OLEH:
DYAH EKA PUSPITA
203142774449
2
Purwareja Klampok, ….November 2020
Guru mapel PKK Peneliti
Mengetahui
Kepala Sekolah SMK HKTI 1
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………….ii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 6
B. Identifikasi Masalah 10
C. Batasan Masalah 10
D. Rumusan Masalah 10
E. Tujuan Penelitian ……10
F. Hipotesis Tindakan……………………………………………............ 10
G. Manfaat Penelitaian……………………………………………………10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 14
B. Penelitian yang Relevan 36
C. Kerangka Berpikir 37
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian 34
a. Pra siklus…………………………………………………………..36
b. Siklus I…………………………………………………………….36
c. Siklus II……………………………………………………………37
d. Siklus III…………………………………………………………..39
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 40
C. Subjek Penelitian 40
D. Prosedur Tindakan……………………………………………………41
E. Definisi Operasional Variabel………………………………….. ……43
F. Teknik dan Instrumen Penelitian………………………………...........44
G. Teknik Analisin Data………………………………………………….48
H. Indikator Keberhasilan tindakan……………………………………....50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Prosedur Penelitian…………………………………………………….52
B. Hasil Penelitian…………………………………………………………52
C. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………………..74
4
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan……………………………………………………………………77
B. Implikasi…………………………………………………………………….79
C. Keterbatasan Penelitian…………………………………………………….79
D. Saran…………………………………………………………………………80
5
BAB I
PENDAHULUAN
masa depan bangsa. Bangsa tanpa pendidikan tidak akan ada penerus cita-cita luhur untuk
yang berkualitas dapat ditempuh melalui Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama,
Sekolah Menengah Atas sampai Perguruan Tinggi. Pendidikan berguna untuk mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penerapan teknologi hanya bisa dilakukan
oleh mereka yang memiliki tingkat pendidikan yang baik dan memadai.
Faktor penentu dalam pendidikan adalah guru dan siswa. Guru sebagai komponen
pembelajaran, dan siswa merupakan salah satu objek dari pembelajaran tersebut. Menurut
PP No. 19 Tahun 2005 pada pasal 19 disebutkan bahwa pada proses pembelajaran pada
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakasa, kreativitas dan kemandirian sesuai bakat, minat dan pengembangan fisik
pendidik, sehingga diharapkan siswa mampu memahami dan mengerti dalam setiap materi
yang diajarkan. Suatu materi perlu memiliki pola pembelajaran dan metode pengajaran
6
yang baik agar materi dapat tersampaikan secara keseluruhan. Keterbatasan memperoleh
informasi dan pengetahuan dari media lain, karena kurangnya pemanfaatan fasilitas yang
telah disediakan. Penggunaan fasilitas perpustakaan dan media internet masih terbatas dan
kurang digunakan secara optimal. Hal ini menyebabkan minimnya pengetahuan yang
dimiliki siswa, sehingga pengetahuan siswa tidak berkembang secara optimal dengan
dapat menyebabkan sistem pengajaran lebih baik dan tidak bersifat monoton. Variasi
dalam cara mengajar dengan metode pembelajaran yang berbeda-beda, dapat mengubah
proses belajar yang biasanya menggunakan metode ceramah (berjalan satu arah). Metode
ceramah membuat kreativitas seorang siswa menjadi kurang, karena siswa terbiasa dengan
pengetahuan atau informasi yang diberikan oleh guru, sehingga siswa tidak terlatih untuk
mengembangkan pola pikirnya dalam merespon suatu materi, demikian pula selama proses
pembelajaran guru tidak hanya memberikan materi dari kompetensi yang telah ditetapkan.
motivasi belajar siswa. Tanpa adanya motivasi belajar dan metode pembelajaran yang
menarik, kiranya sulit bagi guru untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Oleh
Perlu adanya pendekatan khusus dalam memahami karakteristik siswa agar metode
pembelajaran yang digunakan guru sesuai dan dapat direspon baik oleh siswa. Kecocokan
siswa terhadap metode yang dipakai oleh seorang guru, maka akan meningkatkan
keingintahuan dan ketertarikan siswa terhadap materi yang disampaikan, sehingga siswa
dapat menikmati dalam kegiatan belajar. Pengalaman dan pengetahuan guru dalam hal
materi maupun metode-metode penyampaian materi yang sangat luas dapat menambah
daya tarik siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang mendalam karena
7
SMK HKTI 1 Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara adalah sekolah
menengah kejuruan yang terletak di Jl. Purwareja Klampok No. 82A Kabupaten
Banjarnegara, Jawa Tengah, Indonesia. Sekolah ini mempunyai 3 program keahlian yaitu
Akuntansi dan Keuangan Lembaga, Farmasi dan Teknik Mekanik Industri. Sejalan dengan
tujuan SMK, maka siswa SMK HKTI 1 Purwareja Klampok dibekali pengetahuan sesuai
dengan jurusan masing-masing yang terangkum dalam standar kompetensi tertentu. Salah
satu standar kompetensi yang harus dikuasai di program jurusan Akuntansi SMK HKTI 1
Purwareja Klampok adalah standar kompetensi Hak Atas Kekayaan Intelektual pada mata
Purwareja Klampok pada saat melaksanakan observasi kelas diperoleh gambaran kondisi
peserta didik pada saat proses pembelajaran berlangsung. Seorang peserta didik hanya
akan menjawab pertanyaan guru jika ditunjuk oleh guru untuk menjawab, sedangkan
sebagian siswa lainnya berbicara dengan temannya. Dalam proses pembelajaran peserta
didik kurang terlibat dalam proses pembelajaran sehingga cenderung pasif dan kurang
aktif dalam mengajukan pertanyaan kritis kepada guru, kurang bersemangat serta kurang
tertarik terhadap materi pembelajaran. Peserta didik kurang memahami materi pelajaran
yang disampaikan, karena dengan metode konvensional yaitu metode ceramah, peserta
didik hanya menghafal saja. Hal ini juga mengakibatkan kurangnya kerjasama di kalangan
peserta didik karena tidak ada interaksi langsung antar peserta didik. Hasil belajar dari
proses produk kreatif dan kewirausahaan juga kurang maksimal dan belum seluruhnya
memenuhi KKM. Prestasi belajar siswa berdasarkan hasil dokumentasi ulangan harian
menunjukkan bahwa dari 32 siswa yang masuk kategori tuntas belajar dengan KKM 75
hanya 20 siswa atau 63% dengan nilai tertinggi 85, terendah 56 dan rata-rata kelas 78 di
kelas XI Akuntansi 4, sedangkan untuk kelas XI Akuntansi 1,2 dan 3 tidak menunjukkan
8
adanya remidi. Nilai KKM untuk mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan
adalah 75.
masih terfokus pada guru. Metode pembelajaran yang digunakan saat ini masih
menggunakan metode ceramah sehingga siswa hanya menerima materi dari guru, bagi
siswa yang kurang aktif dan tidak berani bertanya pada guru mereka akan mengalami
kesulitan dalam mengidentifikasikan hak atas kekayaan intelektual, hal ini menyebabkan
siswa menjadi kurang aktif dalam proses belajar. Pembelajaran yang seperti ini dinilai
kurang efektif. Maka dari itu salah satu alternatif cara yang dapat digunakan sebagai usaha
meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menerapkan metode pembelajaran peer
teaching.
Metode pembelajaran Peer Teaching dikenal dengan istilah tutor sebaya. Menurut
Jarvis (2001) dalam Endang Mulyatiningsih (2011 : 235), peer teaching is learner-
centered activity because members of educational communities plan and facilitate learning
opportunities for each other. There is the expectation of reciprocity, e.g., peers will plan
and facilitate courses of study and be able to learn from the planning and facilitation of
other members of community. Artinya, peer teaching merupakan kegiatan belajar yang
berpusat pada peserta didik sebab anggota komunitas merencanakan dan memfasilitasi
kesempatan belajar untuk dirinya sendiri dan orang lain. Hal ini diharapkan dapat terjadi
timbal balik antara teman sebaya yang akan bertugas merencanakan dan memfasilitasi
kegiatan belajar dan dapat belajar dari perencanaan dan fasilitas anggota kelompok
lainnya.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin melakukan suatu penelitian tindakan kelas
(PTK) guna meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran produk kreatif dan
9
teaching (tutor sebaya) ini diharapkan mampu mengembangkan keaktifan dan kerjasama
antara siswa satu dengan yang lainnya maupun dengan guru. Metode pembelajaran peer
teaching (tutor sebaya) ini mengharuskan siswa untuk aktif berbicara pada saat berdiskusi,
B. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Siswa kurang memiliki keberanian untuk bertanya dan berpendapat, siswa hanya
3. Hasil belajar yang kurang maksimal dan belum semua peserta didik mencapai nilai
4. Metode pembelajaran yang digunakan masih berjalan satu arah dan bersifat
C. BATASAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas,
penelitian ini difokuskan pada penerapan metode pembelajaran peer teaching untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI Akuntansi 4 pada mata pelajaran Produk Kreatif
dan Kewirausahaan di SMK HKTI 1 Purwareja Klampok tentang kompetensi dasar hak
D. RUMUSAN MASALAH
10
2. Bagaimanakah peningkatan keaktifan siswa kelas XI Akuntansi 4 di SMK HKTI 1
sebaya)?
(tutor sebaya)?
E. TUJUAN PENELITIAN
bertujuan:
sebaya).
sebaya).
F. HIPOTESIS TINDAKAN
1. Jika model pembelajaran Peer Teaching ( tutor sebaya) diterapkan dalam pembelajaran
produk kreatif dan kewirausahaan pada siswa kelas XI Akuntansi 4 SMK HKTI 1
meningkat.
G. MANFAAT PENELITIAN
11
Membantu agar dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, kreatif dan dapat
2. Bagi Guru
Penelitian ini dapat memotivasi guru untuk selalu melakukan perbaikan terhadap
3. Bagi Sekolah
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI
secara efektif dan efisien. Menurut Wina Sanjaya (2008: 203) pembelajaran merupakan
kegiatan proses belajar pada diri seseorang manakala terjadi perubahan dari input menjadi
output. Sebagai sebuah sistem pembelajaran meliputi suatu komponen antara lain: tujuan,
a) Pengertian Belajar
Belajar dilakukan siswa dan merupakan kegiatan yang penting untuk meraih
peningkatan pengetahuan dan ketrampilan. Dengan adanya suatu kegiatan belajar
yang baik, terjadi perubahan pada diri siswa kearah yang lebih baik.
