OLEH
i
PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR CAMPURAN PELEPAH BATANG
PISANG KEPOK DENGAN KOTORAN SAPI TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS
TANAMAN PAGODA (Brassica narinosa)
OLEH
i
PERSETUJUAN
Disetujui oleh
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
ii
PENGESAHAN
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
Persembahan :
iv
PERNYATAAN
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia
(STKIP-PGRI) Lubuklinggau
pengarahan dan motivasi dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin
2. Bapak Drajat Friansah, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA STKIP-
3. Bapak Zico Fahrur Rozi selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
vi
4. Ibu Ria Dwi Jayati, M.Pd, selaku pembimbing utama penyusunan skripsi, yang
Lubuklinggau.
ini.
Penulis
vii
Penelitian oleh Devi Puspita Sari, NPM. 4214053 berjudul “Pengaruh Pupuk
Organik Cair Campuran Pelepah Batang Pisang Kepok Dengan Kotoran Sapi
Terhadap Pertumbuhan Dan Produktivitas Tanaman Pagoda (Brassica narinosa)”
dengan Pembimbing Utama Ria Dwi Jayati, M.Pd dan Pembimbing Pendamping Hj.
Ivoni Susanti, M.Pd.Si.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk organik cair campuran
pelepah batang pisang kepok dengan kotoran sapi terhadap pertumbuhan dan
produktivitas tanaman sawi pagoda (Brassica narinossa). Metode yang digunakan
adalah metode eksperimen murni dengan penggunaan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) terdiri dari 5 perlakuan dan 5 pengulangan yang terdiri dari P0 (0 ml), P1 (20
ml), P2 (40 ml), P3 (60 ml) dan P4 (80 ml). Parameter yang diamati adalah tinggi
tanaman, jumlah daun, lebar daun dan berat basah tanaman pagoda. Data yang
diperoleh dianalisis menggunakan uji Normalitas Liliefors, Uji Homogenitas Bartlett
dilanjutkan dengan uji Anava satu jalur. Hasil Penelitian didapat pemberian pupuk
organik cair campuran pelepah batang pisang kepok dengan kotoran sapi
berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman
Pagoda. Pemberian Pupuk organik cair pada perlakuan P3 (60 ml) lebih baik
dibandingkan dengan perlakuan yang lain.
Kata Kunci : Pupuk Organik Cair Pelepah Pisang Kepok, Tanaman Pagoda
viii
Research by Devi Puspita Sari, NPM. 4214053 entitled “the effect of liquid organic
fertilizer mixed kepok banana stem midrib with cow dung on the growth and
productivity of mustard pagoda (Brassica narinossa)” with main advisor Ria Dwi
Jayati, M.Pd and assistant Advisor Hj. Ivoni Susanti, M.Pd.Si
ABSTRAC
This study aims to determine the effect of liquid organic fertilizer mixed kepok
banana stem midrib with cow dung on the growth and productivity of mustard
pagoda (Brassica narinossa). The method used is a pure experimental method with
the use of Completely Randomized Design (CRD) consisting of 5 treatments and 5
repetitions consisting of P0 (0 ml), P1 (20 ml), P2 (40 ml), P3 (60 ml) and P4 (80
ml). Parameters observed were plant height, number of leaves, width of leaf and wet
weight of the pagoda plant. The data obtained were analyzed using Liliefors
Normality Test, Bartlett Homogeneity Test followed by one-way Anova test. The
results of the study showed that the administration of liquid organic fertilizer mixed
with kepok banana stem stem with cow dung significantly affected the growth and
productivity of Pagoda plants. Giving liquid organic fertilizer in P3 treatment (60 ml)
is better than other treatments.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Kandungan Unsur Hara pada Pelepah Batang Pisang Kepok .............. 11
Tabel 2.1 Kandungan Unsur Hara pada Kotoran Sapi ......................................... 12
Tabel 3.1 Tabel Format Data Uji Bartlett............................................................. 34
Tabel 3.2 Penolong Uji Bartlett............................................................................ 35
Tabel 3.3 Skor data mentah ................................................................................. 36
Tabel 3.4 Tabel dasar anava ................................................................................ 37
Tabel 3.5 Ringkasan anava .................................................................................. 37
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman akan tumbuh subur pada tanah yang gembur dan subur.
leluasa menyerap sari makanan dan air dari tanah. Sedangkan tanah sebagai
media tumbuh tanaman berfungsi untuk menyediakan sari makanan dan air
serta untuk tegaknya tanaman. Apabila tanah/ media tanam kurang subur,
pupuk yang terbuat dari bahan-bahan alami yang dapat diperbaharui, didaur
bakteri dan cendawan menjadi unsur-unsur hara yang dapat diserap oleh
tanaman. Pupuk organik dapat berupa pupuk cair dan padat. Untuk
memudahkan unsur hara dapat diserap tanah dan tanaman bahan organik
dapat dibuat menjadi pupuk cair terlebih dahulu. Pupuk cair mudah
Salah satu bahan yang digunakan dalam pupuk organik cair adalah
pelepah batang pohon pisang kepok. Pelepah batang pisang kepok memiliki
1
2
pelepah batang pisang kepok sebagian besar berisi air dan serat (selulosa),
tanaman. Oleh karena itu pelepah batang pisang kepok dapat dimanfaatkan
pisang kepok diolah menjadi pupuk organik cair yang memiliki efek jangka
panjang yang baik bagi tanah, yaitu dengan memperbaiki struktur kandungan
yang diperlukan tanah selain itu juga menghasilkan produk pertanian yang
sayuran yang memiliki nilai komersial serta prospek yang baik. Di kawasan
Sawi pagoda merupakan jenis sayuran yang memiliki nilai ekonomis yang
tinggi, memiliki nilai estetika yang menarik sehingga selain menjadi sayuran
tanaman sawi pagoda dapat digunakan sebagai tanaman hias. Selain ditinjau
sayuran ini merupakan jenis sayuran yang digemari oleh semua golongan
Dkk. 2015:585).
dapat dilihat dari jumlah daun tanaman sawi pagoda yang diberikan pupuk
organik cair lebih banyak dibandingkan dengan tanaman sawi yang tidak
diberikan pupuk organik cair selain itu tanaman sawi pagoda yang diberi
pupuk warnanya lebih menarik dan tumbuh lebih subur. Oleh karena itu
campuran pelepah batang pisang kepok dengan kotoran sapi tersebut sebagai
pupuk organik cair yang dapat dijadikan sebagai nutrisi pada tanaman sawi
membuat penelitian ini lebih terarah, maka masalah yang dikaji dibatasi pada
hal-hal berikut:
4
3. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai),
berikut:
sesuatu yang lain. Pengaruh dalam penelitian ini adalah bentuk hubungan
antara variabel bebas yaitu pupuk organik cair campuran pelepah batang
narinosa).
2. Pupuk organik cair adalah pupuk orgaik yang berasal dari fermentasi
campuran pelepah batang pisang kepok dengan kotoran sapi. Pupuk ini
lingkungan.
warna daun hijau tua, daun yang berbentuk sendok serta batang yang
bercabang banyak. Tiap kuntum bunga pagoda terdiri atas empat helai
5
daun kelopak, empat helai daun mahkota bunga berwarna kuning cerah,
empat helai benang sari dan satu buah putik yang berongga dua.
C. Rumusan Masalah
masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah pengaruh pupuk organik cair
narinossa)?”
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh pupuk organik cair campuran pelepah batang pisang kepok dengan
(Brassica narinossa).
6
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
organik cair
2. Manfaat praktis
ramah lingkungan.
organik cair.
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Deskripsi Konseptual
Kotoran Sapi
tanaman. Pupuk organik cair merupakan salah satu jenis pupuk organik
tanaman dan hewan dengan bantuan organisme hidup. Bahan baku utama
organik dapat berupa pupuk cair dan padat. Untuk memudahkan unsur
hara dapat diserap tanah dan tanaman bahan organik dapat dibuat
menjadi pupuk cair terlebih dahulu. Pupuk cair lebih mudah diserap oleh
7
8
juga bermanfaat tidak hanya disekitar tanaman tetapi juga diatas daun-
tersebut dapat dibuat dari kotoran hewan dan limbah tanaman seperti
pupuk, pupuk organik cair juga bisa menjadi aktivator untuk membuat
pada tanaman. Bahan baku pupuk organik cair dapat berasal dari pupuk
akhir dan pengemasan. Bahan baku dengan kondisi yang masih segar dan
(Pancapalaga, 2011:61).
dengan cara disemprotkan pada daun dan batang tanaman (Pardosi, Dkk,
2014:64).
63,14 23%. Batang pisang kepok memiliki bobot jenis 0,29 g/cm3
merupakan salah satu alternatif bahan baku yang murah dan mudah
(Supraptiningsih, 2012:80).
10
1,00%, tekstur 1,0%, dan kadar abu batang Pisang Kepok sebanyak
Tabel 2.1
Kandungan Unsur Hara pada Pelepah Batang Pisang Kepok
Kadar Unsur hara 100 g Pelepah Batang Pisang Kepok
Air (gr) 92,50
c. Biomassa Sapi
limbah padat, seperti sisa pakan dan feses (kotoran sapi) serta limbah
cair berupa urine sapi dan air bekas pencucian kandang, jika tidak
lingkungan, bau yang di hasilkan dari kotoran dan urine sapi akan
beri pupuk organik kotoran sapi dalam jangka waktu yang lama
2014:32).
12
Mn, Cu, dan Mo. Jadi dapat dikatakan bahwa, pupuk kandang ini
Tabel 2.2
Kandungan Unsur Hara pada Kotoran Sapi
Kadar Unsur hara dan Air Padat Cair
Nitrogen 0,40 (%) 1,00 (%)
Fosfor 0,20 (%) 0,50 (%)
Kalium 0,10 (%) 1,50 (%)
Air 85 (%) 92 (%)
Sumber: Setiawan (2007:16)
13
a. Deskripsi pagoda
mencapai 200 gram. Masa panen pagoda 40-45 hari setelah semai.
banyak sekali kandungan yag baik untu kesehatan zat kimia ini antara
lain alkaloid, kalium, iodium. Pada akar, bunga memiliki khas dan
tanah dengan warna hijau tua, daun yang berbentuk sendok serta
bunga pagoda terdiri atas empat helai daun kelopak, empat helai daun
mahkota bunga berwarna kuning cerah, empat helai benang sari dan
satu buah putik yang berongga dua (Cahyono dalam Mushafi, 2016:8).
14
Kingdom : Plantae
Divisi : Angiosperms
Kelas : Rosids
Ordo : Brassicales
Famili : Brassicaceae
Genus : Brassica
Spesies : Brassica narinosa
Gambar 2.3 Tanaman Pagoda (Brassica narinosa)
(Sumber : Dok Pribadi, 2018)
c. Morfologi Pagoda
Akar sawi pagoda berfungsi sebagai penghisap air dan zat makanan
bercabang banyak. Pada tiap kuntum bunga meliki empat helai daun
mahkota bunga berwarna kuning cerah, empat helai benang sari dan
15
satu putik yang berongga dua. Tanaman sawi pagoda memiliki daun
berbentuk flat rosette yang dekat dengan tanah, berwarna hijau tua,
permukaan licin, mengkilap, dan keras. Biji sawi pagoda mirip sekali
di dataran tinggi pada suhu 100C-250C, dan tumbuh optimal pada suhu
180C dengan ketinggian tempat mulai 500 mdpl hingga 1.200 mdpl.
jangan sampai tergenang karena sawi pagoda tidak suka dengan air
perkembangannya.
16
2) Kaya dengan zat besi, zat besi bermanfaat dalam pembentukan sel
darah merah.
vitamin A betakaroten ini, maka bola mata akan jernih dan sehat.
sel-sel kangker.
ditulis oleh:
17
cair dari batang pohon pisang kepok”. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
ekstraksi, hal ini berlaku sampai mencapai keadaan optimal. Setelah melewati
dibandingkan dengan pupuk vanda’s yang ada dipasaran. Hal ini dikarenakan
komponen yang ada di pupuk vanda’s lebih banyak dari pada komponen
batang pisang, jerami padi dan kotoran sapi dengan vermikomposting pada
budidaya sawi hijau telah dilakukan di Green House dan Laboratorium Tanah
batang pisang, jerami padi dan kotoran sapi memberikan pengaruh yang sama
tiga varietas sawi (Brassica juncea) akibat konsentrasi nutrisi AB mix yang
sawi dengan metode hidroponik sistem wick adalah 1550 ppm (mg/l) serta
18
pertumbuhan dan produksi tiga varietas sawi pada hidroponik sistem wick.
Dari Limbah Batang Pisang Kepok (Musa Paradisiaca Linn) Dan Pupuk
waktu 24 hari dan P2 26 hari, dengan kandungan unsur hara pada P1 dan P2
yaitu unsur N, P dan K belum memenuhi syarat standar mutu pupuk organik
pada unsur C-karbon 23,90 dan C/N rasio 23,90 pada perlakuan P1 dan p2
unsur C-karbon 28,50 dan C/N rasio 20.77 memenuhi syarat standar mutu
pupuk organik.
C. Kerangka Teoritik
yang telah ditebang untuk diambil buahnya dan merupakan limbah pertanian
Ca, Mg, Na dan Zn yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair.
Biomassa sapi adalah hasil sampingan dari peternakan ada dua macam
jenis limbah yang dihasilkan oleh peternakan sapi yaitu limbah padat, seperti
sisa pakan dan feses (kotoran sapi) serta limbah cair berupa urine sapi dan air
19
unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman. Untuk memudahkan unsur hara
dapat diserap tanah dan tanaman bahan organik dapat dibuat menjadi pupuk
cair terlebih dahulu. Pupuk cair lebih mudah diserap oleh tanaman karena
tersebut dapat dibuat dari kotoran hewan dan limbah tanaman seperti batang
pisang kepok. Pada penelitian ini pupuk organik cair dibuat dari kotoran sapi
dalam jenis sawi. Ciri-ciri tanaman pagoda adalah permukaan daun keriting
dan berwarna hijau. Berat tanaman bisa mencapai 200 gram. Masa panen
pagoda 40-45 hari setelah semai. Rasa lezat dan teksturnya renyah. Tanaman
Penambahan pupuk organik cair dari batang pisang kepok dan kotoran
sapi pada tanaman sawi pagoda dapat menambah unsur hara bagi tanaman
20
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.
batang Pisang Kepok dan kotoran sapi, karena pupuk organik cair batang
D. Hipotesis Penelitian
rumusan masalah pada penelitian ini adalah adakah pengaruh pupuk organik
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Populasi
narinosa)
2. Sampel
21
22
di lanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Parameter yang akan
di amati dalam penelitian ini yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah
(P – 1) (n – 1) ≥ 15
(5 – 1) (n – 1) ≥ 15
(4) (n – 1) ≥ 15
4n – 4 ≥ 15
4n ≥ 19
n ≥ 4,75 = 5
Keterangan:
P : Jumlah Perlakuan
n : Jumlah Pengulangan
1. Definisi Konseptual
b. Pupuk organik cair adalah pupuk orgaik yang berasal dari fermentasi
lingkungan.
hijau tua, daun yang berbentuk sendok serta batang yang berwarna
atas empat helai daun kelopak, empat helai daun mahkota bunga
berwarna kuning cerah, empat helai benang sari dan satu buah putik
2. Instrumen Penelitian
a. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cangkul, pisau, tali
pengaduk, kamera ponsel merk oppo A57 dan alat tulis, polybag dan
kertas label.
b. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih sawi pagoda
3. Prosedur Penelitian
makan gula aren dan 5 liter air aduk hingga merata lalu
25
Rumahan, 2017:1).
d. Penanaman
e. Pemeliharaan
1) Pemupukkan
a) P0 : tanpa pupuk
ml/polybag.
ml/polybag.
ml/polybag.
2) Penyiraman
3) Penyiangan
4) Penyortiran
dibuang.
5) Penyulaman
Limbah
Pemisahan
Padat
Pupuk Organik
Cair
Dosis pemakaian :
1. 0 ml
2. 20 ml Aplikasi Pada
3. 40 ml Tanaman Sawi Pagoda
4. 60 ml Pemeliharaan
5. 80 ml 1. Penyiraman
Pemeliharaan 2. Penyiangan
3. Penyortiran
4. Penyulaman
Pengamatan
4. Pengumpulan data
3) Lebar Daun
tanam (HST)
4) Berat basah
menggunakan timbangan.
homogen, dan data yang baik, peneliti melakukan validasi alat-alat dan
digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) untuk menanam sawi pagoda
tanah digunakan cangkul (3) untuk menyimpan pupuk yang sudah jadi
gunakan botol plastik 1 liter dengan merk aqua (5) untuk mengikat ember
plastik dalam proses fermentasi digunakan tali rafia (6) untuk mengukur
volume pupuk organik cair dan EM4 digunakan gelas ukur dengan
kapasitas 100 ml (7) untuk mengukur volume air digunakan gelas ukur
kepok dan kotoran sapi digunakan ember plastik (9) untuk mengukur
ponsel dengan merk Oppo A57 (14) benih sawi pagoda sebagai bibit
batang Pisang Kepok dengan kotoran sapi (17) untuk asupan bagi bakteri
dalam proses pembuatan pupuk digunakan gula aren (18) Air untuk
analisa varians (ANAVA) satu jalur serta uji lanjut Beda Nyata Terkecil
(BNT).
1. Uji Normalitas
berikut:
a. Data pengamatan Y1, Y2, Y3, ....., Yn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, Z3,
Ȳ
Zi = ( )
baku)
33
c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, Z3, ....., Zn yang lebih kecil atau
sama dengan zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(zi) maka
Z1,Z2,Z3,.....,Zn
S(zi) =
cara membandingkan Lo ini dengan nilai Lkritis atau Ltabel yang didapat
dari tabel Liliefors untuk taraf nyata atau signifikansi yang dipilih,
misal α = 0,05.
2. Uji Homogenitas
(dk)
Kel Sampel Dk Si2 Log Si2 (dk) Si2 (dk) log Si2
A nA – 1 SA2 Log SA2 (dk) SA2 (dk) log SA2
B nB – 1 SB2 Log SB2 (dk) SB2 (dk) log SB2
C nC – 1 SC2 Log SC2 (dk) SC2 (dk) log SC2
... ... ... ... ... ...
∑ ∑ dk - - ∑(dk)Si2 ∑(dk) log Si2
d. Hitung varians gabungan dari semua kelompok sampel
Tolak H0 jika X2hitung > X2 (1-α) (k-1) atau X2hitung > X2tabel
Terima H0 jika X2hitung < X2 (1-α) (k-1) atau X2hitung < X2tabel
terikat, hanya saja terdiri atas lebih dari dua kelompok treatmen/
satu jalur.dalam anava satu jalur, ada dua jenis hipotesis penelitian
Hipotesis main effeck hanya ada satu buah, yaitu hipotesis dari
ukuran ini dapat di sjikan satu tabel dengan tabel dasar di atas,
ringkasan ANAVA
a. db{TR} = nr – 1
b. db{A } = k – 1
c. db{D } = nr – k
∑
a. RJK{TR} = ∑YT2 − ( )2
37
∑ ( )²
b. JK {A} = ∑ ( ¡
)
{ }
a. RJK{A} =
{ }
{ }
b. RJK{D} ==
{ }
{ }
Fh =
{ }
criteria.
kriteria pengujian:
F. Hipotesis Statistik
H0 = Tidak ada pengaruh yang signifikan dari pemberian pupuk organik cair
jumlah helai daun, diameter batang dan berat basah tanaman sawi pagoda
(Brassica narinosa).
cair campuran batang Pisang Kepok dengan kotoran sapi terhadap tinggi,
jumlah helai daun, diameter batang dan berat basah tanaman sawi pagoda
(Brassica narinosa).
BAB IV
A. Hasil Penelitian
pelepah batang pisang kepok dengan kotoran sapi terhadap pertumbuhan dan
pupuk cair), P1 (20 ml POC), P2 (40 ml POC), P3 (60 ml POC) dan P4 (80
ml POC). Pemberian pupuk cair pelepah batang pisang kepok dengan kotoran
parameter yang diamati pada penelitian ini meliputi tinggi tanaman pagoda,
jumlah daun tanaman pagoda, lebar daun tanaman pagoda dan berat basah
tertinggi tanaman. Pengukuran dilakukan pada umur 15, 22, 29, 36 dan
39
40
Tabel 4.1.
Rata-Rata Tinggi Tanaman Pagoda
didapat pertumbuhan yang paling tinggi adalah pada perlakuan P3 hal ini
P0 P1 P2 P3 P4
30
25
Tinggi Tanaman
20
15
10
0
0 10 20 30 40 50
Umur Tanaman, HST
persyaratan untuk uji Anava satu jalur. Berdasarkan uji Anava satu jalur
15, 22, 29, 36 dan 42 hari setelah pindah tanam (HST). Peningkatan
pertumbuhan jumlah daun tanaman pagoda dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2.
Rata-Rata Jumlah Daun Tanaman Pagoda
didapat pertumbuhan yang paling tinggi adalah pada perlakuan P3 hal ini
P0 P1 P2 P3 P4
40
35
30
Jumlah Daun 25
20
15
10
5
0
0 10 20 30 40 50
Umur Tanaman , HST
persyaratan untuk uji Anava satu jalur. Berdasarkan uji Anava satu jalur
pertumbuhan lebar daun tanaman pagoda dapat dilihat pada tabel 4.3
Tabel 4.3.
Rata-Rata Lebar Daun Tanaman Pagoda
didapat pertumbuhan yang paling tinggi adalah pada perlakuan P3 hal ini
P0 P1 P2 P3 P4
5
4,5
4
3,5
Lebar Daun
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
0 10 20 30 40 50
Umur Tanaman, HST
persyaratan untuk uji Anava satu jalur. Berdasarkan uji Anava satu jalur
tabel 4.4
Tabel 4.4.
Berat Basah Tanaman Pagoda
Dari hasil penelitian ini didapat berat basah tertinggi adalah pada
160
140
120
100
Berat Basah
80
60
40
20
0
P0 P1 P2 P3 P4
Perlakuan
persyaratan untuk uji Anava satu jalur. Berdasarkan uji Anava satu jalur
B. Pembahasan
cair pelepah pisang kepok dan kotoran sapi pada berbagai perlakuan terhadap
tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun dan berat basah tanaman.
pupuk organik cair pelepah pisang kepok dan kotoran sapi sebesar 60 ml
bahwa pupuk organik cair mengadung unsur hara yang dibutuhkan oleh
pagoda.
tinggi tanaman pada perlakuan yang diberi pupuk organik cair hal ini
dalam Agusta (2017: 48) Unsur hara makro dan mikro sangat dibutuhkan
konsentrasi pupuk organik cair pelepah pisang kepok dan kotoran sapi
dapat dijelaskan bahwa pupuk organik cair mengadung unsur hara yang
ketersediaan unsur hara nitrogen (N) dan fosfor (P) pada medium dan
organik dalam tanaman seperti asam amino, asam nukleat, klorofil, ADP
konsentrasi pupuk organik cair pelepah pisang kepok dan kotoran sapi
daun 4,66 cm. Hal ini menunjukkan bahwa penyiraman tanaman dengan
ditentukan oleh jumlah dan ukuran sel, juga dipengaruhi oleh unsur hara
konsentrasi pupuk organik cair pelepah pisang kepok dan kotoran sapi
berat basah tanaman pagoda dapat dijelaskan bahwa pupuk organik cair
pagoda dengan pupuk organik cair pelepah pisang kepok dan kotoran
dan kotoran sapi dapat memenuhi kubutuhan unsur hara tanaman pagoda.
organik dapat berupa pupuk cair dan padat. Untuk memudahkan unsur
hara dapat diserap tanah dan tanaman bahan organik dapat dibuat
menjadi pupuk cair terlebih dahulu. Pupuk cair lebih mudah diserap oleh
juga bermanfaat tidak hanya disekitar tanaman tetapi juga diatas daun-
2011:429-430).
BAB V
A. Kesimpulan
bahwa ada pengaruh penambahan pupuk organik cair pelepah pisang kepaok
terhadap parameter tinggi batang, jumlah daun, lebar daun dan berat basah
tanaman pagoda.
B. Saran
1. Pemanfaatan limbah batang pisang kepok dan kotoran sapi sebagai pupuk
pendapatan petani.
51
TABEL VALIDASI ALAT DAN BAHAN
Sumber RJK
Db Jk Fhitung Ftabel
varians {S2}
Kelompok 4 587,766 146,941 270,61 2,866
Dalam 24 10,86 0,543 - -
Total 20 598,626 - -
2. Jumlah Daun Tanaman
Pengulangan P0 P1 P2 P3 P4
1 20 22 28 36 30
2 19 25 25 38 32
3 19 25 22 40 31
4 22 20 28 36 32
5 21 25 28 37 27
∑ 101 117 131 187 152
ave 20,2 23,4 26,2 37,4 30,4
Sumber RJK
Db Jk Fhitung Ftabel
varians {S2}
Kelompok 4 891,04 222,76 52,2911 2,866
Dalam 24 85,2 4,26 - -
Total 20 976,24 - -
3. Lebar Daun Tanaman
Pengulangan P0 P1 P2 P3 P4
1 2,5 2,7 3,5 4,5 3,7
2 2,4 3,1 3,1 4,7 4
3 2,4 3,1 2,7 5 3,8
4 2,7 2,5 3,5 4,5 4
5 2,6 3,1 3,4 4,6 3,3
∑ 12,6 14,5 16,2 23,3 18,8
ave 2,52 2,9 3,24 4,66 3,76
Sumber RJK
Db Jk Fhitung Ftabel
varians {S2}
Kelompok 4 13,8296 3,4574 50,695 2,866
Dalam 24 1,364 0,0682 - -
Total 20 15,1936 - -
3. Berat Basah Tanaman
Pengulangan P0 P1 P2 P3 P4
1 67 89 80,3 132,8 91,2
2 64 78 98 146,2 104,5
3 63,8 73,7 98 164 96,6
4 67 80 101 132,8 105
5 64,7 70 90 139,5 103
∑ 326,5 390,7 467,3 715,3 500,3
ave 65,3 78,14 93,46 143,06 100,06
Sumber RJK
Db Jk Fhitung Ftabel
varians {S2}
Kelompok 4 17495,2 4373,81 66,4972 2,866
Dalam 24 1315,49 65,7744 - -
Total 20 18810,7 - -
A. Data Pengamatan
1. Tinggi Tanaman Pagoda