LAPORAN PENELITIAN
Judul : Pemberian Probiotik Rabal Dengan Berbagai Dosis Pada Pakan Buatan
Untuk Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Nama : Redho Maryanto Kusnadi
NPM : 19090006
Prodi : Akuakultur
Menyetujui,
1. Komisi Pembimbing
Mengetahui,
ii
PENGESAHAN
PEMBERIAN PROBIOTIK RABAL DENGAN BERBAGAI DOSIS PADA
PAKAN BUATAN UNTUK PERTUMBUHAN IKAN NILA
(Oreochromis niloticus)
MENGESAHKAN
1. TIM PENGUJI
iii
RINGKASAN
dengan berbagai dosis pada pakan buatan untuk pertumbuhan ikan nila
(Oreochromis niloticus), dibawah bimbingan Dr. Ir. Yulfiperius, M.Si dan Ir.
Zulkhasyni, M.Si.
probiotik rabal dengan berbgai dosis pada pakan buatan untuk pertumbuhan ikan
nila(Oreochromis niloticus).
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – Mei tahun 2023 di Desa
Lengkap (RAL), yang terdiri dari 4 perlakuan dan 6 ulangan sehingga didapat 24
probiotik /100 g pakan. Jumlah ikan yang digunakan setiap unit perlakuan adalah
berpengaruh sangat nyata terhadap panjang, berat, konversi pakan dan efisiensi
pakan. Dari hasil uji lanjut BNT 5% menunjukan pertumbuhan terbaik adalah
iv
SUMMARY
various doses on artificial feed for the growth of tilapia (Oreochromis niloticus),
under the guidance of Dr. Ir. Yulfiperius, M.Si and Ir. Zulkhasyni, M.Si.
The purpose of this study was to determine the effect of probiotic rabal
with various doses on artificial feed for the growth of tilapia (Oreochromis
niloticus).
Village, Taba Penanjung District, Central Bengkulu Regency for 60 days. The
probiotics/100 g of feed. The number of fish used for each treatment unit was 5
The results showed that the administration of rabal probiotics had a very
significant effect on length, weight, feed conversion and feed efficiency. From the
results of the 5% BNT follow-up test, the best growth was in the P3 treatment (20
v
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah membe
Laporan penelitian ini dapat disusun dengan baik berkat bantuan dari piha
k-pihak yang telah memberikan masukan dan dukungan sebagai bahan evaluasi un
tuk penulis.
Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
4. Ibu Wica Elvina, STP, M.Si selaku Ketua Jurusan Akuakultur Universitas
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam pen
ulisan Laporan Penelitian ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran ya
la dukungan dan bantuan sehingga penelitian ini dapat tersusun dengan baik.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................iii
RINGKASAN..................................................................................................iv
KATA PENGANTAR....................................................................................vi
DAFTAR ISI...................................................................................................vii
DAFTAR TABEL...........................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR......................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Tujuan .............................................................................................2
C. Asumsi Penelitian.............................................................................2
D. Hipotesis ..........................................................................................2
E. Batasan Masalah ..............................................................................2
vii
E. Variabel Yang Diamati …...........................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................34
LAMPIRAN....................................................................................................37
viii
DAFTAR TABEL
No Uraian Hal
1. Pertumbuhan Panjang Ikan Nila(Oreochromis Niloticus) ..............................22
2. Sidik Ragam Pertunbuhan Panjang Ikan Nila ..................................................22
3. Uji Lanjut Tabel BNT 5% Panjang Ikan Nila .................................... .............22
4. Rata- rata Pertumbuhan Berat Benih Ikan Nila (Oreochromis Niloticus).........24
5. Sidik Ragam Pertumbuhan Berat Ikan Nila ....................................... .............24
6. Uji Lanjut Tabel BNT 5% Berat Ikan Nila ......................................................24
7. Rata-rata Konveksi Pakan Benih Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) ..............25
8. Sidik Garam Konversi Pakan Ikan Nila ...........................................................25
9. Uji Lanjut Tabel BNT 5% Berat Ikan Nila ......................................................26
10. Efisiensi Pakan Benih Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) ............................26
11. Sidik Ragam Efesiensi Pakan Ikan Nila .........................................................27
12. Uji Lanjut Tabel BNT 5% Berat Ikan Nila ....................................................27
13. Kelangsungan Hidup Ikan Nila(Oreochromis Niloticus) ..............................27
14. Sidik ragam Kelangsungan Hidup...................................................................28
15. Kualitas Air ....................................................................................................28
ix
DAFTAR GAMBAR
No Uraian Hal
1. Morfologi Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) ...................................................4
2. Grafik Pertumbuhan Panjang Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus)...........21
3. Grafik pertumbuhan berat benih ikan Nila (Oreochromis niloticus).................23
x
DAFTAR LAMPIRAN
No Uraian Hal
1. Pengukuran Pertambahan Panjang Ikan Nila (cm).................................................37
2. Pengukuran Pertambahan Berat Ikan Nila (kg) .....................................................40
3. Konversi Pakan Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) .............................................42
4. Efesiensi Pakan Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) .............................................44
5. Kelangsungan Hidup .............................................................................................46
6. Kualitas Air ............................................................................................................46
7. Bagan Penelitian ...................................................................................................47
8. Dokumentasi ..........................................................................................................48
xi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) adalah ikan yang hidup di air tawar dan berasal
dari Sungai Nil dan danau-danau sekitarnya. Ikan nila merupakan ikan konsumsi air tawar
yang diminati oleh konsumen selain ikan mas dan gurami, karena ikan nila memiliki rasa
daging yang enak, gurih, dan tidak memiliki banyak duri. Keunggulan dari ikan nila
dibandingkan ikan konsumsi lain adalah ikan nila mampu tumbuh cepat hanya dengan pakan
yang rendah protein, memijah sepanjang tahun, bersifat omnivora, berdaging tebal, dan rasa
Probiotik merupakan bahan berisi mikroba hidup yang menguntungkan bagi inang
dalam hal ini. Mikroba tersebut antara lain bakteri dan asam laktat seperti Lactobacillus,
antara lain membantu pencernaan makanan dan imun untuk daya tahan, menghambat patogen
dan meningkatkan daya cerna pakan dan meningkatkan nafsu makan sehingga mempengaruhi
Menurut Arief, et al. (2014), pakan tanpa pemberian probiotik menunjukkan hasil
efisiensi pakan yang rendah disebabkan oleh kurangnya penyerapan pakan, rendahnya
efisiensi pakan karena dipengaruhi aktivitas pencernaan yang tidak dibantu oleh adanya
bakteri probiotik sehingga penyerapan energi untuk pertumbuhan ikan juga kurang sempurna.
Efisiensi penggunaan pakan menunjukkan nilai pakan yang dapat merubah menjadi
pertambahan pada berat badan ikan. Sedangkan menurut Setiawati, et al. (2013), efisiensi
pakan yang rendah diduga oleh tidak optimalnya kemampuan ikan dalam mencerna dan
mengabsorbsi pakan sebagai akibat dari tidak optimalnya dosis penambahan probiotik dalam
pakan.
1
B. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemberian probiotik rabal
dengan berbagai dosis pada pakan buatan untuk pertumbuhan ikan Nila (Oreochromis
niloticus)
C. Asumsi Penelitian
1. Ikan uji mempunyai kesempatan yang sama untuk tumbuh, hidup dan menerima
2. Pengaruh lingkungan, kemampuan dan ketelitian peneliti serta faktor lain selama
D. Hipotesis
E. Batasan Masalah
Berdasarkan urairan di atas, agar lebih terarah dan tidak menyimpang dari
rabal dengan berbagai dosis pada pakan buatan untuk pertumbuhan ikan Nila
(Oreochromis niloticus)
2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi berasal dari bahasa latin yaitu classis yang artinya pengelompokan
benda yang sama serta memisahkan benda yang tidak sama. Secara harfiah arti
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Subkelas : Acanthoptherigii
Ordo : Perciformes
Subordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
hewan dan tumbuhan yang mencakup bagian-bagiannya. Ikan Nila memiliki ciri
morfologis yaitu berjari-jari keras, sirip perut torasik, letak mulut subterminal dan
berbentuk meruncing. Selain itu, tanda lainnya yang dapat dilihat dari ikan Nila
adalah warna tubuhnya hitam dan agak keputihan, bagian tutup insang berwarna
putih, sedangkan pada ikan Nila lokal putih agak kehitaman bahkan kuning. Sisik ikan
Nila berukuran besar, kasar dan tersusun rapi. Sepertiga sisik belakang menutupi sisi
bagian depan. Tubuhnya memiliki garis linea lateralis yang terputus antara bagian atas
3
dan bawahnya. Linea lateralis bagian atas memanjang mulai tutup insang hingga
belakang sirip punggung sampai pangkal sirip ekor. Ukuran kepala relatif kecil
dengan mulut berada diujung kepala serta mempunyai mata yang besar.
Anatomi atau organ-organ internal ikan adalang jantung, alat pencerna, gonad,
kandung kemih, dan ginjal. Organ-organ tersebut diselubungi oleh jaringan pengikat
yang halus dan lunak yang disebut peritoneum. Peritoneum berfungsi menyangga
organ didalam perut dan melindungi dari infeksi. Anatomi pada ikan yaitu tubuhnya
berwarna kehitaman atau keabuan dengan beberapa pita gelap melintang (belang)
yang makin mengabur pada ikan Nila dewasa. Ekornya bergaris-garis tegak,
tenggorokan, sirip dada, sirip perut, sirip ekor dan ujung sirip punggung. Sirip
punggung (dorsal fin) memiliki duri yang tajam diikuti duri-duri lunak dan bersifat
umumnya bercabang. Sirip dubur (anal fin) memiliki duri dengan jumlah tiga sirip
C. Habitat
Habitat adalah tempat suatu makhluk hidup tinggal dan berkembang biak.
spesies yang memengaruhi dan dimanfaatkan oleh spesies tersebut. Ikan Nila
merupakan ikan konsumsi yang umum hidup di perairan tawar, terkadang ikan Nila
4
juga ditemukan hidup di perairan yang agak asin (payau). Ikan Nila dikenal sebagai
ikan yang bersifat euryhaline (dapat hidup pada kisaran salinitas yang lebar). Ikan
Nila mendiami berbagai habitat air tawar, termasuk saluran air yang dangkal, kolam,
sungai dan danau. Ikan Nila dapat menjadi masalah sebagai spesies invasif
(Ancaman) pada habitat perairan hangat, tetapi sebaliknya pada daerah beriklim
sedang karena ketidakmampuan ikan Nila untuk bertahan hidup di perairan dingin,
normal pada kisaran suhu 14-38°C dengan suhu optimum bagi pertumbuhan dan
perkembangannya yaitu 25-30°C. Pada suhu 14°C atau pada suhu tinggi 38°C
pertumbuhan ikan Nila akan terganggu. Pada suhu 6°C atau 42°C ikan Nila akan
mengalami kematian. Kandungan oksigen yang baik bagi pertumbuhan ikan Nila
antara 7-8 dan warna di sekujur tubuh ikan dipengaruhi lingkungan hidupnya. Bila
dibudidayakan di jaring terapung (perairan dalam) warna ikan lebih hitam atau gelap
diperlukan untuk proses fotosintesis oleh tanaman air. Nilai CO2 ditentukan antara
lain oleh pH dan suhu. Jumlah CO2 di dalam perairan yang bertambah akan menekan
sehingga dapat membuat ikan menjadi stress. Kandungan CO2 dalam air untuk
kegiatan pembesaran ikan Nila sebaiknya kurang dari 15 mg/liter (Sucipto dan
Prihartono, 2005).
5
D. Kebiasaan Makan
Ikan Nila merupakan salah satu jenis ikan tawar yang tergolong sebagai ikan
omnivore (Irianto et al., 2006), ikan ini termasuk omnivora yang cenderung herbivora
sehingga lebih mudah beradaptasi dengan jenis pakan yang dicampur dengan sumber
bahan nabati. Ikan air tawar umumnya dapat tumbuh baik dengan pemberian pakan
Menurut Elyana (2011), ikan Nila adalah hewan yang memenuhi kebutuhannya
dengan cara memakan hewan dan tumbuhan (omnivor), pemakan plankton, sampai
pemakan aneka tumbuhan sehingga ikan ini diperkirakan dapat dimanfaatkan sebagai
pengendali gulma air. Selain itu, ikan ini mudah berkembang biak, peka terhadap
menyimpan serta pemberian pakan kepada ikan. Adapun ciri-ciri pakan yang baik
adalah bahan pakan jika dicium tidak berbau apek dan tidak berbau tengik, tidak
berulat, dan belum pernah berubah bentuk dari bentuk awalnya (Mudjiman. 2001).
E. Pertumbuhan
sebagai pertumbuhan ukuran berupa panjang dan berat pada waktu tertentu atau
perubahan kalori yang tersimpan menjadi jaringan somatik dan reproduksi. Pada
proses pertumbuhan laju anabolisme akan melebihi laju katabolisme. Menurut Effendi
pertambahan panjang, berat dalam suatu satuan waktu. Ikan Nila memiliki ketahanan
6
yang tinggi terhadap penyakit, tahan terhadap lingkungan air yang kurang baik.