Oemar Hamalik (2011: 21) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu bentuk
laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Belajar menurut Slameto (2010:2)
“Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Sedangkan Sugihartono (2007: 74-76) mengidentifikasi ciri-ciri perilaku belajar
yaitu:
13
4) Perubahan bersifat permanen
Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan yang disebut belajar
perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau
b) Jenis-Jenis Belajar
materi belajar yang bersifat luas, misalnya mempelajari sajak atau gerakan-
gerakan motoris seperti silat. Dalam hal ini individu memecah seluruh materi
pelajaran menjadi bagian-bagian yang satu sama lain berdiri sendiri. Sebagai
lawan dari cara belajar bagian adalah cara belajar keseluruhan atau belajar
global.
Konsep ini diperkenalkan oleh W. Kohler, salah satu seorang tokoh Psikologi
Gestalt pada permulaan tahun 1971. Sebagai suatu konsep, wawasan (insight)
ini berorientasi pada data yang bersifat tingkah laku (perkembangan yang
14
mereorganisasikan pola-pola tingkah laku yang telah terbentuk dengan suatu
persoalan.
pelajar mampu menguasainya. Belajar global ini merupakan lawan dari belajar
bagian.
(intensional), sebab dalam belajar insidental pada individu tidak ada kehendak
untuk belajar. Dari salah satu penelitian ditemukan bahwa dalam belajar
Dalam konsep ini, reaksi siswa yang diperlihatkan diikuti oleh tanda-tanda
yang mengarah pada siswa tersebut akan mendapat hadiah, hukuman, berhasil
atau gagal. Oleh karena itu cepat atau lambatnya seseorang belajar dapat diatur
kebutuhan. Dalam hal ini maka salah satu bentuk belajar instrumental yang
15
Belajar dengan arah tujuan merupakan lawan dari belajar insidental. Konsep
Perubahan tingkah laku yang terlihat tidak terjadi secara cepat, dan oleh karena
Perubahan tingkah laku yang terjadi tidak terlihat secara nyata, melainkan
berupa perubahan proses kognitif karena ada bahan yang dipelajari. Ada
tidaknya belajar mental ini terlihat pada tugas-tugas yang bersifat motoris.
dari satu situasi ke situasi lain. Belajar disebut produktif apabila individu
ke situasi lainnya.
Belajar verbal adalah belajar mengenai materi verbal dengan melalui latihan
dan ingatan.
belajar, yaitu prinsip belajar yang dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi
yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara individual. Prinsip belajar menurut
instruksional.
16
b) Dapat menimbulkan motivasi yang kuat pada siswa guna.
a) Pengertian Mengajar
harus dapat mengajar di depan kelas. Bahkan mengajar dapat dilakukan pada
sekelompok siswa di luar kelas. Mengajar adalah salah satu komponen dari
proses mengajar.
Mengajar bukan tugas yang ringan bagi seorang guru. Dalam mengajar guru
17
dewasa yang sadar tanggung jawab terhadap diri sendiri, berpribadi dan bermoral.
Menurut Wina Sanjaya (2008: 207), konsep dasar mengajar antara lain:
seorang guru kepada murid, hal ini tidak lain adalah proses mentranfer ilmu.
Dalam hal ini proses pengajaran hanya akan terjadi apabila ada guru, dan
tidak mungkin terjadi tanpa adanya kehadiran seorang guru. Oleh karena itu,
maka minimal ada tiga peran utama yang harus dilakukan oleh seorang guru
metode belajar apa yang paling cocok untuk pengajaran, sering kali seorang
guru menggunakan metode ceramah atau satu arah; dan sebagai evaluator
Dalam hal ini siswa dianggap sebagai organisme yang pasif, yang belum
siswa dituntut memahami apa yang ditransfer oleh guru. Sebagai obyek
Dalam hal ini proses pengajaran sudah ditentukan didalam kelas dengan
penjadwalan yang ketat sehingga siswa hanya belajar apabila didalam kelas
18
4) Tujuan utama pengajaran adalah penguasaan materi pelajaran
dari mata pelajaran yang diberikan oleh sekolah. Oleh karena itu, maka alat
evaluasi yang digunakan adalah tes hasil belajar tertulis yang dilaksanakan
secara periodik.
belajar, siswa diposisikan sebagai subyek belajar yang memegang peran utama,
sehingga siswa dituntut untuk aktif bahkan secara individual untuk mempelajari
Dalam hal ini siswa memiliki kesempatan untuk belajar sesuai kemauan
gaya belajarnya sendiri. Dengan demikian peran seorang guru berubah dari
Dalam hal ini siswa dipandang seebagi organisme yang aktif, yang
19
Dalam hal ini, kelas bukanlah satu-satunya tempat untuk belajar siswa.
Dalam hal ini, penguasaan materi bukanlah tujuan dari pembelajaran tetapi
proses mengubah tingkah laku sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
mengajar dan dilaksanakan secara efektif. Hal ini untuk mengetahui gejala-gejala
perubahan tingkah laku yang terjadi pada peserta didik. Menurut Slameto (2010:
a) Perhatian
diberikan selama proses mengajar. Perhatian akan lebih besar apabila pada
siswa ada minat dan bakat. Bakat telah dibawa sejak lahir, namun dapat
b) Aktivitas
sendiri tidak maksimal karena perlu dipikirkan dan diolah kemudian dikeluarkan
dengan bentuk yang berbeda, atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat,
c) Appersepsi
20
Guru perlu menghubungkan pelajaran yang diberikan dengan pengetahuan yang
d) Peragaan
benda tiruan, atau menggunakan media lain seperti televisi dan radio.
e) Repetisi
Guru harus mengulang penjelasan suatu unit pelajaran. Ingatan siswa itu
tidak setia sehingga perlu dibantu dengan mengulang pelajaran yang sudah
dijelaskan. Pelajaran yang diulang akan memberikan tanggapan yang jelas dan
f) Korelasi
g) Konsentrasi
Hubungan antar mata pelajaran dapat dipusatkan pada satu minat sehingga
soal sendiri.
h) Sosialisasi
21
Siswa perlu bergaul dengan teman lainnya selain segi sosial yang perlu
i) Individualisasi
Guru harus mendalami perbedaan siswa (secara individu) agar dapat melayani
j) Evaluasi
Evaluasi dapat memberi motivasi bagi guru maupun siswa, mereka akan lebih
evaluasi.
3. Keaktifan Siswa
a) Pengertian Keaktifan
Proses pembelajaran sangat memerlukan keaktifan siswa, tanpa adanya
(2011: 100) keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu
berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia aktif berarti giat (bekerja, berusaha). Menurut
beraneka ragam bentuknya, mulai dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai
kegiatan psikis yang sulit diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca,
22
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keaktifan adalah
kegiatan berbuat dan berfikir yang meliputi fisik maupun mental sebagai suatu
b) Klasifikasi Keaktifan
Penilaian proses belajar mengajar terutama adalah melihat sejauh mana keaktifan
dan interupsi.
23
7) Kegiatan-kegiatan mental (mental activities), seperti: merenungkan,
gugup
pembelajaran cukup kompleks dan bervariasi. Aktifitas disini tidak hanya terbatas
pada aktifitas jasmani saja yang didapat secara langsung diamati tetapi juga
inilah yang disebut keaktifan belajar. Perbedaan belajar aktif dan pasif menurut
Bobby de Potter dan Mike Hernacki seperti dikutip oleh Heni Purwanti (2006: 25)
tersebut dapat belajar dari situasi apapun, siswa dapat menggunakan apa yang
dipelajari sehingga apa yang dipelajari tidak sia-sia. Selain itu siswa yang aktif
24
dalam belajar akan melakukan berbagai usaha untuk mencapai tujuannya. Siswa
yang aktif tidak akan menarik diri dari kehidupan tersebut, melainkan siswa dapat
Berdasarkan uraian di atas, maka keaktifan siswa adalah keterlibatan siswa dalam
4. Hasil Belajar
metode dan alat serta penilaian. Tujuan sebagai arah dari proses belajar-mengajar
pada hakikatnya adalah rumusan tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai oleh
tujuan yang telah ditetapkan. Metode atau alat adalah cara atau teknik yang
tindakan untuk mengatahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai
25
atau tidak. Dengan kata lain, penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengatahui
Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan
Asep Jihad (2008: 15) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
Juliah (2004) mengatakan bahwa hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar-
oleh beberapa faktor baik itu faktor yang berasal dari dalam (intern), maupun
faktor yang berasal dari luar dirinya (ekstern). Hasil belajar siswa pada hakekatnya
1) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut faktor individual
(intern)
2) Faktor dari luar individu yang kita sebut faktor sosial (ektern)
dimaksud faktor sosial antara lain faktor keluarga/ keadaan rumah, guru dan
26
cara mengajarnya, lingkungan dalam belajar-mengajarnya, lingkungan dan
dapat ditinggalkan. Menilai merupakan salah satu proses belajar dan mengajar. Di
meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan
a) Pengamatan
b) Ingatan
c) Pemahaman
d) Penerapan
e) Analisis
f) Sintesis
a) Penerimaan
b) Sambutan
c) Apresiasi
d) Internalisasi
e) Karakterisasi
27
b) Kecakapan ekpresi verbal dan nonverbal
Salah satu sumber belajar di sekolah selain guru adalah siswa. Siswa memiliki
dalam Anggorowati (2011) sumber belajar tidak harus selalu dari guru. Sumber
belajar dapat diperoleh dari teman satu kelas yang lebih pandai atau dari keluarga.
Sumber belajar bukan guru dan berasal dari orang lain yang lebih pandai disebut
Tutor. Ada dua macam tutor, yaitu tutor sebaya dan tutor kakak. Tutor sebaya
tinggi atau pandai sebagai tutor sebaya diharapkan dapat membantu teman-
temannya yang mengalami kesulitan dalam belajar sehingga hasil belajar siswa
lebih meningkat. Metode pembelajaran Peer Teaching dikenal dengan istilah tutor
sebaya. Menurut para ahli Boud, D., Cohen, dan J. Sampson (Keppell, 2006), peer
teaching and learning from each other. Artinya tutor teman sebaya merupakan salah
satu metode untuk mendorong pembelajaran yang bermakna yang melibatkan siswa
Menurut para ahli Boud, D., Cohen, dan J. Sampson (Keppell, 2006), peer teaching
and learning from each other. Artinya tutor teman sebaya merupakan salah satu
28
Menurut Branley (1974: 53) ada dua model dasar dalam menyelenggarakan
1) Student to student
2) Group to tutor
dilakukan dengan membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang agar
student adalah siswa yang berperan sebagai tutor. Dengan satu tutor memberi
bimbingannnn belajar.
Peer Teaching atau tutor sebaya harus dipilih dari siswa atau sekelompok
teman-temannya dan sudah menguasai bahan yang akan disampaikan teman lainnya.
hanya gurulah yang mengetahui jenis kelemahan siswa, sedangkan tutor hanya
yang merasa kurang dalam pelajaran dianjurkan untuk bertanya kepada teman
sebayanya yang lebih pandai. Peer teaching (tutor sebaya) melibatkan siswa
belajar satu sama lain dengan cara berbagi pengetahuan, ide dan pengalaman
antara peserta didik. Hal ini menanamkan bahwa belajar tidak harus dengan
29
guru di sekolah yang mengakibatkan siswa menjadi tergantung kepada guru.
1) Tutor dapat diterima (disetujui) oleh siswa yang mendapat program perbaikan
sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut atau enggan untuk bertanya
kepadanya.
2) Tutor dapat menerangkan bahan perbaikan yang dibutuhkan oleh siswa yang
3) Tutor tidak tinggi hati, kejam, atau keras hati terhadap sesama kawan.
1) Tahap Persiapan
(a) Guru merancang setiap pengajaran satu pokok bahasan yang dirancang
diselesaikan.
(b) Menentukan beberapa orang siswa yang memenuhi kriteria sebagai tutor
(c) Mengadakan latihan bagi para tutor. Dalam pelaksanaan tutor atau
bimbingan ini, siswa yang menjadi tutor bertindak sebagai guru. Sehingga
30
2) Tahap Pelaksanaan
(a) Setiap pertemuan pada pembelajaran peer teaching ini guru memberikan
(b) Siswa belajar dalam kelompoknya sendiri. Siswa yang telah ditunjuk
tugas. Jika ada masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh tutor barulah
(a) Guru mengawasi jalannya proses pembelajaran peer teaching ini, guru
dalam kelompokknya
4) Tahap Evaluasi
(a) Sebelum kegiatan pembelajaran dengan metode peer teaching ini diakhiri,
Peran guru dalam pembelajaran peer teaching ini adalah hanya ssebagai fasilitator
dan pembimbing terbatas. Artinya guru hanya melakukan intervensi ketika betul-
pembelajaran peer teaching ini dengan memberikan pengarahan dan bantuan jika
peserta didik. Ketika mereka belajar dengan tutor sebaya, peserta didik juga
dan memahami apa yang dipelajari dengan cara yang bermakna. Siswa yang
31
ditunjuk sebagai tutor juga akan bangga atas perannya dan dapat belajar dari
kurang aktif menjadi aktif karena tidak perlu merasa canggung dan malu lagi
untuk bertanya dan mengeluarkan pendapatnya secara bebas. Juga rasa saling
dibandingkan guru. Dikarenakan peserta didik melihat masalah dengan cara yang
1) Adakala hasilnya lebih baik bagi beberapa anak yang mempunyai perasaan
yang akan dibahas. Dengan memberitahukan kepada anak lain, maka seolah-
32
adalah membangun kreativitas siswa yang kurang aktif menjadi lebih aktif.
Karena dengan tutor sebaya siswa tidak malu lagi untuk bertanya dan
mengeluarkan pendapat secara
6. Kajian Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Arikunto (2012: 2-3), penelitian tindakan kelas yaitu sebuah kegiatan
membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan,
dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data
atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang
menarik minat dan penting bagi peneliti; (2) Tindakan-menunjuk pada sesuatu
gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian
berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa; (3) Kelas-dalam hal ini tidak
terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik.
Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang
dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang
sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Sedangkan
dan belajar dari pengalaman mereka sendiri dengan mencoba suatu gagasan
perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka dan melihat pengaruh nyata dari
upaya itu.
33
Masalah yang dipecahkan merupakan persoalan praktis yang dihadapi
mengkaji ulang tindakan yang telah diberikan dan implikasi yang muncul
dilakukan sekarang.
tindakan nyata.
34
c. Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Sukardi (2003: 212-214), mengemukakan bahwa penelitian tindakan
berikut.
1. Rencana
apa yang telah terjadi. Dalam penelitian tindakan, rencana tidak harus
awal bahwa tindakan sosial pada kondisi tertentu tidak dapat diprediksi
harus fleksibel untuk mengadopsi pengaruh yang tidak dapat dilihat dan
2. Tindakan
terencana dan mengacu pada rencana yang rasional dan terukur. Tindakan
yang baik adalah tindakan yang mengandung 3 unsur penting, yaitu: the
berlangsung.
3. Pengamatan
35
diberikan kepada subyek. Oleh karena itu, pengamatan harus mempunyai
dasar-dasar reflektif waktu sekarang dan waktu yang akan datang. Seperti
fleksibel dan terbuka untuk dapat mencatat gejala yang muncul, baik yang
4. Perenungan
dalam kerangka kerja proses, problem, isu, dan hambatan yang muncul
digunakan untuk menjawab variasi situasi sosial dan isu sekitar yang
yang ada dapat dipecahkan dan terjadi peningkatan kualitas proses pembelajaran.
36
Pendidikan di sekolah merupakan pendidikan yang bersifat formal melalui susunan
mengacu kepada kurikulum. Menurut undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 19, bahwa “kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
Proses pembelajaran memiliki tujuan agar siswa mencapai kompetensi yang telah
elemen pembelajaran, antara lain performansi guru dan siswa. Performansi guru dalam
dalam pembelajaran, maka akan semakin baik pula mutu pendidikan. Kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Guru yang
siswa pada proses belajar. Mengingat setiap proses pembelajaran perlu dipersiapkan
maka setiap tujuan pembelajaran perlu dirumuskan sedemikian rupa agar dapat diukur
Guru perlu memperhatikan bahwa model pembelajaran yang digunakan juga sesuai
dengan materi yang akan disajikan kepada siswa karena tidak semua model
Kajian penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan ini adalah:
37
oleh Budi Kristina tahun 2013, menyimpulkan bahwa keaktifan belajar siswa
sebesar 33,26%, dan ke siklus III sebesar 34,43%. Selain itu dengan menggunakan
adanya peningkatan rata-rata kelas dari pra siklus ke siklus I sebesar 3,9%, ke
siklus II sebesar 6,5% dan ke siklus III sebesar 7,8%. Pada pra siklus nilai rata-rata
siswa 77, pada siklus I meningkat menjadi 80, siklus II menjadi 82 dan siklus III
menjadi 83.
3. Pola Rok Celana Melalui Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Pada Mata Pelajaran
Mulok PKK di SMP Negeri 2 Depok” yang dilakukan oleh Nove Adekayanti tahun
ditunjukkan dengan nilai rata-rata siswa 74,28 dan setelah dilakukan tindakan
pertama nilai rata-rata meningkat 4,8 (6,516%) menjadi 79,08. Kemudian pada
C. KERANGKA BERPIKIR
prestasi belajar siswa dapat meningkat. Untuk itu dilakukan upaya perbaikan pada
terutama untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan juga
hasil belajar siswa dengan menggunakan metode peer teaching (tutor sebaya).
diduga dapat meningkatkan peran serta siswa, sebab dalam pelaksanaannya siswa
38
memberi tanggung jawab bagi siswa yang ditunjuk sebagai tutor peer teaching untuk
mengajari peserta peer teaching. Dengan demikian siswa yang ditunjuk sebagai tutor
peer teaching dituntut untuk selalu aktif dan mengajari siswa yang lain dalam
mempelajari materi yang diberikan oleh guru. Siswa yang ditunjuk sebagai tutor peer
teaching adalah siswa yang memiliki nilai yang bagus dan mampu menguasai materi
sedangkan siswa lain adalah siswa yang kurang aktif dan lambat dalam menerima
pelajaran dari guru. Penerapan metode pembelajaran peer teaching (tutor sebaya) ini
diharapkan akan menciptakan proses belajar yang bermakna bagi siswa dan siswa
termotivasi untuk belajar sehingga akan dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi
belajar siswa. Peran guru dalam proses penerapan metode pembelajaran peer teaching
(tutor sebaya) yaitu mengawasi jalannya proses belajar mengajar dan membimbing
siswa yang kurang paham atau mengalami kesulitan dari penjelasan tutor peer teachin
Adapun kerangka berpikir yang lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 1 dibawa ini:
39
INDENTIFIKASI MASALAH
1. Siswa kurang memiliki keberanian untuk
40
BAB III
METODE PENELITIAN
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK)
atau classroom action research, penelitian tindakan kelas bersifat partisipatori dan
guru mata pelajaran produk kreatif dan kewirausahaan yaitu Bapak Erwin Dwi
Prasetyo Widodo dan Bapak Sarwanto, yang tergabung dalam satu tim untuk
penelitian.
situasi pembelajaran kelas yang perlu ditingkatkan. Secara singkat dalam PTK,
secara bersama harus melaksanakan empat aspek penting yaitu menyusun rencana
b. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian
tindakan adalah model Kemmis dan Taggart , yang membagi prosedur penelitian
tindakan dalam empat tahap kegiatan pada satu putaran (siklus) yaitu: perencanaan
34
tersebut sering diacu oleh para peneliti tindakan. Model Kemmis dan Taggart
RENCANA
REFLEKSI TINDKA
SIKLUS I N
OBSERVASI
RENCANA
OBSERVASI
RENCANA
OBSERVASI
35
Gambar 2. Tahapan Siklus Penelitian Tindakan Model Kemmis dan Taggart
kompetensi dasar yang akan digunakan pada saat penelitian yaitu Kompetensi
Dasar memahami hak atas kekayaan intelektual. Selain itu, dalam pra siklus ini
juga sudah menentukan kelas yang akan diberikan tindakan yaitu kelas XI
b. Siklus I
1. Rencana
putaran 2. Adapun hal-hal yang dilakukan dalam tahap rencana ini adalah
sebagai berikut:
36
pengertian, sejarah, prinsip dan manfaat HAKI pada mata pelajaran
2. Tindakan
kelompoknya masing-masing.
