Anda di halaman 1dari 24

“PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE ACTIVE LEARNING

DENGAN CARA TATAP MUKA DAN ZOOM MEETING TERHADAP


HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA DI MAN DARUSSALAM CIAMIS”

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh

Junaidi Sesfao
NIM. 2119170015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH
CIAMIS
2021
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL

NAMA : JUNAIDI SESFAO


NIM : 2119170015
PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN BIOLOGI
JUDUL SKRIPSI : PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE
METODE ACTIVE LEARNING DENGAN
CARA TATAP MUKA DAN ZOOM MEETING
TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF
SISWA MAN DARUSSALAM

Tanggal Pengesahan : ……………………………………

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

H. Budi Setia Ir.M.M Dr. H. Adun Rusyana M.Pd


NIP. 19580921986031002 NIP. 196403301989031002

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

H. Warsono, Drs., MS.


NIP. 19571209 198403 1003

i
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS GALUH

Jl. RE. Martadinata No. 150 Tlp. (0265)772192 Fax. 771955 Ciamis

SURAT PERSETUJUAN

Dewan Penguji Ujian Sidang Proposal Program Studi Pendidikan Biologi


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Galuh Ciamis, dengan ini
menyatakan bahwa proposal berjudul PERBANDINGAN PENGGUNAAN
METODE METODE ACTIVE LEARNING DENGAN CARA TATAP
MUKA DAN ZOOM MEETING TERHADAP HASIL BELAJAR
KOGNITIF SISWA MAN DARUSSALAM Karya Junaidi Sesfao telah diuji
dalam Ujian Sidang Proposal pada Program Studi Pendidikan Biologi dan telah
diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ciamis, Februari 2020


Dewan Penguji

Dr. H. Toto, M.Pd. (..................................)


NIP. 195112151987022001

Taupik Sopyan, S.Pd., M.Si. (..................................)


NIP. 1969082811994031001

H. Budi Setia, Ir.,MM. (..................................)


NIP. 195809021986031002

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... i

LEMBAR PERSETJUAN DOSEN PEMBIMBING .................................. ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

A. Judul Penelitian .................................................................................. 1


B. Latar Belakang ................................................................................... 1
C. Rumusan Masalah .............................................................................. 3
D. Tujuan Penelitian ............................................................................... 3
E. Manfaat Penelitian ............................................................................. 3
F. Ringkasan Tinjauan Penelitian .......................................................... 4
a. Active Learning .......................................................................... 4
b. Zoom Meeting ............................................................................ 4
c. Kognitif ....................................................................................... 5
G. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 5
H. Hipotesis ............................................................................................ 8
I. Metode Penelitian .............................................................................. 8
1. Waktu dan Tempat Penlitian ...................................................... 8
2. Metode dan Desain Penelitian .................................................... 8
3. Populasi dan Sampel ................................................................... 9
4. Definisi Operasional ................................................................... 9
5. Instrumen Penelitian ................................................................... 9
6. Prosedur Pengumpulan Data ...................................................... 13
7. Teknik Analisis Data ..................................................................14
J. Agenda Kegiatan ............................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 18

iii
1

A. JUDUL PENELITIAN
“PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE ACTIVE LEARNING
DENGAN CARA TATAP MUKA DAN ZOOM MEETING TERHADAP
HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA DI MAN DARUSSALAM”.

B. LATAR BELAKANG
Belajar adalah merupakan proses perubahan perilaku sebagai hasil interaksi
individu dengan lingkungannya. Perubahan perilaku terhadap hasil belajar bersifat
kontinyu, fungsional, positif, aktif, dan terarah. Proses perubahan tingkah laku
dapat terjadi dalam berbagai kondisi berdasarkan penjelasan dari para ahli
pendidikan dan psikologi (Pane, 2017).
Pembelajaran ialah suatu proses membelajarkan siswa melalui proses
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi secara sistematis sehingga siswa dapat
mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien (Mulyono, 2015). Hasil
yang diperoleh siswa setelah melaksanakan pembelajaran ialah adanya perubahan
tingkah laku keaarah yang baik, dimana guru sebagai fasilitator dan siswa sebagai
subjek belajar. Guru sangat berperan penting dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan dengan berbagai cara atau metode pembelajaran yang sesuai dengan
karakter dan minat siswa. Indikator untuk mengukur hasil belajar siswa
diantaranya ditinjau dari aspek pengetahuan ( kognitif ) aspek sikap (Afektif ) dan
keterampilan ( Psikomotorik ).Berhasil atau tidaknya tergantung pada model dan
cara dalam melaksanakan pembelajaran. Menurut Mulyasa (2004) mengemukakan
bahwa hendaknya pembelajaran dengan menggunakan metode active learning
setiap materi pelajaran yang baru harus dikaitkan dengan berbagai pengetahuan
dan pengalaman yang ada sebelumnya.
Menurut Suprijono (2010: 111) hakekatnya metode pembelajaran aktif
(active learning) adalah untuk mengarahkan atensi peserta didik terhadap materi
yang dipelajari, oleh peserta didik.
Pada masa Pandemi COVID-19 ini, telah berdampak kurang baik dalam
berbagai sektor kehidupan seperti ekonomi, sosial, serta pendidikan. Di Indonesia
sendiri, dunia pendidikan juga ikut merasakan dampaknya. Kondisi pandemi saat
ini menjadi tantangan bagi dunia pendidikan khususnya pendidikan formal dalam
2

upaya pendidikan karakter bangsa. Pembelajaran dominan tidak dilakukan dengan


tatap muka, sehingga menjadi tantangan guru dalam proses pendidikan karakter
tersebut. Disisi lain akan memberikan kesempatan bagai peserta didik dalam
mengaktualisasikan nilai-nilai karakter di masyarakat dalam upaya keikutsertaan
pencegahan dan penanggulangan Covid-19.
Untuk itu pembelajaran konvensional yang mengumpulkan banyak peserta
didik dalam satu ruangan perlu ditinjau ulang pelaksanaannya. Pembelajaran
harus dilaksanakan dengan skenario yang mampu meminimalisir kontak fisik
antar peserta didik, ataupun antara peserta didik dengan guru. Pendidik harus
memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan meskipun peserta didik
berada dirumah, inovasi pembelajaran merupakan solusi yang perlu didesain dan
dilaksanakan oleh guru dengan memaksimalkan media yang ada seperti media
daring (online). Penggunaan teknologi digital memungkinkan peserta didik dan
guru berada di tempat yang berbeda selama proses pembelajaran. Namun, kualitas
pendidikan adalah salah satu masalah pendidikan yang harus menjadi sorotan
penting dalam perbaikan sistem pendidikan, khususnya yang berkenaan dengan
kualitas pembelajaran.
Dengan demikian, keadaan tersebut memberikan dampak pada kualitas
pembelajaran, siswa dan guruyang sebelumnya berinteraksi secara langsung
dalam ruang kelas, sekarang harus berinteraksidalam ruang virtual yang terbatas.
Untuk meningkatkan interaksi antara siswa dengan guru yang baik dan
mengurangi kejenuhan siswa pada masa pandemi seperti saat ini, maka dilakukan
pengubahan metode pembelajaran dengan active learning meskipun melalui zoom
meeting. Dengan adanya teknologi yang canggih pembelajaran tetap dilakukan
seperti dengan menggunakan zoom meeting, pengajar dapat menerapkan metode
active learning yang ditujukan untuk meningkatkan keaktifan, kreativitas,
menyalurkan pendapat dari siswanya.
Hasil penelitian Sicat (2015) menunjukkan bahwa fleksibilitas waktu,
lokasi, dan metode pembelajaran online mempengaruhi kepuasan peserta didik
terhadap pembelajaran. Belajar dari rumah membuat mereka tidak merasakan
tekanan sebaya yang biasa mereka rasakan ketika belajar bersama teman yang
dilakasanakan secara tatap muka. Selain itu pembelajaran secara online

2
3

menghilangkan perasaan canggung sehingga peserta didik dapat mengekpresikan


pikirannya dan bertanya secara bebas. Pembelajaran jarak jauh secara online juga
mampu menumbuhkan kemandirian belajar peserta didik.
Meskipun ada beberapa kekurangan yang dirasakan guru dan siswa, namun
di masa depan pembelajaran jarak jauh ini dapat dilakukan apabila guru sedang
berhalangan untuk hadir tetap dapat dilakukan pembelajaran. Untuk mengurangi
waktu kosong siswa di sekolah dan siswa tetap dapat menerima ilmu sehingga
prestasi belajar siswa bisa meningkat. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
melakukan perbandingan antara metode active learning secara tatap muka dan
menggunakan zoom meeting melalui tanggapan siswa.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, didapatkan bebaarapa rumusan


masalah sebagai berikut :

Apakah terdapat perbedaan hasil belajar kognitif melalui penggunaan


metode active learning dengan cara tatap muka dan zoom meeting ?

D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah
Untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa dengan metode
pembelajaran active learning secara tatap muka dan zoom meeting.

E. MANFAAT PENELITIAN
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi peneliti
a. Hasil dan temuan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang
penggunaan metode active learning.
b. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis.
c. Menambah wawasan bagi peneliti tentang beberapa metode pembelajaran
yang berkembang di dunia pendidikan sekarang ini.
2. Bagi guru dan sekolah
a. Sebagai salah satu alternaif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa

3
4

b. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran


yang dapat memberikan manfaat bagi siswa.
c. Sumbangan pemikiran mengembangkan sistem kegiatan belajar mengajar
di sekolah.

F. RINGKASAN TINJAUAN TEORITIS


a. Active Learning
Pembelajaran aktif (active learning) adalah suatu proses pembelajaran
dengan maksud untuk memberdayakan pesreta didik agar belajar dengan
menggunakan berbagai cara/strategi secara aktif. Dalam hal ini proses aktivitas
pembelajaran didominasi olehpeserta didik dengan menggunakan otak untuk
menemukan konsep dan memecahkan masalah yang sedang dipelajari, di samping
itu juga untuk menyiapkan mental dan melatih keterampilan fisiknya.Selain itu
pembelajaran aktif juga disrtian sebagai segala bentuk pembelajaran yang
memunginan peserta didik berperan aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri
baik dalam bentuk interaktif antar siswa maupun siswa dengan guru dalam proses
pembelajaran (Faturohman, 2012).
b. Zoom Meeting
Secara tidak langsung, pandemi covid-19 menuntut seseorang untuk melek
akan teknologi (Chawla, 2020; Wiederhold, 2020) dimana teknologi informasi
memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran khususnya
dalam situasi pandemi (Astini, 2020; Altaftazani et al., 2020), pemanfaatan
teknologi dalam pembelajaran daring juga dapat memberikan pengalaman belajar
yang baru dan lebih bermakna bagi peserta didik (Rahayu et al., 2020). Di era
milenial seperti saat ini, terdapat banyak platform digital yang dapat dimanfaatkan
sebagai penunjang keterlaksanaan kegiatan belajar mengajar secara daring seperti
E-learning, Zoom, Google Meet, Edmodo, V-Class, Skype, Youtube Live,
Webex, Whatsapp, dan banyak aplikasi lainnya. Hasil survei yang dilakukan oleh
Statqoanalytics, (2020)(sebuah perusahaan konsutan analitik data) menunjukkan
bahwa aplikasi yang paling banyak dan paling sering digunakan sebagai platform
belajar online ialah aplikasi zoom. Zoom merupakan salah satu aplikasi
komunikasi video berbasis cloud computing buatan perusahaan Amerika. Aplikasi

4
5

ini menyediakan layanan konferensi jarak jauh dengan menggabungkan


konferensi video, pertemuan online, obrolan, hingga kolaborasi seluler (Latifah,
2020). Aplikasi ini dapat diakses melalui windows, linux, ios, os mac, website,
dan android. Ketersedian berbagai fitur pada aplikasi zoom yang juga dapat
digunakan dalam proses pembelajaran seperti meeting & chat, video webinar,
conference rooms, phone system, dan marketplace merupakan salah satu
kelebihan yang membuat aplikasi ini banyak digunakan sebagai sarana belajar
mengajar. Data statistis menunjukakan bahwa penggunaan aplikasi zoom
mengalami lonjakan yang sangat tinggi selama pandemi yaitu hampir mencapai
19 miliar kali penjualan (Romero-Ivanova et al., 2020). Banyak perguruan tinggi
yang memanfaatkan aplikasi ini khususnya dalam pembelajaran. Salahsatunya
adalah dalam pembelajaran sains.
c. Kognitif
Kemampuan kognitif ialah kemampuan anak untuk berfikir lebih kompleks
serta melakukan penalaran dan pemecahan masalah, berkembangnya kemampuan
kognitif ini akan mempermudah anak menguasai pengetahuan umum yang lebih
luas, sehingga ia dapat berfungsi secara wajar dalam kehidupan masyarakat
sehari-hari (Novitasari, 2018). Pada aspek pengembangan kognitif, kompetensi
dan hasil belajar yang diharapkan pada anak adalah anak mampu dan memiliki
kemampuan berfikir secara logis, berfikir kritis, dapat memberi alasan, mampu
memecahkan masalah dan menemukan hubungan sebab akibat dalam
memecahkan masalah yang dihadapi (Yamin & Jamilah, 2010).

G. KERANGKA PEMIKIRAN

Hasil penelitian dari jurnal metode active learning yang dimana


pembelajaran aktif juga diartikan sebagai segala bentuk pembelajaran yang
memungkinka peserta didik berperan aktif dalam proses pembelajaran itu
sendiri baik dalam bentuk interaktif antar siswa maupun siswa dengan
guru dalam proses pembelajaran (Faturohman, 2012).

Hasil penelitian dari jurnal sebelumnya mengenai zoom meeting


yang mana Zoom merupakan salah satu aplikasi komunikasi video
berbasis cloud computing buatan perusahaan Amerika. Aplikasi ini

5
6

menyediakan layanan konferensi jarak jauh dengan menggabungkan


konferensi video, pertemuan online, obrolan, hingga kolaborasi seluler
(Latifah, 2020). Aplikasi ini dapat diakses melalui windows, linux, ios, os
mac, website, dan android. Ketersedian berbagai fitur pada aplikasi zoom
yang juga dapat digunakan dalam proses pembelajaran seperti meeting &
chat, video webinar, conference rooms, phone system, dan marketplace
merupakan salah satu kelebihan yang membuat aplikasi ini banyak
digunakan sebagai sarana belajar mengajar.

Hasil penelitian dari jurnal sebelumnya mengenai kognitif yang


mana kognitif ialah kemampuan anak untuk berfikir lebih kompleks serta
melakukan penalaran dan pemecahan masalah, berkembangnya
kemampuan kognitif ini akan mempermudah anak menguasai pengetahuan
umum yang lebih luas, sehingga ia dapat berfungsi secara wajar dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari (Novitasari, 2018).

Berdasarkanuraian diatas untuk dapat mengetahui perbandingan


penggunaan metode active learning dengan cara tatap muka dan zoom
meeting terhadap hasil belajar kognitif siswa maka perlu diadakan suatu
penelitian mengenai hal tersebut. Adapun bagan kerangka pemikiran dapat
di lihat pada bagan berikut.

6
7

ModelPembelajaran
Active Learning
(X)

Pembelajaran
Pembelajaran menggunakan
menggunakan metode
metode tatap muka
zoom meeting

Kelebihan dan kekurangan Kelebihan pembelajaran


pembelajaran tatap muka : menggunakan metode zoom
meeting :
1. Pembelajaran tatap muka
membutuhkan ruang kelas/ 1. Suasana seperti di kantor
secara fisik 2. Mendukung fitur presentasi
2. Memerlukan waktu 3. Kapasitas ruang yang besar
berkumpul yang sama 4. Tersedianya berbagai
3. Pembelajaran cukup perangkat operation system
mengikat sehingga 5. Kapasitas video bagus
kemandirian siswa kurang 6. Fitur on/off video
4. Adanya standarisasi materi
kekurangan pembelajaran
pembelajaran dan jaminan
menggunakan metode zoom
sebagai pendidik
meeting :
5. Murid fokus dalam
1. Tidak tersedia tampilan
mengerjakan tugas yang di
berbahasa Indonesia
berikan
2. Boros data

Proses pembelajaran

Hasilbelajar kognitif siswa


Gambar 1. Kerangka Pemikiran

7
8

H. HIPOTESIS
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis yang digunakan
adalah terdapat perbedaanhasil belajar kognitif yang signifikan dengan
penggunaan metode active learning dengan cara tatap muka dan zoom meeting.

I. METODE PENELITIAN
1. Waktu dan tempat penelitian
Waktu :Januari s.d Mei 2021
Tempat : MAN DARUSSALAM CIAMIS
Alamat : Jl.K.H Ahmad Fadlil No.53 kampus Pesantren
Darussalam Ciamis Telp. (0265) 773624
2. Metode dan desain penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian Eksperiment semu (Quasi
Experimental). Pada penelitian ini terdapat dua sampel penelitian yang mana salah
satu sampel diberikan perlakuan yaitu penerapan media e-learning berbasis zoom
meeting sementara sampel lainnya menggunakan metode tatap muka, dimana
aplikasi ini merupakan aplikasi yang umum dan sudah sering digunakan dalam
pembelajaran online. Dengan Solomon Two -Group designdigunakan untuk
mengukur penguasaan materi terhadap hasil belajar siswa, adanya Pre-test
digunakan untuk mengetahui pemahaman awal siswa dan Post-test bertujuan
untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi Ekologi (ekosistem, aliran
energi, siklus/daur Biogeokimia dan interaksi dalam ekosistem) setelah
melakukan pembelajaran mengunakan metode tatap muka dan zoom meating.

Pretest Treatment Possttest


T1 Xₐ (metode a) T2
T1 X b(metode b) T2
Keterangan :
T₁ : Pretest untuk mengukur kemampuan siswa sebelum melakukan
pembelajaran
Xa : Perlakuan metode pembelajaran Tatap muka
Xb : Perlakuan Metode Pembelajaran Online (Zoom Meating)
T₂ : Pretest untuk mengukur kemampuan siswa Setelah melakukan
pembelajaran

8
9

3. Populasi dan sampel penelitian


Populasi target dalam penelitian ini merupakan siswa kelas X MIPA yang
berjumlah 5kelas di MAN Darussaam Ciamis pada semester genap tahun ajaran
2020/2021, dari ke 5 kelas tersebut diambil satu kelas yang dibagi menjadi dua
kelompok, kelompok pertama merupakan kelompok yang mengunakan metode
Zoom Meating dan kelompok kedua mengunakan metode tatap muka.
Teknik pengambilan sampel yaitu Teknik Simple Random Sampling.
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah dari kelas X MIPA 1 di MAN
Darussalam Ciamis pada semester genap tahun ajaran 2020/2021.

4. Definisi operasianal variabel penelitian


a. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini merupakan Metode Active
LearningPembelajaran tatap muka dan zoom meeting.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu hasil belajar kognitif siswa kelas
XMIPA
Hubungan variabel bebas dan variabel terikat digambarkan sebagai berikut :

X X1
Gambar 2. Bagan paradigma penelitian

Keterangan :

X : variabel bebas yakni Metode active learning melalui


Pembelajaran tatap muka dan zoom meeting.
X1: variabel terikat 1 yakni hasil belajar kognitif

( Sugiyono, Statistika untuk penelitian , 2017 )

5. Instrumen penelitian
a. Instrument Test

9
10

Instrument test yang digunakan bertujuan untuk mengukur tingkat


penguasan hasil belajar siswa yaitu berupa soal pilihan ganda ( PG ) dengan
empat opsi sebanyak 20 nomor, dengan bobot masing-masing soal menjawab
benar memiliki bobot bilai 1 ( satu ) dan jawaban salah memiliki nilai 0 ( nol ).
Untuk waktu pengerjaannya ialah pada saat melakukan tes awal ( Pre Test )
dan saat setelah pembelajaran ( Post Test ). Masing-masing pengerjaannya
ialah 15 menit.
Sebelum melakukan tes yang dapat digunakan sebagai instrument
penelitian, terlebih dahulu dilakukan expert Judgement oleh tiga dosen ahli
(ahli kontruksi, ahli isi, dan ahli bahasa). Adapun cara yang digunakan untuk
pengolahan data analisis uji coba instrument ialah :
1) Uji Validitas Butir Pertanyaan
MenurutArikunto (2013: 211) bahwa: “Validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukan tingkat- tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”.
Sedangkan menurut Sugiyono (2015:121): “Suatu instrumen yang valid berarti
alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid
berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur”. Untuk menghitung koefisien validitas, menggunakan
rumus sebagai berikut:
N ∑ xy−( ∑ x ) (∑ y )
r xy =
√ { N ∑ x − ( ∑ x ) } {N ∑ y − ( ∑ y ) }
2 2 2 2

Keterangan:
rxy= koefisien korelasi antara variabel x dengan variabel y
N = Banyaknya peserta tes
∑X =skor setiap butir soal
∑X² = Kuadrat dari skor butir soal
∑Y =skor total butir soal
∑Y² = jumlah kuadrat skor total
( Arikunto:2012:87 )

10
11

Sesuai dengan validitas yang akan dihitung, maka untuk menentukan


tingkat (derajat) validitas. Diberikan kriterium berikut sebagai berikut

Tabel 6.
Interpretasi Validitas
no Interval Koefisien Keterangan
11 0,80<r xy≤1,00 Sangat Tinggi

22 0,60<r xy≤0,80 Tinggi

33 0,40<r xy≤0,60 Cukup

34 0,20<r xy≤0,40 Rendah

55 0,00<r xy≤0,20 Sangat Rendah

Sumber :Arikunto ( 20212:89)

2) Uji Reliabitas
Reliabitasmerupakan suatu ketetapan tes apabila diteskan depada subjek
yang sama ( Arikunto, 2012:104 ). Dipenelitian ini akan digunakan rumus
pembelahan ganjil-genap :
❑ 2 r1 1

2 2
r11 = ¿
¿¿

( Arikunto, 2012:109 )

Keterangan :
r 11 : reliabilitas tes secara keseluruhan
P : Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q : Proporsi subjek yang menjawab item dengan Salah ( q = 1- p )s

∑ pq : Jumlah hasil perkaian antara p dan q
n : banyaknya item
s : standar deviasi dari tes

3) Uji Daya Pembeda


Setelah dilakukan uji reabilitas selanjutnya dilakukan uji daya pembeda
bertujuan untuk mengetahui soal dalam membedakan siswa yang tergolong

11
12

mampu ( memiliki prestasi tinggi ) dengan siswa yang tergolong kurang atau
lemah dalam prestasinya ( Sudjana, 2016:141). Dengan rumus untuk
menentukannya indeks deskriminasi :
BA BB
D= − = PA – PB
J A JB
Keterangan :
D : Indeks Dekriminasi
B A : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
J A : banyak nya peserta kelompok atas
BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
J B : banyak nya peserta kelompok bawah
P A : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
( Arikunto, 2012:228 )

Kemudian hasil uji daya pembeda dimasukan dalam kategori atau kriteria
berdasarkan interpretasi uji validitas sebagai berikut :

Tabel 7.
Klasifikasi daya pembeda
No Nilai Keterangan
1 0,71 ˂D≤1,00 Baik Sekali
2 0,41 ˂D≤0,70 Baik
3 0,21 ˂D≤0,40 Cukup
4 0,00 ˂D≤0,20 Kurang
5 D negatif Kurang Sekali
4) Uji Sumber : Arikunto ( 2012:232 ) Indeks
Kesukaran
1) Kemudian dilakukan uji kesukaran terhadap soal yang diberikan
mengunakan rumus :
B
P=
Js
Keterangan :
P : Indeks Kesukaran
B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul

12
13

Js : Jumlah Peserta tes

Kemudian hasil uji indeks kesukaran dimasukan dalam kategori atau kriteria
berdasarkan interpretasi uji validitas sebagai berikut :
Tabel 8.
Interpretasi indeks kesukaran
No Nilai Keterangan
1 0,00 ˂P≤0,30 Baik Sekali
2 0,31 ˂P≤0,70 Baik
3 0,71 ˂p≤1,00 Cukup
Sumber : Arikunto ( 2012:225 )