Keberlangsungan hidup ikan Nila dapat dilakukan dengan cara yaitu: pemilihan
pakan/pelet jenis terapung dan Pemberian pakan menyebar, tidak terkonsentrasi pada
F. Probiotik
Probiotik adalah komponen sel mikroba yang digunakan melalui pakan atau
lingkungan hidup inang, yang memberi keuntungan bagi inang. Probiotik dianggap
Probiotik yang tepat adalah tidak bersifat patogen atau mengganggu inang,
mikroba tersebut hendaknya dapat dan mudah dipelihara dan diperbanyak, dapat
hidup dan bertahan serta berkembang biak dalam usus ikan, dapat dipelihara dalam
media dan berkembang di dalam air wadah pemeliharaan ikan. Sembilan species
mikroba yang berpotensi sebagai probiotik adalah Lactococcus sp, Camoaterium sp,
Staphylococcus sp, Bacillus sp, Eubacterium sp, Pseudomonas sp, Lactobacillus sp,
dalam penelitian ini adalah species Bacillus sp. Pemecahan molekul molekul
7
flora mikroba intestinalnya (Fuller, 1987). Probiotik sebagai penambah mikroba hidup
hidupnya. Diduga karena pengaruh probiotik tersebut, aktifitas protease bekerja lebih
besar sehingga penyerapan asam-asam amino pada usus-usus ikan Nila lebih optimal
sehingga bobotnya lebih tinggi dari pada dosis yang lebih rendah jauh lebih rendah
hidup, konversi dan efisiensi pakan yang diberikan dibanding perlakuan lain (P0, P1,
dan P3).
Dengan pemberian probiotik ikan bisa mencerna pakan dengan sempurna dan
yang dihasilkan adalah ikan yang sehat tahan terhadap penyakit, memiliki bobot yang
berat dan panjang serta masa panennya yang relative lebih pendek, lebih hemat dalam
penggunaan pakan, air menjadi tidak berbau yang berarti meminimalkan pergantian
Rabal adalah probiotik hasil fermentasi ragi tape dengan bakteri asam laktat
casei yang digunakan sebagai starter pada produk minuman probiotik termasuk jenis
bakteri asam laktat homofermentatif, yaitu bakteri yang menjadi asam laktat dalam
G. Pakan
Ikan Nila akan mengkonsumsi pakan yang sesuai dengan kabutuhannya untuk
membutuhkan pakan sejak mulai hidup dari ukuran larva (burayak), dewasa sampai
ukuran induk. Fungsi pakan adalah untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup.
Pakan yang dimakan oleh ikan pertama-tama digunakan untuk kelangsungan hidup
dan apabila ada kelebihannya akan dimanfaatkan untuk pertumbuhan. Jadi bila
menghendaki pertumbuhan ikan yang baik, maka harus diberi sejumlah pakan yang
Pakan merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan budidaya ikan.
kelangsungan hidup ikan. Pakan yang baik biasanya pakan dengan kandungan protein
yang lebih tinggi dibandingkan karbohidrat karena protein merupakan sumber energi
utama bagi ikan. Komposisi pakan yang baik untuk ikan nila yaitu protein 28-35%
dan karbohidrat 10–20% dalam komposisi tersebut terlihat bahwa kandungan protein
Pakan buatan yang diberikan kepada ikan Nila dapat berupa tepung dan pellet.
Tepung diberikan kepada benih, sedangkan pellet diberikan kepada ikan Nila dewasa.
Pada prinsipnya ketiga bentuk pakan ini adalah pakan buatan yang dibuat untuk Nila
H. Dosis Pakan
Dosis pakan yang perlu diberikan setiap harinya adalah 5% dari bobot total ikan
Nila. Total pakan tersebut dibagi untuk diberikan 2-3 kali sehari, yaitu pada pagi hari
pukul 08.00, siang hari pukul 12.00, dan sore hari pukul 16.00 (Fahrizal dan Nasir,
2017). Untuk menghitung jumlah pakan yang dibutuhkan, perlu dilakukan sampling
bobot ikan setiap 10 hari sekali. Tujuannya adalah agar jumlah pakan bisa disesuaikan
9
I. Efisiensi Pakan
antara jumlah pakan yang diberikan dengan pertumbuhan berat ikan, artinya
penyerapan energi pakan oleh ikan dalam setiap kilogram pakan yang diberikan
semakin tinggi nilai efisiensi pakan, maka semakin baik pula penyerapan energi pakan
untuk pertumbuhan ikan. Pemanfaatan pakan oleh ikan di tentukan dari kuantitas
J. Konversi Pakan
dengan jumlah berat ikan yang dihasilkan. Semakin kecil nilai konversi pakan berarti
tingkat pemanfaatan pakan lebih efisien sebaliknya apabila konversi pakan besar,
Besarnya jumlah pakan yang diberikan per hari erat hubungannya dengan umur
dan ukuran ikan. Ikan yang lebih muda memerlukan makanan relatif lebih banyak dari
pada ikan dewasa. Menurut Nugraha (2020), jumlah pakan yang diberikan adalah
herkisar 5-10% dari berat tubuh ikan. Menurut Effendi (2003), Rasio konversi pakan
atau yang sering di sebut FCR adalah perbandingan jumlah pakan yang diberikan
nilai konversi pakan menunjukkan bahwa jumlah pakan tersebul semakin baik.
Ditambahkan pula menurut (Mudjiman, 2001) yang mengatakan nilai konversi pakan
pakan maka semakin baik kualitas pakan yang menunjukan tingkat kecernaan
semakin tinggi serta semakin efisien ikan dalam memanfaatkan pakan untuk
pertumbuhannya.
10
K. Padat Tebar
Padat tebar adalah jumlah (biomassa) benih yang ditebarkan per satuan luas
laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup. Padat penebaran benih akan menentukan
intensitas pemeliharaan. Semakin tinggi tingkat padat penebaran benih yang berarti
semakin banyak jumlah biomassa benih per satuan luas atau volume maka semakin
(padat tebar) ikan dalam satu wadah budidaya menurut Siregar (2015).
Penebaran benih ikan pada kolam baru dapat dilakukan ketika suhu air kolam
rendah yaitu sekitar 25°C, suhu ini biasanya terjadi pada pagi dan sore hari. Agar
lebih aman dilakukan aklimitilisasi sebelum dilakukan penebaran sehingga ikan tidak
mengalami stres yang dapat mengakibatkan kematian. Menurut Suyanto (2004) padat
tebar untuk budidaya ikan nila sebanyak 15-30 ekor/m2. Dengan asumsi, ukuran
L. Kualitas Air
Kualitas air merupakan salah satu media yang sangat penting yang harus
diperhatikan dalam pemeliharaan ikan. Air yang digunakan harus memenuhi syarat
terhadap lingkungan hidup untuk organisme yang hidup di dalamnya. Kualitas air
yang baik akan mendukung pertumbuhan dan perkembangan ikan Nila secara optimal
yang perlu dikontrol secara seksama menurut Effendi (2003), kondisi kualitas air yang
baik akan menyebabkan fungsi fisiologis tubuh berjalan dengan lancar. Pada kondisi
kualitas air yang buruk energi banyak digunakan untuk proses adaptasi fisiologis
tubuh ikan terhadap lingkungan. Sumber air untuk pemeliharaan ikan dapat berasal
sungai, waduk, air hujan, danau dan sumur. Menggunakan air sebagai media tumbuh
yang baik perlu memperhatikan beberapa faktor seperti kadar oksigen (O2), suhu, pH.
11
1. Suhu
Suhu air adalah parameter fisika yang dipengaruhi oleh kecerahan dan
kedalaman. Air yang dangkal dan daya tembus cahaya matahari yang tinggi dapat
meningkatkan suhu perairan. Parameter suhu untuk kelangsungan hidup ikan Nila
bahwa cahaya matahari yang masuk ke perairan akan mengalami penyerapan dan
perubahan energi panas. Sehingga wadah pemeliharaan terpapar langsung pada sinar
matahari dan mengakibatkan nilai suhu air media pemeliharaan mengalami perubahan
evaporasi, dan polarisasi. Peningkatan suhu ini disertai dengan penuruna kadar
metabolisme dan respirasi ikan mengalami kerentangan terhadap penyakit pada suhu
menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan, ia
didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien
aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya
Keasaman (pH) yang tidak optimal dapat menyebabkan ikan stress, mudah terserang
siang hari lebih tinggi daripada pagi hari. Penyebabnya yaitu adanya kegiatan
12
fotosintesis oleh pakan alami, seperti fitoplankton yang menyerap CO2. Perbaikan
nilai pH yang kurang optimal dapat dilakukan dengan aplikasi pengapuran pada saat
masa pemeliharaan.
kehidupan makhluk hidup didalam air maupun hewan teristrial. Penyebab utama
berkurangnya oksigen terlarut di dalam air adalah adanya bahan buangan organik
Kandungan oksigen terlarut SNI ≥3 mg/l. Konsentrasi oksigen terlarut yang aman
bagi kehidupan di perairan sebaiknya harus diatas titik kritis dan tidak terdapat bahan
lain yang bersifat racun, konsentrasi oksigen minimum sebesar 2 mg/l cukup memadai
terlarut untuk menunjang usaha budidaya adalah 5–8 mg/l menurut Santoso (2018).
13
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Kegiatan Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2023 sampai bulan Juni
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Alat
5. 1 unit DO meter.
8. 24 unit box shinpo container dengan ukuran panjang 50 cm, lebar 30 cm dan
10. Buku tulis dan pena untuk mencatat data pengukuran berat dan pajang ikan uji.
b. Bahan
2. Pelet PF 1000.
3. Probiotik Rabal.
14
C. Rancangan Penelitian
Lengkap (RAL) yaitu terdiri dari 4 perlakuan 6 ulangan, sehingga didapat 24 unit
Yij = µi + ti + ∑ ij
Keterangan:
µi : Rataan umum
ragam pada taraf 5% dan 1%, sedangkan untuk mengetahui penambahan Probiotik
Rabal yang terbaik maka perlu dilakukan uji lanjut BNT (Beda Nyata Terkecil) pada
1. Persiapan
Persiapan dimulai dari menyiapkan alat dan bahan penelitian, yaitu wadah
15
30 cm yang sudah di bersihkan terlebih dahulu kemudian di isi air sampai dengan
ketinggian 20 cm.
1. Siapkan 9 L air bersih,130 ml yakult, 1 butir ragi tape, ½ L molases, air kelapa
yakult, 1/2 L molasse, 1butir ragi tape dan air murni kedalam jerigen. Kocok
lainnya.
4. Lalu simpan jerigen tersebut selama 7 hari agar terjadi proses fermentasi
dengan sempurna yang ditandai dengan cairan di dalam jerigen berubah warna
Benih Ikan Nila didatangkan dari Kota Bengkulu, setelah bibit sampai
dilokasi, bibit ikan terlebih dahulu dilakukan aklimatisasi kedalam box shinpo
container. Tujuan aklimatisasi agar ikan tidak mengalami stres dan proses adaptasi
4. Persiapan pakan
Pakan yang digunakan yaitu pellet PF 1000 dengan ukuran 1,3-1,7 mm. Pelet
ini merupakan jenis pelet terapung yaitu memiliki kandungan protein sebesar min 39-
41%, min lemak 5%, serat kasar max 6%, abu max 16%, dan kadar air max 10%.
5. Penebaran benih
16
Penebaran benih dilakukan pada sore hari, dengan padat penebaran ikan 5
ekor/box dengan ukuran 5 ± 0,05 cm. Langkah-langkah pada saat penebaran benih :
6. Pemberian Pakan
Dalam penelitian ini pemberian pakan uji menggunakan dosis 5% dari bobot
ikan dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak 3 kali sehari (08.00, 12.00 dan
16.00).
7. Pemeliharaan
Ikan dipelihara selama 2 bulan di dalam box dengan ukuran 50x30x30 dan
dilakukan penyiponan ketika air sudah keruh, agar veses dan sisa-sisa makanan yang
pertumbuhan ikan. Adapun kualitas air yang diamati ialah: suhu, oksigen terlarut, dan
L = Lt – Lo
Keterangan :
17
2. Pertambahan Berat
Wm = Wt – Wo
Keterangan:
F
FCR ¿
( Bt + Bd )−Bo
Keterangan:
4. Efisiensi Pakan
antara jumlah pakan yang diberikan dengan pertumbuhan berat ikan. Untuk
( Bt + Bd )−Bo
FE ¿ x 100
F
Keterangan:
18
FE : Efesiensi Pakan (%)
5. Kelangsungan Hidup
Survival rate (SR) atau disebut kelangsungan hidup yaitu persentase jumlah
biota yang hidup dalam kurung waktu tertentu. Untuk menghitung kelangsungan
NT
SR ¿ x 100 %
No
Keterangan :
a. Suhu
Suhu air merupakan faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap laju
metabolisme dan kelangsungan hidup ikan, mulai dari telur, larva, dan benih sampai
pada awal dan akhir Penelitian. Pengukuran suhu dengan termometer dilakukan
dengan cara memasukkan termometer ke dalam air boks lalu lihat nilai yang tertera di
termometer tersebut yang menunjukkan keadaan suhu dalam boks saat itu.
19
Derajat keasaman (pH) merupakan salah satu parameter penting yang harus
pengukuran dilakukan pada awal dan akhir penelitian. Dilakukan dengan cara
mencelupkan pH meter ke dalam air sekama kira-kira 1 menit, lalu angkat dan lihat
nilainya.
air. Semakin besar nilai DO, menunjukkan kualitas air semakin baik. Pengukuran DO
dilakukan dengan cara mencelupkan pen pada DO meter ke dalam air, maka dengan
otomatis nilai oksigen terlarut akan terlihat pada monitor DO meter. Pengukuran DO
menggunakan alat DO meter, dimana pengukuran dilakukan pada awal dan akhir
penelitian.
20
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Pertumbuhan Panjang
(Oreochromis niloticus) selama pemeliharaan dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
16
14
12
P1 Tanpa probiotik
10
P2 probiotik
Rata-rata
10ml/100 g pakan
8
P3 probiorik
6 20ml/100 g pakan
P4 probiotik 30
4 ml/100 g pakan
0
0 10 20 30 40 50 60
Hari Penelitian
Gambar 2. Grafik pertumbuhan panjang benih ikan Nila (Oreochromis niloticus).
adaptasi pada lingkungan dan pakan, sedangkan pada pengukuran hari ke-20 sampai
pngukuran hari ke-60 jarak pertumbuhan panjang ikan Nila antara perlakuan P1(tanpa
21
probiotik), P2(probiotik rabal 10 ml/100 gr pakan),P3(probiotik rabal 20 ml/100 gr
karena sudah bisa beradaptasi dengan lingkungan dan pakan. Untuk lebih jelasnya
Ulangan Rata-
Perlakuan Jumlah
1 2 3 4 5 6 rata
P1 5,86 6,5 6,6 6,2 6,1 6,58 37,84 6,31
P2 7,2 7,18 7,4 7,06 6,86 7,1 42,8 7,13
P3 8,06 8,58 8,42 8,16 8,54 8,76 50,52 8,42
P4 7,96 7,98 7,54 7,58 7,68 7,68 46,42 7,74
diperlakuan P3 dengan nilai rata-rata 8,42 cm, sedangkan yang terendah ada
diperlakuan P1 dengan nilai rata-rata 6,31. Berdasarkan uji statistik untuk melihat
F-Tabel
SK DB JK KT F-Hitung
5% 1%
Perlakua **
3 14,52 4,84 84,76 3.10 4.94
n
Galat 20 1,14 0,06
Total 23 15,66
Keterangan : ** Berpengaruh perlakuan berbeda sangat nyata
nyata terhadap pertumbuhan panjang ikan Nila dimana F-Hitung lebih besar dari F-
Tabel
berbeda nyata dengan P2, berbeda nyata dengan P4, berbeda nyata dengan P3, karena
perlakuan yang diikuti oleh simbol yang berbeda maka dinyatakan berbeda nyata,
2. Pertambahan Berat
70
60
50
P1 Tanpa probiotik
40 P2 probiotik
Rata-rata
10ml/100 g pakan
30 P3 probiorik
20ml/100 g pakan
20 P4 probiotik 30
ml/100 g pakan
10
0
0 10 20 30 40 50 60
Hari Penelitian
adaptasi pada lingkungan dan pakan sedangkan pada pengukuran hari ke-20 sampai
pngukuran hari ke-60 jarak pertumbuhan berat ikan Nila antara perlakuan P1(tanpa
23
probiotik), P2(probiotik rabal 10 ml/100 gr pakan),P3(probiotik rabal 20 ml/100 gr
karena sudah bisa beradaptasi dengan lingkungan dan pakan. Untuk lebih jelasnya
P3 dengan nilai rata-rata 55,7 gr, sedangkan yang terendah ada diperlakuan P1 dengan
nilai rata-rata 31,1 gr. Berdasarkan uji statistik untuk melihat pengaruh dosis terhadap
F-Tabel
SK DB JK KT F-Hitung
5% 1%
Perlakua **
3 2628,64 876,21 678,75 3.10 4.94
n
Galat 20 25,82 1,29
Total 23 2654,46
Keterangan : ** Berpengaruh perlakuan berbeda sangat nyata
nyata terhadap pertumbuhan berat ikan Nila dimana F-Hitung lebih besar dari F-Tabel
nyata dengan P4,P4 berbeda nyata denganb P3, karena perlakuan yang diikuti oleh
simbol yang berbeda maka dinyatakan berbeda nyata, maka perlakuan terbaik terdapat
Ulangan Rata-
Perlakuan Jumlah
1 2 3 4 5 6 Rata
P1 1,92 1,91 1,88 1,94 1,87 1,85 11,36 1,89
P2 1,81 1,89 1,87 1,91 1,92 1,78 11,18 1,86
P3 1,70 1,73 1,65 1,66 1,64 1,62 9,99 1,67
P4 1,79 1,73 1,76 1,72 1,72 1,88 10,60 1,77
Dari Tabel 7, terlihat bahwa konversi pakan terbaik terdapat pada perlakuan
P3 dengan nilai 1,67. Sedangkan konversi pakan terendah ada diperlakuan P1(tanpa
probiotik) dengan nilai 1,89. Berdasarkan uji statistik untuk melihat pengaruh dosis
f-tabel
SK DB JK KT F-Hitung
5% 1%
**
Perlakuan 3 0,19 0,06 25,77 3.10 4.94
Galat 20 0,05 0,0025
Total 23 0,24
Keterangan : ** Berpengaruh perlakuan berbeda sangat nyata
25
Berdasarkan Tabel 8, didapatkan hasil bahwa dosis rabal berpengaruh sangat
nyata pada konversi pakan ikan Nila dimana F-Hitung lebih besar dari F-Tabel.
P1 1,89 cd
Jadi dari uji lanjut BNT 5% adalah perlakuan P2 dan P1 tidak berbeda nyata
nyata, karena perlakuan tidak diikuti oleh simbol yang sama maka dinyatakan berbeda
nyata, maka perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan P3 (probiotik 20 ml/100 gram
pakan).
4. Efisiensi Pakan
Ulangan Rata-
Perlakuan Jumlah
1 2 3 4 5 6 Rata
P1 52,21 52,36 53,32 51,49 53,55 53,95 316,88 52,81
P2 55,34 52,96 53,54 52,24 51,96 56,07 322,12 53,69
P3 58,99 57,82 60,63 60,12 60,97 61,90 360,44 60,07
P4 55,99 57,77 56,82 58,05 58,26 53,16 340,04 56,67
Dari Tabel 10, terlihat bahwa efisiensi pakan terbaik terdapat pada perlakuan
P3 dengan nilai 60,07, sedangkan efisiensi pakan terendah ada diperlakuan P1 dengan
26
nilai 52,81. Berdasarkan uji statistik untuk melihat pengaruh dosis terhadap efisiensi
F- f-tabel
SK DB JK KT
Hitung 5% 1%
**
Perlakuan 3 194,41 64,80 27,21 3.10 4.94
Galat 20 47,63 2,38
Total 23 242,05
Berdasarkan tabel 11, didapatkan hasil bahwa dosis rabal berpengaruh sangat
nyata pada efisiensi pakan ikan Nila dimana F-Hitung lebih besar dari F-Tabel.
P3 60,07 d
tidak diikuti oleh simbol yang sama maka dinyatakan berbeda nyata, maka perlakuan
27
Ulangan Rata-
Perlakuan Jumlah
1 2 3 4 5 6 Rata
P1 100 100 100 100 100 100 600 100
P2 100 100 100 100 100 100 600 100
P3 100 100 100 100 100 100 600 100
P4 100 100 100 100 100 100 600 100
Dari perhitungan diatas diperoleh persentase kelangsungan benih ikan Nila
(Oreochromis niloticus) sebesar 100% benih yang ditebar sehingga ikan yang
F- f-tabel
SK DB JK KT
Hitung 5% 1%
Perlakuan 3 -1200000 -400000 0 (ns) 3.10 4.94
Galat 20 0 0,00
Total 23 -1200000
Keterangan : ** Berpengaruh perlakuan tidak nyata
Dari hasil sidik ragam maka kelangsungan hidup tidak berpengaruh nyata
6. Kualitas Air
Pada penelitian yang dilakukan didapatkan kualitas air seperti suhu kisaran
25oC sampai dengan 28oC, kemudian pH kisaran 6,2 sampai dengan 7,2 dan kandunga
oksigen terlarut nya 5,1 mg/l sampai dengan 7 mg/l. Hasil pengukuran kualitas air
selama penelitian masih berada pada kisaran optimal untuk pemeliharaan ikan Nila
(Oreochromis niloticus). Kualitas air merupakan faktor penting dalam budidaya ikan
28
Nila (Oreochromis niloticus) karena diperlukan sebagai media hidup baginya.
B. Pembahasan
Nila. Hal ini sesuai dengan pendapat Wardika (2014) dimana penambahan probiotik
pada pakan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan bobot mutlak pada ikan.
Probiotik pada pakan mampu memperbaiki pencernaan ikan sehingga pakan yang
probiotik rabal pada pakan berpengaruh sangat nyata (**) terhadap pertumbuhan
panjang ikan Nila. Berdasarkan analisis sidik ragam panjang rata-rata benih ikan Nila
yaitu, P1 : 6,31 cm, P2 : 7,13 cm, P3 : 8,42 cm, dan P4 : 7,74 cm. Dari hasil
pengamatan ini diperoleh panjang rata-rata tertinggi benih ikan Nila yaitu pada
Berdasarkan Hasil dari uji lanju bnt 5% adalah P1 berbeda nyata dengan P2,P2
berbeda nyata dengan P4,P4 berbeda nyata denganb P3, karena perlakuan yang diikuti
oleh simbol yang berbeda maka dia berbeda nyata. Sedangkan hasil pengamatan berat
rata-rata terbaik benih ikan Nila yaitu pada perlakuan P3 sebesar 55,7 cm dengan
dosis probiotik rabal 20 ml/100 gr pakan. Sedangakan berat rata-rata terendah yaitu
pada perlakuan P1 sebesar 31,1 tanpa penggunaan probiotik rabal. Hal ini
tingginya aktivitas bakteri pada saluran pencernaan dan bakteri probiotik rabal
tersebut dapat mempengaruhi laju pertumbuhan ikan Nila sesuai dengan pernyataan
dapat dicerna dengan baik dan meningkatkan protein serta vitamin sehingga dengan
Dari perhitungan nilai konversi pakan didapat bahwa konversi pakan benih ikan
Nila terbaik adalah 1,67 pada perlakuan P3 dengan dosis probiotik rabal 20 ml/100
gram pakan, sehingga untuk menghasilkan 1 kg daging diperlukan 1,67 kg pakan. Hal
ini sesuai menurut (Ahmad dkk 2017), bahwa konversi pakan untuk pemeliharaan
ikan adalah berkisar 1-2 , artinya untuk menghasilkan 1 kg daging ikan membutuhkan
pakan sebanyak 1 kg sampai dengan 2 kg. Hal ini diduga karena adanya pemanfaatan
enzim protase yang terkandung dalam enzim pepain pada pakan sedangkan probiotik
merupakan perbandingan antara jumlah pakan yang diberikan dengan jumlah berat
ikan yang dihasilkan. Semakin kecil nilai konversi pakan berarti tingkat pemanfaatan
pakan lebih efisien sebaliknya apabila konversi pakan besar, maka tingkat
pemanfaatan pakan kurang efisien. Hal ini sesuai dengan pendapat Pramono (2019),
semakin kecil nilai FCR berarti pakan semakin berkualitas, hal ini menunjukkan
bahwa jumlah pakan yang dikonsumsi lebih besar dari pada jumlah pakan yang
pakan yang diberikan dengan pertumbuhan berat ikan, nilai efisiensi pakan benih ikan
Nila terbaik selama penelitian adalah 60,07% pada perlakuan P3 dengan dosis 20
ml/100 gr pakan. Sedangkan nilai efisiensi pakan benih ikan nila terendah selama
mampu menghasilkan benih berkualitas dengan upaya meningkatkan fungsi fisik ikan
pada konsumsi pakan yang sama, maka efisiensi dalam pakan akan semakin tinggi.
Sedangkan semakin kecil nilai efisiensi pakan, maka ikan tidak efisien dalam
memanfaatkan pakan yang diberikan dalam artian ikan boros dalam pemanfaatan
dipengaruhi oleh faktor lingkungan, umur, serta jenis bahan pakan yang digunakan.
sebesar 100% dari 120 ekor benih yang ditebar. Menurut Afdola (2018), menyatakan
bahwa tingkat kelangsungan hidup ≥ 50% tergolong baik, 30 - 50% sedang dan untuk
Berdasarkan hasil pengukuran kualitas air selama 60 hari penelitian adalah 25-
28⁰C. Pada penelitian ini suhu tersebut masih layak untuk kehidupan benih ikan Nila.
Menurut Acehpedia (2010), kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian
tertentu terhadap air tersebut. Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemaliharaan air
sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjamin
Dari hasil pengukuran pH diperoleh pH air berkisar 6,1-7,2 yang diukur dengan
pH meter, yang menunjukan bahwa sudah cukup baik dan memenuhi syarat kualitas
air untuk pertumbuhan benih ikan Nila. Suatu perairan yang ber pH rendah dapat
31
mengakibatkan aktivitas pertumbuhan menurun atau ikan akan menjadi lemah serta
lebih mudah terinfeksi penyakit dan biasanya diikuti dengan tingginya tingkat
Spesies ikan mempunyai kisaran suhu yang disukai, dimana pada kisaran
tersebut nafsu makan, metabolisme, dan pertumbuhan akan optimal. Pada suhu
optimum, aktivitas enzim akan mencapai maksimum. Hal ini berarti bahwa proses
pemanfaatan pakan yang lain pun berjalan dengan baik sehingga tampakan dari luar
baik yaitu berkisar 5,1-7 ppm dan sudah memenuhi syarat kualitas air untuk
pertumbuhan benih ikan Nila. Menurut Monalisa (2010), air sebagai media hidup ikan
harus memiliki sifat yang cocok, bagi kehidupan ikan, karena kualitas air dapat
kadarnya masih dalam kisaran normal. Bakteri ini diduga juga mampu memperbaiki
kualitas air selama penelitian. Menurut Irianto (2003) menyatakan bahwa penggunaan
32
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Hasil penelitian pemberian probiotik rabal dengan berbagai dosis pada pakan buatan
sedangkan pada kelangsungan hidup tidak berpengaruh nyata karena semua ikan uji
2. Dari hasil parameter yang diamati perlakuan terbaik ada pada perlakuan P3(probiotik
B. Saran
disarankan untuk menggunakan probiotik pada pakan dengan dosis 20 ml/100 gram
pakan.
33
DAFTAR PUSTAKA
34
Iskandar, R., & Elrifadah, E. (2015). Pertumbuhan dan efisiensi pakan ikan nila
(Oreochromis niloticus) yang diberi pakan buatan berbasis kiambang.
Ziraa'ah Majalah Ilmiah Pertanian, 40(1), 18-24.
Kompiang, I. P. (2009). Pemanfaatan mikroorganisme sebagai probiotik untuk
meningkatkan produksi ternak unggas di Indonesia. Pengembangan Inovasi
Pertanian, 2(3), 177-191.
Monalisa, S. S., & Minggawati, I. (2010). Kualitas air yang mempengaruhi
pertumbuhan ikan nila (Oreochromis sp.) di kolam beton dan terpal. Journal
of Tropical Fisheries, 5(2), 526-530.
Mudjiman, A. 2001. Makanan Ikan. Penerbit : penebar swadaya, Jakarta 190 hlm.
Murjani, A. (2009). Budidaya ikan sepat rawa (Trichogaster trichopterus) dengan
pemberian pakan komersil. Laporan Penelitian Mandiri. Fakultas Perikanan
Universitas Lambung Mangkurat.
Nugraha, E.H. 2010. Pengaruh Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan Benih Clarias
gariepinus di Kelompok Budidaya Ikan Manunggal Jaya. Jurnal Pendidikan
Fisika dan Sains (JPFS). 3(2) : 59-67.
Pramono, Y. B. (2019). Efisiensi Penggunaan Protein Pada Ayam Broiler Yang
Diberi Pakan Dengan Penambahan Soybean Oligosakarida Sebagai Sumber
Prebiotik
Putra, A. N. (2010). Kajian probiotik, prebiotik dan sinbiotik untuk meningkatkan
kinerja pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus).
Sakamole, E. T., Lumenta, C., & Runtuwene, M. (2014). Pengaruh pemberian
probiotik dosis berbeda dalam pakan terhadap pertumbuhan dan konversi
pakan benih ikan mas (Cyprinus carpio). Buletin Sariputra, 1(1), 29-33.
Santoso, H. (2018). Kajian Morfologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dalam
Habitat Air Tawar dan Air Payau. Jurnal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience-
Tropic), 3(3), 10-17.
Saparinto, C dan Rini S. 2013. Sukses Pembenihan 6 Jenis Ikan Air Tawar Ekonomis.
Lily Publisher: Yog-yakarta
Setiaji, J., Hardianto, J., & Rosyadi, R. (2017). Pengaruh Penambahan Probiotik Pada
Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan Ikan Baung. Dinamika Pertanian,
29(3), 307-314.
Setiawati, J. E., Adiputra, Y. T., & Hudaidah, S. (2013). Pengaruh penambahan
probiotik pada pakan dengan dosis berbeda terhadap pertumbuhan,
kelulushidupan, efisiensi pakan dan retensi protein ikan patin (Pangasius
hypophthalmus). E-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan, 1(2),
151-162.
Siregar, Gustina, et al. Strategi pengembangan ikan nila (Oreochoromis niloticus).
Agrium: Jurnal Ilmu Pertanian, 2015.
SNI : 01- 6141 - 1999. Produksi Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis Niloticus
Bleeker) Kelas Benih Sebar
Sucipto, A., & Prihartono, R. E. (2005). Pembesaran nila merah bangkok. Penebar
Swadaya. Jakarta, 156.
Suyanto, N. S. R. (2004). Budidaya Ikan Lele (ed. Revisis). Niaga Swadaya.
35
Violentina, Firman, Suharun Martudi. 2022. Pengaruh Dosis Aplikasi Probiotik Pada
Pakan Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Ikan Gurami
(Osphronemus Gouramy)
Wahyuningsih, Barus, T.A., H., Ginting, E. M., & Simanjuntak, C. P. H. (2006).
Ecobiological review of Neolissochilus sumatranus (Ikan Batak)(Weber and
de Beaufort, 1916) in Asahan River, North Sumatera. In Proceeding: The
First International Seminar on Trends in Science and Science Education
(Vol. 1, p. 39).
Wardika, A. S., & Sudaryono, A. (2014). Pengaruh Bakteri Probiotik Pada Pakan
Dengan Dosis Berbeda Terhadap Efisiensi Pemanfaatan Pakan, Pertumbuhan
Dan Kelulushidupan Lele Dumbo (Clarias gariepinus). Journal of
aquaculture Management and Technology, 3(4), 9-17.
Widyanti, W. (2009). Kinerja Pertumbuhan Ikan Nila Oreochromis niloticus Yang
Diberi Berbagai Dosis Enzim Cairan Rumen Pada Pakan Berbasis Daun
Lamtorogung Leucaena leucocephala.
Yulfiperius, 2014. Nutrisi Ikan. PT Raja Grafindo Persada, Depok.
