*Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak luar
IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait
ii
iii
ABSTRAK
ABSTRACT
AULIA ANDHIKA RADYA SUSILA. Effect of Extraction Methods and
Characterization Phycocyanin from wet Spirulina platensis biomass with
Ultrasonication Methods. Supervised by IRIANI SETYANINGSIH and SAFRINA
DYAH HARDININGTYAS.
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya kepentingan pendidikan, penelitian,
penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu
masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apapun tanpa izin.
EKSTRAKSI DAN KARAKTERISASI FIKOSIANIN DARI
BIOMASSA Spirulina platensis BASAH MENGGUNAKAN
METODE ULTRASONIK
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Teknologi Hasil Perairan
PRAKATA
Puji dan syukur kepada Allah SWT karena berkat rahmat, hidayat, serta
karunia Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Ekstraksi dan
Karakterisasi Fikosianin dari Biomassa Spirulina platensis Basah Menggunakan
Metode Ultrasonik”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan kelulusan
studi di Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Penulis mendapat dukungan, bimbingan, bantuan, serta doa dari berbagai
pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi. Tanpa adanya dukungan, bimbingan,
bantuan, serta doa maka penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah
membantu dan membimbing dalam penyusunan skripsi ini, yaitu kepada:
1 Dr Ir Iriani Setyaningsih, MS, selaku dosen pembimbing 1, atas segala
bimbingan, motivasi dan pengarahan yang telah diberikan.
2 Dr Eng Safrina Dyah Hardiningtyas, SPi, MSi selaku dosen pembimbing 2,
atas segala bimbingan, motivasi dan pengarahan yang telah diberikan.
3 Prof Dr Ir Joko Santoso, Msi, selaku dosen penguji yang telah menguji,
memberikan arahan, dan saran kepada penulis.
4 Dr Assadatun Abdullah, SPi MSM M Si selaku dosen gugus kendali mutu
yang telah memberikan arahan dan saran kepada penulis.
5 Dr Eng Uju, SPi MSi selaku Ketua Departemen Teknologi Hasil Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
6 Prof Dr Sugeng Heri Suseno SPi MSi, selaku dosen pembimbing akademik,
atas segala bimbingan, motivasi dan pengarahan yang telah diberikan.
7 Para staf Departemen Teknologi Hasil Perairan, yang telah membantu
administrasi skripsi ini.
8 Ibu, Bapak, dan Putri atas segala doa, kekuatan, dan dukungannya selama
proses penyelesaian skripsi ini.
9 Amelia Gustiningtyas, Swestri Utami, dan Mella Sarah selaku tim
mikroalga, atas segala bantuannya yang telah diberikan.
10 Helda Yesi, Agus Muhammad Sholeh, Ghifari Pandu, Derri Alfianto, Andi
Setyo N, Soni Baskoro, Shihab Mubarak, Khoirudin Rizkon, Rizky Reyhan,
Wildan Zuhair, Khikmatul Khasanah, Ni Made Raditya Shinta, Nur Azizah,
Meta Sundari, dan Nabila Amelinda atas segala bantuan, dukungan, serta
motivasi yang telah diberikan.
11 Teman-teman THP 52 atas segala bantuan, dukungan, serta motivasi yang
telah diberikan.
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan
selanjutnya. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
komponen terjadi atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari setiap bahan yang
digunakan (Aziz et al. 2009). Berbagai metode ekstraksi fikosianin meliputi
ekstraksi dengan dengan ultrasonik, freeze thaw, dan maserasi. Hasil penelitian
Moraes et al. (2011) menunjukkan bahwa fikosianin kering yang diekstrak
menggunakan metode freeze thaw 2 siklus (selama 48 jam) menghasilkan rendemen
berkisar 1.8%. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil ekstraksi fikosianin yaitu
jumlah biomassa, pelarut, waktu ekstraksi, suhu, laju pencampuran, dan
perbandingan biomassa dengan pelarut (Taufiqurrahmi et al. 2016).
Ekstraksi fikosianin dapat dilakukan dengan kondisi sampel basah karena
struktur fikosianin yang mengandung protein dapat rusak akibat suhu tinggi pada
proses pengeringan (Budi 2011). Ekstraksi menggunakan biomassa S.platensis
basah dipilih dengan pertimbangan hemat energi dan biaya produksi, karena tidak
diperlukanya tahap pengeringan, sehingga pada penelitian ini menggunakan
biomassa S. platensis basah. Zhang et al. (2014) menyatakan bahwa terdapat
beberapa hambatan saat melakukan ekstraksi fikosianin dari alga, antara lain
adanya dinding sel berlapis serta kontaminan yang dapat mengurangi keefektifan
ekstraksi yang dilakukan, sehingga dibutuhkan metode ekstraksi yang tepat untuk
mengekstrak fikosianin dari S. platensis tanpa banyak merusak fikosianin. Ekstraksi
konvensional pada umumnya membutuhkan waktu ekstraksi yang cukup lama serta
melibatkan suhu tinggi yang dapat merusak pigmen sehingga diperlukan ekstraksi
dengan metode baru, salah satunya menggunakan gelombang ultrasonik.
Ekstraksi ultrasonik (ultrasonic-assisted extraction) merupakan metode
ekstraksi dengan menggunakan gelombang ultrasonik (Chemat et al. 2017).
Gelombang ultrasonik merupakan gelombang suara yang memiliki frekuensi diatas
pendengaran manusia (≥ 20 kHz). Balachandran et al. (2006) menyatakan bahwa
gelombang ultrasonik mampu meningkatkan difusi pelarut dalam suatu zat, dimana
faktor tersebut dipengaruhi oleh gelombang kavitasi yang dihasilkan. Selain itu,
metode ektraksi menggunakan ultrasonik memakan waktu lebih cepat
dibandingkan dengan ekstraksi metode lainnya. Proses ekstraksi dengan
menggunakan ultrasonik dapat memecah dinding sel Spirulina dan mengeluarkan
pigmen fikosianin. Ekstraksi Spirulina dengan menggunakan metode ultrasonik
dapat menghasilkan ekstrak fikosianin sebesar 15.97% pada frekuensi 42 kHz dan
11.24% pada frekuensi 28 kHz (Agustina et al. 2018). Ekstraksi fikosianin dengan
ultrasonik menggunakan biomassa basah belum banyak dilakuakan, oleh karena itu
perlu dikaji pengaruh waktu ekstraksi terhadap karakteristik fikosianin.
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
METODE
Bahan utama yang digunakan pada penelitian ini yaitu Spirulina platensis
yang dikultivasi di Laboratorium Bioteknologi Hasil Perairan, Departemen
Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
4
Bogor, Bogor, Jawa Barat. Bahan lain yang digunakan yaitu pupuk GA (Premium),
Pupuk walne, plant catalyst (2006), pupuk kimia urea non subsidi, Buffer Sodium
Fosfat (Merck, Germany), NaH2PO4 (Merck, Germany), Na2HPO4 (Merck,
Germany), akuades, NaOH (Merck, Germany), HCl (Merck, Germany), dan
Amonium Fosfat (Merck, Germany).
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini meliputi toples kaca 15L,
mikropipet, kertas Whatman 42, aerator (500-AP), gelas ukur, alat gelas, timbangan
digital, pH meter, Lampu UV, ultrasonic cleaner batch 40 kHz dengan daya 200
W (DSA100-SK4.0, China), Molecular weight membrane dialysis cut off 12-14
kDa, dan spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu).
Prosedur Penelitian
Spirulina
platensis
Kultivasi dan
pemanenan Analisis:
Kadar air,
Pengukuran
berat
Biomassa basah biomassa
Sentrifugasi
Presipitasi
Analisis: Analisis:
Spektrum UV- Konsetrasi,
Vis, Indeks
Konsentrasi kemurnian,
(fikosianin, Dialisis
bobot
allofikosianin, molekul
dan total dengan
klorofil), Fikosianin SDS-page,
Perhitungan Stabilitas
rendemen pH
fikosianin,
Indeks
Kemurnian
Gambar 1 Diagram alir prosedur penelitian
6
Pemurnian Fikosianin
Pemurnian fikosianin dilakukan untuk memurnikan fikosiainin hasil
ekstraksi. Pemurnian fikosianin terdiri dari dua metode pemurnian, yaitu presipitasi
menggunakan amonium sulfat dan dialisis menggunakan membran dialisis
berukuran 12-14 kDa cut off. Presipitasi ekstrak fikosianin dan dialisis mengacu
pada Kumar et al. (2014). Ekstrak fikosianin yang telah disentrifugasi kemudian
dipresipitasi. Proses presipitasi dilakukan dengan mengambil ekstrak kasar (natan),
dan ditambahkan buffer sodium fosfat 10 mM serta bubuk amonium sulfat 65%.
Presipitat dilarutkan melalui peristiwa salting-in. Setelah tahap ini pigmen kasar
menjadi lebih murni, hal ini disebabkan kontaminan sudah jauh berkurang
(Mayasari et al. 2018). Setelah dilakukan proses ini, kemudian dilakukan
sentrifugasi selama 20 menit untuk mendapatkan natan. Natan yang telah
didapatkan kemudian ditambah buffer fosfat. Fikosianin yang telah disentrifugasi,
kemudian dilakukan dialisis dengan menggunakan membran dialisis berukuran 12-
14 kDa cut off.
Ekstrak fikosianin yang telah dipresipitasi kemudian didialisis. Sampel
kemudian dimasukkan ke dalam kantong dialisis dan direndam dalam buffer
amonium sulfat 10 mM selama 2x24 jam pada suhu 4 °C. Pergantian buffer sodium
fosfat dilakukan setelah 4 jam sekali. Sampel yang sudah dilakukan proses dialisis
kemudian dianalisis indeks kemurnian, analisis pengaruh pH terhadap stabilitas zat
warna fikosianin, dan bobot molekul fikosianin dengan metode sodium dodescyl
sulfate and polyacrilamide gel (SDS-PAGE).
Prosedur Analisis
𝐴620 𝑃ℎ𝑠
Indeks murni =
𝐴280 𝑚𝑒𝑎𝑠𝑢𝑟𝑒𝑑
diagitasi. Gel kemudian direndam dalam larutan Sensitize selama 1 menit. Larutan
sensitize berfungsi untuk proses pewarnaan agar saat proses pewarnaan pita-pita
protein lebih sensitif dan mudah diwarnai. Gel kemudian direndam dalam 0.1%
AgNO3 yang diencerkan dari stok 20% (w/v). Gel diinkubasi selama 30 menit pada
suhu ruang, kemudian gel dicuci dengan air bebas ion yang dialirkan selama 20
menit. Gel kemudian direndam dengan larutan Developing (Na2CO3 6 g/100 ml)
dengan 2.5% NaCO3 dan 0.02% formaldehid dan gel diinkubasi pada suhu ruang
dan dilakukan digitasi hingga terbentuk pita-pita dalam beberapa menit. Larutan
stop solution kemudian ditambahkan dan diamkan selama 5 menit kemudian bilas
dengan air bebas ion. Pita-pita protein menunjukkan profil berat molekul dan diukur
dengan software Photocapt.
Yij = μ + αi + εij
i : 1,2,3 dan j : 1,2,3
Keterangan:
Yij = Nilai dari taraf ke-i (perlakuan perbedaan waktu ekstraksi)
μ = Nilai tengah umum
αi = Pengaruh perlakuan taraf ke-i (perlakuan perbedaan waktu ekstraksi)
εij = Galat pengamatan pada taraf ke-i (perlakuan perbedaan waktu ekstraksi)
dan ulangan ke-j (j=ulangan 1,2,3)
Hipotesis uji perbedaan taraf (perlakuan perbedaan konsentrasi) terhadap
respon (konsentrasi, stabilitas, spektrum absorban) yang diajukan pada penelitian
ini sebagai berikut:
H0 = Perlakuan perbedaan waktu ekstraksi tidak berpengaruh terhadap
konsentrasi, indeks kemurnian, dan stabilitas.
H1 = Perlakuan perbedaan waktu ekstraksi berpengaruh nyata terhadap
konsentrasi, indeks kemurnian, dan stabilitas.
Jika analisis data menunjukkan adanya pengaruh (p < 0.05) maka dilakukan
uji lanjut menggunakan uji Duncan. Hipotesis uji Duncan terhadap konsentrasi,
indeks kemurnian dan stabilitas adalah sebagai berikut:
H0 = Perlakuan perbedaan waktu ekstraksi tidak berpengaruh terhadap
konsentrasi, indeks kemurnian, dan stabilitas.
10
Media yang digunakan pada kultur S. platensis berupa media organik yang
terdiri atas beberapa pupuk yaitu pupuk urea, gibberilic acid (GA), dan plant
catalyst. Amanatin dan Nurhidayati (2013) menyatakan bahwa pupuk urea yang
digunakan berfungsi sebagai sumber nitrogen dan penunjang pertumbuhan sel pada
Spirulina sp.. Urea CO(NH2)2 merupakan pupuk komersil yang ekonomis dan
memiliki kadar nitrogen 46%. Xu et al. (2014) menyatakan bahwa pupuk gibberilic
acid (GA) berfungsi mengatur pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman.
Plant catalyst merupakan pupuk pelengkap cair yang berfungsi sebagai katalisator
untuk mengefektifkan atau mengoptimalkan pemakaian unsur-unsur hara makro,
sehingga tanaman memiliki produktivitas yang tinggi (Guntoro et al. 2017).
Pengukuran OD dilakukan 2 hari sekali untuk mendapatkan kurva
pertumbuhan S. platensis dan kepadatan sel. Nilai OD kultivasi S. platensis selama
14 hari dapat dilihat pada Gambar 3.
0.7
Absorbansi (-) 0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
280 330 380 430 480 530 580 630 680
Panjang gelombang (nm)
a
600
500
400
300
d d d d d
200
gh gh h
100 g g
0
20 30 40 50 60
Waktu sonikasi (menit)
a a a
0.8 a 0.8
a
0.6 a a 0.6
a
(%)
a a
0.4 0.4
0.2 0.2
0 0
20 30 40 50 60
Waktu sonikasi (menit)
Gambar 6 Rendemen fikosianin dan indeks kemurnian ekstrak biomassa basah
Spirulina platensis. ( ) rendemen fikosainin (%), ( ) indeks
kemurnian.
0.5
0.4
Absorbansi (-)
0.3
0.2
0.1
0
280 330 380 430 480 530 580 630 680
Panjang Gelombang (nm)
Gambar 7 Spektrum absorbansi ekstrak kasar biomassa basah Spirulina platensis
tahap 2. ( 10 menit, 15 menit, 20 menit).
1400 a
Konsentrasi (ug/ml)
1200
1000 ab
800 b
600
400
200 d g de gh e h
0
10 15 20
Waktu Sonikasi (Menit)
20 1.6
Rendemen Fikosianin (%)
18 c 1.4
16 a b
Indeks Kemurnian
1.2
14
12 1
10 0.8
8 a 0.6
6 ab b 0.4
4
2 0.2
0 0
10 15 20
Waktu Sonikasi (Menit)
Konsentrasi Fikosianin
Konsentrasi fikosianin yang diekstraksi dengan menggunakan metode
ultrasonik menghasilkan tingkat konsentrasi yang lebih tinggi dari ekstraksi dengan
menggunakan metode freeze thaw yaitu sebesar 1065.54±182.76 (µg/mL).
Balachandran et al. (2006) menyatakan bahwa proses ekstraksi dengan
menggunakan metode ultrasonik dapat memecah dinding sel Spirulina dan
mengeluarkan pigmen fikosianin. Gelombang ultrasonik mampu meningkatkan
difusi pelarut dalam suatu zat, dimana faktor tersebut dipengaruhi oleh gelombang
kavitasi yang dihasilkan. Pancaran gelombang kavitasi mampu meningkatkan
efektivitas perpindahan massa ke titik pusat dalam waktu yang singkat. Kavitasi
menurut Chu et al. (2007) merupakan pembentukan, pertumbuhan, dan hancurnya
gelembung mikro dalam cairan yang akan menyebabkan hancurnya dinding sel.
Dinding sel yang mengalami kerusakan dapat meningkatkan proses ekstraksi
karena tingginya konsentrasi fikosianin antara larutan dan sel (Hadiyanto et al.
2015).
Rendemen Fikosianin
Rendemen fikosianin yang diekstraksi dengan menggunakan metode
ultrasonik menghasilkan rendemen yang lebih tinggi dari ekstraksi dengan
menggunakan metode freeze thaw yaitu sebesar 10.65±1.82%. Gutte et al. (2015)
menyatakan bahwa gelombang ultrasonik dapat meningkatkan efisiensi rendemen
ekstraksi yang lebih tinggi dibandingkan metode lainnya. Hasil rendemen yang
17
2 a
1.8
1.6
Indeks Kemunian (-)
1.4 b
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
sebelum sesudah
Perlakuan
kDa
245
180
140
100
75
60
45
35
25
20
15
10
5
M U1
10 a a a 0.1
b
Rasio A620/A350
8 0.08
b
6 a 0.06
A620
c
ab
b
4 0.04
c c
d d c
2 0.02
d d
0 0
pH 1.54 pH 2 pH 3.91 pH 5 pH 5.5 pH 6 pH 7 pH 8
Larutan pH
Gambar 13 Pengaruh pH terhadap nilai A620 dan nilai rasio A620/A350 fikosianin.
( rasio A620/A350, A620).
Hasil analisis ragam (Lampiran 13) menunjukkan bahwa rasio A620/A350 dan
A620 berpengaruh nyata (p<0.05) terhadap larutan pH yang berbeda. Rasio A620/A350
dan A620 optimal pada pH 5-6. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Chaiklahan
et al. (2012) bahwa larutan fikosianin sangat stabil pada kisaran pH 5.5-6 dengan
stabilitas rendah pada pH 5. Nilai pH dan konsentrasi fikosianin menurut Bhaskar
et al. (2005) adalah faktor utama yang mengendalikan agregasi dan disosiasi
fikosianin untuk membentuk monomer, trimers, heksamer, dan oligomer lainnya
dalam larutan. Bentuk heksamerik dapat mendominasi di larutan fikosianin pada
pH 5.5-6, dan menghasilkan stabilitas yang lebih tinggi. Semakin banyak protein
yang mengendap maka nilai absorbansi dari fikosianin akan rendah dan sebaliknya.
Degradasi fikosianin menurut Jespersen et al. (2005) bergantung pada kesatuan
bagian dari protein, yang dipengaruhi oleh beberapa parameter seperti cahaya, suhu,
21
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Setyawan PE, Satria Y. 2013. Optimalisasi ekstraksi dan uji stabilitas Phycocyanin
dari mikroalga Spirulina platensis. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri.
2(2): 61 – 67.
Setyantini WH, Sukenda, Harris E, Bambang N. 2014. Teknik produksi, ekstraksi
dan karakterisasi fikosianin Spirulina platensis sebagai bahan
imunostimulan. Journal Oseanologi dan Limnologi Indonesia. 40(2): 119-
131.
Sholihah M, Ahmad U, Budiastra IW. 2017. Aplikasi gelombang ultrasonik untuk
meningkatkan rendemen ekstraksi dan efektivitas antioksi dan kulit
manggis. Jurnal Keteknikan Pertanian. 5(2): 161-168.
Silveira ST, Burkert JFM, Costa JAV, Burkert CAV, Kalil SJ. 2007. Optimization
of phycocyanin extraction from Spirulina platensis using factorial design.
Bioresource Technology. 98: 1629–1634.
Silva EF, Figuera FDS, Lettnin AP, Dias MC, Filguera DDMVB, Kalil S, Trindade
GS, Votto PDS. 2018. C-phycocyanin: Cellular targets, mechanisms of
action and multi drug resistance in cancer. Pharmacological Reports. 70:
75-80.
Spolaore P, Joanis-Carson C, Duran E, Isambert A. 2006. Commercial application
of microalgae. Journal of Bioscience and Bioenginering. 101(2): 87-96.
Suhito IR. 2017. Ekstraksi, purifikasi, dan karakterisasi alkalin protease dari limbah
buah naga merah [skripsi]. Surabaya (ID): Universitas Surabaya.
Suminto. 2009. Penggunaan jenis media kultur teknis terhadap produksi dan
kandungan nutrisi sel Spirulina platensis. Jurnal Saintek Perikanan. 4(2):
53-61.
Susanna D, Zakianis, Hermawati E, Adi HK. 2007. Pemanfaatan Spirulina platensis
sebagai suplemen protein sel tunggal (PST) mencit (Mus musculus).
Makara Kesehatan. 11(1): 44-49.
Taufiqurrahmi N, Religia P, Mulyani G, Suryana D, Ichsan, Tanjung FA, Arifin Y.
2017. Phycocyanin extraction in Spirulina produced using agricultural
waste. Material Science and Engineering. 206: 1-6.
Utomo NBP, Winarti. 2005. Pertumbuhan Spirulina platensis yang dikultur dengan
pupuk inorganic (Urea, TSP dan ZA). Jurnal Akuakultur Indonesia. 4(1):
41-48.
Venkarataman LV. 1983. A monograph on Spirulina platensis biotechnology and
application. Central Food Technology Research Institute Myosure
5700130. India.
Walpole RE. 1995. Pengantar Statistika. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka
Utama.
Wang L, Qu Y, Fu X, Zhao M, Wang S, Sun L. 2014. Isolation, purification, and
properties of an R-Phycocyanin from the phycobilisomes of marine red
macroalga Polysiphonia urceolata. PLoS ONE. 9(2): 1-11.
27
LAMPIRAN
30
31
Tahap 1 =
Perlakuan Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
20 56.22102022 64.6847573 56.52152434
30 31.63076404 65.71240449 72.92834831
40 68.74802547 69.01134831 62.41735431
50 56.23982397 64.58313708 64.32608015
60 54.38783745 59.69214457 66.06098352
Tahap 2 =
Perlakuan Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
10 1194.771056 936.3042996 639.3585768
15 1366.783865 786.6822921 652.7657678
20 1311.458337 539.9735281 622.5848839
32
Tahap 1 =
Perlakuan Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
20 0.05622102 0.064684757 0.056521524
30 0.031630764 0.065712404 0.072928348
40 0.068748025 0.069011348 0.062417354
50 0.056239824 0.064583137 0.064326080
60 0.054387837 0.059692145 0.066060984
Tahap 2 =
Perlakuan Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
10 1.194771056 0.9363043 0.639358577
15 1.366783865 0.786682292 0.652765768
20 1.311458337 0.539973528 0.622584884
Tahap 1 =
Perlakuan Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
20 0.685154976 0.764991896 0.811983471
30 0.657608696 0.730711044 0.767988253
40 0.710413695 0.775038521 0.703313253
50 0.707482993 0.639240506 0.67071525
60 0.61255116 0.607594937 0.530555556
Tahap 2 =
Perlakuan Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
10 1.087765957 1.145907473 1.333333333
15 1.190231362 1.153846154 1.411764706
20 1.253521127 1.304347826 1.318471338
Presipitasi =
Perlakuan Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
10 1.830708661 2.005102041 1.777777778
15 1.231884058 0.129411765 1.198347107
20 1.074074074 1 1.690909091
Lampiran 4 Hasil uji normalitas dan analisis ragam kandungan pigmen fikosianin
ekstraksi tahap 1
Uji Normal kandungan pigmen fikosianin ekstraksi tahap 1
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
waktu
Statistik db p Statistik db p
20_menit 0.374 3 . 0.777 3 0.060
30_menit 0.324 3 . 0.876 3 0.314
fikosianin 40_menit 0.373 3 . 0.780 3 0.067
50_menit 0.376 3 . 0.773 3 0.052
60_menit 0.191 3 . 0.997 3 0.900
Keterangan: nilai p > α (α = 0.05) menunjukkan data uji berdistribusi normal.
Lampiran 5 Hasil uji normalitas dan analisis ragam kandungan pigmen alofikosiain
ekstraksi tahap 1
Uji Normal kandungan pigmen allofikosianin ekstraksi tahap 1
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
waktu
Statistik db p Statistik db p
20_menit 0.216 3 . 0.989 3 0.796
30_menit 0.328 3 . 0.870 3 0.296
allofikosianin 40_menit 0.355 3 . 0.819 3 0.161
50_menit 0.269 3 . 0.950 3 0.569
60_menit 0.279 3 . 0.938 3 0.521
Keterangan: nilai p > α (α = 0.05) menunjukkan data uji berdistribusi normal.
Lampiran 6 Hasil uji normalitas, analisis ragam dan uji lanjut Duncan total Klorofil
ekstraksi tahap 1
Uji Normal kandungan total klorofil ekstraksi tahap 1
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
waktu
Statistik db p Statistik db p
20 menit 0.318 3 . 0.886 3 0.343
30 menit 0.246 3 . 0.970 3 0.669
A1 40 menit 0.287 3 . 0.930 3 0.488
50 menit 0.343 3 . 0.843 3 0.222
60 menit 0.370 3 . 0.787 3 0.084
Keterangan: nilai p > α (α = 0.05) menunjukkan data uji berdistribusi normal.
Lampiran 7 Hasil uji normalitas dan analisis ragam rendemen dan indeks kemurnian
ekstraksi tahap 1
Uji Normal rendemen ekstraksi tahap 1
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Waktu
Statistik db p Statistik db p
20_menit 0.374 3 . 0.777 3 0.060
Indeks 30_menit 0.324 3 . 0.876 3 0.314
Kemurnian 40_menit 0.373 3 . 0.780 3 0.067
1 50_menit 0.376 3 . 0.773 3 0.052
60_menit 0.191 3 . 0.997 3 0.900
Keterangan: nilai p > α (α = 0.05) menunjukkan data uji berdistribusi normal.
35
Lampiran 8 Hasil uji normalitas dan analisis ragam kandungan pigmen fikosianin
ekstraksi tahap 2
Uji Normal kandungan pigmen fikosianin ekstraksi tahap 2
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistik Db p Statistik db p
fikosianin 0.212 6 0.200 0.921 6 0.512
Keterangan: nilai p > α (α = 0.05) menunjukkan data uji berdistribusi normal.
Lampiran 10 Hasil uji normalitas dan analisis ragam kandungan total klorofil
ekstraksi tahap 2
Uji Normal kandungan total klorofil ekstraksi tahap 2
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistik db p Statistik db p
totall_klorofil 0.223 6 0.200 0.925 6 0.538
Keterangan: nilai p > α (α = 0.05) menunjukkan data uji berdistribusi normal.
Lampiran 11 Hasil uji normalitas dan analisis ragam rendemen dan indeks
kemurnian ekstraksi tahap 2
Uji Normal rendemen ekstraksi tahap 2
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistik db p Statistik db p
Rendemen fikosianin 0.212 6 0.200 0.921 6 0.512
Keterangan: nilai p > α (α = 0.05) menunjukkan data uji berdistribusi normal.
37
Lampiran 13 Hasil uji normalitas, analisis ragam dan uji lanjut Duncan stabilitas
fikosianin pada pH berbeda
Uji Normal nilai rasio A620/A350
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Waktu
Statistik db p Statistik db p
pH_1.54 0.319 3 . 0.885 3 0.338
pH_2 0.368 3 . 0.790 3 0.090
pH_3.91 0.358 3 . 0.812 3 0.144
pH_5 0.349 3 . 0.832 3 0.193
Rasio A620/A350
pH_5.5 0.302 3 . 0.910 3 0.419
pH_6 0.178 3 . 1.000 3 0.959
pH_7 0.224 3 . 0.985 3 0.763
pH_8 0.336 3 . 0.856 3 0.256
Keterangan: nilai p > α (α = 0.05) menunjukkan data uji berdistribusi normal.
Lampiran 14 Hasil independent samples T-test ekstrak fikosianin terpilih dan freeze
thaw
Perbedaan Perbedaan
T db p (2 arah)
rerata Std. Error
Konsentrasi
5.403 4 0.006 866.91695 160.46240
fikosianin
Rendemen
5.403 4 0.006 8.66917 1.60462
fikosianin
Indeks
1.795 4 0.131 0.07441 0.02992
kemurnian
Keterangan: nilai p (2 arah) < α (α = 0.05) menunjukkan perlakuan berbeda nyata
Perbedaan Perbedaan
T db p (2 arah)
rerata Std. Error
Indeks
-17.155 2 0.003 -0.68447 0.03990
Kemurian
Keterangan: nilai p (2 arah) < α (α = 0.05) menunjukkan perlakuan berbeda nyata
41
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Aulia Andhika Radya Susila lahir pada tanggal 28
November 1997 di Pekalongan, Jawa Tengah. Penulis merupakan anak pertama
dari dua bersaudara dengan nama orang tua Djoko Soesilo Antoro dan Cherie
Amina. Penulis memulai jenjang Pendidikan formal di SD Tugu Ibu 1 Depok pada
tahun 2003, SMPN 7 Depok pada tahun 2009 dan SMAS PGRI Plus Cibinong pada
tahu 2012. Penulis diterima sebagai mahasiswa di Departemen Teknologi Hasil
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor melalui
jalur SBMPTN pada tahun 2015.
Selama mengikuti perkuliahan di IPB, penulis pernah aktif berorganisasi
sebagai staff Komisi 4 Dewan Permusyawaratan Mahasiswa Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan IPB pada tahun ajaran 2016/2017 dan Badan Pengawas
Himpunan Mahasiswa Teknologi Hasil Perikanan (HIMASILKAN) pada tahun
ajaran 2017/2018. Penulis juga pernah mengikuti beberapa kepanitian yaitu
menjadi staff Divisi Logstran SEAMAFSCC pada tahun 2016, staf Divisi Acara
PEMIRA pada tahun 2016, Kepala Divisi Humas fieldtrip Jawa-Bali THP 52 pada
tahun 2017, dan Kepala Divisi Keamanan Pekan Olahraga Perikanan (PORIKAN)
pada tahun 2018. Penulis juga melaksanakan Praktik Lapang pada bulan Agustus-
September 2018 dengan judul Penyusunan dan Penerapan Sistem Hazard Critical
Control Point (HACCP) pada Proses Pembekuan Ikan Kerapu di PT Alam Jaya,
Surabaya, Jawa Timur.
`Kegiatan diluar akademik penulis aktif mengikuti perlombaan basket,
prestasi yang didapatkan yaitu Juara 3 PPKU Cup pada tahun 2016, Juara 3 Pekan
Olahraga Perikanan (PORIKAN) pada tahun 2017, dan Juara 2 Pekan Olahraga
Perikanan (PORIKAN) pada tahun 2019.