OLEH
FAKULTAS PERTANIAN
KUPANG
2023
DRAFT SKRIPSI
Oleh:
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada
Pendidikan Strata Satu Fakultas Pertanian
Universitas Nusa Cendana
2
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Disetujui oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Menyetujui, Mengetahui,
Dekan Kordinator Prodi Agroteknologi
Tanggal persetujuan :
3
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Tim Penguji:
Dosen Penguji I, Dosen Penguji II,
Tanggal lulus:
4
PERNYATAAN SKRIPSI BEBAS PLAGIAT
Saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk
memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga
tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali
yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
5
HALAMAN PERUNTUKKAN
1. Yesus Kristus atas segala berkat dan kasih serta hal-hal luar biasa yang dialami penulis.
2. Kedua orang tua tercinta .... yang dengan penuh cinta dan kesetiaan serta kesabaran
memberikan support dan kekuatan yang luar biasa bagi perjalanan hidup penulis dengan
3. adik tercinta yang telah memberikan dukungan dan semangat bagi penulis.
6
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis Panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan perlindungan-Nya penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan dan penulisan Skripsi dengan
judul “Keanekaragaman Serangga Hama dan Musuh Alami Pada Pertanaman Jagung Pulut Di K
elurahan Bakunase Dua, Kecamatan Kota Radja, Kota Kupang.” dengan baik. Skripsi ini
merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi S1 pada Minat Perlindungan Tanaman
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana Kupang.
Penyelesaian Skripsi ini tidak terlepas dari motivasi, dukungan doa dari berbagai pihak,
bantuan material, bimbingan, arahan, koreksi dan sumbangan pikiran kepada Penulis. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Muhammad S. M. Nur, M.Si, selaku Dekan Fakultas Pertanian beserta Civitas
Akademika Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana .
2. Petronella S. Nenotek, SP, M.Si, sebagai koordinator Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana.
3. Ir. Titik Sri Harini, MP selaku Dosen Pembimbing I dan Agustina Etin Nahas, SP.,M.Si
selaku selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing, memberikan arahan dan
dukungan berupa motivasi serta doa yang diberikan sehingga terselesainya penulisan
skripsi ini.
4. Rika Ludji, S.P., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik yang
konstruktif, saran dan koreksi guna kesempurnaan penulisan skripsi ini.
5. Kedua orang tua tercinta Ayah dan Ibu yang senantiasa mencurahkan kasih sayangnya
lewat doa dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
6. Adik tercinta serta seluruh keluarga atas pengorbanan dan dukungan yang luar biasa
kepada penulis.
7. Teman-teman seperjuangan Agroteknologi Angkatan 2017.
Akhirnya Penulis berharap agar Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu
segala kritik dan saran yang bersifat memperbaiki dari pembaca sangat diharapkan demi
penyempurnaan Skripsi ini.
7
8
I. PENDAHULUAN
pestisida kimia karena dianggap lebih efektif, praktis dan dari segi ekonomi lebih
dan juga musuh alami hama. Pada hakekatnya musuh alami hama dapat
tropis memiliki banyak jenis musuh alami (parasitoid dan predator) yang secara
efektif dapat dapat menekan populasi hama (Pallit et al., 2019). Namun karena
cara pengendalian yang tidak tepat antara lain penggunaan pestisida yang
berlebihan malah membunuh musuh alami tersebut dari pada melindungi sehingga
dalam melakukan pengendalian hama perlu dilakukan dengan cara yang aman,
daya alam agar tidak menimbulkan kematian pada musuh alami hama. Salah satu
Hal ini sesuai dengan prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang
9
yaitu predator, parasitoid, entomopatogen, dan jamur antogonis.
Kelompok musuh alami atau agen hayati dari kelompok serangga adalah
pakan bagi musuh alami tersebut. Salah satu cara yang diperhatikan adalah
10
keanekaragaman tanaman menyediakan peningkatan sumber pakan seperti polen,
nektar, extra-floral nectar, dan embun madu (Coll & Guershon 2002; Hagen,
1986;Wäkers & van Rijn, 2005). Ketersediaan pakan sebagai sumber nutrisi yang
dapat meningkatkan kebugaran seperti lama hidup, fekunditas, dan daya mencari
mangsa/inang (Lavandero et al., 2006; Wade & Wratten, 2007 dalam Nurindah,
2012).
masuknya atau imigrasi parasitoid dan predator pada suatu agroekosistem yang
(Wade et al., 2008 dalam Nurindah, 2012) menyatakan bahwa terjadi peningkatan
Ordo Neuroptera) pada saat tersedianya pakan bagi musuh alami tersebut.
yang menyediakan nektar dan polen bagi musuh alami. Refugia termasuk salah
satu tanaman yang mengandung polen dan nektar yang menyediakan makanan
bagi musuh alami khususnya stadia imago. Menurut Turling & Ton (2006)
populasi kutu daun, ulat kubis, penarik kumbang kubah. Contoh lainnya adalah
aplikasi methyl salicylate (MeSA) dan (Z)-3hexenylacetate (HA) pada padang golf
11
dan reproduksi (Quicke, 1997 dalam Nurindah, 2012).
