator universal (Supelco), kaca
preparat / lempeng kaca, mortar, gelas ukur (Herma 50ml), gelas beker (Herma 250
ml), batang pengaduk, timbangan analitik (Quatro), blender, pisau, sudip, kertas saring,
alumunium foil, pipet tetes, sendok tanduk, penangas air, toples kaca, pot / wadah
kosmetik bulat.
3.3.2 Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu limbah kulit alpukat, etanol
96 % , asam stearat, gliserin, setil alkoho, metil paraben, trietanolamin (TEA), propilen
glikol, dan akuades.
3.4 Cara kerja
3.4.1 Pengumpulan Sampel
Pengumpulan limbah kulit alpukat di ambil langsung dari pedangan jus yang
bertempat di Pertigaan Desa Dumeling, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes.
3.4.2 Pengolahan Sampel

14
15

Proses Pengolahan sampel meliputi pencucian, perajangan, pengeringan,


penyerbukkan, pengayakan dan pembuatan ekstrak kulit alpukat.[29]
3.4.3 Pembuatan Simplisia
Sebanyak 2 kilogram kulit alpukat disortasi basah untuk memisahkan sampel
dengan kotoran yang menempel (dicuci sampai bersih) , kemudin potong kecil-kecil,
keringkan dengan cara di angin - anginkan tanpa terkena matahari secara langsung
pada udara yang terbuka, setelah sampel kering di serbukkan menggunakan blender
kemudian di ayak agar mendapat serbuk yang halus. [30]
3.4.4 Pembuatan Ekstrak
Timbang serbuk simplisia yang telah diperoleh sebanyak 250 gram, direndam
dengan etanol 96% sebanyak 600 ml dan ditutup gengan alumunium foil, simpan
ditempat kering serta terhindar dari sinar matahari secara langsung selama 3 hari
dengan sesekali diaduk, setelah 3 hari, sampel yang direndam tersebut disaring
menggunakan kertas saring menghasilkan filtrat 1 dan residu 1. Residu yang ada
kemudian ditambah dengan etanol 96% sebanyak 600 ml ditutup dengan alumunium
foil dan dibiarkan selama 3 hari sambil sesekali diaduk, setelah 3 hari sampel disaring
menghasilkan filtrat 2 dan residu 2. Filtrat 1 dan filtrat 2 dicampur menjadi satu,
kemudian dimasukkan kedalam cawan porselen untuk dipekatkan diatas penangas air.
Setelah didapatkan ekstrak kental simpan dalam wadah tertutup sebelum digunakan
untuk pengujian. [31]
3.4.5 Pembuatan Sediaan Lulur Krim.
Ekstrak kulit alpukat ditimbang terlebih dahulu sesuai dengan masing-masing
formula (F1, F2, F3) kemudian fase minyak (setil alkohol dan asam stearat) dileburkan
di atas waterbath pada suhu 70°C dan fase air (propilen glikol, gliserin, trietanolamin
dan akuades) juga dileburkan di atas waterbath pada suhu 70°C. Fase air dan fase
minyak di masukkan kedalam mortar panas aduk hingga membentuk basis krim,
kemudian tambahkan ekstrak kulit alpukat lalu aduk hingga homogen, dibiarkan dingin
dan masukkan ke dalam masing – masing pot / wadah kosmetik. [32]
16

2.4.6 Formula Sediaan Lulur krim [33]


Tabel 1. Formula Sediaan Lulur Krim
Bahan Formula 1 Formula 2 Formula 3
Ekstrak kulit alpukat 6g 7g 8g
Asam stearat 5g 5g 5g
Metil paraben 3g 3g 3g
Trietanolamine 3g 3g 3g
Propilene glikol 5g 5g 5g
Gliserin 3g 3g 3g
Setil alkohol 3g 3g 3g
Akuades 22 g 21 g 20 g

Volume yang dibuat untuk setiap formula adalah 50 gram.


