PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SKRIPSI
Oleh:
NIM : 098114125
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
iii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Pengetahuan’ dunia akan gelap dan tidak ada kelangsungan hidup. Sebagai
maka percaya kita akan dibayar mahal entah berupa uang, penghargaan atau
sebaliknya tidak sama sekali tetapi yang terpenting dan percayalah bahwa kita
Semua sahabatku
Almamaterku
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PRAKATA
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat, berkat, penguatan dan kasih yang tak terhingga sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efek Analgesik Infusa Daun Iler (Coleus
Betina” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana Farmasi
(S.Farm).
Dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak
mendapatkan dukungan baik moril maupun materil dari berbagai pihak, berupa
bimbingan, pengarahan, semangat, saran dan sarana. Oleh karena itu penulis ingin
2. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
3. Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dosen Penguji yang telah banyak
memberikan ide, saran, dan masukan yang membangun bagi penelitian ini.
4. Prof. Dr. C. J. Soegihardjo, Apt., selaku Dosen Penguji yang telah banyak
memberikan ide, saran, dan masukan yang membangun bagi penelitian ini.
6. Pak Parjiman, Pak Heru, Pak Andri, Pak Kayat atas bantuan yang diberikan
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
kasih sayang yang tanpa batas buat penulis. I love them and I miss them so much.
8. Keluarga besar Tabalubun dan Lefmanut atas doa, semangat, kasih sayang,
penelitian ini, Suster Novita Sagala, Devi S Manurung, Febria Sinaga, atas segala
10. Leonel Messi, Fabregas Soler, sebagai inspirator, motivator, dan machine
11. Teman-teman tercinta Maria Ambuk, Arning Pati, Rosa Delima, serta semua
teman-teman FKK-B atas segala bantuan dan semangat kepada penulis selama
pengerjaan skripsi.
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
Penulis
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
nn
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… i
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………... iv
PRAKATA………………………………………………………………... vii
1. Permasalahan ……………………………………………………… 3
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
A. Nyeri …………………………………………………………………... 6
2. Mekanisme nyeri…………………………………………………... 6
B. Analgetika ……………………………………………………………... 8
C. Aetosal ………………………………………………………………… 10
D. Iler …………………………………………………………………….. 11
3. Etiologi …………………………………………………………….. 13
E. Infusa …………………………………………………………………... 14
H. Hipotesis ………………………………………………………………. 20
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
A. Kesimpulan ……………………………………………………………. 44
B. Saran …………………………………………………………………... 44
LAMPIRAN ……………………………………………………………… 48
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
perlakuan……………………………………………………… 37
Tabel III Hasil uji Mann whitney% proteksi pada uji efek analgesik
seluruh kelompok...................................................................... 39
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
9
Gambar 1. Biosintesis Prostaglandin .......................................................................
10
Gambar 2 . Struktur kimia asetosal……………………………………………
11
Gambar 3. Iler Coleus atropurpureus Bth ................................................................
29 16
Gambar 4. Skema kerja penelitian ........................................................................
Gambar 5. Histogram % proteksi uji efek analgesik pada infusa daun iler
untuk semua kelompok perlakuan ......................................................
37
Gambar 6. Persamaan garis ED50 infusa daun iler ................................................ 32
42
Gambar 7. Daun iler segar. ................................................................................... 36
49
Gambar 8. Hasil infusa daun iler ……………………………………………….....
49
Gambar 9. Mencit yang dipuasakan ......................................................................
50 43
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Foto daun iler dan infusa daun iler yang digunakan
Lampiran 2. Foto geliat mencit yang masuk dan yang tidak masuk
kriteria .......................................................................... 50
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
antara infusa iler dosis I dan infusa iler dosis III ……. 63
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
antara infusa iler dosis III dan infusa iler dosis IV ….. 69
antara infusa iler dosis III dan infusa iler dosis IV ….. 72
xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
INTISARI
xvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
Iler leaf is one of plant that has many health benefits. Flavonoid, is one of
the active compound contained in iler leaf. It has been proven that flavonoid has
antioxidant activity. This study was conducted to find out the effect of analgetic
iler leaf infusion on female mice using chemical stimulation method.
This research was a pure experimental research of a complete random
design of one-way pattern. 35 swiss strain female mice, aged 2-3 months, 20-30
grams and divided randomly in 7 groups. Group I: negative control (aquades 25
g/kgBW), group II: positive control (acetocal 91 mg/kgBW), group III-VII:
treatment groups were given iler leaf infusion doses ratings (dose I = 163,75
mg/KgBW; dose II = 327,5 mg/kgBW, dose III = 655 mg/kgBW, dose IV = 1310
mg/kgBW; V= 2620). Control and test materials used were given orally. Fifteen
minutes after administration of the test materials and controls, pain inductor
(acetic acid 1%) were injected by intraperitonial.The number of mice stretching
were observed that appeared every 5 minutes, within 60 minutes. Number of
stretching are used to calculate % protection stretching. The results obtained will
be analyzed by the Saphirowilk, continued by Kruskalwallis and Mann whitney
with 95% confidence level.
The results of the study suggesting that iler leaf infusion has analgesic
effect. Percent protection of iler leaf infusion at dose 163,75 mg/KgBW; dose II =
327,5 mg/kgBW; 655 mg/KgBW; 1310 mg/KgBW and 2620 mg/KgBW were
46,67; 62,47; 71,85; 84,45 dan 93,83% respectively. Effective dose (ED50) of
iler leaf infusion is 181,97 mg/KgBW.
xviii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
berkaitan dengan (ancaman) kerusakan jaringan (Tjay dan Rahardja, 2007). Rasa
nyeri dalam kebanyakan hal merupakan suatu gejala yang menandakan adanya
gangguan pada jaringan. Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional
yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan secara nyata atau
dan elektrik pada ujung-ujung saraf yang tidak dapat diserahterimakan kepada
digunakan masyarakat untuk menghilangkan rasa sakit yang diderita akibat suatu
penyakit. Seperti halnya obat-obat analgesik yang lain, asetosal bekerja dengan
Prostaglandin terbentuk dari asam arakidonat pada sel-sel tubuh dengan bantuan
maka prostaglandin tidak terbentuk, dan nyeri atau radang pun reda (Tjay dan
Rahardja, 2002). Namun asetoal atau obat antinyeri lainnya pada umumnya
banyak memiliki efek samping selain itu juga mempunyai harga yang mahal.
