Anda di halaman 1dari 340

POLA DISTRIBUSI DAN INDEKS

KEANEKARAGAMAN SPESIES TUMBUHAN


BERGUNA BERBASIS SOSIAL BUDAYA BALI
AGA DI DESA TENGANAN PEGRINGSINGAN,
PROVINSI BALI

OLEH
IDA AYU GEDE IMA DEWI PERTAMI
NIM 1513041002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI DAN PERIKANAN KELAUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2019

i
ii
POLA DISTRIBUSI DAN INDEKS
KEANEKARAGAMAN SPESIES
TUMBUHAN BERGUNA BERBASIS
SOSIAL BUDAYA BALI AGA DI DESA
TENGANAN PEGRINGSINGAN, PROVINSI
BALI

SKRIPSI

Diajukan kepada
Universitas Pendidikan Ganesha
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program
Sarjana Pendidikan Biologi

Oleh
Ida Ayu Gede Ima Dewi Pertami
NIM 1513041002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI DAN PERIKANAN KELAUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2019

iii
iv
v
vi
POLA DISTRIBUSI DAN INDEKS KEANEKARAGAMAN SPESIES
TUMBUHAN BERGUNA BERBASIS SOSIAL BUDAYA BALI AGA DI
DESA TENGANAN PEGRINGSINGAN, PROVINSI BALI

Oleh
Ida Ayu Gede Ima Dewi Pertami, NIM 1513041002
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Biologi dan Perikanan Kelautan

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) pola distribusi spesies
tumbuhan berguna penyusun vegetasi yang berada di hutan Bukit Kangin Desa
Bali Aga Tenganan Pegringsingan, dan (2) indeks keanekaragaman spesies
tumbuhan berguna yang ada di hutan Bukit Kangin. Jenis penelitian ini adalah
penelitian eksploratif. Populasi dalam penelitian ini ada dua aspek yaitu ekosistem
dan sosiosistem. Aspek ekosistem meliputi seluruh spesies tumbuhan berguna
yang ada di area hutan Bukit Kangin, sedangkan untuk aspek sosiosistem yaitu
penduduk Desa Tenganan Pegringsingan. Sampel dalam penelitian ini meliputi
aspek ekosistem dan aspek sosiosistem. Aspek ekosistem adalah spesies
tumbuhan berguna yang tercover oleh kuadrat, sedangkan aspek sosiosistem yaitu
27 orang masyarakat Desa Tenganan Pegringsingan. Parameter yang diukur dalam
penelitian ini adalah parameter pola distribusi, dan parameter keanekaragaman
spesies. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuadrat
dengan teknik systematic sampling dengan garis transek yang kedudukannya
sebelah kanan dan sebelah kiri secara berselang-seling dan berkesinambungan.
Sedangkan untuk penentuan tumbuhan berguna dilakukan dengan cara
wawancara, kuesioner, dan observasi. Ukuran kuadrat dalam penelitian ini
dibedakan berdasarkan habitus yaitu trees dengan ukuran 20x20 m, saplings
dengan ukuran 10x10 m, dan seedlings dengan ukuran 1x1 m. Data dianalisis
secara statistik ekologi dan deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) Pola
distribusi spesies tumbuhan berguna di Bukit Kangin yaitu terdapat 1 spesies (2%)
dengan pola distribusi teratur, 11 spesies (24%) dengan pola distribusi acak, dan
34 spesies (74%) dengan pola distribusi mengelompok, (2) Indeks
keanekaragaman spesies tumbuhan berguna di Bukit Kangin sebesar 2,87 yang
termasuk ke dalam kategori keanekaragaman sedang.

Kata kunci : Tumbuhan Berguna, Sosial Budaya, Desa Tenganan Pegringsingan,


Pola Distribusi, Indeks Keanekaragaman.

vii
DISTRIBUTION PATTERNS AND INDICES OF USEFUL
PLANT SPECIES DIVERSITY BASED ON SOCIAL-
CULTURE BALI AGA IN TENGANAN PEGRINGSINGAN
VILLAGE, BALI PROVINCE

By
Ida Ayu Gede Ima Dewi Pertami, NIM 1513041002
Study Program of Biology Education,
Department of Biology and Marine Fisheries

ABSTRACT
This study aims to determine: (1) the distribution patterns of useful plant
species found in the Bukit Kangin forest vegetation, Tenganan Pegringsingan
Village, and (2) an index of useful species diversity in Bukit Kangin forest. This
type of research is exploratory research. The population in this study are two
aspects, namely ecosystem and sociosystem. Ecosystem aspects include all
beneficial plant species in the Bukit Kangin forest area, while for the sociosystem
aspect are residents of Tenganan Pegringsingan Village. The sample in this study
covers ecosystem aspects and sociosystem aspects. Ecosystem aspects are useful
plant species covered by quadrat, while the sociosystem aspect is 27 people from
the Tenganan Pegringsingan Village community. The parameters measured in this
study are parameters of distribution patterns, and species diversity parameters.
The method used in this study is a quadrat method with a systematic sampling
technique with transect lines that are right and left next to each other
intermittently and continuously. While the determination of plants that are useful
is done by means of interviews, questionnaires, and observations. The size of the
quadrat in this study are distinguished by habitus, ie trees with a size of 20x20 m,
tillers measuring 10x10 m, and seedlings measuring 1x1 m. Data were analyzed
by ecological and descriptive statistics. The results of this study indicate (1) The
pattern of distribution of useful plant species in Bukit Kangin is that there is 1
species (2%) with a regular distribution pattern, 11 species (24%) with a random
distribution pattern, and 34 species (74%) with group distribution patterns , (2)
The diversity index of useful plant species in Bukit Kangin is 2.87 which is in the
category of moderate diversity.

Keywords: Useful Plants, Socio-Culture, Tenganan Pegringsingan Village,


Distribution Pattern, Diversity Index.

viii
PRAKATA

“Om Swastyastu”
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat-Nya-lah, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pola
Distribusi dan Indeks Keanekaragaman Spesies Tumbuhan Berguna
Berbasis Sosial Budaya Bali Aga di Desa Tenganan Pegringsingan, Provinsi
Bali”. Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan mencapai gelar sarjana
pendidikan pada Universitas Pendidikan Ganesha.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan baik
berupa moral maupun material dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan
ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. I Nengah Suparta, M.Si., selaku Dekan Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam atas motivasi dan fasilitas yang diberikan
sehingga penulis bisa menyelesaikan studi sesuai dengan rencana.
2. Drs. Sanusi Mulyadiharja, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Biologi dan
Perikanan Kelautan atas motivasi yang diberikan dalam penyelesaian
skripsi ini.
3. Dr. Desak Made Citrawathi, M.Kes., selaku Koordinator Program Studi
Pendidikan Biologi atas motivasi yang diberikan dalam penyelesaian
skripsi ini.
4. Prof. Dr. Nyoman Wijana, M.Si., selaku Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, arahan, petunjuk dan motivasi penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.
5. I Made Pasek Anton Santiasa, S.Pd., M.Sc., selaku Pembimbing II yang
telah memberikan bimbingan, arahan, petunjuk dan motivasi kepada
penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Prof. Dr. Ni Putu Ristiati, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik yang
selalu memberikan bimbingan, semangat, motivasi dan meningkatkan rasa
percaya diri penulis selama penyusunan skripsi ini.

ix
7. Bapak dan Ibu Dosen, serta Laboran di Jurusan Biologi dan Perikanan
Kelautan yang telah memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis
dalam penyusunan skripsi ini.
8. Teman-teman angkatan Rhinoceros sondaicus Tahun 2015 Jurusan Biologi
dan Perikanan Kelautan, khususnya Rhinoceros sondaicus kelas A yang
telah menemani penulis selama perkuliahan memberikan semangat,
motivasi dan partisipasi selama mengikuti perkuliahan dan penyusunan
skripsi ini.
9. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah
membantu penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang tersaji dalam skripsi ini
masih jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki.
Untuk itu demi kesempurnaan skripsi ini, penulis mengharapkan segala kritik
maupun saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak. Penulis berharap
skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua khususnya bagi
pengembangan dunia pendidikan.

Singaraja, 26 Juni 2019

Penulis

x
DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN SAMPUL......................................................................................................i
LEMBAR LOGO................................................................................................................ii
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................................iv
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PENGUJI.......................................................v
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN............vi
ABSTRAK............................................................................................................................vii
PRAKATA............................................................................................................................ix
DAFTAR ISI........................................................................................................................xi
DAFTAR TABEL...............................................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................xvii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...........................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah..................................................................................7
1.3 Pembatasan Masalah.................................................................................7
1.4 Rumusan Masalah......................................................................................7
1.5 Tujuan Penelitian........................................................................................8
1.6 Manfaat Hasil Penelitian..........................................................................8
1.6.1 Manfaat Teoritis .............................................................................8
1.6.2 Manfaat Praktis ..............................................................................9

BAB II KAJIAN PUSTAKA........................................................................................10


2.1 Deskripsi Teori............................................................................................10
2.1.1 Bali Aga.............................................................................................10
2.1.2 Desa Tenganan Pegringsingan....................................................13
2.1.3 Pola Distribusi Spesies..................................................................19

xi
2.1.4 Keanekaragaman Spesies. .................................................. 21
2.1.5 Sosial Budaya Masyarakat Bali Aga Tenganan Pegringsingan 24
2.1.6 Tumbuhan Berguna. ........................................................... 27
2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ........................................ 31
2.3 Kerangka Berpikir ....................................................................... 34

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 37


3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 37
3.1.1 Tempat Penelitian. ............................................................. 37
3.1.2 Waktu Penelitian. ............................................................... 38
3.2 Jenis Penelitian ........................................................................... 38
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 39
3.3.1 Populasi ............................................................................. 39
3.3.2 Sampel ............................................................................... 39
3.4 Parameter Penelitian. .................................................................. 40
3.4.1 Pola Distribusi. .................................................................. 40
3.4.2 Keanekaragaman Spesies. ................................................. 40
3.5 Definisi Operasional. .................................................................. 41
3.5.1 Ditribusi ............................................................................. 41
3.5.2 Keanekaragaman Spesies .................................................. 42
3.5.3 Sosial Budaya Bali Aga Tenganan Pegringsingan ............ 42
3.5.4 Tumbuhan Berguna. .......................................................... 43
3.6 Prosedur Pengumpulan Data . ..................................................... 43
3.6.1 Tahap Persiapan. ............................................................... 43
3.6.2 Tahap Pengumpulan Data. ................................................ 47
3.6.3 Instrumen Pengumpulan Data. .......................................... 50
3.7 Analisis Data. .............................................................................. 55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 61


4.1 Komposisi Spesies Tumbuhan. ................................................... 61
4.2 Komposisi Spesies Tumbuhan Berguna. .................................... 84
4.3 Distribusi Spesies Tumbuhan Berguna. ...................................... 96

xii
4.4 Indeks Keanekaragaman Spesies Tumbuhan Berguna...................108
4.5 Data Faktor Edafik dan Klimatik Hutan Bukit Kangin Desa
Tenganan Pegringsingan.........................................................................112
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian..................................................................118
4.7 Implikasi.......................................................................................................132

BAB V PENUTUP............................................................................................................133
5.1 Simpulan.......................................................................................................133
5.2 Saran...............................................................................................................133

DAFTAR RUJUKAN........................................................................................................135
LAMPIRAN-LAMPIRAN...............................................................................................142

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
Tabel 2.1 Daftar Spesies Tumbuhan dalam 18 Prasasti Masa Bali Kuno Abad X-
XI M........................................................................................................................29
Tabel 3.1 Daftar Alat dan Bahan Penelitian...................................................................44
Tabel 3.2 Tabel Kerja Komposisi Spesies Tumbuhan Secara Umum....................51
Tabel 3.3 Tabel Kerja Komposisi Spesies Tumbuhan Berguna...............................51
Tabel 3.4 Tabel Kerja Kategori Penggunaan Spesies Tumbuhan Berguna..........52
Tabel 3.5 Tabel Kerja Komposisi Organ Tumbuhan yang Digunakan..................52
Tabel 3.6 Tabel Kerja Hasil Pengamatan Pola Distribusi Spesies Tumbuhan
Berguna di Desa Bali Aga Tenganan Pegringsingan...............................53
Tabel 3.7 Rekapitulasi Densitas Distribusi Spesies Tumbuhan Berguna..............54
Tabel 3.8 Tabel Kerja Hasil Pengamatan Keanekaragaman Spesies Tumbuhan
Berguna di Tenganan Pegringsingan............................................................54
Tabel 3.9 Tabel Analisis Poison dari Data Hasil Pengamatan Spesies Tumbuhan
Berguna..................................................................................................................55
Tabel 3.10 Kategori Pola Distribusi Menurut Poison.....................................................57
Tabel 3.11 Kisaran Nilai Indeks Keanekaragaman Menurut Shannon-Wiener.....59
Tabel 3.12 Kisaran Nilai Indeks Kemerataan (Ekuitabilitas)......................................60
Tabel 3.13 Kisaran Nilai Indeks Kekayaan Spesies.......................................................60
Tabel 4.1 Komposisi Spesies Tumbuhan di Zone I......................................................62
Tabel 4.2 Komposisi Spesies Tumbuhan di Zone II....................................................67
Tabel 4.3 Komposisi Spesies Tumbuhan di Zone III...................................................72
Tabel 4.4 Komposisi Spesies Tumbuhan Secara Umum di Bukit Kangin Desa
Tenganan Pegringsingan...................................................................................78
Tabel 4.5 Komposisi Spesies Tumbuhan Berguna di Hutan Bukit Kangin Desa
Tenganan Pegringaingan..................................................................................85
Tabel 4.6 Pemanfaatan Spesies Tumbuhan Berguna...................................................87
Tabel 4.7 Rekapitulasi Data Pemanfaatan Tumbuhan di Desa Tenganan
Pegringsingan.......................................................................................................92
Tabel 4.8 Rekapitulasi Data Bagian Tumbuhan yang Dimanfaatkan.....................94

xiv
Tabel 4.9 Sebaran Spesies Tumbuhan Berguna di Bukit Kangin Desa Tenganan
Pegringsingan.......................................................................................................97
Tabel 4.10 Kategori Sebaran Spesies Tumbuhan Berguna di Bukit Kangin
Tenganan Pegringsingan...................................................................................99
Tabel 4.11 Kategori Persebaran Spesies Tumbuhan Berguna di Bukit Kangin
Desa Tenganan Pegringsingan........................................................................99
Tabel 4.12 Data Hasil Pengamatan Pola Distribusi Arenga pinnata Merr. di Bukit
Kangin Desa Tenganan Pegringsingan......................................................102
Tabel 4.13 Rekapitulasi Densitas Distribusi Spesies Arenga pinnata Merr......... 103
Tabel 4.14 Analisis Poison Data Pola Distribusi Spesies Arenga pinnata Merr.103
Tabel 4.15 Bentuk-bentuk Pola Distribusi Spesies Tumbuhan Berguna di Hutan
Bukit Kangin Desa Tenganan Pegringsingan...........................................105
Tabel 4.16 Rekapitulasi Nilai Indeks Keanekaragaman, Ekuitabilitas, Kekayaan
Spesies Tumbuhan Berguna di Bukit Kangin Desa Tenganan
Pegringsingan....................................................................................................108
Tabel 4.17 Data Edafik di Bukit Kangin Desa Tenganan Pegringsingan...............113
Tabel 4.18 Data Klimatik di Bukit Kangin Desa Tenganan Pegringsingan..........115

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
Gambar 2.1 Kawasan Desa Bali Aga Tenganan Pegringsingan.....................14
Gambar 2.2 Tempat-tempat Suci Ditemukanya Tubuh Bangkai Kuda Onceswara
16
Gambar 2.3 Pola Sebaran Pada Tumbuhan ..........................................................21
Gambar 2.4 Bagan Kerangka Berfikir....................................................................36
Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian..........................................................................38
Gambar 3.2 Peletakan Kuadrat di Lapangan........................................................46
Gambar 4.1 Jumlah Spesies Tumbuhan pada Masing-masing Familia pada Zone I
Bukit Kangin Tenganan Pegringsingan..........................................64
Gambar 4.2 Jumlah Individu dari Masing-masing Familia pada pada Zone I Bukit
Kangin Tenganan Pegringsingan.....................................................65
Gambar 4.3 Jumlah Spesies Tumbuhan pada Masing-masing Familia pada Zone
II Bukit Kangin Tenganan Pegringsingan......................................69
Gambar 4.4 Jumlah Individu dari Masing-masing Familia pada pada Zone II
Bukit Kangin Tenganan Pegringsingan..........................................70
Gambar 4.5 Jumlah Spesies Tumbuhan pada Masing-masing Familia pada Zone
III Bukit Kangin Tenganan Pegringsingan....................................75
Gambar 4.6 Jumlah Individu dari Masing-masing Familia pada pada Zone III
Bukit Kangin Tenganan Pegringsingan..........................................76
Gambar 4.7 Jumlah Spesies Tumbuhan pada Masing-masing Familia di Bukit
Kangin Tenganan Pegringsingan.....................................................82
Gambar 4.8 Jumlah Individu dari Masing-masing Familia di Bukit Kangin
Tenganan Pegringsingan.....................................................................83
Gambar 4.9 Perbandingan Persentase Spesies Tumbuhan Berguna dengan
Spesies Tumbuhan Non Berguna yang terdapat pada Bukit Kangin
Desa Tenganan Pegringsingan..........................................................87

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 01. Komposisi Spesies Tumbuhan di Bukit Kangin Desa Tenganan


Pegringsingan....................................................................................143
Lampiran 02. Data Hasil Pengukuran Pola Sebaran Spesies Tumbuhan Berguna
di Bukit Kangin Tenganan Pegringsingan................................146
Lampiran 03. Rekapitulasi Sebaran Spesies Tumbuhan Berguna di Bukit Kangin
Tenganan Pegringsingan................................................................179
Lampiran 04. Cara Perhitungan Pola Sebaran Spesies Tumbuhan Berguna 184
Lampiran 05. Analisis Pola Sebaran Spesies Tumbuhan Berguna di Desa Bali
Aga Tenganan Pegringsingan.......................................................246
Lampiran 06. Analisis Uji Varian Spesies Tumbuhan Berguna di Desa Tenganan
Pegringsingan....................................................................................262
Lampiran 07. Perhitungan Indeks Keanekaragaman Spesies Tumbuhan Berguna
Menurut Shannon-Wiener pada Zone I.....................................264
Lampiran 08. Perhitungan Indeks Keanekaragaman Spesies Tumbuhan Berguna
Menurut Shannon-Wiener pada Zone II...................................268
Lampiran 09. Perhitungan Indeks Keanekaragaman Spesies Tumbuhan Berguna
Menurut Shannon-Wiener pada Zone III..................................272
Lampiran 10. Perhitungan Indeks Keanekaragaman Spesies Tumbuhan Berguna
Menurut Shannon-Wiener pada Vegetasi Hutan Bukit Kangin
Tenganan Pegringsingan...............................................................275
Lampiran 11. Data Floristik Spesies Tumbuhan Berguna..............................278
Lampiran 12. Dokumentasi Penelitian.................................................................311
Lampiran 13. Riwayat Hidup..................................................................................313
Lampiran 14. Pernyataan Keaslian Tulisan........................................................314

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar yang terdiri dari pulau-

pulau besar dan kecil yang jumlahnya kurang lebih 17.504 pulau, menyebabkan

Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati (Lasabuda, 2013). Letak negara

Indonesia yang berada di garis khatulistiwa menjadikan Indonesia sebagai negara

tropis. Indonesia yang terletak di daerah tropis ini sangat menguntungkan dalam

hal keanekaragaman tumbuhan yang dimiliki dibandingkan dengan daerah sub

tropis dan daerah kutub. Pada hutan yang beriklim tropik memiliki

keanekaragaman hayati sekitar 300 kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan

hutan yang beriklim sedang. Oleh karena itu, Indonesia dikenal sebagai salah satu

negara megabiodiversity kedua setelah Brazil (Ersam, 2004). Bali merupakan

salah satu pulau yang ada di Indonesia yang memiliki keanekaragaman tumbuhan

yang melimpah. Pulau Bali kaya akan hutan dengan keanekaragaman tumbuhan

yang melimpah di masing-masing hutannya.

Berdasarkan data Dinas Kehutanan Bali tahun 2000, luas kawasan hutan

daratan di Bali adalah 127.721,01 hektar atau hanya 22,59 persen dari luas

keseluruhan luas kawasan daratan Bali yang seluas 563.286 hektar (Putri, 2012 ).

1
2

Menurut Deshmukh (1992) hutan adalah suatu komunitas biologi dengan

lapisan pohon yang membentuk kanopi tertutup dengan lapisan terna yang jarang

dan beberapa rumput-rumputan. Hutan juga merupakan bagian dari tata

lingkungan hidup yang erat kaitannya dengan proses alam yang saling

berhubungan. Sebagai salah satu komponen sumber daya alam yang sangat

berharga, hutan memiliki peranan penting dalam melestarikan sumber daya alam

lainnya serta menjaga fungsi lingkungan hidup. Adanya bencana alam seperti

banjir, tanah longsor dan kekeringan, serta kerusakan hutan akibat intervensi

manusiaakan menyebabkan punahnya tumbuhan yang ada di hutan. Termasuk

juga jenis-jenis tumbuhan lokal yang memiliki arti dan makna yang sangat penting

baik bagi masyarakat setempat, bagi dunia pendidikan dan riset, maupun bagi

kepentingan nasional dan global sebagai sumber plasma nutfah (Wijana, 2017).

Menurut UU RI No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan mendefinisikan

hutan sebagai suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber

daya alam hayati yang didominasi pepohonan, yang menyatu dalam alam

lingkungannya, antara satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Pengertian

tersebut mengandung makna bahwa hutan merupakan bagian dari tata lingkungan

hidup yang erat kaitannya dengan proses alam yang saling berhubungan sehingga

setiap gangguan yang terjadi akan turut mengubah tata lingkungan hidup

(Karidewi, dkk., 2012). Hasil hutan berupa kayu telah lama dikelola dan

dimanfaatkan, bahkan ada kecenderungan terjadi exploitasi. Akibat dari

eksploitasi besar-besaran yang dilakukan oleh beberapa ognum menyebabkan

kelestarian flora khususnya, menjadi terancam. Akibat terancamnya kelestarian


3

dari flora, sekaligus akan mengancam ekosistem yang ada (Indrawan, 2007).

Menurut Mishra (2010) menyebutkan bahwa tumbuhan memiliki nilai

guna yang penting bagi manusia dan mahluk hidup lainnya. Tumbuhan

menyediakan sumber pangan dan energi metabolisme untuk hampir semua hewan.

Selain sebagai sumber makanan (sayuran, buah,palawija, dll), produk-produk

tanaman juga berperan penting bagi manusia antara lain kayu, serat, bahan obat,

berbagai jenis minyak, latex, pigment (zat pewarna alami) dan resin.

Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Damayanti (2013) yang

meneliti tentang “Pengelolaan Keanekaragaman Hayati Tumbuhan Obat dan

Tumbuhan Berguna di Desa Hegarmanah Kampung Lebakpicung” mendata

kategori kegunaan tumbuhan yang meliputi: sandang, pangan, papan, pakan,

energi, pewarna, aromatik, bahan racun, tumbuhan hias, upacara adat, upacara

keagamaan, obat, tali, kerajinan tangan, pestisida nabati, dan kosmetik. Hal-hal

yang berkaitan dengan penelitian di atas untuk di hutan Bukit Kangin Desa

Tenganan Pegringsingan mengenai kegunaan tumbuhan yang berbasis sosial

budaya masyarakat setempat belum ada yang membahas, sehingga dalam

kesempatan ini akan dikaji lebih dalam mengenai vegetasi hutan Bukit Kangin,

khususnya mengenai tumbuhan berguna berbasis sosial budaya Bali Aga di

Tenganan Pegringsingan.

Desa Bali Aga Tenganan atau yang lebih dikenal dengan Desa Adat

Tenganan Pegringsingan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem

merupakan salah satu Desa Adat yang ada di Bali. Sebagaimana layaknya

masyarakat asli (Bali Aga) yang tinggal di daerah pegunungan atau perbukitan

maka jelas wilayahnya tersebut terdiri atas hutan sebagai wilayah yang menjadi
4

sumber kelangsungan hidupnya. Sehingga masyarakat di Desa Tenganan

Pegringsingan sampai saat ini masih memelihara dan melestarikan kawasan dan

lingkungannya yang menyatu dengan masyarakatnya dan terikat dalam tata aturan

yang disebut dengan Tri Hita Karana (THK) (Sumunar, dkk., 2017).

Berdasarkan THK, segala tata aturan tersebut dikelola, diikuti, dan ditaati

dengan baik sehingga kawasan dan lingkungan di Desa Adat Tenganan

Pegringsingan senantiasa lestari. Desa Adat Tenganan Pegringsingan mempunyai

aturan-aturan untuk menjaga kelestarian hutan. Aturan tersebut terdapat dalam

awig-awig, diantaranya adalah aturan tentang larangan menebang pohon

sembarangan. Setiap pohon yang akan ditebang untuk bahan bangunan mesti

melalui rapat Desa terlebih dahulu. Desa Adat Tenganan Pegringsingan juga

melarang empat macam buah-buahan yang tidak boleh dipetik pemiliknya, baik

milik Desa ataupun milik perorangan. Keempat buah-buahan itu yakni durian,

pangi, kemiri dan tehep. Hanya jika buah itu jatuh boleh diambil. Itu pun bukan

harus pemiliknya yang boleh mengambil, siapa pun boleh mengambil, khususnya

siapa yang datang dan rajin mencari,itulah yang berhak (Sumunar, dkk., 2017).

Pemaparan di atas menunjukkan bahwa sesungguhnya masyarakat adat di Bali

sejak dahulu telah memiliki cara-cara tradisional yang khas untuk mengelola

lingkungannya (Karidewi, dkk., 2012).

Bagi kehidupan masyarakat Desa Adat Tenganan Pegringsingan, hutan

memiliki arti yang sangat penting terutama berfungsi untuk melindungi

permukiman penduduk dari bahaya tanah longsor. Kelestarian dan fungsi hutan

yang masih terjaga hingga kini merupakan keberhasilan masyarakat adat dalam

mengelola hutan dengan bertumpu pada sistem adat setempat yang dilakukan
5

melalui awig-awig desa adat (Karidewi, dkk., 2012). Berbeda halnya dengan

kondisi hutan yang dikelola oleh pemerintah pada umumnya yang telah banyak

mengalami degradasi. Sebagaimana diketahui bahwa kondisi hutan yang lestari,

memberikan ketertarikan tersendiri bagi peneliti untuk mengetahui lebih jauh

tentang fenomena dan eksistetensi dari hutan tersebut dari sisi biodiversity

(Wijana, 2014).

Upaya pelestarian sumber daya alam senantiasa berhubungan secara

langsung dengan nilai dan tingkah laku penduduk lokal. Karena itu, sungguh

ironis apabila interaksi penduduk lokal dengan lingkungannya kerap kali

diabaikan dalam upaya pelestarian alam (Suparmini, dkk., 2012). Mengingat

pentingnya peranan masyarakat lokal dalam pelestarian alam, maka tak heran

apabila pada KTT Bumi di Rio de Janeiro tahun 1992 telah dimunculkan wacana

tentang ‘konservasi tradisional’, yang berlandaskan pada kearifan budaya

tradisional, berupa praktik-praktik pemanfaatan sumber daya alam oleh

masyarakat lokal yang masih terikat pada pranata-pranata lokal yang menyatu

dalam keseharian hidupnya (Wiratno, dkk., 2001). Oleh karena itu, pengelolaan

kawasan dan lingkungan pada masyarakat Desa Adat Tenganan Pegringsingan

dengan sosial budaya tradisional, sangat penting dan menarik untuk dikaji.

Menurut beberapa penelitian yang dilakukan oleh Wijana (2004, 2005,

2006, 2008, 2009, 2010, 2012, 2013a, 2013b, 2014) masing-masing di hutan

penyangga Danau Batur (Bangli), hutan penyangga Danau Buyan (Buleleng),

Desa Tenganan Pegringsingan (Karangasem), hutan adat Desa Penglipuran

(Bangli), Desa adat Tigawasa dan Desa Cempaga (Buleleng), dan vegetasi pantai
6

wisata Lovina (Buleleng). Hasil penelitian di atas semuanya mengkaji tentang

keanekaragaman spesies tumbuhan yang ada pada lokasi penelitian secara umum.

Kajian mendalam terkait dengan keanekaragaman khususnya spesies

tumbuhan berguna belum ada penelitiannya. Di samping itu, dari sejumlah

penelitian di atas, belum ada kajian yang mendalam terkait dengan indeks

keanekaragaman spesies tumbuhan berguna berbasis sosial budaya Bali Aga di

Desa Tenganan Pegringsingan.

Dan dari hasil penelitian-penelitian yang ada, hanya disajikan dalam

bentuk daftar spesies tumbuhannya saja (daftar floristik). Daftar floristik adalah

suatu bentuk daftar nama spesies tumbuhan baik menyangkut nama ilmiah

maupun nama lokal (Wijana, 2014). Pengkajian penelitian juga tidak sampai

mengkaji pola sebaran tumbuhan secara spesifik. Pengkajian pola sebaran penting

dilakukan karena setiap spesies memilki pola sebaran yang berbeda-beda antara

satu dengan yang lainnya. Norlatifah (2016) menyatakan distribusi tumbuhan,

pola pertumbuhan serta kecepatan reproduksi tumbuhan, semuanya

mencerminkan adaptasi tumbuhan tersebut dengan lingkungannya. Pola distribusi

spesies dalam komunitas dapat mencerminkan informasi mengenai hubungan

antar spesies dan spesies dalam lingkungannya.

Berdasar uraian di atas, maka penting kiranya dilakukan kajian lebih

mendalam terkait dengan kajian pola distribusi spesies tumbuhan berguna yang

ada di hutan Bukit Kangin Desa Bali Aga Tenganan Pegringsingan. Disertai pula

dengan keanekaragaman spesies tumbuhan berguna berdasarkan sosial budaya

masyarakat yang ada di lapangan/ekosistem sesuai dengan tempat hidupnya.


7

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam penelitan ini identifikasi masalah yang ditemukan adalah sebagai

berikut.

1. Belum diketahuinya pola distribusi spesies tumbuhan berguna yang ada di

hutan Bukit Kangin Desa Bali Aga Tenganan Pegringsingan.

2. Belum teridentifikasinya spesies tumbuhan berguna yang ada di hutan

Bukit Kangin Desa Bali Aga Tenganan Pegringsingan.

3. Belum diketahuinya data klimatik dan edafik karena belum adanya suatu

penelitian.

4. Belum diketahuinya indeks keanekaragaman spesies pada tumbuhan

berguna.

5. Pemanfaatan tumbuhan berguna ini belum dihubungkan dengan sosial

budaya masyarakat setempat.

1.3 Pembatasan Masalah

Dari sekian permasalahan yang teridentifikasi di atas maka dalam

penelitian ini dibatasi dua masalah pokok yaitu mengenai pola distribusi dan

indeks keanekaragaman spesies tumbuhan berguna berbasis sosial budaya Bali

Aga yang ada di Desa Tenganan Pegringsingan.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat

dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut.


8

1. Bagaimanakah pola distribusi spesies tumbuhan berguna penyusun

vegetasi yang berada di Hutan Bukit Kangin Desa Bali Aga Tenganan

Pegringsingan ?

2. Bagaimanakah indeks keanekaragaman spesies tumbuhan berguna yang

ada di Hutan Bukit Kangin Desa Bali Aga Tenganan Pegringsingan ?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini ialah untuk :

1. Mengetahui pola distribusi spesies tumbuhan berguna penyusun vegetasi

yang berada di Hutan Bukit Kangin Desa Bali Aga Tenganan

Pegringsingan.

2. Mengetahui indeks keanekaragaman spesies tumbuhan berguna yang ada

di Hutan Bukit Kangin Desa Bali Aga Tenganan Pegringsingan.

1.6 Manfaat Hasil Penelitian

1.6.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yang diharapkan dari hasil penelitian adalah sebagai

berikut.

1. Menambah pengetahuan mahasiswa mengenai pola distribusi dan

indeks keanekaragaman spesies tumbuhan berguna berbasis sosial

budaya Bali Aga yang ada di Desa Tenganan Pegringsingan.


9

2. Dapat menunjang pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah

wawasan mahasiswa yang berkaitan dengan bidang mata kuliah

Ekologi Tumbuhan.

3. Sebagai informasi kepada masyarakat mengenai indeks

keanekaragaman spesies tumbuhan berguna berbasis sosial budaya Bali

Aga yang ada di Desa Tenganan Pegringsingan.

1.6.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang diharapkan dari hasil penelitian adalah sebagai

berikut.

1. Sebagai sumber acuan bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan

penelitian ini.

2. Diketahuinya pola distribusi spesies tumbuhan berguna dapat

dikembangkan untuk revegetasi.

3. Diketahuinya indeks keanekaragaman spesies tumbuhan berguna

berbasis sosial budaya Bali Aga dapat dipakai sebagai acuan untuk

konservasi tumbuhan di Desa Tenganan Pegringsingan.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Teori

2.1.1 Bali Aga

Menurut Wijana (2016) kehidupan sehari-hari masyarakat Bali yang

diiringi dengan berbagai kegiatan upacara senantiasa berorientasi pada soroh atau

kawitan. Mereka sangat ingat pada asal muasal dari mana asal mereka atau

kawitan. Hal ini melahirkan soroh atau wangsa atau golongan masyarakat.

Tatanan masyarakat berdasarkan soroh ini begitu kuat menyelimuti aktivitas

kehidupan masyarakat Bali. Beberapa soroh yang selama ini dikenal begitu kuat

menyelimuti aktivitas kehidupan masyarakat Bali adalah Warga Pande,

Sangging, Bhujangga Wesnawa, Pasek, Dalem Tarukan, Tegeh Pulasari, Arya,

Brahmana Wangsa, Bali Aga, Bali Majapahit, dan lain-lainnya. Perbedaan

pengaruh dari kebudayaan Jawa-Hindu di berbagai daerah di Bali dalam zaman

Majapahit, menyebabkan adanya masyarakat Bali dibagi menjadi dua kelompok

yaitu Masyarakat Bali Aga dan masyarakat Bali Majapahit.

Khusus soroh Bali Aga, dianggap sebagai Bali Asli atau Bali Purba.

Masyarakat Bali Aga kurang sekali mendapat pengaruh dari kebudayaan Jawa-

Hindu dari Majapahit dan mempunyai struktur orang Bali Aga. Masyarakat Bali

Aga pada umumnya mendiami desa-desa di daerah pegunungan seperti Desa

10
11

Sembiran, Desa Cempaga, Desa Sidatapa, Desa Pedawa, Desa Tigawasa di

Kabupaten Buleleng dan Desa Tenganan Pegringsingan di Kabupaten

Karangasem. Orang Bali Majapahit pada umumnya merupakan bagian yang

paling besar dari penduduk Bali (Wijana, 2016). Desa Tenganan Pegringsingan

merupakan desa tua di Bali dengan ciri spasial yang dipengaruhi oleh

kebudayaan Hindu Pra Majapahit sehingga termasuk desa Bali Aga.

Penekanan mendasar tentang kebudayaan Bali Aga nampak dalam

kaitannya dengan pemujaan terhadap roh-roh leluhur. Segi kebudayaan ini

banyak meninggalkan bekas-bekas dari jaman dahulu yaitu jaman Pra Sejarah.

Hasil-hasil kebudayaan yang memperlihatkan ciri ini dapat digunakan mulai dari

masalah penguburan yaitu adanya berbagai Kubur Batu dalam bentuk

Sarkofagus. Yang memberikan satu analisa bahwa sistem penguburan yang

sangat teratur telah dikenal oleh masyarakat Bali Aga pada jaman dahulu.

Sarkofah atau peti-peti lainnya banyak ditemukan pada beberapa desa di Bali

seperti di Gilimanuk Kabupaten Jembrana, Marga Tengah Kabupaten Tabanan,

Taman Bali Kabupaten Bangli dan sebagainya (Wijana, 2016).

Ciri lain dalam hubungannya sebagai ciri kebudayaan Bali Aga dalam

sistem penguburan yaitu adanya kuburan terbukaseperti di Desa Trunyan

Kabupaten Bangli. Para roh leluhur yang telah diupacarai selanjutnya rohnya itu

diperdewakan sebagai bentuk pemujaan roh nenek moyang. Roh nenek moyang

yang dipandang sebagai cikal bakal keberadaannya itu diberi gelar tertentu

seperti Desa Trunyan dikenal ada nama Datonta yang merupakan Dewa tertinggi

pujaan masyarakat Trunyan (Wijana, 2016).


12

Perkembangan belakangan ini, mengarah pada penyempurnaan konsepsi

keyakinan kepada kekuatan yang lebih tinggi (super natural) terdapat beberapa

aliran yang dimiliki oleh orang-orang Bali Aga. Konsep pemujaan terhadap

Dewa tertentu bagi masyarakat Bali Aga ada yang memeluk agama Bayu,

agama Syambhu, agama Kala, agama Brahma, agama Wisnu, dan agama Indra

(Wijana, 2016).

Sejauh ini dikatakan bahwa orang-orang Bali Aga yang menganut agama-

agama tertentu dicirikan dengan bentuk aktivitas keagamaan yang dilakukan

seperti: penganut agama Bayu mengarahkan agar umatnya menyembah Dewa

Bayu (Dewa Angin) serta waktu meninggal mayatnya diletakkan di tebing-

tebing yang dianggapnya keramat. Kepercayaan itu hingga kini masih ditemukan

di Desa Trunyan (Kintamani) (Wijana, 2016). Ciri lain dari masyarakat Bali Aga

seperti yang ada di Desa Tigawasa yaitu tidak dilaksanakannya upacara

pembakaran mayat atau Ngaben melainkan upcara sejenis yang dilaksanakan

disebut dengan upacara Nangun. Adanya konsep luan dan teben adalah ciri lain

dari kebudayaan Bali Aga seperti terlihat pada posisi desa Tenganan

Pagringsingan dengan memiliki ciri-ciri sebagai berikut : (1) desa Tenganan

Pagringsingan dibangun di atas dasar berundak-undak, (2) jalan-jalan dilapisi

dengan batu besar, (3) tempat-tempat suci dibangun dengan berundak-undak, (4)

pemeliharaan kerbau untuk upacara (Dwijendra, 2003).

Sebagaimana layaknya masyarakat asli yang tinggal di daerah

pegunungan/perbukitan maka jelas bahwa wilayahnya itu terdiri atas hutan

sebagai wilayah yang menjadi sumber kelangsungan hidupnya. Wilayah hutan

yang menjadi sumber kelangsungan hidupnya ini dijaga secara ketat dan
13

digunakan secara arif sehingga kelestarian hutan itu tetap terjaga. Disamping itu

mereka mengakui dan percaya bahwa hutan itu adalah hutan duwe yaitu hutan

milik dan/atau pemberian Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang Widhi Wasa),

sehingga harus dijaga dan dilestarikan. Dengan demikian hutan itu sampai saat

ini tetap lestari (Wijana, 2016).

Parwata (2004) mengungkapkan bahwa ciri utama fisik Desa Bali Aga

adalah ruang terbuka cukup luas yang memanjang (linier) dari arah utara menuju

selatan (kaja-kelod), yang membagi desa menjadi dua bagian. Pada posisi yang

diametral, yakni pada ujung utara (kaja) terletak Pura Puseh (tempat pemujaan

untuk Dewa Wisnu yaitu Dewa Penciptaan), di tengah sebagai tempat Pura Bale

Agung (tempat pemujaan untuk Dewa Brahma), dan pada arah selatan (kelod)

terletak Pura Dalem (tempat pemujaan untuk Dewa Siwa).

2.1.2 Desa Tenganan Pegringsingan

Desa Tenganan atau yang dikenal dengan Tenganan Pegringsingan,

merupakan salah satu Desa Adat yang termasuk ke dalam rumpun Desa Bali

Aga yang ada di pulau Bali. Desa Tenganan Pegringsingan terletak pada

o
ketinggian 70 meter dari atas permukaan air laut. Suhu rata-rata 28-30 C pada

saat musim kemarau. Desa ini termasuk Kecamatan Manggis, Kabupaten

Karangasem dengan jarak kurang lebih 17 km dari Kota Amlapura (Wijana,

2016). Desa Tenganan Pegringsingan memiliki batas wilayah sebagai berikut : di

sebelah Barat adalah Desa Ngis, di sebelah Utara adalah Desa Macang dan

Bebandem, di sebelah Timur adalah Desa Bungaya, Desa Asak dan Desa

Timrah, dan di sebelah Selatan adalah Desa Pasedahan. Luas tanah Desa

Tenganan
14

Pegringsingan adalah 1.034 Ha (Wijana, 2016). Kawasan Desa Tenganan

Pegringsingan disajikan pada Gambar 2.1

Gambar 2.1
Kawasan Desa Bali Aga Tenganan Pegringsingan
(Sumber : https:// kemdikbud.go.id/bpnbbali/desa-bali-aga-tenganan-pegringsingan/)

Secara geografi, wilayah desa adat Tenganan Pegringsing dapat dibagi

menjadi 3 komplek, yaitu: komplek pola menetap, komplek perkebunan dan

komplek persawahan. Komplek pola menetap ini termasuk dalam desa dinas

Tenganan yang terdiri atas lima banjar dinas, yaitu: (1) Banjar Tenganan

Pegringsingan; (2) Banjar Gumung; (3) Banjar Tenganan Dauh Tukad; (4)

Banjar Kangin; dan (5) Banjar Kauh. Dan desa adat Tenganan Pegringsingan

terdiri dari tiga banjar adat, yaitu: Banjar Kauh, Banjar Tengah, dan Banjar

Kangin (Banjar Pande) (Maria dan Rupa, 2017).

Menurut sebagian versi catatan sejarah, kata Tenganan berasal dari kata

tengah atau ngatengahang yang memiliki arti bergerak ke daerah yang lebih

dalam. Kata tersebut berhubungan dengan pergerakan masyarakat desa dari


15

daerah pinggir pantai ke daerah pemukiman di tengah perbukitan, yaitu Bukit

Barat (Bukit Kauh), dan Bukit Timur (Bukit Kangin) (Wijana, 2016).

Menurut Sumunar (2017) kata Pegeringsingan diambil dari kata

geringsing. Geringsing adalah produk tenun tradisional yang hanya dapat

ditemukan di Tenganan Pegringsingan. Kain geringsing dianggap sakral yakni

menjauhkan kekuatan magis jahat atau black magic. Hal ini dikatakan demikian

karena kata gringsing berasal dari dua kata yaitu gering yang berarti sakit atau

penyakit dan sing berarti tidak atau menolong. Dan kedua akar kata tersebut

yaitu kata gering dan sing disatupadukan akan menjadi kata gringsing yang

dapat berarti tidak sakit atau menolak penyakit yang dapat diperkirakan akan

terhindar dari segala penyakit.

Penduduk Desa Tenganan Pegringsingan tercatat berjumlah 232 kepala

keluarga (KK) atau ± 670 jiwa. Aktivitas keseharian warga Tenganan

Pegringsingan yakni bertani atau pun menekuni usaha kerajinan. Perekonomian

masyarakat selain dari pertanian juga berasal dari kegiatan menjual hasil

kerajinan berupa kain gringsing yang harganya mahal, karena pengerjaannya

memerlukan waktu yang lama. Ada pula masyarakat yang menjual kerajinan lain

berupa kerajinan dari bambu, lukisan pada daun lontar, dan sebagainya

(Sumunar, dkk., 2017).

Sejarah lain mengatakan bahwa masyarakat Tenganan Pegringsingan

berasal dari Desa Peneges, Gianyar yang dulu disebut sebagai Bedahulu.

Menurut cerita rakyat, Raja Bedahulu pernah kehilangan salah satu kuda

Onceswara dan orang-orang mencarinya ke Timur. Kuda tersebut ditemukan

tewas oleh Ki Patih Tunjung Biru, orang kepercayaan sang raja. Atas
16

loyalitasnya, Ki Patih Tunjung Biru mendapatkan wewenang untuk mengatur

daerahnya yang memiliki aroma dari bangkai (carrion) kuda Onceswara

tersebut. Ki Patih mendapatkan daerah yang cukup luas karena dia memotong

bangkai kuda Onceswara tersebut dan menyebarkannya sejauh bangkai kuda itu

tercium (Wijana, 2016).

Bagian-bagian dari tubuh bangkai kuda Onceswara tersebut tersebar di

berbagai tempat seputaran Desa Tenganan Pegringsingan, seperti: kaki kanannya

diletakkan di Penimbalan Kangin, kaki kirinya diletakkan di Penimbalan Kauh,

perut besarnya diletakkan di Batukeben (Utara), kotorannya diletakkan di Pura

Tikik, kemaluannya diletakkan di Pura Kaki Dukun, dan ekornya diletakkan di

Rambut Pule. Tempat-tempat bagian tubuh bangkai kuda Onceswara itu

ditemukan, selanjutnya dianggap sebagai tempat suci oleh masyarakat setempat.

Tempat-tempat suci yang ada kaitannya dengan matinya kuda Onceswara dapat

dilihat sampai sekarang seperti disajikan pada Gambar 2.2. (Wijana, 2016).

Gambar 2.2
Tempat-tempat Suci Ditemukannya Tubuh Bangkai Kuda Onceswara
: (a) Pura Batu Keben, (b) Batu Jaran, (c) Pura Rambut Pule, (d)
Pura Kaki Dukun, (e) Pura Taikik (Sumber : Dokumentasi Desa)
17

Kaki Dukun merupakan tempat suci yang terletak di bukit bagian utara

Desa Tenganan Pegringsingan. Bentuknya menyerupai phallus (kemaluan) kuda

dalam keadaan tegak. Menurut anggapan masyarakat setempat, apabila ada

sepasang suami istri belum memperoleh keturunan dalam perkawinannya maka

mereka memohon ke tempat suci Kaki Dukun, agar bisa mempunyai keturunan.

Batu Taikik atau Batu Talikik merupakan tempat suci yang terdapat di bukit

bagian utara. Merupakan bentuk monolith yang terbesar di wilayah Desa

Tenganan Pegringsingan. Pura Batu Taikik dianggap sebagai bekas isi perut atau

kotoran kuda Onceswara. Upacara yang dilaksanakan disini dengan tujuan

memohon kemakmuran (Wijana, 2016).

Rambut pule merupakan tempat suci di bagian utara Desa Tenganan

Pegringsingan, yang berupa onggokan batu-batu kali. Rambut pule ini oleh

masyarakat setempat dipercaya sebagai tempat bekas kepala kuda dan rambut

kuda. Penimbalan merupakan tempat suci yang terletak di bukit papuhun yaitu

bukit di bagian barat Desa Tenganan Pegringsingan. Penimbalan ini berbentuk

monolith yang oleh masyarakat setempat dianggap sebagai bekas pahanya kuda.

Upacara yang dilaksanakan di tempat ini berkaitan dengan upacara untuk

Teruna Nyoman. Batu Jaran merupakan tempat suci yang terdapt di bagian utara

Desa Tenganan Pegringsingan yang dianggap sebagai bekas matinya kuda

Onceswara (Wijana, 2016).

Sejak diberikannya hak untuk mendiami wilayah seperti yang sudah di

tentukan tersebut maka warga Peneges membangun sebuah Desa di antara tiga

buah Bukit yaitu Bukit Kangin, Bukit Kauh, dan Bukit Kaja. Dikarenakan letak

desa yang berada di antara tiga buah Bukit inilah yang menyebabkan Desa ini
18

disebut Tengahan. Lama-kelamaan berubahlah menjadi Tenganan (Wijana,

2016). Menurut Wijana (2016) pada zaman dahulu ada desa yang terletak dekat

Candi Dasa disebut Desa Peneges. Penduduk Desa Peneges ini mempunyai

hubungan dengan orang-orang di Desa Teges daerah Bedahulu Gianyar. Lama-

kelamaan warga Peneges pindah ke pedalaman atau ngetengahang yang umum

dikenal sampai saat ini.

Bukti-bukti empirik di atas khususnya mengenai sejarah Desa Tenganan

Pegringsingan sampai saat ini masih terlihat seperti hubungan orang-orang

Peneges di daerah Beratan dengan warga Tenganan Pegringsingan sampai kini

terjalin baik. Jika di Desa Tenganan Pegringsingan melaksanakan upacara adat,

orang-orang Peneges di Beratan diundang untuk menghadiri dan sebaliknya.

Orang-orang Peneges (Beratan) yang hadir di Tenganan Pegringsingan

dibolehkan naik Bale Agung dan masuk ke dalam tempat suci yang ada di

lingkungan Desa Tenganan Pegringsingan. Bahkan ketika pemangku di

Tenganan Pegringsingan berhalangan untuk memimpin upacara, maka dapat

ditunjuk pemangku dari Beratan sebagai penggantinya. Keseharian hidup di

Desa masih diatur oleh hukum adat yang disebut awig-awig. Hukum tersebut

ditulis pada abad ke-11 dan diperbaharui pada tahun 1842 (Wijana, 2016).

Masyarakat Tenganan Pegringsingan mengajarkan dan memegang teguh

konsep Tri Hita Karana (Konsep dalam ajaran Hindu) dan mewujudkannya

dalam kehidupan sehari-hari. Tri berarti tiga dan Hita Karana berarti penyebab

kebahagiaan untuk mencapai keseimbangan dan keharmonisan. Tri Hita Karana

terdiri dari Perahyangan (hubungan yang seimbang antara manusia dengan

Tuhan), Pawongan (hubungan yang harmonis antara manusia dengan manusia


19

lainnya), dan Palemahan (hubungan yang harmonis antara manusia dengan

lingkungan alam sekitar) (Wijana, 2016).

2.1.3 Pola Distribusi Spesies

Tumbuhan yang tumbuh secara alami di suatu area tertentu hidup

mengelompok membentuk masyarakat tumbuhan atau vegetasi. Vegetasi adalah

kumpulan dari komunitas, dengan komposisi floristik, struktur morfologi, dan

fisiognomi yang khas yang ada dan menutupi suatu bentang alam dengan luasan

tertentu, serta dapat membentuk ekosistem vegetasi tertentu pada bentang alam

tersebut (Wijana, 2014).

Barbour et.al. (1987) menyatakan sebaran populasi spesies tumbuhan

dalam suatu areal habitat dikenal dengan istilah pola diatribusi atau pola sebaran.

Pola distribusi atau pola sebaran ruang (spasial) pada tumbuhan adalah salah

satu karakteristik yang penting dalam suatu komunitas ekologi yang akan

memberi informasi tambahan tetang posisi masing-masing spesies. Dikarenakan

hal ini menjadi suatu hal yang mendasar dari setiap kelompok organisme dan

merupakan tahap awal dalam meneliti suatu komunitas. Sedangkan pengertian

distribusi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai

sebaran benda (tumbuhan) dalam suatu wilayah geografi tertentu yang kemudian

akan berkorelasi dengan pola sebaran dari tumbuhan bersangkutan. Distribusi

tumbuhan ini bervariasi bergantung pada keadaan lingkungan, hewan yang

terdapat pada lingkungan, suhu, dan faktor kesengajaan dari manusia seperti

misalnya di tanam dan lain sebagainya. Maka dari itu tidak jarang terjadi

distribusi tumbuhan dalam cakupan wilayah yang sangat luas untuk satu jenis
20

individu saja. Pola sebaran tumbuhan terbagi menjadi tiga pola yang diantaranya

terdiri dari pola acak, pola seragam dan pola mengelompok (Barbour et.al.,

1987).

Odum (1996) menyatakan pola acak yaitu lokasi tumbuhan tumbuh

sembarangan, tumbuhan tidak mempunyai arah dan posisi terhadap lokasi lain

dari jenis yang sama. Pola seragam digambarkan seperti pola pohon pada suatu

perkebunan, yang ditanam dengan jarak teratur satu sama lain. Pola

mengelompok hadirnya satu jenis tumbuhan berarti terdapat kemungkinan besar

untuk menemukan yang lainnya dari jenis yang sama di dekatnya.

Aiyda (2015) menyatakan bahwa suatu populasi memiliki kekhasan dasar

yang menarik bagi sesorang ekologi adalah ukuran dan rapatnya. Jumlah

individu dalam populasi mencirikan ukurannya dan jumlah individu populasi

dalam suatu daerah atau satuan volume adalah rapatannya. Tumbuhan tersebar di

alam disebabkan karena adanya perbedaan dalam kondisi lingkungan, sumber

daya dan gangguan yang kesemuanya merupakan sejumlah kecil faktor yang

mempengaruhi sebaran tumbuhan.

Barbour et.al. (1987) menyatakan bahwa sebaran secara acak sangat

jarang terjadi di alam, melainkan biasanya tumbuhan menyebar dengan pola

mengelompok dan berkumpul. Sebaran secara seragam/teratur/reguler,

umumnya terdapat pada tumbuhan, terutama pada daerah yang dibudidayakan.

Budidaya adalah salah satu teknik yang dilakukan agar individu sejenis

berkumpul. Persaingan yang kuat dalam populasi sangat mempengaruhi

penyebaran semacam ini (Wijana, 2014). Di samping itu adanya antagonisme

positif yang mendorong pembagian ruang yang sama. Pada tumbuhan misalnya,
21

pesaingan untuk mendapatkan nutrient dan ruang. Sebaran secara berkelompok

adalah hal yang paling sering terjadi di alam. Adapun yang menyebabkan hal

tersebut dapat terjadi adalah:

1) Respons dari organisme terhadap perubahan cuaca musiman, akibat

dari cara atau proses reproduksi/regenerasi, dan

2) Sifat-sifat organisme dengan organ vegetatifnya yang menunjang

untuk terbentuknya kelompok atau koloni (Barbour et.al., 1987).

Pola sebaran tumbuhan digambarkan seperti berikut ini.

X X X X XXX XX XXXX

X X X X XXXX
X XXXXX XXX
X X XX
X X X
X X X
XXXXX
XXXXX
X X X X X X XXXXX
X X X X
X X X
Teratur Acak Mengelompok

Gambar 2.3
Pola Sebaran pada Tumbuhan
(Sumber : Moore dan Chapman (1986) dalam Wijana (2014)

2.1.4 Keanekaragaman Spesies

Menurut Wirakusumah (2003), keragaman merupakan ukuran integrasi

komunitas biologi dengan menghitung dan mempertimbangkan jumlah populasi

yang membentuknya dengan kelimpahan relatifnya. Keragaman akan cenderung

lebih rendah dalam ekosistem yang secara fisik terkendali dan lebih tinggi dalam

ekosistem yang diatur secara biologi. Ariffien (2001) menjelaskan bahwa


22

keragaman jenis dapat diartikan sebagai jumlah jenis diantara jumlah total

individu dari seluruh jenis yang ada.

Keragaman jenis dapat digunakan untuk menyatakan stuktur komunitas

dan dapat digunakan untuk mengukur stabilitas komunitas, yaitu kemampuan

suatu komunitas untuk menjaga dirinya tetap stabil meskipun ada gangguan

terhadap komponen-komponennya. Suatu komunitas dikatakan memiliki

keanekaragaman jenis yang tinggi apabila komunitas tersebut disusun oleh

banyak jenis. Sebaliknya suatu komunitas dikatakan memiliki keragaman jenis

rendah jika komunitas tersebut disusun hanya oleh sedikit jenis tertentu

(Indriyanto, 2008). Lebih lanjut Indriyanto (2008) menyatakan bahwa

keragaman jenis yang tinggi menunjukkan bahwa suatu komunitas memiliki

kompleksitas yang tinggi karena terjadi interkasi yang tinggi antar jenis dalam

komunitas tersebut

Wijana (2016) menyatakan bahwa keanekaragaman atau diversitas

adalah suatu keragaman atau perbedaan di antara suatu kelompok. Dalam

ekologi, umumnya keanekaragaman mengarah ke keanekaragaman spesies, yang

pengukurannya melalui jumlah spesies dalam komunitas dan kelimpahan

relatifnya. Keanekaragaman spesies terdiri atas dua komponen yaitu jumlah

spesies yang ada, umumnya mengarah ke kekayaan spesies (richness) dan

kelimpahan relatif spesies yang mengarah ke kesamaan atau kerataan spesies

(eveness atauequitability). Jadi, keanekaragaman spesies merupakan gabungan

dari konsep Richness (kekayaan) dan Equitability (kematangan) dari spesies

tertentu.
23

Canter (1996) menyatakan Keanekaragaman Spesies (Diversity Species)

adalah variasi keanegaragaman spesies baik tumbuham, hewan dan organisme

yang hidup di suatu ekosistem atau tempat tertentu. Keanekaragaman jenis atau

spesies adalah adanya perbedaan yang bisa ditemukan pada kelompok atau

komunitas pada berbagai spesies yang hidup di suatu habitat.

