Anda di halaman 1dari 60

1

PENGEMBANGAN MODUL AJAR PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR


PANCASILA TEMA GAYA HIDUP BERKELANJUTAN FASE A UNTUK
MENINGKATKAN LIFE SKILL SISWA MATA PELAJARAN ILMU
PENDIDIKAN ALAM DI MADRASAH IBTIDAIYAH AL HIDAYAH
SURABAYA

PROPOSAL TESIS

Oleh:
Cindra Suryaputri Anggareni
02041022002
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
PASCASARJANA PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
2023
2

DAFTAR ISI
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah ............................................................ 5
C. Rumusan Masalah................................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian ................................................................................... 6
E. Kegunaan Penelitian ............................................................................... 6
F. Kerangka Teoritik .................................................................................. 6
A. Modul Ajar ...................................................................................... 6
a) Pengertian Modul Ajar ................................................................ 6
b) Tujuan Modul Ajar ..................................................................... 8
c) Manfaat Modul Ajar ................................................................... 9
B. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila .......................................... 11
a) Pengertian Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila .................... 11
b) Tujuan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ......................... 13
c) Manfaat Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ....................... 14
d) Prinsip-prinsip Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila .............. 15
C. Gaya Hidup Berkelanjutan ................................................................ 17
a) Pengertian Gaya Hidup Berkelanjutan ......................................... 17
b) Tujuan Gaya Hidup Berkelanjutan ............................................... 19
c) Manfaat Gaya Hidup Berkelanjutan ............................................. 19
D. Life Skill .......................................................................................... 20
a) Pengertian Life Skill ................................................................... 20
b) Tujuan Life Skill ........................................................................ 22
c) Manfaat Life Skill ...................................................................... 23
d) Macam-macam Life Skill ............................................................ 24
E. IPA .................................................................................................. 24
F. IPA Tema Gaya Hidup Berkelanjutan Untuk Meningkatkan Life Skill 26
G. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 27
H. Metode Penelitian................................................................................... 35
a) Desain Penelitian ............................................................................. 35
b) Subjek Pengumpulan Data ................................................................ 45
c) Sumber Data ................................................................................... 45
d) Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 46
e) Teknik Analisis Data ........................................................................ 47
I. Sistematika Penelitian ............................................................................ 52
J. Rencana Outline Penelitian ..................................................................... 52
K. Daftar Pustaka ........................................................................................ 54

A. Latar Belakang
Gaya hidup berkelanjutan merupakan salah satu tema startegs
diusung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
dalam kurikulum merdeka. Tema ini enting untuk diajarkan kepaa siswa
3

karena dapat membantu mereka memahami dan mempraktikkan gaya idup


yang lebih ramah lingkungan. Gaya hidup berkelanjutan adalah gaya
hidup yang mengedepankan aspek keseimbangan antara manusia,
lingkungan, dan alam. Gaya hidup ini dapat diwujudkan melalui berbagai
upaya, seperti penghematan energi, penggunaan sumber daya alam secara
bijak, dan mengurangi limbah.
Penelitian terdahulu memaparkan hasil pembelajaran berbasis
projek penguatan profil pelajar pancasila tema gaya hidup berkelanjutan
dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis, kreatif, kolaborasi, dan
komunikasi peserta didik. Berikut adalah beberapa contoh penelitian
terdahulu yang relevan. Penelitian oleh Siti Zulhaida (2023) Penelitian ini
dilakukan untuk menguji efektivitas e-modul projek penguatan profil
pelajar pancasila tema gaya hidup berkelanjutan terhadap keterampilan
berpikir kritis, kreatif, kolaborasi, dan komunikasi peserta didik kelas VIII
SMPN 1 Gunung Putri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa e-modul
yang dikembangkan dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis,
kreatif, kolaborasi, dan komunikasi peserta didik secara signifikan.1
Penelitian oleh Fitri Dwi Utami (2023) penelitian ini dilakukan untuk
menguji efektivitas pembelajaran berbasis projek penguatan profil pelajar
pancasila tema gaya hidup berkelanjutan terhadap keterampilan berpikir
kritis, kreatif, kolaborasi, dan komunikasi peserta didik kelas SMP Al
Azhar Syifa Budi Cibinong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pembelajaran berbasis projek yang dikembangkan dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kritis, kreatif, kolaborasi, dan komunikasi peserta
didik secara signifikan.2 Penelitian oleh Muhammad Rafiq (2021)
penelitian ini dilakukan untuk menguji efektivitas pembelajaran berbasis
projek penguatan profil pelajar pancasila tema gaya hidup berkelanjutan
terhadap keterampilan berpikir kritis, kreatif, kolaborasi, dan komunikasi
peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Ternate. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis projek yang dikembangkan
dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis, kreatif, kolaborasi, dan
komunikasi peserta didik secara signifikan.
Berdasarkan hasil analisis penelitian terdahulu tersebut, dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis projek penguatan profil pelajar
pancasila tema gaya hidup berkelanjutan memiliki potensi untuk
meningkatkan keterampilan berpikir kritis, kreatif, kolaborasi, dan
komunikasi peserta didik. Namun, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
untuk mengkaji efektivitas modul ajar projek penguatan profil pelajar
pancasila tema gaya hidup berkelanjutan fase A untuk meningkatkan life
skill pada mata pelajaran IPA.

1
Siti Zulhaida. 2023. Pengembangan E-Modul Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila dalam Implementsi Kurikuum Merdka di SDN Pengasingan 1.
2
Fitri Dwi Utami. 2023. Project Based Learning dalam Meningkatkan Kreativitas
Siswa Pada Sekolah Penggerak SMP Al Azhar Syifa Budi Cibinong-Bogor.
4

Gaya hidup berkelanjutan bagi kelas 1 SD merupakan pola hidup


yang mempunyai tujuan meminimalisir dampak negative pada lingkugan
dan keberlansungan sumber daya alam ini melibatkan pemikiran jangka
panang dan bertanggung jawab dalam setiap tindakan dalam kehidupan
dalam pembelajaran. Gaya hidup berkelanjutan melibatkan pengurangan
limbah dan penggunaan sumber daya yang efisien, mampu meningkatkan
kesadaran terhadap pada lingkungan.
Modul ajar P5 kelas 1 SD/MI gaya hidup berkelanjutan sebuah
perangkat kurikulum yang inovatif dan cerdas. Modul P5 dirancang untuk
memberikan Pendidikan yang merdeka pada siswa kelas 1 SD/MI. modul
ini membelajarkan siswa untuk memahami dan mengaplikasikan konsep
gaya hidup berkelanjutan. Siswa belajar tentang pentingnya menjaga
lingkungan, mengehemat sumber daya alam, dan mengurangi imbah.
Modul ini mengajarkan tentang menjaga Kesehatan tubuh. Dengan
mengembangkan dan menggunakan modul P5 Kelas 1 gaya hidup
berkelanjutan diharapkan siswa dapat menjaga generasi peduli terhadap
lingkungannya.
Pada penelitian ini mengembangkan modul ajar projek penguatan
profil pelajar pancasila tema gaya hidup untuk meningkatkan life skill
siswa kelas 1 MI Al Hidayah Surabaya dengan menggunakan projek
kerajinan dan pengelompokkan sampah organic dan non-organik pada
siswa kelas 1. Penelitian ini mempunyai alasan memilih MI Al Hidayah
sebagai objek penelitian karena sekolah MI Al Hidayah Surabaya baru saja
memperkenalkan SK Kurikulum Merdeka pada siswa kelas 1 dan siswa
kelas 4 sehinga peneliti menggunakan modul ajar projek tema gaya hidup
berkelanjutan untuk meningkatkan mutu pembelajaran siswa kelas 1
untuk meningkatkan serta mengembangkan SK Kurikulum merdeka di MI
Al Hidayah Surabaya, sebagai masukkan atau referensi mengenai model
pembelajaran, dan sebagai proses pengembangan model pembelajaran
baru berbentuk projek kepa da siswa kelas 1 MI Al Hidayah Surabaya.
Pada MI Al Hidayah secara perlahan dan menyeluruh telah
melaksankan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dengan 5 tema
pada P5 Kurikulum Merdeka yaitu mulai dari kearifan lokal, Bhineka
Tungal Ika, Bangunlah Jiwa dan Raganya, berekayasa dan Berteknologi
Membangun NKRI, Kewirausahaan, dan Gaya Hidup Berkelanjutan.
Peneliti melakukan penelitian pada siswa kelas 1 MI Al Hidayah
Surabaya mempunyai tujuan tertentu yakni usia siswa kelas 1 sedang
mengalami perkembangan yang pesat baik secara psikis, fisik, maupun
kognitf. Melatih siswa dalam berinteraksi terhadap lingkungan, dan
membantu siswa kelas 1 untuk dapat meningkatkan kemampuan belajar
melalui pengenalan lingkungan. Pembelajaran tema gaya hidup
berkelajutan dapat dilakukan melalui pembelajaran berbasis projek
penguatan profil pelajar Pacasila. Pembelajaran berbasis projek
merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan focus pada
peyelesaian masalah nyata. Melalui pembelajaran, siswa dapat
5

mengembaangkan berbagai kompetensi, termasuk pengembangan life


skill siswa.
Life skill merupakan keterampilan diperlukan untuk menjalan
kehidupan seharihari secara efektif. Keterampilan ini mencakup
keterampilan belajar, keterampian berpikir kritis, keterampilan
Kerjasama, dan keterampilan komunikasi. Pengembangan life skill
melalui pembelajaran berbasis projek penguatan prfoil pelajar Pancasila
dapat dilakanakan dengan berbagai cara, salah satunya dengan
mengembangan modul ajar yang sesuai. Modul ajar yang dikembangkan
dapat mendukung siswa dalam mengembangkan life skill yang perlu untuk
menjalani gaya hidup berkelanjutan seperti yang teah diabarkan diatas.
Pembelajaran berbasis projek penguatan profil pelajar pancasila
(P5) merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang dirancang
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu membentuk peserta
didik yang cakap sejalan dengan tujuan pendidikan di Indonesia.
Pembelajaran berbasis projek P5 juga bertujuan untuk mengembangkan
kompetensi peserta didik dalam kreatif dan komunikasi. Pembelajaran
berbasis projek bertema gaya hidup berkelanjutan pada mata pelajaran
IPA memiliki potensi untuk meningkatkan keterampilan belajar,
keterampilan berpikir kritis, kreatif, kerjasama, dan komunikasi peserta
didik. Hal ini karena pembelajaran tersebut menuntut peserta didik untuk
kemampuan belajar secara efektif dan efisien. Berpikir kritis dalam
menganalisis permasalahan lingkungan yang disebabkan oleh gaya hidup
manusia dan berpikir kreatif dalam merancang solusi untuk mengatasi
permasalahan tersebut. Bekerja sama dengan teman sekelompok untuk
menyelesaikan proyek. Berkomunikasi secara efektif untuk
menyampaikan hasil proyek kepada masyarakat.
Tujuan pengembangan modul ajar projek penguatan profil pelajar
pancasila tema gaya hidup berkelanjutan fase A untuk meningkatkan life
skill pada mata pelajaran IPA dikembangkan dengan tujuan membantu
peserta didik memahami konsep-konsep IPA yang berkaitan dengan gaya
hidup berkelanjutan. Mengembangkan keterampilan berpikir kritis,
kreatif, kolaborasi, dan komunikasi peserta didik. Mendorong peserta
didik untuk menerapkan gaya hidup berkelanjutan dalam kehidupan
sehari-hari. Manfaat pengembangan modul ajar projek penguatan profil
pelajar pancasila tema gaya hidup berkelanjutan fase A untuk
meningkatkan IFE skill pada mata pelajaran IPA memiliki manfaat
sebagai membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran berbasis
projek P5. Menjadi sumber belajar bagi peserta didik untuk
mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreatif, kolaborasi, dan
komunikasi. Mendorong peserta didik untuk menerapkan gaya hidup
berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari.
Penelitian ini menggunakan metode pengembangan R&D (research
and development) dengan mengguakan model ADDIE (Analisis, Design,
Devlopment, Implementasi, Evaluasi) menrurut Sugiyono (2019). Tahap
6

Analisis menganalisis prses pengembanga model ajar brbenu oservasi.


Tahap Design merancang model ajar yang akan dikembangkan. Tahap
Dvelopment mengembangkan modul ajar pada siswa kelas 1 MI Al
Hidayah Surabaya. Tahap Implementasi penerapan sebagai uji coba
pngembangan modul ajar. Tahap Evaluasi tahap pemberian nilai terhadap
hasil akhir pembelajaran yang dikembangkan. Dengan analisis data
deskriptif kualitatif sebagai penjelasan data kualitatif dari para ahli dan
hasil observasi, analisis validtas, uji prasyarat terdiri dari uji normaitas
dan uji homogenitas sebagai penjabaran hasil eksperimen projek terhadap
dua kelas control dan kelas eksperimen, analisis efektifitas terdiri dari
analisis paired sample t-tes dan independent sample t-test.
Berdasarkan analisis penelitian terdahulu, pengembangan modul
ajar projek penguatan profil pelajar pancasila tema gaya hidup
berkelanjutan fase A untuk meningkatkan life skill pada mata pelajaran
IPA memiliki urgensi dan manfaat yang besar. Namun, perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut untuk mengkaji efektivitas modul ajar tersebut.
Maka penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan secara terfokus dan
terstruktur kepada siswa kelas 1 MI Al Hidayah Surabaya mengenai
modul ajar projek pengutan profil pancasila tema gaya hidup
berkelanjutan melalui kerajinan seperti bahan-bahan dapat didaur ulang
dan pengelompokkan sampah organic dan non-organik sebagai bentuk
mencintai lingkungan dan beradab menjaga lingkungan termasuk pada
tema P5 yakni gaya hidup berkelanjutan sebagai bentuk meningkatkan life
skill siswa terutama pada keterampilan belajar siswa dan bentuk siswa
menjaga lingkungan, yakni meningkatkan kemampuan belajar siswa,
meningkatkan pola berpikir kritis siswa, meningkatkan kemampuan
kerjasama antar siswa, dan kemampuan berkomunikasi siswa kelas 1 MI
Al Hidayah Surabaya melalui projek berbasis kerajinan yang
dikembangkan oleh peneliti pada siswa kelas 1 MI Al Hidayah Surabaya
dan output dari penelitian ini adalah membuat suatu kerajinan dan
menimbulkan kesadaran terhadap lingkungan pada siswa kelas 1.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah


a. Identifikasi Masalah
1. Kurangnya pengembangan P5 pada siswa kelas 1 MI Al Hidayah
Surabaya
2. Terbatasnya pengetahuan siswa tentang kerajinan dan
pengelompokkan sampah.
3. Minimnya keterlibatan siswa dalam proyek pengembangan pelajar
Pancasila berbasis kerajinan dan pengelompokkan sampah, sehingga
sulit bagi mereka untuk mengembangkan life skill.
4. Kurangnya dukungan dan perhatian pendidik dalam implementasi
proyek pembelajaran ini.
7

5. Kurangnya fasilitas dan sumber daya yang memadai untuk


melaksanakan proyek pelajar Pancasila berbasis kerajinan, seperti
ruang kerja dan peralatan kerajinan.

b. Batasan Masalah
1. Penelitian dilakuka dikleas 1 karena sebagai pengenalan awal kepada
anak sekolah dasar mengenai peduli lingkungan dan pengelolahan
sampah menjadi barang yang dapat digunakan.
2. Fokus pada pengembangan modul ajar projek penguatan profil pelajar
Pancasila bertema gaya hidup berkelanjutan pada Pelajaran ilmu
pengetahuan alam.
3. Modul ajar projek penguatan profil pelajar Pancasila plajaran ilmu
pengetahuan alam pada kelas 1 adalah pembuatan kerajinan dan
pengelompokkan sampah.
4. Pengembangan modul ajar projek penguatan profil pelajar Pancasila
focus pada meningkatkan life skill kelas 1.

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Analisis Pengembangan Modul Ajar Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila Tema Gaya Hidup Berkelanjutan Fase A untuk
meningkatkan Life Skill Siswa MI Al Hidayah Surabaya?
2. Bagaimana Design Modul Ajar Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Tema Gaya Hidup Berkelanjutan Fase A untuk meningkatkan Life Skill
Siswa MI Al Hidayah Surabaya?
3. Bagaimana Development Modul Ajar Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila Tema Gaya Hidup Berkelanjutan Fase A untuk meningkatkan
Life Skill Siswa MI Al Hidayah Surabaya?
4. Bagaimana Implementasi Modul Ajar Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila Tema Gaya Hidup Berkelanjutan Fase A untuk meningkatkan
Life Skill Siswa MI Al Hidayah Surabaya?
5. Bagaimana Evaluasi Pengembangan Modul Ajar Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila Tema Gaya Hidup Berkelanjutan Fase A untuk
meningkatkan Life Skill Siswa MI Al Hidayah Surabaya?

D. Tujuan Penelitian
1. Mendeskrispsikan analisis pengembangan modul ajar projek penguatan
profil pelajar Pancasila tema gaya hidup berkelanjutan Fase A untuk
meningkatkan life skill siswa MI Al Hidayah Surabaya.
2. Membuat pola modul ajar projek penguatan profil pelajar Pancasila tema
gaya hidup berkelanjutan Fase A untuk meningkatkan life skill siswa MI
Al Hidayah Surabaya.
3. Mengembangkan modul ajar projek penguatan profil pelajar Pancasila
tema gaya hidup berkelanjutan Fase A untuk meningkatkan life skill siswa
MI Al Hidayah Surabaya.
8

4. Menerapkan modul ajar projek penguatan profil pelajar Pancasila tema


gaya hidup berkelanjutan Fase A untuk meningkatkan life skill siswa MI
Al Hidayah Surabaya.
5. Memaparkan hasil pengembangan modul ajar projek penguatan profil
pelajar Pancasila tema gaya hidup berkelanjutan Fase A untuk
meningkatkan life skill siswa MI Al Hidayah Surabaya.

E. Kegunaan Penelitian
1. Penelitian ini sebagai hasil peneltiian diharapkan dapat menambahkan
bahan kajian, khususnya dalam pengembangan modul ajar projek
penguatan profil pelajar pancasila fase A berbasis kerajinan untuk
meningkatkan life skill pada siswa kelas 1 MI Al Hidayah Surabaya.
2. Penelitian ini mengungkapkan berbagai dampak modul ajar projek
penguatan profil pelajar pancasila fase A berbasis kerajinan untuk
meningkatkan life skill pada siswa kelas 1 MI Al Hidayah Surabaya.
3. Penelitian ini berharap memberi wawasan kepada pendidik dan pembaca
mengenai pengembangan modul ajar projek penguatan profil pelajar
pancasila fase A berbasis kerajinan dan pengelompokkan sampah untuk
meningkatkan life skill pada siswa siswa kelas 1 MI Al Hidayah Surabaya.

F. Kerangka Teoritik
A. Modul Ajar
a. Komponen Modul Ajar
Komponen modul ajar memiliki maksud sebagai elemen-elemen
penting yang membentuk struktur dan konten dari suatu materi
pembelajaran. Maksud dari setiap komponen tersebut adalah untuk
memfasilitasi pemahaman dan pengajaran yang efektif kepada peserta
didik. Dengan adanya komponen-komponen ini, modul ajar dapat
dirancang dengan lebih terstruktur, sistematis, dan mudah diikuti oleh
para pembelajar. Selain itu, komponen-komponen ini juga dapat
membantu memastikan bahwa semua aspek yang relevan dalam materi
pembelajaran dapat disampaikan dengan jelas dan komprehensif kepada
peserta didik.3
Menurut Kemendikbud komponen modul ajar bagi pendidik
sebagai alat bantu yang dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran dan pribadi pendidik dalam memnggunakan modul ajar.
Modul ajar dilengkapi dengam komponen yang menjadi dasar proses
penyusunan pembelajaran. Komponen modul ajar bisa ditambahkan sesuai
dengan mata Pelajaran dan kebutuhan. Komponen modul ajar menurut
Kemendikbud;
1. Informasi Umum

3
Agustina, Fitri, et.al. Pengembangan Modul Berorientasi Pedict, Observe, Explain
(POE) Pada Materi VirusTerhadap Kognitif Siswa . Juli-Desember 2019. 2(2):
hal.187-192.
9

a. Identitas Modul Ajar berisi mengenai informasi modul ajar yang


dikembangkan terdisi dari Nama penyusun, institusi, dan tahun
disusunnya Modul ajar, Jenjang sekolah, Kelas, dan Alokasi waktu
(penentuan waktu yang digunakan adalah aloasi waktu sesuai dengan
jam Pelajaran yang berlau di unit kerja masing-masing)
b. Kompetensi Awal merupakan pengetahuan dan keterampilan perlu
dimiliki siswa sebelum memepelajari topik. Kompetensi awal
merupakan ukuran seberapa dalam modul ajar dirancang.
c. Profil Pelajar Pancasila merupakan tujuan akhir suatu kegiatan
pemeblajaran berkaitan pembentukan karakter peserta didik dengan
pengembangan 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila saling berkaitan dan
terintergrasi dalam seluruh mata Pelajaran yakni materi Pelajaran,
pedagogi, kegiatan projek dan asesmen. Setiap modul ajar memuat
satu dimensi profil pelajar Pancasila.
d. Sarana dan Prasaran merupakan fasilitas dan bahan ajar dibutuhkan
untuk keberlangsungan pembelajaran. sarana sebagai alat dan bahan
yang digunakan. Prasarana sebagai materi dan sumber bahan ajar.
e. Target Peserta Didik menjadi target umum, tidak mendapati kesulitan
dalam merencanakan pembelajaran.
f. Model Pembelajaran merupakan kerangka pembelajaran yang
memberikan gambaran sistematis pelaksanaan pembelajaran dengan
model pembelajaran daring dan luring dan blended learning.4
Menurut Ibrahim (2010) komponen modul pembelajaran adalah
sebagai berikut; 1) Adanya tujuan pembelajaran; 2) Materi Ajar; 3)
Latihan yang disajikan untuk menerapkan keterampilan dan kompetensi
yang sedang dipelajari; 4) Umpan balik yang menjadi indikator tentang
kualitas latihan yang dilakukan pemelajar. Menurut Mustaji (2008: 30-32)
komponen-komponen modul pembelajaran komponen tersebut: (a)
perumusan tujuan instruksional yang eksplisit dan spesifik (b) petunjuk
guru (c) Lembar Kerja Siswa (LKS) (d) kunci lembar kerja peserta didik
(e) lembar evaluasi (f) kunci lembar evaluasi test dan rating scale. 5
Komponen modul ajar memiliki maksud sebagai elemen-elemen
penting yang membentuk struktur dan konten dari suatu materi
pembelajaran. Maksud dari setiap komponen tersebut adalah untuk
memfasilitasi pemahaman dan pengajaran yang efektif kepada peserta
didik. Dengan adanya komponen-komponen ini, modul ajar dapat
dirancang dengan lebih terstruktur, sistematis, dan mudah diikuti oleh
para pembelajar. Selain itu, komponen-komponen ini juga dapat
membantu memastikan bahwa semua aspek yang relevan dalam materi

4
Kemendikbud. (2022). Konsep dan Komponen Modul Ajar.
5
Amiruddin, M.Pd. Perencanaan Pembelajaran. Lembaga Peduli Pengembangan
Pendidikan Indonesia (LPPPI). Medan. 2019.
10

pembelajaran dapat disampaikan dengan jelas dan komprehensif kepada


peserta didik.6
Setiap modul ajar dapat memiliki variasi dalam komponen-
komponen tersebut tergantung pada tujuan pembelajaran, tingkat
kesulitan materi, dan kebutuhan peserta didik. Tujuan utama dari modul
ajar adalah menyajikan informasi secara sistematis dan efektif agar siswa
dapat memahami dan menguasai materi pelajaran dengan baik. Pada
komponen modul ajar bahwa definisi dan jumlah dapat bervariasi antara
para ahli dan tujuan penggunaan modul itu sendiri.7
b. Tujuan Modul Ajar
Pengembangan modul ajar mempunyai tujuan sebagai
perangkat ajar yang dapat mengarahkan pendidik dalam
melaksanakan pembelajaran. selama memanfaatkan modul ajar
pendidik mempunyai kebebasan untuk memilih modul ajar yang
telah disediakan pemerintah sebagai alat penyesuaian dengan
karakter siswa, dan menyusun modul ajar sesuai dengan
karakteristik siswa.8
Menurut Mulyasa (2010: 43), tujuan utama dari modul
adalah untuk meningkatkan efisien dan efektivitas pembelajaran,
baik waktu, dana fasilitas, maupun tenaga guna mencapai tujuan
secara optimal. Selain itu modul juga dibuat dengan tujuan agar
peserta didik dapat belajar mandiri. Menurut Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen
Pendidikan Nasional (2008), Penulisan modul mempunyai tujuan
sebagai berikut : 1) Memperjelas dan mempermudah penyajian
pesan agar tidak terlalu bersifat verbal. 2) Mengatasi keterbatasan
waktu, ruang, dan daya indera, baik peserta belajar maupun
pengajar/instruktur. 3) Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi,
seperti untuk meningkatkan motivasi dan gairah belajar,
mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi langsung dengan
lingkungan dan sumber belajar lainnya yang memungkinkan pelajar
untuk belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya. 4)

6
Adi Ari Supriyo. Pengembangan Modul Dasar Sistem Hidrolik Di SMK Negeri 3
Yogyakarta. Jurnal Skripsi UNY (2019).
7
Arum Sri Wahyuni. Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika Berbasis Inkuiri
Terhadap Hasil Belajar Dan Kemandirian Belajar Mahasiswa . Jurnal Pendidikan
Informatika Dan Sains 4. 2015.

8
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
11

Memungkinkan pelajar dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri


hasil belajarnya.9
Dapat disimpulkan bahwa modul ajar mempunyai tujuan,
yakni
1) Meningkatkan efisiensi pembelajaran: Modul ajar dirancang
untuk membantu peserta didik belajar dengan lebih efisien dan
efektif. Dengan menyediakan materi yang terstruktur dan
terorganisir, modul dapat membantu peserta didik mempelajari
konten secara sistematis dan lebih cepat.
2) Memfasilitasi pembelajaran mandiri: Modul ajar dapat
memberikan peserta didik kesempatan untuk belajar secara
mandiri. Dengan adanya tugas dan aktivitas yang terdapat di
dalam modul, peserta didik dapat mengembangkan kemampuan
belajar mandiri, seperti pengaturan waktu dan pemecahan
masalah.
3) Mengakomodasi gaya belajar individu: Setiap peserta didik
memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Modul ajar dapat
disesuaikan dengan kebutuhan dan gaya belajar individu
peserta didik. Hal ini memungkinkan setiap peserta didik
belajar sesuai dengan preferensi dan kebutuhan mereka sendiri.
4) Mendorong keterlibatan aktif: Modul ajar sering kali
dilengkapi dengan aktivitas atau tugas yang mendorong peserta
didik untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Ini
dapat memacu pemikiran kritis, kreativitas, dan partisipasi
aktif peserta didik.
5) Memberikan umpan balik dan penilaian: Modul ajar dapat
menyediakan umpan balik yang konstruktif dan penilaian yang
objektif untuk membantu peserta didik memperbaiki
pemahaman mereka. Hal ini berguna dalam memantau
kemajuan peserta didik dan mengevaluasi keberhasilan
pembelajaran.10
Dengan tujuan-tujuan tersebut, modul ajar dapat menjadi
alat yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
dan membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang
ditetapkan.
c. Manfaat Modul Ajar
Mampu disimpulkan melalui beberapa penjelasan diatas
mengenai pengertian modul ajar, komponen modul ajar,
karakteristik modul ajar, dan tujuan modul ajar. Dapat

9
Suherman, Endang. 2017. Pengembangan Modul Berbasis Masalah. Bandung.
PT:Ramaja Rosdakrya.
10
Sutrisno, M.Pd. 2020. Penngkatan Hasil Belajar Melalui Penggunaan Modul Ajar.
12

menghasilkan beberapa manfaat dari penggunaan modul ajar,


antara lain:
1) Memberikan struktur dan kejelasan: Modul ajar membantu
peserta didik untuk memahami urutan dan struktur materi
pembelajaran. Dengan memiliki panduan yang terstruktur,
peserta didik dapat mengorganisir informasi dengan lebih
baik.
2) Memfasilitasi pembelajaran mandiri: Modul ajar memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk belajar secara mandiri.
Peserta didik dapat belajar sesuai dengan kecepatan dan gaya
belajar mereka sendiri, meningkatkan kemandirian, tanggung
jawab, dan disiplin dalam belajar.
3) Menyediakan kebebasan berpikir: Modul ajar biasanya
dirancang untuk mendorong peserta didik untuk berpikir
secara kreatif, menganalisis informasi, dan mengembangkan
kemampuan berpikir kritis. Modul ini bisa mengajak peserta
didik untuk mengeksplorasi ide-ide baru dan mencari solusi
atas masalah yang ada.
4) Meningkatkan pemahaman dan retensi: Dengan pendekatan
yang terstruktur dan konsep yang terorganisir, modul ajar
dapat membantu peserta didik memahami materi dengan lebih
baik. Selain itu, pengulangan dan pengayaan melalui aktivitas
yang ada di dalam modul juga membantu meningkatkan
retensi informasi.
5) Fleksibilitas dalam waktu dan tempat: Modul ajar dapat
diakses dan digunakan dengan fleksibilitas yang lebih tinggi.
Peserta didik dapat belajar kapan saja dan di mana saja sesuai
dengan kebutuhan mereka, asalkan memiliki akses internet
atau akses ke bahan modul fisik.
6) Mendorong partisipasi aktif: Modul ajar sering kali
melibatkan peserta didik melalui tugas, latihan, atau aktivitas
kolaboratif. Hal ini mendorong partisipasi aktif peserta didik
dalam proses pembelajaran, memperkuat pemahaman dan
memperdalam keterampilan melalui praktik langsung.
7) Menyediakan umpan balik yang terarah: Modul ajar dapat
memfasilitasi pemberian umpan balik yang efektif dan terarah.
Peserta didik dapat menerima umpan balik secara langsung
melalui kunci jawaban atau koreksi yang disediakan di dalam
modul, membantu mereka memperbaiki pemahaman dan
meningkatkan kualitas pembelajaran.
8) Meningkatkan motivasi dan keterlibatan: Modul ajar yang
menarik dan interaktif dapat meningkatkan motivasi dan
keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran. Dengan
menyediakan variasi dalam presentasi materi dan
13

menggunakan media multimedia, modul ajar dapat membuat


pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan. 11
Dengan berbagai manfaat tersebut, penggunaan modul ajar
dapat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran dan
membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang
ditetapkan.
B. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
a. Pengertian Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dalam
Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). P5 adalah upaya untuk
mewujudkan Pelajar Pancasila yang mampu berperilaku sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila, yaitu beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berkebhinekaan global, gotong royong,
mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. IKM P5 menjadi istimewa
karena penerapannya tidak terintegrasi dalam pembelajaran setiap
mata pelajaran melainkan mempunyai porsi khusus dalam setiap
alokasi jam mata pelajaran yang membuat peserta didik memiliki
kesempatan untuk dapat mengembangkan kompetensi
pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka dengan belajar dari
teman mereka, guru, bahkan sampai pada tokoh masyarakat sekitar
dalam menganalisis isu-isu hangat yang terjadi di lingkungan
sekitar. P5 adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk
mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di
lingkungan sekitarnya.12
P5 menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis
projek (project-based learning) yang berbeda dengan pembelajaran
berbasis proyek dalam program intrakurikuler di dalam kelas. Ini
yang terkadang terjadi miskonsepsi dalam penerapan P5 di satuan
pendidikan yang hanya berfokus pada hasil ataupun produk akhir
dari setiap kegiatan P5 padahal proses setiap peserta didik dalam
kegiatan P5 ini yang menjadi sangat penting. Alur dan proses yang
dijalani setiap peserta didik dalam menyelesaikan masalah pada
projek adalah hal utamanya. P5 menjadi salah satu sarana
pencapaian profil Pelajar Pancasila, memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengalami pengetahuan sebagai proses
penguatan karakter sekaligus kesempatan belajar dari lingkungan
sekitar.13

11
Supardi, M.Pd. 2022. Peningkatan Efektivitas Pembelajaran dengan
Menggunakan Modul Ajar.
12
Kemendikbudristek (2022). Buku Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila. Hal 8
13
Kemdikbud. (2020). Buku panduan merdeka belajar – kampus merdeka. Direktorat
jenderal pendidikan tinggi kementerian pendidikan dan kebudayaan.
14

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


memberikan 5 tema projek. Satuan pendidikan diberikan
fleksibilitas untuk memilihnya di setiap fase yang akan dijalani
sesuai ketentuan, yaitu Tingkat Sekolah Menengah Atas wajib
menyelesaikan minimal 3 tema dalam satu fase. Satuan pendidikan
wajib membentuk tim fasilitator P5, mengidentifikasi kesiapan
satuan pendidikan, merancang dimensi, tema, alokasi waktu P5,
menyusun modul projek, dan merancang strategi pelaporan hasil
projek.14
Projek penguatan profil pelajar pancasila adalah sebuah
program yang bertujuan untuk mengembangkan pemahaman dan
pengamalan nilai-nilai Pancasila pada kalangan pelajar. Program ini
memiliki beragam tujuan, antara lain untuk melahirkan generasi
pemimpin yang berakhlak mulia, menguatkan rasa nasionalisme
dan cinta tanah air, meningkatkan nilai-nilai toleransi, memperkuat
ketahanan nasional, serta memperkuat pembangunan ekonomi.
Dalam prosesnya, projek penguatan profil pelajar pancasila
melibatkan berbagai pihak, seperti pemerintah, sekolah, komunitas,
organisasi kepemudaan, dan masyarakat. Sumber daya yang terlibat
dalam program ini mencakup pendidik, pengajar, serta para praktisi
dan ahli dalam bidang kepemudaan dan pengembangan nilai-nilai
Pancasila.15
Program penguatan profil pelajar Pancasila ini dilaksan
melalui berbagai kegiatan, seperti seminar, workshop, kegiatan
sosial, peningkatan kapasitas, dengan kegiatan pengembangan
karakter. Selama menerima pelatihan dan pembinaan, pelajar
diajarkan bagaimana menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari, seperti kejujuran, kesederhanaan,
kemanusiaan, kesetaraan, dan keadilan. Selain itu, program ini juga
memberikan pelajaran tentang berbagai peristiwa dan perjuangan
Indonesia yang berkaitan dengan nilai-nilai Pancasila. Hal ini
bertujuan untuk meningkatkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap
tanah air serta menghargai perjuangan para pahlawan dalam
mempertahankan kemerdekaan.16
Dalam upaya meningkatkan kesadaran nilai-nilai Pancasila,
dalam program ini juga dilakukan penanaman nilai Pancasila pada
lingkungan pelajar, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat, dan lingkungan yang lebih luas. Pelajar juga diajarkan
tentang bagaimana menjalin hubungan yang sehat dan harmonis
dengan sesama dan lingkungan sekitarnya. Secara keseluruhan,