3. Observasi
4. Refleksi
Pada tahap ini refleksi dilakukan oleh peneliti dan guru. Refleksi dilakukan
menganalisis hasil belajar siswa dan keaktifan belajar siswa dalam proses
c. Siklus II
1. Rencana
37
Pada pembelajaran siklus II ini menggunakan metode pembelajaran peer
putaran 3. Adapun hal-hal yang dilakukan dalam tahap rencana ini adalah
sebagai berikut:
2. Tindakan
Pada tahap tindakan ini kegiatan pembelajaran siklus II menggunakan
dan peer teaching. Guru melakukan kegiatan pembelajaran teori dan peer
masing.
3. Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti dan guru terhadap proses pembelajaran
siklus II. Observasi dilakukan terhadap dua aspek yaitu keaktifan belajar
38
4. Refleksi
Pada tahap ini refleksi dilakukan oleh peneliti dan guru pengampu.
hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II. yaitu menganalisis hasil
d. Siklus III
1. Rencana
Adapun hal-hal yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah sebagai
berikut.
format WP.
c). Membentuk kelas menjadi 4 kelompok praktik. Tiap kelompok terdiri dari
6-7 siswa.
2. Tindakan
39
Pada tahap tindakan ini kegiatan pembelajaran siklus III menggunakan
metode pembelajaran peer teaching. Tindakan dilakukan oleh guru dan peer
praktik pengukuran.
3. Observasi
Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh guru terhadap proses
4. Refleksi
Pada tahap ini refleksi dilakukan oleh peneliti berkolaborasi dengan guru
1. Lokasi Penelitian
Klampok,
Indonesia.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2020 sampai bulan Desember
2020. Adapun tahapan yang dilakukan adalah tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan
tahap pelaporan.
C. SUBJEK PENELITIAN
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Akuntansi 4 SMK HKTI 1 Purwareja
Klampok dan objek penelitian yaitu keaktifan dan hasil belajar Produk Kreatif dan
40
kewirausahaan siswa kelas XI Akuntansi 4 melalui penerapan metode pembelajaran Peer
teaching. Subjek penelitian ini ditentukan berdasarkan hasil observasi terhadap keempat
kelas, XI Akuntansi 4 masih terdapat remidi untuk mata pelajaran Produk Kreatif dan
dari perbedaaan ciri dan karakteristik, guru pengampu mata pelajaran Produk Kreatif dan
D. PROSEDUR TINDAKAN
Penelitian tindakan kelas ini dirancang meliputi kegiatan persiapan atau pra tindakan dan
kegiatan tindakan penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan model Kemmis dan
Teggart yang terdiri dari beberapa siklus dan masing-masing siklus mempunyai 4
Siklus I
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan tindakan dilakukan oleh guru. Berdasarkan hasil dari pra siklus,
Purwareja Klampok.
masalah pembelajaran.
materi produk kreatif dan kewirausahaan kompetensi dasar memahami hak atas
kekayaan intelektual, alat evaluasi (soal pre-test dan post-test), dan lembar
41
d. Membuat kelompok-kelompok belajar, masing-masing kelompok terdiri dari 4-5
siswa.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Pada tahap ini,
melakukan penelitian terhadap segala kegiatan yang dilakukan siswa selama proses
Peer Teaching. Pelaksanaan tindakan ini bersifat fleksibel atau berubah-ubah, dapat
dimodifikasi sewaktu-waktu sesuai dengan situasi dan kondisi serta keperluan yang
3. Pengamatan (Observing)
sehingga pada tahap ini berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan. Jadi, pada
tahap pelaksanaan tindakan dan pengamatan dilakukan dalam waktu yang sama.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan pengamatan dan
mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan
berlangsung. Semua hal yang terjadi di kelas saat pembelajaran berlangsung dicatat
Peer Teaching untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Produk
4. Refleksi (Reflecting)
Pada tahap ini, peneliti menganalisis data yang telah diperoleh selama
diskusi antara peneliti dan guru mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan
42
keseluruhan tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang sudah terkumpul,
terdapat masalah pada saat refleksi, maka akan dilakukan proses pengkajian ulang
terselesaikan.
Siklus II
Kegiatan yang dilaksankan pada siklus II dimaksudkan sebagai perbaikan dari
siklus I. Pelaksanaan siklus II sama dengan siklus I yaitu dimulai dari tahap
Siklus III
Kegiatan yang dilaksankan pada siklus III dimaksudkan sebagai perbaikan dari
siklus I dan II. Pelaksanaan siklus III sama dengan siklus I dan II yaitu dimulai dari
Hasil belajar siswa dalam penelitian ini pada aspek kognitif dan diukur dengan test
Keaktifan belajar siswa dalam penelitian ini mencakup enam aspek dan diukur
Metode pembelajaran peer teaching (tutor sebaya) berfungsi sebagai sumber belajar
43
F. TEKNIK DAN INSTRUMEN PENELITIAN
a. Wawancara
cara tatap muka langsung, melalui teleconference atau telepon. Selama proses
b. Tes
menguasai materi yang diajarkan. Peneliti akan menggunakan pre test dan
post test untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
44
dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) penguasaan kompetensi. Dalam
penelitian ini, tes yang akan digunakan adalah tes essay (subjektif).
c. Catatan Lapangan
sumber informasi yang sangat penting dalam penelitian tindakan kelas yang
kegiatan guru dan siswa saat pembelajaran proses pra siklus, siklus I, siklus
d. Observasi
e. Dokumentasi
belajar siswa, hasil tes dan foto selama proses pembelajaran berlangsung.
2. Instrumen Penelitian
a. Tes Prestasi
45
Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa khususnya aspek kognitif.
Peneliti menggunakan pre test dan post test untuk mengetahui peningkatan hasil
Penilaian ini diukur dengan menggunakan rubrik sesuai dengan soal essay.
b. Catatan Lapangan
46
Catatan lapangan berupa formulir yang digunakan sebagai catatan berbagai
aspek dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas
yang dilakukan guru, interaksi yang dilakukan guru dan siswa. Catatan ini juga
perencanaan.
c. Lembar Observasi
Kegiatan pengamatan dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh guru pada saat
proses pembelajaran pra siklus, siklus I, siklus II dan siklus III berlangsung.
Lembar observasi yang digunakan berbentuk daftar checklist (√) pada lembar
observasi keaktifan belajar siswa. Pedoman observasi dapat dilihat pada kisi-kisi
saat diskusi
-
Mendengarkan Mendengarkan penjelasan tutor Siswa
sebaya saat berdiskusi
47
sekelompok
menggunakan skala likert empat jawaban alternatif yaitu sangat baik, baik, tidak
baik, dan sangat tidak baik (Endang Mulyatiningsih, 2011: 29). Rincian dari skala
Kriteria Nilai
Sangat Baik 4
Baik 3
Tidak Baik 2
Sangat Tidak Baik 1
d. Dokumentasi
kreatif dan kewirausahaan akan dianalisis dan dipersentase. Teknik analisis data yang
%= ×100%
48
2. Teknik analisis data hasil belajar Dasar Kepariwisataan
Keterangan :
= Mean (rata-rata)
= Nilai x ke i sampai n
% ketuntasan = × 100%
3. Validitas Instrumen Penelitian
yaitu pengujian validitas kontruk (contruct validity), pengujian validitas isi (contect
orang validator, yang terdiri dari 2 ahli dalam instrumen penelitian tindakan kelas.
Hasil dari validitas instrumen penelitian ini akan dijabarkan secara ringkas.
KBM Akuntansi. Oleh sebab itu, dari hasil validitas kepada kedua experts,
49
Kriteria keberhasilan tindakan adalah apabila setelah penggunaan metode
Peer Teaching terjadi peningkatan keaktifan belajar dan hasil belajar siswa.
Indikator keberhasilan tindakan dalam penelitian ini adalah:
1. Keaktifan belajar Produk Kreatif dan Kewirausahaan
Keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran produk kreatif dan kewirausahaan
pembelajaran peer teaching (tutor sebaya) akan dikatakan meningkat apabila hasil
rata-rata prosentase seluruh aspek yang diamati lebih dari 75%. Aspek-aspek
Hasil belajar siswa pada mata pelajaran produk kreatif dan kewirausahaan kelas
peer teaching (tutor sebaya) akan dikatakan meningkat pada ranah kognitif apabila
hasil rata-rata nilai kelas mencapai 75% atau mencapai nilai KKM (Kriteria
Hal ini dilihat dari hasil observasi perolehan skor rata-rata dari pra siklus, siklus
I, siklus II dan siklus III. Prestasi belajar pada siswa dikatakan meningkat apabila 85
% siswa mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Hal ini dapat dilihat
50
dari hasil obervasi nilai siswa saat melakukan praktik pengukuran pada pra siklus,
51
BAB IV
A. PROSEDUR PENELITIAN
kompetensi dasar Hak atas kekayaan intelektual tahun ajaran 2020/ 2021. Sumber
Klampok yang berjumlah 32 orang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
sumber informasi bagi para guru untuk memilih dan menetapkan prosedur,
metode, dan teknik mengajar yang dipandang paling efektif, efisien dan
B. HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi Pra Penelitian Tindakan Kelas
Kegiatan pra penelitian tindakan kelas diawali dengan mengamati proses
peneliti, guru menggunakan metode belajar ceramah dan tanya jawab dalam
siswa hanya diam pada saat guru bertanya, siswa hanya berbisik dan berbicara
52
kepada teman disampingnya jika diberi kesempatan untuk bertanya ataupun
XI Akuntansi 2dan XI Akuntansi 3. Pada saat guru keluar kelas siswa kelas XI
Akuntansi 4 juga lebih ramai dan gaduh dibandingkan dengan kelas lainnya.
metode pembelarajan peer teaching pada mata pelajaran produk kreatif dan
dan kelas yang sama, tetapi terdapat perbedaan ciri dan karakteristik antara siswa
yang ada.
53
Tabel 7. Waktu pelaksanaan penelitian
Pertemuan
Siklus ke- Hari, tanggal Kegiatan
a. Perencanaan (planning)
guru. Berdasarkan hasil diskusi antara guru dna peneliti, disepakati bahwa
untuk siklus I materi yang dipelajari tentang pengertian Hak atas kekayaan
54
c). Membuat skenario pembelajaran yang meliputi: membuat RPP dan
b. Tindakan (acting)
pembelajaran yang telah dibuat. Peneliti dibantu oleh seorang pengamat yaitu
Pada siklus I pelaksanaan proses belajar dan mengajar mata pelajaran produk
teori dilaksanakan pada tanggal 26 Okober 2020 dimulai pada pukul 11.45
menyampaikan tujuan dari pembelajaran yang terkait dengan materi ajar yang
siswa.
55
Pada kegiatan inti guru mulai mengadakan pre-test kepada peserta didik guna
mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai materi produk kreatfi dan
pukul 13.05 - 13.35 WIB. Setelah 30 menit dari pengadaan pre-test, guru
lainnya
Proses KBM untuk 20 menit berikutnya posisi guru digantikan oleh ke-7
yang sudah diberikan dari guru. Tutor terlihat bingung untuk memulai
yang menuntut kejelasan dari penjelasan yang disampaikan oleh tutor. Guru
berbagai pertanyaan yang dilemparkan oleh siswa pada saat proses belajar-
dijelaskan kembali oleh guru. Kegiatan setelah itu adalah guru menyimpulkan
dilemparkan guru secara lisan tanpa melihat handout. Kegiatan terakhir guru
56
menyampaikan materi untuk pertemuan selanjutnya dan ditutup dengan
berdoa.
c. Observasi (observing)
kesimpulan, yaitu:
peer teaching (tutor sebaya) untuk yang pertama kalinya. Pada awal
yang sudah diberikan oleh guru karena masih ada ketakutan ditunjuk
keaktifan belajar siswa pada siklus I direkap pada tabel 8 dibawah ini:
Siklus I
No.
Persentase
(orang) >75%
Masih kurang
25,71%
penting
57
sebaya saat berdiskusi 21,88%
32 49,29%
32 44,53%
32 72,66%
Masih kurang
22,66%
kelompoknya
Masih kurang
belajar siswa yang telah ditetapkan oleh peneliti. Keaktifan siswa pada siklus I
belum mencapai target akhir yaitu 75% dari keseluruhan peserta didik. Target
teaching (tutor sebaya). Siswa yang membaca materi yang diberikan oleh
observer hanya sebesar 49,29%, hanya sedikit siswa yang mau menandai hal-hal
sebesar 53,12%. Siswa mendengarkan penjelasan tutor sebesar 49,29% dan masih
banyak yang tidak berkonsentrasi pada saat berdiskusi. Siswa merangkum materi
dari tutor hanya sebesar 44,53%, banyak siswa yang berpendapat bahwa handout
58
yang diberikan sudah mewakili materi yang disampaikan. Siswa bekerjasama
Saat ada pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh tutor, maka peserta peer
kelas benar-benar terjadi. Penjelasan yang masih canggung dan belum terarah dari
tutor membuat siswa yang lain menjadi kebingungan, namun pertanyaan yang
disampaikan oleh siswa lain menunjukkan adanya kerjasama pada proses belajar-
penerapan metode pembelajaran peer teaching (tutor sebaya). Data hasil belajar
N (jumlah siswa) 32
Modus 50 dan 55
Minimum 45
Maximum 79
Nilai ≥ 75 12,5%
Nilai ≤ 75 75%
Pada pre-test siklus I nilai yang dicapai masih sangat rendah, hal itu dapat
dilihat dari nilai terendah adalah 45 sedangkan untuk nilai tertinggi adalah
79, dan hanya 12,5% atau 4 dari 32 siswa yang memenuhi kriteria
59
sebesar 54,09, sehingga diterapkan metode pembelajaran peer teaching
(tutor sebaya).
d. Refleksi (reflection)
Hal ini terlihat dari beberapa pertanyaan yang disampaikan oleh guru
secara lisan dan hanya beberapa siswa yang berani menjawab dan
mengemukakan pendapatnya.
oleh tutor.
dijelaskan.
60
timbul banyak permintaan untuk mengulangi penjelasan yang
disampaikan.
peer teaching baru tercapai 53,56%. Sedangkan untuk hasil belajar siswa
II ini.
a. Perencanaan (planning)
Pada siklus ini akan dilakukan 1 kali tatap muka teori yaitu 2 x 45 menit.
Materi yang akan disampaikan pada siklus II ini adalah dasar hukum HAKI
dan macam-macam HAKI. Materi pokok yang diajarkan pada pertemuan ini
61
Berdasarkan refleksi yang dilakukan pada siklus I, maka pada siklus II
1) Guru harus selalu memotivasi siswa agar aktif dalam berdiskusi dengan
aktif mencari sumber belajar lain selain handout yang sudah diberikan
oleh observer.
3) Pada cara pemilihan tutor yang mampu berbicara lugas dan memiliki tata
bahasa yang baik, dilihat dari beberapa siswa yang mendapat nilai baik
b. Tindakan (acting)
62
berlangsung sesuai dengan indikator-indikator yang termuat dalam lembar
intelektual dilaksanakan pada hari Senin, 2 November 2020 dimulai pada pukul
menyampaikan tujuan pembelajaran yang terkait dengan materi ajar yang akan
Pada kegiatan inti, guru menyampaikan metode belajar yang akan diterapkan
metode pembelajaran peer teaching (tutor sebaya) sebagai kelanjutan dari siklus
pada siklus I.
Selama kurang lebih 20 menit, para tutor sudah mulai menjelaskan materi
sekelompoknya. Pada siklus II ini, para tutor sudah mulai lugas dalam
menjelaskan kepada temannya. Dalam berdiskusi para siswa sudah mulai aktif
siswa.
63
Kegiatan terakhir pada pelaksanaan siklus II ini adalah post-test. Test ini
c. Observasi (observing)
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan guru pengampu mata
yaitu:
64
1). Keaktifan Belajar Siswa
diterapkan. Muncul banyak pertanyaan dan pendapat apabila tutor salah atau
peningkatan belajar siswa. Data keaktifan belajar siswa pada siklus II dapat
Siklus II
No.
Persentase
(orang) >75%
penting
32 76,56% Tercapai
3. Mendengarkan penjelasan
32 79,69% Tercapai
32 78,91% Tercapai
32 82,81% Tercapai
65
tutor sebaya dan 32 77,34% Tercapai
kelompoknya
belajar siswa yang telah ditetapkan oleh peneliti. Keaktifan belajar siswa
peer teaching (tutor sebaya). Siswa yang membaca materi sebesar 78,91%, siswa
kelompoknya sebesar 82,81% dan siswa yang berdiskusi dengan tanya jawab
tanya jawab dengan tutor karena berada dalam kelompok kecil. Saat ada
pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh tutor, maka peserta peer teaching ada
benar terjadi komunikasi dua arah yaitu tutor peer teaching dan peserta peer
teaching.
peer teaching (tutor sebaya). Hasil post-test pada siklus II akan dipaparkan
66
Tabel Hasil Belajar Siswa Siklus II
mengalami peningkatan yang signifikan yaitu semua siswa 100% atau 31 dari 32
d. Refleksi (reflection)
(tutor sebaya) ini dapat dikatakan berjalan sesuai rencana dan target akhir yang
diinginkan dapat tercapai oleh peneliti. Kenyataan ini dapat dilihat dari
prosentase rata-rata indikator yang telah ditetapkan oleh peneliti sebesar 75%
siswa aktif. Hasil belajar siswa pada siklus II sudah menunjukkan peningkatan
Berdasarkan hasil observasi keaktifan belajar siswa dan hasil belajar dalam
67
1) Keaktifan belajar siswa meningkat yaitu keaktifan belajar siswa yang telah
tutor sebaya saat berdiskusi, merangkum materi dari tutor saat berdiskusi,
2) Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari hasil pre-test yang dilakukan
di awal pertemuan dan hasil post-test di akhir pertemuan. Ini terlihat pada
prosentase siswa yang lulus pada saat post-test. Pada siklus I hanya 12,5%
yang mampu memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan pada siklus
a. Perencanaan
Perencanaan yang telah dibuat oleh peneliti, dikonsultasikan dengan guru.
Berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dan guru dan refleksi dari siklus II,
disepakati bahwa untuk kegiatan pembelajaran siklus III materi prosedur tata cara
dilakukan adalah mengenai prosedur tata cara pendaftaran HAKI dan solusi
sengketa masalah HAKI. Hal-hal yang dilakukan pada tahap perencanaan ini
1) Menyusun dan menyiapkan RPP dengan metode pembelajaran peer teaching, job
68
2) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi keaktifan belajar siswa.
III
b. Tindakan
Sesuai dengan rencana yang telah dibuat, kegiatan pembelajaran siklus III
dilaksanakan dengan metode pembelajaran peer teaching. Tindakan dilakukan oleh
guru dan peer teaching, guru membuka pelajaran, sebagai motivator, mengawasi
jalanya proses pembelajaran praktik dan menutup pelajaran. Peer teaching bertugas
1) Kegiatan awal
diterapkan.
c) Membentuk kelas menjadi 4 kelompok belajar siswa yang terdiri dari 6-7
siswa.
2) Kegiatan inti
69
a) Menyampaikan materi pokok yaitu tentang prosedur tata cara pendaftaran
b) .Guru menjelaskan tentang prosedur tata cara pendaftaran HAKI dan solusi
kelompok 2
kelompok 3
prosedur tata cara pendaftara HAKI dan solusi sengketa masalah HAKI di
kelompok 5.
prosedur tata cara pendaftara HAKI dan solusi sengketa masalah HAKI di
kelompok 6.
prosedur tata cara pendaftara HAKI dan solusi sengketa masalah HAKI di
kelompok 7.
70
l) Peneliti dan guru sesekali berkelilling kelas memantau jalanya
pembelajaran.
m) Peneliti dan guru memberi kesempatan kepada siswa yang kesulitan untuk
mengatasinya.
71
3) Kegiatan akhir
pertemuan berikutnya.
Pada siklus III pembelajaran produk kreatif dan kewirausahaan untuk materi
prosedur tata cara pendaftaran HAKI dan solusi sengketa mengenai HAKI
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan guru pengampu mata pelajaran
produk kreatif dan kewirausahaan pada saat proses pembelajaran siklus III
belajar siswa dan hasil belajar siswa saat pembelajaran. Adapun hasil
Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh guru pengampu. Lembar
suatu kelompok belajar dengan cara memberi checklist (√). Hasil pengamatan
keaktifan belajar siswa siklus III dapat dilihat pada Tabel 9 berikut.
Perolehan Persentase
No. Indikator
Skor (%)
72
1 Siswa aktif mengerjakan tugas, saling
bekerjasama terlibat diskusi, terlibat dalam 31 100.00
pemecahan mesalah
73
Jumlah Siswa yang Hadir 31
Skor Minimum 24
Skor Maksimum 31
Rangkuman keaktifan belajar siswa siklus III pada Tabel diatas menunjukan
bahwa jumlah siswa yang hadir pada siklus III 32 siswa, skor minimum siklus III
2) Prestasi belajar
Hasil belajar yang diamati oleh peneliti dalam proses pembelajaran siklus III
prosedur tata cara pendaftaran HAKI dan solusi sengketa masalah HAKI
d. Refleksi
III Prosedur tata cara pendaftaran HAKI dan solusi sengketa masalah HAKI,
refleksi juga dilakukan terhadap dua aspek yaitu dari segi keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Adapun hasil a nalisis pada siklus III
siklus III sebesar 34,43 %. Pada pra siklus siswa yang aktif dalam kegiatan
74
pembelajaran pratik sekitar 21 siswa atau sebesar 68,79 %, pada siklus I
keaktifan belajar siswa meningkat menjadi sekitar 22 siswa atau sebesar 72 ,22
atau sebe sar 91,67 % dan pada sikl us III keak tifan belajar siswa meningkat
pembelajaran.
2) Hasil belajar siswa pada materi HAKI pra siklus mengalami peningkatan ke
siklus I sebesar 3,9 %, ke siklus II sebesar 6,5 %, dan ke siklus III sebesar 7,8
%, pada pra siklus nilai rata-rata siswa 77, pada siklus I nilai rata-rata siswa
meningkat menjadi 80, pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi
82 dan pada siklus III nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 83.
dengan cara memberi pretest siswa dan memilih siswa yang memperoleh nilai
pretest tinggi, pemilihan peer teaching juga dikuatkan oleh pendapat guru.
kreatif dan kewirausahaan yaitu: (a) Perencanaan dilakukan oleh peneliti dan
75
penelitian, daftar kelompok , media dan peralatan untuk dokumentasi; (b) Tindakan
dilakukan oleh guru dan peer teaching. Guru dan peneliti menjelaskan materi
praktik terlebih dahulu dan peer teaching bertugas mengajari kembali dan
peneliti dan guru. Aspek yang diamati adalah tentang proses pembelajaran dan
keaktifan belajar siswa dilihat dari peningkatan beberapa indikator yang berada
dalam lembar observasi keaktifan belajar siswa. Keaktifan belajar siswa dalam
proses pembelajaran praktik dari pra siklus mengalami peningkatan sebesar 4,99 %
ke siklus I, 33,26 % ke siklus II, dan 34,43 % pada siklus III. Pada pra siklus siswa
yang aktif dalam kegiatan pembelajaran pratik sekitar 21 siswa atau sebesar 68,79
%, pada siklus I keaktifan belajar siswa meningkat menjadi sekitar 22 siswa atau
sebesar 72,22 %, pada siklus II keaktifan belajar siswa meningkat menjadi sekitar
28 siswa atau sebesar 91,67 % dan pada siklus III keaktifan belajar siswa meningkat
menjadi sekitar 29 siswa atau sebesar 92,47 % siswa aktif dalam pembelajaran.
meningkatkan prestasi belajar produk kreatif dan kewirausahaan dari pra siklus yang
siklus II untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar dan dilanjutkan pada siklus
76
Selama melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode
para siswa pada pra siklus, siklus I, II dan III. Prestasi belajar siswa mengalami
peningkatan dari pra siklus ke siklus I, II dan III. Hasil belajar siswa mengalami
kelas dari pra siklus ke siklus I, II dan III. Peningkatan dari pra siklus sebesar 3,9 %
ke siklus I, 6,5 % ke siklus dan 7,8 % ke siklus III. Pada pra siklus nilai rata-rata
siswa 77, pada siklus I nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 80, pada siklus II
nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 82 dan pada siklus III nilai rata-rata siswa
Dari uraian di atas me nerangkan bahwa metode peer teaching dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga cocok dan sesuai
77
BAB V
A. SIMPULAN
memahami hak atas kekayaan intelektual, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
78
siswa dan memilih siswa yang memperoleh nilai pretest tinggi, pemilihan
peer teaching juga dikuatkan oleh pendapat guru. Urutan proses penerapan
peralatan untuk dokumentasi; (b) Tindakan dilakukan oleh guru dan peer
teaching. Guru dan peneliti menjelaskan materi terlebih dahulu dan peer
guru. Aspek yang diamati adalah tentang proses pembelajaran dan prestasi
siklus II sebesar 33,26 %, dan ke siklus III sebesar 34,43 %. Pada pra
dan pada siklus III keaktifan belajar siswa meningkat menjadi sekitar 29
siswa atau sebesar 92,47 % siswa aktif dalam pembelajaran; (d) Refleksi
79
pada siklus I penerapan metode pembelajaran peer teaching dapat
kekayaan intelektual.
siklus I sebesar 3,9 %, ke siklus II sebesar 6,5 % dan ke siklus III sebesar
7,8 %. Pada pra siklus nilai rata-rata siswa 77, pada siklus I meningkat
menjadi 80, pada siklus II meningkat menjadi 82 dan pada siklus III
meningkat menjadi 83
3.
B. IMPLIKASI
Berdasarkan pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan, bahwa
teaching (tutor sebaya) dibantu oleh tutor yang berasal dari teman sekelas
didik sehingga guru mampu mencarikan jalan keluarnya. Konsep belajar peer
tanpa ada rasa malu untuk mengungkapkan kesulitan belajar yang dialami
80
masing-masing siswa. Penerapan metode pembelajaran peer teaching (tutor
belajar siswa.
C. KETERBATASAN PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini hanya mengamati kejadian yang terjadi
kemungkinan adanya kejadian yang luput dari kontrol. Sasaran penelitian ini
hanya satu kelas yang situasi dan kondisinya belum tentu sama dengan kelas lain,
sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan pada kelas lain.
D. SARAN
1. Bagi guru
bosan dan lebih aktif saat pelajaran, salah satunya adalah dengan
2. Bagi sekolah
81
menambah alat praktik pengukuran, pengadaan media pembelajaran,
3. Bagi peneliti
yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
82
Dwi Siswoyo, Suryati Sidharto, T. Sulistyono, Achmad Dardiri, L.
Hendrowibowo, dan Arif Rohman. (2008). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta:
UNY Press.
Endang Mulyatiningsih. (2011). Riset Terapan. Yogyakarta: UNY Press.
Hamdani Hamid. (2013). Pengembangan Sistem Pendidikan Di Indonesia.
Bandung: CV. Pustaka Setia.
Muhibbin Syah. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Press.
Mulyasa. (2011). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Nana Sudjana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajara Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Nove Adekayanti. (2011). Peningkatan Pencapaian Kompetensi Pembuatan Pola
Rok Celana Melalui Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Pada Mata
Pelajaran Mulok PKK di SMP Negeri 2 Depok. Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Oemar Hamalik. (2011). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Retno Sapto Rini Sudiasih. (2012). Penerapan Metode Pembelajaran Tutor
Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Menggambar Busana Di SMK
Ma’arif 2 Sleman. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: rajawali
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Sugihartono, Kartika Nur Fathiyah, Farida Agus Setiawati, Farida Harahap, dan
Siti Rohmah Nurhayati. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
83
84
Lampiran 1 RPP
Kelas/Semester : XI/1
Pertemuan ke :1
1. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran :
Setelah melalui pengamatan video tentang HAKI, membaca materi tentang HAKI dengan menggunakan
model pembelajaran discovery learning peserta didik dapat menjelaskan pengertian HAKI, sejarah
perkembangan HAKI dan mengidentifikasi prinsip dan manfaat HAKI dengan mengedepankan perilaku
jujur, disiplin, dan bertanggung-jawab, responsif dan proaktif selama proses pembelajaran
Sumber Belajar :
1. Desi S, Martina. 2020. Produk Kreatif dan Kewirausahaan. Surakarta: Mentari
2. PPT Materi Hak Atas Kekayaan Intelektual
3. You Tube dengan Link:
https://www.youtube.com/watch?v=MkfCXv1tifc&t=184s
https://www.youtube.com/watch?v=y_zV-_XUvCs&pbjreload=101
Alat dan Bahan :
1. Google classroom
2. Whatsapp
3. Telegram
4. HP android dan Laptop
5. Video
6. Handout dan Power Point
Metode Pembelajaran
Tanya jawab, diskusi, Pengamatan
Model Pembelajaran
Discovery Learning
Pendekatan
Saintifik
85
2. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Pendahuluan
Orientasi
1. Guru memastikan semua peserta didik sudah tergabung di telegram
2. Memulai pembelajaran dengan melakukan absensi melalui http://bit.ly/Absensi_XI_Akuntansi
Motivasi
3. Guru menyapa peserta didik dan mempersilakan salah seorang siswa memimpin doa sebelum memulai
pembelajaran .
4. Guru mengondisikan suasana kondusif untuk berlangsungnya pembelajaran dilanjutkan dengan
memberikan motivasi pentingnya memahami pengertian HAKI, sejarah HAKI, Prinsip-prinsip HAKI
serta mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari.
Apersepsi
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta menginformasikan tentang proses
pembelajaran termasuk aspek penilaian yang akan dilakukan dengan sabar dan tekun
1. Peserta didik membaca materi handout dan PPT Hak atas Kekayaan
Stimulation intelektual di google classroom.
( Pemberian Rangsangan) 2. Peserta didik mengamati tayangan video tentang materi HAKI pada
link:
Video Pembelajaran 1 tentang HAKI melalui link
https://www.youtube.com/watch?v=MkfCXv1tifc&t=184s,
Video pembelajaran 2 tentang HAKI melalui link
https://www.youtube.com/watch?v=y_zV-_XUvCs&pbjreload=101
Data processing 8. Guru mendorong agar peserta didik secara aktif terlibat dalam diskusi
( Pengolahan Data ) kelompok melalui aplikasi telegram kelas serta saling membantu untuk
menyelesaikan masalah selama peserta didik bekerja dalam kelompok
9. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok denga Telegram kelas untuk
menentukan solusi dari masalah yang disajikan
10. Setelah berdiskusi dalam kelompok, peserta didik diminta menuliskan
86
hasil diskusi kelompoknya kemudian dikirimkan melalui telegram kelas
kepada guru tepat waktu
Generalization
( Menarik Kesimpulan ) 12. Peserta didik menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan
berdasarkan hasil analisis melalui aplikasi telegram kelas untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir
sistematis dan mengungkapkan pendapat dengan sopan
13. Guru memberi penguatan terhadap hasil diskusi oleh peserta didik
melalui Telegram kelas
14. Guru menyampaikan bahwa LKPD dapat diunduh di tautan link
https://forms.gle/Rk1az5RH7vb978nZ6
15. Menjadwalkan kegiatan remidial dan pengayaan
Penutup
3. EVALUASI
87
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Kelas/Semester : XI/1
Pertemuan ke :2
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran :
Setelah melalui pengamatan video tentang HAKI, membaca materi tentang HAKI dengan menggunakan
model pembelajaran discovery learning peserta didik dapat mengklasifikasi macam-macam HAKI dan
mengidentifikasi dasar-dasar hukum HAKI dengan mengedepankan perilaku jujur, disiplin, dan
bertanggung-jawab, responsif dan proaktif selama proses pembelajaran
Sumber Belajar :
1. Desi S, Martina. 2020. Produk Kreatif dan Kewirausahaan. Surakarta: Mentari
2. PPT materi Hak Atas Kekayaan Intelektual
3. You Tube dengan Link:
https://www.youtube.com/watch?v=9riG9Z1ae54
Metode Pembelajaran
Pengamatan, Tanya jawab, diskusi
Strategi Pembelajaran
Discovery Learning
Pendekatan
Saintifik
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 2
Pendahuluan
88
Orientasi
1. Guru mengajak peserta didik bergabung di telegram
2. Memulai pembelajaran dengan melakukan absensi melalui http://bit.ly/Absensi_XI_Akuntansi
Motivasi
3. Guru menyapa peserta didik dan mempersilakan salah seorang siswa memimpin doa sebelum memulai
pembelajaran
4. Guru memberikan motivasi pentingnya memahami dasar-dasar hukum HAKI dan macam-macam
HAKI serta mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari
Apersepsi
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta menginformasikan tentang proses
pembelajaran termasuk aspek penilaian yang akan dilakukan dengan sabar dan tekun
Data Processing 9. Guru mendorong agar peserta didik secara aktif terlibat dalm
diskusi kelompok melalui aplikasi telegram kelas serta saling bantu
untuk menyelesaikan masalah selama peserta didik bekerja di dalam
kelompok
10. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok denga Telegram kelas
untuk menentukan solusi dari masalah yang disajikan
11. Setelah berdiskusi dalam kelompok, peserta didik diminta
menuliskan hasil diskusi kelompoknya kemudian dikirimkan melalui
telegram kelas kepada guru tepat waktu
Penutup
3. EVALUASI
90
Mata Pelajaran : Produk Kreatif dan Kewirausahaan
Kelas/Semester : XI/1
Pertemuan ke :3
1. TUJUAN PEMBELAJARAN
KD. Pengetahuan KD. Keterampilan
3.3 Memahami hak atas kekayaan intelektual 4.3 Mempresentasikan hak atas kekayaan
intelektual
Materi : Konsep Hak Kekayaan Intelektual (HAKI)
Tujuan Pembelajaran :
Setelah melalui pengamatan video tentang HAKI, membaca materi tentang HAKI dengan menggunakan
model pembelajaran Projec Based Learning peserta didik dapat memutuskan solusi sengketa masalah
HAKI dan menyusun langkah- langkah prosedur pendaftaran HAKI dengan mengedepankan sikap jujur,
disiplin, religius dan bertanggung-jawab, responsif dan proaktif selama proses pembelajaran
Sumber Belajar :
1. Desi S, Martina. 2020. Produk Kreatif dan Kewirausahaan. Surakarta: Mentari
2. You Tube dengan Link:
https://www.youtube.com/watch?v=URf-55OjP7w
Metode Pembelajaran
Pengamatan, Tanya jawab, diskusi
Strategi Pembelajaran
Project Based Learning
Pendekatan
Saintifik
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 3
1. Guru mengajak peserta didik 1. Peserta didik secara mandiri melihat 1. Guru menyimpulkan materi
bergabung di telegram tayangan video tentang tata cara tentang HAKI.
2. Memulai pembelajaran dengan pendaftaran HAKI melalui link: 2. Guru melakukan refleksi
melakukan absensi melalui https://www.youtube.com/watch? terhadap pembelajaran
http://bit.ly/Absensi_XI_Akunt v=URf-55OjP7w yang telah dilakukan
ansi 2. Peserta didik bertanya jawab melalui 3. Guru memberikan motivasi
3. Memeriksa keadaan dan aplikasi telegram mengenai tata cara agar peserta didik tetap
kesiapan siswa di telegram pendaftaran HAKi yang kurang semangat menjalankan
4. Guru menyapa peserta didik dipahami dan diberikan penjelasan pembelajaran secara daring
dan mengajak peserta didik oleh guru 4. Guru menyampaikan
untuk berdoa sebelum memulai 3. Peserta didik di buat kelompok 5 materi yang akan di pelajari
91
pembelajaran. orang perkelompok untuk melakukan untuk pertemuan
5. Menyampaikan tentang diskusi melalui telegram berikutnya
kompetensi, materi, tujuan, 4. Setiap kelompok menganalisis 5. Mengakhiri pembelajaran
dan langkah pembelajaran informasi dari internet tentang tata dengan salam sebagai
serta metode yang akan cara pendaftaran HAKI dan manfaat penutup.
dilaksanakan melalui telegram pendaftaran HAKI
grup. 5. Setiap kelompok menganalisis
6. Melakukan apersepsi dengan mengenai kendala yang dihadapi
memberikan pertanyaan dalam pendaftaran HAKI
kepada siswa seputar tata cara 6. Setiap kelompok menerima sejumlah
pendaftaran HAKI melalui pertanyaan dari guru
aplikasi telegram kelas. 7. Kelompok yang sudah selesai
melakukan diskusi diminta
mempersentasikan hasilya melalui
rekaman pada aplikasi telegram
8. Guru menguplod hasil diskusi
masing-masing kelompok di aplikasi
telegram agar dikomentari oleh
peserta yang lain
9. Guru memberikan penghargaan
untuk kelompok yang paling baik
10.Pemberian kuis melalui google form
Padalink
https://forms.gle/dCp5sN3LbAYAjq
sM9
11.Menjadwalkan kegiatan remedial
dan pengayaan
12.Guru memberikan penghargaan
untuk kelompok yang paling baik
3. EVALUASI
92
Lembar Observasi Keaktifan Para Siswa dalam Kegiatan Belajar Memahami hak atas kekayaan Intelektual
dengan Metode Pembelajaran Peer Teaching
Siklus ( )
Nama observer
Jabatan
Standar kompetensi
Hari/tanggal
Keterangan :
Ya : Diisi (√) jika criteria penilaian muncul pada proses belajar mengajar
Tidak : Diisi (√) jika criteria penilain tidak muncul pada proses belajar
Catatan : Disi pernyataan berupa perilaku siswa yang muncul tetapi tidaktermuat dalam pengamatan
4 Siswa bertanya kepada siswa lain jika tidak memahami persoalan yang dihadapinya
5 Siswa bertanya kepada tutor jika tidak memahami persoalan yang dihadapinya
6 Siswa bertanya kepada guru jika tidak amemahami persoalan yang dihadapinya
7 Siswa aktif mencari sumber informasi berupa sumber belajar untuk memecahakan
persoalan yang dihadapinya
93
Lampiran 2 Datar Nilai Ulangan Harian Kelas XI Akuntansi 4
94
Lampiran 3 Lembar Pengamatan Keaktifan Belajar Siswa
JUMLAH
RENDAH
SEDANG
TINGGI
NO. NAMA SISWA 1 KET
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0
1 ALVIAN ENZILLIA
AMELLIA YUNI
2
SAFIRA
ANGGUN DWI
3
ANGGRAENI N
4 ATIKA SAFITRI
5 AYU RETNO SARI
6 D. WIIWT NARIMA
DEA IFANA PUTRI
7
TRIANI
8 DESI ERNAWATI
9 DIAN CAHYA UTAMI
10 DISKA TRI RAHAYU
11 EMI SEFIANINGSIH
12 EMMA NUR FADILAH
13 FIRA RAMADANI
HAMALIA SALSA
14
PERMATA S
15 HANI RAHMANITA
16 HENTI SULASTRI
17 IFA WIDIANTI
18 ISNA NUR ALIFAH
19 KAMELIA LAILA
20 LINA MUFLIANTI
LINDA KURNIA
21
NINGSIH
22 LISA FADILA
23 LISNA VADILA SARI
24 META MAELITA
NABILAH
25
RAMNAHDANI
26 NINDITA AZZAHRA
27 NUNIK SAPUTRI
28 NUR HINDAYANTI
RAHMA DEWI
29
ADHAYANA
REIZKA NUR VADYA
30
ANNGRAENY
31 RISKI NUR ASRIANTI
95
ASPEK YANG DIAMATI KRITERIA
JUMLAH
RENDAH
SEDANG
TINGGI
NO. NAMA SISWA 1 KET
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0
32 SAFIATUL ASMA
Jumlah Aspek
HASIL ANALISIS KEAKTIFAN SISWA
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
96
DAFTAR NAMA KELOMPOK
MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING
NO KELOMPOK NAMA
3. ATIKA SAFITRI
2.DESI ERNAWATI
2.FIRA RAMDANI
4. HANI RAHMANITA
3. KAMELIA LAILA
4. LINA MUFLIANTI
97
ANGGOTA :1.LISA FADILAH
3. META MAELITA
2.NUNIK SAPUTRI
3. NUR HINDAYANTI
3. SAFIATUL ASMA
98
CATATAN LAPANGAN
Hari : Sabtu
Jumlah siswa : 32
Catatan :
Masuk pada pukul 11.45 WIB diawali dengan mengucap salam dan kemudian
kompetensi yang harus dikuasai. Setelah itu guru mengadakan pre-test selama
±30 menit pada pukul 11.45 – 12.15 WIB. Setelah itu guru menyampaikan
sebagai tutor untuk menjadi ketua yang bertugas memimpin dan menyampaikan
menit berikutnya posisi guru digantikan oleh ke-7 tutor. Tutor dan peserta peer
99
Akhir dari proses belajar-mengajar, guru mengambil alih dan menjelaskan
kembali serta menjawab pertanyaan yang belum bisa dijawab oleh tutor.
Selanjutnya guru juga melempar pertanyaan spontan kepada siswa tanpa melihat
handout.
bersama.
100
NAMA SISWA :
No. Absen :
1. Istilah atau terminology HAKI digunakan untuk pertama kalinya pada tahun 1790 yaitu
oleh Fichte yang pada tahun 1793 mengatakan tentang hal milik dari si pencipta ada pada
bukunya, hak milik disini bukan buku sebagai benda, tetapi buku dalam pengertian
isinya.Berdasarkan pernyataan diatas maka yang dimaksud dengan pengertian Hak Atas
Kekayaan Intelektual adalah…
A. Hak yang berasal dari hasil kegiatan intelektual manusia yang memiliki manfaat
ekonomis
B. Seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya melahirkan
suatu ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran
C. Departemen Kehakiman sehingga dilindungi oleh undang-undang
D. HAKI telah menjadi isu yang sangat penting dan mendapat perhatian baik dalam
nasional maupun internasional
E. Hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan, memperbanyak
ciptaannya
2. Analisilah dari kasus ini
Kalian pasti tahu lagu KEKE BUKAN BONEKA yang dinyanyikan oleh Rahmawati
Kekeyi, lagu Kekeyi Bukan Boneka ini dianggap menjiplak lagu atau melanggar hak
cipta orang lain. Lagu yang mirip dengan lagu milik kekeyi adalah lagu AKU BUKAN
101
BONEKA yang dipopulerkan oleh Rini Wulandari, dari kasus diatas kalian dapat
menganalisis salah satu prinsip dari HAKI bahwa HAKI itu memberikan perlindungan
hukum yang adil . Yang terdapat pada prinsip….
A. Prinsip Ekonomi
B. Prinsip Keadilan
C. Prinsip Kebudayaan
D. Prinsip Sosial
E. Prinsip Agama
3. Bapak Anton merupakan penjual buku di kawasan pasar Johar Semarang. Beliau menjual
buku dengan harga murah, bahkan jauh di bawah harga buku pada umumnya. Hal ini
dikarenakan Bapak Anton menjual buku bajakan. Kertas yang digunakan mudah sobek,
merupakan cetakan sendiri dan tidak memiliki ijin menggandakan. Pada kenyataannya
masih banyak peminat buku ini dikarenakan harganya yang murah. Hal ini tentunya
merugikan pihak pemilik buku yang telah memiliki hak cipta dan dilindungi kekayaan
intelektualnya. Dari ilustrasi di atas dapat kalian simpulkan manfaat adanya HAKI
bagi…
A. Manfaat bagi investor
B. Manfaat bagi pemrintah
C. Manfaat di bidang dunia usaha
D. Manfaat bagi masyarakat
E. Manfaat bagi Agama
4. Peraturan perundang-undangan di bidang HAKI yang ada di Indonesia bukanlah suatu
peraturan yang baru ada karena Secara Historis, peraturan perundang-undangan di bidang
HAKI di Indonesia telah ada sejak tahun 1840 di bawa oleh salah satu Negara yang
menjajah Indonesia yaitu…
A. Jepang
B. Amerika
C. Inggris
D. Belanda
E. Uni Soviyet
5. Salah satu Dosen di IPB, Heri Ahmad Sukria di laporkan seorang profesor dari
Universitas Hassanudin Sulsel. Somasi untuk melaporkan itu di lakukan karena adanya
plagiarisme buku dengan judul Sumber dan Ketersediaan Bahan Baku Pakan di
Indonesia. Menurut penggugat, pak Heri Ahmad itu mengambil data dari artikel yang di
buat sang profesor. Walaupun buku yang di buat tidak 100% menjilak, ternyata hanya
102
dengan mencomot data tanpa memberikan sumbernya yang jelas juga termasuk dalam
plagiaris. Dari kasus di atas kalian bisa menyimpulkan bahwa HAKI itu memberikan
manfaat bagi siapa…
A. Pemerintah
B. Investor
C. Masyarakat
D. Lingkungan
E. Bidang usaha
6. Panggung dangdut koplo sempat memanas beberapa waktu yang lalu. Bukan karena aksi
goyangan yang seronok ataupun lirik berbau erotis. Melainkan, perselisihan pendapat
antara Via Vallen dengan personel Superman Is Dead (SID) I Gede Ari Astina alias
Jerinx. Pedangdut asal Surabaya, Jawa Timur, ini dinilai tidak meminta izin saat
membawakan lagu “Sunset di Tanah Anarki” di event off air 2017 lalu.Berdasarkan kasus
diatas dasar hukum yang melindungi hal itu adalah….
A. UU No 12/1997 tentang Hak Cipta
B. UU No 10/1995 tantang Kepabeanan
C. UU No 14/1997 tentanag Merek
D. UU No 13/1997 tentang Hak Paten
E. UU No 7/1994 tentang WTO
7. KOMPAS.com - Pemberitaan sepekan terakhir ramai diisi dengan sengketa merek ayam
geprek milik Ruben Onsu bernama Geprek Bensu, dengan I Am Geprek Bensu milik
Benny Sujono. Ruben yang sempat mengajukan tuntutan ke Mahkamah Agung untuk
bisa mendapatkan hak paten dari merek Geprek Bensu memang harus menelan pil pahit
setelah mendapat penolakan. Berdasarkan kasus diatas UU yang melindungi merek
adalah…
A. UU No 12/1997
B. UU No 14/1997
C. UU No 10/1995
D. UU No 13/1997
103
8. Perhatikan gambar di bawah ini
Kalian pasti tahu kedua gambar diatas. Desain apel krowak yang kece dan desain
mobil kuda jingkrak yang sangat mahal. Kedua desain diatas termasuk kedalam
kategori HAKI di bidang….
A. Hak Paten
B. Hak Cipta
C. Desain Industri
D. Desain tata letak sirkut terpadu
E. Rahasia dagang
9. Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual mencoret Cap Kaki Tiga pascadikabulkannya
gugatan seorang Warga Negara Inggris Russel Vince atas seluruh sertifikat cap kaki tiga
terebut milik Wen Ken Drug oleh Mahkamah Agung.
"Sejak tanggal 2 September 2016 sudah dicoret," kata Direktur Merek dan Indikasi
Geografis Dirjen KI Kemenkumham, Fathlurachman kepada Antara di Jakarta.
Ia menegaskan keputusan mencoret Cap Kaki Tiga tersebut, tidak lain untuk mematuhi
perintah pengadilan atau MA. Artinya, kata dia, siapapun tidak berhak lagi menggunakan
merek itu. "Tidak berhak gunakan nama itu lagi," katanya tegas. Berdasarkan kasus di
atas sebenarnya apakah yang di coret oleh DJKI tentang minuman cap kaki tiga….
A. Hak Cipta Cap Kaki tiga
B. Hak Paten Cap Kaki Tiga
C. Merek Cap Kaki Tiga
D. Desain Industri Cap Kaki Tiga
E. Rahasia Dagang Cap Kaki Tiga
10. Industri musik Tanah Air sempat memanas akhir-akhir ini. Hal ini terjadi karena
dirilisnya video klip lagu Kekeyi berjudul 'Keke Bukan Boneka' pada 29 Mei 2020 lalu.
Lagu debut Kekeyi tersebut dinilai menjiplak lagu milik Rinni Wulandari yang berjudul
104
'Aku Bukan Boneka' yang rilis tahun 2007 silam. Dari kasus tersebut silahkan kalian
simpulkan Kekeyi telah melakukan pelanggaran berupa…
A. Merek
B. Hak Paten
C. Desain Industri
D. Rahasia Dagang
E. Hak Cipta
105
KUNCI JAWABAN
1. A 6. A
2. B 7. B
3. C 8. C
4. D 9. D
5. E 10. E
106
LEMBAR OBSERVASI SIKLUS I
KEAKTIFAN BELAJAR PRODUK KREATIF DAN
KEWIRAUSHAAN
PESERTA DIDIK KELAS XI AKUNTANSI 4 SMK HKTI 1
PURWAREJA KLAMPOK
Siklus/ Pertemuan : Satu (1)/ 1 Tanggal : 14 Oktober 2020
L/ Indikator
No Nama Jml
P A B C D E F
1 ALVIAN ENZILLIA P 2 3 3 2 3 2 15
2 AMELLIA YUNI P 0 0 0 0 0 0 0
3 ANGGUN DWI P 0 0 0 0 0 0
4 ATIKA SAFITRI P 2 3 2 3 4 3 17
5 AYU RETNO S P 3 3 2 2 3 2 15
6 D.WIWIT NARIMA P 3 2 3 2 3 2 15
7 DEA IFANA P P 1 2 1 1 3 2 10
8 DESI ERNAWATI P 1 2 1 1 3 2 10
9 DIAN CAHYA U P 2 2 2 2 3 2 13
10 DISKA TRI R P 1 2 2 1 3 2 11
EMI
11 SEFIANINGSIH P 2 2 2 2 3 2 13
12 EMMA NUR F P 2 3 2 2 3 3 15
13 FIRA RAMADANI P 3 2 3 2 3 2 15
14 HAMLIA S P 3 2 3 2 3 2 15
HANI
15 RAHMANITA P 2 2 2 1 3 2 12
16 HENTI S P 2 3 2 2 3 2 14
17 IFA WIDIANTI P 3 2 3 2 3 2 15
19 KAMELIA L P 2 3 2 3 3 3 16
20 LINA M P 3 3 2 3 4 3 18
21 LINDA KURNIA P 2 3 3 1 3 2 14
22 LISDA K P KELUAR
23 LISA FADILA P 0 0 0 0 0 0 0
107
24 LISNA VADILA P 3 2 3 2 4 2 16
25 META M P 2 3 2 3 3 3 16
26 NABILAH R P 2 2 3 2 3 3 15
27 NINDITA AZ P 1 2 2 1 3 2 11
28 NUNIK S P 0 0 0 0 0 0 0
29 NUR HINDA P 3 2 3 2 3 3 16
30 RAHMA DEWI P 3 3 2 3 4 3 18
31 REIZKA NUR V P 3 3 2 3 4 3 18
32 RIZKI NUR A P 2 3 1 2 3 2 13
33 SAFIATUL SAMA P 3 3 3 2 3 3 17
Prosentase Tiap Indikator 49,29% 53,12% 49,29% 44,53% 72,66% 52,34% 53,56%
Keterangan :
108
109
110
111
112
113