36
Lampiran 1. Pengukuran pertambahan panjang ikan Nila (cm)
Hari ke -
Perlakuan LM
0 10 20 30 40 50 60
P1U1 5,22 6,08 6,9 7,84 9,1 10,02 11,08 5,86
P1U2 5,32 6,3 6,96 7,96 9,42 10,8 11,82 6,5
P1U3 5,18 5,94 7 8,14 9,12 10,88 11,78 6,6
P1U4 5,08 6,04 6,92 8,14 9,14 10,72 11,28 6,2
P1U5 5,44 5,98 6,9 8,08 9,7 10,68 11,54 6,1
P1U6 5,14 6,08 6,86 8,6 9,68 11,18 11,72 6,58
Pertumbuha
5,23 6,07 6,92 8,13 9,36 10,71 11,54
n
P2U1 5,14 6,14 6,96 8,44 10,28 11,76 12,34 7,2
P2U2 5,12 6,16 7 8,46 10,78 11,36 12,3 7,18
P2U3 5,22 6,2 6,96 8,5 10,28 11,7 12,62 7,4
P2U4 5,26 6,18 6,96 8,44 10,3 11,4 12,32 7,06
P2U5 5,16 6,3 7,14 8,46 10,9 10,96 12,02 6,86
P2U6 5,14 6,38 7,32 8,58 9,98 11,24 12,24 7,1
Pertumbuha
5,17 6,23 7,06 8,48 10,42 11,40 12,31
n
P3U1 5,24 6,42 7,36 9,34 11,68 12,52 13,3 8,06
P3U2 5,18 6,56 7,6 9,58 11,84 12,8 13,76 8,58
37
Lampiran 1a. Pertambahan panjang ikan Nila
Perlakua Ulangan
Jumlah Rata-rata
n 1 2 3 4 5 6
P1 5,86 6,5 6,6 6,2 6,1 6,58 37,84 6,31
P2 7,2 7,18 7,4 7,06 6,86 7,1 42,8 7,13
P3 8,06 8,58 8,42 8,16 8,54 8,76 50,52 8,42
P4 7,96 7,98 7,54 7,58 7,68 7,68 46,42 7,74
1313,94401
177,58 7,40
7
Perhitungan :
( 177 ,58 ) ²
FK = = 1313,944017
24
= 15,66
= 14,52
= 1,14
38
Lampiran 1b. Sidik ragam pertambahan panjang ikan Nila
F-Tabel
SK DB JK KT F-Hitung
5% 1%
Perlakua **
3 14,52 4,84 84,76 3.10 4.94
n
Galat 20 1,14 0,06
Total 23 15,66
P2 7,13 7,42 b
P4 7,74 8,02 c
P3 8,42 8,71 d
39
Lampiran 2. Pengukuran Pertambahan Berat Ikan Nila (g)
Hari ke -
Perlakuan WM
0 10 20 30 40 50 60
P1U1 10,5 12 16,1 20,6 26,2 32,3 41,2 30,7
P1U2 10,6 12,1 15,9 20,7 28,2 33,2 42,2 31,6
P1U3 10,4 11,5 16 20,4 26 31,6 41,3 30,9
P1U4 11,5 12,6 15,2 20,2 25,9 32,3 41,8 30,3
P1U5 10,7 12 15,4 20,1 25,5 31,7 41,6 30,9
P1U6 10,9 12 16,3 20,6 25,6 33,6 43 32,1
Pertumbuhan 10,77 12,03 15,82 20,43 26,23 32,45 41,85
P2U1 10,3 13,1 16,5 21,6 32,6 43,5 48,1 37,8
P2U2 11,2 13 16,8 21,4 31,3 42,2 49 37,8
P2U3 10,1 12,8 16,4 21,8 32,2 44,2 49,1 39
P2U4 11,2 13,2 16,4 21,6 31,9 43,9 49,4 38,2
P2U5 11,8 13,5 16,9 22,1 31,6 42,3 49,8 38
P2U6 10,5 12,1 15,3 21,1 29,7 40,4 48,8 38,3
Pertumbuhan 10,85 12,95 16,38 21,6 31,55 42,75 49,03
P3U1 10,6 13,3 18,5 25,5 37 52,7 63,7 53,1
P3U2 11,4 13,3 18,2 26,6 37,5 55,3 65 53,6
P3U3 11 13,1 17,7 25,4 37,5 57 67 56
P3U4 10,7 13 18,7 27,3 38,3 56 67 56,3
P3U5 11 13,5 18,1 26 37,9 56,6 67,7 56,7
P3U6 10,4 13,3 18,2 26 38,7 58,6 68,8 58,4
40
Lampiran 2a. Pertambahan berat ikan Nila
Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
1 2 3 4 5 6
P1 30,7 31,6 30,9 30,3 30,9 32,1 186,5 31,1
P2 37,8 37,8 39 38,2 38 38,3 229,1 38,2
P3 53,1 53,6 56 56,3 56,7 58,4 334,1 55,7
P4 54,1 54,2 53,8 55,1 54,8 53 325 54,2
FK 48124,17042 1074,7
F-Tabel
SK DB JK KT F-Hitung
5% 1%
Perlakua **
3 2628,64 876,21 678,75 3.10 4.94
n
Galat 20 25,82 1,29
Total 23 2654,46
P4 54,17 55,54 c
P3 55,68 57,05 d
41
Lampiran 3. Konversi pakan ikan Nila (Oreochromis niloticus)
42
Lampiran 3a. Pengamatan pengaruh konversi pakan selama penelitian
Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata- Rata
1 2 3 4 5 6
P1 1,92 1,91 1,88 1,94 1,87 1,85 11,36 1,89
P2 1,81 1,89 1,87 1,91 1,92 1,78 11,18 1,86
P3 1,70 1,73 1,65 1,66 1,64 1,62 9,99 1,67
P4 1,79 1,73 1,76 1,72 1,72 1,88 10,60 1,77
FK 77,54063 43,14 1,80
f-tabel
SK DB JK KT F-Hitung
5% 1%
**
Perlakuan 3 0,19 0,06 25,77 3.10 4.94
Galat 20 0,05 0,00
Total 23 0,24
Simbo
Perlakuan Rata-rata Rata-rata + BNT 5%
l
P3 1,67 1,73 a
P4 1,77 1,83 b
P2 1,88 1,94 c
P1 1,89 1,95 cd
43
Lampiran 4. Efisiensi pakan ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Perlakuan F B0 BT BT-BO EP
f-tabel
SK DB JK KT F-Hitung
5% 1%
**
Perlakuan 3 194,41 64,80 27,21 3.10 4.94
Total 23 242,05
Simbo
Perlakuan Rata-rata Rata-rata + BNT 5%
l
P1 52,81 54,67 a
P2 53,69 55,55 ab
P4 56,67 58,53 c
P3 60,07 61,93 d
45
Perlakua Ulangan
Jumlah Rata- Rata
n
1 2 3 4 5 6
P1 100 100 100 100 100 100 600 100
P2 100 100 100 100 100 100 600 100
P3 100 100 100 100 100 100 600 100
P4 100 100 100 100 100 100 600 100
F- f-tabel
SK DB JK KT
Hitung 5% 1%
Perlakuan 3 -1200000 -400000 0 (ns) 3.10 4.94
Galat 20 0 0,00
Total 23 -1200000
46
P3U6 P1U5 P4U6 P4U3
Keterangan :
P1 – P4 : Perlakuan
U1 – U6 : Ulangan
47
1. Wadah penelitian
48
5. Pengukuran suhu wadah ikan Nila
7. Probiotik Rabal
49