Anda di halaman 1dari 10

JENIS DAN PREVALENSI PARASIT GASTROINTESTINAL TERNAK

KELINCI YANG DIBERI PAKAN SUBTITUSI FODDER JAGUNG

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PETERNAKAN DAN


KESEJAHTERAAN HEWAN

ERLANGGA GIRI SUNU


06.03.18.009

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MANOKWARI


BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2022
HALAMAN PERSETUJUAN

JENIS DAN PREVALENSI PARASIT GASTROINTESTINAL TERNAK


KELINCI YANG DIBERI PAKAN SUBTITUSI FODDER JAGUNG

ERLANGGA GIRI SUNU


06.03.18.009

Dinyatakan telah memenuhi syarat


Untuk dapat diseminarkan tanggal .......................

Menyetujui:
Pembimbing I, Pembimbing II,

drh. Purwanta, M.Kes drh. Ni Putu Vidia Tiara Timur, M.Si


NIP. 19740905 200312 1 001 NIP. 19921127 201902 2 003

Mengetahui:
Ketua Jurusan Pertanian Ketua Program Studi Penyuluhan
Peternakan dan Kesejahteraan Hewan

Y. Yan Makabori, SP., M.Si


NIP. 19620110 198203 1 007
Sritiasni, S.Pt., M.Si
NIP. 19641124 199203 2 002
KATA PENGANTAR

Puji dan Sykurur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah dan limpahan
rahmat-NYA sehingga penulis dapat menyusun Tugas Akhir dengan judul “Jenis
Dan Prevalensi Parasit Gastrointestinal Ternak Kelinci Yang Diberi Pakan
Subtitusi Fodder Jagung”. Tugas akhir ini disusun guna memenuhi salah satu
persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana terapan (S.Tr.Pt) Program Studi
Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan, Politeknik Pembangunan
Pertanian Manokwari.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada: drh. Purwanta, M.Kes, sebagai dosen pembimbing utama dan drh. Ni
Putu Vidia Tiara Timur, M.Si, sebagai dosen dan pembimbing dua (pendamping)
atas bimbingan, masukan, kritikan dan sarannya.
Ucapan terimakasih disampaikan pula kepada:
1. Drh. Purwanta, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Pembangunan
Pertanian (POLBANGTAN) Manokwari;
2. Sritiasni, S.Pt., M.Si. Selaku Ketua Program Studi Penyuluhan Peternakan
dan Kesejahteraan Hewan.
3. Yohanes Yan Makabori, S.P., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pertanian.
4. Bangkit Lutfiaji Syaefullah, M.Sc. sebagai penguji yang telah banyak
memberikan saran dan perbaikan.
5. Semua dosen dan staf pengelola Program Vokasi, Program Studi
Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan, Politeknik
Pembangunan Pertanian Manokwari.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
sangat diharapkan. Semoga tulisan yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan yang memerlukannya.

Manokwari, 2022
Erlangga Giri Sunu
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelinci sudah banyak dikembangkan di seluruh dunia. Hal ini dikarenakan
kelinci dapat diciptakan selain sebagai penyedia daging dan sebagai hiasan. Dapat
bermanfaat bagi kebanyakkan orang mulai dari bulu hingga kotorannya. Bulu
kelinci dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan pakaian dan kerajinan tangan,
sedangkan kotoran kelinci dapat dimanfaatkan sebagai kompos alami. Satu lagi
kemampuan kelinci adalah memiliki kemampuan untuk melahirkan anak dalam
jumlah besar pada satu kelahiran yang pasti disebut profilik (Wibowo, 2014).
Kelinci adalah produk hewani yang mungkin bisa dikembangkan, baik sebagai
bisnis maupun sebagai bisnis sampingan (Effendy, 2016). Kelinci telah dikenal
oleh kebanyakkan orang sejak jutaan waktu silam, baik sebagai hewan peliharaan
maupun untuk dikonsumsi. Hal utama yang dihasilkan oleh kelinci adalah daging
dengan kolesterol rendah dan dapat dibuat dalam berbagai jenis makanan siap saji,
seperti sosis, abon, dendeng, nugget, burger dan lain-lain (Raharjo, 2005).
Kandungan protein daging kelinci lebih tinggi dari daging yang lainnya
tepatnya 21%, sedangkan daging yang lain misalnya sapi memiliki kandungan
protein 20%, domba atau kambing 18% dan ayam 19,5%. Daging kelinci
memiliki struktur serat daging yang halus dan memiliki warna serta bentuk yang
sebenarnya seperti daging ayam (Kartadisastra, 1999).
Penyakit dapat disebabkan oleh beberapa spesialis penyebab infeksi yang
lainnya adalah parasit. Penyakit parasit sebenarnya kurang mendapat perhatian
dari peternak di Indonesia. Infeksi parasit biasanya tidak menyebabkan kematian
hewan, tetapi mengarah pada kemalangan sebagai penurunan kondisi tubuh dan
kemanfaatan makhluk (Muchlis, 1985).
Penyakit parasit secara teratur menyerang kelinci, dua ektoparasit seperti
serangga dan serangga sama seperti endoparasit seperti cacing dan protozoa.
Endoparasit yang menyerang kelinci, dua cacing dan protozoa pada umumnya
adalah gastrointestinal (parasit dalam sistem usus). Cacing yang umumnya
menyerang sistem usus kelinci adalah Passalurus ambiguus dan Taenia
pisiformis, sedangkan protozoa yang sering menyerang sistem usus kelinci adalah
Eimeria sp. yang menyebabkan koksidiosis atau disebut juga kelonggaran usus
dan Enchepalitozoon cuniculi (Harcourt, 2002).

1.2 Rumusan Masalah


Informasi mengenai kejadian infeksi parasit pada kelinci di Manokwari masih
sangat minim bahkan belum ada, oleh karena itu perlu dilakukan studi yang lebih
mendalam mengenai jenis dan prevalensi parasit gastrointestinal kelinci di daerah
tersebut. Informasi mengenai jenis dan mekanisme penularan parasit yang
diperoleh diharapkan mampu membantu pengelola untuk mencegah dan
mengatasi permasalahan tersebut secara efektif.

1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini antara lain:
1. Mengetahui jenis-jenis parasit gastrointestinal kelinci di Anday, Kabupaten
Manokwari, Papua Barat.
2. Mengetahui prevalensi serangan parasit gastrointestinal kelinci di Anday,
Kabupaten Manokwari, Papua Barat.
3. Mengetahui Intensitas serangan parasit gastrointestinal kelinci di Anday,
Kabupaten Manokwari, Papua Barat.

1.4 Manfaat
Memberikan informasi mengenai jenis-jenis, prevalensi, dan intensitas
serangan parasit gastrointestinal kelinci ternak di peternakan Anday, Kabupaten
Manokwari, Papua Barat sehingga pihak pengelola maupun peternak kelinci
lainnya mampu mencegah dan mengatasi permasalahan terkait produktivitas
kelinci dengan memberikan penanganan yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai