Anda di halaman 1dari 26

PENGESAHAN KEASLIAN

NASKAH KEGIATAN SIMPOSIUM GURU


TAHUN 2015

Yang bertanda tangan dibawah ini :

a. Nama Lengkap : Nurmaulita, S.Pd. M.Si


b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIP : 19740827 199903 2 002
d. Pangkat, Golongan : Pembina/ IVA
e. Mata Ajaran Diampu : Fisika
d. Sekolah : SMA Negeri I Tanah Jawa
e. Alamat Sekolah : Tanah Jawa Kabupaten Simalungun
Sumatera Utara
21181

Judul Karya Tulis : KEMAMPUAN GENERIK SAINS


MENGGUNAKAN KIT JARUM SUNTIK
MELALUI PEMBELAJARAN TEORI
MUATAN KOGNITIF

menyatakan bahwa karya tulis tersebut benar asli hasil karya sendiri, bukan jiplakan.
Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila di kemudian hari terbukti
tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.

Simalungun, September 2015


Peserta Lomba,

Nurmaulit, S.Pd. M.Si


NIP. 197408271999032002
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ………………………………………………….…
ABSTRAK ……………………………………………….….....

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………..…………..... 1
B. Rumusan Masalah ……………………..…….… 3
C. Tujuan Penelitian………………………..……… 3
D. Defenisi Operasional …………………..………. 3
E. Manfaat Penelitian ….…………………..……… 4

BAB II KAJIAN TEORI


A. Kemampuan Generik Sains…………………..… 5
B. Cognitive Load Theori (CLT)……………..…… 7
C. Pembelajaran Fisika di SMA ……………..….… 11
D. Kerangka Berfikir…………………………..….. 12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Desain Penelitian……………………..……….. 13
B. Tahapan Penelitian …………………….………. 13
C. Tempat dan Subjek Penelitiian………..………. 17
D. Instrumen Penelitian……………………..…….. 17
E. Teknik pengumuman data………………..….… 18
F. Teknik Analisis Data …………………..……… 19

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil …………………………………………... 20
1. Kemampuan Generik Sains Siswa …………… 28
2. Hasil Teori Muatan Kognitif pada Pembelajaran
Fisika ………………………………………….. 31
3. Hasil Respon Siswa tentang pembelajaran teori
muatan kognitif ………………………………. 32
B. Pembahasan …………………………………… 33

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan.………………………………………… 37
B. Saran ………………………….…………… 37

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………. 38


KEMAMPUAN GENERIK SAINS MENGGUNAKAN KIT JARUM SUNTIK
MELALUI PEMBELAJARAN TEORI MUATAN KOGNITIF

Nurmaulita
Email : maulitanur2007@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi dari pembelajaran fisika yang selama ini siswa kurang aktif.
Pembelajaran monoton yang dilakukan guru hanya menjadikan siswa sebagai penerima
informasi, sehingga siswa tidak terbiasa menggunakan kemampuan generik sains dan
mengakibatkan kualitas pembelajaran kurang maksimal. Alternatif pemecahan masalah
yang dilakukan adalah dengan menerapkan pembelajaran teori muatan kognitif melalui kit
jarum suntik sebagai limbah. Tujuan dilakukan penelitian ini meningkatkan kemampuan
generik sains siswa dengan menerapkan teori muatan kognitif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pencapaian Kemampuan Generik yang dikembangkan adalah Kemampuan
Pengamatan Langsung (KPL) mencapai 82.05%, Kemampuan Pemodelan Matematika
(KPM) mencapai 74.24%, Kemampuan Inferensi Logika (KIL) adalah 72.57%, Kemampuan
Membangun Konsep (KMKs) mencapai 61.03%. Pencapaian efek pembelajaran teori muatan
kognitif yang muncul adalah terdapat 5 efek. Kelima efek tersebut adalah efek ke-2 ”tidak
diberi sajian contoh penyelesaian, bagi konsep baru” mencapai 33.33%, efek ke-3 “sajian
yang membuat terbaginya perhatian,” mencapai 66.67%, efek ke-5 ” sajian yang berlebihan”
mencapai 33.33%, efek ke 8 “Tidak dibimbing atau diberi petunjuk, bagi konsep baru”
mencapai 33.33%, dan efek ke-9 “Terlalu banyak pembimbingan atau petunjuk bagi konsep
lama” mencapai 66.67%. Kemunculan efek kognitif tersebut menunjukkan kurangnya
maksimal guru menerapkan pembelajaran teori muatan kognitif sedangkan siswa masih
menjadi penerima informasi yang aktif dalam proses pembelajaran. Perlu dilakukan
penelitian kembali menggunakan teori muatan kognitif pada mata pelajaran lain untuk
meningkatkan kemampuan generik sains dalam pembelajaran. Kemampuan generik sains ini
akan dibutuhkan siswa untuk pengembangan karir berikutnya sesuai bidangnya masing

Kata Kunci : Kemampuan Generik Sains, Teori Muatan Kognitif


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran fisika di tingkat SMA, selain bertujuan membangun pengetahuan


konsep, juga melibatkan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran untuk membangun
keterampilan dasar sains siswa dan bekerja secara ilmiah untuk menghasilkan suatu produk
sains. Kemampuan siswa untuk bekerja secara ilmiah dapat dilakukan dengan
mengembangkan kemampuan generik sains dalam pembelajaran. Pengembangan kemampuan
generik sains ini sangat penting dimiliki oleh siswa karena keterampilan ini dapat diterapkan
dalam kehidupan nyata siswa untuk menghadapi era kemajuan teknologi dan sains. Selain itu,
kemampuan generik sains siswa juga dapat diterapkan untuk mencapai prestasi belajar dan
meraih kesuksesan siswa dalam dunia nyata kelak.
Pengalaman guru selama ini mengajar fisika di kelas kurang mengembangkan
keterampilan sains siswa. Belajar fisika yang masih diterapkan saat ini hanya untuk
mengukur kemampuan kognitif siswa saja, belajar fisika masih menuntut siswa untuk
menghafal tentang konsep maupun teori saja, dan latihan mengerjakan operasi hitung.
Pembelajaran fisika masih mengacu pada buku ajar yang dimiliki siswa tanpa menyesuaikan
dengan karakteristik dan kompetensi peserta didik nya. Akibat dari pelaksanaan pembelajaran
seperti diuraikan diatas, adalah kurang dikembangkannya kemampuan pola berpikir siswa
yang inovatif, kreatif dengan pola pikir tingkat tinggi serta rendahnya kemampuan bekerja
sama dengan orang lain.
Ketika guru melaksanakan evaluasi diakhir pembelajaran, hanya mengukur
kemampuan kognitif siswa saja tanpa mengukur kemampuan performans siswa. Ketika
dilaksanakan praktikum fisika, sering ditemukan laporan yang dibuat siswa hanya asal-asalan
saja, dan tidak mampu menginterpretasikan suatu data percobaan. Kemampuan
menyampaikan pembahasan dari hasil pengamatan tidak dapat dihubungkan dengan teori
yang mendukung. Hal ini dimungkinkan terjadi karena pembelajaran fisika masih bersifat
teoritis dan kurang mendukung keterampilan generik siswa.
Selain kondisi pembelajaran oleh siswa tersebut, kemampuan keprofesionalan guru
dalam pemodelan matematika dan inferensi logika guru masih rendah (Maman, 2013).
Rendahnya kemampuan pemodelan matematika dan inferensi logika menunjukkan rendahnya
kemampuan generik sains pula. Maka perlu dirancang suatu pembelajaran inovatif yang
mampu meningkatkan keterampilan berfikir siswa.
Menurut Brotosiswoyo, 2000 bahwa kemampuan generik sains merupakan
kemampuan yang dapat digunakan untuk mempelajari berbagai konsep dan menyelesaikan
masalah dalam sains. Agar keterampilan generik sains itu terus meningkat, maka
keterampilan ini harus dilatih dalam pembelajaran dikelas oleh guru. Dalam penelitian ini
dikembangkan suatu inovasi pembelajaran dengan menerapkan teori muatan kognitif.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimakah Penerapan Teori


Muatan Kognitif dapat Meningkatkan Kemampuan Generik Sains menggunakan Kit
Jarum Suntik pada Siswa Kelas XI SMA Negeri I Tanah Jawa?”

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Meningkatkan kualitas proses belajar fisika berkaitan dengan kemampuan generik
sains siswa.
2. Meningkatkan kemampuan generik sains siswa dengan menerapkan teori muatan
kognitif.
3. Mengembangkan model pembelajaran fisika dengan menerapkan teori muatan
kognitif.
4. Dihasilkannya perangkat pembelajaran dengan menerapkan teori muatan kognitif
berupa rancangan pembelajaran dan intrumen hasil belajar untuk meningkatkan
kemampuan generik sains siswa.

D. Manfaat hasil pelitian


Manfaat dilakukan penelitian ini adalah :
1. Meningkatnya kualitas proses pembelajaran fisika dengan menerapkan teori
muatan kognitif.
2. Meningkatnya kemampuan generik sains siswa sehingga dapat meningkatkan
hasil belajar fisika.
3. Meningkatnya kemampuan profesional guru dengan mengelola pembelajaran
fisika dengan menerapkan teori muatan kognitif.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kemampuan Generik Sains
Kemampuan generik sains adalah kemampuan seseorang yang digunakan untuk
mempelajari berbagai konsep dan menyelesaikan berbagai masalah sains. Keterampilan
generik adalah keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik untuk memiliki strategi-strategi
kognitif yang dapat diterapkan pada berbagai bidang studi dan membutuhkan waktu yang
lama untuk melatihnya. Jenis yang paling utama tentang kemampuan generik sains adalah
keterampilan berfikir, keterampilan memecahkan masalah, menguasai strategi pembelajaran
dengan membuat mnemonik untuk membantu mengingat sesuatu, serta memiliki keterampilan
metakognitif untuk memonitor dan merevisi pemecahan masalah.
Sedikitnya terdapat tiga bagian keterampilan generik sains, yaitu prosedure, prinsip
dan memorasi atau mengingat. Prosedure yaitu seperangkat langkah yang digunakan untuk
melaksanakan keterampilan. Prinsip yaitu berkenaan dengan memahami dan menerapkan
konsep-konsep tertentu untuk menuntun kapan dan bagaimana sutu procedure dilakukan.
Menurut Brotosiswoyo (2000), terdapat sembilan keterampilan generik yang dapat
dikembangkan melalui pengajaran fisika, adalah :
1) Pengamatan langsung
2) Pengamatan tidak langsung
3) Kesadaran tentang skala besaran
4) Bahasa simbolik
5) Kerangka logika taat azas dari hukum alam
6) Inferensi atau konsistensi logika
7) Hukum sebab akibat
8) Pemodelan matematis
9) Membangun konsep
Terdapat beberapa penelitian yang mengembangkan keterampilan generik sains.
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Maman Wijaya, 2013 mengembangkan keterampilan
generik pemodelan matematika dan inferensi logika guru fisika SMA melalui diklat.
B. Cognitive Load Theory (CLT)
Cognitive Load Theory (CLT) atau Teori Muatan Kognitif adalah teori instruksional
yang berawal dari sebuah ide pada memori kerja yang dibatasi dengan respon terhadap
sejumlah informasi. Teori muatan kognitif menjelaskan bahwa seorang pembelajar itu
memiliki kerangka kerja untuk merancang instruksional bahan.
Pemahaman CLT menunjukkan bahwa seorang pembelajar dapat mendukung
penggunaan memori kerja tersebut secara efisien, terutama saat mempelajari tugas/pekerjaan
yang sulit. Kita harus dapat mengenali aturan dan batasan dari memori kerja untuk membantu
mengembangkan kualitas dari instruksi. Efisiensi belajar dapat ditingkatkan ketika dapat
mengurangi beban kerja kognitif yang tidak perlu pada memori kerja si pembelajar.
Inti dari teori muatan kognitif (cognitive load theory) adalah bahwa teori instruksional
berawal dari sebuah ide pada memori kerja yang dibatasi dengan respon terhadap sejumlah
informasi yang diterima dan sejumlah operasi yang ditampilkan. Memori kerja memiliki
kapasitas terbatas, berarti seorang pelajar harus menggunakan memori kerja secara efisien,
terutama saat mempelajari tugas atau suatu pekerjaan yang sulit.
Terdapat tiga tipe muatan cognitive menurut Artino, 2008, yaitu : Instrinsic Cognitive
Load, extraneous cognitive load, germane cognitive load.
1. Instrinsic Cognitive Load,
2. Extraneous Cognitive Load,
3. Germane Cognitive Load.
Kerangka kerja disusun dengan menvariasikan germane dan extraneous karena
muatan instrinsik tidak dapat kita rubah. Tujuan desain instruksional ideal akan meningkat
pada muatan germane dan akan berkurang pada muatan extraneous. Hal ini berarti semakin
banyak muatan extraneous maka semakin sedikit ruang untuk muatan germane.

Gambar.1. Desain Pembelajaran Kognitif (Artoni, 2011)


1. Prinsip Desain Pembelajaran Kognitif
Prinsip-prinsip pembelajaran kognitif adalah :
1) Prinsip mengurangi beban extraneous
a. Efek contoh kerja mempelajari contoh bekerja daripada memecahkan masalah,
karena dapat fokus pada masalah dan menentukan langkah solusi yang efisien.
b. Efek split-attention menunjukkan bahwa berbagai sumber informasi visual harus
disajikan secara terpadu.
c. Efek modalitas terjadi ketika beberapa informasi yang diperlukan untuk dipahami.
d. Efek redundansi menunjukkan bahwa menghindari penyajian berbagai sumber
informasi yang mengulangi informasi yang sama dalam bentuk yang berbeda.
2) Prinsip untuk mendorong beban germane
Meningkatkan beban kognitif germane dimaksudkan adalah pemberian pembelajaran
contoh kerja langsung.
3) Prinsip untuk menyesuaikan beban intrinsic
Pendekatan bermanfaat untuk peningkatan hasil belajar bila dibandingkan dengan
menyajikan informasi sekaligus mendorong beban germane dan mengurangi beban
extraneous.
C. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir penelitian ini diakukan ketika pembelajaran fisika kurang
mengembangkan kemampuan generik sains yang diperlukan. Adapun kerangka tersebut
adalah :

Masalah Pembelajaran Fisika dalam


hal kurang berkembangnya
Keterampilan Generik Sains

Keterampilan Generik Sains Memilih Pembelajatan Cognitif Load


Teori

Tidak dikembangkan Mengoptimalkan Memori Kerja

1) kemampuan pengamatan langsung,


2) kemampuan pemodelan matematika, Mereduksi 10 efek Instruksional
3) kemampuan inferensi logika, dan
4) kemampuan membangun konsep.

Peningkatan Kemampuan Generik Sains siswa


dengan menerapkan Teori Muatan Kognitif pada
pembelajaran Fisika

Gambar.2. Latar belakang pengembangan Teori Muatan Kognitif


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan Research and Development yang menerapkan pembelajaran


Fisika melalui teori muatan kognitif untuk meningkatkan kemampuan generik sains siswa
pada materi Hukum Gas Ideal. Produk yang dihasilkan pada kegiatan pengembangan
pembelajaran ini dilakukan pada pengembangan lembar kerja siswa menggunakan teori
muatan kognitif untuk mengukur kemampuan keterampilan generik sains siswa. Langkah
pengembangannya menerapkan model desain Dick and Carey yang terdiri dari 10 langkah,
yaitu : 1). Mengidentifikasi tujuan, 2). Analisis Instruksional, 3). Analiss karakteristik siswa,
4). Merumuskan tujuan Instruksional, 5). Mengembangkan intrumen penilaian, 6).
Mengembangkan Strategi pembelajaran, 7). mengembangkan materi pembelajaran, 8).
Merancang dan Melaksanakan Penilaian Formatif, 9). melakukan revisi pembelajaran, 10).
Merancang dan Melaksanakan Evaluasi Sumatif.
Penelitian ini diawali dengan menganalisis kebutuhan belajar untuk menentukan
tujuan pembelajaran menggunakan teori muatan kognitif dalam melaksanakan pembelajaran
fisika. Tujuan pembelajaran dapat diperoleh dari analis kebutuhan belajar siswa, kesulitan-
kesulitan belajar ketika proses belajar mengajar fisika selama ini, kesulitan guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran sehingga mempengaruhi prestasi belajar siswa yang
rendah, gambaran pembelajaran fisika yang selama ini hanya berpusat pada guru saja
sehingga kemampuan generik sains siswa selama ini kurang dikembangkan. Selanjutnya
dilakukan analisis terhadap peserta didik sehingga dapat ditentukan langkah-langkah
pembelajaran menggunakan Cognitive Load Theori. Langkah penelitian selanjutnya adalah
mengembangkan strategi pembelajaran, instrument penilaian, materi ajar sehingga
menghasilkan data hasil rancangan pembelajaran berupa produk bahan ajar, lembar kerja
siswa, instrumen tes penilaian. Pengembangan instrumen tes hasil belajar dilaksanakan pada
kelompok kecil di kelas XI IPA SMA Negeri I Tanah Jawa yang terdiri dari 39 orang siswa.
Sehingga diakhir penelitian ini hasil evaluasi digunakan untuk merevisi pembelajaran
menggunakan teori muatan kognitif dalam meningkatkan kemampuan generik sains siswa.
Setelah pembelajaran dilaksanakan kemudian diberikan angket siswa tentang model
pembelajaran yang dirancang. Data yang didapat kemudian dianalisis dan dilaporkan.
Pengembangan instrumen tes hasil belajar dilaksanakan pada kelompok kecil di kelas
XI IPA SMA Negeri I Tanah Jawa yang terdiri dari 39 orang siswa.