Wijana (2014) menyatakan bahwa Indonesia yang terletak di daerah

khatulistiwa dan di antara dua benua, memiliki curah hujan yang cukup tinggi,

rata-rata 200-225 cm/tahun. Dengan curah hujan yang tinggi dan merata, cahaya

matahari sepanjang tahun, dan suhu yang cukup hangat dengan suhu rata-rata

o
27 C sehingga Indonesia memiliki keanekaragaman flora yang cukup tinggi.

Sekitar 25.000 spesies tumbuhan sudah dapat diidentifikasi. Dari data yang telah

disebutkan, itu membuktikan bahwa tingkatbiodiversitas di Indonesia sangatlah

tinggi. Kita dapat menemui berbagai jenis tumbuhan di lingkungan yang ada

disektar kita. Seperti keanekaragaman tumbuhan yang berguna bagi masyarakat

setempat misalnya terati, daun mimba, dadap, pisang, daun rumbi dan lain-lain.

Terati, daun mimba, dadap, pisang yang merupakan contoh tumbuhan simbol

tubuh yang berguna untuk upacara pitra yadnya, sedangkan daun rumbi berguna

untuk pembuatan atap rumah yang ada di Desa Tenganan Pegringsingan.

Masing-masing spesies tumbuhan tersebut memiliki cirinya sendiri yang

nantinya akan membentuk keanekaragaman makhluk hidup yang disebut dengan

keanekaragaman hayati. Kita dapat menjumpai keanekaragaman makhluk hidup

(tumbuhan) yang berbeda-beda di setiap lingkungan yang ada. Keanekaragaman

tersebut terdiri dari berbagai variasi bentuk, warna, dan sifat-sifat lain dari
24

makhluk hidup. Sedangkan spesies yang sama terdapat keseragaman pada

spesies (Wijana, 2014).

Keanekaragaman spesies berperan untuk mempertahankan keberlanjutan

ekosistem. Lingkungan memiliki keanekaragaman hayatinya masing-masing.

Tumbuhan yang ada di Desa Bali Aga Tenganan Pegringsingan yang berguna

bagi masyarakat setempat belum tentu ada di daerah lain dengan kegunaan yang

sama karena setiap daerah yang ada di Bali memiliki sosial budayanya masing-

masing. Keanekaragaman spesies tumbuhan yang ada memiliki manfaat untuk

menunjang kehidupan manusia seperti keanekaragaman dari tumbuhan yang

berguna bagi daerah setempat yaitu misalnya tumbuhan yang dapat digunakan

untuk sandang, pangan, papan dan upacara keagamaan bagi masyarakat Hindu.

2.1.5 Sosial Budaya Masyarakat Bali Aga Tenganan Pegringsingan

Kebudayaan merupakan konsep yang sangat kompleks karena

menyentuh semua aspek kehidupan masyarakat (meliputi kepercayaan,

kesusilaan, adat istiadat, hukum, seni, dan juga semua kebiasaan yang dipelajari

oleh manusia) sehingga menjadi bagian dari kehidupan masyarakat itu sendiri.

Sebagai sebuah konsep, budaya membantu memahami bagaimana kita

berperilaku tertentu dan menjelaskan perbedaan dari sekelompok orang. Budaya

adalah produk yang dipedomani oleh individu-individu yang tersatukan dalam

sebuah kelompok. Dalam hal ini budaya juga menjadi pengikat dari individu-

individu tersebut yang memberi ciri khas keanggotaan suatu kelompok yang

berbeda dengan individu-individu dari kelompok budaya lain (Dayakisni dan

Yuniardi, 2003).
25

Budaya Bali adalah salah satu budaya yang ada di Indonesia yang

terkenal sampai ke mancanegara karena keeksotisan alamnya, kemanusiaannya

dan yang paling penting karena budayanya. Keeksotisan Bali tidak hanya terlihat

melalui individu itu sendiri, melainkan juga melalui struktur sosial dan lembaga.

Di Bali banyak terdapat Desa Adat yang memikili ciri khasnya masing-masing.

Salah satunya yaitu desa adat Tenganan Pegringsingan yang disebut sebagai

orang Bali Aga (Bali Asli).

Kebudayaan desa Tenganan yang dirasakan masih sangat kental dan

sangat mewarnai kehidupan bermasyarakat di dalam desa sampai saat ini secara

jelas menunjukkan bahwa leluhur desa secara konsisten selalu mewariskan

kebudayaan nenek moyang mereka kepada generasi penerus sehingga identitas

diri mereka tidak akan luntur dimakan jaman. Rumah adat Tenganan

Pegringsingan dibangun dari campuran batu merah, batu sungai, dan tanah.

Sementara atapnya terbuat dari tumpukan daun rumbi. Rumah adat yang ada

memiliki bentuk dan ukuran yang relatif sama,dengan ciri khas berupa pintu

masuk yang lebarnya hanya berukuran satu orang dewasa. Ciri lain adalah

bagian atas pintu terlihat menyatu (Wijana, 2016).

Berbagai upaya dan cara dilakukan dalam mewariskan kebudayaan desa

Tenganan kepada penerus mereka. Sejak masih kecil, orang Tenganan

dikenalkan kepada adat istiadat dan tradisi dengan cara melibatkan mereka

dalam setiap kegiatan. Orang tua dan para tetua desa selalu memberikan nasihat-

nasihat mengenai apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh seorang

warga Tenganan (Sumunar, dkk., 2017).


26

Masyarakat Tenganan mengaku masih menganut Hindu sekte Indra. Hal

ini dikarenakan orang Tenganan diyakini merupakan keturunan dari para ksatria

kuno yang merupakan “anak buah” dari Dewa Indra. Hindu Indra ini merupakan

salah satu aliran agama Hindu yang meyakini bahwa Dewa Indra adalah Dewa

Perang yang merupakan Dewa dari Para Dewa. Hindu Indra sendiri merupakan

aliran agama Hindu yang asli berasal dari India, namun seiring zaman, Hindu

Indra disinyalir telah punah dari bumi Bali (Wijana, 2016).

Esensi dari agama Hindu Indra tidaklah berbeda dengan Hindu Dharma

(Hindu Bali) yang dianut oleh masyarakat Bali pada umumnya, hanya saja

kepercayaan kepada Dewa Indra ini berpengaruh terhadap adat istiadat desa

yang diyakini berbeda dari tradisi dan adat istiadat Bali pada umumnya.

Penduduk desa ini memiliki tradisi unik dalam merekrut calon pemimpin desa,

salah satunya melalui proses adat mesambar-sabatan biu (perang buah pisang).

Calon prajuru desa di didik menurut adat setempat sejak kecil atau secara

bertahap dan tradisi adat tersebut merupakan semacam tes psikologis bagi calon

pemimpin desa. Pada tanggal yang telah ditentukan menurut sistem penanggalan

setempat (sekitar Juli) akan digelar ngusaba sambah dengan tradisi unik berupa

mageret pandan (perang pandan). Dalam acara tersebut dua pasang pemuda desa

akan bertarung di atas panggung dengan saling sayat menggunakan duri-duri

pandan. Walaupun akan menimbulkan luka, mereka memiliki obat antiseptik

dari bahan umbi-umbian yang akan diolesi pada semua luka hingga mengering

dan sembuh dalam beberapa hari. Tradisi tersebut untuk melanjutkan latihan

perang rutin dan menciptakan warga dengan kondisi fisik serta mental yang
27

kuat. Penduduk Tenganan Pegringsingan dikenal sebagai penganut Hindu aliran

Dewa Indra, yang dipercaya sebagai Dewa perang (Wijana, 2016).

Tradisi tersebut berkaitan dengan aliran Dewa Indra sebagai Dewa Perang

untuk menciptakan warganya dengan kondisi fisik dan mental yang kuat dengan

latihan perang rutin yang tidak ada pada sosial budaya di desa lain.

2.1.6 Tumbuhan Berguna

Pada Masa Bali Kuno (periode tahun 800 atau abad ke-VIII) masyarakat

telah berinteraksi dengan lingkungan tumbuh-tumbuhan. Hal ini ditunjukkan

dengan adanya tumbuh-tumbuhan yang dipandang oleh masyarakat memiliki

nilai sakral maupun profan. Seperti yang disampaikan oleh bendesa Adat

Penglipuran (I Wayan Supat) jika masyarakat ingin memanfaatkan kayu di

kawasan hutan terlebih dahulu harus melakukan upacara nunas (memohon)

kepada Tuhan yang bermanifestasi sebagai penguasa hutan. Konsep semacam ini

menunjukkan adanya kepercayaan masyarakat terhadap tumbuh-tumbuhan yang

memiliki nilai sakral. Secara umum masyarakat Bali menganggap pohon-pohon

besar yang berada di kawasan suci memiliki nilai sakral. Seperti masyarakat di

pedesaan yang percaya bahwa beringin adalah tempat tinggal roh-roh halus,

hingga tidak jarang ditemukan sesajen, dan diikat menggunakan kain hitam putih

pada pohon beringin yang berada di kawasan suci. Kelangsungan hidup manusia

biasanya tidak terlepas dari lingkungan alam sekitarnya termasuk tumbuh-

tumbuhan (Sumiartini, dkk., 2017).

Tumbuhan yang dikatakan memiliki nilai profan adalah tumbuhan yang

dimanfaatkan dalam kebutuhan hidup manusia. Seperti yang disampaikan oleh


28

Kelihan Adat Tenganan Pegringsingan (I Ketut Sudiastika) apabila menebang

pohon tertentu harus seizin para pengurus maupun krama desa. Menurut

masyarakat setempat hutan dipercaya sebagai manifrestasi Dewa Wisnu (Dewa

pemelihara alam semesta) (Sumiartini, dkk., 2017).

Berdasarkan Heyne (1987) kategori pemanfaatan tumbuhan secara

ekonomis terdiri atas sandang, papan, pangan, obat-obatan, industri, keperluan

rumah tangga (kayu api), upacara agama dan lain-lain. Untuk organ dari

tumbuhan yang bisa digunakan yaitu akar, batang, daun, buah dan bunga

tergantung dari kebermanfaatan tumbuhan tersebut.

Sejak Masa Bali Kuno hingga saat ini tumbuh-tumbuhan memiliki nilai

penting bagi masyarakat. Tumbuh-tumbuhan yang disebut dalam prasasti Masa

Bali Kuno merupakan tumbuh-tumbuhan yang memiliki nilai penting, baik itu

bagi raja, tokoh agama, tabib serta tokoh masyarakat lainnya, oleh karena itu

tumbuh-tumbuhan tersebut sebagian besar dilestarikan hingga kini. Tumbuh-

tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat sangat berkaitan dengan kondisi

setempat (desa, kala, patra). Prasasti yang dijadikan objek pada penelitian ini

berupa prasasti yang menyebutkan tumbuh-tumbuhan diantaranya: prasasti

Buwahan A Śaka 916, prasasti Ujung Pura Dalem Śaka 932, prasasti Abang Pura

Batur A Śaka 933, prasasti Batuan Śaka 944, prasasti Sawan Śaka 945, prasasti

Tengkulak A Śaka 945, prasasti Dawan Śaka 975, prasasti Belantih A Śaka 980,

prasasti Sawan B Śaka 987, prasasti Sembiran A Śaka 987, prasasti Sukawati A

(tanpa angka tahun), prasasti Pandak Badung Śaka 993, prasasti Klungkung A

Śaka 994, prasasti Sawan A Śaka 995, prasasti Srokadan B Śaka


29

999, prasasti Julah Tengah (tanpa angka tahun), prasasti Klandis (tanpa angka

tahun), dan prasasti Sawan C Śaka 1020 (Sumiartini, dkk., 2017).

Berdasarkan hasil analisis ahli aksara pada 18 prasasti Masa Bali Kuno

abad X-XI M dapat diketahui terdapat beberapa jenis tumbuh-tumbuhan yang

dimanfaatkan pada masa itu (Sumiartini, dkk., 2017). Berikut adalah

beberapanama tumbuhanyang ada dalam 18 Prasasti Masa Bali Kuno Abad X-XI

M yang disajikan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1
Daftar Spesies Tumbuhan dalam 18 Prasasti Masa Bali Kuno Abad X-XI M

NAMA LOKAL
NO Bahasa Nama Ilmiah
Pada Prasasti Bahasa Bali Indonesia
Abad X-XI Kepara
1 Atak Kacang Ijo Kacang hijau Phaseolus radiatus
Roxb.
2 Bawang Bawang Bawang merah Allium cepa var.
ascalonicum L.
3 Bodhi Ancak Bodi Ficus rumphii Blume
4 Cabya Tabia Cabai Capsicum frutescens L.
5 Camalagi Celagi Asam Tamarindus indica L.
6 Camara Camara Camara Casuarina junghuniana
L.
7 Duryyan Duren Durian Durio zibethinus Adans
8 Hampyal Tiying ampel Bambu ampel Bambusa vulgaris
Schrad.
9 Hano Jaka Enau Arenga pinnata Merr.
10 Jawa Jawawut Jewawut Setaria italic Miq.
11 Jirěk Semage Jeruk Citrus auratium L.
12 Jnahli Jali-jali Jali Coix lacryma-jobi L.
13 Kamiri Tingkih Kemiri Aleurites moluccana
Forst.
14 Kapulaga Kapulaga Kapulaga Amomum compactum
Sol.
15 Katumbar Ketumbah Ketumbar Coriandrum sativum L.
16 Kemukus Tabia bun Kemukus Piper cubeba Vahl.
17 Kesumba - Kesumba Bixa orellana L.
30

NAMA LOKAL
Bahasa
NO Pada Prasasti Bahasa Bali Nama Ilmiah
Indonesia
Abad X-XI Kepara
18 Kpas Gamet, kapas Kapas Gossypium arboreum L.
19 Laktan Ketan Ketan putih Oryza sativa L. var.
forma glutinosa
20 Laktan bang Baas barak Padi merah Oryza sativa
21 Laktan hireng, Injin Ketan hitam Oryza sativa L. var.
injin forma glutinosa
22 Mamangnila Tarum, taum Nila Indigofera hendecaphylla
L.
23 Měndě Mundeh Mundu Garcinia dulcis Kurz.
24 Nangka Nangke Nangka Artocarpus heterophyllus
Forst.
25 Nira Tebu Tebu Saccharum officinarum
L.
26 Nyū Nyuh Kelapa Cocos nucifera L.
27 Pagagan Padi gage Padi gaga Oryza sativa L. var.
Culta
28 Pari Padi Padi Oryza sativa L.
29 Pipakan Jae Jahe Zingiber officinale Mill.
30 Pisang Biu Pisang Musa paradisiaca L.
31 Ptung Tiying Bambu petung Dendrocalamus asper
gelepung Nees
32 Pucang Buah Pinang Areca catechu L.
33 Rangin Dadap Dadap Erythrina variegate L.
34 Rasuna Kesuna Bawang putih Allium sativum L.
35 Ripta Ental Rontal Borassus flabellifer L.
36 Skar kuning Kembang Kasia emas Cassia surattensis L.
kuning
37 Taļs Keladi Talas Colocasia esculenta
Schott
38 Walatu Bandil Rotan Calamus manan Miq.
39 Waringin Bingin Beringin Ficus benjamina L.
40 Wijyan Lenge Wijen Sesamum indicum L.
41 Wuluḥ Tiying buluh Bambu buluh Schizostachyum
brachycladum Nees
42 Waluḥ Waluh Labu merah Cucurbita moschata L.
43 Wungkudu Tibah Mengkudu Morinda citrifolia L.
44 Wunut Bunut Gondang Ficus variegata Blume
45 sedda Base Sirih buah Piper betle L.

(Sumber : Sumiartini, dkk., 2017)


31

Breguet dan Ney sebagaimana yang dikutip dalam Wijana (2016)

mempelajari perkembangan cara pengobatan di Desa Tenganan Pegringsingan.

Disebutkan bahwa sebelum tahun 1978, hanya tiga orang masyarakat yang pergi

berobat ke dokter di luar Desa, sedangkan sebagian besar lainnya memilih pergi

ke dukun atau balian untuk pengobatan tradisional. Selanjutnya, ketika

penelitian dilanjutkan pada tahun 1991 didapati bahwa dari 373 responden, 48 %

diantaranya berobat ke dokter, 24 % berobat ke dokter dan balian, sedangkan 28

% masih tetap memilih berobat ke balian. Hal ini menunjukan bahwa di tengah-

tengah derasnya arus modernisasi dalam dunia pengobatan, masyarakat

Tenganan Pegringsingan masih mempunyai keterkaitan yang kuat dengan sistem

pengobatan tradisional yang memanfaatkan tumbuhan dari hutan. Artinya dalam

hal ini tumbuhan berperan penting dalam kehidupan masyarakat di Desa

Tenganan Pegringsingan khususnya dalam bidang pengobatan.

2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian terkait penggunaan tumbuhan mengenai ditribusi dan

diversitas tumbuhan simbol tubuh adalah sebagai berikut :

1. Tumbuh-tumbuhan yang Dimanfaatkan pada Masa Bali Kuno X-XI M

(Kajian Epigrafi) oleh Sumiartini, dkk. (2017). Penelitian ini

bertujuanuntuk mendokumentasikan pengetahuan masyarakat pada Masa

Bali Kuno abad X-XI M terkait keanekaragaman tumbuh-tumbuhan yang

dimanfaatkan dengan adanya kebijakan raja terkait pelestarian

lingkungan yang disebut dengan istilah “kayu larangan”. Dan tujuan

secara khusus untuk mengetahui jenis tumbuh-tumbuhan, tujuan


32

dimanfaatkannya tumbuh-tumbuhan, dan persepsi masyarakat terhadap

tumbuh-tumbuhan.

2. Analisis Komposisi dan Keanekaragaman Spesies Tumbuhan di Hutan

Desa Bali Aga Tigawasa, Buleleng, Bali oleh Wijana, N. (2014).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi dan besarnya indeks

keanekaragaman spesies tumbuhan pada vegetasi hutan adat yang ada di

Desa Bali Aga Tigawasa, Buleleng. Penelitian ini termasuk penelitian

eksploratif.

3. Keanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp. di Gunung

Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak oleh Baloari,

dkk. (2013). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis – jenis,

keanekaragaman dan pola distribusi Nepenthes spp. di Gunung

Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak. Pengambilan

sampel menggunakan Teknik Sampling Kuadrat. Hasil penelitian

menunjukkan adanya 3 spesies Nepenthes di Gunung Semahung yaitu

Nepenthes ampullaria, Nepenthes mirabilis dan Nepenthes gracilis.

Keanekaragaman jenis Nepenthes Gunung Semahung di setiap

ketinggian tergolong rendah. Pola distribusi N. ampullaria, N. gracilis

dan N. mirabilis mengelompok.

4. Etnobotani Tumbuhan Berguna oleh Masyarakat Sekitar Kawasan KPH

Model Kapuas Hulu oleh Haryanti, E. S., F. Diba dan Wahdina (2015).

Penelitian ini bertujuan untukmengetahui jenis-jenis tumbuhan berguna

yang dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar kawasan KPH Model


33

Kapuas Hulu, serta untuk mengetahui bagian-bagian dari tumbuhan yang

digunakan dan manfaat tumbuhan tersebut bagi masyarakat.

5. Pemetaan Pohon Bernilai Budaya Bali yang Langka di Kota Denpasar

oleh Mahendra, dkk. (2011). Penelitian ini bertujuan

untukmengidentifikasi jenis pohon bernilai sosial budaya Bali yang

digolongkan langka dan membuat pemetaan pohon budaya Bali yang

langka di Kota Denpasar.

6. The Mapping of Rare Plant Species Distribution and The Distribution

Pattern in The Village Forest of Penglipuran, Bangli, Bali oleh Wijana,

N. dan I G. A. N. Setiawan (2017). Penelitian ini bertujuan untuk

menghasilkan peta distribusi spesies tanaman langka di hutan desa

Penglipuran, Bangli, Bali, dan untuk mengetahui pola distribusi spesies

tanaman langka di hutan desa Penglipuran, Bangli, Bali. Penelitian ini

adalah penelitian eksploratif dan deskriptif. Populasi penelitian ini adalah

daerah pemetaan dan spesies tanaman langka. Sampel penelitian adalah

area pemetaan yang diambil dari semua perbatasan hutan dan spesies

tanaman langka adalah tanaman langka yang tercakup dalam kuadrat.

7. The Mapping Of Rare Plant Species Distribution In Monkey Forest,

Ubud, Gianyar, Bali oleh Wijana, N. dan I G. A. Wesnawa (2018).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui spesies tanaman langka yang

ada di wisata hutan dan distribusi pemetaannya di alam asli. Pemetaan

distribusi spesies tanaman langka menggunakan metode pemetaan

sederhana yaitu kompas poligon sederhana dan GPS. Identifikasi spesies

tanaman langka dilakukan melalui wawancara, kuesioner, pengamatan,


34

dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi

spesies tanaman langka di Hutan Monyet dalam kelompok.

8. The Diversity of Locally Useful Plants in Batu Ampar Village Near Bukit

Raja Mandara Protected Forest Area in South Bengkulu District oleh

Wiryono dan Lipranto (2013). Penelitian ini bertujuan untuk

mendokumentasikan keanekaragaman tanaman yang digunakan oleh

penduduk desa Batu Ampar, Kecamatan Kedurang, Kabupaten Bengkulu

Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penduduk desa

menggunakan sebanyak 83 spesies tanaman untuk delapan kategori, yaitu

makanan, diikuti oleh obat-obatan, konstruksi, kayu bakar, pagar dan

pagar, kerajinan tangan, pewarna dan racun.

2.3 Kerangka Berpikir

Perbedaan pengaruh dari kebudayaan Jawa-Hindu di berbagai daerah di

Bali dalam zaman Majapahit, menyebabkan adanya dua soroh masyarakat di

Bali yaitu masyarakat Bali Aga dan masyarakat Bali Majapahit. Khusus soroh

Bali Aga, dianggap sebagai Bali Asli. Pada umumnya masyarakat Bali Aga

bertempat tinggal di daerah pegunungan. Desa Tenganan Pegringsingan

merupakan salah satu soroh Desa Bali Aga yang ada di Bali, yang merupakan

sebuah desa yang terletak di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem.

Pemukiman Desa Tenganan Pegringsingan dikelilingi oleh hutan yang sampai

saat ini masih memelihara dan melestarikan kawasan dan lingkungannya.


35

Masyarakat disana memiliki aturan-aturan berdasarkan sosial budaya

mereka untuk menjaga kelestarian hutan. Aturan tersebut terdapat dalam awig-

awig, diantaranya aturan tentang larangan menebang pohon sembarangan.

Berkaitan dengan kelestarian flora disana juga, warga Tenganan Pegringsingan

tidak diperkenankan menjual atau memberikan ijuk kepada orang lain. Larangan

ini dibuat bertujuan untuk menjaga dan melestarikan kehidupan pohon enau

sebagai penghasil ijuk. Karena pohon enau sendiri menjadi tumbuhan pokok

yang merupakan salah satu tumbuhan berguna yang ada di hutan Desa Tenganan

Pegringsingan. Tumbuhan secara umum dapat digunakan untuk keperluan

sandang, pangan, papan, obat, rumah tangga, dan religius. Tumbuhan berguna

yang ada di dalam hutan Desa Tenganan Pegringsingan, tidak hanya berguna

dari sisi nilai ekonomi, tetapi juga dari sisi budaya, sosial, dan religius.

Berdasarkan pemaparan di atas, untuk lebih jelas mengenai

kebermanfaatan spesies tumbuhan berguna yang ada di dalam hutan tersebut

perlu dilakukan eksplorasi sehingga distribusi dan keanekaragaman spesies

tumbuhan berguna di alam aslinya dapat dilakukan konservasi untuk vegetasi

spesies tumbuhan berguna yang ada berdasarkan sosial budaya masyarakat

setempat secara lebih mendalam.

Berikut adalah bagan kerangka berpikir dari penelitian ini.


36

Bali Aga (Bali Asli)

Hutan Tenganan Pegringsingan Sosial Budaya

Tumbuhan Berguna

Pola Distribusi Keanekaragaman


Teratur Dominansi Densitas

Acak


Kelompok

Konservasi Vegetasi dan Budaya

Gambar 2.4
Bagan Kerangka Berpikir
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

3.1.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Hutan Bukit Kangin Desa Bali Aga

Tenganan Pegringsingan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem,

Provinsi Bali. Secara geografis Desa Tenganan Pegringsingan terletak pada

0 0
koordinat 8 28’38”S dan 115 33’58”E. Lokasi penelitian dipusatkan di Hutan

Bukit Kangin Desa Tenganan Pegringsingan yang dibagi menjadi tiga Zone yaitu

Zone I terletak di bagian atas hutan Bukit Kangin yang secara geografis terletak

0 0 0 0
antara 8 28’29”S - 8 28’48”Sdan 115 34’20”E - 115 34’27”E, Zone II terletak

di bagian tengah hutan Bukit Kangin. Zone II secara geografis terletak antara

0 0 0 0
8 28’27”S - 8 28’45”S dan 115 34’9”E - 115 34’34”E, dan Zone III terletak di

bagian bawah hutan Bukit Kangin, secara geografis Zone III terletak antara
0 0 0 0
8 28’32”S - 8 28’21”S dan 115 34’7”E - 115 34’4”E.

37
38

Gambar 3.1
Peta Lokasi Penelitian

3.1.2 Waktu Penelitian

Waktu pada penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu waktu penelitian

lapangan dan waktu penelitian laboratorium. Waktu penelitian lapangan

dilaksanakan dari Januari-Maret 2019 dan waktu penelitian laboratorium

dilaksanakan dari bulan Maret-April 2019.

3.2 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Penelitian

eksploratif. Menurut Arnyana (2007) eksploratif merupakan pengumpulan data


39

yang dilaksanakan dalam bentuk penelitian penjelajahan. Penelitian eksploratif

dalam penelitian ini memiliki makna yaitu untuk pendataan seluruh spesies

tumbuhan berguna yang menyusun daerah kajian yang berkaitan dengan pola

distribusi dan keanekaragaman dengan menggunakan metode kuadrat dengan

teknik sistematik sampling. Untuk menentukan spesies tumbuhan berguna,

dilakukan dengan cara wawancara, kuisioner dan observasi.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitan ini dibagi menjadi dua yaitu aspek ekosistem dan

aspek sosiosistem. Aspek ekosistem merupakan seluruh spesies tumbuhan

berguna yang ada di area Hutan Bukit Kangin Desa Bali Aga Tenganan

Pegringsingan, Bali. Sedangkan untuk aspek sosiosistem dalam penelitian ini

yaitu penduduk Desa Bali Aga Tenganan Pegringsingan.

3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini meliputi aspek ekosistem dan aspek

sosiosistem. Aspek ekosistem dalam sampel penelitian ini yaitu faktor edafik,

faktor klimatik, dan spesies tumbuhan berguna yang terdapat pada 65 kuadrat

penelitian di ketiga Zone pada area Hutan Bukit Kangin Desa Bali Aga Tenganan

Pegringsingan. Sedangkan aspek sosiosistem pada sampel penelitian ini yaitu

masyarakat Desa Tenganan Pegringsingan yang meliputi 27 orang yang terdiri

dari 3 orang Perangkat Desa, 3 orang Klian Desa, 2 orang Balian, 2 orang Tukang
40

Banten, 2 orang Tukang Kayu, 5 orang Pengerajin, dan 10 orang Masyarakat

Umum.

3.4 Parameter Penelitian

Adapun parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah :

3.4.1 Pola Distribusi

Distribusi tumbuhan adalah sebaran tumbuhan secara aktif di berbagai

tempat di lokasi penelitian yang disebabkan oleh faktor abiotik maupun biotik.

Pengukuran distribusi tumbuhan ini dengan mengeksplorasi tumbuhan pada lokasi

penelitian kemudian akan berkorelasi dengan pola penyebaran dari tumbuhan

bersangkutan (Wijana, 2016). Pola sebaran secara umum dibagi atas tiga pola

sebaran yakni acak, seragam, dan mengelompok (Wijana, 2014). Lebih lanjut

dinyatakan bahwasebaran secara acak relatif jarang terjadi di alam. Pola sebaran

secara seragam/teratur/regular, umumnya terdapat pada tumbuhan, yang

dibudidayakan. Pola sebaran secara mengelompok adalah yang paling umum

terdapat di alam. Dalam penelitian ini pola sebaran yang dimaksud adalah sebaran

spesies tumbuhan berguna yang ada di Bukit Kangin berdasarkan keberadaannya

di masing-masing Zone.

3.4.2 Keanekaragaman Spesies

Pada umumnya, keanekaragaman mengarah ke keanekaragaman spesies

yang pengukurannya melalui jumlah spesies dalam komunitas dan kelimpahan

relatifnya. Keanekaragaman spesies terdiri atas dua komponen yaitu jumlah


41

spesies yang ada, umumnya mengarah ke kekayaan spesies (richness) dan

kelimpahan relative yang mengarah ke kesamaan atau kemerataan (evenessatau

equitability ) (Wijana, 2016). Keanekaragaman yang dimaksud dalam penelitian

ini yaitu keanearagaman tumbuhan berguna yang mengarah pada kekayaan

spesies dan kemerataan spesies yang ada di hutan Bukit Kangin Desa Tenganan

Pegringsingan.

3.5 Definisi Operasional

3.5.1 Distribusi

Distribusi diartikan sebagai persebaran benda (tumbuhan) dalam suatu

wilayah geografi tertentu yang kemudian akan berkorelasi dengan pola

penyebaran dari tumbuhan bersangkutan (Wirabumi, 2017). Distribusi yang

dimaksud dalam penelitian ini yaitu sebaran tumbuhan berguna yang terdapat di

Hutan Bukit Kangin Desa Bali Aga Tenganan Pegringsingan.

Distribusi atau sebaran tumbuhan dilihat melalui GPS (Global Positioning

System) yang merupakan sistem untuk menentukan posisi dan navigasi secara

global dengan menggunakan satelit. Dalam bidang survei dan pemetaan untuk

wilayah penelitian, GPS dapat digunakan untuk menentukan posisi titik-titik

lokasi line transek. Posisi yang di peroleh adalah posisi yang benar terhadap

sistem koordinat bumi. Dengan mengetahui posisinya yang pasti, lokasi-lokasi

line transek dapat di plotkan ke dalam peta kerja (Wijana, 2016).


42

3.5.2 Keanekaragaman Spesies

Keanekaragamanatau diversitas spesies adalah suatu keragaman atau

perbedaan di antara suatu kelompok. Dalam ekologi, umumnya keanekaragaman

mengarah ke keanekaragaman spesies, yang pengukurannya melalui jumlah

spesies dalam komunitas dan kelimpahan relatifnya. Jadi keanekaragaman spesies

adalah gabungan dari konsep Equitability (kemerataan) dan Richness (kekayaan)

dari spesies tertentu (Wijana, 2016). Dalam penelitian ini Keanekaragaman

spesies yang diukur adalah densitas dan dominansi dari tumbuhan berguna.

3.5.3 Sosial Budaya Bali Aga Tenganan Pegringsingan

Jika di penggal perkata dari Sosial budaya yang terdiri dari dua kata yaitu

‘sosial’ dan ‘budaya’. Sosial adalah cara tentang bagaimana para individu saling

berhubungan dengan masyarakat sekitar (Enda, 2010). Sedangkan budaya berasal

dari kata bodhya yang artinya pikiran dan akal budi. Budaya juga diartikan

sebagai segala hal yang dibuat manusia berdasarkan pikiran dan akal budinya

yang mengandung cinta dan rasa. Jadi kesimpulannya adalah sosial budaya

merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat yang dibuat

manusia berdasarkan pikiran dan akal budinya yang mengandung cinta dan rasa.

Sosial Budaya atau Kebudayaan yang dimaksud disini yaitu sosial budaya

masyarakat Bali Aga Desa Tenganan Pegringsingan salah satu budaya yang ada di

Bali yang belum terpengaruh oleh faktor luar terhadap sosial budaya mereka .
43

3.5.4 Tumbuhan Berguna

Pemanfaatan tumbuhan tidak hanya untuk kepentingan ekonomi tetapi

juga untuk kepentingan budaya pada suatu kelompok masyarakat lokal. Setiap

masyarakat lokal memiliki pengetahuan yang berbeda dalam kegiatan penggunaan

dan pengelolaan sumber daya alam sesuai dengan adat dan budayanya (Haryanti,

dkk., 2015). Berdasarkan penelitian tersebut, tumbuhan berguna dapat diartikan

sebagai tumbuhan yang memiliki nilai guna yang berperan penting dalam

kepentingan ekonomi dan budaya di Tenganan Pegringsingan.

3.6 Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, penyebaran kuesioner,

dan wawancara. Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini dibagi menjadi

dua yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan, secara lebih jelasnya yaitu

sebagai berikut.

3.6.1 Tahap Persiapan

Adapun tahap persiapan pada penelitian yaitu sebagai berikut.

1) Observasi Tempat Penelitian

Dilakukan observasi untuk mengetahui lokasi, tata letak, dan jenis

tumbuhan di hutan Bukit Kangin di Desa Tenganan Pegringsingan.

2) Menyiapkan perizinan untuk melaksanakan penelitian di Kantor Desa

Tenganan Pegringsingan
44

3) Menyiapkan pedoman wawancara, naskah wawancara, kuesioner, serta

lembar observasi, dan persetujuan penetapan waktu pelaksanaan dengan

narasumber.

4) Penyediaan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian.

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat

pada Tabel 3.1

Tabel 3.1.
Daftar Alat dan Bahan Penelitian

No. Nama Kategori Fungsi


Sistem navigasi yang dapat
GPS (Global
1 Alat menampilkan informasi posisi
Positioning System)
tumbuhan langka dan waktu
Pengukur sudut atau azimuth
2 Kompas Alat posisi(koordinat) setiap titik yang
terukur dalam wilayah pemetaan
Pengukur tinggi pohon dan pengukur
3 Hagameter Alat
kelerengan
Termometer
4 Alat Pengukur suhu daerah penelitian
lingkungan
5 Soil tester Alat Pengukur pH dan bahan organik tanah
6 Anemometer Alat Pengukur kecepatan angin
7 Hygrometer Alat Pengukur kelembaban
8 Lux meter Alat Pengukur intensitas cahaya
Pengukur panjang dan jarak antar
9 Pita meter Alat
kuadrat
Sebagai pemancang titik-titik ukur
10 Patok kayu Alat
tanah dan memasang line transek
11 Tali raffia Alat Sebagai line transek
Sebagai peletakan nomor pada titik-
12 Paku Alat
titik ukur patok kayu
13 Kamera Alat Mendokumentasikan penelitian
14 Alat tulis Alat Mencatat hasil penelitian
15 Altimeter Alat Pengukuran ketinggian tempat
Pemanggang sampel tanah dengan
16 Oven Alat
suhu tertentu
17 Timbangan elektrik Alat Penimbang sampel tanah
45

No. Nama Kategori Fungsi


Pemanggang sampel tanah dengan
18 Tanur Alat
suhu tinggi
19 Kantong plastik Bahan Tempat menyimpan sampel tanah
Pemberi label pada sampel tumbuhan
20 Kertas label Bahan
dan sampel tanah
Lembar pencatatan Mencatat hasil data pengamatan
21 Bahan
data lapangan

(Sumber : Wijana, 2016)

5) Penentuan Zone, Kuadrat, dan Teknik Pengambilan Sampel untuk Aspek

Ekosistem

Pembagian kuadrat berdasarkan pada teknik sampling yaitu systematic

sampling. Pendekatan secara sistematis biasanya dikombinasikan dengan

pendekatan transek. Teknik systematic sampling menjadi pilihan karena teknik

pengambilan sampel dengan melakukan peletakan plot/kuadrat/petak cuplikan

dilakukan secara sistematis dengan garis transek yang kedudukannya sebelah

kanan dan sebelah kiri secara berselang-seling dan berkesinambungan. Hal ini

dilakukan agar spesies tumbuhan berguna yang ada di Bukit Kangin bisa terdata

semuanya (Wijana, 2014).

Metode pengambilan sampel menggunakan metode plot ganda. Metode ini

dilakukan dengan meletakan plot dengan ukuran tertentu yang dilakukan secara

berulang-ulang. Ukuran kuadrat dalam penelitian ini berdasarkan habitus yaitu

matures/trees (pohon) dengan ukuran kuadrat 20x20 m. Adapun kategori pohon

adalah tumbuhan dewasa yang memiliki ukuran diameter 20 cm, dengan ukuran

kuadrat ini juga telah mencakup ukuran kuadrat untuk saplings (pancang, tiang)

dengan ukuran kuadrat 10x10, tumbuhan dengan ukuran diameter 10 cm sampai

dengan 20 cm, dan seedlings (semai/tumbuhan bawah) dengan ukuran kuadrat 1x1
46

m yaitu tumbuhan permudaan dari kecambah sampai anakan berukuran setinggi

kurang dari 1,5 m (Wijana, 2014).

Penentuan Zone pada penelitian ini dibagi menjadi tiga tempat penelitian.

Zone I bertempat di bagian atas (puncak) Bukit Kangin, Zone II di bagian tengah

hutan Bukit Kangin, dan Zone III di bagian bawah (lereng) Hutan Bukit Kangin.

Berikut adalah pembagian secara rinci pengambilan sampel berdasarkan Zone di

Bukit Kangin Desa Tenganan Pegringsingan dapat dilihat pada Gambar 3.2

24
19 22
Line Transek
(10 m) ...
...
...

Kuadrat 3 3
(20 x 20 m) 3

2 2
2

1 1
1

Zone III Zone II Zone I


Gambar 3.2
Peletakan Kuadrat di Lapangan
(Sumber : Wijana, 2018)

6) Pengumpulan Sampel Untuk Aspek Sosiosistem

Pada penentuan sampel untuk aspek sosiosistem dipilih sebanyak 27

orang masyarakat dengan ketentuan berasal dari komponen masyarakat yang


47

dianggap memiliki tingkat pemahaman yang berbeda-beda terhadap

tumbuhan berguna, adapun komponen masyarakat yang dimaksud yaitu

Perangkat Desa, Klian Desa, Balian, Tukang Banten, Tukang Kayu,

Pengerajin, dan Masyarakat Umum.

3.6.2 Tahap Pengumpulan Data

Tahapan pengumpulan data dibagi menjadi dua cara yaitu observasi dan

wawancara, adapun kedua cara ini memiliki karakteristik perbedaan aspek yang

akan dieksplorasi. Observasi digunakan untuk mendapatkan aspek ekosistem,

sedangkan wawancara digunakan untuk mendapatkan aspek sosiosistem.

Observasi dilakukan dengan menghitung jumlah tumbuhan yang terdapat pada

ZoneI, Zone II dan Zone III yang telah ditentukan sebelumnya, kemudian dicatat

pada lembar pengamatan. Observasi untuk aspek ekosistem meliputi 1) komposisi

spesies tumbuhan; 2) pola distribui spesies tumbuhan berguna; 3) indeks

keanekaragaman spesies tumbuhan berguna; 4) faktor edafik dan klimatik.

Aspek sosiosistem dilakukan dengan metode wawancara dan kuesioner

yang bertujuan untuk menggali pengetahuan, sikap, pemanfaatan, dan

implementasi masyarakat Desa Tenganan Pegringsingan terkait tumbuhan

berguna berbasis sosial budaya Bali Aga masyarakat setempat. Adapun tahap

pengambilan data pada penelitian ini dibagi menjadi dua tahapan yaitu

pengumpulan data aspek ekosistem, dan pengumpulan data aspek sosiositem yang

dijabarkan sebagai berikut.


48

3.6.2.1 Pengumpulan Data Aspek Ekosistem

Pengumpulan data aspek ekosistem dilakukan dengan cara observasi

sesuai parameter vegetasi yang akan diteliti yaitu sebagai berikut.

1) Data Komposisi Spesies Tumbuhan di Desa Tenganan Pegringsingan

Pada pengambilan data komposisi tumbuhan terdapat beberapa

sampel yang harus diamati secara teliti diantaranya adalah jenis tumbuhan

(nama lokal, nama ilmiah, dan familia), lokasi tumbuhnya (Zone I, Zone II

dan Zone II), dan jumlah individu dari masing-masing spesies. Setelah

melalui pengambilan data komposisi spesies tumbuhan di Bukit Kangin

Desa Tenganan Pegringsingan, selanjutnya dilakukan pengamatan untuk

spesies tumbuhan berguna yang ada pada ketiga Zone, untuk kemudian

dipaparkan secara deskriptif mengunakan metode observasi lapangan

melalui sudi literature, wawancara, dan kuesioner setelah menentukan pola

sebaran dari masing-masing spesies tumbuhan berguna.

Pengambilan sampel spesies tumbuhan berguna menggunakan

metode kuadrat dengan teknik sistematik sampling. Ukuran kuadrat

disesuaikan berdasarkan habitus pohonnya dan jumlah kuadrat disesuaikan

dengan luas hutan. Identifikasi tumbuhan menggunakan sumber pustaka

seperti: Nala (2002, 2007); Heyne (1987); dan Steenis (1975, 2006).

2) Pola Distribusi Spesies Tumbuhan Berguna

Jumlah individu suatu spesies tumbuhan dalam satu area dapat

disusun dalam tiga pola sebaran yaitu teratur, megelompok, atau acak.

Kajian tentang pola distribusi bertujuan untuk mengungkapkan masalah

interaksi dinamika yang mungkin ada di antara anggota spesies yang sama.
49

Selanjutnya dikaji mengenai sebaran spesies menjadi sebaran luas, sedang,

dan sempit. Adapun klasifikasi persebaran spesies ini berdasarkan

kemunculan suatu spesies pada Zone sampel, bilamana suatu spesies

ditemukan di seluruh Zone sampel dapat dikatakan memiliki sebaran luas,

sedangkan jika hanya ditemukan pada 50% atau dua Zone dari tiga Zone

yang ada maka dapat dikatakan memiliki persebaran sedang, dan apabila

hanya muncul pada satu Zone atau tidak melebihi 33% dari seluruh Zone

yang ada dikatakan memiliki persebaran sempit.

3) Keanekaragaman Spesies Tumbuhan Berguna

Keanekaragaman sebagai gabungan antara kerataan dan kekayaan

jenis (Barbour, et al., 1987) dalam penelitian ini Indeks keanekaragaman

sebagai data kuantitatif. Bertujuan untuk memberikan gambaran kekayaan

jenis tumbuhan yang ada di Bukit Kangin Desa Tenganan Pegringsingan.

Dalam penelitian ini, untuk menentukan Indeks Keanekaragaman digunakan

cara menurut Shannon-Wiener, data yang perlu diperhatikan adalah indeks

nilai penting masing-masing spesies tumbuhan berguna dalam kuadrat

maupun Zone yang diteliti.

4) Faktor Edafik dan Klimatik

Faktor Edafik merupakan faktor terkait kondisi tanah, yang

meliputi Bahan Organik Tanah, Kelengasan Tanah, pH Tanah. Sedangkan

faktor klimatik adalah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan sebaran

tumbuhan meliputi Suhu, Intensitas Cahaya Matahari, Kelembaban Udara.

Pada penelitian ini, dilakukan pengukuran faktor edafik dan klimatik

menggunakan alat ukur yang sudah disiapkan, dengan tujuan memberikan


50

dukungan secara deskriptif untuk hasil dari data kuantitatif, dan kualitatif

yang didapat.

3.6.2.2 Aspek Sosiosistem

Setelah diperolehnya data ekosistem, dilanjutkan dengan pengambilan data

terkait aspek sosiosistem melalui kuesioner dan wawancara, dengan sampel 27

orang yang meliputi 3 orang Perangkat Desa, 3 orang Klian Desa, 2 orang Balian,

2 orang Tukang Banten, 2 orang Tukang Kayu, 5 orang Pengerajin, dan 10 orang

Masyarakat Umum. Adapun kajian ini bertujuan untuk mendukung data

kuantitatif dan kualitatif secara deskriptif.

3.6.3 Instrumen Pengumpulan Data

Adapun instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

sebagai berikut.

1. Komposisi Data

Pengumpulan data dilakukan sesuai dengan analisis komposisi.

Istilah komposisi digunakan untuk menyatakan keberadaan jenis-jenis

pohon dalam hutan. Dari pengamatan spesies tumbuhan di lapangan, maka

setiap spesies yang hadir di setiap kuadrat dicatat dan disajikan dalam tabel

komposisi, seperti pada Tabel 3.2.


51

Tabel 3.2
Tabel Kerja Komposisi Spesies Tumbuhan Secara Umum

Kode Jumlah
NO Nama Lokal Nama Ilmiah
Spesies Individu
1

... ... ... ... ...

Selanjutnya, direkapitulasi spesies tumbuhan berguna seperti disajikan pada

Tabel 3.3.

Tabel 3.3
Tabel Kerja Komposisi Spesies Tumbuhan Berguna

Berguna
NO NamaLokal Nama Ilmiah
Iya Tidak
1

... ... ... ... ...

Setelah diketahui spesies tumbuhan berguna yang ada di Bukit Kangin Desa

Tenganan Pegringsingan, maka selanjutnya direkapitulasi kategori

pemanfaatan dari spesies tersebut seperti disajikan pada Tabel 3.4.


52

Tabel 3.4.
Tabel Kerja Komposisi Kategori Penggunaan Spesies Tumbuhan Berguna

NamaL Nama Manfaat Tumbuhan


NO
okal Ilmiah Sd Pn Pp Ob Up In
1

... ... ... ... ... ... ... ... ...

(Sumber : Wijana, 2008)


Keterangan :
Sd = Sandang Pn = Pangan Pp = Papan
Ob = Obat Up = Upacara In = Industri

Setelah itu, selanjutnya direkapitulasi organ dari tumbuhan yang berguna


seperti disajikan pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5.
Tabel Kerja Komposisi Organ Tumbuhan yang Digunakan

NamaLok Nama Bagian yang Digunakan


NO
al Ilmiah Ak Bt Dn Bg Bh Bj
1

... ... ... ... ... ... ... ... ...

(Sumber : Wijana, 2008)


Keterangan : Ak = Akar Bg = Bunga
Bt = Batang Bh = Buah
Dn = Daun Bj = Biji
53

2. Data Pola Distribusi Spesies Tumbuhan Berguna

Untuk pengumpulan data pola distribusi spesies tumbuhan

bergunamenggunakan ketentuan sebagai berikut.

a) Jumlah individu spesies tumbuhan yang teramati dari berjumlah 0

(tidak ada) sampai dengan yang berjumlah 5 atau lebih besar dari 5

dimasukkan ke dalam jumlah 5 individu.

b) Penentuan tabel kerja dan analisisnya mengacu pada Tabel Poisson

(Barbour et.al. (1987), Wijana (2014).

Data hasil pengamatan pola distribusi spesies tumbuhan berguna ini

dimasukan ke dalam Tabel 3.6.

Tabel 3.6
Tabel Kerja Hasil Pengamatan Pola Distribusi Spesies Tumbuhan
Berguna di Desa Bali Aga Tenganan Pegringsingan.

No. Jumlah No. Jumlah


Plot Spesies Individu Plot Spesies Individu
1 90
2 ...
3 100

Selanjutnya dari Tabel 3.6 direkapitulasi seperti disajikan pada Tabel 3.7
54

Tabel 3.7
Rekapitulasi Densitas Distribusi Spesies Tumbuhan Berguna

Jumlah individu 0 1 2 3 4 5 Total

Jumlah plot ..... ..... ...... ...... ...... ...... 100

3. Data Indeks Keanekaragaman Spesies Tumbuhan Berguna

Pengambilan data terhadap keanekaragaman spesies tumbuhan

berguna di hutan Bukit Kangin Tenganan Pegringsingan menggunakan

metode kuadrat dengan teknik sistematik sampling. Data yang terkumpul

dimasukkan ke dalam suatu tabel kerja. Dari data yang sudah diperoleh

tersebut, jumlah individu pada spesies tumbuhan merupakan data utama

yang penting, untuk digunakan dalam analisis indeks keanekaragaman

(Barbour et.al. (1987), Wijana (2014).

Data dari hasil pengamatan indeks keanekaragaman spesies tumbuhan

berguna ini kemudian dimasukan ke dalam Tabel 3.8.

Tabel 3.8
Tabel Kerja Hasil Pengamatan Keanekaragaman Spesies
Tumbuhan Berguna di Tenganan Pegringsingan

Kode Nama Jumlah Diameter Ds Dm


No Spesies Spesies Individu BA Batang Ds Relatif Dm Relatif NP
1

2
55

Kode Nama Jumlah Diameter Ds Dm


No Spesies Spesies Individu BA Batang Ds Relatif Dm Relatif NP
3

.. ... ... ... ... ...

TOTAL ... ... ... ... ...

Keterangan :
BA= Basal Area
Ds = Densitas
Dm = Dominansi
NP = Nilai Penting

3.7 Analisis Data

Adapun teknik analisis data yang digunakan dari penelitian ini meliputi

1. Pola Distribusi Spesies Tumbuhan Berguna

Analisis data tentang pola distribusi spesies tumbuhan berguna dilakukan

dengan menggunakan analisis statistik ekologi yaitu Analisis Poisson yang

disajikan pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9
Tabel Analisis Poisson dari Data Hasil Pengamatan Spesies Tumbuhan Berguna

Jumlah Pengamatan jumlah Harapan jumlah


tumbuhan kuadrat dengan X kuadrat dengan X (Pengamatan – Harapan)2
Per tumbuhan tumb. X2= Harapan
kuadrat
0 ..... ...... ....... .......
1 ..... ....... ....... ......
2 ...... ....... ........ .......
3 ...... ....... ....... ......
4 ....... ........ ........ .......
5 ....... ....... ........ .......
2
ΣX = .................
(Sumber: Wijana, 2014)
56

Analisis data harapan dengan menggunakan rumus:

-m
Jumlah individu 0 = e x 100
-m
Jumlah individu 1 = m. e x 100
2 -m
Jumlah individu 2 = M .e x 100
2!
Jumlah individu 3 = 3 -m x 100
M.e
3!
4 -m
Jumlah individu 4 = M .e x 100
4!

M5. e-m
Jumlah individu 5 = x 100
5!

Keterangan: e = Konstanta = 2,7183


(Sumber: Wijana, 2014)

Analisis Pola Distribusi mengacu pada Analisis Poison menggunakan

statistik Sample mean dan Sample Variance. Adapun Sample mean atau rerata

yang dimaksud adalah jumlah dari suatu spesies yang telah diketahui dari

jumlah spesies secara keseluruhan di semua kuadrat dibagi dengan jumlah

kuadrat, sehingga didapatkan rerata jumlah dari suatu spesies. Sample variance

atau varians merupakan ukuran seberapa tersebarnya data.

Untuk mengetahui pola distribusi, apakah pola distribusi tumbuhan

tersebut berdistribusi secara berkelompok, acak ataupun teraturdapat diuji

dengan uji variance, dengan rumus:


∑x⁄
Sample Mean (x̅ ) = n
57

2
(∑X)
2
∑ (X ) – N
V=
n-1

Keterangan :
V = Variance
n = Jumlah kuadrat
X = Jumlah kuadrat yang memiliki jumlah individu 1, 2, 3, 4, dan 5.

(Sumber: Wijana, 2014)

Setelah mendapatkan rerata (sample mean) dan sample variance

maka dicari rasio dari sample variance, cara mendapatkan rasio yaitu dengan

membagi sample variance dibagi oleh sample mean, yang mana dengan

adanya rasio sample variance dengan sample mean dapat digunakan untuk

menggolongkan suatu tumbuhan termasuk dalam pola distribusi random/acak,

mengelompok, atau reguler/teratur. Ketentuannya sesuai dengan Tabel 3.10 berikut

(Wijana, 2016).

x̅ Sample Variance ( 2)

Rasio Sample Variance (


s2 )= Sample Mean (x̅ )

Tabel 3.10
Kategori Pola Distribusi Menurut Poison

2
No s /X Rerata Keterangan
2
1 s /x<1̅
Pola Sebaran Teratur/Reguler
2
2 s /x=1̅
Pola Sebaran Acak/Random
2
3 s /x >1
̅
Pola Sebaran Mengelompok
(Sumber: Wijana, 2016)

Setelah mendapatkan hasil dari sample variance dibagi sample mean dari

suatu spesies tumbuhan berguna, berdasarkan Tabel 3.10 dapat diketahui kategori
58

pola sebarannya, kegiatan selanjutnya yaitu melakukan rekapitulasi pola distribusi

tumbuhan berguna.

2. Indeks Keanekaragaman Spesies Tumbuhan Berguna

Analisis data terkait dengan indeks keanekaragaman spesies tumbuhan

berguna mengacu pada rumus keanekaragaman yang disampaikan oleh

Shannon-Wiener (Wijana, 2014).

1) Penentuan Basal Area (BA)

2
BA = (d/2) x 3, 1429
2) Penentuan Parameter Vegetasi
=
= %

= %

Nilai Penting = Densitas Relatif + Dominansi Relatif

3) Penentu Indeks Keanekaragaman


= −∑ =

H
H′′ = 2 ′

Keterangan :
H′ = Indeks Keanekaragaman
H′′ = Indeks Keanekaragaman (variasi umum Shannon-Wiener)
N = Jumlah total nilai penting semua spesies
ni = Jumlah nilai penting spesies ke-i

(Sumber: Wijana, 2014)


59

Setelah mendapatkan Indeks Keanekaragaman variasi umum Shannon-

Wiener, selanjutnya untuk mengetahui keanekaragaman spesies tumbuhan

memiliki keanekaragaman tinggi/sedang/rendah dalam vegetasi dapat dilihat dari

kriteria nilai indeks keanekaragaman Shannon-Wiener. Indeks keanekaragaman

Shannon-Wienerdisajikan pada Tabel 3.11.

Tabel 3.11
Kisaran Nilai Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener

No Nilai Kategori
1 <1 Keanekaragaman Rendah
2 1–3 Keanekaragaman Sedang
3 >3 Keanekaragaman Tinggi

Sumber: Barbour et. al. (1987)

4) Menentukan Kemerataan (Ekuitabilitas)


= "
=

Keterangan :
H′′ = Indeks Keanekaragaman (variasi umum Shannon-Wiener)
E = Ekuitabilitas (Kemerataan)
Hmax = Diversitas spesies di bawah kondisi ekuitabilitas max
S = Jumlah total spesies dalam komunitas

(Sumber: Wijana, 2014)

Setelah mengetahui nilai kemerataan spesies, maka dapat

digolongkan berdasarkan kategori Rendah, Sedang, atau Tinggi. Indeks

kemerataan spesies dapat dicermati pada Tabel 3.12


60

Tabel 3.12
Kisaran Nilai Indeks Kemerataan (Ekuitabilitas)

No Nilai Kategori
1 < 0,3 Kemerataan Rendah
2 0,3 – 0,6 Kemerataan Sedang
3 > 0,6 Kemerataan Tinggi

Sumber : Rachman (2017)

5) Menentukan Kekayaan Spesies


=(
− )

( )

Keterangan :
S = Jumlah total spesies dalam komunitas
R= Kekayaan spesies
N= Jumlah total individu teramati

(Sumber: Wijana, 2014)

Setelah mengetahui nilai kekayaan spesies, maka dapat

digolongkan berdasarkan kategori Rendah, Sedang, atau Tinggi. Indeks

kekayaan spesies dapat dicermati pada Tabel 3.13

Tabel 3.13
Kisaran Nilai Indeks Kekayaan Spesies

No Nilai Kategori
1 < 3,5 Kekayaan Rendah
2 3,5 – 5,0 Kekayaan Sedang
3 > 5,0 Kekayaan Tinggi

Sumber : Rachman (2017)


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Komposisi Spesies Tumbuhan

Hasil penelitian komposisi tumbuhan di Bukit Kangin Desa Tenganan

Pegringsingan, Karangasem menyajikan data mengenai komposisi spesies

tumbuhan secara umum pada setiap Zone, dan komposisi spesies tumbuhan

berguna di Desa Tenganan Pegringsingan berdasarkan sosial budaya masyarakat

setempat. Adapun komposisi spesies tumbuhan secara umum disajikan pada

rincian tabel berikut ini.