6. Prosedur pengumpulan data


Tahapan yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini terdiri menjadi tiga
tahap, yaitu sebagai berikut :
a. Tahapan persiapan
1) Meminta izin peneltian kepada Kepala Sekolah MAN Darussalam
2) Melakukan konsultasi dengan guru bidang studi biologi mengenai
subjek penelitian
3) Mempersiapkan segala bentuk insrumen yang akan di gunakan
dalam tahap pelaksanaan
4) Melakukan expert judment instrument penelitian
5) Melaksanakan uji coba instrument
6) Melakukan analisis hasil uji coba instrument
b. Tahapan pelaksanaan
a. Metode Tatap muka
1) Memberikan Pretest (test awal) untuk mengetahui pengetahuan
awal ,
2) Melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode
tatap muka terhadap materi Ekologi
3) Melakukan Posttest (test akhir) untuk mengukur Hasil belajar
Kognitif siswa dalam materi Ekologi
4) Menentukan nilai akhir siswa berdasarkan hasil Posttest dan
Pretest

13
14

b. Metode Daring ( Zoom meating)


1) Memberikan Pretest (test awal) untuk mengetahui pengetahuan
awal , melalui media Zoom meating
2) Melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media
Zoom meatingterhadap materi Ekologi
3) Melakukan Posttest (test akhir) untuk mengukur Hasil belajar
Kognitif siswa dalam materi Ekologi
4) Menentukan nilai akhir siswa berdasarkan hasil Posttest dan
Pretest
c. Tahap pengolahan data
1) Mengolah data hasil penelitian yang telah dilakukan pada tahap
pelaksanaan penelitian
2) Melakukan analisis terhadap seluruh hasil data penelitian yang
diperoleh
3) Menyimpulkan hasil analisis data
4) Menyusun laporan penelitian (Skripsi)

7. Teknik Analisis Data


Setelah data terkumpul dlam bentuk data kuantitatif, maka akan dilakukan
analisi data, yakni dilakukan dengancara sebagaiberikut :
1) N-gain
Dara pre-test dan post-test dihitung nilai gainnya. Hal ini dimaksudkan
untuk mengetahu peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa setelah
diberikan treatment atau perlakuan. Gain normalisasi dapat diperoleh dengan
cara membagi selisih skor pre-test dan post-test dengan selisih antara skor
maksimalskor pre-test, dengan rumus :

N- Gain =

14
15

Dengan ketentuan :

Rentang Kategori
G ≥0,7 Tinggi
0,3 ≤g≤0,7 Sedang
g≤0,3 Rendah

2) Untuk melihat data N-gain yang diperoleh berdistrbusi normal atau tidak
dilakukan uji normalitas dengan uji Chi kuadrat. Uji normalitas dilakukan
beberapa tahap diantaranya yaitu sebagai berikut :
a. Menentukan banyak nya kelas interval (k) Dengan rumus :k = 1+3,3 log
𝑛
b. Menetukan rentang kelas (r) Dengan rumus :r = 𝑁𝑏 − 𝑁𝑎

c. Menentukan panjang kelas interval (p) Dengan rumus: P


d. Membuat daftar ditribusi tabulasi frekuensi Dengan format tabel sebagai
berikut :

N Kelas Interval Tabulasi Frekuensi

Jumlah

e. Membuat daftar distribusi

No Kela F X Ci Ci Fi F
s i i 2 C i
inter i C
val i
2

Jumlah

f. Menentukan rata-rata kelas Dengan rumus :

( Σ fici )
𝑥 = Xo + p Σ fi

g. Mencari simpangan baku (Standar Deviasi) Dengan rumus :

15
16

Sd¿ p
√ n Σ fici 2−( fici ) 2
n(n−1)

h. Membuat daftar distribusi frekuensi ekspetasi dan observasi

N Kelas interval Oi = Z l E
o Fi i

Jumlah

i. Menghitung x2 hitung

x2 hit
j. Menghitung x2 tabel

𝛼 = 1% atau𝛼 = 5% dk = 𝑘 − 3
k. Penentuan normalitas :keadaan normal apabila x2 hit ≤ x2 tabel
3) Pengujian Normalitas Data : t-test

Xa− Xb
t=
Sp
√ 1 1
+
na nb

Dengan ketentuan Sp :

( na−1 ) S 2 a−( nb−1 ) S 2 b


S2 p = na+nb−2

Keterangan :
Xa = rata-rata kelompok a (tatap muka)
Xb = rata-rata kelompok b(metode Zoom)
Sp = Standar Deviasi gabungan
Sa = Standar deviasi kelompok a
Sb = Standar deviasi kelompok b
na = banyaknya sampel di kelompok a
nb = banyaknya sampel di kelompok b

16
17

DF = na + nb -2

Bila nilai P >α , maka variannya sama, namun bila nilai P <= α, berati
variannya berbeda.