Identifikasi Tujuan
(Identity Instructional Goal)

Analisis Instruksional Analisis Siswa dan Lingkungan


(Conduct Instructional (Analyze Learners and
Analysis) Contexts)

Merumuskan Tujuan
(Write Performance Objectives)

Mengembangkan Instrumen
Revisi
Penilaian (Develop Assessment
Instruksi
Instruments)
(Revicing
Instruction)
Mengembangkan Strategi
Pembelajaran (Develop
Instructional Strategy)

Mengembangkan materi pembelajaran


(Develop and Select Instructional
Materials)

Merancang dan Melaksanakan Penilaian


Formatif (Design and Conduct Formative
Evaluation of Instruction)

Merancang dan Melaksanakan


Evaluasi Sumatif (Design and Conduct
Summative Evaluation).

Produk
Model Pengembangan Kemampuan Generic Sains pada Pembelajaran Fisika
dengan Menerapkan Teori Muatan Kognitif

Diadabtasi dari Dick dan Carey (2001)


Gambar.3. Alur Pelaksanaan Penelitian
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Kegiatan penelitian pengembangan ini dapat didokumentasikan sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi tujuan
Tujuan umum pembelajaran disusun berdasarkan kebutuhan siswa dengan
menerapkan teori muatan kognitif. Identifikasi tujuan pembelajaran dikembangkan dari
kompetensi dasar tentang “ Menganalisis sifat gas ideal monoatomik berdasarkan data”
Tujuan instruksional yang berhasil diidentifikasi :
1). Membuktikan bahwa pada suhu konstan (T) tekanan gas (P) berbanding terbalik
dengan volume gas (V).
2). Membuktikan volume gas (V) pada tekanan tetap sebanding dengan suhu (T) dari gas
2. Analisis Pembelajaran,
Analisis tujuan umum pembelajaran adalah apa-apa saja yang sebenarnya dapat
dilakukan siswa apabila tujuan sudah tercapai. Tahapan yang dilakukan dalam menganalisis
pembelajaran adalah :
Tahap pertama : mengidentifikasi keterampilan kognitif dengan cara memberikan respon
terhadap pertanyaan, satu jawaban atau cara menjawab pertanyaan tersebut, tidak
melibatkan manipulasi symbol.
Tahap kedua : mengidentifikasi tentang hal yang akan di demonstrasikan sebagai
tercapainya tujuan pembelajaran.
Kegiatan 1 : Percobaan dengan Suhu Konstan
Dalam percobaan Boyle ini, digunakan pompa yang memiliki katup yang dapat ditutup. Temperatur
gas selalu sama dengan temperatur kamar, sedangkan tekanan gas diubah dengan cara
menggantungkan beban yang berbeda-beda pada silinder pompa.
p1V1 = p2V2 (1–2)
Besar tekanan gauge adalah :
𝑭
Pg = 𝑨 ……………….. (1 - 3 )

Kegiatan 2 : Percobaan dengan Tekanan Konstan


Dalam percobaan Gay Lussac, jika bejana dipanaskan maka suhu dan tekanan gas dalam
bejana akan naik. Gay Lussac menyatakan bahwa bila suatu volume gas yang berada dalam
bejana dipertahankan konstan, maka tekanan gas akan sebanding dengan suhunya.
Hukum Boyle secara matematis dinyatakan dengan persamaan :
𝑷
= konstan ………………………. (2–1)
𝑻

atau
𝑃1 𝑃2
= …………………….. … (2–2)
𝑇1 𝑇2

Volume udara/gas dalam jarum suntik dapat divariasikan dengan menekan jarum suntik.
Perubahan volume gas akan menyebabkan perubahan tekanan dan suhu untuk gas sejumlah
N.
V = C2Tc + C2 (273) ……………….. (2 - 3 )
Terdapat hubungan linear antaraVolume (V) gas dan suhu T2 yang meningkat dimana nilai
C2 adalah 273.
3. Analis karakteristik siswa,
Penelitian pengembangan ini dilaksanakan di kelas XI IPA-3 SMA Negeri I Tanah
Jawa Kab. Simalungun Sumatera Utara sebanyak 39 siswa. Pemilihan penjurusan IPA adalah
atas dasar minat dan bakat siswa. Motivasi belajar siswa cukup baik. Berdasarkan data yang
dikumpulkan sebelum dilaksanakan kegiatan bahwa siswa berasal dari golongan masyarakat
ekonomi menengah kebawah.
4. Merumuskan Tujuan Instruksional,
Tujuan pembelajaran khusus adalah deskripsi detail tentang apa yang akan dapat
dikerjakan siswa setelah menyelesaikan suatu unit pembelajaran. Adapun tujuan khusus pada
kompetensi dasar menganalisis sifat-sifat gas ideal monoatomik berdasarkan data adalah
dengan teori muatan kognitif adalah : “Memformulasikan hukum Boyle-Gay Lussac”
5. Mengembangkan intrumen penilaian,
Intrumen yang digunakan adalah dapat mengukur performa siswa dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Instrumen yang digunakan terdiri dari materi subtansi tentang
mengukur kognitif, afektif dan psikomotorik. Adapun instrument yang digunakan untuk
mengukur kemampuan kognitif adalah berupa soal essay yang berpatokan mampu mengukur
kemampuan generik sains siswa. Intrumen yang digunakan dapat dilihat pada lampiran.
6. Mengembangkan Strategi pembelajaran,
Strategi pembelajaran merujuk pada berbagai aktivitas proses belajar mengajar.
dimulai dari kemampuan guru membuka, menyajikan dan menutup kegiatan pembelajaran.
7. Mengembangkan materi pembelajaran,
Dalam mengembangkan materi pembelajaran yang dipersiapkan adalah
pengembangan bahan belajar yang disusun guru. Bahan belajar siswa mencakup :
a) Tujuan umum pembelajaran
b) Analisis pembelajaran
c) Tujuan pembelajaran khusus
d) Item tes
e) Karakteristik pebelajar
f) Karakteristik konteks kinerja dan konteks belajar
g) Pemilihan media pembelajaran sesuai dengan tujuan instruksional siswa.
h) Pengembangan evaluasi formatif pembelajaran, yang meliputi:
1) Bahan pembelajaran
2) Model pembelajaran
3) Pengembangan sumber dan media pembelajaran
8. Merancang dan Melaksanakan Penilaian Formatif,
Pelaksanaan evaluasi formatif dilakukan untuk merevisi hasil agar diperoleh yang
lebih efektif dan efisien. Dua tahapan dalam pelaksanaan penilaian formatif yaitu :
a. One to one atau evaluasi klinis dilakukan untuk menidentifikasi masalah-masalah yang
dialami oleh siswa sehingga mampu mengambarkan karakteristik siswa untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan teori muatan kognitif. Subjek yang
digunakan untuk evaluasi one to one berjumlah 3 orang siswa yang bertujuan untuk
memberi komentar tentang perangkat pembelajaran fisika menggunakan teori muatan
kognitif. Tiga orang siswa memiliki kemampuan yang berbeda, yaitu siswa 1
berkemampuan rendah, siswa 2 berkemampuan sedang, dan siswa 3 berkemampuan
diatas rata-rata (tinggi).
Diakhir pembelajaran dilakukan angket untuk mengetahui respon siswa tentang
perangkat pembelajaran berupa Lembar kerja Siswa yang diwakili oleh kelompok kecil
yang terdiri dari 3 orang siswa dengan kemampuan yang berbeda pula
Pertanyaan untuk aktivitas guru adalah :
1. Sajian Informasi dalam Lembar Kerja singkat, padat dan mudah difahami
2. Urutan petunjuk atau perintah dalam lembar kerja memudahkan memahami
pelaksanaan pekerjaan.
3. Urutan lembar kerja dari satu kegiatan ke kegiatan berikutnya sistematis
4. Petunjuk dan contoh pada lembar kerja komplit
Adapun respon siswa terlihat pada gambar berikut :

3 3 3 3 3 3 3 3 3

2 2 2 2
2

0
Sajian Informasi Urutan petunjuk Urutan Sajian Petunjuk LKS
mudah difahami LKS Sistematis cukup komplit
memudahkan
Siswapelaksanaan
1 Siswa 2 Siswa 3

Gambar. 4. Hasil Respon siswa tentang lembar kerja siswa

b. Uji coba terbatas pada kelas yang sesungguhnya, melibatkan sekitar 39 siswa kelas XI
IPA 3 di SMA Negeri I Tanah Jawa. Hasil Uji Coba dilaksanakan adalah merupakan
tahapan revisi terakhir dalam penilaian formatif. Uji coba yang dilakukan diukur
dengan tes kemampuan kognitif menggunakaan instrument yang dapat mengukur
kemampuan generik sains siswa. Hasilnya kemudian dipersentasekan untuk melihat
keberhasilannya.
Kegiatan pengembangan pembelajaran ini menghasilkan dokumentasi yang dapat
diukur, yaitu kemampuan generik sains siswa, yaitu :
1. Kemampuan Generik Sains Siswa
Desain kemampuan generik sains siswa dengan menerapkan teori muatan kognitif
dituangkan dalam panduan pelaksanaan pembelajaran berupa lembar kegiatan siswa yang
telah dilakukan adalah : 1) Pendahuluan, 2) Skenario Pengembangan kemampuan generik
sains yang dikembangkan dengan Teori Muatan Kognitif, 3) Panduan angkah-langkah
pelaksanaan pembelajaran berupa lembar kegiatan siswa pada materi teori kinetik gas.
Panduan pembelajaran menggunakan teori muatan kognitif ini adalah mendorong
bagaimana siswa melakukan aktivitas mengembangkan kemampuan generik sains. Hal ini
dilakukan baik ketika guru menjelaskan maupun dalam melakukan kegiatan yang ada pada
lembar kegiatan siswa dengan memperhatikan efek-efek muatan kognitif.
Dari hasil pengamatan diketahui kemampuan generik sains siswa yang dikembangkan
melalui 3 jenis kegiatan percobaan adalah :
Tabel.1. Kemampuan Generik Sains Siswa
Materi
KPL 1 KPL 2 KPM1 KPM2 KPM3 KIL1 KIL2 KIL3 KMKs
Kegiatan
Percobaan
69.74% 68.21% 77.44% 60.00% 69.74% 72.82% 69.74% 63.08% 62.05%
Suhu Konstan
Percobaan
Tekanan 84.62% 90.77% 84.1% 84.62% 77.44% 72.82% 68.72% 66.67% 60%
Konstan
Penafsiran
Fenomena 89.23% 89.74% 84.62% 62.56% 67.69% 88.21% 86.15%
Fisika
Rata-rata 81.20 82.91 82.05 69.06 71.62 77.95 74.87 64.88 61.03

Dari data tersebut dapat dijelaskan bahwa setiap percobaan dengan menggunakan
panduan pembelajaran melalui lembar kegiatan siswa, kemampuan generik sains siswa dapat
di kembangkan dengan menerapkan Teori Muatan Kognitif.
Data dalam tabel dijelaskan melalui grafik berikut :

100.00
80.00
Percobaan Suhu
60.00 Konstan
40.00 Percobaan
20.00 Tekanan Konstan

0.00 Penafsiran
Fenomena Fisika

Gambar. 5. Persentase kemampuan generik sains siswa


Adapun Indikator Keterampilan Generik Sains yang dikembangkan
A. Kemampuan Pengamatan Langsung (KPL)
1. Mengumpulkan fakta-fakta hasil percobaan dan fenomena alam
2. Menemukan keterkaitan sebab akibat dari hasil pengamatan
B. Kemampuan Pemodelan Matematika (KPM)
1. Mengidentifikasi hubungan antara symbol yang satu dengan yang lain
2. Mendeskripsikan arti fisis sebuah model matematika, dalam bentuk rumus
matematika
3. Mendeskripsikan arti fisis sebuah model matematika yang disajikan dalam
bentuk gambar/grafik
C. Kemampuan Inferensi Logika (KIL)
1. Menggali konsekuensi logis
2. Menyimpulkan secara logis dari konsekuensi yang sudah ada.
3. Memilih sebuah kebenaran logis dan tidak terpengaruh oleh data lain.
D. Kemampuan Membangun Konsep (KMKs)
1. Mendeskripsikan konsep atau peristiwa yang abstrak kedalam bentuk kehidupan
nyata sehari-hari.
Keterlaksanaan Lembar Kegiatan siswa dapat menunjukkan kemampuan generik sains
siswa yang telah terlaksana dalam proses pembelajaran untuk mendorong pengembangan
kemampuan generik sains siswa yang telah di desain oleh guru.
Keterlaksanaan itu dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel.2. Keterlaksanaan Lembar Kerja Siswa
K. Tdk Persenta
Baik
No Kode Kemampuan yang dikembangkan Baik terlaksana Jumlah se
2 1 0
Mengorganisasi manajemen kerja secara 100.00
1 KMKr 1
berkelompok
39 0 0 39
Mengumpulkan fakta-fakta hasil 100.00
2 KPL 1
percobaan dan fenomena alam
39 0 0 39
Menemukan keterkaitan sebab akibat dari 92.31
3 KPL 2
hasil pengamatan
36 3 0 39
100.00
4 KIL 1 Menggali Konsekuensi logis 39 0 0 39
Mendeskripsikan arti fisis sebuah model
100.00
5 KPM 2 matematika, dalam bentuk rumus 39 0 0 39
matematika
Mendeskripsikan arti fisis sebuah model
94.87
6 KPM 2 matematika, dalam bentuk rumus 37 2 0 39
matematika
Mengidentifikasi hubungan antara 97.44
7 KPM 1
symbol yang satu dengan yang lain
38 1 0 39

Mengidentifikasi hubungan antara 100.00


8 KPM 1
symbol yang satu dengan yang lain
39 0 0 39
Mendeskripsikan arti fisis sebuah model
87.18
9 KPM 3 matematika yang disajikan dalam bentuk 34 5 0 39
gambar/grafik
Menyimpulkan secara Logis dari 30.77
10 KIL 2
konsekuensi-konsekuensi yang sudah ada.
12 16 11 39
Menyimpulkan secara Logis dari 12.82
11 KIL 2
konsekuensi-konsekuensi yang sudah ada
5 19 15 39
Memilih sebuah kebenaran logis dan 30.77
12 KIL 3
tidak terpengaruh oleh data lain.
12 3 24 39
33.33
13 KIL 1 Menggali Konsekuensi logis 13 5 21 39

Dari tabel 5 dapat dijelaskan bahwa Kemampuan Managemen Kerja (KMKr) siswa tinggi
mencapai 100%, semua siswa melakukan nya pada lembar kegiatan yang tersedia. Kemampuan
Pengamatan langsung bervariasi, pada kemampuan Mengumpulkan fakta-fakta hasil percobaan
dan fenomena alam (KPL1) mencapai 100% sedangkan kemampuan Menemukan keterkaitan
sebab akibat dari hasil pengamatan (KPL2) mencapai 92.31 %.
2. Pembelajaran Teori Muatan Kognitif
Dari data yang diperoleh, efek teori muatan kognitif yang muncul adalah terdapat 5 efek Teori
Muatan Kognitif. Efek yang muncul tersebut adalah efek ke-2, yaitu ”tidak diberi sajian contoh
penyelesaian, bagi konsep baru” sebesar 33.33%, efek yang ke-3 adalah “sajian yang
membuat terbaginya perhatian sebesar,” sebesar 66.67%, efek yang ke- 5 yaitu ” Sajian yang
berlebihan” mencapai 33.33%, efek yang ke 8 yaitu “Tidak dibimbing atau diberi petunjuk,
bagi konsep baru” mencapai 33.33% dan efek yang ke-9 “Terlalu banyak pembimbingan atau
petunjuk bagi konsep lama” mencapai 66.67%.

Persentase Keterlaksanaan Teori Muatan Kognitif


0.00%
10

Tujuan atau perintah tidak jelas dan tidak terukur


Terlalu banyak pembimbingan atau petunjuk bagi… 66.67%
9

Tidak dibimbing atau diberi petunjuk, bagi konsep baru 33.33%


8

Sajian Informasi tidak jelas batas-batasnya 0.00%


7

Sajian yang membuat imajinasi ke hal yang lain 0.00%


6

Sajian yang berlebihan 33.33%


5

Cara atau bentuk sajiaan informasi yang tidak tepat 0.00%


4

Sajian yang membuat terbaginya perhatian 66.67%


3

Tidak diberi sajian contoh penyelesaian, bagi konsep baru 33.33%


2

Tidak diberi sajian contoh konkrit bagi konsep baru 0.00%


1

Gambar.6. Penerapan Teori Muatan Kognitif


Hasil yang diperoleh tersebut dapat menjelaskan bahwa efek muatan kognitif yang
diperoleh dari hasil pembelajaran seharusnya guru tidak terlalu banyak memberikan respon
ke siswa. Munculnya kelima efek tersebut karena guru baru memulai menggunakan teori
muatan kognitif. Selama ini pembelajaran yang dilakukan guru lebih banyak membimbing
dan guru aktif sedangkan siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Sehingga teori muatan
kognitif kurang maksimal dilakukan oleh guru. Diharapkan siswa aktif dalam teori muatan
kognitif ini sehingga siswa lebih aktif melakukan aktivitas pembelajaran untuk
mengembangkan kemampuan generik sains bukan hanya sebagai penerima informasi
melainkan sebagai pencari informasi.
B. Pembahasan
Dari hasil analisis data di atas dapat diketahui bahwa :.
1. Pengembangan Kemampuan Generik Sains Siswa
Dari hasil tes kemampuan generik sains siswa diperoleh data sebagai tabel berikut :
Tabel.3. Hasil tes kemampuan generik sains siswa
Std. Skor Skor
Jenis Skor Rata-rata N
Deviasi tertinggi Terendah
Kegiatan 1
KPL 1 3.5 1.00
KPL 2 3.4 1.29
KPM 1 3.9 0.98
KPM 2 3 0,79 91.11 40..00 39
KPM 3 3.5 1.43
KIL 1 3.6 1.20
KIL 2 3.5 1.07
KIL 3 3.2 1.18
KMKs 3.1 1.23
Kegiatan 2
KPL 1 4.2 0.9
KPL 2 4.5 0.68
KPM 1 4.2 0.70
KPM 2 4.2 0.78 93.33 57.78 39
KPM 3 3.9 1.06
KIL 1 3.6 1.53
KIL 2 3.4 0.79
KIL 3 3.3 0.58
KMKs 3 1.21
Kegiatan 3
KPL 1 4.5 0.68
KPL 2 4.5 0.64
KPM 2 3.1 0.80
KPM 3 3.4 0.54 94.29 60.00 39
KIL 2 4.3 0.89
KIL 1 4.4 0.68
KPM 1 4.2 0.96