4.1.1 Zone I

Lokasi Zone I pada penelitian berlokasi pada altitude di bagian atas Hutan

Bukit Kangin Desa Tenganan Pegringsingan. Zone I secara geografis terletak

0 0 0 0
antara 8 28’29”S - 8 28’48” S dan 115 34’20”E – 115 34’27”E. Pada Zone I

terdapat 22 kuadrat, dengan ukuran 20x20 m, 5x5m, dan 1x1m. Komposisi spesies

tumbuhan yang ada di Zone I disajikan pada Tabel 4.1.

61
62

Tabel 4.1
Komposisi Spesies Tumbuhan di Zone I

2
(Luas area : 11.022 M )

Jumlah Jumlah
No Familia Nama Ilmiah Nama Lokal
udividnI Total

1 Achariaceae Pangium edule Reinw. Pangi 3 3


Lannea coromandelica
Angih 1
(Houtt) Merr.
Mangifera indica L. Mangga 9
Dracontomelon
2 Anacardiaceae Dauh 1 58
mangiferum Bl.
Mangifera odorata Griff. Pakel 41
Mangifera caesia Jack Wani 6
Cananga odorata (Lam.)
3 Annonaceae Sandat 6 6
Hook.f. & Thomson
Alstonia scholaris (L.)
4 Apocynaceae Pule 6 6
R.Br.
Colocasia esculenta (L.)
5 Araceae Talas 34 34
Schott
Arenga pinnata Merr. Enau 594
6 Arecaceae 599
Cocos nucifera L. Kelapa 5
7 Bombacaceae Durio zibethinus Murr. Durian 15 15
Garcinia mangostana L. Manggis 2

8 Clusiaceae Areca catechu L. Pinang 8 12


Garcinia dulcis (Roxb.)
Badung 2
Kurz
Hopea celebica Burck Belalu 4
9 Dipterocarpaceae 5
Hopea sp. Belalu Bali 1
Aleurites moluccanus
10 Euphorbiaceae Kemiri 26 26
Willd.
Inocarpus fagiferus
11 Fabaceae Gatep 5 5
(Parkinson) Fosberg
12 Gnetaceae Gnetum gnemon L. Melinjo 3 3
Planchonia valida
13 Lechytidaceae Kutat 17 17
Blume
14 Leeaceae Leea sp. Gegirang 9 9
Lygodium circinatum
15 Lygodiaceae Ata 38 38
(Burm.) Sw.
63

Jumlah Jumlah
No Familia Nama Ilmiah Nama Lokal
Individu Total
Cempaka
16 Magnoliaceae Michelia alba DC. 16 16
Putih
Sterculia foetida L. Kepuh 1
17 Malvaceae Pterospermum celebicum 29
Bayur 28
Miq.
Lansium domesticum
18 Meliaceae Duku 14 14
Jack
Artocarpus elasticus
Tehep 6
Reinw.
Artocarpus heterophyllus
19 Moraceae Nangka 16 28
Lam.
Streblus asper Lour. Pungut 6
20 Musaceae Musa paradisiaca L. Pisang 53 53
Eugenia densiflora (Bl.)
21 Myrtaceae Jambu Alas 7 7
DC.
Baccaurea racemosa
22 Phyllanthaceae Kepundung 16 16
Mull.Arg.
23 Poaceae Gigantochloa apus Kurz Tiing Tali 10 10
Nephrolepis multiflora
24 Pteridaceae Paku Pidpid 53 53
(Roxb.) Jarrett
Citrus maxima (Burm.)
Jeruk Bali 2
Merr.
25 Rutaceae 4
Citrus amblycarpa
Jeruk Lemo 2
Ochse
26 Verbenaceae Tectona grandis L.f. Jati 3 3
27 Zingiberaceae Amomum sp. Ilak 10 10
Total 39 1.079

Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa total spesies tumbuhan yang

ditemukan pada Zone I ada sebanyak 39 spesies yang termasuk ke dalam 27

familia. Dari spesies sebanyak 39 tersebut, memiliki jumlah individu keseluruhan

sebanyak 1.079 individu. Familia dengan jumlah anggota spesies tertinggi

berturut-turut adalah familia Anacardiaceae (5 spesies), familia Clausiacea (3

spesies), familia Moraceae (3 spesies), familia Arecaceae (2 spesies), familia

Dipterocarpaceae (2 spesies), familia Malvaceae (2 spesies), dan familia Rutaceae

(2 spesies).
64

Familia dengan jumlah individu terendah berturut-turut adalah familia

Anacardiaceae, familia Dipterocarpaceae, familia Malvaceae dengan masing-

masing memiliki jumlah total individu spesies adalah 1 individu. Jumlah spesies

tumbuhan pada masing-masing familia lebih jelasnya disajikan pada Gambar 4.1

Gambar 4.1
Jumlah Spesies Tumbuhan pada Masing-masing Familia pada Zone I Bukit
Kangin Tenganan Pegringsingan

Berdasarkan Gambar 4.1, dapat diketahui bahwa terdapat 27 familia dan

masing-masing familia memiliki jumlah anggota spesies yang bervariasi dari

rentangan tertinggi yaitu lima spesies dari familia Anacardiacea dan yang

terendah terdapat 20 familia dengan jumlah spesiesnya hanya satu spesies yaitu

familia Achariaceae, familia Annonaceae, familia Apocynaceae, familia Araceae,

familia Bombacaceae, familia Euphorbiaceae, familia Fabaceae, familia

Gnetaceae, familia Lechytidaceae, familia Leeaceae, familia Lygodiaceae, familia

Magnoliaceae, familia Meliaceae, familia Musaceae, familia Myrtaceae, familia


65

Phyllanthaceae, familia Poaceae, familia Pteridaceae, familia Verbenaceae,

familia Zingiberaceae.

Jumlah individu dari masing-masing familia pada Zone I di Bukit Kangin

Tenganan Pegringsingan disajikan pada Gambar 4.2

Gambar 4.2
Jumlah Individudari Masing-masing Familia pada Zone I Bukit Kangin
Tenganan Pegringsingan

Berdasarkan data yang tertera pada Gambar 4.2, familia yang memiliki

jumlah individu tertinggi berturut-turut adalah familia Arecaceae (599 individu),

familia Anacardiaceae (58 individu), familia Musaceae (53 individu), familia

Pteridaceae (53 individu), dan familia Lygodiaceae (38 individu). Familia dengan

jumlah individu terendah berturut-turut adalah familia Achariaceae, familia

Gnetaceae, dan familia Verbenaceae masing-masing memiliki total individu

spesies yaitu tiga individu.

Spesies yang memiliki jumlah individu terbanyak adalah tumbuhan enau

dengan jumlah individu sebanyak 594 individu (55,05%), pisang (53 individu)
66

(4,91%), paku pidpid (53 individu) (4,91%), pakel (41 individu) (3,79%) dan ata

(38 individu) (3,52%). Dan spesies yang memiliki jumlah individu terendah yaitu

angih, dauh, belalu bali, dan kepuh,yang masing-masing spesies memilki jumlah

individu adalah 1 individu (0,09%).

Berdasarkan data di atas dapat diinterpretasikan bahwa spesies tumbuhan

dari familia Anacardiaceae merupakan spesies tumbuhan yang mendominasi

sedangkan spesies dengan jumlah individunya paling banyak atau melimpah di

Zone I adalah spesies tumbuhan enau. Dengan berdasarkan atas jumlah individu

dari suatu spesies yang paling melimpah, maka pada Zone I dicirikan oleh

tumbuhan enau. Masyarakat setempat secara tradisional menyebutnya dengan

Alas Jake.

4.1.2 Zone II

Lokasi Zone II pada penelitian ini berlokasi pada altitude bagian tengah

dari Hutan Bukit Kangin. Zone kedua ini berjarak kurang lebih 20 meter dari

lokasi penelitian pertama (Zone I). Secara geografis Zone II terletak antara

0 0 0 0
8 28’27”S - 8 28’45” S dan 115 34’9”E – 115 34’34”E. Pada Zone II diletakkan

24 kuadrat dengan luas yang sama seperti kuadrat yang ada pada Zone I. Spesies

tumbuhan yang terdapat di Zone II disajikan pada Tabel 4.2


67

Tabel 4.2
Komposisi Spesies Tumbuhan di Zone II

2
(Luas area : 12.024 M )

Jumlah Jumlah
No Familia Nama Ilmiah Nama Lokal
Individu Total

1 Achariaceae Pangium edule Reinw. Pangi 2 2


Salacca zalacca
2 Aecaceae Salak 1 1
(Gaertn.) Voss
Mangifera odorata
Pakel 18
Griff.
3 Anacardiaceae 34
Mangifera indica L. Mangga 13
Mangifera caesia Jack Wani 3
Cananga odorata
4 Annonaceae (Lam.) Hook.f. & Sandat 5 5
Thomson
Alstonia scholaris (L.)
5 Apocynaceae Pule 15 15
R.Br.
Colocasia esculenta
6 Araceae Talas 19 19
(L.) Schott
Arenga pinnata Merr. Enau 378
7 Arecaceae 395
Cocos nucifera L. Kelapa 17
8 Bombacaceae Durio zibethinus Murr. Durian 17 17
Garcinia mangostana
Manggis 2
L.
9 Clusiaceae Garcinia dulcis 7
Badung 3
(Roxb.) Kurz
Areca catechu L. Pinang 2
10 Dipterocarpaceae Hopea celebica Burck Belalu 12 12
Aleurites moluccanus
Kemiri 4
Willd.
11 Euphorbiaceae 5
Sauropus androgynus
Kayu Manis 1
(L.) Merr.
Inocarpus fagiferus
12 Fabaceae Gatep 3 3
(Parkinson) Fosberg
13 Gnetaceae Gnetum gnemon L. Melinjo 7 7
Planchonia valida
14 Lechytidaceae Kutat 19 19
Blume
15 Leeaceae Leea sp. Gegirang 11 11
Lygodium circinatum
16 Lygodiaceae Ata 37 37
(Burm.) Sw.
Cempaka
17 Magnoliaceae 3 3
Michelia alba DC. Putih
Pterospermum
Bayur 33
18 Malvaceae celebicum Miq. 38
Urena lobata L. Pulet 5
68

Jumlah Jumlah
No Familia Nama Ilmiah Nama Lokal
Individu Total
Lansium domesticum
Duku 8
Jack
Sandoricum koetjape
19 Meliaceae Sentul 5 16
Merr.
Dysoxylum densiflorum
Majegau 3
Miq.
Artocarpus
Nangka 13
heterophyllus Lam.
Streblus asper Lour. Pungut 3
20 Moraceae Artocarpus elasticus 43
Tehep 14
Reinw.
Ficus benjamina L. Beringin 2
Ficus septica Hook Awar-awar 11
21 Musaceae Musa paradisiaca L. Pisang 10 10
Syzygium aqueum
Jambu Air 2
Alston
22 Myrtaceae Psidium guajava L. Jambu Biji 1 4
Syzygium polyanthum
Jangar Ulam 1
Miq.
Baccaurea racemosa
23 Phyllanthaceae Kepundung 5 5
Mull.Arg.
Gigantochloa apus
24 Poaceae Tiing Tali 8 8
Kurz
25 Primulaceae Ardisia humilis Vahl Lempeni 4 4
Nephrolepis multiflora
26 Pteridaceae Paku Pidpid 20 20
(Roxb.) Jarrett
Citrus maxima (Burm.)
Jeruk Bali 1
Merr.
27 Rutaceae 2
Citrus amblycarpa
Jeruk Lemo 1
Ochse
28 Verbenaceae Lantana camara L. Kerasi 3 3
Amomum sp. Ilak 15
29 Zingiberaceae Zingiber aromaticum 25
Gamongan 10
Valeton
Total 46 770

Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat bahwa total spesies tumbuhan yang

ditemukan pada Zone II ada sebanyak 46 spesies yang termasuk ke dalam 29

familia. Dari spesies sebanyak 46 tersebut memiliki jumlah individu keseluruhan

sebanyak 770 individu. Familia dengan jumlah anggota spesies tertinggi berturut-

turut adalah familia Moraceae (5 spesies), familia Anacardiaceae (3 spesies),


69

familia Clusiaceae (3 spesies), familia Meliaceae (3 spesies), dan familia

Myrtaceae (3 spesies).

Familia dengan jumlah individu terendah berturut-turut adalah familia

Aecaceae, familia Euphorbiaceae, familia Myrtaceae dan familia Rutaceae dengan

masing-masing memiliki jumlah total individu spesies adalah 1 individu. Jumlah

spesies tumbuhan pada masing-masing familia lebih jelasnya disajikan pada

Gambar 4.3

Gambar 4.3
Jumlah Spesies Tumbuhan pada Masing-masing Familia pada Zone II Bukit
Kangin Tenganan Pegringsingan

Berdasarkan Gambar 4.3, dapat diketahui bahwa terdapat 29 familia dan

masing-masing familia memiliki jumlah anggota spesies yang bervariasi dari

rentangan tertinggi yaitu lima spesies adalah dari familia Moraceae dan yang
70

terendah terdapat 18 familia dengan jumlah spesiesnya hanya satu spesies yaitu

dari familia Achariaceae, familia Aecaceae, familia Annonaceae, familia

Apocynaceae, familia Araceae, familia Bombacaceae, familia Dipterocarpaceae,

familia Fabaceae, familia Gnetaceae, familia Lechytidaceae, familia Leeaceae,

familia Lygodiaceae, familia Magnoliaceae, familia Musaceae, familia

Phyllanthaceae, familia Poaceae, familia Primulaceae, familia Pteridaceae, familia

Verbenaceae.

Jumlah individu dari masing-masing familia pada Zone II di Bukit Kangin

Tenganan Pegringsingan, Karangasem disajikan pada Gambar 4.4

Gambar 4.4
Jumlah Individudari Masing-masing Familia pada Zone II Bukit Kangin
Tenganan Pegringsingan

Berdasarkan data yang tertera pada Gambar 4.4, familia yang memiliki

jumlah individu tertinggi berturut-turut adalah familia Arecaceae (395 individu),

familia Moraceae (43 individu), familia Malvaceae (38 individu), familia

Lygodiaceae (37 individu), dan familia Anacardiaceae (34 individu). Familia


71

dengan jumlah individu terendah berturut-turut adalah familia Fabaceae (3

individu), familia Verbenaceae (3 individu), familia Magnoliaceae (3 individu),

familia Achariaceae (2 individu), familia Rutaceae (2 individu), dan familia

Aecaceae (1 individu).

Spesies yang memiliki jumlah individu terbanyak adalah tumbuhan enau

dengan jumlah individu sebanyak 378 individu (49,09%), ata(37 individu)

(4,80%) dan bayur (33 individu) (4,28%). Dan spesies yang memiliki jumlah

individu terendah yaitu salak, kayu manis, jambu biji, jangar ulam, jeruk bali dan

jeruk lemo yang masing-masing spesies memiliki jumlah individunyaadalah 1

individu (0,12%).

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa familia dengan jumlah

anggota spesies terbanyak yaitu familia Moraceae. Berdasarkan data di atas dapat

diinterpretasikan bahwa spesies tumbuhan dengan jumlah individu terbanyak dan

dominan di Zone II ini adalah spesies tumbuhan enau. Seperti halnya pada Zone I,

pada Zone II juga dicirikan oleh spesies tumbuhan enau. Dengan demikian kondisi

ini sangat mendukung sebutan masyarakat setempat dengan Alas Jaka.

4.1.3 Zone III

Lokasi Zone III pada penelitian ini yaitu terletak di altitude bagian bawah

Hutan Bukit Kangin. Kurang lebih berjarak 10 meter dari pemukiman warga.
0 0 0
Secara geografis Zone III terletak antara 8 28’32”S - 8 28’21” S dan 115 34’7”E
0
– 115 34’4”E.
72

Pada Zone III dibentangkan 19 kuadrat dengan luas kuadrat yang sama seperti

kuadrat yang ada di Zone I dan II. Spesies tumbuhan yang terdapat di Zone III

disajikan pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3
Komposisi Spesies Tumbuhan di Zone III

2
(Luas area : 9.519 M )

Jumlah Jumlah
No Familia Nama Ilmiah Nama Lokal
Individu Total

Mangifera caesia Jack Wani 1


Buchanania
1 Anacardiaceae Kepohpoh 11 28
arborescens Blume
Mangifera indica L. Mangga 16
Cananga odorata
(Lam.) Hook.f. & Sandat 5
2 Annonaceae Thomson 16
Annona muricata L. Sirsak 11
Centella asiatica (L.)
3 Apiaceae Pegagan 2 2
Urb.
Alstonia scholaris (L.)
4 Apocynaceae Pule 124 124
R.Br.
Colocasia esculenta
Talas 1
(L.) Schott
5 Araceae Amorphophallus 8
paeoniifolius (Dennst.) Suweg 7
Nicolson
Arenga pinnata Merr. Enau 119
6 Arecaceae 134
Cocos nucifera L. Kelapa 15
Durio zibethinus Murr. Durian 2
7 Bombacaceae Ceiba pentandra (L.) 4
Kapuk 2
Gaertn.
Ananas comosus (L.)
8 Bromeliaceae Nanas 7 7
Merr.
Momordica charantia
9 Cucurbitaceae Pare 1 1
L.
10 Clusiaceae Areca catechu L. Pinang 1 1
11 Dipterocarpaceae Hopea celebica Burck Belalu 4 4
73

Jumlah Jumlah
No Familia Nama Ilmiah Nama Lokal
Individu Total
Sauropus androgynus
12 Euphorbiaceae Kayu Manis 9 9
(L.) Merr.
Tamarindus indica L. Asem 2
13 Fabaceae Gliricidia sepium 10
Gamal 8
(Jacq.) Kunth
14 Lauraceae Persea americana Mill. Alpukat 1 1
Planchonia valida
15 Lechytidaceae Kutat 2 2
Blume
16 Leeaceae Leea sp. Gegirang 7 7
Lygodium circinatum
17 Lygodiaceae Ata 4 4
(Burm.) Sw.
18 Magnoliaceae Michelia alba DC. Cempaka Putih 2 2
Pterospermum
Bayur 127
celebicum Miq.
19 Malvaceae Urena lobata L. Pulet 6 134
Hibiscus tiliaceus L. Waru 1
20 Meliaceae Toona sureni Merr. Suren 1 1
Streblus asper Lour. Pungut 15
Artocarpus elasticus
Tehep 18
Reinw.
Ficus benjamina L. Beringin 2
Ficus septica Hook Awar –awar 6
Ficus quercifolia Bl. Uyah-uyah 9
21 Moraceae Artocarpus altilis 76
Sukun 7
(Parkinson) Fosberg
Ficus glauca
Bunut 1
Dum.Cours.
Artocarpus camansi
Timbul 1
Blanco
Artocarpus
Nangka 17
heterophyllus Lam.
22 Musaceae Musa paradisiaca L. Pisang 9 9
Syzygium aqueum
Jambu Air 1
Alston
23 Myrtaceae 2
Syzygium cumini (L.)
Juwet 1
Skeels
Vanilla planifolia
24 Orchidaceae Vanili 2 2
Andrews
Belimbing
25 Oxalidaceae Averrhoa bilimbi L. 4 4
Wuluh
Pandanus tectorius
26 Pandanaceae Pandan Duri 3 3
B.C. Stone
Piper retrofractum
27 Piperaceae Tabia Bun 3 3
Vahl
74

Jumlah Jumlah
No Familia Nama Ilmiah Nama Lokal
Individu Total
Gigantochloa apus
Tiing Tali 58
Kurz
28 Poaceae 65
Imperata cylindrica
Alang-alang 7
(L.) P.Beauv.
Nephrolepis multiflora
29 Pteridaceae Paku Pidpid 8 8
(Roxb.) Jarrett
30 Rubiaceae Coffea sp. Kopi 13 13
Flacourtia rukam
31 Salicaceae Kem 5 5
Zoll.& Mor.
Nephelium lappaceum
32 Sapindaceae Rambutan 3 3
L.
33 Verbenaceae Lantana camara L. Kerasi 11 11
Zingiber aromaticum
34 Zingiberaceae Gamongan 22 22
Valeton
Total 53 725

Berdasarkan Tabel 4.3, dapat disampaikan bahwa total spesies tumbuhan

yang ditemukan yang ditemukan pada Zone III yaitu 53 spesies, yang termasuk ke

dalam 34 familia dengan jumlah individu keseluruhan sebesar 725 individu.

Familia dengan jumlah anggota spesies tertinggi berturut-turut adalah familia

Moraceae (9 spesies), familia Anacardiaceae (3 spesies), familia Malvaceae (3)

Familia dengan jumlah individu terendah berturut-turut adalah familia

Anacardiaceae, familia Araceae, familia Cucurbitaceae, familia Cluciaceae,

familia Lauraceae, familia Malvaceae, familia Meliaceae, familia Moraceae dan

familia Myrtaceae yang masing-masing memiliki jumlah total individu spesies

adalah 1 individu. Jumlah spesies tumbuhan pada masing-masing familia

disajikan pada Gambar 4.5


75

Gambar 4.5
Jumlah Spesies Tumbuhan pada Masing-masing Familia pada Zone III Bukit
Kangin Tenganan Pegringsingan

Berdasarkan Gambar 4.5, dapat diketahui bahwa terdapat 34 familia dan

masing-masing familia memiliki jumlah anggota spesies yang bervariasi dari

rentangan tertinggi yaitu lima spesies dari familia Moraceae dan yang terendah

terdapat 24 familia dengan jumlah spesiesnya yaitu satu spesies dari familia

Apiaceae, familia Apocynaceae, familia Bromeliaceae, familia Cucurbitaceae,

familia Cluciaceae, familia Dipterocarpaceae, familia Euphorbiaceae, familia

Lauraceae, familia Lechytidaceae, familia Leeaceae, familia Lygodiaceae, familia

Magnoliaceae, familia Meliaceae, familia, Musaceae, familia Orchidaceae, familia

Oxalidaceae, familia Pandanaceae, familia Piperaceae, familia Pteridaceae, familia

Rubiaceae, familia Salicaceae, familia Sapindaceae, familia Verbenaceae, familia

Zingiberaceae.

Jumlah individu dari masing-masing familia pada Zone III di Bukit Kangin

Tenganan Pegringsingan disajikan pada Gambar 4.6


76

Gambar 4.6
Jumlah Individudari Masing-masing Familia pada Zone III Bukit Kangin
Tenganan Pegringsingan

Berdasarkan data yang tertera pada Gambar 4.6, familia yang memiliki

jumlah individu tertinggi berturut-turut adalah familia Arecaceae (134 individu),

familia Malvaceae (134 individu), familia Moraceae (76 individu), dan familia

Poaceae (65 individu). Familia dengan jumlah individu terendah berturut-turut

adalah familia Cucurbitaceae, familia Cluciaceae, familia Meliaceae semuanya

memiliki jumlah individu spesies hanya 1 individu.

Spesies yang memiliki jumlah individu terbanyak yaitu bayur dengan

jumlah individu sebesar 127 individu (17,51%), pule (124 individu) (17,10%),

enau (119 individu) (16,41%), dan tiing tali(58 individu) (8%). Dan spesies yang

memiliki jumlah individu terendah adalah wani, talas, pare, pinang, alpukat, waru,

suren, bunut, timbul, jambu air, dan juwet yang masing-masing spesies memilki

jumlah individunyahanya 1 individu (0,13%).

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa familia dengan jumlah

anggota spesies terbanyak yaitu familia Moraceae. Berdasarkan data di atas dapat

pula disampaikan bahwa spesies tumbuhan dari familia Malvaceae lebih


77

mendominasi di Zone III. Spesies tumbuhan yang memiliki jumlah individu yang

melimpah untuk di Zone III adalah spesies tumbuhan pule, bayur, dan enau.

Ketiga spesies tumbuhan tersebut memiliki jumlah yang saling mendekati.

Perlu disampaikan bahwa pada Zone III ini merupakan kawasan yang

digunakan oleh masyarakat setempat sebagai setra (kuburan) . Oleh karenanya

tumbuhan pule tumbuh di tempat tersebut dengan suburnya, karena merupakan

tumbuhan yang memiliki nilai angker. Tumbuhan yang dipercaya memiliki nilai

angker tersebut, biasanya oleh masyarakat setempat tidak berani untuk ditebang.

Tumbuhan tersebut dibiarkan secara alami tumbuh di Zone III.

Pada Zone III juga diketemukan tumbuhan bayur. Sebagaimana diketahui

bahwa tumbuhan bayur dapat digunakan sebagai bahan papan atau bahan

bangunan bagi masyarakat setempat. Apabila ada salah satu warga (pemuda) yang

mengambil perempuan dari luar desa setempat untuk dijadikan istri, maka pemuda

tersebut dipindahlokasikan pemukimannya ke Banjar Pande, yang letakknya

paling timur dari desa tersebut. Karena mereka sebagai warga yang baru

berkeluarga, maka pada tempat yang baru tersebut, oleh desa setempat dibuatkan

rumah baru. Salah satu bahan bangunannya yang berupa kayu, diambilkan atau

dicarikan di hutan Bukit Kangin. Salah satu kayu yang digunakan adalah kayu

bayur.

Spesies tumbuhan enau, menempati urutan ketiga dominansinya pada

Zone III ini. Diakui bahwa walaupun pada Zone III ini didominansi oleh spesies

tumbuhan pule dan bayur, akan tetapi masyarakat setempat tetap menyebutnya

dengan sebutan tradisionalnya yaitu Alas jake. Hal ini berarti pada Zone III dulu

didominasi oleh tumbuhan enau. Karena sautu sebab, tumbuhan enau ini jumlah
78

individunya mulai menurun sebagai akibat digunakan kawasan tersebut sebagai

kuburan.

4.1.4 Komposisi Spesies Tumbuhan Secara Umum

Spesies tumbuhan secara umum adalah spesies tumbuhan yang terdapat di

Hutan Bukit Kangin yang meliputi Zone I, II dan III. Komposisi spesies tumbuhan

yang ada secara keseluruhan pada seluruh Zone tersebut, disajikan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4
Komposisi Spesies Tumbuhan Secara Umum di Bukit Kangin Desa Tenganan
Pegringsingan

2
(Luas area : 32.565 M )

Kode Nama Jumlah Jumlah


No Familia Nama Ilmiah
Spesies Lokal Individu Total

Pangium edule
1 Achariaceae E Pangi 5 5
Reinw.
Salacca zalacca
2 Aecaceae AR Salak 1 1
(Gaertn.) Voss
Lannea
AH coromandelica Angih 1
(Houtt) Merr.
Mangifera caesia
AB Wani 10
Jack
Buchanania
BN arborescens Kepohpoh 11
3 Anacardiaceae 120
Blume
Mangifera
C Pakel 59
odorata Griff.
Mangifera indica
M Mangga 38
L.
Dracontomelon
N Dauh 1
mangiferum Bl.
Cananga odorata
4 Annonaceae AE (Lam.) Hook.f. & Sandat 16 27
Thomson
79

Annona muricata
BP Sirsak 11
L.

Kode Nama Jumlah Jumlah


No Familia Nama Ilmiah
Spesies Lokal Individu Total
Centella asiatica
5 Apiaceae BW Pegagan 2 2
(L.) Urb.
Alstonia scholaris
6 Apocynaceae AG Pule 145 145
(L.) R.Br.
Colocasia
AK esculenta (L.) Talas 54
Schott
7 Araceae Amorphophallus 61
paeoniifolius
BF Suweg 7
(Dennst.)
Nicolson
Arenga pinnata
A Enau 1.091
8 Arecaceae Merr. 1.128
AA Cocos nucifera L. Kelapa 37
Durio zibethinus
B Durian 34
Murr.
9 Bombacaceae 36
Ceiba pentandra
BV Kapuk 2
(L.) Gaertn.
Ananas comosus
10 Bromeliaceae BY Nanas 7 7
(L.) Merr.
Garcinia
AD Manggis 4
mangostana L.
11 Clusiaceae Garcinia dulcis 20
AF Badung 5
(Roxb.) Kurz
P Areca catechu L. Pinang 11
Momordica
12 Cucurbitaceae BM Pare 1 1
charantia L.
Hopea celebica
L Belalu 20
13 Dipterocarpaceae Burck 21
V Hopea sp. Belalu Bali 1
Sauropus
Kayu
AZ androgynus (L.) 10
Manis
Merr.
14 Euphorbiaceae 40
Aleurites
H moluccanus Kemiri 30
Willd.
Tamarindus
BJ Asem 2
indica L.
Gliricidia sepium
BO Gamal 8
(Jacq.) Kunth
15 Fabaceae 18
Inocarpus
fagiferus
X Gatep 8
(Parkinson)
Fosberg
Gnetum gnemon
16 Gnetaceae Q Melinjo 10 10
L.
Persea americana
17 Lauraceae BI Alpukat 1 1
Mill.
Planchonia valida
18 Lechytidaceae AL Kutat 38 38
Blume
80

19 Leeaceae U Leea sp. Gegirang 27 27

Kode Nama Jumlah Jumlah


No Familia Nama Ilmiah
Spesies Lokal Individu Total
Lygodium
20 Lygodiaceae S circinatum Ata 79 79
(Burm.) Sw.
Michelia alba Cempaka
21 Magnoliaceae F 21 21
DC. Putih
AO Urena lobata L. Pulet 11
Hibiscus tiliaceus
BE Waru 1
L.
22 Malvaceae Pterospermum 201
R Bayur 188
celebicum Miq.
Sterculia foetida
Z Kepuh 1
L.
Sandoricum
AU Sentul 5
koetjape Merr.
Dysoxylum
AW Majegau 3
densiflorum Miq.
23 Meliaceae 31
Toona sureni
BG Suren 1
Merr.
Lansium
D Duku 22
domesticum Jack
Ficus benjamina
AP Beringin 4
L.
Ficus septica
AY Awar-awar 17
Hook
Ficus quercifolia
BD Uyah-uyah 9
Bl.
Artocarpus altilis
BK (Parkinson) Sukun 7
Fosberg
Ficus glauca
24 Moraceae BQ Bunut 1 147
Dum.Cours.
Artocarpus
BT Timbul 1
camansi Blanco
Artocarpus
G heterophyllus Nangka 46
Lam.
Streblus asper
T Pungut 24
Lour.
Artocarpus
W Tehep 38
elasticus Reinw.
Musa paradisiaca
25 Musaceae O Pisang 72 72
L.
Syzygium aqueum
AN Jambu Air 3
Alston
Psidium guajava
AV Jambu Biji 1
L.
26 Myrtaceae 13
Syzygium Jangar
AX 1
polyanthum Miq. Ulam
Syzygium cumini
BR Juwet 1
(L.) Skeels
81

Eugenia
Jambu
K densiflora (Bl.) 7
Alas
DC.

Kode Nama Jumlah Jumlah


No Familia Nama Ilmiah
Spesies Lokal Individu Total
Vanilla planifolia
27 Orchidaceae BX Vanili 2 2
Andrews
Averrhoa bilimbi Belimbing
28 Oxalidaceae BU 4 4
L. Wuluh
Pandanus
Pandan
29 Pandanaceae BB tectorius B.C. 3 3
Duri
Stone
Baccaurea
Kepundun
30 Phyllanthaceae I racemosa 21 21
g
Mull.Arg.
Piper
31 Piperaceae BL Tabia Bun 3 3
retrofractum Vahl
Imperata
Alang-
BS cylindrica (L.) 7
alang
32 Poaceae P.Beauv. 83
Gigantochloa
Y Tiing Tali 76
apus Kurz
Ardisia humilis
33 Primulaceae AQ Lempeni 4 4
Vahl
Nephrolepis
Paku
34 Pteridaceae J multiflora (Roxb.) 81 81
Pidpid
Jarrett
35 Rubiaceae BA Coffea sp. Kopi 13 13
Citrus maxima
AC Jeruk Bali 3
(Burm.) Merr.
36 Rutaceae Citrus 6
Jeruk
AI amblycarpa 3
Lemo
Ochse
Flacourtia rukam
37 Salicaceae BC Kem 5 5
Zoll.& Mor.
Nephelium
38 Sapindaceae BH Rambutan 3 3
lappaceum L.
Tectona grandis
AJ Jati 3
L.f.
39 Verbenaceae 17
Lantana camara
AT Kerasi 14
L.
AM Amomum sp. Ilak 25
40 Zingiberaceae Zingiber 57
AS aromaticum Gamongan 32
Valeton
Total 77 2.574

Berdasarkan data Tabel 4.4, terlihat bahwa total spesies tumbuhan yang

ditemukan di Bukit Kangin yaitu 77 spesies, familianya berjumlah 40 familia,dan

jumlah individu keseluruhan yaitu sebanyak 2.574 individu. Luas area hutan
82

2
sebesar 32.565 M . Berdasarkan kriteria baku dari Menteri Lingkungan Hidup

tahun 2004, yang menyatakan tentang kriteria kerapatan hutan, bahwa apabila

dalam luas per hektar hutan terdapat < 1000 pohon (<1000 pohon/Ha) maka dapat

diklasifikasikan hutan tersebut memiliki tingkat kerapatan yang rendah.

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kerapatan

tumbuhan yang ada di area penelitian Bukit Kangin tergolong rendah (hanya 790

pohon/Ha).

Familia dengan jumlah anggota spesies tertinggi berturut-turut adalah

familia Moraceae (9 spesies), Anacardiaceae (6 spesies), Malvaceae (4 spesies),

dan Meliaceae (4 spesies). Familia dengan jumlah individu terendah adalah

familia Aeraceae, Anacardiaceae, Cucurbitaceae, Dipterocarpaceae, Lauraceae,

Malvaceae, Meliaceae, Moraceae dan Myrtaceae yang masing-masing memiliki

jumlah total individunya hanya 1 individu. Jumlah spesies tumbuhan pada

masing-masing familia lebih jelasnya disajikan pada Gambar 4.7

Gambar 4.7
Jumlah Spesies Tumbuhan pada Masing-masing Familia di Bukit Kangin
Tenganan Pegringsingan
83

Berdasarkan Gambar 4.7, dapat diketahui bahwa terdapat 40 familia dan

masing-masing familia memiliki jumlah anggota spesies yang bervariasi dari

rentangan tertinggi yaitu sembilan spesies dari familia Moraceae dan yang

terendah terdapat 23 familia dengan jumlah spesiesnya hanya satu spesies dari

familia Achariaceae, Aecaceae, Apiaceae, Apocynaceae, Bromeliaceae,

Cucurbitaceae, Gnetaceae, Lauraceae, Lechytidaceae, Leeaceae, Lygodiaceae,

Magnoliaceae, Musaceae, Orchidaceae, Oxalidaceae, Pandanaceae,

Phyllanthaceae, Piperaceae, Primulaceae, Pteridaceae, Rubiaceae, Salicaceae, dan

Sapindaceae. Jumlah individu dari masing-masing familia lebih jelasnya disajikan

pada Gambar 4.8

Gambar 4.8
Jumlah Individu dari Masing-masing Familia di Bukit Kangin Tenganan
Pegringsingan

Berdasarkan data yang tertera pada Gambar 4.8, familia yang memiliki

jumlah individu tertinggi berturut-turut adalah familia Arecaceae (1.128 individu),

familia Malvaceae (201 individu), familia Moraceae (147 individu), familia


84

Apocynaceae (145 individu) dan familia Anacardiaceae (120 individu). Familia

dengan jumlah individu terendah adalah familia Aecaceae, familia Cucurbitaceae,

dan familia Lauraceae semuanya memiliki jumlah individu hanya 1 individu.

Spesies yang memiliki jumlah individu terbanyak yaitu tumbuhan enau

dengan jumlah individu sebanyak 1.091 individu (42,38%), bayur (188 individu)

(7,30%), dan pule (145 individu) (5,63%). Spesies yang memiliki jumlah individu

terendah adalah salak, angih, dauh, pare, belalu bali, alpukat, waru, kepuh, suren,

bunut, timbul, jambu biji, jangar ulam, juwet masing-masing spesies memilki

jumlah individu spesies hanya 1 individu (0,03%).

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa familia dengan jumlah

anggota spesies terbanyak yaitu familia Moraceae dan spesies yang mendominasi

adalah spesies tumbuhan enau. Dari data tersebut, secara keseluruhan, spesies

tumbuhan yang ada di Bukit Kangin didominasi oleh tumbuhan enau. Dengan

demikian dari sisi jumlah individu, tumbuhan enau menjadi ciri khas dari hutan

Bukit Kangin. Berdasarkan hal tersebut, wajar bila masyarakat setempat

memberikan sebutan tradisionalnya untuk hutan Bukit Kangin dengan istilah Alas

Jake.

4.2 Komposisi Spesies Tumbuhan Berguna

Berdasarkan data komposisi spesies tumbuhan secara umum pada Tabel

4.4, selanjutnya dilakukan pengelompokkan tumbuhan yang digunakan oleh

masyarakat berdasarkan sosial budaya Bali Aga Desa Adat Tenganan

Pegringsingan. Spesies tumbuhan berguna secara keseluruhan yang ada pada


85

Hutan Bukit Kangin Tenganan Pegringsingan terdatasebanyak 46 spesies

tumbuhan bergunayang disajikan pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5
Komposisi Spesies Tumbuhan Berguna di Hutan Bukit Kangin Desa
Tenganan Pegringsingan

2
(Luas area : 32.565 M )

Kode Jumlah
No. Nama Lokal Nama Ilmiah Familia
Spesies Individu

Imperata cylindrica (L.)


1 BS Alang-alang Poaceae 7
P.Beauv.
2 BI Alpukat Persea americana Mill. Lauraceae 1
3 BJ Asem Tamarindus indica L. Fabaceae 2
Lygodium circinatum
4 S Ata Lygodiaceae 79
(Burm.) Sw.
Garcinia dulcis (Roxb.)
5 AF Badung Clusiaceae 5
Kurz
6 Y Tiing Tali Gigantochloa apus Kurz Poaceae 76
Pterospermum celebicum
7 R Bayur Malvaceae 188
Miq.
8 L Belalu Hopea celebica Burck Dipterocarpaceae 20
9 V Belalu Bali Hopea sp. Dipterocarpaceae 1
Belimbing
10 BU Averrhoa bilimbi L. Oxalidaceae 4
Wuluh
11 AP Beringin Ficus benjamina L. Moraceae 4
12 F Cempaka Putih Michelia alba DC. Magnoliaceae 21
Dracontomelon
13 N Dauh Anacardiaceae 1
mangiferum Bl.
14 B Durian Durio zibethinus Murr. Bombacaceae 34
15 A Enau Arenga pinnata Merr. Arecaceae 1.091
Zingiber aromaticum
16 AS Gamongan Zingiberaceae 32
Valeton
17 U Gegirang Leea sp. Leeaceae 27
18 AM Ilak Amomum sp. Zingiberaceae 25
19 AV Jambu Biji Psidium guajava L. Myrtaceae 1
20 AX Jangar Ulam Syzygium polyanthum Myrtaceae 1
86

Miq.
Citrus maxima (Burm.)
21 AC Jeruk Bali Rutaceae 3
Merr.
Citrus amblycarpa
22 AI Jeruk Lemo Rutaceae 3
Ochse
Syzygium cumini (L.)
23 BR Juwet Myrtaceae 1
Skeels
Sauropus androgynus
24 AZ Kayu Manis Euphorbiaceae 10
(L.) Merr.

Kode Jumlah
No. Nama Lokal Nama Ilmiah Familia
Spesies Individu
25 AA Kelapa Cocos nucifera L. Arecaceae 37
Aleurites moluccanus
26 H Kemiri Euphorbiaceae 30
Willd.
Baccaurea racemosa
27 I Kepundung Phyllanthaceae 21
Mull.Arg.
28 AT Kerasi Lantana camara L. Verbenaceae 14
Planchonia valida
29 AL Kutat Lechytidaceae 38
Blume
Dysoxylum densiflorum
30 AW Majegau Meliaceae 3
Miq.
31 M Mangga Mangifera indica L. Anacardiaceae 38
32 AD Manggis Garcinia mangostana L. Clusiaceae 4
Ananas comosus (L.)
33 BY Nanas Bromeliaceae 7
Merr.
Artocarpus heterophyllus
34 G Nangka Moraceae 46
Lam.
35 C Pakel Mangifera odorata Griff. Anacardiaceae 59
Pandanus tectorius B.C.
36 BB Pandan Duri Pandanaceae 3
Stone
37 E Pangi Pangium edule Reinw. Achariaceae 5
38 P Pinang Areca catechu L. Clusiaceae 11
39 O Pisang Musa paradisiaca L. Musaceae 72
Alstonia scholaris (L.)
40 AG Pule Apocynaceae 145
R.Br.
41 AO Pulet Urena lobata L. Malvaceae 11
42 BH Rambutan Nephelium lappaceum L. Sapindaceae 3
Salacca zalacca
43 AR Salak Aecaceae 1
(Gaertn.) Voss
Artocarpus altilis
44 BK Sukun Moraceae 7
(Parkinson) Fosberg
45 BL Tabia Bun Piper retrofractum Vahl Piperaceae 3
Colocasia esculenta (L.)
46 AK Talas Araceae 54
Schott
Total 46 31 2.249
87

Berdasarkan Tabel 4.5 di atas, mengenai komposisi spesies tumbuhan

berguna, jumlah familia spesies tumbuhan berguna ada sebanyak 31 familia yang

terdiri dari 46 spesies tumbuhan berguna dengan jumlah total individu spesies

yaitu sebanyak 2.249 individu. Familia yang memiliki jumlah individu tertinggi

adalah familia Arecaceae. Familia dengan jumlah individu terendah adalah familia

Aecaceae, Cucurbitaceae dan Lauraceae.

Adapun spesies tumbuhan berguna yang paling banyak ditemukan yaitu

enau (48,51%), bayur (8,35%), Pule (6,44%), dan Ata (3,51%). Perbandingan

persentase tumbuhan berguna dengan tumbuhan non berguna berdasarkan sosial

budaya masyarakat setempat,digambarkan pada Gambar 4.9.


88

Gambar 4.9
Perbandingan Persentase Spesies Tumbuhan Berguna dengan Spesies Tumbuhan
Non Berguna yang Terdapat pada Bukit Kangin Desa Tenganan Pegringsingan

Berdasarkan Gambar 4.9, dilihat dari jumlah individu secara keseluruhan,

tumbuhan yang ada di Bukit Kanginada sebanyak 2.574 individu. Berdasarkan

jumlah keseluruhan tumbuhan yang ada di Bukit Kangin tersebut, 2.249 individu

(87%) termasuk ke dalam tumbuhan berguna, sedangkan tumbuhan non

bergunaada sebanyak 325 individu atau 13%.

Berdasarkan data spesies tumbuhan keseluruhan yang terdapat di Bukit

Kangin berjumlah 77 spesies, 46 spesies (60%) di antaranya merupakan tumbuhan

yang berguna bagi masyarakat setempat, sedangkan 31 spesies (40%) termasuk ke

dalam tumbuhan tidak berguna atau tidak dimanfaatkan oleh masyarakat setempat

berdasarkan sosial budaya Bali Aga Desa Adat Tenganan Pegringsingan.

Berdasarkan data di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar (60 %)

tumbuhan itu digunakan oleh masyarakat setempat dan 40% yang tidak digunakan

secara tradisional oleh masyarakat setempat.


89

4.2.1. Pemanfaatan Spesies Tumbuhan Berguna

Spesies tumbuhan berguna secara keseluruhan yang terdapat di Hutan

Bukit Kangin, selanjutnya direkapitulasi berbagai kebermanfaatannya dan

bagian/organ tumbuhan yang dimanfaatkandisajikan pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6
Pemanfaatan Spesies Tumbuhan Berguna

Bagian Tumbuhan yang


Kode Jenis Pemanfaatan Tumbuhan
No. Dimanfaatkan
Spesies
Sd Pn Pp Ob Up In Ak Bt Dn Bg Bh Bj
1 BS + + +
2 BI + + + +
3 BJ + + + +
4 S + + +
5 AF + + +
6 Y + + + +
7 R + + + +
8 L + +
9 V + +
10 BU + + + + +
11 AP + +
12 F + + + + +
13 N + +
14 B + + + + + +
15 A + + + + + + +
16 AS + + +

Bagian Tumbuhan yang


No. Kode Jenis Pemanfaatan Tumbuhan Dimanfaatkan
Spesies
Sd Pn Pp Ob Up In Ak Bt Dn Bg Bh Bj
90

17 U + +
18 AM + +
19 AV + + + +
20 AX + +
21 AC + + +
22 AI + +
23 BR + + + + +
24 AZ + +
25 AA + + + + + + +
26 H + + + +
27 I + + + + +
28 AT + +
29 AL + +
30 AW + + +
31 M + + + +
32 AD + + + + +
33 BY + + +
34 G + + + + +
35 C + + + +
36 BB + +
37 E + +
38 P + + +
39 O + + + + + + +
40 AG + + +
41 AO + +
42 BH + + +
43 AR + + + +
44 BK + +
45 BL + +
46 AK + +
Total 2 17 13 18 30 2 3 19 24 4 22 2

Keterangan :
Sd = Sandang Pn = Pangan Pp = Papan
Ob = Obat Up = Upacara In = Industri
Ak = Akar Bt = Batang Dn = Daun
Bg = Bunga Bh = Buah Bj = Biji
(+) = Termasuk dalam kategori jenis pemanfaatan dan bagian yang dimanfaatkan

Model pengelompokan pemanfaatan tumbuhan dalam penelitian ini

menggunakan model pengelompokan menurut Heyne (1987) dan dikonfirmasikan


91

dengan sosial budaya masyarakat setempat yang berorientasi pada Bali Aga Desa

Adat Tenganan Pegringsingan. Heyne (1987) mengelompokkan pemanfaatan

tumbuhan menjadi enam kelompok yaitu dimanfaatkan sebagai bahan (1)

sandang, (2) pangan, (3) papan, (4) obat-obatan, (5) upacara agama, dan (6)

industri.

Spesies tumbuhan dengan jumlah pemanfaatan terbanyak berturut-turut

yaitu enau dengan 4 jenis pemanfaatan yaitu sebagai bahan pangan, papan obat

dan upacara. Kelapa dengan 4 jenis pemanfaatan yaitu sebagai bahan pangan,

papan, obat, dan upacara. Durian dengan 3 jenis pemanfaatan yaitu sebagai bahan

pangan, papan dan upacara. Kemiri dengan 3 jenis pemanfaatan yaitu digunakan

sebagai bahan sandang, upacara dan industri. Nangka dengan 3 jenis pemanfaatan

yaitu sebagai bahan pangan, papan dan upacara.

Spesies tumbuhan dengan jumlah pemanfaatan hanya satu macam

pemanfaatan yaitu tumbuhan belalu digunakan sebagai bahan papan, belalu bali

digunakan sebagai papan, beringin digunakan sebagai sarana dalam upacara, dauh

digunakan sebagai sarana dalam upacara, gegirang digunakan sebagai sarana

dalam upacara, ilak digunakan sebagai sarana dalam upacara, jangar ulam

digunakan sebagai sarana dalam upacara, jeruk lemo digunakan sebagai obat,

kerasi digunakan sebagai obat, kutat digunakan sebagai papan, pandan duri

digunakan sebagai sarana dalam upacara, pangi digunakan sebagai sarana dalam

upacara, puletdigunakan sebagai obat, sukun digunakan sebagai obat, tabia bun

digunakan sebagai sarana dalam upacara, talas digunakan sebagai sarana dalam

upacara.
92

Spesies tumbuhan dengan dua macam pemanfaatan terdiri dari tumbuhan

alang-alang digunakan sebagai obat dan upacara, alpukat digunakan sebagai

pangan dan obat, asem digunakan sebagai obat dan upacara, ata digunakan

sebagai upacara dan industri, badung digunakan sebagai pangan dan upacara, tiing

tali digunakan sebagai papan dan upacara, bayur digunakan sebagai papan dan

obat, belimbing wuluhdigunakan sebagai obat dan upacara, cempaka putih

digunakan sebagai papan dan upacara, gamongan digunakan sebagai obat dan

upacara, jambu biji digunakan sebagai pangan dan obat, jeruk balidigunakan

sebagai pangan dan upacara, juwet digunakan sebagai pangan dan obat,

kepundungdigunakan sebagai sandang dan pangan, majegau digunakan sebagai

papan dan obat, mangga digunakan sebagai pangan dan papan, manggis

digunakan sebagai pangan dan papan , nanas digunakan sebagai pangan dan

upacara, pakel digunakan sebagai pangan dan upacara, pinang digunakan sebagai

obat dan upacara, pisang digunakan sebagai pangan dan upacara, pule digunakan

sebagai obat dan upacara, rambutan digunakan sebagai pangan dan upacara, salak

digunakan sebagai pangan dan upacara.

Berdasarkan data di atas dapat diinterpretasikan bahwa lima spesies

tumbuhan berguna memiliki pemanfaatan terbanyak di antaranya yaitu spesies

tumbuhan enau (4 jenis pemanfaatan), kelapa (4 jenis pemanfaatan), durian (3

jenis pemanfaatan), kemiri (3 jenis pemanfaatan), dan nangka (3 jenis

pemanfaatan). Sedangkan 17 spesies tumbuhan lainnya hanya dimanfaatkan untuk

satu jenis pemanfaatan saja, baik sebagai sandang, pangan, papan, obat, upacara

maupun industri saja.


93

Untuk memahami pemanfaatan spesies tumbuhan berguna baik dari

macam pemanfaatannya maupun bagian organ tumbuhan yang dimanfaatkan

disajikan pada Tabel 4.7

Tabel 4.7
Rekapitulasi Data Pemanfaatan Tumbuhan di Desa Tenganan Pegringsingan

Persentase
No. Jenis Pemanfaatan Tumbuhan Jumlah Jenis
(%)

1 Industri 2 4
2 Upacara Agama 30 65
3 Obat-obatan 18 39
4 Papan 13 28
5 Pangan 17 37
6 Sandang 2 4

Berdasarkan Tabel 4.7 di atas menunjukan bahwa kategori pemanfaatan

tumbuhan terbanyak berturut-turut yaitu upacara agama (65%), obat-obatan

(39%), pangan (37%), papan (28%), industri (4%), dan sandang (4%).

Spesies tumbuhan yang dimanfaatkan untuk upacara agama memiliki nilai

persentase tertinggi (65%). Salah satu upacara yang ada di Tenganan

Pegringsingan yaitu upacara Mekare-kare (perang pandan). Dalam pergulatan

mekare-kare(perang pandan) masing-masing peserta membawaseikat daun pandan

yang sudah dipotong-potong dengan ukuran panjang kira-kira 25-30 cm. Seikat

daun pandan ini dipegang oleh tangan kanan, untuk digunakan menggeret tubuh

(menggores badan) lawan atau musuh sampai berdarah (keluar darah dari tubuh
94

yang digeret). Tangan kiri menggegam tamiang dengan diameter kira-kira 1 meter

dibuat dari anyaman bambu yang kuat sebagai prisai diri untuk mencegah geretan

daun pandan berduri tajam dari musuh (Darmana, 2017). Hal ini berkaitan dengan

pemanfaatan tumbuhan pandan duri dan bambu digunakan untuk upacara agama.

Bagi para pesertamekara-kare (perang pandan) yang terluka karena kena

geretan (goresan) pandan dari lawannya atau musuhnya. Luka-luka yang ada pada

bagian tubuh terkena geretan duri daun pandan diobati dengan suatu cairan

(boreh) yang dibuat dari umbi tanaman, seperti lengkuwas (isen) dan kunir

(kunyit). Lengkuwas dan kunir inidiparut dan hasil parutannya dicampur dengan

cuka. Selanjutnya dipulas pada bagian tubuh yang terluka akibat terkena geretan

duri daun pandan. Pada awal pengobatan memang rasa perih sekali, namun tidak

berlangsung lama, setelah obat ramnuan meresap sampai kering, maka bekas-

bekas luka dari mekare-kare (perang pandan) menjadi kering juga, sekaligus

sembuh tanpa ada bekas-bekas luka (Darmana, 2017). Hal tersebut berkaitan

dengan tumbuhan digunakan sebagai bahan atau ramuan pembuatanobat. Tetapi

untuk tumbuhan bahan borehini tidak ditemukan pada area penelitian di Bukit

Kangin.

Berdasarkan data di atas dapat diinterpretasikan bahwa pemanfaatan

tumbuhan berdasarkan jenis pemanfaatannya yang memiliki nilai persentase

tertinggi yaitu pemanfaatan untuk upacara agama (65%), sedangkan jenis

pemanfaatan tumbuhan dengan persentase rendah yaitu industri (4%) dan sandang

(4%).
95

Bagian/organ tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat setempat

berdasarkan sosial budaya setempat berdasarkan Bali Aga Tenganan

Pegringsingan, disajikan pada Tabel 4.8

Tabel 4.8
Rekapitulasi Data Bagian Tumbuhan yang Dimanfaatkan

Bagian Tumbuhan yang Persentase


No. Jumlah Jenis
Dimanfaatkan (%)

1 Akar 3 7
2 Batang 19 41
3 Daun 24 52
4 Bunga 4 9
5 Buah 22 48
6 Biji 2 4

Berdasarkan Tabel 4.8 di atas, bagian tumbuhan yang dimanfaatkan baik

digunakan sebagai sandang, pangan, papan, obat, upacara dan industri

bagian/organ tumbuhan yang dimanfaatkan yaitu daun (52%), buah (48%), batang

(41%), bunga (9%), akar (7%) dan biji (4%).

Spesies tumbuhan yang dimanfaatkan bagian akarnya ada 3 spesies

tumbahan yaitu bayur, gamongandan pisang.Spesies tumbuhan yang dimanfaatkan

di bagian batangnya terdiri dari 19 spesies tumbuhan yaitu tumbuhan ata, tiing

tali, bayur, belalu, belalu bali, cempaka putih, durian, enau, gegirang, ilak, juwet,

kelapa, kepundung, kutat, majegau, mangga, manggis, nangka dan pisang.


96

Spesies tumbuhan yang dimanfaatkan di bagian daunnya terdiri dari 24

spesies tumbuhan yaitu tumbuhan alang-alang, alpukat, tiing tali, belimbing

buluh, beringin, cempaka putih, dauh, durian, enau, jambu biji, jangar ulam, kayu

manis, kelapa, kemiri, kerasi, manggis, pakel, pandan duri, pisang, pule, salak,

sukun, tabia bun, dan talas. Spesies tumbuhan yang dimanfaatkan di bagian

bunganya terdiri dari 4 spesies tumbuhan yaitu tumbuhan belimbing buluh,

cempaka putih, pisang, dan pulet.

Spesies tumbuhan yang dimanfaatkan di bagian buahnya terdiri dari 22

spesies tumbuhan yaitu tumbuhan alpukat, asem, badung, belimbing buluh,

durian, enau, jambu biji, jeruk bali, jeruk lemo, juwet, kelapa, kemiri, kepundung,

mangga, manggis, nanas, nangka, pakel, pangi, pinang, pisang, rambutan, dan

salak.Spesies tumbuhan yang dimanfaatkan di bagian bijinya terdiri dari 2 spesies

tumbuhan yaitu tumbuhan asem dan juwet.