14
Kemendikbud Ristek. (2021). Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, 1–108.
15
Media, Y. (2021). Penguatan Profil Pelajar Pancasila Program Sekolah Penggerak.
16
Anggraini, D., Fathari, F., Anggara, J. W. (2021). Pengamalan Nilai-Nilai
Pancasila Bagi Generasi Milenial. JiSoP, 1(2), 10-13.
15

projek penguatan profil pelajar pancasila adalah sebuah upaya


bersama untuk meningkatkan pemahaman dan pengembangan
nilai-nilai Pancasila pada kalangan pelajar. Harapannya, pelajar
menjadi generasi yang memiliki karakter dan akhlak mulia serta
mampu menjalani kehidupan dalam kerangka nilai-nilai Pancasila.17
Pada P5 pembelajaran interdisipliner untuk mengamati dan
memikirkan solusi masalah lingkungan. P5 menggun pendekatan
pembelajaran berbasis proyek yang berbeda dengan pembelajaran
berbasis proyek pada program kelas. Hal inilah yang terkadang
menimbulkan kesalahpahaman dalam pelaksanaan P5 di satuan
pendidikan yang hanya fokus pada hasil atau produk akhir dari
setiap kegiatan P5, padahal proses setiap siswa dalam kegiatan P5
ini sangatlah penting. Proses dan prosedur yang diikuti setiap siswa
untuk memecahkan masalah dalam suatu proyek adalah yang
terpenting.18 Dapat disimpulkan bahwa P5 merupakan sarana untuk
mencapai Profil Siswa Pancasila yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengasah ilmu pengetahuan sebagai proses
pembentukan karakter serta kesempatan untuk belajar dari
lingkungan sekitarnya melalui proyek,
b. Tujuan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Menurut Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen
Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi Projek penguatan profil pelajar pancasila memiliki
tujuan yang sangat penting dan merangkum sejumlah hal.
Tujuannya adalah sebagai sarana pencapaian profil pelajar
Pancasila sebagai peningkatan karakter siswa berbangsa dan
mencintai tanah air melalui pembeajaran lingkungan sekitar. Dalam
memperdalam mengenai tema-tema melalui isu sekitar ligkungan
seperti anti radikalisme, perubahan iklim, budaya, teknologi,
wirausaha, hidup demokrasi sehingga siswa mampu mengetahui
secara nyata melalui beberapa isu dengan dikembangkan dalam
pembelajaran. Projek penguatan profil pelaar Pancasila mampu
memberikan masukkan terhadap lingkungan sekitar siswa melalui
perubahan kurikulum pembelajaran disekolah yang memanfaatkan
projek penguatan profil pelajar pancasila pada Kepmendikbudristek
No.56/M/2022 mengenai pedoman penerapan P5 terdiri kegiatan
inrakulikuler dan projek profil pelajar Pancasila sebagai sarana yang

17
‘Inayah, Novita Nur, Integrasi Dimensi Profil Pelajar Pancasila dalam Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam Menghadapi Era 4.0 di SMK Negeri
Tambakboyo, Journal of Education and Learning Sciences, Vol. 01 No.01, Oktober,
2021.
18
Aditomo,Anindito. (2022). Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila" (Jakarta: Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia).
Jakarta: Kemendikbud.
16

mampu mengoptimalkan, mendorong siwa menjadi pelajar yang


berkompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai Pancasila. 19
Berdasarkan pemahaman para ahli mengenai tujuan Projek
penguatan profil pelajar pancasila pertama menururt Prof. Dr.
Soedijarto, M.Si: Tujuan proyek ini adalah untuk memperkuat
identitas nasional melalui pemahaman yang mendalam dan
pengamalan nilai-nilai Pancasila. Hal ini bertujuan untuk
menghasilkan generasi muda yang mencintai negara dan memiliki
sikap positif terhadap keragaman budaya dan agama di Indonesia.20
Pendidik dapat tetap melaksanakan pembelajaran berbasis
projek di kegiatan mata pelajaran (intrakurikuler). Pembelajaran
berbasis projek di intrakurikuler bertujuan mencapai Capaian
Pembelajaran (CP), sementara projek penguatan profil pelajar
pancasila bertujuan mencapai kompetensi profil pelajar
Pancasila..Dapat disimpulkan bahwa setiap tujuan proyek ini dapat
dirancang secara khusus sesuai dengan kebutuhan dan konteks
pendidikan masing-masing sekolah atau lembaga.21
c. Manfaat Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
a. Untuk satuan Pendidikan
1. Menjadikan satuan pendidikan sebagai sebuah ekosistem
yang terbuka untuk partisipasi dan keterlibatan Masyarakat.
2. Menjadikan satuan pendidikan sebagai organisasi
pembelajaran yang berkontribusi kepada lingkungan dan
komunitas di sekitarnya.

b. Untuk pendidik
1. Memberi ruang dan waktu untuk peserta didik
mengembangkan kompetensi dan memperkuat karakter dan
Profil Pelajar Pancasila.
2. Merencanakan proses pembelajaran projek dengan tujuan
akhir yang jelas.

19
Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. 2022. Nomor 009/H/KR/2022
tentang Dimensi, Elemen dan Subelemen Profil Pelajar 105 Pancasila pada
Kurikulum Merdeka. Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi.
20
Ulandari, S., & Rapita, D. D. (2023). Implementasi Proyek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila Sebagai Upaya Menguatkan Karakter Peserta Didik. Jurnal Moral
Kemasyarakatan, 8(2), 116-132.
21
Dyah M, dkk. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila . Jakarta Pusat. Pusat
Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. 2021.
17

3. Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik yang terbuka


untuk berkolaborasi dengan pendidik dari mata pelajaran lain
untuk memperkaya hasil pembelajaran.

c. Untuk peserta didik


1. Memperkuat karakter dan mengembangkan kompetensi
sebagai warga dunia yang aktif.
2. Berpartisipasi merencanakan pembelajaran secara aktif dan
berkelanjutan.
3. Mengembangkan keterampilan, sikap, dan pengetahuan yang
dibutuhkan dalam mengerjakan proyek pada periode waktu
tertentu.
4. Melatih kemampuan pemecahan masalah dalam beragam
situasi belajar.
5. Memperlihatkan tanggung jawab dan kepedulian terhadap isu
di sekitar mereka sebagai salah satu bentuk hasil belajar.
6. Menghargai proses belajar dan bangga dengan hasil
pencapaian yang telah diupayakan secara optimal.22

d.Prinsip-prinsip Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


Panduan pengembangan Projek penguatan profil
pelajar pancasila mempunyai prinsip diantaranya:
a) Holistik bermakna memandang sesuatu secara utuh dan
menyeluruh, tidak parsial atau terpisah-pisah. Dalam konteks
perancangan projek penguatan profil pelajar Pancasila,
kerangka berpikir holistik mendorong kita untuk menelaah
sebuah tema secara utuh dan melihat keterhubungan dari
berbagai hal untuk memahami sebuah isu secara mendalam.
Oleh karenanya, setiap tema projek profil yang dijalankan
bukan merupakan sebuah wadah tematik yang menghimpun
beragam mata pelajaran, namun lebih kepada wadah untuk
meleburkan beragam perspektif dan konten pengetahuan
secara terpadu. Di samping itu, cara pandang holistik juga
mendorong kita untuk dapat melihat koneksi yang bermakna
antar komponen dalam pelaksanaan projek profil, seperti
peserta didik, pendidik, satuan pendidikan, masyarakat, dan
realitas kehidupan sehari-hari.
b) Kontekstual Prinsip kontekstual berkaitan dengan upaya
mendasarkan kegiatan pembelajaran pada pengalaman nyata
yang dihadapi dalam keseharian. Prinsip ini mendorong
pendidik dan peserta didik untuk dapat menjadikan

22
Pratiwi, E. Y. R., Asmarani, R., Sundana, L., Rochmania, D. D., Susilo, C. Z., &
Dwinata, A. (2023). Analisis Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar terhadap
Pemahaman P5 bagi Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 7(2), 1313-1322.
18

lingkungan sekitar dan realitas kehidupan sehari-hari sebagai


bahan utama pembelajaran. Oleh karenanya, satuan
pendidikan sebagai penyelenggara kegiatan projek profil
harus membuka ruang dan kesempatan bagi peserta didik
untuk dapat mengeksplorasi berbagai hal di luar lingkup
satuan pendidikan. Tema-tema projek profil yang disajikan
sebisa mungkin dapat menyentuh dan menjawab persoalan
lokal yang terjadi di daerah masing-masing. Dengan
mendasarkan projek profil pada pengalaman dan pemecahan
masalah nyata yang dihadapi dalam keseharian sebagai
bagian dari solusi, diharapkan peserta didik dapat mengalami
pembelajaran yang bermakna untuk secara aktif
meningkatkan pemahaman dan kemampuannya. 23
c) Kontekstual Prinsip kontekstual berkaitan dengan upaya
mendasarkan kegiatan pembelajaran pada pengalaman nyata
yang dihadapi dalam keseharian. Prinsip ini mendorong
pendidik dan peserta didik untuk dapat menjadikan
lingkungan sekitar dan realitas kehidupan sehari-hari sebagai
bahan utama pembelajaran. Oleh karenanya, satuan
pendidikan sebagai penyelenggara kegiatan projek profil
harus membuka ruang dan kesempatan bagi peserta didik
untuk dapat mengeksplorasi berbagai hal di luar lingkup
satuan pendidikan. Tema-tema projek profil yang disajikan
sebisa mungkin dapat menyentuh dan menjawab persoalan
lokal yang terjadi di daerah masing-masing. Dengan
mendasarkan projek profil pada pengalaman dan pemecahan
masalah nyata yang dihadapi dalam keseharian sebagai
bagian dari solusi, diharapkan peserta didik dapat mengalami
pembelajaran yang bermakna untuk secara aktif
meningkatkan pemahaman dan kemampuannya.
d) Eksploratif Prinsip eksploratif berkaitan dengan semangat
untuk membuka ruang yang lebar bagi proses pengembangan
diri dan inkuiri, baik terstruktur maupun bebas. Projek
penguatan profil pelajar pancasila tidak berada dalam
struktur intrakurikuler yang terkait dengan berbagai skema
formal pengaturan mata pelajaran. Oleh karenanya projek
profil ini memiliki area eksplorasi yang luas dari segi
jangkauan materi pelajaran, alokasi waktu, dan penyesuaian
dengan tujuan pembelajaran. Namun demikian, diharapkan
pada perencanaan dan pelaksanaannya, pendidik tetap dapat

23
Septiani, A. (2022). Implementasi kurikulum merdeka ditinjau dari pembelajaran
matematika dan pelaksanaan P5 (studi di SMA Negeri 12 Kabupaten
Tangerang). AKSIOMA: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, 13(3),
421-435.
19

merancang kegiatan projek profil secara sistematis dan


terstruktur agar dapat memudahkan pelaksanaannya. Prinsip
eksploratif juga diharapkan dapat mendorong peran projek
profil untuk menggenapkan dan menguatkan kemampuan
yang sudah peserta didik dapatkan dalam program
intrakurikuler. 24

C. Gaya Hidup Berkelanjutan


a. Pengertian Gaya Hidup Berkelanjutan
Menjalankan hidup dengan penuh kesadaran dan berpikir
secara jangka panjang, karena menyadari jika hampir semua hal
yang kita lakukan akan mempunyai dampak pada lingkungan dan
orang di sekitar. Menurut United Kingdom, GSSL, gaya hidup
berkelanjutan atau sustainable lifestyle adalah gaya hidup dengan
kesadaran akan lingkungan dan menyadari konsekuensi atas semua
pilihan yang diperbuat sehingga ia membuat pilihan dengan paling
sedikit potensi negatif. Gaya hidup berkelanjutan juga merupakan
upaya yang mendasarkan perilaku pada kehidupan berkelanjutan.
Tak hanya tentang kesehatan dan pola hidup personal, tetapi juga
berkaitan dengan proses menjaga alam kelestarian alam. Gaya
hidup berkelanjutan mengacu pada gaya hidup yang tidak
mengancam. 25
Menurut Kotler Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai
pola hidup seseorang didunia yang terungkap pada aktivitas, minat
dan opininya. Gaya hidup menggambarkan "keseluruhan diri
seseorang" yang berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya hidup
dapat dipahami sebagai sebuah karakteristik seseorang secara kasat
mata, yang menandai sistem nilai, serta sikap terhadap diri sendiri.
Menurut Piliang Gaya hidup merupakan kombinasi dan totalitas
cara, tata, kebiasaan, pilihan, serta obyek-obyek yang
mendukungnya, dalam pelaksanaanya dilandasi oleh sistem nilai
atau sistem kepercayaan tertentu. Menurut Sunarto Gaya hidup
menunjukan bagaimana orang hidup, bagaimana mereka
membelanjakan uang dan bagaimana mereka mengalokasikan
waktu mereka. Dimensi gaya hidup merupakan pengklasifikasian
konsumen berdasarkan AIO, yaitu activities (aktivitas), interest
(minat) dan opinion (opini). Menurut Hardius Usman dan Nurdin
Sobari gaya hidup dapat dinyatakan sebagai pola hidup yang

24
Wijayanti, P. S., Jamilah, F., Herawati, T. R., & Kusumaningrum, R. N. (2022).
Penguatan Penyusunan Modul Projek Profil Pelajar Pancasila Pada Sekolah
Penggerak Jenjang SMA. Abdimas Nusantara: Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 3(2), 43-49.
25
Maulida, U. (2023). Gaya Hidup Berkelanjutan Melalui Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila. Dirasah: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Dasar Islam, 6(1), 14-
21
20

terekspresi dalam aktivitas, minat, dan opini seseorang. Selain itu,


gaya hidup juga meletakkan pada nilai-nilai sosial.26
Gaya hidup berkelanjutan adalah pola hidup yang bertujuan
untuk mengurangi dampak negatif manusia terhadap lingkungan.
Gaya hidup ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan manusia saat
ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk
memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Tema gaya hidup
berkelanjutan dalam Projek penguatan profil pelajar pancasila
mengajak peserta didik untuk memahami dan menerapkan
kebiasaan hidup sehat dan berkelanjutan. Peserta didik diajak untuk
berpikir kritis tentang dampak gaya hidup mereka terhadap
lingkungan dan untuk mencari cara untuk mengurangi dampak
tersebut.
Berikut adalah beberapa contoh kegiatan yang dapat
dilakukan dalam tema gaya hidup berkelanjutan:
a) Mengumpulkan sampah plastik dan barang-barang
bekas untuk didaur ulang.
b) Menghemat air dan energi.
c) Menggunakan transportasi umum atau berjalan
kaki/bersepeda untuk mengurangi emisi gas buang.
d) Membeli produk-produk yang ramah lingkungan.
e) Melakukan penghijauan di lingkungan sekitar.
Kegiatan-kegiatan pada tema gaya hidup berkelanjutan
membantu peserta didik untuk mengembangkan nilai-nilai Profil
Pelajar Pancasila, seperti:
a. Berkebinekaan global: Peserta didik belajar untuk
menghormati lingkungan dan makhluk hidup lainnya,
termasuk yang berbeda dari mereka.
b. Bergotong royong: Peserta didik bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama dalam menjaga lingkungan.
c. Bernalar kritis: Peserta didik berpikir kritis tentang
dampak gaya hidup mereka terhadap lingkungan.
d. Mandiri: Peserta didik mampu mengambil tindakan
untuk mengurangi dampak gaya hidup mereka
terhadap lingkungan.
Melalui tema gaya hidup berkelanjutan, peserta didik dapat
menjadi agen perubahan yang dapat membantu membangun dunia
yang lebih berkelanjutan.

26
Amrul Zainal Abidin. 2022. Modul Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Tema: Gaya Hidup Berkelanjutan.
21

b. Tujuan Gaya Hidup Berkelanjutan


Tujuan tema gaya hidup berkelanjutan dalam Projek
penguatan profil pelajar pancasila adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan kesadaran peserta didik tentang pentingnya
menjaga lingkungan.
2) Mengembangkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila yang terkait
dengan gaya hidup berkelanjutan, seperti:
a) Berkebinekaan global: Peserta didik belajar untuk
menghormati lingkungan dan makhluk hidup lainnya,
termasuk yang berbeda dari mereka.
b) Bergotong royong: Peserta didik bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama dalam menjaga lingkungan.
c) Bernalar kritis: Peserta didik berpikir kritis tentang dampak
gaya hidup mereka terhadap lingkungan.
d) Mandiri: Peserta didik mampu mengambil tindakan untuk
mengurangi dampak gaya hidup mereka terhadap lingkungan.
3) Membantu peserta didik untuk menerapkan gaya hidup
berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah
beberapa manfaat yang dapat diperoleh peserta didik dari tema gaya
hidup berkelanjutan:
a) Menjadi pribadi yang lebih peduli terhadap lingkungan.
b) Memiliki kontribusi positif untuk menjaga lingkungan.
c) Menjadi agen perubahan yang dapat membantu membangun
dunia yang lebih berkelanjutan.27
Tema gaya hidup berkelanjutan merupakan tema yang
penting untuk dipelajari oleh peserta didik. Tema ini dapat
membantu peserta didik untuk menjadi pribadi yang lebih peduli
terhadap lingkungan dan memiliki kontribusi positif untuk menjaga
lingkungan.

c. Manfaat Gaya Hidup Berkelanjutan


1) Manfaat bagi peserta didik
a) Menjadi pribadi yang lebih peduli terhadap lingkungan.
Peserta didik yang mempelajari tema Gaya Hidup
Berkelanjutan akan menjadi pribadi yang lebih peduli terhadap
lingkungan. Mereka akan memahami pentingnya menjaga
lingkungan dan akan berusaha untuk mengurangi dampak
negatif mereka terhadap lingkungan.

27
Komala, C., Nurjannah, N., & Juanda, J. (2023). Implementasi Profil Pelajar
Pancasila Tema “Gaya Hidup Berkelanjutan Kelas X Sman 2 Sumbawa Besar. Jurnal
Literasi Dan Pembelajaran Indonesia, 3(1), 42-49.
22

b) Memiliki kontribusi positif untuk menjaga lingkungan.


Peserta didik yang mempelajari tema Gaya Hidup
Berkelanjutan akan memiliki kontribusi positif untuk menjaga
lingkungan. Mereka akan menerapkan kebiasaan-kebiasaan
yang ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari, seperti
menghemat air dan energi, mengurangi penggunaan plastik,
dan mengurangi sampah.
c) Menjadi agen perubahan yang dapat membantu membangun
dunia yang lebih berkelanjutan. Peserta didik yang
mempelajari tema Gaya Hidup Berkelanjutan akan memiliki
potensi untuk menjadi agen perubahan yang dapat membantu
membangun dunia yang lebih berkelanjutan. Mereka akan
dapat menginspirasi orang lain untuk menerapkan gaya hidup
berkelanjutan dan untuk menjaga lingkungan.
2) Manfaat bagi bangsa dan negara:
a) Membangun generasi yang peduli terhadap lingkungan.
Tema Gaya Hidup Berkelanjutan dapat membantu
membangun generasi yang peduli terhadap lingkungan.
Peserta didik yang mempelajari tema ini akan menjadi
generasi yang siap untuk menghadapi tantangan
lingkungan di masa depan.
b) Melindungi lingkungan dan sumber daya alam. Tema
Gaya Hidup Berkelanjutan dapat membantu melindungi
lingkungan dan sumber daya alam. Peserta didik yang
menerapkan kebiasaan-kebiasaan yang ramah lingkungan
akan dapat mengurangi dampak negatif manusia terhadap
lingkungan.
c) Membangun dunia yang lebih berkelanjutan. Tema Gaya
Hidup Berkelanjutan dapat membantu membangun dunia
yang lebih berkelanjutan. Peserta didik yang menjadi agen
perubahan dapat menginspirasi orang lain untuk
menerapkan gaya hidup berkelanjutan dan untuk menjaga
lingkungan.
Dengan demikian, tema Gaya Hidup Berkelanjutan
merupakan tema yang penting untuk dipelajari oleh peserta didik.
Tema ini dapat memberikan manfaat bagi peserta didik, bangsa,
dan negara. 28

28
Rochmad, R. 2012. Desain model pengembangan perangkat pembelajaran
matematika. Kreano. Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif, 3(1), 59-72.
23

D. Life Skill
a. Pengertian Life Skill
Life skill siswa adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa
untuk belajar secara efektif dan efisien. Life skill siswa mencakup
berbagai aspek, seperti keterampilan akademik, keterampilan
sosial, keterampilan penyelesaian masalah, keterampilan analitis,
keterampilan kreativitas, dan keterampilan memecahkan masalah.
Keterampilan akademik adalah kemampuan siswa untuk
memahami materi pelajaran di kelas dan menerapkannya dalam
tugas-tugas yang diberikan oleh pendidik. Keterampilan sosial
mencakup kemampuan siswa untuk bekerja sama dan berinteraksi
dengan teman sekelas dan pendidik. Keterampilan penyelesaian
masalah adalah kemampuan siswa untuk menyelesaikan masalah
dengan cara mengidentifikasi masalah, merumuskan hipotesis, dan
menemukan solusi yang tepat.29
Keterampilan analitis berhubungan dengan kemampuan
siswa untuk menganalisis informasi secara kritis, melakukan
penelitian, dan mengevaluasi data dengan cermat. Keterampilan
kreativitas adalah kemampuan siswa dalam mengembangkan ide-
ide baru, menghasilkan karya inovatif, dan memecahkan masalah
dengan cara yang unik dan asli. Keterampilan memecahkan masalah
mencakup kemampuan siswa untuk menghadapi tantangan,
menemukan solusi yang tepat, dan mengambil keputusan yang
tepat dalam situasi yang kompleks. Dengan memiliki semua
kecakapan belajar ini, siswa dapat menjadi pembelajar yang sukses
dan siap untuk masa depan mereka.
Life skill siswa secara luas merujuk pada kemampuan yang
dimiliki oleh siswa dalam menguasai berbagai macam
keterampilan, pengetahuan, dan sikap selama proses belajar.
Kecakapan ini mencakup aspek fisik, mental, emosional, dan sosial.
Secara fisik, kemampuan belajar siswa meliputi keterampilan
motorik seperti menulis, membaca, dan berbicara dengan lancar dan
jelas. Selain itu, kemampuan fisik juga mencakup keterampilan
dalam menggunakan peralatan seperti komputer, mesin, dan alat
musik.
Aspek mental dalam life skill siswa mencakup kemampuan
siswa untuk berpikir dan bersikap kritis, kreatif, dan inovatif dalam
memahami dan menyelesaikan tugas-tugas terkait pelajaran.
Kemampuan ini juga mencakup kemampuan memecahkan masalah

29
Duta Masaco.Modul Peningkatan Life Skill untuk Membentuk Duta Remaja Sadar
Reproduksi yang Sehat dan Sadar COVID-19. Penerbit NEM. 2022.
24

dan kemampuan analisis. Aspek emosional dalam kemampuan


belajar siswa berkaitan dengan kemampuan siswa dalam mengatur
dan mengontrol emosi serta stres selama proses belajar.
Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk menerima umpan
balik dan kritik dari pendidik atau teman sekelas.30
Sedangkan aspek sosial dalam life skill siswa mencakup
kemampuan siswa dalam berinteraksi dengan orang lain, bekerja
sama dalam kelompok, dan memahami dan menghargai perbedaan
dalam budaya dan kepercayaan. Kemampuan ini memainkan peran
penting dalam membentuk karakter dan kepribadian siswa selama
proses belajar.
b. Tujuan Life Skill
Tujuan dari pengembangan life skill adalah untuk membantu
individu mengembangkan keterampilan yang diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari, baik dalam konteks pribadi maupun sosial.
Berikut ini adalah tujuan utama dari pengembangan life skill: 31
1. Meningkatkan kemampuan diri: Life skill membantu individu
untuk mengembangkan keterampilan yang berguna dalam
menghadapi tantangan dan mencapai tujuan hidup. Ini termasuk
keterampilan seperti perencanaan, pengambilan keputusan,
pemecahan masalah, dan belajar mandiri. Dengan menguasai
keterampilan ini, individu dapat menjadi lebih efektif dalam
mengelola waktu, mengatasi hambatan, dan mencapai hasil yang
diinginkan.
2. Meningkatkan keterampilan sosial: Life skill membantu individu
dalam membangun hubungan yang sehat dan bermakna dengan
orang lain. Ini termasuk keterampilan dalam berkomunikasi secara
efektif, bekerja sama dalam tim, berempati, dan menyelesaikan
konflik dengan cara yang konstruktif. Dengan menguasai
keterampilan sosial, individu dapat membangun jaringan sosial
yang kuat, meningkatkan hubungan interpersonal, dan memperluas
kesempatan dalam kehidupan personal dan profesional.
3. Meningkatkan kreativitas dan inovasi: Life skill merangsang
individu untuk mengembangkan keterampilan berpikir kreatif,
menghasilkan ide-ide baru, dan mengatasi tantangan dengan cara
yang inovatif. Ini melibatkan keterampilan dalam mengasah

30
Muzaini, M. C., Rahayu, R., Rizky, V. B., Najib, M., Supriadi, M., & Prastowo, A.
(2023). Organisasi Integrated Curriculum Dalam Implementasi Pembelajaran
Berbasis Life Skill Di Sekolah Dasar. Jurnal Paedagogy, 10(2), 598-612.)
31
Nafaridah, T., Maulidia, L., Ratumbuysang, M. F. N. G., & Kesumasari, E. M.
(2023). Analisis Kegiatan P5 sebagai Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi pada
Kurikulum Merdeka Era Digital di SMA Negeri 2 Banjarmasin: The Analysis of P5
Activities as the Application of Modul Peningkatan Life Skill untuk Membentuk
Duta Remaja Sadar Reproduksi yang Sehat dan Sadar COVID-19. Penerbit NEM.
25

imajinasi, berpikir di luar kotak, menggabungkan ide-ide yang


berbeda, dan menciptakan solusi baru. Dengan menguasai
keterampilan ini, individu dapat merangsang kreativitas mereka
sendiri, menghasilkan inovasi, dan menghadirkan nilai tambah
dalam berbagai aspek kehidupan.
Dengan pengembangan life skill, individu dapat menjadi
lebih siap dan kompeten dalam menghadapi tantangan dan peluang
dalam kehidupan, serta mengoptimalkan potensi mereka untuk
mencapai kesuksesan dan kesejahteraan.
c. Manfaat Life Skill
Life skill memiliki banyak manfaat yang dapat membantu
individu dalam berbagai aspek kehidupan. Berikut ini adalah
beberapa manfaat utama dari pengembangan life skill: 32
1. Meningkatkan kemandirian: Dengan menguasai life skill, individu
menjadi lebih mandiri dalam mengambil keputusan, merencanakan
dan mengelola waktu mereka. Mereka juga menjadi lebih mampu
mengatasi masalah dan tantangan dengan kemampuan yang lebih
baik.
2. Meningkatkan keterampilan komunikasi: Life skill membantu
dalam mengembangkan keterampilan komunikasi yang efektif, baik
itu dalam berbicara, mendengarkan, atau menulis. Individu dapat
mempelajari cara berkomunikasi dengan jelas dan persuasif, yang
dapat meningkatkan hubungan pribadi dan profesional mereka.
3. Meningkatkan keterampilan sosial: Pengembangan life skill juga
membantu individu dalam mengembangkan keterampilan sosial
yang sehat, seperti empati, kerjasama, dan penyelesaian konflik
yang konstruktif. Ini memungkinkan mereka untuk membangun
hubungan yang bermakna dengan orang lain dan menjalin interaksi
sosial yang positif.
4. Meningkatkan kreativitas dan inovasi: Life skill merangsang
individu untuk berpikir kreatif, menghasilkan ide-ide baru, dan
menciptakan solusi inovatif. Ini membantu mereka untuk
menemukan cara baru dalam menghadapi masalah dan mencapai
tujuan mereka.
Dengan mengembangkan life skill, individu dapat
meningkatkan kualitas hidup mereka, mencapai kesuksesan pribadi
dan profesional, dan menjadi aktor yang lebih efektif dan
konstruktif dalam masyarakat

32
Wati, D. R. (2016). Analisis Aspek-Aspek Life Skill Yang Muncul Pada
Pembelajaran Biologi Peserta Didik Kelas XI IPA 1 di SMA Al-Azhar 3 Bandar
Lampung. Skripsi. Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Raden Intan Lampung.
26

d. Macam-macam Life Skill


Berikut adalah beberapa contoh macam-macam life skill
yang ditingkatkan pada penelitian ini yakni:33
1. Keterampilan belajar: Kemampuan untuk mengatur waktu,
merencanakan studi, mengingat informasi, mencatat dengan baik,
memahami konsep, dan menguasai materi akademik.
2. Keterampilan berpikir kritis: Kemampuan untuk menganalisis
informasi, mengidentifikasi argumen yang valid, mengambil
keputusan yang terinformasi, dan memecahkan masalah dengan
cara yang logis.
3. Keterampilan berkomunikasi: Kemampuan untuk menyampaikan
ide dengan jelas dan efektif melalui tulisan dan lisan, serta
mendengarkan dengan baik dan memahami pesan orang lain.
4. Keterampilan kerjasama: Kemampuan untuk bekerja dalam tim,
berbagi tugas, berkomunikasi secara efektif, dan mencapai tujuan
bersama.
Dengan pengembangan dan penerapan life skill ini dalam
pendidikan, siswa dapat memperoleh pengetahuan dan
keterampilan yang relevan yang akan membantu mereka sukses
dalam kehidupan pribadi dan profesional mereka.34

E. IPA
Ilmu pengetahuan alam yang sering disebut juga dengan
istilah pendidikan sains,disingkat menjadi IPA. IPA merupakan
salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di
Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar. Mata pelajaran
IPA merupakan mata pelajaran yang selama ini dianggap sulit oleh
sebagian besar peserta didik,mulai dari jenjang sekolah dasar
sampai sekolah menengah. Salah satu masalah yang dihadapi dunia
pendidikan saat ini adalah masalah lemahnya pelaksanaan proses
pembelajaran yang diterapkan para guru di sekolah. Proses
pembelajaran yang berlangsung di kelas hanya diarahkan pada
kemampuan siswa untuk menghafal informasi, otak siswa dipaksa
hanya untuk meengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa
dituntut untuk memahami informasi yang diperoleh untuk
menghubungkannya dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari.
Kondisi ini juga menimpa pada pembelajaran IPA, yang
memperlihatkan bahwa selama ini proses pembelajaran sains di
sekolah dasar masih banyak yang dilaksanakan secara

33
Anwar, Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills Education), Bandung: Alfabeta,
2004.
34
Alfiah, Lilik. (2010) . Pelatihan Life Skill Menjahit Dalam Upaya Meningkatkan
Kemandirian Peserta Didik Kesetaraan Paket C Di PKBM Al-Hikmah Sukodono
Sidoarjo. Skripsi FIP UNESA. UNESA Surabaya.
27

konvensional. Para guru belum sepenuhnya melaksanakan


pembelajaran secara aktif dan kreatif dalam melibatkan siswa serta
belum menggunakan berbagai pendekatan/stategi pembelajaran
yang bervariasi berdasarkan karakter materi pelajaran. Dalam
proses belajar mengajar,kebanyakan guru hanya terpaku pada buku
teks sebagai satu-satu sumber belajar mengajar . Hal lain yang
menjadi kelemahan dalam pembelajaran yang tidak akurat dan
menyeluruh. Proses penilaian yang dilakukan selama ini semata-
mata hanya menekankan pada penguasaan konsep yang dijaring
dengan tes tulis objektif dan subjektif sebagai alat ukurnya. Dengan
cara penilaian seperti ini, berarti pengujian yang dilakukan oleh
guru baru mengukur penguasaan materi saja dan itu hanya meliputi
ranah kognitif tingkat rendah.
Penyebab utama kelemahan pembelajaran tersebut adalah
karena kebanyakan guru tidak melakukan kegiatan pembelajaran
dengan memfokuskan pada pengembangan keterampilan proses
sains anak. Pada akhirnya, keadaan semacam ini yang menyebabkan
kegiatan pembelajaran dilakukan hanya terpusat pada penyampaian
materi dalam buku teks saja. Keadaan seperti ini juga mendorong
siswa untuk berusaha menghafal pada setiap kali akan diadakan tes
atau ulangan harian atau tes hasil belajar. Padahal, untuk anak
jenjang sekolah dasar, Menurut Marjono (2016), “hal yang
diutamakan adalah bagaimana mengembangkan rasa ingin tahu dan
daya berpikir kritis mereka terhadap suatu masalah”.
Sains atau IPA adalah manusia dalam memahami alam
semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran,serta
menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga
mendapatkan suatu kesimpulan. Dalam hal ini para guru, khususnya
yang mengajar sains di sekolah dasar,diharapkan mengetahui dan
mengerti hakikat pembelajaran IPA,sehingga dalam pembelajaran
IPA guru tidak kesulitan dalam mendesain dan melaksanakan
pembelajaran. Siswa yang melakukan pembelajaran juga tidak
mendapat kesulitan dalam memahami konsep sains. Sutrisno
(2016:167) mengklasifikasikan Ilmu Pengetahuan Alam menjadi
tiga, yaitu illmu pengetahuan alam sebagai produk, proses, dan
sikap.
Pertama, Ilmu pengetahuan alam sebagai produk, yaitu
kumpulan hasil penelitian yang telah ilmuwan lakukan dan sudah
membentuk konsep yang telah dikaji sebagai kegiatan empiris dan
kegiatan analitis. Kedua, ilmu pengetahuan alam sebagai proses,
yaitu untuk menggali dan memahami pengetahuan tentang alam,
karena IPA merupakan kumpulan fakta dan konsep, maka IPA
membutuhkan proses dalam menemukan fakta dan teori yang akan
digeneralisasi oleh ilmuwan. Ketiga, ilmu pengetahuan alam
28

sebagai sikap.Sikap ilmiah harus dikembangkan dalam


pembelajaran sains.
Berdasarkan uraian hakikat IPA di atas, dapat dipahami
bahwa pembelajaran sains merupakan pembelajaran berdasarkan
pada prinsip-prinsip, proses yang mana dapat menumbuhkan sikap
ilmiah siswa terhadap konsepkonsep IPA. Oleh karena itu,
pembelajaran IPA di sekolah dasar dilakukan dengan penyelidikan
sederhana dan bukan hafalaan terhadap kumpulan konsep IPA.
Dengan kegitan-kegiatan tersebut pembelajaran IPA akan
mendapat pengalaman langsung melalui pengamatan, diskusi, dan
penyelidikan sederhana. Pembelajaran yang demikian dapat
menumbuhkan sikap ilmiah siswa yang diindikasikan dengan
merumuskan masalah, menarik kesimpulan, sehingga mampu
berpikir kritis melalui pembelajaran IPA.35

F. IPA Tema Gaya Hidup Berkelanjutan Untuk Meningkatkan Life


Skill
Pola hidup yang mengedepankan aspek keberlanjutan, baik
dari segi lingkungan, sosial, maupun ekonomi. Gaya hidup ini
bertujuan untuk mengurangi dampak negatif manusia terhadap
lingkungan dan menciptakan masyarakat yang lebih adil dan
sejahtera. Life skill adalah kemampuan yang diperlukan untuk
menghadapi dan mengatasi tantangan dan tuntutan kehidupan.
Kemampuan ini mencakup kemampuan berpikir kritis,
memecahkan masalah, berkomunikasi, bekerja sama, dan membuat
keputusan.
Hubungan Gaya Hidup Berkelanjutan dengan Life Skill, gaya
hidup berkelanjutan dapat meningkatkan life skill seseorang
melalui beberapa cara. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis
gaya hidup berkelanjutan menuntut seseorang untuk berpikir kritis
tentang dampak tindakannya terhadap lingkungan dan masyarakat.
Hal ini dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk berpikir
secara rasional dan logis, serta untuk mengevaluasi informasi secara
kritis. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah gaya hidup
berkelanjutan sering kali mengharuskan seseorang untuk
memecahkan masalah yang kompleks, seperti masalah lingkungan
atau sosial. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan seseorang
untuk berpikir kreatif dan inovatif, serta untuk menerapkan solusi
yang efektif.
Meningkatkan kemampuan berkomunikas gaya hidup
berkelanjutan memerlukan kerja sama antar individu dan kelompok.
Hal ini dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk

35
Anjarsari, P. 2013. Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu (Implementasi
Kurikulum 2013. Yogyakarta: FMIPA
29

berkomunikasi secara efektif, baik secara verbal maupun nonverbal.


Meningkatkan kemampuan bekerja sama gaya hidup berkelanjutan
menuntut seseorang untuk bekerja sama dengan orang lain untuk
mencapai tujuan yang sama. Hal ini dapat meningkatkan
kemampuan seseorang untuk bekerja sama secara efektif, serta
untuk menghargai perbedaan. Meningkatkan kemampuan membuat
Keputusan gaya hidup berkelanjutan mengharuskan seseorang
untuk membuat keputusan yang tepat, baik untuk diri sendiri
maupun untuk lingkungan dan masyarakat. Hal ini dapat
meningkatkan kemampuan seseorang untuk membuat keputusan
yang bijaksana dan bertanggung jawab. Dapat disimpulan gaya
hidup berkelanjutan dapat menjadi sarana untuk meningkatkan life
skill seseorang. Kemampuan-kemampuan yang diperoleh melalui
gaya hidup berkelanjutan dapat bermanfaat dalam berbagai aspek
kehidupan, baik dalam kehidupan pribadi, profesional, maupun
sosial.

G. Penelitian Terdahulu
1. Implementasi Projek penguatan profil pelajar pancasila di Sekolah
Dasar Swasta Islam Ulul Albab Jember Tahun 2022/2023
Penelitian ini dilakukan oleh Lutvi Ayu Wulandari,
membahas penerapan P5 pada siswa sekolah dasar mengenai bentuk
perencanaan P5 pada siswa sekolah dasar di jember yang
terfokuskan pada pelaksanaan P5 di SD Islam Ulul Albab Jember,
proses evaluasi P5 pada siswa SD Islam Ulul Albab Jember. Tujuan
pada penelitian ini mendeskripsikan perencanaan P5,
mendeskripsikan penerapan P5 pada siswa SD Islam Ulul Albab
Jember, dan mendeskrisikan evaluasi P5 SD Islam Ulul Albab
Jember. Penelitian ini menggunakann metode kulitatif deskriptif
dibantu dari hasil wawancara, obsrvasi, dan dokumentasi. Teknik
Analisis data pada penelitian ini menggunakan metode interaktif
Miles, Huberman dan Saldana dengan langkah-langkah: 1)
Kondensasi data, 2) Penyajian data, 3) Penarikan Kesimpulan.
Metode keabsahan data menggunakan triangulasi Sumber dan
triangulasi teknik. Hasil penelitian ini tertuju pertama, perencanaan
P5 di SD Islam Ulul Albab Jember dengan membentuk tim
fasilitator, mengidentifikasi tingkat persiapan pendidik dalam
memnetukan tema dan waktu dan menyusun modul ajar. Kedua,
pelaksanaan P5 yang menghasilkan persiapan sumberbelajar,
membentuk kelompok, pengenalan projek, menggali permasalahan
pada lingkungan. Ketiga, evaluasi P5 yaitu mengevaluasi selama
pelaksanaan projek.36

36
Lutvi Ayu Wulandari. Implementasi Projek penguatan profil pelajar pancasila di
Sekolah Dasar Swasta Islam Ulul Albab Jember. 2022.
30

Persamaan penelitian ini adalah membahas mengenai


modul ajar. Hanya yang membedakan dari variabel penelitian.
Penelitian terdahulu hanya digunakan dalam proses penerapan
modul ajar P5 pada pembelajaran. Sedangkan pada penelitian ini
mengembangkan modul ajar berbasis P5 dengan meningkatkan life
skills siswa fase A khususnya pada kelas 1.
2. Implementasi Projek penguatan profil pelajar pancasila Dalam
Kurikulum Merdeka Di SDIT Fitrah Insani Kedamaian Bandar
Lampung
Penelitian ini disusun oleh Desi Sapitri, menggunakan teori
penerapan P5 dalam proses pembelajaran melalui Kurikulum
Merdeka. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan P5 dalam
kurikulum merdeka di SDIT. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif pendekatan kualitati, penelitin ni berupaya
menggambarkan fenomena pada SDIT Fitrah Insani Kedamaian
Bandar Lampung mengenai implementasi P5 dalam kurikulum
merdeka di SDIT Fitrah Insani Kedamaian Bandar Lampung mulai
dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Penelitian ini
menggunakan Teknik pengumpulan data wawancara, observasi,
dan dokumentasi. Data primer diperoleh langsung dari responden
mengenai implementasi projek penguatan profil pelajar pancasila
dalam kurikulum merdeka di SDIT Fitrah Insani Kedamaian Bandar
lampung, sedangkan data sekunder diperoleh dari teori-teori, buku,
penelitian yang relevan, jurnal, dan data dokumentasi sekolah yang
berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Hasil penelitian ini
bahwa penerapan P5 di SDIT Fitrah Insani Kedamaian Bandar
Lampung Dtelah dilaksanakan mealalui beberapa tahap sesuai
pedoman P5 melalui tahap perencanaan, membentuk tim fasilitator,
mengidentifikasi tingkat persiapan pendidik dalam mementukan
tema dan waktu dan menyusun modul ajar. Kedua, pelaksanaan P5
yang menghasilkan persiapan sumberbelajar, membentuk
kelompok, pengenalan projek, menggali permasalahan pada
lingkungan. Ketiga, evaluasi P5 yaitu mengevaluasi selama
pelaksanaan projek.37
Persamaan penelitian ini adalah membahas mengenai
modul ajar. Hanya yang membedakan dari variabel penelitian.
Penelitian terdahulu hanya digunakan dalam proses penerapan
modul ajar P5 pada pembelajaran. Sedangkan pada penelitian ini
mengembangkan modul ajar berbasis P5 dengan meningkatkan life
skills siswa fase A khususnya pada kelas 1.

37
Desi Sapitri. Implementasi Projek penguatan profil pelajar pancasila Dalam
Kurikulum Merdeka Di SDIT Fitrah Insani Kedamaian Bandar Lampung. 2023.
31

3. Implementasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)


Dalam Membentuk Karakter Budaya Pada Siswa Kelas 4 MINU
Tratee Putera Gresik
Penelitian ini disusun oleh Paramitha Aisyah Salsabila Putri,
penelitian ini terfokus pada bentuk implementasi P5 dalam
membentuk karakter budaya siswa kelas 4 MINU tratee Putera
Gresik dan factor penghambat dan factor pendukung dalam
penerapan P5 dalam membentuk karakter budaya siswa kelas 4
MINU tratee Putera Gresik. Penelitian ini menggunakan penelitian
kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data wawancara,
observasi, dan dokumentasi, Analisis data dengan reduksi data,
penyajian data, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian ini
pembuatan proyek lampion damar kurung, pawai lampion damar
kurung, mengikuti event budaya. Pendidik memperkenalkan
Sejarah damar kurung dan hasil upaya pendidik dalam
memperkenalkan damar kurung yakni lampion damar kurung dan
cerpen oleh siswa kelas 4 MINU tratee Putera Gresik. Factor
pendukung menyediakan failitas dan anggaran, sedangkan factor
penghambat pendidik belum mendapatkan pelatihan kurikulum
merdeka sehingga terjadi keterlambatan Menyusun jadwal proyek
dan perbedaan karakteristik siswa kelas 4 MINU tratee Putera
Gresik.38
Persamaan penelitian ini adalah membahas mengenai modul
ajar. Hanya yang membedakan dari variabel penelitian. Penelitian
terdahulu hanya digunakan dalam proses penerapan modul ajar P5
pada pembelajaran dengan membentuk karakter siswa. Sedangkan
pada penelitian ini mengembangkan modul ajar berbasis P5 dengan
meningkatkan life skills siswa fase A khususnya pada kelas 1.
4. Model Pendidikan Islam Profil pelajar Pancasila Studi Kasus
Pondok Pesantren Metal Muslim Al-Hidayah Pasuruan
Penelitian ini disusun oleh Aditya Muhamaad Noor.
Penelitian ini terfokus pada proses dan pola Pendidikan Islam yang
diterapkan di Pesantren Metal Musim Al-Hidayah Pasuruan. Factor
pendukung dan penghambat Pendidikan islam. Penelitian ini
bertujuan mendeskripsikan proses dan pola Pendidikan islam sesuai
model Pendidikan Profil pelajar Pancasila. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara, observasi,
dan dokumentasi dengan analisis deskriptif. Sedangkan analisinya
menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa proses Pendidikan islam di Pesantren Metal Musim Al-
hidyah Pasuruan hanya mengacu pada akidah, akhlak, dan ibadah.

38
Puri Paramitha Aisyah Salbila. Implemeentasi Proyek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila Dalam Membentuk Karakter Budaya Pada Siswa Kelas 4 MINU Tretee
Putera Gresik. 2023.
32

Factor pendukung pada pembeljaran islam yakni minat belajar


siswa besert dukungan dari keluarga, sedangkan factor
hambatannya adalah kurang pengayoman oleh pendidik, ustadz,
ustadzah, dan media pembelajaran.39
Persamaan diatas dengan penelitian ini adalah penggunaan
pola pembelajaran Profil pelajar pancasila dalam pembelajaran.
Hanya saja perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian diatas
yakni pada variabel penerapan dan pengembangan model
pembelajaran beserta variabel peningkatan pada tujuan setiap
penelitian. Penelitian ini mengembangkan model pembelajaran
menggunakan Profil Pelajar Profil pelajar pancasila pada siswa
sekolah dasar Fase A kelas 1.
5. Analisis Implentasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Dan
Porfil Pelajar Profil pelajar pancasila Pada KMA No. 347 Tahun
2022
Penelitian ini disusun oleh Nahdiah Nur Fauzi, dkk.
Penelitian ini focus pada menganalisis implementasi projek
penguatan profil pelajar pancasila dalam kurikulum merdeka
berdasarkan KMA no.347 tahun 2022. Penelitian ini menggunakan
penelitian kuaitatif deskriptif dengan penggalian data wawancara,
dokumentasi, dan observasi. Analisi data menggunakan kondensasi,
penarikan data, dan penarikkan kesimpulan. Hasil penelitian
menghasilkn pelaksanaan proyek pelajar Pancasila dengan tema
kewirausahaan pada kelas 4 mendapat antusiasme siswa. Dalam
kelas terbagi tiga kelompok dalam penyelesaian proyek, stiap
kelompok membuat makanan dan inuman. Berdasarkan KMA
No.347 tahun 2022 nilai P5 diterapkan pada gotong royong, kreatif,
dan mandiri.40
Persamaan penelitian ini pada penerapan projek penguatan
profil pelajar pancasila dengan menganalisis penerapan projek
penguatan profil pelajar pancasila pada jenjang sekolah dasar.
Perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian diatas yakni pada
variabel, pada penelitian ini mengembangkan projek penguatan
profil pelajar pancasila bervariabel dengan tema gaya hidup
berkelanjutan dengan meningkatkan life skill siswa Fase A.
6. Implementasi Projekk PenguatanProfillPelajar Pancasilandan
ProfillPelajar Rahmatann Lil AlaminnDalam Membentuk Sikap
Moderasi Beragama Pada SiswauKelasrX MANi1iMojokerto
Penelitian keenam oleh Mochamad Alfan Fauzi penelitian ini
terfokus pada penerapan projek penguatan profil pelajar pancasila
dalam membentuk sikap moderasi siswa. Tujuan penelitian untuk

39
Noor Aditia Muhammad. Model Pendidikan Islam Rahmatan lil Alamain; Studi
Kasus Pondok Pesantren Metal Muslim Al-Hidayah Pasuruan. 2023.
40
Nadhia Nur Fauzia, dkk. Analisis Implementasi Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Dan Profil Pelajar Rahmatan lil Aalamin Pada KMA No.347 Tahun 2022. 2023.
33

mengetahui implemntasi projek penguatan profil pelajar pancasila


dan mekanisme dalam membentuk sikap moderasi pada siswa kelas
X MIN 1 Mojokerto. Penelitian ini menggunakan penelitian
kualitatif dengan penggalian data wawancara, dokumentasi, dan
observasi. Penelitian menggunakan Teknik purposive sampling
dengan menggunakan 3 langkah dengan reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menghasilkan
tahap dalam penerapan projek penguatan profil pelajar pancasila
pada tahap awal membentuk tim fasilitator projek, mengientifiksi
kesiapan madrasah, merancang dimnsi, tema dan waktu, serta
Menyusun modul projek. Tahap kedua pelaksanaan projek disusul
tahap akhir asesmen. Dalam membentuk sikap moderasi dengan
memilih tema projek, menentukan capaian pembelajaran P5 dan
Nilai menurut Rahmatan il alamain dan terakhir merancang projek
dalam pembentukan modrasi agama.41
Persamaan penelitian ini pada penerapan projek penguatan
profil pelajar pancasila dengan menganalisis penerapan projek
penguatan profil pelajar pancasila pada jenjang sekolah dasar
dengan mengembangkan karakter siswa. Perbedaan pada penelitian
ini dengan penelitian diatas yakni pada variabel, pada penelitian ini
mengembangkan projek penguatan profil pelajar pancasila
bervariabel dengan tema gaya hidup berkelanjutan dengan
meningkatkan life skill siswa Fase A.
7. Pengembanagan Modul Ajar Untuk Meningkatkan Personal Safety
Skills Pada Siswa Fase A
Penelitian ini disusun oleh Adilla Sri Rahayu, penelitian
terfokuskan pada pengembenagan modul ajar untuk meningkatkan
personal skills siswa Fase A dengan rendahnya personal safety skills
siswa karena belum dikembangkan desain pembelajaran mengenai
cara menjaga diri dari kekerasan seksual. Tujun penelitian ii
mengembangkan modul ajar untuk meningkatkan personal safety
skills pada siswa fase A. Peneitian ini menggunakan metode Desain
and Development dengan model pengembangan ADDIE.
Instrument penelitian yang dignakan tes dan angket. Penelitian ini
skala likert dengan Teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitin ini pengembangan desain apikasi MediBang Paint
dan Microsoft PowrPoint dengan hasil uji kelayakan 99,5% oleh
ahli materi dan 99% oleh ahli pembelajaran. Rata-rata keseluruhan
uji kelayakan yakni 99,25% dengan kategori sangat layak,
perkembangan tentang personal safety skills pada siswa kelas 1
mengalami peningkatan dengan hasil pre-test 38,1% dengan

41
Mohammad Alfan. Imlemntasi Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil
Pelajar Rahmatan Lil Alamain Dalam Membentuk Sikap Moderasi Beragama Pada
Sisa Kelas X di MAN 1 Mojokerto. 2023.
34

kategori kurang baik dan rata-rata skors post-test 80 dengan hasil


sangat baik.42
Persamaan penelitian ini pada penerapan projek penguatan
profil pelajar pancasila dengan menganalisis penerapan projek
penguatan profil pelajar pancasila pada jenjang sekolah dasar
dengan mengembangkan karakter siswa. Perbedaan pada penelitian
ini dengan penelitian diatas yakni pada variabel, pada penelitian ini
mengembangkan projek penguatan profil pelajar pancasila
bervariabel dengan tema gaya hidup berkelanjutan dengan
meningkatkan life skill siswa Fase A.
8. Pengembangan Modul Ajar Berbasis Kurikulum Merdeka Merdeka
Belajar pada Mata Pelajaran Proyek IPA Terintergrasi Kearifan
Lokal Batik Bondowoso di SMKN 1 Tamanan Bondowoso
Penelitian kedelapan oleh Auliar Nur Rosyid, terfokus pada
pengembangan modul ajar berbasis kurikulum merdeka melalui
proyek IPA Kearifan local Batik Bondowoso pada siswa SMKN 1
Bondowoso. Tujuan penelitian ini mengetaui hasil validasi produk
dn rspon siswa terhadap pengembangan modul ajar berbasis
kurikulum erdeka pada Pelajaran IPA materi zat dan perubahannya
berbsis kearifan local batik bondooso di SMKN 1 Tamanan. Hasil
penelitian ini pengembangan modul ajar pada mata Pelajaran
projekIPA berbasis kearifan lokal batik bondowoso valid, sangat
baik, dan sangat menarik untuk meningkatkan minat siswa. 1) hasil
validasi memeproleh hasil 93,84% kategori sangat valid. 2) hail
validasi ahli perencanaan pembelajaran kurikulum merdeka
memperoleh nilai besar 98,67%dengan kualifikasi sangat baik. 3)
asil praktisi dengan nilai 92,66% kriteris angat baik. 5) hasil uji
skala kecil dan skala besar memperoleh hasil 87,87% dan 93,24%
yang sangat menarik.43
Persamaan pada pemelitian ini mengembangkan modul ajar
dalam kurikulum merdeka melalui projek dalam pembelajaran.
Perbedaan penelitian ini pada variabel projek yang di kembangkan
pada penelitian ini menggunakan projek pengelalahan sampah dan
pengelompokan sampah.
9. Pengembangan Modul Berbasis Model Pembelajaran Problem
Solving Pada Tema 6 Subtema Tubuh Manusia Kelas V SD/MI
Peneitin kesembilan oleh Purnama F, bertujuan 1)
menghasilkan bahan ajar berupa modul menggunakan model
pembelajaran problem solving mata Pelajaran tematik kelas V
SD/MI. 2) mengetahui respon peserta didik terhadap modul

42
Adilla Sri Rahayu. Pengembanagan Model Ajar Untuk Meningkatkan Personal
safety Skills Pada Siswa Fse A. 2023.
43
Rasyid. Pengembangan Modul Ajar Berbasis Proyek Kurikulum Merdeka Belajar
pada Mata Pelajaran IPA Sosial Terintergrasi Kearifan Lokal Batik Bondowoso di
SMKN 1 Bodowoso. 2023.
35

menggunakan model pembelajaran probemsolving pada


pembelajaran tematik kelas V SD/MI. jenis penelitian
inimengunakan R&D. Hasil penelitian menurut validasi ahli materi
pada aspek kualitas memperoleh skors 3 dengan kriteria sangat
baik, padaaspek ketepatan cakupan memperoleh rata-rata skors
3,56 dengan kriteia sangat baik, aspek modl pembelajaran problem
solving memiliki rata-rata skors 4 dengan kriteria sangat baik.
Validasi ahlimedia pada aspek modul memiliki skors 3,61 dengan
kriteria sangat baik, aspek desain cover rata-rata skors 3,61 dengan
kriteria sangat baik dan aspek modul memiliki skors 3,69 dengan
krteria sangat baik. Validasi ahli Bahasa memeperoleh skors 3,5
dengan kriteria sangat baik dan ketepatan pada Bahasa kalimat
memilikiskors 3,39 dengan riteria sangat baik. Pada uji coba pada
siswa kelas IV pada uji keenarikan memlikiskors 3,29 dengan
kriteria sangat baik dan respon pedidik dengan skors 3,33 dengan
kriteria sangat baik. Kesimpulan hasil penelitian ini modul berbasis
model pembelajaran probem solving pembelajaran tematik subtema
tubh manusia kelas V dikembangkan layak digunakan sebagai
bahan ajar.44
Persamaan pada pemelitian ini mengembangkan modul ajar
dalam kurikulum merdeka melalui projek dalam pembelajaran.
Perbedaan penelitian ini pada variabel projek yang di kembangkan
pada penelitian ini menggunakan projek pengelalahan sampah dan
pengelompokan sampah.

10. Pengembangan Bahan Ajar Modul Matematika Menggunakan


Pendekatan Pembelajaran Saintifik Berintergrasi Nilai-nilai
Kebangsaan untuk Kelas VII SMP
Penelitin kesepuluh, tujuan penelitian ini untuk mengahsilkan
bahan ajar modul matematika menggunakan pendektan
pemelajaran saintifik berintegrasi nilai-nilai kebangsaan utuk kelas
VIII SMP valid dan praktis. Jenis penelitin ini R&D dengan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan
modelplomp dengn fase investigasi fase awal, fase pengembangan
dan fase penilaian. Hasil penelitian ini dengan validasi 4 dosen dan
1 guru matematika dengan umlah 47,09% denga rata-rata 94,18%
maka bahan ajar dikatakan sangat valid. Hasil penilaian kepraktisan
1 guru atemaika dan 10 siswa dngn nilai 95,41% dengan presentase
86,7% maa bahan ajar sangat parktis.45

44
Farisa Laili Purnama. Pengembanagan Modul Berbasis Model Pembelajaran
Problem Solving Pada Tema 6 Subtema Tubuh Manusia Kelas V SD/MI. 2018.
45
Sintia Hikmah Nirmala. Pengembanagan Bahan Ajar Modul Matematika
Menggunakan Pendeketan Pembelajaran Saintifik Berintergrasi Nilai-nilai
Kebngsaan Kelas VIII SMP. 2020.
36

Persamaan pada pemelitian ini mengembangkan modul ajar


dalam kurikulum merdeka melalui projek dalam pembelajaran.
Perbedaan penelitian ini pada variabel projek yang di kembangkan
pada penelitian ini menggunakan projek pengelalahan sampah dan
pengelompokan sampah.
Pada beberapa penelitian terdahulu mendapati bahwa hanya
menganalisis penerapan modul ajar pada pembelajaran tanpa
mengembangkan secara spesifik yang hanya ditinjau dari proses
pembuatan modul ajar, penerapan modul ajar, dan evaluasi modul
ajar. Pada penelitian terdahulu pada mengembangkan modul ajar
projek penguatan profil pelajar pancasila ditinjau dari segi proses,
penerapan, dan evaluasi. Sebab, pada penelitian ini memberikan
pembaharuan terhadap Pengembangan Modul Ajar Projek
penguatan profil pelajar pancasila dengan tema gaya hidup
berkelanjutan pada mata pelaran IPA berbasis projek pembuatan
kerajinan dan projek pengelompokkan berbagai macam sampah
untuk meningkatkan life skill siswa kelas 1 MI dengan meninjau
life skill siswa pada keterampilan belajar, keterampilan kerja sama,
keterampilan berpikir kritis, dan keterampilan komunikasi.
Penelitian ini menggunakan metode R&D model ADDIE yang
membahas secara terfokus pada analisis modul ajar projek
penguatan profil pelajar pancasila tema gaya hidup berkelanjutan,
desain modul ajar, development modul ajar, implementasi modul
ajar, dan evaluasi modul ajar. Penelitian ini menggunakan analisis
data kualitatif, analisis validitas, uji prasyarat, analisis efektivitas,
dan interpretasi data. Tujuan dari penelitian ini meninjau
keberhasilan pengembangan modul ajar projek penguatan profil
pelajar pancasila pada Fase A tema gaya hidup berkelanjutan pada
kelas 1 MI Al Hidayah Sby untuk meningkatkan life skill siswa.
37

H. Metode Penelitian
a. Desain Penelitian
Penelitian ini bertujuan menghasilkan dan mengembangkan suatu
produk serta mengukur keefektifan menggunakan model pengembangan
desain dari ADDIE. ADDIE merupakan sebuah akronim dari Analysis
(Menganalisis), Design (Mercancang), Development (Mengembangkan),
Implementation (Menerapkan), Evaluation (Mengevaluasi). Model
pengembangan ini memiliki lima tahapan yang sederhana dan sistematik.
Sehingga model ini menjadi mudah dipahami alur pelaksanannya serta
penerapan tahapannyaharuslah dilaksanakan secara runtut,46 , tidak boleh
dilaksanakan secara acak. Di bawah ini merupakan alur sistematik dari
pelaksanaan dari model pengembangan tersebut.47

1. Analysis (Menganalisis)
Tujuan dari kegiatan analisis ini adalah untuk menentukan
proses pengembangan dijalankan. Kegiatan analisis ini akan
berbentuk kegiatan observasi. Yang berfungsi untuk
mendeskripsikan permasalahan yang terjadi, untuk mengetahui
kondisi peserta didik, untuk menentukan bahan pembelajaran yang
sesuai serta untuk mengetahui sejauh mana tingkat keterampilan
yang dimiliki siswa pada mata pelajaran tersebut.
A. Analysis
Tahapan analisis dilakukan untuk menganalisis
perkembangan penggunaan modul ajat projek penguatan profil
pelajar pancasila dalam meningkatkan life skill siswa kelas 1
dalam projek kerajinan dan pengelompokan sampah organic
dan non-organic. Tahapan ini diawali dengan wawancara pada
guru yang mengajarkan pembelajaran dikelas, kepala sekolah,
dan beberapa pihakterkait. Dalam pelaksanaan observasi dan
wawancara diperoleh permasalahan bahwa pendidik masih
belum sepenuhnya menggunakan modul ajar projek penguatan
profil pelajar pancasila sebagai alat bantu pembelajaran. Hal
ini dibuktikan dengan tercapainya indikator-indikator life
skill pada siswa kelas 1 kemampuan belajar siswa, kemampuan
berpikir kritis siwa, kemampuan berkomunikasi, dan
kemampuan kerja sama. Siswa kelas 1 belum mencapai
indikator life skill, sehingga hasil belajar siswa berada jauh
dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal. Pada tahap ini terdapat

46
Aldoobie,N. 2015. ADDIE Model.American International Journal of
Contemporary Research Vol. 5.
47
Rochmad, R. (2012). Desain model pengembangan perangkat pembelajaran
matematika. Kreano. Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif, 3(1), 59-72.
38

3 jenis analisis diantaranya:


a. Analisis Kebutuhan
Sebagai pedoman dalam pengembangan
pengembangan modul ajar projek penguatan profil pelajar
pancasila berbsis kerajinan dan pengelompokan sampah
organic dan non-organic utuk meningkatkan life skill
siswa kelas 1, analisis kebutuhan adalah proses penting
yang harus dilakukan. Analisis ini dilakukan dengan
wawancara dan menganalisis secara langsung saat
pembelajaran. Kehadiran peneliti dilakukan untuk
memperoleh informasi terkait sarana prasarana dan
pengembanagan modul ajar projek penguatan profil
pelajar pancasila serta media pembelajaran oleh guru.
Kelas yang direncanakan dalam penelitian ini
diketahui hanya menggunakan buku sebagai media
pembelajaran dengan tidak didukung oleh media
pembelajaran yang lain selama proses membuat kerajinan
dan pengelompokan sampah organic dan non-organic.
b. Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum diperlukan untuk mempelajari
secara keseluruhan yang diajarkan didalam kelas.
Kurikulum yang digunakan di kelas 1 MI Al Hidayah adalah
kurikulum 2013. Maka peneliti pengembangan modul ajar
projek penguatan profil pelajar pancasila berbasis kerajinan
dan pengelompokan sampah organic dan non-organic untuk
meningkatkan life skill siswa dalam pembelajaran. Dengan
meninjau kriteria seperti tujuan modul ajar proyek
penguatan profil pelajar Pancasila, manfaat projek
penguatan profil pelajar pancasila, model kerajinan dan
pengelompokan sampah organic dan non-organic yang
digunakan dalam pembelajaran yakni mengelolah bahan-
bahan yang mampu didaur ulang seperti tutup botol, botol
bekas, kertas bekas. Serta meninjau dari indicator dari life
skill dalam pembelajaran. Analisis kurikulum dilakukan
dengan cara menjabarkan indikator-indikator,
merencanakan pembelajaran, merancang kerangka materi
dalam pengembangan modul ajar projek penguatan profil
pelajar pancasila dalam kurikulum merdeka berbasis
kerajinan dan pengelompokan sampah organic dan non-
organic untuk meningkatkan life skill sesuai dengan tujuan,
manfaat, dan indicator dari proyek pelajar Pancasila,
kerajinan dan pengelompokan sampah organic dan non-
organic, dan life skill.
39

c. Analisis karakteristik siswa


Analisis karakteristik siswa merupakan proses
menganalisis karakter dan kebutuhan yang dimiliki oleh
setiap siswa. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
kesiapan para siswa dalam pengembangan modul ajar
projek penguatan profil pelajar pancasila berbasis kerajinan
dan pengelompokan sampah organic dan non-organic.
Selain itu, proses analisis siswa dimaksudkan untuk
mengukur peningkatan life skill siswa melalui kerajinan dan
pengelompokan sampah organic dan non-organic.
d. Analisis Materi
Analisis Materi merupakan kegiatan pemilihan materi
pembelajaran dari keseluruhan tema suatu proses
pembelajaran. Analisis materi pembelajaran pada penelitian
dapat ditinjau dari pengembangan modul ajar projek
penguatan profil pelajar pancasila bertema gaya hidup
berkelanjutan kepada siswa melalui kegiatan membuat
kerajinan dan pengelompokan sampah organic dan non-
organic sesuai dengan tema gaya hidup berkelanjutan
dengan memanfaatkan pengelolahan dan pembuatan barang
melalui barang bekas yang dapat di daur kembali menjadi
barang berguna.

2. Design (Merancang)

1. Merencanakan Desain Produk


Perencanaan desain produk dilakukan dengan tahap
sebegaiberikut:
a. Mengkaji kebutuhan dan karakteristik siswa.
b. Menentukan modul ajar.
c. Menentukan materi atau projek.
d. Menentukan matrik keberhasilan.
e. Membuat model pembelajaran sesuai dengan proyek
penguatan profil pelajar Pancasila berbasis kerajinan dan
pengelompokan sampah organic dan non-organic.
f. Menguji dan melakukan revisi
2. Perangkat
Peneliti menggali dan mengumpulkan infromasi
pengembangan modul ajar projek penguatan profil pelajar
pancasila berbasis kerajinan dan pengelompokan sampah
organic dan non-organici kelas 1 untuk merancang isi
40

materi dalam pembelajran yang dikembangkan untuk


meningkatkan kemampuan life skill siswa.
3. Spesifikasi Produk
Berikut merupakan spesifikasi produk pengembangan
proyek penguatan profil pelajar Pancasila berbasis
kerajinan dan pengelompokan sampah organic dan non-
organic untuk meningkatkan life skill siswa dalam
penelitian ini:
1. Produk yang dikembangkan dalam bentuk modul ajar
projek penguatan profil pelajar pancasila berbasis
kerajinan dan pengelompokan sampah organic dan
non-organic sebagai projek.
2. Pengembangan modul ajar projek penguatan profil
pelajar pancasila berbasis kerajinan dan
pengelompokan sampah organic dan non-organic
terletak pada pengembangan life skill siswa.
3. Materi yang dikembangkan dalam modul ajar projek
penguatan profil pelajar pancasila berbasis kerajinan
dan pengelompokan sampah organic dan non-organic
adalah tema gaya hidup berkelanjutan dengan
memanfaatkan bahan-bahan bekas sekitar siswa kelas
1.
4. Modul ajar projek penguatan profil pelajar pancasila
berbasis kerajinan dan pengelompokan sampah organic
dan non-organic, meliputi:i
a. Modul ajar projek penguatan profil pelajar
pancasila.
b. Projek penguatan profil pelajar Pancasila.
c. Indikator meningkatkan life skill.
d. Projek berbasis kerajinan dan pengelompokan
sampah organic dan non-organic.
e. Tema gaya hidup berkelanjutan.
f. Pembuatan kerajinan dan pengelompokan sampah
organic dan non-organic dengan memanfaatkan
bahan-bahan sekitar.
g. Penjelasan pembuatan kerajinan dan
pengelompokan sampah organic dan non-organic.
h. Evaluasi hasil projek atau pembelajaran.
5. Modul ajar projek penguatan profil pelajar pancasila
berbasis kerajinan dan pengelompokan sampah
organic dan non-organic kembangkan dengan sangat
41

menarik melalui pemilihan contoh kerajinan dan


pengenalan jenis-jenis sampah (organic dan non-
organic), bahan kerajinan dan pengenalan jenis-jenis
sampah (organic dan non-organic), kegunaan
kerajinan dan pengelompokan sampah organic dan
non-organic, hingga evaluasi hasil akhir untuk
meningkatkan life skill siwa.
6. Bentuk-bentuk kerajinan dan pengelompokan sampah
organic dan non-organic dalam mengelolah bahan-
bahan sekitar yang menarik pendidik mapun siswa
kelas 1 untuk mencoba membuat kerajainan yang
telah dikembangkan oleh peneliti.
7. Perencaan Modul Ajar Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila.
A. Modul Ajar Kerajinan
a) Siswa mampu mengetahui tujuan pembelajaran.
b) Siswa dapat mengetahui berbagai macam bentuk
kerajinan.
c) Sisa dapat mengetaui cara pembuatan kerainan.
d) Siswa dapat membuat kerinan dari bahan yang
tersedia di lingkungan sekitar.
e) Pembelaran aktif.
B. Kegiatan pembelajaran aktif untuk P5 kerajinan
a) Mendiskusikan dengn pendidik un tuk mrmbahas
berbagi macam kerajinan daur ulang.
b) Bekerja sama dalm merumuskan pebuatan
kerjinan.
c) Membuat projek kerajinan bunga botol secara
seksama.
d) Menunjukkan hasil kerajinan.
e) Pendidik mengevaluasi hasil projek kerajinan.
C. Modul Ajar Pengelompokkan Sampah
a) Siswa mampu menyebutkan jenis-jenis sampah
mulai dari organic dan non-organik.
b) Siswa mampu membedakan sampah rganik dn
non-organik.
c) Siswa mampu mengetahui cara pengelolahan dan
kegnaan dari sampah organic dan sampah no-
organik.
42

d) Pembeljaran aktif.
D. Kegiatan pembelajaran aktif untuk P5
pengelompokkan sampah
a) Mengenal jenis sampah organic dan non-organik.
b) Mendiskusikan manfaat dan kegnaan samah rganik
dan sampah non-organk.
c) Mengelompokkan sampah organic dan non-
organik.
d) Mengelolah sampah organic menjadi kerajinan.
e) Mengelolah sampah non-organik menjadi pupuk.
f) Menunjukkan hasil pembelajaran.
g) Penddik mengevaluasi.
8. Menentukan Indikator Life Skill
Indikator life skill digunakan sebagai pedoman pembuatan
instrument tes life skill untuk siswa. Peneliti mengukur
kemampuan life skill siswa menggunakan tes dari
pembuatan kerajinan dan pengelompokan sampah organic
dan non-organic. Berikut indikator life skill siswa sebagai
berikut:
1. Kemampuan belajar.
2. Kemampuan Kerja sama.
3. Kemampuan berpikir kritis.
4. Kemampuan Komunikasi.
Adapu indicator life skill pada mata Pelajaran IPA, yakni:
1. Kecakapan personal (mengenal diridan berpikir
rasional).
2. Kecakapan Sosial (komunikasi dan Kerjasama).
3. Kecakapan intelektual (pemecahan masalah).
4. Kecakapan Vokasional (menghasilkan karya).
a. Uji coba kepraktisan projek kerajinan dan Pengelompokan
sampah organic dan non-organic
Uji coba kepraktisan proyek berbasis kerajinan
dan pengelompokan sampah organic dan non-organici
lakukan untukmengetahui tingkat kepraktisan media.
Tingkat kepraktisan media pembelajaran di nilai dari
43

variabel minat siswa dan tampilan media, proses


penggunaan, serta waktu. Uji coba kepraktisan
dilakukan terhadap kelas eksperimen dan kels control.
Aspek penilaian dari angket ini sebagai berikut:
INDIKATOR PENILAIAN PRAKTIKALITAS
No. Variabel Validitas
1 Aspek Modul ajar projek penguatan profil pelajar
Pancasila
2 Rekayasa Kerajinan dan pengelompokan sampah
organic dan non-organic
3 Hasil Kerajinan dan pengelompokan sampah organic
dan non-organic

1) Uji coba Projek kerajinan dan pengelompokan sampah organic


dan non-organic Kelas Eksperimen
Uji coba kepraktisan kelas eksperimen dilakukan 20
siswa. Uji coba kepraktisan kelas eksperimen dilakukan
dengan penerapan kerajinan dan pengelompokan sampah
organic dan non-organic. Uji coba kepraktisan kelas
eksperimen bertujuan untuk mengetahui apakah di dalam
proyek pelajar pancasoila berbasis kerajinan dan
pengelompokan sampah organic dan non-organic masih
ditemukan kesalahan dan meminta saran perbaikan
berdasarkan kendala yang ditemukan oleh siswa.

2) Uji coba Media Kelas Kontrol


Uji coba kepraktisan kelas kontrol dilakukan
terhadapsiswa satu kelas dengan jumlah 20 siswa. Pada uji
coba kepraktisan kerajinan dan pengelompokan sampah
organic dan non-organic.

3. Development (Pengembangan)
Tahap pengembangan ini berisi kegiatan penerapan dari
rancangan produk. Dalam tahapan ini ditentuka kerangka
konseptual bagaimana penerapam Modul ajar baru yang memiliki
kesesuaian dengan pemaparan materi pembelajaran. Tahapan ini
adalah pembentukan realisasi proyek pelajar Pancasila berbasis
kerajinan dan pengelompokan sampah organic dan non-organic
yang dikembangkan. Dalam tahapan ini peneliti memvalidasi media
pembelajaran yang dikembangkan pada validator-validator ahli
dalam bidangnya. Tahapan ini diawali dengan adanya revisi produk
akhir dilakukan sebagai tanggapan atas masukan dan saran dari ahli
desain media, validator ahli materi, dan validator ahli proyek
44

penguatan profil pelajar pancasila. Berikut tahapan yang akan


dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:
a. Melakukan kerajinan dan pengelompokan sampah organic
dan non-organic dari segi penggunaan bahan-bahan
sekitar, pembuatan kerajinan dan pengelompokan sampah
organic dan non-organic, dan peningkatan life skill siswa
melalui kerajinan dan pengelompokan sampah organic dan
non-organic.
b. Melakukan review kerajinan dan pengelompokan sampah
organic dan non-organic yang telah dikembangkan dengan
memvalidasi bentuk pengembangan proyek, bentuk
kerajinan dan pengelompokan sampah organic dan non-
organic, dan peningkatan life skill siswa pada tim ahli
validasi materi dan validasi ahli kurikulum.
c. Merevisi kembali proyek sesuai dengan arahan, saran, dan
masukan yang ada dalam angket yang telah peneliti berikan
pada tim validasi.

4. Implementasi (Penerapan)
Tahap ini adalah tahapan untuk menguji coba proyek
berbasis kerajinan dan pengelompokan sampah organic dan non-
organic seperti media yang dikembangkan pada para siswa. Akan
tetapi, uji coba dilakukan tidak hanya sekali melainkan dilakukan
berkali-kali hingga media dinyatakan layak untuk digunakan.
Tapah ini terdiri dari:
b. Tahap uji coba kelompok kecil: Kelompok kecil diambil
berdasarakan sampling yang dilakukan oleh peneliti.
c. Revisi tahap II: Berbeda dengan revisi tahap I, revisi tahap II
berdasarkan hasil uji percobaan dari kelompok kecil. Setelah
melakukan tahap revisi, selanjutnya dilakukan tahap terakhir.
d. Uji coba: Pengembangan modul ajar projek penguatan profil
pelajar pancasila berbasis kerajinan dan pengelompokan
sampah organic dan non-organicalam penelitian ini, akan
diuji coba tingkat kevalidan, kelayakan, dan keefektifannya.
Desain uji coba produk dalam penelitian ini munggunakan
model two group pre-test post-test design. Desain uji coba
produk dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut:

Kelas Pre-test (O1) Perlakuan (X) Post-test (O2)


Eksperimen Y1.Y2 X1 Y1.Y2
Kontrol Y1.Y2 X2 Y1.Y2
45

Keterangan:
X1 : Pembelajaran menggunakan modul ajar
projek penguatan profil pelajar pancasila.
X2 : Pembelajaran secara klasikal.
Y1 : Aktivitas belajar pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
Y2 : Hasil tes pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
O1 : Pre-test yang diberikan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol sebelum proyek pelajar Pancasila.
O2 : Post-test yang diberikan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol setelah proyek pelajar Pancasila.

5. Evaluasi
Evaluasi adalah sebuah proses memberikan penilaian
terhadap sebuahkegiatan pembelajaran. Evaluasi disini bertujuan
untuk memberi penilaian pada Modul ajar yang dikembangkan
setelah adanya penerapan pada siswa dengan mengadakan
pengamatan pada dampay yang diberikan terhadap proses
pembelajaran. Evaluasi disini juga berfungsi untuk mengukur
keberhasilan tujuan dari pengembangan Modul ajar. evaluasi juga
dipergunakan untuk mengukur apa saja hal yang telah dicapai oleh
sasaran dan mencari berbagai informasi yang berhubungan dengan
hal yang melatarbelakangi siswa berhasil mendapatkan hasil yang
baik.
46

Tabel 3
Rangkuman Aktivitas Model ADDIE
Tahap Pengembangan Aktivitas
Analysis • Mengamati masalah yang terjadi di
lapangan
• Mengidentifikasi kondisi siswa
• Mengidentifikasi isi
materi
pembelajaran
• Menentukan produk yang
akandikembangkan
Design • Merancang perangkat
pengembangandari
produk secara detail dan rinci
Development • Melakukan pengoreksian
terhadap produk yang dikembangkan
• Membuat angket validasi produk
• Memvalidasikan produk
yangdikembangkan
• Memperbaiki produk berdasarkan
hasilvalidasi
Implementation • Uji coba produk
• Observasi aktifitas guru dan siswa
• Melakukan penilaian kepada siswa
terkait modul ajar projek penguatan
profil pelajar pancasila berbentuk
kerajinan dan pengelompokan
sampah organic dan non-organic dan
pengelompokkan sampah.
Evaluation • Mengamati dampak pembelajaran
seelah adanya penerapan produk
yang dikembangkan
• Mengukur keberhasilan tujuan dari
pengembangan produk
47

b. Subjek Pengumpulan Data


Penelitian ini membahas tentang pengembangan modul ajar projek
penguatan profil pelajar pancasila berbasis kerajinan dan pengelompokan
sampah organic dan non-organic untuk meningkatkan life skill siswa yang
dimulai penelitian pada semester ganjil 2023 pada bulan Desember 2023 pada
siswa kelas 1 MI Al Hidayah. Dengan jumlah siswa 20 siswa dengan
menggunakan purposive sampling. Purposive sampling adalah untuk mecari
sampel sesuai dengan kriteria penelitian secara khusus.
c. Sumber Data
Penelitian pengembangan merupakan jenis penelitian yang
menggunakandua macam metode dalam pengumpulan data, atau yang biasa
dikenal dengan istilah mix method. Yaitu penggabungan antara pengumpulan
data menggunakan metode kualitatif dan juga metode kantitatif. Sehingga
sumber data dalam penelitian ini memiliki dua sumber:

1. Sumber data kualitatif adalah data yang didapatkan bukanlah


berupa angka, melainkan didapatkan dalam bentuk kata-kata,
ucapan dan sikap yang bisa diamati. Hal ini senada dengan yang
disampaikan Bogdan dan Taylor. Bahwa penelitian kualitatif
merupakan sebuah penelitian yang hasilnya dalam bentuk data
deskriptif berupa kata yang tertulis atau dari perkataan orang-orang
yang diteliti.

2. Sumber data kuantitatif. Sumber ini berkaitan dengan populasi dan


sampel. Populasi sendiri merupakan semua anggota dari
sekelompok kejadian, orang maupun objek yang telah ditetapkan
pada sebuah penelitian. Sedangkan sampel merupakan sebagian
anggota dari sebuah populasi. Populasi yang ada di penelitian ini
adalah siswa kelas 1 MI Al Hidayah SBY yang berjumlah 20 siswa.
Dalam menentukan sampel pada penelitian ini, peneliti
menggunakan teknik purposive random sampling. Teknik ini
merupakan cara pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu
yang dibuat oleh peneliti, seperti terkait sifat, ciri-ciri dan
karakteristik populasi serta kondisi lingkungan yang ada di
sekitarnya. Karena dengan adanya pertimbangan ini bisa
memudahkan peneliti dalam melakukan penelitannya tersebut.
Sampel penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok. Pertama
adalah kelompok eksperimen yang terdiri dari siswa yang mendapat
penerapan dari pengembangan modul ajar.Sedangkan yang kedua
adalah kelompok kontrol yang terdiri dari siswa yang tidak
mendapat perlakuan. Masing-masing kelompok terdiri dari 10
siswa yang dipilih berdasarkan pertimbangan.48

48
Sugiyono. (2019). Metodelogi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
48

d. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data menggunakan 5 teknik yakni diantaranya:
a. Observasi
Teknik yang pertama adalah observasi, observasi adalah cara
untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian dengan
proses yang kompleks dan spesifik. Teknik ini dilakukan untuk
memperoleh data tentang pengembangan modul ajar projek
penguatan profil pelajar pancasila berbasis kerajinan dan
pengelompokan sampah organic dan non-organic untuk
meningkatkan life skill siswa kelas 1 MI Al Hidayah dan untuk
menjawab rumusan masalah dari pengembangan kerajinan dan
pengelompokan sampah organic dan non-organic yang telah
dikembang untuk meningkatkan life skill siswa. Waktu yang
digunakan dalam proses observasi adalah dimulai dari bulan
Desember 2023.
b. Wawancara
Wawancara adalah angket lisan yang berisikan dialog untuk
memperoleh informasi yang terkait dengan penelitian 61. Tahapan
wawancara digunakan untuk memperoleh jawaban terkait rumusan
masalah yakni desain proyek penguatan profil pelajar Pancasila
berbaiss kerajinan dan pengelompokan sampah organic dan non-
organic untuk meningkatkan life skill siswa yang dikembangkan.
Wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara semi
terstuktur sehingga peneliti memperoleh informasi masalah yang
terjadi.
c. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data seperti
gambaran dari aktivitas yang berlangsung di dalam kelas dengan
pengembangan modul ajar projek penguatan profil pelajar
pancasila berbasis kerajinan dan pengelompokan sampah organic
dan non-organic untuk meningkatkan life skill siswa, sejarah
sekolah, visi dan misi, tujuan, struktur organisasii, kondisi tenaga
pendidik, kondisi siswa, dan sarana prasarana MI Al Hidayah.
d. Angket
Angket atau kuisioner merupakan serangkaian kalimat tanya
mempunyai ikatan atau sebuah hubungan dengan obyek yang
diamati untuk mendapatkan data informasi yang dibutuhkan62.
Untuk mendapatkan skor penilaian terhadap isi materi dalam media
yang dikembangan digunakan angket sebagai alat untuk mengukur
kelayakan produk dari ahli materi, desain, dan praktisi pembelajar.
Selain itu lembar angket juga digunakan untuk memperoleh respon
siswa terhadap pengenalan proyek berbasis kerajinan dan
pengelompokan sampah organic dan non-organic.
49

1. Angket Validasi Ahli Materi


Pada tahap ini dilaksanakan pengoreksian yang
dilakukan oleh validator ahli materi dari aspek kelayakan isi
dan kelayakan bahan atau media. Validator ahli materi
dilakukan oleh dosen pembimbing atau dosen mata kuliah
ahli materi dan pendidik kelas 1 MI Al Hidayah sebagai ahli
ahli proje pada siswa kelas 1. Data yang diperoleh akan
digunakan untuk merevisi kerajinan dan pengelompokan
sampah organic dan non-organic yang dikembangkan.
2. Angket Validasi Ahli
Angket validasi ahli media akan diserahkan pada
validator ahli media untuk memberikan penilainnya
terhadap aspek pengembangan proyek pelajar Pancasila
berbentuk kerajinan dan pengelompokan sampah organic
dan non-organic untuk meningjatkan life skill siswa yang
dikembangkan oleh peneliti.
e. Tes
Adanya Pretest dan Postetes sebelum mengembangkan
modul ajar projek penguatan profil pelajar pancasila berbasis
kerajinan dan pengelompokan sampah organic dan non-organic
untuk meningkatkan life skill siswa kelas 1. Projek pelajr Pancasila
berbais kerajinan dan pengelompokan sampah organic dan non-
organic bertujuan sebagai pengembang life skill siswa. Sedangkan
Post-test digunakan untuk mengukur peningkatan life skill siswa
melalui perkembangan proyek berbasis kerajinan dan
pengelompokan sampah organic dan non-organic pada siswa kelas
1. Sedangkan Pre-test kemampuan siswa dalam memahami proyek
kerajinan dan pengelompokan sampah organic dan non-organic
pada isswa kelas 1 MI Al Hidayah.

E. Teknik Analisis Data


Analisis data dalam penelitian ini berfungsi untuk mencari
serta menata secara sistematis hasil dari kegiatan observasi,
wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman terhadap
kasus yang diteliti dan menyampaikannya sebagai temuan bagi
orang lain. Untuk meningkatkan pemahaman peneliti maka analisis
diperlukan dengan upaya untuk menemukan sebuah makna dariapa
yang diteliti. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data
sebanyak tiga macam, yaitu :
1. Analisis Deskriptif Kualitatif
Analisis deskriptif kualitatif yang diterapkan dalam
penelitianpengembangan merupakan penjelasan data kualitatif dari
para ahli serta responden dalam uji coba lapangan. Sumber data ini
diperoleh dari hasil wawancara secara langsung dan respon tertulis
pada angket. Analisis ini juga berfungsi untuk menjelaskan tahapan
50

dari setiap pengembangan Modul ajar dari awal hingga tahap akhir
penelitian. Sehingga produk yang telah dikembangkan bisa
mencapai tingkat validitas yang baik. praktisserta efektif.49
2. Analisis Validitas
Produk yang dikembangkan perlu dilakukan uji validitas
dalam proses pengembangannya. Oleh karena itu perlu adanya
validasi yang dilakukan oleh validator yang terdiri dari ahli materi
dan ahli Modul ajar. Untuk memberi penilaian maka skala yang
digunakan adalah sebagai berikut:50
Tabel 4. Skala Penilaian
5 4 3 2 1
Keterangan Sangat Baik Baik Cukup Kurang Tidak
Baik Baik Baik
Untuk menganalisis respon dari validator, maka digunakan rumus
berupa:
Presentase Kualifikasi Kriteria Kelayakan
82% - 100% Sangat Valid Layak Digunakan
Layak Digunakan dengan
63% - 81% Valid
Sedikit Revisi
44% - 62% Kurang Valid Kurang Layak Digunakan
25% - 43% Tidak Valid Tidak Layak Digunakan
Predikat yang diberikan dari hasil analisis validator adalah sebagai
berikut:
Tabel 5 . Kriteria Penilaian Validasi
Prosentase (%) Kualifikasi Kriteria Kelayakan
76 – 100 Valid Layak digunakan
51 – 75 Cukup Valid Layak digunakan dengansedikit
revisi
26 – 50 Kurang Valid Kurang layak digunakan
≤ 26 Tidak Valid Tidak Dapat Digunakan
3. Uji Prasyarat
Sebelum melaksanakan analisis, terdapat uji prasyarat yang
perlu dilaksanakan. Uji prasyarat yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi51

49
Bungin. M Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana
50
Janna, N. M., & HERIANTO, H. 2021. Konsep Uji Validitas Dan Reliabilitas
Dengan Menggunakan SPSS.
51
Hafizah, E. 2014. Uji Normalitas dan Uji Homogenitas.
51

a) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel
yang diambil dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji kolmogorov
smirnov yang menyatakan jika nilai signifikansi di atas 0,05 maka
data dinyatakan berdistribusi normal. Maka dasar pengambilan
keputusan pada uji normalitas data dalam penelitian ini adalah:
(1) Jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 menunjukkan bahwa
tidak berdistribusi normal.
(2) Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 menunjukkan bahwa data
berdistribusi normal.
b) Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui variansi-
variansi dari sejumlah populasi penelitian sama atau tidak. Uji
homogenitas pada penelitian ini menggunakan uji Anova yang
menyatakan jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05
menunjukkan bahwa data yang diuji keduanya bersifat homogen.
Pada Uji Normalitas dan Uji Uji Homogenitas peneliti
menggunakan aplikasi s p s s 2 6 .
4 . Analisis Efektifitas
Pengembangan modul ajar projek penguatan profil pelajar
pancasila dalam meningkatkan daya kreativitas dan berpikir kritis
SKI siswa pada penelitian ini akan menggunakan dua jenis teknik
analisis. Yaitu teknik analisis Paired-samples T-test dan
Independent Samples T-test.
a . Teknik Analisis Paired-samples T-test
Teknik analisis ini digunakan untuk menentukan rata-rata
dua variabel dalam satu grup sampel tunggal. Dalam penelitian ini
nantinya akan berfungsi untuk menentukan efektifitas pada
kelompokeksperimen dari sebelum dan sesudah adanya penerapan
pengembangan modul ajar projek penguatan profil pelajar Pancasila
sebagai Modul ajar untuk meningkatkan life skill.
52

a. Teknik Analisis Independent Samples T-test


Teknik analisis ini digunakan dalam membandingkan rata-
rata dua kelompok kasus yang diuji. Dimana pada kasus yang terjadi
padapenelitian ini adalah untuk menganalisis nilai yang didapatkan
dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.23 Kelompok
kontrol adalah kelompok yang mendapat perlakuan dari penerapan
pengembangan Modul ajar projek penguatan profil pelajar
Pancasila. Sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang
tidak mendapat perlakuan dari pengembangan Modul ajar projek
penguatan profil pelajar Pancasila. Nantinya akan dilihat apakah
ada efektiftivitas dari pengembangan Modul ajar projek penguatan
profil pelajar pancasila untuk meningkatkan life skill kelas 1 MI Al
Hidayah SBY.

5. Interpretasi Data
53

Berdasarkan analisis data yang dilakukan di atas. Maka


diperlukan interpretasi data yang diperoleh dari kegiatan uji
normalitas data, uji homogenitas data, analisis data menggunakan
teknik paired sample t-test dan teknik analisis independent sample
t-test. Penjelasan dari masing- masing interpretasi data
disampaikan di bawah ini:

a. Interpretasi Data Hasil Uji Normalitas


Dasar pengambilan keputusan pada uji normalitas data ialahjika:
1. Nilai Signifikansi lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa data
tidak berdistribusi normal.
2. Nilai Signifikansi lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa databer
distribusi normal. Data yang berdistribusi normal nantinya dapat
dilanjutkan atau digunakan dalam teknik analisis paired sample t-
test maupun independent sample t-test.

b. Interpretasi Data Hasil Uji Homogenitas


Hasil uji homogenitas menggunakan uji Levene dapat
diinterpretasikan yaitu jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05
menunjukkan bahwa data yang diuji keduanya bersifat homogen
dan data dapat dilanjutkan dalam analisis independent sample t-
test.

c. Interpretasi Data Hasil Analisis Paired Sample T-test


Dasar pengambilan dari analisis paired sample t-test adalah
sebagai berikut:
1. Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan signifikan.
2. Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa tidak
ada perbedaan signifikan. Hal ini menunjukkan jika nilai.
signifikan yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 maka terdapat
efektifitas dari penerapan media pembelajaran yang digunakan.
Begitu pula sebaliknya.

d. Interpretasi Data Hasil Analisis Independent Sample T-test


Dasar pengambilan dari analisis independent sample t-
test adalah sebagai berikut :
1. Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan signifikan.
2. Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa tidak
ada perbedaan signifikan. Hal ini menunjukkan jika nilai signifikan
yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 maka terdapat efektifitas dari
penerapan Bahan Ajar yang digunakan oleh kelompok eksperimen.
54

I. Sitematika Pembahasan
BAB I. pendahuluan, bab ini berisi tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, sistematika Penelitian.
BAB II. tinjuan pustaka dan kerangka teori, Memuat uraian tentang
tinjauan pu staka terdahulu dan kerangka teori relevan dan terkait dengan tema
skripsi.
BAB III. metode penelitian, Memuat secara rinci metode penelitian
penelitian yang digunakan peneliti beserta justifikasi/alasannya, jenis penelitian,
desain, lokasi, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, definisi konsep
dan variable, serta analisis data yang digunakan.
BAB IV. hasil dan pembahasan, Berisi: (1) Hasil Penelitian, klasifikasi
bahasan disesuaikan dengan pendekatan, sifat penelitian, dan rumusan masalah
atau fokus penelitiannya, (2) Pembahasan, Sub bahasan (1) dan (2) dapat
digabung menjadi satu kesatuan, atau dipisah menjadi sub bahasan tersendiri.
BAB V. penutup, Bab terakhir berisi kesimpulan, saran-saran atau
rekomendasi.Kesimpulan menyajikan secara ringkas seluruh penemuan
penelitian yang ada hubungannya dengan maslah penelitian.

J. Renacana Outline Penelitian


1. Judul Pengembangan Modul Ajar Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila Tema Gaya Hidup
Berkelanjutan Fase A Untuk Meningkatkan
Life Skill Siswa Mata Pelajaran Ilmu
Pendidikan Alam Di Madrasah Ibtidaiyah Al
Hidayah Surabaya

2. Latar Belakang Membahas tentang latar belakang


mempermasalahi adanya penelitian, membahas
tentang Gap penelitian, dan memberikan solusi
terhadap latar belakang penelitian.
3. Identifikasi dan Membahas tentang identifikasi masalah beserta
Batasan batasan masalah pada siswa kelas 1 MI Al
Masalah Hidayah Surabaya.

4. Rumusan Merumuskan masalah yang mampu


Masalah meningkatkan perubahan pada masalah
lapangan melalui pertanyaan pemantik.

5. Tujuan Menjelaskan tujuan adanya penelitian pada


Penelitian lapangan.
6. Kerangka Kerangka teoritik memperdalam setiap poin-
Teoritik point pada judul penelitian:
Modul Ajar
Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
55

Gaya Hidup Berkelanjutan


IPA
Life Skill
7. Penelitian Memaparkan beberapa penelitian pada
Terdahulu penelitian terdahulu yang bertujuan
mengetahui adanya kekurangan, kelebihan,
maupun pembaharuan pada penelitian
terdahulu.
8. Metode Menjelaskan metode penelitian yang
Penelitian digunakan pada penelitian:
Metode Penelitian Research and Development
Metode Penelitian R&D tipe ADDIE
9. Sistematika Menjelaskan pada setiap BAB memiliki tujuan
Pembahasan pembahasan menurut kebutuhan dan
permasalahn pada penelitian.
10. Rencana Memaparkan rencana setiap BAB, Point yang
Outline dibahas dan dituju pada penelitian.
Penelitian
10. Daftar Pustaka Memaparkan keseluruhan Referensi dari Buku,
Artikel, Skripsis, dan Tesis terdahulu.
56

DAFTAR PUSTAKA

‘Inayah, Novita Nur, Integrasi Dimensi Profil Pelajar Pancasila dalam Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Menghadapi Era 4.0 di SMK Negeri Tambakboyo,
Journal of Education and Learning Sciences, Vol. 01 No.01, Oktober, 2021.
Adi Ari Supriyo. Pengembangan Modul Dasar Sistem Hidrolik Di SMK Negeri 3
Yogyakarta. Jurnal Skripsi UNY (2019).
Adilla Sri Rahayu. Pengembanagan Model Ajar Untuk Meningkatkan Personal safety
Skills Pada Siswa Fse A. 2023.
Aditomo,Anindito. (2022). Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila" Jakarta: Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik
Indonesia). Jakarta: Kemendikbud.
Agustina, Fitri, et.al. Pengembangan Modul Berorientasi Pedict, Observe, Explain
(POE) Pada Materi VirusTerhadap Kognitif Siswa . Juli-Desember 2019. 2(2):
hal.187-192.
Aldoobie,N. 2015. ADDIE Model.American International Journal of Contemporary
Research Vol. 5.
Alfiah, Lilik. (2010). Pelatihan Life Skill Menjahit Dalam Upaya Meningkatkan
Kemandirian Peserta Didik Kesetaraan Paket C Di PKBM Al-Hikmah
Sukodono Sidoarjo. Skripsi FIP UNESA. UNESA Surabaya.
Amiruddin, M.Pd. Perencanaan Pembelajaran. Lembaga Peduli Pengembangan
Pendidikan Indonesia (LPPPI). Medan. 2019.
Amrul Zainal Abidin. 2022. Modul Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Tema:
Gaya Hidup Berkelanjutan.
Anggraini, D., Fathari, F., Anggara, J. W. (2021). Pengamalan Nilai-Nilai Pancasila
Bagi Generasi Milenial. JiSoP, 1(2), 10-13.
Anjarsari, P. 2013. Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu (Implementasi
Kurikulum 2013. Yogyakarta: FMIPA
Anwar, Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills Education), Bandung: Alfabeta,
2004.
Anwar. 2006. Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill Education). Bandung: CV
Alfabeta.
Apriliani, Yeni. 2020. Model Pembeljajaran SMA Bahasa Indoneia. Palembang.
Kemendikbud.
Arum Sri Wahyuni. Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika Berbasis Inkuiri
Terhadap Hasil Belajar Dan Kemandirian Belajar Mahasiswa . Jurnal
Pendidikan Informatika Dan Sains 4. 2015.
Asmin,D. (2018). Pengembangan Bahan Ajar E-modul Menggunakan Model Problem
Based Learning Berbantuan 3D Page Flip Profesional pada Materi
Transformasidi Kelas XI SMA. Skripsi. Fakultas Keguruan dan
IlmuPendidikan Univesitas Jambi
Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. 2022. Nomor 009/H/KR/2022
tentang Dimensi, Elemen dan Subelemen Profil Pelajar 105 Pancasila pada
57

Kurikulum Merdeka. Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset


dan Teknologi.
Bungin. M Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana
Daryanto. 2013. Menyusun Modul: Bahan Ajar Untuk Persiapan Guru Dalam
Mengajar. Yogyakarta: Gava Media
Depdiknas. (2008). Pengembangan Bahan Ajar. Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Atas Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
Desi Sapitri. Implementasi Projek penguatan profil pelajar pancasila Dalam
Kurikulum Merdeka Di SDIT Fitrah Insani Kedamaian Bandar Lampung.
2023.
Direktorak KSKK Madrasah. Panduan Projek penguatan profil pelajar pancasila dan
Projek Pelajar Rahmatan lil Alamin Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
2022.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Kemenag RI. Direktur KSKK Madrasah,
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kemenag RI. Panduan Pengembangan
Projek penguatan profil pelajar pancasila & Profil Pelajar Profil pelajar
pancasila . 2022.
Direktur KSKK Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kemenag RI.
Panduan Pengembangan Projek penguatan profil pelajar pancasila dan Profil
Pelajar Profil Pelajar Pancasila. 2022.
Duta Masaco.Modul Peningkatan Life Skill untuk Membentuk Duta Remaja Sadar
Reproduksi yang Sehat dan Sadar COVID-19. Penerbit NEM. 2022.
Dyah M, dkk. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila . Jakarta Pusat. Pusat
Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan dan
Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. 2021.
Farisa Laili Purnama. Pengembanagan Modul Berbasis Model Pembelajaran Problem
Solving Pada Tema 6 Subtema Tubuh Manusia Kelas V SD/MI. 2018.
Hafizah, E. 2014. Uji Normalitas dan Uji Homogenitas.
Janna, N. M., & Herianto, H. 2021. Konsep Uji Validitas Dan Reliabilitas Dengan
Menggunakan SPSS.
Jufri, M. (2022). Pelaksanaan Projek penguatan profil pelajar pancasila (P5).
Kemdikbud. (2020). Buku panduan merdeka belajar – kampus merdeka. Direktorat
jenderal pendidikan tinggi kementerian pendidikan dan kebudayaan.
Kemendikbud Ristek. (2021). Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan , 1–108.
Kemendikbud. (2022). Konsep dan Komponen Modul Ajar.
Kemendikbudristek (2022). Buku Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila. Hal 8
Komala, C., Nurjannah, N., & Juanda, J. (2023). Implementasi Profil Pelajar Pancasila
Tema “Gaya Hidup Berkelanjutan Kelas X Sman 2 Sumbawa Besar. Jurnal
Literasi Dan Pembelajaran Indonesia, 3(1), 42-49.
Lutvi Ayu Wulandari. Implementasi Projek penguatan profil pelajar pancasila di
Sekolah Dasar Swasta Islam Ulul Albab Jember. 2022.
58

Maulida, U. (2023). Gaya Hidup Berkelanjutan Melalui Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila. Dirasah: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Dasar Islam, 6(1), 14-21
Maulida, V. N. (2023). Implementasi Kegiatan Projek penguatan profil pelajar
pancasila (P5) Pada Kelas IV di SD Muhammadiyah 4 Batu (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Malang).
Media, Y. (2021). Penguatan Profil Pelajar Pancasila Program Sekolah Penggerak .
Mita Septiana. 2023. Implementasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)
Tema Gaya Hidup Berkelanjutan.
Mohammad Alfan. Imlemntasi Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar
Rahmatan Lil Alamin Dalam Membentuk Sikap Moderasi Beragama Pada Sisa
Kelas X di MAN 1 Mojokerto. 2023.
Mufid, Muchamad. Penguatan Moderasi Beragama dalam Proyek Profil Pelajar
Rahmatan Lil ‘Alamin Kurikulum Merdeka Madrasah . QuranicEdu: Journal of
Islamic Education 2.2 (2023): 141-154.
Munadi, Yudhi. (2013). Media Pembelajaran; Sebuah Pendekatan Baru . Jakarta:
Referensi (Gaung Persada Press Group).
Munir Yusuf. Pengantar Ilmu Pendidikan. Palopo. Kampus IAIN ZPalopo. 2018.
Muzaini, M. C., Rahayu, R., Rizky, V. B., Najib, M., Supriadi, M., & Prastowo, A.
(2023). Organisasi Integrated Curriculum Dalam Implementasi Pembelajaran
Berbasis Life Skill Di Sekolah Dasar. Jurnal Paedagogy, 10(2), 598-612.)
Nadhia Nur Fauzia, dkk. Analisis Implementasi Penguatan Profil Pelajar Pancasila Dan
Profil Pelajar Rahmatan lil Aalamin Pada KMA No.347 Tahun 2022. 2023.
Nadhia Nur Fauzia, dkk. Analisis Implementasi Penguatan Profil Pelajar Pancasila Dan
Profil Pelajar Rahmatan lil Aalamin Pada KMA No.347 Tahun 2022. 2023.
Nafaridah, T., Maulidia, L., Ratumbuysang, M. F. N. G., & Kesumasari, E. M. (2023).
Analisis Kegiatan P5 sebagai Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi pada
Kurikulum Merdeka Era Digital di SMA Negeri 2 Banjarmasin: The Analysis
of P5 Activities as the Application of Modul Peningkatan Life Skill untuk
Membentuk Duta Remaja Sadar Reproduksi yang Sehat dan Sadar COVID-19.
Penerbit NEM.
Nasution. 2011. Metode Research Penelitian Ilmiah . Jakarta: PT Bumi Aksara.
Noor Aditia Muhammad. Model Pendidikan Islam Rahmatan lil Alamain; Studi Kasus
Pondok Pesantren Metal Muslim Al-Hidayah Pasuruan. 2023.
Noor Aditia Muhammad. Model Pendidikan Islam Rahmatan lil Alamain; Studi Kasus
Pondok Pesantren Metal Muslim Al-Hidayah Pasuruan. 2023.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun


2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah .
Permendikbudriset No 16. Standar Proses pada Pendidikan diseluruh Jenjang
Pendidikan di Indonesia. 2022.
Pradana Reza Adi dan Triyanto. Efektivitas Pengembangan Modul Pembelajaran CNC
I Pada Progam Studi D3 Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya . Jurnal
Teknik Mesin 1. 2013.
Pratiwi, E. Y. R., Asmarani, R., Sundana, L., Rochmania, D. D., Susilo, C. Z., &
Dwinata, A. (2023). Analisis Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar
59

terhadap Pemahaman P5 bagi Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 7(2),


1313-1322.
Puri Paramitha Aisyah Salbila. Implemeentasi Proyek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila Dalam Membentuk Karakter Budaya Pada Siswa Kelas 4 MINU
Tretee Putera Gresik. 2023.
Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Buku Panduan
Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SD Kelas IV . 2021.
Rasyid. Pengembangan Modul Ajar Berbasis Proyek Kurikulum Merdeka Belajar pada
Mata Pelajaran IPA Sosial Terintergrasi Kearifan Lokal Batik Bondowoso di
SMKN 1 Bodowoso. 2023.
Rochmad, R. (2012). Desain model pengembangan perangkat pembelajaran
matematika. Kreano. Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif, 3(1), 59-72.
Rochmad, R. 2012. Desain model pengembangan perangkat pembelajaran
matematika. Kreano. Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif, 3(1), 59-72.
Rofiq Hidayat. 2023. Analisis Pelaksanaan Proyek Profil Pelajar Rohmatan Lil
Alamien (PPRA) di Madrasah. UIN Kiai Haji Achmad Siddiq. Jember.
Sari, I. K., Pifianti, A., & Chairunissa, C. (2023). Implementasi Projek penguatan profil
pelajar pancasila Fase A Pada Tema Bhineka Tunggal Ika. Scholaria: Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, (2), 138-147.
Septiani, A. (2022). Implementasi kurikulum merdeka ditinjau dari pembelajaran
matematika dan pelaksanaan P5 (studi di SMA Negeri 12 Kabupaten
Tangerang). AKSIOMA: Jurnal Matematika dan Pendidikan
Matematika, 13(3), 421-435.
Sintia Hikmah Nirmala. Pengembanagan Bahan Ajar Modul Matematika
Menggunakan Pendeketan Pembelajaran Saintifik Berintergrasi Nilai-nilai
Kebngsaan Kelas VIII SMP. 2020.
Sugiyono. (2019). Metodelogi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Suherman, Endang. 2017. Pengembangan Modul Berbasis Masalah . Bandung.
PT:Ramaja Rosdakrya.
Suherman, Endang. 2017. Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Masalah.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Supardi, M.Pd. 2022. Peningkatan Efektivitas Pembelajaran dengan Menggunakan
Modul Ajar.
Sutrisno, M.Pd. 2020. Penngkatan Hasil Belajar Melalui Penggunaan Modul Ajar.
Suttrisno, S., & Rofi’ah, F. Z. (2023). Integrasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Guna
Mengoptimalkan Projek Penguatan Pelajar Pancasila Madrasah Ibtidaiyah Di
Bojonegoro. Pionir: Jurnal Pendidikan, 12(1).
Suttrisno, S., & Rofi’ah, F. Z. (2023). Integrasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Guna
Mengoptimalkan Projek Penguatan Pelajar Pancasila Madrasah Ibtidaiyah Di
Bojonegoro. Pionir: Jurnal Pendidikan, 12(1).
Tim Pengembang Kurkulum Merdeka. Panduan Pengembangan Projek Penguatan
Profil Pancasila dan Pelajar Profil pelajar pancasila . 2022.
60

Tjiptiany, Endang N dkk. (2016). Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika


dengan Pendekatan Inkuiri untuk Membantu Siswa SMA Kelas X dalam
Memahami Materi Peluang. Jurnal Pendidikan.
Ulandari, S., & Rapita, D. D. (2023). Implementasi Proyek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila Sebagai Upaya Menguatkan Karakter Peserta Didik . Jurnal Moral
Kemasyarakatan, 8(2), 116-132.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional.
Wati, D. R. (2016). Analisis Aspek-Aspek Life Skill Yang Muncul Pada Pembelajaran
Biologi Peserta Didik Kelas XI IPA 1 di SMA Al-Azhar 3 Bandar
Lampung. Skripsi. Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung.
Wijayanti, P. S., Jamilah, F., Herawati, T. R., & Kusumaningrum, R. N. (2022).
Penguatan Penyusunan Modul Projek Profil Pelajar Pancasila Pada Sekolah
Penggerak Jenjang SMA. Abdimas Nusantara: Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 3(2), 43-49.

Anda mungkin juga menyukai