OLEH
IDA AYU GEDE IMA DEWI PERTAMI
NIM 1513041002
i
ii
POLA DISTRIBUSI DAN INDEKS
KEANEKARAGAMAN SPESIES TUMBUHAN
BERGUNA BERBASIS SOSIAL BUDAYA BALI AGA
DI DESA TENGANAN PEGRINGSINGAN,
PROVINSI BALI
SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Pendidikan Ganesha
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program
Sarjana Pendidikan Biologi
Oleh
Ida Ayu Gede Ima Dewi Pertami
NIM 1513041002
iii
SKRIPSI
Menyetujui,
Prof. Dr. Nyoman Wijana, M.Si. I Made Pasek Anton Santiasa, S.Pd.,M Sc.
NIP. 19601231 198403 1 012 NIP. 19761027200604 1 001
iv
Skripsi oleh Ida Ayu Gede Ima Dewi Pertami ini
telah dipertahankan di depan dewan penguji
pada tanggal 26 Juni 2019
Dewan Penguji,
v
Diterima oleh Panitia Ujian Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pendidikan Ganesha
guna memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan
Pada :
Hari : Jumat
Tanggal : 28 Juni 2019
Mengetahui,
Prof. Dr. Ida Bagus Jelantik Swasta, M.Si Dr. Desak Made Citrawathi, M.Kes
NIP. 19611231 198603 1 013 NIP. 19580831 198203 2 002
Mengesahkan
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
vi
POLA DISTRIBUSI DAN INDEKS KEANEKARAGAMAN SPESIES
TUMBUHAN BERGUNA BERBASIS SOSIAL BUDAYA BALI AGA DI
DESA TENGANAN PEGRINGSINGAN, PROVINSI BALI
Oleh
Ida Ayu Gede Ima Dewi Pertami, NIM 1513041002
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Biologi dan Perikanan Kelautan
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pola distribusi spesies
tumbuhan berguna penyusun vegetasi yang berada di hutan Bukit Kangin Desa
Bali Aga Tenganan Pegringsingan, dan (2) indeks keanekaragaman spesies
tumbuhan berguna yang ada di hutan Bukit Kangin. Jenis penelitian ini adalah
penelitian eksploratif. Populasi dalam penelitian ini ada dua apek yaitu ekosistem
dan sosiosistem. Aspek ekosistem meliputi seluruh spesies tumbuhan berguna
yang ada di area hutan Bukit Kangin,sedangkan untuk aspek sosiosistem yaitu
penduduk Desa Bali Aga Tenganan Pegringsingan. Sampel dalam penelitian ini
meliputi aspek ekosistem dan aspek sosiosistem. Aspek ekosistem adalah spesies
tumbuhan berguna yang tercover oleh kuadrat pada, sedangkan aspek sosiosistem
yaitu 27 masyarakat Desa Tenganan Pegringsingan. Parameter yang diukur dalam
penelitian ini adalah parameter pola distribusi, dan parameter keanekaragaman
spesies. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuadrat
dengan teknik systematic sampling dengan garis transek yang kedudukannya
sebelah kanan dan sebelah kiri secara berselang-seling dan berkesinambungan.
Sedangkan untuk penentuan tumbuhan berguna dilakukan dengan carawawancara,
kuesioner, dan observasi. Ukuran kuadrat dalam penelitian ini dibedakan
berdasarkan habitusyaitu matures dengan ukuran 20x20 m, saplings dengan
ukuran 10x10 m, dan seedlings dengan ukuran 1x1 m. Data dianalisis secara
statistik ekologi dan deskriptif.Hasil penelitian ini menunjukkan (1) Pola
distribusi spesies tumbuhan berguna di Bukit Kangin yaitu terdapat 1 spesies
(2%) dengan pola distribusi teratur, 11 spesies (24%) dengan pola distribusi acak,
dan 34 spesies (74%) dengan pola distribusi mengelompok, (2) Indeks
keanekaragaman spesies tumbuhan berguna di Bukit Kanginsebesar 2,87 yang
termasuk ke dalam kategori keanekaragaman sedang.
vii
DISTRIBUTION PATTERNS AND INDICES OF USEFUL PLANT
SPECIES DIVERSITY BASED ON SOCIAL-CULTURE BALI AGA IN
TENGANAN PEGRINGSINGAN VILLAGE, BALI PROVINCE
By
Ida Ayu Gede Ima Dewi Pertami, NIM 1513041002
Study Program of Biology Education,
Department of Biology and Marine Fisheries
ABSTRACT
This study aims to find out: (1) distribution patterns of useful plant species
that which exists in vegetation Bukit Kangin forest, Bali Village, Aga Tenganan
Pegringsingan, and (2) indices of useful plant species diversity in Bukit Kangin
forest. This type of research is exploratory research. The population in this study
is two aspects, namely ecosystem and sociosystem. Ecosystem aspects include all
useful plant species in the Bukit Kangin forest area, while for the sociosystem
aspect are the residents of Bali Aga Tenganan Pegringsingan Village. The sample
in this study covers ecosystem aspects and sociosystem aspects. Ecosystem
aspects are useful plant species that are covered by the squares on, while the
sociosystem aspect is 27 Tenganan Pegringsingan Village communities. The
parameters measured in this study are parameters of distribution patterns, and
species diversity parameters. The method used in this study is a quadrat method
with a systematic sampling technique with transect lines that are right and left side
by side intermittent and continuous. Whereas the determination of useful plants is
carried out by means of interviews, questionnaires, and observations. The size of
the quadrat in this study are distinguished by habitus, namely trees with a size of
20x20 m, saplings of 10x10 m size, and seedlings of 1x1 m size. Data were
analyzed by ecological and descriptive statistics. The results of this study indicate
(1) The pattern of distribution of useful plant species in Bukit Kangin is that there
is 1 species (2%) with regular distribution patterns, 11 species (24%) with random
distribution patterns, and 34 species (74%) with clustered distribution patterns ,
(2) The diversity index of useful plant species in Bukit Kangin is 2.87 which is
included in the medium diversity category.
viii
PRAKATA
“Om Swastyastu”
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat-Nya-lah, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pola
Distribusi dan Indeks Keanekaragaman Spesies Tumbuhan Berguna
Berbasis Sosial Budaya Bali Aga di Desa Tenganan Pegringsingan, Provinsi
Bali”. Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan mencapai gelar sarjana
pendidikan pada Universitas Pendidikan Ganesha.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan baik
berupa moral maupun material dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan
ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. I Nengah Suparta, M.Si., selaku Dekan Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam atas motivasi dan fasilitas yang diberikan
sehingga penulis bisa menyelesaikan studi sesuai dengan rencana.
2. Drs. Sanusi Mulyadiharja, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Biologi dan
Perikanan Kelautan atas motivasi yang diberikan dalam penyelesaian
skripsi ini.
3. Dr. Desak Made Citrawathi, M.Kes., selaku Koordinator Program Studi
Pendidikan Biologi atas motivasi yang diberikan dalam penyelesaian
skripsi ini.
4. Prof. Dr. Nyoman Wijana, M.Si., selaku Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, arahan, petunjuk dan motivasi penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.
5. I Made Pasek Anton Santiasa, S.Pd., M.Sc., selaku Pembimbing II yang
telah memberikan bimbingan, arahan, petunjuk dan motivasi kepada
penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Prof. Dr. Ni Putu Ristiati, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik yang
selalu memberikan bimbingan, semangat, motivasi dan meningkatkan rasa
percaya diri penulis selama penyusunan skripsi ini.
ix
7. Bapak dan Ibu Dosen, serta Laboran di Jurusan Biologi dan Perikanan
Kelautan yang telah memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis
dalam penyusunan skripsi ini.
8. Teman-teman angkatan Rhinoceros sondaicus Tahun 2015 Jurusan
Biologi dan Perikanan Kelautan, khususnya Rhinoceros sondaicus kelas A
yang telah menemani penulis selama perkuliahan memberikan semangat,
motivasi dan partisipasi selama mengikuti perkuliahan dan penyusunan
skripsi ini.
9. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah
membantu penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang tersaji dalam skripsi ini
masih jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki.
Untuk itu demi kesempurnaan skripsi ini, penulis mengharapkan segala kritik
maupun saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak. Penulis berharap
skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua khususnya bagi
pengembangan dunia pendidikan.
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN SAMPUL.....................................................................................i
LEMBAR LOGO..............................................................................................ii
HALAMAN JUDUL........................................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................iv
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PENGUJI..............................................v
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN..........vi
ABSTRAK........................................................................................................vii
PRAKATA.......................................................................................................ix
DAFTAR ISI....................................................................................................xi
DAFTAR TABEL............................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................1
1.2 Identifikasi Masalah....................................................................7
1.3 Pembatasan Masalah...................................................................7
1.4 Rumusan Masalah.......................................................................7
1.5 Tujuan Penelitian.........................................................................8
1.6 Manfaat Hasil Penelitian.............................................................8
1.6.1 Manfaat Teoritis ................................................................8
1.6.2 Manfaat Praktis ..................................................................9
xi
2.1.4 Keanekaragaman Spesies...................................................21
2.1.5 Sosial Budaya Masyarakat Bali Aga Tenganan Pegringsingan 24
2.1.6 Tumbuhan Berguna............................................................27
2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan.........................................31
2.3 Kerangka Berpikir.......................................................................34
xii
4.4 Indeks Keanekaragaman Spesies Tumbuhan Berguna................108
4.5 Data Faktor Edafik dan Klimatik Hutan Bukit Kangin Desa
Tenganan Pegringsingan.............................................................113
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian.......................................................119
4.7 Implikasi......................................................................................133
BAB V PENUTUP..........................................................................................134
5.1 Simpulan......................................................................................134
5.2 Saran............................................................................................134
DAFTAR RUJUKAN.......................................................................................136
LAMPIRAN-LAMPIRAN...............................................................................143
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1 Daftar Spesies Tumbuhan dalam 18 Prasasti Masa Bali Kuno Abad X-
XI M....................................................................................................28
Tabel 3.1 Daftar Alat dan Bahan Penelitian........................................................44
Tabel 3.2 Tabel Kerja Komposisi Spesies Tumbuhan Secara Umum................51
Tabel 3.3 Tabel Kerja Komposisi Spesies Tumbuhan Berguna..........................51
Tabel 3.4 Tabel Kerja Kategori Penggunaan Spesies Tumbuhan Berguna........52
Tabel 3.5 Tabel Kerja Komposisi Organ Tumbuhan yang Digunakan...............52
Tabel 3.6 Tabel Kerja Hasil Pengamatan Pola Distribusi Spesies Tumbuhan
Berguna di Desa Bali Aga Tenganan Pegringsingan .........................53
Tabel 3.7 Rekapitulasi Densitas Distribusi Spesies Tumbuhan Berguna...........54
Tabel 3.8 Tabel Kerja Hasil Pengamatan Keanekaragaman Spesies Tumbuhan
Berguna di Tenganan Pegringsingan ..................................................54
Tabel 3.9 Tabel Analisis Poison dari Data Hasil Pengamatan Spesies Tumbuhan
Berguna...............................................................................................55
Tabel 3.10 Kategori Pola Distribusi Menurut Poison...........................................57
Tabel 3.11 Kisaran Nilai Indeks Keanekaragaman Menurut Shannon-Wiener....59
Tabel 3.12 Kisaran Nilai Indeks Kemerataan (Ekuitabilitas)...............................60
Tabel 3.13 Kisaran Nilai Indeks Kekayaan Spesies..............................................60
Tabel 4.1 Komposisi Spesies Tumbuhan di Zone I.............................................62
Tabel 4.2 Komposisi Spesies Tumbuhan di Zone II...........................................67
Tabel 4.3 Komposisi Spesies Tumbuhan di Zone III..........................................72
Tabel 4.4 Komposisi Spesies Tumbuhan Secara Umum di Bukit Kangin Desa
Tenganan Pegringsingan ....................................................................78
Tabel 4.5 Komposisi Spesies Tumbuhan Berguna di Hutan Bukit Kangin Desa
Tenganan Pegringaingan ....................................................................86
Tabel 4.6 Pemanfaatan Spesies Tumbuhan Berguna .........................................89
Tabel 4.7 Rekapitulasi Data Pemanfaatan Tumbuhan di Desa Tenganan
Pegringsingan .....................................................................................93
Tabel 4.8 Rekapitulasi Data Bagian Tumbuhan yang Dimanfaatkan.................95
xiv
Tabel 4.9 Sebaran Spesies Tumbuhan Berguna di Bukit Kangin Desa Tenganan
Pegringsingan......................................................................................97
Tabel 4.10 Kategori Sebaran Spesies Tumbuhan Berguna di Bukit Kangin
Tenganan Pegringsingan.....................................................................99
Tabel 4.11 Kategori Persebaran Spesies Tumbuhan Berguna di Bukit Kangin
Desa Tenganan Pegringsingan..........................................................100
Tabel 4.12 Data Hasil Pengamatan Pola Distribusi Arenga pinnata Merr. di Bukit
Kangin Desa Tenganan Pegringsingan ...........................................103
Tabel 4.13 Rekapitulasi Densitas Distribusi Spesies Arenga pinnata Merr...... .103
Tabel 4.14 Analisis Poison Data Pola Distribusi Spesies Arenga pinnata Merr.
...........................................................................................................104
Tabel 4.15 Bentuk-bentuk Pola Distribusi Spesies Tumbuhan Berguna di Hutan
Bukit Kangin Desa Tenganan Pegringsingan ...................................106
Tabel 4.16 Rekapitulasi Nilai Indeks Keanekaragaman, Ekuitabilitas, Kekayaan
Spesies Tumbuhan Berguna di Bukit Kangin Desa Tenganan
Pegringsingan ...................................................................................109
Tabel 4.17 Data Edafik di Bukit Kangin Desa Tenganan Pegringsingan............114
Tabel 4.18 Data Klimatik di Bukit Kangin Desa Tenganan Pegringsingan........116
Tabel 3.14
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Kawasan Desa Bali Aga Tenganan Pegringsingan..................13
Gambar 2.2 Tempat-tempat Suci Ditemukanya Tubuh Bangkai Kuda Onceswara
.................................................................................................16
Gambar 2.3 Pola Sebaran Pada Tumbuhan ................................................21
Gambar 2.4 Bagan Kerangka Berfikir.........................................................36
Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian ............................................................38
Gambar 3.2 Peletakan Kuadrat di Lapangan ..............................................46
Gambar 4.1 Jumlah Spesies Tumbuhan pada Masing-masing Familia pada Zone I
Bukit Kangin Tenganan Pegringsingan...................................64
Gambar 4.2 Jumlah Individu dari Masing-masing Familia pada pada Zone I Bukit
Kangin Tenganan Pegringsingan ............................................65
Gambar 4.3 Jumlah Spesies Tumbuhan pada Masing-masing Familia pada Zone
II Bukit Kangin Tenganan Pegringsingan................................69
Gambar 4.4 Jumlah Individu dari Masing-masing Familia pada pada Zone II
Bukit Kangin Tenganan Pegringsingan...................................70
Gambar 4.5 Jumlah Spesies Tumbuhan pada Masing-masing Familia pada Zone
III Bukit Kangin Tenganan Pegringsingan..............................75
Gambar 4.6 Jumlah Individu dari Masing-masing Familia pada pada Zone III
Bukit Kangin Tenganan Pegringsingan...................................76
Gambar 4.7 Jumlah Spesies Tumbuhan pada Masing-masing Familia di Bukit
Kangin Tenganan Pegringsingan.............................................83
Gambar 4.8 Jumlah Individu dari Masing-masing Familia di Bukit Kangin
Tenganan Pegringsingan.........................................................84
Gambar 4.9 Perbandingan Persentase Spesies Tumbuhan Berguna dengan
Spesies Tumbuhan Non Berguna yang terdapat pada Bukit Kangin
Desa Tenganan Pegringsingan................................................88
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
pulau besar dan kecil yang jumlahnya kurang lebih 17.504 pulau, menyebabkan
tropis. Indonesia yang terletak di daerah tropis ini sangat menguntungkan dalam
tropis dan daerah kutub. Pada hutan yang beriklim tropik memiliki
keanekaragaman hayati sekitar 300 kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan
hutan yang beriklim sedang. Oleh karena itu, Indonesia dikenal sebagai salah satu
salah satu pulau yang ada di Indonesia yang memiliki keanekaragaman tumbuhan
yang melimpah. Pulau Bali kaya akan hutan dengan keanekaragaman tumbuhan
Berdasarkan data Dinas Kehutanan Bali tahun 2000, luas kawasan hutan
daratan di Bali adalah 127.721,01 hektar atau hanya 22,59 persen dari luas
keseluruhan luas kawasan daratan Bali yang seluas 563.286 hektar (Putri, 2012 ).
1
2
lapisan pohon yang membentuk kanopi tertutup dengan lapisan terna yang jarang
lingkungan hidup yang erat kaitannya dengan proses alam yang saling
berhubungan. Sebagai salah satu komponen sumber daya alam yang sangat
berharga, hutan memiliki peranan penting dalam melestarikan sumber daya alam
lainnya serta menjaga fungsi lingkungan hidup. Adanya bencana alam seperti
banjir, tanah longsor dan kekeringan, serta kerusakan hutan akibat intervensi
juga jenis-jenis tumbuhan lokal yang memiliki arti dan makna yang sangat
penting baik bagi masyarakat setempat, bagi dunia pendidikan dan riset, maupun
bagi kepentingan nasional dan global sebagai sumber plasma nutfah (Wijana,
2017).
hutan sebagai suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber
daya alam hayati yang didominasi pepohonan, yang menyatu dalam alam
tersebut mengandung makna bahwa hutan merupakan bagian dari tata lingkungan
hidup yang erat kaitannya dengan proses alam yang saling berhubungan sehingga
setiap gangguan yang terjadi akan turut mengubah tata lingkungan hidup
(Karidewi, dkk., 2012). Hasil hutan berupa kayu telah lama dikelola dan
dari flora, sekaligus akan mengancam ekosistem yang ada (Indrawan, 2007).
guna yang penting bagi manusia dan mahluk hidup lainnya. Tumbuhan
menyediakan sumber pangan dan energi metabolisme untuk hampir semua hewan.
tanaman juga berperan penting bagi manusia antara lain kayu, serat, bahan obat,
berbagai jenis minyak, latex, pigment (zat pewarna alami) dan resin.
energi, pewarna, aromatik, bahan racun, tumbuhan hias, upacara adat, upacara
keagamaan, obat, tali, kerajinan tangan, pestisida nabati, dan kosmetik. Hal-hal
yang berkaitan dengan penelitian di atas untuk di hutan Bukit Kangin Desa
kesempatan ini akan dikaji lebih dalam mengenai vegetasi hutan Bukit Kangin,
Tenganan Pegringsingan.
Desa Bali Aga Tenganan atau yang lebih dikenal dengan Desa Adat
merupakan salah satu Desa Adat yang ada di Bali. Sebagaimana layaknya
masyarakat asli (Bali Aga) yang tinggal di daerah pegunungan atau perbukitan
maka jelas wilayahnya tersebut terdiri atas hutan sebagai wilayah yang menjadi
4
Pegringsingan sampai saat ini masih memelihara dan melestarikan kawasan dan
lingkungannya yang menyatu dengan masyarakatnya dan terikat dalam tata aturan
yang disebut dengan Tri Hita Karana (THK) (Sumunar, dkk., 2017).
Berdasarkan THK, segala tata aturan tersebut dikelola, diikuti, dan ditaati
sembarangan. Setiap pohon yang akan ditebang untuk bahan bangunan mesti
melalui rapat Desa terlebih dahulu. Desa Adat Tenganan Pegringsingan juga
melarang empat macam buah-buahan yang tidak boleh dipetik pemiliknya, baik
milik Desa ataupun milik perorangan. Keempat buah-buahan itu yakni durian,
pangi, kemiri dan tehep. Hanya jika buah itu jatuh boleh diambil. Itu pun bukan
harus pemiliknya yang boleh mengambil, siapa pun boleh mengambil, khususnya
siapa yang datang dan rajin mencari,itulah yang berhak (Sumunar, dkk., 2017).
sejak dahulu telah memiliki cara-cara tradisional yang khas untuk mengelola
permukiman penduduk dari bahaya tanah longsor. Kelestarian dan fungsi hutan
yang masih terjaga hingga kini merupakan keberhasilan masyarakat adat dalam
mengelola hutan dengan bertumpu pada sistem adat setempat yang dilakukan
5
melalui awig-awig desa adat (Karidewi, dkk., 2012). Berbeda halnya dengan
kondisi hutan yang dikelola oleh pemerintah pada umumnya yang telah banyak
tentang fenomena dan eksistetensi dari hutan tersebut dari sisi biodiversity
(Wijana, 2014).
langsung dengan nilai dan tingkah laku penduduk lokal. Karena itu, sungguh
pentingnya peranan masyarakat lokal dalam pelestarian alam, maka tak heran
apabila pada KTT Bumi di Rio de Janeiro tahun 1992 telah dimunculkan wacana
masyarakat lokal yang masih terikat pada pranata-pranata lokal yang menyatu
dalam keseharian hidupnya (Wiratno, dkk., 2001). Oleh karena itu, pengelolaan
dengan sosial budaya tradisional, sangat penting dan menarik untuk dikaji.
2006, 2008, 2009, 2010, 2012, 2013a, 2013b, 2014) masing-masing di hutan
(Bangli), Desa adat Tigawasa dan Desa Cempaga (Buleleng), dan vegetasi pantai
6
keanekaragaman spesies tumbuhan yang ada pada lokasi penelitian secara umum.
penelitian di atas, belum ada kajian yang mendalam terkait dengan indeks
bentuk daftar spesies tumbuhannya saja (daftar floristik). Daftar floristik adalah
suatu bentuk daftar nama spesies tumbuhan baik menyangkut nama ilmiah
maupun nama lokal (Wijana, 2014). Pengkajian penelitian juga tidak sampai
mengkaji pola sebaran tumbuhan secara spesifik. Pengkajian pola sebaran penting
dilakukan karena setiap spesies memilki pola sebaran yang berbeda-beda antara
mendalam terkait dengan kajian pola distribusi spesies tumbuhan berguna yang
ada di hutan Bukit Kangin Desa Bali Aga Tenganan Pegringsingan. Disertai pula
berikut.
3. Belum diketahuinya data klimatik dan edafik karena belum adanya suatu
penelitian.
berguna.
penelitian ini dibatasi dua masalah pokok yaitu mengenai pola distribusi dan
vegetasi yang berada di Hutan Bukit Kangin Desa Bali Aga Tenganan
Pegringsingan ?
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini ialah untuk :
Pegringsingan.
berikut.
Tumbuhan.
berikut.
penelitian ini.
untuk revegetasi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
diiringi dengan berbagai kegiatan upacara senantiasa berorientasi pada soroh atau
kawitan. Mereka sangat ingat pada asal muasal dari mana asal mereka atau
kawitan. Hal ini melahirkan soroh atau wangsa atau golongan masyarakat.
kehidupan masyarakat Bali. Beberapa soroh yang selama ini dikenal begitu kuat
Khusus soroh Bali Aga, dianggap sebagai Bali Asli atau Bali Purba.
Masyarakat Bali Aga kurang sekali mendapat pengaruh dari kebudayaan Jawa-
Hindu dari Majapahit dan mempunyai struktur orang Bali Aga. Masyarakat Bali
10
11
paling besar dari penduduk Bali (Wijana, 2016). Desa Tenganan Pegringsingan
merupakan desa tua di Bali dengan ciri spasial yang dipengaruhi oleh
banyak meninggalkan bekas-bekas dari jaman dahulu yaitu jaman Pra Sejarah.