Menurut Darsana (2010) menyatakan bahwa atap rumah yang ada di Desa

Tenganan Pegringsingan dibuat dari daun kelapa. Jika dilihat dari bangunan-

bangunan yang ada pada setiap pekarangan, seperti bangunan Bale Buga yang

merupakan bale tempat melaksanakan upacara terutama yang berhubungan

dengan upacara dewa yadnya. Bale ini rangkanya terbuat dari kayu, dan atapnya

terbuat dari daun kelapa. Bale ini dibangun selalu di sebelah selatan pintu masuk

pekarangan. Bale Tengah, letaknya di pekarangan bagian tengah agak ke utara dan

menghadap ke selatan juga sebagian besar bahannya dari kayu, atapnya terbuat

dari daun alang-alang. Fungsinya sebagai tempat upacara kematian dan tempat

melahirkan, sehari -harinya juga dipakai sebagai tempat menerima tamu.


97

Berdasarkan data di atas dapat diinterpretasikan bahwa pemanfaatan

bagian tumbuhan berdasarkan bagian/organ tumbuhan yang dimanfaatkan yang

memiliki nilai persentase terbesar adalah bagian daun (52%), sedangkan

persentase terkecil yaitu pada akar (7%) dan biji (4%).

4.3 Distribusi Spesies Tumbuhan Berguna

Hasil penelitian distribusi spesies tumbuhan berguna di Bukit Kangin Desa

Tenganan Pegringsingan, menyajikan data tentang sebaran spesies tumbuhan

berguna dan pola distribusi spesies tumbuhan berguna di Bukit Kangin.

4.3.1 Sebaran Spesies Tumbuhan Berguna di Bukit Kangin Desa Tenganan

Pegringsingan

Berdasarkan lokasi tumbuhnya sebaran spesies tumbuhan berguna

berbeda-beda pada Zone I, Zone II, dan Zone III, maka dilakukan analisis sebaran

spesies tumbuhan berguna pada ketiga Zone di Hutan Bukit Kangin, disajikan pada

Tabel 4.9
98

Tabel 4.9
Sebaran Spesies Tumbuhan Berguna di Bukit Kangin Desa Tenganan
Pegringsingan

Nama Spesies Tumbuhan Jumlah Individu Jumlah


No.
Total
Lokal Ilmiah Zone I Zone II Zone III
Imperata cylindrica
1 Alang-alang 7 7
(L.) P.Beauv.
Persea americana
2 Alpukat 1 1
Mill.
3 Asem Tamarindus indica L. 2 2
Lygodium circinatum
4 Ata 38 37 4 79
(Burm.) Sw.
Garcinia dulcis
5 Badung 2 3 5
(Roxb.) Kurz
Gigantochloa apus
6 Tiing Tali 10 8 58 76
Kurz
Pterospermum
7 Bayur 28 33 127 188
celebicum Miq.
8 Belalu Hopea celebica Burck 4 12 4 20
9 Belalu Bali Hopea sp. 1 1
Belimbing
10 Averrhoa bilimbi L. 4 4
Wuluh
11 Beringin Ficus benjamina L. 2 2 4
Cempaka
12 Michelia alba DC. 16 3 2 21
Putih
Dracontomelon
13 Dauh 1 1
mangiferum Bl.
Durio zibethinus
14 Durian 15 17 2 34
Murr.
15 Enau Arenga pinnata Merr. 594 378 119 1091
Zingiber aromaticum
16 Gamongan 10 22 32
Valeton
17 Gegirang Leea sp. 9 11 7 27
18 Ilak Amomum sp. 10 15 25
19 Jambu Biji Psidium guajava L. 1 1
Syzygium polyanthum
20 Jangar Ulam 1 1
Miq.
Citrus maxima
21 Jeruk Bali 2 1 3
(Burm.) Merr.
Citrus amblycarpa
22 Jeruk Lemo 2 1 3
Ochse
Syzygium cumini (L.)
23 Juwet 1 1
Skeels
Sauropus androgynus
24 Kayu Manis 1 9 10
(L.) Merr.
25 Kelapa Cocos nucifera L. 5 17 15 37
99

Nama Spesies Tumbuhan Jumlah Individu Jumlah


No.
Lokal Ilmiah Zone I Zone II Zone III Total
Aleurites moluccanus
26 Kemiri 26 4 30
Willd.
Baccaurea racemosa
27 Kepundung 16 5 21
Mull.Arg.
28 Kerasi Lantana camara L. 3 11 14
Planchonia valida
29 Kutat 17 19 2 38
Blume
Dysoxylum
30 Majegau 3 3
densiflorum Miq.
31 Mangga Mangifera indica L. 9 13 16 38
Garcinia mangostana
32 Manggis 2 2 4
L.
Ananas comosus (L.)
33 Nanas 7 7
Merr.
Artocarpus
34 Nangka 16 13 17 46
heterophyllus Lam.
Mangifera odorata
35 Pakel 41 18 59
Griff.
Pandanus tectorius
36 Pandan Duri 3 3
B.C. Stone
37 Pangi Pangium edule Reinw. 3 2 5
38 Pinang Areca catechu L. 8 2 1 11
39 Pisang Musa paradisiaca L. 53 10 9 72
Alstonia scholaris (L.)
40 Pule 6 15 124 145
R.Br.
41 Pulet Urena lobata L. 5 6 11
Nephelium lappaceum
42 Rambutan 3 3
L.
Salacca zalacca
43 Salak 1 1
(Gaertn.) Voss
Artocarpus altilis
44 Sukun 7 7
(Parkinson) Fosberg
Piper retrofractum
45 Tabia Bun 3 3
Vahl
Colocasia esculenta
46 Talas 34 19 1 54
(L.) Schott
Total 968 685 596 2.249

Berdasarkan data Tabel 4.9, lebih lanjut dianalisis kategori sebaran spesies

tumbuhan berguna yang ada di Bukit Kangin seperti disampaikan pada Tabel 4.10
100

Tabel 4.10
Kategori Sebaran Spesies Tumbuhan Berguna di Bukit Kangin Tenganan
Pegringsingan

Persebaran Lokasi Tumbuh


Spesies tumbuhan berguna ditemukan
Luas
pada 3 lokasi yang berbeda
Spesies tumbuhan berguna ditemukan
Sedang
pada 2 lokasi yang berbeda
Spesies tumbuhan berguna ditemukan
Sempit
pada 1 lokasi saja

Berdasarkan kategori sebaran spesies tumbuhan berguna pada Tabel 4.10,

kemudian dilakukan analisis untuk mengetahui kategori persebaran spesies

tumbuhan berguna di Bukit Kangin yang disajikan pada Tabel 4.11

Tabel 4.11
Kategori Persebaran Spesies Tumbuhan Berguna di Bukit Kangin Desa
Tenganan Pegringsingan

Nama Spesies Tumbuhan Jumlah Individu


No. Persebaran

Lokal Ilmiah Zone I Zone II Zone III


Imperata cylindrica
1 Alang-alang + Sempit
(L.) P.Beauv.
Persea americana
2 Alpukat + Sempit
Mill.
3 Asem Tamarindus indica L. + Sempit
Lygodium circinatum
4 Ata + + + Luas
(Burm.) Sw.
Garcinia dulcis
5 Badung + + Sedang
(Roxb.) Kurz
Gigantochloa apus
6 Tiing Tali + + + Luas
Kurz
Pterospermum
7 Bayur + + + Luas
celebicum Miq.
8 Belalu Hopea celebica Burck + + + Luas
101

9 Belalu Bali Hopea sp. + Sempit

Nama Spesies Tumbuhan Jumlah Individu


No. Persebaran
Lokal Ilmiah Zone I Zone II Zone III
Belimbing
10 Averrhoa bilimbi L. + Sempit
Wuluh
11 Beringin Ficus benjamina L. + + Sedang
Cempaka
12 Michelia alba DC. + + + Luas
Putih
Dracontomelon
13 Dauh + Sempit
mangiferum Bl.
Durio zibethinus
14 Durian + + + Luas
Murr.
15 Enau Arenga pinnata Merr. + + + Luas
Zingiber aromaticum
16 Gamongan + + Sedang
Valeton
17 Gegirang Leea sp. + + + Luas
18 Ilak Amomum sp. + + Sedang
19 Jambu Biji Psidium guajava L. + Sempit
Syzygium polyanthum
20 Jangar Ulam + Sempit
Miq.
Citrus maxima
21 Jeruk Bali + + Sedang
(Burm.) Merr.
Citrus amblycarpa
22 Jeruk Lemo + + Sedang
Ochse
Syzygium cumini (L.)
23 Juwet + Sempit
Skeels
Sauropus androgynus
24 Kayu Manis + + Sedang
(L.) Merr.
25 Kelapa Cocos nucifera L. + + + Luas
Aleurites moluccanus
26 Kemiri + + Sedang
Willd.
Baccaurea racemosa
27 Kepundung + + Sedang
Mull.Arg.
28 Kerasi Lantana camara L. + + Sedang
Planchonia valida
29 Kutat + + + Luas
Blume
Dysoxylum
30 Majegau + Sempit
densiflorum Miq.
31 Mangga Mangifera indica L. + + + Luas
Garcinia mangostana
32 Manggis + + Sedang
L.
Ananas comosus (L.)
33 Nanas + Sempit
Merr.
Artocarpus
34 Nangka + + + Luas
heterophyllus Lam.
Mangifera odorata
35 Pakel + + Sedang
Griff.
Pandanus tectorius
36 Pandan Duri + Sempit
B.C. Stone
37 Pangi Pangium edule Reinw. + + Sedang
102

38 Pinang Areca catechu L. + + + Luas


39 Pisang Musa paradisiaca L. + + + Luas

Nama Spesies Tumbuhan Jumlah Individu


No. Persebaran
Lokal Ilmiah Zone I Zone II Zone III
Alstonia scholaris (L.)
40 Pule + + + Luas
R.Br.
41 Pulet Urena lobata L. + + Sedang
Nephelium lappaceum
42 Rambutan + Sempit
L.
Salacca zalacca
43 Salak + Sempit
(Gaertn.) Voss
Artocarpus altilis
44 Sukun + Sempit
(Parkinson) Fosberg
Piper retrofractum
45 Tabia Bun + Sempit
Vahl
Colocasia esculenta
46 Talas + + + Luas
(L.) Schott

Spesies tumbuhan berguna di Bukit Kangin yang memiliki persebaran

spesies luas berjumlah 16 spesies diantaranya yaitu tumbuhan ata, tiing tali,

bayur, belalu, cempaka putih, durian, enau, gegirang, kelapa, kutat, mangga,

nangka, pinang, pisang, pule dan talas.

Persebaran spesies tumbuhan berguna yang masuk ke dalam kategori

sebaran sedang berjumlah 14 spesies diantaranya yaitu tumbuhan badung,

beringin, gamongan, ilak, jeruk bali, jeruk lemo, kayu manis, kemiri, kepundung,

kerasi, manggis, pakel, pangi, dan pulet.

Spesies tumbuhan berguna yang memiliki persebaran spesies sempit

berjumlah 16 spesies diantaranya yaitu tumbuhan alang-alang, alpukat, asem,

belalu bali, belimbing wuluh, dauh, jambu biji, jangar ulam, juwet, majegau,

nanas, pandan duri, rambutan, salak, sukun, dan tabia bun.

Berdasarkan data di atas dapat diinterpretasikan bahwa spesies tumbuhan

berguna dengan persebaran sedang berjumlah 14 spesies (30%), sedangkan untuk


103

persebaran luas dan sempit memiliki jumlah anggota spesies yang sama yaitu 16

spesies (35%).

4.3.2 Pola Sebaran Spesies Tumbuhan Berguna

Data hasil analisis pola distribusi spesies tumbuhan berguna di Hutan

Bukit Kangin disajikan pada Tabel 4.12

Tabel 4.12
Data Hasil Pengamatan Pola Distribusi Spesies Arenga pinnata Merr. di
Bukit Kangin Desa Tenganan Pegringsingan

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 26 23 18 45 14
2 27 24 13 46 19
3 17 25 18 47 0
4 28 26 17 48 4
5 28 27 6 49 3
6 26 28 9 50 3
7 24 29 10 51 3
8 21 30 9 52 3
9 16 31 13 53 8
10 29 32 14 54 12
11 22 33 17 55 4
12 32 34 11 56 8
13 13 35 15 57 7
14 34 36 21 58 11
15 21 37 28 59 5
16 29 38 10 60 8
17 34 39 19 61 7
18 50 40 21 62 9
19 42 41 16 63 13
20 33 42 18 64 4
21 25 43 19 65 7
22 17 44 23
104

Selanjutnya, dari Tabel 4.12 direkapitulasi seperti disajikan pada Tabel 4.13

Tabel 4.13
Rekapitulasi Densitas Distribusi Spesies Arenga pinnata Merr.

Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total

Jumlah Kuadrat 1 0 0 4 3 57 65

Dari rekapitulasi sebaran spesies Arenga pinnata Merr. di atas, selanjutnya

2
ditabulasi kembali ke dalam Tabel 4.14 untuk menghitung besarnya X .

Tabel 4.14
Analisis Poison Data Pola Distribusi Spesies Arenga pinnata Merr.

Jumlah Pengamatan jumlah Harapan


2 2
tumb. kuadrat dengan X jumlah kudrat X = (Pengamatan – Harapan)
per tumbuhan dengan X
kuadrat tumbuhan Harapan
0 1 0 0,0000033 304284,5

1 0 0 0,000055 0,000055

2 0 0 0,00046 0,00046

3 4 12 0,0026 6152,65

4 3 12 0,01090 819,1

5 57 1.067 0,0366 88533,7

2
Total 65 1.091 ∑X = 399789,96

2 2
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa X hitung > X tabel (399789,96>

11,34). Simpulannya adalah spesies Arenga pinnata Merr. terdistribusi secara non
acak. Maka selanjutnya dilakukan uji varian. Hasil uji variannya adalah v/x =
105

0,131. Hal ini berarti v/x < 1 (0,131 < 1). Berarti spesies Arenga pinnata Merr.

terdistribusi secara teratur.

Untuk memahami angka-angka yang diperoleh dari tabel perhitungan

diatas, maka tahap-tahap perhitungannya disajikan di bawah ini.

2
Tahap-tahap Perhitungan Chi-Square (X )
Harapan
Jumlah Individu 0 = − x 65 = 2,7183 −16,8 65 = 0,0000033 Jumlah Individu 1 = m. − x 65 = 16,8x 0,0000033 =
0,000055
2 −
( ) 282,24 x 0,0000033

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2
= 0,00046

3 −
( ) 4741,63 x 0,0000033

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 0,0026

4 −
( ) 79659,42 x 0,0000033

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 0,01090

5 −
( ) 1338278,22 x 0,0000033

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 0,0366

(1−0,0000033)
X2 , 0 = 2
0,0000033 = 304284,5
(0−0,000055) 2
1= 0,000055 = 0,000055
(0−0,00046) 2
2= 0,00046 = 0,00046
(4−0,0026) 2
3= 0,0026 = 6152,65
(3−0,01090) 2
4= 0,01090 = 819,1
5= (57−0,0366) 2 = 88533,7
0,0366

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2 2 2
∑ (x) = (5 x57) + (4 x 3) + (3 x 4)
106

= (25x57) + (16x 3) + (9x4)

= 1509

2
(∑x) = (5x57) + (4x 3) + (3x4)
2
=(285 + 12 + 12)
2
= (309) = 95481 rerata =
309
65 = 4,75
V = ∑(x) 2 – (∑X)2

n–1
1509−95481
= 65
= 0,625

64

0,625
= = 0,131
4,75

Untuk lebih rinci mengenai perhitungan semua spesies tumbuhan berguna

dapat dilihat pada Lampiran 3. Hasil analisis terhadap pengukuran pola sebaran

spesies tumbuhan berguna lainnya di Bukit Kangin Tenganan Pegringsingan

disajikan pada Tabel 4.15

Tabel 4.15
Bentuk-bentuk Pola Distribusi Spesies Tumbuhan Berguna di Hutan Bukit Kangin
Desa Tenganan Pegringsingan

Tipe Pola
No. Nama Lokal Nama Ilmiah
Distribusi

1 Enau Arenga pinnata Merr. Teratur


2 Alpukat Persea americana Mill. Acak
3 Belalu Hopea celebica Burck Acak
107

4 Belalu Bali Hopea sp. Acak


5 Beringin Ficus benjamina L. Acak
6 Dauh Dracontomelon mangiferum Bl. Acak
7 Jambu Biji Psidium guajava L. Acak

Tipe Pola
No. Nama Lokal Nama Ilmiah
Distribusi
8 Jangar Ulam Syzygium polyanthum Miq. Acak
9 Jeruk Bali Citrus maxima (Burm.) Merr. Acak
10 Jeruk Lemo Citrus amblycarpa Ochse Acak
11 Juwet Syzygium cumini (L.) Skeels Acak
12 Salak Syzygium cumini (L.) Skeels Acak
13 Alang-alang Imperata cylindrica (L.) P.Beauv. Mengelompok
14 Asem Tamarindus indica L. Mengelompok
15 Ata Lygodium circinatum (Burm.) Sw. Mengelompok
16 Badung Garcinia dulcis (Roxb.) Kurz Mengelompok
17 Tiing Tali Gigantochloa apus Kurz Mengelompok
18 Bayur Pterospermum celebicum Miq. Mengelompok
19 Belimbing Wuluh Averrhoa bilimbi L. Mengelompok
20 Cempaka Putih Michelia alba DC. Mengelompok
21 Durian Durio zibethinus Murr. Mengelompok
22 Gamongan Zingiber aromaticum Valeton Mengelompok
23 Gegirang Leea sp. Mengelompok
24 Ilak Amomum sp. Mengelompok
25 Kayu Manis Sauropus androgynus (L.) Merr. Mengelompok
26 Kelapa Cocos nucifera L. Mengelompok
27 Kemiri Aleurites moluccanus Willd. Mengelompok
28 Kepundung Baccaurea racemosa Mull.Arg. Mengelompok
29 Kerasi Lantana camara L. Mengelompok
30 Kutat Planchonia valida Blume Mengelompok
31 Majegau Dysoxylum densiflorum Miq. Mengelompok
32 Mangga Mangifera indica L. Mengelompok
33 Manggis Garcinia mangostana L. Mengelompok
34 Nanas Ananas comosus (L.) Merr. Mengelompok
35 Nangka Artocarpus heterophyllus Lam. Mengelompok
36 Pakel Mangifera odorata Griff. Mengelompok
37 Pandan Duri Pandanus tectorius B.C. Stone Mengelompok
38 Pangi Pangium edule Reinw. Mengelompok
108

39 Pinang Areca catechu L. Mengelompok


40 Pisang Musa paradisiaca L. Mengelompok
41 Pule Alstonia scholaris (L.) R.Br. Mengelompok
42 Pulet Urena lobata L. Mengelompok

Tipe Pola
No. Nama Lokal Nama Ilmiah
Distribusi
43 Rambutan Nephelium lappaceum L. Mengelompok
44 Sukun Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg Mengelompok
45 Tabia Bun Piper retrofractum Vahl Mengelompok
46 Talas Colocasia esculenta (L.) Schott Mengelompok

Berdasarkan Tabel 4.15, dapat dilihat bahwa tipe pola distribusi spesies

tumbuhan berguna yang terdapat di Hutan Bukit Kangin memiliki 3 tipe pola

distribusi. Tumbuhan berguna yang memiliki pola distribusi secara teratur yaitu 1

spesies (2%). Spesies tumbuhan berguna yang tergolong ke dalam kategori pola

distribusi teratur yaitu tumbuhanenau. Selanjutnya untuk spesies tumbuhan

berguna yang memiliki pola distribusi secara acak sebanyak 11 spesies (24 %).

Spesies tumbuhan yang tegolong ke dalam distribusi secara acak yaitu tumbuhan

alpukat, belalu, belalu bali, beringin, dauh, jambu biji, jangar ulam, jeruk bali,

jeruk lemo, juwet dan salak.

Sedangkan tumbuhan berguna yang memiliki pola distribusi secara

mengelompok terdapat 34 spesies (74 %), spesis tumbuhan berguna yang

tergolong tipe distribusi secara mengelompok yaitu tumbuhan alang-alang, asem,

ata, badung, tiing tali, bayur, belimbing wuluh, cempaka putih, durian, gamongan,

gegirang, ilak, kayu manis, kelapa, kemiri, kepundung, kerasi, kutat, majegau,

mangga, manggis, nanas, nangka, pakel, pandan duri, pangi, pinang, pisang, pule,

pulet, rambutan, sukun, tabia bun dan talas.


109

Berdasarkan data di atas dapat diinterpretasikan bahwa spesies tumbuhan

berguna yang ada di Bukit Kangin pola sebaran tertinggi adalah pola sebaran

secara mengelompok (74%), acak (24%) dan teratur (2%).

4.4 Indeks Keanekaragaman Spesies Tumbuhan Berguna

Keanekaragaman spesies tumbuhan berguna yang ada di Hutan Bukit

Kangin menggunakan Indeks Keanekaragaman menurut Shannon-Wiener.

Kisaran nilai yang digunakan untuk mengkategorikan Indeks Keankeragaman

spesies tumbuhan berguna berdasarkan Indeks Keanekaragaman menurut

Shannon-Wiener yang telah disampaikan pada Tabel 3.16. Dari hasil perhitungan

Indeks Keanekaragaman Spesies, selanjutnya dilanjutkan dengan analisis

ekuitabilitas (E) dan kekayaan spesies (R).

Ukuran kuadrat yang digunakan untuk pendataan data spesies tumbuhan

berguna didasarkan atas habitusnya yaitu pohon (20x20 m), anak pohon (10x10

m), dan bibit (1x1 m). Hasil perhitungan indeks keanekaragaman spesies

tumbuhan berguna pada Zona I, II, dan III dapat dilihat pada Lampiran 7, 8 dan 9.

Hasil rekapitulasi perhitungan Indeks Keanekaragaman, Ekuitabilitas

dan Kekayaan Spesies tumbuhan berguna dapat dilihat pada Tabel 4.16 \

Tabel 4.16
Rekapitulasi Nilai Indeks Keanekaragaman, Ekuitabilitas, dan Kekayaan Spesies
Tumbuhan Berguna di Hutan Bukit Kangin Desa Tenganan Pegringsingan

H" E R
No Habitus
I II III I II III I II III
Bibit
1 2,68 2,48 3,63 1,377 1,034 1,415 1,104 1,83 2,37
(Seedlings)
Anak Pohon
2 2,46 2,51 3,07 0,82 0,802 1,165 3,48 4,223 2,506
(Saplings)
110

3 Pohon (trees) 1,86 2,21 2,89 0,632 0,766 1,066 2,894 3,045 2,526
4 Vegetasi Umum 2,87 0,751 5,83

Keterangan :
H” = Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener
E = Ekuitabilitas (Kemerataan)
R= Kekayaan Jenis
I= Zone I
II= Zone II
III= Zone III

Berdasarkan Tabel 4.16 di atas menunjukan nilai indeks keanekaragaman

pada Zone I dari tertinggi berturut-turut yaitu habitus bibit dengan nilai indeks

keanekaragaman 2,68, anak pohon 2,46, dan pohon 1,86. Dilihat dari kategori

indeks keanekaragaman Shannon-Wiener, indeks keanekaragaman pada Zone I

termasuk kategori sedang. Hal ini menunjukan bahwa komunitas tumbuhan

berguna yang ada di Zone I cukup beragam.

Nilai indeks kekayaan spesies pada Zone I untuk habitus pohon yaitu

sebesar 2,894, anak pohon sebesar 3,48, dan bibit sebesar 1,104. Berdasarkan nilai

indeks tersebut, kekayaan spesies tumbuhan pada Zone I termasuk ke dalam

kriteria kekayaan spesies rendah (R < 3,5). Sedangkan, indeks kemerataan

individu pada Zone I untuk habitus bibit memiliki indeks sebesar 1,377, anak

pohon sebesar 0,82, pohon sebesar 0,69. Dari data tersebut, dapat disimpulkan

bahwa indeks kemerataan spesies pada Zone I termasuk kriteria tinggi (E>0,6).

Spesies tumbuhan berguna pada Zone I memiliki nilai kemerataan spesies

lebih rendah bila dibandingkan dengan nilai kekayaan individu. Hal ini berarti

kekayaan spesies tumbuhan di Zone I lebih tinggi bila dibandingkan dengan

kemerataan individu spesiesnya. Dengan demikian komponen kekayaan spesies


111

merupakan faktor yang lebih berpengaruh terhadap munculnya perbedaan nilai

indeks keanekarangaman yang ada di Zone I.

Nilai indeks keanekaragaman pada Zone II dari nilai indeks tertinggi

berturut-turut yaitu habitus anak pohon bernilai sebesar 2,51, bibit sebesar 2,48,

dan pohon sebesar 2,21. Dilihat dari kategori indeks keanekaragaman Shannon-

Wiener, indeks keanekaragaman pada Zone II termasuk kategori sedang. Hal ini

menunjukan bahwa komunitas tumbuhan berguna yang ada di Zone II cukup

beragam.

Nilai indeks kekayaan spesies pada Zone II untuk habitus anak pohon

yaitu sebesar 4,223 yang termasuk ke dalam kriteria kekayaan spesies sedang (R

antara 3,5-0,5), sedangkan untuk habitus pohon ( 3,045), dan bibit (1,83) termasuk

ke dalam kriteria kekayaan spesies rendah (R < 3,5). Nilai indeks kemerataan

spesies pada Zone II untuk bibit bernilai 1,034, anak pohon sebesar 0,802, dan

pohon sebesar 0,766. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa indeks

kemerataan individu pada Zone II termasuk kriteria tinggi (E>0,6).

Spesies tumbuhan berguna pada Zone II memiliki nilai kemerataan

individu lebih rendah bila dibandingkan dengan nilai kekayaan spesiesnya. Hal ini

berarti kekayaan spesies tumbuhan di Zone II lebih tinggi bila dibandingkan

dengan kemerataan individu jenisnya. Dengan demikian komponen kekayaan

spesies merupakan faktor yang lebih berpengaruh terhadap munculnya perbedaan

nilai indeks keanekarangaman yang ada di Zone II.

Nilai indeks keanekaragaman pada Zone III dari tertinggi berturut-turut

yaitu habitus bibit memiliki nilai indeks keanekaragaman sebesar 3,63, anak

pohon sebesar 3,07, dan pohon sebesar 2,89. Dilihat dari kategori indeks
112

keanekaragaman Shannon-Wiener untuk habitus pohon termasuk ke dalam

kategori keanekaragaman sedang. Sedangkan dilihat dari nilai indeks

keanekaragaman untuk habitus bibit dan anak pohon termasuk ke dalam kategori

keanekaragaman tinggi. Hal ini dapat disimpulkan bahwa komunitas tumbuhan

berguna yang ada di Zone III sangat beragam.

Nilai indeks kekayaan spesies pada Zone III untuk habitus pohon yaitu

sebesar 2,37, anak pohon sebesar 2,506, dan bibit sebesar 2,526. Berdasarkan nilai

indeks tersebut, kekayaan spesies tumbuhan pada Zone III termasuk ke dalam

kriteria kekayaan spesies rendah (R < 3,5). Sedangkan, nilai indeks kemerataan

individu pada Zone III yaitu untuk bibit bernilai 1,415, anak pohon sebesar 1,165,

pohon sebesar 1,066. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa indeks

kemerataan spesies pada Zone III termasuk kriteria tinggi (E>0,6).

Spesies tumbuhan berguna pada Zone III memiliki nilai kemerataan

spesies lebih rendah bila dibandingkan dengan nilai kekayaan individunya. Hal ini

berarti kekayaan spesies tumbuhan di Zone III lebih tinggi bila dibandingkan

dengan kemerataan individu jenisnya. Dengan demikian komponen kekayaan

spesies merupakan faktor yang lebih berpengaruh terhadap munculnya perbedaan

nilai indeks keanekarangaman yang ada di Zone III.

Melihat indeks keanekaragaman pada habitus bibit, anak pohon dan

pohon pada Zone I, II, dan III, tampak bahwa terjadi penurunan keanekaragaman

dari habitus bibit sampai dengan tingkat pohon. Berdasarkan data tersebut nampak

bahwa terjadi seleksi alam pada fase pertumbuhan mulai dari bibit menuju ke

tingkat anak pohon dan terakhir adalah pohon.


113

Berdasarkan data gabungan Zone I, II, dan II pada Tabel 4.16, dapat

dicermati bahwa nilai indeks keanekaragaman pada vegetasi hutan Bukit Kangin

yaitu sebesar 2,87. Dilihat dari kategori indeks keanekaragaman Shannon-Wiener,

vegetasi hutan Bukit Kangin termasuk ke dalam kategori keanekaragaman sedang.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa komunitas spesies tumbuhan berguna yang ada

di Bukit Kangin cukup beragam.

Spesies Tumbuhan berguna yang ada di Bukit Kangin memiliki nilai

indeks kekayaan spesies yang tinggi yaitu sebesar 5,83 (R >5,0). Sedangkan nilai

kemerataan individu spesies adalah sebesar 0,751 (E>0,6). Berdasarkan data

tersebut berarti bahwa tumbuhan berguna yang ada di Bukit Kangin memiliki nilai

kemerataan individu spesies lebih rendah bila dibandingkan dengan nilai

kekayaan spesiesnya. Hal ini berarti bahwa jumlah spesies tumbuhan di Bukit

Kangin lebih tinggi bila dibandingkan dengan kemerataan individu jenisnya.

Dengan demikian komponen kekayaan spesies merupakan faktor yang lebih

berpengaruh terhadap munculnya perbedaan nilai indeks keanekarangaman yang

ada pada vegetasi hutan Bukit Kangin.

Berdasarkan data di atas dapat diinterpretasikan bahwa keanekaragaman

tumbuhan penyusun vegetasi hutan Bukit Kangin tergolong ke dalam kategori

keanekaragaman sedang (2,87) yang berarti memiliki keanekaragaman sedang.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa komunitas tumbuhan berguna yang ada di

Bukit Kangin cukup beragam.

4.5 Data Faktor Edafik dan Klimatik Hutan Bukit Kangin Desa Tenganan

Pegringsingan
114

Faktor edafik dan klimatik sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan

perkembangan tumbuhan. Faktor edafik meliputi pH tanah, kelengasan tanah, dan

bahan organik tanah, sedangkan faktor klimatik meliputi suhu, intensitas cahaya,

kelembaban, dan ketinggian tempat. Adapun data faktor edafik dan klimatik

lingkungan di Bukit Kangin disajikan pada Tabel 4.17. dan Tabel 4.18

Tabel 4.17
Data Edafik di Bukit Kangin Desa Tenganan Pegringsingan

Bahan Organik Kelengasan


Kuadrat Koordinat pH Tanah
Tanah (%) Tanah (%)

1 8028’29’’S 115034’20’’E 2,5 7 32


0 0
2 8 28’48’’S 115 34’27’’E 2,7 7 21,7
0 0
3 8 28’35’’S 115 34’25’’E 2,9 6 28,1
0 0
4 8 28’35’’S 115 34’24’’E 3,1 6 24,4
5 8028’36’’S 115034’24’’E 2,6 6 23,4
0 0
6 8 28’39’’S 115 34’25’’E 2,3 6 32,7
0 0
7 8 28’41’’S 115 34’26’’E 3,5 7 27,6
0 0
8 8 29’42’’S 115 34’38’’E 3,6 7 25,4
9 8029’40’’S 115034’38’’E 2,6 7 28,8
0 0
10 8 28’58’’S 115 34’37’’E 2,4 6 28,2
0 0
11 8 28’55’’S 115 34’33’’E 3,1 7 29,3
0 0
12 8 28’54’’S 115 34’35’’E 3,6 5 32,3
13 8028’52’’S 115034’34’’E 2,8 5 29,1
0 0
14 8 28’51’’S 115 34’33’’E 2,6 6 28,5
0 0
15 8 28’49’’S 115 34’33’’E 3,2 5 32,4
0 0
16 8 28’47’’S 115 34’32’’E 3,2 5 30,2
17 8028’46’’S 115034’32’’E 2,6 6 28,7
0 0
18 8 28’45’’S 115 34’30’’E 3,6 5 36,5
0 0
19 8 28’44’’S 115 34’29’’E 2,8 6 34,3
0 0
20 8 28’43’’S 115 34’28’’E 2,6 6 33,8
115

21 8028’43’’S 115034’27’’E 2,5 7 31,7


22 8028’48’’S 115034’27’’E 2,7 7 29,4
0 0
23 8 28’27’’S 115 34’9’’E 2,9 7 27,5
0 0
24 8 28’28’’S 115 34’8’’E 3,1 5 25,6

Bahan Organik Kelengasan


Kuadrat Koordinat pH Tanah
Tanah (%) Tanah (%)
25 8028’29’’S 115034’7’’E 2,6 6 27,9
26 8028’29’’S 115034’7’’E 2,3 6 30,5
27 8028’32’’S 115034’6’’E 2,5 7 31,1
0 0
28 8 28’33’’S 115 34’5’’E 2,7 5 33,4
0 0
29 8 28’34’’S 115 34’5’’E 2,9 5 26,3
30 8028’35’’S 115034’5’’E 3,1 6 36,2
31 8028’37’’S 115034’6’’E 2,6 6 27,6
0 0
32 8 28’38’’S 115 34’9’’E 2,3 7 25,4
0 0
33 8 28’38’’S 115 34’8’’E 3,5 7 28,8
34 8028’37’’S 115034’0’’E 3,6 6 28,2
35 8028’40’’S 115034’9’’E 2,6 6 29,3
0 0
36 8 28’40’’S 115 34’15’’E 2,4 5 32,3
0 0
37 8 28’40’’S 115 34’20’’E 3,1 6 29,1
38 8028’41’’S 115034’5’’E 3,6 5 28,5
39 8028’41’’S 115034’8’’E 2,6 5 32,2
0 0
40 8 28’43’’S 115 34’0’’E 2,4 6 30,5
0 0
41 8 28’43’’S 115 34’25’’E 3,1 5 28,7
42 8028’44’’S 115034’0’’E 3,6 6 36,5
43 8028’44’’S 115034’8’’E 2,8 6 34,3
0 0
44 8 28’44’’S 115 34’15’’E 2,6 7 33,6
0 0
45 8 28’45’’S 115 34’8’’E 3,2 7 31,7
0 0
46 8 28’45’’S 115 34’34’’E 2,6 7 29,4
47 8028’32’’S 115034’7’’E 3,6 5 27,5
0 0
48 8 28’33’’S 115 34’8’’E 2,8 6 29,3
0 0
49 8 28’35’’S 115 34’8’’E 2,6 6 32,4
0 0
50 8 28’37’’S 115 34’8’’E 2,5 7 29,3
51 8028’38’’S 115034’8’’E 2,7 5 28,5
116

52 8028’38’’S 115034’8’’E 2,9 5 32,2


53 8028’40’’S 115034’7’’E 3,1 6 25,5
0 0
54 8 28’42’’S 115 34’7’’E 2,6 6 28,7
0 0
55 8 28’44’’S 115 34’7’’E 2,3 7 36,5

Bahan Organik Kelengasan


Kuadrat Koordinat pH Tanah
Tanah (%) Tanah (%)
56 8028’48’’S 115034’57’’E 3,5 5 34,3
57 8028’46’’S 115034’57’’E 3,6 6 33,8
58 8028’49’’S 115034’57’’E 2,6 5 31,7
0 0
59 8 28’48’’S 115 34’56’’E 2,4 7 29,6
0 0
60 8 28’26’’S 115 34’6’’E 3,1 6 27,5
61 8028’27’’S 115034’6’’E 3,6 5 22,4
62 8028’26’’S 115034’6’’E 2,8 7 25,6
0 0
63 8 28’23’’S 115 34’4’’E 2,6 5 28,3
0 0
64 8 28’21’’S 115 34’4’’E 3,2 6 24,1
65 8028’21’’S 115034’4’’E 2,6 6 31,4
Total 187,3 390 1931,7
Rata-rata 2,88 6 29,72

Berdasarkan Tabel 4.17, rata-rata pH tanah yaitu 6 (asam), rata-rata

kelengasan tanah yaitu 29,72%, rata-rata bahan organik tanah 2,88.

Tabel 4.18
Data Klimatik di Bukit Kangin Desa Tenganan Pegringsingan

Ketinggian Tempat
Suhu Intensitas
Kelembapan
Udara Cahaya
Kuadrat Udara (%)
Altitude (0C) (Lux)
Koordinat
(mdpl)

1 300 8028’29’’S 115034’20’’E 26,3 79 40


0 0
2 294 8 28’48’’S 115 34’27’’E 26,4 78 40
117

3 291 8028’35’’S 115034’25’’E 29,5 74 20


4 289 8028’35’’S 115034’24’’E 26,9 78 20
0 0
5 294 8 28’36’’S 115 34’24’’E 27,4 67 20
0 0
6 295 8 28’39’’S 115 34’25’’E 29,8 71 40

Ketinggian Tempat Suhu Kelembapan Intensitas


Udara Cahaya
Kuadrat Altitude Udara (%)
(mdpl) Koordinat (0C) (Lux)

7 298 8028’41’’S 115034’26’’E 34,1 76 40


0 0
8 300 8 29’42’’S 115 34’38’’E 29,4 78 40
0 0
9 301 8 29’40’’S 115 34’38’’E 29,5 78 40
10 303 8028’58’’S 115034’37’’E 28,1 76 40
11 299 8028’55’’S 115034’33’’E 27,9 77 40
0 0
12 296 8 28’54’’S 115 34’35’’E 28,8 77 40
0 0
13 296 8 28’52’’S 115 34’34’’E 30,2 77 40
14 295 8028’51’’S 115034’33’’E 27,4 71 20
15 298 8028’49’’S 115034’33’’E 27,6 70 20
0 0
16 299 8 28’47’’S 115 34’32’’E 28,1 79 20
0 0
17 300 8 28’46’’S 115 34’32’’E 28 70 40
18 306 8028’45’’S 115034’30’’E 27,7 67 40
19 306 8028’44’’S 115034’29’’E 28,2 66 40
0 0
20 307 8 28’43’’S 115 34’28’’E 28,8 70 180
0 0
21 301 8 28’43’’S 115 34’27’’E 28,8 77 100
0 0
22 294 8 28’48’’S 115 34’27’’E 26,4 78 60
23 233 8028’27’’S 115034’9’’E 28,6 74 60
0 0
24 234 8 28’28’’S 115 34’8’’E 34,2 70 60
0 0
25 222 8 28’29’’S 115 34’7’’E 29,5 62 40
0 0
26 243 8 28’29’’S 115 34’7’’E 27,3 73 40
27 223 8028’32’’S 115034’6’’E 28,1 71 40
0 0
28 218 8 28’33’’S 115 34’5’’E 31,8 70 40
0 0
29 211 8 28’34’’S 115 34’5’’E 29,4 69 40
0 0
30 209 8 28’35’’S 115 34’5’’E 29,3 72 40
31 210 8028’37’’S 115034’6’’E 28,7 78 40
0 0
32 211 8 28’38’’S 115 34’9’’E 29,1 63 40
118

33 213 8028’38’’S 115034’8’’E 23,4 76 40


34 213 8028’37’’S 115034’0’’E 28 74 40
0 0
35 224 8 28’40’’S 115 34’9’’E 27,8 77 20
0 0
36 224 8 28’40’’S 115 34’15’’E 30,2 64 20

Ketinggian Tempat Suhu Kelembapan Intensitas

Kuadrat Altitude Udara Udara (%) Cahaya


(mdpl) Koordinat (0C) (Lux)

37 225 8028’40’’S 115034’20’’E 29,8 78 20


0 0
38 236 8 28’41’’S 115 34’5’’E 28,7 79 20
0 0
39 227 8 28’41’’S 115 34’8’’E 30,3 65 60
40 222 8028’43’’S 115034’0’’E 28,6 70 60
41 223 8028’43’’S 115034’25’’E 29,1 68 60
0 0
42 209 8 28’44’’S 115 34’0’’E 28,4 69 120
0 0
43 210 8 28’44’’S 115 34’8’’E 27,3 78 80
44 190 8028’44’’S 115034’15’’E 28,4 77 100
45 182 8028’45’’S 115034’8’’E 28,4 67 120
0 0
46 140 8 28’45’’S 115 34’34’’E 28,8 79 120
0 0
47 141 8 28’32’’S 115 34’7’’E 28,8 75 80
48 129 8028’33’’S 115034’8’’E 30,9 70 40
49 128 8028’35’’S 115034’8’’E 28,6 71 40
0 0
50 127 8 28’37’’S 115 34’8’’E 29,4 67 40
0 0
51 127 8 28’38’’S 115 34’8’’E 30 72 40
52 126 8028’38’’S 115034’8’’E 31,2 66 40
53 125 8028’40’’S 115034’7’’E 29,8 71 40
0 0
54 125 8 28’42’’S 115 34’7’’E 30,5 61 40
0 0
55 124 8 28’44’’S 115 34’7’’E 31,2 64 40
0 0
56 124 8 28’48’’S 115 34’57’’E 29,8 65 40
57 124 8028’46’’S 115034’57’’E 29,3 77 40
0 0
58 125 8 28’49’’S 115 34’57’’E 29 74 20
0 0
59 125 8 28’48’’S 115 34’56’’E 28,8 74 20
0 0
60 124 8 28’26’’S 115 34’6’’E 29,9 47 60
61 123 8028’27’’S 115034’6’’E 29,4 57 60
0 0
62 121 8 28’26’’S 115 34’6’’E 32,4 57 60
119

63 120 8028’23’’S 115034’4’’E 34 55 60


64 119 8028’21’’S 115034’4’’E 31,4 55 60
0 0
65 118 8 28’21’’S 115 34’4’’E 30,3 56 60
Total 14089 1893,2 4591 3180
Rata-
217 29 70,6 49
rata

Berdasarkan Tabel 4.18, rata-rata suhu di Bukit Kangin Desa Tenganan

Pegringsingan yaitu 29°C, intensitas cahaya 49 lux, kelembaban 71%, dan

ketinggian tempat 217 mdpl.

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian

Adapaun hasil penelitian yang akan dibahas berdasarkan permasalahan

yang telah dikaji, antara lain yaitu mengenai komposisi spesies tumbuhan, indeks

pola distribusi spesies tumbuhan berguna dan keanekaragaman spesies tumbuhan

berguna yang ada di kawasan Hutan Bukit Kangin yang akan diuraikan secara

rinci pada pembahasan berikut ini.

4.6.1 Komposisi Spesies Tumbuhan

Jumlah spesies yang menyusun vegetasi hutan Bukit Kangin Desa

Tenganan Pegringsingan adalah sebanyak 77 spesies tumbuhan. Dari 77 spesies

tumbuhan tersebut ada spesies tertentu yang memiliki jumlah total individu yang

tinggi dari spesies tumbuhan yang lainnya yang memiliki jumlah individu rendah.

Polunin (1990) menyatakan kondisi ini menunjukan bahwa masing-masing

spesies memiliki rentangan habitat tertentu. Pada setiap kisaran lingkungan

tertentu memiliki parameter lingkungan tertentu pula, baik faktor edafik maupun
120

faktor klimatiknya. Setiap terjadi perubahan kisaran lingkungan yang sesuai

dengan kebutuhan hidupnya. Hasanuddin dan Safmaneli (2012), menyatakan

bahwa spesies yang berbeda mempunyai kemampuan bersaing yang berbeda

karena memiliki karakteristik morfologi dan fisiologi yang berbeda.

Jumlah individu keseluruhan yang terdapat di hutan Bukit Kangin yaitu

2
2.574 individu, dengan luas area hutan 32.565 M . Berdasarkan kriteria baku dari

Menteri Lingkungan Hidup tahun 2004, yang menyatakan tentang kriteria

kerapatan hutan, bahwa apabila dalam luas per hektar hutan terdapat < 1000

pohon (<1000 pohon/Ha) maka dapat diklasifikasikan hutan tersebut memiliki

tingkat kerapatan yang rendah. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa kerapatan tumbuhan yang ada di area penelitian Bukit Kangin

tergolong rendah (hanya 790 pohon/Ha). Kerapatan tumbuhan akan sangat

berhubungan dengan persaingan antar tumbuhan dalam mendapatkan sinar

matahari dan unsur hara. Dalam hal persaingan unsur hara dan air, kerapatan

tumbuhan yang tinggi menyebabkan persaingan antar tumbuhan semakin tinggi

sehingga tumbuhan sering mengalami kekurangan unsur hara dan air (Sholeh dan

Djumali, 2007). Bila dikaitkan dengan kondisi Bukit Kangin yang kerapatan

tumbuhan tergolong rendah berarti persaingan atau kompetisi antar tumbuhan

tidak terlalu tinggi atau rendah, sehingga tumbuhan tidak akan kekurangan unsur

hara dan air.

Berdasarkan data keseluruhan tumbuhan yang ada di Bukit Kangin

tumbuhan enau menjadi tumbuhan yang paling dominan ditemukan dengan total

keseluruhan individu yaitu 1.091 individu. Dominansi suatu spesies tumbuhan

dapat dilihat dari 1) jumlah spesies terbanyak; 2) ukuran diameter batangnya yang
121

besar; 3) pertumbuhan yang dominan (Fachrul, 2007). Lebih lanjut, Damayanti

(2017) menyatakan spesies yang mendominasi berarti memiliki kisaran

lingkungan yang lebih luas dibandingkan dengan spesies yang lainnya, sehingga

dengan kisaran toleransi yang luas terhadap faktor lingkungan menyebabkan

spesies tumbuhan akan memiliki sebaran yang luas. Hal ini sesuai dengan kondisi

di lapangan tampak bahwa tumbuhan enau memiliki kisaran atau sebaran yang

luas. Sehingga hutan Bukit Kangin Desa Tenganan Pegringsingan disebut Alas

Jaka oleh masyarakat setempat.

Berdasarkan data komposisi keseluruhan spesies tumbuhan di Bukit

Kangin, terdata 46 spesies (60%) dari jumlah keseluruhan tumbuhan yang

merupakan tumbuhan berguna bagi masyarakat Desa Tenganan Pegringsingan.

Hal ini berkaitan dengan masyarakat Tenganan Pegringsingan yang memiliki

aturan-aturan (awig-awig) tentang pemanfaatan hasil hutan yang cukup kompleks.

Awig-awig ini merupakan suatu norma yang mengatur tatanan sebuah kehidupan

masyarakat Desa Adat Tenganan Pegringsingan, termasuk pula dalam

hubungannya Tri Hita Karana yang mengatur hubungan antara manusia dengan

tuhannya, manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungan, sehingga

kelestarian hutan dapat tetap terjaga (Kristiono, 2017).

Kearifan lokal itu tidak ditransfer kepada generasi penerus melalui

pendidikan formal atau non formal tetapi melalui tradisi lokal. Kearifan tersebut

sarat dengan nilai – nilai yang menjadi pegangan, penuntun, petunjuk atau

pedoman hidup untuk bertingkah dan berinteraksi dengan lingkungannya (Ade

dan Affandi, 2016).


122

Di Indonesia tumbuhan enau merupakantumbuhan yang banyak ditemukan

dan tersebar di seluruh wilayah Nusantara, khususnya di daerah-daerah perbukitan

yang lembab (Lempang, 2012) dan tumbuh secara individu maupun secara

berkelompok (Alam dan Suhartati, 2000). Hampir semua bagian dari pohon enau

bermanfaat dan dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, baik bagian daun,

batang, ijuk, akar, buah, dll (Lempang, 2012).

Bapak Kodri (wawancara pribadi, 2019) selaku tokoh masyarakat,

menyampaikan bahwa tumbuhanenau memiliki banyak kegunaan di Tenganan

Pegringsingan, seperti sebagai pelengkap sarana upacara (coblong), digunakan

untuk anting-anting (sumpeng) untuk anak laki-laki, dan sebagai atap pada

bangunan. Bangunan yang wajib menggunakan tumbuhan enau sebagai atapnya

adalah Bangunan Suci (Bale Buga) yang ada di setiap rumah dan terletak paling

depan. Bagian tumbuhan enau yang digunakan untuk atap tersebut adalah ijuknya

dan digabungkan dengan daun kelapa pada bagian bawahnya. Hal ini berarti,

tumbuhan enau berguna bagi masyarakat Tenganan Pegringsingan, yang berkaitan

dengan budaya yang ada di Tenganan Pegringsingan.

Selain itu pohon enau juga sangat penting bagi konservasi lahan dan air.

Pohon enau cukup ideal bagi konservasi lahan. Pohon enau memiliki daun yang

cukup lebat dan batang penuh dibaluti ijuk, maka dapat menahan air hujan yang

langsung jatuh ke tanah sehingga akan mengurangi pengikisan tanah oleh air

hujan. Kemudian enau memiliki akar yang kuat dan dalam, dengan demikian akan

menyanggah terjadinya abrasi jika berada di pinggir sungai (Yuldiati, dkk., 2016).

Tumbuhan kemiri digunakan oleh masyarakat Tenganan Pegringsingan

sebagai pewarna alami untuk kain gringsing. Dalam hal ini tumbuhan kemiri
123

berperan untuk memberi warna kuning pada kain gringsing. Kemiri tergolong

pohon berukuran sedang yang dapat mencapai ketinggian hingga 20 m dan

diameter setinggi dada hingga 90 cm. Kulit batangnya berwarna abu-abu coklat.

Daunnya mudah dikenali dari bentuknya yang khas, umumnya terdiri dari 3–5

helai daun dari pangkal, berselang-seling dan pinggir daun bergelombang. Bagian

atas permukaan daun yang masih muda berwarna putih mengilap seperti perak,

yang kemudian akan berubah warna menjadi hijau tua seiring dengan

bertambahnya umur pohon. Buah kemiri berwarna hijau sampai kecoklatan,

berbentuk oval sampai bulat dengan panjang 5–6 cm dan lebar 5–7 cm. Pohon

kemiri banyak djumpai di daerah beriklim hujan tropis, dengan kondisi agak

kering selama musim kemarau. Jenis ini tumbuh subur di daerah tropis yang

lembap sampai ketinggian 1200 m di atas permukaan laut (Krisnawati, 2011).

Darmawati (2016) meyampaikan proses pewarnaan benang untuk

pembuatan kain gringsing. Buah kemiri yang sudah masak fisiologis (buah – buah

yang secara alami jatuh dari pohon)dicincang dan digoreng. Selanjutnya

cincangan kemiri diperas sampai keluar minyak kemudian ditambahkan air abu.

Campuran tersebut digunakan untuk merendam benang selama 37 hari. Campuran

tersebut yang akan memberikan warna kuning pada kain gringsing.

Tumbuhan ata merupakan tumbuhan yang berguna bagi masyarakat Desa

Tenganan Pegringsingan. Ata merupakan tumbuhan sejenis paku-pakuan yang

merambat pada pohon. Ata digunakan oleh masyarakat sebagai perlengkapan

sarana upacara dan sebagai kerajinan buatan tangan. Ata digunakan sebagai sarana

upacara seperti tamiang (perisai untuk upacara mekare/perang pandan), tempat

sesajen (ingka), tempat alat-alat upacara dan lain-lain. Seiring perkembangan


124

pariwisata, permintaan terhadap kerajinan Ata ini terus meningkat. Karena

tampilannya yang cantik, berbahan alami, hand made serta memiliki kekuatan

yang awet, anyaman Ata selain diproduksi karena fungsinya terdahulu sebagai

perlengkapan sarana upacara, anyaman Ata juga telah dikembangkan menjadi

produk-produk komersil seperti : tas, tatakan piring dan gelas, kotak tissue,

gentong, cinderamata pernikahan, pot bunga, dan lain-lain yang sangat digemari

wisatawan (Kemdikbud, 2017).

Menurut Setyowati (2010) pengobatan tradisional merupakan upaya

penyembuhan terhadap penyakit yang dilakukan berdasarkan kepercayaan turun-

temurun, baik dengan menggunakan bahan alami yang tersedia dan diyakini

mempunyai khasiat dapat menyembuhkan maupun melalui perantara seseorang

(dukun) yang diakui mempunyai kekuatan tertentu di dalam dirinya untuk

menghilangkan penyakit.

Bapak I Nyoman Sadra (Wawancara pribadi, 2019) selaku tabib (ahli

akupuntur) di Desa Tenganan Pegringsingan, menyatakan bahwa tumbuhan Pule

(Alstonia scholaris (L.) R.Br.) merupakan salah satu tumbuhan berkhasiat obat.

Daun pule dikatakan dapat menyembuhkan penyakit malaria. Hal ini sesuai

dengan yang disampaikan oleh Rudiyanto (2015) bahwa pohon pule memiliki

sifat antipiretik, anti malaria, antihipertensi serta anti andenergik dan melancarkan

saluran darah. Penggunaan kandungan ini bisa berasal dari akar, kulit batang ,

daun dan getah pulai. Akarnya juga obat tukak didalam hidung, mengobati koreng

dan borok. Kulit batang pulai bermanfaat untuk mengatasi demam, hipertensi,

tonikum, ekspektorant, perut kembung, ginjal membesar, demam nifas, hemoroid

dan sakit kulit. Cara penggunaanya adalah dengan merebus kulit batang pulai
125

yang dicampur dengan bahan lainnya. Air rebusannya itu disaring dan diminum

sekaligus. Penggunaan getahnya dapat pula berkhasiat untuk mengatasi koreng,

borok pada hewan, bisul dan kecacingan (kremi). Untuk mengatasi penyakit

tersebut, getahnya dicampurkan dengan bahan lain. Daunnya pun punya manfaat

yang banyak. Dengan merebus daun pulai dan bahan lainnya bisa mengobati

sifilis, beri-beri, sakit usus, cacing, disentri, diare menahun, diabetes dan malaria.

Sehingga penting bagi kita untuk menjaga kelestarian tumbuhan, apalagi

tumbuhan tersebut berguna bagi kehidupan. Setyawati (2009) menyatakan bahwa

tujuan pelestarian tumbuhan berkhasiat adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat yang tinggal di dalam dan sekitar hutan serta melestarikan ilmu

pengetahuan tradisional yang selama ini sudah diwariskan secara turun temurun

dari nenek moyang kita.

4.6.2 Pola Distribusi Spesies Tumbuhan Berguna

Berdasarkan hasil penelitian terdapat 46 spesies tumbuhan berguna yang

ada di Bukit Kangin. Pola distribusi spesies tumbuhan berguna yang ada di Hutan

Bukit Kangin secara keseluruhan terdiri dari 3 pola yang berbeda-beda, yaitu

terdistribusi secara teratur, acak dan mengelompok. Distribusi spesies bisa

dipengaruhi oleh faktor biotik. Hal ini bisa terjadi dikarenakan adanya

konservasi/budidaya atau ketidak sengajaan makhluk hidup melemparkan buah

atau biji sehingga membantu proses sebaran spesies tumbuhan menjadi lebih luas

(Wijana dan Setiawan, 2017).

Spesies tumbuhan berguna yang termasuk ke dalam tipe pola distribusi

teratur yaitu terdapat 1 spesies (2%) yaitu tumbuhan enau. Barbour et.al. (1987)
126

menyatakan bahwa pola penyebaran secara teratur/seragam/reguler, umumnya

terdapat pada tumbuhan yang dibudidayakan. Penyebaran semacam ini terjadi

apabila terjadi persaingan yang kuat di antara individu-individu dalam populasi

tersebut. Disamping itu adanya antagonisme positif yang mendorong pembagian

ruang yang sama. Pada tumbuhan misalnya, persaingan untuk mendapatkan

nutrientdan ruang.

Bapak I Gede Sukayasa (wawancara pribadi, 2019) selaku kepala Dusun

Bukit Kangin Desa Tenganan Pegringsingan menyampaikan bahwa Bukit Kangin

dulunya merupakan hutan belantara dan pohon enau merupakan tumbuhan yang

tumbuh dan berkembang secara alamiah. Masyarakat Tenganan Pegringsingan

tidak membudidayakan tumbuhan enau tersebut, akan tetapi dilakukan pengaturan

jarak tumbuh pada fase bibit. Kira-kira jarak pohon satu dengan yang lainnya

kurang lebih berjarak 3- 4 meter. Oleh karena itu, tumbuhan enau memiliki pola

distribusi teratur. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wijana dan Setiawan (2017)

yang menyatakan bahwa pola sebaran tumbuhan akan terdistribusi secara teratur

disebabkan oleh intervensi manusia.

Spesies tumbuhan berguna yang termasuk ke dalam pola distribusi acak

yaitu terdapat 11 spesies (24%) adalah tumbuhan alpukat, belalu, belalu bali,

beringin, dauh, jambu biji, jangar ulam, jeruk bali, jeruk lemo, juwet, dan

salak.Tumbuhan yang memiliki pola distribusi acak dapat disebabkan oleh tidak

adanya intervensi manusia dalam distribusinya sehingga dapat tumbuh dimana

saja. Sesuai dengan pernyataan Wijana (2014) menyatakan bahwa dalam pola

acak, lokasi tumbuh tumbuhan sembarangan sehingga tidak memiliki arah dan

posisi terhadap lokasi lain dari jenis yang sama. Disisi lain Djufri (2002)
127

menyatakan distribusi secara acak bisa juga dipengaruhi oleh faktor luar, misalnya

angin atau dibawa oleh hewan tertentu. Dapat juga disebabkan karena adanya

kompetisi dengan spesies lain, sehingga pertumbuhannya terhambat pada kisaran

ruang relatif sempit.

Lebih lanjut Wijana dan Setiawan (2017) menyampaikan bahwa tumbuhan

yang memiliki pola distribusi acak bisa juga disebabkan karena jumlah individu

spesies tumbuhan tersebut sangat sedikit, kemampuan bereproduksi rendah, dan

individu yang bertahan cenderung berukuran besar dan sudah tua. Hal tersebut

mengakibatkan tumbuhan tersebut jarang berbuah dan memiliki kemampuan

bereproduksi yang rendah sehingga jumlahnya sedikit.

Selain memiliki pola sebaran teratur dan acak, terdapat beberapa spesies

tumbuhan berguna lainnya yang ada di Bukit Kangin memiliki pola sebaran

mengelompok. Spesies tumbuhan berguna yang memiliki pola sebaran

mengelompok yaitu terdapat 34 spesies (74%) yaitu tumbuhan alang-alang, asem,

ata, badung, tiing tali, bayur, belimbing wuluh, cempaka putih, durian, gamongan,

gegirang, ilak, kayu manis, kelapa, kemiri, kepundung, kerasi, kutat, majegau,

mangga, manggis, nanas, nangka, pakel, pandan duri, pangi, pinang, pisang, pule,

pulet, rambutan, sukun, tabia bun dan talas. Spesies tumbuhan dengan pola

distribusi mengelompok paling banyak ditemukan. Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Wijana (2014) menyatakan bahwa penyebaran secara

mengelompok adalah yang paling umum terdapat di alam.

Pengelompokan ini terutama disebabkan oleh berbagai hal, yaitu :

1. Respon dari organisme terhadap perubahan cuaca musiman, akibat dari

cara atau proses reproduksi/regenerasi dan


128

2. Sifat-sifat organisme dengan organ vegetatifnya yang menunjang untuk

terbentuknya kelompok atau koloni

Siti (2012) menambahkan bahwa hal ini disebabkan karena individu

memiliki kecenderungan untuk berkumpul dan mencari kondisi lingkungan yang

sesuai dengan kebutuhan hidupnya. Pengelompokan tersebut dilakukan karena

adanya interaksi saling menguntungkan di antara individu tersebut.

Secara umum spesies tumbuhan yang memiliki pola sebaran

mengelompok disebabkan karena setiap spesies melakukan pemencaran benih

baik itu berupa buah dan biji dengan pemencaran yang dipengaruhi oleh gravitasi.

Maka benih akan cenderung tumbuh dan berkembang pada wilayah yang dekat

dengan tumbuhan induknya, sehingga spesies ini akan cenderung mengelompok

pada beberapa wilayah sesuai dengan keberadaan induknya. Selain itu, faktor

lingkungan juga berpengaruh pada keberhasilan hidup suatu spesies tumbuhan.

Spesies yang memiliki syarat tumbuh lingkungan yang spesifik hanya akan

mampu tumbuh pada wilayah tertentu saja, sehingga terbentuklah sebaran spesies

yang mengelompok di wilayah tersebut (Wijana dan Setiawan (2017); Barbour et.

al. (1987); Djufri (2002).

4.6.3 Indeks Keanekaragaman Spesies Tumbuhan Berguna

Variasi jenis atau spesies di antara tumbuhan yang terdapat pada suatu area

disebut dengan keanekaragaman. Keanekaragaman tumbuhan disuatu wilayah

dapat dijadikan indikator untuk keadaan wilayah tersebut.

Indeks keanekaragaman spesies tumbuhan berguna, dilihat dari hasil

eksplorasi di Bukit Kangin Desa Tenganan Pegringsingan, menunjukan bahwa


129

vegetasi hutan Bukit Kangin memiliki indek keankearagaman mencapai 2,87 yang

termasuk kategori keanekaragaman sedang. Kenaekaragaman sedang artinya

komponen penyusun penyusun keanekaragaman berupa densitas dan dominansi

berada pada kondisi yang cukup melimpah (tidak tinggi dan tidak rendah).

Dengan kata lain spesies tumbuhan berguna yang ada di Bukit Kangin cukup

beranekaragam.

Jika dikaji pada masing-masing Zone dalam penelitian ini, pada Zone III

nilai indeks keanekaragaman untuk habitus anak pohon (3,07) dan bibit (3,63)

mencapai kategori indeks keanekaragaman tinggi. Indeks keanekaragaman tinggi

berarti spesies pada fase bibit dan anak pohon sangat beranekaragam. Tingginya

indeks keanekaragaman tumbuhan disebabkan oleh kestabilan komposisi

tumbuhan yang dipengaruhi oleh kekayaan spesiesnya. Pernyataan ini sesuai

dengan pernyataan Odum (1996) menyatakan semakin tinggi nilai indeks

keanekaragaman suatu kawasan menunjukkan semakin stabil komunitas di

kawasan tersebut. Suatu jenis yang memiliki tingkat kestabilan yang tinggi

mempunyai peluang yang lebih besar untuk mempertahankan kelestarian

spesiesnya.

Muhadiono (2001) menyatakan bahwa keanekaragaman suatu komunitas

sangat bergantung pada jumlah spesies dan jumlah individu yang terdapat pada

komunitas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wijana (2016) yang menyatakan

bahwa diversitas spesies adalah gabungan dari konsep equitability (kemerataan)

dan richness (kekayaan) dari spesies tertentu. Sriastuti (2005) menyampaikan

bahwa jumlah spesies dalam komunitas disebut dengan kekayaan spesies,


130

sedangkan kemerataan spesies mengacu pada banyaknya individu di antara

spesies.

Bila dilihat dari hasil rekapitulasi data pada penelitian ini, baik pada data

Zone I, II, III dan vegetasi umum hutan Bukit Kangin. Tampak bahwa nilai indeks

kemerataan individu spesies (ekuitabilitas) lebih kecil dari pada kekayaan spesies,

sehingga nilai indeks keanekaragaman spesies tumbuhan berguna di Bukit Kangin

ditentukan oleh nilai kekayaan spesies. Hal ini berarti bahwa kondisi di area

penelitian sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh Polunin (1990)

menyebutkan kisaran lingkungan tertentu memiliki kisaran parameter edafik

tertentu pula. Artinya bahwa unsur-unsur hara tanah yang ada di lokasi kajian

tidak terdistribusi secara merata, sehingga kemerataan spesies yang hidup di

atasnya juga tidak merata. Sehingga dari hasil observasi dan analisis, tampak

bahwa komponen kekayaan spesies yang hidup di lokasi kajian cukup tinggi.

Nahlunnisa (2016) menambahkan nilai kemerataan yang rendah

dikarenakan adanya spesies yang memiliki jumlah individu yang tinggi atau

spesies dominan dan jumlah individu tidak sama atau tidak merata. Dari

pernyataan di atas, hal tersebut sesuai dengan hasil pengamatan yaitu terdapatnya

spesies yang mendominasi di masing-masing Zone. Pada Zone I dan II spesies

tumbuhan enau yang mendominasi dengan jumlah individu sebanyak 594 dan 378

individu, sedangkan pada Zone III spesies tumbuhan bayur dengan jumlah

individu sebanyak 127 individu. Dan untuk keseluruhan vegetasi hutan Bukit

Kangin di dominasi oleh spesies tumbuhan enau dengan jumlah individu yaitu

1.091 individu. Maka dari itu Bukit Kangin disebut dengan Alas Jaka.
131

Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

keanekaragaman spesies di data dan diuji di laboratorium yaitu bahan organik

tanah, kelengasan tanah, pH tanah, suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya.

Faktor edafik dan klimatik tersebut menjadi salah satu penentu kelangsungan

hidup organisme yang hidup di dalam maupun di atas tanah. Faktor edafik dan

klimatik merupakan faktor yang terkait dengan fisiologi dari suatu vegetasi. Nilai

rata-rata faktor edafik yang ada di hutan Bukit Kangin yaitu bahan organik tanah

sebesar 2,88%. Menurut Sarna (2006) bahan organik tanah yang baik untuk

pertumbuhan suatu tanaman adalah sebesar 5%. Maka berdasarkan hal tersebut

kandungan bahan organik tanah di Bukit Kangin kurang mendukung pertumbuhan

vegetasi.

Nilai rata rata pH tanah adalah sebesar 6 yang termasuk pH

asam.Keasaman tanah sangat berpengaruh pada keadaan komposisi tanah, baik,

buruknya kondisi tanah untuk menopangpertumbuhan dan perkembangan

tumbuhan dan juga dijelaskan secara umum tumbuhan memerlukan pH optimal

pada kisaran 5-8 untuk menjalankan aktivitas hidupnya Polunin (1990). Polunin

(1990) menyatakan bahwa pH tanah yang tidak terlalu asam dan tidak terlalu basa

memungkinkan semua jenis tumbuhan untuk tumbuh ditempat tersebut dengan

baik. Hal ini sesuai dengan pH tanah di Bukit Kangin yang memiliki pH rata-rata

yaitu 6 yang berarti bahwa memungkinkan semua jenis tumbuhan bisa tumbuh

dengan baik di daerah tersebut.

Nilai kelengasan tanah adalah sebesar 29,72%. Menurut Hardjowigeno

(2003), kelengasan tanah yang baik untuk pertumbuhan tubuhan adalah minimal
132

sebesar 25%. Jadi Kandungan kelengasan tanah masih dapat dikatakan sangat

mendukung pertumbuhan tumbuhan berguna yang ada di Bukit Kangin.

Nilai rata-rata suhu udara di Bukit Kangin sebesar 29˚C.Suhu suatu

lingkungan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, karena

suhu menentukan kecepatan reaksi-reaksi kimiawi yang mencakup kehidupan

tumbuhan terutama dalam proses respirasi dan fotosintesis (Deshmukh, 1992).

Menurut Wijana dan Setiawan (2017) suhu optimum untuk fotosintesis berkisar

0 0
antara 10 C-30 C. Hal ini berarti bahwa suhu di hutan Bukit Kangin masuk dalam

kategori baik untuk pertumbuhan. Sebaliknya jika suhu lebih rendah atau bahkan

lebih tinggi dari kisaran suhu optimum tersebut, maka terjadi penurunan laju

fotosintesis pada tumbuhan.

Nilai rata-rata ketinggian tempat adalah sebesar 217 mdpl. Ketinggian

tempat akan mempengaruhi perubahan suhu udara. Semakin tinggi keberadaan

suatu tempat maka semakin rendah suhu udaranya atau dapat dikatakan suhu

udaraya menjadi semakin dingin, begitu pula sebaliknya jika semakin rendah

keberadaan suatu tempat maka suhu udaranya akan semakin tinggi atau suhu

udaranya dapat dikatakan semakin panas. Perbedaan suhu udara yang disebabkan

oleh perbedaan tempat ini tentu akan menentukan keberadaan vegetasi tumbuhan

di suatu wilayah.

Kelembaban udara dapat mempengaruhi kehidupan tumbuhan, karena

berpengaruh pada proses transpirasi tumbuhan. Tumbuhan yang memiliki

kelembaban 66-70 % berarti bahwa spesies tumbuhan tersebut memiliki sebaran

yang luas pada seluruh wilayah hutan. Hal ini sesuai dengan rata-rata kelembaban
133

di Bukit Kangin yaitu 70,6%. Walaupun ada spesies tumbuhan yang hanya

mampu tumbuh pada wilayah yang memiliki kelembaban tertentu (Polunin, 1990)

Nilai rata-rata intensitas cahaya adalah sebesar 49 lux. Menurut Wijana

(2014) intensitas cahaya dalam suatu ekosistem adalah bervariasi. Faktor

intensitas cahaya sangat berpengaruh terhadap fisiologis tumbuhan terutama

dalam fisiologis fotosintesis. Dalam pengaruhnya tersebut intensitas cahaya

diperlukan oleh tumbuhan untuk aktivitas fotosintesis, mengikuti kurve normal,

artinya pada waktu tertentu dengan intensitas tertentu, laju fotosintesis

berlangsung sesuai dengan besarnya intensitas cahaya yang diterima.

4.7 Implikasi

Adapun implikasi yang ditimbulkan dari hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Dengan adanya data distribusi spesies tumbuhan berguna yang ada di

Bukit Kangin Desa Tenganan Pegringsingan memudahkan masyarakat

dalam melakukan upaya konservasi dan revegetasi tumbuhan berguna.

2. Keanekaragaman spesies tumbuhan berguna yang ada di Bukit Kangin

Desa Tenganan Pegringsingan dapat dimanfaatkan sebagai acuan dalam

melakukan konservasi tumbuhan yang bermanfaat bagi kehidupan

masyarakat sesuai dengan sosial budaya setempat baik dalam segi

sandang, pangan, papan, obat, upacara keagamaan dan industri.

3. Tumbuhan berguna dengan keanekaragaman dan distribusinya, dapat

dijadikan objek wisata alternatif dan ekonomi kreatif bagi masyarakat

Desa Adat Tenganan Pegrigsingan berbasis pada sosial budaya setempat.


134
BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut.

1. Pola distribusi spesies tumbuhan berguna yang ada di Bukit Kangin Desa

Tenganan Pegringsingan memiliki tiga pola yaitu teratur (2%), acak (24%)

dan mengelompok (74%).

2. Indeks keanekaragaman tumbuhan berguna di Bukit Kangin Desa

Tenganan Pegringsingan sebesar 2,87 yang termasuk dalam kategori

keanekaragaman sedang.

5.2 Saran

Dari simpulan tersebut di atas, ada beberapa saran yang dapat disampaikan

yaitu:

1. Disarankan kepada seluruh masyarakat di Desa Tenganan Pegringsingan

agar menjadikan hasil penelitian ini sebagai acuan untuk melakukan

koservasi Tumbuhan Berguna untuk menjaga kelestariannya.

135
136

2. Bagi peneliti lain dapat menginovasi penelitian ini, terutama terkait

dengan pendalaman ekologi dan etnobotani.

3. Bagi pemerintahan atau instansi terkait perlu diadakannya sosialisasi

mengenai Tumbuhan berguna agar masyarakat dapat menambah wawasan

mengenai kegunaanya.
137

DAFTAR RUJUKAN

Ade, V. dan I. Affandi. 2016. “Implementasi Nilai-nilai Kearifan Lokal dalam


Mengembangkan Keterampilan Kewarganegaraan”. Jurnal Pendidikan
Ilmu Sosial (JPIS), Volume 25, Nomor 1.

Aiyda, N. dan Lagiono. 2015. “Kerapatan dan Pola Distribusi Pohon Kelapa Hijau
(Cocosnucifera) pada Wilayah Tidak Berpenghuni di Desa Bariang”.
Jurnal Pendidikan Hayati, Volume 1, Nomor 3 (Halaman 1)

Alam, S. dan Suhartati. 2000.” Pengusaha Hutan Aren Rakyat di Desa Umpunge
Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng Sulawesi Selatan”. Jurnal
Buletin Penelitian Kehutanan, Vol. 6, No. 2 (Halaman 59-70)

Ariffien, B. A. 2001. Hutan Tropis dan Metode Analisis Hutan. Makasar : BKS-
PTN-INTIM

Arnyana, I. B. P. 2007. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian. Denpasar: Bagian


Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Baloari, G., R. Linda dan Mukarlina. 2013. “Keanekaragaman Jenis dan Pola
Distribusi Nepenthes spp. di Gunung Semahung Kecamatan Sengah
Temila Kabupaten Landak”. Jurnal Protobiont, Volume 2 (1) : 1-6.

Barbour, M.G., J. H. Burk and W. D. Pitts. 1987. Terestrial Plant Ecology.


California: The Benjamin/Coming Publishing Company, Inc.

Canter, L.W. 1996. Environmental Impact Assessment. New York:McGraw-Hill.

Damayanti, E. K. 2013. Pengelolaan Keanekaragaman Hayati Tumbuhan Obat


dan Tumbuhan Berguna. Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan
dan Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB.

Damayanti,D. R., A. Bintoro., dan T. Santoso. 2017. “Permudaan Alami Hutan di


Satuan Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah III Kuala Penet
Taman Nasional Way Kambas”. Jurnal Sylva Lestari. Volume 5, Nomor
1, Januari 2017 (92-104)
138

Darmana, K. 2017. “Mekare-Kare Wujud Ritualitas Keagamaan Desa Adat


Tenganan Pegringsingan Sebagai Obyek Wisata dan Dampaknya Terhadap
Kehidupan Masyarakat, Karangasem, Bali”. Jurnal Sunari Penjor, Vol. 1,
No. 1.

Darmawati, I. A. P., G. Wijana., A. A. M. Atiningsih., I. A. Mayun dan N. M. L.


Pradnyawathi. 2016. “Identifikasi dan Karakterisasi Tanaman Pewarna
Alam Tenun Pegringsingan Desa Tenganan”. Jurnal Agrotrop, Volume 6,
Nomor 1, (Hal. 10-18).

Darsana, I K. 2010. Desa Tenganan Pegringsingan II. Denpasar : Institut Seni


Indonesia

Dayakisni, T., S. Yuniardi. 2003. Psikologi Lintas Budaya. Malang: UMM Press.

Deshmukh, I. 1992. Ekologi dan Biologi Tropika, Terjemahan R.E Soeriaatmadja.


Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Djufri. 2002. “ Penentuan Pola Distribusi, Asosiasi dan Interaksi Spesies


Tumbuhan Khususnya Padang Rumput di Taman Nasional Baluran Jawa
Timur “. Jurnal Biodiversitas, Volume 3, Nomor 1 (Halaman 181-188)

Dwijendra, N. K., Acwin. 2003. “Perumahan dan Permukiman Tradisional Bali”.


Jurnal Permukiman “ Natah”, Vol. 1, No. 1 Pebruari 2003.

Enda. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Ersam, T. 2004. Keunggulan Biodiversitas Hutan Tropika Indonesia dalam


Merekayasa Model Molekul Alami. Prosiding Seminar Nasional Kimia VI.
ITS Surabaya.

Fachrul, M. F. 2006. Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara.

Hasanuddin, E. G. dan Safmaneli. 2012. “Pengaruh Persaingan Gulma Synedrella


nodiflora L. pada Berbagai Densitas Terhadap Pertumbuhan Hasil
Kedelai”. Jurnal Agrista, Volume 16 ,Nomor 3 (Halaman 146-152).

Hardjowigeno. 2003. Ilmu Tanah. Jakarta : Akademi Pressindo.


139

Haryanti, E. S., F. Diba dan Wahdina. 2015. “Etnobotani Tumbuhan Berguna oleh
Masyarakat Sekitar Kawasan KPH Model Kapuas Hulu”. Jurnal Hutan
Lestari, Volume 3 (3) : 434-445

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia I-IV (terjemahan: de Nuttige


planten van Indonesia). Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan
Kehutanan. Departemen Kehutanan.

Indrawan, M., R. B. Primack dan J. Supriatna. 2007. Biologi Konservasi. Edisi


revisi Jakarta. Yayasan Obor Indonesia.

Indriyanto. 2008. Ekologi Hutan Cetakan ke-2. Jakarta: Bumi Aksara.

Karidewi, M. P., S. Ritohardoyo dan L.W. Santosa. 2012. “Desa Adat Tenganan
Pegringsingan dalam Pengelolaan Hutan di Desa Tenganan, Kecamatan
Manggis, Karangasem, Bali”. Fakultas Geografi Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta, IndonesiaVolume 26, Nomor 1.

Kemendikbud. 2017. Warisan Budaya Tak Benda Indonesia.Jakarta :


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Keputusa Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 201 Tahun 2004 tentang
Kriteria Baku dan PedomanPenentuan Kerusakan Manggrove. 2004.
Jakarta : Kementerian Lingkungan Hidup RI.

Krisnawati, H., M. Kallio dan M. Kanninen. 2011.Ecology, Silviculture and


Productivity. Bogor : CIFOR

Kristiono, N. 2017.” Pola Kehidupan Masyarakat Adat Desa Tenganan


Pegringsingan Bali”. Jurnal Integralistik,Nomor 2/Th.XXVII.

Lasabuda, R. 2013.”Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan dalam Perspektif


Negara Kepulauan Republik Indonesia”.Jurnal Ilmiah Platax,Volume 1-2

Lempang, M. 2012.” Pohon Aren dan Manfaat Produksinya”. Balai Penelitian


Kehutanan Makassar. Jurnal Teknis EBONI, Vol. 9, No. 1 (Halaman 37-
54)

Mahadiono. 2001. Ekologi Vegetasi, Laboratorium Ekologi. Bogor : Institut


Pertanian Bogor.
140

Mahendra, M.S., I M. Sukewijana dan I G. A. A. R. Asmiwyati. 2011. “ Pemetaan


Pohon Bernilai Budaya Bali yang Langka di kota Denpasar”. Jurnal
Bumi Lestari, Volume 11, Nomor 1 (Halaman 66-67)

Marla, S. dan I W. Rupa. 2007. Desa Adat Tenganan Pegringsingan Kabupaten


Karangasem Provinsi Bali. Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata.
Direktorat Jenderal Nilai Budaya Seni Dan Film.

Mishra, R. 2010. Economic Botany. Discovery Publishing House PVT.LTD. New


Delhi- 110002

Moore and Chapman. 1986. Methods in Plant Ecology “ Second Edition”.


Melbourne : Blackwell Scientific Publications.

Nala, N. 2007. Usada Bali : Tinjauan Filosofis dan Peranannya dalam Ekowisata.
Dalam Prosiding Seminar Konservasi Tumbuhan Usada Bali dan
Peranannya dalam Mendukung Ekowisata Tahun 2007. Tabanan, Bali :
UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Eka Karya Bali-LIPI

Nala, N. 2002. Balinese Traditional Culture in Changing World. Dalam I G. N.


Susila, Editor. Proceeding National-International Seminar Traditional
Culture in Changing World. March 22. Denpasar Bali : Bali HESG.

Nahlunnisa, H., E. A. M. Suhud dan Y. Santosa. 2016. “Keanekaragaman Spesies


Tumbuhan di Areal Nilai Konservasi Tinggi (NKT) Perkebunan Kelapa
Sawit Provinsi Riau”. Jurnal Media Konservasi,Volume21, Nomor 1 April
2016 : 91-98.

Norlatifah dan R. N.Wahab.2016.”Struktur Populasi dan Pola Distribusi Pohon


Rumbia (Metroxylon sagu) di Desa Karang Jawa Kecamatan Padang
Batung Kabupaten Hulu Sungai Selatan”. Jurnal Pendidikan Hayati,
Volume 2, Nomor 3 (Halaman 139)

Odum, E. P. 1996. Dasar-dasar Ekologi (Edisi Ketiga). Yogyakarta : Gadjah Mada


Universitu Press

Parwata, I.W. 2004. Dinamika Permukiman Pedesaan pada Masyarakat Bali.


Denpasar : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Pusat Bahasa Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga).
Jakarta : Balai Pustaka
141

Putra, W. I. 2017. Peran Lembaga Adat Paser dalam Pelestarian Nilai-nilai Sosial
Budaya Lokal di Kabupaten Paser Kalimantan Timur. Tesis S-2 Fakultas
Pasca Sarjana Universitas Negeri Makassar

Putri, S. 2012. ”Reintroduksi Tanaman Langka di Hutan Lindung Batukaru,


Tabanan, Bali”.Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya ‘Eka Karya’
Bali – LIPI Volume 11 Nomor 2.

Polunin, N. 1990. Pengantar Geografi Tumbuhan dan Beberapa Ilmu Serumpun.


Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada

Rachman, E. dan A. Hani. 2017. “Potensi Keanekaragaman Jenis Vegetasi untuk


Pengembangan Ekowisata di Cagar Alam Situ Panjalu”. Jurnal Wasian,
Volume 4, Nomor 1, (Hal. 1-10).

Rudiyanto, A. 2015. “Tanaman Pulai Sebagai Obat Herbal”.Dalam


https://www.biodiversitywarriors.org/lame-sunda-pule-jawa-polay-adura-
kayu-gabus-pulai-sumatera-hanjalutung-kalimantan-kita-minahasa-rite-
ambon-tewer-banda-aliag-irian-hange-ternate.html. Diunduh 9 Mei 2019

Sarna, K. 2006. Inventarisasi Spesies Tumbuhan Langka di Bali. Laporan Hasil


Penelitian. Tidak Diterbitkan.

Setyawati, T. 2009. “Potensi, Regenerasi dan Pemanfaatan Pohon Obat di Cagar


Alam Besowo dan Manggis, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur”.
Bogor : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Hutan,
Volume 6, Nomor 2 (Halaman 145-157)

Setyowati, F. M. 2010. “Etnofarmakologi dan Pemakaian Tanaman Obat Suku


Dayak Tunjung Kalimantan Timur”. Jurnal Media Litbang Kesehatan,
Volume 20, Nomor 3

Siti. M. 2012. “Keanekaragaman, Pola Sebaran, dan Asosiasi Nepenthes di Hutan


Kerangas Kabupaten Belitung Timur Provinsi Kepulauan Bangka-
Belitung”. Bogor : Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Sholeh, M. dan Djumali. 2007. “Pengaruh Kerapatan Tanaman Terhadap


Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) pada
Tahun Kedua”. Malang : Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat.
142

Sriastuti, N. N. 2005. Penentuan Keanekaragaman Spesies Pohon Pada Vegetasi


Hutan Bukit Kauh, Bukit Kaja, dan Bukit Kangin Desa Lemukih
Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng. Institut Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Negeri Singaraja.

Steenis, V. 1975. Flora, Terjemahan Muso Suryowinoto dkk.Jakarta : Pradnya


Paramita

Steenis, V. 2006. Flora Pegunungan Jawa, Terjemahan Jenny A.


Kartawinata.Bogor: Pusat Penelitian Biologi-LIPI

Sumiartini, N. K. S., I K. Setiawan dan R. A. Bawono. 2017. “Tumbuh-tumbuhan


yang Dimanfaatkan pada Masa Bali Kuno Abad X-XI M”. Jurnal
Humanis, Volume 18, Nomor 1 (Hal : 169-177 ). Fakultas Ilmu Budaya
UNUD.

Sumunar, D. R. S., Suparmini dan S. Setyawati. 2017. “Masyarakat Desa Adat


Tenganan Pegringsingan”. Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 22 No. 2
Oktober 2017

Suparmini, S., Setyawatidan D. R. S. Sumunar. 2012.“Pelestarian Lingkungan


Masyarakat Baduy Berbasis Kearifan Lokal”. FIS Universitas Negeri
Yogyakarta Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 18, No.1 (8-22)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.


1999. Jakarta : Kementerian Kehutanan RI.

Wijana, N. 2008. “Keanekaragam Spesies Tumbuhan, Manfaat dan Upaya


Pelestariannya”.Jurnal Matematika dan Sains. Vol. 5 No. 10, Oktober
2008.

Wijana, N. 2013. Pengelolaan Hutan Berbasis Kearifan Lokal di Desa Tigawasa,


Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Kab.Buleleng:
UniversitasPendidikan Ganesha.

Wijana, N. 2014. “Analisis Komposisi dan Keanekaragaman Spesies Tumbuhan


di Hutan Desa Bali Aga Tigawasa, Buleleng – Bali”. Jurnal Sains dan
Humaniora Lemlit Undiksha. Vol. 1 No. 1, April 2014

Wijana, N. 2014. Buku Ajar Ilmu Lingkungan. Singaraja:Universitas Udayana dan


Universitas Pendidikan Ganesha.
143

Wijana, N. 2014. Metode Analisis Vegetasi. Jogjakarta: Graha Ilmu

Wijana, N. 2014. Metode Analisis Vegetasi. Singaraja: Plantaxia

Wijana, N. 2016.Pengelolaan Lingkungan Hidup.Singaraja : Universitas


Pendidikan Ganesha Press

Wijana, N. dan I G.A.N. Setiawan.2017. Pemetaan Pencaran dan Pola Sebaran


Spesies Tumbuhan Langka Serta Upaya Pengelolaan Berbasis Kearifan
Lokal Pada Hutan Wisata di Propinsi Bali (Laporan Hasil Penelitian).
Singaraja: LPPM Universitas Pendidikan Ganesha

Wijana, N. dan I G. A. N. Setiawan. 2017. “Plant Species Mapping And Density


In The Village Forest Of Penglipuran, Bangli, Bali”. Journal of Natural
Science and Engineering.Volume 1, No.3.

Wijana, N. dan I G. A. N. Setiawan. 2017.”Rare Plant Preservation through


Village Forest Policy in Bali”. Department of Biology Education
Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Education and Humanities
Research,Volume 134.

Wijana, N. dan I G. A. N. Setiawan. 2018. The formation of mini illustrated


dictionary of rare plants in the village forest of Penglipuran, Bangli, Bali.
Journal of Physics: Conf. Series 1040

Wijana, N. dan I G. A. Wesnawa.2018. The Mapping of Rare Plant Species


Distribution in Monkey Forest, Ubud, Gianyar, Bali. FHIS UNDIKSHA
Vol. 19, No.1, Juni 2018.

Wirabumi, I B.B. 2017. Analisis Pola Sebaran dan Distribusi Tumbuhan Simbol
Tubuh pada Upacara NyiraminBerdasarkan Pendekatan Etnobotani dan
Ekologi di Desa Penglipuran, Bangli. Singaraja : FMIPA UNDIKSHA

Wirakusumah, S. 2003. Dasar-dasar Ekologi Bagi Populasi dan Komunitas. Edisi


Pertama. Jakarta : Universitas Indonesia Press.

Wiratno, I. D., A. Syarifudin dan A. Kartikasari. 2001. Refleksi Konservasi dan


Implikasi Bagi Pengelolaan Taman Nasional. Jakarta.

Wiryono dan Lipranto. 2013. “The diversity of locally useful species Batu Ampar
village near Bukit Raja Mandara protected forest area in South Bengkulu
District”. Jurnal Manusia dan Lingkungan, Volume 20, Nomor 2,
(Halaman 119-127).
144

LAMPIRAN-LAMPIRAN
145

Lampiran 01. Komposisi Spesies Tumbuhan di Bukit Kangin Tenganan


Pegringsingan

Kode
No Nama Lokal Nama Ilmiah
Spesies

1 A Enau Arenga pinnata Merr.


2 B Durian Durio zibethinus Murr.
3 C Pakel Mangifera odorata Griff.
4 D Duku Lansium domesticum Jack
5 E Pangi Pangium edule Reinw.
6 F Cempaka Putih Michelia alba DC.
7 G Nangka Artocarpus heterophyllus Lam.
8 H Kemiri Aleurites moluccanus Willd.
9 I Kepundung Baccaurea racemosa Mull.Arg.
10 J Paku Pidpid Nephrolepis multiflora (Roxb.) Jarrett
11 K Jambu Alas Eugenia densiflora (Bl.) DC.
12 L Belalu Hopea celebica Burck
13 M Mangga Mangifera indica L.
14 N Dauh Dracontomelon mangiferum Bl.
15 O Pisang Musa paradisiaca L.
16 P Pinang Areca catechu L.
17 Q Melinjo Gnetum gnemon L.
18 R Bayur Pterospermum celebicum Miq.
19 S Ata Lygodium circinatum (Burm.) Sw.
20 T Pungut Streblus asper Lour.
21 U Gegirang Leea sp.
22 V Belalu Bali Hopea sp.
23 W Tehep Artocarpus elasticus Reinw.
24 X Gatep Inocarpus fagiferus (Parkinson) Fosberg
25 Y Tiing Tali Gigantochloa apus Kurz
26 Z Kepuh Sterculia foetida L.
27 AA Kelapa Cocos nucifera L.
28 AB Wani Mangifera caesia Jack
29 AC Jeruk Bali Citrus maxima (Burm.) Merr.
30 AD Manggis Garcinia mangostana L.
Cananga odorata (Lam.) Hook.f. &
31 AE Sandat
Thomson
32 AF Badung Garcinia dulcis (Roxb.) Kurz
33 AG Pule Alstonia scholaris (L.) R.Br.
34 AH Angih Lannea coromandelica (Houtt) Merr.
146

35 AI Jeruk Lemo Citrus amblycarpa Ochse

Kode
No Nama Lokal Nama Ilmiah
Spesies
36 AJ Jati Tectona grandis L.f.
37 AK Talas Colocasia esculenta (L.) Schott
38 AL Kutat Planchonia valida Blume
39 AM Ilak Amomum sp.
40 AN Jambu Air Syzygium aqueum Alston
41 AO Pulet Urena lobata L.
42 AP Beringin Ficus benjamina L.
43 AQ Lempeni Ardisia humilis Vahl
44 AR Salak Salacca zalacca (Gaertn.) Voss
45 AS Gamongan Zingiber aromaticum Valeton
46 AT Kerasi Lantana camara L.
47 AU Sentul Sandoricum koetjape Merr.
48 AV Jambu Biji Psidium guajava L.
49 AW Majegau Dysoxylum densiflorum Miq.
50 AX Jangar Ulam Syzygium polyanthum Miq.
51 AY Awar-awar Ficus septica Hook
52 AZ Kayu Manis Sauropus androgynus (L.) Merr.
53 BA Kopi Coffea sp.
54 BB Pandan Duri Pandanus tectorius B.C. Stone
55 BC Kem Flacourtia rukam Zoll.& Mor.
56 BD Uyah-uyah Ficus quercifolia Bl.
57 BE Waru Hibiscus tiliaceus L.
Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.)
58 BF Suweg
Nicolson
59 BG Suren Toona sureni Merr.
60 BH Rambutan Nephelium lappaceum L.
61 BI Alpukat Persea americana Mill.
62 BJ Asem Tamarindus indica L.
63 BK Sukun Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg
64 BL Tabia Bun Piper retrofractum Vahl
65 BM Pare Momordica charantia L.
66 BN Kepohpoh Buchanania arborescens Blume
67 BO Gamal Gliricidia sepium (Jacq.) Kunth
68 BP Sirsak Annona muricata L.
69 BQ Bunut Ficus glauca Dum.Cours.
70 BR Juwet Syzygium cumini (L.) Skeels
71 BS Alang-alang Imperata cylindrica (L.) P.Beauv.
72 BT Timbul Artocarpus camansi Blanco
147

73 BU Belimbing Wuluh Averrhoa bilimbi L.

Kode
No Nama Lokal Nama Ilmiah
Spesies
74 BV Kapuk Ceiba pentandra (L.) Gaertn.
75 BW Pegagan Centella asiatica (L.) Urb.
76 BX Vanili Vanilla planifolia Andrews
77 BY Nanas Ananas comosus (L.) Merr.
148

Lampiran 02. Data Hasil Pengukuran Pola Sebaran Spesies Tumbuhan


Berguna di Bukit Kangin Tenganan Pegringsingan

1. Tumbuhan Alang-alang (Imperata cylindrica (L.) P.Beauv.)

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 0 23 0 45 0
2 0 24 0 46 0
3 0 25 0 47 0
4 0 26 0 48 0
5 0 27 0 49 0
6 0 28 0 50 0
7 0 29 0 51 0
8 0 30 0 52 0
9 0 31 0 53 0
10 0 32 0 54 0
11 0 33 0 55 0
12 0 34 0 56 0
13 0 35 0 57 0
14 0 36 0 58 0
15 0 37 0 59 0
16 0 38 0 60 7
17 0 39 0 61 0
18 0 40 0 62 0
19 0 41 0 63 0
20 0 42 0 64 0
21 0 43 0 65 0
22 0 44 0

2. Tumbuhan Alpukat (Persea americana Mill.)

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 0 23 0 45 0
2 0 24 0 46 0
3 0 25 0 47 0
149

4 0 26 0 48 0
5 0 27 0 49 0
Jumlah Jumlah Jumlah
Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
6 0 28 0 50 0
7 0 29 0 51 0
8 0 30 0 52 0
9 0 31 0 53 0
10 0 32 0 54 0
11 0 33 0 55 0
12 0 34 0 56 0
13 0 35 0 57 1
14 0 36 0 58 0
15 0 37 0 59 0
16 0 38 0 60 0
17 0 39 0 61 0
18 0 40 0 62 0
19 0 41 0 63 0
20 0 42 0 64 0
21 0 43 0 65 0
22 0 44 0

3. Tumbuhan Asem (Tamarindus indica L.)

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 0 23 0 45 0
2 0 24 0 46 0
3 0 25 0 47 0
4 0 26 0 48 1
5 0 27 0 49 0
6 0 28 0 50 0
7 0 29 0 51 0
8 0 30 0 52 0
9 0 31 0 53 0
10 0 32 0 54 0
11 0 33 0 55 0
12 0 34 0 56 0
13 0 35 0 57 0
150

14 0 36 0 58 1
15 0 37 0 59 0
16 0 38 0 60 0
Jumlah Jumlah Jumlah
Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
17 0 39 0 61 0
18 0 40 0 62 0
19 0 41 0 63 0
20 0 42 0 64 0
21 0 43 0 65 0
22 0 44 0

4. Tumbuhan Ata (Lygodium circinatum (Burm.) Sw.)

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 0 23 0 45 2
2 0 24 2 46 1
3 0 25 2 47 0
4 4 26 0 48 0
5 2 27 2 49 0
6 3 28 2 50 0
7 0 29 1 51 1
8 0 30 0 52 0
9 0 31 0 53 0
10 0 32 2 54 0
11 0 33 2 55 0
12 0 34 2 56 0
13 3 35 2 57 2
14 0 36 1 58 0
15 7 37 3 59 0
16 4 38 1 60 0
17 0 39 2 61 1
18 2 40 0 62 0
19 5 41 3 63 0
20 6 42 2 64 0
21 0 43 3 65 0
22 2 44 2
151

5. Tumbuhan Badung (Garcinia dulcis (Roxb.) Kurz)

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 0 23 0 45 0
2 0 24 0 46 0
3 0 25 0 47 0
4 0 26 0 48 0
5 0 27 0 49 0
6 1 28 0 50 0
7 0 29 0 51 0
8 0 30 0 52 0
9 0 31 0 53 0
10 0 32 0 54 0
11 0 33 0 55 0
12 0 34 0 56 0
13 0 35 0 57 0
14 0 36 1 58 0
15 0 37 2 59 0
16 0 38 0 60 0
17 0 39 0 61 0
18 0 40 0 62 0
19 0 41 0 63 0
20 0 42 0 64 0
21 0 43 0 65 0
22 1 44 0

6. Tumbuhan Tiing Tali (Gigantochloa apus Kurz)

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 0 23 0 45 0
2 0 24 0 46 0
3 0 25 0 47 11
4 0 26 0 48 14
152

5 0 27 0 49 0
6 0 28 0 50 0
7 0 29 0 51 0
8 0 30 0 52 0
9 0 31 0 53 0
Jumlah Jumlah Jumlah
Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
10 0 32 0 54 0
11 0 33 0 55 0
12 0 34 8 56 0
13 0 35 0 57 0
14 0 36 0 58 7
15 0 37 0 59 0
16 0 38 0 60 0
17 10 39 0 61 0
18 0 40 0 62 0
19 0 41 0 63 18
20 0 42 0 64 8
21 0 43 0 65 0
22 0 44 0

7. Tumbuhan Bayur (Pterospermum celebicum Miq.)

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 6 23 5 45 1
2 2 24 0 46 3
3 0 25 0 47 6
4 0 26 0 48 6
5 0 27 1 49 6
6 8 28 1 50 9
7 2 29 0 51 12
8 0 30 1 52 9
9 0 31 1 53 9
10 0 32 0 54 9
11 0 33 0 55 6
12 1 34 6 56 2
13 2 35 0 57 8
14 0 36 0 58 7
153

15 1 37 7 59 4
16 1 38 0 60 7
17 4 39 0 61 9
18 0 40 0 62 5
19 0 41 0 63 3
20 0 42 0 64 4
Jumlah Jumlah Jumlah
Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
21 1 43 2 65 6
22 0 44 5

8. Tumbuhan Belalu (Hopea celebica Burck)

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 0 23 0 45 0
2 0 24 0 46 0
3 0 25 0 47 0
4 0 26 0 48 1
5 0 27 0 49 0
6 0 28 1 50 0
7 0 29 2 51 0
8 1 30 1 52 0
9 0 31 0 53 0
10 0 32 0 54 0
11 0 33 0 55 0
12 0 34 1 56 0
13 0 35 0 57 0
14 1 36 1 58 0
15 0 37 0 59 0
16 0 38 1 60 1
17 1 39 0 61 1
18 0 40 1 62 0
19 0 41 2 63 1
20 0 42 2 64 0
21 0 43 0 65 0
22 1 44 0
154

9. Tumbuhan Belalu Bali (Hopea sp.)

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 0 23 0 45 0
2 0 24 0 46 0
3 0 25 0 47 0
4 0 26 0 48 0
Jumlah Jumlah Jumlah
Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
5 0 27 0 49 0
6 0 28 0 50 0
7 0 29 0 51 0
8 0 30 0 52 0
9 0 31 0 53 0
10 0 32 0 54 0
11 0 33 0 55 0
12 0 34 0 56 0
13 0 35 0 57 0
14 0 36 0 58 0
15 1 37 0 59 0
16 0 38 0 60 0
17 0 39 0 61 0
18 0 40 0 62 0
19 0 41 0 63 0
20 0 42 0 64 0
21 0 43 0 65 0
22 0 44 0

10. Tumbuhan Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.)

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 0 23 0 45 0
2 0 24 0 46 0
3 0 25 0 47 0
4 0 26 0 48 1
5 0 27 0 49 0
155

6 0 28 0 50 0
7 0 29 0 51 0
8 0 30 0 52 0
9 0 31 0 53 0
10 0 32 0 54 0
11 0 33 0 55 0
12 0 34 0 56 0
13 0 35 0 57 0
14 0 36 0 58 0
15 0 37 0 59 0
Jumlah Jumlah Jumlah
Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
16 0 38 0 60 0
17 0 39 0 61 0
18 0 40 0 62 3
19 0 41 0 63 0
20 0 42 0 64 0
21 0 43 0 65 0
22 0 44 0

11. Tumbuhan Beringin (Ficus benjamina L.)

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 0 23 1 45 0
2 0 24 0 46 0
3 0 25 0 47 0
4 0 26 0 48 0
5 0 27 0 49 0
6 0 28 0 50 0
7 0 29 0 51 0
8 0 30 0 52 0
9 0 31 0 53 1
10 0 32 0 54 0
11 0 33 1 55 0
12 0 34 0 56 1
13 0 35 0 57 0
14 0 36 0 58 0
15 0 37 0 59 0
156

16 0 38 0 60 0
17 0 39 0 61 0
18 0 40 0 62 0
19 0 41 0 63 0
20 0 42 0 64 0
21 0 43 0 65 0
22 0 44 0

12. Tumbuhan Cempaka Putih (Michelia alba DC.)

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 0 23 0 45 0
2 0 24 0 46 0
3 1 25 0 47 0
4 2 26 1 48 0
5 1 27 0 49 0
6 1 28 1 50 2
7 3 29 0 51 0
8 0 30 0 52 0
9 1 31 0 53 0
10 0 32 0 54 0
11 0 33 0 55 0
12 2 34 0 56 0
13 2 35 0 57 0
14 0 36 0 58 0
15 1 37 0 59 0
16 1 38 0 60 0
17 0 39 1 61 0
18 0 40 0 62 0
19 0 41 0 63 0
20 1 42 0 64 0
21 0 43 0 65 0
22 0 44 0

13. Tumbuhan Dauh (Dracontomelon mangiferum Bl.)


157

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 0 23 0 45 0
2 0 24 0 46 0
3 0 25 0 47 0
4 0 26 0 48 0
5 0 27 0 49 0
6 0 28 0 50 0
7 0 29 0 51 0
8 0 30 0 52 0
9 0 31 0 53 0
Jumlah Jumlah Jumlah
Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
10 0 32 0 54 0
11 0 33 0 55 0
12 0 34 0 56 0
13 0 35 0 57 0
14 1 36 0 58 0
15 0 37 0 59 0
16 0 38 0 60 0
17 0 39 0 61 0
18 0 40 0 62 0
19 0 41 0 63 0
20 0 42 0 64 0
21 0 43 0 65 0
22 0 44 0

14. Tumbuhan Durian (Durio zibethinus Murr.)

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 2 23 0 45 0
2 0 24 0 46 0
3 0 25 1 47 0
4 0 26 0 48 0
5 0 27 3 49 0
6 0 28 0 50 0
7 0 29 0 51 0
158

8 1 30 0 52 0
9 0 31 0 53 0
10 0 32 0 54 0
11 0 33 0 55 0
12 0 34 0 56 0
13 3 35 0 57 0
14 0 36 0 58 0
15 0 37 0 59 0
16 0 38 0 60 0
17 0 39 2 61 0
18 0 40 3 62 0
19 0 41 5 63 0
20 3 42 3 64 0
Jumlah Jumlah Jumlah
Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
21 3 43 0 65 2
22 3 44 0

15. Tumbuhan Enau (Arenga pinnata Merr.)

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 26 23 18 45 14
2 27 24 13 46 19
3 17 25 18 47 0
4 28 26 17 48 4
5 28 27 6 49 3
6 26 28 9 50 3
7 24 29 10 51 3
8 21 30 9 52 3
9 16 31 13 53 8
10 29 32 14 54 12
11 22 33 17 55 4
12 32 34 11 56 8
13 13 35 15 57 7
14 34 36 21 58 11
15 21 37 28 59 5
16 29 38 10 60 8
17 34 39 19 61 7
159

18 50 40 21 62 9
19 42 41 16 63 13
20 33 42 18 64 4
21 25 43 19 65 7
22 17 44 23

16. Tumbuhan Gamongan (Zingiber aromaticum Valeton)

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 0 23 0 45 0
2 0 24 2 46 0
3 0 25 0 47 2
4 0 26 0 48 2
Jumlah Jumlah Jumlah
Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
5 0 27 0 49 1
6 0 28 0 50 2
7 0 29 0 51 2
8 0 30 1 52 2
9 0 31 0 53 2
10 0 32 0 54 2
11 0 33 0 55 2
12 0 34 0 56 1
13 0 35 0 57 0
14 0 36 0 58 2
15 0 37 1 59 0
16 0 38 2 60 0
17 0 39 2 61 0
18 0 40 0 62 0
19 0 41 0 63 0
20 0 42 2 64 2
21 0 43 0 65 0
22 0 44 0

17. Tumbuhan Gegirang (Leea sp.)


160

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 0 23 2 45 0
2 0 24 0 46 0
3 1 25 2 47 0
4 0 26 0 48 0
5 0 27 0 49 0
6 0 28 0 50 0
7 0 29 0 51 2
8 2 30 2 52 0
9 2 31 1 53 0
10 0 32 0 54 0
11 0 33 0 55 0
12 0 34 0 56 0
13 0 35 2 57 0
14 1 36 2 58 0
15 0 37 0 59 2
Jumlah Jumlah Jumlah
Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
16 2 38 0 60 1
17 0 39 0 61 2
18 0 40 0 62 0
19 0 41 0 63 0
20 0 42 0 64 0
21 0 43 0 65 0
22 1 44 0

18. Tumbuhan Ilak (Amomum sp.)

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 0 23 0 45 4
2 0 24 0 46 3
3 0 25 0 47 0
4 0 26 2 48 0
5 0 27 0 49 0
6 10 28 0 50 0
7 0 29 0 51 0
8 0 30 0 52 0
161

9 0 31 0 53 0
10 0 32 1 54 0
11 0 33 0 55 0
12 0 34 0 56 0
13 0 35 0 57 0
14 0 36 0 58 0
15 0 37 0 59 0
16 0 38 0 60 0
17 0 39 0 61 0
18 0 40 0 62 0
19 0 41 0 63 0
20 0 42 0 64 0
21 0 43 2 65 0
22 0 44 3

19. Tumbuhan Jambu Biji (Psidium guajava L.)

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 0 23 0 45 0
2 0 24 0 46 0
3 0 25 0 47 0
4 0 26 0 48 0
5 0 27 0 49 0
6 0 28 0 50 0
7 0 29 0 51 0
8 0 30 1 52 0
9 0 31 0 53 0
10 0 32 0 54 0
11 0 33 0 55 0
12 0 34 0 56 0
13 0 35 0 57 0
14 0 36 0 58 0
15 0 37 0 59 0
16 0 38 0 60 0
17 0 39 0 61 0
18 0 40 0 62 0
162

19 0 41 0 63 0
20 0 42 0 64 0
21 0 43 0 65 0
22 0 44 0

20. Tumbuhan Jangar Ulam (Syzygium polyanthum Miq.)

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 0 23 0 45 0
2 0 24 0 46 0
3 0 25 0 47 0
4 0 26 0 48 0
5 0 27 0 49 0
6 0 28 0 50 0
7 0 29 0 51 0
8 0 30 0 52 0
9 0 31 0 53 0
Jumlah Jumlah Jumlah
Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
10 0 32 1 54 0
11 0 33 0 55 0
12 0 34 0 56 0
13 0 35 0 57 0
14 0 36 0 58 0
15 0 37 0 59 0
16 0 38 0 60 0
17 0 39 0 61 0
18 0 40 0 62 0
19 0 41 0 63 0
20 0 42 0 64 0
21 0 43 0 65 0
22 0 44 0

21. Tumbuhan Jeruk Bali (Citrus maxima (Burm.) Merr.)


163

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 0 23 0 45 0
2 0 24 0 46 0
3 0 25 0 47 0
4 0 26 0 48 0
5 0 27 0 49 0
6 0 28 0 50 0
7 0 29 0 51 0
8 0 30 0 52 0
9 0 31 0 53 0
10 0 32 0 54 0
11 0 33 0 55 0
12 0 34 0 56 0
13 0 35 0 57 0
14 0 36 1 58 0
15 1 37 0 59 0
16 0 38 0 60 0
17 0 39 0 61 0
18 0 40 0 62 0
19 0 41 0 63 0
20 0 42 0 64 0
Jumlah Jumlah Jumlah
Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
21 0 43 0 65 0
22 1 44 0

22. Tumbuhan Jeruk Lemo (Citrus amblycarpa Ochse)

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 0 23 0 45 0
2 0 24 0 46 0
3 0 25 0 47 0
4 1 26 0 48 0
5 0 27 0 49 0
6 0 28 0 50 0
7 0 29 0 51 0
8 0 30 0 52 0
164

9 0 31 0 53 0
10 1 32 0 54 0
11 0 33 0 55 0
12 0 34 0 56 0
13 0 35 0 57 0
14 0 36 0 58 0
15 0 37 1 59 0
16 0 38 0 60 0
17 0 39 0 61 0
18 0 40 0 62 0
19 0 41 0 63 0
20 0 42 0 64 0
21 0 43 0 65 0
22 0 44 0

23. Tumbuhan Juwet (Syzygium cumini (L.) Skeels)

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 0 23 0 45 0
2 0 24 0 46 0
3 0 25 0 47 0
4 0 26 0 48 0
Jumlah Jumlah Jumlah
Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
5 0 27 0 49 0
6 0 28 0 50 0
7 0 29 0 51 0
8 0 30 0 52 0
9 0 31 0 53 0
10 0 32 0 54 0
11 0 33 0 55 0
12 0 34 0 56 0
13 0 35 0 57 0
14 0 36 0 58 0
15 0 37 0 59 0
16 0 38 0 60 1
17 0 39 0 61 0
18 0 40 0 62 0
165

19 0 41 0 63 0
20 0 42 0 64 0
21 0 43 0 65 0
22 0 44 0

24. Tumbuhan Kayu Manis (Sauropus androgynus (L.) Merr.)

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 0 23 0 45 0
2 0 24 0 46 0
3 0 25 0 47 0
4 0 26 0 48 0
5 0 27 0 49 0
6 0 28 0 50 0
7 0 29 0 51 0
8 0 30 0 52 0
9 0 31 0 53 0
10 0 32 0 54 1
11 0 33 0 55 3
12 0 34 0 56 0
13 0 35 0 57 0
14 0 36 0 58 1
15 0 37 0 59 0
Jumlah Jumlah Jumlah
Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
16 0 38 0 60 0
17 0 39 0 61 2
18 0 40 1 62 0
19 0 41 0 63 0
20 0 42 0 64 1
21 0 43 0 65 1
22 0 44 0

25. Tumbuhan Kelapa (Cocos nucifera L.)


166

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 0 23 5 45 0
2 0 24 3 46 0
3 0 25 0 47 2
4 0 26 0 48 2
5 0 27 0 49 0
6 0 28 2 50 0
7 0 29 0 51 0
8 0 30 0 52 0
9 0 31 0 53 0
10 0 32 0 54 0
11 0 33 0 55 0
12 0 34 1 56 0
13 0 35 2 57 4
14 0 36 2 58 0
15 1 37 0 59 0
16 0 38 0 60 0
17 0 39 0 61 2
18 2 40 0 62 0
19 2 41 2 63 1
20 0 42 0 64 4
21 0 43 0 65 0
22 0 44 0

26. Tumbuhan Kemiri (Aleurites moluccanus Willd.)

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 3 23 0 45 1
2 5 24 0 46 1
3 0 25 0 47 0
4 1 26 0 48 0
5 0 27 2 49 0
6 1 28 0 50 0
7 1 29 0 51 0
8 0 30 0 52 0
167

9 0 31 0 53 0
10 0 32 0 54 0
11 1 33 0 55 0
12 0 34 0 56 0
13 3 35 0 57 0
14 0 36 0 58 0
15 0 37 0 59 0
16 0 38 0 60 0
17 3 39 0 61 0
18 4 40 0 62 0
19 0 41 0 63 0
20 2 42 0 64 0
21 2 43 0 65 0
22 0 44 0

27. Tumbuhan Kepundung (Baccaurea racemosa Mull.Arg.)

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 1 23 1 45 0
2 1 24 0 46 0
3 0 25 1 47 0
4 0 26 0 48 0
5 0 27 0 49 0
6 2 28 1 50 0
7 2 29 1 51 0
8 0 30 0 52 0
9 0 31 1 53 0
Jumlah Jumlah Jumlah
Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
10 3 32 0 54 0
11 0 33 0 55 0
12 0 34 0 56 0
13 1 35 0 57 0
14 1 36 0 58 0
15 2 37 0 59 0
16 1 38 0 60 0
17 0 39 0 61 0
18 0 40 0 62 0
19 1 41 0 63 0
168

20 0 42 0 64 0
21 1 43 0 65 0
22 0 44 0

28. Tumbuhan Kerasi (Lantana camara L.)

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 0 23 0 45 0
2 0 24 0 46 0
3 0 25 2 47 2
4 0 26 0 48 2
5 0 27 1 49 2
6 0 28 0 50 2
7 0 29 0 51 0
8 0 30 0 52 0
9 0 31 0 53 0
10 0 32 0 54 1
11 0 33 0 55 1
12 0 34 0 56 0
13 0 35 0 57 0
14 0 36 0 58 0
15 0 37 0 59 0
16 0 38 0 60 1
17 0 39 0 61 0
18 0 40 0 62 0
19 0 41 0 63 0
20 0 42 0 64 0
Jumlah Jumlah Jumlah
Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
21 0 43 0 65 0
22 0 44 0

29. Tumbuhan Kutat (Planchonia valida Blume)

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
169

1 0 23 0 45 0
2 3 24 2 46 2
3 0 25 0 47 0
4 2 26 0 48 0
5 0 27 0 49 0
6 0 28 0 50 0
7 0 29 0 51 0
8 0 30 3 52 0
9 0 31 1 53 0
10 0 32 0 54 0
11 1 33 0 55 0
12 0 34 0 56 0
13 1 35 0 57 0
14 1 36 0 58 0
15 2 37 0 59 1
16 1 38 0 60 0
17 0 39 0 61 0
18 3 40 0 62 0
19 2 41 0 63 1
20 0 42 3 64 0
21 0 43 5 65 0
22 1 44 3