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
mempunyai efek samping yang relative lebih kecil daripada menggunakan obat
Salah satu kekayaan alam Indonesia yang dapat dimanfaatkan sebagai obat
adalah tumbuhan iler. Tanaman iler (Coleus atropurpureus L. Benth) adalah salah
diabetes melitus, wasir, demam dan radang telinga. Sedangkan akarnya dapat
rebusan daun atau batang atau dengan menggiling daun tumbuhan iler sampai
halus dan dicampur dengan air minum dan disaring kemudian air saringan
yang menjadikan bunga iler memiliki potensi besar untuk berkontribusi di dalam
daun iler memiliki aktifitas sebagai antibakteri terhadap S.aureus, E. coli dan P.
aeruginosa. Hal ini diperkuat juga dalam hasil penelitian Kumala dan Desi
(2009), bahwa daun iler memiliki aktifitas sebagai antibakteri terhadap bakteri S.
aureus dan E. coli. Namun sampai saat ini belum dilakukan penelitian mengenai
Menurut penelitian Saragih (2011), Dari uji pendahuluan, yaitu dengan uji
skrining fitokimia dengan pereaksi asam sulfat, besi (III) klorida 5%, dan
kesehatan telah banyak diteliti. Salah satu yang utama adalah kemampuan
radikal bebas. Dengan adanya sifat antioksidan, maka radikal bebas akan
tidak terbentuk.
1. Permasalahan
a. Apakah infusa daun iler memiliki efek sebagai analgesik pada mencit betina?
b. Berapa besar persen proteksi geliat infusa daun iler pada mencit betina?
c. Berapa dosis efektif 50% (ED50) infusa daun iler pada mencit betina?
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
2. Keaslian penelitian
pada mencit betina dengan metode rangsang kimia belum pernah dilakukan.
Terhadap Beberapa Bakteri Gram (+) dan Bakteri Garm (-) (Kumala dan Desi,
2009).
Dari hasil penelitian penulis, dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun
aeruginosa.
Dari hasil penelitian penulis, dapat disimpulakn bahwa daun iler dapat
mencit.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
khasiat daun iler yang memiliki efek analgesik yang bermanfaat dalam
b. Manfaat praktis
pihak tentang efek analgesik dari infusa daun iler, persen proteksi geliat infusa
daun iler dan dosis efektif 50% (ED50) dari infusa daun iler.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Memberi informasi tentang adanya efek analgesik pada infusa daun iler
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui mengetahui seberapa besar efek analgesic dari infusa daun
b. Untuk mengetahui seberapa besar persen proteksi geliat dari infusa daun iler
c. Untuk mengetahui besar dosis efektif 50% (ED50) dari infusa daun iler pada
mencit betina.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Nyeri
1. Pengertian nyeri
Nyeri adalah sensasi subyektif rasa tidak nyaman yang biasanya berkaitan
dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial. Nyeri dapat bersifat proktektif,
2007). Nyeri bersifat individu dan ambang nyeri pada setiap orang berbeda-beda
(Roach, 2004).
Nyeri adalah gejala penyakit yang paling sering terjadi. Walaupun nyeri
menyiksa dan karena itu berusaha untuk bebas darinya (Mutschler, 1991).
2. Mekanisme nyeri
Menurut DiPiro et al., (2008) proses penghantaran nyeri terdiri atas empat
a. Stimulasi
6
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7
sepanjang serabut saraf afren menuju sumsum tulang belakang (DiPiro et al.,
2008)
a. Transmisi
afren tersebut merangsang serabut nyeri di berbagai lamina spinal cord’s dorsal
b. Presepsi nyeri
Presepsi nyeri adalah titik utama transmisi impuls nyeri. Otak akan
tingkah laku akan memodifikasi nyeri sehingga tidak menjadi lebih parah (DiPiro
et al., 2008)
c. Modulasi
3. Jenis nyeri
a. Nyeri akut
Nyeri akut dapat menjadi proses peringatan fisiologis individu dari adanya
penyakit dan kondisi berbahaya. Secara umum nyeri akut terjadi akibat
a. Nyeri kronik
Pada kondisi normal, nyeri akut dapat menghilang dengan cepat karena
Namun, dalam beberapa kasus, nyeri tetap terjadi selama berbulan-bulan sampai
B. Analgetika
mengurangi rasa sakit atau nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Kesadaran akan
perasaan sakitterdiri dari dua proses, yakni penerimaan rangsangan sakit di bagian
(Anief, 2000)
Menurut Roach (2004), obat yang digunakan dalam mengatasi nyeri terdiri
1. Analgetik non-narkotik
salisilat (seperti asetaminofen) dan obat antiinflamasi non steroid. Obat ini
prostaglandin, ion-ion kalium dan hidrogen, yang dapat merangsang rasa sakit
secara mekanik atau kimiawi (Siswandono dan Soekarjdo, 2000). Mekanisme ini
Fofolipid
Asam arakhidonat
Enzim lipoksigenase Enzim siklooksigenase
Hidroperoksid Endoperoksid
PGG2/PGH
Tromboksan A2
1995).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
2. Analgetik narkotik
Analgetik narkotik disebut juga opioid, yaitu zat yang bekerja pada
reseptor opioid khas di sistem saraf pusat, hingga persepsi nyeri dan respon
Tjay dan Rahardja (2002), mengatakan bahwa rasa nyeri dapat dilawan
perifer oleh analgetik perifer atau anastetika lokal, (2) merintangi penyaluran
rangsangan nyeri dalam saraf-saraf sensoris, misalnya dengan anastetika lokal, (3)
blokade dari pusat nyeri dalam sistem saraf sentral dengan analgetik sentral
C. Asetosal
berbentuk kristal putih seperti batang atau jarum dan berbau. Sedikit larut dalam
air, sangat larut dalam alkohol. Nilai pKa dari asetosal adalah 3,5. Termasuk
nyeri, sakit kepala, nyeri ringan lain yang berhubungan dengan adanya inflamasi,
nyeri ringan sampai sedang setelah operasi, melahirkan, sakit gigi, dismenorea.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
Asetosal stabil pada penyimpanan pH rendah (2-3) dan pada suhu 2-15°C
(Dinkes, 2010).
terbentuk, dan nyeri atau radang pun reda (Tjay dan Rahardja, 2002).