F1: Formula yang ditambahkan ekstrak limbah kulit alpukat sebanyak 6 g
F2: Formula yang ditambahkan ektrak limbah kulit alpukat sebanyak 7 g
F3: Formula yang ditambahkan ekstrak limbah kulit alpukat sebanyak 8 g

3.5 Uji Standar Mutu Sediaan


3.5.1 Uji Organoleptik
Uji organoleptik dilakukan dengan mengamati perubahan bentuk, warna, dan
bau dari sediaan lulur krim. [34]
3.5.2 Uji Homogenitas
Sebanyak 0,5 gram lulur krim di ambil masing – masing formula (F1, F2, F3)
oleskan pada plat kaca, diraba dan gosokkan, massa lulur krim harus menunjukkan
susunan homogen pada kaca. [34]
3.5.3 Uji pH
Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan indikator pH yang dicelupkan
kedalam sediaan, kemudian diamkan lalu amati perubahan warna dan nilai pH dicatat.
pH kulit yang baik yaitu 4,5-6,5 [34]
3.5.4 Uji Daya Sebar
17

Sebanyak 0,5 g lulur krim diletakkan di tengah kaca , letakkan beban seberat 50
gram diletakkan diatas kaca dan diamkan selama 1 menit lalu ukur diameter lulur krim
yang menyebar kemudian catat. Daya sebar lulur krim yang baik antara 5-7 cm. [34]
3.5.5 Uji Daya Lekat
Uji daya lekat dilakukan dengan cara menimbang sampel sebanyak 0,5 gram
diletakkan diatas objek glass, kemudian ditekan dengan beban 200 g selama 1 menit.
Setelah itu beban diangkat dari objek glass kemudian catat waktu pelepasan
menggunakan stopwatch, Persyaratan daya lekat yang baik untuk sediaan topikal adalah
lebih dari 4 detik. [20]
3.5.6 Uji Viskositas
Uji viskositas dilakukan untuk mengetahui seberapa kental sediaan tersebut.
Alat yang digunakan adalah Viskometer. Persyaratan viskositas lulur krim yang baik
menurut SNI 16-4399-1996 2000 – 50.000 cps. [20]
3.5.7 Uji Daya Terima
Uji daya terima merupakan uji dimana penilis diminta untuk memberi tanggapan
secara pribadi tentang kesukaan atau ketidaksukaan beserta tingkatannya, Adapun
pengujian yang dilakukan meliputi aroma, warna dan tekstur pada sediaan. [36]

3.6 Analisis Data


Penelitian ini menggunakan data primer yang didapat dan dikumpulkan
langsung dari objek yang di teliti melalui metode eksperimental. Dalam penelitian ini
menggunakan analisis deskriptif dengan menyajikan data hasil dari analisis ke dalam
bentuk tabel dan disajikan dalam bentuk narasi.
BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAN

Data yang diperoleh dari penelitian ini yaitu menggunakan analisis deskriptif
dan menggunakan jenis data berupa data primer yaitu data yang diperoleh secara
langsung dari objek yang diteliti. Penelitian ini di lakukan pada tanggal 14 – 20 Juli
2022 yang bertempat di Laboratorium Farmasi dan Kimia Universitas Muhadi Setiabudi
Brebes. Adapaun bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah kulit
alpukat untuk di uji apakah dapat diformulasikan sebagai sediaan lulur krim. Pada uji
formulasi ini alat yang digunakan berupa cawan porselen, corong (Herma 75 ml),
indikator universal (Supelco), kaca preparat / lempeng kaca, mortar, gelas ukur (Herma
50ml), gelas beker (Herma 250 ml), batang pengaduk, timbangan analitik (Quatro),
blender, pisau, sudip, kertas saring, alumunium foil, pipet tetes, sendok tanduk,
penangas air, toples kaca, pot atau wadah kosmetik bulat. Adapaun uji yang ada pada
penelitian ini meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji daya
lekat, uji viskositas dan uji daya terima.

4.1 Hasil Pembuatan Ekstrak Kulit Alpukat (Persea Americana Mill)


Hasil ektraksi maserasi serbuk kulit alpukat sebanyak 250 gram dengan pelarut
etanol 96 % diperoleh ekstrak kental sebanyak 21,30 gram dengan warna hijau muda.
Hasil ekstrak kulit alpukat dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Hasil ekstrak .