30. Tumbuhan Majegau (Dysoxylum densiflorum Miq.)

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 0 23 0 45 0
2 0 24 0 46 0
3 0 25 0 47 0
4 0 26 0 48 0
Jumlah Jumlah Jumlah
Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
5 0 27 0 49 0
6 0 28 0 50 0
7 0 29 0 51 0
8 0 30 0 52 0
9 0 31 2 53 0
10 0 32 1 54 0
170

11 0 33 0 55 0
12 0 34 0 56 0
13 0 35 0 57 0
14 0 36 0 58 0
15 0 37 0 59 0
16 0 38 0 60 0
17 0 39 0 61 0
18 0 40 0 62 0
19 0 41 0 63 0
20 0 42 0 64 0
21 0 43 0 65 0
22 0 44 0

31. Tumbuhan Mangga (Mangifera indica L.)

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 1 23 2 45 2
2 0 24 2 46 1
3 0 25 1 47 0
4 0 26 0 48 0
5 4 27 0 49 0
6 0 28 0 50 0
7 0 29 0 51 0
8 1 30 2 52 0
9 0 31 0 53 1
10 0 32 0 54 0
11 0 33 1 55 1
12 0 34 0 56 0
13 0 35 0 57 0
14 2 36 1 58 1
15 1 37 0 59 2
Jumlah Jumlah Jumlah
Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
16 0 38 0 60 2
17 0 39 1 61 1
18 0 40 0 62 1
19 0 41 0 63 3
20 0 42 0 64 2
171

21 0 43 0 65 2
22 0 44 0

32. Tumbuhan Manggis (Garcinia mangostana L.)

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 0 23 0 45 0
2 0 24 0 46 0
3 0 25 0 47 0
4 0 26 0 48 0
5 0 27 0 49 0
6 0 28 0 50 0
7 0 29 0 51 0
8 0 30 0 52 0
9 0 31 0 53 0
10 0 32 0 54 0
11 0 33 0 55 0
12 0 34 0 56 0
13 0 35 0 57 0
14 0 36 1 58 0
15 2 37 0 59 0
16 0 38 0 60 0
17 0 39 0 61 0
18 0 40 1 62 0
19 0 41 0 63 0
20 0 42 0 64 0
21 0 43 0 65 0
22 0 44 0

33. Tumbuhan Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.)

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 0 23 0 45 0
2 0 24 0 46 0
172

3 0 25 0 47 7
4 0 26 0 48 0
5 0 27 0 49 0
6 0 28 0 50 0
7 0 29 0 51 0
8 0 30 0 52 0
9 0 31 0 53 0
10 0 32 0 54 0
11 0 33 0 55 0
12 0 34 0 56 0
13 0 35 0 57 0
14 0 36 0 58 0
15 0 37 0 59 0
16 0 38 0 60 0
17 0 39 0 61 0
18 0 40 0 62 0
19 0 41 0 63 0
20 0 42 0 64 0
21 0 43 0 65 0
22 0 44 0

34. Tumbuhan Nangka (Artocarpus heterophyllus Lam.)

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 1 23 0 45 1
2 0 24 0 46 2
3 0 25 0 47 2
4 1 26 1 48 0
5 0 27 3 49 0
6 0 28 1 50 0
7 3 29 0 51 0
8 0 30 0 52 0
9 0 31 0 53 0
Jumlah Jumlah Jumlah
Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
10 0 32 0 54 0
11 2 33 0 55 0
12 1 34 0 56 0
173

13 4 35 0 57 2
14 0 36 0 58 3
15 3 37 0 59 1
16 0 38 0 60 0
17 0 39 2 61 1
18 0 40 0 62 1
19 1 41 0 63 2
20 0 42 0 64 3
21 0 43 3 65 2
22 0 44 0

35. Tumbuhan Pakel (Mangifera odorata Griff.)

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 4 23 0 45 3
2 4 24 2 46 1
3 0 25 0 47 0
4 4 26 0 48 0
5 0 27 0 49 0
6 4 28 0 50 0
7 1 29 1 51 0
8 4 30 0 52 0
9 0 31 3 53 0
10 3 32 0 54 0
11 0 33 0 55 0
12 2 34 0 56 0
13 1 35 2 57 0
14 2 36 0 58 0
15 0 37 0 59 0
16 4 38 0 60 0
17 0 39 0 61 0
18 1 40 0 62 0
19 5 41 0 63 0
20 2 42 1 64 0
Jumlah Jumlah Jumlah
Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
21 0 43 3 65 0
22 0 44 2
174

36. Tumbuhan Pandan Duri (Pandanus tectorius B.C. Stone)

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 0 23 0 45 0
2 0 24 0 46 0
3 0 25 0 47 3
4 0 26 0 48 0
5 0 27 0 49 0
6 0 28 0 50 0
7 0 29 0 51 0
8 0 30 0 52 0
9 0 31 0 53 0
10 0 32 0 54 0
11 0 33 0 55 0
12 0 34 0 56 0
13 0 35 0 57 0
14 0 36 0 58 0
15 0 37 0 59 0
16 0 38 0 60 0
17 0 39 0 61 0
18 0 40 0 62 0
19 0 41 0 63 0
20 0 42 0 64 0
21 0 43 0 65 0
22 0 44 0

37. Tumbuhan Pangi (Pangium edule Reinw.)

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 0 23 0 45 0
2 0 24 0 46 0
3 0 25 0 47 0
4 0 26 1 48 0
Kuadrat Jumlah Kuadrat Jumlah Kuadrat Jumlah
175

Individu Individu Individu


5 0 27 0 49 0
6 0 28 0 50 0
7 0 29 1 51 0
8 1 30 0 52 0
9 0 31 0 53 0
10 0 32 0 54 0
11 0 33 0 55 0
12 0 34 0 56 0
13 0 35 0 57 0
14 0 36 0 58 0
15 0 37 0 59 0
16 0 38 0 60 0
17 0 39 0 61 0
18 0 40 0 62 0
19 0 41 0 63 0
20 0 42 0 64 0
21 0 43 0 65 0
22 2 44 0

38. Tumbuhan Pinang (Areca catechu L.)

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 0 23 0 45 0
2 0 24 0 46 0
3 0 25 0 47 0
4 2 26 0 48 0
5 0 27 0 49 0
6 0 28 0 50 0
7 0 29 0 51 0
8 0 30 0 52 0
9 0 31 0 53 0
10 0 32 0 54 0
11 1 33 0 55 0
12 0 34 1 56 0
13 0 35 0 57 0
14 2 36 0 58 0
15 0 37 0 59 0
176

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
16 2 38 0 60 0
17 0 39 0 61 0
18 0 40 0 62 0
19 0 41 1 63 0
20 1 42 0 64 0
21 0 43 0 65 0
22 0 44 0

39. Tumbuhan Pisang (Musa paradisiaca L.)

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 0 23 0 45 0
2 0 24 2 46 6
3 20 25 1 47 0
4 4 26 0 48 0
5 12 27 0 49 0
6 0 28 0 50 0
7 0 29 0 51 0
8 0 30 0 52 0
9 7 31 0 53 0
10 0 32 0 54 0
11 0 33 0 55 0
12 0 34 0 56 0
13 0 35 0 57 0
14 0 36 0 58 0
15 4 37 0 59 0
16 6 38 0 60 0
17 0 39 1 61 0
18 0 40 0 62 0
19 0 41 0 63 1
20 0 42 0 64 3
21 0 43 0 65 2
22 0 44 0
177

40. Tumbuhan Pule (Alstonia scholaris (L.) R.Br.)

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 1 23 0 45 0
2 0 24 0 46 0
3 0 25 0 47 4
4 0 26 0 48 2
5 2 27 0 49 5
6 0 28 0 50 7
7 0 29 0 51 6
8 0 30 0 52 16
9 0 31 0 53 13
10 0 32 0 54 12
11 0 33 2 55 15
12 0 34 0 56 12
13 3 35 1 57 3
14 0 36 0 58 2
15 0 37 0 59 4
16 0 38 1 60 3
17 0 39 0 61 3
18 0 40 2 62 6
19 0 41 8 63 4
20 0 42 1 64 5
21 0 43 0 65 2
22 0 44 0

41. Tumbuhan Pulet (Urena lobata L.)

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 0 23 0 45 0
2 0 24 0 46 0
3 0 25 0 47 0
4 0 26 2 48 0
5 0 27 0 49 0
6 0 28 1 50 2
7 0 29 0 51 0
178

8 0 30 0 52 0
9 0 31 1 53 0
Jumlah Jumlah Jumlah
Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
10 0 32 1 54 0
11 0 33 0 55 0
12 0 34 0 56 0
13 0 35 0 57 0
14 0 36 0 58 0
15 0 37 0 59 2
16 0 38 0 60 0
17 0 39 0 61 0
18 0 40 0 62 0
19 0 41 0 63 0
20 0 42 0 64 2
21 0 43 0 65 0
22 0 44 0

42. Tumbuhan Rambutan (Nephelium lappaceum L.)

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 0 23 0 45 0
2 0 24 0 46 0
3 0 25 0 47 1
4 0 26 0 48 0
5 0 27 0 49 0
6 0 28 0 50 0
7 0 29 0 51 0
8 0 30 0 52 0
9 0 31 0 53 0
10 0 32 0 54 0
11 0 33 0 55 0
12 0 34 0 56 0
13 0 35 0 57 2
14 0 36 0 58 0
15 0 37 0 59 0
16 0 38 0 60 0
17 0 39 0 61 0
179

18 0 40 0 62 0
19 0 41 0 63 0
20 0 42 0 64 0
Jumlah Jumlah Jumlah
Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
21 0 43 0 65 0
22 0 44 0

43. Tumbuhan Salak (Salacca zalacca (Gaertn.) Voss)

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 0 23 0 45 0
2 0 24 1 46 0
3 0 25 0 47 0
4 0 26 0 48 0
5 0 27 0 49 0
6 0 28 0 50 0
7 0 29 0 51 0
8 0 30 0 52 0
9 0 31 0 53 0
10 0 32 0 54 0
11 0 33 0 55 0
12 0 34 0 56 0
13 0 35 0 57 0
14 0 36 0 58 0
15 0 37 0 59 0
16 0 38 0 60 0
17 0 39 0 61 0
18 0 40 0 62 0
19 0 41 0 63 0
20 0 42 0 64 0
21 0 43 0 65 0
22 0 44 0

44. Tumbuhan Sukun (Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg)


180

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 0 23 0 45 0
2 0 24 0 46 0
3 0 25 0 47 0
4 0 26 0 48 0
Jumlah Jumlah Jumlah
Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
5 0 27 0 49 0
6 0 28 0 50 0
7 0 29 0 51 0
8 0 30 0 52 0
9 0 31 0 53 2
10 0 32 0 54 0
11 0 33 0 55 0
12 0 34 0 56 0
13 0 35 0 57 0
14 0 36 0 58 2
15 0 37 0 59 0
16 0 38 0 60 1
17 0 39 0 61 1
18 0 40 0 62 0
19 0 41 0 63 1
20 0 42 0 64 0
21 0 43 0 65 0
22 0 44 0

45. Tumbuhan Tabia Bun (Piper retrofractum Vahl)

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 0 23 0 45 0
2 0 24 0 46 0
3 0 25 0 47 0
4 0 26 0 48 0
5 0 27 0 49 0
6 0 28 0 50 1
7 0 29 0 51 0
8 0 30 0 52 0
181

9 0 31 0 53 0
10 0 32 0 54 0
11 0 33 0 55 0
12 0 34 0 56 0
13 0 35 0 57 0
14 0 36 0 58 1
15 0 37 0 59 1
Jumlah Jumlah Jumlah
Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
16 0 38 0 60 0
17 0 39 0 61 0
18 0 40 0 62 0
19 0 41 0 63 0
20 0 42 0 64 0
21 0 43 0 65 0
22 0 44 0

46. Tumbuhan Talas (Colocasia esculenta (L.) Schott)

Jumlah Jumlah Jumlah


Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
1 0 23 2 45 0
2 4 24 0 46 0
3 5 25 2 47 0
4 2 26 1 48 0
5 5 27 0 49 0
6 0 28 1 50 0
7 3 29 1 51 0
8 4 30 0 52 0
9 3 31 0 53 0
10 3 32 0 54 0
11 2 33 1 55 0
12 3 34 0 56 0
13 0 35 1 57 0
14 0 36 2 58 0
15 0 37 0 59 0
16 0 38 0 60 0
17 0 39 1 61 0
18 0 40 1 62 0
182

19 0 41 1 63 0
20 0 42 3 64 0
21 0 43 0 65 1
22 0 44 2
183

Lampiran 03. Rekapitulasi Sebaran Spesies Tumbuhan Berguna di Bukit


Kangin Tenganan Pegringsingan

1. Tumbuhan Alang-alang (Imperata cylindrica (L.) P.Beauv.)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 64 0 0 0 0 1 65

2. Tumbuhan Alpukat (Persea americana Mill.)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 64 1 0 0 0 0 65

3. Tumbuhan Asem (Tamarindus indica L.)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 63 2 0 0 0 0 65

4. Tumbuhan Ata (Lygodium circinatum (Burm.) Sw.)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 33 6 16 5 2 3 65

5. Tumbuhan Badung (Garcinia dulcis (Roxb.) Kurz)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 61 3 1 0 0 0 65

6. Tumbuhan Tiing Tali (Gigantochloa apus Kurz)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 58 0 0 0 0 7 65

7. Tumbuhan Bayur (Pterospermum celebicum Miq.)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 25 9 5 2 3 21 65

8. Tumbuhan Belalu (Hopea celebica Burck)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 48 14 3 0 0 0 65

9. Tumbuhan Belalu Bali (Hopea sp.)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 64 1 0 0 0 0 65
184

10. Tumbuhan Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 63 1 0 1 0 0 65

11. Tumbuhan Beringin (Ficus benjamina L.)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 61 4 0 0 0 0 65

12. Tumbuhan Cempaka Putih (Michelia alba DC.)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 50 10 4 1 0 0 65

13. Tumbuhan Dauh (Dracontomelon mangiferum Bl.)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 64 1 0 0 0 0 65

14. Tumbuhan Durian (Durio zibethinus Murr.)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 52 2 3 7 0 1 65

15. Tumbuhan Enau (Arenga pinnata Merr.)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 1 0 0 4 3 57 65

Tumbuhan Gamongan (Zingiber aromaticum


16. Valeton)
Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 47 4 14 0 0 0 65

17. Tumbuhan Gegirang (Leea sp.)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 49 5 11 0 0 0 65

18. Tumbuhan Ilak (Amomum sp.)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 58 1 2 2 1 1 65
185

19. Tumbuhan Jambu Biji (Psidium guajava L.)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 64 1 0 0 0 0 65

20. Tumbuhan Jangar Ulam (Syzygium polyanthum Miq.)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 64 1 0 0 0 0 65

21. Tumbuhan Jeruk Bali (Citrus maxima (Burm.) Merr.)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 62 3 0 0 0 0 65

22. Tumbuhan Jeruk Lemo (Citrus amblycarpa Ochse)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 62 3 0 0 0 0 65

23. Tumbuhan Juwet (Syzygium cumini (L.) Skeels)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 64 1 0 0 0 0 65

24. Tumbuhan Kayu Manis (Sauropus androgynus (L.) Merr.)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 58 5 1 1 0 0 65

25. Tumbuhan Kelapa (Cocos nucifera L.)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 49 3 9 1 2 1 65

26. Tumbuhan Kemiri (Aleurites moluccanus Willd.)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 51 6 3 3 1 1 65

27. Tumbuhan Kepundung (Baccaurea racemosa Mull.Arg.)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 49 12 3 1 0 0 65
186

28. Tumbuhan Kerasi (Lantana camara L.)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 56 4 5 0 0 0 65

29. Tumbuhan Kutat (Planchonia valida Blume)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 46 8 5 5 0 1 65

30. Tumbuhan Majegau (Dysoxylum densiflorum Miq.)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 63 1 1 0 0 0 65

31. Tumbuhan Mangga (Mangifera indica L.)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 41 13 9 1 1 0 65

32. Tumbuhan Manggis (Garcinia mangostana L.)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 62 2 1 0 0 0 65

33. Tumbuhan Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 64 0 0 0 0 1 65

34. Tumbuhan Nangka (Artocarpus heterophyllus Lam.)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 41 10 7 6 1 0 65

35. Tumbuhan Pakel (Mangifera odorata Griff.)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 42 6 6 4 6 1 65

36. Tumbuhan Pandan Duri (Pandanus tectorius B.C. Stone)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 64 0 0 1 0 0 65
187

37. Tumbuhan Pangi (Pangium edule Reinw.)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 61 3 1 0 0 0 65

38. Tumbuhan Pinang (Areca catechu L.)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 58 4 3 0 0 0 65

39. Tumbuhan Pisang (Musa paradisiaca L.)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 52 3 2 1 2 5 65

40. Tumbuhan Pule (Alstonia scholaris (L.) R.Br.)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 37 4 6 4 3 11 65

41. Tumbuhan Pulet (Urena lobata L.)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 58 3 4 0 0 0 65

42. Tumbuhan Rambutan (Nephelium lappaceum L.)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 63 1 1 0 0 0 65

43. Tumbuhan Salak (Salacca zalacca (Gaertn.) Voss)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 64 1 0 0 0 0 65

44. Tumbuhan Sukun (Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 60 3 2 0 0 0 65

45. Tumbuhan Tabia Bun (Piper retrofractum Vahl)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 62 3 0 0 0 0 65

46. Tumbuhan Talas (Colocasia esculenta (L.) Schott)


Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 Total
Jumlah Kuadrat 41 9 6 5 2 2 65
188

Lampiran 04.Cara Perhitungan Pola Sebaran Spesies Tumbuhan Berguna

2
MenghitungHarapan, X , dan Uji Varian

1. Tumbuhan Alang-alang (Imperata cylindrica (L.) P.Beauv.)

Harapan

Jumlah Individu 0 = − x 65 = 2,7183−0,11 65 = 58,23 Jumlah Individu 1 = m. − x 65 =


0,11x 58,23= 6,4053
2 −
( ) 0,0121 x58,23

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2
= 0,3523

3 −
( ) 0,0013 x 58,23

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 0,0126

4 −
( ) 0,00015 x 58,23

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 0,00036

5 −
( ) 0,000016 x 58,23

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 0,0000078

(64−58,23)2
X2 , 0 = = 0,5717
58,23
(0−6,4053) 2
1= 6,4053 = 6,4053
(0−0,3523) 2
2= 0,3523 = 0,3523
(0−0,0126) 2
3= 0,0126 = 0,0126
(0−0,00036) 2
4= 0,00036 = 0,00036
(1−0,0000078) 2
5= 0,0000078 = 128203,1

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2
∑ (x) = (5 x 1)

=(25x1) = 25
189

2
(∑x) = (5x1)
= (5)2 =25
5
rerata = 65 = 0,08
V = ∑(x) 2 – (∑X)2

n–1
= 25−0,385 = 0,385 64

V 0,385
= = 4,81
X 0,08

2. Tumbuhan Alpukat (Persea americana Mill.)

Harapan

Jumlah Individu 0 = −
x 65 = 2,7183−0,015 65 = 64,03 Jumlah Individu 1 = m. −
x 65 =
0,015 x 64,03 = 0,9605
2 −
( ) 0,000225 x 64,03

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2
= 0,0072

3 −
( ) 3,36 x 64,03

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 35,86

4 −
( ) 5,063 x 64,03

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 13,51

5 −
( ) 7,594 x 64,25

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 4,0522

(64−64,03)2
2
X ,0= 64,03
= 0,000016

(1−0,9605)2
1= 0,9605
= 0,0016

(0−0,0072)2
2= 0,0072
= 0,0072
(0−35,86) 2
3= 35,86 = 35,86
190
(0−13,51) 2
4= 13,51 = 13,51
(0−4,052) 2
5= 4,052 = 4,052

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2
∑ (x) = (1 x 1)

=(1x1)

=1

2
(∑x) = (1x1)
2
= (1)

1
=1
rerata = 65 = 0,015
(∑X)2
V = ∑(x) 2–

n–1
1−0,015
= = 0,015 64

V 0,015

X
= 0,015
=1

3. Tumbuhan Asem (Tamarindus indica L.)

Harapan

Jumlah Individu 0 = − x 65 = 2,7183−0,30 65 = 48,15 Jumlah Individu 1 = m. − x 65 =


0,30x 48,15= 14,45
2 −
( ) 0,09 x 48,15

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2
= 2,167

3 −
( ) 0,027 x 48,15

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 0,2167
191
Jumlah Individu 4 =. 4( − )
x 65 =
0,0081 x 48,15
= 0,0163
4! 24
5 −
( ) 0,00243 x 48,15

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 0,0010

(63−48,15)2
2
X ,0= 48,15
= 4,5799
(2−14,45) 2
1= 14,45 = 10,7268
(0−2,167) 2
2= 2,167 = 2,167
(0−0,2167) 2
3= 0,2167 = 0,2167
(0−0,0163) 2
4= 0,0163 = 0,0163
(0−0,0010) 2
5= 0,0010 = 0,0010

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2
∑ (x) = (1 x 2)

=(1x2)

=2

2
(∑x) = (1x2)
2
=(2)

2
=4
rerata = 65 = 0,30
(∑X)2
V = ∑(x) 2–

n–1
2−0,62
= 64 = 1,99
192

V 1,99

X
= 0,30
= 6,63

4. Tumbuhan Ata (Lygodium circinatum (Burm.) Sw.)

Harapan

Jumlah Individu 0 = − x 65 = 2,7183−1,22 65 = 19,19 Jumlah Individu 1 = m. − x 65 =


1,22 x 19,19 = 23,41
2 −
( ) 1,4884 x 19,19

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2
= 14,28

3 −
( ) 1,82 x 19,19

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 5,8209

4 −
( ) 2,22 x 19,19

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 1,7751

5 −
( ) 2,703 x 19,19

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 0,4323

(33−19,19)2
X2 , 0 = = 9,9383
19,19
(6−23,4116) 2
1= 23,4116 = 12,9478
2= (16−14,2811)2 = 0,2071
14,2811
(5−5,8209) 2
3= 5,8209 = 0,1158
(2−1,7751) 2
4= 1,7751 = 0,0285
(3−0,4323) 2
5= 0,4323 = 15,2511

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2 2 2 2 2
∑ (x) = (5 x 3) + (4 x2) + (3 x5) + (2 x 16) + (1 x 6)

=(25x3) + (16x2) + (9x5)+ (4x16) + (1x6) = 222


193

2
(∑x) = (5x3) + (4x2)+ (3x5)+ (2x16) + (1x6)
2
=(15+8+15+32+6)
2
= (76)

76
= 5776
rerata = 65 = 1,17
V = ∑(x) 2 – (∑X)2

n–1
= 222−88,862 = 2,112 64

V 2,112
= = 1,805
X 1,17

5. Tumbuhan Badung (Garcinia dulcis (Roxb.) Kurz)

Harapan

Jumlah Individu 0 = −
x 65 = 2,7183−0,08 65 = 60 Jumlah Individu 1 = m. −
x 65 =
0,08 x 60 = 4,8002
2 −
( ) 0,0064 x 60

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2
= 0,1920

3 −
( ) 0,000512 x 60

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 0,0051

4 −
( ) 4,096 x 60

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 10,2404

5 −
( ) 3,277 x 60

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 1,6386

(61−60)2
X2 , 0 = = 0,0167
60
(3−4,8002) 2
1= 4,8002 = 0,6751
(1−3,2688) 2
2= 3,2688 = 3,4003
194
(0−0,0051) 2
3= 0,0051 = 0,0051
(0−10,2404) 2
4= 10,2404 = 10,2404
(0−1,6386) 2
5= 1,6386 = 1,6386

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2 2
∑ (x) = (2 x 1) + (1 x 3)

=(4x1) + (1x3)

=7

2
(∑x) = (2x1) + (1x3)
2
= (5) = 25
5
rerata = 65 = 0,08
V = ∑(x) 2 – (∑X)2

n–1
= 7−0,385 = 0,103 64

V 0,103
= = 1,29
X 0,08

6. Tumbuhan Tiing Tali(Gigantochloa apus Kurz)

Harapan

Jumlah Individu 0 = − x 65 = 2,7183−1,17 65 = 20,17 Jumlah Individu 1 = m. − x 65 = 1,17


x 20,17 = 23,5989
2 −
( ) 1,369 x 20,17

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2
= 13,8089
195
= 5,3864
= 1,5752
= 0,3685
3 −
( )
1,602 x 20,17
Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6

4 −
( ) 1,874 x 20,17
Jumlah Individu 4 =. x 65 =
4! 24

5 −
( ) 2,192 x 20,17
Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120

(58−20,17)2
X2 , 0 = = 70,9523 20,17
(0−23,5989) 2
1= 23,5989 = 23,5989
(0−13,8089) 2
2= 13,8089 = 13,8089
(0−5,3864) 2
3= 5,3864 = 5,3864
(0−1,5752) 2
4= 1,5752 = 1,5752
(7−0,3685) 2
5= 0,3685 = 119,34

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2
∑ (x) = (5 x 7)

=(25x7)

= 175

2
(∑x) = (5x7)
2
= (35)

35
= 1225
rerata = 65 = 0,54
V = ∑(x) 2 – (∑X)2

n–1
196

= 175−18,85 = 2,44 64

V 2,44

X
= 0,54
= 4,52

7. Tumbuhan Bayur (Pterospermum celebicum Miq.)

Harapan

Jumlah Individu 0 = − x 65 = 2,7183−2,89 65 = 3,6124 Jumlah Individu 1 = m. − x 65 = 2,89


x 3,6124= 10,4398
2 −
( ) 8,3521 x 3,6124

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2
= 15,0855

3 −
( ) 24,14 x 3,6124

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 14,5338

4 −
( ) 69,76 x 3,6124

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 10,5000

5 −
( ) 201,599 x 3,6124

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 6,0688

(25−3,6124)2
X2 , 0 = = 126,6275
3,6124
(9−10,4398) 2
1= 10,4398 = 0,1986
2= (5−15,0855 )2 = 6,7427
15,0855
(2−14,5338) 2
3= 14,5338 = 10,8090
4= (3−10,5000 )2 = 5,3571
10,5000

5= (21−6,0688) 2 = 36,7355
6,0688

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2 2 2 2 2
∑ (x) = (5 x 21) + (4 x3) + (3 x2) + (2 x 5) + (1 x 9)
197

=(25x21) + (16x3)+ (9x2)+ (4x5) + (1x9)

= 620

2
(∑x) = (5x21) + (4x3)+ (3x2)+ (2x5) + (1x9)
2
=(105+ 12+6+10+9)
2
= (142) = 20164
142
rerata = 65 = 2,185
V = ∑(x) 2 – (∑X)2

n–1
= 620−301,215 = 4,981 64

V 4,981

X
= 2,185
= 2,28

8. Tumbuhan Belalu (Hopea celebica Burck)

Harapan

Jumlah Individu 0 = − x 65 = 2,7183−0,31 65 = 47,6740 Jumlah Individu 1 = m. − x 65 = 0,31


x 47,6740= 14,7789
2 −
( ) 0,0961 x 47,6740

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2
= 2,2907

3 −
( ) 0,0298 x 47,6740

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 0,2368

4 −
( ) 0,00924 x 47,6740

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 0,0184

5 −
( ) 0,0029 x 51,062

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 0,0012

(48−47,6740)2
X2 , 0 = = 0,0022
47,6740

1= (14−14,7789)2 = 0,0411
14,7789
198
(3−2,2907) 2
2= 2,2907 = 0,2196
3= (0−0,2368 )2 = 0,2368
0,2368

4= (0−0,0184 )2 = 0,0184
0,0184
(0−0,0012) 2
5= 0,0012 = 0,0012

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2 2
∑ (x) = (2 x 3) + (1 x 14)

=(4x3) + (1x14) = 26
2
(∑x) = (2x3) + (1x14)
2
=(6+14)
2
= (20) = 400
20
rerata = 65 = 0,31
V = ∑(x) 2 – (∑X)2

n–1
= 26−6,154 = 0,31 64

V 0,31

X
= 0,31
=1

9. Tumbuhan Belalu Bali (Hopea sp.)

Harapan
− −0,015 −
Jumlah Individu 0 = x 65 = 2,7183 65 = 64,0323 Jumlah Individu 1 = m. x 65 =
0,015 x 64,0323= 0,9605
199

2 −
( ) 0,000225 x 64,0323

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2
= 0,0072

3 −
( ) 3,36 x 64,0323

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 35,8581

4 −
( ) 5,063 x 64,0323

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 13,5081

5 −
( ) 7,594 x 64,0323

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 4,0522

(64−64,0323)2
X2 , 0 = = 0,000016
64,0323
(1−0,9605) 2
1= 0,9605 = 0,0016
(0−0,0072) 2
2= 0,0072 = 0,0072
(0−35,8581) 2
3= 35,8581 = 35,8581
(0−13,5081) 2
4= 13,5081 = 13,5081
(0−4,0522) 2
5= 4,0522 = 4,0522

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2
∑ (x) = (1 x 1)

=(1x1)

=1

2
(∑x) = (1x1)
2
= (1) =1
1
rerata = 65 = 0,015
(∑X)2
V = ∑(x) 2–

n–1
200

1−0,015
= = 0,015 64

V 0,015

X
= 0,015
=1

10. Tumbuhan Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.)

Harapan

Jumlah Individu 0 = −
x 65 = 2,7183−0,062 65 = 61,0924 Jumlah Individu 1 = m. −
x 65 =
0,062 x 61,0924= 3,7877
2 −
( ) 0,004 x 61,0924

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2
= 0,1222

3 −
( ) 0,00024 x 61,0924

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 0,0024

4 −
( ) 1,478x 61,0924

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 3,7623

5 −
( ) 9,1613 x 61,0924

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 4,6640

(63−61,0924)2
X2 , 0 = = 0,0596
61,0924
(1−3,7877) 2
1= 3,7877 = 2,0517
(0−0,1222) 2
2= 0,1222 = 0,1222
(1−0,0024) 2
3= 0,0024 = 414,669
4= (0−3,7623 )2 = 3,7623
3,7623
(0−4,6640) 2
5= 4,6640 = 4,6640

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2 2
∑ (x) = (3 x 1) +(1 x 1) = 10
201

2
(∑x) = (3x1) +(1x1)
= (4)2 = 16 rerata
4
= 65 = 0,062
V = ∑(x) 2 – (∑X)2

n–1
= 10−0,25 = 0,152 64

V 0,152

X
= 0,062
= 2,45

11. Tumbuhan Beringin (Ficus benjamina L.)

Harapan

Jumlah Individu 0 = −
x 65 = 2,7183−0,062 65 = 61,0924 Jumlah Individu 1 = m. −
x 65 =
0,062 x 61,0924= 3,7877
2 −
( ) 0,004 x 61,0924

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2
= 0,1222

3 −
( ) 0,00024 x 61,0924

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 0,0024

4 −
( ) 1,478x 61,0924

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 3,7623

5 −
( ) 9,1613 x 61,0924

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 4,6640

(61−61,0924)2
X2 , 0 = = 0,00014
61,0924
(4−3,7877) 2
1= 3,7877 = 0,0119
2= (0−0,1222 )2 = 0,1222
0,1222
(0−0,0024) 2
3= 0,0024 = 0,0024
202
2
4 = (0−3,7623 ) = 3,7623 3,7623

5= (0−4,6640)2 = 4,6640
4,6640

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2
∑ (x) = (1 x 4)

=4

2
(∑x) = (1x4)
2
= (4) = 16 rerata
4
= 65 = 0,061
(∑X)2
V = ∑(x) 2–

n–1
4−0,25
= 64 = 0,059

V 0,059

X
= 0,062
=1

12. Tumbuhan Cempaka Putih (Michelia alba DC.)

Harapan

Jumlah Individu 0 = − x 65 = 2,7183−0,32 65 = 47,1996 Jumlah Individu 1 = m. − x 65 = 0,32


x 47,1996= 15,1039
= 2,4166
= 0,2517
2
( −
) 0,1024 x 47,1996 = 0,0205
Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2

3 −
( ) 0,032 x 47,1996
Jumlah Individu 3 =. x 65 =
3! 6

4 −
( ) 0,0104 x 47,1996
Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
203

5 −
( ) 0,0033 x 47,1996

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 0,0013

(50−47,1996)2
X2 , 0 = = 0,1661
50,66

1= (10−15,1039)2 = 1,7247
15,1039

2= (4−2,4166 )2 = 1,0374
2,4166
(1−0,2517) 2
3= 0,2517 = 2,2242
(0−0,0205) 2
4= 0,0205 = 0,0205
5= (0−0,0013 )2 = 0,0013
0,0013

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2 2 2
∑ (x) = (3 x1) + (2 x 4) + (1 x 10)

= 35

2
(∑x) = (3x1)+ (2x4) + (1x10)
2
=(3+8+10)

21
=441
rerata = 65 = 0,323
(∑X)2
V = ∑(x) 2–

n–1
= 35−6,78 = 0,440 64

V 0,440

X
= 0,323
= 1,362
204

13. Tumbuhan Dauh (Dracontomelon mangiferum Bl.)

Harapan

Jumlah Individu 0 = −
x 65 = 2,7183−0,015 65 = 64,0323 Jumlah Individu 1 = m. −
x 65 =
0,015 x 64,0323= 0,9605
2 −
( ) 0,000225 x 64,0323

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2
= 0,0072

3 −
( ) 3,36 x 64,0323

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 35,8581

4 −
( ) 5,063 x 64,0323

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 13,5081

5 −
( ) 7,594 x 64,0323

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 4,0522

(64−64,0323)2
X2 , 0 = = 0,000016
64,0323
(1−0,9605) 2
1= 0,9605 = 0,0016
(0−0,0072) 2
2= 0,0072 = 0,0072
(0−35,8581) 2
3= 35,8581 = 35,8581
(0−13,5081) 2
4= 13,5081 = 13,5081
5= (0−4,0522 )2 = 4,0522
4,0522

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2
∑ (x) = (1 x 1)

=(1x1)

=1

2
(∑x) = (1x1)
2
=(1) =1
205
1
rerata = 65 = 0,015
V = ∑(x) 2 – (∑X)2

n–1
1−0,015
= = 0,015 64

V 0,015

X
= 0,015
=1

14. Tumbuhan Durian (Durio zibethinus Murr.)

Harapan

Jumlah Individu 0 = − x 65 = 2,7183−0,52 65 = 38,6437 Jumlah Individu 1 = m. −


x 65 = 0,52 x
38,6437= 20,0947
2 −
( ) 0,2704 x 38,6437

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2
= 5,2246

3 −
( ) 0,14 x 38,6437

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 0,9017

4 −
( ) 0,073 x 38,6437

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 0,1175

5 −
( ) 0,00243 x 38,6437

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 0,0008

(52−38,6437)2
X2 , 0 = = 4,6162
38,6437
(2−20,0947) 2
1= 20,0947 = 16,2938
(3−5,2246) 2
2= 5,2246 = 0,9472
(7−0,9017) 2
3= 0,9017 = 41,2443
(0−0,1175) 2
4= 0,1175 = 0,1175
(1−0,0008) 2
5= 0,0008 = 1275,9
206

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2 2 2 2
∑ (x) = (5 x 1) + (3 x 7) + (2 x 3) + (1 x 2)

=(25x1) + (9x7) + (4x3)+ (1x2)

= 102

2
(∑x) = (5x1) + (3x7) + (2x3)+ (1x2)
2
=(5 + 21+6 + 2)
2
= (34)

34
= 1156
rerata = 65 = 0,52
(∑X)2
V = ∑(x) 2–

n–1
102−1156
= 65
= 1,315
64

V 1,315
= = 2,528
X 0,52

15. Tumbuhan Enau (Arenga pinnata Merr.)

Harapan
Jumlah Individu 0 = − x 65 = 2,7183 −16,8 65 = 0,0000033 Jumlah Individu 1 = m. − x 65 = 16,8x 0,0000033=
0,000055
2 −
( ) 282,24 x 0,0000033

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2
= 0,00046

3 −
( ) 4741,63 x 0,0000033

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 0,0026

4 −
( ) 79659,42 x 0,0000033

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 0,01090
207

5 −
( ) 1338278,22 x 0,0000033

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 0,0366

(1−0,0000033)
X2 , 0 = 0,0000033 = 304284,5
2
(0−0,000055) 2
1= 0,000055 = 0,000055
(0−0,00046) 2
2= 0,00046 = 0,00046
(4−0,0026) 2
3= 0,0026 = 6152,65
(3−0,01090) 2
4= 0,01090 = 819,1
5= (57−0,0366) 2 = 88533,7
0,0366

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2 2 2
∑ (x) = (5 x 57) + (4 x 3) + (3 x 4)

= (25 x 57) + (16x 3) + (9x4)= 1509


2
(∑x) = (5 x 57) + (4x 3) + (3x4)
2
=(285 + 12 + 12)
2
= (309) = 95481
309
rerata = 65 = 4,75
V = ∑(x) 2 – (∑X)2

n–1
1509−95481
65
= = 0,625

64

V 0,625
= = 0,131
X 4,75
208

16. Tumbuhan Gamongan (Zingiber aromaticum Valeton)

Harapan

Jumlah Individu 0 = − x 65 = 2,7183−0,49 65 = 39,82 Jumlah Individu 1 = m. − x 65 =


0,49 x 39,82 = 19,51
2 −
( ) 0,2401 x 39,82

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2
= 4,78

3 −
( ) 0,118 x 39,82

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 0,7831

4 −
( ) 0,058 x 39,82

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 0,0962

5 −
( ) 0,0282 x 39,82

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 0,0094

(47−39,82)2
X2 , 0 = = 1,2944
39,82
(4−19,51) 2
1= 19,51 = 12,3321
2= (14−4,78)2 = 17,7807
4,78
2
3= (0−0,7831 ) = 0,7831
0,7831
(0−0,0962) 2
4= 0,0962 = 0,0962
(0−0,0094) 2
5= 0,0094 = 0,0094

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2 2
∑ (x) = (2 x 14) + (1 x 4)

=(4x14) + (1x4)

= 60

2
(∑x) = (2x14) + (1x4)
2
= (32) = 1024
209
32
rerata = 65 = 0,49
V = ∑(x) 2 – (∑X)2

n–1
= 60−15,754 = 0,691 64

V 0,691
= = 1,41
X 0,49

17. Tumbuhan Gegirang (Leea sp.)

Harapan

Jumlah Individu 0 = − x 65 = 2,7183−0,42 65 = 42,71 Jumlah Individu 1 = m. − x 65 =


0,42 x 42,71= 17,94
2 −
( ) 0,18 x 42,71

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2
= 3,8437

3 −
( ) 0,074 x 42,71

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 0,5267

4 −
( ) 0,031 x 42,71

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 0,0552

5 −
( ) 0,013 x 42,71

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 0,0046

(49−42,71)2
X2 , 0 = = 0,0927
42,71
(5−17,94) 2
1= 17,94 = 9,3311
2= (11−3,8437) 2 = 13,3237
3,8437
(0−0,5267) 2
3= 0,5267 = 0,5267
(0−0,0552) 2
4= 0,0552 = 0,0552
(0−0,0046) 2
5= 0,0046 = 0,0046
210

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2 2
∑ (x) = (2 x 11) + (1 x 5)

=(4x11) + (1x5)

= 49

2
(∑x) = (2x11) + (1x5)
2 2
27
=(22+5) = (27) = 729
rerata = 65 = 0,42
V = ∑(x) 2 – (∑X)2

n–1
= 49−11,22 = 0,59 64

V 0,59

X
= 0,42
= 1,405

18. Tumbuhan Ilak (Amomum sp.)

Harapan

Jumlah Individu 0 = − x 65 = 2,7183−0,38 65 = 44,45 Jumlah Individu 1 = m. − x 65 =


0,38 x 44,45= 16,89
2 −
( ) 0,1444 x 44,45

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2
= 3,2094

3 −
( ) 0,055 x 44,45

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 0,4075

4 −
( ) 0,021 x 44,45

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 0,0389

5 −
( ) 0,008 x 44,45

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 0,0030
211
(58−44,45) 2
X2 , 0 = = 4,1299
44,45
(1−16,89) 2
1= 16,89 = 14,9505
(2−3,2094) 2
2= 3,2094 = 0,4557
(2−0,4075) 2
3= 0,4075 = 6,2252
(1−0,0389) 2
4= 0,0389 = 23,7495
(1−0,0030) 2
5= 0,0030 = 335,4541

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2 2 2 2 2
∑ (x) = (5 x 1) + (4 x1) + (3 x2) + (2 x 2) + (1 x

1) =(25x1) + (16x1)+ (9x2)+ (4x2) + (1x1)

= 68

2
(∑x) = (5x1) + (4x1)+ (3x2)+ (2x2) + (1x1)
2 2
=(5+4+6+4+1) = (20) = 400
20
rerata = 65 = 0,31
V = ∑(x) 2 – (∑X)2

n–1
= 68−6,154 = 0,97 64

V 0,97

X
= 0,31
= 3,129
212

19. Tumbuhan Jambu Biji (Psidium guajava L.)

Harapan

Jumlah Individu 0 = −
x 65 = 2,7183−0,015 65 = 64,03 Jumlah Individu 1 = m. −
x 65 =
0,015 x 64,03 = 0,9605
2 −
( ) 0,000225 x 64,03

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2
= 0,0072

3 −
( ) 3,36 x 64,03

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 35,86

4 −
( ) 5,063 x 64,03

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 13,51

5 −
( ) 7,594 x 64,25

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 4,0522

(64−64,03)2
2
X ,0= 64,03
= 0,000016

(1−0,9605)2
1= 0,9605
= 0,0016

(0−0,0072)2
2= 0,0072
= 0,0072
(0−35,86) 2
3= 35,86 = 35,86
(0−13,51) 2
4= 13,51 = 13,51
5= (0−4,052 )2 = 4,052
4,052

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2
∑ (x) = (1 x 1)

=(1x1)

=1

2
(∑x) = (1x1)
2
=(1) =1
213
1
rerata = 65 = 0,015
V = ∑(x) 2 – (∑X)2

n–1
1−0,015
= = 0,015 64

V 0,015

X
= 0,015
=1

20. Tumbuhan Jangar Ulam (Syzygium polyanthum Miq.)

Harapan

Jumlah Individu 0 = −
x 65 = 2,7183−0,015 65 = 64,03 Jumlah Individu 1 = m. −
x 65 =
0,015 x 64,03 = 0,9605
2 −
( ) 0,000225 x 64,03

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2
= 0,0072

3 −
( ) 3,36 x 64,03

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 35,86

4 −
( ) 5,063 x 64,03

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 13,51

5 −
( ) 7,594 x 64,25

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 4,0522

(64−64,03)2
2
X ,0= 64,03
= 0,000016

(1−0,9605)2
1= 0,9605
= 0,0016

(0−0,0072)2
2= 0,0072
= 0,0072
(0−35,86) 2
3= 35,86 = 35,86
(0−13,51) 2
4= 13,51 = 13,51
5= (0−4,052 )2 = 4,052
4,052
214

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2
∑ (x) = (1 x 1)

=(1x1)

=1

2
(∑x) = (1x1)
2
= (1)

1
=1
rerata = 65 = 0,015
(∑X)2
V = ∑(x) 2–

n–1
1−0,015
= = 0,015 64

V 0,015

X
= 0,015
=1

21. Tumbuhan Jeruk Bali (Citrus maxima (Burm.) Merr.)

Harapan

Jumlah Individu 0 = − x 65 = 2,7183−0,05 65 = 61,83 Jumlah Individu 1 = m. − x 65 =


0,05 x 61,83= 3,1
2 −
( ) 0,0025 x 61,83

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2!
= 0,0773

3 −
( ) 0,000125 x 61,83

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 0,0013

4 −
( ) 6,25 x 61,83

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 16,1015

5 −
( ) 3,125 x 61,83

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 1,6102
215
(62−61,83) 2
X2 , 0 = = 0,0005
61,83
(3−3,1)
2
1= 3,1 = 0,0027
(0−0,0773) 2
2= 0,0773 = 0,0773
(0−0,0013) 2
3= 0,0013 = 0,0013
(0−16,1015) 2
4= 16,1015 = 16,1015
(0−1,6102) 2
5= 1,6102 = 1,6102

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2
∑ (x) = (1 x 3)

=(1x3)

=3

2
(∑x) = (1x3)
2
= (3)

3
=9
rerata = 65 = 0,05
V = ∑(x) 2 – (∑X)2

n–1
3−0,14
= 64 = 0,05

V 0,05

X
= 0,05
=1
216

22. Tumbuhan Jeruk Lemo (Citrus amblycarpa Ochse)

Harapan

Jumlah Individu 0 = − x 65 = 2,7183−0,05 65 = 61,83 Jumlah Individu 1 = m. − x 65 =


0,05 x 61,83= 3,1
2 −
( ) 0,0025 x 61,83

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2!
= 0,0773

3 −
( ) 0,000125 x 61,83

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 0,0013

4 −
( ) 6,25 x 61,83

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 16,1015

5 −
( ) 3,125 x 61,83

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 1,6102

(62−61,83)2
X2 , 0 = = 0,0005
61,83
(3−3,1)
2
1= 3,1 = 0,0027
(0−0,0773) 2
2= 0,0773 = 0,0773
(0−0,0013) 2
3= 0,0013 = 0,0013
(0−16,1015) 2
4= 16,1015 = 16,1015
5= (0−1,6102 )2 = 1,6102
1,6102

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2
∑ (x) = (1 x 3)

=(1x3)

=3

2
(∑x) = (1x3)
2
=(3) =9
217
3
rerata = 65 = 0,05
V = ∑(x) 2 – (∑X)2

n–1
3−0,14
= 64 = 0,05

V 0,05

X
= 0,05
=1

23. Tumbuhan Juwet (Syzygium cumini (L.) Skeels)

Harapan

Jumlah Individu 0 = − x 65 = 2,7183 −0,015 65 = 64,03 Jumlah Individu 1 = m. −


x 65 = 0,015
x 64,03 = 0,9605
2 −
( ) 0,000225 x 64,03

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2
= 0,0072

3 −
( ) 3,36 x 64,03

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 35,86

4 −
( ) 5,063 x 64,03

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 13,51

5 −
( ) 7,594 x 64,25

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 4,0522

(64−64,03)2
2
X ,0= 64,03
= 0,000016

(1−0,9605)2
1= 0,9605
= 0,0016

(0−0,0072)2
2= 0,0072
= 0,0072
(0−35,86) 2
3= 35,86 = 35,86
(0−13,51) 2
4= 13,51 = 13,51
218
2
5 = (0−4,052 ) = 4,0524,052

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2
∑ (x) = (1 x 1)

=(1x1)

=1

2
(∑x) = (1x1)
2
= (1)

1
=1
rerata = 65 = 0,015
(∑X)2
V = ∑(x) 2–

n–1
1−0,015
= = 0,015 64

V 0,015

X
= 0,015
=1

24. Tumbuhan Kayu Manis (Sauropus androgynus (L.) Merr.)

Harapan

Jumlah Individu 0 = − x 65 = 2,7183−0,15 65 = 55,95 Jumlah Individu 1 = m. − x 65 =


0,15x 55,95= 8,4
2 −
( ) 0,0225 x 55,95

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2
= 0,6394

3 −
( ) 0,0034 x 55,95

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 0,0317

4 −
( ) 0,00051 x 55,95

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 0,0012
219

5 −
( ) 0,00008 x 55,95

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 0,000037

(58−55,95)2
2
X ,0= 55,95
= 0,0754
(5−8,4) 2
1= 8,4 = 1,376
(1−0,6394) 2
2= 0,6394 = 0,2034
(1−0,0317) 2
3= 0,0317 = 29,5774
(0−0,0012) 2
4= 0,0012 = 0,0012
(0−0,00037) 2
5= 0,000387 = 0,00037

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2 2 2
∑ (x) = (3 x1) + (2 x 1) + (1 x 5)

=(9x1)+ (4x1) + (1x5)

= 18

2
(∑x) = (3x1)+ (2x1) + (1x5)
2
=(3+2+5)
2
= (10)

10
= 100
rerata = 65 = 0,15
V = ∑(x) 2 – (∑X)2

n–1
= 18−1,538 = 0,257 64

V 0,257
= = 1,713
X 0,15
220

25. Tumbuhan Kelapa (Cocos nucifera L.)

Harapan

Jumlah Individu 0 = − x 65 = 2,7183−0,57 65 = 36,76 Jumlah Individu 1 = m. − x 65 =


0,57 x 36,76= 20,95
2 −
( ) 0,3249 x 36,76

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2!
= 5,9715

3 −
( ) 0,1852 x 36,76

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 1,1346

4 −
( ) 0,1056 x 36,76

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 0,1617

5 −
( ) 0,0602 x 36,76

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 0,0184

(49−36,76)2
X2 , 0 = = 4,0763
36,76
(3−20,95) 2
1= 20,95 = 15,3822
(9−5,9715) 2
2= 5,9715 = 1,5359
3= (1−1,1346 )2 = 0,0160
1,1346
(2−0,1617) 2
4= 0,1617 = 20,8928
(1−0,0184) 2
5= 0,0184 = 52,2461

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2 2 2 2 2
∑ (x) = (5 x 1) + (4 x2) + (3 x1) + (2 x 9) + (1 x

3) =(25x1) + (16x2)+ (9x1)+ (4x9) + (1x3)

= 105

2
(∑x) = (5x1) + (4x2)+ (3x1)+ (2x9) + (1x3)
2 2
=(5 + 8+3+18+3) = (37) = 1369
221
37
rerata = 65 = 0,57
V = ∑(x) 2 – (∑X)2

n–1
= 105−21,062 = 1,312 64

V 1,312
= = 2,302
X 0,57

26. Tumbuhan Kemiri (Aleurites moluccanus Willd.)

Harapan

Jumlah Individu 0 = − x 65 = 2,1783−0,46 65 = 41,03 Jumlah Individu 1 = m. − x 65 =


0,46 x 41,03= 18,87
2 −
( ) 0,2116 x 41,03

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2
= 4,3413

3 −
( ) 0,097 x 41,03

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 0,6634

4 −
( ) 0,044 x41,03

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 0,0752

5 −
( ) 0,0205 x 41,03

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 0,0070

(51−41,03)2
X2 , 0 = = 2,4208
41,03
(6−18,87) 2
1= 18,87 = 8,7826
(3−4,3413) 2
2= 4,3413 = 0,4144
(3−0,6634) 2
3= 0,6634 = 8,2304
(1−0,0752) 2
4= 0,0752 = 11,3682
(1−0,0070) 2
5= 0,0070 = 140,6633
222

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2 2 2 2 2
∑ (x) = (5 x 1) + (4 x1) + (3 x3) + (2 x 3) + (1 x 6)

=(25x1) + (16x1)+ (9x3)+ (4x3) + (1x6)

= 86

2
(∑x) = (5x1) + (4x1)+ (3x3)+ (2x3) + (1x6)
2 2
30
=(5+4+9+6+6) = (30) = 900
rerata = 65 = 0,46
V = ∑(x) 2 – (∑X)2

n–1
= 86−13,846 = 1,127 64

V 1,127
= = 2,45
X 0,46

27. Tumbuhan Kepundung (Baccaurea racemosa Mull.Arg.)

Harapan

Jumlah Individu 0 = − x 65 = 2,7183−0,32 65 = 47,1996 Jumlah Individu 1 = m. − x 65 = 0,32


x 47,1996= 15,1039
2 −
( ) 0,1024 x 47,1996

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2
= 2,4166

3 −
( ) 0,032 x 47,1996

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 0,2517

4 −
( ) 0,0104 x 47,1996

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 0,0205

5 −
( ) 0,0033 x 47,1996

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 0,0013
223
(49−47,1996) 2
X2 , 0 = = 0,0687
50,66

1= (12−15,1039)2 = 0,6378
15,1039
2
2= (3−2,4166 ) = 0,1408
2,4166
(1−0,2517) 2
3= 0,2517 = 2,2242
(0−0,0205) 2
4= 0,0205 = 0,0205
5= (0−0,0013 )2 = 0,0013
0,0013

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2 2 2
∑ (x) = (3 x1) + (2 x 3) + (1 x

12) =(9x1)+ (4x3) + (1x12)

= 33

2
(∑x) = (3x1)+ (2x3) + (1x12)
2 2
=(3+6+12) = (21) = 441
21
rerata = 65 = 0,32
V = ∑(x) 2 – (∑X)2

n–1
33−6,78
= = 0,409 64

V 0,409
= = 1,278
X 0,32
224

28. Tumbuhan Kerasi (Lantana camara L.)

Harapan

Jumlah Individu 0 = − x 65 = 2,7183−0,22 65 = 52,16 Jumlah Individu 1 = m. − x 65 =


0,22 x 52,16 = 11,48
2 −
( ) 0,0484 x 52,16

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2
= 1,2624

3 −
( ) 0,011 x 52,16

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 0,0956

4 −
( ) 0,002343 x 52,16

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 0,0051

5 −
( ) 0,00052 x 52,16

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 0,00023

(56−52,16)2
X2 , 0 = = 0,0276
52,16
(4−11,48)2
1= 11,48 = 4,8702
(5−1,2624) 2
2= 1,2624 = 11,0665
(0−0,0956) 2
3= 0,0956 = 0,0956
4= (0−0,0051 )2 = 0,0051
0,0051
(0−0,00023) 2
5= 0,00023 = 0,00023

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2 2
∑ (x) = (2 x 5) + (1 x 4)

=(4x5) + (1x4)

= 24

2
(∑x) = (2x5) + (1x4)
2
= (14) = 196
225
14
rerata = 65 = 0,22
V = ∑(x) 2 – (∑X)2

n–1
= 24−3,015 = 0,33 64

V 0,33

X
= 0,22
= 1,5

29. Tumbuhan Kutat (Planchonia valida Blume)

Harapan

Jumlah Individu 0 = − x 65 = 2,7183−0,58 65 = 36,39 Jumlah Individu 1 = m. − x 65 =


0,58 x 36,39 = 21,1
2 −
( ) 0,3364 x 36,39

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2
= 6,1213

3 −
( ) 0,195112 x 36,39

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 1,1835

4 −
( ) 0,1132 x 36,39

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 0,1717

5 −
( ) 0,066 x 36,39

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 0,0200

(46−36,39)2
X2 , 0 = = 2,5378
36,39
(8−21,1) 2
1= 21,1 = 8,1331
(5−17,173) 2
2= 17,173 = 0,2053w
(5−6,1213) 2
3= 6,1213 = 12,3072
(0−1,1835) 2
4= 1,1835 = 0,1717
(1−0,0200) 2
5= 0,0200 = 48,02
226

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2 2 2 2
∑ (x) = (5 x 1) + (3 x5) + (2 x 5) + (1 x8)

=(25x1) + (9x5)+ (4x5) + (1x8)

= 98

2
(∑x) = (5x1) + (3x5)+ (2x5) + (1x8)
2
=(5+15+10+8)
2
= (38) = 1444
38
rerata = 65 = 0,58
V = ∑(x) 2 – (∑X)2

n–1
= 98−22,22 = 1,184 64

V 1,184
= = 2,0414
X 0,58

30. Tumbuhan Majegau (Dysoxylum densiflorum Miq.)

Harapan

Jumlah Individu 0 = − x 65 = 2,7183−0,05 65 = 61,83 Jumlah Individu 1 = m. − x 65 =


0,05 x 61,83= 3,1
2 −
( ) 0,0025 x 61,83

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2!
= 0,0773

3 −
( ) 0,000125 x 61,83

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 0,0013

4 −
( ) 6,25 x 61,83

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 16,1015

5 −
( ) 3,125 x 61,83

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 1,6102
227
(63−61,83) 2
X2 , 0 = = 0,0221
61,83
(1−3,1)
2
1= 3,1 = 1,4225
(1−0,0773) 2
2= 0,0773 = 11,0139
(0−0,0013) 2
3= 0,0013 = 0,0013
(0−16,1015) 2
4= 16,1015 = 16,1015
5= (0−1,6102 )2 = 1,6102
1,6102