Refugia adalah pertanaman beberapa jenis tumbuhan yang dapat menyediakan tempat
perlindungan, sumber pakan atau sumber daya yang lain bagi musuh alami seperti
predator dan parasitoid. Refugia tumbuh disekitar tanaman yang dibudidayakan, yang
berpotensi sebagai mikrohabitat bagi musuh alami agar pelestarian musuh alami tercipta
dengan baik. Tanaman refugia dapat berupabunga kembang kertas (Zinniasp.), bunga
divaricatum). Tanaman refugia ini mempunyai sifat mudah tumbuh, cepat berkembang
dan mempunyai warna serta aroma yang khas sehingga disukai oleh serangga
Tanaman padi merupakan salah satu jenis tanaman rerumputan. Tanaman padi
termasuk ke dalam genus Oryza yang terdiri dari kurang lebih 25 spesies yang tersebar
di daerah tropik dan subtropik seperti Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Adapun
kerugian, kehilangan hasil panen yang tinggi dan berpengaruh terhadap sasaran
pengendalian. Penyakit tanaman merupakan hasil interaksi antara tiga faktor yaitu
pathogen (jamur, bakteri dan virus), tanaman padi ini sangat rentan dalam faktor
lingkungan yang tidak baik (Alle et al., 2021). Hama dan penyakit padi merupakan
salah satu cekaman biotik yang menyebabkan senjang hasil antara potensi hasil dan
hasil aktual, dan juga menyebabkan produksi tidak stabil. Populasi hama dan pathogen
penyebab penyakit tanaman padi sangat dinamis karena potensi genetic dan pengaruh
lingkungan biotik dan abiotik. Pada dasarnya, semua organisme yang dalam keadaan
terkendali tidak merugikan jika keseimbangan ekologinya tidak terganggu. Hama dan
12
penyakit tanaman berasal dari lokasi pertanaman atau datang (migrasi) dari lokasi lain
pada tanaman padi. Salah satu sumber nektar dan polen yang diperlukan untuk
kebugaran musuh alami adalah tanaman refugia. Terdapat berbagai jenis tanaman
refrugia yang menarik musuh alami. Oleh karena itu, perlu dillakukan sautu kajian
13
A. Tujuan
14
B. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini yang diharapkan yaitu sebagai sumber informasi
C. Hipotesis
15
II. TINJAUAN PUSTAKA
berfungsi sebagai tempat berlindung bagi musuh alami untuk sementara seperti
predator dan parasitoid. Refugia juga adalah tumbuhan yang ada di sekitar
tanaman budidaya yang berpotensi sebagai penyumbang musuh alami bisa juga
Refugia menyediakan makanan dan juga inang alternatif untuk imago parasitoid
waktu lingkungan tidak sesuaisiklus hidupnya. Ada banyak jenis tanaman yang
bisa dijadikan sebagai refugia tetapi yang lebih terpenting adalah tanaman refugia
harus memiliki manfaat baik pada tanaman budidaya maupun musuh alami.
Tanaman refugia yang baik adalah jenis bunga yang cepat dalam
nektar yang cukup baik bagi tanaman parasitoid, mampu hidup dalam kondisi
lingkungan manapun, menciptakan lingkungan yang tidak disukai oleh hama atau
OPT, dan juga dapat menarik arthropoda untuk berlindung (Kartohardjo, 2011).
Refugia berperan sebagai sumber nektar bagi musuh alami sebelum adanya
populasi hama dipertanaman. Karena itu penanaman bunga refugia bisa menarik
lebah, tawon dan organisme menguntungkan lainnya sehingga pada waktu hama
datang sudah tersedia musuh alami dilahan (Pelawi, 2009). Serangga musuh alami
hama tanaman maupun hama tanaman itu sendiri secara naluri menyenangi
16
tanaman yang mengeluarkan nektar. Bau nektar akan menarik musuh alami
maupun hama tanaman sehingga pada tanaman yang mengeluarkan nektar akan
berkumpul serangga musuh alami maupun hama tanaman yang berakibat serangga
yang digunakan dalam penelitian ini adalah bunga kembang kertas (Zinniasp.),
(Melampodium divaricatum).
17
- Bunga Kenikir (Cosmos caudatus Kunth.)
tepi ladang dan semak belukar. Kenikir tahan terhadap cuaca panas dan dapat
tumbuh di tempat yang terkena sinar matahari langsung dengan tanah berpasir,
berbatu, berlempung, dan liat bepasir dengan kelembapan sedang atau lebih
(Astutiningrum, 2016).
(Dokumentasi Pribadi)
berikut :
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Asterales
Suku : Asteraceae
Marga : Cosmos
18
Jenis/spesies : Cosmos caudatus Kunth (Khalid,2009).
annual yang tersebar secara luas di dunia. Tanaman ini sering digunakan
sebagai tanaman hias di pekarangan rumah dan bunga potong. Spesies ini
19
Gambar 2. Bunga Kembang Kertas (Zinnia sp)
(Dokumentasi Pribadi)
berikut:
Kingdom : Plantae
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Subfamili : Asteroideae
Genus : Zinnia
cemara kecil (Gambar 3) subtropis yang berasal dari Asia Tenggara, Jepang, dan
20
subtropis ini akan lebih cepat tumbuh ketika musim panas dibandingkan pada
musim hujan. Tanaman ini juga menjadi salah satu favorit konsumen, karena daya
tahan tumbuhan ini sangat kuat dan perawatannya tergolong mudah. Tanaman ini
21
Gambar 3. Bunga Matahari Mini (Melampodium divaricatum)
(Dokumenasi Pribadi)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionita
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Melampodium
22
B. Tanaman Padi
dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Penanaman padi
sendiri sudah dimulai sejak Tahun 3.000 sebelum masehi di Zhejiang, Tiongkok
pangannya setiap hari (Rahmawati, 2006). Hal tersebut menjadikan tanaman padi
Indonesia karena dapat mempengaruhi hajat hidup banyak orang (Utama, 2015).
23
penduduk di Indonesia (Syahri dan Somantri, 2016). Petani pada umumnya
pelatihan yang intensif akan membuat petani terjebak pada pola 7 budidaya
(Utama, 2015). Budidaya padi terdiri dari persiapan lahan, pemilihan benih,
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Famili : Graminae
Genus : Oryza
Hama merupakan perusak tanaman baik pada akar, batang, daun dan
bagian lain tanaman yang membuat tanaman dalam pertumbuhannya menjadi mati
atau tidak sempurna. Hama adalah makluk hidup yang mengurangi ketersediaan,
kualitas atau jumlah beberapa sumber daya manusia diantaranya yaitu tumbuhan
24
atau binatang yang dipelihara oleh manusia (Mary dan Robert, 1990). Setiap
makluk hidup yang memiki ciri seperti itu disebut hama atau organisasi
pengganggu tanaman (OPT). Di permukaan bumi ini sendiri jumlah hama tidak
terbatas pada kelas atau phylum tertentu terutama pada tanaman padi. Pathak
hama yang merusak tanaman padi dan sekitar 20 spesis yang merupakan hama
utama. Hamahama tersebut menyerang akar, batang, daun, bunga, dan buah.
tanaman padi sawah yaitu penggerek batang padi bergaris (Chilo suppressalis),
25
hama putih (Nymphula depunctalis), penggerek batang padi ungu (Sesamia
Penggerek batang padi kuning hama sundep menyerang daun padi muda,
menguning dan mati. Walaupun batang padi bagian bawah masih hidup atau
membentuk anakan tanaman baru tapi pertumbuhan daun baru tidak terjadi dan
hama beluk menyerang titik tumbuh tanaman padi yang bulirnya sedang berisi
sehingga buliran pada keluar berguguran, gabah- gabah kosong dan berwarna ke
(Leptocorisa acuta) yang menghisap malai padi pada periode mulai berisi bulir
hingga matang susu menyebabkan bulir padi menjadi hampa dan menurunkan
kuantitas dan kualitas produksi gabah bulir padi yang mulai berisi, jika terserang
walang sangit dapat menyebabkan bulir beras yang dipanen bercak 9 hitam (Irsan
et al., 2014).
Wereng coklat (Nilapervata lugens) selalu menghisap cairan dan air dari
batang padi muda atau bulir-bulir buah muda yang lunak, dapat meloncat tinggi
dan tidak terarah, berwarna coklat, berukuran 3-5 mm, habitat ditempat lembab,
gelap dan teduh. Telur banyak yang ditempatkan dibawah daun padi yang
melengkung dengan masa ovulasi 9 hari menetas, 13 hari membentuk sayap dan 2
minggu akan bertelur kembali. Hama ini meluas serangannya dilihat dari bentuk
26
lingkungan pada tanaman dalam petakan padi. Tindakan yang dapat dilakukan
untuk mengendalikan hama ini dengan cara preventif, represif, dan kuratif
(Siregar, 2007).
27
hawar pelepah daun (Rhizoctonia solani Kuhn), kerdil hampa (Reget stunt) dan
D. Musuh Alami
Musuh alami merupakan agensi hayati yang berperan sebagai salah satu faktor
hama terdiri atas tiga kelompok yaitu parasitoid, predator, dan patogen serangga.
serangga menjadi sakit dan kemudian mati. Parasitoid adalah serangga yang
ukuran tubuhnya lebih kecil dibanding serangga inangnya. Jenis parasitoid dapat
disebut endoparasitoid. Beberapa jenis musuh alami padi pada tanaman padi
Tabel 1. Musuh alami musuh alami pada dari golongan arthropoda pada tanaman
padi(Hanif et al.,2020)
28
N Nama Ciri- Gambar
o Ciri
ta
mangsanya. Kemampuan
mangsa. Kemampuan
29
30
N Nama Ciri- Gambar
o Ciri
Pertanian, 2020).
ha spp. menyerang
o Ciri
2004).
senegalensis
33
III. METODE PENELITIAN
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah linggis, sekop, parang,
ember, alat tulis, kamera. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit
Persiapan Penelitian
Hal pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan bibit atau bunga/
kembang kertas (Zinnia sp.), bunga kenikir (Cosmos caudatus Kunth.), bunga
terlalu dalam dengan jarak 20x20cm dan bibit atau anakan bunga itu ditanam,
diberi pupuk kompos, dan disiram menggunakan air secukupnya dan yang terakhir
2. Tanaman Padi
34
Percobaan dilakukan pada tiga lokasi yang berbeda yaitu lahan sawah air
labat, lahan sawah deras, dan lahan sawah mangga lima. Anakan tanaman padi
ditanam pada ketiga lahan yang telah dipersiapkan tersebut dengan jarak tanam
3. Pemeliharaan
35
c. Pemupukan dilakukan menggunakan pupuk kompos dan urea yang
Jenis refrugia yang ditanam adalah bunga/kembang kertas (Zinnia sp.), bunga
10cm pada semua lahan yang dipilih. Perlakuan dilakukan dengan menggunakan
D. Rancangan Penelitian
Sawah air labat memiliki luas lahan 2500m2 dan terbagi ke dalam 12 petak
lokasi ini dilakukan disisi kiri petak ke 4 dengan jenis bunga Melampodium
divaricatum. Di sisi kiri petak ke 8 dengan jenis bunga Ziania sp, dan disisi kiri
Sawah deras memiliki luas lahan 7500m2 dan terbagi ke dalam 18 petak dimana
masing-masing petak memiliki luas lahan 400m2. Penanaman bunga di lokasi ini
Disisi kiri petak ke 7 dengan jenis bunga Ziania sp, dan disisi kiri petak ke 9
36
Sawah mangga lima memiliki luas lahan 10.000m2 dan terbagi ke dalam 25
petak dimana masing-masing petak memiliki luas lahan 400m2. Penanaman bunga
di lokasi ini dilakukan disisi kiri petak ke 5 dengan jenis bunga Melampodium
divaricatum. Di sisi kiri petak ke 7 dengan jenis bunga Ziania sp, dan disisi kiri
37
Petak 1
um
divaricatu
Petak 2
um
divaricatum
Petak 3
um
divaricatum
Denah Percobaan
E. Waktu Pengamatan
tanaman padi masuk dalam fase vegetatif. Pengamatan musuh alami dilakukan
sebanyak seminggu sekali dalam kurun waktu 3 minggu setelah tanaman refugia
38
berbunga. Pengamatan dilakukan menggunakan metode jaring ayun, pengamatan
langsung dan perangkap kuning pada tanaman refugia dan tanaman padi untuk
menangkap jenis musuh alami pada tanaman padi. Pengamatan dilakukan selama
F. Pengamatan di Laboratorium
sampai pada tingkat Genus dengan berpanduan pada berbagai literatur terkait.
G. Variabel Pengamatan
langsung semua jenis musuh alami baik itu predator, parasitoid, maupun
39
b. Populasi dan Jenis Hama
semua jenis hama yang tertangkap jaring ayun. Jaring ayun diayunkan
H. Analisis Data
Indeks keragaman Shanon and Weaner (1949) dalam Safrin (2021) dapat diukur dengan
ni
H ' =−∑ (¿ ¿ + )¿
N N
Pi= ¿
N
Keterangan :
Pi: Proporsi dari jumlah individu jenis-i dengan jumlah individu dari seluruh jenis spesies.
Dengan kriteria indeks keanekaragaman menurut Krebs (1978) dalam Safrin (2021)
sebagai berikut:
H>3 : Tinggi
40
41
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 . Identifikasi Musuh Alami dan Hama Pada Tanaman Refugia dan Tanaman Padi
Data Pengamatan identifikasi musuh alami dan hama pada tanaman refugia dan padi
Tabel 1 Identifikasi Musuh Alami dan Hama Dengan Perlakuan Refugia Pada Tanaman
Padi
berpengaruh terhadap kelimpahan musuh alami dan juga ada beberapa hama. Ditemukan
sebanyak 8 ordo dan 16 famili yang berbeda pada lokasi penelitian. Pada kelimpahan musuh
beberapa jenis hama yaitu Orthopetera, Lepidoptera, Hemitera , seperti yang terlihat di table 2
19
Tabel 2. Gambar musuh alami dan hama
Leptocorisa
Oxya chinensis Locustana nigratoria Mythimna separate
oratorius fabricius
(Orthopetera) (Orthopetera) (Lepidoptera)
(Hemitera)
Kelimpahan hama yang sedikit diduga akibat terdapatnya banyak musuh alami sehingga
menekan keragaman dan perkembangan hama yang menyerang pada tanaman cabai. Hal ini
sesuai dengan (Indiati dan Marwoto, 2017 dalam Nasution, 2022) yang menyatakan bahwa
20
apabila kehadiran musuh alami mampu menekan populasi hama secara optimal sejak awal, maka
Banyaknya serangga yang teridentifikasi pada lahan percobaan, diduga akibat pemanfaatan
tanaman refugia yang memiliki warna bunga terang serta aroma bunga yang kuat dapat menarik
serangga untuk hinggap pada refugia dan mengurangi serangan pada tanaman utama. Hal ini
sesuai dengan (Qomariyah, 2017, dalam Nasution 2022) yang menyatakan bahwa serangga
secara umum mengunjungi bunga karena faktor penarik, yaitu bentuk dan warna bunga, serbuk
sari dan nektar, serta aroma yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Selain itu, kehadiran serangga pada tanaman refugia biasanya juga dipengaruhi oleh
produksi metabolit sekunder (senyawa volatil) yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan (Yusfachri
dkk., 2019) yang menyatakan bahwa senyawa metabolit sekunder pada tanaman memiliki
beberapa fungsi, di antaranya sebagai atraktan (menarik serangga penyerbuk), melindungi dari
stress lingkungan, pelindung dari serangan hama/penyakit (fitoaleksin), pelindung dari sinar ultra
violet, sebagai zat pengatur tumbuh dan untuk bersaing dengan tanaman lain (alelopati)
4.2 Jenis-jenis Musuh Alami dan Hama yang Ditemukan di 3 Lokasi Penelitian
Capung ini memiliki ciri berupa mata berwarna hijau dengan burik hitam, sayap transparan
dengan warna coklat kemerahan atau kekuningan yang terdapat di sayap belakang. Terdapat
garis hitam dan putih kekuningan pada bagian pinggir sintoraks, tergit abdomen berwarna putih
kekuningansepanjang lateral dan anterior. Selain itu capung ini mudah dikenali ruas abdomen
satu sampai tiga yang membengkak dengan adanya paduan warna kuning pucat agak kehijauan
(Hidayah, 2008:18).
21
Adapun keberadaan capung ini ditemukan di ketiga lokasi, baik lokasi A, B, maupun C.
Daya jelajah capung ini begitu luas dan sangat aktif pada waktu siang hari, dan termasuk capung
kanibal yang sering memangsa spesies lainnya yang berukuran sedikit kecil bahkan satu spesies
yang sama.
Dalam klasifikasinya, capung ini adalah jenis subordo Anisoptera dan tergolong dalam
famili libellulidae, genus yang didapati sebelumnya telah ada yaitu orthetrum. Dan jelas
tergolong capung biasa karena terlihat besar tubuhnya, serta ciri terbang dan hinggap sayap yang
horizontal. Pada jenis-jenis yang tergolong famili libellulidae, tentunya memiliki ciri yang umum
seperti mata menonjol menyatu garis tengah diatas kepala dan memenuhi bagian kepala (Suriana,
2014:58). Begitu pula pada jenis capung ini, matanya menyatu dengan garis tengah diatas kepala,
memiliki warna merah kehitaman. Tubuhnya berwarna hitam sedikit pucat, sedangkan bagian
perut berwarna merah tanpa adanya warna lain. Dan sayap transparan sedikit gelap, ujung sayap
atas memiliki titik hitam, sayap merentang horizontal saat terbang dan merentang sedikit kearah
bawah pada saat hinggap. Capung jenis ini juga di temukan di lokasi A, B, maupun C.