1. Keterangan botani
Ordo: Lamiales
Famili: Lamiaceae
Genus: Coleus
2. Morfologi tanaman
berbaring pada pangkalnya dan merayap tinggi berkisar 30-150 cm. Daun tunggal,
helaian daun berbentuk hati, pangkal membulat atau melekuk menyerupai benuk
jantung dan setiap tepiannya dihiasi oleh lekuk-lekuk tipis yang bersambungan
dan didukung tangkai daun dengan panjang tangkai 3-4 cm yang memiliki warna
beraneka ragam dan ujung meruncing dan tulang daun menyirip berupa alur.
Batang bersegi empat dengan alur yang agak dalam pada masing-masing sisinya,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13
mengkilap dan berambut halus panjang dengan panjang 7-11 cm, lebar 3-6 cm
bunga bersusun, muncul pada pucuk tangkai batang berwarna putih, merah dan
ungu.
Tumbuhan iler memiliki aroma bau yang khas dan rasa yang agak pahit,
sifatnya dingin. Jika seluruh bagian diremas akan mengeluarkan bau yang harum.
Untuk memperbanyak tanaman ini dilakukan dengan cara setek batang dan biji
(Yuniarti, 2008).
3. Ekologi
1500 meter diatas permukaan laut dan merupakan tanaman semusim termasuk
ditemukan di tempat lembab dan terbuka seperti pematang sawah, tepi jalan
2008).
4. Kandungan kimia
macam senyawa flavonoid. Hasil penapisan fitokimia terhadap infusa daun iler
1995).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
Tumbuhan iler memiliki sifat kimiawi harum, berasa agak pahit, dingin,
memiliki kandungan kimia sebagai berikut : daun dan batang mengandung minyak
atsiri, fenol, tannin, lemak, phytosterol, kalsium oksalat, dan peptik. Komposisi
kandungan kimia yang bermanfaat antara lain juga alkaloid, etil salisilat, metal
hepatitis dan menurunkan demam, batuk dan influenza. Selain itu daun tumbuhan
E. Infusa
menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati.
Penyarian dengan cara ini menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah
tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh sebab itu sari yang diperoleh dengan cara
ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam (Departemen Kesehatan RI, 1986).
sesuai dalam panci dengan air secukupnya, dipanaskan di atas tangas air selama
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
selagi panas melalui kain flannel, ditambahkan air panas secukupnya melalui
RI, 1995).
kemampuan zat uji untuk menekan atau menghilangkan rasa nyeri yang diinduksi
pada hewan percobaan. Secara umum, daya analgesik pada hewan dinilai dengan
ada respon nyeri atau juga persamaan frekuensi respon nyeri (Yayasan
a. Metode jepitan ekor. Sekelompok tikus diinjeksi dengan senyawa uji pada dosis
tertentu secara subkutan (s.c) maupun intravena (i.v) dan 30 menit kemudian jepit
dipasang pada pangkal ekor tikus yang dilapisi karet tipis selama 30 detik. Tikus
yang tidak diberi analgesik akan berusaha untuk melepaskan diri dari kekangan
karet dengan cara menggigiti jepitan, tetapi tikus yang diberi analgesik akan
Respon positif adanya daya analgesik dapat dicatat jika tidak ada usaha dari tikus
b. Metode pengukuran tekanan. Alat yang digunakan adalah sebuah alat untuk
mengukur tekanan yang diberikan pada tikus secara seragam. Alat tersebut terdiri
dari 2 syringe yang dihubungkan ujung dengan ujungnya yang rata-rata bersifat
elasatis, fleksibel, dan terdapat pipa plastik yang diisi sebuah cairan. Sisi pipa
c. Metode rangsang panas. Alat yang digunakan adalah lempeng panas (hot plate)
yang terdiri dari silinder untuk mengendalikan. Hot plate bersuhu sekitar 500-
550C, dilengkapi dengan penangas yang berisi campuran sebanding antara aseton
dengan etil format yang mendidih. Tikus yang sudah diberi larutan secara
subkutan atau peroral, diletakkan pada hot plate yang sudah disiapkan. Reaksi
tikus adalah menjilat-jilat kakinya lalu akan melompat dari silinder. Hewan uji
d. Metode potensi petidin. Metode ini kurang baik karena dibutuhkan hewan uji
dalam jumlah besar untuk melakukan uji ini. Tiap kelompok tikus terdiri dari 20
ekor, setengah dari kelompok dibagi menjadi 3 bagian diberi petidin dengan dosis
dengan senyawa uji dengan dosis 25% dari LD50. Persen analgetik dihitung
e. Metode antagonis nalorfin. Uji analgetika dengan metode ini dibuat untuk
menunjukkan aksi dari obat-obat seperti morfin. Hewan uji yang biasa digunakan
dalam metode ini adalah tikus, mencit, anjing. Hewan uji diberi obat dengan dosis
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
hilangnya refleks yang benar pada refleks corneal dan refleks bradipnea. Efek
morfin.
sehingga menarik pinggang dan kaki ke belakang. Penurunan kejang diamati, dan
ED50 dapat diperkirakan. Selain morfin senyawa analgesik yang bisa diuji dengan
senyawa uji, kemudian ekor tikus dicelupkan dalam air panas (suhu 580C).
Respon tikus dilihat dari hentakan ekornya yang menghindari air panas.
Munculnya reaksi yang khas yaitu sentakan ekor yang keras, dicatat waktunya.
Uji ini diulang kembali setiap 30 menit setelah 15 menit penyuntikan. Jika mencit
tetap tidak bereaksi dalam waktu 6 detik, mencit diangkat dari penangas.
a. Metode rangsang kimia. Dalam metode ini, rasa nyeri yang timbul berasal dari
rangsang kimia yang disebabkan oleh zat kimia yang diinjeksikan secara
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18
intraperitonial pada hewan uji. Beberapa zat yang sering dipergunakan untuk
menimbulkan rasa nyeri dipakai dalam metode ini yaitu asam asetat dan fenil
yang mempunyai daya analgesik lemah. Metode ini telah sering digunakan oleh
menghilangkan rasa nyeri sehingga jumlah geliat yang terjadi berkurang sampai
tidak terjadi geliat sama sekali. Ini tergantung pada daya analgesik senyawa yang
Keterangan :
p : jumlah geliat kumulatif kelompok percobaan tiap individu
k : jumlah geliat kumulatif kontrol rata-rata
mencit. Respon mencit yang bisa diamati adalah lompatan dan kontraksi perut
besarnya daya analgesik. Alas kandang tikus terbuat dari kepingan metal yang
bisa mengalirkan listrik. Tikus diletakkan pada kandang tersebut kemudian dialiri
aliran listrik. Respon ditandai dengan teriakan dari tikus tersebut. Pengukuran ini
khusus dengan alas tembaga yang dihubungkan dengan sebuah penginduksi yang
atas. Tegangan yang sering digunakan untuk menimbulkan teriakan mencit adalah
1 sampai 2 volt.
G. Landasan Teori
kerusakan jaringan yang diakibatkan oleh berabagi macam faktor (Tjay, 2007).
Rasa nyeri akan timbul bersamaan dengan reaksi peradangan, karena mediator
mengaktivasi reseptor nyeri, sehingga rangsangan (mekanis, kimia atau fisis) yang
diterima reseptor nyeri akan disalurkan ke pusat nyeri di otak besar, impuls itu
Iler adalah salah satu tanaman obat tradisional yang memiliki beragam
berbagai macam penyakit salah satunya untuk meredakan nyeri pada saat diare
atau meredakan nyeri pada saat datang bulan. Daun iler mengandung beragam
sifat antioksidan yang efektif sebagai penangkap radikal bebas. Dengan adanya
menyebabkan mediator nyeri dan peradangan tidak terbentuk (Tjay dan Raharja
H. Hipotesis
antioksidan, oleh karena itu dipercaya daun iler dapat memberikan efek analgesik
BAB III
METODE PENELITIAN
dilakukan dengan adanya perlakuan dan tanpa ada penelitian sebelumnya dengan
rancangan acak pola searah. Rancangan acak pola searah digunakan karena faktor
yang diuji dalam penelitian ini hanya ada satu, yaitu pengaruh dosis pemberian
infusa daun iler (Coleus atropurpureus L. Benth) terhadap jumlah proteksi geliat.
B. VariabelPenelitian
1. Variabel utama
proteksi
2. Variabel pengacau
a. Variabel terkendali : hewan uji adalah mencit galur Swiss, jenis kelamin
hewan uji yaitu mencit betina, umur hewan uji yaitu 2-3 bulan, berat badan
hewan mencit 20-30 gram, status puasa (mencit dipuasakan selama 24 jam
sebelum perlakuan).
hewan uji.
21
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22
C. Definisi Operasional
1. Dosis daun iler merupakan sejumlah daun yang diambil dari tanaman iler,
2. Infusa daun iler adalah sejumlah (gram) bahan yang dipanaskan dengan air
dalam panci selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 90oC sambil
3. Geliat adalah bila mencit menarik kedua kaki belakang ke belakang dengan
6. Daya analgesik dengan metode rangsang kimia, yaitu suatu metode uji
intraperitonial pada mencit yang sudah diberi senyawa uji secara oral pada
selang waktu tertentu. Respon nyeri pada mencit adalah geliat berupa
kontraksi perut disertai kedua kaki belakang dan perut menempel pada tempat
perlakuan (lantai). Geliat diamati setiap 5 menit selama 1 jam. Adanya efek
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23
1. Subjek penelitian
Subjek uji yang digunakan adalah mencit betina galur swiss, dengan
kontrol positif, infusa daun iler dosis 163,7; 327,5; 655; 1310; 2620
mg/kgBB)
2. Bahan penelitian
a. Daun iler berwarna merah diperoleh dari kebun obat, Fakultas Farmasi
2013.
c. Asam asetat sebagai perangsang nyeri buatan berupa cairan jernih, tidak
berwarna, berbau khas, menusuk dan berasa asam (Depkes RI, 1995),
Dharma.
6. Alat-alat gelas berupa labu ukur, beaker glass, pengaduk, Erlemeyer, gelas
1. Determinasi tanaman
daun secara benar sesuai dengan buku acuan “Flora untuk Sekolah di
2. Pengumpulan bahan
Sanata Dharma Yogyakarta yang dipanen pada bulan Maret 2013. Daun yang
D = 13,1 mg/20 g
D = 0,655 mg
dari dosis peringkat III (655 mg/kgBB). Untuk peringkat dosis I (163,75
mg/kgBB).
selama 15 menit dengan suhu 90OC. Waktu 15 menit dihitung ketika suhu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26
panas.
5. Pembuatan sediaan
b. Larutan CMC Na 1 %
(2011) dan Sidebang (2011), larutan asam asetat 1% diberikan pada tiga
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27
kelompok mencit dengan dosis berbeda, yaitu 25,50 dan 75 mg/KgBB. Dari
ketiga dosis tersebut dicari dosis optimum yang dapat menimbulkan respon
waktu dimana senyawa uji telah terabsorbsi dengan optimal sehingga dapat
ketiga selang waktu tersebut dicari selang waktu optimum yang dapat
memudahkan pengamatan.
dalam penelitian ini adalah dosis lazim, yaitu 0,5 g atau 500 mg yang
sebagai berikut.
Maka dosis asetosal adalah 1,82 mg: 20 g = 0,091 mg/gBB atau 91/KgBB
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
28
Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit putih
betina galur Swiss yang berumur 2-3 bulan dengan berat badan antara 20-30
dipuasakan selama 24 jam dengan tetap diberi minum, hal ini bertujuan untuk
control positif (asetosal dosis 91 mg/KgBB) dan kelompok III, IV, V, VI dan
163,75; 327,5; 655; 1310 dan 2620 mg/KgBB yang diberikan secara peroral.
orientasi kemudian respon geliat diamati dan dicatat selang waktu 5 menit
selama 1 jam.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29
proteksi nyeri
10. Penetapan kriteria geliat
geliat dengan kriteria mencit menarik kedua kaki belakang kearah belakang
memanjang.
Keterangan:
P = Jumlah kumulatif geliat hewan uji perlakuan
K = Jumlah rata-rata kumulatif geliat hewan uji kontrol negatif
Keterangan:
P = % proteksi geliat pada tiap kelompok perlakuan
KP = rata-rata % proteksi geliat pada kontrol positif
dosis 91 mg/kgBB).
Keterangan:
P = % proteksi geliat pada tiap kelompok perlakuan
KP = rata-rata % proteksi geliat pada kontrol positif
(Putra, 2003).
Y = Mx + B
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
31
G. Analisis Data
persen proteksi geliat dari jumlah kumulatif dan kemudian dianalisis dengan
Saphiro Wilk Test untuk melihat distribusi data. Analisis kemudian dilanjutkan
dengan analisis Kruskal Wallis Test dengan taraf kepercayaan 95%. Jika hasil
yang diperoleh distribusinya tidak normal maka analisis dilanjutkan dengan uji
Mann Whitney dengan taraf kepercayaan 95%. Jika diperoleh nilai p< 0,05 maka
diartikan perbedaan bermakna secara statistik, jika diperoleh p> 0,05 maka
disajikan dalam nilai rata-rata ± standar error (X ± SE). Dan untuk mengetahui
Efektif Dosis 50% (ED50) diperoleh dengan cara memplotkan log dosis dan
BAB IV
A. Determinasi Tanaman
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun iler (Coleus
atropurpureus L. Benth). Sebelum daun iler ini digunakan dalam pengujian efek
Benth Bagian tanaman yang digunakan dalam determinasi adalah bagian batang,
bahwa batang, daun, bunga dan biji yang dideterminasi adalah benar Coleus
atropurpureus L. Benth.
(Lampiran 1).
B. Uji Pendahuluan
penelitian.
dilakukan pada pengujian sebenarnya, agar didapat hasil yang valid dan akurat.
32
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33
Hal-hal yang dilakukan dalam uji pendahuluan ini adalah penetapan kriteria geliat
hewan uji, penetapan dosis asam asetat dan penetapan selang waktu pemberian
rangsang. Kriteria hewan uji yang digunakan dalam uji pendahuluan sama dengan
yang digunakan dalam pengambilan data penelitian yaitu mencit betina galur
Swiss, umur 2-3 bulan dengan berat badan 20-30 g. Sebelum melakukan
lebih mudah dan data yang didapatkan lebih spesifik. Pedoman gerakan
mencit yang dapat dianggap sebagai geliat adalah apabila mencit menarik
menimbulkan respon geliat pada mencit yaitu pemberian asam asetat 1%.
adalah asam asetat secara intraperitoneal pada mencit putih betina. Dosis asam
asetat yang digunakan berdasarkan dari hasil penelitian Sidebang (2011), yang
paling baik digunakan sebagai kontrol negatif yaitu yang memberikan jumlah
.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
34
geliat yang tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak karena dapat
menyulitkan pengamatan.
pemberian zat uji secara per oral dengan saat pemberian injeksi rangsang nyeri
rangsang bertujuan untuk mengetahui waktu dimana zat uji (asetosal sebagai
kontrol positif dan dauniler sebagai senyawa uji) terabsorbsi secara tepat
waktu pemberian asam asetat dapat dilihat bahwa selang waktu yang optimum
untuk memberi kesempatan zat uji yang diberikan secara peroral untuk
menit hal ini dilihat dari hasil rata-rata jumlah geliat yang timbulkan
(Sidebang, 2011)
Dari hasil penelitian di atas dapat dikatakan bahwa pada selang waktu
diberikan pada menit ke-15 setelah pemberian zat uji (asetosal sebagai kontrol
positif, aquades sebagai kontrol negatif dan infusa daun iler sebagai senyawa
uji).
.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
35
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek analgesik infusa daun iler
menghambat rasa nyeri yang pada penelitian ini disebabkan oleh pemberian asam
asetat. Parameter yang digunakan adalah geliat mencit. Geliat mencit diamati
melalui perubahan persen proteksi dapat diketahui daya analgesik dari infusa daun
dianalisis secara statistik dan dihitung jumlah kumulatif geliatnya yang kemudian
Persen proteksi senyawa uji terhadap nyeri dibandingkan dengan kontrol negatif
perubahan persen proteksi pada uji efek analgesik pada infusa daun iler disajikan
.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
36
dalam bentuk Mean ± Standard Error yang dapat dilihat pada table II di bawah
ini.
Tabel II. Hasil jumlah kumulatif geliat mencit, % proteksi beserta perubahan %
daya analgesik pada semua kelompok perlakuan.
Keterangan :
X±SE = Mean± Standart Error
KND 0,5 ml/20g = Kontrol negatif (Aquadest)
KDP 91 mg/KgBB = Kontrol positif (Asetosal) 91 mg/kgBB
IDI 163,75 mg/KgBB = Infusa daun iler dosis 163,75 mg/KgBB
IDI 327,5 mg/KgBB = Infusa daun iler dosis 327,5 mg/KgBB
IDI 655 mg/KgBB = Infusa daun iler dosis 655 mg/KgBB
IDI 1310 mg/KgBB = Infusa daun iler dosis 1310 mg/KgBB
IDI 2620 mg/KgBB = Infusa daun iler dosis 2620 mg/KgBB
Dari tabel diatas dapat dilihat semakin kecil jumlah rata-rata geliat
mencit maka semakin besar proteksi geliat atau daya analgesiknya. Pada
kelompok kontrol negatif dapat dilihat jumlah rata-rata geliat paling besar
yaitu 27 ± 1,7.
.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
37
memiliki nilai rata-rata jumlah geliat yang kecil yaitu 2,2 ± 0,4. Hal ini
gambar 5.
Gambar 5. Histogram % proteksi uji efek analgesik pada infusa daun iler
untuk semua kelompok perlakuan
Keterangan:
KND 0,5 ml/20 g = Kontrol negatif (aquadest) dosis 25 g/KgBB
KPD 91 mg/kgBB = Kontrol positif (asetosal) 91 mg/kgBB
IDI 163,75 mg/kgBB = Infusa daun iler dosis 163,75 mg/kgBB
IDI 327,5 mg/kgBB = Infusa daun iler dosis 327,5 mg/kgBB
IDI 655 mg/kgBB = Infusa daun iler dosis 655 mg/kgBB
IDI 1310 mg/kgBB = Infusa daun iler dosis 1310 mg/kgBB
IDI 2620 mg/kgBB = Infusa daun iler dosis 2620 mg/kgBB
.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
38
memiliki persen (%) proteksi geliat yang paling sedikit dibandingkan asetosal
persen (%) proteksi geliat yang cukup tinggi, ini menunjukkan bahwa asetosal
infusa daun iler juga menunjukkan persen (%) proteksi geliat yang cukup baik,
ada yang sebanding dengan asetosal bahkan lebih tinggi dari asetosal.
diuji dengan Saphiro Wilk Test untuk melihat distribusi hasil penelitian. Jika
distribusi data hasil penelitian tidak normal, dapat dilanjutkan dengan analisis
menggunakan uji Saphiro Wilk pada distribusi data dari persen proteksi semua
.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
39
Tabel III. Hasil uji Mann whitney % proteksi pada uji efek analgesik seluruh
kelompok
Keterangan:
KND 0,5 ml/20 g = Kontrol negatif (aquadest) Dosis 25 g/KgBB
KPD 91 mg/KgBB = Kontrol positif (asetosal) 91 mg/kgBB
IDI 163,75 mg/KgBB = Infusa daun iler dosis 163,75 mg/KgBB
IDI 327,5mg/KgBB = Infusa daun iler dosis 327,5 mg/KgBB
IDI 655 mg/KgBB = Infusa daun iler dosis 660 mg/KgBB
IDI 1310 mg/KgBB = Infusa daun iler dosis 1310 mg/KgBB
IDI 2620 mg/KgBB = Infusa daun iler dosis 2620 mg/KgBB
Mean ± SE = Mean ± Standart Error
b = berbeda bermakna (p<0,05)
tb = berbeda tidak bermakna (p>0,05)
Dari tabel III, dapat dilihat bahwa infusa daun iler dari peringkat dosis
terendah sampai tertinggi (163,75; 327,5; 655; 1310 dan 2620 mg/kgBB) berturut-
turut memiliki persen proteksi sebesar 46,67; 62,47; 71,85; 84,45 dan 93,83 %
Dari data dapat disimpulkan bahwa semakin besar dosis infusa daun iler pada
.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
40
menunjukkan bahwa kelompok perlakuan infusa daun iler dosis 163,75; 327,5;
655; 2620 mg/kg BB memiliki perbedaan yang bermakna. Secara statistik, hal ini
menyatakan bahwa kelompok perlakuan infusa daun iler dosis 163,7; 327,5; 655
pada kelompok perlakuan infusa daun iler dosis 1310 mg/kgBB terhadap kontrol
infusa daun iler dosis 1310 mg/kgBB mempunyai kemampuan proteksi nyeri yang
dosis 2620 mg/kgBB IDI menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna
dimana kelompok perlakuan infusa daun iler dosis 2620 mg/kgBB mempunyai
kemampuan proteksi nyeri yang lebih tinggi dari asetosal 91 mg/kgBB, dengan
rata-rata persen proteksi geliat pada perlakuan infusa daun iler dosis 2620 adalah
Pada kelompok perlakuan yang diberi infusa daun iler dosis 327,5
peningkatan ini berbeda bermakna. Pada kelompok perlakuan infusa daun iler
dosis 655 mg/kgBB terjadi peningkatan persen proteksi dibanding infusa daun iler
dosis 327,5 mg/kgBB. Peningkatan tersebut sebesar 7,5%, namun dan secara
statistik peningkatan ini berbeda bermakna. Dan pada kelompok pemberian infusa
.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
41
daun iler dosis 2620 mg/kgBB terjadi peningkatan persen proteksi sebesar 29,82%
dibanding pemberian infusa Daun iler dosis 327,5mg/kgBB dan secara statistik
peningkatan persen proteksi kelompok perlakuan yang diberi infusa Daun iler
dosis 2620 mg/kgBB berbeda bermakna dengan kelompok perlakuan yang diberi
Dari penelitian ini dapat dikatakan bahwa persentase proteksi infusa daun
iler bergantung dari banyaknya dosis yang diberikan, semakin besar dosis infusa
Pada penelitian didapatkan juga Effective Dose50 (ED50) yaitu suatu dosis
yang dapat menyebabkan dimana 50% populasi menimbulkan efek analgesik yang
Perhitungan ED50 diperoleh dengan cara memplotkan log dosis dan persen
proteksi geliat. Log dosis yang didapatkan yaitu 2,21; 2,52; 2.82; 3.12 dan 3,42
mg/kgBB dan rata-rata persen proteksi, yaitu 46,67; 62,24; 69,74; 84,56 dan 93,83
Y = 38,86x – 37,86
5 = 38,86x – 37,86
X = 2,26
X = anti Log 2,26
ED50 = 181,97 mg/KgBB
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa nilai ED50 untuk infusa daun iler
adalah 181,97 mg/KgBB. Grafik persamaan antara log dosis dan persen proteksi
.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
42
60
% proteksi geliat
50
40
30
20
10
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
log dosis infusa daun iler
Dari hasil persamaan garis ED50 infusa daun iler diatas, menunjukkan
disimpulkan bahawa semakin tinggi dosis infusa daun iler yang diberikan maka
semakin besar persen proteksi yang berarti semakin besar efek analgesik yang
Senyawa yang berperan sebagai analgesik pada infusa daun iler (Coleus
mengatakan bahawa isolasi senyawa yang terdapat pada daun iler adalah
.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
43
lisosom dari membran dengan jalan memblok jalur siklooksigenase dan jalur
Dari hasil penelitian ini dapat dikatakan bahawa infusa daun iler memiliki
aktivitas analgesik pada mencit. Dari kelompok IDI dosis I 163,75 mg/kgBB; IDI
dosis II 327,5 mg/kgBB; IDI dosis III 655 kgBB; IDI dosis IV 1310 mg/kgBB;
perlakuan infusa daun iler dengan dosis 1310 mg/kgBB yang memiliki
iler dengan dosis 2620 mg/kgBB memiliki kemampuan analgesik yang lebih
(radikal bebas) dan prostaglandin. Dalam penelitian ini, falvonoid diduga berperan
dalam meningkatkan % proteksi pada mencit betina galur Swiss. Selain itu,
peningkatan juga dapat terjadi akibat senyawa lain yang terdapat pada iler.
Diperlukan penelitian lanjut tentang uji toksisitas akut terhadap daun ilar.
Tujuan uji toksisitas akut adalah menetapkan potensi toksisitas akut (LD50) dari
daun iler, menetukan petunjuk tentang dosis yang sebaikanya digunakan sehingga
Melalui penelitian, dapat dilihat bahwa infusa daun iler memiliki aktivitas
sebagai analgesik pada mencit. Perlakuan infusa daun iler dosis 1310 mg/kgBB
.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB V
A. Kesimpulan
1. Infusa daun iler memiliki efek analgesik (dosis 327,75; 655; 1310 dan 2620
2. Kelompok perlakuan infusa daun iler dengan dosis 163,75; 327,5; 655; 1310
dan 2620 mg/kg BB memiliki besar persen proteksi berturut-turut adalah 46,67;
3. Besar ED50 yang didapatkan dari infusa daun iler adalah 181,97 mg/kgBB
A. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai toksisitas akut dari infusa daun
iler.
