Anda di halaman 1dari 25

PENGGUNAAN MEDIA COLLABORATE QUESTION CARD

DALAM PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN


PPKN UNTUK MENINGKATKAN CIVIC SKILLS SISWA

NASKAH KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :
NUR HAMIDAH, S.Pd, M.Pd.

SMP NEGERI 1 CERME


GRESIK
JAWA TIMUR

1
2
3
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kepada Allah SWT, laporan penelitian


tindakan kelas dengan judul, ”Penggunaan Media Collaborate Question Card
dalam Pendekatan Saintifik Mata Pelajaran PPKn untuk meningkatkan Civic
Skills Siswa '' dapat diselesaikan sesuai dengan rencana.
Laporan penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui
penggunaan media Collaborate Question Card dalam Pendekatan Saintifik pada
pelajaran PPKn sehingga siswa dapat menggunakan media tersebut untuk
meningkatkan civic skillsnya.. Disamping itu untuk mengetahui respon siswa
terhadap penggunaan media pada mata pelajaran PPKn dan pelajaran lainnya.
Laporan penelitian tindakan kelas ini dapat diselesaikan berkat bantuan
dari berbagai pihak, terutama Kepala sekolah dan seluruh warga SMP Negeri 1
Cerme dan berbagai pihak yang turut membantu meminjami beberapa buku yang
relevan. Untuk mereka, diucapkan terima kasih.
Dilihat dari berbagai aspek, tentu laporan penelitian ini masih terdapat
kekurangan. Karena itu, saran dan kritikan membangun yang bertujuan
memperbaiki dan melengkapi laporan penelitian tindakan ini, sangat diharapkan.

Cerme, 6 Maret Mei 2015


Peneliti,

4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR IS
ABSTRAK
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
A. Media “Kolaborative Question Card” Dalam
Pendekatan Saintifik Pada Pelajaran PPKn
B. Civic Skills dalam Mata Pelajaran PPKn SMP
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Latar dan Subyek Penelitian
B. Rancangan dan Prosedur Penelitian
C. Metode Pengumpulan Data
D. Metode Analisis Data
E. Teknik Analisis Data
BAB IV : IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Setiap Siklus
B. Pembahasan Setiap Siiklus
BAB V : PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
FOTO KEGIATAN PEMBELAJARAN

5
ABSTRAK

Pembelajaran yang tidak efektif di kelas merupakan persoalan yang harus


diselesaikan oleh guru. Terutama pada mata pelajaran PPKn yangbertujuan untuk
tercapainya civic knowledge, civic skill maupun civic disppotition. Pelajaran PPKn
diharapkan dapat memberikan kecakapan-kecakapan intelektual yang penting
untuk seorang warganegara yang berpengetahuan, efektif dan bertanggung
jawab. Kenyataannya hal tersebut sangat sulit untuk dilakukan meskipun dengan
pemberlakuan Kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik. Umumnya siswa
masih terbiasa dengan gayabelajar konvensional sehingga proses pembelajaran
ilmiah sangat sulit dilaksanakan. Untuk itu dirumuskan beberapa permasalahan:
1)Bagaimana penggunaan media “Colaborate Question Card” dalam Pendekatan
Saintifik pada pelajaran PPKn untuk meningkatkan civic skills siswa?.
2)Bagaimana partisipasi siswa dalam menggunakan media “Colaborate Question
Card” dalam Pendekatan Saintifik pada pelajaran PPKn untuk meningkatkan civic
skills?. 3) Bagaimana respon siswa terhadap penggunaan media “Colaborate
Question Card” dalam Pendekatan Saintifik pada pelajaran PPKn untuk
meningkatkan civic skill?. 4) Apakah penggunaan media “Colaborate Question
Card” dalam Pendekatan Saintifik pada pelajaran PPKn dapat meningkatkan civic
skills siswa?
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui penggunaan
media “Colaborate Question Card” dalam Pendekatan Saintifik pada pelajaran
PPKn untuk meningkatkan civic skills siswa
Prosedur penelitian ini meliputi tiga siklus, dan setiap siklus terdiri atas
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian tindakan ini
dilaksanakan di SMP Negeri 1 Cerme, dengan subjek siswa kelas VIII-A berjumlah
34 orang yang terdiri atas 14 laki-laki dan 16 perempuan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan media “Colaborate Question Card” dalam
Pendekatan Saintifik pada pelajaran PPKn dapat meningkatkan civic skills siswa.

Kata kunci: Collaborate Question Card, Pendekatan Saintifik, dan Civic


skills.