Hasil-hasil kebudayaan yang memperlihatkan ciri ini dapat digunakan mulai dari
sangat teratur telah dikenal oleh masyarakat Bali Aga pada jaman dahulu.
Sarkofah atau peti-peti lainnya banyak ditemukan pada beberapa desa di Bali
Ciri lain dalam hubungannya sebagai ciri kebudayaan Bali Aga dalam
Kabupaten Bangli. Para roh leluhur yang telah diupacarai selanjutnya rohnya itu
diperdewakan sebagai bentuk pemujaan roh nenek moyang. Roh nenek moyang
yang dipandang sebagai cikal bakal keberadaannya itu diberi gelar tertentu
seperti Desa Trunyan dikenal ada nama Datonta yang merupakan Dewa tertinggi
keyakinan kepada kekuatan yang lebih tinggi (super natural) terdapat beberapa
aliran yang dimiliki oleh orang-orang Bali Aga. Konsep pemujaan terhadap
Dewa tertentu bagi masyarakat Bali Aga ada yang memeluk agama Bayu,
agama Syambhu, agama Kala, agama Brahma, agama Wisnu, dan agama Indra
(Wijana, 2016).
Sejauh ini dikatakan bahwa orang-orang Bali Aga yang menganut agama-
tebing yang dianggapnya keramat. Kepercayaan itu hingga kini masih ditemukan
di Desa Trunyan (Kintamani) (Wijana, 2016). Ciri lain dari masyarakat Bali Aga
disebut dengan upacara Nangun. Adanya konsep luan dan teben adalah ciri lain
dari kebudayaan Bali Aga seperti terlihat pada posisi desa Tenganan
dengan batu besar, (3) tempat-tempat suci dibangun dengan berundak-undak, (4)
yang menjadi sumber kelangsungan hidupnya ini dijaga secara ketat dan
13
digunakan secara arif sehingga kelestarian hutan itu tetap terjaga. Disamping itu
mereka mengakui dan percaya bahwa hutan itu adalah hutan duwe yaitu hutan
milik dan/atau pemberian Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang Widhi Wasa),
sehingga harus dijaga dan dilestarikan. Dengan demikian hutan itu sampai saat
Parwata (2004) mengungkapkan bahwa ciri utama fisik Desa Bali Aga
adalah ruang terbuka cukup luas yang memanjang (linier) dari arah utara menuju
selatan (kaja-kelod), yang membagi desa menjadi dua bagian. Pada posisi yang
diametral, yakni pada ujung utara (kaja) terletak Pura Puseh (tempat pemujaan
untuk Dewa Wisnu yaitu Dewa Penciptaan), di tengah sebagai tempat Pura Bale
Agung (tempat pemujaan untuk Dewa Brahma), dan pada arah selatan (kelod)
merupakan salah satu Desa Adat yang termasuk ke dalam rumpun Desa Bali
Aga yang ada di pulau Bali. Desa Tenganan Pegringsingan terletak pada
ketinggian 70 meter dari atas permukaan air laut. Suhu rata-rata 28-30o C pada
sebelah Barat adalah Desa Ngis, di sebelah Utara adalah Desa Macang dan
Bebandem, di sebelah Timur adalah Desa Bungaya, Desa Asak dan Desa
Timrah, dan di sebelah Selatan adalah Desa Pasedahan. Luas tanah Desa
14
S e c a r a g e o
yang terdiri atas lima banjar dinas, yaitu: (1) Banjar Tenganan Pegringsingan;
(2) Banjar Gumung; (3) Banjar Tenganan Dauh Tukad; (4) Banjar Kangin; dan
(5) Banjar Kauh. Dan desa adat Tenganan Pegringsingan terdiri dari tiga banjar
adat, yaitu: Banjar Kauh, Banjar Tengah, dan Banjar Kangin (Banjar Pande)
Menurut sebagian versi catatan sejarah, kata Tenganan berasal dari kata
tengah atau ngatengahang yang memiliki arti bergerak ke daerah yang lebih
Barat (Bukit Kauh), dan Bukit Timur (Bukit Kangin) (Wijana, 2016).
menjauhkan kekuatan magis jahat atau black magic. Hal ini dikatakan demikian
karena kata gringsing berasal dari dua kata yaitu gering yang berarti sakit atau
penyakit dan sing berarti tidak atau menolong. Dan kedua akar kata tersebut
yaitu kata gering dan sing disatupadukan akan menjadi kata gringsing yang
dapat berarti tidak sakit atau menolak penyakit yang dapat diperkirakan akan
masyarakat selain dari pertanian juga berasal dari kegiatan menjual hasil
memerlukan waktu yang lama. Ada pula masyarakat yang menjual kerajinan lain
berupa kerajinan dari bambu, lukisan pada daun lontar, dan sebagainya
berasal dari Desa Peneges, Gianyar yang dulu disebut sebagai Bedahulu.
Menurut cerita rakyat, Raja Bedahulu pernah kehilangan salah satu kuda
tewas oleh Ki Patih Tunjung Biru, orang kepercayaan sang raja. Atas
tersebut. Ki Patih mendapatkan daerah yang cukup luas karena dia memotong
16
bangkai kuda Onceswara tersebut dan menyebarkannya sejauh bangkai kuda itu
Tempat-tempat suci yang ada kaitannya dengan matinya kuda Onceswara dapat
dilihat sampai sekarang seperti disajikan pada Gambar 2.2. (Wijana, 2016).
K a k i D
Gambar 2.2
Tempat-tempat Suci Ditemukannya Tubuh Bangkai Kuda Onceswara : (a) Pura Batu
Keben, (b) Batu Jaran, (c) Pura Rambut Pule, (d) Pura Kaki Dukun, (e) Pura Taikik
(Sumber : Dokumentasi Desa)
merupakan tempat suci yang terletak di bukit bagian utara Desa Tenganan
17
tegak. Menurut anggapan masyarakat setempat, apabila ada sepasang suami istri
tempat suci Kaki Dukun, agar bisa mempunyai keturunan. Batu Taikik atau Batu
Talikik merupakan tempat suci yang terdapat di bukit bagian utara. Merupakan
Batu Taikik dianggap sebagai bekas isi perut atau kotoran kuda Onceswara.
(Wijana, 2016).
Pegringsingan, yang berupa onggokan batu-batu kali. Rambut pule ini oleh
masyarakat setempat dipercaya sebagai tempat bekas kepala kuda dan rambut
kuda. Penimbalan merupakan tempat suci yang terletak di bukit papuhun yaitu
monolith yang oleh masyarakat setempat dianggap sebagai bekas pahanya kuda.
Teruna Nyoman. Batu Jaran merupakan tempat suci yang terdapt di bagian
utara Desa Tenganan Pegringsingan yang dianggap sebagai bekas matinya kuda
tentukan tersebut maka warga Peneges membangun sebuah Desa di antara tiga
buah Bukit yaitu Bukit Kangin, Bukit Kauh, dan Bukit Kaja. Dikarenakan letak
desa yang berada di antara tiga buah Bukit inilah yang menyebabkan Desa ini
2016). Menurut Wijana (2016) pada zaman dahulu ada desa yang terletak dekat
Candi Dasa disebut Desa Peneges. Penduduk Desa Peneges ini mempunyai
dibolehkan naik Bale Agung dan masuk ke dalam tempat suci yang ada di
Desa masih diatur oleh hukum adat yang disebut awig-awig. Hukum tersebut
ditulis pada abad ke-11 dan diperbaharui pada tahun 1842 (Wijana, 2016).
konsep Tri Hita Karana (Konsep dalam ajaran Hindu) dan mewujudkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Tri berarti tiga dan Hita Karana berarti penyebab
fisiognomi yang khas yang ada dan menutupi suatu bentang alam dengan luasan
tertentu, serta dapat membentuk ekosistem vegetasi tertentu pada bentang alam
dalam suatu areal habitat dikenal dengan istilah pola diatribusi atau pola sebaran.
Pola distribusi atau pola sebaran ruang (spasial) pada tumbuhan adalah salah
satu karakteristik yang penting dalam suatu komunitas ekologi yang akan
hal ini menjadi suatu hal yang mendasar dari setiap kelompok organisme dan
sebaran benda (tumbuhan) dalam suatu wilayah geografi tertentu yang kemudian
terdapat pada lingkungan, suhu, dan faktor kesengajaan dari manusia seperti
misalnya di tanam dan lain sebagainya. Maka dari itu tidak jarang terjadi
distribusi tumbuhan dalam cakupan wilayah yang sangat luas untuk satu jenis
20
individu saja. Pola sebaran tumbuhan terbagi menjadi tiga pola yang diantaranya
terdiri dari pola acak, pola seragam dan pola mengelompok (Barbour et.al.,
1987).
sembarangan, tumbuhan tidak mempunyai arah dan posisi terhadap lokasi lain
dari jenis yang sama. Pola seragam digambarkan seperti pola pohon pada suatu
perkebunan, yang ditanam dengan jarak teratur satu sama lain. Pola
dasar yang menarik bagi sesorang ekologi adalah ukuran dan rapatnya. Jumlah
dalam suatu daerah atau satuan volume adalah rapatannya. Tumbuhan tersebar di
daya dan gangguan yang kesemuanya merupakan sejumlah kecil faktor yang
Budidaya adalah salah satu teknik yang dilakukan agar individu sejenis
positif yang mendorong pembagian ruang yang sama. Pada tumbuhan misalnya,
21
adalah hal yang paling sering terjadi di alam. Adapun yang menyebabkan hal
XX XX XXXXX
XXXX
XX XXX XXXX
XX XXX XXXXXXXX
X XX
XX X X X X XXXXX
XXX X X X
XXXXXXXXXX
XXX
lebih rendah dalam ekosistem yang secara fisik terkendali dan lebih tinggi dalam
keragaman jenis dapat diartikan sebagai jumlah jenis diantara jumlah total
suatu komunitas untuk menjaga dirinya tetap stabil meskipun ada gangguan
rendah jika komunitas tersebut disusun hanya oleh sedikit jenis tertentu
kompleksitas yang tinggi karena terjadi interkasi yang tinggi antar jenis dalam
komunitas tersebut
tertentu.
23
yang hidup di suatu ekosistem atau tempat tertentu. Keanekaragaman jenis atau
spesies adalah adanya perbedaan yang bisa ditemukan pada kelompok atau
khatulistiwa dan di antara dua benua, memiliki curah hujan yang cukup tinggi,
rata-rata 200-225 cm/tahun. Dengan curah hujan yang tinggi dan merata, cahaya
matahari sepanjang tahun, dan suhu yang cukup hangat dengan suhu rata-rata
Sekitar 25.000 spesies tumbuhan sudah dapat diidentifikasi. Dari data yang telah
tinggi. Kita dapat menemui berbagai jenis tumbuhan di lingkungan yang ada
setempat misalnya terati, daun mimba, dadap, pisang, daun rumbi dan lain-lain.
Terati, daun mimba, dadap, pisang yang merupakan contoh tumbuhan simbol
tubuh yang berguna untuk upacara pitra yadnya, sedangkan daun rumbi berguna
tersebut terdiri dari berbagai variasi bentuk, warna, dan sifat-sifat lain dari
24
Tumbuhan yang ada di Desa Bali Aga Tenganan Pegringsingan yang berguna
bagi masyarakat setempat belum tentu ada di daerah lain dengan kegunaan yang
sama karena setiap daerah yang ada di Bali memiliki sosial budayanya masing-
berguna bagi daerah setempat yaitu misalnya tumbuhan yang dapat digunakan
untuk sandang, pangan, papan dan upacara keagamaan bagi masyarakat Hindu.
kesusilaan, adat istiadat, hukum, seni, dan juga semua kebiasaan yang dipelajari
oleh manusia) sehingga menjadi bagian dari kehidupan masyarakat itu sendiri.
sebuah kelompok. Dalam hal ini budaya juga menjadi pengikat dari individu-
individu tersebut yang memberi ciri khas keanggotaan suatu kelompok yang
Yuniardi, 2003).
25
Budaya Bali adalah salah satu budaya yang ada di Indonesia yang
dan yang paling penting karena budayanya. Keeksotisan Bali tidak hanya terlihat
melalui individu itu sendiri, melainkan juga melalui struktur sosial dan lembaga.
Di Bali banyak terdapat Desa Adat yang memikili ciri khasnya masing-masing.
Salah satunya yaitu desa adat Tenganan Pegringsingan yang disebut sebagai
sangat mewarnai kehidupan bermasyarakat di dalam desa sampai saat ini secara
diri mereka tidak akan luntur dimakan jaman. Rumah adat Tenganan
Pegringsingan dibangun dari campuran batu merah, batu sungai, dan tanah.
Sementara atapnya terbuat dari tumpukan daun rumbi. Rumah adat yang ada
memiliki bentuk dan ukuran yang relatif sama,dengan ciri khas berupa pintu
masuk yang lebarnya hanya berukuran satu orang dewasa. Ciri lain adalah
dikenalkan kepada adat istiadat dan tradisi dengan cara melibatkan mereka
dalam setiap kegiatan. Orang tua dan para tetua desa selalu memberikan nasihat-
nasihat mengenai apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh seorang
ini dikarenakan orang Tenganan diyakini merupakan keturunan dari para ksatria
kuno yang merupakan “anak buah” dari Dewa Indra. Hindu Indra ini merupakan
salah satu aliran agama Hindu yang meyakini bahwa Dewa Indra adalah Dewa
Perang yang merupakan Dewa dari Para Dewa. Hindu Indra sendiri merupakan
aliran agama Hindu yang asli berasal dari India, namun seiring zaman, Hindu
Esensi dari agama Hindu Indra tidaklah berbeda dengan Hindu Dharma
(Hindu Bali) yang dianut oleh masyarakat Bali pada umumnya, hanya saja
kepercayaan kepada Dewa Indra ini berpengaruh terhadap adat istiadat desa
yang diyakini berbeda dari tradisi dan adat istiadat Bali pada umumnya.
Penduduk desa ini memiliki tradisi unik dalam merekrut calon pemimpin desa,
salah satunya melalui proses adat mesambar-sabatan biu (perang buah pisang).
Calon prajuru desa di didik menurut adat setempat sejak kecil atau secara
bertahap dan tradisi adat tersebut merupakan semacam tes psikologis bagi calon
pemimpin desa. Pada tanggal yang telah ditentukan menurut sistem penanggalan
setempat (sekitar Juli) akan digelar ngusaba sambah dengan tradisi unik berupa
mageret pandan (perang pandan). Dalam acara tersebut dua pasang pemuda desa
dari bahan umbi-umbian yang akan diolesi pada semua luka hingga mengering
dan sembuh dalam beberapa hari. Tradisi tersebut untuk melanjutkan latihan
perang rutin dan menciptakan warga dengan kondisi fisik serta mental yang
27
Tradisi tersebut berkaitan dengan aliran Dewa Indra sebagai Dewa Perang
untuk menciptakan warganya dengan kondisi fisik dan mental yang kuat dengan
latihan perang rutin yang tidak ada pada sosial budaya di desa lain.
Pada Masa Bali Kuno (periode tahun 800 atau abad ke-VIII) masyarakat
nilai sakral maupun profan. Seperti yang disampaikan oleh bendesa Adat
kepada Tuhan yang bermanifestasi sebagai penguasa hutan. Konsep semacam ini
besar yang berada di kawasan suci memiliki nilai sakral. Seperti masyarakat di
pedesaan yang percaya bahwa beringin adalah tempat tinggal roh-roh halus,
hingga tidak jarang ditemukan sesajen, dan diikat menggunakan kain hitam putih
pada pohon beringin yang berada di kawasan suci. Kelangsungan hidup manusia
pohon tertentu harus seizin para pengurus maupun krama desa. Menurut
rumah tangga (kayu api), upacara agama dan lain-lain. Untuk organ dari
tumbuhan yang bisa digunakan yaitu akar, batang, daun, buah dan bunga
Sejak Masa Bali Kuno hingga saat ini tumbuh-tumbuhan memiliki nilai
Bali Kuno merupakan tumbuh-tumbuhan yang memiliki nilai penting, baik itu
bagi raja, tokoh agama, tabib serta tokoh masyarakat lainnya, oleh karena itu
setempat (desa, kala, patra). Prasasti yang dijadikan objek pada penelitian ini
Buwahan A Śaka 916, prasasti Ujung Pura Dalem Śaka 932, prasasti Abang
Pura Batur A Śaka 933, prasasti Batuan Śaka 944, prasasti Sawan Śaka 945,
prasasti Tengkulak A Śaka 945, prasasti Dawan Śaka 975, prasasti Belantih A
Śaka 980, prasasti Sawan B Śaka 987, prasasti Sembiran A Śaka 987, prasasti
Sukawati A (tanpa angka tahun), prasasti Pandak Badung Śaka 993, prasasti
Klungkung A Śaka 994, prasasti Sawan A Śaka 995, prasasti Srokadan B Śaka
29
999, prasasti Julah Tengah (tanpa angka tahun), prasasti Klandis (tanpa angka
Berdasarkan hasil analisis ahli aksara pada 18 prasasti Masa Bali Kuno
Tabel 2.1
Daftar Spesies Tumbuhan dalam 18 Prasasti Masa Bali Kuno Abad X-XI M
NAMA LOKAL
NO Bahasa Nama Ilmiah
Pada Prasasti Bahasa Bali Indonesia
Abad X-XI Kepara
1 Atak Kacang Ijo Kacang hijau Phaseolus radiatus
Roxb.
2 Bawang Bawang Bawang merah Allium cepa var.
ascalonicum L.
3 Bodhi Ancak Bodi Ficus rumphii Blume
4 Cabya Tabia Cabai Capsicum frutescens L.
5 Camalagi Celagi Asam Tamarindus indica L.
6 Camara Camara Camara Casuarina junghuniana
L.
7 Duryyan Duren Durian Durio zibethinus Adans
8 Hampyal Tiying ampel Bambu ampel Bambusa vulgaris
Schrad.
9 Hano Jaka Enau Arenga pinnata Merr.
10 Jawa Jawawut Jewawut Setaria italic Miq.
11 Jirěk Semage Jeruk Citrus auratium L.
12 Jnahli Jali-jali Jali Coix lacryma-jobi L.
13 Kamiri Tingkih Kemiri Aleurites moluccana
Forst.
14 Kapulaga Kapulaga Kapulaga Amomum compactum
Sol.
15 Katumbar Ketumbah Ketumbar Coriandrum sativum L.
16 Kemukus Tabia bun Kemukus Piper cubeba Vahl.
17 Kesumba - Kesumba Bixa orellana L.
30
NAMA LOKAL
Bahasa
NO Pada Prasasti Bahasa Bali Nama Ilmiah
Indonesia
Abad X-XI Kepara
18 Kpas Gamet, kapas Kapas Gossypium arboreum L.
19 Laktan Ketan Ketan putih Oryza sativa L. var.
forma glutinosa
20 Laktan bang Baas barak Padi merah Oryza sativa
21 Laktan hireng, Injin Ketan hitam Oryza sativa L. var.
injin forma glutinosa
22 Mamangnila Tarum, taum Nila Indigofera
hendecaphylla L.
23 Měndě Mundeh Mundu Garcinia dulcis Kurz.
24 Nangka Nangke Nangka Artocarpus heterophyllus
Forst.
25 Nira Tebu Tebu Saccharum officinarum
L.
26 Nyū Nyuh Kelapa Cocos nucifera L.
27 Pagagan Padi gage Padi gaga Oryza sativa L. var.
Culta
28 Pari Padi Padi Oryza sativa L.
29 Pipakan Jae Jahe Zingiber officinale Mill.
30 Pisang Biu Pisang Musa paradisiaca L.
31 Ptung Tiying Bambu petung Dendrocalamus asper
gelepung Nees
32 Pucang Buah Pinang Areca catechu L.
33 Rangin Dadap Dadap Erythrina variegate L.
34 Rasuna Kesuna Bawang putih Allium sativum L.
35 Ripta Ental Rontal Borassus flabellifer L.
36 Skar kuning Kembang Kasia emas Cassia surattensis L.
kuning
37 Taļs Keladi Talas Colocasia esculenta
Schott
38 Walatu Bandil Rotan Calamus manan Miq.
39 Waringin Bingin Beringin Ficus benjamina L.
40 Wijyan Lenge Wijen Sesamum indicum L.
41 Wuluḥ Tiying buluh Bambu buluh Schizostachyum
brachycladum Nees
42 Waluḥ Waluh Labu merah Cucurbita moschata L.
43 Wungkudu Tibah Mengkudu Morinda citrifolia L.
44 Wunut Bunut Gondang Ficus variegata Blume
45 sedda Base Sirih buah Piper betle L.
Disebutkan bahwa sebelum tahun 1978, hanya tiga orang masyarakat yang pergi
berobat ke dokter di luar Desa, sedangkan sebagian besar lainnya memilih pergi
penelitian dilanjutkan pada tahun 1991 didapati bahwa dari 373 responden, 48 %
% masih tetap memilih berobat ke balian. Hal ini menunjukan bahwa di tengah-
tumbuh-tumbuhan.
eksploratif.
Model Kapuas Hulu oleh Haryanti, E. S., F. Diba dan Wahdina (2015).
area pemetaan yang diambil dari semua perbatasan hutan dan spesies
8. The Diversity of Locally Useful Plants in Batu Ampar Village Near Bukit
Bali yaitu masyarakat Bali Aga dan masyarakat Bali Majapahit. Khusus soroh
Bali Aga, dianggap sebagai Bali Asli. Pada umumnya masyarakat Bali Aga
merupakan salah satu soroh Desa Bali Aga yang ada di Bali, yang merupakan
mereka untuk menjaga kelestarian hutan. Aturan tersebut terdapat dalam awig-
tidak diperkenankan menjual atau memberikan ijuk kepada orang lain. Larangan
ini dibuat bertujuan untuk menjaga dan melestarikan kehidupan pohon enau
sebagai penghasil ijuk. Karena pohon enau sendiri menjadi tumbuhan pokok
yang merupakan salah satu tumbuhan berguna yang ada di hutan Desa Tenganan
sandang, pangan, papan, obat, rumah tangga, dan religius. Tumbuhan berguna
yang ada di dalam hutan Desa Tenganan Pegringsingan, tidak hanya berguna
dari sisi nilai ekonomi, tetapi juga dari sisi budaya, sosial, dan religius.
Tumbuhan Berguna
Teratur
Acak Dominansi Densitas
Kelompok
Gambar 2.4
Bagan Kerangka Berpikir
BAB III
METODE PENELITIAN
Bukit Kangin Desa Tenganan Pegringsingan yang dibagi menjadi tiga Zone yaitu
Zone I terletak di bagian atas hutan Bukit Kangin yang secara geografis terletak
di bagian tengah hutan Bukit Kangin. Zone II secara geografis terletak antara
8028’27”S - 8028’45”S dan 1150 34’9”E - 1150 34’34”E, dan Zone III terletak di
bagian bawah hutan Bukit Kangin, secara geografis Zone III terletak antara
37
38
Waktu pada penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu waktu penelitian
dalam penelitian ini memiliki makna yaitu untuk pendataan seluruh spesies
tumbuhan berguna yang menyusun daerah kajian yang berkaitan dengan pola
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitan inidibagi menjadi dua yaitu aspek ekosistem dan
berguna yang ada di area Hutan Bukit Kangin Desa Bali Aga Tenganan
3.3.2 Sampel
sosiosistem. Aspek ekosistem dalam sampel penelitian ini yaitu faktor edafik,
faktor klimatik, dan spesies tumbuhan berguna yang terdapat pada 65 kuadrat
penelitian di ketiga Zone padaarea Hutan Bukit Kangin Desa Bali Aga Tenganan
dari 3 orang Perangkat Desa, 3 orang Klian Desa, 2 orang Balian, 2 orang Tukang
40
Umum.
tempat di lokasi penelitian yang disebabkan oleh faktor abiotik maupun biotik.
bersangkutan (Wijana, 2016). Pola sebaran secara umum dibagi atas tiga pola
sebaran yakni acak, seragam, dan mengelompok (Wijana, 2014). Lebih lanjut
dinyatakan bahwasebaran secara acak relatif jarang terjadi di alam. Pola sebaran
terdapat di alam. Dalam penelitian ini pola sebaran yang dimaksud adalah sebaran
di masing-masing Zone.
spesies dan kemerataan spesies yang ada di hutan Bukit Kangin Desa Tenganan
Pegringsingan.
3.5.1 Distribusi
dimaksud dalam penelitian ini yaitu sebaran tumbuhan berguna yang terdapat di
System) yang merupakan sistem untuk menentukan posisi dan navigasi secara
global dengan menggunakan satelit. Dalam bidang survei dan pemetaan untuk
lokasi line transek. Posisi yang di peroleh adalah posisi yang benar terhadap
spesies yang diukur adalah densitas dan dominansi dari tumbuhan berguna.
Jika di penggal perkata dari Sosial budaya yang terdiri dari dua kata yaitu
‘sosial’ dan ‘budaya’. Sosial adalah cara tentang bagaimana para individu saling
dari kata bodhya yang artinya pikiran dan akal budi. Budaya juga diartikan
sebagai segala hal yang dibuat manusia berdasarkan pikiran dan akal budinya
manusia berdasarkan pikiran dan akal budinya yang mengandung cinta dan rasa.
Sosial Budaya atau Kebudayaan yang dimaksud disini yaitu sosial budaya
masyarakat Bali Aga Desa Tenganan Pegringsingan salah satu budaya yang ada di
Bali yang belum terpengaruh oleh faktor luar terhadap sosial budaya mereka .
43
juga untuk kepentingan budaya pada suatu kelompok masyarakat lokal. Setiap
dan pengelolaan sumber daya alam sesuai dengan adat dan budayanya (Haryanti,
sebagai tumbuhan yang memiliki nilai guna yang berperan penting dalam
dan wawancara. Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini dibagi menjadi
dua yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan, secara lebih jelasnya yaitu
sebagai berikut.
Tenganan Pegringsingan
44
narasumber.
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat
Tabel 3.1.
Daftar Alat dan Bahan Penelitian
Ekosistem
kanan dan sebelah kiri secara berselang-seling dan berkesinambungan. Hal ini
dilakukan agar spesies tumbuhan berguna yang ada di Bukit Kangin bisa terdata
dilakukan dengan meletakan plot dengan ukuran tertentu yang dilakukan secara
adalah tumbuhan dewasa yang memiliki ukuran diameter 20 cm, dengan ukuran
kuadrat ini juga telah mencakup ukuran kuadrat untuk saplings (pancang, tiang)
Penentuan Zone pada penelitian ini dibagi menjadi tiga tempat penelitian.
Zone I bertempat di bagian atas (puncak) Bukit Kangin, Zone II di bagian tengah
hutan Bukit Kangin, dan Zone III di bagian bawah (lereng) Hutan Bukit Kangin.
Bukit Kangi nDesa Tenganan Pegringsingan dapat dilihat pada Gambar 3.2
24
19 22
Line Transek
(10 m) ...
...
...
Kuadrat 3 3
(20 x 20 m) 3
2 2
2
1 1
1
Gambar 3.2
Peletakan Kuadrat di Lapangan
(Sumber : Wijana, 2018)
Tahapan pengumpulan data dibagi menjadi dua cara yaitu observasi dan
wawancara, adapun kedua cara ini memiliki karakteristik perbedaan aspek yang
ZoneI, Zone II dan Zone III yang telah ditentukan sebelumnya, kemudian dicatat
berguna berbasis sosial budaya Bali Aga masyarakat setempat. Adapun tahap
pengambilan data pada penelitian ini dibagi menjadi dua tahapan yaitu
pengumpulan data aspek ekosistem, dan pengumpulan data aspek sosiositem yang
sampel yang harus diamati secara teliti diantaranya adalah jenis tumbuhan
(nama lokal, nama ilmiah, dan familia), lokasi tumbuhnya (Zone I, Zone II
dan Zone II), dan jumlah individu dari masing-masing spesies. Setelah
spesies tumbuhan berguna yang ada pada ketiga Zone, untuk kemudian
seperti: Nala (2002, 2007); Heyne (1987); dan Steenis (1975, 2006).
disusun dalam tiga pola sebaran yaitu teratur, megelompok, atau acak.
interaksi dinamika yang mungkin ada di antara anggota spesies yang sama.
sedangkan jika hanya ditemukan pada 50% atau dua Zone dari tiga Zone
yang ada maka dapat dikatakan memiliki persebaran sedang, dan apabila
hanya muncul pada satu Zone atau tidak melebihi 33% dari seluruh Zone
dukungan secara deskriptif untuk hasil dari data kuantitatif, dan kualitatif
yang didapat.
orang yang meliputi 3 orang Perangkat Desa, 3 orang Klian Desa, 2 orang Balian,
2 orang Tukang Banten, 2 orang Tukang Kayu, 5 orang Pengerajin, dan 10 orang
sebagai berikut.
1. Komposisi Data
setiap spesies yang hadir di setiap kuadrat dicatat dan disajikan dalam tabel
Tabel 3.2
Tabel Kerja Komposisi Spesies Tumbuhan Secara Umum
Kode Jumlah
NO Nama Lokal Nama Ilmiah
Spesies Individu
1
2
... ... ... ... ...
Tabel 3.3.
Tabel 3.3
Tabel Kerja Komposisi Spesies Tumbuhan Berguna
Berguna
NO NamaLokal Nama Ilmiah
Iya Tidak
1
2
... ... ... ... ...
Setelah diketahui spesies tumbuhan berguna yang ada di Bukit Kangin Desa
Tabel 3.4.
Tabel Kerja Komposisi Kategori Penggunaan Spesies Tumbuhan Berguna
Tabel 3.5.
Tabel Kerja Komposisi Organ Tumbuhan yang Digunakan
(tidak ada) sampai dengan yang berjumlah 5 atau lebih besar dari 5
Tabel 3.6
Tabel Kerja Hasil Pengamatan Pola Distribusi Spesies Tumbuhan Berguna
di Desa Bali Aga Tenganan Pegringsingan.
Selanjutnya dari Tabel 3.6 direkapitulasi seperti disajikan pada Tabel 3.7
Tabel 3.7
Rekapitulasi Densitas Distribusi Spesies Tumbuhan Berguna
54
dimasukkan ke dalam suatu tabel kerja. Dari data yang sudah diperoleh
Tabel 3.8
Tabel Kerja Hasil Pengamatan Keanekaragaman Spesies
Tumbuhan Berguna di Tenganan Pegringsingan
2
Kode Nama Jumlah Diameter Ds Dm
No BA Ds Dm NP
Spesies Spesies Individu Batang Relatif Relatif
55
Keterangan :
BA= Basal Area
Ds = Densitas
Dm = Dominansi
NP = Nilai Penting
Adapun teknik analisis data yang digunakan dari penelitian ini meliputi
Tabel 3.9
Tabel Analisis Poisson dari Data Hasil Pengamatan Spesies Tumbuhan Berguna
3!
M4. e-m
Jumlah individu 4 = x 100
4!
M5. e-m
Jumlah individu 5 = x 100
5!
statistik Sample mean dan Sample Variance. Adapun Sample mean atau rerata
yang dimaksud adalah jumlah dari suatu spesies yang telah diketahui dari
kuadrat, sehingga didapatkan rerata jumlah dari suatu spesies. Sample variance
∑x
Sample Mean ( x́ )=
n
(∑X)2
∑ (X2) – n
V=
n-1
57
Keterangan :
V = Variance
n = Jumlah kuadrat
X = Jumlah kuadrat yang memiliki jumlah individu 1, 2, 3, 4, dan 5.
maka dicari rasio dari sample variance, cara mendapatkan rasio yaitu dengan
membagi sample variance dibagi oleh sample mean, yang mana dengan adanya
Tabel 3.10
Kategori Pola Distribusi Menurut Poison
Setelah mendapatkan hasil dari sample variance dibagi sample mean dari
suatu spesies tumbuhan berguna, berdasarkan Tabel 3.10 dapat diketahui kategori
58
tumbuhan berguna.
BA = (d/2)2 x 3, 1429
Keterangan :
H' = Indeks Keanekaragaman
H' ' = Indeks Keanekaragaman (variasi umum Shannon-Wiener)
N = Jumlah total nilai penting semua spesies
ni = Jumlah nilai penting spesies ke-i
Tabel 3.11
Kisaran Nilai Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener
No Nilai Kategori
1 <1 Keanekaragaman Rendah
2 1–3 Keanekaragaman Sedang
3 >3 Keanekaragaman Tinggi
Hmax=ln S
Keterangan :
H' ' = Indeks Keanekaragaman (variasi umum Shannon-Wiener)
E = Ekuitabilitas (Kemerataan)
Hmax = Diversitas spesies di bawah kondisi ekuitabilitas max
S = Jumlah total spesies dalam komunitas
Tabel 3.12
Kisaran Nilai Indeks Kemerataan (Ekuitabilitas)
No Nilai Kategori
1 < 0,3 Kemerataan Rendah
2 0,3 – 0,6 Kemerataan Sedang
3 > 0,6 Kemerataan Tinggi
S−1
R=
( ln(N ))
Keterangan :
S = Jumlah total spesies dalam komunitas
R = Kekayaan spesies
N = Jumlah total individu teramati
Tabel 3.13
Kisaran Nilai Indeks Kekayaan Spesies
No Nilai Kategori
1 < 3,5 Kekayaan Rendah
2 3,5 – 5,0 Kekayaan Sedang
3 > 5,0 Kekayaan Tinggi
tumbuhan secara umum pada setiap Zone, dan komposisi spesies tumbuhan
4.1.1 Zone I
Lokasi Zone I pada penelitian berlokasi pada altitude di bagian atas Hutan
61
62
Tabel 4.1
Komposisi Spesies Tumbuhan di Zone I
Jumlah Jumlah
No Familia Nama Ilmiah Nama Lokal
udividnI Total
2 Anacardiaceae Dracontomelon 58
Dauh 1
mangiferum Bl.
Mangifera odorata Griff. Pakel 41
Jumlah Jumlah
No Familia Nama Ilmiah Nama Lokal
Individu Total
63
Cempaka
16 Magnoliaceae Michelia alba DC. 16 16
Putih
Sterculia foetida L. Kepuh 1
17 Malvaceae Pterospermum 29
Bayur 28
celebicum Miq.
Lansium domesticum
18 Meliaceae Duku 14 14
Jack
Artocarpus elasticus
Tehep 6
Reinw.
19 Moraceae 28
Artocarpus
Nangka 16
heterophyllus Lam.
Streblus asper Lour. Pungut 6
(2 spesies).
64
masing memiliki jumlah total individu spesies adalah 1 individu. Jumlah spesies
tumbuhan pada masing-masing familia lebih jelasnya disajikan pada Gambar 4.1
Gambar 4.1
Jumlah Spesies Tumbuhan pada Masing-masing Familia pada Zone I Bukit
Kangin Tenganan Pegringsingan
rentangan tertinggi yaitu lima spesies dari familia Anacardiacea dan yang
terendah terdapat 20 familia dengan jumlah spesiesnya hanya satu spesies yaitu
familia Zingiberaceae.
Gambar 4.2
Jumlah Individudari Masing-masing Familia pada Zone I Bukit Kangin
Tenganan Pegringsingan
Berdasarkan data yang tertera pada Gambar 4.2, familia yang memiliki
Pteridaceae (53 individu), dan familia Lygodiaceae (38 individu). Familia dengan
dengan jumlah individu sebanyak 594 individu (55,05%), pisang (53 individu)
(4,91%), paku pidpid (53 individu) (4,91%), pakel (41 individu) (3,79%) dan ata
(38 individu) (3,52%). Dan spesies yang memiliki jumlah individu terendah yaitu
angih, dauh, belalu bali, dan kepuh,yang masing-masing spesies memilki jumlah
Zone I adalah spesies tumbuhan enau. Dengan berdasarkan atas jumlah individu
dari suatu spesies yang paling melimpah, maka pada Zone I dicirikan oleh
Alas Jake.
4.1.2 Zone II
Lokasi Zone II pada penelitian ini berlokasi pada altitude bagian tengah
dari Hutan Bukit Kangin. Zone kedua ini berjarak kurang lebih 20 meter dari
lokasi penelitian pertama (Zone I). Secara geografis Zone II terletak antara
24 kuadrat dengan luas yang sama seperti kuadrat yang ada pada Zone I. Spesies
Tabel 4.2
Komposisi Spesies Tumbuhan di Zone II
Jumlah Jumlah
No Familia Nama Ilmiah Nama Lokal
Individu Total
1 Achariaceae Pangium edule Reinw. Pangi 2 2
Salacca zalacca
2 Aecaceae Salak 1 1
(Gaertn.) Voss
Mangifera odorata
Pakel 18
Griff.
3 Anacardiaceae Mangga 13 34
Mangifera indica L.
Mangifera caesia Jack Wani 3
Cananga odorata
4 Annonaceae (Lam.) Hook.f. & Sandat 5 5
Thomson
Alstonia scholaris (L.)
5 Apocynaceae Pule 15 15
R.Br.
Colocasia esculenta
6 Araceae Talas 19 19
(L.) Schott
Arenga pinnata Merr. Enau 378
7 Arecaceae 395
Cocos nucifera L. Kelapa 17
8 Bombacaceae Durio zibethinus Murr. Durian 17 17
Garcinia mangostana
Manggis 2
L.
9 Clusiaceae Garcinia dulcis 7
Badung 3
(Roxb.) Kurz
Areca catechu L. Pinang 2
10 Dipterocarpaceae Hopea celebica Burck Belalu 12 12
Aleurites moluccanus
Kemiri 4
Willd.
11 Euphorbiaceae 5
Sauropus androgynus
Kayu Manis 1
(L.) Merr.
Inocarpus fagiferus
12 Fabaceae Gatep 3 3
(Parkinson) Fosberg
13 Gnetaceae Gnetum gnemon L. Melinjo 7 7
Planchonia valida
14 Lechytidaceae Kutat 19 19
Blume
15 Leeaceae Leea sp. Gegirang 11 11
Lygodium circinatum
16 Lygodiaceae Ata 37 37
(Burm.) Sw.
68
Cempaka
17 Magnoliaceae 3 3
Michelia alba DC. Putih
Pterospermum
Bayur 33
18 Malvaceae celebicum Miq. 38
Urena lobata L. Pulet 5
Jumlah Jumlah
No Familia Nama Ilmiah Nama Lokal
Individu Total
Lansium domesticum
Duku 8
Jack
Sandoricum koetjape
19 Meliaceae Sentul 5 16
Merr.
Dysoxylum
Majegau 3
densiflorum Miq.
Artocarpus
Nangka 13
heterophyllus Lam.
Streblus asper Lour. Pungut 3
20 Moraceae Artocarpus elasticus 43
Tehep 14
Reinw.
Ficus benjamina L. Beringin 2
Ficus septica Hook Awar-awar 11
21 Musaceae Musa paradisiaca L. Pisang 10 10
Syzygium aqueum
Jambu Air 2
22 Myrtaceae Alston 4
Psidium guajava L. Jambu Biji 1
Syzygium polyanthum
Jangar Ulam 1
Miq.
Baccaurea racemosa
23 Phyllanthaceae Kepundung 5 5
Mull.Arg.
Gigantochloa apus
24 Poaceae Tiing Tali 8 8
Kurz
25 Primulaceae Ardisia humilis Vahl Lempeni 4 4
Nephrolepis multiflora
26 Pteridaceae Paku Pidpid 20 20
(Roxb.) Jarrett
Citrus maxima (Burm.)
Jeruk Bali 1
Merr.
27 Rutaceae 2
Citrus amblycarpa
Jeruk Lemo 1
Ochse
28 Verbenaceae Lantana camara L. Kerasi 3 3
Amomum sp. Ilak 15
29 Zingiberaceae Zingiber aromaticum 25
Gamongan 10
Valeton
Total 46 770
sebanyak 770 individu. Familia dengan jumlah anggota spesies tertinggi berturut-
Myrtaceae (3 spesies).
Gambar 4.3
Gambar 4.3
Jumlah Spesies Tumbuhan pada Masing-masing Familia pada Zone II Bukit
Kangin Tenganan Pegringsingan
rentangan tertinggi yaitu lima spesies adalah dari familia Moraceae dan yang
terendah terdapat 18 familia dengan jumlah spesiesnya hanya satu spesies yaitu
Verbenaceae.
Gambar 4.4
Jumlah Individudari Masing-masing Familia pada Zone II Bukit Kangin
Tenganan Pegringsingan
Berdasarkan data yang tertera pada Gambar 4.4, familia yang memiliki
Aecaceae (1 individu).
(4,80%) dan bayur (33 individu) (4,28%). Dan spesies yang memiliki jumlah
individu terendah yaitu salak, kayu manis, jambu biji, jangar ulam, jeruk bali dan
individu (0,12%).
anggota spesies terbanyak yaitu familia Moraceae. Berdasarkan data di atas dapat
dominan di Zone II ini adalah spesies tumbuhan enau. Seperti halnya pada Zone I,
pada Zone II juga dicirikan oleh spesies tumbuhan enau. Dengan demikian kondisi
Lokasi Zone III pada penelitian ini yaitu terletak di altitude bagian bawah
Hutan Bukit Kangin. Kurang lebih berjarak 10 meter dari pemukiman warga.
Secara geografis Zone III terletak antara 8028’32”S - 8028’21” S dan 115034’7”E –
115034’4”E.
72
Pada Zone III dibentangkan 19 kuadrat dengan luas kuadrat yang sama seperti
kuadrat yang ada di Zone I dan II. Spesies tumbuhan yang terdapat di Zone III
Tabel 4.3
Komposisi Spesies Tumbuhan di Zone III
Jumlah Jumlah
No Familia Nama Ilmiah Nama Lokal
Individu Total
Mangifera caesia Jack Wani 1
Buchanania
1 Anacardiaceae Kepohpoh 11 28
arborescens Blume
Mangifera indica L. Mangga 16
Cananga odorata
(Lam.) Hook.f. & Sandat 5
2 Annonaceae Thomson 16
Annona muricata L. Sirsak 11
Centella asiatica (L.)
3 Apiaceae Pegagan 2 2
Urb.
Alstonia scholaris (L.)
4 Apocynaceae Pule 124 124
R.Br.
Colocasia esculenta
Talas 1
(L.) Schott
5 Araceae Amorphophallus 8
paeoniifolius (Dennst.) Suweg 7
Nicolson
Arenga pinnata Merr. Enau 119
6 Arecaceae 134
Cocos nucifera L. Kelapa 15
Durio zibethinus Murr. Durian 2
7 Bombacaceae Ceiba pentandra (L.) 4
Kapuk 2
Gaertn.
Ananas comosus (L.)
8 Bromeliaceae Nanas 7 7
Merr.
Momordica charantia
9 Cucurbitaceae Pare 1 1
L.
10 Clusiaceae Areca catechu L. Pinang 1 1
11 Dipterocarpaceae Hopea celebica Burck Belalu 4 4
73
Jumlah Jumlah
No Familia Nama Ilmiah Nama Lokal
Individu Total
Sauropus androgynus
12 Euphorbiaceae Kayu Manis 9 9
(L.) Merr.
Tamarindus indica L. Asem 2
13 Fabaceae Gliricidia sepium 10
Gamal 8
(Jacq.) Kunth
14 Lauraceae Persea americana Mill. Alpukat 1 1
Planchonia valida
15 Lechytidaceae Kutat 2 2
Blume
16 Leeaceae Leea sp. Gegirang 7 7
Lygodium circinatum
17 Lygodiaceae Ata 4 4
(Burm.) Sw.
18 Magnoliaceae Michelia alba DC. Cempaka Putih 2 2
Pterospermum
Bayur 127
celebicum Miq.
19 Malvaceae Urena lobata L. Pulet 6 134
Hibiscus tiliaceus L. Waru 1
20 Meliaceae Toona sureni Merr. Suren 1 1
Streblus asper Lour. Pungut 15
Artocarpus elasticus
Tehep 18
Reinw.
Ficus benjamina L. Beringin 2
Ficus septica Hook Awar –awar 6
Ficus quercifolia Bl. Uyah-uyah 9
21 Moraceae Artocarpus altilis 76
Sukun 7
(Parkinson) Fosberg
Ficus glauca
Bunut 1
Dum.Cours.
Artocarpus camansi
Timbul 1
Blanco
Artocarpus
Nangka 17
heterophyllus Lam.
22 Musaceae Musa paradisiaca L. Pisang 9 9
Syzygium aqueum
Jambu Air 1
Alston
23 Myrtaceae 2
Syzygium cumini (L.)
Juwet 1
Skeels
Vanilla planifolia
24 Orchidaceae Vanili 2 2
Andrews
Belimbing
25 Oxalidaceae Averrhoa bilimbi L. 4 4
Wuluh
Pandanus tectorius
26 Pandanaceae Pandan Duri 3 3
B.C. Stone
Piper retrofractum
27 Piperaceae Tabia Bun 3 3
Vahl
74
Jumlah Jumlah
No Familia Nama Ilmiah Nama Lokal
Individu Total
Gigantochloa apus
Tiing Tali 58
Kurz
28 Poaceae 65
Imperata cylindrica
Alang-alang 7
(L.) P.Beauv.
Nephrolepis multiflora
29 Pteridaceae Paku Pidpid 8 8
(Roxb.) Jarrett
30 Rubiaceae Coffea sp. Kopi 13 13
Flacourtia rukam
31 Salicaceae Kem 5 5
Zoll.& Mor.
Nephelium lappaceum
32 Sapindaceae Rambutan 3 3
L.
33 Verbenaceae Lantana camara L. Kerasi 11 11
Zingiber aromaticum
34 Zingiberaceae Gamongan 22 22
Valeton
Total 53 725
yang ditemukan yang ditemukan pada Zone III yaitu 53 spesies, yang termasuk
Gambar 4.5
Jumlah Spesies Tumbuhan pada Masing-masing Familia pada Zone III
Bukit Kangin Tenganan Pegringsingan
rentangan tertinggi yaitu lima spesies dari familia Moraceae dan yang terendah
terdapat 24 familia dengan jumlah spesiesnya yaitu satu spesies dari familia
familia Zingiberaceae.
Jumlah individu dari masing-masing familia pada Zone III di Bukit Kangin
Gambar 4.6
Jumlah Individudari Masing-masing Familia pada Zone III Bukit Kangin
Tenganan Pegringsingan
Berdasarkan data yang tertera pada Gambar 4.6, familia yang memiliki
familia Malvaceae (134 individu), familia Moraceae (76 individu), dan familia
jumlah individu sebesar 127 individu (17,51%), pule (124 individu) (17,10%),
enau (119 individu) (16,41%), dan tiing tali(58 individu) (8%). Dan spesies yang
memiliki jumlah individu terendah adalah wani, talas, pare, pinang, alpukat, waru,
suren, bunut, timbul, jambu air, dan juwet yang masing-masing spesies memilki
anggota spesies terbanyak yaitu familia Moraceae. Berdasarkan data di atas dapat
mendominasi di Zone III. Spesies tumbuhan yang memiliki jumlah individu yang
melimpah untuk di Zone III adalah spesies tumbuhan pule, bayur, dan enau.
Perlu disampaikan bahwa pada Zone III ini merupakan kawasan yang
tumbuhan yang memiliki nilai angker. Tumbuhan yang dipercaya memiliki nilai
angker tersebut, biasanya oleh masyarakat setempat tidak berani untuk ditebang.
bahwa tumbuhan bayur dapat digunakan sebagai bahan papan atau bahan
bangunan bagi masyarakat setempat. Apabila ada salah satu warga (pemuda) yang
mengambil perempuan dari luar desa setempat untuk dijadikan istri, maka pemuda
paling timur dari desa tersebut. Karena mereka sebagai warga yang baru
berkeluarga, maka pada tempat yang baru tersebut, oleh desa setempat dibuatkan
rumah baru. Salah satu bahan bangunannya yang berupa kayu, diambilkan atau
dicarikan di hutan Bukit Kangin. Salah satu kayu yang digunakan adalah kayu
bayur.
Zone III ini. Diakui bahwa walaupun pada Zone III ini didominansi oleh spesies
tumbuhan pule dan bayur, akan tetapi masyarakat setempat tetap menyebutnya
dengan sebutan tradisionalnya yaitu Alas jake. Hal ini berarti pada Zone III dulu
didominasi oleh tumbuhan enau. Karena sautu sebab, tumbuhan enau ini jumlah
78
kuburan.
Hutan Bukit Kangin yang meliputi Zone I, II dan III. Komposisi spesies tumbuhan
yang ada secara keseluruhan pada seluruh Zone tersebut, disajikan pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Komposisi Spesies Tumbuhan Secara Umum di Bukit Kangin Desa Tenganan
Pegringsingan
Berdasarkan data Tabel 4.4, terlihat bahwa total spesies tumbuhan yang
jumlah individu keseluruhan yaitu sebanyak 2.574 individu. Luas area hutan
sebesar 32.565 M2. Berdasarkan kriteria baku dari Menteri Lingkungan Hidup
82
tahun 2004, yang menyatakan tentang kriteria kerapatan hutan, bahwa apabila
dalam luas per hektar hutan terdapat < 1000 pohon (<1000 pohon/Ha) maka
tumbuhan yang ada di area penelitian Bukit Kangin tergolong rendah (hanya 790
pohon/Ha).
Gambar 4.7
Jumlah Spesies Tumbuhan pada Masing-masing Familia di Bukit Kangin
Tenganan Pegringsingan
83
rentangan tertinggi yaitu sembilan spesies dari familia Moraceae dan yang
terendah terdapat 23 familia dengan jumlah spesiesnya hanya satu spesies dari
Gambar 4.8
Jumlah Individu dari Masing-masing Familia di Bukit Kangin Tenganan
Pegringsingan
Berdasarkan data yang tertera pada Gambar 4.8, familia yang memiliki
dengan jumlah individu sebanyak 1.091 individu (42,38%), bayur (188 individu)
(7,30%), dan pule (145 individu) (5,63%). Spesies yang memiliki jumlah
individu terendah adalah salak, angih, dauh, pare, belalu bali, alpukat, waru,
kepuh, suren, bunut, timbul, jambu biji, jangar ulam, juwet masing-masing spesies
anggota spesies terbanyak yaitu familia Moraceae dan spesies yang mendominasi
adalah spesies tumbuhan enau. Dari data tersebut, secara keseluruhan, spesies
tumbuhan yang ada di Bukit Kangin didominasi oleh tumbuhan enau. Dengan
demikian dari sisi jumlah individu, tumbuhan enau menjadi ciri khas dari hutan
memberikan sebutan tradisionalnya untuk hutan Bukit Kangin dengan istilah Alas
Jake.
Tabel 4.5
Komposisi Spesies Tumbuhan Berguna di Hutan Bukit Kangin Desa
Tenganan Pegringsingan
Kode Jumlah
No. Nama Lokal Nama Ilmiah Familia
Spesies Individu
Merr.
Citrus amblycarpa
22 AI Jeruk Lemo Rutaceae 3
Ochse
Syzygium cumini (L.)
23 BR Juwet Myrtaceae 1
Skeels
Sauropus androgynus
24 AZ Kayu Manis Euphorbiaceae 10
(L.) Merr.
Kode Jumlah
No. Nama Lokal Nama Ilmiah Familia
Spesies Individu
25 AA Kelapa Cocos nucifera L. Arecaceae 37
Aleurites moluccanus
26 H Kemiri Euphorbiaceae 30
Willd.
Baccaurea racemosa
27 I Kepundung Phyllanthaceae 21
Mull.Arg.
28 AT Kerasi Lantana camara L. Verbenaceae 14
Planchonia valida
29 AL Kutat Lechytidaceae 38
Blume
Dysoxylum densiflorum
30 AW Majegau Meliaceae 3
Miq.
31 M Mangga Mangifera indica L. Anacardiaceae 38
32 AD Manggis Garcinia mangostana L. Clusiaceae 4
Ananas comosus (L.)
33 BY Nanas Bromeliaceae 7
Merr.
Artocarpus
34 G Nangka Moraceae 46
heterophyllus Lam.
35 C Pakel Mangifera odorata Griff. Anacardiaceae 59
Pandanus tectorius B.C.
36 BB Pandan Duri Pandanaceae 3
Stone
37 E Pangi Pangium edule Reinw. Achariaceae 5
38 P Pinang Areca catechu L. Clusiaceae 11
39 O Pisang Musa paradisiaca L. Musaceae 72
Alstonia scholaris (L.)
40 AG Pule Apocynaceae 145
R.Br.
41 AO Pulet Urena lobata L. Malvaceae 11
42 BH Rambutan Nephelium lappaceum L. Sapindaceae 3
Salacca zalacca
43 AR Salak Aecaceae 1
(Gaertn.) Voss
Artocarpus altilis
44 BK Sukun Moraceae 7
(Parkinson) Fosberg
45 BL Tabia Bun Piper retrofractum Vahl Piperaceae 3
Colocasia esculenta (L.)
46 AK Talas Araceae 54
Schott
Total 46 31 2.249
berguna, jumlah familia spesies tumbuhan berguna ada sebanyak 31 familia yang
87
terdiri dari 46 spesies tumbuhan berguna dengan jumlah total individu spesies
yaitu sebanyak 2.249 individu. Familia yang memiliki jumlah individu tertinggi
adalah familia Arecaceae. Familia dengan jumlah individu terendah adalah familia
A d a p u n s p e
Gambar 4.9
Perbandingan Persentase Spesies Tumbuhan Berguna dengan Spesies Tumbuhan
Non Berguna yang Terdapat pada Bukit Kangin Desa Tenganan Pegringsingan
88
jumlah keseluruhan tumbuhan yang ada di Bukit Kangin tersebut, 2.249 individu
dalam tumbuhan tidak berguna atau tidak dimanfaatkan oleh masyarakat setempat
tumbuhan itu digunakan oleh masyarakat setempat dan 40% yang tidak digunakan
Tabel 4.6
Pemanfaatan Spesies Tumbuhan Berguna
89
37 E + +
38 P + + +
39 O + + + + + + +
40 AG + + +
41 AO + +
42 BH + + +
43 AR + + + +
44 BK + +
45 BL + +
46 AK + +
Total 2 17 13 18 30 2 3 19 24 4 22 2
Keterangan :
Sd = Sandang Pn = Pangan Pp = Papan
Ob = Obat Up = Upacara In = Industri
Ak = Akar Bt = Batang Dn = Daun
Bg = Bunga Bh = Buah Bj = Biji
(+) = Termasuk dalam kategori jenis pemanfaatan dan bagian yang dimanfaatkan
dengan sosial budaya masyarakat setempat yang berorientasi pada Bali Aga Desa
sandang, (2) pangan, (3) papan, (4) obat-obatan, (5) upacara agama, dan (6)
industri.
yaitu enau dengan 4 jenis pemanfaatan yaitu sebagai bahan pangan, papan obat
dan upacara. Kelapa dengan 4 jenis pemanfaatan yaitu sebagai bahan pangan,
papan, obat, dan upacara. Durian dengan 3 jenis pemanfaatan yaitu sebagai bahan
pangan, papan dan upacara. Kemiri dengan 3 jenis pemanfaatan yaitu digunakan
sebagai bahan sandang, upacara dan industri. Nangka dengan 3 jenis pemanfaatan
pemanfaatan yaitu tumbuhan belalu digunakan sebagai bahan papan, belalu bali
digunakan sebagai papan, beringin digunakan sebagai sarana dalam upacara, dauh
dalam upacara, ilak digunakan sebagai sarana dalam upacara, jangar ulam
digunakan sebagai sarana dalam upacara, jeruk lemo digunakan sebagai obat,
kerasi digunakan sebagai obat, kutat digunakan sebagai papan, pandan duri
digunakan sebagai sarana dalam upacara, pangi digunakan sebagai sarana dalam
upacara, puletdigunakan sebagai obat, sukun digunakan sebagai obat, tabia bun
digunakan sebagai sarana dalam upacara, talas digunakan sebagai sarana dalam
upacara.
pangan dan obat, asem digunakan sebagai obat dan upacara, ata digunakan
sebagai upacara dan industri, badung digunakan sebagai pangan dan upacara,
tiing tali digunakan sebagai papan dan upacara, bayur digunakan sebagai papan
dan obat, belimbing wuluhdigunakan sebagai obat dan upacara, cempaka putih
digunakan sebagai papan dan upacara, gamongan digunakan sebagai obat dan
upacara, jambu biji digunakan sebagai pangan dan obat, jeruk balidigunakan
sebagai pangan dan upacara, juwet digunakan sebagai pangan dan obat,
papan dan obat, mangga digunakan sebagai pangan dan papan, manggis
digunakan sebagai pangan dan papan , nanas digunakan sebagai pangan dan
upacara, pakel digunakan sebagai pangan dan upacara, pinang digunakan sebagai
92
obat dan upacara, pisang digunakan sebagai pangan dan upacara, pule digunakan
sebagai obat dan upacara, rambutan digunakan sebagai pangan dan upacara, salak
untuk satu jenis pemanfaatan saja, baik sebagai sandang, pangan, papan, obat,
Tabel 4.7
Rekapitulasi Data Pemanfaatan Tumbuhan di Desa Tenganan Pegringsingan
No Persentase
Jenis Pemanfaatan Tumbuhan Jumlah Jenis
. (%)
1 Industri 2 4
2 Upacara Agama 30 65
3 Obat-obatan 18 39
4 Papan 13 28
5 Pangan 17 37
6 Sandang 2 4
93
(39%), pangan (37%), papan (28%), industri (4%), dan sandang (4%).
yang sudah dipotong-potong dengan ukuran panjang kira-kira 25-30 cm. Seikat
daun pandan ini dipegang oleh tangan kanan, untuk digunakan menggeret tubuh
(menggores badan) lawan atau musuh sampai berdarah (keluar darah dari tubuh
yang digeret). Tangan kiri menggegam tamiang dengan diameter kira-kira 1 meter
dibuat dari anyaman bambu yang kuat sebagai prisai diri untuk mencegah geretan
daun pandan berduri tajam dari musuh (Darmana, 2017). Hal ini berkaitan dengan
pemanfaatan tumbuhan pandan duri dan bambu digunakan untuk upacara agama.
geretan (goresan) pandan dari lawannya atau musuhnya. Luka-luka yang ada pada
bagian tubuh terkena geretan duri daun pandan diobati dengan suatu cairan
(boreh) yang dibuat dari umbi tanaman, seperti lengkuwas (isen) dan kunir
(kunyit). Lengkuwas dan kunir inidiparut dan hasil parutannya dicampur dengan
cuka. Selanjutnya dipulas pada bagian tubuh yang terluka akibat terkena geretan
duri daun pandan. Pada awal pengobatan memang rasa perih sekali, namun tidak
berlangsung lama, setelah obat ramnuan meresap sampai kering, maka bekas-
bekas luka dari mekare-kare (perang pandan) menjadi kering juga, sekaligus
sembuh tanpa ada bekas-bekas luka (Darmana, 2017). Hal tersebut berkaitan
94
untuk tumbuhan bahan borehini tidak ditemukan pada area penelitian di Bukit
Kangin.
pemanfaatan tumbuhan dengan persentase rendah yaitu industri (4%) dan sandang
(4%).
Tabel 4.8
Rekapitulasi Data Bagian Tumbuhan yang Dimanfaatkan
1 Akar 3 7
2 Batang 19 41
3 Daun 24 52
4 Bunga 4 9
5 Buah 22 48
6 Biji 2 4
bagian/organ tumbuhan yang dimanfaatkan yaitu daun (52%), buah (48%), batang
tumbuhan ata, tiing tali, bayur, belalu, belalu bali, cempaka putih, durian, enau,
buluh, beringin, cempaka putih, dauh, durian, enau, jambu biji, jangar ulam, kayu
manis, kelapa, kemiri, kerasi, manggis, pakel, pandan duri, pisang, pule, salak,
sukun, tabia bun, dan talas. Spesies tumbuhan yang dimanfaatkan di bagian
durian, enau, jambu biji, jeruk bali, jeruk lemo, juwet, kelapa, kemiri, kepundung,
mangga, manggis, nanas, nangka, pakel, pangi, pinang, pisang, rambutan, dan
Menurut Darsana (2010) menyatakan bahwa atap rumah yang ada di Desa
Tenganan Pegringsingan dibuat dari daun kelapa. Jika dilihat dari bangunan-
bangunan yang ada pada setiap pekarangan, seperti bangunan Bale Buga yang
96
dengan upacara dewa yadnya. Bale ini rangkanya terbuat dari kayu, dan atapnya
terbuat dari daun kelapa. Bale ini dibangun selalu di sebelah selatan pintu masuk
pekarangan. Bale Tengah, letaknya di pekarangan bagian tengah agak ke utara dan
menghadap ke selatan juga sebagian besar bahannya dari kayu, atapnya terbuat
dari daun alang-alang. Fungsinya sebagai tempat upacara kematian dan tempat
Pegringsingan
berbeda-beda pada Zone I, Zone II, dan Zone III, maka dilakukan analisis sebaran
spesies tumbuhan berguna pada ketiga Zone di Hutan Bukit Kangin, disajikan
Tabel 4.9
Sebaran Spesies Tumbuhan Berguna di Bukit Kangin Desa Tenganan
Pegringsingan
Jumlah
Nama Spesies Tumbuhan Jumlah Individu
No. Total
Lokal Ilmiah Zone I Zone II Zone III
Imperata cylindrica
1 Alang-alang 7 7
(L.) P.Beauv.
Persea americana
2 Alpukat 1 1
Mill.
3 Asem Tamarindus indica L. 2 2
Lygodium circinatum
4 Ata 38 37 4 79
(Burm.) Sw.
Garcinia dulcis
5 Badung 2 3 5
(Roxb.) Kurz
Gigantochloa apus
6 Tiing Tali 10 8 58 76
Kurz
Pterospermum
7 Bayur 28 33 127 188
celebicum Miq.
8 Belalu Hopea celebica Burck 4 12 4 20
9 Belalu Bali Hopea sp. 1 1
Belimbing
10 Averrhoa bilimbi L. 4 4
Wuluh
11 Beringin Ficus benjamina L. 2 2 4
Cempaka
12 Michelia alba DC. 16 3 2 21
Putih
Dracontomelon
13 Dauh 1 1
mangiferum Bl.
Durio zibethinus
14 Durian 15 17 2 34
Murr.
15 Enau Arenga pinnata Merr. 594 378 119 1091
16 Gamongan Zingiber aromaticum 10 22 32
98
Valeton
17 Gegirang Leea sp. 9 11 7 27
18 Ilak Amomum sp. 10 15 25
19 Jambu Biji Psidium guajava L. 1 1
Syzygium polyanthum
20 Jangar Ulam 1 1
Miq.
Citrus maxima
21 Jeruk Bali 2 1 3
(Burm.) Merr.
Citrus amblycarpa
22 Jeruk Lemo 2 1 3
Ochse
Syzygium cumini (L.)
23 Juwet 1 1
Skeels
Sauropus androgynus
24 Kayu Manis 1 9 10
(L.) Merr.
25 Kelapa Cocos nucifera L. 5 17 15 37
Jumlah
Nama Spesies Tumbuhan Jumlah Individu
No. Total
Lokal Ilmiah Zone I Zone II Zone III
Aleurites moluccanus
26 Kemiri 26 4 30
Willd.
Baccaurea racemosa
27 Kepundung 16 5 21
Mull.Arg.
28 Kerasi Lantana camara L. 3 11 14
Planchonia valida
29 Kutat 17 19 2 38
Blume
Dysoxylum
30 Majegau 3 3
densiflorum Miq.
31 Mangga Mangifera indica L. 9 13 16 38
Garcinia mangostana
32 Manggis 2 2 4
L.
Ananas comosus (L.)
33 Nanas 7 7
Merr.
Artocarpus
34 Nangka 16 13 17 46
heterophyllus Lam.
Mangifera odorata
35 Pakel 41 18 59
Griff.
Pandanus tectorius
36 Pandan Duri 3 3
B.C. Stone
37 Pangi Pangium edule Reinw. 3 2 5
38 Pinang Areca catechu L. 8 2 1 11
39 Pisang Musa paradisiaca L. 53 10 9 72
Alstonia scholaris (L.)
40 Pule 6 15 124 145
R.Br.
41 Pulet Urena lobata L. 5 6 11
Nephelium lappaceum
42 Rambutan 3 3
L.
Salacca zalacca
43 Salak 1 1
(Gaertn.) Voss
Artocarpus altilis
44 Sukun 7 7
(Parkinson) Fosberg
45 Tabia Bun Piper retrofractum 3 3
99
Vahl
Colocasia esculenta
46 Talas 34 19 1 54
(L.) Schott
Total 968 685 596 2.249
Berdasarkan data Tabel 4.9, lebih lanjut dianalisis kategori sebaran spesies
tumbuhan berguna yang ada di Bukit Kangin seperti disampaikan pada Tabel 4.10
Tabel 4.10
Kategori Sebaran Spesies Tumbuhan Berguna di Bukit Kangin Tenganan
Pegringsingan
Tabel 4.11
Kategori Persebaran Spesies Tumbuhan Berguna di Bukit Kangin Desa
Tenganan Pegringsingan
Dysoxylum
30 Majegau + Sempit
densiflorum Miq.
31 Mangga Mangifera indica L. + + + Luas
Garcinia mangostana
32 Manggis + + Sedang
L.
Ananas comosus (L.)
33 Nanas + Sempit
Merr.
Artocarpus
34 Nangka + + + Luas
heterophyllus Lam.
Mangifera odorata
35 Pakel + + Sedang
Griff.
Pandanus tectorius
36 Pandan Duri + Sempit
B.C. Stone
37 Pangi Pangium edule Reinw. + + Sedang
38 Pinang Areca catechu L. + + + Luas
39 Pisang Musa paradisiaca L. + + + Luas
spesies luas berjumlah 16 spesies diantaranya yaitu tumbuhan ata, tiing tali,
bayur, belalu, cempaka putih, durian, enau, gegirang, kelapa, kutat, mangga,
beringin, gamongan, ilak, jeruk bali, jeruk lemo, kayu manis, kemiri, kepundung,
belalu bali, belimbing wuluh, dauh, jambu biji, jangar ulam, juwet, majegau,
persebaran luas dan sempit memiliki jumlah anggota spesies yang sama yaitu 16
spesies (35%).
Tabel 4.12
Data Hasil Pengamatan Pola Distribusi Spesies Arenga pinnata Merr. di Bukit
Kangin Desa Tenganan Pegringsingan
15 21 37 28 59 5
16 29 38 10 60 8
17 34 39 19 61 7
18 50 40 21 62 9
19 42 41 16 63 13
20 33 42 18 64 4
21 25 43 19 65 7
22 17 44 23
Selanjutnya, dari Tabel 4.12 direkapitulasi seperti disajikan pada Tabel 4.13
Tabel 4.13
Rekapitulasi Densitas Distribusi Spesies Arenga pinnata Merr.
Jumlah Kuadrat 1 0 0 4 3 57 65
Tabel 4.14
Analisis Poison Data Pola Distribusi Spesies Arenga pinnata Merr.
11,34). Simpulannya adalah spesies Arenga pinnata Merr. terdistribusi secara non
acak. Maka selanjutnya dilakukan uji varian. Hasil uji variannya adalah v/x =
0,131. Hal ini berarti v/x < 1 (0,131 < 1). Berarti spesies Arenga pinnata Merr.
Harapan
2 ( 1−0,0000033 )2
X ,0= =304284,5
0,0000033
( 0−0,000055 )2
1= =0,000055
0,000055
( 0−0,00046 )2
2= =0,00046
0,00046
105
( 4−0,0026 )2
3= =6152,65
0,0026
( 3−0,01090 )2
4= =819,1
0,01090
( 57−0,0366 )2
5= =88533,7
0,0366
Diketahui
= 1509
=(285 + 12 + 12)2
= (309)2 = 95481
309
rerata = =4,75
65
(∑ X )2
V = ∑(x) 2 –
n
n–1
95481
1509−
= 65 = 0,625
64
V 0,625
= = 0,131
X 4,75
dapat dilihat pada Lampiran 3. Hasil analisis terhadap pengukuran pola sebaran
106
Tabel 4.15
Bentuk-bentuk Pola Distribusi Spesies Tumbuhan Berguna di Hutan Bukit Kangin
Desa Tenganan Pegringsingan
No Tipe Pola
Nama Lokal Nama Ilmiah
. Distribusi
1 Enau Arenga pinnata Merr. Teratur
2 Alpukat Persea americana Mill. Acak
3 Belalu Hopea celebica Burck Acak
4 Belalu Bali Hopea sp. Acak
5 Beringin Ficus benjamina L. Acak
6 Dauh Dracontomelon mangiferum Bl. Acak
7 Jambu Biji Psidium guajava L. Acak
No Tipe Pola
Nama Lokal Nama Ilmiah
. Distribusi
8 Jangar Ulam Syzygium polyanthum Miq. Acak
9 Jeruk Bali Citrus maxima (Burm.) Merr. Acak
10 Jeruk Lemo Citrus amblycarpa Ochse Acak
11 Juwet Syzygium cumini (L.) Skeels Acak
12 Salak Syzygium cumini (L.) Skeels Acak
13 Alang-alang Imperata cylindrica (L.) P.Beauv. Mengelompok
14 Asem Tamarindus indica L. Mengelompok
15 Ata Lygodium circinatum (Burm.) Sw. Mengelompok
16 Badung Garcinia dulcis (Roxb.) Kurz Mengelompok
17 Tiing Tali Gigantochloa apus Kurz Mengelompok
18 Bayur Pterospermum celebicum Miq. Mengelompok
19 Belimbing Wuluh Averrhoa bilimbi L. Mengelompok
20 Cempaka Putih Michelia alba DC. Mengelompok
21 Durian Durio zibethinus Murr. Mengelompok
22 Gamongan Zingiber aromaticum Valeton Mengelompok
23 Gegirang Leea sp. Mengelompok
24 Ilak Amomum sp. Mengelompok
107
No Tipe Pola
Nama Lokal Nama Ilmiah
. Distribusi
43 Rambutan Nephelium lappaceum L. Mengelompok
44 Sukun Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg Mengelompok
45 Tabia Bun Piper retrofractum Vahl Mengelompok
46 Talas Colocasia esculenta (L.) Schott Mengelompok
Berdasarkan Tabel 4.15, dapat dilihat bahwa tipe pola distribusi spesies
tumbuhan berguna yang terdapat di Hutan Bukit Kangin memiliki 3 tipe pola
distribusi. Tumbuhan berguna yang memiliki pola distribusi secara teratur yaitu 1
spesies (2%). Spesies tumbuhan berguna yang tergolong ke dalam kategori pola
berguna yang memiliki pola distribusi secara acak sebanyak 11 spesies (24 %).
Spesies tumbuhan yang tegolong ke dalam distribusi secara acak yaitu tumbuhan
108
alpukat, belalu, belalu bali, beringin, dauh, jambu biji, jangar ulam, jeruk bali,
ata, badung, tiing tali, bayur, belimbing wuluh, cempaka putih, durian,
gamongan, gegirang, ilak, kayu manis, kelapa, kemiri, kepundung, kerasi, kutat,
majegau, mangga, manggis, nanas, nangka, pakel, pandan duri, pangi, pinang,
berguna yang ada di Bukit Kangin pola sebaran tertinggi adalah pola sebaran
Shannon-Wiener yang telah disampaikan pada Tabel 3.16. Dari hasil perhitungan
berguna didasarkan atas habitusnya yaitu pohon (20x20 m), anak pohon (10x10
m), dan bibit (1x1 m). Hasil perhitungan indeks keanekaragaman spesies
tumbuhan berguna pada Zona I, II, dan III dapat dilihat pada Lampiran 7, 8 dan 9.
109
dan Kekayaan Spesies tumbuhan berguna dapat dilihat pada Tabel 4.16
Tabel 4.16
Rekapitulasi Nilai Indeks Keanekaragaman, Ekuitabilitas, dan Kekayaan Spesies
Tumbuhan Berguna di Hutan Bukit Kangin Desa Tenganan Pegringsingan
N H" E R
Habitus
o I II III I II III I II III
Bibit 2,4 3,6 1,37 1,03 1,41 1,10
1 2,68 1,83 2,37
(Seedlings) 8 3 7 4 5 4
Anak Pohon 2,5 3,0 0,80 1,16 4,22 2,50
2 2,46 0,82 3,48
(Saplings) 1 7 2 5 3 6
2,2 2,8 0,63 0,76 1,06 2,89 3,04 2,52
3 Pohon (trees) 1,86
1 9 2 6 6 4 5 6
Vegetasi
4 2,87 0,751 5,83
Umum
Keterangan :
H” = Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener
E = Ekuitabilitas (Kemerataan)
R = Kekayaan Jenis
I = Zone I
II = Zone II
III = Zone III
pada Zone I dari tertinggi berturut-turut yaitu habitus bibit dengan nilai indeks
keanekaragaman 2,68, anak pohon 2,46, dan pohon 1,86. Dilihat dari kategori
Nilai indeks kekayaan spesies pada Zone I untuk habitus pohon yaitu
sebesar 2,894, anak pohon sebesar 3,48, dan bibit sebesar 1,104. Berdasarkan nilai
110
individu pada Zone I untuk habitus bibit memiliki indeks sebesar 1,377, anak
pohon sebesar 0,82, pohon sebesar 0,69. Dari data tersebut, dapat disimpulkan
bahwa indeks kemerataan spesies pada Zone I termasuk kriteria tinggi (E>0,6).
lebih rendah bila dibandingkan dengan nilai kekayaan individu. Hal ini berarti
berturut-turut yaitu habitus anak pohon bernilai sebesar 2,51, bibit sebesar 2,48,
dan pohon sebesar 2,21. Dilihat dari kategori indeks keanekaragaman Shannon-
Wiener, indeks keanekaragaman pada Zone II termasuk kategori sedang. Hal ini
beragam.
Nilai indeks kekayaan spesies pada Zone II untuk habitus anak pohon
yaitu sebesar 4,223 yang termasuk ke dalam kriteria kekayaan spesies sedang (R
antara 3,5-0,5), sedangkan untuk habitus pohon ( 3,045), dan bibit (1,83) termasuk
ke dalam kriteria kekayaan spesies rendah (R < 3,5). Nilai indeks kemerataan
spesies pada Zone II untuk bibit bernilai 1,034, anak pohon sebesar 0,802, dan
pohon sebesar 0,766. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa indeks
individu lebih rendah bila dibandingkan dengan nilai kekayaan spesiesnya. Hal
ini berarti kekayaan spesies tumbuhan di Zone II lebih tinggi bila dibandingkan
yaitu habitus bibit memiliki nilai indeks keanekaragaman sebesar 3,63, anak
pohon sebesar 3,07, dan pohon sebesar 2,89. Dilihat dari kategori indeks
keanekaragaman untuk habitus bibit dan anak pohon termasuk ke dalam kategori
Nilai indeks kekayaan spesies pada Zone III untuk habitus pohon yaitu
sebesar 2,37, anak pohon sebesar 2,506, dan bibit sebesar 2,526. Berdasarkan nilai
indeks tersebut, kekayaan spesies tumbuhan pada Zone III termasuk ke dalam
kriteria kekayaan spesies rendah (R < 3,5). Sedangkan, nilai indeks kemerataan
individu pada Zone III yaitu untuk bibit bernilai 1,415, anak pohon sebesar 1,165,
pohon sebesar 1,066. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa indeks
spesies lebih rendah bila dibandingkan dengan nilai kekayaan individunya. Hal
ini berarti kekayaan spesies tumbuhan di Zone III lebih tinggi bila dibandingkan
112
pohon pada Zone I, II, dan III, tampak bahwa terjadi penurunan keanekaragaman
dari habitus bibit sampai dengan tingkat pohon. Berdasarkan data tersebut nampak
bahwa terjadi seleksi alam pada fase pertumbuhan mulai dari bibit menuju ke
Berdasarkan data gabungan Zone I, II, dan II pada Tabel 4.16, dapat
dicermati bahwa nilai indeks keanekaragaman pada vegetasi hutan Bukit Kangin
sedang. Hal ini dapat disimpulkan bahwa komunitas spesies tumbuhan berguna
indeks kekayaan spesies yang tinggi yaitu sebesar 5,83 (R >5,0). Sedangkan nilai
tersebut berarti bahwa tumbuhan berguna yang ada di Bukit Kangin memiliki nilai
kekayaan spesiesnya. Hal ini berarti bahwa jumlah spesies tumbuhan di Bukit
4.5 Data Faktor Edafik dan Klimatik Hutan Bukit Kangin Desa Tenganan
Pegringsingan
bahan organik tanah, sedangkan faktor klimatik meliputi suhu, intensitas cahaya,
kelembaban, dan ketinggian tempat. Adapun data faktor edafik dan klimatik
lingkungan di Bukit Kangin disajikan pada Tabel 4.17. dan Tabel 4.18
Tabel 4.17
Data Edafik di Bukit Kangin Desa Tenganan Pegringsingan
Tabel 4.18
Data Klimatik di Bukit Kangin Desa Tenganan Pegringsingan
Ketinggian Tempat
Suhu Intensitas
Kelembapan
Udara Cahaya
Kuadrat Udara (%)
Altitude (0C) (Lux)
Koordinat
(mdpl)
yang telah dikaji, antara lain yaitu mengenai komposisi spesies tumbuhan, indeks
berguna yang ada di kawasan Hutan Bukit Kangin yang akan diuraikan secara
tumbuhan tersebut ada spesies tertentu yang memiliki jumlah total individu yang
tinggi dari spesies tumbuhan yang lainnya yang memiliki jumlah individu rendah.
tertentu memiliki parameter lingkungan tertentu pula, baik faktor edafik maupun
2.574 individu, dengan luas area hutan 32.565 M 2. Berdasarkan kriteria baku dari
kerapatan hutan, bahwa apabila dalam luas per hektar hutan terdapat < 1000
disimpulkan bahwa kerapatan tumbuhan yang ada di area penelitian Bukit Kangin
matahari dan unsur hara. Dalam hal persaingan unsur hara dan air, kerapatan
sehingga tumbuhan sering mengalami kekurangan unsur hara dan air (Sholeh dan
Djumali, 2007). Bila dikaitkan dengan kondisi Bukit Kangin yang kerapatan
120
tidak terlalu tinggi atau rendah, sehingga tumbuhan tidak akan kekurangan unsur
tumbuhan enau menjadi tumbuhan yang paling dominan ditemukan dengan total
dapat dilihat dari 1) jumlah spesies terbanyak; 2) ukuran diameter batangnya yang
lingkungan yang lebih luas dibandingkan dengan spesies yang lainnya, sehingga
spesies tumbuhan akan memiliki sebaran yang luas. Hal ini sesuai dengan kondisi
di lapangan tampak bahwa tumbuhan enau memiliki kisaran atau sebaran yang
luas. Sehingga hutan Bukit Kangin Desa Tenganan Pegringsingan disebut Alas
Awig-awig ini merupakan suatu norma yang mengatur tatanan sebuah kehidupan
hubungannya Tri Hita Karana yang mengatur hubungan antara manusia dengan
121
pendidikan formal atau non formal tetapi melalui tradisi lokal. Kearifan tersebut
sarat dengan nilai – nilai yang menjadi pegangan, penuntun, petunjuk atau
yang lembab (Lempang, 2012) dan tumbuh secara individu maupun secara
berkelompok (Alam dan Suhartati, 2000). Hampir semua bagian dari pohon enau
bermanfaat dan dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, baik bagian daun,
untuk anting-anting (sumpeng) untuk anak laki-laki, dan sebagai atap pada
adalah Bangunan Suci (Bale Buga) yang ada di setiap rumah dan terletak paling
depan. Bagian tumbuhan enau yang digunakan untuk atap tersebut adalah ijuknya
dan digabungkan dengan daun kelapa pada bagian bawahnya. Hal ini berarti,
Selain itu pohon enau juga sangat penting bagi konservasi lahan dan air.
Pohon enau cukup ideal bagi konservasi lahan. Pohon enau memiliki daun yang
cukup lebat dan batang penuh dibaluti ijuk, maka dapat menahan air hujan yang
langsung jatuh ke tanah sehingga akan mengurangi pengikisan tanah oleh air
hujan. Kemudian enau memiliki akar yang kuat dan dalam, dengan demikian akan
menyanggah terjadinya abrasi jika berada di pinggir sungai (Yuldiati, dkk., 2016).
sebagai pewarna alami untuk kain gringsing. Dalam hal ini tumbuhan kemiri
berperan untuk memberi warna kuning pada kain gringsing. Kemiri tergolong
diameter setinggi dada hingga 90 cm. Kulit batangnya berwarna abu-abu coklat.
Daunnya mudah dikenali dari bentuknya yang khas, umumnya terdiri dari 3–5
helai daun dari pangkal, berselang-seling dan pinggir daun bergelombang. Bagian
atas permukaan daun yang masih muda berwarna putih mengilap seperti perak,
yang kemudian akan berubah warna menjadi hijau tua seiring dengan
berbentuk oval sampai bulat dengan panjang 5–6 cm dan lebar 5–7 cm. Pohon
kemiri banyak djumpai di daerah beriklim hujan tropis, dengan kondisi agak
kering selama musim kemarau. Jenis ini tumbuh subur di daerah tropis yang
pembuatan kain gringsing. Buah kemiri yang sudah masak fisiologis (buah – buah
cincangan kemiri diperas sampai keluar minyak kemudian ditambahkan air abu.
123
sarana upacara dan sebagai kerajinan buatan tangan. Ata digunakan sebagai sarana
tampilannya yang cantik, berbahan alami, hand made serta memiliki kekuatan
yang awet, anyaman Ata selain diproduksi karena fungsinya terdahulu sebagai
produk-produk komersil seperti : tas, tatakan piring dan gelas, kotak tissue,
gentong, cinderamata pernikahan, pot bunga, dan lain-lain yang sangat digemari
temurun, baik dengan menggunakan bahan alami yang tersedia dan diyakini
menghilangkan penyakit.
(Alstonia scholaris (L.) R.Br.) merupakan salah satu tumbuhan berkhasiat obat.
124
Daun pule dikatakan dapat menyembuhkan penyakit malaria. Hal ini sesuai
dengan yang disampaikan oleh Rudiyanto (2015) bahwa pohon pule memiliki
sifat antipiretik, anti malaria, antihipertensi serta anti andenergik dan melancarkan
saluran darah. Penggunaan kandungan ini bisa berasal dari akar, kulit batang ,
daun dan getah pulai. Akarnya juga obat tukak didalam hidung, mengobati koreng
dan borok. Kulit batang pulai bermanfaat untuk mengatasi demam, hipertensi,
dan sakit kulit. Cara penggunaanya adalah dengan merebus kulit batang pulai
yang dicampur dengan bahan lainnya. Air rebusannya itu disaring dan diminum
borok pada hewan, bisul dan kecacingan (kremi). Untuk mengatasi penyakit
tersebut, getahnya dicampurkan dengan bahan lain. Daunnya pun punya manfaat
yang banyak. Dengan merebus daun pulai dan bahan lainnya bisa mengobati
sifilis, beri-beri, sakit usus, cacing, disentri, diare menahun, diabetes dan malaria.
masyarakat yang tinggal di dalam dan sekitar hutan serta melestarikan ilmu
pengetahuan tradisional yang selama ini sudah diwariskan secara turun temurun
ada di Bukit Kangin. Pola distribusi spesies tumbuhan berguna yang ada di Hutan
125
Bukit Kangin secara keseluruhan terdiri dari 3 pola yang berbeda-beda, yaitu
dipengaruhi oleh faktor biotik. Hal ini bisa terjadi dikarenakan adanya
atau biji sehingga membantu proses sebaran spesies tumbuhan menjadi lebih luas
teratur yaitu terdapat 1 spesies (2%) yaitu tumbuhan enau. Barbour et.al. (1987)
nutrientdan ruang.
dulunya merupakan hutan belantara dan pohon enau merupakan tumbuhan yang
pengaturan jarak tumbuh pada fase bibit. Kira-kira jarak pohon satu dengan yang
lainnya kurang lebih berjarak 3- 4 meter. Oleh karena itu, tumbuhan enau
memiliki pola distribusi teratur. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wijana dan
yaitu terdapat 11 spesies (24%) adalah tumbuhan alpukat, belalu, belalu bali,
beringin, dauh, jambu biji, jangar ulam, jeruk bali, jeruk lemo, juwet, dan
salak.Tumbuhan yang memiliki pola distribusi acak dapat disebabkan oleh tidak
saja. Sesuai dengan pernyataan Wijana (2014) menyatakan bahwa dalam pola
acak, lokasi tumbuh tumbuhan sembarangan sehingga tidak memiliki arah dan
posisi terhadap lokasi lain dari jenis yang sama. Disisi lain Djufri (2002)
menyatakan distribusi secara acak bisa juga dipengaruhi oleh faktor luar,
misalnya angin atau dibawa oleh hewan tertentu. Dapat juga disebabkan karena
yang memiliki pola distribusi acak bisa juga disebabkan karena jumlah individu
individu yang bertahan cenderung berukuran besar dan sudah tua. Hal tersebut
Selain memiliki pola sebaran teratur dan acak, terdapat beberapa spesies
tumbuhan berguna lainnya yang ada di Bukit Kangin memiliki pola sebaran
asem, ata, badung, tiing tali, bayur, belimbing wuluh, cempaka putih, durian,
gamongan, gegirang, ilak, kayu manis, kelapa, kemiri, kepundung, kerasi, kutat,
127
majegau, mangga, manggis, nanas, nangka, pakel, pandan duri, pangi, pinang,
pisang, pule, pulet, rambutan, sukun, tabia bun dan talas. Spesies tumbuhan
baik itu berupa buah dan biji dengan pemencaran yang dipengaruhi oleh gravitasi.
Maka benih akan cenderung tumbuh dan berkembang pada wilayah yang dekat
pada beberapa wilayah sesuai dengan keberadaan induknya. Selain itu, faktor
Spesies yang memiliki syarat tumbuh lingkungan yang spesifik hanya akan
mampu tumbuh pada wilayah tertentu saja, sehingga terbentuklah sebaran spesies
128
yang mengelompok di wilayah tersebut (Wijana dan Setiawan (2017); Barbour et.
Variasi jenis atau spesies di antara tumbuhan yang terdapat pada suatu area
vegetasi hutan Bukit Kangin memiliki indek keankearagaman mencapai 2,87 yang
berada pada kondisi yang cukup melimpah (tidak tinggi dan tidak rendah).
Dengan kata lain spesies tumbuhan berguna yang ada di Bukit Kangin cukup
beranekaragam.
Jika dikaji pada masing-masing Zone dalam penelitian ini, pada Zone III
nilai indeks keanekaragaman untuk habitus anak pohon (3,07) dan bibit (3,63)
berarti spesies pada fase bibit dan anak pohon sangat beranekaragam. Tingginya
kawasan tersebut. Suatu jenis yang memiliki tingkat kestabilan yang tinggi
129
spesiesnya.
sangat bergantung pada jumlah spesies dan jumlah individu yang terdapat pada
komunitas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wijana (2016) yang menyatakan
spesies.
Bila dilihat dari hasil rekapitulasi data pada penelitian ini, baik pada data
Zone I, II, III dan vegetasi umum hutan Bukit Kangin. Tampak bahwa nilai indeks
kemerataan individu spesies (ekuitabilitas) lebih kecil dari pada kekayaan spesies,
ditentukan oleh nilai kekayaan spesies. Hal ini berarti bahwa kondisi di area
tertentu pula. Artinya bahwa unsur-unsur hara tanah yang ada di lokasi kajian
atasnya juga tidak merata. Sehingga dari hasil observasi dan analisis, tampak
bahwa komponen kekayaan spesies yang hidup di lokasi kajian cukup tinggi.
dikarenakan adanya spesies yang memiliki jumlah individu yang tinggi atau
spesies dominan dan jumlah individu tidak sama atau tidak merata. Dari
130
pernyataan di atas, hal tersebut sesuai dengan hasil pengamatan yaitu terdapatnya
tumbuhan enau yang mendominasi dengan jumlah individu sebanyak 594 dan 378
individu, sedangkan pada Zone III spesies tumbuhan bayur dengan jumlah
individu sebanyak 127 individu. Dan untuk keseluruhan vegetasi hutan Bukit
Kangin di dominasi oleh spesies tumbuhan enau dengan jumlah individu yaitu
1.091 individu. Maka dari itu Bukit Kangin disebut dengan Alas Jaka.
Faktor edafik dan klimatik tersebut menjadi salah satu penentu kelangsungan
hidup organisme yang hidup di dalam maupun di atas tanah. Faktor edafik dan
klimatik merupakan faktor yang terkait dengan fisiologi dari suatu vegetasi. Nilai
rata-rata faktor edafik yang ada di hutan Bukit Kangin yaitu bahan organik tanah
sebesar 2,88%. Menurut Sarna (2007) bahan organik tanah yang baik untuk
pertumbuhan suatu tanaman adalah sebesar 5%. Maka berdasarkan hal tersebut
vegetasi.
pada kisaran 5-8 untuk menjalankan aktivitas hidupnya Polunin (1990). Polunin
(1990) menyatakan bahwa pH tanah yang tidak terlalu asam dan tidak terlalu basa
131
baik. Hal ini sesuai dengan pH tanah di Bukit Kangin yang memiliki pH rata-rata
yaitu 6 yang berarti bahwa memungkinkan semua jenis tumbuhan bisa tumbuh
(2003), kelengasan tanah yang baik untuk pertumbuhan tubuhan adalah minimal
sebesar 25%. Jadi Kandungan kelengasan tanah masih dapat dikatakan sangat
Menurut Leopold (1964) suhu optimum untuk fotosintesis berkisar antara 100C-
300C. Hal ini berarti bahwa suhu di hutan Bukit Kangin masuk dalam kategori
baik untuk pertumbuhan. Sebaliknya jika suhu lebih rendah atau bahkan lebih
tinggi dari kisaran suhu optimum tersebut, maka terjadi penurunan laju
suatu tempat maka semakin rendah suhu udaranya atau dapat dikatakan suhu
udaraya menjadi semakin dingin, begitu pula sebaliknya jika semakin rendah
keberadaan suatu tempat maka suhu udaranya akan semakin tinggi atau suhu
udaranya dapat dikatakan semakin panas. Perbedaan suhu udara yang disebabkan
132
oleh perbedaan tempat ini tentu akan menentukan keberadaan vegetasi tumbuhan
di suatu wilayah.
yang luas pada seluruh wilayah hutan. Hal ini sesuai dengan rata-rata kelembaban
di Bukit Kangin yaitu 70,6%. Walaupun ada spesies tumbuhan yang hanya
mampu tumbuh pada wilayah yang memiliki kelembaban tertentu (Polunin, 1990)
4.7 Implikasi
sebagai berikut.
PENUTUP
5.1 Simpulan
1. Pola distribusi spesies tumbuhan berguna yang ada di Bukit Kangin Desa
keanekaragaman sedang.
5.2 Saran
Dari simpulan tersebut di atas, ada beberapa saran yang dapat disampaikan
yaitu:
134
135
mengenai kegunaanya.
136
DAFTAR RUJUKAN
Aiyda, N. dan Lagiono. 2015. “Kerapatan dan Pola Distribusi Pohon Kelapa Hijau
(Cocosnucifera) pada Wilayah Tidak Berpenghuni di Desa Bariang”.
Jurnal Pendidikan Hayati, Volume 1, Nomor 3 (Halaman 1)
Alam, S. dan Suhartati. 2000.” Pengusaha Hutan Aren Rakyat di Desa Umpunge
Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng Sulawesi Selatan”. Jurnal
Buletin Penelitian Kehutanan, Vol. 6, No. 2 (Halaman 59-70)
Ariffien, B. A. 2001. Hutan Tropis dan Metode Analisis Hutan. Makasar : BKS-
PTN-INTIM
Baloari, G., R. Linda dan Mukarlina. 2013. “Keanekaragaman Jenis dan Pola
Distribusi Nepenthes spp. di Gunung Semahung Kecamatan Sengah
Temila Kabupaten Landak”. Jurnal Protobiont, Volume 2 (1) : 1-6.
Dayakisni, T., S. Yuniardi. 2003. Psikologi Lintas Budaya. Malang: UMM Press.
Haryanti, E. S., F. Diba dan Wahdina. 2015. “Etnobotani Tumbuhan Berguna oleh
Masyarakat Sekitar Kawasan KPH Model Kapuas Hulu”. Jurnal Hutan
Lestari, Volume 3 (3) : 434-445
Indrawan, M., R. B. Primack dan J. Supriatna. 2007. Biologi Konservasi. Edisi revisi
Jakarta. Yayasan Obor Indonesia.
Karidewi, M. P., S. Ritohardoyo dan L.W. Santosa. 2012. “Desa Adat Tenganan
Pegringsingan dalam Pengelolaan Hutan di Desa Tenganan, Kecamatan
Manggis, Karangasem, Bali”. Fakultas Geografi Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta, IndonesiaVolume 26, Nomor 1.
Keputusa Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 201 Tahun 2004 tentang
Kriteria Baku dan PedomanPenentuan Kerusakan Manggrove. 2004.
Jakarta : Kementerian Lingkungan Hidup RI.
Nala, N. 2007. Usada Bali : Tinjauan Filosofis dan Peranannya dalam Ekowisata.
Dalam Prosiding Seminar Konservasi Tumbuhan Usada Bali dan
Peranannya dalam Mendukung Ekowisata Tahun 2007. Tabanan, Bali :
UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Eka Karya Bali-LIPI
Pusat Bahasa Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga).
Jakarta : Balai Pustaka
Putra, W. I. 2017. Peran Lembaga Adat Paser dalam Pelestarian Nilai-nilai Sosial
Budaya Lokal di Kabupaten Paser Kalimantan Timur. Tesis S-2 Fakultas
Pasca Sarjana Universitas Negeri Makassar
Oktober 2017
Wirabumi, I B.B. 2017. Analisis Pola Sebaran dan Distribusi Tumbuhan Simbol
Tubuh pada Upacara NyiraminBerdasarkan Pendekatan Etnobotani dan
Ekologi di Desa Penglipuran, Bangli. Singaraja : FMIPA UNDIKSHA
Wiryono dan Lipranto. 2013. “The diversity of locally useful species Batu Ampar
village near Bukit Raja Mandara protected forest area in South Bengkulu
District”. Jurnal Manusia dan Lingkungan, Volume 20, Nomor 2,
(Halaman 119-127).
143
LAMPIRAN-LAMPIRAN
144
Kode
No Nama Lokal Nama Ilmiah
Spesies
1 A Enau Arenga pinnata Merr.
2 B Durian Durio zibethinus Murr.
3 C Pakel Mangifera odorata Griff.
4 D Duku Lansium domesticum Jack
5 E Pangi Pangium edule Reinw.
6 F Cempaka Putih Michelia alba DC.
7 G Nangka Artocarpus heterophyllus Lam.
8 H Kemiri Aleurites moluccanus Willd.
9 I Kepundung Baccaurea racemosa Mull.Arg.
10 J Paku Pidpid Nephrolepis multiflora (Roxb.) Jarrett
11 K Jambu Alas Eugenia densiflora (Bl.) DC.
12 L Belalu Hopea celebica Burck
13 M Mangga Mangifera indica L.
14 N Dauh Dracontomelon mangiferum Bl.
15 O Pisang Musa paradisiaca L.
16 P Pinang Areca catechu L.
17 Q Melinjo Gnetum gnemon L.
18 R Bayur Pterospermum celebicum Miq.
19 S Ata Lygodium circinatum (Burm.) Sw.
20 T Pungut Streblus asper Lour.
21 U Gegirang Leea sp.
22 V Belalu Bali Hopea sp.
23 W Tehep Artocarpus elasticus Reinw.
24 X Gatep Inocarpus fagiferus (Parkinson) Fosberg
25 Y Tiing Tali Gigantochloa apus Kurz
26 Z Kepuh Sterculia foetida L.
27 AA Kelapa Cocos nucifera L.
28 AB Wani Mangifera caesia Jack
29 AC Jeruk Bali Citrus maxima (Burm.) Merr.
30 AD Manggis Garcinia mangostana L.
Cananga odorata (Lam.) Hook.f. &
31 AE Sandat
Thomson
32 AF Badung Garcinia dulcis (Roxb.) Kurz
33 AG Pule Alstonia scholaris (L.) R.Br.
34 AH Angih Lannea coromandelica (Houtt) Merr.
35 AI Jeruk Lemo Citrus amblycarpa Ochse
145
Kode
No Nama Lokal Nama Ilmiah
Spesies
36 AJ Jati Tectona grandis L.f.
37 AK Talas Colocasia esculenta (L.) Schott
38 AL Kutat Planchonia valida Blume
39 AM Ilak Amomum sp.
40 AN Jambu Air Syzygium aqueum Alston
41 AO Pulet Urena lobata L.
42 AP Beringin Ficus benjamina L.
43 AQ Lempeni Ardisia humilis Vahl
44 AR Salak Salacca zalacca (Gaertn.) Voss
45 AS Gamongan Zingiber aromaticum Valeton
46 AT Kerasi Lantana camara L.
47 AU Sentul Sandoricum koetjape Merr.
48 AV Jambu Biji Psidium guajava L.
49 AW Majegau Dysoxylum densiflorum Miq.
50 AX Jangar Ulam Syzygium polyanthum Miq.
51 AY Awar-awar Ficus septica Hook
52 AZ Kayu Manis Sauropus androgynus (L.) Merr.
53 BA Kopi Coffea sp.
54 BB Pandan Duri Pandanus tectorius B.C. Stone
55 BC Kem Flacourtia rukam Zoll.& Mor.
56 BD Uyah-uyah Ficus quercifolia Bl.
57 BE Waru Hibiscus tiliaceus L.
Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.)
58 BF Suweg
Nicolson
59 BG Suren Toona sureni Merr.
60 BH Rambutan Nephelium lappaceum L.
61 BI Alpukat Persea americana Mill.
62 BJ Asem Tamarindus indica L.
63 BK Sukun Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg
64 BL Tabia Bun Piper retrofractum Vahl
65 BM Pare Momordica charantia L.
66 BN Kepohpoh Buchanania arborescens Blume
67 BO Gamal Gliricidia sepium (Jacq.) Kunth
68 BP Sirsak Annona muricata L.
69 BQ Bunut Ficus glauca Dum.Cours.
70 BR Juwet Syzygium cumini (L.) Skeels
71 BS Alang-alang Imperata cylindrica (L.) P.Beauv.
72 BT Timbul Artocarpus camansi Blanco
73 BU Belimbing Wuluh Averrhoa bilimbi L.
Spesies
74 BV Kapuk Ceiba pentandra (L.) Gaertn.
75 BW Pegagan Centella asiatica (L.) Urb.
76 BX Vanili Vanilla planifolia Andrews
77 BY Nanas Ananas comosus (L.) Merr.
147
17 0 39 0 61 0
18 0 40 0 62 0
19 0 41 0 63 0
20 0 42 0 64 0
21 0 43 0 65 0
22 0 44 0
12 0 34 8 56 0
13 0 35 0 57 0
14 0 36 0 58 7
15 0 37 0 59 0
16 0 38 0 60 0
17 10 39 0 61 0
18 0 40 0 62 0
19 0 41 0 63 18
20 0 42 0 64 8
21 0 43 0 65 0
22 0 44 0
10 0 32 0 54 0
11 0 33 0 55 0
12 0 34 0 56 0
13 0 35 0 57 0
14 0 36 0 58 0
15 1 37 0 59 0
16 0 38 0 60 0
17 0 39 0 61 0
18 0 40 0 62 0
19 0 41 0 63 0
20 0 42 0 64 0
21 0 43 0 65 0
22 0 44 0
7 3 29 0 51 0
8 0 30 0 52 0
9 1 31 0 53 0
10 0 32 0 54 0
11 0 33 0 55 0
12 2 34 0 56 0
13 2 35 0 57 0
14 0 36 0 58 0
15 1 37 0 59 0
16 1 38 0 60 0
17 0 39 1 61 0
18 0 40 0 62 0
19 0 41 0 63 0
20 1 42 0 64 0
21 0 43 0 65 0
22 0 44 0
20 0 42 0 64 0
21 0 43 0 65 0
22 0 44 0
5 28 27 6 49 3
6 26 28 9 50 3
7 24 29 10 51 3
8 21 30 9 52 3
9 16 31 13 53 8
10 29 32 14 54 12
11 22 33 17 55 4
12 32 34 11 56 8
13 13 35 15 57 7
14 34 36 21 58 11
15 21 37 28 59 5
16 29 38 10 60 8
17 34 39 19 61 7
18 50 40 21 62 9
19 42 41 16 63 13
20 33 42 18 64 4
21 25 43 19 65 7
22 17 44 23
18 0 40 0 62 0
19 0 41 0 63 0
20 0 42 2 64 2
21 0 43 0 65 0
22 0 44 0
3 0 25 0 47 0
4 0 26 2 48 0
5 0 27 0 49 0
6 10 28 0 50 0
7 0 29 0 51 0
8 0 30 0 52 0
9 0 31 0 53 0
10 0 32 1 54 0
11 0 33 0 55 0
12 0 34 0 56 0
13 0 35 0 57 0
14 0 36 0 58 0
15 0 37 0 59 0
16 0 38 0 60 0
17 0 39 0 61 0
18 0 40 0 62 0
19 0 41 0 63 0
20 0 42 0 64 0
21 0 43 2 65 0
22 0 44 3
15 0 37 0 59 0
16 0 38 0 60 0
17 0 39 0 61 0
18 0 40 0 62 0
19 0 41 0 63 0
20 0 42 0 64 0
21 0 43 0 65 0
22 0 44 0
12 0 34 0 56 0
13 0 35 0 57 0
14 0 36 0 58 0
15 0 37 1 59 0
16 0 38 0 60 0
17 0 39 0 61 0
18 0 40 0 62 0
19 0 41 0 63 0
20 0 42 0 64 0
21 0 43 0 65 0
22 0 44 0
10 0 32 0 54 0
11 0 33 0 55 0
12 0 34 1 56 0
13 0 35 2 57 4
14 0 36 2 58 0
15 1 37 0 59 0
16 0 38 0 60 0
17 0 39 0 61 2
18 2 40 0 62 0
19 2 41 2 63 1
20 0 42 0 64 4
21 0 43 0 65 0
22 0 44 0
21 2 43 0 65 0
22 0 44 0
7 0 29 0 51 0
8 0 30 0 52 0
9 0 31 0 53 0
10 0 32 0 54 1
11 0 33 0 55 1
12 0 34 0 56 0
13 0 35 0 57 0
14 0 36 0 58 0
15 0 37 0 59 0
16 0 38 0 60 1
17 0 39 0 61 0
18 0 40 0 62 0
19 0 41 0 63 0
20 0 42 0 64 0
Jumlah Jumlah Jumlah
Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
21 0 43 0 65 0
22 0 44 0
20 0 42 3 64 0
21 0 43 5 65 0
22 1 44 3
5 4 27 0 49 0
6 0 28 0 50 0
7 0 29 0 51 0
8 1 30 2 52 0
9 0 31 0 53 1
10 0 32 0 54 0
11 0 33 1 55 1
12 0 34 0 56 0
13 0 35 0 57 0
14 2 36 1 58 1
15 1 37 0 59 2
Jumlah Jumlah Jumlah
Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
16 0 38 0 60 2
17 0 39 1 61 1
18 0 40 0 62 1
19 0 41 0 63 3
20 0 42 0 64 2
21 0 43 0 65 2
22 0 44 0
18 0 40 1 62 0
19 0 41 0 63 0
20 0 42 0 64 0
21 0 43 0 65 0
22 0 44 0
2 0 24 0 46 2
3 0 25 0 47 2
4 1 26 1 48 0
5 0 27 3 49 0
6 0 28 1 50 0
7 3 29 0 51 0
8 0 30 0 52 0
9 0 31 0 53 0
Jumlah Jumlah Jumlah
Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
10 0 32 0 54 0
11 2 33 0 55 0
12 1 34 0 56 0
13 4 35 0 57 2
14 0 36 0 58 3
15 3 37 0 59 1
16 0 38 0 60 0
17 0 39 2 61 1
18 0 40 0 62 1
19 1 41 0 63 2
20 0 42 0 64 3
21 0 43 3 65 2
22 0 44 0
15 0 37 0 59 0
16 4 38 0 60 0
17 0 39 0 61 0
18 1 40 0 62 0
19 5 41 0 63 0
20 2 42 1 64 0
Jumlah Jumlah Jumlah
Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
21 0 43 3 65 0
22 0 44 2
12 0 34 1 56 0
13 0 35 0 57 0
14 2 36 0 58 0
15 0 37 0 59 0
Jumlah Jumlah Jumlah
Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
16 2 38 0 60 0
17 0 39 0 61 0
18 0 40 0 62 0
19 0 41 1 63 0
20 1 42 0 64 0
21 0 43 0 65 0
22 0 44 0
9 0 31 1 53 0
Jumlah Jumlah Jumlah
Kuadrat Kuadrat Kuadrat
Individu Individu Individu
10 0 32 1 54 0
11 0 33 0 55 0
12 0 34 0 56 0
13 0 35 0 57 0
14 0 36 0 58 0
15 0 37 0 59 2
16 0 38 0 60 0
17 0 39 0 61 0
18 0 40 0 62 0
19 0 41 0 63 0
20 0 42 0 64 2
21 0 43 0 65 0
22 0 44 0
5 0 27 0 49 0
6 0 28 0 50 0
7 0 29 0 51 0
8 0 30 0 52 0
9 0 31 0 53 2
10 0 32 0 54 0
11 0 33 0 55 0
12 0 34 0 56 0
13 0 35 0 57 0
14 0 36 0 58 2
15 0 37 0 59 0
16 0 38 0 60 1
17 0 39 0 61 1
18 0 40 0 62 0
19 0 41 0 63 1
20 0 42 0 64 0
21 0 43 0 65 0
22 0 44 0
18 0 40 0 62 0
19 0 41 0 63 0
20 0 42 0 64 0
21 0 43 0 65 0
22 0 44 0
Harapan
( 64−5 8,23 )2
X2 , 0 = =0,5717
58,23
( 0−6,4053 )2
1= =6,4053
6,4053
( 0−0,3523 )2
2= =0,3523
0,3523
( 0−0,0126 )2
3= =0,0126
0,0126
( 0−0,00036 )2
4= =0,00036
0,00036
( 1−0,0000078 )2
5= =128203,1
0,0000078
Diketahui
∑ (x)2 = (52 x 1)
=(25x1) = 25
(∑x)2 = (5x1)
= (5)2 =25
5
rerata = =0,08
65
(∑ X )2
V = ∑(x) 2 –
n
n–1
25−0,385
= = 0,385
64
V 0,385
= = 4,81
X 0,08
Harapan
2 ( 64−64,03 )2
X ,0= =0,000016
64,03
( 1−0,9605 )2
1= =0,0016
0,9605
( 0−0,0072)2
2= =0,0072
0,0072
( 0−35,86 )2
3= =35,86
35,86
( 0−13,51 )2
4= =13,51
13,51
( 0−4,052 )2
5= =4,052
4,052
Diketahui
∑ (x)2 = (12 x 1)
=(1x1)
=1
(∑x)2 = (1x1)
= (1)2
=1
1
rerata = =0,015
65
(∑ X )2
V = ∑(x) 2 –
n
n–1
1−0,015
= = 0,015
64
187
V 0,015
= =1
X 0,015
Harapan
( 63−48,15 )2
X2 , 0 = =4,5799
48,15
( 2−14,45 )2
1= =10,7268
14,45
( 0−2,167 )2
2= =2,167
2,167
( 0−0,2167 )2
3= =0,2167
0,2167
( 0−0,0163 )2
4= =0,0163
0,0163
( 0−0,0010 )2
5= =0,0010
0,0010
Diketahui
∑ (x)2 = (12 x 2)
=(1x2)
=2
(∑x)2 = (1x2)
=(2)2
=4
2
rerata = =0,30
65
2
2– (∑ X )
V = ∑(x)
n
n–1
2−0,62
= = 1,99
64
V 1,99
= = 6,63
X 0,30
Harapan
( 33−19,19 )2
X2 , 0 = =9,9383
19,19
( 6−23,4116 )2
1= =12,9478
23,4116
( 16−14,2811 )2
2= =0,2071
14,2811
( 5−5,8209 )2
3= =0,1158
5,8209
( 2−1,7751 )2
4= =0,0285
1,7751
( 3−0,4323 )2
5= =15,2511
0,4323
Diketahui
=(15+8+15+32+6)2
= (76)2
= 5776
76
rerata = =1,17
65
(∑ X )2
V = ∑(x) 2 –
n
n–1
190
222−88,862
= = 2,112
64
V 2,112
= = 1,805
X 1,17
Harapan
m2 ( e−m ) 0,0064❑ x 60
Jumlah Individu 2 =. x 65 = =0,1920
2! 2
m3 ( e−m ) 0,000512❑ x 60
Jumlah Individu 3 =. x 65 = =0,0051
3! 6
m4 ( e−m ) 4,096❑ x 60
Jumlah Individu 4 =. x 65 = =10,2404
4! 24
m5 ( e−m ) 3,277❑ x 60
Jumlah Individu 5 =. x 65 = =1,6386
5! 120
( 61−60 )2
X2 , 0 = =0,0167
60
( 3−4,8002 )2
1= =0,6751
4,8002
( 1−3,2688 )2
2= =3,4003
3,2688
( 0−0,0051)2
3= =0,0051
0,0051
( 0−10,2404 )2
4= =10,2404
10,2404
( 0−1,6386 )2
5= =1,6386
1,6386
191
Diketahui
=(4x1) + (1x3)
=7
= (5)2 = 25
5
rerata = =0,08
65
2
2– (∑ X )
V = ∑(x)
n
n–1
7−0,385
= = 0,103
64
V 0,103
= = 1,29
X 0,08
Harapan
( 58−20,17 )2
X2 , 0 = =70,9523
20,17
( 0−23,5989 )2
1= =23,5989
23,5989
( 0−13,8089 )2
2= =13,8089
13,8089
( 0−5,3864 )2
3= =5,3864
5,3864
( 0−1,5752 )2
4= =1,5752
1,5752
( 7−0,3685 )2
5= =119,34
0,3685
Diketahui
∑ (x)2 = (52 x 7)
=(25x7)
= 175
(∑x)2 = (5x7)
= (35)2
= 1225
35
rerata = =0,54
65
(∑ X )2
V = ∑(x) 2 –
n
n–1
193
175−18,85
= = 2,44
64
V 2,44
= = 4,52
X 0,54
Harapan
( 25−3,6124 )2
X2 , 0 = =126,6275
3,6124
( 9−10,4398 )2
1= =0,1986
10,4398
( 5−15,0855 )2
2= =6,7427
15,0855
( 2−14,5338 )2
3= =10,8090
14,5338
( 3−10,5000 )2
4= =5,3571
10,5000
( 21−6,0688 )2
5= =36,7355
6,0688
194
Diketahui
= 620
=(105+ 12+6+10+9)2
= (142)2 = 20164
142
rerata = =2,185
65
(∑ X )2
V = ∑(x) 2 –
n
n–1
620−301,215
= = 4,981
64
V 4,981
= = 2,28
X 2,185
Harapan
( 48−47,674 0 )2
X2 , 0 = =0,0022
47,6740
( 14−14,7789 )2
1= =0,0411
14,7789
( 3−2,2907 )2
2= =0,2196
2,2907
( 0−0,2368 )2
3= =0,2368
0,2368
( 0−0,0184 )2
4= =0,0184
0,0184
( 0−0,0012)2
5= =0,0012
0,0012
Diketahui
=(4x3) + (1x14) = 26
=(6+14)2
= (20)2 = 400
20
rerata = =0,31
65
2– (∑ X )2
V = ∑(x)
n
n–1
196
26−6,154
= = 0,31
64
V 0,31
= =1
X 0,31
Harapan
( 64−64,0323 )2
X2 , 0 = =0,000016
64,0323
( 1−0,9605 )2
1= =0,0016
0,9605
( 0−0,0072)2
2= =0,0072
0,0072
( 0−35,8581 )2
3= =35,8581
35,8581
( 0−13,5081 )2
4= =13,5081
13,5081
197
( 0−4,0522 )2
5= =4,0522
4,0522
Diketahui
∑ (x)2 = (12 x 1)
=(1x1)
=1
(∑x)2 = (1x1)
= (1)2 = 1
1
rerata = =0,015
65
(∑ X )2
V = ∑(x) 2 –
n
n–1
1−0,015
= = 0,015
64
V 0,015
= =1
X 0,015
Harapan
( 63−61,0924 )2
X2 , 0 = =0,0596
61,0924
( 1−3,7877 )2
1= =2,0517
3,7877
( 0−0,1222)2
2= =0,1222
0,1222
( 1−0,0024 )2
3= =414,669
0,0024
( 0−3,7623 )2
4= =3,7623
3,7623
( 0−4,6640 )2
5= =4,6640
4,6640
Diketahui
= (4)2 = 16
4
rerata = =0,062
65
(∑ X )2
V = ∑(x) 2 –
n
n–1
10−0,25
= = 0,152
64
199
V 0,152
= = 2,45
X 0,062
Harapan
( 61−61,0924 )2
X2 , 0 = =0,00014
61,0924
( 4−3,7877 )2
1= =0,0119
3,7877
( 0−0,1222)2
2= =0,1222
0,1222
( 0−0,0024 )2
3= =0,0024
0,0024
( 0−3,7623 )2
4= =3,7623
3,7623
( 0−4,6640 )2
5= =4,6640
4,6640
Diketahui
∑ (x)2 = (12 x 4)
=4
(∑x)2 = (1x4)
= (4)2 = 16
4
rerata = =0,061
65
(∑ X )2
V = ∑(x) 2 –
n
n–1
4−0,25
= = 0,059
64
V 0,059
= =1
X 0,062
Harapan
2 ( 50−47,1996 )2
X ,0= =0,1661
50,66
( 10−15,1039 )2
1= =1,7247
15,1039
( 4−2,4166 )2
2= =1,0374
2,4166
( 1−0,2517 )2
3= =2,2242
0,2517
( 0−0,0205 )2
4= =0,0205
0,0205
( 0−0,0013 )2
5= =0,0013
0,0013
Diketahui
= 35
=(3+8+10)2
=441
21
rerata = =0,323
65
(∑ X )2
V = ∑(x) 2 –
n
n–1
35−6,78
= = 0,440
64
V 0,440
= = 1,362
X 0,323
202
Harapan
2 ( 64−64,0323 )2
X ,0= =0,000016
64,0323
( 1−0,9605 )2
1= =0,0016
0,9605
( 0−0,0072)2
2= =0,0072
0,0072
( 0−35,8581 )2
3= =35,8581
35,8581
( 0−13,5081 )2
4= =13,5081
13,5081
( 0−4,0522 )2
5= =4,0522
4,0522
Diketahui
203
∑ (x)2 = (12 x 1)
=(1x1)
=1
(∑x)2 = (1x1)
= (1)2 = 1
1
rerata = =0,015
65
(∑ X )2
V = ∑(x) 2 –
n
n–1
1−0,015
= = 0,015
64
V 0,015
= =1
X 0,015
Harapan
2 ( 52−38,6437 )2
X ,0= =4,6162
38,6437
( 2−20,0947 )2
1= =16,2938
20,0947
( 3−5,2246 )2
2= =0,9472
5,2246
( 7−0,9017 )2
3= =41,2443
0,9017
( 0−0,1175 )2
4= =0,1175
0,1175
( 1−0,0008 )2
5= =1275,9
0,0008
Diketahui
= 102
= (34)2
= 1156
34
rerata = =0,52
65
(∑ X )2
V = ∑(x) 2 –
n
n–1
205
1156 ❑
102−
= 65 = 1,315
64
V 1,315
= = 2,528
X 0,52
Harapan
( 1−0,0000033 )2
X2 , 0 = =304284,5
0,0000033
( 0−0,000055 )2
1= =0,000055
0,000055
( 0−0,00046 )2
2= =0,00046
0,00046
( 4−0,0026 )2
3= =6152,65
0,0026
( 3−0,01090 )2
4= =819,1
0,01090
206
( 57−0,0366 )2
5= =88533,7
0,0366
Diketahui
=(285 + 12 + 12)2
= (309)2 = 95481
309
rerata = =4,75
65
(∑ X )2
V = ∑(x) 2 –
n
n–1
95481
1509−
= 65 = 0,625
64
V 0,625
= = 0,131
X 4,75
Harapan
( 47−39,82 )2
X2 , 0 = =1,2944
39,82
( 4−19,51 )2
1= =12,3321
19,51
( 14−4,78 )2
2= =17,7807
4,78
( 0−0,7831)2
3= =0,7831
0,7831
( 0−0,0962)2
4= =0,0962
0,0962
( 0−0,0094 )2
5= =0,0094
0,0094
Diketahui
=(4x14) + (1x4)
= 60
= (32)2 = 1024
32
rerata = =0,49
65
208
2– (∑ X )2
V = ∑(x)
n
n–1
60−15,754
= = 0,691
64
V 0,691
= = 1,41
X 0,49
Harapan
( 49−42,71 )2
X2 , 0 = =0,0927
42,71
( 5−17,94 )2
1= =9,3311
17,94
( 11−3,8437 )2
2= =13,3237
3,8437
( 0−0,5267 )2
3= =0,5267
0,5267
209
( 0−0,0552)2
4= =0,0552
0,0552
( 0−0,0046 )2
5= =0,0046
0,0046
Diketahui
=(4x11) + (1x5)
= 49
27
rerata = =0,42
65
(∑ X )2
V = ∑(x) 2 –
n
n–1
49−11,22
= = 0,59
64
V 0,59
= = 1,405
X 0,42
Harapan
( 58−44,45 )2
X2 , 0 = =4,1299
44,45
( 1−16,89 )2
1= =14,9505
16,89
( 2−3,2094 )2
2= =0,4557
3,2094
( 2−0,4075 )2
3= =6,2252
0,4075
( 1−0,0389 )2
4= =23,7495
0,0389
( 1−0,0030 )2
5= =335,4541
0,0030
Diketahui
= 68
20
rerata = =0,31
65
211
2– (∑ X )2
V = ∑(x)
n
n–1
68−6,154
= = 0,97
64
V 0,97
= = 3,129
X 0,31
Harapan
( 64−64,03 )2
X2 , 0 = =0,000016
64,03
( 1−0,9605 )2
1= =0,0016
0,9605
212
( 0−0,0072)2
2= =0,0072
0,0072
( 0−35,86 )2
3= =35,86
35,86
( 0−13,51 )2
4= =13,51
13,51
( 0−4,052 )2
5= =4,052
4,052
Diketahui
∑ (x)2 = (12 x 1)
=(1x1)
=1
(∑x)2 = (1x1)
= (1)2 = 1
1
rerata = =0,015
65
(∑ X )2
V = ∑(x) 2 –
n
n–1
1−0,015
= = 0,015
64
V 0,015
= =1
X 0,015
Harapan
( 64−64,03 )2
X2 , 0 = =0,000016
64,03
( 1−0,9605 )2
1= =0,0016
0,9605
( 0−0,0072)2
2= =0,0072
0,0072
( 0−35,86 )2
3= =35,86
35,86
( 0−13,51 )2
4= =13,51
13,51
( 0−4,052 )2
5= =4,052
4,052
Diketahui
∑ (x)2 = (12 x 1)
=(1x1)
=1
(∑x)2 = (1x1)
= (1)2
214
=1
1
rerata = =0,015
65
(∑ X )2
V = ∑(x) 2 –
n
n–1
1−0,015
= = 0,015
64
V 0,015
= =1
X 0,015
Harapan
( 62−61,83 )2
X2 , 0 = =0,0005
61,83
( 3−3,1 )2
1= =0,0027
3,1
( 0−0,0773 )2
2= =0,0773
0,0773
215
( 0−0,0013 )2
3= =0,0013
0,0013
( 0−16,1015 )2
4= =16,1015
16,1015
( 0−1,6102 )2
5= =1,6102
1,6102
Diketahui
∑ (x)2 = (12 x 3)
=(1x3)
=3
(∑x)2 = (1x3)
= (3)2
=9
3
rerata = =0,05
65
(∑ X )2
V = ∑(x) 2 –
n
n–1
3−0,14
= = 0,05
64
V 0,05
= =1
X 0,05
Harapan
216
2 ( 62−61,83 )2
X ,0= =0,0005
61,83
( 3−3,1 )2
1= =0,0027
3,1
( 0−0,0773 )2
2= =0,0773
0,0773
( 0−0,0013 )2
3= =0,0013
0,0013
( 0−16,1015 )2
4= =16,1015
16,1015
( 0−1,6102 )2
5= =1,6102
1,6102
Diketahui
∑ (x)2 = (12 x 3)
=(1x3)
=3
(∑x)2 = (1x3)
217
= (3)2 = 9
3
rerata = =0,05
65
(∑ X )2
V = ∑(x) 2 –
n
n–1
3−0,14
= = 0,05
64
V 0,05
= =1
X 0,05
Harapan
( 64−64,03 )2
X2 , 0 = =0,000016
64,03
( 1−0,9605 )2
1= =0,0016
0,9605
218
( 0−0,0072)2
2= =0,0072
0,0072
( 0−35,86 )2
3= =35,86
35,86
( 0−13,51 )2
4= =13,51
13,51
( 0−4,052 )2
5= =4,052
4,052
Diketahui
∑ (x)2 = (12 x 1)
=(1x1)
=1
(∑x)2 = (1x1)
= (1)2
=1
1
rerata = =0,015
65
(∑ X )2
V = ∑(x) 2 –
n
n–1
1−0,015
= = 0,015
64
V 0,015
= =1
X 0,015
Harapan
219
2 ( 58−55,95 )2
X ,0= =0,0754
55,95
( 5−8,4 )2
1= =1,376
8,4
( 1−0,6394 )2
2= =0,2034
0,6394
( 1−0,0317 )2
3= =29,5774
0,0317
( 0−0,0012)2
4= =0,0012
0,0012
( 0−0,00037 )2
5= =0,00037
0,000387
Diketahui
= 18
=(3+2+5)2
= (10)2
= 100
10
rerata = =0,15
65
(∑ X )2
V = ∑(x) 2 –
n
n–1
18−1,538
= = 0,257
64
V 0,257
= = 1,713
X 0,15
25. Tumbuhan Kelapa (Cocos nucifera L.)
Harapan
( 49−36,76 )2
X2 , 0 = =4,0763
36,76
( 3−20,95 )2
1= =15,3822
20,95
221
( 9−5,9715 )2
2= =1,5359
5,9715
( 1−1,1346 )2
3= =0,0160
1,1346
( 2−0,1617 )2
4= =20,8928
0,1617
( 1−0,0184 )2
5= =52,2461
0,0184
Diketahui
= 105
37
rerata = =0,57
65
(∑ X )2
V = ∑(x) 2 –
n
n–1
105−21,062
= = 1,312
64
V 1,312
= = 2,302
X 0,57
Harapan
( 51−41,03 )2
X2 , 0 = =2,4208
41,03
( 6−18,87 )2
1= =8,7826
18,87
( 3−4,3413 )2
2= =0,4144
4,3413
( 3−0,6634 )2
3= =8,2304
0,6634
( 1−0,0752 )2
4= =11,3682
0,0752
( 1−0,0070 )2
5= =140,6633
0,0070
Diketahui
= 86
30
rerata = =0,46
65
(∑ X )2
V = ∑(x) 2 –
n
n–1
86−13,846
= = 1,127
64
V 1,127
= = 2,45
X 0,46
Harapan
( 49−47,1996 )2
X2 , 0 = =0,0687
50,66
( 12−15,1039 )2
1= =0,6378
15,1039
( 3−2,4166 )2
2= =0 , 1408
2,4166
224
( 1−0,2517 )2
3= =2,2242
0,2517
( 0−0,0205 )2
4= =0,0205
0,0205
( 0−0,0013 )2
5= =0,0013
0,0013
Diketahui
= 33
21
rerata = =0,32
65
(∑ X )2
V = ∑(x) 2 –
n
n–1
33−6,78
= = 0,409
64
V 0,409
= = 1,278
X 0,32
Harapan
( 56−52,16 )2
X2 , 0 = =0,0276
52,16
( 4−11,48 )2
1= =4,8702
11,48
( 5−1,2624 )2
2= =11,0665
1,2624
( 0−0,0956 )2
3= =0,0956
0,0956
( 0−0,0051)2
4= =0,0051
0,0051
( 0−0,00023 )2
5= =0,00023
0,00023
Diketahui
=(4x5) + (1x4)
= 24
226
= (14)2 = 196
14
rerata = =0,22
65
(∑ X )2
V = ∑(x) 2 –
n
n–1
24−3,015
= = 0,33
64
V 0,33
= = 1,5
X 0,22
Harapan
2 ( 46−36,39 )2
X ,0= =2,5378
36,39
( 8−21,1 )2
1= =8,1331
21,1
227
( 5−17,173 )2
2= =0,2053 w
17,173
( 5−6,1213 )2
3= =12,3072
6,1213
( 0−1,1835 )2
4= =0,1717
1,1835
( 1−0,0200 )2
5= =48,02
0,0200
Diketahui
= 98
=(5+15+10+8)2
= (38)2 = 1444
38
rerata = =0,58
65
(∑ X )2
V = ∑(x) 2 –
n
n–1
98−22,22
= = 1,184
64
V 1,184
= = 2,0414
X 0,58
Harapan
228
2 ( 63−61,83 )2
X ,0= =0,0221
61,83
( 1−3,1 )2
1= =1,4225
3,1
( 1−0,0773 )2
2= =11,0139
0,0773
( 0−0,0013 )2
3= =0,0013
0,0013
( 0−16,1015 )2
4= =16,1015
16,1015
( 0−1,6102 )2
5= =1,6102
1,6102
Diketahui
=5
= (3)2 = 9
229
3
rerata = =0,05
65
(∑ X )2
V = ∑(x) 2 –
n
n–1
5−0,14
= = 0,076
64
V 0,076
= = 1,52
X 0,05
Harapan
( 41−36,39 )2
X2 , 0 = =0,5840
36,39
( 13−21,1 )2
1= =3,1094
21,1
( 9−17,173 )2
2= =1,3537
17,173
230
( 1−6,1213 )2
3= =0,0284
6,1213
( 1−1,1835 )2
4= =3,9958
1,1835
( 1−0,0200 )2
5= =0,0200
0,0200
Diketahui
= 74
=(4+3+18+13)2
= (38)2 = 1444
38
rerata = =0,58
65
(∑ X )2
V = ∑(x) 2 –
n
n–1
74−22,22
= = 0,81
64
V 0,81
= = 1,397
X 0,58
Harapan
( 62−61,21 )2
X2 , 0 = =0,0101
61,21
( 2−3,67 )2
1= =0,7599
3,67
( 1−0,1102 )2
2= =7,1846
0,1102
( 0−0,0022)2
3= =0,0022
0,0022
( 0−3,3056 )2
4= =3,3056
3,3056
( 0−3,9688 )2
5= =3,9688
3,9688
Diketahui
=(4x1) + (1x2)
=6
= (4)2 = 16
4
rerata = =0,06
65
(∑ X )2
V = ∑(x) 2 –
n
n–1
6−0,25
= = 0,089
64
V 0,089
= = 1,48
X 0,06
Harapan
( 64−5 8,23 )2
X2 , 0 = =0,5717
5 8,23
( 0−6,40 )2
1= =6,40
6,40
( 0−0,3523 )2
2= =0,3523
0,3523
233
( 0−0,0126 )2
3= =0,0126
0,0126
( 0−0,0004 )2
4= =0,0004
0,0004
( 1−0,000008 )2
5= =124998
0,000008
Diketahui
∑ (x)2 = (52 x 1)
=(25x1) = 25
(∑x)2 = (5x1)
= (5)2 =25
5
rerata = =0,08
65
(∑ X )2
V = ∑(x) 2 –
n
n–1
25−0,385
= = 0,385
64
V 0,385
= = 4,81
X 0,08
Harapan
( 41−32,28 )2
X2 , 0 = =2,3555
32,28
( 10−22,59 )2
1= =7,0167
22,59
( 7−7,9081 )2
2= =0,1043
7,9081
( 6−1,8452 )2
3= =9,3552
1,8452
( 1−0,3229 )2
4= =1,4198
0,3229
( 0−0,0452)2
5= =0,0452
0,0452
Diketahui
= 108
=(4 + 18+14+10)2
= (46)2
235
= 2116
46
rerata = =0,70
65
(∑ X )2
V = ∑(x) 2 –
n
n–1
108−32,55
= = 1,178
64
V 1,178
= = 1,682
X 0,70
Harapan
( 42−26,16 )2
X2 , 0 = =9,5911
26,16
( 6−23,81 )2
1= =13,3219
23,81
236
( 6−10,8332 )2
2= =2,1563
10,8332
( 4−3,2836 )2
3= =0,1563
3,2836
( 6−0,7468 )2
4= =36,9524
0,7468
( 1−0,1361 )2
5= =5,4836
0,1361
Diketahui
= 187
= (59)2
= 3481
59
rerata = =0,907
65
(∑ X )2
V = ∑(x) 2 –
n
n–1
3481❑
187−
= 65 = 2,085
64
V 2,085
= = 2,298
X 0,907
237
Harapan
( 64−62,06 )2
X2 , 0 = =0,0606
62,06
( 0−2,8674 )2
1= =2,8674
2,8674
( 0−0,0652)2
2= =0,0652
0,0652
( 1−0,0010 )2
3= =998,001
0,0010
( 0−0,000013 )2
4= =0,000013
0,000013
( 0−0,00000011 )2
5= =0,00000011
0,00000011
Diketahui
=(9x1)
238
=9
(∑x)2 = (3x1)
= (3)2 = 9
3
rerata = =0,05
65
(∑ X )2
V = ∑(x) 2 –
n
n–1
9−0,0923
= = 0,14
64
V 0,14
= = 2,8
X 0,05
Harapan
2 ( 61−60,61 )2
X ,0= =0,0025
60,61
( 3−4,2424 )2
1= =0,3638
4,2424
( 1−0,1485 )2
2= =4,8825
0,1485
( 0−0,0034 )2
3= =0,0034
0,0034
( 0−6,0631 )2
4= =6,0631
6,0631
( 0−0,8488 )2
5= =0,8488
0,8488
Diketahui
=7
=(2+3)2= 25
5
rerata = =0,076
65
(∑ X )2
V = ∑(x) 2 –
n
n–1
7−0,384
= = 0,103
64
V 0,103
= = 1,355
X 0,076
240
Harapan
( 58−55,72 )2
X2 , 0 = =0,0932
55,72
( 4−8,6 )2
1= =2,4604
8,6
( 3−0,6687 )2
2= =8,1276
0,6687
( 0−0,0371)2
3= =0,0371
0,0371
( 0−0,0014 )2
4= =0,0014
0,0014
( 0−4,0222 )2
5= =4,0222
4,0222
Diketahui
= (4x3) + (1x4)
241
= 16
10
rerata = =0,154
65
(∑ X )2
V = ∑(x) 2 –
n
n–1
16−1,54
= = 0,226
64
V 0,226
= = 1,468
X 0,154
Harapan
2 ( 52−22,52 )2
X ,0= =38,5910
22,52
242
( 3−23,87 )2
1= =18,2470
23,87
( 2−12,6559 )2
2= =8,9719
12,6559
( 1−4,4701 )2
3= =2,6938
4,4701
( 2−1,1841 )2
4= =0,5621
1,1841
( 5−0,2515 )2
5= =89,6550
0,2515
Diketahui
= 177
43
rerata = =0,66
65
2– (∑ X )2
V = ∑(x)
n
n–1
177−28,45
= = 2,321
64
V 2,321
= = 3,517
X 0,66
243
Harapan
2 ( 37−6,99 )2
X ,0= =128,8412
6,99
( 4−15,59 )2
1= =8,6162
15,59
( 6−17,3784 )2
2= =7,4499
17,3784
( 4−12,9185 )2
3= =6,1570
12,9185
( 3−7,2018 )2
4= =2,4515
7,2018
( 11−3,2121 )2
5= =18,8822
3,2121
Diketahui
244
= 387
95
rerata = =1,462
65
(∑ X )2
V = ∑(x) 2 –
n
n–1
387−138,85
= = 3,88
64
V 3,88
= = 2,65
X 1,462
Harapan
2 ( 58−54,84 )2
X ,0= =0,1820
54,84
( 3−9,3225 )2
1= =4,2879
9,3225
( 4−0,7924 )2
2= =12,9842
0,7924
( 0−0,0449 )2
3= =0,0449
0,0449
( 0−0,0019 )2
4= =0,0019
0,0019
( 0−0,000065 )2
5= =0,000065
0,000065
Diketahui
= (4x4) + (1x3)
= 19
= (11)2
= 121
11
rerata = =0,17
65
(∑ X )2
V = ∑(x) 2 –
n
n–1
19−1,862
= = 0,27
64
246
V 0,27
= = 1,59
X 0,17
Harapan
( 63−61,83 )2
X2 , 0 = =0,0221
61,83
( 1−3,1 )2
1= =1,4225
3,1
( 1−0,0773 )2
2= =11,0139
0,0773
( 0−0,0013 )2
3= =0,0013
0,0013
( 0−16,1015 )2
4= =16,1015
16,1015
( 0−1,6102 )2
5= =1,6102
1,6102
Diketahui
=(4x1) + (1x1)
=5
=(2+1)2= (3)2 = 9
3
rerata = =0,05
65
2– (∑ X )2
V = ∑(x)
n
n–1
5−0,14
= = 0,76
64
V 0,76
= = 15,2
X 0,05
Harapan
( 64−64,03 )2
X2 , 0 = =0,000016
64,03
( 1−0,9605 )2
1= =0,0016
0,9605
( 0−0,0072)2
2= =0,0072
0,0072
( 0−35,86 )2
3= =35,86
35,86
( 0−13,51 )2
4= =13,51
13,51
( 0−4,0522 )2
5= =4,0522
4,0522
Diketahui
∑ (x)2 = (12 x 1)
=(1x1)
=1
(∑x)2 = (1x1)
= (1)2 = 1
1
rerata = =0,015
65
2– (∑ X )2
V = ∑(x)
n
n–1
249
1−0,015
= = 0,015
64
V 0,015
= =1
X 0,015
Harapan
( 60−5 8,23 )2
X2 , 0 = =0,0538
5 8,23
( 3−6,40 )2
1= =1,806
6,40
( 2−0,3523 )2
2= =7,7062
0,2523
( 0−0,0126 )2
3= =0,0126
0,0126
( 0−0,0004 )2
4= =0,0004
0,0004
( 1−0,000008 )2
5= =0,000008
0,000008
250
Diketahui
=(4x2) + (1x3) = 11
=(4+3)2= (7)2 = 49
7
rerata = =0,11
65
2– (∑ X )2
V = ∑(x)
n
n–1
11−0,754
= = 0,1601
64
V 0,1601
= = 1,46
X 0,11
Harapan
( 62−61,83 )2
X2 , 0 = =0,0005
61,83
( 3−3,1 )2
1= =0,0032
3,1
( 0−0,0773 )2
2= =0,0773
0,0773
( 0−0,0013 )2
3= =0,0013
0,0013
( 0−16,1015 )2
4= =16,1015
16,1015
( 0−1,6102 )2
5= =1,6102
1,6102
Diketahui
∑ (x)2 = (12 x 3)
=(1x3)
=3
(∑x)2 = (1x3)
= (3)2
=9
3
rerata = =0,046
65
(∑ X )2
V = ∑(x) 2 –
n
n–1
252
3−0,14
= = 0,05
64
V 0,05
= = 1,086
X 0,046
Harapan
( 41−28,34 )2
X2 , 0 = =5,6554
28,34
( 9−23,34 )2
1= =8,8104
23,34
( 6−9,7628 )2
2= =1,4502
9,7628
( 5−2,7020 )2
3= =1,9544
2,7020
253
( 2−0,3248 )2
4= =8,64007
0,3248
( 2−0,0931 )2
5= =39,0576
0,0931
Diketahui
= 160
=(10+8+ 15+12+9)2
= (54)2
= 2916
54
rerata = =0,83
65
(∑ X )2
V = ∑(x) 2 –
n
n–1
160−44,862
= = 1,799
64
V 1,799
= = 2,17
X 0,83
254
tumbuhan
0 1 0 0,0000033 304284,5
1 0 0 0,000055 0,000055
2 0 0 0,00046 0,00046
3 4 12 0,0026 6152,65
4 3 12 0,0109 819,1
5 57 1067 0,0366 88533,7
2
Total 65 1091 ∑X = 399789,96
0 58 0 44,45 4,1299
1 1 1 16,89 14,9505
2 2 4 3,2094 0,4557
3 2 6 0,4075 6,2252
4 1 4 0,0389 23,7495
5 1 10 0,0030 335,4541
Total 65 25 ∑X2 = 384,9649
0 64 0 64,03 0,000016
1 1 1 0,9605 0,0016
2 0 0 0,0072 0,0072
3 0 0 35,86 35,86
4 0 0 14 13,51
5 0 0 4,0522 4,0522
Total 65 1 ∑X2 =53,43102
21. Tumbuhan Jeruk Bali (Citrus maxima (Burm.) Merr.)
Jumlah Pengamatan Harapan jumlah X2 = (Pengamatan – Harapan)2
tumbuhan per jumlah kuadrat kudrat dengan X
kuadrat dengan X tumbuhan
Harapan
tumbuhan
0 62 0 61,83 0,0005
261
1 3 3 3,1 0,0027
2 0 0 0,0773 0,0773
3 0 0 0,0013 0,0013
4 0 0 16,1015 16,1015
5 0 0 1,6102 1,6102
Total 65 3 ∑X2 = 17,7935
2 1 2 0,6394 0,2034
3 1 3 0,0317 29,5774
4 0 0 0,0012 0,0012
5 0 0 0,000037 0,000037
Total 65 10 ∑X2 = 31,2333
4 0 0 0,0205 0,0205
5 0 0 0,0013 0,0013
Total 65 21 ∑X2 = 3,0933
0 56 0 52,16 0,0276
1 4 4 11,48 4,8702
2 5 10 1,2624 11,0665
3 0 0 0,0956 0,0956
4 0 0 0,0051 0,0051
5 0 0 0,00023 0,00023
2
Total 65 14 ∑X = 16,06523
5 0 0 1,6102 1,6102
2
Total 65 3 ∑X = 30,17163
V
2 2
No Nama Tumbuhan ∑(X ) (∑X) X V
X
1 Alang-alang 25 25 0,08 0,385 4,81
2 Alpukat 1 1 0,015 0,015 1
3 Asem 2 4 0,3 1,99 6,63
4 Ata 222 5.776 1,17 2,112 1,805
5 Badung 7 25 0,08 0,103 1,29
6 Tiing Tali 175 1.225 0,54 2,44 4,52
7 Bayur 620 20.164 2,185 4,981 2,28
8 Belalu 26 400 0,31 0,31 1
9 Belalu Bali 1 1 0,015 0,015 1
10 Belimbing Wuluh 10 16 0,062 0,152 2,45
11 Beringin 4 16 0,061 0,059 1
12 Cempaka Putih 35 441 0,323 0,44 1,362
13 Dauh 1 1 0,015 0,015 1
14 Durian 102 1.156 0,52 1,315 2,528
15 Enau 1.509 95.481 4,75 0,625 0,131
16 Gamongan 60 1.024 0,49 0,691 1,41
17 Gegirang 49 729 0,42 0,59 1,405
18 Ilak 68 400 0,31 0,97 3,129
19 Jambu Biji 1 1 0,015 0,015 1
20 Jangar Ulam 1 1 0,015 0,015 1
21 Jeruk Bali 3 9 0,05 0,05 1
22 Jeruk Lemo 3 9 0,05 0,05 1
23 Juwet 1 1 0,015 0,015 1
24 Kayu Manis 18 100 0,15 0,257 1,713
25 Kelapa 105 1.369 0,57 1,312 2,302
26 Kemiri 86 900 0,46 1,127 2,45
27 Kepundung 33 441 0,32 0,409 1,278
28 Kerasi 24 196 0,22 0,33 1,5
29 Kutat 98 1.444 0,58 1,184 2,0414
30 Majegau 5 9 0,05 0,076 1,52
31 Mangga 74 1.444 0,58 0,81 1,397
32 Manggis 6 16 0,06 0,089 1,48
33 Nanas 25 25 0,08 0,385 4,81
X
34 Nangka 108 2.116 0,7 1,178 1,682
35 Pakel 187 3.481 0,907 2,085 2,298
36 Pandan Duri 9 9 0,05 0,14 2,8
37 Pangi 7 25 0,076 0,103 1,355
38 Pinang 16 100 0,154 0,226 1,468
39 Pisang 177 1.894 0,66 2,321 3,517
40 Pule 387 9.025 1,462 3,88 2,65
41 Pulet 19 121 0,17 0,27 1,59
42 Rambutan 5 9 0,05 0,76 15,2
43 Salak 1 1 0,015 0,015 1
44 Sukun 11 49 0,11 0,1601 1,46
45 Tabia Bun 3 9 0,046 0,05 1,086
46 Talas 160 2.916 0,83 1,799 2,17
Lampiran 07. Perhitungan Indeks Keanekaragaman Spesies Tumbuhan Berguna Menurut Shannon-Wiener pada Zone I
272
Luas area : 2.200 M2 (Saplings)
Keliling
Kode Jumlah Diameter Basal Area Desitas Dominansi
No. Batang Densitas Dominansi NP H'
Spesies Individu Batang (cm) (cm) Relatif Relatif
(cm)
1 R 6 160 50,955414 2038,22 0,0600 20,38 2,54 0,10 2,65 0,057
2 L 3 200 63,694268 3184,71 0,0300 31,85 1,27 0,16 1,43 0,035
3 F 6 227 72,292994 4102,63 0,0600 41,03 2,54 0,21 2,75 0,059
4 B 5 211 67,197452 3544,67 0,0500 35,45 2,12 0,18 2,30 0,051
5 A 122 4735 1507,9618 1785049,76 1,2200 17850,50 51,69 90,62 142,31 0,242
6 U 5 169 53,821656 2273,96 0,0500 22,74 2,12 0,12 2,23 0,050
7 AM 7 178 56,687898 2522,61 0,0700 25,23 2,97 0,13 3,09 0,064
8 AC 2 40 12,738854 127,39 0,0200 1,27 0,85 0,01 0,85 0,023
9 AI 2 48 15,286624 183,44 0,0200 1,83 0,85 0,01 0,86 0,023
10 AA 3 129 41,082803 1324,92 0,0300 13,25 1,27 0,07 1,34 0,034
11 H 6 260 82,802548 5382,17 0,0600 53,82 2,54 0,27 2,82 0,060
12 I 6 204 64,968153 3313,38 0,0600 33,13 2,54 0,17 2,71 0,058
13 AL 2 70 22,292994 390,13 0,0200 3,90 0,85 0,02 0,87 0,024
14 M 4 176 56,050955 2466,24 0,0400 24,66 1,69 0,13 1,82 0,043
15 AD 2 43 13,694268 147,21 0,0200 1,47 0,85 0,01 0,85 0,023
16 G 2 44 14,012739 154,14 0,0200 1,54 0,85 0,01 0,86 0,023
17 C 8 316 100,63694 7950,32 0,0800 79,50 3,39 0,40 3,79 0,075
273
Keliling
Kode Jumlah Diameter Basal Area Dominans Densitas Dominansi
No. Batang Densitas NP H'
Spesies Individu Batang (cm) (cm) i Relatif Relatif
(cm)
18 P 8 254 80,89172 5136,62 0,0800 51,37 3,39 0,26 3,65 0,073
19 O 33 1318 419,74522 138306,05 0,3300 1383,06 13,98 7,02 21,00 0,237
20 AG 4 169 53,821656 2273,96 0,0400 22,74 1,69 0,12 1,81 0,043
TOTAL 236 8951 2850,63 1969872,5 2,3600 19698,73 100,00 100,00 200,00 1,299
H” 2,46
Kemelimpahan 0,82
Kekayaan Jenis 3,48
274
Jumlah Keliling Diameter
No Basal Area Densita Dominansi
Kode Spesies Individ Batang Batang Densitas Dominansi NP H'
. (cm) s Relatif Relatif
u (cm) (cm)
8 B 5 899 286,3057 64347,21 0,0125 160,87 0,99 0,11 1,10 0,029
164,8
A
9 343 27118 8636,306 58549834,71 0,8575 146374,59 68,19 96,68 7 0,159
10 AA 2 153 48,72611 1863,77 0,0050 4,66 0,40 0,00 0,40 0,012
11 H 20 2080 662,4204 344458,60 0,0500 861,15 3,98 0,57 4,54 0,086
12 I 10 746 237,5796 44308,60 0,0250 110,77 1,99 0,07 2,06 0,047
13 AL 15 1851 589,4904 272786,70 0,0375 681,97 2,98 0,45 3,43 0,070
14 M 5 507 161,465 20465,68 0,0125 51,16 0,99 0,03 1,03 0,027
15 G 14 1374 437,5796 150308,60 0,0350 375,77 2,78 0,25 3,03 0,063
16 C 33 2815 896,4968 630909,63 0,0825 1577,27 6,56 1,04 7,60 0,124
17 E 3 191 60,82803 2904,54 0,0075 7,26 0,60 0,00 0,60 0,017
18 O 20 1410 449,0446 158288,22 0,0500 395,72 3,98 0,26 4,24 0,082
19 AG 2 814 259,2357 52754,46 0,0050 131,89 0,40 0,09 0,48 0,015
200,0
TOTAL 503 43755 13934,7 60559106 1,2575 151397,77 100,00 100,00 0 0,9
H” 1,86
Kemelimpahan 0,632
Kekayaan Jenis 2,894
275
Lampiran 08. Perhitungan Indeks Keanekaragaman Spesies Tumbuhan Berguna Menurut Shannon-Wiener pada Zone II
Keliling Diameter
No Jumlah Basal Dominans Densitas Dominansi
Kode Spesies Batang Batang Densitas NP H'
. Individu Area (cm) i Relatif Relatif
(cm) (cm)
129,61783
1 A 120 407 4 13188,61 120,00 13188,61 50,85 88,09 138,93 0,253
3,0254777
2 G 3 9,5 1 7,19 3,00 7,19 1,27 0,05 1,32 0,033
20,700636
3 R 19 65 9 336,39 19,00 336,39 8,05 2,25 10,30 0,153
13,264331
4 S 37 41,65 2 138,11 37,00 138,11 15,68 0,92 16,60 0,207
5,7643312
5 U 4 18,1 1 26,08 4,00 26,08 1,69 0,17 1,87 0,044
33,439490
6 AK 19 105 4 877,79 19,00 877,79 8,05 5,86 13,91 0,185
13,853503
7 AM 15 43,5 2 150,66 15,00 150,66 6,36 1,01 7,36 0,122
3,2165605
8 AO 5 10,1 1 8,12 5,00 8,12 2,12 0,05 2,17 0,049
9 AS 10 54 17,197452 232,17 10,00 232,17 4,24 1,55 5,79 0,103
276
2
2,5796178
10 AT 3 8,1 3 5,22 3,00 5,22 1,27 0,03 1,31 0,033
1,5923566
11 AZ 1 5 9 1,99 1,00 1,99 0,42 0,01 0,44 0,013
TOTAL 236 766,95 244,25159 14972,329 236,00 14972,33 100,00 100,00 200,00 1,19
H” 2,48
Kemelimpahan 1,034
Kekayaan Jenis 1,830
Keliling Diameter
Jumlah Basal Densita Desitas Dominansi
No. Kode Spesies Batang Batang Dominansi NP H'
Individu Area (cm) s Relatif Relatif
(cm) (cm)
1 A 97 2968 945,22293 701355,41 0,9700 7013,55 53,01 92,81007 145,82 0,230
2 B 5 186 59,235669 2754,46 0,0500 27,54 2,73 0,36450 3,10 0,065
3 C 3 104 33,121019 861,15 0,0300 8,61 1,64 0,11396 1,75 0,042
4 E 2 100 31,847134 796,18 0,0200 7,96 1,09 0,10536 1,20 0,031
5 G 4 169 53,821656 2273,96 0,0400 22,74 2,19 0,30091 2,49 0,055
6 I 2 101 32,165605 812,18 0,0200 8,12 1,09 0,10748 1,20 0,031
7 M 8 344 109,55414 9421,66 0,0800 94,22 4,37 1,24676 5,62 0,100
8 O 9 401 127,70701 12802,63 0,0900 128,03 4,92 1,69417 6,61 0,113
9 P 2 53 16,878981 223,65 0,0200 2,24 1,09 0,02960 1,12 0,029
277
10 R 7 198 63,057325 3121,34 0,0700 31,21 3,83 0,41305 4,24 0,082
11 U 7 167 53,184713 2220,46 0,0700 22,20 3,83 0,29383 4,12 0,080
12 Y 5 72 22,929936 412,74 0,0500 4,13 2,73 0,05462 2,79 0,060
13 AA 10 293 93,312102 6835,11 0,1000 68,35 5,46 0,90449 6,37 0,110
14 AC 1 15 4,7770701 17,91 0,0100 0,18 0,55 0,00237 0,55 0,016
15 AD 2 49 15,605096 191,16 0,0200 1,91 1,09 0,02530 1,12 0,029
16 AF 1 30 9,5541401 71,66 0,0100 0,72 0,55 0,00948 0,56 0,016
17 AG 10 355 113,05732 10033,84 0,1000 100,34 5,46 1,32777 6,79 0,115
18 AI 1 24 7,6433121 45,86 0,0100 0,46 0,55 0,00607 0,55 0,016
19 AL 2 72 22,929936 412,74 0,0200 4,13 1,09 0,05462 1,15 0,030
20 AR 1 40 12,738854 127,39 0,0100 1,27 0,55 0,01686 0,56 0,017
Keliling Diameter
Jumlah Basal Densita Densita Dominansi
No. Kode Spesies Batang Batang Dominansi NP H'
Individu Area (cm) s s Relatif Relatif
(cm) (cm)
21 AV 1 34 10,828025 92,04 0,0100 0,92 0,55 0,01218 0,56 0,016
22 AW 2 96 30,573248 733,76 0,0200 7,34 1,09 0,09710 1,19 0,030
23 AX 1 30 9,5541401 71,66 0,0100 0,72 0,55 0,00948 0,56 0,016
TOTAL 183 5901 1879,299 755688,93 1,8300 7556,89 100,00 100,00 200,00 1,33
H” 2,51
Kemelimpahan 0,802
Kekayaan Jenis 4,223
278
Keliling Diameter
Kode Jumlah Basal Area Densita Desitas Dominansi
No. Batang Batang Dominansi NP H'
Spesies Individu (cm) s Relatif Relatif
(cm) (cm)
1 A 161 12326 3925,477707 12096359,55 0,4025 30240,90 60,53 91,66 152,19 0,208
2 B 12 969 308,5987261 74758,04 0,0300 186,90 4,51 0,57 5,08 0,093
3 C 15 1667 530,8917197 221249,12 0,0375 553,12 5,64 1,68 7,32 0,121
4 F 3 364 115,9235669 10549,04 0,0075 26,37 1,13 0,08 1,21 0,031
5 G 6 816 259,8726115 53014,01 0,0150 132,54 2,26 0,40 2,66 0,057
6 H 4 713 227,0700637 40475,24 0,0100 101,19 1,50 0,31 1,81 0,043
7 I 3 270 85,98726115 5804,14 0,0075 14,51 1,13 0,04 1,17 0,030
Keliling
Kode Jumlah Diameter Basal Area Densita Densitas Dominansi
No. Batang Dominansi NP H'
Spesies Individu Batang (cm) (cm) s Relatif Relatif
(cm)
8 L 12 1317 419,4267516 138096,26 0,0300 345,24 4,51 1,05 5,56 0,100
9 M 5 878 279,6178344 61376,11 0,0125 153,44 1,88 0,47 2,34 0,052
10 O 1 94 29,93630573 703,50 0,0025 1,76 0,38 0,01 0,38 0,012
11 R 7 920 292,9936306 67388,54 0,0175 168,47 2,63 0,51 3,14 0,065
12 Y 3 176 56,05095541 2466,24 0,0075 6,17 1,13 0,02 1,15 0,030
13 AA 7 442 140,7643312 15554,46 0,0175 38,89 2,63 0,12 2,75 0,059
14 AF 2 113 35,98726115 1016,64 0,0050 2,54 0,75 0,01 0,76 0,021
15 AG 5 444 141,4012739 15695,54 0,0125 39,24 1,88 0,12 2,00 0,046
16 AL 17 2155 686,3057325 369747,21 0,0425 924,37 6,39 2,80 9,19 0,142
17 AP 2 523 166,5605096 21777,79 0,0050 54,44 0,75 0,17 0,92 0,025
18 AW 1 100 31,84713376 796,18 0,0025 1,99 0,38 0,01 0,38 0,012
TOTAL 266 24287 7734,713376 13196827,63 0,6650 32992,07 100,00 100,00 200,00 1,15
279
H” 2,21
Kemelimpahan 0,766
Kekayaan Jenis 3,045
Lampiran 09. Perhitungan Indeks Keanekaragaman Spesies Tumbuhan Berguna Menurut Shannon-Wiener pada Zone III
280
8 AS 22 190,2 60,57 2880,26 22,0000 2880,26 13,92 20,30 34,22 0,302
9 AT 11 108,8 34,65 942,47 11,0000 942,47 6,96 6,64 13,60 0,183
10 AZ 9 54,5 17,36 236,48 9,0000 236,48 5,70 1,67 7,36 0,122
11 BL 3 13,5 4,30 14,51 3,0000 14,51 1,90 0,10 2,00 0,046
12 BS 7 1,7 0,54 0,23 7,0000 0,23 4,43 0,00 4,43 0,084
13 BY 7 32 10,19 81,53 7,0000 81,53 4,43 0,57 5,00 0,092
158,000
TOTAL 158 966,3 307,739 141189,7
0 14189,68 100,00 100,00 200,00 1,79
H” 3,63
Kemelimpahan 1,415
Kekayaan Jenis 2,370
Luas area : 1.900 M2 (Saplings)
Kelilin
Diamete
Jumlah g Basal Densita Desitas Dominansi
No. Kode Spesies r Batang Dominansi NP H'
Individu Batang Area (cm) s Relatif Relatif
(cm)
(cm)
1 A 23 758 241,40 45745,54 0,2300 457,46 12,85 7,11 19,96 0,230
2 F 2 137 43,63 1494,35 0,0200 14,94 1,12 0,23 1,35 0,034
3 M 3 172 54,78 2355,41 0,0300 23,55 1,68 0,37 2,04 0,047
4 O 6 16,6 5,29 21,94 0,0600 0,22 3,35 0,00 3,36 0,069
5 R 37 1089 346,82 94420,46 0,3700 944,20 20,67 14,68 35,35 0,306
6 U 3 74 23,57 435,99 0,0300 4,36 1,68 0,07 1,74 0,041
7 Y 55 2283 727,07 414975,24 0,5500 4149,75 30,73 64,53 95,25 0,353
8 AA 6 233 74,20 4322,37 0,0600 43,22 3,35 0,67 4,02 0,079
9 AG 31 970 308,92 74912,42 0,3100 749,12 17,32 11,65 28,97 0,280
281
10 AP 1 47 14,97 175,88 0,0100 1,76 0,56 0,03 0,59 0,017
11 BB 3 86 27,39 588,85 0,0300 5,89 1,68 0,09 1,77 0,042
12 BK 4 153 48,73 1863,77 0,0400 18,64 2,23 0,29 2,52 0,055
13 BR 1 32 10,19 81,53 0,0100 0,82 0,56 0,01 0,57 0,017
14 BU 4 146 46,50 1697,13 0,0400 16,97 2,23 0,26 2,50 0,055
TOTAL 179 6196,6 1973,44 643090,89 1,7900 6430,91 100,00 100,00 200,00 1,62
H” 3,07
Kemelimpahan 1,165
Kekayaan Jenis 2,506
282
8 AA 9 660 210,19 34681,53 0,0225 86,70 3,53 0,48 4,01 0,07833
9 AG 51 3904 1243,31 1213472,61 0,1275 3033,68 20,00 16,67 36,67 0,31103
10 AL 2 204 64,97 3313,38 0,0050 8,28 0,78 0,05 0,83 0,02276
11 AP 1 85 27,07 575,24 0,0025 1,44 0,39 0,01 0,40 0,01243
12 BH 3 143 45,54 1628,11 0,0075 4,07 1,18 0,02 1,20 0,03067
13 BI 1 87 27,71 602,63 0,0025 1,51 0,39 0,01 0,40 0,01244
14 BJ 2 187 59,55 2784,16 0,0050 6,96 0,78 0,04 0,82 0,02259
15 BK 3 153 48,73 1863,77 0,0075 4,66 1,18 0,03 1,20 0,03074
200,0
TOTAL 255 20113 6405,41 7279431,9
0,6375 18198,58 100,00 100,00 0 1,53
H” 2,89
Kemelimpahan 1,066
Kekayaan Jenis 2,526
Lampiran 10. Perhitungan Indeks Keanekaragaman Spesies Tumbuhan Berguna Menurut Shannon-Wiener pada Vegetasi
Hutan Bukit Kangin Desa Tenganan Pegringsingan
Luas area : 32.565 M2
Keliling Diameter
Kode Jumlah Basal Area Densitas Dominansi
No. Batang Batang Densitas Dominansi NP H'
Spesies Individu (cm) Relatif Relatif
(cm) (cm)
141,728
A 1091 55832,9 248193688,09 2,17764 495396,58 48,59688 93,131491
1 17781,18 4 0,2441
2 B 34 2480,1 789,84 489721,02 0,06786 977,49 1,51448 0,183762 1,6982 0,0405
3 C 59 4902 1561,15 1913185,03 0,11776 3818,73 2,62806 0,717898 3,3460 0,0684
283
4 E 5 291 92,68 6742,12 0,00998 13,46 0,22272 0,002530 0,2252 0,0076
5 F 21 2199 700,32 385000,08 0,04192 768,46 0,93541 0,144466 1,0799 0,0282
6 G 46 3657,5 1164,81 1065072,15 0,09182 2125,89 2,04900 0,399655 2,4487 0,0539
7 H 30 3053 972,29 742102,63 0,05988 1481,24 1,33630 0,278464 1,6148 0,0389
8 I 21 1321 420,70 138936,39 0,04192 277,32 0,93541 0,052134 0,9875 0,0262
9 L 20 2282 726,75 414611,78 0,03992 827,57 0,89087 0,155578 1,0464 0,0275
10 M 38 2948 938,85 691935,03 0,07585 1381,11 1,69265 0,259640 1,9523 0,0452
11 N 1 308 98,09 7552,87 0,00200 15,08 0,04454 0,002834 0,0474 0,0020
12 O 72 3239,6 1031,72 835589,82 0,13772 1667,84 3,07350 0,313544 3,3870 0,0691
13 P 11 307 97,77 7503,90 0,01996 14,98 0,44543 0,002816 0,4483 0,0137
14 R 188 7989,3 2544,36 5081919,94 0,37525 10143,55 8,37416 1,906925 10,2811 0,1526
15 S 79 93,55 29,79 696,78 0,15768 1,39 3,51893 0,000261 3,5192 0,0711
16 U 27 459,6 146,37 16817,85 0,05389 33,57 1,20267 0,006311 1,2090 0,0309
Keliling Diameter
Kode Jumlah Basal Area Densitas Dominansi
No. Batang Batang Densitas Dominansi NP H'
Spesies Individu (cm) Relatif Relatif
(cm) (cm)
17 V 1 202 64,33 3248,73 0,00200 6,48 0,04454 0,001219 0,0458 0,0019
18 Y 76 3165 1007,96 797549,76 0,15170 1591,92 3,38530 0,299270 3,6846 0,0736
19 AA 37 1910 608,28 290453,82 0,07385 579,75 1,64811 0,108989 1,7571 0,0416
20 AC 3 55 17,52 240,84 0,00599 0,48 0,13363 0,000090 0,1337 0,0049
21 AD 4 92 29,30 673,89 0,00798 1,35 0,17817 0,000253 0,1784 0,0063
22 AF 5 369 117,52 10840,84 0,00998 21,64 0,22272 0,004068 0,2268 0,0077
23 AG 145 6933 2207,96 3826949,76 0,28942 7638,62 6,45880 1,436014 7,8948 0,1276
24 AI 3 72 22,93 412,74 0,00599 0,82 0,13363 0,000155 0,1338 0,0049
25 AK 54 277,5 88,38 6131,07 0,10778 12,24 2,40535 0,002301 2,4076 0,0532
284
26 AL 38 4352 1385,99 1507954,14 0,07585 3009,89 1,69265 0,565840 2,2585 0,0506
27 AM 25 224,3 71,43 4005,61 0,04990 8,00 1,11359 0,001503 1,1151 0,0289
28 AO 11 22,6 7,20 40,67 0,02196 0,08 0,48998 0,000015 0,4900 0,0147
29 AP 4 655 208,60 34158,04 0,00798 68,18 0,17817 0,012817 0,1910 0,0066
30 AR 1 40 12,74 127,39 0,00200 0,25 0,04454 0,000048 0,0446 0,0019
31 AS 32 244,2 77,77 4747,90 0,06387 9,48 1,42539 0,001782 1,4272 0,0353
32 AT 14 116,9 37,23 1088,03 0,02794 2,17 0,62361 0,000408 0,6240 0,0180
33 AV 1 34 10,83 92,04 0,00200 0,18 0,04454 0,000035 0,0446 0,0019
34 AW 3 196 62,42 3058,60 0,00599 6,10 0,13363 0,001148 0,1348 0,0049
35 AX 1 30 9,55 71,66 0,00200 0,14 0,04454 0,000027 0,0446 0,0019
36 AZ 10 59,5 18,95 281,87 0,01996 0,56 0,44543 0,000106 0,4455 0,0136
37 BB 3 86 27,39 588,85 0,00599 1,18 0,13363 0,000221 0,1339 0,0049
Keliling Diameter
Kode Jumlah Basal Area Densitas Dominansi
No. Batang Batang Densitas Dominansi NP H'
Spesies Individu (cm) Relatif Relatif
(cm) (cm)
38 BH 3 143 45,54 1628,11 0,00599 3,25 0,13363 0,000611 0,1342 0,0049
39 BI 1 87 27,71 602,63 0,00200 1,20 0,04454 0,000226 0,0448 0,0019
40 BJ 2 187 59,55 2784,16 0,00399 5,56 0,08909 0,001045 0,0901 0,0035
41 BK 7 306 97,45 7455,10 0,01397 14,88 0,31180 0,002797 0,3146 0,0102
42 BL 3 13,5 4,30 14,51 0,00599 0,03 0,13363 0,000005 0,1336 0,0049
43 BR 1 32 10,19 81,53 0,00200 0,16 0,04454 0,000031 0,0446 0,0019
44 BS 7 1,7 0,54 0,23 0,01397 0,00 0,31180 0,000000 0,3118 0,0101
45 BU 4 146 46,50 1697,13 0,00798 3,39 0,17817 0,000637 0,1788 0,0063
46 BY 7 32 10,19 81,53 0,01397 0,16 0,31180 0,000031 0,3118 0,0101
285
TOTAL 2249 111448 35492,91 266498136,6 4,4810 531932,41 100,00 100,00 200,00 1,48
H” 2,87
Kemelimpahan 0,751
Kekayaan Jenis 5,83
286
313
RIWAYAT HIDUP
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis yang berjudul “Pola Distribusi dan
Keanekaragaman Spesies Tumbuhan Berguna Berbasis Sosial Budaya di Desa
Bali Aga Tenganan Pegringsingan” beserta seluruh isinya adalah benar-benar
karya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan dan pengutipan dengan cara-
cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan apabila
kemudian ditemukan adanya pelanggaran atas etika keilmuan dalam karya saya
ini atau ada klaim terhadap keaslian karya saya ini.
Singaraja, ……………………...2019
Yang membuat pernyataan,