PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
NIM : 108114187
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
NIM : 108114187
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
iii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Halaman Persembahan
Roma 8 : 28
2 Korintus 12 : 9
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan
ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi
penulis telah menerima banyak bantuan, dukungan, saran, kritik dan bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus, sebagai Tuhan sangat luar biasa dalam hidup
penulis.
2. Bapak, Ibu, Abang, Kakak, Adik, Oppung dan Bapa Tua yang selalu
4. Dr. T. N. Saifullah S., M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing atas bantuan,
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6. Dr. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang memberikan
10. Pak Musrifin, Pak Mukmin, Pak Parlan, Pak Iswandi, Pak Heru, Pak
Agung, Pak Ottok, Pak Wagiran, Pak Sigit serta laboran-laboran yang lain
11. Teman satu tim skripsi Hans, Eliza, Yani, Nita dan Tora.
12. Ricardo Kenny C., Lukas Surya, Leo Baktiman Ande, Yeni Natalia S.,
13. Teman-teman FSM C, FSM D, FST A, FST B, FKK A dan FKK B 2010.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari seluruh pihak untuk
ilmu pengetahuan.
Penulis
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………….. i
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………. iv
PRAKATA…………………………………………………………….……. vii
DAFTAR ISI……………………………………………………….……….. ix
DAFTAR GAMBAR…………………………………………….…………. xv
INTISARI…………………………………………………………………... xix
ABSTRACT………………………………………………………..………… xx
BAB I. PENGANTAR………………………………………..…………….. 1
A. Latar Belakang………………………………………….…………... 1
1. Perumusan Masalah…………………………………...………... 3
2. Keaslian Penelitian…………….……………………...………… 3
3. Manfaat Penelitian..…………………………………..………… 4
B. Tujuan Penelitian…………………………………………………… 4
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
A. Gigi………………………………………………………………..... 6
B. Bakteri S. mutans…………………………………………………... 7
1. Deskripsi………………………………………………………... 8
1. Organoleptis……………………………………………….... 9
1. Metode turbidimetri…………………………………………….. 10
G. Pasta Gigi…………………………………..……….......................... 12
1. Definisi………………………..………………………………… 12
1. Kalsium karbonat……………………………………………….. 15
2. Sorbitol………………………………………………………….. 15
3. Gliserin………………………………………………………….. 16
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4. HPMC 90SH……………………………………………………. 16
5. Silitol……………………………………………………………. 17
6. Metil paraben…………………………………………………… 17
7. SLS……………………………………………………………… 18
8. Minyak permen…………………………………………………. 18
9. Air………………………………………………………………. 19
1. Organoleptis…………………………………………………….. 20
2. Viskositas……………………………………………………….. 20
3. pH……………………………………………………………….. 20
4. Daya lekat………………………………………………………. 21
J. Landasan Teori……………………………………………………… 21
K. Hipotesis……………………………………………………………. 22
1. Variabel penelitian……………………………………………… 23
2. Definisi operasional…………………………………………….. 23
C. Bahan Penelitian……………………………………………………. 25
D. Alat Penelitian………………………………………………………. 25
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
F. Analisis Hasil……………………………………………………….. 33
1. Uji organoleptis……………………………………………… 38
2. Uji pH…………………...……………………………………… 39
3. Uji viskositas………………..………………………………….. 40
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
A. Kesimpulan………………………………………………………... 48
B. Saran………………………………………………………………. 48
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 49
LAMPIRAN………………………………………………………………… 54
BIOGRAFI PENULIS………………………..…………………………….. 82
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 10. Hasil uji penentuan KHM dan KBM secara dilui padat…….. 37
Gambar 12. Grafik uji viskositas sediaan pasta gigi minyak kayu manis.... 41
Gambar 13. Grafik uji stabilitas viskositas sediaan pasta gigi minyak kayu
manis………………………………………………….............. 41
Gambar 14. Grafik uji daya lekat sediaan pasta gigi minyak kayu manis.... 43
Gambar 15. Grafik uji stabilitas daya lekat sediaan pasta gigi minyak kayu
manis………………………………………………………….. 44
Gambar 16. Zona hambat sediaan pasta gigi minyak kayu manis terhadap
S. mutans ……………………………………………………... 45
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 5. Hasil uji aktivitas antibakteri dan penentuan KHM dan KBM
xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR PERSAMAAN
Halaman
xvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR SINGKATAN
xviii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
INTISARI
Bakteri S. mutans merupakan bakteri penyebab karies gigi.
Sinamaldehida merupakan kandungan utama dalam minyak kayu manis yang
memiliki aktivitas antibakteri. Minyak kayu manis dapat diformulasikan menjadi
pasta gigi untuk meningkatkan penerimaan pengguna. Sorbitol digunakan sebagai
levigating agent yang berfungsi untuk melembabkan dan melapisi partikel-
partikel sediaan pasta gigi sehingga menghasilkan sediaan yang halus. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh peningkatan konsentrasi sorbitol
dalam pasta gigi minyak kayu manis terhadap sifat dan stabilitas sediaan, uji
aktivitas antibakteri serta uji iritasi sediaan.
Penelitian ini merupakan eksperimental murni. Pasta gigi minyak kayu
manis dibuat dengan variasi konsentrasi sorbitol 9%; 9,5%; 10%; 10,5%; 11% dan
11,5%. Sifat fisik dan stabilitas pasta gigi diuji dengan melihat organoleptis, pH,
viskositas dan daya lekat. Data viskositas, daya lekat dan aktivitas antibakteri
diuji statistik menggunakan perangkat R-3.0.2 untuk mengetahui signifikansi (p-
value < 0,05) dari peningkatan konsentrasi sorbitol.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sorbitol memberikan pengaruh
terhadap viskositas dan daya lekat tetapi tidak mempengaruhi pH dan aktivitas
antibakteri. Semakin tinggi konsentrasi sorbitol menyebabkan penurunan
viskositas dan daya lekat. Pasta gigi minyak kayu manis dapat menghambat
pertumbuhan S. mutans dan mengiritasi membran mukosa.
Kata kunci: S. mutans, minyak kayu manis, aktivitas antibakteri, pasta gigi,
sorbitol, iritasi.
xix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
xx
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
mudah ditelan dan dicerna (Walker, 2003). Gigi yang sehat merupakan impian
setiap manusia karena selain untuk memotong makanan gigi juga berperan dalam
mendukung penampilan menjadi agar terlihat lebih menarik. Gigi yang dirawat
dengan cara yang tidak tepat dapat menimbulkan kerusakan pada gigi. Kerusakan
gigi disebabkan oleh bakteri S. mutans karena dapat menciptakan suasana asam
yang berlangsung lama pada mulut sebagai hasil dari proses fermentasi
pembersihan gigi secara mekanis menggunakan sikat gigi dan pasta gigi yang
bahan alam di kalangan masyarakat cenderung meningkat. Salah satu bahan alam
yang memiliki aktivitas antibakteri adalah minyak kayu manis. Minyak kayu
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
minyak kayu manis memiliki KHM sebesar 5% dan KBM sebesar 20% terhadap
S. mutans.
rasa yang tidak nyaman saat penggunaan. Minyak kayu manis diformulasikan ke
Sediaan pasta gigi terdiri dari beberapa macam bahan penyusun antara lain bahan
komponen padat dengan komponen cair (Poucher, 2000). Bahan pengikat yang
digunakan dalam penelitian ini adalah HPMC. HPMC bersifat hidrofil, stabil pada
cairan yang dapat bercampur dengan sediaan sehingga menyebabkan ikatan antar
partikel padat menjadi longgar (Kulshreshtha dkk, 2010; Joseph dkk., 2013;
molekul air (Prankerd, 2004; Owen, 2009). Keuntungan sorbitol yaitu tidak
menyebabkan kerusakan gigi dan memiliki rasa yang manis (Owen, 2009; Nabors,
2012).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
gigi minyak kayu manis. Pada sediaan pasta gigi perlu dilakukan uji sifat fisik dan
stabilitas, uji daya antibakteri serta iritasi sediaan pasta gigi. Pentingnya pengujian
1. Perumusan masalah
b. Apakah sediaan pasta gigi minyak kayu manis memiliki aktivitas antibakteri
c. Apakah sediaan pasta gigi minyak kayu manis memiliki potensi mengiritasi
membran mukosa?