22
Gambar pembanding Gambar pengamatan
Capung ini memiliki mata menonjol besar dan memenuhi bagian kepala, berwarna
coklat dan hitam, sayap transparan kecoklatan, serta pada bagian pangkal dan ujung sayap
memiliki bercak warna kuning pudar. Tubuh berwarna coklat gelap, dan abdomen atau perut
berwana coklat gelap dikelilingi garisgaris bulat warna hitam hingga ujung. Capung ini termasuk
aktif terbang dan aktif pula hinggap di rerumputan mati, sering terlihat di waktu siang hari
Capung jenis ini juga sering disebut dengan nama lain yaitu sensiur sawah, karena
berdasarkan kebiasaannya di daerah Kapuas Kalimantan Tengah sering ditemukan sensiur ini di
kawasan persawahan. Begitu pula dengan ciriciri warna tubuhnya seperti coklat-kekuningan padi
23
4.2.4 Ischnura hastate
Dalam klasifikasinya, capung ini termasuk subordo Zygoptera atau capung jarum, juga
termasuk dalam famili Coenagrionidae (Suriana, 2014:58). Capung jarum ini ditemukan diketiga
lokasi, namun sedikit di lokasi A dan B dan sering ditemukan di lokasi C. Dikarenakan memang
sebagian besar capung jarum menyukai lokasi perairan rawa-rawa dan sebagainya, dan tempat
yang teduh.Capung jarum ini juga tidak aktif terbang sama seperti jenis capung jarum yang
lainnya. Adapun ciri yang dimiliki capung jarum ini ialah mayoritas tubuh berwarna orange, terkecuali
pada pangkal kaki berwarna putih keruh dan bagian tengah dekat ujung abdomen berwarna hitam. Seperti
halnya ciri yang dimiliki capung jarum lainnya, saat hinggap sayap berada diatas tubuh dan perut atau
arah vertikal.
Dalam klasifikasinya, capung jarum jenis ini tergolong dalam subordo Anisoptera dan
famili coenagrionidae. Memiliki mata menonjol berwarna hitam gelap, sayap gelap transparan,
tubuh memiliki loreng silver (abu-abu) dan kaki hitam gelap. Warna abdomen hitam kecoklatan,
dan capung ini dikenal suka menghuni permukaan perairan berwana hitam gelap (Pamungkas,
2015:69-70).
berikut : belalang sembah memiliki bentuk tubuh memanjang, warna dominan hijau, memiliki
antena di bagian kepala, memiliki 3 pasang kaki pada bagian dada, femur dan tibia tungkai/kaki
depan terdapat duri-duri untuk menangkap mangsa, memiliki dua mata yang cukup besar dan
tipe mulut penggigit pengunyah. Dalam suatu ekosistem serangga Otomantis berperan sebagai
predator dari hama tanaman. Menurut Sudarmono (2002) yang menyatakan bahwa pada
umumnya belalang sembah memiliki bentuk tubuh memanjang dengan panjang mencapai 3-5
cm, memiliki warna dominan hijau, memiliki antenna pendek di bagian kepala, memiliki 3
pasang kaki pada bagian dada. Pada femur dan tibia tungkai/kaki depan terdapat duri-duri untuk
menangkap mangsa. Belalang sembah ini mempunyai karakteristik bercak putih dan hijau yang
bergantian di bagian abdomen, adanya claw yang terdapat di bagian kaki depan. Tungkai depan
yang panjang dan kuat berfungsi untuk menangkap mangsa. Memiliki sayap berwarna warni,
yang berfungsi untuk terbang atau menghindari serangan musuh sekitarnya. Pada belalang betina
memiliki warna hijau dengan area pusat seperti mata berwarna cokelat, kuning dan putih, pada
bagian sayap dalam memiliki warna merah muda kemudian berwarna gelap pada bagian bawah.
Belalang sembah jantan memiliki sayap bagian dalam merah muda pudar kemudian
bawahnya berwarna cokelat. Belalang sembah memiliki dua mata yang cukup besar dan tipe
25
mulut penggigit pengunyah berfungsi untuk 26 mencabik atau sebagai penghancur makanan.
Belalang sembah mempunyai sifat kanibal yaitu memakan belalang sembah jantan saat
4.2.7 Oxyopes sp
Laba-laba ini memiliki ukuran sekitar 5-8 mm. Mereka memiliki kaki panjang dan
ramping serta memiliki duri yang mencolok di sekujur kakinya. Laba-laba merupakan laba-laba
pemburu. Laba-laba ini tidak membuat jaring sebagai rumah dan jebakan mangsa, namun aktif
berburu di area rerumputan, semak kecil atau semak-semak, dan vegetasi rendah lainnya. Mereka
jarang ditemukan di tanah kosong. Mereka menggunakan penglihatan mereka yang sangat tajam
dan kemampuan melompat untuk menangkap mangsa serta menghindari pemangsa. Mereka
memiliki susunan mata yang khas, yaitu dalam pola empat baris cach dua mata (Hawkeswood,
2003). Labalaba ini memiliki abdomen ramping berwarna putih dengan motif garis ber warna
hitam di tepi dan dua garis hitam yang memanjang dari chepalotorax hingga abdomen. Pada
ujung dorsal abdomen bagian anterior hingga pertengaham abdomen ditengah garis hitam terisi
dengan warna oranye yang sama dengan warna chepalotorax dan pangkal kaki. Laba-laba ini
dijumpai di semak-semak.
26
Gambar pembanding Gambar pengamatan
Pirata piraticus sering disebut dengan serigala atau laba-laba tanah. Jenis ini mempunyai
warna coklat kehitaman. Jenis ini mempunyai empat mata kecil pada baris pertama, dua mata
yang besar dibaris yang kedua dan dua mata kecil di baris ketiga. Pada betina terdapat kantung
telur yang menempel pada pembuat benang. Jenis ini banyak tersebar luas karena merupakan
Coccinella transversalis berbentuk lonjong, berukuran besar dengan panjang 5-6 mm,
lebar 3-4 mm. Kepala kecil berwarna coklat. Pada sisi mata terdapat bercak putih, dan antena
berukuran pendek. Pada pronotum terdapat satu totol besar berbentuk segitiga. Elitra berwarna
kuning coklat, pada kedua sisi elitra terdapat dua pita hitam dan dua totol pada bagian depan
27
Gambar pembanding Gambar pengamatan
Famili Encyrtidae merupakan salah satu kelompok besar dan tersebar luas. Biasanya
memiliki panjang 1-2 mm. Panjang antena 8-13 segmen. Encyrtid berbeda dengan eupelmid
karena mereka mempunyai koksa-koksa depan dan tengah saling berdekatan, mesonotum
cembung, dan mereka tidak mempunyai notauli atau mempunyai dengan tidak sempurna.
Semut ini memiliki karakteristik kepala yang berbentul oval; memiliki satu segmen
petiol yang terletak antara alitrunk dan gaster; permukaan gaster licin; tanpa penyempitan antara
segmen; tidak memiliki sting dan ujung gaster memiliki celah dan membulat; hypopygium pada
ujung gaster tidak membentuk acidopore dan tidak memiliki rambut pendek. Semut ini memiliki
28
metasoma yang terdiri dari satu ruas tunggal dan tidak ada penyempitan antara dua ruas
berikutnya. Semut ini mempunyai kelenjar-kelenjar dubur yang menyekresi cairan yang berbau
busuk, kadang-kadang disemprotkan secara paksa dari dubur sepanjang beberapa centimeter.
Ordo Vespa Orientalis adalah sejenis tawon tabuhan yang suka menyengat dan hidup
berkoloni. Banyak dijumpai di daerah laut tengah palestina dan india. Tabuhan betina
panjangnya 25 sampai 35 mm, tabuhan jantan berukuran kecil (Borror dkk., 1992)
29
4.2.13 Oxya chinensis
Ciri-ciri morfologi dari belalang hijau ini, ialah memiliki antena sebagai petunjuk, hidup
pada tanaman padi-padian, dapat melompat dari tanaman satu ketanaman lainnya dengan
Hasil pengamatan. Belalang juga memiliki thorax dan abdomen. Bentuk abdomen pada
belalang yaitu bersegmen. Tipe mulut belalang yaitu penggigit-pengunyah menunjukkan bahwa
Locusta migratoria mempunyai tubuh berwarna cokelat. Memiliki kaki belakang yang besar
untuk melompat jarak jauh. Memiliki dua pasang sayap, sayap depan lebih besar dan agak keras
dari pada sayap belakang. Memiliki bentuk mata yang oval dan besar. Locusta migratoria
Tubuh belalang kembara terbagi atas kepala, thorax, dan abdomen. Kepala belalang
kembara memiliki sepasang antena, mata tunggal dan majemuk, serta alat mulut mandibulata.
Pada bagian thorax memiliki tiga pasang kaki dan dua pasang sayap. Memiliki abdomen yang
bersegmen dan memiliki lubang-lubang kecil, atau spirakel yang menyebabkan udara dapat
masuk ke dalam tubuh (Ikeda dan Inaba, 1972 dalam Prastiyo, 2016).
30
Gambar pembanding Gambar pengamatan
Tubuh imago B. tabaci berwama kuning, panjang berkisar antara 1,0 sampai 1,5 mm
dan sayapnya tertutup oleh tepung berwarna putih. Hampir pada semua permukaan tubuh
terdapat setae. Antena sangat pendek. Tungkainya tereduksi dan berwarna putih. Toraks agak
melebar, berbentuk cembung dan abdomen tampak jelas berwarna kekuningan. Pada bagian
posterior abdomen tidak terdapat kornikel Berbeda dengan spesies kutu daun sebelumnya.
31
4.2.16 Leptocorisa oratorius fabricius
berwarna cokelat yang terdiri atas caput, torax dan abdomen. Walang sangit memiliki kepala
hypognatus dan mempunyai sepasang antena yang panjang. Jumlah kaki yang dimiliki sebanyak
6 yaitu sepasang kaki belakang, sepasang kaki tengah dan sepasang kaki pada bagian depan.
Bentuk sayap lurus, memiliki sapasang sayap depan yang keras dan sepasang sayap belakang.
Memiliki tipe alat mulut menusuk-menghisap. Hal ini sesuai dengan pendapat Siwi et al. (1981)
32
4.3. Jumlah Keseluruhan Spesies Musuh Alami dan Hama yang Ditemukan di 3 Lokasi
Penelitian
Tabel 2. Jumlah data pengamatan musuh alami dan hama pada masa fegetatif dan generatif
NO Spesies Jumlah
1 Orthetrum Sabina 71
2 Orthetrum chrysis 118
3 Orthetrum testacium 78
4 Ischnura hastate 116
5 Pseudogrion pruinosum 117
6 Mantis religiosa 8
7 Oxyopes sp 123
8 Pirata piratikus 115
9 Coccinella transversalis 29
10 Isodontia Mexicana 23
11 Dolichoderus pastorulus 294
12 Vespa Oorientalis 237
13 Oxya chinensis 87
14 Locustana nigratoria 151
15 Mythimna separate 148
16 Leptocorisa oratorius fabricius 174
Berdasarkan data pada tabel 2, dapat dilihat bahwah hasil penelitian yang telah
dilakukan untuk melihat keragaman jenis musuh alami dengan perlakuan bunga refugia yang
ditanam disekitar tanaman padi di kelurahan bakunase II, kecamatan Kota Raja, Kota Kupang
dengan 14 kali pengamatan pada fase fegetatif dan generative ditemukan sebanyak 1889 yang
terdiri dari 8 ordo dan 16 famili yang berbeda pada lokasi penelitian. Pada kelimpahan musuh
33
4.2 Nilai Index Keragaman Serangga Pada Pertanaman Jagung Pulut
H>3 : Tinggi
H<1 : Rendah
pertanaman jagung pulut (Tabel 3) yaitu -2,10. Nilai indeks ini menunjukkan
bahwa keragaman serangga hama dan musuh alami pada lokasi penelitian
musuh alami, dimana ketika jumlah serangga OPT menurun maka jumlah musuh
alami menurun sedangkan ketika OPT tinggi maka musuh alaminya tinggi. Hal
23
RERATA PRESENTASE PENGAMATAN MUSUH ALAMI FASE FEGETATIF
LOKASI 1 – 3
LN
TOTAL
No Musuh Alami
1 Orthetrum Sabina 39 0,06 -2,84
2 Orthetrum chrysis 57 0,09 -2,46
3 Orthetrum testacium 44 0,07 -2,72
4 Ischnura hastate 60 0,09 -2,41
5 Pseudogrion pruinosum 52 0,08 -2,56
6 Mantis religiosa 4 0,01 -5,12 2,83
7 Oxyopes sp 72 0,11 -2,23
8 Pirata piratikus 57 0,09 -2,46
9 Coccinella transversalis 13 0,02 -3,94
10 Isodontia Mexicana 13 0,02 -3,94
11 Dolichoderus pastorulus 139 0,21 -1,57
12 Vespa Oorientalis 120 0,18 -1,72
Total 670
¿ ln ¿
Keterangan : Angka dalam kurung hasil dari transformasi dari H’= -∑
N N
Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa pada pengamatan musuh alami pada fase
vegetative total musuh alami yang didapat sangat beragam dengan jumlah terbanyak sebanyak
139 yaitu Dolichoderus pastorulus. Romarta (2020) menyatakan bahwa semut adalah serangga
sosial yang merupakan kelompok serangga yang termasuk kedalam ordo Hymenoptera dan
famili Formicidae. Organisme ini terkenal dengan koloni dan sarangnya yang teratur.
Pada pengamatan ini juga terdapat banyak sekali musuh alami dengan jumlah yang
banyak. ini diduga karena warna mencolok dari refugia yang menarik kedatangan serangga
musuh alami. Hal ini sesuai dengan pendapat dari (Menzel et al., 1988), yang menyatakan bahwa
warna bunga merupakan salah satu daya tarik bunga bagi serangga Bahan dasar dari warna
bunga dihasilkan oleh pigmen yang terdapat di dalam kromoplas atau vakuola sel pada jaringan
floral. Warna ini dihasilkan melalui proses refleksi dan refraksi cahaya pada permukaan sel.
Diperkuat lagi dengan pendapat dari (Allifah et al., 2013 dalam Sakir.I.M dkk. 2018), yang
24
menyatakan bahwa keberagaman jenis tanaman sebagai pencetus datangnya berbagai jenis
predator dan parasitoid. Tumbuhan dengan warna mencolok akan mengundang musuh alami,
karena jenis tanaman tersebut mampu menyediakan tempat perlindungan, sumber pakan atau
sumberdaya yang lainnya. Tumbuhan berbunga berkemampuan memikat banyak musuh alami
karena berfungsi sebagai sumber pakan maupun tempat perhentian (untuk meletakkan telur atau
menyembunyikan diri dari bahaya). Selain warna, kandungan nectar dan polen pada refugia juga
menjadi daya tarik bagi serangga musuh alami, senyawa kimia yang kompleks dengan
kandungan nutrisi yang bervariasi. Umumnya mengandung gula sederhana (monosakarida) yaitu
sekitar 15–75% dari beratnya (Haydak,1970). Bahan lain yang terkandung dalam nectar adalah
asam amino, protein, lemak, antioksidan, alkaloid, vitamin, asam organik, allantoin dan asam
allantoat, dekstrin, dan bahan inorganic lainnya seperti mineral dan air, polen berfungsi sebagai
25
4. 4. Jumlah Musuh Alami Pada Fase Generatif
Data pengamatan musuh alami fase fegetatif pada hari 8 – 28 dapat dilihat tabel Tabel 4. Rataan musuh alami fase Generatif pengamatan
26
RERATA PRESENTASE PENGAMATAN MUSUH ALAMI FASE GENERATIF
LOKASI 1 – 3
LN
No Musuh Alami TOTAL
1 Orthetrum Sabina 34 0,05 -3,02
2 Orthetrum chrysis 62 0,09 -3,02
3 Orthetrum testacium 36 0,05 -3,02
4 Ischnura hastate 59 0,08 -3,02
5 Pseudogrion pruinosum 68 0,10 -3,02
6 Mantis religiosa 5 0,01 -3,02
7 Oxyopes sp 57 0,08 -3,02 3,02
8 Pirata piratikus 63 0,09 -3,02
9 Coccinella transversalis 19 0,03 -3,02
10 Isodontia Mexicana 12 0,02 -3,02
11 Dolichoderus thoracicus Smith 160 0,23 -3,02
12 Vespa Oorientalis 122 0,18 -3,02
Total 697
¿ ¿
Keterangan : Angka dalam kurung hasil dari transformasi dari : H =−∑ ln
'
N N
Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa pada pengamatan musuh alami pada fase
genneratif total jumlah musuh alami mengalami peningkatan dengan jumlah pada
pengamatan 697 dan jumlah musuh alami terbanyak yang diperoleh masi sama seperti fase
fegetatif yaitu Dolichoderus thoracicus Smith.tidak hanya musuh alami terdapat juga
peningkatan jumlah hama pada fase generative . Menurut Wardana dkk (2017) menyatakan
bahwa tanaman refugia bukan hanya menjadi mikro habitat bagi musuh alami tetapi juga
menarik hama karena warna yang mencolok dan aroma yang dihasilkan pada refugia dapat
memikat hama. Hal ini karena warna dapat mempengaruhi spektrum penglihatan serangga.
refugia dapat menarik kedatangan serangga menggunakan karakter 24 morfologi dan fisiologi
yang dimiliki seperti ukuran, bentuk, warna, aroma, periode berbunga, maupun kandungan
nektar dan polen. Seperti literatur Wardana (2017) dijelaskan bahwa tumbuhan berbunga
menarik kedatangan serangga menggunakan karakter morfologi dan fisiologi dari bunga,
yaitu ukuran, bentuk, warna, keharuman, periode berbunga, serta kandungan nektar dan
27
polen. Bau atau aroma bunga juga menjadi daya tarik sekaligus tanda pengenal jenis
tumbuhan bagi serangga. Aroma merupakan salah satu kemampuan adaptasi dari tanaman
yang dapat bersifat sebagai penarik atau penolak. Bagi serangga polinator, bau atau aroma
bunga lebih sulit dikenali dibandingkan dengan warna dari suatu bunga.
28
4. 7. Jumlah Musuh Alami Pada Fase Generatif
Data pengamatan hama fase generative pada hari 8 – 28 dapat dilihat tabel Tabel 5. Rataan hama fase Generatif pengamatan 8 MST
29
RERATA PRESENTASE PENGAMATAN MUSUH ALAMI FASE GENERATIVE
LOKASI 1 – 3
LN
Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa pada pengamatan musuh alami pada fase
genneratif pada pengamatan ke 15 diketahui bahwa jumlah musuh alami dengan rataan tertinggi
terdapat pada perlakuan Melampodium divaricatum dengan nilai persentase sebesar 83%.
Sedangkan jumlah hama dengan rataan terendah terdapat pada pengamatan 20 perlakuan kontrol
yakni 0.74%. Tingginnya Nilai persentase jumlah hama pada perlakuan Melampodium
divaricatum pengamatan ke 15 dengan rataan 83.30 ekor dibandingkan kontrol hal ini diduga
karena karena dengan adanya tanaman refugia yang ditanam dilahan padi menyebabkan
ketersediaan makanan dan tempat berlindung dan berkopulasi bagi serangga dan juga warna
bunga refugia dapat memikat musuh alami. Menurut Wardana dkk (2017) menyatakan bahwa
tanaman refugia bukan hanya menjadi mikro habitat bagi musuh alami tetapi juga menarik hama
30
karena warna yang mencolok dan aroma yang dihasilkan pada refugia dapat memikat hama.
Hal ini karena warna dapat mempengaruhi spektrum penglihatan serangga. refugia dapat
menarik kedatangan serangga menggunakan karakter 24 morfologi dan fisiologi yang dimiliki
seperti ukuran, bentuk, warna, aroma, periode berbunga, maupun kandungan nektar dan polen.
Seperti literatur Wardana (2017) dijelaskan bahwa tumbuhan berbunga menarik kedatangan
serangga menggunakan karakter morfologi dan fisiologi dari bunga, yaitu ukuran, bentuk, warna,
keharuman, periode berbunga, serta kandungan nektar dan polen. Bau atau aroma bunga juga
menjadi daya tarik sekaligus tanda pengenal jenis tumbuhan bagi serangga. Aroma merupakan
salah satu kemampuan adaptasi dari tanaman yang dapat bersifat sebagai penarik atau penolak.
Bagi serangga polinator, bau atau aroma bunga lebih sulit dikenali dibandingkan dengan warna
31
DAFTAR PUSTAKA
Allifah, A. N. A., Yanuwiadi, B., Gama, Z. P., & Leksono, A. S. 2013. Refugia
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/80263/Mengenal-
Trichogramma-Sp-/
(Predator).
https://distan.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/mengenal-
beberapa-jenis-musuh-alami-wereng-predator-65
Flint, Mary Louise dan Robert Van Den Bosch. 1990. Pengendalian Hama
33
tidak sasaran di sawah rawa air tawar Sumatra Selatan(Indonesia).
Hidayah, Nurul. 2018. Pengaruh Kepadatan Bunga Kertas (Zinnia sp.) sebagai
Jember.
Irsan, C., Harun, M.U., Saleh, E. 2014. Pengendalian tikus dan walang sangit di
Palembang.
http://totonunsari.blogsome.come/2009/04/2007/mengenal-predator-
diantara-hama-serangga.
Khodijah, Herlinda, S., Irsan, C., Pujiastuti, Y., Thalib, R. 2012. Arthropoda
34
Mahanani. P.A., R. Rahmazayandi, dan J. Suryana. 2020. Pengenalan Sistem
Bogor.
Perspektif. 11(1): 23 – 32
Pallit, Bella Finka., Rampe, dan Rumondor. M. 2019. Intensitas Serangan Akibat
Panjaitan, Elisa. 2021. Konservasi Musuh Alami Pada Padi Sawah (Oryza sativa
Pamungkas DW, Ridwan M. 2015. “Keragaman jenis capung dan capung jarum
(Odonata) di beberapa sumber air di Magetan, Jawa Timur”. Jurnal. Pros Sem
35
Pelawi, A.P. 2009. Indeks keanekaragaman jenis serangga pada beberapa
Pribadi Avry. 2010. Serangan Hama dan Tingkat Kerusakan Daun Akibat Hama
44.
Safrin, Rosadalima. 2021. “Keanekaragaman Serangga Hama Dan Musuh Alami Pada
Saputra, K., Sutriyono, dan Brata. B. 2018. Populasi dan Distribusi Keong Mas
Surakarta.
36
Semangun, H. 2008. Penyakit-penyakit tanaman pangan di Indonesia. Gadjah
Setiyono, J., Siti, D., Elde, N.R., & Nurdin, S.B. 2017. Dragonflies Of
Suriana, dkk. 2014. Inventarisasi Capung (Odonata) di Sekitar Sungai dan Rawa Moramo, Desa
Syahri dan R.U. Somantri. 2016. Penggunaan varietas unggul tahan hama dan
Turlings, T.C.J. and J. Ton. 2006. Exploiting scents of distress: the prospect of
37
Yusfachri, P., Yayuk P., Yenni A., Murni SR., Nurhayati. 2019. Pemanfataan kandungan
38
LAMPIRAN
Ulanga
P0 1 P1 1 P1 2 P1 3
P0 2 P2 1 P2 2 P2 3
P0 3 P3 1 P3 2 P3 3
Keterangan:
P0 = Kontrol
P3 = Bunga Kenikir
39
40