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2 2
∑ (x) = (2 x 1)+ (1 x 1)

=5

2
(∑x) = (2x1)+ (1x1)
2
= (3) = 9
3
rerata = 65 = 0,05
V = ∑(x) 2 – (∑X)2

n–1
5−0,14
= 64 = 0,076

V 0,076
= = 1,52
X 0,05

31. Tumbuhan Mangga (Mangifera indica L.)

Harapan

Jumlah Individu 0 = x 65 = 2,7183 −0,58 65 = 36,39
228

Jumlah Individu 1 = m. x 65 = 0,58 x 36,39 = 21,1
2 −
( ) 0,3364 x 36,39

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2
= 6,1213

3 −
( ) 0,195112 x 36,39

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 1,1835

4 −
( ) 0,1132 x 36,39

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 0,1717

5 −
( ) 0,066 x 36,39

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 0,0200

(41−36,39)2
X2 , 0 = = 0,5840
36,39

1= (13−21,1)2 = 3,1094
21,1
(9−17,173)2
2= 17,173 = 1,3537
(1−6,1213) 2
3= 6,1213 = 0,0284
(1−1,1835) 2
4= 1,1835 = 3,9958
5= (1−0,0200 )2 = 0,0200
0,0200

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2 2 2 2
∑ (x) = (4 x 1) + (3 x1) + (2 x 9) + (1 x

13) =(16x1) + (9x1)+ (4x9) + (1x13)

= 74

2
(∑x) = (4x1) + (3x1)+ (2x9) + (1x13)
2
=(4+3+18+13)
2
= (38) = 1444
38
rerata = 65 = 0,58
229
(∑X)2
V = ∑(x) 2 –

n–1
= 74−22,22 = 0,81 64

V 0,81

X
= 0,58
= 1,397

32. Tumbuhan Manggis (Garcinia mangostana L.)

Harapan

Jumlah Individu 0 = − x 65 = 2,7183−0,06 65 = 61,21 Jumlah Individu 1 = m. − x 65 =


0,06 x 61,21= 3,67
2 −
( ) 0,0036 x 61,21

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2
= 0,1102

3 −
( ) 0,00022 x 61,21

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 0,0022

4 −
( ) 1,296 x 61,21

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 3,3056

5 −
( ) 7,78 x 61,21

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 3,9688

(62−61,21)2
X2 , 0 = = 0,0101
61,21
(2−3,67) 2
1= 3,67 = 0,7599
(1−0,1102) 2
2= 0,1102 = 7,1846
(0−0,0022) 2
3= 0,0022 = 0,0022
(0−3,3056) 2
4= 3,3056 = 3,3056
(0−3,9688) 2
5= 3,9688 = 3,9688
230

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2 2
∑ (x) = (2 x 1) + (1 x 2)

=(4x1) + (1x2)

=6

2
(∑x) = (2x1) + (1x2)
= (4)2 = 16
4
rerata = 65 = 0,06
V = ∑(x) 2 – (∑X)2

n–1
6−0,25
= 64 = 0,089

V 0,089
= = 1,48
X 0,06

33. Tumbuhan Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.)

Harapan

Jumlah Individu 0 = − x 65 = 2,7183−0,11 65 = 58,23 Jumlah Individu 1 = m. − x 65 =


0,11x 58,23= 6,40
2 −
( ) 0,0121 x 58,23

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2
= 0,3523

3 −
( ) 0,0013 x 58,23

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 0,0126

4 −
( ) 0,00015 x 58,23

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 0,0004

5 −
( ) 0,000016 x 58,23

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 0,000008
231
(64−58,23) 2
X2 , 0 = = 0,5717
58,23
(0−6,40)
2
1= 6,40 = 6,40
(0−0,3523) 2
2= 0,3523 = 0,3523
(0−0,0126) 2
3= 0,0126 = 0,0126
(0−0,0004) 2
4= 0,0004 = 0,0004
5= (1−0,000008 )2 = 124998
0,000008

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2
∑ (x) = (5 x 1)

=(25x1) = 25

2
(∑x) = (5x1)
2
= (5) =25
5
rerata = 65 = 0,08
V = ∑(x) 2 – (∑X)2

n–1
= 25−0,385 = 0,385 64

V 0,385
= = 4,81
X 0,08

34. Tumbuhan Nangka (Artocarpus heterophyllus Lam.)

Harapan

Jumlah Individu 0 = x 65 = 2,7183 −0,70 65 = 32,28
232

Jumlah Individu 1 = m. x 65 = 0,70 x 32,28= 22,59
2 −
( ) 0,49 x 32,28

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2
= 7,9081

3 −
( ) 0,343 x 32,28

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 1,8452

4 −
( ) 0,2401 x 32,28

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 0,3229

5 −
( ) 0,168 x 32,28

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 0,0452

(41−32,28)2
2
X ,0= 32,28
= 2,3555

(10−22,59)2
1= 22,59
= 7,0167

(7−7,9081)2
2= 7,9081
= 0,1043

(6−1,8452)2
3= 1,8452
= 9,3552

4= (1−0,3229 )2 = 1,4198
0,3229
(0−0,0452) 2
5= 0,0452 = 0,0452

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2 2 2 2
∑ (x) = (4 x 1) + (3 x6) + (2 x 7) + (1 x

10) =(16x1) + (9x6)+ (4x7) + (1x10)

= 108

2
(∑x) = (4x1) + (3x6)+ (2x7) + (1x10)
2
=(4 + 18+14+10)
2
= (46)

46
= 2116
rerata = 65 = 0,70
233
(∑X)2
V = ∑(x) 2 –

n–1
= 108−32,55 = 1,178 64

V 1,178
= = 1,682
X 0,70

35. Tumbuhan Pakel (Mangifera odorata Griff.)

Harapan

Jumlah Individu 0 = − x 65 = 2,7183−0,91 65 = 26,16 Jumlah Individu 1 = m. − x 65 = 0,91


x 26,16 = 23,81
2 −
( ) 0,8281 x 26,16

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2
= 10,8332

3 −
( ) 0,753 x26,16

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 3,2836

4 −
( ) 0,685 x 26,16

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 0,7468

5 −
( ) 0,624 x 26,16

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 0,1361

(42−26,16)2
X2 , 0 = = 9,5911
26,16
(6−23,81) 2
1= 23,81 = 13,3219
2= (6−10,8332 )2 = 2,1563
10,8332
(4−3,2836) 2
3= 3,2836 = 0,1563
(6−0,7468) 2
4= 0,7468 = 36,9524
(1−0,1361) 2
5= 0,1361 = 5,4836
234

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2 2 2 2 2
∑ (x) = (5 x 1) + (4 x 6) + (3 x 4) + (2 x 6) + (1 x 6)

=(25x1) + (16x6) + (9x4)+ (4x6) + (1x6)

= 187

2
(∑x) = (5x1) + (4x6) + (3x4)+ (2x6) + (1x6)
2
=(5 + 24+12 +12+6)
2
= (59)

59
= 3481
rerata = 65 = 0,907
(∑X)2
V = ∑(x) 2–

n–1
187−3481
= 65
= 2,085
64

V 2,085

X
= 0,907
= 2,298

36. Tumbuhan Pandan Duri (Pandanus tectorius B.C. Stone)

Harapan

Jumlah Individu 0 = −
x 65 = 2,7183−0,0462 65 = 62,06 Jumlah Individu 1 = m. −
x 65 =
0,0462x 62,06= 2,8674
2 −
( ) 0,0021 x 62,06

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2
= 0,0652

3 −
( ) 0,0001 x 62,06

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 0,0010

4 −
( ) 0,000005 x 62,06

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 0,000013
235

5 −
( ) 0,000000211 x 62,06

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 0,00000011

(64−62,06)2
2
X ,0= 62,06
= 0,0606
(0−2,8674) 2
1= 2,8674 = 2,8674
2= (0−0,0652 )2 = 0,0652
0,0652
(1−0,0010) 2
3= 0,0010 = 998,001
(0−0,000013) 2
4= 0,000013 = 0,000013
(0−0,00000011) 2
5= 0,00000011 = 0,00000011

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2
∑ (x) = (3 x1)

=(9x1)

=9

2
(∑x) = (3x1)
= (3)2 = 9
3
rerata = 65 = 0,05
V = ∑(x) 2 – (∑X)2

n–1
= 9−0,0923 = 0,14 64

V 0,14

X
= 0,05
= 2,8
236

37. Tumbuhan Pangi (Pangium edule Reinw.)

Harapan

Jumlah Individu 0 = −
x 65 = 2,7183 −0,07 65 = 60,61 Jumlah Individu 1 = m. −
x 65 =
0,07 x 60,61= 4,2424
2 −
( ) 0,0049 x 60,61

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2
= 0,1485

3 −
( ) 0,00034 x 60,61

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 0,0034

4 −
( ) 2,401 x 60,61

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 6,0631

5 −
( ) 1,6807 x 60,61

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 0,8488

(61−60,61)2
X2 , 0 = = 0,0025
60,61
(3−4,2424) 2
1= 4,2424 = 0,3638
(1−0,1485) 2
2= 0,1485 = 4,8825
(0−0,0034) 2
3= 0,0034 = 0,0034
(0−6,0631) 2
4= 6,0631 = 6,0631
5= (0−0,8488 )2 = 0,8488
0,8488

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2 2
∑ (x) = (2 x 1) + (1 x 3)

=7

2
(∑x) = (2x1) + (1x3)
2
=(2+3) = 25
237
5
rerata = 65 = 0,076
V = ∑(x) 2 – (∑X)2

n–1
7−0,384
= = 0,103 64

V 0,103

X
= 0,076
= 1,355

38. Tumbuhan Pinang (Areca catechu L.)

Harapan

Jumlah Individu 0 = − x 65 = 2,7183−0,154 65 = 55,72 Jumlah Individu 1 = m. − x 65 =


0,154 x 55,72= 8,6
2 −
( ) 0,024 x 55,72

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2
= 0,6687

3 −
( ) 0,004 x 55,72

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 0,0371

4 −
( ) 0,0006 x 55,72

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 0,0014

5 −
( ) 8,662 x 55,72

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 4,0222

(58−55,72)2
X2 , 0 = = 0,0932
55,72
(4−8,6)
2
1= 8,6 = 2,4604
(3−0,6687) 2
2= 0,6687 = 8,1276
(0−0,0371) 2
3= 0,0371 = 0,0371
(0−0,0014) 2
4= 0,0014 = 0,0014
(0−4,0222) 2
5= 4,0222 = 4,0222
238

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2 2
∑ (x) = (2 x 3) + (1 x 4)

= (4x3) + (1x4)

= 16

2
(∑x) = (2x3) + (1x4)
2 2
10
=(6+4) = (10) = 100
rerata = 65 = 0,154
V = ∑(x) 2 – (∑X)2

n–1
= 16−1,54 = 0,226 64

V 0,226

X
= 0,154
= 1,468

39. Tumbuhan Pisang (Musa paradisiaca L.)

Harapan

Jumlah Individu 0 = − x 65 = 2,7183−1,06 65 = 22,52 Jumlah Individu 1 = m. − x 65 =


1,06 x 22,52 = 23,87
2 −
( ) 1,124 x 22,52

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2
= 12,6559

3 −
( ) 1,191 x 22,52

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 4,4701

4 −
( ) 1,262 x 22,52

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 1,1841

5 −
( ) 1,34 x 22,52

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 0,2515
239
(52−22,52) 2
X2 , 0 = = 38,5910
22,52
(3−23,87) 2
1= 23,87 = 18,2470
(2−12,6559) 2
2= 12,6559 = 8,9719
(1−4,4701) 2
3= 4,4701 = 2,6938
4= (2−1,1841 )2 = 0,5621
1,1841
(5−0,2515) 2
5= 0,2515 = 89,6550

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2 2 2 2 2
∑ (x) = (5 x 5) + (4 x2) + (3 x1) + (2 x 2) + (1 x

3) =(25x5) + (16x2)+ (9x1)+ (4x2) + (1x3)

= 177

2
(∑x) = (5x5) + (4x2)+ (3x1)+ (2x2) + (1x3)
2 2
=(25+8+3+4+3) = (43) = 1849
43
rerata = 65 = 0,66
V = ∑(x) 2 – (∑X)2

n–1
= 177−28,45 = 2,321 64

V 2,321
= = 3,517
X 0,66
240

40. Tumbuhan Pule (Alstonia scholaris (L.) R.Br.)

Harapan

Jumlah Individu 0 = − x 65 = 2,7183−2,23 65 = 6,99 Jumlah Individu 1 = m. − x 65 =


2,23 x 6,99= 15,59
2 −
( ) 4,9729 x 6,99

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2
= 17,3784

3 −
( ) 11,09 x 6,99

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 12,9185

4 −
( ) 24,73 x 6,99

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 7,2018

5 −
( ) 55,15 x 6,99

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 3,2121

(37−6,99)2
X2 , 0 = = 128,8412
6,99
(4−15,59) 2
1= 15,59 = 8,6162
2= (6−17,3784 )2 = 7,4499
17,3784
2
3= (4−12,9185 ) = 6,1570
12,9185
(3−7,2018) 2
4= 7,2018 = 2,4515
5= (11−3,2121 )2 = 18,8822
3,2121

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2 2 2 2 2
∑ (x) = (5 x 11) + (4 x3) + (3 x4) + (2 x 6) + (1 x 4)

=(25x11) + (16x3)+ (9x4)+ (4x6) + (1x4)

= 387

2
(∑x) = (5x11) + (4x3)+ (3x4)+ (2x6) + (1x4)
2 2
=(55+12+12+12+4) = (95) = 9025
241
95
rerata = 65 = 1,462
V = ∑(x) 2 – (∑X)2

n–1
= 387−138,85 = 3,88 64

V 3,88

X
= 1,462
= 2,65

41. Tumbuhan Pulet (Urena lobata L.)

Harapan

Jumlah Individu 0 = −
x 65 = 2,7183 −0,17 65 = 54,84 Jumlah Individu 1 = m. −
x 65 =
0,17 x 54,84 = 9,3225
2 −
( ) 0,0289 x 54,84

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2
= 0,7924

3 −
( ) 0,004913 x 54,84

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 0,0449

4 −
( ) 0,00084 x 54,84

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 0,0019

5 −
( ) 0,000142 x 54,84

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 0,000065

(58−54,84)2
2
X ,0= 54,84
= 0,1820

(3−9,3225)2
1= 9,3225
= 4,2879
2
2= (4−0,7924 ) = 12,9842
0,7924

3= (0−0,0449 )2 = 0,0449
0,0449

4= (0−0,0019 )2 = 0,0019
0,0019

5= (0−0,000065 )2 = 0,000065
0,000065
242

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2 2
∑ (x) = (2 x 4) + (1 x 3)

= (4x4) + (1x3)

= 19

2
(∑x) = (2x4) + (1x3)
2
= (11)

11
= 121
rerata = 65 = 0,17
(∑X)2
V = ∑(x) 2–

n–1
= 19−1,862 = 0,27 64

V 0,27

X
= 0,17
= 1,59

42. Tumbuhan Rambutan (Nephelium lappaceum L.)

Harapan

Jumlah Individu 0 = − x 65 = 2,7183−0,05 65 = 61,83 Jumlah Individu 1 = m. − x 65 =


0,05 x 61,83= 3,1
2 −
( ) 0,0025 x 61,83

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2!
= 0,0773

3 −
( ) 0,000125 x 61,83

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 0,0013

4 −
( ) 6,25 x 61,83

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 16,1015

5 −
( ) 3,125 x 61,83

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 1,6102
243
(63−61,83) 2
X2 , 0 = = 0,0221
61,83
(1−3,1)
2
1= 3,1 = 1,4225
(1−0,0773) 2
2= 0,0773 = 11,0139
(0−0,0013) 2
3= 0,0013 = 0,0013
(0−16,1015) 2
4= 16,1015 = 16,1015
5= (0−1,6102 )2 = 1,6102
1,6102

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2 2
∑ (x) = (2 x 1) + (1 x 1)

=(4x1) + (1x1)

=5

2
(∑x) = (2x1) + (1x1)
2 2
3
=(2+1) = (3) = 9
rerata = 65 = 0,05
V = ∑(x) 2 – (∑X)2

n–1
5−0,14
= 64 = 0,76

V 0,76

X
= 0,05
= 15,2
244

43. Tumbuhan Salak (Salacca zalacca (Gaertn.) Voss)

Harapan

Jumlah Individu 0 = −
x 65 = 2,7183−0,015 65 = 64,03 Jumlah Individu 1 = m. −
x 65 =
0,015 x 64,03 = 0,9605
2 −
( ) 0,000225 x 64,03

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2
= 0,0072

3 −
( ) 3,36 x 64,03

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 35,86

4 −
( ) 5,063 x 64,03

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 13,51

5 −
( ) 7,594 x 64,25

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 4,0522

(64−64,03)2
2
X ,0= 64,03
= 0,000016

(1−0,9605)2
1= 0,9605
= 0,0016

(0−0,0072)2
2= 0,0072
= 0,0072
(0−35,86) 2
3= 35,86 = 35,86
(0−13,51) 2
4= 13,51 = 13,51
5= (0−4,052 2)2 = 4,0522
4,0522

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2
∑ (x) = (1 x 1)

=(1x1)

=1

2
(∑x) = (1x1)
2
=(1) =1
245
1
rerata = 65 = 0,015
V = ∑(x) 2 – (∑X)2

n–1
1−0,015
= = 0,015 64

V 0,015

X
= 0,015
=1

44. Tumbuhan Sukun (Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg)

Harapan

Jumlah Individu 0 = − x 65 = 2,7183−0,11 65 = 58,23 Jumlah Individu 1 = m. − x 65 =


0,11x 58,23= 6,40
2 −
( ) 0,0121 x 58,23

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2
= 0,3523

3 −
( ) 0,0013 x 58,23

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 0,0126

4 −
( ) 0,00015 x 58,23

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 0,0004

5 −
( ) 0,000016 x 58,23

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 0,000008

(60−58,23)2
X2 , 0 = = 0,0538
58,23
(3−6,40)2
1= 6,40 = 1,806
(2−0,3523) 2
2= 0,2523 = 7,7062
(0−0,0126) 2
3= 0,0126 = 0,0126
(0−0,0004) 2
4= 0,0004 = 0,0004
5= (1−0,000008 )2 = 0,000008
0,000008
246

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2 2
∑ (x) = (2 x 2) + (1 x 3)

=(4x2) + (1x3) = 11
2
(∑x) = (2x2) + (1x3)
2 2
7
=(4+3) = (7) = 49
rerata = 65 = 0,11
V = ∑(x) 2 – (∑X)2

n–1
11−0,754
= = 0,1601 64

V 0,1601
= = 1,46
X 0,11

45. Tumbuhan Tabia Bun (Piper retrofractum Vahl)

Harapan

Jumlah Individu 0 = − x 65 = 2,7183−0,05 65 = 61,83 Jumlah Individu 1 = m. − x 65 =


0,05 x 61,83= 3,1
2 −
( ) 0,0025 x 61,83

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2!
= 0,0773

3 −
( ) 0,000125 x 61,83

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 0,0013

4 −
( ) 6,25 x 61,83

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 16,1015

5 −
( ) 3,125 x 61,83

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 1,6102

(62−61,83)2
X2 , 0 = = 0,0005
61,83
247
(3−3,1) 2
1= 3,1 = 0,0032
(0−0,0773) 2
2= 0,0773 = 0,0773
(0−0,0013) 2
3= 0,0013 = 0,0013
(0−16,1015) 2
4= 16,1015 = 16,1015
5= (0−1,6102 )2 = 1,6102
1,6102

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2
∑ (x) = (1 x 3)

=(1x3)

=3

2
(∑x) = (1x3)
2
= (3)

3
=9
rerata = 65 = 0,046
V = ∑(x) 2 – (∑X)2

n–1
3−0,14
= 64 = 0,05

V 0,05

X
= 0,046
= 1,086
248

46. Tumbuhan Talas (Colocasia esculenta (L.) Schott)

Harapan

Jumlah Individu 0 = − x 65 = 2,7183−0,83 65 = 28,34 Jumlah Individu 1 = m. − x 65 =


0,83 x 28,34= 23,34
2 −
( ) 0,6889 x 28,34

Jumlah Individu 2 =. 2!
x 65 = 2
= 9,7628

3 −
( ) 0,572 x 28,34

Jumlah Individu 3 =. 3!
x 65 = 6
= 2,7020

4 −
( ) 0,475 x 28,34

Jumlah Individu 4 =. 4!
x 65 = 24
= 0,3248

5 −
( ) 0,394 x 28,34

Jumlah Individu 5 =. 5!
x 65 = 120
= 0,0931

(41−28,34)2
X2 , 0 = = 5,6554
28,34
(9−23,34)2
1= 23,34 = 8,8104
(6−9,7628) 2
2= 9,7628 = 1,4502
(5−2,7020) 2
3= 2,7020 = 1,9544
4= (2−0,3248 )2 = 8,64007
0,3248
(2−0,0931) 2
5= 0,0931 = 39,0576

Tahap-tahap Perhitungan Analisis Varian

Diketahui

2 2 2 2 2 2
∑ (x) = (5 x 2) + (4 x2) + (3 x5) + (2 x 6) + (1 x 9)

=(25x2) + (16x2)+ (9x5)+ (4x6) + (1x9)

= 160

2
(∑x) = (5x2) + (4x2)+ (3x5)+ (2x6) + (1x9)
2
=(10+8+ 15+12+9)
249

2
= (54)

54
= 2916
rerata = 65 = 0,83
V = ∑(x) 2 – (∑X)2

n–1
= 160−44,862 = 1,799 64

V 1,799
= = 2,17
X 0,83
250

Lampiran 05. Analisis Pola Sebaran Spesies Tumbuhan Berguna di Desa


Bali Aga Tenganan Pegringsingan

1. Tumbuhan Alang-alang (Imperata cylindrica (L.)P.Beauv.)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan
Harapan

0 64 0 58,23 0,57174824
1 0 0 6,4053 6,4053
2 0 0 0,3523 0,3523
3 0 0 0,0126 0,0126
4 0 0 0,00036 0,00036
5 1 7 0,0000078 128203,1282
2
Total 65 7 ∑X = 128210,5

2. Tumbuhan Alpukat (Persea americana Mill.)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan
Harapan

0 64 0 64,03 0,000016
1 1 1 0,9605 0,001624414
2 0 0 0,0072 0,0072
3 0 0 35,86 35,86
4 0 0 14 13,51
5 0 0 4,0522 4,0522
2
Total 65 1 ∑X =53,43104
251

3. Tumbuhan Asem (Tamarindus indica L.)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan Harapan

0 63 0 48,15 4,579906542
1 2 2 14,45 10,72681661
2 0 0 2,167 2,167
3 0 0 0,2167 0,2167
4 0 0 0,0163 0,0163
5 0 0 0,001 0,001
2
Total 65 2 ∑X = 17,70772

4. Tumbuhan Ata (Lygodium circinatum (Burm.) Sw.)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan
Harapan

0 33 0 19,19 9,93830641
1 6 6 23,41 12,94780436
2 16 32 14,28 0,207170868
3 5 15 5,8209 0,115768491
4 2 8 1,7751 0,028494175
5 3 18 0,4323 15,25117578
2
Total 65 79 ∑X = 38,48872

5. Tumbuhan Badung (Garcinia dulcis (Roxb.) Kurz)


252

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan
Harapan

0 61 0 60 0,016666667
1 3 3 4,8002 0,675121878
2 1 2 0,192 3,400333333
3 0 0 0,0051 0,0051
4 0 0 10,2404 10,2404
5 0 0 1,6386 1,6386
2
Total 65 5 ∑X = 15,97622

6. Tumbuhan Tiing Tali (Gigantochloa apus Kurz)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan
Harapan

0 58 0 20,17 70,95235002
1 0 0 23,5989 23,5989
2 0 0 13,8089 13,8089
3 0 0 5,3864 5,3864
4 0 0 1,5752 1,5752
5 7 76 0,3685 119,3400061
2
Total 65 76 ∑X = 234,6618

7. Tumbuhan Bayur (Pterospermum celebicum Miq.)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
Harapan
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan

0 25 0 3,6124 126,62757
1 9 9 10,4398 0,198569325
253

2 5 10 15,0855 6,74272051
3 2 6 14,5338 10,80902052
4 3 12 10,5 5,357142857
5 21 151 6,0688 36,73555455
2
Total 65 188 ∑X = 186,4706

8. Tumbuhan Belalu (Hopea celebica Burck)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan
Harapan

0 48 0 47,674 0,002229223
1 14 14 14,7789 0,041050769
2 3 6 2,2907 0,219630021
3 0 0 0,2368 0,2368
4 0 0 0,0184 0,0184
5 0 0 0,0012 0,0012
2
Total 65 20 ∑X = 0,51931

9. Tumbuhan Belalu Bali (Hopea sp.)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan
Harapan

0 64 0 64,0323 0,000016
1 1 1 0,9605 0,001624414
2 0 0 0,0072 0,0072
3 0 0 35,8581 35,8581
4 0 0 14 13,5081
5 0 0 4,0522 4,0522
2
Total 65 1 ∑X =53,42724

10. Tumbuhan Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.)


254

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan
Harapan

0 63 0 61,0924 0,059564492
1 1 1 3,7877 2,051712461
2 0 0 0,1222 0,1222
3 1 3 0,0024 414,6690667
4 0 0 3,7623 3,7623
5 0 0 4,664 4,664
2
Total 65 4 ∑X = 425,3288

11. Tumbuhan Beringin (Ficus benjamina L.)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan
Harapan

0 61 0 61,0924 0,000139752
1 4 4 3,7877 0,011899382
2 0 0 0,1222 0,1222
3 0 0 0,0024 0,0024
4 0 0 3,7623 3,7623
5 0 0 4,664 4,664
2
Total 65 4 ∑X = 8,562939

12. Tumbuhan Cempaka Putih (Michelia alba DC.)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
Harapan
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan
255

0 50 0 47,1996 0,166150564
1 10 10 15,1039 1,724706547
2 4 8 2,4166 1,0374723
3 1 3 0,2517 2,224683711
4 0 0 0,0205 0,0205
5 0 0 0,0013 0,0013
2
Total 65 21 ∑X = 5,174813

13. Tumbuhan Dauh (Dracontomelon mangiferum Bl.)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan
Harapan

0 64 0 64,0323 0,000016
1 1 1 0,9605 0,001624414
2 0 0 0,0072 0,0072
3 0 0 35,8581 35,8581
4 0 0 14 13,5081
5 0 0 4,0522 4,0522
2
Total 65 1 ∑X =53,42724

14. Tumbuhan Durian (Durio zibethinus Murr.)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan
Harapan

0 52 0 38,6437 4,616295792
1 2 2 20,0947 16,29375746
2 3 6 5,2246 0,947219913
3 7 21 0,9017 41,24349882
4 0 0 0,1175 0,1175
5 1 5 0,0008 1248,0008
2
Total 65 34 ∑X = 1311,219
256

15. Tumbuhan Enau (Arenga pinnata Merr.)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan
Harapan

0 1 0 0,0000033 304284,5
1 0 0 0,000055 0,000055
2 0 0 0,00046 0,00046
3 4 12 0,0026 6152,65
4 3 12 0,0109 819,1
5 57 1067 0,0366 88533,7
2
Total 65 1091 ∑X = 399789,96

16. Tumbuhan Gamongan (Zingiber aromaticum Valeton)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan
Harapan

0 47 0 39,82 1,2944
1 4 4 19,51 12,3321
2 14 28 4,78 17,7807
3 0 0 0,7831 0,7831
4 0 0 0,0962 0,0962
5 0 0 0,0094 0,0094
2
Total 65 32 ∑X = 32,2959

17. Tumbuhan Gegirang (Leea sp.)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan Harapan
257

0 49 0 42,71 0,0927
1 5 5 17,94 9,3311
2 11 22 3,8437 13,3237
3 0 0 0,5267 0,5267
4 0 0 0,0552 0,0552
5 0 0 0,0046 0,0046
2
Total 65 27 ∑X = 23,334

18. Tumbuhan Ilak (Amomum sp.)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan
Harapan

0 58 0 44,45 4,1299
1 1 1 16,89 14,9505
2 2 4 3,2094 0,4557
3 2 6 0,4075 6,2252
4 1 4 0,0389 23,7495
5 1 10 0,0030 335,4541
2
Total 65 25 ∑X = 384,9649

19. Tumbuhan Jambu Biji (Psidium guajava L.)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan
Harapan

0 64 0 64,03 0,000016
1 1 1 0,9605 0,0016
2 0 0 0,0072 0,0072
3 0 0 35,86 35,86
4 0 0 14 13,51
5 0 0 4,0522 4,0522
2
Total 65 1 ∑X =53,43102
258

20. Tumbuhan Jangar Ulam (Syzygium polyanthum Miq.)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
Harapan
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan

0 64 0 64,03 0,000016
1 1 1 0,9605 0,0016
2 0 0 0,0072 0,0072
3 0 0 35,86 35,86
4 0 0 14 13,51
5 0 0 4,0522 4,0522
2
Total 65 1 ∑X =53,43102

21. Tumbuhan Jeruk Bali (Citrus maxima (Burm.) Merr.)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan
Harapan

0 62 0 61,83 0,0005
1 3 3 3,1 0,0027
2 0 0 0,0773 0,0773
3 0 0 0,0013 0,0013
4 0 0 16,1015 16,1015
5 0 0 1,6102 1,6102
2
Total 65 3 ∑X = 17,7935

22. Tumbuhan Jeruk Lemo (Citrus amblycarpa Ochse)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan
Harapan
259

0 62 0 61,83 0,0005
1 3 3 3,1 0,0027
2 0 0 0,0773 0,0773
3 0 0 0,0013 0,0013
4 0 0 16,1015 16,1015
5 0 0 1,6102 1,6102
2
Total 65 3 ∑X = 17,7935

23. Tumbuhan Juwet (Syzygium cumini (L.) Skeels)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan
Harapan

0 64 0 64,03 0,000016
1 1 1 0,9605 0,0016
2 0 0 0,0072 0,0072
3 0 0 35,86 35,86
4 0 0 14 13,51
5 0 0 4,0522 4,0522
2
Total 65 1 ∑X =53,643102

24. Tumbuhan Kayu Manis (Sauropus androgynus (L.) Merr.)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan
Harapan

0 58 0 55,95 0,0751
1 5 5 8,4 1,3762
2 1 2 0,6394 0,2034
3 1 3 0,0317 29,5774
4 0 0 0,0012 0,0012
5 0 0 0,000037 0,000037
2
Total 65 10 ∑X = 31,2333
260

25. Tumbuhan Kelapa (Cocos nucifera L.)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan
Harapan

0 49 0 36,76 4,0763
1 3 3 20,95 15,3822
2 9 18 5,9715 1,5359
3 1 3 1,1346 0,016
4 2 8 0,1617 20,8928
5 1 5 0,0184 52,2461
2
Total 65 37 ∑X = 94,1493

26. Tumbuhan Kemiri (Aleurites moluccanus Willd.)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan
Harapan

0 51 0 41,03 2,4208
1 6 6 18,87 8,7826
2 3 6 4,3413 0,4144
3 3 9 0,6634 8,2304
4 1 4 0,0752 11,3682
5 1 5 0,007 140,6633
2
Total 65 30 ∑X = 171,8797

27. Tumbuhan Kepundung (Baccaurea racemosa Mull.Arg.)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan Harapan
261

0 49 0 47,1996 0,0687
1 12 12 15,,1039 0,6378
2 3 6 2,4166 0,1408
3 1 3 0,2517 2,2242
4 0 0 0,0205 0,0205
5 0 0 0,0013 0,0013
2
Total 65 21 ∑X = 3,0933

28. Tumbuhan Kerasi (Lantana camara L.)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
Harapan
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan

0 56 0 52,16 0,0276
1 4 4 11,48 4,8702
2 5 10 1,2624 11,0665
3 0 0 0,0956 0,0956
4 0 0 0,0051 0,0051
5 0 0 0,00023 0,00023
2
Total 65 14 ∑X = 16,06523

29. Tumbuhan Kutat (Planchonia valida Blume)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan
Harapan

0 46 0 36,39 2,537842814
1 8 8 21,1 8,133175355
2 5 10 6,1213 0,205399783
3 5 15 1,1835 12,30728538
4 0 0 0,1717 0,1717
5 1 5 0,02 48,02
262

2
Total 65 38 ∑X = 71,3754

30. Tumbuhan Majegau (Dysoxylum densiflorum Miq.)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan
Harapan

0 63 0 61,83 0,022139738
1 1 1 3,1 1,422580645
2 1 2 0,0773 11,01391061
3 0 0 0,0013 0,0013
4 0 0 16,1015 16,1015
5 0 0 1,6102 1,6102
2
Total 65 3 ∑X = 30,17163

31. Tumbuhan Mangga (Mangifera indica L.)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan
Harapan

0 41 0 36,39 0,584009343
1 13 13 21,1 3,109478673
2 9 18 6,1213 1,353783296
3 1 3 1,1835 0,028451415
4 1 4 0,1717 3,995811823
5 0 0 0,02 0,02
2
Total 65 38 ∑X = 9,091535

32. Tumbuhan Manggis (Garcinia mangostana L.)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
kuadrat dengan X tumbuhan Harapan
263

tumbuhan

0 62 0 61,21 0,010196046
1 2 2 3,67 0,759918256
2 1 2 0,1102 7,184610163
3 0 0 0,0022 0,0022
4 0 0 3,3056 3,3056
5 0 0 3,9688 3,9688
2
Total 65 4 ∑X = 15,23132

33. Tumbuhan Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan
Harapan

0 64 0 58,23 0,57174824
1 0 0 6,4 6,4
2 0 0 0,3523 0,3523
3 0 0 0,0126 0,0126
4 0 0 0,0004 0,0004
5 1 7 0,000008 124998
2
Total 65 7 ∑X =125005,3

34. Tumbuhan Nangka (Artocarpus heterophyllus Lam.)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan
Harapan

0 41 0 32,28 2,3555886
1 10 10 22,59 7,016737494
2 7 14 7,9081 0,104278602
3 6 18 1,8452 9,355280208
4 1 4 0,3229 1,419834035
264

5 0 0 0,0452 0,0452
2
Total 65 46 ∑X = 20,29692

35. Tumbuhan Pakel (Mangifera odorata Griff.)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan Harapan

0 42 0 26 9,591192661
1 6 6 23,81 13,32196976
2 6 12 10,8332 2,156317823
3 4 12 3,2836 0,156300694
4 6 24 0,7468 36,95247756
5 1 5 0,1361 5,483638575
2
Total 65 59 ∑X = 67,6619

36. Tumbuhan Pandan Duri (Pandanus tectorius B.C. Stone)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan
Harapan

0 64 0 62,06 0,060644538
1 0 0 2,8674 2,8674
2 0 0 0,0652 0,0652
3 1 3 0,001 998,001
4 0 0 0,000013 0,000013
5 0 0 0,00000011 0,00000011
2
Total 65 3 ∑X = 1000,994

37. Tumbuhan Pangi (Pangium edule Reinw.)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
kuadrat dengan X tumbuhan
265

tumbuhan Harapan

0 61 0 60,61 0,002509487
1 3 3 4,2424 0,363840694
2 1 2 0,1485 4,882506734
3 0 0 0,0034 0,0034
4 0 0 6,0631 6,0631
5 0 0 0,8488 0,8488
2
Total 65 5 ∑X = 12,16416

38. Tumbuhan Pinang (Areca catechu L.)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan
Harapan

0 58 0 55,72 0,093295047
1 4 4 8,6 2,460465116
2 3 6 0,6687 8,127650202
3 0 0 0,0371 0,0371
4 0 0 0,0014 0,0014
5 0 0 4,0222 4,0222
2
Total 65 10 ∑X = 14,74211

39. Tumbuhan Pisang (Musa paradisiaca L.)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan
Harapan

0 52 0 22,52 38,59104796
1 3 3 23,87 18,24704231
2 2 4 12,6559 8,971958123
3 1 3 4,4701 2,693808642
4 2 8 1,1841 0,562193066
266

5 5 51 0,2515 89,65507853
2
Total 65 69 ∑X = 158,7211

40. Tumbuhan Pule (Alstonia scholaris (L.) R.Br.)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan
Harapan

0 37 0 6,99 128,841216
1 4 4 15,59 8,61629891
2 6 12 17,3784 7,449937081
3 4 12 12,9185 6,157033886
4 3 12 7,2018 2,451487578
5 11 105 3,2121 18,88216009
2
Total 65 145 ∑X = 172,3981

41. Tumbuhan Pulet (Urena lobata L.)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan
Harapan

0 58 0 54,84 0,182086069
1 3 3 9,3225 4,287906275
2 4 8 0,7924 12,98422231
3 0 0 0,0449 0,0449
4 0 0 0,0019 0,0019
5 0 0 0,000065 0,000065
2
Total 65 11 ∑X = 17,50108

42. Tumbuhan Rambutan (Nephelium lappaceum L.)

X2 = (Pengamatan – Harapan)
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah 2
267

tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X


kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan Harapan

0 63 0 61,83 0,022139738
1 1 1 3,1 1,422580645
2 1 2 0,0773 11,01391061
3 0 0 0,0013 0,0013
4 0 0 16,1015 16,1015
5 0 0 1,6102 1,6102
2
Total 65 3 ∑X = 30,17163

43. Tumbuhan Salak (Salacca zalacca (Gaertn.) Voss)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan
Harapan

0 64 0 64,03 0,000016
1 1 1 0,9605 0,001624414
2 0 0 0,0072 0,0072
3 0 0 35,86 35,86
4 0 0 14 13,51
5 0 0 4,0522 4,0522
2
Total 65 1 ∑X =53,43104

44. Tumbuhan Sukun (Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan
Harapan

0 60 0 58,23 0,053802164
1 3 3 6,4 1,80625
2 2 4 0,3523 7,706259693
268

3 0 0 0,0126 0,0126
4 0 0 0,0004 0,0004
5 0 0 0,000008 0,000008
2
Total 65 7 ∑X = 9,57932

45. Tumbuhan Tabia Bun (Piper retrofractum Vahl)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan
Harapan

0 62 0 61,83 0,000467411
1 3 3 3,1 0,003225806
2 0 0 0,0773 0,0773
3 0 0 0,0013 0,0013
4 0 0 16,1015 16,1015
5 0 0 1,6102 1,6102
2
Total 65 3 ∑X = 17,79399

46. Tumbuhan Talas (Colocasia esculenta (L.) Schott)

2 2
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X = (Pengamatan – Harapan)
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
kuadrat dengan X tumbuhan
tumbuhan
Harapan

0 41 0 28,34 5,655455187
1 9 9 23,34 8,810437018
2 6 12 9,7628 1,45026671
3 5 15 2,702 1,954405625
4 2 8 0,3248 8,640070936
5 2 10 0,0931 39,05765424
2
Total 65 54 ∑X = 65,56829
269

Lampiran 06.Analisis Uji Varian Spesies Tumbuhan Berguna di Desa


Tenganan Pegringsingan

V
2 2
No Nama Tumbuhan ∑(X ) (∑X) X V X
1 Alang-alang 25 25 0,08 0,385 4,81
2 Alpukat 1 1 0,015 0,015 1
3 Asem 2 4 0,3 1,99 6,63
4 Ata 222 5.776 1,17 2,112 1,805
5 Badung 7 25 0,08 0,103 1,29
6 Tiing Tali 175 1.225 0,54 2,44 4,52
7 Bayur 620 20.164 2,185 4,981 2,28
8 Belalu 26 400 0,31 0,31 1
9 Belalu Bali 1 1 0,015 0,015 1
10 Belimbing Wuluh 10 16 0,062 0,152 2,45
11 Beringin 4 16 0,061 0,059 1
12 Cempaka Putih 35 441 0,323 0,44 1,362
13 Dauh 1 1 0,015 0,015 1
14 Durian 102 1.156 0,52 1,315 2,528
15 Enau 1.509 95.481 4,75 0,625 0,131
16 Gamongan 60 1.024 0,49 0,691 1,41
17 Gegirang 49 729 0,42 0,59 1,405
18 Ilak 68 400 0,31 0,97 3,129
19 Jambu Biji 1 1 0,015 0,015 1
20 Jangar Ulam 1 1 0,015 0,015 1
21 Jeruk Bali 3 9 0,05 0,05 1
22 Jeruk Lemo 3 9 0,05 0,05 1
23 Juwet 1 1 0,015 0,015 1
24 Kayu Manis 18 100 0,15 0,257 1,713
25 Kelapa 105 1.369 0,57 1,312 2,302
26 Kemiri 86 900 0,46 1,127 2,45
27 Kepundung 33 441 0,32 0,409 1,278
28 Kerasi 24 196 0,22 0,33 1,5
29 Kutat 98 1.444 0,58 1,184 2,0414
30 Majegau 5 9 0,05 0,076 1,52
31 Mangga 74 1.444 0,58 0,81 1,397
32 Manggis 6 16 0,06 0,089 1,48
33 Nanas 25 25 0,08 0,385 4,81
2 2
No Nama Tumbuhan ∑(X ) (∑X) X V V
270

X
34 Nangka 108 2.116 0,7 1,178 1,682
35 Pakel 187 3.481 0,907 2,085 2,298
36 Pandan Duri 9 9 0,05 0,14 2,8
37 Pangi 7 25 0,076 0,103 1,355
38 Pinang 16 100 0,154 0,226 1,468
39 Pisang 177 1.894 0,66 2,321 3,517
40 Pule 387 9.025 1,462 3,88 2,65
41 Pulet 19 121 0,17 0,27 1,59
42 Rambutan 5 9 0,05 0,76 15,2
43 Salak 1 1 0,015 0,015 1
44 Sukun 11 49 0,11 0,1601 1,46
45 Tabia Bun 3 9 0,046 0,05 1,086
46 Talas 160 2.916 0,83 1,799 2,17
Lampiran 07. Perhitungan Indeks Keanekaragaman Spesies Tumbuhan Berguna Menurut Shannon-Wiener pada Zone I

2
Luas area : 22 M (Seedlings)

Keliling Diameter Basal


Kode Jumlah Densitas Dominansi
No. Batang Batang Area Densitas Dominansi NP H'
Spesies Individu Relatif Relatif
(cm) (cm) (cm)
1 S 38 35,3 11,24204 99,21 1,73 4,51 17,00 1,59 18,59 0,218
2 R 16 57,8 18,40764 265,99 0,73 12,09 7,01 4,26 11,27 0,162
3 B 5 25,1 7,993631 50,16 0,23 2,28 2,21 0,80 3,01 0,063
4 A 129 211,4 67,32484 3558,12 5,86 161,73 56,29 57,00 113,29 0,322
5 U 4 10 3,184713 7,96 0,18 0,36 1,73 0,13 1,86 0,044
6 AM 3 2,8 0,89172 0,62 0,14 0,03 1,34 0,01 1,35 0,033
7 AK 34 168,5 53,66242 2260,53 1,55 102,75 14,89 36,21 51,10 0,349
TOTAL 229 510,9 162,707 6242,59 10,41 283,75 100,47 100,00 200,47 1,19
H” 2,68
Kemelimpahan 1,377
Kekayaan Jenis 1,104

Keterangan : NP = Nilai Penting H” = Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener

271
2
Luas area : 2.200 M (Saplings)

Keliling
Kode Jumlah Diameter Basal Area Desitas Dominansi
No. Batang Densitas Dominansi NP H'
Spesies Individu Batang (cm) (cm) Relatif Relatif
(cm)
1 R 6 160 50,955414 2038,22 0,0600 20,38 2,54 0,10 2,65 0,057
2 L 3 200 63,694268 3184,71 0,0300 31,85 1,27 0,16 1,43 0,035
3 F 6 227 72,292994 4102,63 0,0600 41,03 2,54 0,21 2,75 0,059
4 B 5 211 67,197452 3544,67 0,0500 35,45 2,12 0,18 2,30 0,051
5 A 122 4735 1507,9618 1785049,76 1,2200 17850,50 51,69 90,62 142,31 0,242
6 U 5 169 53,821656 2273,96 0,0500 22,74 2,12 0,12 2,23 0,050
7 AM 7 178 56,687898 2522,61 0,0700 25,23 2,97 0,13 3,09 0,064
8 AC 2 40 12,738854 127,39 0,0200 1,27 0,85 0,01 0,85 0,023
9 AI 2 48 15,286624 183,44 0,0200 1,83 0,85 0,01 0,86 0,023
10 AA 3 129 41,082803 1324,92 0,0300 13,25 1,27 0,07 1,34 0,034
11 H 6 260 82,802548 5382,17 0,0600 53,82 2,54 0,27 2,82 0,060
12 I 6 204 64,968153 3313,38 0,0600 33,13 2,54 0,17 2,71 0,058
13 AL 2 70 22,292994 390,13 0,0200 3,90 0,85 0,02 0,87 0,024
14 M 4 176 56,050955 2466,24 0,0400 24,66 1,69 0,13 1,82 0,043
15 AD 2 43 13,694268 147,21 0,0200 1,47 0,85 0,01 0,85 0,023
16 G 2 44 14,012739 154,14 0,0200 1,54 0,85 0,01 0,86 0,023
17 C 8 316 100,63694 7950,32 0,0800 79,50 3,39 0,40 3,79 0,075

272
Keliling
Kode Jumlah Diameter Basal Area Densitas Dominansi
No. Batang Densitas Dominansi NP H'
Spesies Individu Batang (cm) (cm) Relatif Relatif
(cm)
18 P 8 254 80,89172 5136,62 0,0800 51,37 3,39 0,26 3,65 0,073
19 O 33 1318 419,74522 138306,05 0,3300 1383,06 13,98 7,02 21,00 0,237
20 AG 4 169 53,821656 2273,96 0,0400 22,74 1,69 0,12 1,81 0,043
TOTAL 236 8951 2850,63 1969872,5 2,3600 19698,73 100,00 100,00 200,00 1,299
H” 2,46
Kemelimpahan 0,82
Kekayaan Jenis 3,48

2
Luas area : 8.800 M (Trees)

Keliling Diameter
Jumlah Basal Area Desitas Dominansi
No. Kode Spesies Batang Batang Densitas Dominansi NP H'
Individu (cm) Relatif Relatif
(cm) (cm)
1 AF 2 226 71,97452 4066,56 0,0050 10,17 0,40 0,01 0,40 0,013
2 Y 10 458 145,8599 16700,96 0,0250 41,75 1,99 0,03 2,02 0,046
3 R 6 829 264,0127 54716,64 0,0150 136,79 1,19 0,09 1,28 0,032
4 L 1 303 96,49682 7309,63 0,0025 18,27 0,20 0,01 0,21 0,007
5 V 1 202 64,33121 3248,73 0,0025 8,12 0,20 0,01 0,20 0,007
6 F 10 1471 468,4713 172280,33 0,0250 430,70 1,99 0,28 2,27 0,051

273
7 N 1 308 98,08917 7552,87 0,0025 18,88 0,20 0,01 0,21 0,007

Keliling Diameter
Jumlah Basal Area Densitas Dominansi
No. Kode Spesies Batang Batang Densitas Dominansi NP H'
Individu (cm) Relatif Relatif
(cm) (cm)
8 B 5 899 286,3057 64347,21 0,0125 160,87 0,99 0,11 1,10 0,029
9 A 343 27118 8636,306 58549834,71 0,8575 146374,59 68,19 96,68 164,87 0,159
10 AA 2 153 48,72611 1863,77 0,0050 4,66 0,40 0,00 0,40 0,012
11 H 20 2080 662,4204 344458,60 0,0500 861,15 3,98 0,57 4,54 0,086
12 I 10 746 237,5796 44308,60 0,0250 110,77 1,99 0,07 2,06 0,047
13 AL 15 1851 589,4904 272786,70 0,0375 681,97 2,98 0,45 3,43 0,070
14 M 5 507 161,465 20465,68 0,0125 51,16 0,99 0,03 1,03 0,027
15 G 14 1374 437,5796 150308,60 0,0350 375,77 2,78 0,25 3,03 0,063
16 C 33 2815 896,4968 630909,63 0,0825 1577,27 6,56 1,04 7,60 0,124
17 E 3 191 60,82803 2904,54 0,0075 7,26 0,60 0,00 0,60 0,017
18 O 20 1410 449,0446 158288,22 0,0500 395,72 3,98 0,26 4,24 0,082
19 AG 2 814 259,2357 52754,46 0,0050 131,89 0,40 0,09 0,48 0,015
TOTAL 503 43755 13934,7 60559106 1,2575 151397,77 100,00 100,00 200,00 0,9
H” 1,86
Kemelimpahan 0,632
Kekayaan Jenis 2,894

274
Lampiran 08. Perhitungan Indeks Keanekaragaman Spesies Tumbuhan Berguna Menurut Shannon-Wiener pada Zone II

2
Luas area : 24 M (Seedlings)

Keliling Diameter
Jumlah Basal Densitas Dominansi
No. Kode Spesies Batang Batang Densitas Dominansi NP H'
Individu Area (cm) Relatif Relatif
(cm) (cm)

1 A 120 407 129,617834 13188,61 120,00 13188,61 50,85 88,09 138,93 0,253
2 G 3 9,5 3,02547771 7,19 3,00 7,19 1,27 0,05 1,32 0,033
3 R 19 65 20,7006369 336,39 19,00 336,39 8,05 2,25 10,30 0,153
4 S 37 41,65 13,2643312 138,11 37,00 138,11 15,68 0,92 16,60 0,207
5 U 4 18,1 5,76433121 26,08 4,00 26,08 1,69 0,17 1,87 0,044
6 AK 19 105 33,4394904 877,79 19,00 877,79 8,05 5,86 13,91 0,185
7 AM 15 43,5 13,8535032 150,66 15,00 150,66 6,36 1,01 7,36 0,122
8 AO 5 10,1 3,21656051 8,12 5,00 8,12 2,12 0,05 2,17 0,049
9 AS 10 54 17,1974522 232,17 10,00 232,17 4,24 1,55 5,79 0,103
10 AT 3 8,1 2,57961783 5,22 3,00 5,22 1,27 0,03 1,31 0,033
11 AZ 1 5 1,59235669 1,99 1,00 1,99 0,42 0,01 0,44 0,013
TOTAL 236 766,95 244,25159 14972,329 236,00 14972,33 100,00 100,00 200,00 1,19
H” 2,48
Kemelimpahan 1,034

275
Kekayaan Jenis 1,830

2
Luas area : 2.400 M (Saplings)

Keliling Diameter
Jumlah Basal Desitas Dominansi
No. Kode Spesies Batang Batang Densitas Dominansi NP H'
Individu Area (cm) Relatif Relatif
(cm) (cm)
1 A 97 2968 945,22293 701355,41 0,9700 7013,55 53,01 92,81007 145,82 0,230
2 B 5 186 59,235669 2754,46 0,0500 27,54 2,73 0,36450 3,10 0,065
3 C 3 104 33,121019 861,15 0,0300 8,61 1,64 0,11396 1,75 0,042
4 E 2 100 31,847134 796,18 0,0200 7,96 1,09 0,10536 1,20 0,031
5 G 4 169 53,821656 2273,96 0,0400 22,74 2,19 0,30091 2,49 0,055
6 I 2 101 32,165605 812,18 0,0200 8,12 1,09 0,10748 1,20 0,031
7 M 8 344 109,55414 9421,66 0,0800 94,22 4,37 1,24676 5,62 0,100
8 O 9 401 127,70701 12802,63 0,0900 128,03 4,92 1,69417 6,61 0,113
9 P 2 53 16,878981 223,65 0,0200 2,24 1,09 0,02960 1,12 0,029
10 R 7 198 63,057325 3121,34 0,0700 31,21 3,83 0,41305 4,24 0,082
11 U 7 167 53,184713 2220,46 0,0700 22,20 3,83 0,29383 4,12 0,080
12 Y 5 72 22,929936 412,74 0,0500 4,13 2,73 0,05462 2,79 0,060
13 AA 10 293 93,312102 6835,11 0,1000 68,35 5,46 0,90449 6,37 0,110
14 AC 1 15 4,7770701 17,91 0,0100 0,18 0,55 0,00237 0,55 0,016
15 AD 2 49 15,605096 191,16 0,0200 1,91 1,09 0,02530 1,12 0,029
16 AF 1 30 9,5541401 71,66 0,0100 0,72 0,55 0,00948 0,56 0,016

276
17 AG 10 355 113,05732 10033,84 0,1000 100,34 5,46 1,32777 6,79 0,115
18 AI 1 24 7,6433121 45,86 0,0100 0,46 0,55 0,00607 0,55 0,016
19 AL 2 72 22,929936 412,74 0,0200 4,13 1,09 0,05462 1,15 0,030
20 AR 1 40 12,738854 127,39 0,0100 1,27 0,55 0,01686 0,56 0,017
Keliling Diameter
Jumlah Basal Densitas Dominansi
No. Kode Spesies Batang Batang Densitas Dominansi NP H'
Individu Area (cm) Relatif Relatif
(cm) (cm)
21 AV 1 34 10,828025 92,04 0,0100 0,92 0,55 0,01218 0,56 0,016
22 AW 2 96 30,573248 733,76 0,0200 7,34 1,09 0,09710 1,19 0,030
23 AX 1 30 9,5541401 71,66 0,0100 0,72 0,55 0,00948 0,56 0,016
TOTAL 183 5901 1879,299 755688,93 1,8300 7556,89 100,00 100,00 200,00 1,33
H” 2,51
Kemelimpahan 0,802
Kekayaan Jenis 4,223

2
Luas area : 9.600 M (Trees)

Keliling Diameter
Kode Jumlah Basal Area Desitas Dominansi
No. Batang Batang Densitas Dominansi NP H'
Spesies Individu (cm) Relatif Relatif
(cm) (cm)

1 A 161 12326 3925,477707 12096359,55 0,4025 30240,90 60,53 91,66 152,19 0,208
2 B 12 969 308,5987261 74758,04 0,0300 186,90 4,51 0,57 5,08 0,093

277
3 C 15 1667 530,8917197 221249,12 0,0375 553,12 5,64 1,68 7,32 0,121
4 F 3 364 115,9235669 10549,04 0,0075 26,37 1,13 0,08 1,21 0,031
5 G 6 816 259,8726115 53014,01 0,0150 132,54 2,26 0,40 2,66 0,057
6 H 4 713 227,0700637 40475,24 0,0100 101,19 1,50 0,31 1,81 0,043
7 I 3 270 85,98726115 5804,14 0,0075 14,51 1,13 0,04 1,17 0,030
Keliling
Kode Jumlah Diameter Basal Area Densitas Dominansi
No. Batang Densitas Dominansi NP H'
Spesies Individu Batang (cm) (cm) Relatif Relatif
(cm)
8 L 12 1317 419,4267516 138096,26 0,0300 345,24 4,51 1,05 5,56 0,100
9 M 5 878 279,6178344 61376,11 0,0125 153,44 1,88 0,47 2,34 0,052
10 O 1 94 29,93630573 703,50 0,0025 1,76 0,38 0,01 0,38 0,012
11 R 7 920 292,9936306 67388,54 0,0175 168,47 2,63 0,51 3,14 0,065
12 Y 3 176 56,05095541 2466,24 0,0075 6,17 1,13 0,02 1,15 0,030
13 AA 7 442 140,7643312 15554,46 0,0175 38,89 2,63 0,12 2,75 0,059
14 AF 2 113 35,98726115 1016,64 0,0050 2,54 0,75 0,01 0,76 0,021
15 AG 5 444 141,4012739 15695,54 0,0125 39,24 1,88 0,12 2,00 0,046
16 AL 17 2155 686,3057325 369747,21 0,0425 924,37 6,39 2,80 9,19 0,142
17 AP 2 523 166,5605096 21777,79 0,0050 54,44 0,75 0,17 0,92 0,025
18 AW 1 100 31,84713376 796,18 0,0025 1,99 0,38 0,01 0,38 0,012
TOTAL 266 24287 7734,713376 13196827,63 0,6650 32992,07 100,00 100,00 200,00 1,15
H” 2,21
Kemelimpahan 0,766
Kekayaan Jenis 3,045

