Anda di halaman 1dari 34

PERBEDAAN TINGKAT PALATABILITAS DOMBA PADA PAKAN

HASIL FERMENTASI DAN RUMPUT SEGAR

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh
ROFIQ ALMUNAWAR EFFENDI
NIM 2119170025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH
CIAMIS
2021
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : ROFIQ ALMUNAWAR EFFENDI


NIM : 2119170025
PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN BIOLOGI
JUDUL SKRIPSI : TINGKAT PALATABILITAS DOMBA PADA
PAKAN HASIL FERMENTASI DAN RUMPUT
SEGAR

Tanggal Pengesahan:..............................................
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Dadi M.Si. Hj. Jeti Rachmawati, Ir.,M.P


NIP.196611201992031004 NIK.01.3112770005

Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

H.Warsono,Drs.,MS
NIP.195712091984031003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH
Jalan R.E. Martadinata No. 150 Tlp. (0265) 772192 Ciamis 46251
SURAT PERSETUJUAN
Dewan Penguji Ujian Proposal Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Galuh Ciamis, dengan ini menyatakan
bahwa proposal berjudul “Tingkat Palatabilitas Domba Pada Pakan Hasil
Fermentasi dan Rumput Segar” karya Rofiq Almunawar Effendi telah diuji dalam
Ujian Proposal pada Program Studi Pendidikan Biologi dan telah diperbaiki
sebagaimana mestinya.

Ciamis, ..... Maret 2020


Dewan Penguji,

Dr. Dadi,M. Si
(........................................)
NIP.196611201992031004

Hj. Nur Ilmiyati,Dra.,MM.,M.Pd


(........................................)
NIP...................................

Adi Malaadona,S.Pd.,M.Pd (........................................)


NIK...................................
DAFTAR ISI

JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN i
SURAT PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR v
A. Judul Penelitian 1
B. Latar Belakang Penelitian 1
C. Rumusan Masalah 5
D. Tujuan Penelitian 5
E. Manfaat Penelitian 5
F. Ringkasan Tinjauan Teoritis 6
1. Domba 6
2. Pakan 10
3. Palatabilitas 13
G.Kerangka Pemikiran 15
H. Hipotesis 17
I. Metode Penelitian 17
1. Waktu dan Tempat Penelitian 17
2. Metode dan Desain Penelutian 18
3. Definisi Oprasional Variabel Penelitian 20
4. Alat dan Bahan 20
5. Prosedur Pengumpulan Data 21
6. Teknik Analisis Data 24
J. Agenda Kegiatan 26
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Penempatan Ulangan dan Perlakuan dalam Unit Percobaan...................19
Tabel 2. Daftar Alat...............................................................................................21
Tabel 3. Daftar Bahan............................................................................................21
Tabel 4. Ulangan perlakuan ..................................................................................

5
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Domba asli indonesia......................................................................7
Gambar 2. Domba priangan..............................................................................8
Gambar 3. Domba ekor gemuk.........................................................................8
Gambar 4. Domba garut...................................................................................8

6
A. Judul Penelitian

TINGKAT PALATABILITAS DOMBA PADA PAKAN HASIL


FERMENTASI DAN RUMPUT SEGAR.

B. Latar Belakang Penelitian

Saat ini kebutuhan daging merupakan salah satu sumber protein yang

semakin hari semakin meningkat. Hal tersebut dikarenakan peningkatan laju

pertambahan penduduk dan tingkat pendidikan masyarakat yang tinggi tentang

pentingnya pemenuhan protein (Fahmi et al., 2015)

Jawa Barat merupakan salah satu sentra peternakan domba di Indonesia.

Jumlah populasi ternak domba di Jawa Barat (BPS,2018), mencapai

10.038.828 ekor domba dan diantaranya di daerah Ciamis berjumlah sekitar

175.324 ekor domba) sebagian besar pola pemeliharaan ternak domba di Jawa

Barat dilakukan secara tradisional, Hal tersebut menjadi penyebab tingkat

produktivitas rendah sehingga pendapatan peternak domba masih relatif

kecil(Fahmi et al., 2015).

Dalam program pemerintahan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani

untuk mewujudkan adanya pangan,harus adanya dukungan dari ketersediaan

pakan,upaya dalam meningkatkan produktivitas ternak domba ruminansia

dengan menyediakannya pakan hijauan dalan kuantitas dan kualitas yang

cukup sepanjang tahun (Sirait, 2018).

manajemen pemberian pakan sangat berpengaruh terhadap produktivitas

ternak. Masalah umum yang biasanya terjadi yaitu nilai gizi yang rendah dan

ketersediaan pakan yang belum berkelanjutan. Ketika usaha ternak domba

perkembangannya sangat pesat, maka diperlukan manajemen pakan serta

1
pengolahan limbah supaya tidak mengganggu lingkungan sekitar. Ada

beberapa hal yang berperan penting dalam menghasilkan pakan yang

berkualitas dan memiliki kandungan nutrisi yang memenuhi standar serta

seimbang yaitu meliputi cara pengolahan, uji kualitas bahan baku, cara

pembuatan, pengemasan produk, penyimpanan hingga pendistribusian. Hal

tersebut dilakukan agar menghindari terjadinya penurunan kualitas sehingga

dapat berpengaruh pada ternak yang mengkonsumsi pakan

tersebut(Christiyanto & Surahmanto, 2016).

Hijauan segar adalah semua bahan pakan yang diberikan kepada ternak

dalam bentuk segar, baik yang dipotong terlebih dahulu (oleh manusia)

maupun yang tidak (disengut langsung oleh ternak). Hijauan banyak

mengandung karbohidrat dalam bentuk gula sederhana, pati dan fruktosa yang

sangat berperan dalam menghasilkan energi sehingga keunggulan dari rumput

segar adalah sumber energi,sumber protein, dan sumber vitamin dan mineral

selain itu juga Rumput segar memiliki beberapa keunggulan yaitu

pertumbuhan cepat, berbulu halus, daun lembut, batang lunak, disukai ternak

dan regrowth (pertumbuhan kembali) yang cepat.tetapi rumput segar juga

banyak kekurangannya yaitu mudah cepat membusuk,bisa menimbulkan

penyakit bagi domba,dan aromanya menyengat(Anonim, 2019).

Menurut Iglesias et al., (2014) dalam fermentasi merupakan proses yang

memanfaatkan mikroba dengan tujuan merubah substrat menjadi produk

tertentu seperti yang diharapkan. Menurut Chilton et al., (2015) definisi pakan

fermentasi adalah pakan yang diberi perlakuan dengan penambahan mikro-

2
organisme atau enzim sehingga terjadi perubahan biokimiawi dan selanjutnya

akan mengakibatkan perubahan yang sangat signifikan pada pakan.Guna

menyediakan pakan ternak secara kontinoe, diperlukan suatu teknologi

pengawetan tanpa menurunkan kandungan nutrisinya.

Menurut Anonim, (2019) Pakan fermentasi ternak merupakan salah satu

pakan alternatif yang sangat bermanfaat.dengan pakan fermentasi ini peternak

domba dan sapi tidak usah repot lagi untuk mencari rumput. karena pakan

fermentasi ini terbukti memiliki banyak manfaat dan juga kelebihan. pakan

hijauannya ini perlu dikeringkan sebelum di fermentasi. pengeringan ini

dilakukan untuk mengurangi kadar air hijaun, jadi pakan hijauan ini tidak dapat

cepat rusak. pengeringan bisa dilakukan dengan menggunakan mesin

pengering, atau mau lebih hemat bisa dijemur sebentar dibawah terik matahari.

fermentasi merupakan pakan hijauan ternak yang diawetkan yang disimpan

dalam kantong plastik yang kedap udara atau silo, drum, dan sudah terjadi

proses fermentasi dalam keadaan tanpa udara atau anaerob. proses fermentasi

ini melibatkan bakteri-bakteri atau  mikroba yang membentuk asam susu,

yaitu lactis acidi dan streptococcus yang hidup secara anerob dengan derajat

keasaman 4(ph 4).

keunggulan dari pakan fermentasi sendiri adalah memudahkan peternak

penyiapan pakan dalam waktu yang lama,pakannya yang halus tidak

mempermudah timbulnya penyakit,tidak mudah cepat rusak,selain keunggulan

pakan fermentasi juga mempunyai kekurangan salah satunya domba tidak akan

3
makan dalam satu hari karena butuh penyesuaian untuk domba beradaptasi

dengan pakan fermentasi.

Dari keunggulan dan kekurangan pakan rumput segar dan pakan

fermentasi bahwa yang diharapkan nanti lebih menyukai pakan fermentasi

sehingga tingkat kesukaan hewan ternak untuk mengkonsumsi pakan yang

diberikan dilihat dari tingkat palatabilitasnya.

Tingkat Palatabilitas adalah tingkat kesukaan yang ditunjukkan oleh ternak

untuk mengkonsumsi suatu bahan pakan yang diberikan dalam periode

tertentu. Tekstur, warna, aroma dan rasa yang disukai ternak menunjukkan

bahwa kualitas pakan sangat baik yang berpengaruh terhadap palatabilitas

menurut Christi, (2019),Palatabilitas pakan merupakan salah satu parameter

yang perlu diperhatikan dalam melakukan kegiatan penangkaran karena hal ini

sangat berpengaruh pada produktivitas satwa, kesehatan, dan reproduksi

(Yustina et al., 2017)

Uji biologi (akseptabilitas) pakan dilakukan dengan mengamati konsumsi

pakan konsentrat fermentasi pada domba.Konsumsi pakan dihitung dengan

cara mengurangi jumlah pakan yang diberikan dengan sisa pakan setiap

harinya (24 jam). Konsumsi nutrisi meliputi konsumsi BK, BO dan PK pakan

konsentrat fermentasi yang didapatkan dengan cara menghitung pemberian

BK, BO, PK dikurangi sisa BK, BO dan PK. Konsumsi nutrisi BK , BO dan

PK hijauan juga diukur sebagai data pendukung (Marhamah et al.,2019).

Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan terdapat perbedaan tingkatan

palatabilitas diantara konsentrat yang tidak difermentasi dengan yang telah

4
difermentasi. Apabila dilihat dari Tabel 2 bahwa jumlah konsumsi konsentrat

tanpa fermentasi lebih rendah (249,5gram/jam) dibandingkan dengan

konsentrat yang telah difermentasi (647 gram/jam)(Christi, 2019).

Di lapangan peternak pada umumnya masih banyak yang memberikan

pakan dengan rumput segar, karena peternak tidak mendapatkan informasi

yang cukup untuk mengenali mengenai rumput fermentasi walaupun ada

beberapa masyarakat yang sudah menggunakan pakan fermentasi tetapi masih

ada ketakutan dari masyarakat yang lain untuk menggunakan pakan fermentasi.

Berdasarkan uraian diatas konsumsi domba terhadap pakan yang

dikonsumsi di harapkan hewan ternak lebih menyukai pakan fermentasi oleh

karna itu penelitian ini penting untuk mengetahui tingkat kesukaan hewan

dengan mengamati tingkat palatabilitas.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah dikemukakan,maka

diperoleh rumusan masalah yaitu :

Apakah terdapat perbedaan tingkat palatabilitas pada domba pakan hasil

fermentasi dan rumput segar.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan,maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

5
Untuk mengetahui perbedaan pada pakan hasil fermentasi dan rumput

segar terhadap tingkat palatabilitas domba.

E. Manfaat Penelitian.

Setiap hasil penelitian tentunya di harapkan manfaatnya, adapun manfaat yang

diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Dapat dijadikan pilihan yang efektif bagi peternak domba dengan

memanfaatkan pakan hasil fermentasi.

2. Pakan fermentasi dapat dijadikan sebagai alternatif pengolahan pakan

ternak supaya nilai kandungan gizinya lebih.

3. Hasil penelitian ini dapat diplikasikan dalam pembelajaran biologi dalam

BIOTEKNOLOGI pada kelas 12 semester 2.

F. Ringkasan Tinjauan Teoritis

1. Domba

Menurut Waskito & Kardiana, (2020) domba merupakan hewan

penghasil daging yang potensial karena dapat mengubah bahan pakan yang

berkualitas buruk menjadi produk yang bergizi tinggi, memiliki kapasitas

produksi yang tinggi dan hasil samping berupa kulit dan wol. Banyak

karakteristik ekonomi penting dari domba, seperti laju pertumbuhan,

komposisi atau ukuran tubuh, ketahanan terhadap penyakit dan

karakteristik wol, bersifat poligenik atau dikendalikan oleh beberapa gen

di alam. Perkembangan peternakan domba relatif berjalan baik dari segi

produksi maupun produktivitas.

6
Domba lokal adalah asli Indonesia, dengan kemampuan beradaptasi

yang kuat terhadap iklim tropis, kualitas makanan yang buruk, serangga

penyakit dan kutu, sumber genetik yang unik, biaya produksi yang rendah

dan proses melahirkan sepanjang tahun. Hal ini terlihat dari tingginya

permintaan domba sehingga peluang pasar utama untuk domba rumahan

sangat luas. Dengan pertumbuhan penduduk yang pesat, potensi pasar ini

akan terus berkembang. Melihat jumlah penduduk Indonesia yang

mencapai 225 juta jiwa, selain peningkatan pendapatan, peningkatan

kesadaran protein hewani tentang gizi dan kesadaran masyarakat akan

pentingnya domba untuk meningkatkan kecerdasan anak balita,

diperkirakan akan mencapai 234 juta pada tahun 2010 juga akan

berdampak pada pertumbuhan permintaan domba.

Taksonomi domba menurut Kusumowardhani & Hakim, (2018) adalah

sebagai berikut:

Kingdom : Animalia (hewan)


Phylum : Chordata (hewan bertulang belakang)
Class : Mammalia (hewan menyusui)
Ordo : Artiadoctyla (hewan berkuku genap)
Family : Bovidae ( memamah bai)
Genus : Ovis (domba)
Spesies : Ovis aries (domba yang didomestika)

Menurut Fahmi et al., (2015) ada berapa bangsa domba yang

tersebar diseluruh dunia, diantaranya:

a. Domba Kacang / lokal / kampung adalah domba yang berasal dari

Indonesia

7
Gambar 1. Domba asli Indonesia (Sumber: Sudarmono, 2008)

b. Domba Priangan berasal dari Indonesia dan banyak terdapat di

daerah Jawa Barat.

Gambar 2. Domba Priangan (Sumber: Sudarmono, 2008)

c. Domba ekor gemuk merupakan domba yang berasal dari

Indonesia bagian Timur seperti Madura, Sulawesi dan Lombok.

Gambar 3. Domba ekor gemuk (Sumber: Sudarmono, 2008)


d. Domba Garut adalah domba hasil persilangan segi tiga antara

domba kampung, merino dan domba ekor gemuk dari Afrika

Selatan.

8
Gambar 4. Domba garut (Sumber: Sudarmono, 2008)

Adapun persiapan sarana dan prasarana kandang adalah sebagai

berikut:

a. Kandangnya harus kuat agar bisa digunakan dalam waktu yang

lama.

b. Bahan yang mudah didapat seperti kayu dan bambu.

c. Ukurannya disesuaikan dengan jumlah ternak.

d. Kandang harus mudah dibersihkan, mendapat sinar mentari,

berventilasi baik, dan lokasinya harus lebih tinggi dari lingkungan

sekitarnya untuk menghindari resiko banjir.

e. Atap kandang terbuat dari bahan yang ringan dan memiliki

tingkat penyerapan panas yang relatif kecil, seperti panas yang

terserap dari atap rumbia atau genteng tanah.

f. Gali lubang di dasar kandang untuk mengumpulkan kotoran

hingga kedalaman 40 cm.

g. Buat alat drainase untuk air di sekitar kandang agar tidak becek.

Menurut Fahmi et al., (2015) Sehingga Ternak domba mempunyai

beberapa keuntungan jika dilihat dari segi pemeliharaan seperti :

1) cepat berkembang biak dan bersifat prolifi k (dapat beranak lebih

dari satu ekor) dan dapat beranak dua kali setahun,

9
2) memiliki bentuk tubuh yang relatif kecil sehingga tidak memerlukan

kandang yang luas serta jumlah pakan yang besar,

3) termasuk jenis hewan herbivora (pemakan tumbuhan) dan tidak

terlalu memilih jenis pakan yang diberikan dan penciumannya tajam

sehingga lebih mudah dalam pemeliharaan,

4) dapat memberikan pupuk kandang dan sebagai sumber keuangan

untuk keperluanpertanian atau untuk memenuhi kebutuhan rumah

tangga yang mendadak.

Dengan melihat keunggulan serta prospek pemeliharaan ternak

domba yang semakin hari semakin berkembang, pemeliharaan

ternak domba dapat diarahkan menjadi usaha yang lebih ekonomis

melalui penerapan sistem pemeliharaan yang lebih intensif sehingga

diharapkan mampu memberikan tambahan pendapatan yang lebih

berarti bagi petani.

2. Pakan

Pakan merupakan aspek yang penting dalam peternakan karena

70%

dari total biaya produksi adalah untuk pakan. Pakan merupakan sumber

energi utama untuk pertumbuhan, pembangkit tenaga, reproduksi dan

produksi bagi ternak. Upaya untuk mencukupi kebutuhan gizi dan memacu

pertumbuhan, dapat dilakukan dengan cara memberi pakan tambahan

konsentrat (Marhamah et al., 2019).

Ada dua jenis dalam pakan peternakan domba yaitu :

10
a) Rumput segar (Rumput gajah mini/rumput odot)

Salah satu upaya untuk menyediakan hijauan pakan yang baik dan

bisa terjamin kontinuitasnya yaitu dengan cara membudidayakan tanaman

pakan terutama kelompok rumput-rumputan seperti rumput unggul.

Hijauan rumput mengandung zat-zat makanan yang bermanfaat bagi

kelangsungan hidup ternak, seperti air, lemak, serat kasar, protein,

mineral, dan vitamin.

Menurut Sirait, (2018) Rumput segar memiliki beberapa

keunggulan yaitu pertumbuhan cepat, berbulu halus, daun lembut, batang

lunak, disukai ternak dan regrowth (pertumbuhan kembali) yang cepat.

Keunggulan lainnya adalah kandungan protein 10-15% dan kandungan

serat kasar yang rendah. 

Rumput segar yang digunakan dalam penelitian ini ialah rumput

odot. Rumput odot (Pennisetum purpureum), merupakan salah satu rumput

unggul yang mulai sudah mulai banyak yang membubidayakan Indonesia,

dimana rumput ini mempunyai kuanitas dan kualitas yang cukup baik.

Rumput odot memiliki kandungan lemak pada batang sebesar 0,9%, lemak

pada daun sebesar 2,72 %, protein kasar (PK) pada batang sebesar 8,1 %,

PK pada daun sebesar 14,35%, kecernaan pada daun 72,68%, dan

kecernaan pada batang 62,56%(Araujo et al., 2019).

Menurut Chemisquy et al., (2010) klasifikasi rumput gajah mini

adalah sebagai berikut:

11
Kingdom : Plantae
Sub-kingdom : Tracheobionta
Super-divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida (monokotil
Sub-kelas : Commolinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan)
Bangsa : Paniceae
Genus : Pennisetum

b) Pakan Fermentasi

Menurut Marhamah et al., (2019) Fermentasi dapat

mengawetkan dan menyebabkan perubahan tekstur, cita rasa dan

aroma bahan pakan yang membuat produk fermentasi lebih

menarik, mudah dicerna, dan bergizi sehingga aroma pakan

fermentasi lebih baik dari bahan segar.Hal inilah yang diharapkan

dapat meningkatkan akseptabilitas atau tingkat penerimaan ternak

terhadap pakan yang diberkan.

Pakan fermentasi memiliki keunggulan kandungan bakteri

asam laktat (BAL) dan metabolit utama hasil fermentasi berupa

asam laktat beserta metabolit sekunder lainnya. Asam laktat dan

produk fermentasi lainnya mampu memperbaiki lingkungan

saluran pencernaan ternak sehingga memperbaiki performa ternak

secara keseluruhan. Pakan fermentasi mampu mempertahankan

kualitas nutrien pakan sehingga menyebabkan pakan dapat

disimpan lebih dari 4 bulan. Bakteri asam laktat dan senyawa hasil

fermentasi mampu menjaga nutrien pakan dari gangguan mikroba

12
patogen selama proses penyimpanan dengan kondisi anaerob

(Allaily et al., 2017).

Penambahan konsentrat dalam ransum ternak merupakan

suatu usaha untuk mencukupi kebutuhan zat-zat makanan,

meningkatkan daya cerna bahan kering ransum sehingga akan

meningkatkan produksi ternak(Marhamah et al., 2019).

3. Palatbilitas

Palatabilitas adalah tingkat kesukaan yang ditunjukkan oleh ternak

untuk mengkonsumsi suatu bahan pakan yang diberikan dalam periode

tertentu. Tekstur, warna, aroma dan rasa yang disukai ternak menunjukkan

bahwa kualitas pakan sangat baik yang berpengaruh terhadap

palatabilitas(Christi, 2019).

Palatabilitas pakan merupakan salah satu parameter yang perlu

diperhatikan dalam melakukan kegiatan penangkaran karena hal ini sangat

berpengaruh pada produktivitas satwa, kesehatan, dan reproduksi.Tingkat

palatabilitas pakan hewan sangat penting, karena hal ini akan

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan hewan, dan juga untuk

keberhasilan penangkaran hewan itu sendiri(Yustina et al., 2017).

Sehingga untuk Parameter yang diukur adalah selisish jumlah

pakan yang diberikan (satuan gr/kg) dengan berat sisa konsumsi(Yustina

et al., 2017).

Hasil penelitian sebelumnya tentang kualitas fisik dan palatabilitas

silase batang pisang (musa paradisiaca)sebagai pakan ternak domba ekor

13
gemuk Berdasarkan analisi statistik dapat diketahui bahwa hasil dari

analisis ragam palatabilitas konsumsi pakan silase batang pisang (Musa

paradisiaca) adalah (P> 0,05)berbeda nyata dengan taraf signifikan 5%

makaH0 diterima H1 ditolak, artinya tidak berbeda nyata pengaruh

palatabilitas terhadap perbedaan presentase pemberian silase batang pisang

(Musa paradisiaca) sehingga rumput bisa diganti dengan silase sebagai

pakan ternak domba ekor gemuk(Qoiyum et al., 2019).

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat palatabilitas :

- Suhu lingkungan

Apabila terjadi perubbahan kondisi lingkungan hidupnya,akan pula

perubahan konsumsi pakannya.

- Palatabilitas

Domba lebih baik menyukai pakan rasa manis dan hambar

daripada asin/pahit.selain itu,hewan bertanduk ini juga menyukai rumput

segar bertekstur baik dan tinggi kandungan Nitrogen (N) dan Fofor (p).

- Selera status fisiologis

Status fisiologi ternak domba,seperti umur,jenis kelamin,dan

kondisi tubuh sangat nenpengaruhi konsumsi pakannya.

- Konsentrasi nutrisi

Semakin tinggi konsentrasi energi di dalam pakan, semakin

menurun jumlah konsumsinya. Sebaliknya, konsumsi pakan akan semakin

meningkat jika konsentrasi energi yang dikandung pakan semakin rendah

swhingga akan mempengaruhi tingkat palatabilitasnya.

14
- Bentuk pakan

Bentuk pakan yang lebih disukai domba adalah pakan bentuk

butiran (hijauan yang dibuat pelet atau dipotong) daripada hijauan utuh.

Hal ini berkaitan erat dengan ukuran partikel yang lebih mudah

dikonsumsi dan dicerna.

G. Kerangka Pikiran

Menurut Marhamah et al., (2019) Pakan merupakan aspek yang

penting dalam peternakan karena 70% dari total biaya produksi adalah

untuk pakan. Upaya untuk mencukupi kebutuhan gizi dan memacu

pertumbuhan, maka diperlukan dengan cara memberi pakan rumput segar

dan tambahan konsentrat fermentasi.

Menurut Sirait, (2018) pakan rumput segar mempunyai

karakteristik Kandungan airnya lebih banyak, Teksturnya kasar, Agak

sedikit beraroma sedangkan

pakan fermentasi menurut Allaily et al., (2017) adalah Kandungan

airnya lebih sedikit,Teksturnya lembut, dan Tidak beraroma sehingga

dapat menghasilkan perbedaan yang signifikan antara pakan rumput segar

dengan pakan yang di fermentasi.

Menurut Christi, (2019) Palatabilitas adalah tingkat kesukaan yang

ditunjukkan oleh ternak untuk mengkonsumsi suatu bahan pakan yang

diberikan dalam periode tertentu.

Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan terdapat perbedaan

tingkatan palatabilitas diantara konsentrat yang tidak difermentasi dengan

15
yang telah difermentasi. Apabila dilihat dari Tabel 2 bahwa jumlah

konsumsi konsentrat tanpa fermentasi lebih rendah (249,5gram/jam)

dibandingkan dengan konsentrat yang telah difermentasi (647 gram/jam)

(Christi, 2019).

Sehingga kita dapat melihat Hasil penelitian menurut Qoiyum et

al., (2019) Konsentrat fermentasi menghasilkan warna, aroma dan rasa

serta palatabilitas ternak yang lebih baik dibandingkan dengan yang tanpa

fermentasi.

Berdasarkan uraian di atas apabila pakan segar dan fermentasi yang

diberikan kepada domba keungkinan sesuai dengan hasil penelitian diatas.

Untuk lebih memahami kerangka pemikiran, dapat dilihat pada bagan di

bawah ini :

Ketersediaan Pakan

Rumput hasil fermentasi Rumput segar

Karakteristik :
Karakteristik :
1. Kandungan airnya
1. Kandungan airnya
lebih sedikit
lebih banyak
2. Teksturnya
2. Teksturnya kasar
lembut
3. Aga sedikit
3. Tidak beraroma
beraroma

16
Tingkat palatabilitas
berbeda

H. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis Penelitian

ini ialah Terdapat perbedaan palatabilitas ternak domba menggunakan

pakan hasil fermentasi.

I. Metode Penelitian

1. Waktu dan tempat penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret Sampai dengan

April 2021. Lokasi pemrosesan pakan fermentasi dilakukan di Kelompk

ternak Domba Di Desa Rajadesa,Kampung Tanjuggsukur Rt/Rw.

002/001, Kecamatan Rajadesa, Kabupaten Ciamis.

2. Metode dan desain penelitian

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen.

Desain penelitian menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap

Teracak (RKLT)

Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Perlakuan A :pakan hasil fermentasi

b. Perlakuan B :pakan rumput segar

Ulangan yang akan dilakukan dari setiap perlakuan dihitung

menggunakan rumus (Gomez & Gomez, 2013) sebagai berikut :

(t – 1 ) (r – 1) ≥ 15

17
Keterangan :

r = Ulangan

t = Perlakuan

15 = derajat kebebasan minimal

Maka :

Diketahui :t=2

Ditanyakan :r=?

Jawab :

(t – 1 ) (r – 1) ≥ 15

(2– 1 ) (R – 1 ) ≥ 15

(1 ) ( r – 1 ) ≥ 15

1r ≥ 15 +¿ 1

1 r ≥ 16

r ≥ 16

¿ 16 kali ulangan

jumlah ulangan yang akan digunakan adalah enam belas kali ulangan untuk

dua jenis perlakuan , sehingga jumlah satuan percobaan sebanyak 32 plot .

Adapun tata letak percobaanya sebagai berikut:

Tabel 1. Penempatan Ulangan dan Perlakuan dalam Unit Percobaan


1
A3 1
B3
2
A2 2
B2
3
A4 3
B4
4
A6 4
B6
5
A7 5
B7
6
A1 6
B1
7
A5 7
B5

18
8
A11 8
B11
9
A16 9
B16
10
A12 10
B12
11
A8 11
B8
12
A10 12
B10
13
A9 13
B9
14
A15 14
B15
15
A13 15
B13
16
A14 16
B14
PAKAN PAKAN HASIL
RJUMPUT SEGAR
FERMENTASI

Keterangan : 1 = Nomor Plot


1
A3 A = perlakuan rumput
fermentasi

3=ulangan

3. Definisi operasional variabel penelitian

Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel bebasnya yaitu jenis pakan fermentasi dan rumput segar

Fermentasi adalah pakan yang sudah dicampur probiotik selama

dua minggu dan rumput segar adalah pakan yang di panen sore hari .

b. Variabel terikatnya adalah tingkat palatabilitas domba

Palatabilitas adalah tingkat kesukaan /kelahapan yang ditunjukan

dengan parameter pakan yang diamati

1) Pakan yang diberikan (satuan gram atau kilogram), Diamati

pada pikul 07.00 WIB.

19
2) dikurangi dengan pakan yang sudah dikonsumsi (satuan

gram atau kilogram),Diamati pada pukul 16.00 WIB.

Parameter tingkat kesukaan menurut Yustina et al., (2017) adalah :

Palatabilitas (kilogram/hari) = pakan yang di berikan – sisa pakan

4. Alat dan bahan

A. Alat penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian meliputi:

Tabel 2. Daftar Alat

No Alat Spesifikasi Jumlah


1 Kandang 1MX1M 32
2 Plastik Ukuran besar 32
3 Ember plastik 30 Liter 10
4 Mesin penggiling - 1
5 Golok/parang Ukuran sedang 2
6 Hand Glove Ukuran dewasa 1 box
7 Karet Panjang 1 m 10
8 Tali tambang 100 CM 1
9 Terpal 3X3m 1
10 Gayung 1,5 liter 1

B. Bahan penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian meliputi:

Tabel 3. Daftar Bahan

No Bahan Spesifikasi Jumlah


1 Rumput gajah mini Besaran 5 kg 260
2 Probiotik winprob 1 Liter 1 btl
3 Dedak 10 kg 10
4 Air secukupnya -

20
5. Prosedur pengumpulan data

A. Penyiapan pakan rumput segar

1. Waktu pengambilan rumput pada sore hari.

2. Mengambil rumput segar yang ada di sekitar lingkungan kandang.

3. Menyiapkan wadah untuk meletakan pakan rumput segar.

4. Menyiapkan rumput segar untuk diberikan kepada domba.

B. Pembuatan pakan fermentasi

1. Rumput segar yang sudah di ambil dari lingkungan kandang

semula mula di haluskan terlebih dahulu.

2. Setelah halus rumput segar langsung di hamparkan di tempat

yang sudah tersedia secara merata.

3. Diberikan dedak supaya kandungan air yang ada di dalam

rumput tersebut hilang sambil diaduk.

4. Pastikan kandungan airnya sudah tidak nampak dalam kepalan

tangan

5. Tambahkan probiotik yaitu winprob dengan takaran 20 mm dari

tutup botol winprob dengan 1 liter air dengan airnya di

semprotkan secukupnya.

6. Diberikan sedikit air lalu diaduk kembali sampai kandungan air

di dalam rumput hilang.

7. Masukan pakan yang tadi ke dalam ember plastik sampai terisi

penuh dan padat.

21
8. Tutup plastik /ember plastik sampai rapat supaya tidak ada udara

yang masuk.

9. Tunggu dua minggu pakan hasil fermentasi baru bisa di berikan

kepada domba.

C. menurut Christi, (2019) Kriteria pakan fermentasi yang siap

digunakan :

1. Penampilan dan bentuk makanan

2. Aroma wangi

3. rasa manis dan hambar

4. tekstur yang halus

D. pembuatan kandang

1. untuk kandang sendiri sudah di buat oleh peternaknya langsung.

2. Ukuran kandang sendiri yaitu 100 cm X 100 cm

3. sebelum domba di masukan ke dalam kandang dilakukan

penyekatan terlebih dahulu.

E. Pemeliharaan

Memastikan tidak adanya udara yang masuk kedalam ember

plastik/plastik yang berisi pakan fermentasi.

F. Langkah - langkah penelitian yaitu :

1. Pemilihan domba umurnya yang seragam yaitu 8 sampai 1 tahun.

2. Domba dimasukan kedalam kandang yang sudah di sekat.

3. Masing masing sekat di isi satu domba.

22
4. Sebelum diberikan pakan domba di puasakan salam 1 hari.

5. Pakan yang akan diberikan ditimbang terlebih dahulu sebanyak 5

kilo gram lalu dimasukan kedalam tempat pakan yang sudah di

lapisi plastik.

6. Setelah pakan diletakan ke dalam wadah kemudian domba

dibiarkan untuk mengkonsumsi pakan yang sudah disiapkan

sampai waktu pengamatan.

G. Pengamatan

1. Pengamatan dilakukan bertepatan dengan pemberian pakan yaitu

pada pagi hari pada pukul 07.00 WIB dan sore hari pukul 16.00

WIB.

2. Parameter yang diamati adalah selisish jumlah pakan yang

diberikan (satuan kg) dengan berat sisa konsumsi.

Tabel 4. Ulangan Pengamatan

Perlakuan Ulangan Ke

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 13 14 15 16

Ket:

A : pakan Fermentasi

B : Pakan Rumput segar

23
6. Teknik analisis data

Penelitian ini menggunakan dua perlakuan yang berbeda dengan satu

objek penelitian sehingga teknik analisis data yang diguakan yaitu Uji-t

(Gomez & Gomez, 2013)

Rumus uji-t berpasangan

D
thit = SD
√n

SD = √ var

n
1
Var (s ) =
2
∑ ¿¿
n−1 i=1

t = nilai t hitung

𝐷̅= rata-rata selisih pengukuran 1 dan 2

𝑆𝐷 = standar deviasi selisih pengukuran 1 dan 2

n = jumlah sampel.

A. Interpretasi

24
a) untuk menginterpretasikan uji t-test terlebih dahulu harus

ditentukan:

- Nilai signifikansi 𝛼

- Df (degree of freedom) = N – k , khusus untuk paired sample t-

test df = N – 1

b) bandingkan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡 dengan 𝑡𝑡𝑎𝑏=𝛼;𝑛−1

c) apabila:

𝑡ℎ𝑖𝑡 > 𝑡𝑡𝑎𝑏 → berbeda secara signifikan

𝑡ℎ𝑖𝑡 < 𝑡𝑡𝑎𝑏 → tidak berbeda secara signifikan

25
J. Agenda Kegiatan

Rencana Januari Februari Maret April Mei Juni Juli


Tahap
Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Bimbingan
Proposal
Ujian
Proposal
Alat dan
bahan
Penelitian
pengumpulan
pakan
Pembuatan
Persiapan pakan
fermentasi
Penyekatan
kandang
Pemilihan
domba
Pelaksanaan
Pemberian
pakan
pengamatan
Rekapitulasi
Pengolahan data Data
Analisis Data
Penyusunan Penyusunan
Laporan Skripsi
Ujian Skripsi

26
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2018). Populasi Ternak Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak di ProvinsiJawa
Barat (Ekor). (Online).https://jabar.bps.go.id/statictable/2018/03/16/383/populasi-
ternak-menurut-kabupaten-kota-dan-jenis-ternak-di-provinsi-jawa-barat-ekor-2016.
Html . (Diakses pada tanggal 08 Februari 2021)

Anonim. (2019). Pembuatan Fermentasi Rerumputan Hijau Untuk Pakan Ternak. (Online).
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/71323/Pembuatan-Fermentasi-Rerumputan-
Hijau-Untuk-Pakan-Ternak/#. (Diakses pada tanggal 19 Februari 2021)

Allaily, Miswar, Rianah S, Usman Y, Zulfan, & Ma, Y. (2017). Potensi Pakan Fermentasi
Anaerob Menggunakan Bahan Pakan Lokal untuk Ternak Itik (Potential of Anaerobic
Fermentation Using Local Feed Ingredient for Ducks). 428–435.

Araujo, C. De, Un, M. Y., Koten, B. B., Randu, M. D. S., & Wea, R. (2019). Produksi
Rumput Odot (Pennisetum purpureum cv. Mott) pada Lahan Kering dengan Pemberian
Pupuk Organik Cair Berbahan Fese Babi. Jurnal Ilmu Peternakan Terapan, 3(1), 6–13.

Chemisquy, M. A., Giussani, L. M., Scataglini, M. A., Kellogg, E. A., & Morrone, O. (2010).
Phylogenetic studies favour the unification of Pennisetum, Cenchrus and Odontelytrum
(Poaceae): A combined nuclear, plastid and morphological analysis, and nomenclatural
combinations in Cenchrus. Annals of Botany, 106(1), 107–130.

Chilton, S. N., Burton, J. P., Reid, G., & Reid, G. (2015). Inclusion of fermented foods in
food guides around the world. Nutrients, 7(1), 390–404.
https://doi.org/10.3390/nu7010390

Christi, R. F. (2019). Kualitas Fisik Dan Palatabilitas Konsentrat Fermentasi Dalam Ransum
Kambing Perah Peranakan Ettawa. Jurnal Ilmu Ternak Universitas Padjadjaran, 18(2),
121–125.

Christiyanto.m, & Surahmanto. (2016). TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK MENCUKUPI


KONTINUITAS KEBUTUHAN PAKAN DI KTT MURIA SARI. 29–35.

Fahmi, T., Tedi, S., & Sujitno, E. (2015). Petunjuk Teknis Manajemen Pemeliharaan Ternak
Domba. In Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat.

Gomez, A. K., & Gomez, A. A. (2013). prosedur statistik untuk penelitian pertanian. In A
psicanalise dos contos de fadas. Tradução Arlene Caetano.

Iglesias, A., Pascoal, A., Choupina, A. B., Carvalho, C. A., Feás, X., & Estevinho, L. M.
(2014). Developments in the fermentation process and quality improvement strategies
for mead production. Molecules, 19(8), 12577–12590.

Kusumowardhani, P., & Hakim, L. R. (2018). Penerapan Unsur Visual Bentuk Tanduk
Domba Garut Dalam Desain Busana Siap Pakai. Jurnal Rupa, 2(1), 58.

Marhamah, S. U., Akbarillah, T., & Hidayat, H. (2019). Kualitas Nutrisi Pakan Konsentrat
Fermentasi Berbasis Bahan Limbah Ampas Tahu dan Ampas Kelapa Dengan Komposisi
yang Berbeda Serta Tingkat Akseptabilitas Pada Ternak Kambing. Jurnal Sain
Peternakan Indonesia, 14(2), 145–153.

Qoiyum, S., Dewi, kerunia R., & Al-kurnia, D. (2019). KUALITAS FISIK DAN
PALATABILITAS SILASE BATANG PISANG (MUSA PARADISIACA) SEBAGAI
PAKAN TERNAK DOMBA EKOR GEMUK Somad. 10(01), 21–25.

Sirait, J. (2018). Dwarf Elephant Grass (Pennisetum purpureum cv. Mott) as Forage for
Ruminant. Indonesian Bulletin of Animal and Veterinary Sciences, 27(4), 167.

Waskito, A., & Kardiana, A. (2020). Pendugaan Pertambahan Bobot Badan Domba
Menggunakan Metode Pohon Klasifikasi. Tekinfo, 2(April), 174–186.

Yustina, N., Abdullah, & Syafrianti, D. (2017). Uji Palatabilitas Pakan pada Burung
Rangkong di Penangkaran Taman Rusa Feed. 9, 25–29.

Anda mungkin juga menyukai