2. Keaslian penelitian
mutans serta pengujian iritasi sediaan pasta gigi belum pernah dilakukan.
Pada penelitian ini yang menjadi pembeda adalah zat aktif yang digunakan
minyak kayu manis, bahan pengikat yang digunakan HPMC dan pengujian
iritasi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
(Fitria, 2013). Pada penelitian ini yang menjadi pembeda adalah bahan
c. Formulasi pasta gigi minyak cengkeh (Syzygium aromaticum (L.) Merr. dan
Perry (Masruhin, 2012). Pada penelitian ini yang menjadi pembeda adalah
bahan pengikat yang digunakan HPMC, zat aktif yang digunakan minyak
3. Manfaat penelitian
minyak kayu manis terhadap sifat fisik dan stabilitas sediaan pasta gigi,
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Membuat sediaan pasta gigi yang mengandung zat aktif minyak kayu
manis.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
2. Tujuan khusus
c. Untuk mengetahui potensi iritasi pasta gigi minyak kayu manis terhadap
membran mukosa.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Gigi
Fungsi gigi secara spesifik terlepas dari organ lain di mulut yaitu
umum terkait kerja sama dengan organ lain di sekitarnya seperti bibir dan lidah
2013; Walker, 2003). Struktur gigi terdiri dari mahkota (Corona dentis), bagian
leher (Cervix dentis), dan akar gigi (Radix dentis). Mahkota gigi adalah bagian
gigi yang terlihat, muncul di atas Gingiva dan dilapisi oleh email (Enamelum).
Bagian leher adalah tempat mahkota dan semen (sementum) yang menutupi
permukaan akar. Akar gigi adalah bagian yang melekat dalam tulang (Brooker,
Gigi yang disikat dengan cara tidak benar dan tepat menyebabkan
masalah seperti karies gigi, penyakit periodontal. Karies gigi adalah penyakit
jaringan keras permukaan mahkota dan akar gigi (Angela, 2005). Karies gigi
6
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7
gigi dan gusi. Penyakit periodontal adalah kondisi peradangan dan degeneratif
yang mengenai gusi dan jaringan penyokong gigi seringkali dimulai pada masa
yaitu penyakit peradangan reversible yang dimulai pada sebagian besar anak-
anak diusia dini dan paling sering berkaitan dengan pembentukan plak gigi
(Wong dkk., 2001). Plak gigi adalah lapisan yang sangat tipis berupa mukus
dan dipenuhi oleh bakteri-bakteri yang ada di rongga mulut. Mukus adalah
kumpulan dari mucin yang merupakan zat yang tekandung pada air liur
2013).
B. Bakteri S. mutans
Bakteri S mutans pertama kali diisolasi dari lesi karies manusia pada
tahun 1924 oleh Clarke. Pada media sukrosa yang mengandung agar menunjukan
koloni putih (kadang-kadang kuning) dan menumpuk pada permukaan agar. Sel S.
Streptokokus adalah bakteri anaerob fakultatif (dapat hidup dalam kondisi ada
Bakteri S. mutans dapat tumbuh subur dalam suasana asam dan dapat
polisakarida ekstra sel yang sangat lengket dari karbohidrat. Polisakarida ini
terdiri dari polimer glukosa yang menyebabkan matriks plak gigi mempunyai
gigi dan terbentuk plak yang semakin tebal (Kidd dan Bechal, 1992).
memiliki jalur glikolisis dan memproduksi laktat, format, etanol sebagai produk
dalam waktu yang lama. Lingkungan asam ini merusak gigi yang menyebabkan
gigi berlubang jika dibiarkan terus lubang gigi akan semakin dalam sehingga
merusak pembuluh darah dan saraf dapat menjadi patogen yang menyebabkan
1. Deskripsi
aroma khas. Daun kayu manis tunggal berhadapan, kecil memanjang, tepi rata,
ujung sedikit lancip. Sejumlah spesies kayu manis yaitu Cinnamomum verum
penting yang diperlukan untuk sintesis dinding sel bakteri sehingga bakteri
1. Organoleptis
Uji organoleptis adalah uji yang melibatkan satu atau beberapa indra
bersangkutan. Uji organoleptis meliputi bentuk, warna, rasa, bau. Minyak kayu
memiliki warna kuning jernih dan bau aromatik kuat (Guenther, 2006).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
Menurut SNI (2006) minyak kayu manis berwarna kuning muda sampai coklat
Bobot jenis adalah rasio bobot suatu zat terhadap bobot zat baku yang
volumenya sama pada suhu yang sama dan dinyatakan dalam desimal.
Kerapatan (density) adalah massa per satuan volume (bobot zat per satuan
terhadap bobot suatu zat baku misalnya air yang merupakan zat baku untuk
sebagian besar perhitungan dalam farmasi. Bobot jenis suatu zat dapat dihitung
dengan mengetahui bobot zat (g) dibagi dengan bobot sejumlah volume air
yang setara (g). Bobot jenis adalah faktor yang memungkinkan pengubahan
jumlah zat dalam formula farmasetik dari bobot menjadi volume dan
sebaliknya (Ansel dan Prince, 2004). Indeks bias adalah kemampuan suatu
SNI (2006) bobot jenis dan indeks bias (nD20) minyak kayu manis adalah
1. Metode turbidimetri
larutan antibiotik. Pada metode ini, mikroorganisme yang uji yang sesuai
tabung uji dengan kekeruhan media dalam tabung antibiotik baku pembanding
terhadap zona hambat oleh dosis antibiotik baku pembanding pada media
mikroorganisme uji yang sesuai dan peka ke dalam media lempeng agar pada
cawan petri. Silinder dipasang tegak lurus pada lapisan agar padat dalam cawan
berupa lingkaran atau “zona” disekeliling silinder yang berisi larutan antibiotik.
kemudian cakram kertas tersebut ditanam pada media agar padat yang telah
F. Levigating Agent
yang halus (Karimi, 2014). Levigating agent mengurangi ukuran partikel dengan
cara menggantikan udara pada permukaan zat padat-udara dengan cairan sehingga
ikatan antar partikel menjadi longgar. Contoh levigating agent yaitu gliserin,
G. Pasta Gigi
1. Definisi
dengan sikat gigi untuk membersihkan gigi (Buch, 2010). Pasta gigi membantu
bau nafas (Garlen, 1996). Menurut SNI (1995) syarat sediaan pasta gigi adalah
1500 ppm, zat warna dan zat pengawet sesuai yang diijinkan oleh departemen
kesehatan.
busa, rasa, stabilitas dan aman. Konsistensi didefinisikan sebagai reologi dari
pasta. Konsistensi ideal pasta gigi adalah cukup lembut dan mudah dikeluarkan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13
gigi. Penampilan pasta harus halus, seragam, mengkilap, bebas dari jebakan
Formulasi pasta gigi harus stabil selama penyimpanan, tidak terjadi pemisahan,
1996).
abrasif berfungsi untuk menghilangkan noda pelikel pada gigi (Schmalz dan
detergen yaitu sodium lauril sulfat atau sodium dodesil sulfat (Schmalz dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
yang digunakan dalam pasta gigi adalah 10% - 30% (Poucher, 2000).
pasta gigi dengan memberikan rasa yang lembut dan manis. konsentrasi
bahan pemanis yang di klaim memiliki aktivitas anti karies (Buch, 2010).
f. Bahan perasa. Bahan perasa berfungsi untuk memberi rasa segar pada
memberikan rasa tertentu yang spesifik dan membuat rasa yang unik
sehingga hal ini perlu diperhatikan. Bahan perasa yang ditambahkan tidak
boleh berlebihan serta tidak memberi kesan seperti rasa terbakar (Othmer,
(Garlen, 2009).
g. Air. Air berfungsi sebagai pelarut untuk mengurangi biaya bahan baku.
Konsentrasi air di atas 20% membutuhkan bahan pengawet yang baik untuk
digunakan yaiutu sodium benzoat, metil paraben dan etil paraben (Buch,
(Garlen, 1996).
1. Kalsium karbonat
putih, tidak berbau dan tidak berasa. Kalsium karbonat hampir tidak larut
dalam etanol 95% dan air. Kelarutan kalsium karbonat di dalam air akan
Kalsium karbonat larut dalam asam asetat 1 N, dalam asam klorida 3 N dan
dalam asam nitrat 2 N dengan membentuk gelembung gas (Dirjen POM, 1995).
2. Sorbitol
higroskopis, tidak berbau, putih atau tidak berwarna. Sorbitol memberikan rasa
manis sekitar 50% - 60% seperti sukrosa, rasa dingin, dan enak. Sorbitol adalah
D-glukosa, bahan pengganti gula dari golongan gula alkohol yang terdiri dari
hexahidrat alkohol (Shur, 2009). Sorbitol sangat mudah larut dalam air, sukar
larut dalam metanol, dalam etanol dan dalam asam asetat (Dirjen POM, 1995).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
tingkat rasa manis seperti sukrosa sekitar 60%. Larutan sorbitol menjadikan
3. Gliserin
tidak berwarna, tidak berbau, viskos, memiliki rasa manis (Alvarez-Nunez dan
Medina, 2009). Gliserin dapat bercampur dengan air dan dengan etanol (Dirjen
POM, 1995).
4. HPMC 90SH
metilselulosa yang berbentuk serbuk granul putih atau putih kekuningan, tidak
berbau dan tidak berasa. HPMC praktis tidak larut dalam air panas, kloroform,
etanol 95%, eter tetapi HPMC larut dalam air dingin, menggumpal dan
baik selama penyimpanan dalam jangka waktu yang lama (Rogers, 2009).
5. Silitol
higroskopis dalam kondisi normal, putih, tidak berbau, memiliki rasa manis,
memberikan rasa sensasi dingin. Silitol sangat sedikit larut dalam gliserin, larut
dalam piridin dan air. Silitol merupakan bahan pemanis non kariogenik yang
6. Metil paraben
atau serbuk kristalin putih. Fungsi metil paraben adalah sebagai pengawet
antimikroba. Metil paraben bersifat non mutagenik, non teratogenik dan non
karsinogenik (Haley, 2009). Metil paraben sukar larut dalam air, benzena
karbon tetraklorida dan mudah larut dalam etanol dan eter (Dirjen POM, 1995).
7. SLS
kurang dari 2% (Garlen, 1996). SLS berbentuk kristal berwarna putih atau
kuning muda, mudah larut dalam air, praktis tidak larut dalam kloroform dan
8. Minyak permen
permen berbentuk cairan tidak berwarna atau kuning pucat, bau khas kuat
menusuk, rasa pedas diikuti rasa dingin jika udara dihirup melalui mulut.
Kelarutan minyak permen dalam etanol 70% satu bagian volume dilarutkan
dalam tiga bagian volume etanol 70%, tidak terjadi opalesensi (Dirjen POM,
9. Air
2009). Air berbentuk cairan jernih, tidak berwarna dan tidak berbau. Air
Minyak kayu manis berwarna kuning muda sampai coklat muda serta
sinamaldehida minimal 50%. Minyak kayu manis adalah minyak atsiri yang
burmani blume) yang sudah dikeringkan (SNI, 2006). Kulit kayu manis
mempunyai rasa pedas dan manis, berbau wangi serta bersifat hangat (Hariana,
2008). Minyak kayu manis dapat menyebabkan iritasi khususnya dalam dosis
yang besar dan kontak yang terlalu lama pada kulit dan membran mukosa
reaksi sensitisasi pada manusia. Minyak kayu manis dalam dosis lebih dari 0,2
Laekeman, 2011).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20
1. Organoleptis
Uji organoleptis meliputi bentuk, warna, rasa, bau. Pasta gigi harus
tampilan warna yang menarik, tidak ada udara yang terperangkap di dalamnya.
Pasta gigi juga harus memiliki spesifik rasa dan aroma merupakan aspek yang
1996).
2. Viskositas
satuan viskositas adalah poise (P) tetapi satuan centipoise (cp) lebih lazim
jika suhu tinggi maka viskositas rendah. Untuk mendapatkan hasil viskositas
yang akurat dengan viskometer maka suhu harus dikontrol dengan hati-hati
(Kenkel, 2003). Viskositas pasta gigi umumnya memiliki range 150000 dan
3. pH
dalam kisaran 4,5-10. Erosi enamel dapat terjadi apabila sering terpapar larutan
asam yang memiliki pH 4 atau kurang (Schmalz dan Bindslev, 2009). Nilai pH
4. Daya lekat
dengan kemampuan melekat pada sikat gigi saat hendak diaplikasikan (Garlen,
sediaan di atas gelas objek, diberi beban sebesar 1 kg selama 1 menit kemudian
dipasang pada alat uji. Alat uji yang digunakan diberi beban sebesar 80 g. Daya
lekat merupakan waktu yang digunakan sediaan untuk terlepas dari gelas objek
(Voigh, 1995).
J. Landasan Teori
agent untuk menghasilkan sediaan pasta gigi yang halus dengan cara mengisi
partikel menjadi longgar dan menyebabkan penurunan viskositas dan daya lekat.
Pasta gigi yang memiliki viskositas rendah tidak disukai karena pada saat
pengaplikasian tidak memiliki daya lekat yang baik pada sikat gigi. Sorbitol
K. Hipotesis
3. Pasta gigi minyak kayu manis tidak memiliki potensi mengiritasi membran
mukosa.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Variabel penelitian
fisik dan stabilitas fisik sediaan (organoleptis, pH, viskositas dan daya
lekat), uji aktivitas antibakteri dan uji iritasi sediaan pasta gigi.
penelitian ini adalah lama penyimpanan dan sifat dari wadah penyimpanan.
2. Definisi operasional
a. Pasta gigi. Pasta gigi merupakan suatu sediaan semi solid liquid yang
yang halus dengan cara mengurangi ukuran partikel. Levigating agent yang
23
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24
fisik, stabilitas, uji aktivitas antibakteri dan uji iritasi pasta gigi.
manis dan pasta gigi minyak kayu manis dalam menghambat dan
i. Kontrol positif. Kontrol positif dalam penelitian ini adalah pasta gigi merek
j. Kontrol negatif. Kontrol negatif dalam penelitian ini adalah parafin cair dan
k. Zona hambat. Zona hambat adalah zona jernih yang tidak menunjukan
digunakan untuk mengukur daya hambat minyak kayu manis dan uji
melihat daya hambat minyak kayu manis serta menentukan nilai KHM dan
KBM.
o. KBM. KBM adalah konsentrasi minimum minyak kayu manis yang dapat
membunuh S. mutans.
p. Mukus. Mukus adalah lendir yang dihasilkan oleh slug (siput tanpa
cangkang).
C. Bahan Penelitian
manis yang diperoleh dari Eteris Nusantara Padang, HPMC 90SH, sorbitol,
gliserin, silitol, metil paraben, minyak permen, SLS, kalsium karbonat. Seluruh
bahan yang telah disebutkan di atas memiliki kualitas farmasetis. Distilled water
D. Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Viscotester Rion seri
b. Verifikasi indeks bias. Indeks bias minyak kayu manis diukur menggunakan
hand refractometer dengan cara penutup prisma dibuka, minyak kayu manis
lensa sampai skala terlihat jelas yaitu tampak garis batas yang memisahkan
sisi yang terang dan gelap pada bagian atas dan bawah. Apabila garis batas
berwarna atau tidak jelas maka ring diputar untuk menghilangakan warna
hingga batas terlihat dengan jelas. Nilai indeks bias minyak kayu manis
ditunjukkan oleh garis batas yang memisahkan sisi gelap dan sisi terang.
c. Verifikasi bobot jenis minyak kayu manis. Bobot jenis minyak kayu manis
air yang menempel pada dinding piknometer di bagian luar dibersihkan lalu
bobot air pada suhu 25oC. Perlakuan yang sama dilakukan terhadap minyak
seperti tabung reaksi dan cawan petri sebelum digunakan disterilisasi dahulu
atm sedangkan untuk media TSA dan TSB disterilisasi selama 15 menit.
Stok bakteri uji dibuat dengan cara media TSA yang sudah
Diambil 1-3 ose isolat murni bakteri S. mutans yang sudah dibiakkan,
diinokulasikan ke dalam TSB yang sudah disterilkan dan diinkubasi pada suhu
37oC selama 24 jam. Kekeruhan suspensi bakteri uji disetarakan dengan larutan
0,5 maka dilakukan penambahan media TSB steril untuk memperoleh tingkat
mutans dilakukan dengan metode sumuran. Media TSA yang digunakan dibagi
menjadi 2 bagian yaitu layer bawah dan layer atas. Layer bawah dibuat dengan
cara media TSA steril sebanyak 10 mL dituang ke dalam cawan petri dan
dibiarkan memadat. Layer atas dibuat dengan cara media TSA steril sebanyak
larutan standar Mc Farland 0,5 divortex lalu dituang ke dalam cawan petri yang
berisi layer bawah yang sudah memadat dan dibiarkan memadat. Pada media
yang sudah memadat secara aseptis dibuat lubang sampai batas antara layer
0,5 divortex dan dituang ke dalam cawan petri. Minyak kayu manis konsentrasi
negatif dan kontrol pertumbuhan bakteri uji. Kekeruhan pada media berarti ada
jernih ke media steril yang baru secara streak plate. KHM adalah konsentrasi
terkecil dari minyak kayu manis yang dapat menghambat bakteri uji ditandai
dengan masih terdapat pertumbuhan bakteri pada hasil streak. KBM adalah
konsentrasi terkecil yang membunuh bakteri uji ditandai dengan tidak ada
(fase A). Metil paraben dilarutkan dengan sedikit gliserin (fase B). SLS
dilarutkan dengan sisa gliserin (fase C). Minyak peppermint dan minyak
kayu manis dicampur dan diaduk (fase D). Silitol dilarutkan dengan
aquadest (fase E). Fase A diaduk kemudian ditambahkan fase E. Fase B dan
homogenitas dan tekstur pasta gigi. Uji ini dilakukan setelah 2 hari
b. Uji pH. Uji pH dilakukan dengan menggunakan kertas pH. Uji ini dilakukan
c. Uji daya lekat. Uji daya lekat dilakukan dengan cara 0,25 gram pasta gigi
diletakkan di atas dua object glass yang telah ditentukan, kemudian ditekan
dengan beban 1 kg selama 1 menit. Object glass dipasang pada alat uji
dengan ditambahkan beban 80 gram pada alat uji, kemudian dicatat waktu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
31
pelepasan pasta dari gelas objek (Voigh, 1995). Uji daya lekat dilakukan
perubahan daya lekat dilakukan uji pada 7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari
penyimpanan.
penyimpanan.
sama.
b. Penanaman isolat S. mutans secara pour plate. Media TSA steril yang
digunakan dibagi menjadi 2 bagian yaitu layer bawah dan layer atas dengan
perbandingan volume 1:3. Layer bawah tanpa inokulasi bakteri uji dituang
c. Uji daya antibakteri pasta gigi dengan metode sumuran. Pada media TSA
sumuran dengan diameter 7 mm. Pada tiap petri dibuat 4 lubang. Pada setiap
(basis pasta gigi), kontrol positif (pasta gigi merek “X”) dan minyak kayu
0,02 mL lalu diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC, kemudian diamati
diameter zona jernih yang dihasilkan. Diameter zona jernih yang dihasilkan
pada sediaan tersebut selama 30 menit. Mukus yang ada pada cawan petri
( )
MP = ( )
× 100% (I)
F. Analisis Hasil
Data yang dihasilkan adalah data daya lekat, viskositas dan aktivitas
mengetahui apakah dua kelompok data berbeda bermakna atau tidak secara
BAB IV
minyak kayu manis yang diperoleh dari CV Eteris Nusantara sesuai dengan CoA
organoleptis (bau dan warna), bobot jenis dan indeks bias. Berdasarkan hasil
pengujian mutu (Tabel III) dapat disimpulkan bahwa minyak kayu manis yang
diperoleh dari CV Eteris Nusantara telah sesuai dengan CoA dan memenuhi
dalam sediaan pasta gigi. Pemilihan metode difusi sumuran karena minyak kayu
manis memiliki komponen fraksi yang bersifat hidrofil (log P 1,48 – 2,59) dan
fraksi yang bersifat semi hidrofil (log P 3,3 – 3,78) sehingga minyak mampu
berdifusi pada media yang bersifat hidrofil (Porel dkk., 2014). Senyawa uji
dikatakan memiliki daya hambat apabila memiliki zona hambat yang lebih besar
34
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
35
penelitian adalah parafin cair. Variasi konsentrasi minyak kayu manis yang di uji
adalah 1% - 10%.
manis konsentrasi 5% - 10% memberikan zona hambat (Gambar 8a dan b). Hal ini
berarti zona hambat yang terbentuk pada bakteri S. mutans berasal dari minyak
kayu manis dan tidak dipengaruhi oleh pelarut. Pelarut yang menghasilkan zona
B G
C H
F
A K
A
D E I J
a b
Gambar 8. Zona hambat pada difusi sumuran minyak kayu manis konsentrasi 1 –
5% (a) dan 6-10% (b) terhadap S. mutans
Keterangan : A=pelarut; B=minyak 1%; C=minyak 2%; D=minyak 3%; E=minyak 4%;
F=minyak 5%; G=minyak 6%; H=minyak 7%; I=minyak 8%; J=minyak 9%; K=minyak
10%
16
14
Zona Hambat (mm)
12
10
8
6
4
2
0
5 6 7 8 9 10
Konsentrasi Minyak Kayu Manis (%)
Semakin tinggi konsentrasi minyak kayu manis maka zona hambat yang
dihasilkan semakin besar (Gambar 9). Menurut Bell dkk., (2009) suatu bahan
hambat lebih besar dari 6 mm. Minyak kayu manis konsentrasi 5% - 10%
manis 5% - 10% dengan metode dilusi padat. Pengujian ini bertujuan untuk
yang digunakan sebagai konsentrasi zat aktif dalam formulasi pasta gigi. Senyawa
uji dikatakan memiliki aktivitas antibakteri jika memiliki tingkat kekeruhan yang
lebih kecil dari kontrol pertumbuhan bakteri uji dan tingkat kejernihan yang sama
dengan kontrol pelarut. Keruh berarti pada media masih terdapat pertumbuhan
bakteri sedangkan jernih berarti pada media tidak terdapat pertumbuhan bakteri.
Pada pengujian dilusi padat, minyak kayu manis dan suspensi bakteri uji
0,09%; 0,10%; 0,12% dan 0,13%. Pada hasil pengamatan menunjukkan minyak
kayu manis 0,06% memiliki tingkat kekeruhan yang lebih kecil dibandingkan
dengan kontrol pertumbuhan bakteri uji dan minyak kayu manis konsentrasi
0,08% - 0,13% menunjukkan tingkat kejernihan yang sama dengan kontrol pelarut
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
37
(Gambar 10). Berdasarkan hasil uji dapat disimpulkan bahwa minyak kayu manis
a b 5% 6%
7% 8% 9% 10%
Gambar 10. Perbandingan kerjernihan minyak kayu manis dengan kontrol pelarut,
kontrol sterilitas media dan kontrol pertumbuhan bakteri. Keterangan: a = kontrol
pelarut; b = kontrol pertumbuhan; 5 - 10% = minyak kayu manis.
a b
Gambar 11. Uji penegasan I (a) dan II (b)
KBM tersebut. Pada hasil uji penegasan pertama dan penegasan kedua
bakteri (Gambar 11a dan b). Berdasarkan hasil uji penegasan pertama dan kedua
sebagai nilai KHM dan minyak kayu manis konsentrasi 0,09% dinyatakan sebagai
nilai KBM.
Pengujian sifat fisik dan stabilitas pasta gigi meliputi organoleptis, pH,
viskositas dan daya lekat. Pengujian pada waktu 48 jam berfungsi untuk melihat
profil sifat fisik pasta gigi. Pengukuran dilakukan 48 jam sesudah proses
pembuatan karena pasta gigi masih dipengaruhi oleh gaya mekanik dari
pengadukan saat proses pembuatan pasta gigi. Menurut Garg dkk., (2002)
fisik pasta gigi. Pengujian sifat dan kestabilan fisik pasta gigi yang dilakukan
1. Pengujian organoleptis
homogenitas dan tekstur dari pasta gigi. Hasil uji sifat fisik organoleptis pasta
gigi. Hal ini karena sorbitol berada diantara partikel-partikel penyusun pasta
berikutnya 11,5% tidak mempengaruhi tekstur pasta gigi. Hal ini karena
sediaan pasta gigi. Berdasarkan hasil uji sifat fisik organoleptis dapat
Tabel IV. Hasil uji organoleptis pasta gigi minyak kayu manis
Formula Warna Bau Homogenitas Tekstur
I Putih kekuningan Kayu manis Homogen Sangat kental
Keterangan :
FI : Konsentrasi sorbitol 9%
F II : Konsentrasi sorbitol 9,5%
F III : Konsentrasi sorbitol 10%
F IV : Konsentrasi sorbitol 10,5%
FV : Konsentrasi sorbitol 11%
F VI : Konsentrasi sorbitol 11,5%
bau khas minyak kayu manis, homogen dan tekstur yang tidak berbeda dengan
48 jam sesudah proses pembuatan pasta gigi. Hal ini berarti sorbitol mampu
2. Pengujian pH
Nilai pH saliva mulut berkisar antara 5,8 – 7,4 sehingga pasta gigi
yang memiliki pH terlalu asam dapat mengiritasi mulut (Nair dan Peate, 2009).
Uji pH dilakukan dengan menggunakan kertas pH. Hasil uji sifat fisik pH pasta
SNI (1995) yaitu pasta gigi memiliki pH 4,5 - 10,5. Berdasarkan hasil
3. Pengujian viskositas
Sediaan yang kental menyebabkan proses penggosokan pada gigi menjadi sulit.
Hasil uji sifat fisik viskositas sediaan pasta gigi (Gambar 12) menunjukkan
pasta gigi. Hal ini karena sorbitol berfungsi sebagai levigating agent ketika ada
700
600
500
Viskositas (dPa.s)
400
300
200
100
0
9 9,5 10 10,5 11 11,5
Konsentrasi Sorbitol (%)
Gambar 12. Grafik uji viskositas pasta gigi minyak kayu manis
800
700 Keterangan
600 Formula I
Viskositas (dPa.s)
Formula II
500
Formula III
400
Formula IV
300
Formula V
200
Formula VI
100
0
0 10 20 30
Lama Penyimpanan (hari)
Pada hasil uji kestabilan fisik viskositas pasta gigi (Gambar 13)
viskositas meningkat.
stabil. Hal ini berarti semakin tinggi konsentrasi sorbitol maka proses
penyebaran pada mulut. Hasil uji sifat fisik daya lekat (Gambar 14)
lekat. Hal ini karena sorbitol berfungsi sebagai levigating agent ketika ada
partikel tersebut menyebabkan ikatan antara molekul pasta gigi dengan gelas
objek semakin kecil sehingga daya lekat menurun (Martin dkk., 1983;
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan daya lekat. Hal ini
5
Daya Lekat (detik)
0
9 9,5 10 10,5 11 11,5
Konsentrasi Sorbitol (%)
Gambar 14. Grafik uji daya lekat pasta gigi minyak kayu manis
Pada hasil pengujian kestabilan sifat fisik daya lekat (Gambar 14)
menunjukkan terjadi peningkatan daya lekat pada semua formula pasta gigi
mengeras. Pada sediaan yang mengeras memiliki ikatan antara molekul pasta
gigi dengan molekul kaca gelas objek yang kuat dan menyebabkan daya lekat
5 Keterangan
Formula I
Daya Lekat (detik)
4 Formula II
3 Formula III
Formula IV
2 Formula V
1 Formula VI
0
0 5 10 15 20 25 30
Lama Penyimpanan (hari)
menunjukan perubahan daya lekat yang berbeda signifikan p-value < 0,05 pada
daya lekat yang berbeda signifikan p-value < 0,05 pada minggu ke 4. F V – F
VI memiliki daya lekat yang stabil. Hal ini berarti, semakin tinggi konsentrasi
sorbitol maka proses penguapan dari dalam sediaan semakin lambat sehingga
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pasta gigi minyak kayu
penyebab karies gigi. Metode sumuran dipilih karena pasta gigi memiliki
viskositas yang besar. Pengujian menggunakan kontrol negatif (pasta gigi tanpa
minyak kayu manis), kontrol positif (pasta gigi merek “X”) dan minyak kayu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
45
manis 7%. Kontrol positif dan negatif berfungsi untuk mengetahui perbedaan
daya antibakteri antara pasta gigi minyak kayu manis dengan basis dan pasta gigi
merek “X” yang beredar di pasaran. Minyak kayu manis 7% berfungsi sebagai
A D
B C
Gambar 16. Zona hambat difusi sumuran sampel pasta gigi
Keterangan: A = minyak 7%; B = pasta gigi; C = basis pasta gigi; D = kontrol
positif
peningkatan zona hambat. Hal ini berarti variasi konsentrasi sorbitol tidak
95% untuk mengetahui perbedaan aktivitas antibakteri. Hasilnya basis pasta gigi
memiliki diameter zona hambat yang berbeda bermakna secara statistik dengan
pasta gigi minyak kayu manis. Hal ini berarti pasta gigi minyak kayu manis
dengan basis pasta gigi. Adanya zona hambat dari basis karena dalam komponen
statistik dengan kontrol minyak 7%. Hal ini berarti F III – F VI memiliki aktivitas
mutans. Pasta gigi F II – F VI dapat menggantikan pasta gigi merek “X” yang
F. Uji Iritasi
Uji iritasi penting untuk mengetahui apakah pasta gigi minyak kayu
manis dapat mengiritasi atau tidak. Uji iritasi menggunakan pasta gigi minyak
kayu manis F VI. Hal ini karena F VI mengandung sorbitol dengan konsentrasi
sorbitol yang lebih rendah. Pengujian dilakukan selama lima hari berturut-turut
menggunakan siput yang sama tetapi pasta gigi yang selalu baru (Andriens, 2006).
Hal ini karena penggunaan pasta gigi adalah setiap hari secara berulang-ulang.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
47
Siput mengeluarkan mukus sebagai bentuk pertahanan diri terhadap bahan yang
bersifat iritan.
mengiritasi berat karena siput mati pada waktu hari pengujian ke dua walaupun
menurut Andriens (2006) klasifikasi tingkat iritasi (Tabel II) pada pustaka, range
konsentrasi minyak kayu manis yang digunakan cukup besar yaitu 7% sedangkan
pada hasil pengujian dilusi padat nilai KBM minyak kayu manis adalah sebesar
0,09%. Minyak kayu manis memiliki efek panas sehingga pada waktu
2014; Laekeman, 2011). Berdasarkan hasil uji iritasi menggunakan siput tanpa
cangkang dapat disimpulkan bahwa pasta gigi yang dihasilkan belum aman untuk
BAB V
A. Kesimpulan
pasta gigi.
B. Saran
extrudability dan sag sehingga dapat dihasilkan pasta gigi yang memenuhi
4. Perlu dilakukan uji iritasi untuk sediaan pasta gigi merek “X” untuk
48
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
49
DAFTAR PUSTAKA
Adriaens, E., 2006, The Slug Mucosal Irritation Assay: An Alternative Assay for
Local Tolerance Testing, National Centre for The Replacement,
Refinement and Reduction of Animals in Research, 8, 1 - 9.
Alvarez-Nunez, A.F., dan Medina, C., 2009, Glycerin, in Rowe, C.R., Sheskey,
J.P., dan Quinn, E.M., (Eds.), Handbook of Pharmaceutical Excipients,
6th Edition, Pharmaceutical Press, London, p. 283.
Angela, A., 2005, Pencegahan Primer Pada Anak Yang Berisiko Karies Tinggi,
Maj. Ked. Gigi (Dent. J.), 38 (3), 130 - 134.
Annex VI, 2008, List od Preservatives Allowed for Use in Cosmetic Products,
European Commission, http://ec.europa.eu, diakses tanggal 29 Mei
2014.
Armstrong, A.N., 2009, Calcium Carbonate, in Rowe, C.R., Sheskey, J.P., dan
Quinn, E.M., (Eds.), Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th
Edition, Pharmaceutical Press, London, p. 86.
Bell, M.S., Pham, N.J., dan Fisher, T.G., 2009, Antibiotic Susceptibility Testing by
the CDS Method, 5th Edition, Department of Microbiology, Autralia, p.
17.
Bond, M., 2009, Xylitol, in Rowe, C.R., Sheskey, J.P., dan Quinn, E.M., (Eds.),
Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th Edition, Pharmaceutical
Press, London, pp. 786 - 788.
Buch, G.J., 2010, Pharmacology Recap 2.0 for Bachelor of Dentistry Students,
PDU Medical College, Rajkot, pp. 400 - 401.
Dirjen POM, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta, pp. 159, 413, 551, 629, 756.
Dubash, D., dan Shah, U., 2009, Water, in Rowe, C.R., Sheskey, J.P., dan Quinn,
E.M., (Eds.), Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th Edition,
Pharmaceutical Press, London, p. 766.
Dwijayanti, R.K., 2011, Daya Antibakteri Minyak Atsiri Kulit Batang Kayu
Manis Terhadap Streptococcus mutans Penyebab Karies Gigi,
Universitas Sanata Dharma, Skripsi, 45 - 50, Yogyakarta.
Erwana, F.A., 2013, Seputar Kesehatan Gigi dan Mulut, Edisi 1, Rapha Publisher,
Yogyakarta, pp. 15 - 26.
Fitria, S., 2013, Pengaruh Konsentrasi Sorbitol Sebagai Humektan Dalam Pasta
Gigi Minyak Atsiri Kayu Manis (Cinnamomum burmanii Bl.) Terhadap
Karakteristik Fisik dan Stabilitas Sediaan, Skripsi, 38 - 39, 49 - 51,
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Farmasi, Semarang.
Garg, A., Anggrawal, D., Garg, S., dan Singla, A.K., 2002, Spreading of
Semisolid Formulations: An Update, Pharmaceutical Technology,
September 2002, 84 - 105, http://www.pharmtech.com, diakses tanggal
25 April 2014.
Garlen, D., 1996, Toothpastes, in Lieberman, H.A., Rieger, M.M., dan Banker,
G.S., (Eds.), Pharmaceutical Dosage Forms: Disperse System, Vol 2, 2nd
Edition, Marcel Dekker Inc., New York, pp. 423 - 430.
Guenther, E., 2006, Minyak Atsiri, Jilid I, diterjemahkan oleh Ketaren, S., UI
Press, Jakarta, pp. 301, 317.
Haley, S., 2009, Methylparaben, in Rowe, C.R., Sheskey, J.P., dan Quinn, E.M.,
(Eds.), Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th Edition,
Pharmaceutical Press, London, pp. 441 - 442.
Hariana, A.H., 2008, Tumbuhan Obat Dan Khasiatnya Seri 2, Penebar Swadaya,
Jakarta, p. 14.
Harmely, F., Hosiana dan V., Reskika, R., 2012, Formulasi Pasta Gigi Minyak
Cengkeh (Oleum caryophylli) dan Uji Aktivitas Antibakteri Terhadap
Streptococcus mutans, Scientia, 2 (1), 36 - 40.
Harmita dan Radji M., 2008, Buku Ajar Analisis Hayati, Kedokteran EGC,
Jakarta, pp. 12 - 13.
Harwood, J.R., 2005, Hypromellose, in Rowe, C.R., Sheskey, J.P., dan Quinn,
E.M., (Eds.), Handbook of Pharmaceutical Excipients, 5th Edition,
Pharmaceutical Press, London, p. 346.
Inna, M., Atmania, N., dan Prismasari, S., 2010, Potential Use of Cinnamomum
burmanii Essential Oil-based Chewing Gum as Oral Antibiofilm Agent,
Journal of Dentistry Indonesia, 17 (3), 80 - 86.
Joseph, H.K., Hadzija, B., dan Jones, B., 2013, Basic Physical Pharmacy, Bartlett
Learning, Burlington, p. 332.
Karimi, R., 2014, Biomedical and Pharmaceutical Sciences with Patients Care
Correlations, Jones and Bartlett Learning, Burlington, p. 502.
Kenkel, J., 2003, Analytical Chemistry for Technicians, CRC Press LLC, Boca
Raton, pp. 420 - 421.
Kidd, E.A.M., dan Bechal, S.J., 1992, Dasar-Dasar Karies, Penyakit dan
Penanggulangannya, diterjemahkan oleh Sumawinata, N., dan Faruk, S.,
EGC, Jakarta, pp. 1 - 4, 73 - 74.
Langdon, A.B., dan Mullarney, P.M., 2009, Menthol, in Rowe, C.R., Sheskey,
J.P., dan Quinn, E.M., (Eds.), Handbook of Pharmaceutical Excipients,
6th Edition, Pharmaceutical Press, London, pp. 433 - 435.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
52
Marinho, M.D.F. dan Soares, V.D.C., 2013, Cellulose and Its Derivatives in The
Pharmaceutical Compounding Practice, Intech, Brazil, p. 146.
Martin, A., Swarbick, J., dan Cimmarata, A., 1983, Physical Pharmacy,
diterjemahkan oleh Yoshita, Universitas Indonesia, Jakarta, pp. 1077 -
1079.
Nair, M., dan Peate, I., 2009, Fundamentals of Applied Pathophysiology, John
Wiley and Sons, New Delhi, p. 277.
Othmer, K., 2013, Chemical Technology of Cosmetics, A John Wilwy and Sons
Inc., Canada, pp. 52 - 53.
Owen, S.C., 2009, Sorbitol, in Rowe, C.R., Sheskey, J.P., dan Quinn, E.M.,
(Eds.), Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th Edition,
Pharmaceutical Press, London, pp. 719 - 720.
Paulsen, P., dan Waschke, J., 2011, Sobotta: Atlas der Anatomie des Menschen
Kopf, Hals und Neuroanatomie, 23rd Edition, diterjemahkan oleh Nalurita
dan Setia, R., Kedokteran EGC, Jakarta, pp. 70 - 72.
Plumb, P., 2009, Sodium Lauryl Sulphate, in Rowe, C.R., Sheskey, J.P., dan
Quinn, E.M., (Eds.), Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th
Edition, Pharmaceutical Press, London, pp. 651 - 653.
Pratiwi, S.T., 2008, Mikrobiologi Farmasi, Erlangga, Jakarta, pp. 191 - 199.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
53
Porel, A., Sanyal, Y., dan Kundu, A., 2014, Simultaneous HPLC Determination of
22 Components of Essential Oils; Method Robustness with Experimental
Design, Indian J Pharm Sci., 76(1), 19 – 30.
Poucher, J., 2000, Poucher’s Perfume Cosmetics and Soap, 10th Edition,
Netherlands, Kluwer Academic, pp. 223 - 234.
Puspaningtyas, E.D., dan Utami, P., 2013, The Miracle of Herbs, PT AgroMedia
Pustaka, Jakarta, p. 94.
Rogers, T.L., 2009, Hypromellose, in Rowe, C.R., Sheskey, J.P., dan Quinn,
E.M., (Eds.), Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th Edition,
Pharmaceutical Press, London, pp. 326 - 329.
Shur, J., 2009, Sorbitol, in Rowe, C.R., Sheskey, J.P., dan Quinn, E.M., (Eds.),
Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th Edition, Pharmaceutical
Press, London, p. 679.
Syamal, A., 2008, Living Science Chemistry, Ratna Sagar P. Ltd., Delhi, pp. 52 -
54.
Umar, E., 2008, Buku Pintar Fisika, Media Pusindo, Jakarta, p. 99.
Walker, R., 2003, Little Encyclopedia of The Human Body, diterjemahkan oleh
Asmara, B., Erlangga, Jakarta, p. 72.
Wong, L.D., Eaton, H.M., Wilson, D., Winkelstein, L.M., dan Schwartz, P., 2001,
Wong’s Essentials of Pediatric Nursing, 6th Edition, diterjemahkan oleh
Yudha, K.E., Yulianti, D., Subekti, B., Wahyuningsih E., dan Ester M.,
Kedokteran EGC, Jakarta, p. 576.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
54
LAMPIRAN
d. Konversi minyak kayu manis 7% menjadi bobot minyak kayu manis 100%
7% v/v = 7% b/b
( )
( )
,
X= x 100g = 8,0843g minyak kayu manis 100%
,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
59
Lampiran 5. Hasil uji aktivitas antibakteri minyak atsiri kayu manis dan
penentuan KHM dan KBM terhadap S. mutans
2. Uji KHM dan KBM minyak kayu manis secara dilusi padat
Media TSA = 15mL
Suspensi bakteri = 0,2mL
Minyak kayu manis = 0,2mL
C1 x V1 = C2 x V2
0,2mL x 5% = 15,4mL x C2
C2= 0,06%
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
60
Lampiran 6. Hasil uji organoleptis sediaan pasta gigi minyak kayu manis
pH
Formula 2 hari 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4 minggu
I 8 8 8 8 8
II 8 8 8 8 8
III 8 8 8 8 8
IV 8 8 8 8 8
V 8 8 8 8 8
VI 8 8 8 8 8
x̄ ± SD 8±0 8±0 8±0 8±0 8±0
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
63
A. Viskositas (dPa.s)
Waktu Formula
I II III IV V VI
48 jam 620 500 400 310 350 350
580 520 430 330 330 300
570 490 390 350 300 320
x̄ ± SD 590±26,46 503,33±1 406,67±2 330±20 326,67±2 323,33±2
5,27 0,82 5,17 5,17
Uji Shapiro-Wilk berfungsi untuk mengetahui data terdistribusi normal (p-value >
0,05) atau tidak terdistribusi normal (p-value < 0,05).
Uji ANAVA : berfungsi untuk mengetahui data berbeda bermakna secara statistik
(Pr < 0,05) atau data tidak berbeda bermakna secara statistik (Pr > 0,05).
Uji Tukey HSD : berfungsi untuk membandingkan dua kelompok data berbeda
bermakna secara statistik (p adj < 0,05) atau tidak berbeda bermakna secara
statistik (p adj > 0,05).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
65
Formula p-value
Viskositas Daya lekat
I 0,3631 0,3275
II 0,6369 0,1415
III 0,4633 0,5827
IV 1 0,1436
V 0,7804 0,4335
VI 0,7804 0,5542
Keterangan: F I – F VI memiliki p-value > 0,05 berarti data terdistribusi normal
c. Uji ANAVA
Uji Pr
Viskositas 1,41x10-8
Daya lekat 4,76 x10-10
Keterangan: Pr < 0,05 berarti data berbeda bermakna secara statistik
A. Viskositas (dPa.s)
FI Lama penyimpanan
Replikasi 2 hari 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4 minggu
I 620 640 650 650 670
II 580 600 640 630 620
III 570 610 610 620 640
x̄ ± SD 590±26,46 616,67±20,82 633,33±20,82 633,33±15,27 643,33±25,17
F II Lama penyimpanan
Replikasi 2 hari 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4 minggu
I 500 530 530 540 560
II 520 540 560 590 620
III 490 550 540 560 550
x̄ ± SD 503,33±15,27 540±10 543,33±15,27 563,33±25,17 576,67±37,86
F IV Lama penyimpanan
Replikasi 2 hari 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4 minggu
I 310 360 380 370 390
II 330 350 340 340 360
III 350 400 420 410 410
x̄ ± SD 330±20 370±26,46 380±40 373,33±35,12 386,67±25,17
FV Lama penyimpanan
Replikasi 2 hari 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4 minggu
I 350 400 420 430 420
II 330 360 360 370 370
III 300 320 340 340 400
x̄ ± SD 326,67±25,17 360±40 373,33±41,63 380±45,82 396,67±25,17
F VI Lama penyimpanan
Replikasi 2 hari 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4 minggu
I 350 390 400 410 420
II 300 320 340 360 390
III 320 340 330 340 350
x̄ ± SD 323,33±25,17 350±36,05 356,67±37,86 370±36,05 386,67±35,12
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
67
FI Lama penyimpanan
Replikasi 2 hari 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4 minggu
I 4,37 4,74 4,88 4,91 5,03
II 4,45 4,86 4,93 5,16 5,36
III 4,81 5,01 5,11 5,34 5,45
x̄ ± SD 4,54±0,23 4,87±0,13 4,97±0,12 5,14±0,21 5,28±0,22
F II Lama penyimpanan
Replikasi 2 hari 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4 minggu
I 3,68 3,61 3,44 3,53 3,86
II 3,74 3,34 3,89 3,56 4,15
III 3,01 3,85 3,58 2,87 3,70
x̄ ± SD 3,48±0,40 3,60±0,25 3,64±0,23 3,32±0,39 3,90±0,22
F IV Lama penyimpanan
Replikasi 2 hari 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4 minggu
I 1,11 1,26 1,27 1,35 1,46
II 1,35 1,52 1,79 1,92 2,12
III 1,13 1,47 1,53 1,48 1,66
x̄ ± SD 1,19±0,13 1.42±0,14 1,53±0,26 1,58±0,29 1,75±0,34
FV Lama penyimpanan
Replikasi 2 hari 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4 minggu
I 1,06 1,14 1,38 1,71 2,01
II 1,02 1,05 1,25 1,28 1,47
III 1,19 1,64 1,73 1,68 1,73
x̄ ± SD 1,09±0,09 1,27±0,32 1,45±0,25 1,56±0,24 1,74±0,27
F VI Lama penyimpanan
Replikasi 2 hari 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4 minggu
I 1,07 1,14 1,72 1,75 1,44
II 0,95 1,18 1,34 1,31 2,11
III 1,12 1,35 1,23 1,47 1,89
x̄ ± SD 1,05±0,09 1,22±0,11 1,43±0,26 1,51±0,22 1,81±0,34
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
68
F I pada 2 hari - 4 minggu penyimpanan memiliki p-value > 0,05 berarti data
terdistribusi normal.
Uji t berpasangan : p-value > 0,05 berarti data tidak berbeda bermakna secara
statistik, p-value < 0,05 berarti data berbeda bermakna secara statistik.
2 hari vs 1 minggu
2 hari vs 2 minggu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
69
2 hari vs 3 minggu
2 hari vs 4 minggu
1 minggu vs 2 minggu
1 minggu vs 3 minggu
1 minggu vs 4 minggu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
70
2 minggu vs 3 minggu
2 minggu vs 4 minggu
3 minggu vs 4 minggu
Uji t berpasangan
Formula Kelompok Komparasi Viskositas Daya Lekat
2 hari vs 1 minggu 0,05719 0,03671
2 hari vs 2 minggu 0,03901 0,02247
2 hari vs 3 minggu 0,02286 0,009551
I 2 hari vs 4 minggu 0,02627 0,01362
1 minggu vs 2 minggu 0,2999 0,03641
1 minggu vs 3 minggu 0,1296 0,03227
1 minggu vs 4 minggu 0,01527 0,02242
2 minggu vs 3 minggu 1 0,1339
2 minggu vs 4 minggu 0,5799 0,0654
3 minggu vs 4 minggu 0,4226 0,03729
2 hari vs 1 minggu 0,09274 0,771
2 hari vs 2 minggu 0,0202 0,5645
2 hari vs 3 minggu 0,02667 0,005834
2 hari vs 4 minggu 0,0315 0,1016
II 1 minggu vs 2 minggu 0,7418 0,9001
1 minggu vs 3 minggu 0,2222 0,5187
1 minggu vs 4 minggu 0,2567 0,3897
2 minggu vs 3 minggu 0,07418 0,304
2 minggu vs 4 minggu 0,1487 0,09138
3 minggu vs 4 minggu 0,3828 0,05615
2 hari vs 1 minggu 0,05719 0,1066
2 hari vs 2 minggu 0,08305 0,7661
2 hari vs 3 minggu 0,09418 0,04447
2 hari vs 4 minggu 0,03901 0,007092
1 minggu vs 2 minggu 0,1296 0,9559
III 1 minggu vs 3 minggu 0,1835 0,03974
1 minggu vs 4 minggu 0,0351 0,03587
2 minggu vs 3 minggu 0,4778 0,761
2 minggu vs 4 minggu 0,02286 0,3904
3 minggu vs 4 minggu 0,03775 0,1188
2 hari vs 1 minggu 0,05719 0,06755
2 hari vs 2 minggu 0,1296 0,06243
2 hari vs 3 minggu 0,1215 0,05756
2 hari vs 4 minggu 0,0599 0,0456
1 minggu vs 2 minggu 0,4226 0,2907
IV 1 minggu vs 3 minggu 0,6667 0,2961
1 minggu vs 4 minggu 0,1296 0,1345
2 minggu vs 3 minggu 0,1835 0,4249
2 minggu vs 4 minggu 0,5286 0,06733
3 minggu vs 4 minggu 0,1835 0,02679
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
72
Lampiran 10. Hasil uji aktivitas antibakteri pasta gigi minyak kayu manis
terhadap Streptoccocus mutans
M + M + M +
F1 B F2 B S3 B
+
M + M + M
S4 B S4 B
S6 B
Keterangan: minyak kayu manis (M), kontrol positif (+), basis (B), FI (formula 1), FII (formula 2),
FIII (formula 3), FIV (formula 4), FV (formula 5), FVI (formula 6)
Tabel pengujian zona hambat pasta gigi dibanding basis, minyak 7% dan kontrol
positif
Senyawa Uji Zona Hambat (mm) x̄ ± SD
Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
FI 7,56 7,17 7,26 7,33 ± 0,20
Minyak 9,77 9,52 10.01 9,79 ± 0,29
Basis 1,05 1,02 1,01 1,03 ± 0,02
K. positif 8,23 8,17 8,21 8,20 ± 0,03
F II 7,23 7,39 7,65 7,42 ± 0,21
Minyak 9,47 9,55 7,68 8,90 ± 1,06
Basis 1,01 1,03 1,00 1,01 ± 0,01
K. positif 8,54 8,14 8,01 8,23 ± 0,28
F III 8,31 9,95 7,31 8,53 ± 1,33
Minyak 9,22 9,34 9,28 9,28 ± 0,06
Basis 0,99 1,00 1,04 1,01 ± 0,03
K. positif 8,57 8,59 8,31 8,49 ± 0,16
F IV 8,43 9,34 8,01 8,59 ± 0,68
Minyak 9,55 9,24 10,10 9,63 ± 0,43
Basis 1,12 1,00 0,95 1,02 ± 0,09
K. positif 8,82 8,69 8,92 8,81 ± 0,11
FV 9,33 8,30 8,39 8,67 ± 0,57
Minyak 9,14 9,04 10,30 9,49 ± 0,70
Basis 1,13 1,08 1,09 1,10 ± 0,03
K. positif 8,30 8,38 8,39 8,36 ± 0,05
F VI 8,11 8,38 8,34 8,28 ± 0,14
Minyak 8,71 9,12 10,40 9,41 ± 0,88
Basis 1,15 1,03 1,02 1,07 ± 0,07
K. positif 10,10 7,23 10,26 9,19 ± 1,70
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
74
Uji Shapiro-Wilk : p-value > 0,05 berarti data terdistribusi normal, p-value
< 0,05 berarti data tidak terdistribusi normal.
Levene Test : Pr > 0,05 berarti data memiliki varians yang homogen, < 0,05
berarti data tidak memiliki varians yang homogen.
ANAVA : Pr > 0,05 berarti data tidak berbeda bermakna secara statistik, Pr <
0,05 berarti data berbeda bermakna secara statistik.
Tukey HSD : p adj > 0,05 berarti data tidak berbeda bermakna secara statistik, p
adj < 0,05 berarti data berbeda bermakna secara statistik.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
75
Hasil uji statistik perbandingan aktivitas antibakteri antara sampel, basis, minyak 7% dan
kontrol positif.
Hasil uji Shapiro-Wilk
Perlakuan p-value
FI F II F III F IV FV F VI
Minyak 7% 0,9775 0,07227 1 0,6949 0,1365 0,4482
Basis 0,4633 0,6369 0,3631 0,5542 0,3631 0,1321
Sampel 0,4244 0,7391 0,7344 0,5997 0,1508 0,263
K. positif 0,6369 0,4537 0,1223 0,8564 0,1939 0,08964
Keterangan: p-value > 0,05 berarti data terdistribusi normal
Hasil uji statistik antar formula pasta gigi minyak kayu manis
1. Uji Shapiro-Wilk
Keterangan: Pr > 0,05 berarti data tidak berbeda bermakna secara statistik
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
77
Pasta gigi
Perlakuan Replikasi
I II III IV V
berat siput (g) 3,16 3,94 3,99 3,33 3,83
berat petri + sediaan (g) 51,91 45,27 41,21 50,30 43,58
berat petri + mukus (g) 52,59 46,07 42,11 51,15 44,62
berat mukus (g) 0,67 0,80 0,90 0,85 1,04
mukus (%) 21,49 20,18 22,01 25,49 27,13
x̄ ± SD 23,259 ± 2,922
Kontrol positif
Perlakuan Replikasi
I II III IV V
berat siput (g) 3,39 3,21 3,60 3,40 3,02
berat petri + sediaan (g) 48,79 44,59 46,87 41,00 45,69
berat petri + mukus (g) 49,33 45,37 47,52 41,76 46,34
berat mukus (g) 0,54 0,79 0,65 0,76 0,65
mukus (%) 15,98 24,49 18,14 22,44 21,49
x̄ ± SD 20,509 ± 3,412
Kontrol negatif
Perlakuan Replikasi
I II III IV V
berat siput (g) 3,43 3 3,60 3,92 3,72
berat petri + sediaan (g) 47,13 49,96 44,93 47,77 51,47
berat petri + mukus (g) 46,96 49,65 44,72 47,65 51,27
berat mukus (g) -0,17 -0,31 -0,21 -0,12 -0,12
mukus (%) -4,97 -10,33 -5,83 -3,03 -5,35
x̄ ± SD -5,90± 2,69
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
78
1. 2 hari
a b c
d e f
Keterangan : F I (a); F II (b); F III (c); F IV (d); F V (e); F VI (f)
2. 1 minggu
a b c
d e f
3. 2 minggu
a b c
d e f
4. 3 minggu
a b c
d e f
5. 4 minggu
f f b
b b b
BIOGRAFI PENULIS