6
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengembangan dan penerapan kurikulum 2013 merupakan
penyempurnaan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 yang
bertujuan untuk mencapai delapan standart nasional pendidikan serta
penyesuaian terhadap perkembangan penduduk Indonesia yang diharapkan
memiliki kompetensi dan keterampilan yang mennjadi modal utama dalam
pembangunan. Disamping itu kurikulum 2013 juga dianggap sebagai upaya
penyempurnaan pola pikir proses pembelajaran, diantaranya dari berpusatpada
guru menuju berpusat pada siswa, dari satu arah menuju interaktif, dari isolasi
menuju lingkungan jejaring, dari pasif menuju aktif menyelidiki, dari maya/abstrak
menuju konteks dunia nyata, dsb.
Kurikulum mulai diuji cobakan pada tahun 2013 di beberapa sekolah
tersebut mendapat kritikan dari berbagai kalangan terutama para pelaku
pendidikan. Banyak hal yang diperdebatkan mulai dari proses pembelajaran
sampai evaluasi yang erat kaitannya dengan kondisi di lapangan. Banyak guru
dan pihak terkait yang mengeluhkan berbagai kesulitan, tidak memiliki pandangan
bahwa kurikulum 2013 akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik.
Berbagai reaksi masyarakat pun beragam, ada yang antusias dan optimis bahwa
kurikulum ini akan membawa angin segar bagi dunia pendidikan, ada yang
meragukan, acuh tak acuh, atau bahkan mencibir sampai pada keputusan
pemberlakuan secara serentak pada semua sekolah di Indonesia pada tahun
ajaran 2014-2015. Namun pergantian kabinet turut mewarnai pergantian
kurikulum, Menteri Pendidikan Anis Baswedan menghentikan pelaksanaan
kurikulum di beberapa sekolah. Di tengah perjalanan hanya beberapa sekolah
yang menjadi pilot project saja yang menerapkan kurikulum 2013.
Jika dicermati lebih dalam ada beberapa kelebihan kurikulum 2013
diantaranya yaitu menjadikan nilai-nilai religi sebagai landasan utama untuk
membina karakter peserta didik. Selain itu, fokus utama pelaksanaan
pembelajaran adalah pelaksanaan proses bukan hasil. Peserta didik diajak untuk
mengerti dan memahami suatu permasalahan dalam pembelajaran tanpa harus
didikte oleh guru. Kurikulum 2013 memiliki pendekatan yang lebih utuh berbasis

7
pada kreatifitas siswa, memenuhi tiga komponen utama yang terintegrasi yaitu
pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Pendekatan saintifik (scientific approach) pada kurikulum 2013 merupakan
kelebihan utama yang perlu diterapkan pada pembelajaran dengan kurikulum
apapun di sekolah. Pendekatan Saintifik diatur dalam Permendikbud No. 65 tahun
2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Pembelajaran
saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis
dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Dalam proses
pembelajaran menyentuh tiga ranah yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik, ranah sikap mencangkup transformasi
substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa”. Ranah keterampilan
mencangkup substansi atau materi ajar agar anak didik “tahu bagaimana”.
Sedangkan ranah pengetahuan mencangkup transformasi substansi atau materi
ajar peserta didik “tahu apa”.
Dengan pendekatan saintifik diharapkan anak didik memiliki kemandirian
dalam belajar. Ketergantungan pada guru harus semakin dikurangi. Karena anak
didik belajar bukan untuk memintarkan guru, malainkan untuk diri mereka sendiri.
Kemandirian dalam memcahkan masalah yang ada dan memberikan solusi
merupakan bekal kecakapan hidup bagi anak didik. Setalah sekolah selesai anak
didik diharapkan memiliki kemampuan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang
kuat dan mantap.
Pada pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di
sekolah penggunaan kurikulum 2013 harusnya dapat mendukung tercapainya
civic knowledge, civic skill maupun civic disppotition. Pelajaran PPKn dapat
memberikan kecakapan-kecakapan intelektual yang penting untuk seorang
warganegara yang berpengetahuan, efektif dan bertanggung jawab. Pendekatan
saintifik dapat membimbing kecakapan siswa dalam berfikir kritis tentang isu-isu,
sejarah, maupun pemberlakuan peraturan atau konstitusi dalam suatu negara.
Kenyataan yang terjadi hal tersebut tidaklah mudah dan seringkali menjadi
kendala utama bagi guru dalam menerapkan pendekatan saintifik pada
pembelajaran PKN di kelas terutama pada jenjang SMP. Untuk mencapai civic
skill guru telah berusaha menerapkan pendekatan mulai dari proses mengamati
melalui kegiatan melihat, menyimak, mendengar dan membaca berbagai materi

8
dan fenomena yang terjadi siswa mengembangkan kemampuannya dalam civic
knowledge berupa konsep-konsep yang harus diketahui.
Selanjutnya harus dikembangkan pada ranah civic skills saat tahap
menanya dimana guru telah memberikan kesempatan sepenuhnya kepada siswa
untuk bertanya, pada proses bertanya siswaakan menunjukkan keterampilan
partisipatoris yang ditunjukkan melalui keaktifan dan kesadaran berinteraksi
dengan teman dan guru untuk menggetahui sejauh mana pengetahuan dan rasa
ingin tahunya terhadap materi yang sedang dipelajari, terutama pada materi yang
berkaitan dengan penanaman kesadaran berkonstitusi.
Namun pada langkah yang kedua ini selalu mengalami kendala sehingga
guru harus lebih memotivasi dan memancing pertanyaan dulu, namun hanya
beberapa siswa saja yang berani mengemukakan pertanyaannya yang lain
merasa malu dan takut untuk berbicara. Hal tersebut akan berdampak pada
kegiatan selanjutnya pada tahap menalar dan mengeksplorasi. Pada tahap
selanjutnya siswa tidak aktif menggali pertanyaan dan masih sepenuhnya
menerima apa yang disampaikan oleh guru bukannya melalui pertanyaan atau
permasalahan yang mereka alami. Hasil akhir banyak siswa yang masih belum
memahami konsep pelajaran yang ditunjukkan serta tidak mencapai keterampilan
intelektual yang dipakai untuk menerapkan pada kehidupan sehari-hari.
Untuk mengatasi masalah tersebut menjadi tugas utama guru adalah
memaksimalkan kegiatan menanya sebagai salah satu langkah dalam pendekatan
saintifik sehingga kegiatan selanjutnya pada tahap menalar dan mengeksplorasi
bisa tercapai secara maksimal. Jika pebelajaran dilalui dengan pendekatan
saintifik akan memberikan makna kepada siswa dan terapil dalam menerapkan
nilai-nilai yang dipelajari. Oleh karena itu guru perlu menggunakan media untuk
memaksimalkan pencapaian tujuan pembelajaran PPKn yaitu dengan
“Kolaborative Question Card” dalam Cientific approach untuk meningkatkan civic
skills siswa SMPN 1 Cerme.
B. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan Penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut.

9
1. Bagaimana penerapan media “Colaborate Question Card” dalam Pendekatan
Saintifik pada pelajaran PPKn untuk meningkatkan civic skills siswa kelas VIII A
SMPN 1 Cerme?
2. Bagaimana partisipasi siswa dalam menggunakan media “Colaborate
Question Card” dalam Pendekatan Saintifik pada pelajaran PPKn untuk
meningkatkan civic skills siswa kelas VIII A SMPN 1 Cerme?
3. Bagaimana respon siswa terhadap penggunaan media “Colaborate Question
Card” dalam Pendekatan Saintifik pada pelajaran PPKn untuk meningkatkan civic
skill siswa kelas VIII A SMPN 1 Cerme?
4. Apakah penggunaan media “Colaborate Question Card” dalam Pendekatan
Saintifik pada pelajaran PPKn dapat meningkatkan civic skills siswa kelas VIII A
SMPN 1 Cerme?
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui penerapan media “Colaborate Question Card” dalam
Pendekatan Saintifik pada pelajaran PPKn untuk meningkatkan civic skills siswa
kelas VIII A SMPN 1 Cerme.
2. Untuk mengetahui partisipasi siswa dalam menggunakan media “Colaborate
Question Card” dalam Pendekatan Saintifik pada pelajaran PPKn untuk
meningkatkan civic skills siswa kelas VIII A SMPN 1 Cerme.
3. Untuk mengumpulkan respon siswa terhadap penggunaan media “Colaborate
Question Card” dalam Pendekatan Saintifik pada pelajaran PPKn untuk
meningkatkan civic skill siswa kelas VIII A SMPN 1 Cerme.
4. Untuk mengetahui penggunaan media “Colaborate Question Card” dalam
Pendekatan Saintifik pada pelajaran PPKn dapat meningkatkan civic skills siswa
kelas VIII A SMPN 1 Cerme.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi Siswa
Siswa yang menjadi subjek tindakan dalam penelitian tindakan memperoleh
manfaat, antara lain.
a. partisipasi siswa dan keterampilan siswa dalam mempelajari PKn meningkat;
b. kemampuan bertanya siswa dalam mempelajari PKn meningkat; dan

