Anda di halaman 1dari 21

Proposal Skripsi

PERAN GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA


PEDULI LINGKUNGAN DI MI. HIDAYATUS SHOLIHIN
TURUS GURAH KEDIRI

OLEH :
DEWI ASYIFA AZZAHRAH
NPM. 200109888

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
UNIVERSITAS ISLAM TRIBAKTI (UIT) LIRBOYO KEDIRI
FEBRUARI 2024

i
Proposal Skripsi

PERAN GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA


PEDULI LINGKUNGAN DI MI. HIDAYATUS SHOLIHIN
TURUS GURAH KEDIRI

Proposal
Diajukan memenuhi salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan skripsi

OLEH :
DEWI ASYIFA AZZAHRAH
NPM. 200109888

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
UNIVERSITAS ISLAM TRIBAKTI (UIT) LIRBOYO KEDIRI
FEBRUARI 2024

ii
PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL

PERAN GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA


PEDULI LINGKUNGAN DI MI. HIDAYATUS SHOLIHIN
TURUS GURAH KEDIRI

DEWI ASYIFA AZZAHRAH


NPM. 200109888

Pro[osal Skripsi ini telah diseminarkan pada tanggal ……..


dan disetujui untuk dibimbing

Kediri , ….. 2024


Penguji Proposal

iii
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................................. i
JUDUL.................................................................................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................................ iii
DAFTAR ISI......................................................................................................................... iv
PERAN GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA PEDULI
LINGKUNGAN DI MI. HIDAYATS SHOLIHIN TURUS GURAH KEDIRI ............ 1
A. Konteks Penelitian................................................................................................... 1
B. Fokus Penelitian....................................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian..................................................................................................... 4
D. Kegunaan Penelitian................................................................................................ 4
E. Definisi Operasional ............................................................................................... 5
F. Fokus Kajian ........................................................................................................... 6
1. Jenis Penelitian............................................................................................. 13
2. Kehadiran Peneliti........................................................................................ 13
3. Lokasi Penelitian.......................................................................................... 14
4. Sumber Data................................................................................................. 14
5. Prosedur Pengumpulan Data........................................................................ 14
6. Teknik Analisis Data.................................................................................... 15
7. Pengecekan Keabsahan Data....................................................................... 16
8. Tahap – Tahap Penelitian ............................................................................ 17
9. Sistematika Penulisan ................................................................................. 17
G. Penelitian Terdahulu .............................................................................................. 18
H. Metode Penelitian.................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 20

iv
PERAN GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA PEDULI
LINGKUNGAN PADA DI MI. HIDAYATUS SHOLIHIN
TURUS GURAH KEDIRI

A. Konteks Penelitian
Saat ini, banyak orang yang memanfaatkan lingkungan untuk kepentingan dirinya
sendiri, tanpa memperhatikan kelestarian alam. Menurunnya kepedulian masyarakat
terhadap lingkungan hidup dapat menimbulkan berbagai permasalahan seperti banjir,
tanah longsor, dan lain-lain. Kenyataan menunjukkan masih banyak masyarakat yang
tidak terlibat dalam pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup, serta peraturan dan
sistem yang dimiliki lembaga tersebut tidak kuat..Peranan pendidikan sangat penting
dalam kehidupan seseorang saat ini dan dimasa yang akan datang. Pendidikan
merupakan upaya sadar dan terencana untuk menciptakan lingkungan belajar dimana
peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya.Di penghujung tahun
2019, terjadi bencana yang tidak wajar yaitu pandemi Covid-19 yang menyebabkan
penyebaran virus antar negara sehingga menimbulkan banyak korban. Namun faktanya
masih banyak masyarakat yang kurang peduli terhadap kesehatan dan lingkungannya.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mengembangkan karakter yang baik sejak dini1.
Peran guru sebagai pendidik adalah mendisiplinkan anak agar menaati peraturan dan
norma sekolah dalam keluarga dan masyarakat. Tugas-tugas tersebut berkaitan dengan
peningkatan tumbuh kembang anak agar dapat memperoleh pengalaman. Aktivitas siswa
sehari-hari tidak lepas dari lingkungan tempat ia tinggal. Lingkungan sekitar merupakan
sumber belajar bagi anak, guru dapat memanfaatkan lingkungan dalam proses
pembelajaran, karena siswa dihadapkan langsung pada kenyataan dan kejadian yang ada.
Proses pembelajaran yang dilakukan langsung di lapangan dapat meningkatkan
produktivitas belajar siswa.
Kualitas lingkungan hidup harus ditingkatkan dengan meningkatkan kesadaran anak
sekolah akan pentingnya menjaga dan mencegah kerusakan lingkungan hidup. Dalam
mengembangkan sifat peduli lingkungan, alangkah baiknya ditanamkan sejak dini, agar
siswa dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab sebagai pengikut bangsa. Apabila nilai
kepedulian telah tumbuh menjadi jiwa yang kuat, maka karakter inilah yang dapat

1
Nirra Fatmah, “Pembentukan Karakter Dalam Pendidikan,” Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman 29,
no. 2 (31 Juli 2018): 20.

1
menjadi tumpuan seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Nilai peduli lingkungan yang
digambarkan sebagai nilai sikap dan tindakan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari. Pendidikan lingkungan hidup diajarkan sejak dini agar siswa mengembangkan rasa
peduli terhadap lingkungan hidup dan mempunyai kesempatan untuk meningkatkan
kemampuan belajar dan kualitas hidupnya di masa depan.
Dalam meningkatkan karakter peduli lingkungan diharapkan seluruh warga sekolah
dapat mengintegrasikan, memperdalam, memperluas dan menyelaraskan pendidikan
karakter peduli lingkungan. Dalam pengintegrasian ini dapat dilakukan pada saat
kegiatan kelas, kegiatan diluar kelas, atau pun diluar sekolah. Hal lain pendidikan yang
berbasis lingkungan juga harus memiliki pemimpin yang dapat menjadikan sekolah
sebagai wahana pendidikan lingkungan agar karakter peduli lingkungan mengakar dalam
diri siswa.Dalam penanaman pendidikan karakter disuatu sekolah dapat dilakukan
dengan pengembangan sikap yang diintegrasikan kedalam kurikulum pembelajaran.
Pengembangan pendidikan kebudayaan dan karakter anak dilaksanakan melalui
pengintegrasian dalam kegiatan sehari-hari yang dilaksanakan oleh sekolah seperti
kegiatan rutin, kegiatan spontan, keteladanan, dan pengkondisian yang dijelaskan sebagai
berikut2.
1. Kegiatan yang pertama yaitu kegiatan rutin yang berupa kegiatan kebersihan diri
sendiri yang dilakukan oleh warga sekolah setiap harinya berupa mencuci tangan,
piket kelas, mencuci tangan dengan sabun setelah buang air dll.
2. Kedua kegiatan spontan merupakan kegiatan yang dilakukan saat itu juga tanpa
adanya jadwal yang dibuat, kegiatan spontan sendiri dilakukan saat seorang guru atau
kepala sekolah mengetahui jika ada tenaga pendidik dan peserta didik melakukan
perbuatan yang kurang baik dan harus di beri teguran ataupun nasehat kepada siswa .
3. Ketiga sikap keteladanan, sikap keteladanan merupakan perilaku dari sikap kepala
sekolah, guru dan tenaga pendidik lainnya saat melakukan tindakan baik yang
diharapkan dapat menjadi panutan bagi peserta didik saat melihatnya. Sikap
keteladanan yang dilakukan oleh tenaga pendidik dengan memberikan sutu contoh
perilaku yang mencerminkan sikap kepedulian lingkungan, sikap kepedulian
lingkungan berupa mengenakan pakaian yang rapi, datang ke sekolah tepat waktu,
bertutur kata sopan, dan menjaga lingkungan.

2
Lina Harahap, “STRATEGI PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH,” Studi Multidisipliner:
Jurnal Kajian Keislaman 4, no. 1 (30 Juni 2017): 30,

2
4. Keempat adalah pengkondian sekolah yang merupakan usaha sekolah dalam
mendukung pelaksanaan pendidikan karakter peduli lingkungan. Pengkondisian yang
dilakukan sekolah biasanya berupa penyedian fasilitas lengkap sekolah seperti toilet,
tempat sampah, tempat mencuci tangan, tempat pembuangan sampah terakhir, dan
tanaman dilingkungan sekolah.
5. Kelima yaitu pengintegrasian dalam mata pelajaran yaitu mengkaji standar
kompetensi, kompetensi dasar, dan standar isi untuk dapat menentukan nilai
pendidikan karakter peduli lingkungan yang telah tercantum didalammnya,
memperhatikan keter kaitan antara kompentensi dasar dan standar kompetensi dengan
nilai serta indikator agardapat menentukan pendidikan karakter peduli lingkungan
yang dikembangkan, mencantumkan kegiatan kepedulian lingkungan dalam mata
pelajaran, mengembangkan kegiatan pembelajaran yang aktif sehingga peserta didik
dapat secara langsung mempraktikannya di lingkungan sekolah, serta
menyelenggarakan lomba kebersihan lingkungan sekolah dan pemberian penghargaan
kepada siswa yang sudah peduli terhadap lingkungan.
6. Keenam yaitu faktor penghambat dan pendukung merupakan faktor yang dapat
mewujudkan sutu kegiatan yang akan dilaksanakan serta faktor yang dapat
menghambat jalannya suatu kegiatan yang akan dilaksnakan. Diharapkan dalam
memperhatikan apa saja faktor pengdukung dan penghambat keterlaksanaan
pendidikan karakter peduli lingkungan kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik,
biasannya faktor pendukung terjadi karena warga sekolah mampu bekerja sama
mewujudkan keterlaksanaan pendidikan karakter peduli lingkungan, sedangkan faktor
penghambat biasanya terjadi karena beberapa faktor yaitu dari peran tenaga pendidik
yang kurang mampu membimbing peserta didik untuk peduli lingkungan ataupun dari
peserta didiknya sendiri. Melalui peran guru dalam membina karakter, siswa
diharapkan menjadi manusia yang bertanggung jawab terhadap lingkungannya .
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan paparan konteks penelitin diatas, maka penelitian merumuskan fokus
penelitiaan sebagai berikut :
1. Bagaimana peran Guru dalam membentuk karakter siswa peduli lingkungan di MI.
Hidayatus Sholihin Turus Gurah Kediri ?
2. Bagaimana kegiatan yang dilakukan guru dalam membentuk karakter siswa peduli
lingkuagan di MI. Hidatus Sholihin Turus Gurah Kediri ?