17
18

J. Agenda Kegiatan (matriks)

Bulan
Desember Januari Februari Maret April
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Tahap Persiapan
penelitian
b. Penyusunan
danPengajuan
Judul
c. Pengajuan
Proposal
d. Perijinan
Penelitian
2. Tahap Pelaksanaan
a Pengumpulan
Data
b Analisis Data
3. Tahap
PenyusunanLaporan

18
19

DAFTAR PUSTAKA

Cahyani, A., Listiana, I. D., Puteri, S., Larasati, D., Islam, U., Sunan, N.,
Yogyakarta, K., Islam, U., Sunan, N., Yogyakarta, K., Islam, U., Sunan, N.,
Yogyakarta, K., & Belajar, M. (2020). Motivasi Belajar Siswa SMA pada
Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19. 3(01), 123–140.
Ismawati, D., & Prasetyo, I. (2021). Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini Efektivitas Pembelajaran Menggunakan Video Zoom Cloud Meeting
pada Anak Usia Dini Era Pandemi Covid-19 Abstrak. 5(1), 665–675.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.671
Kelana, J. B. (2021). “Penggunaan Aplikasi Zoom Meeting Di Masa Pandemi
Covid-19 Pada Pembelajaran Sains.”4(1), 18–22.
Kusumawati, N. (2017). “Penerapan Metode Active Learning Tipe Team Quiz
Untuk Meningkatkan Keaktifan Bertanya Dan Kreatifitas Siswa Pada Mata
Pelajaran Ipa Kelas V Sdn Ronowijayan Ponorogo”. 1(2), 26–36.
Manurung, adinda N. H. (2019). “Perkecambahan Kacang Panjang Ungupada
Berbagai Media Yang Berbeda Germination of Purple Long Beans in
Several Media”. 43–52.
Novitasari, Y., & Fauziddin, M. (2021). Perkembangan Kognitif Bidang Auditori
pada Anak Usia Dini. 5(1), 805–813.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.640
Rizqah, Z., Setyaningsih, M., & Mayarni, M. (2019). Hubungan Pengetahuan
Mikrobiologi dengan Sikap Peduli terhadap Kesehatan pada Mahasiswa
Pendidikan Biologi. 03(01), 7–13.
Tambunan, N., & Siagian, I. (n.d.). Analisis Lingkungan Belajar dan Aktivitas
Belajar Daring Siswa SMP pada Masa Pandemi Covid-19. 2, 371–382.
(Cahyani et al., 2020)(Novitasari & Fauziddin, 2021)(Ismawati & Prasetyo, 2021)
(Kusumawati, 2017)(Rizqah et al., 2019)(Kelana, 2021)(Tambunan & Siagian,
n.d.)(Manurung, 2019)
Rifai Fajar Wahid, 2020. Kelebihan dan kekurangan zoom meeting sebagai media
belajar dan rapat online. Online:https://forumbaca.com/kelebihan-dan-
kekurangan-zoom-cloud-meeting-sebagai-media-belajar-dan-rapat-
online. Diakses tanggal 25 Februari 2021 pukul 12:42wib
Ali Iman Muhlis 2020 pendidikan di madrasah Ibtidaiyah Daruh najah. “kelebihan
pembelajaran tatap muka” tesedia online

19
20

hhttps://www.patinews.com/kelebihan-kekurangan-pembelajaran-daring-
dan-tatap-muka/ diakse pada tanggal 25 Februari 2021 pukul 12:51 wib
Tersedia online :https://www.spssstatistik.com/rumus-korelasi-product-
moment/ diakses tanggal 25 Februari 2021 pukul 14:02 Wib

20

Anda mungkin juga menyukai