278
Lampiran 09. Perhitungan Indeks Keanekaragaman Spesies Tumbuhan Berguna Menurut Shannon-Wiener pada Zone III

2
Luas area : 9 M (Seedlings)

Keliling Diameter
Jumlah Basal Area Desitas Dominansi
No. Kode Spesies Batang Batang Densitas Dominansi NP H'
Individu (cm) Relatif Relatif
(cm) (cm)
1 A 2 14,5 4,62 16,74 2,0000 16,74 1,27 0,12 1,38 0,034
2 R 40 219,5 69,90 3836,01 40,0000 3836,01 25,32 27,03 52,35 0,351
3 S 4 16,6 5,29 21,94 4,0000 21,94 2,53 0,15 2,69 0,058
4 U 4 21,5 6,85 36,80 4,0000 36,80 2,53 0,26 2,79 0,060
5 AG 42 277 88,22 6109,00 42,0000 6109,00 26,58 43,05 69,63 0,367
6 AK 1 4 1,27 1,27 1,0000 1,27 0,63 0,01 0,64 0,018
7 AO 6 12,5 3,98 12,44 6,0000 12,44 3,80 0,09 3,89 0,077
8 AS 22 190,2 60,57 2880,26 22,0000 2880,26 13,92 20,30 34,22 0,302
9 AT 11 108,8 34,65 942,47 11,0000 942,47 6,96 6,64 13,60 0,183
10 AZ 9 54,5 17,36 236,48 9,0000 236,48 5,70 1,67 7,36 0,122
11 BL 3 13,5 4,30 14,51 3,0000 14,51 1,90 0,10 2,00 0,046
12 BS 7 1,7 0,54 0,23 7,0000 0,23 4,43 0,00 4,43 0,084

279
13 BY 7 32 10,19 81,53 7,0000 81,53 4,43 0,57 5,00 0,092
TOTAL 158 966,3 307,739 141189,7 158,0000 14189,68 100,00 100,00 200,00 1,79
H” 3,63
Kemelimpahan 1,415
Kekayaan Jenis 2,370
2
Luas area : 1.900 M (Saplings)

Keliling Diameter
Jumlah Basal Desitas Dominansi
No. Kode Spesies Batang Batang Densitas Dominansi NP H'
Individu Area (cm) Relatif Relatif
(cm) (cm)

1 A 23 758 241,40 45745,54 0,2300 457,46 12,85 7,11 19,96 0,230


2 F 2 137 43,63 1494,35 0,0200 14,94 1,12 0,23 1,35 0,034
3 M 3 172 54,78 2355,41 0,0300 23,55 1,68 0,37 2,04 0,047
4 O 6 16,6 5,29 21,94 0,0600 0,22 3,35 0,00 3,36 0,069
5 R 37 1089 346,82 94420,46 0,3700 944,20 20,67 14,68 35,35 0,306
6 U 3 74 23,57 435,99 0,0300 4,36 1,68 0,07 1,74 0,041
7 Y 55 2283 727,07 414975,24 0,5500 4149,75 30,73 64,53 95,25 0,353
8 AA 6 233 74,20 4322,37 0,0600 43,22 3,35 0,67 4,02 0,079
9 AG 31 970 308,92 74912,42 0,3100 749,12 17,32 11,65 28,97 0,280
10 AP 1 47 14,97 175,88 0,0100 1,76 0,56 0,03 0,59 0,017
11 BB 3 86 27,39 588,85 0,0300 5,89 1,68 0,09 1,77 0,042
12 BK 4 153 48,73 1863,77 0,0400 18,64 2,23 0,29 2,52 0,055
13 BR 1 32 10,19 81,53 0,0100 0,82 0,56 0,01 0,57 0,017

280
14 BU 4 146 46,50 1697,13 0,0400 16,97 2,23 0,26 2,50 0,055
TOTAL 179 6196,6 1973,44 643090,89 1,7900 6430,91 100,00 100,00 200,00 1,62
H” 3,07
Kemelimpahan 1,165
Kekayaan Jenis 2,506

2
Luas area : 7.600 M (Trees)

Keliling Diameter
Jumlah Basal Area Desitas Dominansi
NO Kode Spesies Batang Batang Densitas Dominansi NP H'
Individu (cm) Relatif Relatif
(cm) (cm)
1 A 94 7295 2323,25 4237024,28 0,2350 10592,56 36,86 58,21 95,07 0,35352
2 B 2 190 60,51 2874,20 0,0050 7,19 0,78 0,04 0,82 0,02262
3 G 17 1245 396,50 123409,63 0,0425 308,52 6,67 1,70 8,36 0,13273
4 L 4 462 147,13 16993,95 0,0100 42,48 1,57 0,23 1,80 0,04243
5 M 13 871 277,39 60401,35 0,0325 151,00 5,10 0,83 5,93 0,10429
6 R 50 4451 1417,52 1577340,84 0,1250 3943,35 19,61 21,67 41,28 0,32568
7 Y 3 176 56,05 2466,24 0,0075 6,17 1,18 0,03 1,21 0,03091
8 AA 9 660 210,19 34681,53 0,0225 86,70 3,53 0,48 4,01 0,07833
9 AG 51 3904 1243,31 1213472,61 0,1275 3033,68 20,00 16,67 36,67 0,31103
10 AL 2 204 64,97 3313,38 0,0050 8,28 0,78 0,05 0,83 0,02276

281
11 AP 1 85 27,07 575,24 0,0025 1,44 0,39 0,01 0,40 0,01243
12 BH 3 143 45,54 1628,11 0,0075 4,07 1,18 0,02 1,20 0,03067
13 BI 1 87 27,71 602,63 0,0025 1,51 0,39 0,01 0,40 0,01244
14 BJ 2 187 59,55 2784,16 0,0050 6,96 0,78 0,04 0,82 0,02259
15 BK 3 153 48,73 1863,77 0,0075 4,66 1,18 0,03 1,20 0,03074
TOTAL 255 20113 6405,41 7279431,9 0,6375 18198,58 100,00 100,00 200,00 1,53
H” 2,89
Kemelimpahan 1,066
Kekayaan Jenis 2,526
Lampiran 10. Perhitungan Indeks Keanekaragaman Spesies Tumbuhan Berguna Menurut Shannon-Wiener pada Vegetasi Hutan
Bukit Kangin Desa Tenganan Pegringsingan
2
Luas area : 32.565 M

Keliling Diameter
Kode Jumlah Basal Area Densitas Dominansi
No. Batang Batang Densitas Dominansi NP H'
Spesies Individu (cm) Relatif Relatif
(cm) (cm)

1 A 1091 55832,9 17781,18 248193688,09 2,17764 495396,58 48,59688 93,131491 141,7284 0,2441
2 B 34 2480,1 789,84 489721,02 0,06786 977,49 1,51448 0,183762 1,6982 0,0405
3 C 59 4902 1561,15 1913185,03 0,11776 3818,73 2,62806 0,717898 3,3460 0,0684
4 E 5 291 92,68 6742,12 0,00998 13,46 0,22272 0,002530 0,2252 0,0076
5 F 21 2199 700,32 385000,08 0,04192 768,46 0,93541 0,144466 1,0799 0,0282
6 G 46 3657,5 1164,81 1065072,15 0,09182 2125,89 2,04900 0,399655 2,4487 0,0539
7 H 30 3053 972,29 742102,63 0,05988 1481,24 1,33630 0,278464 1,6148 0,0389

282
8 I 21 1321 420,70 138936,39 0,04192 277,32 0,93541 0,052134 0,9875 0,0262
9 L 20 2282 726,75 414611,78 0,03992 827,57 0,89087 0,155578 1,0464 0,0275
10 M 38 2948 938,85 691935,03 0,07585 1381,11 1,69265 0,259640 1,9523 0,0452
11 N 1 308 98,09 7552,87 0,00200 15,08 0,04454 0,002834 0,0474 0,0020
12 O 72 3239,6 1031,72 835589,82 0,13772 1667,84 3,07350 0,313544 3,3870 0,0691
13 P 11 307 97,77 7503,90 0,01996 14,98 0,44543 0,002816 0,4483 0,0137
14 R 188 7989,3 2544,36 5081919,94 0,37525 10143,55 8,37416 1,906925 10,2811 0,1526
15 S 79 93,55 29,79 696,78 0,15768 1,39 3,51893 0,000261 3,5192 0,0711
16 U 27 459,6 146,37 16817,85 0,05389 33,57 1,20267 0,006311 1,2090 0,0309
Keliling Diameter
Kode Jumlah Basal Area Densitas Dominansi
No. Batang Batang Densitas Dominansi NP H'
Spesies Individu (cm) Relatif Relatif
(cm) (cm)
17 V 1 202 64,33 3248,73 0,00200 6,48 0,04454 0,001219 0,0458 0,0019
18 Y 76 3165 1007,96 797549,76 0,15170 1591,92 3,38530 0,299270 3,6846 0,0736
19 AA 37 1910 608,28 290453,82 0,07385 579,75 1,64811 0,108989 1,7571 0,0416
20 AC 3 55 17,52 240,84 0,00599 0,48 0,13363 0,000090 0,1337 0,0049
21 AD 4 92 29,30 673,89 0,00798 1,35 0,17817 0,000253 0,1784 0,0063
22 AF 5 369 117,52 10840,84 0,00998 21,64 0,22272 0,004068 0,2268 0,0077
23 AG 145 6933 2207,96 3826949,76 0,28942 7638,62 6,45880 1,436014 7,8948 0,1276
24 AI 3 72 22,93 412,74 0,00599 0,82 0,13363 0,000155 0,1338 0,0049
25 AK 54 277,5 88,38 6131,07 0,10778 12,24 2,40535 0,002301 2,4076 0,0532
26 AL 38 4352 1385,99 1507954,14 0,07585 3009,89 1,69265 0,565840 2,2585 0,0506
27 AM 25 224,3 71,43 4005,61 0,04990 8,00 1,11359 0,001503 1,1151 0,0289
28 AO 11 22,6 7,20 40,67 0,02196 0,08 0,48998 0,000015 0,4900 0,0147

283
29 AP 4 655 208,60 34158,04 0,00798 68,18 0,17817 0,012817 0,1910 0,0066
30 AR 1 40 12,74 127,39 0,00200 0,25 0,04454 0,000048 0,0446 0,0019
31 AS 32 244,2 77,77 4747,90 0,06387 9,48 1,42539 0,001782 1,4272 0,0353
32 AT 14 116,9 37,23 1088,03 0,02794 2,17 0,62361 0,000408 0,6240 0,0180
33 AV 1 34 10,83 92,04 0,00200 0,18 0,04454 0,000035 0,0446 0,0019
34 AW 3 196 62,42 3058,60 0,00599 6,10 0,13363 0,001148 0,1348 0,0049
35 AX 1 30 9,55 71,66 0,00200 0,14 0,04454 0,000027 0,0446 0,0019
36 AZ 10 59,5 18,95 281,87 0,01996 0,56 0,44543 0,000106 0,4455 0,0136
37 BB 3 86 27,39 588,85 0,00599 1,18 0,13363 0,000221 0,1339 0,0049

Keliling Diameter
Kode Jumlah Basal Area Densitas Dominansi
No. Batang Batang Densitas Dominansi NP H'
Spesies Individu (cm) Relatif Relatif
(cm) (cm)
38 BH 3 143 45,54 1628,11 0,00599 3,25 0,13363 0,000611 0,1342 0,0049
39 BI 1 87 27,71 602,63 0,00200 1,20 0,04454 0,000226 0,0448 0,0019
40 BJ 2 187 59,55 2784,16 0,00399 5,56 0,08909 0,001045 0,0901 0,0035
41 BK 7 306 97,45 7455,10 0,01397 14,88 0,31180 0,002797 0,3146 0,0102
42 BL 3 13,5 4,30 14,51 0,00599 0,03 0,13363 0,000005 0,1336 0,0049
43 BR 1 32 10,19 81,53 0,00200 0,16 0,04454 0,000031 0,0446 0,0019
44 BS 7 1,7 0,54 0,23 0,01397 0,00 0,31180 0,000000 0,3118 0,0101
45 BU 4 146 46,50 1697,13 0,00798 3,39 0,17817 0,000637 0,1788 0,0063
46 BY 7 32 10,19 81,53 0,01397 0,16 0,31180 0,000031 0,3118 0,0101
TOTAL 2249 111448 35492,91 266498136,6 4,4810 531932,41 100,00 100,00 200,00 1,48
H” 2,87
Kemelimpahan 0,751

284
Kekayaan Jenis 5,83

285
278

Lampiran 11. Data Floristik Spesies Tumbuhan Berguna

No. Gambar Klasifikasi


1 Enau (Arenga pinnata Merr.) Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arecales
Daun Famili : Arecaceae
Genus : Arenga
Spesies : Arenga pinnata
Merr.
Palma yang besar dan
tinggi, bisa mencapai 25
meter. Tanaman monokotil
dengan akar serabut. Batang
enau berdiameter hingga 65
cm, berdiri tegak kokoh dan
pada bagian atasnya
diselimuti oleh serabut
Buah berwarna hitam yang sering
disebut dengan injuk.
Pohon

2 Durian (Durio zibethinus Murr.) Kingdom : Plantae


Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Bombacaceae
Genus : Durio
Spesies :Durio
zibethinus Murr.
Tanaman durian disebut
dengan pohon hutan dan
Daun Daun umumnya berukuran sedang
sampai besar yang tingginya
mencapai 50 m dan
umurnya dapat mencapai
puluhan hingga ratusan
tahun. Bentuk pohonnya
mirip segitiga dengan kulit
batang berwarna merah
coklat gelap, kasar.

Buah
Pohon
279

3 Pakel (Mangifera odorata Griff.) Kingdom : Plantae


Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Spesies :Mangifera
odorata Griff.
Tumbuhan ini berbentuk
pohon, berumur panjang.
Batang berkayu, silindris,
tegak, kulit pecah-pecah,
permukaan kasar,
Buah percabangan simpodial.
Daun Arah tumbuh batang tegak
lurus, arah tumbuh cabang
Pohon ada yang condong ke atas
ada yang mendatar.

4 Pangi (Pangium edule Reinw.) Kingdom : Plantae


Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpoghiales
Famili : Achariaceae
Genus : Pangium
Spesies : Pangium edule
Reinw.
Memiliki tinggi 18-40 m.
Ranting muda berwarna
coklat rapat. Daun
Daun terkumpul pada ujung
ranting, bertangkai panjang,
, lebar dengan pangkal yang
terpancung atau bentuk
jantung. Bunga berkelamin
1, berumah 2. Anak tangkai
bunga dan kelopak
berwarna coklat, kelopak
tinggi 1-2 cm. Daun
Pohon Buah mahkota oval memanjang
dan memiliki biji yang
banyak.
5 Cempaka Putih (Michelia alba DC.) Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Magnoliales
Famili : Magnoliaceae
280

Genus : Michelia
Spesies : Michelia alba
DC.
Buah Pohon mencapai 25 m,
ranting berwarna keabu-
abuan. Daun tersusun spiral,
stipula menempel pada
tangkai daun bagian bawah
dan panjangnya setengah
dari panjang tangkai daun.
Bunga banyak dan berwarna
putih, sangat harum.
Perhiasan bunga panjangnya
3-5 cm yang terdalam lebih
sempit dan lebih runcing
Bunga dari [pada yang terluar.
Bakal buah dan banang sari
jelas dipisahkan oleh satu
Pohon ruang.

6 Nangka (Artocarpus heterophyllus Lam.) Kingdom : Plantae


Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Artocarpus
Spesies :Artocarpus
heterophyllusi
Lam.
Daun Nangka tumbuh dengan
baik di iklim tropis sampai
dengan lintang 25 derajat
celcius utara maupun
selatan. Tanaman ini
menyukai wilayah denagn
curah hujan lebih dari 1500
mm pertahun dimana musim
kerinya tidak terlalu keras.
Nangka kurang toleran
dengan udara dingin,
Pohon Buah kekeringan dan
penggenangan
7 Kemiri (Aleurites moluccanus Willd.) Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas :Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
281

Genus : Aletrites
Spesies :Aleurites
moluccana
Willd.
Tinggi pohon mencapai 40
m dan gemang hingga 1,5
m. Daun tunggal, berseling,
hijau tua, bertangkai
panjang hingga 30 cm
Bunga Buah dengan sepasang kelenjar
diujung tangkai. Helai daun
hampir bundar dengan
diameter hingga 30 cm.
Pohon Bunga berkelamin tunggal
bertangkai pendek, biji
bertempurung keras dan
Buah tebal.
8 Kepundung ( Baccaurea arcemosa Mull.Arg.) Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Famili : Phyllanthaceae
Genus : Baccaurea
Spesies :Baccaurea
racemosa
Mull.Arg
Tanaman ini merupakan
pohon atau perdu dengan
tinggi antara 15-25 m
dengan diameter 25-70 cm,
berkulit kasar dan berwarna
keputihan. Daunnya lebih
banyak terkumpul di ujung
ranting, berbentuk lonjong
Buah dengan tepi bergerigi dan
ujung yang lancip. Memiliki
daun dengan panjang 7-20
cm lebar 3-7,5 cm.

Pohon
282

9 Belalu (Hopea celebica Burck) Kingdom : Plantae


Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili :Dipterocarpace
Genus ae
Spesies : Hopea
: Hopea
celebica Burck
Tumbuhan ini memiliki
batang berbanir dan kulit
luar biasanya bersisik dan
sering mengelupas. Daun
tunggal dengan kedudukan
Daun
berselang-seling, bertepi
rata, bertulang sirip, daun
penumpu besar atau kecil
Pohon dan seringkali mudah rontok

10 Mangga (Mangifera indica L.) Kingdom : Plantae


Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Spesies :Mangifera
indica L.
Bunga Tumbuhan ini mencapai
tinggi 50 m. Akarnya
memiliki sistem perakaran
tunggang, strukturnya kuat.
Batang besar berkayu,
berbentuk bulat panjang
seperti silindris, kasar,
berwarna coklat, arah
tumbuhnya tegak lurus.
Buah Daunnya tunggal tidak
lengkap, tidak memiliki
pelepah daun. Termasuk ke
Pohon dalam perbungaan majemuk
tak terbatas, bunga lengkap.
11 Dauh (Dracontomelon mangiferum Bl.) Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Dracontomelon
283

Spesies :
Dracontomelon
mangiferum Bl.
Termasuk pohon raksasa
dengan bagian kayu dan
kulitnya berbau kemanis-
manisan dan mengeluarkan
cairan dengan damar yang
lekat berwarna kecoklatan.
Kayu pohon ini agak berat,
cukup kuat, tetapi kurang
awet. Kayu terasnya sukar
dibedakan dari kayu
gubalnya. Warnanya merah
Pohon jambu atau kuning
kehijauan dengan garis-garis
lingkaran berwarna coklat
tua atau hitam dan
mengkilat dengan serat yang
lurus

12 Pisang (Musa paradisiaca L.) Kingdom : Plantae


Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Musaceae
Genus : Musa
Spesies :Musa
paradisiaca L.
Pisang dapat tumbuh di
iklim tropis basah, lembab,
dan panas. Daun pisang
yang dewasa berbentuk
lonjong dan bertulang daun
menyirip, sedangkan daun
mudanya menggulung.
Buah Pohon pisang mempunyai
umbi yang muncul di
permukaan tanah dan akan
membentuk tunas-tunas
baru. Memiliki akar serabut
berbentuk silinder. Memiliki
Pohon bunga yang menyerupai
jantung.
284

13 Pinang (Areca catechu L.) Kingdom : Plantae


Divisi : Spermatophyta
Kelas :Monocotiledon
Ordo eae
Famili : Aracales
Genus : Aracaceae
Spesies : Areca
: Areca catechu
L.
Memiliki batang kurang
lebih 15 cm dan dapat
tumbuh hingga 20 m
tingginya dan tajuknya
terdiri dari 10-20 daun.
Bunga jantan dan betina
terbungkus dalam kelopak
bunga. Tanaman ini
memiliki masa hidup sekitar
25-30 tahun dan akan
berbunga pada awal dan
akhir musim penghujan.
Buahnya berukuran
Buah sepanjang 5 cm, dengan
warna orange dan kulit
berserabut dan berbiji
tunggal. Warna biji pohon
pinang berwarna kecoklatan
Pohon dan coklat kemerahan
berbentuk berlekuk-lekuk
14 Bayur (Pterospermum celebicum Miq.) Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Streculiaceae
Genus : Pterospermum
Spesies : Pterospermum
javanicum Miq.
Bayur memiliki tinggi
mencapai 45 m dan gemang
Daun batangnya 1 m. Pepagan
berwarna keabu-abuan,
halus hingga memecah
dangkal. Ranting-ranting
berambut halus. Daun
tunggal terletak berseling,
Pohon bertangkai pendek 3-6 mm.
Helaian daun bundar telur
sampai lanset, sekira 4-14 x
285

2,5-7 cm, dengan ujung


meluncip dan pangkal
asimetris. Perbungaan
berupa malai terminal atau
di ketiak. Bunga memiliki
panjang hingga 6 cm.
Bijinya banyak dan
bersayap.
15 Ata (Lygodium circinatum (Burm.)Sw.) Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Pteridopsida
Ordo : Schizaeales
Famili : Lygodiaceae
Genus : Lygodium
Spesies :Lygodium
circinatum
(Burm.)Sw.
Ata merupakan tumbuhan
melilit jenis pakis yang
digunakan sebagai bahan
tali. Ata mempunyai
rimpang merayap pendek,
tertutup rapat rambut
kehitaman, daun muda
besar. Tulang daun
berdiameter 2-5 mm, halus.
Daun Anak daun steril terbelah
menjari dengan 2-7 jari, tepi
rata, panjang sampai 20 cm,
lebar lebih dari 2 cm.
16 Gegirang (Leea sp.) Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Vitales
Famili : Leeaceae
Genus : Leea
Spesies : Leea sp.
Tumbuhan ini merupakan
tumbuhan perdu, tahunan,
Daun tingginya 1½-3 m. Batang
tumbuhan ini berkayu,
bercabang, bentuk bulat,
masih muda berambut, dan
hijau. Daun tumbuhan
majemuk, anak daun lanset,
Buah bertangkai pendek, tepi daun
begerigi, ujung daun runcing,
pangkal membulat,
286

panjangnya 6-25 cm,


lebarnya 3-8 cm, berambut
dan bewarna hijau.
Bunga tumbuhan majemuk,
bentuk malai, kelopak bulat
telur, panjang 2-5 cm, kuning
keputih-putihan. Buahnya
berbentuk bulat, diameter
±12 mm, masih muda hijau
dan setelah tua ungu
kehitaman dengan biji kecil,
bentuk segitiga, dan
bewarna putih kekuningan.
17 Tiing tali (Gigantochloa apus Kurz.) Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus :Gigantochloa
Spesies :Gigantochloa
apus Kurz.
Rumpun tegak, tinggi 10 -
20 m, diameter 4 - 10 cm,
permukaan batang hijau
mengkilap, kuning, atau
kuning bergaris-garis hijau;
internodus berjarak 20-45
cm, permukaan batang
berambut hitam dan dilapisi
lilin putih ketika muda dan
berangsur-angsur menjadi
halus tak berambut dan
mengkilap; nodus
tenggelam. Cabang-cabang
muncul dari nodus tengah
dan atas dari rumpun.
Selubung rumpun berbentuk
segitiga lebar; daun lurus,
berbentuk segitiga lebar
(broadly triangular),
panjang 4-5 cm dan lebar 5-
6 cm, ujung daun
Pohon meruncing, berambut pada
kedua permukaan daun dan
di tepi-tepi daun; panjang
ligula 3 mm, bergerigi
287

18 Kelapa (Cocos nucifera L.) Kingdom : Plantae


Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arecales
Famili : Araceae
Genus : Cocos
Spesies : Cocos nucifera
L.
Batang menyilinder, tegak,
sering menekuk atau
miring, abu-abu muda,
menggundul dan mencincin
nyata dengan lampang daun
yang gugur. Daun
berpelepah, tersusun spiral,
Buah Daun menyirip, anak daun lanset,
pita, tersusun rapi pada satu
bidang. Perbungaan di
ketiak, ketika muda terlihat
seperti tongkol dalam
seludang, masing-masing
dengan 200-300 bunga
jantan dan hanya satu
sampai beberapa bunga
betina dekat bagian pangkal
yang gundul. Bunga jantan
1-3 menyatu, melekat,
kuning muda, bunga betina
soliter, jauh lebih besar dari
bunga jantan, membulat
saat kuncup, membundar
telur saat antesis, Buah
Pohon berserat, membulat, bundar
telur atau menjorong, hijau
288

19 Jeruk Bali (Citrus maxima (Burm.)Merr.) Kingdom : Plantae


Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Buah Spesies : Citrus maxima
(Burm.)Merr
Jeruk Bali merupakan salah
satu spesies dari genus
citrus, salah satu ciri-ciri
dari tanaman ini adalah
buahnya besar, biasanya
Pohon manis atau asam tergantung
juga dari jenis jeruk balinya
ada yang biasanya berwarna
putih dan ada juga yang
berwarna merah. Jeruk ini
termasuk jenis yang mampu
beradaptasi dengan baik
pada daerah kering dan
relatif tahan penyakit.
Habitus berupa perdu
dengan tinggi 5-15 m.
Batang berkayu, tegak,
berbentuk bulat, bercabang
dan berwarna hijau
kecoklatan. Daun tunggal
dengan pertulangan
menyirip. Daun berwarna
hijau, berbentuk bulat telur
atau elips, ujungnya
meruncing. Biji berbentuk
bulat telur atau elips,
panjang 7-10 mm, tebal 5-7
mm, berwarna putih
kekuningan. Akarnya
berupa akar tunggang dan
berwarna putih
kekuningan.
20 Manggis (Garcinia mangostana L.) Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Famili : Clusiaceae
Genus : Gracinia
Spesies :Garcinia
mangostana L.
289

Berupa pohon dengan tinggi


6-20 m. Daun manggis
berbentuk oval memanjang,
meruncing pendek , 12-23
X 4,5-10 cm. Di sini hanya
dikenal bunga betina, 1-3
pada ujung ranting, bergaris
tengah 5-6 cm. Dua daun
kelopak yang terluar
berwarna hijau kuning, dua
yang terdalam lebih kecil,
bertepi merah, melengkung
kuat dan tumpul. Daun
Buah mahkota berbentuk telur
terbalik, berdaging tebal,
berwarna hijau kuning, tepi
berwarna merah atau semua
berwarna merah.
Staminodia seringkali
dalam kelompok. Bakal
buah beruang 4-8. kepala
putik berjari-jari 4-8.
Buah bentuk bola tertekan
garis tengah 3,5-7 cm,
berwarna ungu tua, dengan
kepala putik duduk, besar
Daun dan kelopak tetap. Dinding
buah tebal, berdaging,
berwarna ungu dengan
getah kuning. Biji 1-3,
diselimuti oleh selaput biji
yang tebal berair, berwarna
putih, dapat dimakan.
21 Badung (Garcinia dulcis (Roxb.) Kurz) Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Famili : Clusiaceae
Genus : Garcinia
Spesies :Garcinia divica
(Roxb.) Kurz
Pohon kecil hingga
Pohon sedang;berupa semak; dan
jarang-jarang berbentuk
Buah pohon besar yang mencapai
tinggi 30 m. Batangnya
ramping, lurus, mengecil ke
ujungnya, dan berakhir
290

dengan tajuk yang sering


berbentuk kerucut.
Percabangan tersusun
dalam bentuk selang-seling;
semula muncul dalam sudut
lancip terhadap batang,
lama-kelamaan mendatar
atau menggantung. Bekas-
bekas percabangan di
bagian bawah sering masih
tertinggal berupa benjolan-
benjolan pada batang.
Seluruh bagian tumbuhan,
apabila dilukai,
mengeluarkan getah kental
dan lengket berwarna putih
atau kuning

22 Pule (Alstonia scholaris (L.)R.Br.) Kingdom : Plantae


Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Alstonia
Spesies :Alstonia
scholaris (L.)
R.Br.
Habitus berupa pohon
dengan tinggi 10-50 m.
Batang tegak,berkayu, dan
berwarna hijau gelap.
Dauntunggal,bentuknya
Daun lanset, ujungnya membulat
danpangkalnyameruncing,
tepinya rata, panjang daun
10-20 cm dan lebar 3-6
cm,pertulangan menyirip,
permukaan atas licin,
panjang tangkai ±1 cm
dan warnanya hijau. Bunga
majemuk, bentuknya malai,
terdapat diujung batang,
Pohon bentuk kelopak bunga bulat
telur, panjang tangkainya
2,5-5 cm, berambut dan
warnanya hijau. Benang
sari melekat padatabung
291

mahkota dengan panjang


tangkai putik 3-5 mm,
kepalaputik meruncing,
bakal buah berbulu dan
berwarna putih.
Bentuktabung mahkota
bunga bulat telur dengan
panjang 7-9 mm
danberwarna putih
kekuningan. Buah bumbung
dengan bentuk pita
danpanjangnya 20-50 mm,
warnanya putih. Biji kecil
dengan panjang
1,5-2 cm dan berwarna
putih. Akar tunggang dan
berwarna coklat.

23 Jeruk Lemo (Citrus amblycarpa Ochse) Kingdom : Plantae


Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies :Citrus
amblycarpa
Ochse
Merupakan sejenis jeruk
yang buahnya biasa dipakai
sebagai penyedap dan
penyegar dalam banyak seni
boga dunia. Pohon
berukuran sedang ini tumbuh
di daerah beriklim tropis dan
sub-tropis serta tidak tahan
akan cuaca dingin.
Tumbuhan ini cocok untuk
daerah beriklim
Buah kering dengan musim
dingin yang relatif hangat.
Suhu ideal untuk sitrun agar
dapat tumbuh dengan baik
antara 15-30ᵒC.
292

24 Talas (Colocasia esculenta (L.) Schott) Kingdom : Plantae


Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Alismatales
Famili : Araceae
Genus : Colocasia
Spesies :Colocasia
esculenta (L.)
Schott
Tumbuhan berupa terna,
tegak. Sistem perakaran
liar, berserabut, dan
dangkal. Batang yang
tersimpan dalam tanah
pejal, menyilinder atau
membulat, biasanya coklat
tua, dilengkapi dengan
kuncup ketiak yang terdapat
Daun diatas lampang daun tempat
munculnya umbi baru,
tunas atau stolon. Daun
memeriasi dengan tangkai
panjang dan besar.
Perbungaan tongkol
dikelilingi oleh seludang
dan didukung oleh gagang
yang lebih pendek dari
tangkai daun, bunga jantan
dan betina kecil, tempatnya
terpisah pada tongkol,
bunga betina dibagian
pangkal, hijau, bunga jantan
pada bagian atasnya
berwarna putihsteril, ujung
tongkol dilengkapi dengan
organ steril. Perbuahan
seperti kepala yang berisi
buah buni yang rapat. Biji
membundar telur.
25 Kutat (Planchonia valida Blume) Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Lecythidales
Famili : Lechytidaceae
Genus : Planchonia
Spesies :Planchonia
valida Blume
Jenis ini berupa pohon yang
293

dapat mencapai 50 m,
diameter 200 cm, dengan
batang yang tegak, lurus
dan berbanir. Tajuknya
bulat, lebat, hijau tua dan
mengkilat, yang pada
musim kering daunnya
gugur dan sebelum gugur
daun merah. Kulit
batangnya coklat keabu-
abuan sampai coklat tua,
mengelupas dalam bentuk
keping-kepingan kecil.
Pepagan tebal, merah
daging di bagian luar dan
putih ditepi bergerigi.
Bunga Perbungaan berbentuk
tandan. Bunganya
mempunyai benang sari
banyak yang merah jambu
pada bawah dan putih pada
bagian atas. Buahnya
berbentuk bulat telur
Pohon

26 Ilak (Amomum sp.) Kingdom : Plantae


Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Amomum
Spesies : Amomum sp.
Amomum adalah nama
margatumbuh-tumbuhan
dari sukujahe-jahean.
Marga ini terutama dikenal
karena menghasilkan aneka
jenis kapulaga pengganti
(false cardamom). Selain
itu, beberapa jenisnya
menghasilkan buah yang
Pohon dimakan segar, atau
dimanfaatkan sebagai bahan
obat tradisional.
27 Pulet (Urena lobata L.) Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
294

Famili : Malvaceae
Genus : Urena
Spesies : Urena lobata
L.
Tanaman pulutan ini
dianggap berbahaya bagi
kelangsungsungan tanaman
lain karena sifatnya yang
gulma dapat menginvasif
agresif dan tumbuh cepat
pada berbagai jenis tanah.
Ciri-cirifisiktanaman
pulutan ini memiliki daun
yang berbentuk hati dengan
tepian daun yang tidak rata.
Tanaman pulutan ini
memiliki rasa yang manis.
Fungsi dan kegunaan
Bunga tanaman pulutan mungkin
bagi sebagian masyarakat di
Indonesia dianggap sebagai
tanaman liar dan digunakan
sebagai pakan ternak.
Namun yang tidak kita tahu
ternyata tanaman pulutan
ini dapat digunakan sebagai
Daun obat herbal tanaman pulutan
dalam mengobati dan
menyembuhkan berbagai
macam penyakit yang ada
ditubuh
28 Beringin (Ficus benjamina L.) Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Ficus
Spesies :Ficus
benjamina L.
295

Pohon beringin adalah


sebuah tanaman yang
berkayu dan berukuran
besar. Nama latin tanaman
beringin adalah Ficus
benjamina L. Sedangkan
dalam bahasa inggris nama
tanaman beringin adalah
Weeping fig atau benjamin
tree. Jenis tanaman beringin
di dunia ada 850 spesies.
Fungsi tanaman beringin
biasanya digunakan sebagai
tanaman peneduh di jalan
dan tanaman hias bonsai
yang ditaruh didepan
rumah. Tanaman beringin
ini mempunyai ciri-ciri
dengan akar gantung. Akar
gantung tanaman beringin
berfungsi untuk menyerap
air dan mineral serta
Daun membantu pernafasan
Pohon tanaman tersebut. Tanaman
beringin batangnya dapat
membesar karena memiliki
banyak akar gantung. Umur
tanaman beringin ini bisa
mencapai ratusan tahun.
Dalam masyarakat
Indonesia pohon beringin
melambangkan persatuan
tercermin dari lambang
pancasila sila ke 3.
Tanaman beringin ini tidak
hanya berfungsi sebagai
tanaman hias atau peneduh
saja namun memiliki
berbagai manfaat untuk
Buah mengobati berbagai macam
penyakit yang ada ditubuh
kita.
29 Salak (Salacca zalacca (Gaertn.) Voss) Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arecales
Famili : Aecaceae
Genus : Salacca
296

Spesies :Salacca
zalacca
(Gaertn.) Voss
Tumbuhan palma berbentuk
perdu atau hampir tidak
berbatang, tangkai berduri
banyak, tumbuh menjadi
rumpun yang rapat dan
kuat. Batang menjalar di
bawah atau di atas tanah,
membentuk rimpang,
tumbuhan ini tidak
berkayu.Daun majemuk
menyirip, panjang 3-7 m;
tangkai daun, pelepah dan
anak daun berduri panjang,
tipis dan banyak, warna duri
Pohon kelabu sampai kehitaman.
Anak daun berbentuk lanset
dengan ujung meruncing,
berukuran sampai 8 x 85
cm, sisi bawah keputihan
oleh lapisan lilin. daging
daun seperti perkamen.
30 Gamongan (Zingiber aromatic Valeton) Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas :Monocotyledon
eae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Spesies :Zingiber
aromatica
Valeton
Batang tumbuhan ini
merupakan batang semu
dengan tinggi 30 hingga
100 cm. Akarnya berbentuk
rimpang dengan daging
akar berwarna kuning
hingga kemerahan dengan
bau menyengat. Daun
Daun
menyirip dengan panjang
15 hingga 23 mm dan
panjang 8 hingga 15 mm.
Tangkai daun berbulu
halus. Bunganya tumbuh
dari dalam tanah berbentuk
297

bulat telur dengan panjang


3,5 hingga 5 cm dan lebar
1,5 hingga 1,75 cm. Gagang
bunga bersisik sebanyak 5
hingga 7 buah. Bunga
berwarna hijau kekuningan.
Bibir bunga dan kepala
putik ungu. Tangkai putik
berjumlah dua.
31 Kerasi (Lantana camara L.) Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Famili : Verbenaceae
Genus : Lantana
Spesies :Lantana
camara L.
Secara morfologi
merupakan herba menahun,
batang semak, berkayu,
tegak, bercabang, batang
berduri. Tinggi batang
mencapai 4 m, daun
berhadapan , warna hijau,
bundar telur, permukaan
atas daun berambut banyak
dan permukaan bawah
berambut jarang. Pinggir
daun bergerigi dan berbulu
kasar dengan panjang 5-8
cm dan lebar 3-5 cm.
Perbungaan mengelompok,
tersusun dalam bulir yang
padat pada ketiak daun.
Warna bunga beragam
,seperti putih, kuning,
Daun merah, merah muda, dan
Bunga jingga. Buah bergerombol
di ujung tangkai, kecil,
bulat, warna hijau ketika
mentah, hitam kebiruan dan
mengkilap ketika matang.
Di dalam satu buah terdapat
satu biji. Tumbuhan ini
berkembang biak dengan
biji. Tumbuhan ini
ditemukan di daerah tropis
pada lahan terbuka sebagai
298

tanaman liar atau tanaman


untuk pagar. Tumbuhan
dari dataran rendah sampai
ketinggian 1700 m di atas
permukaan laut
32 Jambu Biji (Psidium guajava L.) Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies :Psidium
guajava L.
Memiliki akar tunggang
kuning kecokelatan. Tinggi
5-10 m. Batang berkayu,
bulat, kulit licin dan
mengelupas. Batang
bercabang dan cokelat
kehijauan. Daun tunggal
Buah berbentuk bulat telur,
pertulangan menyirip, ujung
tumpul, pangkal membulat,
tepi rata. Daun saling
berhadapan, 6-14 cm dan
lebarnya 3-6 cm, hijau
kekuningan atau hijau.
Bunga tunggal, bertangkai
dan berada di ketiak daun.
Kelopak bunga corong
dengan panjang 7-10 mm.
Mahkota bulat telur dengan
panjang 1,5 cm. Benang
sari pipih, putih. Putik bulat
Pohon kecil, putih atau putih
kekuningan. Buah buni,
bulat telur, putih
kekuningan. Biji keras,
kecil, kuning kecokelatan

33 Majegau (Dysoxylum densiflorum Miq.) Kingdom : Plantae


Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Meliaceae
Genus : Dysoxylum
Spesies :Dysoxylum
densiflorum
299

Miq.
Majegau atau cempaga
merupakan pohon berkayu
dengan ketinggian
mencapai 40 meter dan
dengan diameter hingga 1,2
meter. Kayunya berat, keras
namun berserat halus
dengan warna coklat kuning
muda hingga merah muda
Buah atau coklat-merah muda,
mengkilap. Daun majegau
berbentuk lanset lonjong.
Buahnya berbentuk bulat
Pohon telur dengan panjang antara
3-6 cm.
34 Jangar Ulam (Syzygium polyanthum Miq.) Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsdia
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Suzygium
Spesies :Syzygium
polyanthum
Miq.
Daun : berbentuk simpel,
bangun daun jorong,
pangkal daunnya tidak
bertoreh dengan bentuk
bangun bulat telur (ovatus),
runcing pada ujung daun,
pangkal daun tumpul
(obtusus), terdapat tulang
cabang dan urat daun, daun
bertulang menyirip
Bunga (penninervis), tepi daun rata
Daun
(integer).Batang : tinggi
berkisarantara5-12m,
bercabang-cabang, biasanya
tumbuh liar di hutan. Arah
tumbuh batang tegak lurus
(erectus), berkayu
(lignosus) biasanya keras
dan kuat, bentuk batangnya
bulat (teres), permukaan
batangnya beralur
(sulcatus), cara
percabangannya
300

monopodial karena batang


pokok selalu tampak jelas,
arah tumbuh cabang tegak
(fastigiatus) sebab sudut
antar batang dan cabang
amat kecil. Akar : termasuk
akar tunggang (radix
primaria), berbentuk
sebagai tombak (fusiformis)
karena pangkalnya besar
dan meruncing ke ujung
dengan serabut-serabut akar
sebagai percabangan atau
biasa disebut akar tombak,
sifatnya adalah akar tunjang
karena menunjang batang
dari bagian bawah ke segala
arah
35 Kayu Manis (Sauropus androgynus (L.)Merr.) Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Euphorbiales
Bunga Famili : Euphorbiaceae
Genus : Sauropus
Spesies :Sauropus
androgynus
(L.)Merr.
Daun kayu manis berwarna
keunguan ketika masih
muda. Bunganya kecil,
berwarna kuning, tumbuh
pada malai. Buahnya
berarna hitam berbentuk
meruncing dengan panjang
sekitar 1,5 cm. Tanaman ini
dapat diperbanyak dengan
ste, tapi biasanya ditanam
dari bijinya yang
Buah dikecambahkan dulu di
pesemaian atau dikanting
Daun plastik. Bibit dipindahkan
ke lapangan setelah
berumur sekitar 6 bulan.
36 Pandan Duri (Pandanus tectorius B.C.) Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Pandanales
Famili : Pandanaceae
301

Genus : Pandanus
Spesies :Pandanus
tectorius B.C.
Tinggi Rata-rata pohon
pandan tikar bisa mencapai
10 meter, ketika ukurannya
mencapai empat meter,
batangnya tumbuh tunggal,
setelah itu tumbuh cabang-
cabang. Tanaman ini dapat
tumbuh baik dengan
intensitas cahaya matahari
penuh di tanah gambut,
tanah berkapur dan tanah
pesisir dengan kadar garam
tinggi, serta tahan terhadap
hembusan angin
kencang.Pandan Tikar
termasuk tumbuhan
berumah dua. Bunga jantan
berupa tongkol berukuran
antara 25 – 60 cm,
menggantung terselubung
dalam seludang berwarna
putih-kuning dan wangi,
sedangkan bunga betinanya
berbentuk bulat bergaris
tengah sekitar
5 cm.Daunnya berbentuk pi
ta dengan ukuran panjang
80 - 180 cm dan lebar 4 -
8 cm berwarna hijau
kebiruan dan berlilin,
bertulang daun sejajar,
dengan duri yang
menempel pada tepi daun
dan sisi bawah ibu tulang
daun, berujung meruncing.
Daun
Buahnya berbentuk bulat
telur dan berbentuk bola
dengan ukuran garis tengah
antara 4 – 20 cm, kulit
buah berwarna hijau,
kuning cenderung jingga
dan menjadi merah bila
masak; daging buah
berserat berwarna putih
kekuningan.
302

37 Rambutan (Nephelium lappaceum L.) Kingdom : Plantae


Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Sapindaceae
Genus : Nephelium
Spesies :Nephelium
lappaceum L.
Rambutan merupakan buah-
buahan tropis dengan iklim
basah. Tanaman ini
berbentuk pohon dengan
tinggi dapat mencapai 7
meter bahkan lebih.
Tanaman rambutan
Buah Daun memiliki akar tunggang dan
juga akar samping. Akar
rambutan berwarna coklat.T
anaman rambutan dapat
tumbuh dengan ketinggian
mencapai 15m bahkan
lebih. Batang tanaman ini
memiliki bentuk bulat tidak
beraturan dengan warna
coklat dan diameternaya
dapat mencapai 40-60 cm.T
anaman rambutan memiliki
daun jenis majemuk
berselang-seling dengan
ukuran kecil dan panjang,
serta pada bagian ujungnya
runcing.Bunga rambutan
memiliki dimater sekitar
5mm dan terdapat pada
rangkaian yang muncul
pada bagian ujung cabang.
Selain itu juga terdapat
kelopak bunga yang
berfungsi untuk melindungi
bungaketika masih kuncup.
Buah rambutan memiliki
bentuk bulat hingga bulat
Pohon memanjang dengan kulit
yang penuh dengan rambut,
ada yang berambut agak
panjang dan pendek. Buah
ini memiliki kulit berwarna
hijau ketika masih muda
303

dan akan berubah menjadi


warna kuning, jingga,
hingga merah ketika sudah
matang.Biji buah rambutan
berbentuk elips dan
diselimuti oleh daging buah
yang cukup tebal. Biji ini
memiliki warna putih agak
keruh, dan pada biji ini
diselimuti sejenis kayu yang
sangat tipis.
38 Alpukat (Persea Americana Mill.) Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Laurales
Famili : Lauracea
Genus : Persea
Spesies :Persea
Americana Mill.
Pohon, tinggi ±10 m. Akar
tunggang, bulat, cokelat.
Batang berkayu, bulat,
bercabang, cokelat kotor.
Daun tunggal, bulat telur,
bertangkai, letak tersebar,
ujung dan pangkal runcing,
berbulu, panjang 10-20 cm,
lebar 3-10 cm, hijau. Bunga
majemuk, bentuk malai,
berkelamin dua, tumbuh di
Buah ujung ranting, benang sari
dua belas, ruang kepala sari
Daun empat, putih kotor, mahkota
berambut, diameter 1-1,5
cm, putih kekuningan. Buah
buni, bulat telur, panjang 5-
20 cm, berbintik-bintik atau
gundul, daging buah jika
sudah masak lunak, hijau
atau kuning keunguan. Biji
bulat, diameter 2,5-5 cm,
keping biji putih
kemerahan.

39 Asem (Tamarindus indica L.) Kingdom : Plantae


Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
304

Famili : Fabaceae
Genus : Tamarindus
Spesies :Tamarindus
indica L.
Pohon, tinggi 15-25 m.
Batang berkayu, bercabang-
cabang. Daun majemuk,
berseling, menyirip genap,
panjang 5-15 cm. Anak
daun berhadapan, 10-15
pasang, memanjang sampai
berbentuk garis, sisi bawah
hijau muda, gundul 1-2,5 x
0,5-1 cm, tiap anak daun
berbentuk bulat telur dan
Buah berwarna hijau. Bunga
berbentuk tandan, tandan
bunga hampir duduk,
panjang 2-16 cm; anak
tangkai 1-1,5 cm; keluar
dari ketiak daun atau ujung
percabangan, setiap tandan
terdiri dari beberapa bunga
dan dapat mencapai 25
bunga, kuning. Buah
polong, kulit cokelat,
Pohon daging buah kuning sampai
cokelat kekuningan.
40 Sukun (Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg) Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Artocarpus
Spesies :Artocarpus
altilis
(Parkinson)
Fosberg

Pohon sukun memiliki kayu


yang lunak. Warna
batangnya hijau kecoklatan
dan mengandung getah di
Buah semua bagiannya. Tanaman
ini bisa tumbuh hingga
Daun 30 meter. Namun dalam
kondisi budidaya rata-rata
tumbuh dengan ketinggian
305

8-15 meter.Di awal


perkembangannya pohon
sukun tumbuh
berupa batang tunggal.
Setelah mencapai
ketinggian 4 meter akan
mengeluarkan cabang. Buah
sukun berbentuk bulat
hingga lonjong. Rata-rata
diameternya 20 cm dan
panjang 30 cm. Beratnya
berkisar 3-4 kg tergantung
dari jenis varietasnya. Buah
sukun tidak memiliki biji
sehingga hanya bisa
diperbanyak dengan cara
vegetatif. Secara alami
pohon sukun akan
mengeluarkan tunas pada
akarnya
41 Tabia Bun (Piper retrofractum Vahl) Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies :Piper
retrofractum
Vahl
Semak, menjalar, panjang ±
10 m. Akar tunggang, putih
pucat. Batang bundar,
berkayu, beruas dan
berwarna hijau. Daun
Buah tunggal, membundar telur
sampai melonjong dengan
pangkal menjantung,
menumpu, ujung melancip
sampai meruncing dan tepi
Daun rata. Pertulangan daun
menyirip, permukaan atas
dan bawah gundul. Panjang
daun 8,5-20 cm, lebar 3,5-
13 cm, berwarna hijau.
Bunga majemuk, bentuk
bulir, tangkai panjang 0,75-
2 cm. Benang sari kadang
dua kadang tiga, sangat
306

pendek, kuning. Putik dua


sampai tiga buah, hijau
kekuningan. Buah saling
melekat satu sama lain,
melekat sebagian atau
seluruhnya pada tangkai
perbungaan. Biji bulat atau
bulat telur sungsang,
cokelat keputih-putihan
42 Juwet (Syzygium cumini (L.)Skeels) Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Buah Famili : Myrtaceae
Genus : Syzygium
Spesies :Syzygium
cumini
(L.)Skeels
Habitus pohon, tinggi 10-30
meter dengan diameter
batang 40-90 cm,
percabangan rendah, tajuk
bulat atau tidak teratur.
Kulit batang kasar, hijau
gelap pada batang bagian
bawah sedang pada batang
bagian atas halus dan
berwarna abu-abu terang.
Tidak berbanir. Daun
berhadapan, bundar telur
lonjong melebar sampai
jorong melonjong, panjang
5-25 cm, lebar 2-10 cm,
pangkal membaji atau
membundar, ujung majal
dan menirus, menjangat
tebal, daun muda berwarna
pink, kemudian menjadi
hijau terang, bila diremas
berbau terpentin.
Pohon Perbungaan malai, biasanya
muncul pada cabang-
cabang yang tidak berdaun,
soliter atau membentuk
berkas dengan banyak
bunga. Bunga kecil dan
wangi, daun kelopak
melonceng lebar dan di
307

bagian atas bergigi tak


teratur, diskus kuning,
mahkota bercuping empat
dan bebas satu dengan
lainnya, putih keabu-abuan
sampai pink, benang sari
banyak, putih, bakal buah
terdiri atas 2-3 sel, tangkai
putik putih. Buah buni,
bulat telur lonjong, kadang-
kadang melengkung, ungu
gelap, daging buah kuning
abu-abu sampai ungu,
berair, rasanya agak masam
dan kelat. Biji lonjong,
hijau sampai coklat
43 Alang-alang (Imperata cylindrical (L.)P.Beauv.) Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Imperata
Bunga Spesies :Imperata
cylindrical
(L.)P.Beauv.
Terna rumput, berumur
panjang (perenial), tumbuh
berumpun, tinggi 30 - 180
cm. Akar rimpang,
menjalar, berbuku-buku,
keras dan liat, berwarna
putih. Batang berbentuk
silindris, diameter 2 - 3 mm,
beruas-ruas. Daun warna
hijau, bentuk pita
(ligulatus), panjang 12 - 80
cm, lebar 2 - 5 cm, helaian
daun tipis tegar, ujung
meruncing (acuminatus),
Daun tepi rata, pertulangan sejajar
(parallel), permukaan atas
halus, permukaan bawah
kasap (scaber). Bunga
majemuk, bentuk bulir
(spica), bertangkai panjang,
setiap bulir berekor puluhan
helai rambut putih
sepanjang 8 - 14 mm,
308

mudah diterbangkan angin.


Buah bentuk biji jorong,
panjang +/- 1 mm, berwarna
cokelat tua. Perbanyaan
vegetatif (akar rimpang)
44 Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Geraniales
Famili : Oxalidaceae
Genus : Averrhoa
Spesies :Averrhoa
bilimbi L.
Pohon tinggi 5-12 m. Daun
tunggal berhadapan; helaian
anak daun berbentuk bulat
telur memanjang, berukuran
1,5-9 x l-4,5 cm, pangkal
membulat, ujung
meruncing, tepi rata sampai
bergelombang, permukaan
atas (hijau tua, kasap,
Bunga Buah berbulu halus, dan padat),
permukaan bawah (hijau
kebiruan, berbulu halus, dan
padat); ibu tulang daun
menonjol, bagian bawah
berbulu halus; tulang daun
sekunder menyirip, berbulu
halus, urat daun tidak jelas.
Bunga berbentuk malai,
terkumpul rapat, bertangkai
panjang, 1,5-7,5 cm;
benang sari bervariasi;
tangkai putik bervariasi
antara panjang dan pendek;
kelopak tinggi 4 mm; daun
mahkota di tengah
bergandengan, bulat telur
sungsang, dengan pangkal
dan tepi pucat. Buah buni,
bulat memanjang, dengan 5
rusuk yang tajam, kuning
muda, panjang 4-13 cm,
berair, manis, berbentuk
penampang seperti bintang.
Biji cokelat tua, panjang
kurang lebih 1 cm,
309

terbungkus dalam daging


45 Nanas (Ananas comosus (L.)Merr.) Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Bromeliales
Famili : Bromeliaceae
Genus : Ananas
Spesies :Ananas
comosus
(L.)Merr.
Habitus herba, tahunan,
tinggi 50 – 150
cm.Dalam rosel akar,
pangkal melebar menjadi
pelepah, hijau kekuningan
Buah atau keunguan. Daun
tunggal, beniuk pedang,
tebal, liat, ujung lancip
serupa duri, tepi berduri
tempel, hijau atau hijau
kemerahan. Bunga
tumbihan ini
majemuk, bentuk bulir, di
ujung batang, daun
pelindung bergigi tajam 2 –
5 cm, kelopak terbenam
dalam poros bulir,
membentuk tonjolan
bersegi lima, taju segi tiga,
berdaging, panjang ± 1 cm,
putih, daun mahkota
lonjong, panjang 1½ – 2½
cm, putih atau ungu.
Memiliki buah semu, bulat
panjang, berdaging, hijau
Daun atau jingga. bijinya
Pipih, kecil, coklat. Akar
serabut hitam keputihan
310

46 Belalu Bali (Hopea sp.) Kingdom : Plantae


Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili :Dipterocarpaceae
Genus : Hopea
Spesies : Hopea sp.
Tumbuhan ini memiliki batang
berbanir dan kulit luar
biasanya bersisik dan sering
mengelupas. Daun tunggal
dengan kedudukan berselang-
seling, bertepi rata, bertulang
sirip, daun penumpu besar
atau kecil dan seringkali
mudah rontok

Pohon

Daun
311

Lampiran 12. Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Gambar 2.
Pengukuran Keliling Batang Perhitungan Jumlah Tumbuhan di
Tumbuhan Setiap Kuadrat

Gambar 3. Gambar 4.
Pengambilan Data Suhu, Pengambilan Data Ketinggian
Kelembaban, dan Kecepatan Angin Tempat
312

Gambar 5. Gambar 6.
Wawancara dengan masyarakat
Wawancara dengan Penenun
setempat

Gambar 7. Gambar 8.
Menimbang Sampel Tanah Pengovenan Kelengasan Tanah
313

Lampiran 13. Riwayat Hidup

RIWAYAT HIDUP

Ida Ayu Gede Ima Dewi Pertami lahir di Sibangkaja


pada tanggal 1 Maret 1997. Penulis lahir dari
pasangan suami istri Ida Bagus Gede Puspa dan Ida
Ayu Putu Mertasari. Penulis berkebangsaan
Indonesia dan beragama Hindu. Kini penulis
beralamat di Jalan Jepun III No. 12 Banjar Saren
Sibangkaja, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten
Badung, Provinsi Bali.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD
Negeri 2 Sibangkaja dan lulus pada tahun 2009. Kemudian penulis melanjutkan di
SMP Negeri 3 Abiansemal dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2015, penulis
lulus dari SMA Negeri 1 Abiansemal dan melanjutkan ke Program S1 Pendidikan
Biologi di Universitas Pendidikan Ganesha. Pada semester akhir tahun 2019
penulis telah menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pola Distribusi dan
Keanekaragaman Spesies Tumbuhan Berguna Berbasis Sosial Budaya di Desa
Bali Aga Tenganan Pegringsingan”. Selanjutnya, mulai tahun 2019 sampai
penulisan skripsi ini, penulis masih terdaftar sebagai mahasiswa Program S1
Pendidikan Biologi di Universitas Pendidikan Ganesha.
314

Lampiran 14. Pernyataan Keaslian Tulisan

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis yang berjudul “Pola Distribusi dan
Indeks Keanekaragaman Spesies Tumbuhan Berguna Berbasis Sosial Budaya Bali
Aga di Desa Tenganan Pegringsingan” beserta seluruh isinya adalah benar-benar
karya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan dan pengutipan dengan cara-
cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan apabila
kemudian ditemukan adanya pelanggaran atas etika keilmuan dalam karya saya
ini atau ada klaim terhadap keaslian karya saya ini.

Anda mungkin juga menyukai