Oleh :
DETTA NORMASARI
NIM : 201503014
Oleh :
DETTA NORMASARI
NIM : 201503014
i
ii
iii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya .sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Kedua orang tua saya tercinta Bapak Tinarno dan Ibu Titik Suprapti
Dan sebagai orang tua yang tak pantang menyerah untuk memenuhi
kebutuhan anak-anaknya,
2. Kedua adik saya Devi Zaprella Dan Ikhwan Budi Tama Santoso
kepada saya
bantuan.
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
vi
Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat
Sekolah Tinggi Kesehatan Bhakti Husada Mulia Madiun 2019
ABSTRAK
DETTA NORMASARI
HUBUNGAN SANITASI KANDANG TERNAK SAPI DENGAN
KEPADATAN LALAT DI DESA JONO KECAMATAN TEMAYANG
KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2019
vii
Bachelor of Public Health Study Program
College of Health Bakti Husada Mulia Madiun 2019
ABSTRACT
DETTA NORMASARI
THE CORRELATION BETWEEN CATTLE SANITATION AND FLIES
DENSITY IN JONO VILLAGE TEMAYANG DISTRICT BOJONEGORO
REGENCY 2019
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan Rahmat, Ridho’ dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi dengan baik dan lancar.
1. Bapak Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes (Epid) selaku Ketua STIKES Bhakti
Husada Mulia Madiun dan selaku Pembibing I yang telah memberikan
bimbingan dan motivasi dalam penyusunan skripsi
2. Ibu Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Prodi S1
Kesehatan Masyarakat STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun yang telah
memberikan sarana dan prasarana untuk peneliti.
3. Ibu Hanifah Ardiani,S.KM.,M.KM selaku Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi dalam penyusunan skripsi.
4. Ibu Riska Ratnawati S.KM.,M.Kes selaku Ketua Dewan Penguji proposal
skripsi.
5. Pihak perangkat Desa Jono dan peternak sapi di Desa Jono yang membantu
dalam penelitian ini.
6. Teman-teman yang telah memberikan mendukung dan membantu dalam
menyelesaikan proposal skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan
memberikan manfaat bagi pembaca serta perkembangan dunia pendidikan
kesehatan di masa yang akan datang.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
x
5. Pengukuran Kepadatan Lalat ................................................ 14
B. Kandang Sapi ............................................................................ 16
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepadatan Lalat Di Kandang
Sapi ........................................................................................... 16
D. Gangguan Lalat Pada Manusia ................................................. 27
E. Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Untuk Vektor Lalat 28
F. Pengendalian Lalat .................................................................... 29
G. Kerangka Teori ......................................................................... 29
xi
1. Sanitasi Kandang .................................................................. 49
2. Kepadatan Lalat .................................................................... 50
3. Hubungan sanitasi kandang dengan kepadatan lalat ............. 51
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................... 53
B. Saran ......................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 54
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
DAFTAR SINGKATAN
xvi
DAFTAR ISTILAH
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan lingkungan yang bersih, karena dengan keadaan kandang serta lingkungan
menjadi perhatian khusus bagi pengelola, karena limbah yang dihasilkan oleh
populasi sapi mengalami peningkatan dalam setiap tahunnya. Dari tahun 2015
sebanyak 4.267.325 ekor, tahun 2016 sebanyak 4.407.807 ekor dan tahun 2017
Bojonegroro dari tahun 2015 jumlah sapi potong sebanyak 186.861 ekor,
tahun 2016 sebanyak 201.954 ekor dan tahun 2017 sebanyak 218.131 ekor . Di
kecamatan Temayang sendiri jumlah pemilik sapi potong sebanyak 165 orang.