3
3. Bagaimana dampak pelaksanan pembentukan karakter peduli lingkuang pada siswa
di MI. Hidayatus Sholihin Turus Gurah Kediri.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus penelitin diatas , maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagaai berikut :
1. Untuk mengetahui peran guru dalam membentuk karakter peduli lingkuangan pada
siswa di MI Hidayatus Sholihin Turus Gurah Kediri
2. Untuk mengetahui hasil dari pembentukan peduli lingkungan pada siswa di
MI..Hidayatus Sholihin MI. Hidayatus Sholihin Turus Gurah Kediri
D. Kegunaan Penelitian
1. Secara Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian , hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan pemikiran pembaca pada
umumnya, khususnya pada pembahasan tentang keterampilan membaca permulaan.
Serta dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.
2. Secara Praktis
a. Bagi Siswa
Dengan penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa Untuk lebih
memperhatikan lingkungan sekitar dan senantiasa menjaga kebersihan lingkungan
madrasah dan didalam kelas
b. Bagi Guru
Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan solusi untuk guru
dalam memecahkan permasalahan yang terjadi di kelas atau lingkungan serta
mengembangkan kreativitas guru dalam memilih dan menerapkan kegiatan yang
lebih efektif.
c. Bagi Madrasah
Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan bahan evaluasi
agar kegiatan atau program yang dilakukan dapat berjalan secara lebih maksimal.
d. Bagi Peneliti
Dengan penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengalaman peneliti.

4
E. Definisi Operasional
Peran guru dalam membentuk karakter peduli lingkungan adalah suatu upaya untuk
mmberikan kesadaran kepada siswa akan pentingnya peduli kepada lingkungan sekitar dan
menjaga kebersihan lingkungan dengan baik3 .
Sebagai berikut :
1. Pengertian peran adalah serangkaian perilaku yang diharapakan pada seseorang
sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal.
Peran didasarkan pada ketentuan dan harapan peran yang menerangkan apa yang individu-
individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan
mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut .
2. Peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk
memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi
3.Pendidikan karakter adalah pendidikan yang menanamkan dan mengembangkan
karakter-karakter luhur kepada peserta didik, sehingga mereka memiliki karakter luhur itu,
menerapkan dan mempraktikkan dalam kehidupannya, entah dalam keluarga, sebagai
anggota masyarakat dan warga negara.
a. Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan
Pendidikan karakter mengandung tiga unsur pokok, yaitu mengetahui kebaikan,
mencintai kebaikan, dan melakukan kebaikan.Menurut Kemendiknas, pendidikan
karakter adalah pendidikan yang menanamkan dan mengembangkan karakter-karakter
luhur kepada peserta didik, sehingga mereka memiliki karakter luhur itu, menerapkan dan
mempraktikkan dalam kehidupannya, entah dalam keluarga, sebagai anggota masyarakat
dan warga negara.
Secara praktis, pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai
kebaikan kepada warga sekolah atau kampus yang meliputi komponen pengetahuan,
kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik
dalam berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, sesama manusia, lingkungan,
maupun nusa bangsa sehingga menjadi manusia pendidikan karakter sendiri merupakan
usaha untuk mendidik anak agar mereka dapat mengambil keputusan dengan bijak dan
mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka dapat memberikan
kontribusi yang positif kepada lingkungannya.

3
Didin Hafidhuddin, “Konsep Pendidikan Karakter Berbasis Pendidikan Agama,” Ta’dibuna: Jurnal Pendidikan
Islam 1, no. 2 (4 Desember 2018): 65, https://doi.org/10.32832/tadibuna.v1i2.606.

5
Jadi dapat disimpulkan pendidikan karakter adalah hal positif tentang apa saja yang
dilakukan guru dan berpengaruh kepada karakter siswa yang diajarkannya.
Sedangkan Peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya
mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-
upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Jadi, yang dimaksud
dengan pendidikan karakter peduli lingkungan yang dimaksud adalah suatu usaha untuk
menumbuh kembangkan watak atau moral peserta didik agar peduli terhadap lingkungan
terutama lingkungan sekolah yang merupakan tempat belajar bagi peserta didik dengan
melalui berbagai kegiatan .
F. Fokus Kajian
1. Penengertian Peran
Pengertian peran adalah serangkaian perilaku yang diharapakan pada seseorang
sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal.
Peran didasarkan pada ketentuan dan harapan peran yang menerangkan apa yang
individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi
harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran-peran
tersebut.Peran adalah serangkaian rumusan yang membatasi perilaku-perilaku yang
diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu. Misalnya dalam keluarga, perilaku ibu
dalam keluarga diharapkan bisa memberi anjuran, memberi penilaian, memberi sanksi
dan lain-lain.Peran dapat diartikan sebagai orientasi dan konsep dari bagian yang
dimainkan oleh suatu pihak dalam oposisi social. Dengan peran tersebut, sang pelaku itu
baik itu individu maupun organisasi akan berperilaku sesuai harapan orang yang
diberikan secara struktual (norma-norma, harapan, tabu, tanggung jawab, dan lainnya)4.

Peran merupakan seperangkat perilaku dengan kelompok, baik kecil maupun besar,
yang kesemuaannya menjalankan sebagai peran. Sutarto mengemukakan bahwa peran
itu terdiri dari tiga komponen yaitu: a) Konsepsi peran yaitu kepercayaan seseorang
tentang apa yang dilakukan dengan suatu situasi tertentu. b) Harapan peran yaitu
harapan orang lain terhadap seseorang yang menduduki posisi tertentu mengenai
bagaimana ia seharusnya bertindak. c) Pelaksanaan peran yaitu perilaku sesungguhnya
dari seseorang yang berada pada suatu posisi tertentu.

4
Fatmah, “Pembentukan Karakter Dalam Pendidikan,” 70.

6
Kalau tetiga komponen tersebut berlangsung serasi maka interaksi social akan terjalin
kesinambungan dan kelancarannya. Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat
disimpulkan peran sebagai berikut:

a). Peran adalah pengaruh yang diharapkan dari seseorang dalam dan antar
hubungan sosial tertentu.
b). Peran adalah pengaruh yang berhubungan dengan status atau kedudukan
sosial tertentu.
c) Peran berlangsung bila mana seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajiban-
kewajibannya sesuai dengan statusnya.
d) Peran terjadi bila ada suatu tindakan dan bila mana ada kesempatan yang
diberikan . Adapun pembagian peran menurut Soekanto, peran dibagi menjadi
yaitu 3 sebagai berikut:
a). Peran aktif adalah peran yang diberikan oleh anggota kelompok karena
kedudukannya didalam kelompok sebagai aktifis kelompok, seperti pengurus
pejabat, dan lain sebagainya.
b) Peran partisipasif adalah peran yang diberikan oleh anggota kelompok
kepada kelompoknya yang memberikan sumbangan yang sangat berguna bagi
kelompok itu sendiri.
c) Peran pasif adalah sumbangan anggota kelompok yang bersifat pasif,
dimana anggota kelompok menahan diri agar memberikan kesempatan
kepada fungsi-fungsi lain dalam kelompok sehingga berjalan dengan baik.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian peran merupakan
sutu tindakan yang membatasi seseorang maupun suau organisasi untuk
melakukan suatu kegiatan berdasarkan tujuan dan ketentuan yang telah
disepakati bersama agar dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya.

Pengertian Guru Secara bahasa adalah “guru” berasal dari bahasa India yang artinya
orang yang mengajarkan tentang kelepasan dari sengsara. Dalam bahasa Arab, guru dikenal
dengan sal-mu’alim atau al-ustadz yang bertugas memberikan ilmu dalam majelis taklim
(tempat memperoleh ilmu)5. Dengan demikian, almu’alim atau al-ustadz, dalam hal ini juga
mempunyai pengertian orang yang mempunyai tugas untuk membangun aspek spiritualitas
manusia. Pengertian guru kemudian menjadi semakin luas tidak hanya terbatas dalam

5
“KINERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING SERTA PEMBINAANNYA | ENLIGHTEN
(Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam),” 23,

7
kegiatan keilmuan yang bersifat kecerdasan spiritual dan kecerdasan intelektual (intelectual
intelligence), tetapi juga menyangkut kinestetik jasmaniah (bodily kinesthetic), seperti guru
tari, guru olahraga, guru senam dan lain – lain. Guru adalah figur manusia yang menempati
posisi dan memegang peranan penting dalam pendidikan. Ketika semua orang
mempersoalkan masalah dunia pendidikan, figur guru mesti dilibatkan dalam agenda
pembicaraan terutama yang menyangkut persoalan pendidikan formal di sekolah. Hal itu
tidak dalat disangkal, karena lembaga pendidikan formal adalah dunia kehidupan guru. Guru
sebagai figur sentral dalam dunia pendidikan, khususnya dalam proses mengajar