Dari rangkuman hasil analisis data diketahui bahwa kemampuan generik siswa
mengalami peningkatan, dan hal ini perlu dikembangkan untuk penelitian selanjutnya.
Terkait dengan hasil kemampuan generik sains siswa dipaparkan contoh jawaban siswa yang
diwakili oleh 5 orang saja. Misalnya :
Kegiatan 1
Suatu gas terdapat dalam suatu bejana tertutup. Volume gas dapat diubah dengan
menggerakkan piston keatas dan kebawah. Suhu suatu gas tersebut dijaga tetap dan
volumenya diubah-ubah dengan menggerakkan piston. Tekanan gas mula-mula P0 dan
volume gas mula-mula V0. Ketika piston digerakkan kebawah hingga volumenya berkurang
menjadi ½ V0, ternyata tekanan gas bertambah menjadi 2 P0. Ketika piston terus digerakkan
kebawah volumenya gas berkurang menjadi ¼ V0 dan tekanan bertambah menjadi 4P0. Dari
hasil percobaan tersebut, gambarkan grafik hubungan Penambahan tekanan gas terhadap
Volume gasnya!
Jawaban :
P ( N/m2)

4 P0

2 P0

P0

¼ V0 ½ V0 V0 (m3)

Jawaban siswa masih ada yang salah. Berikut terdapat hasil jawaban siswa tentang grafik
hubungan penambahan tekanan terhadap volumenya. Jawaban siswa tersebut menggambarkan bahwa
kemampuan generik sains pada siswa masih rendah. Adapun jenis bentuk soal tersebut adalah
mengacu pada “Mendeskripsikan arti fisis sebuah model matematika yang disajikan dalam bentuk
gambar/grafik” Jawaban soal jenis ini mencapai rata-rata siswa yang benar menjawab adalah berkisar
3.5 dari skor maksimum 5 dengan standar deviasi 1.43.

Variasi jawaban siswa dapat dilihat sebagai berikut :

Jawaban siswa benar


Jawaban siswa benar

Jawaban siswa salah.


Perlu kembali memperbaiki konsep nya.

Jawaban siswa salah.


Perlu kembali memperbaiki konsep nya dan
pemahaman tentang kemampuan matematisnya
masih kurang.

Jawaban siswa secara garis besar kurang tepat


karena data tidak keseluruhannya tergambarkan di
grafik

Kegiatan 2
Sebuah silinder berisi gas ditutup oleh pengisap yang dapat digerakkan sehingga dapat
mengamati perubahan tekanan dan volume. Berikut diagram yang menjelaskan posisi
perubahan tekanan dan volume gas dari titik A-B-C-D kembali ke A.
Y adalah tekanan dalam atmosfer (1 atm = 1,01 x 105 Pa) dan sumbu X adalah volume
dalam kelipatan 10-2 m3.
Dari gambar diatas, Jika luas permukaan penutup wadah adalah 0,2 m berapakah besar gaya yang
melawan tutup wadah ketika posisi di titik C?

Jawaban
𝐹
P=𝐴

Maka F = P A
F = 1,01 x 105 x 0,2 = 2,02 x 104 N

Instrumen diatas dapat digunakan untuk mengetahui dan menggali konsekuansi logis.
Jawaban siswa adalah :

Dari jawaban-jawaban siswa yang diberikan tersebut bahwa pengembangan


kemampuan generik sains mulai dapat dikembangkan menggunakan lembar kerja siswa.
Namun masih terdapat beberapa siswa yang perlu penangan secara khusus dengan memberi
latihan secara intensif.
Hasil tes kemampuan generik sains siswa yang di dapat juga menggambarkan hasil
pembelajaran yang efisien. Rata-rata hasil perolehan siswa diatas angka 3.00. Kategori ini
masuk dalam kategori ‘Baik”. Sedangkan standard deviasi yang diperoleh juga rata-rata
mencapai kategori baik. Setiap tahapan dalam kegiatan pembelajaran selalu mengalami
perbaikan.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang dilakukan guru, bahwa penerapan
pembelajaran teori muatan kognitif sangat perlu digunakan dalam pembelajaran pada mata
pelajaran lain. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan akan lebih efektif dan efisien, selain
dapat digunakan untuk peningkatan kemampuan profesional guru memahami dan mengenal
kemampuan peserta dididik dikelas juga dapat mengefektifkan cara siswa memahami konsep
pembelajaran serta mengaktifkan siswa belajar didalam kelompok sainsnya. Konsep pelajaran
akan mudah difahami siswa ketika kemampuan generik sains siswa juga dibangun dan
dikembangkan dalam kegiatan belajar mengajar yang di ciptakan guru di kelasnya.
Berdasarkan hasil eksperimen dan pembahasan masalah maka dapat menjelaskan bahwa
penerapan teori muatan kognitif dapat meningkatkan kemampuan generik sains pada
pembelajaran fisika pada materi Teori Kinetik Gas.
Peningkatan tersebut dapat dibuktikan dengan :
1. Kemampuan generik sains yang dicapai oleh siswa mencapai kategori baik. Pencapaian
kemampuan generik sains yang dikembangkan adalah Kemampuan Pengamatan
Langsung (KPL) mencapai 82.05%, Kemampuan Pemodelan Matematika (KPM)
mencapai 74.24%, Kemampuan Inferensi Logika (KIL) adalah 72.57%, Kemampuan
Membangun Konsep (KMKs) mencapai 61.03%.
2. Pencapaian model pembelajaran teori muatan kognitif yang muncul adalah terdapat 5
efek. Kelima efek teori muatan kognitif yang muncul tersebut adalah efek ke-2, yaitu
”tidak diberi sajian contoh penyelesaian, bagi konsep baru” sebesar 33.33%, efek yang
ke-3 adalah “sajian yang membuat terbaginya perhatian sebesar,” sebesar 66.67%, efek
yang ke- 5 yaitu ” Sajian yang berlebihan” mencapai 33.33%, efek yang ke 8 yaitu
“Tidak dibimbing atau diberi petunjuk, bagi konsep baru” mencapai 33.33% dan efek
yang ke-9 “Terlalu banyak pembimbingan atau petunjuk bagi konsep lama” mencapai
66.67%. Kemunculan efek kognitif tersebut menunjukkan kurang maksimalnya guru
menerapkan pembelajaran teori muatan kognitif sedangkan siswa masih menjadi
penerima informasi yang aktif dalam proses pembelajaran.
3. Respon siswa terhadap pembelajaran teori muatan kognitif sangat baik. Semua siswa
senang belajar menggunakan Lembaar Kerja yang disediakan guru. Respon siswa
positif terhadap pembelajaran fisika. Dari 3 orang siswa yang di mintai respon tentang
pembelajaran berada dalam kategori “baik” mencapai rata-rata nilai 2,667.
4. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan teori muatan kognitif pada penelitian ini
mampu meningkatkan kemampuan profesional guru mengelola pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman konsep sebagai kemampuan generik sains siswa
yang perlu dikembangkan. Pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran sangat
diperlukan untuk mencapai prestasi belajar siswa.