1
2
Jono. Secara spesitik di desa Jono sendiri terdapat 57 orang pemilik ternak
sapi (UPTD Puskeswan Dander, 2018 ). Semakin banyak populasi ternak sapi
maka semakin banyak pula limbah yang akan dihasilkan baik padat maupun
cair. Dalam satu ekor sapi menghasilkan tinja sebanyak 25-30 kg/hari jika satu
pemilik kandang memliki lebih dari satu ekor maka berlipat jumlah tinja yang
dihasilkan dalam setiap harinya. Tidak hanya limbah yang dihasilkan dari sapi
tetapi juga bau yang tidak sedap yang dirasakan oleh masyarakat sekitar
berdampak bau dari limbah peternakan menunjukka bau tercium pada radius 15
meter yang disebabkan oleh angin dan 19 meter yang disebabkan pengaruh
23 tahun 1997 yaitu masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi,
dan atau komponen lain kedalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
Dari keempat, faktor perilaku dan faktor lingkungan mempunyi peranan yang
kesehatan. Oleh sebab itu kandang ternak sapi pun perlu diperhatikan
sumber pangan yang bisa dimakan oleh lalat untuk mendukung kehidupannya.
Thypoid, Cholera, Dan Kasus Kecacingan pada manusia dan hewan. Penyakit
yang biasanya dibawa oleh lalat berasal dari berbagai simber seperti kotoran
Dari teori diatas disebutkan salah satu penyakit yang ditimbulkan oleh
vektor lalat yaitu diare. Jika makanan yang dihinggapi lalat tercemar oleh
yang dibawa dan dikeluarkan dari mulut lalat dan bila dimakan oleh manusia,
diare sebanyak 26.463 orang, pada tahun tahun 2016 jumlah penderita penyakit
diare sebanyak 33.585 orang. Desa Jono merupakan wilayah kerja puskesmas
terlihat sangat kotor, penanganan limbah buruk dilihat dari beberapa kandang
sapi menimbun kotoran sapi di sudut kandang, ada beberapa genangan air
dilantai kandang sapi yang lantai tersebut ada yang berbahan tanah dan ada
yang dari bahan semen dan ada beberapa kandang yang tidak memiliki saluran
pembuangan limbah.
lalat dengan kategori sedang sebanyak 14 rumah dengan rata rata 3 dan 4
dikategorikan tidak tinggi(<5) yang artinya tidak menjadi masalah (Depkes RI,
1992 dalam jannah 2006) sebanyak 11 rumah dengan rata rata 6 dan 7
dikategorikan tinggi (>5) yang artinya populasi padat dan perlu perencanaan
lalat belum pernah diteliti. Maka dari itu sesuai dengan apa yang telah
B. Rumusan Masalah
didapat adalah : ”Apakah ada hubungan antara sanitasi kandang ternak sapi
Bojonegoro”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Bojonegoro
2. Tujuan Khusus
6
Kabupaten Bojonegoro
Bojonegoro
D. Manfaat Penelitian
sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
sanitasi kandang ternak sapi dengan kepadatan lalat. Serta sebagai kajian di
lanjutan.
2. Manfaat Praktis
E. Keaslian Penelitian
pustaka dan tidak dijumpai adanya penelitian atau publikasi sebelumnya yang
2 Annisa Hubungan Antara Cross Variabel bebas : - Pembuangan tinja (jamban) dengan
Muthmainna Sanitasi Dasar Dengan Sectional - Pembuangan tinja kepadatan lalat (p=0,631>0.05) tidak ada
Kasiono, Jootje Tingkat Kepadatan Lalat (jamban) hubungan antara pembuangan tinja
M.L. Umboh, Di Rumah Makan Pasar - Pengelolaan sampah (jamban) dengan tingkat kepadatan lalat
Harvani Boky Tumining Kota Manado - SPAL - Pengelolaan sampah dengan kepadatan lalat
(2016) Variabel terikat : (p=0,000<0,05) terdapat hubungan antara
kepadatan lalat penglolaan sampah dengan kepadatan lalat
Variabel terikat : - SPAL dengan kepadatan lalat
Kepadatan lalat (p=0,000<0,05) terdapat hubungan antara
SPAL dengan kepadatan lalat
8
9
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kepadatan Lalat
1. Pengertian Lalat
Lalat merupakan vektor mekanis bakteri patogen, protozoa, dan telur larva
Lalat memliki tubuh beruas-ruas dengan tiap bagian tubuh terpisah dengan
jelas. Anggota tubuhnya berpasangan dengan bagian kanan dan kiri simetris,
dengan ciri khas tubuh terdiri dari 3 bagian yang terpisah menjadi kepala,
2. Bionomik lalat
10
11
a. Tempat Perindukan
b. Jarak Terbang
Lalat tidak suka terbang terus menerus tetapi sering hinggap. Jarak
c. Kebiasan Makam
d. Tempat Istirahat
Lalat suka hinggap ditempat yang kotor antara lain di lantai dan
yang sejuak dan terhindar dari sinar matahari langsung. Diluar rumah
hujan masuk ke dalam rumah. Lalat tidak suka terbang terus menerus,
e. Lama Hidup
makanan, air, dan tenperature. Pada musim panas berkisar antara 2-4
f. Temperatur
g. Sinar
Lalat merupakan binatang yang menyukai sinar. Pada saat malam hari
tidak aktif.
13
Menurut Suyono dan Budiman (2012) terdapat empat jenis lalat, yakni :
berlangsung antara 10-14 hari, dan lalat dewasa dapat hidup selam
G pallidipes.
Callidum.
grill adalah suatu alat untuk mengukur tingkat kepadatan lalat, terdiri dari
fly grill dan alat penghitung (counter). Fly grill dapat dibuat dari bilah-bilah
diukut pasang setelah selesai dipakai (Depkes RI, 1992 dalam Jannah, 2006)
Jumlah lalat yang hinggap dalam waktu 30 detik dihitung, pada setiap lokasi
yang tertingii dibuat rata- rata. Angka rata-rata merupakan petunjuk indeks
populasi lalat dallam satu lokasi tertentu. Kategori hasil pengukuran pada
setiap lokasi atau blosck grill yaitu (Depkes RI, 1992 dalam Jannah, 2006) :
pengendalian
pengendalian lalat.
B. Kandang Sapi
mempunyai dau macam tipe yaitu kandang koloni dan kandang invidu atau
tunggal. Kandang koloni adalah kandang yang hanya terdiri dari satu
sapi antara 40 sampai 50 ekor. Dengan kandang koloni tenaga kerja yang
kandang yang hanya terdiri satu ruangan atau bangunan dan desain hanya
Ada dua bentuk kandang sapi yaitu kandang tradisional dan kandang
mempunyai ternak antara 1-3 ekor saja, kandang yang dibangun untuk
sangat sederhana terdari bahan bangunan papan, kayu dan genting, bahan
atapnyapun ada yang terbuat dari bahan rumbia atau ijuk. Sedangkan
kondisi lantai hanya tanah yang dipadatkan, tanpa diplur atau disemen.
papan atau tanpa dinding hanya pembatas dari pipa-pipa besi sehingga
ventilasi udara tidak menjadi masalah, disamping itu lantai juga sudah
Sanitasi kandang adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh peternak untuk
diperhatikan (Deptan,2000):
a. Kebersihan Kandang
b) Bersihkan sisa air minum di wadah minum, lalu bersihkan atau cuci
c) Setelah wadah pakan dan minum bersih serta mulai terlihat aktif,
kandang.
sammpah organik.
b. Penanganan Limbah
tidak berguna dan harus dibuang. Limbah dapat diartikan sebagai hasil
limbah cair dan limbah gas. Limbah padat merupakan semua limbah
ternak yang mati, isi perut dan rumen, sisa pakan dan bedding/litter),
limbah cair adalah semua limbah yang berbentuk cairan atau berada
dalam fase cair (air seni atau urine, air pencuci ternak, alat-alat dan
2) Dampak Limbah
total sapi dengan berat badannya 5.000 kg selama satu hari, produksi
limbah khusus.
hewan yang lembab dan masih baru (normal nya lebih kurang satu
c. Arah Kandang
paling baik bagi ternak adalah sinar matahari pagi, oleh karena itu bagian
menyukai sinar, lalat sering hinggap ditempat yang sejuk dan terhindar
d. Bangunan kandang
a) Pondasi
kedalamnya.