44
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Aprillia, Y., 2010, Hipnosetri: Rileks, Nyaman, dan Aman Saat Hamil &
Melahirkan, Gagas Media, Jakarta, 103.
Corwin, J.E., 2007, Buku Saku Patofisiologi, Edisi III, Buku Kedokteran EGC,
Jakarta, 38 -388.
DiPiro, J.T., Tabert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., and Posey,
M.,2008, Pharmacotherapy: A Patophysiologic Approach, McGraw- Hill,
USA, pp. 1002.
45
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
46
Handara, P. D., 2006, Efek Analgesik Infusa Batang Brotowali pada Mencit Putih
Betina, Skripsi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Hatch, L., C, 2011, House, Interior, and Tropical Plants Subvolume Coleus,
Derived From the Earlier NOS Coleus Gallery, New York.
Lumbessy, M.,Abidjulu J., Paendong, J.E.J., Uji Total Flavonoid Pada Beberapa
Tanaman Obat Tradisional Di Desa Waitina Kecamatan Mangoli Timur
Kabupaten Kepulauan Sulu Propinsi Maluku Utara, Thesis, FIMP, Jurusan
Kimia, Manado.
Mutscler,E., 2000, Dinamika Obat, diterjemahkan oleh Widianto dan Ranti, Edisi
V, ITB, Bandung, pp. 177-197.
Mahendra, B., 2006, Atasi Stroke Dengan Tanaman Obat, Penerbit Swadaya,
Jakarta.
Middelton, E., JR., Kandaswami, C., and Theoharis, C., 2000, The Effects of
Plant Flavonoids on Mammalian Cells: Implications for Inflammation,
Heart Disease, and Cancer, Chebeague Island Institute of Natural Product
Research, Chebeague Island, Maryland (E.M., C.K.); and Department of
Pharmacology and Experimental Therapeutics, Tufts University School of
Medicine, Boston, Massachusetts (T.C.T.).
Paeamono, S., 2003, Bahan Obat Alami Ditinjau dari Prospek Bisnis, Makalah
seminar, 25 Mei 2003, Yogyakarta.
Riyanti, T., Fazrina, & Darmono, 2007, Uji ktifitas Antibakteri Ekstrak Etanol
Daun Iler (Coleus atropurpureus L. Benth) Terhadap Staphylococcus
aureus, Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa Secara In-Vitro,
Jurnal Balai Besar Penelitian Veteriner, Fakultas Pancasila, Jakarta
Saragih, Edward, 2011, Isolasidan Identifikasi Senyawa Aktif Ekstrak Daun Iler
(Coleus atropurpureus, Benth), Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam UNPAD, Bandung.
Tjay, T.H.,dan Rahardja, K., 2007, Obat-Obat Penting, Edisi VI, PT.Elex Media
Komputindo, Jakarta, 315.
Tjay, T.H dan Rahardja, K., 2002, Obat-Obat Penting, Edisi V, PT.Elex Media
Komputindo, Jakarta, 202-302.
Utami, P., 2008, Buku Pintar Tanaman Obat, Argomedia Pustaka, Jakarta
Lampiran 1. Daun iler segar, alat pembuat infusa, dan hasil pembuatan infusa
daun iler
(Gambar. 13) Kotak kaca tempat (Gambar. 14) Spuit Injeksi dan peroral
pengamatan
Lampiran 4. Hasil analisis uji Saphiro wilk pada jumlah geliat semua kelompok
perlakuan
Descriptives
Statistic Std. Error
proteksi_geliat Mean 62.5400 5.14753
95% Confidence Lower Bound 52.0790
Interval for Upper Bound
Mean 73.0010
5% Trimmed Mean 65.2160
Median 70.5400
Variance 927.398
Std. Deviation 3.04532E
1
Minimum -19.20
Maximum 92.86
Range 112.06
Interquartile Range 40.69
Skewness -1.306 .398
Kurtosis 1.011 .778
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
proteks
i_gelia .191 35 .002 .838 35 .000
t
a. Test distribution is not Normal
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
53
Descriptive Statistics
Kruskal-Wallis Test
Ranks
asetosal 5 27.00
Total 35
Test Statisticsa,b
proteksi_geliat
Chi-Square 33.208
Df 6
b. Grouping Variable:
perlakuan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
54
Lampiran 6. Hasi analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat antara kontrol
negatif dan kontrol positif
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
proteksi_geli
35 62.5400 30.45321 -19.20 92.86
at
perlakuan 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
Total 10
Test Statisticsb
proteksi_geliat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.694
Lampiran 7. Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat antara kontrol
negatif dan infusa iler dosis I
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
proteksi_geli
35 62.5400 30.45321 -19.20 92.86
at
perlakuan 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
Total 10
Test Statisticsb
proteksi_geliat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.652
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
proteksi_geli
35 62.5400 30.45321 -19.20 92.86
at
Perlakuan 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
Total 10
Test Statisticsb
proteksi_geliat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.694
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
proteksi_gelia
35 62.5400 30.45321 -19.20 92.86
t
Perlakuan 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
Total 10
Test Statisticsb
proteksi_geliat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.694
Lampiran 10. Hasil analisis uji Mann-Whitneypada jumlah geliat antara kontrol
negatif dan infusa iler dosis IV
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
proteksi_geli
35 62.5400 30.45321 -19.20 92.86
at
Perlakuan 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
proteksi_geliat aquadest 5 3.00 15.00
infusa iler dosis 4 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsb
proteksi_geliat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.694
Asymp. Sig. (2-tailed) .007
Exact Sig. [2*(1-tailed
.008a
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
59
Lampiran 11. Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat antara
kontrol negatif dan infusa iler dosis V
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
proteksi_gelia
35 62.5400 30.45321 -19.20 92.86
t
Perlakuan 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
proteksi_geliat aquadest 5 3.00 15.00
infusa iler dosis 5 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsb
proteksi_geliat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.694
Asymp. Sig. (2-tailed) .007
Exact Sig. [2*(1-tailed
.008a
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
60
Lampiran 12. Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat antara
kontrol positif dan infusa iler dosis I
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
proteksi_geli
35 62.5400 30.45321 -19.20 92.86
at
Perlakuan 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
proteksi_geliat asetosal 5 8.00 40.00
infusa iler dosis 1 5 3.00 15.00
Total 10
Test Statisticsb
proteksi_geliat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.739
Asymp. Sig. (2-tailed) .006
Exact Sig. [2*(1-tailed
.008a
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
61
Lampiran 13. Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat antara
kontrol positif dan infusa iler dosis II
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
proteksi_geli
35 62.5400 30.45321 -19.20 92.86
at
Perlakuan 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
proteksi_geliat asetosal 5 8.00 40.00
infusa iler dosis 2 5 3.00 15.00
Total 10
Test Statisticsb
proteksi_geliat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.785
Asymp. Sig. (2-tailed) .005
Exact Sig. [2*(1-tailed
.008a
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
62
Lampiran 14. Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat antara
kontrol positif dan infusa iler dosis III
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
proteksi_geli
35 62.5400 30.45321 -19.20 92.86
at
Perlakuan 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
proteksi_geliat asetosal 5 8.00 40.00
infusa iler dosis 3 5 3.00 15.00
Total 10
Test Statisticsb
proteksi_geliat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.785
Asymp. Sig. (2-tailed) .005
Exact Sig. [2*(1-tailed
.008a
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
63
Lampiran 15. Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat antara
kontrol positif dan infusa iler dosis IV
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
proteksi_geli 9
at 2
35 62.5400 30.45321 -19.20 .