18
19

4.2 Hasil Formulasi Sediaan Lulur Krim


Pembuatan sediaan lulur krim dalam penelitian ini yaitu menggunakan beberapa
bahan berupa asam stearat, setil alkohol, trietanolamin (TEA), propilen glikol, metil
paraben, akuades dan ekstrak kulit alpukat. Variasi konsentrasi dari sediaan memiliki
perbedaan bentuk, warna dan bau. Ekstrak kulit alpukat konsentrasi pada F1 6 gram, F2
7 gram dan F3 8 gram, memiliki bentuk semi padat, warna hijau muda pada F1 dengan
konsentrasi ekstrak 6 gram, coklat muda pada F2 konsentrasi 7 gram dan warna coklat
tua pada F3 dengan konsentrasi 8 gram, hal ini terjadi perbedaan warna pada sediaan
dikarenakan semakin banyak konsentrasi yang ditambahkan maka warna yang
dihasilkan semakin pekat. Adapun bau dari sediaan yaitu bau khas kulit alpukat. Hasil
formulasi sediaan lulur krim ditampilkan pada gambar 5.

. Gambar 5. Hasil Formulasi Sediaan Lulur Krim

4.3 Hasil Uji Sifat Fisik Lulur Krim


1. Hasil Uji Organoleptik
Uji organoleptik dilakukan untuk melihat tampilan fisik sediaan dengan cara
melakukan pengamatan terhadap bentuk, warna dan bau dari sediaan yang dibuat.[20]
Hasil uji organoleptik ditampilkan pada tabel 2.
Tabel 2. Hasil Uji Organoleptik
Formula Warna Bentuk Bau
F1 Hijau Muda Kental Khas Kulit Alpukat
F2 Coklat Muda Kental Khas Kulit Alpukat
F3 Coklat Tua Sangat Kental Khas Kulit Alpukat
20

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil uji organoleptik


formulasi sediaan lulur krim dari ekstrak kulit alpukat memiliki konsentrasi cukup baik.
Warna pada F1 hijau muda, F2 coklat muda dan F3 coklat tua, hal ini sesuai dengan
penelitian Ika dkk tentang Formulasi sediaan Lulur Krim Scrub Dari Ekstrak Etanol Ubi
Jalar Ungu (Iphomea Batatas L.) bahwa warna pada sediaan memililiki warna yang
berbeda dari masing - masing formula. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan
konsentrasi yang ditambahkan pada sediaan, bahwasannya seamakin besar konsentrasi
ekstrak kental yang ditambahkan maka akan semakin gelap warna yang dihasilkan.[36]
Bentuk sediaan pada formula 1 dan 2 menghasilkan bentuk yang kental, sedangkan pada
pada formula 3 lebih banyak ekstrak yang ditambahkan sehingga warna dan bentuk pada
sediaan lebih pekat dan lebih kental. Adapun bau dari masing-masing formula memilki
bau khas dari kulit alpukat.

2. Hasil Uji Homogenitas


Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sediaan yang telah dibuat
homogen atau tidak. Dengan cara mengoleskan sediaan pada plat kaca . Homogenitas
ditentukan dengan tidak adanya butiran kasar pada sediaan. [20] Pengujian ini dilakukan
dengan cara meletakkan FI (6 gram), FII (7 gram), dan FIII (8 gram) diatas plat kaca
sebanyak 0,5 gram kemudian diatasnya ditutup menggunakan plat kaca, amati ada atau
tidaknya gumpalan pada sediaan. Hasil pengujian homogenitas dari semua sediaan lulur
krim ekstrak kulit alpukat dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas Sediaan Lulur Krim
Formula Uji Homogenitas
F1 Homogen
F2 Homogen
F3 Homogen
Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dilakukan pada masing-masing formula
(F1, F2 dan F3) mengasilkan sediaan yang homogen atau tidak adanya butiran kasar
pada sediaan. Hal ini sesuai dengan penelitian Rani dkk tentang Sediaan Lulir Krim Dari
21

Rimpang Kunyit (Curcuma Longa Linn) dapat diketahui bahwa sediaan lulur
menunjukkan homogen karena bahan terdispersi dengan sempurna. [32]. Hasil uji
homogen dapat dlihat pada gambar 6.

Gambar 6. Hasil Uji Homogenitas Lulur Krim


3. Hasil Uji pH
Pengukuran pH dilakukan untuk mengetahui apakah sediaan memiliki pH yang
sesuai dengan pH kulit atau tidak. Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan
indikator pH yang dicelupkan kedalam sediaan lulur krim, kemudian diamkan lalu amati
perubahan warna dan nilai pH dicatat. pH kulit yang baik yaitu 4,5-6,5 [34]. Hasil uji
pH dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Hasil Uji pH Sediaan Lulur Krim
Formula Uji pH
F1 6
F2 6
F3 6
Berdasarkan hasil uji pH pada ketiga sediaan lulir krim tersebut dengan
konsentrasi yang berbeda menghasilkan pH yang sama yaitu 6, pengukuran pH sediaan
memenuhi kriteria pH kulit yaitu dalam interval pH 4,5-6,5 karena jika tidak sesuai
dengan pH kulit yang telah ditetapkan pada sediaan topikal maka akan mengakibatkan
terjadinya iritas kulit. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Densi dkk tentang
Formulasi Lulur Krim Dari Ekstrak Agarose (Geldium sp) apabila sediaan bersifat basa
(tidak masuk dalam rentang pH 4,5-6,5) maka akan mempengaruhi elastisitas kulit,
namun apabila sediaan bersifat asam dengan dengan rentang pH dibawah rentang pH
22

kulit maka akan mengakibatkan kulit mudah teririasi.[35] Hasil uji pH dapat dilihat pada
gambar 7.

Gambar7. Hasil Uji pH Lulur Krim.

4. Hasil Uji Daya Sebar


Uji daya sebar dilakukan untuk menjamin pemerataan sediaan yang diaplikasikan
pada kulit, Persyaratan daya sebar untuk sediaan topikal adalah 5-7 cm. Hasil uji daya
sebar dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Hasil Uji Daya Sebar
Formula Uji Daya Sebar
F1 5 cm
F2 5 cm
F3 4 cm
Berdasarkan hasil pengujian daya sebar sediaan lulur krim ekstrak kulit alpukat,
dapat disimpulkan bahwa pada kedua formula dengan konsentrasi yang berbeda (F1 6
gram, F2 7 gram) menghasilkan daya sebar 5 cm, hal ini menunjukkan bahwa kedua
formula tersebut telah memenuhi syarat sediaan topikal yang baik yaitu 5-7 cm karena
sediaan yang dibuat cukup lunak, sedangkan pada F3 dengan konsentrasi 8 gram
menghasilkan daya sebar 4 cm, sehingga hasil uji daya sebar tidak memenuhi syarat
dikarenakan semakin tinggi konsentrasi ekstrak maka semakin kecil luas daya sebarnya.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Khoirunnisa tentang Formulasi Sediaan
Lulur Krim Dari Ekstrak Beras Ketan Hitam (Oryza Sativa L.var glutinosa) Sebagai
Pelembab Kulit bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak maka semakin kecil luas
penyebarannya. [37]
23

Gambar 8. Hasil Uji Daya Sebar Lulur Krim

6. Hasil Uji Daya Lekat


Uji daya lekat dilakukan dengan cara menimbang sampel sebanyak 0,5 gram
diletakkan diatas objek glass, kemudian ditekan dengan beban 200 g selama 1 menit.
Setelah itu beban diangkat dari objek glass kemudian catat waktu pelepasan
menggunakan stopwatch, nilai uji daya lekat yang baik untuk sediaan lulur krim antara
2-300 detik. [20] Hasil Uji daya lekat dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Uji daya lekat lulur krim
Formula Waktu
F1 01 : 35 detik
F2 01 : 42 detik
F3 02 : 23 detik
Berdasarkan hasil uji daya lekat yang ditimpa beban sebesar 200 gram
mendapatkan hasil pada F1 01 : 35 detik dan F2 01 : 42 detik sedangkan pada F3 yaitu
02 : 23 detik, bahwasannya ketiga formula tersebut memenuhi syarat sediaan yang telah
ditentukan yaitu 2-300 detik, sehingga sediaan dapat diaplikasikan pada kulit dengan
baik, hal ini terjadi perbedaan waktu pelepasan dikarenakan semakin banyak konsentrasi
ekstrak yang ditambahkan maka semakin tinggi viskositas yang dihasilkan. Hal ini
sesuai dengan penelitian Prabandani tentang Formulasi dan Uji Stabilitas Sediaan Lulur
Krim Dari Rimpang Kunyit (Curcuma Longa Linn) bahwa adanya perbedaan
konsentrasi mempengaruhi daya lekat, dengan adanya penambahan ekstrak menurunkan
waktu melekat krim pada kulit.[20]
24

Gambar 9. Hasil Uji Daya Lekat Lulur Krim

7. Uji Viskositas
Uji viskositas dilakukan untuk mengetahui seberapa kental sediaan tersebut.
Alat yang digunakan adalah Viskometer. Persyaratan viskositas lulur krim yang baik
menurut SNI 16-4399-1996 adalah 2000 – 50.000 cps. [20] Pada penelitian ini uji
viskositas dilakukan menggunakan Viskometer Ostwald dengan memasukkan sediaan
kedalam viskometer kemudian ditutup dengan ball pipet dan ditekan pada bagian tengah
ball pipet agar sediaan bisa naik ke garis A kemudian ball pipet dilepas agar sediaan
turun ke garis B. akan tetapi yang terjadi ketika tombol tengah ditekan, sediaan tidak
dapat naik atau mencapai garis yg ada pada viskometer. Hal ini disebabkan karena
sediaan terlalu kental sehingga tidak dapat mencapai garis yang ditentukan. Penggunaan
Viskometer Ostwald hanya bisa digunakan atau dapat dilewati oleh larutan, sehingga
pada saat dilewati sediaan semi padat tidak dapat berjalan dengan baik, maka dari itu
sebaiknya menggunakan alat khusus untuk uji viskositas pada sediaan semi padat yaitu
Viskometer Brookfield.

Gambar 10. Hasil Uji Viskositas Lulur Krim


8. Hasil Uji Daya Terima
Uji daya terima merupakan uji dimana penilis diminta untuk memberi tanggapan
secara pribadi tentang kesukaan atau ketidaksukaan beserta tingkatannya, adapun
25

pengujian yang dilakukan meliputi warna, bau dan tekstur pada sediaan. [36] Uji daya
terima yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan cara menanyakan secara
langsung kepada 10 orang, dari usia 21-22 tahun untuk melihat tampilan fisik, bau dan
tekstur sediaan, apakah dapat diterima atau layak tidaknya jika digunakan, dengan
mencantumkan jumlah responden yang merespon terhadap sediaan yang dibuat. Hasil
Uji daya terima dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7. Hasil Uji Daya Terima
Formula Warna Bentuk Bau
F1 10 7 9
F2 8 7 8
F3 9 6 8
Berdasarkan hasil uji daya terima yang diperoleh dari tabel diatas bahwa respon
yang paling banyak di sukai atau dapat diterima yaitu pada warna baik formula 1, 2
maupun 3 hal ini disebabkan karena warna sediaan sering dijumpai sediaan lulur pada
umumnya sehingga responden meyukainya. Bau pada sediaan F1, F2 F3 tidak begitu
banyak disukai atau kurang diterima karena pengaruh dari aroma kulit alpukat, adapun
tekstur dari lulur krim ini sangat banyak disukai atau mudah diterima baik formula 1, 2
maupun 3 karena bentuk atau teksturnya yang kental sehingga mudah saat diaplikasikan.

Gambar 11. Hasil Uji Daya Terima


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa ekstrak limbah kulit alpukat (Persea Americana Mill) dapat
diformulasikan sebagai sediaan lulur krim. Dari hasil pengujian yang dilakukan pada
F1, F2 dan F3 maka hasil yang memenuhi syarat mutu sediaan yaitu F1 dan F2.

5.2 Saran
Perlu dilakukan pengujian lebih lanjut seperti dilakukan uji viskositas
menggunakan Viskometer Brookflied sehingga mudah dalam mengukur kekentalan
sediaan semi padat.

26
DAFTAR PUSTAKA

[1] Damayanti A.Z . 2018. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit Dan Kelamin. Periodical of
Dermatology Vebereolog. 3(3):208-215
[2] Sari.R.W., Anggareny R. 2021. Formulasi Sediaan Lulur (Body Scrub) Ekstrak
Daun Jambu Biji (Persea Guajava Linn) Sebagai Antioksidan. Jurnal Ilmiah
4(3):419-424
[3] Wimpy, Harningsuh T, Larassati W.T. 2020. Uji Aktivitas Antioksidan Dan Tabir
Surya Kombinasi Ekstrak Kulit Pisang Kepok (Musa Paradisiaca Linn) Dan
Kulit Buah Alpukat (Persea Americana Mill). Jurnal Ilmiah Manuntung.
6(2):231-239.
[4] Sarmila, Tanggapili H.S.,, Melini A , Isrul M. 2021. Potensi Ekstrak kulit Buah
Alpukat (Persea americana Mill) Sebagai Bahan Aktif Formulasi Masker
Peel-Off. Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia. 7 (1) : 33-46.
[5] Wardani Kusuma. P. E,, Fitriani E. Suci P.R., Safitri Hamidah N.I.C
2021. Formulasi Dan Uji Stabilitas Mutu Fisik Ekstrak Kulit Alpukat (Persea
americana Mill) Pada Sediaan Lotion. Artikel Pemakalah Paralel.
445– 451.
[6] Isromarina R., Rusli D., Sari Ulan D. 2022. Aktivitas Antioksidan Kandungan
Flavonoid Total, Dan Tanin Total Ekstrak Etanol Kulit Buah Alpukat (Persea
americana Mill) . Jurnal Ilmiah Farmasi ( Scientific Journal of Pharmachy).
: 169-174
[7] Rafiani L. 2019. Uji Sifat Fisik Dan Aktivitas Antioksidan Karim Dari Ekstrak
Kulit Buah Alpukat ( Persea americana Mill ). Skripsi. Program Studi DIII
Farmasi. Politektink Harapan Bersa ma Tegal.
[8] Jannah L. 2016. Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Daun Alpukat (Persea
americana Mill) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysenteriae dan
Salmonella typhi Serta Pemanfaatannya Sebagai Leaflet. Skripsi. Universitas
Negeri Jember.

27
28

[9] Efriana N. 2019. Formulasi Sediaan Masker Sheet Dari Ekstrak Kulit Buah Alpukat
(Persea gratissima Gaertn) Sebagai Pelembab. Skripsi. Medan: Fakultas
Farmasi Dan Kesehatan. Institus Kesehatan Heletia.
[10] Nahar L.C. 2017. Uji Efektivitas Antibakteri Ekstrak Biji Alpukat (Persea
americana Mill.) Terhadap Streptococcus Mutans. Skripsi. Makassar:
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanudin.
[11] Sari P.I. 2020. Analisis Mutu fisik Alpukat (Persea Americana Mill) Dengan
Lama Pengangkutan Berbeda. Skripsi. Pekan baru Riau; Universitas Islam
Negri Sultan Syarif Kasim.
[12] Nasution S . M. 2020. Identifikasi Tanaman Alpukat (Persea Americana Mill)
Sebagai Tanaman Multi Purpose Tree Species (MPTS) Di Tiga Kabupaten
Dataran Tinggi Di Sumatera Utara. Skripsi. Fakultas Kehutanan; Universitas
Sumatera Utara.
[13] Darmirani Y., Delma C, Pranata C. 2021. Formulasi Hand And Body Lotion
Ekstrak Kulit Buah Alpukat (Persea Gratissima Gaernt) Sebagai Pelembab.
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat .1(2):323-327.
[14] Helmina, Wati, Hastuti Eny H.R. Mardiati N. 2021, Pemeberdayaan Masyarakat
Dalam Pembuatan Lulur Tradisional Dari Beras Dan Kunyit Di Kecamatan
Cempaka Banjar Baru. PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada
Masyarakat. Okt 31; 6(6):621-624.
[15] Daswi. D.R. 2020. Salim H, Karim D. Formulasi Sediaan Lulur Krim Yang
Mengandung Tepung Jintan Hitam (Nigella Sativa L.) Dengan Variasi
Konsentrasi Trietanolamin. Media Farmasi. 17(1):18-27.
[16] Lestari T.,, Djamaluddin A, Handayani R.P. 2020. Pembuatan Uji Organoleptik
Sediaan Lulur Tradisional Kaya Antioksidan Dari Daun Kelor (Moringa
Oleifera) Dan Tepung Beras Ketan Hitam (Oryza Sativar Glutinosa)
Dengan Penambahan Kulit Jeruk Nipis (Citrus aulantivoria) Journal Of
Holistic and Health Sciences. 4 (2) : 107-113.
29

[17] Puspito A.I. 2021. Formulasi Dan Uji Sifat Fisisk Sediaan Lulur Krim Kombinasi
Serbuk Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) Dan Serbuk Wortel
(Daucus Corota L.) Tugas Akhir. Farmasi Politeknik Harapan Bersama.
[18] Isfianti D.E. 2018. Pemanfaatan Kulit Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Dan
Daun Kelor (Moringa olievera Lamk) Untuk Pembuatan Lulur Tradisional
Sebagai Alternatif “ Green Cosmetics ”. 07(2): 74-86 Edisi Yudisium
[19] Purwandari V., Silitonga M.,, Thaib M.C.,, Kristina I.S. 2018. Formulasi Sediaan
Krim Lulur Kopi Arabika (Coffea arabica) Sebagai Anti-aging.
Farmasetika. 05(1):51-63.
[20] Prabandani. R.,, Suherman H.,. 2021. Formulasi Dan Uji Stabilitas Sediaan Lulur
Krim Dari Rimpang Kunyit (Curcuma Longa Lirn) Skripsi. Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Purwokwrto.

[21] Hasniar, Yusriadi, Khumaidi A. 2015. Formulasi Krim Antioksidan Ekstrak


Daun Kapas (Gosypium sp) Gelenika. Journal of pharmacy. (1):9-15.

[22] Saryanti D.,, Setiawan I., Safitri R.A. 2019. Optimasi Formulasi Sediaan Krim
M/A Dari Ekstrak Kulit Pisang. Jurnal Riset Kefarmasian. (3):225-237.
[23] Cipta A. N. Soebagio B. Sriwidodo. 2010. Pengaruh Propilen Glikol Terhadap
Laju Difusi Krim Natrium Diklofenak Dengan Basis Hidrofobik Swcara
Invitro. J.Trop.Pharm.Chem. 1(1):8-16.
[24] Aprilia D.A. 2017. Pengaruh Kadar Gliserin Terhadap Stabilitas, Efektivitas, Dan
Aseptabilitas Pelembab Aloevera Dalam Sediaan Berbasis Cold Cream.
Skripsi. Universitas Airlangga.
[25] Marrukmihadi M. 2012. Ananda R., Handayani T.U.,, Pengaruh Penambahan
Carbomer 934 Dan setil Alkohol Sebagai Emulgator Dalam Sediaan Krim
Ekstrak Etanolik Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus rossa sinesis L.)
Terhadap Sifat Fisik Dan aktifitas Antibakteri Pada Staphyloccus aureus .
Majalah Farmasetik. 8 (2).
[26] Khotimah H. Anggraeni E.W., Ningsih A.S.2017. Karakteristik Hasil Pengolahan
Air Menggunakan Alat Destilasi.. Jurnal Chemurgy. 01(2) : 34-38.
30

[27] Tijang M.W.,, Dewi K.D. Andika P.A.,, Suriyani A.P.D.,, Maharani K. 2019.
Rismayan A.P.,, Astuti W.A.,, Analisis Kualitatif Kandungan Paraben
Dalam Kosmetik Hand Body Lotion. Indosnesian Journal of Legaland
Forensis Sciences Paraben. 9(2):89-96.
[28] Harefah .P.R.E. 2018. Formulasi Dan Uji Efektivitas Sediaan Krim Body Scrub
Yang Mengandung Ampas Kopi (Coffea arabica L.) Skripsi. Medan;
Program Studi Sarjana Farmasi Universitas Sumatera Utara.
[29] Wahyuni F.E.,, Rochmah N.N.,, Nugroho W.D.I. 2020. Aktivitas Antibakteri
Sediaan Krim Kombinasi Kulit Batang Mangrove (Avvicenia marina) Dan
Minyak Atsiri Jeruk Nipis (Citrus aurantifiolia) Terhadap Pertumbuhan
Staphyloccus aureus ATCC 25923. Jurnal Ilmiah jhopus : Journal Of
Pharmacy UMUS. 3(2) : 75-84
[30] Mulyani. S.D. 2021. Formulasi Sediaan Sabun Cuci Tangan Dari Ekstrak Daun
jambu Biji Merah ( Psidium guajava varietas Pomifeera) . Tugas Akhir.
Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Muhadi setia Budi Brebes.
[31] Pasaribu R.S. 2019. Formulasi Dan Uji Anti aging Dari Sediaan Krim Wajah Yang
Mengandung Ekstrak Kulit Buag Alpukat (Persea americana Mill) Skripsi.
Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
[32] Prabandani. R.,, Suherman H. 2021. Formulasi Dan Uji Stabilitas Sediaan Lulur
Krim Dari Rimpang Kunyit (Curcuma Longa Lirn). Skripsi. Purwokerto:
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan.
[33] Setiawan W.A.,, Setyabudi L.,, Yulianto A.S. 2022. Formulasi Dan Uji Aktivitas
Antibakteri Sediaan Krim Ekstrak Kulit Batang Mangrove (Avicennia
marina) Terhadap Pertumbuhan Staphyloccus aures Jurnal Ilmiah Jophus :
Journal of Pharmacy UMUS. 3(02): 85-94.
[34] Hakim et.al. 2020. Formulasi Dan Uji Sifat Fisik Sediaan Lulur Krim Dari Ekstrak
Etanol Daun Sirsak (Annona muricata L.) Serta Penentuan Aktifitas
Antioksidannya. Jurnal Sains Farmasi & Klinis (J.Sains Farm Klin).
7 (02) : 135-141.
31

[35] Sopianti D.S., Susello T. 2021. Formulasi lulur Krim Dari Ekstrak Agarosa
Gelidium SP Dan uji Dengan Metode DPPH Sebagai Kandidat Senyawa
Antioksidan. Jurnal ilmiah Pharmacy. 8(1) : 54-64.
[36] Kusuma I.K .,, Aunillah S.,, Djuriah Y.S. 2021. Formulasi Lulur Krim Scrub dari
Ekstrak Etanol Ubi jalar Ungu (Ipomoea batatas L.) Dan Serbuk
Beras Putih (Oryza Sativa L.). Jurnal Farmasi Udayana. 10(2) : 177-
183
[37] Khoirunnisa. 2019. Formulasi Sediaan Krim Lulur Dari Ekstrak Beras Ketan
Hitam (Oryza Sativa L. var glutinosa) Sebagai Pelembab Kulit. Skripsi.
Medan; Fakultas Farmasi Dan Kesehatan. Institus Kesehatan Helvelita.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Riwayat Penyusun

DAFTAR RIWAYAT PENYUSUN

DATA PRIBADI
Nama : Istikharoh
Tempat, Tanggal Lahir : Brebes, 10 Maret 2000
NIM : 48401190009
Alamat : Dumeling, Rt 03 Rw 02
Agama : Islam
Nama Ayah : Junedi
Nama Ibu : Maftukha
RIWAYAT PENDIDIKAN
SD : SDN Kertabesuki 01
SMP : SMP Negeri 04 Wanasari
SMA : SMA Budi Utomo Perak Jombang, Jatim
Mulai mengikuti Pendidikan D3 Farmasi di Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhadi Setia Budi Brebes pada tahun 2019, dan pada bulan juli 2022
mengikuti ujian Karya Tulis Ilmiah sebagai Tugas Akhir dengan judul “ Formulasi
Sediaan Lulur Krim Dari Ekstrak Limbah Kulit Alpukat (Persea Americana Mill). ’’
Lampiran 2. Pembuatan Simplisia

Sortasi basah

Pengeringan sampel

Proses penghalusan

Proses Pengayakan

Serbuk halus
Lampiran 3. Proses Maserasi

Perendaman sampel

Penyaringan sampel

Penguapan sampel

Ekstrak kental kulit alpukat


Lampiran 4. Proses Pembuatan Lulur Krim

Alat

Bahan

Penimbangan bahan

Pencampuran bahan

Sediaan lulur krim ekstrak kulit alpukat


Lampiran 5. Pengujian Sediaan Lulur Krim

Pengujian organoleptic

Pengujian Homogenitas

Pengujian pH

Pengujian daya sebar

Pengujian daya lekat

Pengujian viskositas

Pengujian daya terima

Anda mungkin juga menyukai