Guru adalah orang yang berusaha membimbing, meningkatkan, menyempurnakan,


segala potensi yang ada pada peserta didik, serta membersihkan hati peserta didik agar bisa
dekat dan berhubungan dengan Allah. Hamdan Ihsan mengartikan guru sebagai orang dewasa
yang bertanggung jawab memberikan bimbingan dan bantuan kepada anak didik dalam
perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu melaksanakan
tugasnya sebagai makhluk Allah SWT, khalifah dipermukaan bumi, sebagai makhluk sosial,
dan sebagai individu yang mampu berdiri sendirI Berkaitan dengan tanggung jawab guru
harus mengetahui, serta memahami nilai, norma moral, dan sosial, serta berusaha berperilaku
dan berbuat sesuai dengan nilai dan norma tesebut. Guru juga harus bertanggung jawab
terhadap segala tindakannya dalam pembelajaran di sekolah, dan dalam kehidupan
bermasyarakat. Berkenaan dengan wibawa guru harus memiliki kelebihan dalam
merealisasikan niali spiritual, emosional, moral, sosial, dan intelektual nilai pribadinya, serta
memilik kelebihian dalam pemahaman ilmue pngetahuan, teknologi, dan seni sesuai dengan
bidang yang dikembangkan.

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,


membimbing, mengarahkan, melatih, mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia
dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru juga harus
mampu mengambil keputusan secara mandiri (independent), terutama dalam berbagai hal
yang berkaitan dengan pembelajaran dan pembentukan kompetensi, serta bertindak sesuai
dengan kondisi peserta didik, dan lingkungan6. Guru harus mampu bertindak dan mengambil
keputusan secara cepat, tepat waktu, dan tepat sasaran, terutama berkaitan dengan masalah
pembelajaran dan peserta didik, tidak menunggu perintah atasan atau kepala sekolah.
Sedangkan disiplin dimaksudkan bahwa guru harus mematuhi berbagai peraturan dan tata

6
Mohammad Asrori, “Pengertian, Tujuan Dan Ruang Lingkup Strategi Pembelajaran,” Madrasah:
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar 5, no. 2 (29 Januari 2016): 34.

8
tertib secara konsisten, atas kesadaran profesional, karena mereka bertugas untuk
mendisiplinkan para pesera didik di sekolah, terutama dalam pembelajaran. Oleh karena itu,
dalam menanamkan disiplin guru harus memulai dari dirinya sendiri, dalam berbagai
tindakan dan perilakunya. Peran Guru Kelas Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa,
Menjadi Guru Profrsional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan.

2. Karakter Peduli Lingkungan


Sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja
sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan Negara. Individu yang
berkarakter baik adalah individu yang dapat membuat keputusan dan siap mempertanggung
jawabkan setiap akibat dari keputusannya. Karakter dapat dianggap sebagai nilai-nilai
perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama
manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,
perkataan dan perbuatan, berdasarkan norma-norma agama, hokum, tata krama, budaya, adat
istiadat, dan etika. Istilah karakter dipakai secara khusus dalam konteks pendidikan baru
muncul pada akhir abad-18, dan untuk pertama kalinya dicetuskan oleh pedadog Jerman F.W.
Foerster.

Terminologi ini mengacu pada sebuah pendekatan idealis spiritualis dalam pendidikan
yang juga dikenal dengan teori pendidikan normatif. Yang menjadi prioritas adalah nilai-nilai
transenden yang dipercaya sebagai motor penggerak sejarah, baik bagi individu maupun bagi
sebuah perubahan social. Muchlas Samani, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, Bila
dilihat dari asal katanya istilah karakter berasal dari bahasa Yunani Kassaro yang yang berarti
cetak biru, format dasar atau sidik seperti dalm sidik jari. Pendapat lain menyatakan bahwa
istilah karakter berasal dari bahasa Yunani Charassein, yang berarti membuat tajam atau
membuat dalam. Tadzkiroatun Musfiroh menurutnya karakter berfokus pada serangkaian
sikap , perilaku , mitivasi , dan keterampilan. Menurut Lickona karakter adalah fenomena
universal yang deskriptif7.