B. Saran
Dari hasil yang diperoleh dan kesimpulan di atas, maka melalui penelitian ini
disarankan :
1. Perlu dilakukan penelitian kembali menggunakan teori muatan kognitif untuk
memaksimalkan tahapan pembelajaran teori muatan kognitif. Dan sangat disarankan
bagi sekolah yang sudah menerapkan proses pembelajaran menggunakan kurikulum
nasional 2013 agar siswa lebih aktif mencari sumber informasi dan hasil yang
diharapkan untuk meningkatkan keterampilan generik sains dapat lebih maksimal serta
pembelajaran fisika yang dihasilkan lebih efektif dan efisien.
2. Pembelajaran teori muatan kognitif ini tidak hanya digunakan bagi mata pelajaran
fisika maupun eksak saja, tetapi dapat juga diterapkan pada mata pelajaran lain. Untuk
itu disarankan juga agar penerapan teori muatan kognitif ini dilakukan kembali
penelitian pada mata pelajaran non eksak agar dapat dilakukan pada mata pelajaran
lain.
3. Perlu dilakukan penelitian dengan pembelajaran teori muatan kogitif ketika
memberikan informasi menggunakan multimedia komputer.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Sani. R. (2012). Pengembangan Laboratorium Fisika.Unimed Press. Medan.
Artoni. K.Y. (2011). Beban Kerja Kognitif - Cognitive Load Theory. Tersedia :
file:///D:/CLT/Ergonomi%20Kognitif%20%20Beban%20Kerja%20Kognitif%20-
%20Cognitive%20Load%20Theory.htm (24 Januari 2013)

Artino, A.R. (2008). Cognitive Load Theory and the Role of Learner Experience: An
Abbreviated Review for Educational Practitioners.

Bob Foster. (1999). Terpadu Fisika SMU. Jakarta : Erlangga

Brotosiswojo, B. S. (2000). Hakekat Pembelajaran MIPA dan Kiat Pembelajaran Fisika di


Perguruan Tinggi. Jakarta : Proyek Pengembangan Universitas Terbuka, Ditjen Dikti,
Depdiknas.

Dick, W., Carey, L., & Carey, J. O. 2001. The Systematic Design Of Instruction. USA:
Addison-Wesley Educational Publisher Inc.

Douglas C. Giancoli. Cuk Imawan. (1997). Fisika Edisi ke Empat. Jakarta. Erlangga.
Handy Febri Satoto, (2013). Apa Itu Cognitive Load Theory (CLT)?. Tersedia di :
http://aplikasiergonomi.wordpress.com/2013/05/22/apa-itu-cognitive-load-theory-clt/.
Diakses tanggal 13 September 2014.

Siswanto Nita. (2012) Kemampuan Generik Sains pada Pembelajaran Fisika. Tersedia :
file:///D:/1.%202014/Edutainment%20%20Kemampuan%20Generik%20Sains%20Pa
da%20Pembelajaran%20Fisika.htm. ( 5 April 2013)

Supiyanto. (2007).Fisika Untuk SMA Kelas XI. Phibetha Aneka Gama. Jakarta.

Wijaya. M. 2012. Pengembangan Kemampuan Pemodelan Matematika dan Inferensi Logika


Guru Fisika SMA dengan Menerapkan Teori Muatan Kognitif melalui Diklat.
Disertasi. Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Wijaya,M, Setiawan, A. Trisnamansyah,. S, Tjiang, P.C. (2012). Analisis Potensi


Pengembangan Kemampuan Pemodelan Matematika, Kemampuan Inferensi Logika
dan Penerapan Teori Muatan Kognitif dalam Bahan Ajar untuk Diklat Guru Fisika
SMA. Makalah pada seminar nasional Inovasi Pembelajaran IPA, PPPPTK IPA.
Bandung

Widodo.W. (2009). Tinjauan tentang Keterampilan Generik. Tersedia di :


http://vahonov.files.wordpress.com/2009/07/tinjauan-tentang-keterampilan-
generik.pdf. Diakses tanggal 18 April 2014.

………………. Ideal Gases. Tersedia di :


http://dev.physicslab.org/Dokument.aspx?doctype=3&filenam=IdealGases_IdealGase
s.xml, Diakses 13 Mei 2014.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai