SANTY OKTAPIANY
P3.73.24.3.14.028
Santy Oktapiany,
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja terhadap Perilaku SADARI
dalam Mendeteksi Kanker Payudara di SMAN 89 Jakarta Tahun 2018
54 Hal, 9 tabel, 3 gambar, 11 lampiran
ii
Santy Oktapiany,
The Correlation of Knowledge and Attitudes of Adolescent to Behavior of BSE
in Detecting Breast Cancer at SMAN 89 Jakarta 2018
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja terhadap Perilaku SADARI dalam
Mendeteksi Kanker Payudara di SMAN 89 Jakarta” sebagai syarat untuk
menyelesaikan tugas akhir pada perkuliahan semester VIII.
Semoga amal kebaikan yang telah diberikan, senantiasa mendapatkan pahala dari
Allah SWT. Penulis menyadari bahwa hasil skripsi ini tidak lepas dari kekurangan
dan kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan masukan, saran, dan kritik yang
bersifat membangun. Akhirnya saya berharap, semoga skripsi ini memberikan
manfaat bagi pembaca.
Penulis
viii
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….. i
ABSTRAK……………………………………………………………………….. ii
ABSTRACT……………………………………………………………………... iii
HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………….. iv
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………... v
SURAT PERNYATAAN……………………………………………………….. vi
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS..…………………………….……. vii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………... viii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. x
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………. xii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………….. xiii
DAFTAR SINGKATAN/ISTILAH……………………………………………. xiv
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………. xvi
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………..…... 1
1.1 Latar Belakang…………………………………….………………….……. 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………......... 4
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………..……...….…. 4
1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………………...….…. 5
1.5 Ruang Lingkup……………………………………………………………. 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA…………….…………………………………... 6
2.1 Pengetahuan………………………………………………………..…….…. 6
2.1.1 Pengertian Pengetahuan……..………………….…………………………... 6
2.1.2 Cakupan Pengetahuan……..….………………………………………….…. 6
2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan…..………..………….... 7
2.2 Sikap (Attitude)….……………………..………………………………....... 8
2.2.1 Pengertian Sikap…..…………………………….….……………………..... 8
2.2.2 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Sikap……………………………....... 9
2.2.3 Tingkatan Sikap……………….……………………………………………. 11
2.3 Perilaku…...……………………………………………………………….... 11
2.3.1 Pengertian Perilaku…………..……………………………………….…….. 11
2.3.2 Faktor Terjadinya Perilaku………………………………………………….. 12
2.4 Remaja……………………………………..……………………………….. 13
2.4.1 Pengertian Remaja………………………………………………………….. 13
2.4.2 Tahap Perkembangan Remaja………………………………………………. 14
2.5 Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)…………………………………. 15
2.5.1 Pengertian SADARI……………………………………………….………... 15
2.5.2 Tujuan SADARI………………………………………………….………… 15
2.5.3 Manfaat Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)…..……………………. 16
2.5.4 Cara Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)………………. 16
2.5.5 Waktu dilakukan SADARI…………………………………………………. 18
2.6 Kanker Payudara……………….…………………………………………… 18
2.6.1 Definisi……………………………..……………………………………..... 18
2.6.2 Faktor Resiko…………….……………………………..…………………... 18
Halaman
Gambar 2.1 Langkah SADARI............................................................................17
Gambar 2.2 Kerangka Teori.................................................................................30
Gambar 3.2 Kerangka Konsep.............................................................................31
xii
Halaman
xiii
Nodus Limfe : Salah satu komponen dari system limfatik yang dapat
ditemukan pada tubuh manusia.
Multiple Choice : Tes pilihan ganda dimana setiap butir soal memiliki
jumlah alternative jawaban lebih dari satu.
Skala Guttman : Skala kumulatif dan mengukur satu dimensi saja dari
satu variable yang multi dimensi, sehingga skala ini
termasuk mempunyai sifat undimensional.
xv
Lampiran 1. CV
Lampiran 2 Lembar Konsul
Lampiran 3. PSP
Lampiran 4. Informed Consent
Lampiran 5. Kuesioner Penelitian
Lampiran 6. Surat Komite Etik
Lampiran 7. Surat Ijin Pengambilan Data SMAN 89 Jakarta
Lampiran 8. Surat Disposisi
Lampiran 9. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas
Lampiran 10. Row Data
Lampiran 11. Output SPSS
xvi
Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang umum pada
wanita. Kanker payudara merupakan tumor ganas yang tumbuh didalam
jaringan payudara. Setiap tahun lebih dari 185.000 wanita didiagnosa
menderita kanker payudara. Insiden penyakit ini semakin meningkat di
negara-negara maju. Sekitar 43.500 kematian akibat kanker payudara setiap
tahunnya yang menjadikan penyakit ini sebagai penyebab kematian terbesar
kedua setelah kanker paru pada wanita di Amerika Serikat 3.
Menurut WHO (World Health Organization), sekitar 9-8% wanita
berpotensi akan mengalami kanker payudara. Kanker payudara sebagai jenis
kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari
250.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang lebih
175.000 di Amerika Serikat 2.
Berdasarkan data GLOBOCAN, International Agency for Research on
Cancer (IARC) diketahui pada tahun 2012, terdapat 14.067.894 kasus baru
kanker dan 8.201.575 kematian akibat kanker di seluruh dunia. Kanker
payudara menduduki posisi yang tertinggi yaitu sebesar 43,3% kasus baru dan
12,9% kasus kematian. Dengan kata lain insiden kanker payudara sebesar 40
per 100.000 perempuan di dunia 1.
Di Indonesia, kanker payudara kini menjadi pembunuh nomor satu. Setiap
tahunnya diperkirakan terdapat 100 penderita baru per100.000 penduduk yang
ada di Indonesia. Berdasarkan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun
2007, kanker payudara menempati urutan pertama pasien rawat inap di
seluruh RS di Indonesia (16,85%), disusul kanker leher rahim(11,78%)
(Panigoro et al., 2010) Dan mengalami peningkatan pada tahun 2010 yaitu
kasus rawat inap kanker payudara sebanyak 12.014 kasus (28,7%). Sedangkan
menurut profil kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun
1
Poltekkes Jakarta III
2
2015 kanker tertinggi yang diderita wanita masih ditempati oleh kanker
payudara dengan angka kejadian 2,2% dari 1000 perempuan. Jika hal ini tidak
bisa terkendali, maka diperkiran pada tahun 2030 akan ada 26 juta orang yang
menderita kanker payudara dan 17 juta orang yang meninggal dunia 1.
Menurut data Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan, pada
penduduk perempuan kanker payudara masih menempati urutan pertama
kasus baru dan kematian akibat kanker, yaitu sebesar 43,3% dan 12,9%3.
Menurut data Riskesdas tahun 2013 menyatakan kelompok umur penderita
kanker payudara dengan prevalensi tertinggi pada kelompok umur 75 tahun
keatas, yaitu sebesar 5,0% dan prevalensi terendah pada anak kelompok umur
1-4 tahun dan 5-14 tahun sebesar 0,1%. Peningkatan prevalensi yang cukup
tinggi pada terdapat pada kelompok umur 25-34 tahun, 35-44 tahun, dan 45-
54 tahun 4.
Seiring perkembangan zaman, jumlah penderita kanker payudara di
Indonesia terus bertambah. Pada awalnya kanker payudara menyerang
perempuan yang sudah berusia diatas 30 tahun akan tetapi kini usia penderita
kanker payudara menjadi ke perempuan yang berusia muda atau remaja (Fres,
2015). Laporan dari Western Breast Services Alliance, fibroadenoma
umumnya terjadi pada wanita dengan umur antara 15 dan 25 tahun.25 Bahkan
tidak sedikit remaja putri usia empat belas tahun menderita tumor
dipayudaranya, dimana tumor dapat berpotensi menjadi kanker bila tidak
terdeteksi lebih awal25.
Menurut World Health Organization (WHO), remaja adalah penduduk
dalam rentang usia 10-19 tahun, menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18
tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN)
rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah 26.
Upaya deteksi dini kanker payudara adalah upaya untuk mendeteksi dan
mengidentifikasi secara dini adanya kanker payudara, sehingga diharapkan
dapat diterapi dengan teknik yang dampak fisiknya kecil dan punya peluang
lebih besar untuk sembuh. Upaya ini sangat penting, sebab apabila kanker
payudara dapat dideteksi pada stadium dini dan diterapi secara tepat maka
tingkat kesembuhan yang cukup tinggi (80-90%). Salah satu upaya deteksi
dini yaitu dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dimulai dari usia
subur, sebab 85% kelainan di payudara justru pertama kali dikenali oleh
penderita bila tidak dilakukan penapisan massal 3.
Salah satu pencegahan kanker payudara adalah dengan pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI). SADARI merupakan salah satu cara yang efektif
dan efisien sebagai pendekteksi dini kanker payudara selain mamografi.
Kegagalan penemuan secara dini kanker payudara dapat terjadi dikarenakan
kurangnya pengetahuan atau informasi yang diperoleh masyarakat. Banyak
penderita kanker payudara datang ke rumah sakit dengan kondisi stadium
lanjut dikarenakan penderita tidak merasa adanya perubahan dengan kondisi
27
payudaranya . Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) ini bertujuan
mendapatkan tanda kanker payudara pada stadium yang lebih dini (down
staging)10. Tindakan SADARI ini penting karena hampir 85% kelainan di
payudara justru ditemukan pertama kali oleh penderita melalui pemeriksaan
payudara sendiri dengan benar 25.
Menurut Etwiory (2013) melaporkan bahwa terdapat hubungan antara
pengetahuan dengan sikap SADARI pada siswi SMAN 9 Manado. Menurut
penelitian Tri Sartika (2014) juga melaporkan bahwa terdapat hubungan
antara pengetahuan dan sikap remaja putri dengan SADARI di SMAN 1
Rambutan Banyuasin. Demikian juga Rizka (2017) menunjukkan bahwa
terdahap hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan sikap
remaja putri tentang SADARI dalam mendeteksi dini kanker payudara pada
remaja di SMK N 1 Teluk Kuantan.
Hasil penelitian di India melaporkan bahwa menunjukkan kesadaran dan
pengetahuan yang buruk tentang kanker payudara, gejalanya dan faktor risiko
pada wanita pedesaan (13-50 tahun) di India Tengah. Pemeriksaan kesehatan
payudara hampir tidak dilakukan, meski kemauan untuk belajar tinggi.
Kebanyakan wanita menunjukkan sikap positif terhadap skrining kanker
payudara yaitu berupa SADARI yang di promosikan oleh profesional
perawatan kesehatan. Teknik sederhana dan murah ini akan lebih dapat
diterima untuk mendiagnosis pasien lebih awal, daripada prosedur mamografi
intensif dan mahal yang direkomendasikan di negara-negara berpenghasilan
tinggi.
SMAN N 89 Jakarta merupakan Sekolah Menengah Atas Negeri yang ada
di Provinsi DKI Jakarta beralamat di Jl. Cempaka V No.21, RT.6/RW.9,
Cakung Timur, Cakung, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
SMAN 89 Jakarta termasuk sekolah dibawah binaan Puskesmas Kecamatan
Cakung. Setelah dilakukan studi pendahuluan pada siswi SMAN 89 Jakarta, 7
dari 10 siswi memiliki pengetahuan baik tentang SADARI dan 4 dari 10 siswi
memiliki sikap yang baik tentang SADARI. Selain itu didapatkan data bahwa
SMAN 89 Jakarta belum pernah ada pembinaan mengenai PKRR khususnya
mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) oleh petugas kesehatan
terkait.
Dari fenomena diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul “ Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang SADARI dalam
Mendeteksi Kanker Payudara di SMAN 89 Jakarta Tahun 2018”.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra
manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.
Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.19
Pengetahuan menurut Depdibud (2003), adalah sesuatu yang diketahui
berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses belajar ini dipengaruhi oleh
berbagai faktor dari dalam dan dari luar. Dari dalam seperti motivasi dan faktor
luar berupa sarana informasi yang tersedia serta keadaan sosial budaya 18.
2. Memahami ( Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut
secara benar.
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).
4. Analisis (Analaysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi
tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini
dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan
(mambuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan
sebagainya.
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan pada suatau kemampuan untuk melatakkan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dari formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan jastifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian penilain ini berdasarkan
suatau kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria
yang telah ada.
3. Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan maka ia akan mudah menerima hal-hal baru dan
mudah menyesuaikan dengan hal yang baru tersebut. Pendidikan itu
menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupannya untuk mencapai
keselamatan dan kebahagiaan.
4. Pengalaman
Berkaitan dengan umur dan pendidikan individu, bahwa pendidikan yang
tinggi maka pengalaman semakin luas, sedangkan semakin tua umur seseorang
maka pengalaman akan semakin banyak.
predisposisi tidakan atau prilaku. Sikap tersebut masih merupakan reaksi tertutup,
dan bukan merupakan reaksi terbuka ataupun tingkah laku yang terbuka. Sikap
dapat diartikan sebagai suatu kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di
lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek 20.
3. Pengaruh kebudayaan
Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita
terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota
masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman
individu – individu masyarakat asuhannya.
4. Media massa
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya,
berita yang seharusnya faktual disampaikan secara objektif cenderung
dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh terhadap sikap
konsumennya.
6. Faktor emosional
Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang disadari emosi yang berfungsi
sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme
pertahanan ego.
7. Perubahan sikap
Ada tiga proses yang berperan dalam proses perubahan sikap yaitu : 30
a. Kesedihan (Compliance)
Terjadinya proses yang disebut kesedihan adalah ketika individu bersedia
menerima pengaruh dari orang lain atau kelompok lain dikarenakan ia
berharap untuk memperoleh reaksi positif, seperti pujian, dukungan,
simpati, dan semacamnya sambil menghindari hal – hal yang dianggap
negatif. Tentu saja perubahan perilaku yang terjadi dengan cara seperti itu
tidak akan dapat bertahan lama dan biasanya hanya tampak selama pihak
lain diperkirakan masih menyadari akan perubahan sikap yang ditunjukkan.
b. Identifikasi (Identification)
Proses identifikasi terjadi apabila individu meniru perilaku tau sikap
seseorang atau sikap sekelompok orang dikarenakan sikap tersebut sesuai
dengan apa yang dianggapnya sebagai bentuk hubungan menyenangkan
antara lain dengan pihak yang dimaksud. Pada dasarnya proses identifikasi
merupakan sarana atau cara untuk memelihara hubungan yang diinginkan
dengan orang atau kelompok lain dan cara menopang pengertiannya sendiri
mengenai hubungan tersebut.
c. Internalisasi (Internalization)
Internalisai terjadi apabila individu menerima pengaruh dan bersedia
menuruti pengaruh itu dikarenakan sikap tersebut sesuai dengan apa yang ia
percaya dan sesuai dengan system nilai yang dianutnya. Dalam hal ini, maka
isi dan hakekat sikap yang diterima itu sendiri dianggap memuaskan oleh
individu. Sikap demikian itulah yang biasnya merupakan sikap yang
dipertahankan oleh individu dan biasanya tidak mudah untuk berubah
selama sistem nilai yang ada dalam diri individu yang bersangkutan masih
bertahan.
2.3 Perilaku
2.3.1 Pengertian Perilaku
Perilaku merupakan suatu respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus
(rangsangan dari luar). Perilaku terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap
organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons. Meskipun perilaku
adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar
organisme (orang), namun dalam memberikan respon sangat tergantung pada
karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang besangkutan. Hal ini berarti
meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang, namun respon tiap-tiap orang
berbeda 18.
Faktor yang menentukan atau membentuk perilaku disebut determinan
perilaku. Terdapat beberapa teori yang sering menjadi acuan dalam penelitian-
penelitian kesehatan masyarakat, salah satunya adalah teori Lawrence Green 18.
2.4. Remaja
2.4.1. Pengertian Remaja
Menurut World Health Organization (WHO), remaja adalah penduduk
dalam rentang usia 10-19 tahun, menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18
tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN)
rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah. Jumlah kelompok
usia 10-19 tahun di Indonesia menurut Sensus Penduduk 2010 sebanyak 43,5
juta atau sekitar 18% dari jumlah penduduk. Di dunia diperkirakan kelompok
remaja berjumlah 1,2 milyar atau 18% dari jumlah penduduk dunia 13.
Masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak menuju
masa dewasa. Pada masa transisi, remaja mengalami proses pencarian identitas
diri, melepas ketergantungan dari orang tua, dan berusaha mencapai
kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa 23.
Menurut World Health Organization (WHO), kategori remaja adalah
mereka yang berusia 12-24 tahun (WHO, 2012). Menurut Undang-Undang
No.4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak, anak adalah individu yang
belum mencapai umur 21 tahun dan belum menikah. Menurut Undang-Undang
Perburuhan, anak dianggap remaja bila telah mencapai umur 16-18 tahun atau
sudah menikah dan mempunyai tempat tinggal sendiri. Menurut Undang-
Undang Perkawinan No.1 tahun 1974, anak dianggap remaja bila sudah cukup
matang untuk menikah yaitu 16 tahun untuk anak perempuan dan 19 tahun
untuk anak laki-laki. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menganggap
remaja bila sudah berusia 18 tahun yang sesuai dengan saat lulus dari sekolah
menengah 26.
2. Remaja Madya (Middle Adolescence) Tahap ini berusia 13-15 tahun. Pada
tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Ia senag kalau banyak
teman yang menyukainya. Ada kecenderungan “narastic”, yaitu mencintai diri
sendiri, dengan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat-sifat yang sama
dengan dirinya. Selain itu, ia berada dalam kondisi kebingungan karena ia tidak
tahu harus memilih yang mana: peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau
sendiri, optimis atau pesimis, idealis atau meterialis, dan sebagainya. Remaja
pria harus membebaskan diri dari Oedipoes Complex (perasaan cinta pada ibu
sendiri pada masa kanak-kanak) dengan mempererat hubungan dengan kawan-
kawan dari lawan jenis.
3. Remaja Akhir (Late Adolescence) Tahap ini (16-19 tahun) adalah masa
konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal
dibawah ini :
b. Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.
c. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan
dalam pengalaman-pengalaman baru.
d. Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
e. Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti
dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.
f. Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan
masyarakat umum (the public).
5. Angkat lengan kiri ke atas kepala. Gunakan tangan kanan untuk menekan
payudara kiri dengan ketiga jari tengah (telunjuk, tengah dan manis).
Mulailah diri daerah putting susu dan gerakkan ketiga jari tersebut dengan
gerakan memutar keluar di seluruh permukaan payudara.
6. Rasakan apakah terdapat benjolan atau penebalan. Pastikan untuk memeriksa
daerah yang berada di antara payudara, dibawah lengan, dan dibawah tulang
selangka.
7. Angkat lengan kanan ke atas kepala dan ulangi pemeriksaan untuk payudara
sebelah kanan dengan menggunakkan tangan kiri. Pemeriksaan ini akan
membantu untuk mengetahui lebih awal apabila ada kelainan pada payudara
yaitu dengan menggunakan teknik yang sama setiap bulannya.
Gambar 2.1
Langkah – langkah Pemerisaan Payudara Sendiri (Bustan, 2007)
2. Umur
Menurut ACS (2011), peningkatan penemuan kasus kanker payudara
seiring dengan peningkatan umur, kemungkinan terjadi karena umur
harapan hidup yang semakin panjang seiring dengan peningkatan insiden
kanker payudara karena perubahan pola reproduktif, penggunaan terapi
sulih hormon, peningkatan prevalens obesitas, dan peningkatan
kemampuan deteksi dini kanker payudara. Dalam penelitian (Ulya, 2015)
di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo didapatkan hasil bahwa pada umur
45-54 tahun (37,6%) beresiko tinggi terhadap faktor risiko kanker
payudara dibanding umur , <35 tahun (8,5%) 7.
3. Usia Menarche
Menarche yang datang secara dini (12 tahun) meningkatkan risiko kanker
payudara pada wanita karena semakin lama wanita tersebut terpapar dengan
hormnon reproduktif dari tubuhnya 9. Estrogen dapat berfungsi sebagai
promotor bagi kanker tertentu seperti kanker payudara. Karena kadar
estrogen tinggi pada wanita yang mengalami haid, maka risiko terbentuknya
kanker payudara meningkat pada wanita yang mendapat haid lebih awal dan
mencapai menopause lambat 9.
4. Riwayat Keluarga
Adanya riwayat keluarga yang mengidap kanker, akan meningkatkan resiko
terkena kanker. Kecenderungan genetik untuk mengalami karsinogenesis
mungkin disebabkan oleh kerapuhan atau mutasi gen penekan tumor,
kerentanan terhadap mutagen atau promotor tertentu, keasalahan enzim
14
pengoreksi, atau gagalnya fungsi sistem imun . Hasil penelitian
menunjukkan bahwa wanita yang memiliki riwayat keturunan kanker
payudara berisiko 3,3035 kali terkena kanker payudara dibandingkan yang
tidak memiliki riwayat keturunan kanker payudara (hubungan ini bermakna
secara statistik).
5. Menopause
Menopause yang terlambat juga dapat meningkatkan resiko kanker
payudara. Untuk setiap tahun usia menopause yang terlambat, akan
meningkatkan resiko kanker payudara 3 % 8.
6. Faktor Genetik
Pada suatu studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan
dengan gen tertentu. Bila terdapat mutasi gen BRCA1 dan BRCA2, yaitu
gen suseptibilitas kanker payudara, maka probabilitas untuk terjadi kanker
payudara adalah sebesar 80% 8.
7. Alkohol
Asupan alkohol yang berlebihan juga dapat meningkatkan risiko,
berdasarkan analisis terbaru berdasarkan 53 penelitian menunjukkan bahwa
sekitar 4% kanker payudara di negara maju mungkin dikaitkan dengan
konsumsi alkohol.
8. Kontrasepsi
Pengunaan kontrasepsi oral pada jangka waktu terdekat sedikit
meningkatkan risiko kanker payudara, namun wanita yang telah berhenti
menggunakan kontrasepsi oral selama 10 tahun atau lebih memiliki resiko
yang sama dengan wanita yang tidak pernah menggunakan pil 16.
12. Obesitas
Over weight dan obesitas, yang diukur dengan indeks massa tubuh tinggi
(BMI), meningkatkan risiko kanker payudara pasca menopause dan
merupakan salah satu dari beberapa faktor risiko untuk kanker payudara
yang mampu dimodifikasi 8.
14. Radiasi
Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas
meningkatkan terjdinya resiko kaker payudara Dan beberapa penelitian yang
dilakukan disimpulkan bahwa resiko kanker radiasi berhubungan secara
linier dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur 20.
3. Bukti metastase
a. Pembesaran kelenjar getah bening supraklavikula dan servikal
b. Hasil rontgen toraks abnormal dengan atau tanpa efusi pleura
c. Peningkatan alkali fostase, kalsium, dana tau nyeri tulang berkaitan dengan
penyebaran ke tulang
skrining karena mempuyai sensitivitas dan spesifitas yang tinggi sekitar 80-
90% 3.
25
Poltekkes Jakarta III
26
dilakukan pelatihan
SADARI pada remaja
putri yaitu siswi SMK
Dwija Dharma Boyolali
sikap tentang SADARI (p
< 0,001).
3. Terdapat perbedaan cara
SADARI sebelum dan
sesudah dilakukan
pelatihan SADARI pada
remaja putri yaitu siswi
SMK Dwija Dharma
Boyolali cara SADARI (p
< 0,001).
3. Cristra F Hubungan Variabel Kuantitatif 1. Pengetahuan remaja putri
Sinaga & Pengetahuan bebas berupa tentang deteksi dini
Tri dan Sikap tingkat kanker payudara melalui
Ardayani Remaja Putri pengetahuan SADARI adalah sebagian
(2016) tentang Deteksi dan sikap besar berpengetahuan
Dini Kanker tentang kurang yaitu 77%.
Payudara SADARI. 2. Sikap remaja putri
melalui Periksa Variabel tentang deteksi dini
Payudara terikat adalah kanker payudara melalui
Sendiri di SMA tindakan SADARI adalah sebagian
Pasundan 8 SADARI besar memiliki sikap
Bandung Tahun positif yaitu 65%.
2016 3. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang
signifikan antara
pengetahuan dan sikap
remaja putri tentang
deteksi dini kanker
payudara melalui
SADARI di SMA
Pasundan 8 tahun 2016.
4. Tri Sartika Hubungan Variabel Kuantitatif 1. Ada hubungan bermakna
Karanganyar semuanya
dalam kategori baik, dan
sikap remaja putri
sesudah pendidikan
kesehatan tentang
pemeriksaan SADARI di
SMK N 1 Karanganyar
sebagian besar dalam
kategori positif.
3. Ada pengaruh pendidikan
kesehatan tentang
pemeriksaan SADARI
terhadap pengetahuan
remaja putri di SMK N 1
Karanganyar.
4. Ada pengaruh pendidikan
kesehatan tentang
pemeriksaan SADARI
terhadap sikap remaja
putri di SMKN 1
Karanganyar.
6. Karunia Tingkat Variabel Deskriptif 1. Tingkat pengetahuan
Hadpha Pengetahuan bebas berupa kuantitatif remaja putri di MAN 1
Saputri Remaja Putri tingkat Surakarta tentang
(2012) tentang Periksa pengetahuan. SADARI dalam kategori
Payudara Variabel baik sebanyak 14
Sendiri terikat adalah responden (11,7%).
(SADARI) di pengetahuan 2. Tingkat pengetahuan
MAN 1 remaja putri remaja putri di MAN 1
Surakarta tentang Surakarta tentang
SADARI SADARI dalam kategori
cukup sebanyak 87
responden (72,5%).
3. Tingkat pengetahuan
remaja putri di MAN 1
Surakarta tentang
SADARI dalam kategori
kurang sebanyak 19
responden (15,8%).
FAKTOR
PREDISPOSISI :
• Pengetahuan
• Sikap
• Kepercayaan
• Keyakinan
• Nilai-nilai
FAKTOR
PENDUKUNG :
• Lingkungan PERILAKU
Fisik
• Fasilitas
FAKTOR
PENDORONG :
• Sikap dan
Perilaku
Kelompok
• Referensi dari
Perilaku
Masyarakat
Gambar 2.2
Teori Lawrance Green Faktor yang Membentuk Perilaku
(Notoatmodjo, 2007)
30
Poltekkes Jakarta III
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Sikap SADARI
Gambar 3.1
Kerangka Konsep
31
Poltekkes Jakarta III
32
Variabel Independen
1. Pengetahuan Segala sesuatu yang Kuesioner 0 : Cukup Ordinal
tentang SADARI diketahui oleh responden (mean ≥ 7.05)
mengenai SADARI,
yaitu pengertian 1 : Kurang
SADARI, tujuan (mean < 7.05)
SADARI, target dan
waktu pelaksanaan
SADARI, dan pedoman
pelaksanaan SADARI
3.5.2 Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi19.Sampel dalam penelitian ini adalah siswi yang mengikuti
pembelajaran di SMAN 89 Jakarta.
Kriteria Inklusi :
a. Siswi yang mengikuti pembelajaran di SMAN 89 Jakarta
b. Siswi dengan umur 15-18 tahun
c. Siswi SMAN 89 Jakarta yang bersedia menjadi responden
n=
(z 1− / 2 2 P (1 − P ) + z1− P1 (1 − P1 ) + P2 (1 − P2 ) )
2
( P1 − P2 ) 2
Keterangan :
n = Banyaknya sample
z1-α/2 = nilai Z pada derajat kemaknaan, derajat kemaknaan yang
digunakan adalah 95% = 1.96
z1-β = nilai Z pada kekuatan uji power, kekuatan uji yang digunakan
adalah 95 % = 1.64
P = Proporsi total (P1+P2)
2
P1 = Proporsi remaja dengan pengetahuan tinggi melakukan
SADARI 38%
33
Poltekkes Jakarta III
34
N/N(total) x n
1. Validitas isi
Validitas isi merupakan uji validitas yang mengutamakan isi, dimana beberapa
ahli akan menilai apakah pertanyaan-pertanyaan didalam kuesioner tersebut
telah atau belum dapat mempresentasikan semua komponen komponen dalam
penelitian.
2. Validitas konsep
Validitas konsep merupakan uji validitas yang menilai kuesioner berdasarkan
konsep atau teori variable yang akan diteliti. Gilbert (2006) menyatakan bahwa
validitas konsep merupakan validitas yang mengukur seberapa baik instrument
merefleksikan konsep atau karakter yang semestinya diukur.
3. Validitas standar terkait
Validitas ini terdiri dari concurrent validity yang merupakan validitas yang
mengkorelasikan skala dengan skala lain yang mengukur hal yang kira-kira
sama dengan yang biasa dilakukan atau diukur. Sedangkan predictive validity
merupakan uji validitas yang mengkorelasikan kuesioner dengan perilaku yang
diprediksi dapat terjadi diwaktu yang akan datang.
4. Validitas muka
Validitas ini dilakukan secara subjektif, yaitu apabila pertanyaan pertanyaan
dalam kuesioner telah dianggap relevan, masuk akal, tidak ambigu, dan jelas
maka kuesioner telah valid. Validitas muka merupakan uji validitas yang
paling jelas sekaligus paling lemah karena didasarkan pada intuisi dari ahli
dibidang tersebut34.
pengukuran pertama dan kedua korelasinya lebih dari 0,80 maka instrument
tersebut dikatakan reliable.
2. Teknik belah dua/ split-half reliability
Dengan menggunakan teknik ini, berarti alat pengukur (kuesioner) yang telah
disusun diubah menjadi dua bagian. Oleh sebab itu jumlah pertanyaan dalam
kuesioner tersebut harus cukup banyak, sekitar 40 – 60 pertanyaan. Skors
untuk masing-masing item pada tiap bagian di jumlahkan sehingga
menghasilkan 2 kelompok skors total. Selanjutnya mengorelasikan skor antara
bagian 1 dan bagian 2.
3. Teknik Paralel
Pada teknik ini, kita membuat dua alat pengukur (kuesioner) untuk mengukur
aspek yang sama. Metode ini hampir sama dengan teknik tes tes ulang, namu
menggunakan dua instrument yang sebetulnya sama tetapi kalimat yang
digunakan pada dua instrument tersebut berbeda. Kedua kuesioner tersebut
diujikan kepada sekelompok responden yang sama. Kemudian, masing masing
pertanyaan pada kedua kuesioner tersebut dihitung validitasnya. Selanjutnya,
dikorelasikan antara kuesioner 1 dan kuesioner 2. Bila nilainya > 0,80 maka
instrument tersebut reliable.
4. Interrater Reliability
Pada teknik ini, orang – orang yang berbeda melakukan prosedur yang sama,
kemudian hasil kerja mereka dibandingkan. Jika hasil kerja menghasilkan hal
yang sama (highly-similiar) maka dapat dikatakan sebagai interrater-
reliability
3.11Analisis Data
3.11.1 Analisis Data Univariat
Analisis univariat dilakukan terhadap variabel pengetahuan dan sikap.
Analisis ini dilakukan pada seluruh variabel penelitian sehingga karakteristik
setiap variabel dapat diketahui dan memudahkan dalam melakukan analisis
bivariat. Hasil analisis univariat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
18
.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
1. Analisis Univariat
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Remaja Putri
tentang SADARI di SMAN 89 Jakarta
Variabel Frekuensi (F) %
Pengetahuan Remaja
Baik 55 68,8
Kurang 25 31,3
Sikap Remaja
Positif 50 62,5
Negatif 30 37,5
Perilaku SADARI
Baik 46 57,5
Kurang 34 42,5
2. Analisis Bivariat
Tabel 4.2
Hubungan Variabel Pengetahuan terhadap Perilaku SADARI di
SMAN 89 Jakarta tahun 2018
Pengetahuan Perilaku SADARI Total
Baik Kurang N % P value 95% CI OR
N % n %
Baik 27 49,1 28 50,9 55 100 0,044 0,1 – 0,8 0,3
Kurang 19 76,0 6 24,0 25 100
Tabel 4.3
Hubungan Variabel Sikap terhadap Perilaku SADARI di SMAN 89
Jakarta tahun 2018
Sikap Perilaku SADARI Total
Baik Kurang N % P value 95% CI OR
N % N %
Positif 28 56,0 22 44,0 50 100 0,907 0,3 – 2,1 0,8
Negatif 18 60,0 12 40,0 30 100
4.2 Pembahasan
4.2.1 Hubungan Variabel Pengetahuan terhadap Perilaku SADARI di
SMA
89 Jakarta tahun 2018
Berdasarkan hasil perhitungan statistik (menggunakan rumus Chi
Square) menunjukkan adanya hubungan bermakna antara pengetahuan
dengan perilaku SADARI dengan P value 0,044 ; 95% CI 0,1 – 0,8 ; OR :
0,3. Remaja dengan pengetahuan baik memiliki peluang 0,3 kali dari pada
remaja yang berpengetahuan kurang untuk melakukan perilaku SADARI
baik.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rizka (2017) bahwa
terdapat hubungan yang signifikan (bermakna) secara statistik antara
pengetahuan siswa remaja putri terhadap perilaku SADARI 25. Namun
penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati
(2013) bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku
melakukan SADARI 40.
Menurut Notoatmodjo (2010) Pengetahuan tentang kesehatan adalah
mencakup apa yang diketahui oleh seseorang terhadap cara – cara
memelihara kesehatan. Adopsi perilaku yang didasari pengetahuan,
kesadaran dan sikap positif terhadap stimulus akan membentuk perilaku
baru yang mampu bertahan lama. Dalam buku Reeder (2007)
mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan wanita tidak
rutin melakukan SADARI atau bahkan menghindarinya adalah rasa malas,
takut, beranggapan bahwa dirinya tidak beresiko, malu, tidak tahu
cara/tekniknya.
Menurut Bloom (1908) Pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Keinginan untuk
melakukan pendeteksian dini salah satunya SADARI sangat dipengaruhi
oleh pengetahaun responden mengenai hal yang berhubungan dengan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Diharapkan adanya suatu kegiatan yang menambah wawasan dan
ketertarikan remaja untuk melakukan SADARI melalui kegiatan penyuluhan
atau menyisipkan materi dan praktik terkait SADARI dan kanker payudara
dalam mata pelajaran yang bekerjasama dengan puskesmas terkait, lalu
membuat kelompok antar siswi. Nantinya diharapkan agar menjadikan
SADARI sebagai salah satu kegiatan rutin sebagai salah satu cara deteksi dini
terhadap kanker payudara, serta penelitian lanjutan yang menyoroti tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku SADARI.
DAFTAR PUSTAKA
IDENTITAS PRIBADI
Nama : Santy Oktapiany
NIM : P3.73.24.3.14.028
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Cianjur, 03 Oktober 1995
Agama : Islam
Status Pernikahan : Belum Menikah
Alamat : Perum. Citra Indah, Bukit Rasamala Blok Z/7
No.25 Kel. Singajaya, Kec. Jonggol, Kab. Bogor,
Jawa Barat
Anak Ke : 1 dari 3 bersaudara
Telepon : 081574481268
Email : santyoktapiany04@gmail.com
RIIWAYAT PENDIDIKAN
MENGIKUTI PENELITIAN
(PSP)
Manfaat yang siswi dapatkan dengan ikutserta dalam proses penelitian ini
adalah siswi dapat memberikan kontribusi yang sangat besar dalam
pengembangan penelitian khususnya menambah pengetahuan siswa tentang
SADARI.
No. Hp :081574481268
Email :santyoktapiany04@gmail.com
Peneliti
INFORMED CONSENT
Kepada Yth.
Responden (Remaja Putri)
Dengan Hormat,
Saya Tim peneliti
Nama : Santy Oktapiany
NIM : P3.73.24.3.14.028
Pekerjaan : Mahasiswi Program Studi DIV Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Jakarta III
Memohon izin kesediaan Saudara/i sebagai Responden untuk mengisi Kuesioner
penelitian dengan Judul Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Terhadap
Perilaku SADARI dalam Mendeteksi Kanker Payudara di SMAN 89 Jakarta
Tahun 2018.
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama :
Kelas :
NIS :
Usia :
Alamat :
Saksi, Responden,
( ) ( )
No. Responden :
KUESIONER PENELITIAN
I. Identitas Responden
1. Umur : 15 tahun
16 tahun
17 tahun
18 tahun
2. Kelas :
II. Pengetahuan
Petunjuk : Isilah tanda (X) pada salah satu kolom jawaban dibawah ini
dengan jawaban yang sebenarnya
1. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah…
a. Memeriksa payudara sendiri setiap bulan untuk mendeteksi timbulnya
benjolan pada payudara .
b. Cara untuk melihat adanya kelainan payudara
c. Cara untuk merasakan adanya nyeri pada payudara
d. Tidak tahu
d. Tidak tahu
III. Sikap
Petunjuk Jawaban :
Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda benar dengan memberikan
tanda cheklis (√).
Keterangan :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TT = Tidak Tahu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
ROW DATA
37. 8 34 3
38. 6 26 4
39. 8 30 2
40. 6 34 2
41. 9 41 2
42. 5 37 5
43. 6 30 4
44. 8 32 2
45. 8 39 2
46. 8 37 2
47. 7 34 1
48. 6 36 2
49. 8 41 2
50. 8 31 3
51. 7 38 4
52. 9 33 4
53. 8 34 3
54. 9 30 3
55. 8 40 3
56. 8 38 2
57. 5 36 3
58. 8 37 4
59. 8 35 4
60. 4 35 3
61. 8 34 0
62. 7 31 2
63. 8 34 1
64. 10 34 2
65. 7 32 3
66. 9 36 0
67. 8 30 2
68. 6 36 5
69. 5 38 0
70. 6 35 0
71. 6 36 5
72. 8 31 2
73. 8 34 3
74. 8 34 4
75. 9 31 0
76. 6 30 4
77. 8 31 3
78. 7 35 5
79. 7 39 7
80. 6 33 3
A. UJI KENORMALAN
1. Variabel Pengetahuan
Frequencies
Statistics
PENGETAHUAN
N Valid 80
Missing 0
Mean 7.05
Std. Error of Mean .176
Median 7.50
Mode 8
Std. Deviation 1.574
Minimum 3
Maximum 10
PENGETAHUAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 2 2.5 2.5 2.5
4 5 6.3 6.3 8.8
5 7 8.8 8.8 17.5
6 11 13.8 13.8 31.3
7 15 18.8 18.8 50.0
8 30 37.5 37.5 87.5
9 8 10.0 10.0 97.5
10 2 2.5 2.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
2. Variabel Sikap
Frequencies
Statistics
SIKAP
N Valid 80
Missing 0
Mean 34.13
Std. Error of Mean .354
Median 34.00
Mode 34
Std. Deviation 3.164
Minimum 26
Maximum 41
SIKAP
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 26 1 1.3 1.3 1.3
28 1 1.3 1.3 2.5
30 8 10.0 10.0 12.5
31 11 13.8 13.8 26.3
32 5 6.3 6.3 32.5
33 4 5.0 5.0 37.5
34 17 21.3 21.3 58.8
35 9 11.3 11.3 70.0
3. Variabel Perilaku
Frequencies
Statistics
PERILAKU
N Valid 80
Missing 0
Mean 3.09
Std. Error of Mean .188
Median 3.00
Mode 2
Std. Deviation 1.678
Minimum 0
Maximum 7
PERILAKU
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 5 6.3 6.3 6.3
1 3 3.8 3.8 10.0
2 26 32.5 32.5 42.5
3 19 23.8 23.8 66.3
4 12 15.0 15.0 81.3
5 7 8.8 8.8 90.0
6 4 5.0 5.0 95.0
7 4 5.0 5.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
Statistics
PENGETAHUAN
KATEGORI
N Valid 80
Missing 0
PENGETAHUAN KATEGORI
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup 55 68.8 68.8 68.8
Kurang 25 31.3 31.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
2. Variabel Sikap
Frequencies
Statistics
SIKAP KATEGORI
N Valid 80
Missing 0
SIKAP KATEGORI
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid positif 50 62.5 62.5 62.5
Negatif 30 37.5 37.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
3. Variabel Perilaku
Frequencies
Statistics
PERILAKU KATEGORI
N Valid 80
Missing 0
PERILAKU KATEGORI
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup 46 57.5 57.5 57.5
Kurang 34 42.5 42.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 5.093 1 .024
Continuity Correctionb 4.051 1 .044
Likelihood Ratio 5.315 1 .021
Fisher's Exact Test .029 .021
Linear-by-Linear
5.029 1 .025
Association
N of Valid Cases 80
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.63.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for
PENGETAHUAN
.305 .106 .878
KATEGORI (Cukup /
kurang)
For cohort PERILAKU
.646 .456 .915
KATEGORI = cukup
For cohort PERILAKU
2.121 1.008 4.465
KATEGORI = kurang
N of Valid Cases 80
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square .123 1 .726
Continuity Correctionb .014 1 .907
Likelihood Ratio .123 1 .726
Fisher's Exact Test .817 .455
Linear-by-Linear
.121 1 .728
Association
N of Valid Cases 80
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.75.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for SIKAP
KATEGORI (positif / .848 .338 2.128
negatif)
For cohort PERILAKU
.933 .637 1.367
KATEGORI = cukup
For cohort PERILAKU
1.100 .642 1.885
KATEGORI = kurang
N of Valid Cases 80
A. TABEL VALIDITAS
1. Kuesioner Pengetahuan
2. Kuesioner Sikap
3. Kuesioner Perilaku
B. TABEL REABILITAS
No Variabel Reabilitas
1. Pengetahuan 0,604
2. Sikap 0,511
3. Perilaku 0,610