Disusun oleh :
NIM. 11120010
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan
kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan Pengetahuan
tentang Hygiene Sanitasi dengan Penerapan Hygiene Sanitasi Pengolah Makanan di Karunia
Catering Sleman, Yogyakarta”. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu melalui kesempatan ini
1. Prof. DR. dr. Santoso, Ms, Sp.Ok. selaku Rektor Universitas Respati Yogyakarta
2. Mohamad Judha S.Kep, Ns, M.Kep. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Respati Yogyakrta.
3. Farissa Fatimah S.Gz., M.Sc. sebagai Ketua Prodi S1 Ilmu Gizi Universitas Respati
Yogyakarta yang telah memberikan saran, masukan dan dukungan bagi penulis
4. Ariyanto Nugroho, SKM., MSc. selaku Pembimbing I yang telah membantu dan
5. Setyowati SKM., M.Kes. selaku pembimbing II yang telah menbantu dan memberikan
6. Bapa, Mama, kakak dan adik tersayang untuk doa, pengorbanan, dukungan, dan kasih
sayang yang selalu tercurah tanpa henti yang membuat penulis bersemangat dan selalu
bertahan.
Besar harapan penulis, semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pembaca pada
Penulis
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG HYGIENE SANITASI DENGAN
PENERAPAN HYGIENE SANITASI PENGOLAH MAKANAN DI KARUNIA
CATERING YOGYAKARTA
Elias Jordy Nuban1, Ariyanto Nugroho2, Setyowati3
INTISARI
Latar Belakang : Badan pusat pengawasan obat dan makanan mencatat pada tahun 2012 terjadi
82 kasus keracunan makanan yang menyebabkan 6.500 korban sakit dan 29 orang meninggal.
Berdasarkan studi pendahuluan pengetahuan tenaga penjamah makanan tentang hygiene sanitasi
masih kurang 10(35%), dengan hasil pengamatan dimana tenaga penjamah makanan tidak
mengetahui tentang hygiene sanitasi dan penerapan hygiene masih kurangnya kesadaran
karyawan dalam penggunan alat pelindung diri (APD) antara lain tidak menggunakan penutup
kepala (celemek) 12,8% dan sarung tangan saat menjamah makanan 20,8%, penutup mulut
(masker) 5,1%, sepatu kedap air 10,2% dan kondisi lantai yang kurang diperhatikan seperti
adanya genangan air.
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif analitik, dengan desain
penelitian korelasi menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian akan dilaksanakan pada
bulan Februari 26 – 28 tahun 2015. Populasi dan sampel adalah berjumlah 39 orang pengolah
makanan. Cara pengambilan sampel dengan metode total sampling. Cara pengumpulan data
yang dilakukan dengan membagikan kuesioner. Uji hubungan yang digunakan yaitu uji korelasi
spearman range.
Hasil Penelitian : Berdasarkan hasil analisis diperoleh responden yang paling banyak bekerja di
CV. Karunia Catering berusia > 35 tahun sebanyak 36 orang (92,3%), dengan pendidikan lulus
SD sebanyak 20 orang (51,3%) dan berdasarkan survey pengamatan responden yang berkerja di
CV. Karunia Catering tidak ada yang berpendidikan sampai tingkat perguruan tinggi (PT).
Tingkat pengetahuan yang kurang tentang pengetahuan hygiene sanitasi sebanyak 17 orang
(43,6%) dan penerapan sedang sebanyak 22 orang (56,4%). Responden tidak batuk dan meludah
di tempat pencucian peralatan makan dan di sembarang tempat 39 orang (100%), mencuci
tangan dengan air bersih dan sabun sebelum mengolah makanan 35 orang (89,7%), berbicara
pada saat mengolah makanan 35 orang (89,7%) dan memakai celemek pada saat bekerja 32
orang (82,1%).
Kesimpulan: Ada hubungan antara pengetahuan tentang hygiene sanitasi dengan penerapan
hygiene sanitasi pengolah makanan di karunia catering Yogyakarta. P= 0,001
(P < 0,05).
ABSTRACT
Background: Indonesia Food and Drug Administration recorded that in 2012 occurred
82 cases of food poisoning causing 6,500 victims and 29 people died. Based on a
preliminary study, knowledge of workers about food hygiene and sanitation is still lack.
Moreover, application of workers about food hygiene and sanitation is low, especially
about awareness of using personal protective equipment (PPE). Employees who do not
use headgear, gloves, masks, and watertight shoes amounted to 12.8%, 20.8%, 5.1%, and
10.2%, respectively. Furthermore, there is much puddle on the floor.
Objective: To know the relationship of knowledge about hygiene sanitation and the
application of hygiene sanitation of employees in Karunia Catering, Yogyakarta.
Methods: This research was a quantitative analytical research with research correlation
design using cross sectional approach. The research was conducted on 26th―28th,
February 2015. Subject of this research amounted to 39 employees of food processing in
Karunia Catering, Yogyakarta. Subject was chosen using total sampling method. The data
were collected using questionnaire, and the data were analyzed using spearman
correlation test.
Results: There were 36 employees (92.3%) aged > 35 years old, 20 employees (51.3%)
graduating primary education, and no one entering university education. Seventeen
employees (43.6%) had low level of hygiene sanitation knowledge. Meanwhile, 22
employees (56.4%) had moderate level of hygiene sanitation application. Employees not
cough and spit in wash tableware and in any place amounted to 39 employees (100%).
Employees washing hands using soap and water before preparing food, speaking at food
processing, and wearing an apron at work amounted to 35 employees (89.7%), 35
employees (89.7%), and 32 employees (82.1%), respectively.
Conclusion: There was a relationship between knowledge of hygiene sanitation and the
application of hygiene sanitation of employees in Karunia Catering, Yogyakarta.
Halaman
Halaman
A. Latar Belakang
dan penyakit infeksi karena makanan cenderung meningkat. Anak-anak sering menjadi
korban penyakit tersebut. Salah satu penyebabnya adalah karena tidak memperhatikan
(Ningsih, 2014).
masyarakat yang paling banyak dan paling membebani di zaman moderen ini. Penyakit
sejumlah besar penderita, khususnya di kalangan bayi, anak, lansia dan mereka yang
kekebalan tubuhnya terganggu. Badan pusat pengawasan obat dan mekanan mencatat
bahwa selama tahun 2012 di Indonesia terjadi 82 kasus keracunan makanan yang
menyebabkan 6.500 korban sakit dan 29 orang meninggal dunia. Sebanyak 47 % kasus
keracunan itu disebabkan makanan yang berasal dari jasa boga dan buatan rumah tangga.
Anak-anak merupakan kelompok yang beresiko tinggi tertular penyakit melalui makanan
maupun minuman anak-anak sering menjadi korban penyakit bawaan makanan akibat
jenis makanan olahan, cara penanganan bahan makanan, cara penyajian, waktu antara
makanan matang dikonsumsi dan suhu penyimpanan baik pada bahan makanan mentah