b) Lantai kandang
kurang lebih 2 cm tiap 1 meter. Dengan tujuan agar air kencing, air
yang baik anatar lain: tidak licin agar ternak tidak tergelincir, tidak
c) Dinding kandang
d) Atap
meliputi :
d) lantai dengan kemiringan 2-5 derajat, tidak licin, tidak kasar, mudah
dan didukung dari kondisi yang kotor dapat menjadi salah satu tempat
yang akan disukai oleh lalat dan Jika lantai pada kandang ternak sapi tidak
dibuat miring 2-5 derajat maka air kencing air bekas mencuci kandang,
atau air lainnya yang ada di dalam kandang tidak dapat mengalir sehingga
air tesebut dapat mendatangkan lalat karena lalat berkembang biak pada
e. Lokasi kandang
ramai
2) Dekat sumber air, lokasi kandang sebaiknya dekat dengan sumber air,
tinggi dalam kandang bisa disebabkan oleh beberapa hal antara lain : dari
badan ternak itu sendiri, kotoran dan air kencing, percikan air minum pada
yang ada cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan suatu bibit penyakit
atau sumber penyakit, maka populasi bibit penyakit dapat meningkat dengan
Skala Menengah dan Besar diakibatkan oleh kondisi kandang yang sangat
pradewasa
3. Desinfektan
terjadinya infeksi atau pencemaran oleh jasad renik atau obat untuk
1. Mengganggu ketenangan
2. Menggigit
28
pada luka yang terbakar, kemudian larvanya hidup pada daging manusia
bartonelolsis).
Jenis dalam hal ini adalah nama/genus/spesies vektor dan binatang pembawa
penyakit. Kepadatan dalam hal ini adalah angka yang menunjukkan jumlah
vektor dan binatang pembawa penyakit dalam satuan tertentu sesuai dengan
vektor dan bianatang pembawa penyakit. Untuk vektor lalat nilai baku
mutunya adalah < 2 untuk mewujudkan lingkungan yang sehat (Pemenkes RI,
2017)
29
F. Pengendalian Lalat
jalan sterilisasi terhadap lalat jantan, dengan tujuan agar lalat tersebut bila
mengadakan perkawinan akan dihasilkan telur steril (cara ini hanya bisa
dilakukandi laboratorium).
Sampah yang
berserakan
Kebersihan
Terdapat kotoran
kandang
sapi
A. Kerangka Konsep
VARIABEL VARIABEL
INDEPENDEN DEPENDEN
Sanitasi kandng
ternak sapi : Kepadatan Lalat di
1. Kebersihan Kandang Ternak Sapi
kandang
2. Penanganan
limbah
: Diteliti
: Berhubungan
31
32
B. Hipotesa Penelitian
Ha.: Ada hubungan antarasanitasi kandang ternak sapi dengan kepadatan lalat
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
yang pengukuran variabel-variabelnya dilakukan hanya satu kali atau pada saat
itu. Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui hubungan antara sanitasi
Populasi
(sampel)
33
34
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas obyek atau subyek
2014). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kandang ternak sapi di
2. Sampel
populasi yang digunakan untuk penelitian. Bila populasi besar, peneliti tidak
tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil
dari populasi. Sampel yang diambil harus mewakili populasi dan valid
kerangka kerja disajikan alur penelitian terutama variabel yang akan digunakan
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemilik sapi potong di Desa Jono
Kecamatan Temayang Kabupaten Bojonegoro yang berjumlah 57
Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah pemilik sapi potong di Desa jono
Kecamatan Temayang Kabupaten Bojonegoro yang berjumlah 57
Pengumpulan Data
Pengumpulan data menggunakan observasi dan pengukuranfly grill
Pengolahan Data
Editing, coding, entry, cleaning,tabulating dan analisis
data dengan SPSS uji chi square
1. Variabel Penelitian
digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas dan variabel
terikat
2. Definisi Operasional
analisis.(Sujarweni,2014).
37
37
Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Data Kategorik
Variabel Independen
Kepadatan Kepadatan lalat merupakan jumlah lalat yang hinggap fly grill Lembar observasi Nominal Tinggi >5 : 1
lalat banyaknya lalat yang hinggap dalam waktu 30 detik dihitung, pada (Fly Grill) Tidak tinggi <5 : 2
di fly grill setiap lokasi sedikitnya sepuluh kali
perhitungan (10x30 detik) dan lima
perhitungan yang tertinggi dibuat
rata-rata. Dengan penilaian sebagai
berikut :
1. > 5 : tinggi, populasi padat dan
perlu perencanaan terhadap
tempat-tempat berbiakny lalat
dan bila mungkin
direncanakan upaya
pengendalian.
2.< 5 : tidak tinggi, tidak menjadi
masalah
38
39
E. Instrumen Penelitian
1. Observasi (Pengamatan)
sedang diamati oleh peneliti itu (Sujarweni, 2014). Alat yang digunakan
dalam melakukan observasi pada penelitian ini yaitu Check list : daftar
Jumlah lalat yang hinggap dalam waktu 30 detik dihitung, pada setiap
petunjuk indeks populasi lalat dallam satu lokasi tertentu. Alat yang
pengendalian (Depkes,1992)
Waktu penempatan fly grill dimulai pukul : 07.30-08.30 WIB. Jika dihari
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penlitian
no Kegiatan Waktu
1 Pengajuan judul 13 Februari 2019
2 Penyusunan dan konsultasi 18 Februari- 25 April 2019
proposal skripsi
3 Seminar proposal skripsi 07 Mei 2019
4 Revisi ujian seminar 14 Mei 2019
proposal skripsi
5 Pengambilan dan 19 Juni 2018-18 Juli 2019
pengolahan data penelitian
6 Penyusunan dan konsultasi 24 Juli 2019
skripsi
7 Sidang skripsi 15 Juli 2019
1. Pengumpulan Data
a. Sumber Data
1) Data Primer
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak
data dokumentasi atau data yang telah tersedia. Data diperoleh dari
2. Pengolahan Data
pengolahan data
koreksi.
H. Analisis Data
1. Analisis Univariat
menjadi informasi yang berguna dan pengolahan datana hanya satu variabel
kepadatan lalat.
2. Analisis Bivariat
dengan frekuensi harapan kurang dari 5 tidak melebihi 20% dari total sel.
Uji alternatif dari Chi Squreadalah uji Fisher Exactuntuk tabel 2x2
dengan ketentuan sampel kurang atau sama dengan 40 dan terdapat sel
chi-square, yaitu :
a. Jika nilai sig p > 0,05 maka hipotesis penelitian (Ho) diterima dan (Ha)
b. Jika nilai sig p <0,05 maka hipotesis penelitian (Ha) diterima dan (Ho)
faktor resiko.
45
(5%).
berhubungan
berhubungan.
I. Etika Penelitian
Kode etik penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap
kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti
menolak untuk diteliti maka peneliti tidak boleh memaksa dan tetap
Subyek mempunyai hak untuk meminta bahwa ada data yang diberikan
subyek (Nursalam,2011)
46
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
(Nursalam,2011)
BAB 5
Bojonegoro pada tahun 2017 sebanyak 4.293 jiwa. Berdasarkan jenis kelamin
2150 jiwa. Jumlah pemilik kandang ternak sapi di Desa Jono pada tahun 2019
B. Hasil Penelitian
Analisis dilakukan dalam dua tahap yaitu analisis univariat untuk mengetahui
47
48
1. Analisis Univariat
b.Kepadatan Lalat
2. Analisis Bivariat
dan variabel terikat dan biasanya nilai ratio prevalens, dengan uji statistik yang
disesuaikan dengan skala data yang ada. Uji statistik yang digunakan chi
square dan penentuan Ratio Prevalens(RP) dengan taraf kepercayaan (CI) 95%
dengan tingkat kemaknaan 0,05. Berikut adalah hasil analisis bivariat dibawah
ini`
yang tinggi pada sanitasi kandang ternak sapi yang buruk yaitu sebanyak 26
Jadi proporsi tingkat kepadatan lalat yang tinggi lebih besar pada sanitasi
kandang ternak sapi yang buruk dari pda sanitasi kandang ternak yang baik.
50
hubungan antara sanitasi kandang ternak sapi dengan kepadatan lalat dengan
nilai p=0.000. Hasil perhitungan risiko didapatkan RP= 4.7 (95% CI 1.899-
11.767) yang berarti bahwa sanitasi kandang ternak sapi yang buruk
mempunyai risiko 4.7 kali mengakibatkan kepadatan lalat yang tinggi dari
C. Pembahasan
1. Sanitasi Kandang
diperoleh bahwa (57,9%) kandang ternak sapi memiliki sanitasi yang buruk
Departemen Pertanian tahun 2000 Sanitasi kandang adalah suatu kegiatan yang
Kegiatan ini penting karena dengan keadaan kandang serta lingkungan yang
kandang yang seadanya karena menurut pemilik kandang yang terpenting sapi
tidak terkena hujan. Sehingga limbah yang dihasilkan dari peternakan sapi
saluran pembuangan limbah yang baik. Saluran pembuangan limbah yang tidak
peternakan seperti feses/kotoran ternak, urin, sisa pakan serta air dari
2. Kepadatan Lalat
Bojonegoro telah memiliki kepadatan lalat yang tinggi (52,6%) dan tidak tinggi
(47.4%). Dari hasil pengukuran lalat yang banyak ditemukan disana adalah
lalat kecil (little house flies) dan lalat rumah (musca domestica). Menurut
keberadaan lalat di suatu tempat yang hinggap di fly grill>5 ekor dalam setiap
beberapa penyakit yaitu disentri, diare, thypoid, cholera. Hal tersebut sejalan
Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang tahun 2012,
52
dengan hasil penelitian ada hubungan kepadatan lalat dengan kejadian diare
kandang ternak sapi di Desa Jono tersebut dikarenakan kotoran atau feses dan
urin bersebaran di kandang mulai dari feses yang kering karena ditumpuk
wilayang kerja Desa Jono belum pernah ada penyuluhan atau promosi
lalat.
(78,8 %). Hal tersebut didukung dengan hasil uji chi square diperoleh nilai p-
value 0.000 < 0.05 yang artinya ada hubungan. serta nilai RP = 4.7 (1.9-11.8).
itu limbah feses atau kotoran, urine, sisa pakan, air dari pembersihan ternak,
53
lingkungan dan pemilik ternak sapi mengumpulkan kotoran atau feses sapi di
pojok kandang dan ada yang dibiarkan begitu saja didalam kandang hingga
kotoran menumpuk dan terlihat sangat kotor baru akan dibersihkan oleh
pemiliknya
umunya adalah kotoran manusia dan hewan serta dari bahan oganik lainnya
Budiman, 2012).
pembuangan limbah tetapi limbah cair tidak bisa masuk kesaluran sehingga air
kandang ternak tidak dibuat miring yang seharusnya lantai tersebut dibuat
5 derajat a, tidak licin, dan tidak tergenang air dengan tujuan agar air kencing,
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Fatika Nur Fatmasari
kepadatan lalat yang tinggi pembuangan limbah yang buruk dikarenakan masih
54
berupa feses atau kotorn, sisa pakan, air dari pembersihan ternak
tinggi sebanyak 4 (16,7%) karena dari hasil observasi letak kandang ternak sapi
dekat dengan saluran pembuangan hasil limbah rumah tangga yang terbuka.
kandang ternak sapi tidak menjadi satu dengan rumah tinggal, jaraknya +10
meter. Hal ini sama dengan hasil penelitian kasiono M.A 2016 terdapat
Dan untuk hasil penelitian sanitasi kandang buruk dengan kepadatan lalat
tidak tinggi sebanyak 7 (21,2%)karena dari hasil observasi para pemilik ternak
2017)
yaitu lalat rumah (musca domestica/ house flies). Lalat rumah, musca
dewasa dapat hidup selam kira-kira satu bulan. Larva ini terkadang
mengandung agen penyakit, dengan demikian lalat dapat mudah tercemari oleh
agen penyakit baik dalam perut, bagian mulut dan kaki. Kontaminasi terjadi
pada bagian mulut atau bagian tubuh lalat yang lain seperti kaki, ketika lalat
tersebut makan feses yang mengandung agen penyakit, kemudian terbang dan
(Hastutiek, loeki)
BAB 6
A. Kesimpulan
B. Saran
Kabupaten Bojonegoro
56
57
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1992. Petunjuk Teknis Tentang Pemberantasan Lalat. Jakarta: Ditjen
PMM &PLP
Jannnah, Dewi Nur. 2006. Perbedaan Kepadatan Lalat Pada Berbagai Wrna Fly
Grill (Studi TPS Pasar Besar Bendul Merisi, Surabaya). Fakultas Kesehatan
Massyarakat Universitas Airlangga Surabaya. 2006
Nurul Dan Wahidt. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Teori Dan Aplikasi.
Jakakarta: Salemba Medika
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 50 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Untuk Vektor Dan
Binatang Pembawa Penyakit Serta Pengendaliannya. Jakarta: Menkes RI.
58
Ruhyadi dan Fikar Samsul. 2010. Buku Pintar Beternak & Bisnis Sapi Potong.
Jakarta: Agromedia Pustaka
UPTD Puskeswan Dander. 2018. Data Inseminasi Buatan (IB) Pada Ternak Sapi
Potong. Bojonegoro
Wahyuni Sri, MP. 2013. Panduan Praktis Biogas. Jakarta: Penebar Swadaya
World Health Organization. 1986. Vector Control Series The Housefly Training
And Information Guide
Zuroida, Rizqi dan R. Azizah. 2017. Sanitasi Kandang Dan Keluhan Kesehatan
Pada Peternak Sapi Perah Di Desa Murukan Kabupaten Jombang. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
59
Lampiran 1
60
Lampiran 2
61
Lampiran 3
62
Lampiran 4
63
Lampiran 5
64
65
Lampiran 6
LEMBAR PERSETUJUAN
(Informed Consent)
mengenai tujuan manfaat, posedur kerja dan luaran proses penelitian dengan judul
kesadaran serta tanpa paksaan, saya menyatakan bersedia untuk kandang ternak
Demikian lembar persetujuan ini saya tanda tangan dan kiranya dapat
Responden
66
Lampiran 7
LEMBAR OBSERVASI
BOJONEGORO
Interviewer
Supervisor check
No Responden :..................................
Tanggal kunjungan :......../........./...............
1. Terdapat timbunana a. Ya 1
kotoran ternak sapi b. Tidak 2
dikandang
2. Terdapat genangan air a. Ya 1
dilantai kandang b. Tidak 2
3 Terdapat makanan ternak a. Ya 1
yang berceceran didalam b. Tidak 2
kandang
67
No Waktu Lokasi Jumlah Lalat Yang Hinggap Pada Fly Grill Jumlah Rata Rata Ket
Lalat (5
Tanggal Jam 30” 30” 30” 30” 30” 30” 30” 30” 30” 30” Tertingg
Ke- Ke- Ke- Ke- Ke- Ke- Ke- Ke- Ke- Ke- i) Pada
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 10
Penguk
uran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
68
69
Lampiran 9
Statistics
sanitasi_kandang kepadatan_lalat
N Valid 57 57
Missing 0 0
Frequency Table
sanitasi_kandang
b. kepadatan lalat
kepadatan_lalat
2. Analisis Bivariat
Crosstabs
kepadatan_lalat
Baik Count 4 20 24
Total Count 30 27 57
Chi-Square Tests
N of Valid Casesb 57
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,37.
Risk Estimate
N of Valid Cases 57
72
Lampiran 10
DOKUMENTASI