8
6
Perlakuan 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
proteksi_geliat asetosal 5 7.00 35.00
infusa iler dosis 4 5 4.00 20.00
Total 10
Test Statisticsb
proteksi_geliat
Mann-Whitney U 5.000
Wilcoxon W 20.000
Z -1.671
Asymp. Sig. (2-tailed) .095
Exact Sig. [2*(1-tailed
.151a
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
64
Lampiran 16. Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat antara
kontrol positif dan infusa iler dosis V
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
proteksi_geli
35 62.5400 30.45321 -19.20 92.86
at
Perlakuan 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
proteksi_geliat asetosal 5 3.00 15.00
infusa iler dosis 5 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsb
proteksi_geliat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.785
Asymp. Sig. (2-tailed) .005
Exact Sig. [2*(1-tailed
.008a
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
65
Lampiran 17. Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat antara infusa
iler dosis I dan infusa iler dosis II
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
proteksi_geli
35 62.5400 30.45321 -19.20 92.86
at
Perlakuan 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
proteksi_geliat infusa iler dosis 1 5 3.00 15.00
infusa iler dosis 2 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsb
proteksi_geliat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.739
Asymp. Sig. (2-tailed) .006
Exact Sig. [2*(1-tailed
.008a
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
66
Lampiran 18. Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat antara infusa
iler dosis I dan infusa iler dosis III
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
proteksi_gelia
35 62.5400 30.45321 -19.20 92.86
t
Perlakuan 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
proteksi_geliat infusa iler dosis 1 5 3.00 15.00
infusa iler dosis 3 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsb
proteksi_geliat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.739
Asymp. Sig. (2-tailed) .006
Exact Sig. [2*(1-tailed
.008a
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
67
Lampiran 19. Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat antara infusa
iler dosis I dan infusa iler dosis IV
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
proteksi_geli
35 62.5400 30.45321 -19.20 92.86
at
Perlakuan 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
proteksi_geliat infusa iler dosis 1 5 3.00 15.00
infusa iler dosis 4 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsb
proteksi_geliat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.739
Asymp. Sig. (2-tailed) .006
Exact Sig. [2*(1-tailed
.008a
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
68
Lampiran 20. Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat antara infusa
iler dosis I dan infusa iler dosis V
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
proteksi_geli
35 62.5400 30.45321 -19.20 92.86
at
Perlakuan 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
proteksi_geliat infusa iler dosis 1 5 3.00 15.00
infusa iler dosis 5 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsb
proteksi_geliat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.739
Asymp. Sig. (2-tailed) .006
Exact Sig. [2*(1-tailed
.008a
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
69
Lampiran 21. Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat antara infusa
iler dosis II dan infusa iler dosis III
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
proteksi_geli
35 62.5400 30.45321 -19.20 92.86
at
Perlakuan 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
proteksi_geliat infusa iler dosis 2 5 3.00 15.00
infusa iler dosis 3 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsb
proteksi_geliat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.785
Asymp. Sig. (2-tailed) .005
Exact Sig. [2*(1-tailed
.008a
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
70
Lampiran 22. Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat antara infusa
iler dosis II dan infusa iler dosis IV
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
proteksi_geli
35 62.5400 30.45321 -19.20 92.86
at
Perlakuan 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
proteksi_geliat infusa iler dosis 2 5 3.00 15.00
infusa iler dosis 4 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsb
proteksi_geliat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.785
Asymp. Sig. (2-tailed) .005
Exact Sig. [2*(1-tailed
.008a
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
71
Lampiran 23. Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat antara infusa
iler dosis II dan infusa iler dosis V
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
proteksi_geli
35 62.5400 30.45321 -19.20 92.86
at
Perlakuan 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
proteksi_geliat infusa iler dosis 2 5 3.00 15.00
infusa iler dosis 5 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsb
proteksi_geliat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.785
Asymp. Sig. (2-tailed) .005
Exact Sig. [2*(1-tailed
.008a
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
72
Lampiran 24. Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat antara infusa
iler dosis III dan infusa iler dosis IV
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
proteksi_geli
35 62.5400 30.45321 -19.20 92.86
at
Perlakuan 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
proteksi_geliat infusa iler dosis 3 5 3.00 15.00
infusa iler dosis 4 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsb
proteksi_geliat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.785
Asymp. Sig. (2-tailed) .005
Exact Sig. [2*(1-tailed
.008a
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
73
Lampiran 25. Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat antara infusa
iler dosis III dan infusa iler dosis V
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
proteksi_geli
35 62.5400 30.45321 -19.20 92.86
at
perlakuan 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
proteksi_geliat infusa iler dosis 3 5 3.00 15.00
infusa iler dosis 5 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsb
proteksi_geliat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.785
Asymp. Sig. (2-tailed) .005
Exact Sig. [2*(1-tailed
.008a
Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
74
Lampiran 26. Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat antara infusa
iler dosis IV dan infusa iler dosis V
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
proteksi_geli
35 62.5400 30.45321 -19.20 92.86
at
perlakuan 35 4.0000 2.02920 1.00 7.00
Mann-Whitney Test
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
proteksi_geliat infusa iler dosis 4 5 3.00 15.00
infusa iler dosis 5 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsb
proteksi_geliat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.785
Asymp. Sig. (2-tailed) .005
Exact Sig. [2*(1-tailed
.008a
Sig.)]
BIOGRAFI PENULIS