10
c. penguasaan PKn meningkat yang tercermin pada pencapaian ketuntasan
belajar prestasi belajar dan penerapan nilai-nilai yang ditunjukkan dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Manfaat bagi Guru
Guru sebagai peneliti sekaligus sebagai pelaksana tindakan memperoleh manfaat
dalam penelitian tindakan sebagai berikut.
a. mempunyai tambahan pengalaman dalam melaksanakan penelitian tindakan;
b. lebih mantap memperoleh kemampuan dalam mengatasi masalah
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik khususnya dalam
pembelajaran PKn , dan
c. mendapatkan alternatif pemecahan masalah.
d. Mengembangkan media baru untuk menunjang proses pembelajaran
3. Manfaat bagi Sekolah
Penelitian tindakan memiliki kontribusi terhadap eksistensi sekolah, antara
lain.
a. memiliki guru profesional yang mampu melaksanakan penelitian tindakan;
b. memilki siswa yang memiliki semangat belajar dan penguasaan materi
esensial mata pelajaran yang tinggi; dan
c. Sekolah memiliki budaya mutu dan budaya ilmiah berupa publikasi ilmiah.

11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. MEDIA “KOLABORATIVE QUESTION CARD” DALAM PENDEKATAN


SAINTIFIK PADA PELAJARAN PPKN
a. Pendekatan Saintifik Pada Pelajaran PPKn
Pendekatan saintifik merupakan pendekatan atau proses kerja yang
memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan penalaran induktif
(inductive reasoning) dibandingkan dengan penalaran deduktif
(deductivereasoning). Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk
kemudian menarik simpulan yang spesifik.Sebaliknya, penalaran induktif
memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan
secara keseluruhan.Sejatinya, penalaran induktif menempatkan bukti-bukti
spesifik ke dalam relasi idea yang lebih luas. (2014:31)
Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian
spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum. Metode ilmiah
merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau
gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan
pengetahuan sebelumnya. Menurut Permendikbud no. 81 A tahun 2013 lampiran
IV, proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok, yaitu (a)
mengamati; (b) menanya; (c) mengumpulkan informasi; (d) mengasosiasi; dan (e)
mengkomunikasikan.

1. Mengamati

Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengamati adalah:


membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat). Kompetensi
yang dikembangkan adalah: melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran
(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti
menyajikan media objek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan
mudah pelaksanaannya. Tentu saja kegiatan mengamati dalam rangka
pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang,

12
biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan
makna serta tujuan pembelajaran.

2. Menanya
Kegiatan belajar menanya dilakukan dengan cara: mengajukan
pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau
pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati
(dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik).
Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin
tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang
perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat

3. Mengumpulkan informasi/ Eksperimen (Mencoba)


Mengumpulkan informasi/ eksperimen kegiatan pembelajarannya
antara lain: (a)melakukan eksperimen; (b) membaca sumber lain selain buku teks;
(c)mengamati objek/ kejadian/aktivitas; dan (d) wawancara dengan narasumber.
Kompetensi yang dikembangkan dalam proses mengumpulkan informasi/
eksperimen adalah Mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai
pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan
kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

4. Mengasosiasi/ Mengolah informasi


Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengasosiasi / mengolah
informasi adalah (a) mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas
dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. (b) Pengolahan informasi yang
dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai
kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber
yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.

5. Mengomunikasikan
Kegiatan belajar mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil

pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau

media lainnya. Kompetesi yang dikembangkan dalam tahapan

13
mengkomunikasikan adalah Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,

kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan

jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

b. Media “Colaborate Question Card”


Untuk mendefinisikan pengertian Media “Colaborate Question Card”
perlu ditelusuri berdasarkan istilahnya. Menurut Gagne, media adalah berbagai
jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk
belajar. Menurut Miarso, media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian,
dan kemauan siswa untuk belajar. (Susilana, 2009)
Dalam kamus bahasa Inggris Collaborate adalah kerja sama, question
adalah pertanyaan dan Card adalah kartu, kartu main. (Wojowasito,
Purwodarminto, 1980) yang selanjutnya dalam bahasa Indonesia disebut
kolaborasi atau kolaboratif. Jadi Colaborate Question Card adalah kartu
pertanyaan kolaborasi.
Menurut Rosalin belajar kolaborasi memungkinkan siswa untuk
mendengarkan suara anggota kelompok lainnya. Pola belajar ini membantu siswa
untuk menemukan bahwa ternyata cara pandang mereka hanyalah satu diantara
cara pandang yang lain. Melalui kerjasama anak-anak akan menyerap
kebijaksanaan orang lain, memiliki toleransi yang tinggi dan sikap saling
mengasihi. (2008:54)
Jadi media Colaborate Question Card adalah suatu alat berupa kartu
pertanyaan yang digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar secara bersama-
sama. Media tersebut dipakai pada pembelajaran kolaboratif dengan menguatkan
pertanyaan pada pendekatan ilmiah. Dalam penggunaan media tersebut
menekankan pada kerjasama dalam menggabungkan pertanyaan sesuai dengan
kesamaannya. Pada proses ini nampak adanya interaksi yang dirancang secara
baik dan disengaja untuk memudahkan usaha kolektif dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran.

14
B. CIVIC SKILLS DALAM MATA PELAJARAN PPKn SMP
Secara terminologis, civics adalah suatu studi yang berkaitan dengan
tugas pemerintah dan hak seta kewajiban warga negara. Civics merupakan
cabang ilmu politik yang berkaitan dengan hak dan kewajiban warga negara.
Dijelaskan lebih lanjut civics sebagai bagian dari ilmu politik mengambil porsi dari
ilmu politik yaitu pada bagian demokrasi politik. Jadi fokus studi dari civics
demokrasi politik. Di Indonesia istilah civics diterjemahkan sebagai Ilmu
Kewaganegaraan” disingkat PKN. (Winarno, 2013:2)
Menurut Margaret Stimman Branson terdapat tiga komponen utama yang
perlu dipelajari dalam Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu pengetahuan
kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan kewarganegaraan (civic skills),
dan sikap kewarganegaran (civic dispotition). Ccivic knowledge berkaitan dengan
isi atau apa yang harus warga negara ketahui, Civic skills merupakan
keterampilan apa yang seharusnya dimiliki oleh warga negara yang mencakup
keterampilan intelektuan dan keterampilan partisipasi. Sedangkan civic dispotition
berkaitan dengan karakter privat dan publik dari warga negara yang perlu
Menurut Udin S Winataputra (2001) butir-butir dari komponen
keterampilan/kecakapan kewarganegaraan meliputi :
a. Kemapuan berkomunikasi secara argumentatif dalam bahasa Indonesia yang
baik dan benar atas dasar tanggung jawab sosial.
b. Kemampuan berorganisasi dalam lingkungan dengan penuh kesadaran dan
tanggung jawab personal sosial.
c. Kemampuan berpartisipasi dalam lingkungan sekolah atau masyarakat secara
cerdas dan penuh tanggung jawab secara personal sosial.
d. Kemapuan mengambil keputusan individual dan atau kelompok secara cerdas
dan bertanggung jawab.
e. Kemampuan melaksanakan keputsan individual dan/atau kelompok sesuai
dengan konteksnya secara bertanggung jawab.
f. Kemampuan berkomunikasi secara cerdas dan etis sesuai dengan konteksnya.
g. Kemampuan memengaruhi kebijakan umum sesuai dengan norma yang
berlaku dan konteks sosial-budaya lingkungan.
h. Kemampuan membangun kerja sama dengan dasar toleransi , saling
pengertian dan kepentingan bersama.

15
i. Kemampuan berlomba-lomba untuk berprestasi leih baik dan lebih bermanfaat.
j. Kemampuan turut serta aktif membahas masala sosial secara cerdas
danbertanggung jawab.
k. Kemampuan menentang berbagai bentuk pelecehan terhadap keterampilan
warga negara dengan cara yang dapat diterima sosial-budaya.
l. Kemampan turut serta mengatasi konflik sosial dengan cara yang baik dan
dapat diterima.
m. Kemampuan memimpin, memganalisis masalah sosial secara kritis dengan
menggunakan aneka sumber yang ada.
n. Kemampuan memimpin kegiatan kemasyarakatan secara bertanggung jawab.
o. Keampuan memberikan dukungan yang sehat dan penuh tangggung jawab
kepada calon ppemimpin dalam lingkungannya
p. Kemampuan memberi dukungan yang sehat dan tulus terhadap pimpinan yang
terpilih secara demokratis.
q. Kemampuan menunaikan berbagai kewajiban sosial sebagai anggora
masyarakat dengan penuh kesadaran
r. Kemampuan membangun saling pengertian antar suku, agama, ras dan
golongan guna memelihara keutuhan dan semangat kekeluargaan.
s. Kemampuan berusaha membangun saling pengertian antar bangsa melalui
berbagai media komunikasi yang ada.
t. Kemampuan berusaha untuk meningkatkan kemampuan pribadi dan kegiatan
sosial budaya dengan kesadaran ntuk berbuat lebih baik.

16
BAB III
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Pembahasan Setiap Siklus


Keadaan awal sebelum peggunaan media Collaborate Question Card
pembelajaran terkesan pasif dan konvensional. Kegiatan pembelajaran dengan
pendekatan saintifik tidak dapat berjalan dengan baik dan efektif, pembelajaran
hanya sampai pada tahap mengamati, setelah itu siswa tidak menunjukkan
semangat dan keberanian dalam mengemukakan pertanyaan pada tahap kedua.
Meski berkali-kali guru memberi dorongan untuk bertanya dalam satu kelas tidak
ada satu pun siswa yang berani bertanya tentang hal yang sedang dipelajari.
Selanjutnya guru harus kembali ke cara lama yaitu menjelaskan dan siswa secara
pasif mendengarkan penjelasan guru. Selanjutnya dicoba penggunaan media
Collaborate Question Card untuk memaksimalkan kegiatan siswa pada tahapan
mengemukakan pertanyaan.

1. Siklus 1
a. Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan inti yang direncanakan antara lain: Mengamati Video berbagai
pelanggaran HAM di Indonesia dan membaca artikel yang berjudul ”Kasus
Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia Beberapa Waktu Terakhir”,
Membuat pertanyaan melalui media Collaborate Question Card, mengumpulkan
dan mengkolaborasikan pertanyaan, melaksanakan kegiatan diskusi kelompok
dengan mengumpulkan informasi serta mengolah informasi dan selanjutnya
mengkomunikasikan hasil diskusi kelompok

Kegiatan yang dilakukan guru pada saat pembelajaran antara lain menyam-
paikan informasi tentang materi konsep PPKn siswa membentuk kelompok,
kegiatan menggunakan media Collaborate Question Card diarahkan untuk melatih
siswa bekerja sama dalam merumuskan pertanyaan untuk mencapai tujuan
pembelajaranPPKn salah satunya adalah pencapaian civic skills siswa. Guru
membimbing siswa melakukan curah gagasan berupa pertanyaan dan jawaban,
memberikan bantuan kalau diperlukan, dan mengawasi kegiatan siswa. Selama
proses pembelajaran guru melakukan observasi terhadap tindakan dan partisipasi
aktif siswa yang meunjukkan civic skills. setelah diadakan diskusi dan kuis guru
17
memberikan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh skor atau nilai
tertinggi. Selanjutnya ditutup dengan membimbing memberikan simpulan dan
memberi tugas rumah untuk minggu depan.

b. Pengamatan Tindakan dan Refleksi

Memperhatikan hasil observasi terlihat adanya kenaikan partisipasi


siswa saat kegiatan merumuskan pertanyaan, namun masih terlihat belum
maksimal karena masih terdapat siswa yang belum memiliki keberanian
mengemukakan pertanyaan dan tidak faham fungsi Collaborate Question Card.
Nilai rata-rata yang dicapai pada ulangan harian awal sebesar 66,5 sedangkan
pada siklus I mencapai 75,64. Ketuntasan klasikal pada ulangan harian awal
hanya mencapai 62,5%, pada siklus I ini meningkat menjadi 88%, tetapi ada tiga
siswa belim tuntas. Partisipasi siswa dalam PBM rata-ratanya mencapai 75%.

Dari data partisipasi siswa tersebut kegiatan yang paling menonjol yang
dilakukan sebagian besar siswa adalah kegiatan membaca dan mencatat materi
penting mencapai 92% dan kegiatan melakukan kerja sama kooperatif sebesar
100%. Keterampilan siswa dalam menggunakan media Collaborate Question Card
dalam merumuskan pertanyaan pada siklus I yaitu kemampuan siswa untuk
bekerja sama sedikit, mendengarkan dengan aktif banyak, merespon pertanyaan
teman sedang, mengambil giliran mengkolaborasikan pertanyaan sedang,
mempresentasikan hasil kerja kelompok sedang.

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat dievaluasi


dan refleksi dengan ditemukan hambatan sebagai berikut.

1) Sebagian siswa masih belum memahami fungsi media Collaborate Question


Card dengan baik, sehingga masih tidak berani mengemukakan pertanyaan.

2) Sebagian siswa masih belum berani maju ke depan untuk mengkolaborasikan


pertanyaan dengan temannya.

3)Penjelasan guru pada materi pelajaran dianggap cukup menyita waktu sehing-
ga perlu dikurangi pada siklus berikutnya.

2. Siklus 2

a. Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan

18
Pada siklus 2 materi yang diajarkan adalah “Pemuda Penentu Masa
Depan Indonesia”. Pada tahap ini siswa mengkaji materi yang disiapkan,
perangkat pembelajaran yang disiapkan meliputi, rencana pembelajaran, masalah
tata urutan perundangan dan makna disiplin mulai dari diri sendiri
anggotamasyarakat bangsa dan negara. Dalam RPP dirancang dengan kegiatan
pendahuluan yang meliputi menjelaskan tujuan pembelajaran memberikan
motivasi dan apersepsi kepada siswa.

Kegiatan inti yang direncanakan antara lain: Mengamati Isi Sumpah


Pemuda melalui proses mendengarkan teman yang membacanya, Membuat
pertanyaan melalui media Collaborate Question Card, mengumpulkan dan
mengkolaborasikan pertanyaan, melaksanakan kegiatan diskusi kelompok dengan
mengumpulkan informasi serta mengolah informasi dan selanjutnya
mengkomunikasikan hasil diskusi kelompok.

Sama dengan kegiatan sebelumnya, kegiatan yang dilakukan guru


pada saat pembelajaran antara lain menyampaikan informasi tentang materi
konsep PPKn namun guru tidak terlalu banyak mendominasi saat menyampaikan
materi, siswa membentuk kelompok, kegiatan menggunakan media Collaborate
Question Card diarahkan untuk melatih siswa bekerja sama dalam merumuskan
pertanyaan untuk mencapai tujuan pembelajaranPPKn salah satunya adalah
pencapaian civic skills siswa.

Guru membimbing siswa melakukan curah gagasan berupa pertanyaan


dan jawaban, memberikan bantuan kalau diperlukan, dan mengawasi kegiatan
siswa. Selama proses pembelajaran guru melakukan observasi terhadap tindakan
dan partisipasi aktif siswa yang meunjukkan civic skills. setelah diadakan diskusi
dan kuis guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh skor
atau nilai tertinggi. Selanjutnya ditutup dengan membimbing memberikan simpulan
dan memberi tugas rumah untuk minggu depan.

b. Pengamatan Tindakan dan Refleksi

Observasi guru pada siklus ke dua ini telah mengalami kemajuan,


siswa sudah memahami penggunaan media Collaborate Question Card sehingga
siswa sudah mulai menunjukkan partisipasi aktif dalam merumuskan dan
mengkolaborasikan pertanyaan dengan teman lainnya. Pada siklus ini
19
kemampuan siswa untuk bekerja sama sedang, mendengarkan dengan aktif
banyak, merespon pertanyaan teman tinggi, mengambil giliran mengkolaborasikan
pertanyaan tinggi, mengumpulkan informasi mempresentasikan hasil kerja
kelompok masih sedang sedang.

Berdasarkan hasil observasi pada siklus ke 2 ada beberapa hal yang


masih perlu mendapat perhatian, diantaranya :

1) Guru perlu mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi tentang hal-hal


aktual dari berbagai sumber

2) Guru harus memberi contoh konkrit berkaitan dengan materi yang dapat
diaplikasikan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.

3. Siklus 3

a. Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan


Pebelajaran pada siklus ke 3 dimulai dengan proses mengamati peta
wilayah Indonesia yang tediri dari pulau-pulau yang memiliki berbagai perbedaan.
Pada materi ”Bersatu Kita Teguh” siswa diajak mengamati unsur-unsur Negara
Kesatuan Repblik Indonesia. Pada kegiatan ini guru juga memberikan penjelasan
tentang contoh semangat persatuan dan kesatuan untuk memperkuat dan
memperkokoh NKRI. Kegiatan selanjutnya siswa merumuskan pertanyaan pada
media kartu seperti sebelumnya. Siswa mengumpulkan dan mengkolaborasikan
pertanyaan, melaksanakan kegiatan diskusi kelompok dengan mengumpulkan
informasi serta mengolah informasi dan selanjutnya mengkomunikasikan hasil
diskusi kelompok.

Selain itu guru juga membimbing siswa melakukan curah gagasan


berupa pertanyaan dan jawaban, memberikan bantuan kalau diperlukan, dan
mengawasi kegiatan siswa. Selama proses pembelajaran guru melakukan
observasi terhadap tindakan dan partisipasi aktif siswa yang meunjukkan civic
skills selama proses diskusi sampai pada akhir pembelajaran.

b. Pengamatan Tindakan dan Refleksi

Pada Siklus ke 3 pembelajaran dengan menggunakan media


Collaborate Question Card berjalan sangat maksimal. Masing-masing siswa telah
memahami perannya dalam setiap proses pembelajaran. Semua siswa juga

20
antusias dalam menggunakan media Collaborate Question Card untuk
merumuskan pertanyaannya, bahkan siswa yang cenderung diam di kelas sudah
tampak aktif pada kegiatan mengkolaborasikan pertanyaan dengan temannya.
Begitu juga saat mengasosiasikan pertanyaan yang menjadi kasus masing-
masing kelompok. Pada waktu diskusi kelompok siswa lebih menonjolkan
perannya dalam mengomunikasikan hasil diskusinya.

Pada siklus ke 3 ini siswa mulai menunjukkan kemandiriannya dalam


melakukan kerja sama tanpa harus menunggu erintah guru. Bentuk kerjasama
antar kelompok ditunjukkan dengan menampilkan yel-yel yang menjadi motivasi
masing-masing kelompok. Sehingga evaluasi pada siklus ini kemampuan siswa
untuk bekerja sama tinggi, mendengarkan dengan aktif banyak, merespon
pertanyaan teman tinggi, mengambil giliran mengkolaborasikan pertanyaan tinggi,
mengumpulkan informasi mempresentasikan hasil kerja kelompok juga tinggi.

21
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka secara
umum dapat disimpulkan bahwa civic skills siswa pada pembelajaran PPKn dapat
meningkat dengan menggunakan media Collaborate Question Card pada
pembelajaran PPKn dengan pendekatan saintifik. Hal tersebut dibuktikan dengan :
1. Penerapan media “Colaborate Question Card” dalam Pendekatan Saintifik
pada pelajaran PPKn sangat efektif terbukti dengan respon positif siswa disertai
dengan hasil akhir yang sangat memuaskan siswa menunjukkan perilaku civic
skillsnya.
2. Hasil observasi menunjukkan partisipasi aktif dan civic skills siswa sangat
tinggi dengan penggunaan media“Colaborate Question Card” dalam Pendekatan
Saintifik pada pelajaran PPKn
3. Respon siswa terhadap penggunaan media “Colaborate Question Card”
dalam Pendekatan Saintifik pada pelajaran PPKn juga sangat positif ditunjukkan
dengan antusias serta keaktifan siswa dlam pembelajaran.
4. Penggunaan media “Kolaborate Question Card” dalam Pendekatan Saintifik
pada pelajaran PPKn dapat meningkatkan civic skills siswa terbukti dengan
perolehan hasil nilai keterampilan siswa sangat tinggi dan melebihi KKM.
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, guru PPKn atau guru yang sejenis
disarankan sebagai berikut.
1. Hendaknya menggunakan media “Colaborate Question Card” dalam
Pendekatan Saintifik pada pelajaran PPKn sebagai salah satu media untuk
meningkatkan civic skills siswa.
2. Dalam menerapkan model pembelajaran ini, hendaknya sekolah dan orang
tua siswa mendukung, misalnya sumber belajar yang berisi kejadian-kejadian ata
materi-materi yang aktual, misalnya komputer yang memadai, jaringan internet
dan juga buku-buku penunjang lain yang bisa dipakai menunjang proses
pembelajaran.

22
DAFTAR PUSTAKA

Asra, Sumiati, 2009. Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2014. Modul PLPG (Pendidikan


Latihan Profesi Guru) Pendidkan Kewarganegaraan (PKn). Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya.

Oksiana, Suwanda, Ramelan, 1997. Dasar dan Konsep Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Surabaya:University Press IKIP Surabaya.

Poerwadarminta, Wojowasito, 1980. Kamus Lengkap Inggris-Indonesia dengan


Ejaan yang Disempurnakan. Bandung: Hasta.

Rosalin erlin, 2008. Gagasan Merancang Pembelajaran Konteksual. Bandung:


Karsa Mandiri Persada.

Susilana, Rudi. Riyana, Cepi. 2009. Media Pembelajaran: Hakikat,


Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: CV Wacana
Prima.

Winarno, Dr, 2014. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan :Isi, Strategi dan


Penilaian. Solo:Bumi Aksara.

23
PROSES PEMBELAJARAN
MENGGUNAKAN MEDIA COLLABORATE QUESTION CARD DALAM
PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PELAJARAN PPKN

Aktifitas siswa menempel kartu pertanyaan di depan kelas

Aktifitas siswa merespon dan mengkolaborasikan pertanyaan

Susunan Kartu pertanyaan Susunan Kartu pertanyaan


sebelum dikolaborasi sesudah dikolaborasi

24
Kegiatan menyajikan hasil diskusi kelompok

Partisipasi siswa dalam proses diskusi

25

Anda mungkin juga menyukai