Orang-orang yang memiliki keberanian dan keyakinan untuk hidup dengan kebajikan
moral dan memiliki karakter kebijaksanaan dapat mengetahui mana yang salah, selalu jujur,
dapar dipercaya, adil dan hormat, bertanggung jawab, mau mangaki dan belajar dari
kesalahan. Ia selalu komit dengan apa yang dilakukan dan selalu menghormati keberagaman.
Menurut Pala, karakter yang baik tidak terbentuk secara otomatis, karena hal itu

7
Fatmah, “Pembentukan Karakter Dalam Pendidikan,” 78.

9
dikembangkan dari waktu ke waktu melalui proses pengajaran yang berkelanjutan seperti
belajar dan, karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu . Ciri khas
tersebut adalah asli, dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut dan
merupakan mesin pendorong bagaimana seseorang bertindak, bersikap, berujar, serta
merespn sesuatu.Thomas Lickona mendefinisikan seseorang yang berkarakter sebagai sifat
alami seseorang dalam merespon situasi secara bermoral, yang dimanifestasikan dalam
tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati orang
lain, dan berkarakter mulia lainnya.

G. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Field
Research (penelitian). Dimana dalam Field Research ini peneliti melakukan studi kasus,
fenomenologi, etnografi, etnometodelogi, interaksi simbolik, hermeneutis, ground theory,
dramaturgi. Field Research yaitu mengadakan pengamatan secara langsung di lapangan
untuk mengadakan pengamatan terhadap sesuatu fenomena dalam suatu keadaan alamiah
guna memperoleh informasi yang lebih akurat dan pasti untuk agar dapat digunakan sebagai
dasar menyelesaikan tugas.8 Dari beberapa jenis Field Research tersebut peneliti
menggunakan jenis penelitian studi kasus. Studi kasus ini dilakukan agar peneliti dapat
menggambarkan realita/keadaan yang sesungguhnya secara mendalam, rinci dan tuntas
tentang Peran Guru dalam membentuk karakter peduli lingkungn pada siswa MI Hidayatus
Sholihin dengan terjun langsung ke lapangan.
Pendekatan dalam penelitian ini mengunakan pendekatan penelitian kualitatif.
“Penelitian kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan,
persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Penelitian kualitatif bersifat
induktif di mana peneliti membiarkan permasalahan-permasalahan muncul dari data yang
telah ditemukan di lapangan. Data tersebut dihimpun dengan pengamatan yang mendetail
dan disertai catatan hasil wawancara serta analisis dokumen. 9 Bogdan dan Taylor
mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai suatu prosedur penelitian yang menghasilkan

8
Susanto, Managemen Pendidikan Tinggi Berwawasan Entrepreuner (Yogyakarta: Gama Press, 1999)
dikutip dalam Irkhamiyati, Evaluasi Persiapan Perpustakaan Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta dalam Membangun
Perpustakaan Digital, Vol. 13 No. 1, Juni 2017, h. 41.
9
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009). h.
60.

10
data deskriptif berupa kata-kata tertulis tau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati.10
H. Kehadiran Peneliti
Ciri khas peneliti kualitatif tidak dapat dipisahkan dari pengamatan berperan serta,
sebab penelitilah yang menentukan keseluruhan skenarionya. 11 Dalam penelitian ini,
peneliti bertindak sebagai instrumen kunci, yaitu peneliti sebagai pengumpul data
melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
I. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MI Hidayatus Sholihin Turus Kecamatan Gurah
Kabupaten Kediri. Alamat tepatnya adalah jalan Raya no. 228 RT. 003 RW. 004 Desa
Turus Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri. Penelitian ini dilakukan di MI Hidayatus
Sholihin TP. 2023 / 2024. Siswa MI Hidayats Sholihin dengan siswa laki- laki
sebanyak 253 siswa dan 192 siswa putri
J. Sumber Data
Sumber data merupakan benda, hal atau orang, tempat peneliti mengamati,
membaca atau bertanya tentang data. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif
ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan
lain-lain.12 Untuk mendapatkan data-data dan hasil penelitian, maka peneliti perlu
menggali dan mencari informasi dengan melakukan observasi secara langsung ke
lapangan.
Data-data yang diperlukan dapat diperoleh dari orang atau lembaga yang
mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap pengumpulan dan penyimpanan
dokumen. Misalnya data yang diperoleh peneliti dari hasil wawancara dengan pihak-
pihak yang dapat memberi informasi yang diperlukan, foto dan dokumentasi lainnya.
Selain itu peneliti juga mencari data melalui referensi buku-buku, artikel dan jurnal
online yang terkait dengan penelitian yang diteliti.
K. Prosedur Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang
memenuhi tanda data yang ditetapkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam

10
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014). h. 11.
11
Moleong.h. 117.
12
Moleong. h. 112.

11
berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Ada bermacam-macam teknik
pengumpulan data kualitatif antara lain observai, wawancara, dan dokumentasi.
1. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
gejala yang tampak pada objek penelitian yang digunakan untuk mengidentifikasi
berbagai bentuk keadaan siswa MI Hidayatus Sholihin.
2. Wawancara
Wawancara yang digunakan untuk mengumpulkan berbagai informasi tentang
data yang diteliti. Peneliti malakukan wawancara kepada guru dan beberapa pihak
lainnya yang berkaitan dengan penelitian. Peneliti mengajukan pertanyaan secara
mendalam yang berhubungan dengan fokus penelitian mengenai Peran Guru dalam
mimbina karakter peduli lingkungan pada siswa MI Hidayatus Sholihin.
3. Dokumentasi
Dalam penelitian ini penulis menggali data dengan menjelajahi lapangan untuk
mendapatkan bukti yang benar tentang Peran Guru PAI dalam mimbina karakter
peduli lingkungan pada siswa MI Hidayatus Sholihin. Hasil dokumentasi berupa
dokumentasi kegiatan pembelajaran, dokumentasi hasil wawancara, obeservasi dan
lain-lain.
L. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat
wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai.
Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka
peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang
kredibel.
Dalam penelitian ini menggunakan konsep Milles dan Hubberman. Miles and
Huberman sebagaimana dikutip Sugiono mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis
data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu, data
reduction, data display, dan cloncusion drawing/ verification.13
Adapun langkah-langkah dalam analisis data yaitu :
1.Reduksi Data (Data Reduction)

13
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2013). h. 337.

12
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya membuang yang tidak perlu.
Dengan demikian data yang telah tereduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas, mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan
mencarinya bila diperlukan.14 Dalam penelitian ini, peneliti akan mengumpulkan
data-data dari hasil wawancara dan dokumentasi, setelah seluruh data terkumpul,
data-data yang masih umum dipilih dan difokuskan sesuai dengan data yang akan
diteliti yaitu mengenai Pern Guru PAIdalam membina karakter peduli lingkungan
pada siswa MI Hidayatus Sholihin..
2. Penyajian Data (Data Display)
Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam
penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Dengan menyajikan data,
akan memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami tersebut. Pada penelitian ini, setelah
seluruh data dikumpulkan dan direduksi, selanjutnya data disusun secara sistematis
agar lebih mudah dipahami.
3. Menarik Kesimpulan atau Verifikasi (Conclusion Drawing/Verification)
Menurut Milles dan Hubberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, akan berubah bila
tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan
data berikutnya. Dengan demikian, kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin
dapat menjawab masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak,
dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.15
M. Pengecekan Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep kesahihan
(validitas) dan keandalan (reliabilitas).16 Dalam penelitian ini pengecekan keabsahan data
dilakukan dengan:
1 Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur
dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan

14
Sugiyono, h. 338.
15
Sugiyono,. h. 345.
16
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. h. 321.

13
kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Hal itu berarti bahwa
peneliti hendaknya mengadakan pengamatan dengan teliti dan rinci secara
berkesinambungan terhadap peran guru PAI dalam membina karakter peduli
lingkungan pada siswa MI Hidayatus Sholihin.
2. Triangulasi
Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Triangulasi yang paling banyak digunakan adalah
pengecekan data dengan sumber data yang lain. 17 Triangulasi dapat dilakukan dengan
cara membandingkan hasil pengamatan dengan hasil wawancara, membandingkan
hasil wawancara antara informan yang satu dengan informan yang lainnya. Atapun
dengan membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang berkaitan.
Triangulasi tahap ini dilakukan jika data atau informasi yang diperoleh dari subjek
penelitian diragukan kebenaranya.
N. Tahap-tahap Penelitian

Tahapan-tahapan dalam penelitian ini ada tiga tahapan ditambah tahap terakhir
dari penelitian yaitu tahap penulis laporan hasil penelitian. Tahap-tahap pra-lapangan
meliputi menyusun rencana penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan,
menjajaki dan menilai keadaan lapangan, memilih dan memanfaatkan informan,
menyiapkan perlengkapan penelitian dan menyangkut etika penelitian. Tahap pekerjaan
lapangan yang meliputi: memahami latar penelitian dan persiapan diri memasuki
lapangan dan berperan serta sekaligus mengambil data. Teknik analisis data, yang
meliputi analisis selama dan setelah pengumpulan data. Tahap penulisan hasil laporan
penelitian
O. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah :
: a) konteks penelitian, b) fokus penelitian, c) tujuan penelitian, d) kegunaan
penelitian, e) definisi operasional, f) penelitian terdahulu, dan g) sistematika penulisan.
Kajian Pustaka, yang membahas tentang : a) : pengertian peran guru b) karakter
siswa c) peduli lingkungan
Metode Penelitian, yang membahas tentang : a) jenis dan pendekatan penelitian,
b) kehadiran peneliti, c) lokasi penelitian, d) sumber data, e) prosedur pengumpulan

17
Moleong. h. 321.

14
data, f) teknik analisis data, g) pengecekan keabsahan data, dan h) tahap-tahap
penelitian
P. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. “Penelitian


kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, keyakinan, persepsi, pemikiran orang secara
individu maupun kelompok. Penelitian kualitatif bersifat induktif, dimana peneliti
membiarkan permasalahan muncul dari informasi yang ada. Ditemukan Informasi ini
dikumpulkan melalui pengamatan rinci dan dikombinasikan dengan wawancara dan catatan
analisis dokumen Bogdan dan Taylor mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif tentang orang-orang dan perilaku yang diamati
dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan.
Q. Metode Penelitian

Penelitian ini mengunakan pendekatan penelitian kualitatif. “Penelitian kualitatif


(qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan
menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran
orang secara individual maupun kelompok. Penelitian kualitatif bersifat induktif di mana
peneliti membiarkan permasalahan-permasalahan muncul dari data yang telah ditemukan di
lapangan. Data tersebut dihimpun dengan pengamatan yang mendetail dan disertai catatan
hasil wawancara serta analisis dokumen. Bogdan dan Taylor mendefinisikan penelitian
kualitatif sebagai suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis tau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati .

R. Penelitian Terdahulu
1. Jurnal bidang pendidikan dasar dengan judul “ Peran Guru PAI Dalam Membentuk
Ahlakul Karimah Peserta Didik “ oleh Aliya Juwita Penelitian yang dilakukan
berfokus pada pengembangan akhlakul karimah pada siswa dan penelitian tersebut
menggunakan penelitian kualitatif dan perbedaan penelitian peneliti adalah terkait
peran guru dalam pengembangan karakter ramah lingkungan
2. Jurnal dengan judui “ Peran Guru Dalam Membina Karakter Program Bebas Sampah
oleh Muhammad Yusrizal penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dan fokus
pada pengelolaan sampah dan pembinaan siswa untuk menjaga kebersihan
lingkungan sekolah. Dan berbeda dengan penelitian yang dilakukan pada. “ Peran

15
Guru Dalam Membentuk Karakter Siswa Peduli Lingkungan “ yang membahas
tentang peran guru dalam membentuk karakter siswa peduli lingkungan bebas
sampah dan bgaimana peran guru dalam menjaga kebersihan lingkungan
3. Jurnal tentang “ Pendidikan Karater Melalui Pembiasaan Nilai Peduli Lingkungan”
oleh Budi Wahyu Dianto menggunakan metode penelitian kualitatif yang fokus pada
penanaman nilai-nilai pendidik atau guru untuk memotivasi nilai peduli lingkungan
pada peserta didik tentang pentingnya melestarikan lingkungan. . kebersihan
lingkungan sekolah mengunakn penelitian metode kualitatif Dan perbedaannya
dengan penetian yang dilakuka menggunakan metode kualitaf dengan judul “ Peran
Guru Dalam Membentuk Karakter siswa Pedului Lingkungan Di MI Hidayatus
Sholihin “yang fokus pada motivasi siswa dalam berwawasan lingkungan dan
melatih siswa menjaga kebersihan lingkungan sekolah
4. Jurnal dengan judul “ Peran Guru PAI Dalam Membina Karakter Siswa” oleh
sulistiyawati menggunakan metode penelitian kualitatif yang fokus pada pembinaan
karakter siswa yang dilakukan guru untuk membina karakter siswa disiplin dalam
berbagai hal dan perbedaannya penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan
metode kualitatif ysng berjudul “ Peren Guru Dalam Membentuk Karakter Siswa
Peduli Lingkungan “ yang fokus pada pembentukan karakter siswa
5. Jurnal dengan judul “ Peran Guru akidah Ahlak Dalam Menanamkan ahlakul
Karimah “Hmada Firda Anisa yang menggunakan metode penelitian kualitatif yang
fokus pada penanaman ahlakul karimah dan bagaimana peran guru akidah ahlak
dalam menanamkan ahlakul karimah pada peserta didik dan pebedaan
yangdilakukan peneliti menggunakan metose penelitian kualitatif dengan judul
“Peran Guru Dalam Membentuk Karakter Siswa Peduli LIngkungan Di MI.
Hidayatus Sholihin “ yang fokus pada bagaimana peran guru membentu karakter
siswa supaya lebih memperhatukan kebersihan di lingkungan sekolah.

16
DAFTAR PUSTAKA

Susanto, Managemen Pendidikan Tinggi Berwawasan Entrepreuner (Yogyakarta: Gama


Press, 1999) dikutip dalam Irkhamiyati, Evaluasi Persiapan Perpustakaan Stikes
‘Aisyiyah Yogyakarta dalam Membangun Perpustakaan Digital,
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2009).
Aulia juwita , Peran Gur PAI Dalam Membentuk Ahlakul Karimah Peserta Didik
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan Kualitatif (Bandung:Remaja
Rosdakarya, 2009). h. 11
Aulia Juwita, Peran Gur PAI dalam membentuk Ahlakul Karimah Peserta Didik Peran Guru
dalam membina Karakter Program Bebas Sampah.
Zainal Arifi, Penelitian Pendidikan (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2014). h. 165.
.

17

Anda mungkin juga menyukai