Anda di halaman 1dari 27

PENGARUH FASILITAS PRAKTIKUM TERHADAP

PEMAHAMAN MATERI BOTANI PHANEROGAMAE


MAHASISWA JURUSAN TADRIS BIOLOGI IAIN KERINCI

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH:
CINDY MAILIN
1810204018

JURUSAN TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KERINCI
2021M/1441H
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI..................................................................................................... i
DAFTAR TABEL............................................................................................. ii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah....................................................................... 2
C. Batasan Masalah............................................................................ 3
D. Rumusan Penelitian........................................................................ 3
E. Tujuan Penelitian........................................................................... 3
F. Mamfaat Penelitian....................................................................... 3

BAB II. KAJIAN TEORI


A. Teori tentang variabel................................................................... 4
B. Kerangka berfikir.......................................................................... 10
C. Penelitian Yang Relevan............................................................... 11
D. Penelitian Yang Relevan............................................................... 12

BAB III. METODE PENELITIAN


A. Jenis dan Pendekatan Penelitian.................................................. 13
B. Populasi dan Sample................................................................... 14
C. Teknik Pengumpulan Data......................................................... 15
D. Instrumen Penelitian................................................................... 17
E. Teknik Analisis Data.................................................................. 21

DAF TAR PUSTAKA..................................................................................... 23

ii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Desain : Pretest Posttest One Group Design.................................... 14


Table 3.2 Populasi Penelitian………………………………………………... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan tingkah laku dan
kemampuan seseorang menuju ke arah kemajuan dan peningkatan.
Pendidikan dapat mengubah pola pikir seseorang untuk selalu melakukan
inovasi dan perbaikan dalam segala aspek kehidupan ke arah peningkatan
kualitas diri Pada pendidikan formal, penyelenggaraan pendidikan tidak
lepas dari tujuan pendidikan yang akan dicapai karena tercapai atau
tidaknya tujuan pendidikan merupakan tolak ukur dari keberhasilan
penyelenggaraan pendidikan. Tujuan pendidikan nasional disesuaikan
dengan tuntutan pembangunan dan perkembangan Bangsa Indonesia
sehingga tujuan pendidikan bersifat dinamis.1
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang
semakin cepat menuntut setiap manusia untuk mampu menyesuaikan diri
guna mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi, serta mampu
memecahkan masalah yang dihadapinya secara cermat, tepat dan kreatif.
Guna mengimbangi tuntutan laju perkembangan IPTEK tersebut, kiranya
seseorang sangat perlu memahami, melatih diri agar terampil dalam
memecahkan masalah yang muncul pada kehidupan sehari - hari. 2 Dan
tentunya dengan fasilitas fasilitas yang memudahkan untuk memahami.
Fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dan
melancarkan pelaksanaan suatu usaha dan merupakan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan dalam melakukan atau memperlancar suatu
kegiatan. Mengingat sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor
penentu terhadap hasil belajar siswa, maka persyaratan dan penggunaan
1
Sri Adi Widodo, analisis kesalahan dalam pemecahan masalah divergensi tipe
membuktikan pada mahasiswa matematika.Pdf., Hal. 106
2
Restu Lusiana, analisis kesalahan mahasiswa dalam memecahkan masalah pada materi
himpunan ditinjau dari gaya kognitif.pdf., Hal. 25

1
2

fasilitas belajar harus mengacu pada tujuan pembelajaran, metode,


penilaian minat siswa dan kemampuan guru. Penggunaan fasilitas belajar
dilakukan secara efekif dan efisien dengan mengacu pada proses belajar
mengajar di kampus.
Sebagian besar juga dosen biologi tidak melaksanakan praktikum
di laboratorium, melainkan di dalam kelas. Hal tersebut dikarenakan
laboratorium di pakai oleh kelas lain, serta alat alat sebagai penunjang
sarana dan prasarana kegiatan praktikum banyak yang telah rusak atau
tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinya. Oleh karena sarana dan
prasarana memungkinkan mahasiswa tidak terlalu memahami materi
pembelajaran.3
Salah satu mata kuliah yang dipraktikumkan adalah Botany
phanerogamae. Botany phanerogamae merupakan kajian mengenai dunia
tumbuhan dan merupakan mata kuliah yang menuntut kegiatan praktikum
pada peserta didik calon guru biologi di perguruan tinggi. Kegiatan
praktikum botany phanerogamae merupakan suatu pembelajaran yang
dapat meningkatkan dan mengembangkan keterampilan proses sains
peserta didik.4
Berdasar fakta dan data diatas penulis berminat untuk membuat
proposal dengan judul ”Pengaruh Fasilitas Praktikum Terhadap
Pemahaman Materi Mata Kuliah Botani Phanerogamae Mahasiswa
Jurusan Tadris Biologi Institut Agama Islam Negeri Kerinci”

B. Identifikasi Masalah
Adapun yang menjadi permasalahan yang harus diidentifikasi adalah:
1. Mahasiswaiswa hanya memahami materi Botani Phanerogamae, dan
kurang memahami tata cara praktikum dari materi yang dipelajari.

3
Daryanto, M. Rahardjo, Model Pembelajaran Inovatif, (Yogyakarta: Gava Media,
2012), h. 30.
4
Emayulia Sastria, Novinovrita, Arif Maulana dan Devie Novalyan, Evaluasi
Praktikum Botany Phanerogamae Dengan Menggunakan Model Cse-Ucla, (Studi Pada Mahasiswa
Jurusan Tadris Biologi Institut Agama Islam Negeri Kerinci), Vol 6, No 2, (2018)
3

2. Mahasiswa kurang memahami materi yang dipraktikumkan.

C. Batasan Masalah
1. Penelitian ini membahas mengenai kemampuan kognitif mahasiswa.
2. Pemahaman yang diteliti hanya terfokus kepada materi Botani
phanerogamae.
3. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa semester 3 Biologi.

D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh fasilitas praktikum terhadap pemahamann materi
botani phanerogamae mahasiswa jurusan tadris biologi IAIN kerinci?
2. Bagaimana efektifitas yang dihadapi mahasiswa dalam menggunakan
fasilitas praktikum jurusan tadris biologi IAIN kerinci?

E. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh fasilitas praktikum dapat menghambat
pemahaman materi botani phanerogamae mahasiswa jurusan tadris
biologi IAIN kerinci.
2. Mengetahui efektifitas yang dihadapi mahasiswa dalam menggunakan
fasilitas praktikum jurusan tadris biologi IAIN kerinci.

F. Mamfaat penelitian
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mengetahui pengaruh fasilitas praktikum dapat
menghambat pemahaman materi mata kuliah botani phanerogamae.
2. Bagi penulis
Mendapatkan hasil analisis data dan mendapatkan hasil
pemahaman materi mata kuliah botani phanerogamae mahasiswa
jurusan tadris biologi IAIN kerinci.
4

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan teori
1. Pengertian Fasilitas
Pengertian Fasilitas Fasilitas adalah hal-hal yang berguna
atau bermanfaat, berfungsi untuk mempermudah suatu kegiatan.
Fasilitas adalah suatu yang dapat membantu, memudahkan pekerjaan,
dan tugas. Fasilitas sekolah identik dengan sarana dan prasarana
pendidikan. Sarana pendidikan adalah semua perangkat, peralatan,
bahan, perabot yang secara langsung digunakan dalam proses
pendidikan di sekolah dan prasarana pendidikan adalah semua
perangkat kelengkapan dasar secara tidak langsung menunjang proses
pendidikan di sekolah.5
Fasillitas adalah sarana dan prasarana yang harus tersedia
untuk melancarkan kegiatan pendidikan di sekolah. Sarana adalah
semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung
digunakan untuk proses pendidikan sekolah, meliputi gedung, ruang
belajar atau kelas, media belajar, meja dan kursi, sedangkan prasarana
adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalanya proses
pendidikan, meliputi halaman sekolah, taman sekolah, dan jalan
menuju s1.

2. Praktikum
a. Pengertian Praktikum
Praktikum atau disebut juga kegiatan laboratorium yang
dimaksudkan disini adalah pengalaman belajar yang

5
Fadlilah Nila,Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Ketersediaan Dan Pemanfaatan Fasilitas
Laboratorium Ipa Terhadap Motivasi Belajar Ipa-Biologi Siswa Kelas Viii Mts Negeri 1 Kendal
Tahun Ajaran 2018/2019, BIOEDUCA : Journal of Biology Education, Vol 1, (2019),
http://eprints.walisongo.ac.id/9873/. (Diakses pada 11 Januari 2021)
5

memungkinkan peserta didik berinteraksi dengan material sampai


kepada observasi fenomena. Kegiatan laboratorium dapat
dilakukan oleh peserta didik baik secara individual atau kelompok
kecil dan definisi ini tidak termasuk demonstrasi kelompok besar,
kunjungan ke museum atau kegiatan lapangan.6
Pada periode tahun 1960-an sampai tahun 1970-an,
kurikulum sains di banyak negara telah menekankan kegiatan
praktikum, namun demikian sangat mengejutkan karena sedikitnya
penelitian yang dilakukan pada periode tersebut terutama penelitian
tentang aspek proses belajar di dalam kegiatan praktikum.7
Kegiatan praktikum dalam pendidikan sains digunakan
agar peserta didik menjadi terbiasa dan akrab dengan kegiatan
penyelidikan, penemuan, inkuiri dan pemecahan masalah.8
Sehingga peserta didik dapat mengeksplorasi eksperimen yang
mereka temukan dengan adanya kegiatan praktikum tersebut.
Peserta didik juga dapat mengembangkan keterampilan dasar
melaksanakan eksperimen yang dimiliki khususnya dalam kegiatan
praktikum.
b. Peranan Praktikum
Peran Laboratorium sangat penting dalam pembelajaran.
Peran tersebut diantaranya yang pertama adalah sebagai wahana
untuk mengembangkan keterampilan dasar mengamati atau
mengukur (menggunakan alat ukur yang sesuai) dan keterampilan-
keterampilan proses yang sesuai) dan keterampilan keterampilan
proses lainnya, seperti mencatat data, menarik kesimpulan,
berkomunikasi, bekerjasama dalam tim. Kedua, Laboratorium juga

6
Nurhidayati, N, Analisis Pelaksanaan Praktikum Pada Pembelajaran Biologi Peserta
Didik Kelas Xi Di Sman 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016, Undergraduate thesis,
IAIN Raden Intan Lampung, (2017), http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/117, (Diakses pada
11 Januari 2021)
7
Ibid,
8
Ibid,
6

dapat dijadikan sebagai wahana untuk membuktikan konsep yang


telah dibahas sebelumnya. Ketiga, Laboratorium juga dapat
dijadikan sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan
berfikir melalui proses pemecahan masalah dalam rangka siswa
menemukan konsep sendiri.9
Kegiatan praktikum juga memiliki beberapa alasan penting
yang mengacu pada peranan kegiatan praktikum antara lain ada empat
alasan tentang pentingnya pembelajaran praktikum:
1) Pembelajaran praktikum membangkitkan motivasi belajar,
sehingga peserta didik yang termotivasi belajar akan bersungguh-
sungguh dalam mempelajari sesuatu.
2) Pembelajaran praktikum mengembangkan keterampilan dasar
melalui praktikum. Dalam hal ini peserta didik dilatih untuk
mengembangkan kemampuan memahami konsep dengan melatih
kemampuan mereka mengobservasi dengan cermat, mengukur
secara akurat, menggunakan dan menangani alat secara aman
merancang dan melakukannnya.
3) Praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah. Hal ini
karena dalam proses pembelajaran praktikum tidak hanya sekedar
keterlibatan peserta didik saja, akan tetapi yang peran langsung
dari peserta didik dalam identifikasi masalah, mengumpulkan
data, menganalisis serta membuat dalam laporan.
Praktikum dapat menunjang materi pelajaran. Dalam hal ini
pembelajaran praktikum memberi kesempatan bagi peserta didik
untuk menemukan dan membuktikan teori. Dengan begitu,
pembelajaran praktikum dapat menunjang pemahaman peserta didik
terhadap materi pelajaran.10
c. Metode Praktikum
Ibid,
9

10
Nurhidayati, N, Analisis Pelaksanaan Praktikum Pada Pembelajaran Biologi Peserta
Didik Kelas Xi Di Sman 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016, Undergraduate thesis,
IAIN Raden Intan Lampung, (2017), http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/117, (Diakses pada
11 Januari 2021)
7

Metode adalah suatu cara yang di pergunakan untuk


mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan mengajar,
metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Metode
merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai
sasaran yang diperlukan bagi penggunanya, sehingga dapat
memahami obyek sasaran yang dikehendak dalam upaya mencapai
sasaran atau tujuan pemecahan permasalahan.11
Metode praktikum adalah cara penyajian pelajaran dimana
peserta didik melakukan percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar
dengan metode percobaan ini peserta didik diberi kesempatan untuk
mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses,
mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik
kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan atau proses
sesuatu.12
d. Tahap – tahap Metode Praktikum
Pada pelaksanaan praktikum agar hasil yang diharapkan
dapat dicapai dengan baik maka perlu dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut:13
1) Langkah persiapan
Persiapan yang baik perlu dilakukan untuk memperkecil
kelemahan kelemahan atau kegagalan-kegagalan yang dapat
muncul. Persiapan untuk metode praktikum antara lain:
a) Menetapkan tujuan praktikum.
b) Mempersiapakan alat dan bahan yang diperlukan.

11
Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta,
2011), h. 1.
12
Nunik hidayati,”Penerapan Model Praktikum Dalam Keterampilan Berfikir Tingkat
Tinggi Siswa Pada Materi Pokok Keseimbangan Kimia kelas XI SMK Diponegoro Banyuputih
Batang”,[online]., di akses ( 11 Januari 2021).
13
Byarlina Gyamirti, Penerapan Metode Praktikum Pada Pembelajaran Fisika Topik
Getaran Dan Gelombang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik SMP, (Bandung:
UPI,2010), h. 1415.
8

c) Mempersiapkan tempat praktikum.


d) Mempertimbangkan jumlah peserta didik dengan jumlah
alat yang tersedia dan kapasitas tempat praktikum.
e) Mempersiapkan faktor keamanan dari praktikum yang akan
dilakukan.
f) Mempersiapkan tata tertib dan disiplin selama praktikum.
g) Membuat petunjuk dan langkah-langkah praktikum.
2) Langkah pelaksanaan
a) Sebelum melaksanakan praktikum, peserta didik
mendiskusikan persiapan dengan guru, setelah itu baru
meminta keperluan praktikum (alat dan bahan).
b) Selama berlangsungnya proses pelaksanaan metode
praktikum, guru perlu melakukan observasi terhadap proses
praktikum yang sedang dilaksanakan baik secara
menyeluruh maupun perkelompok.
3) Tindak lanjut metode praktikum
Setelah melaksanakan praktikum, kegiatan selanjutnya
adalah:
a) Meminta peserta didik membuat laporan praktikum.
b) Mendiskusikan masalah – masalah yang terjadi selama
praktikum.
c) Memeriksa kebersihan alat dan menyimpan kembali semua
perlengkapan yang telah digunakan.
e. Kelebihan dan kekurangan metode praktikum
Metode praktikum mempunyai kelebihan dan kekurangan
sebagai berikut:14
1) Kelebihan Metode Praktikum
a) Membuat peserta didik lebih percaya atas kebenaran atau
kesimpulan berdasarkan percobaannya.

14
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,Jakarta : PT.
Rineka Cipta, 1996, h. 84-85.
9

b) Dapat membina peserta didik untuk membuat trobosan-


trobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya
dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
c) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaat untuk
kemakmuran umat manusia.
2) Kekurangan Metode Praktikum
a) Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan
teknologi.
b) Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan
bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.
c) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan, dan ketabahan.
d) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang
diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang
berada diluar jangkauan kemampuan pengendalian.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode
praktikum merupakan suatu cara pembelajaran dimana peserta
didik dapat melakukan suatu eksperimen atau percobaan yang
mereka temukan dengan membuktikan secara mandiri yang
dipelajari sehingga dapat mendorong dan mengembangkan minat
dan sikap ilmiahnya melalui pembelajaran praktikum tersebut.
Dalam kegiatan praktikum juga dapat menjadi wadah bagi
peserta didik untuk memberikan kesempatan dengan pengalaman
langsung objek-objek, konsep-konsep dan prosedur eksperimen.
3. Botani Phanerogamae
Botani phanerogamae merupakan kajian mengenai dunia
tumbuhan dan merupakan mata kuliah yang menuntut kegiatan
praktikum pada peserta didik calon guru biologi di perguruan tinggi.
Kegiatan praktikum botani phanerogamae merupakan suatu
10

pembelajaran yang dapat meningkatkan dan mengembangkan


keterampilan proses sains peserta didik.15

B. Kerangka berfikir
Fasilitas praktikum yang memiliki pengaruh terhadap pemahaman
mahasiswa, pemanfaatan sarana dalam belajar memberikan beberapa
manfaat, pemanfaatan sarana belajar dapat memperjelas pemahaman dan
pengetahuan mahasiswa terhadap teori yang sudah dipelajari, akan sangat
mudah dipahami jika dilangsungkan dengan adanya praktikum.
Berdasarkan perumusan masalah, dapat dikembangkan kerangka
pikir dimana Fasilitas praktikum bisa mempengaruhi hasil belajar siswa
apabila fasilitas praktikum laboratorium kurang baik.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa fasilitas praktikum adalah
komponen penting dalam menunjang keberhasilan program pendidikan
dan hal ini sudah tentu akan berpengaruh untuk meningkatkan pemahaman
mahasiswa terhadap teori yang dipelajari, dimana fasilitas praktikum yang
mendukung akan berpengaruh terhadap pemahaman mahasiswa.
Hasil pemahaman adalah pencapaian maksimal menurut
kemampuan individu dalam penguasaan tugas-tugas, teori atau materi
pelajaran yang diterima dalam jangka waktu tertentu setelah mengikuti
serangkaian proses pembelajaran terutama praktek terhadap materi yang
dipelajari.
Salah satu mata kuliah yang dipraktikumkan adalah Botani
phanerogamae. Kegiatan praktikum botany phanerogamae merupakan
suatu pembelajaran yang dapat meningkatkan dan mengembangkan
keterampilan proses sains peserta didik khususnya. Pada praktikum
Botany phanerogamae terdapat beberapa kendala. Salah satunya
kurangnya sarana dan prasarana.

15
Emayulia Sastria, Novinovrita, Arif Maulana dan Devie Novalyan, Evaluasi Praktikum
Botany Phanerogamae Dengan Menggunakan Model Cse-Ucla, (Studi Pada Mahasiswa Jurusan
Tadris Biologi Institut Agama Islam Negeri Kerinci), Vol 6, No 2, (2018)
11

Pada penelitian ini hasil pemahaman di ambil dari tes, angket, nilai
ujian praktikum dan kuis praktikum, dan wawancara.

C. Penelitian Yang Relevan


Dalam penelitian ini terdapat penelitian yang relevan sebagai
bahan pendukung dalam pelaksanaan penelitian yang akan saya lakukan.
Untuk lebih jelasnya kita lihat tabel dibawah ini:

NO Nama/Tahu Judul Hasil Penelitian


n

1. Ma’rufah Pengaruh fasilitas Penelitian ini merupakan penelitian


(2003) belajar terhadap prestasi deskriptif kuantitatif. Berdasarkan hasil
siswa pada mata penelitian ini disimpulkan bahwa minat
pelajaran ekonomi di belajar siswa berpengaruh terhadap
Madrasah Aliyah prestasi belajar siswa, perhatian orang
Muhammadiya 04 tua berpengaruh terhadap prestasi
Ujungpangkah Gresik. belajar siswa dan secara keseluruhan
minat belajar siswa, kinerja guru
ekonomi, pemanfaatan fasilitas belajar
dan perhatian orang tua berpengaruh
terhadap prestasi belajar.
2. Erlina (2010) Pengaruh fasilitas Penelitian ini menggunakan
belajar dan lingkungan pendekatann kuantitatif dengan jelas
belajar terhadap prestasi penelitian korelasional yaitu penelitian
belajar siswa kelas XI yang dilakukan untuk antara dua
IPS MAN Malang. variabel atau lebih yang bertujuan
untuk menemukan ada atau tidak
hubungan itu. Hasil regresi linear
berganda menunjukkan bahwa tidak
terdapat pengaruh dari variabel fasilitas
belajar terhadap prestasi belajar yang
12

ditunjukkan dengan thitung = 2,312 <


ttabel = 1,991. Tidak terdapat pengaruh
variabel lingkungan belajar terhadap
prestasi belajar yang ditunjukkan
dengan thitung = 3,336 < ttabel =
1,991. Terdapat pengaruh positif
variabel fasilitas belajar dan
lingkungan belajar terhadap prestasi
yang ditunjukkan dengan Fhitung =
38,123 > Ftabel = 3,695.

D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk pertanyaan.
Hipotesis Penelitian
1. Ha: ada pengaruh fasilitas praktikum terhadap pemahamann materi
mata kuliah botani phanerogamae mahasiswa jurusan tadris biologi
IAIN kerinci.
2. Ho: Tidak ada pengaruh fasilitas praktikum terhadap pemahamann
materi mata kuliah botani phanerogamae mahasiswa jurusan tadris
biologi IAIN kerinci.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan penelitian


Berdasarkan permasalahan yang hendak diteliti, maka pendekatan
penelitian ini dikategorikan jenis penelitian Quasi - eksperimen kuantitatif,
yaitu metode yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu
terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Menurut Sugiyono,
metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,
dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada
gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan
mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.16 Desain penelitian
yang digunakan adalah Pretest Posttest One Group Design, yaitu
penelitian yang dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen
(pretest) dan sesudah eksperimen (posttest) dengan satu kelompok
subjek.17 Menurut Rancangan penelitian ini digunakan untuk mengetahui
Pengaruh Fasilitas Praktikum Terhadap Pemahaman Materi Dalam Mata
Kuliah Botani phanerogamae Mahasiswa Jurusan Tadris Biologi Institut
Agama Islam Negeri Kerinci.
Tabel 3.1 Desain : Pretest Posttest One Group Design

Kelas Pre-test Perlakuan Post-test


Semester III
O1 X O2
Tadris Biologi

Keterangan :
E :kelas eksperimen

16
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2013), 6.
17
Suharsimi Arikunto, Metodologi penelitian suatu pendekatan proposal,Jakarta: PT.
Rineka Cipta,2002,hal 78
14

O1 :Nilai pretest (sebelum diberi perlakuan)


X :Perlakuan (Treatment), strategi teknik umpan - balik
O2 :Nilai post-test (setelah diberi perlakuan)
Paradigma desain penelitian ini terdapat pretest sebelum diberi
perlakuan sehingga hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena
dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.

B. populasi dan Sampel


1. populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subjek yang mempunyai kualistas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.18 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
mahasiswa semester 3 Jurusan Tadris Biologi.
Table 3.2 populasi penelitian
Lokal Jumlah
Biologi 3A 25
Biologi 3B 23
Biologi 3C 22
Jumlah 70
Sumber: Mahasiswa Tadris Biologi

2. sampel
Sampel atau contoh adalah sebagian individu yang diselidiki
dari keseluruhan individu penelitian.19 Karena keterbatasan waktu,
dana dan tenaga maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi tersebut. Adapun sampel dalam penelitian
tersebut adalah Mahasiswa Semester III jurusan Tadris Biologi Institut
Agama Islam Negeri Kerinci.

18
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D), cet.
7 Hal.117
19
Amirul Hadi, Metode Penelitian Pendidikan. Hal.194
15

Teknik yang digunakan adalah random sampling, yaitu


teknik pengambilan sampel dimana semua individu dalam populasi
baik secara sendiri sendiri atau bersama – sama diberikan kesempatan
yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.20 Untuk menentukan
jumlah sample yang akan diambil penelitian ini menggunakan teknik
slovin. Rumus teknik slovin:21
N
n=
1+ N e 2
Keterangan:
n : Sampel
N : jumlah populasi
e :perkiraang tingkat kesalahan ( catatan: umumnya digunakan 1%
atau 0,01, 5% atau 0,05 dan 10% atau 0,1) catatan dapat dipilih
oleh peneliti.
Yang ditetapkan peneliti adalah tingkat kesalahan 5% atau
0,05 dari jumlah populasi sebanyan 70 maka besarnya penelitian ini
adalah:
N
n=
1+ N e 2
70
n= 2
1+70 .(0,05)
70
n=
1,17
=60 Orang

C. Teknik pengumpulan data


Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik pengukuran
berupa:
1. Tes

20
, Ibid. Hal.198
21
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D), cet.
2 Hal.149
16

Tes adalah alat pengukur yang mempunyai standar obyektif


sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat digunakan secara
betul-betul digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan
psikis atau tingkah laku individu.22 Dalam penelitian ini data tes, tes
yang digunakan adalah tes yang bertujuan untuk mengukur
kemampuan pemahaman materi botani phanerogamae dengan melalui
pretest dan posttest. Pretest dilakukan pada pertemuan I dan
pertemuan III. Pretest dan posttest dilakukan pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol dengan bentuk dan soal yang sama. Soal pretest yang
diberikan pada awal pertemuan, mempunyai bentuk dan jumlah soal
yang sama dengan soal posttest yang diberikan diakhir pertemuan.

2. Observasi
Observasi selain sebagai salah satu tahap dalam pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas sekaligus juga berfungsi sebagai alat untuk
pengumpulan data. Metode ini sangat sesuai untuk merekam aktivitas
yang bersifat proses. Misalnya kegiatan siswa selama melakukan
praktikum di laboratorium, interaksi siswa selama kegiatan
pembelajaran, atau saat mereka sedang melakukan diskusi. Dalam
istilah assessment, kegiatan observasi merupakan bagian dari informal
assessment (authentic assessment) yang bersifat langsung (direct
assessment).23

3. Angket
Angket adalah suatu alat pengumpulan data informasi dengan cara
menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara
tertulis oleh responden.24 Angket yang digunakan pada penelitian ini

22
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2009),
hal. 66.
23
Bambang Hari Purnomo, Metode dan Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian
Tindakan Kelas (classroom action research)., hal. 252
24
Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), hal. 33.
17

adalah angket tertutup, yaitu angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan


yang sudah disediakan alternatif jawaban sehingga responden tinggal
memilihnya. “Ya atau Tidak”. Angket ini diberikan setelah selesai
mengikuti pembelajaran, untuk mengetahui respon siswa terhadap
proses pembelajaran dengan menggunakan model project based
learning pada materi pencemaran lingkungan.

D. Instrument Penelitian
Data penelitian yang akurat dikumpulkan melalui berbagai
instrumen. Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa
instrumen penelitian yang masing masing mengukur variabel dalam
penelitian, seperti instrumen yang berupa soal essay dan lembar observasi,
untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa dan instrumen angket.
Sebelum instrumen dapat digunakan untuk memperoleh data, maka
instrumen essay dan angket akan di uji terlebih dahulu dengan
menggunakan uji validitas dan reliabilitas, sedangkan lembar observasi
dan angket respon mahasiswa akan diujikan langsung dengan dosen
ahlinya.
1. Uji Validitas
Validitas dapat diartikan begini, sebuah tes dapat dikatakan
valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Serta,
pengukuran valid itu apabila sejajar antara materi dan isi pelajaran
yang bersangkutan. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas
tinggi. Begitu sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendah. Untuk menguji validitas instrumen dapat
dihitung dengan koefesien korelasi menggunakan Product Moment
dengan mencari angka korelasi “r” product moment (rxy) dengan
derajat kebebasan sebesar (N-2) sebagai berikut :25
n xy −x( y)
rxy= 2
n x ²−( x ) n y 2−( y) ²

25
Subana, Dkk, Statistik Pendidikan (Bandung : Pustaka Setia, 2000), h. 148.
18

Keterangan :
Rxy :koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y.
Ʃ xy :jumlah hasil kali antara deviasi skor – skor X (yaitu x) dan
deviasi skor – skor Y (yaitu skor y).
Ʃ x2 :jumlah kuadrat dari deviasi tiap skor X.
Ʃ y2 :jumlah kuadrat dari deviasi tiap skor Y.
Nilai rxy akan dibandingkan dengan koefisien korelasi table
nilai “r” product moment pada taraf signifikan 5%. Apabila nilai rxy
hasil koefisien korelasi lebih besar (>) dari nilai r tabel, maka hasil
yang diperoleh adalah signifikan, artinya butir soal tes dinyatakan
valid. Nilai rxy adalah nilai koefisien korelasi dari setiap butir atau
item soal sebelum dikoreksi, kemudian dicari corrected item-total
correlation coefficient dengan rumus sebagai berikut :
s y−¿ s
r x( y−1)=r xy x
¿
s ² y + s ² x −2 r xy (s y )( s y )
Nilai akan dibandingkan dengan koefisien korelasi tabel r tabel
Jika r tabel, maka instrumen valid.26

2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan ketetapan suatu hasil tes, suatu tes dapat
dikatakan mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap.27 Sedangkan untuk menguji reliabilitas
soal tes dengan menggunakan Koefisien Cronbach Alpha, yaitu:28

k ∑ si
( )( )
2

r 11 = 1
k −1 si 2

Keterangan:

26
Hery Susanto, Achi Rinaldi, Novalia, “Analisisvaliditas Reliabilitas Tingkat Kesukaran
dan Daya Beda Pada Butir Soal Ujian Akhir Semester Ganjil Mata Pelajaran Matematika Kelas
Xii Ips di Sma Negeri 12 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 ”,E-Jurnal IAIN Raden Intan
Lampung, (2014), h. 148.
27
Ibid, h. 86
28
Novalia, Muhammad Syazali, Olah Data Penelitian Pendidikan (Bandar Lampung:
Anugrah Utama Raharja: 2014), h. 39.
19

r11 : Reabilitas instrumen secara keseluruhan


k : Banyaknya item/butir soal
Si2 : Varians total
∑Si2 : Jumlah seluruh varians masing-masing soal

3. Uji Daya Beda


Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara mahasiswa pandai (berkemampuan tinggi)
dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah). Bagi suatu
soal yang dapat dijawab dengan benar oleh mahasiswa pandai maupun
siswa kurang pandai, maka soal itu tidak baik karena tidak
mempunyai daya pembeda. Demikian pula jika semua mahasiswa baik
pandai maupun kurang pandai tidak dapat menjawab dengan benar.
Soal yang baik adalah soal yang dapat diajawab benar oleh siswa yang
pandai saja.29 Indeks daya pembeda dapat diukur dengan
menggunakan rumusan seperti dibawah ini:30
DP = PA - PB
Di mana:
D :Discriminatory power (angka indeks deskriminasi item)
PA :Proporsi mahasiswa kelompok atas yang dapat menjawab
dengan betul butir item yang bersangkutan.
PA ini diperoleh dengan rumus :
BA
PA=
JA
Keterangan :
BA :Banyaknya mahasiswa kelompok atas yang dapat
menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan.
JA :jumlah mahasiswa yang termasuk dalam kelompok atas.

29
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2009),
hal. 226.
30
Ibid, h. 228.
20

PB :Proporsi peserta didik kelompok atas yang dapat


menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan ini
diperoleh dengan rumus:
PB
PB =
JB
Keterangan :
BB ;Banyaknya peserta didik kelompok bawah yang dapat
menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan.
JB :Jumlah peserta didik yang termasuk dalam kelompok
bawah.

4. Indeks Kesukaran
Butir-butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-
butir item yang baik, apabila butir-butir tersebut tidak terlalu
sukaratau tidak terlalu mudah dengan kata lain tingkat kesukarannya
adalah sedang atau cukup.31 Jadi bermutu tidaknya butir-butir item tes
hasil belajar dapat diketahui dari tingkat kesukaran yang dimiliki
masing-masing butir soal.
Selanjutnya angka indek kesukaran item dapat diperoleh dengan
menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Du Bois, yaitu:32
B
P=
JS
Keterangan :
P : proporsi (indeks kesukaran)
B : jumlah siswa yang menjawab soal tes dengan benar
JS : jumlah seluruh peserta didik peserta tes

E. Teknik Analisis Data


1. Uji Normalitas Data

31
Ibid, h. 370
32
Ibid, h. 372.
21

Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang


digunakan merupakan data yang berdistribusi normal atau tidak. Uji
normalitas yang digunakan yaitu uji Lillefors sebagai berikut:33
Dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membuat tabel kerja dengan 7 kolom.
b. Memasukkan nilai atau skor pada tabel kerja secara berurutan.
c. Mencari nilai Z skor, dengan rumus : Z = ( -maen)/SD.
d. Menentukan nilai Z tabel {F (Z)} dengan menggunakan Tabel
Normal Buku dari O ke Z berdasarkan nilai Z skor
e. Menentukan S (Z) dengan rumus S (Z) = f kum : N
f. Menghitung harga Lillefors hitung dengan rumus Lh = [F (Z) – S
(Z)]
g. Mencari nilai Lillefors terbesar sebagai Lhitung
h. Menentukan harga Lillefors tabel ( Lt )
i. Membuat Kesimpulan;
1) Jika harga Lh < harga Lt, maka data berdistribusi normal
2) Jika harga Lh > harga Lt, maka data tidak berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas Data


Uji ini untuk mengetahui kesamaan antara dua keadaan atau
populasi. Apakah sampel yang diteliti berdistribusi homogen atau
tidak. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji homogenitas dua
varians atau uji Fisher. Langkah-langkah dari uji varians sebagai
berikut:34
a. Menghitung varians terbesar dan varians terkecil
varians terbesar
F Hitung=
varians terkecil
b. Bandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel
Dengan rumus : Db pembilang = n-1 (untuk varians terbesar)

Ibid, h.378
33

34
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2013), h. 79.
22

Db penyebut = n-1 (untuk varians terkecil


c. Taraf signifikan (α ) = 0,05
d. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
H0 ditolak, jika Fhitung > Ftabel
H1 diterima, jika Fhitung < Ftabel, dengan α = 0,05 (5%)

3. Uji t Independent
Pengujian hipotesis bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pengaruh fasilitas praktikum terhadap pemahamann materi botani
phanerogamae mahasiswa jurusan tadris biologi IAIN kerinci.
Pengujian hipotesis menggunakan uji-t independent dengan persamaan
rumus.35
X 1− X 2
t=
S1 2 S1 2
+
n1 n2
Keterangan :
Nilai rata-rata hasil perkelompok
Banyaknya subjek
Varians subjek 1
Varians subjek 2

DAFTAR PUSTAKA

35
Ibid, h. 197.
23

Arikunto, S. ( 2010 ). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2002. Metodologi penelitian suatu pendekatan proposal. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Aswan Zain. Syaiful Bahri Djamarah. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :
PT. Rineka Cipta.
Bambang Hari Purnomo. Metode dan Teknik Pengumpulan Data dalam
Penelitian Tindakan Kelas(classroom action research. (Diakses pada 11
Januari 2021)
Byarlina Gyamirti. 2010. Penerapan Metode Praktikum Pada Pembelajaran
Fisika Topik Getaran Dan Gelombang Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Peserta didik SMP. Bandung: UPI.
Emayulia Sastria. Novinovrita. Arif Maulana dan Devie Novalyan. (2018).
Evaluasi Praktikum Botany Phanerogamae Dengan Menggunakan
Model Cse-Ucla. (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Tadris Biologi Institut
Agama Islam Negeri Kerinci).Vol 6, No 2. http://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/biotek/article/view/6515. (Diakses pada 22
Januari 2021)
Drs. Hadi Amirul. Metode Penelitian Pendidikan.
Hery Susanto. Achi Rinaldi. Novalia. 2014. “Analisisvaliditas Reliabilitas
Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Pada Butir Soal Ujian Akhir
Semester Ganjil Mata Pelajaran Matematika Kelas Xii Ips di Sma
Negeri 12 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 ”.E-Jurnal IAIN
Raden Intan Lampung. Vol 6, No 2.
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/al-jabar/article/view/50.
(Diakses pada 22 Januari 2021)
Lusiana, R. ( 2016 ).analisis kesalahan mahasiswa dalam memecahkan masalah
pada materi himpunan ditinjau dari gaya kognitif.pdf
Muhammad Syazali. Novalia. 2014. Olah Data Penelitian Pendidikan. Bandar
Lampung: Anugrah Utama Raharja.
24

Nila Fadlilah. 2019. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Ketersediaan Dan


Pemanfaatan Fasilitas Laboratorium Ipa Terhadap Motivasi Belajar
Ipa-Biologi Siswa Kelas Viii Mts Negeri 1 Kendal Tahun Ajaran
2018/2019. BIOEDUCA : Journal of Biology Education. Vol 1.
http://eprints.walisongo.ac.id/9873/. (Diakses pada 11 Januari 2021)
Nunik hidayati.2012. ”Penerapan Model Praktikum Dalam Keterampilan Berfikir
Tingkat Tinggi Siswa Pada Materi Pokok Keseimbangan Kimia kelas XI
SMK Diponegoro Banyuputih Batang”.(Skripsi Tadris Kimia Fakultas
Tarbiyah InstitutAgamaIslamNegeriWalisongo)
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/journal-of-chemical-
education/article/view/20212. diakses ( 11 Januari 2021)
Nurhidayati, N. (2017). Analisis Pelaksanaan Praktikum Pada Pembelajaran
Biologi Peserta Didik Kelas Xi Di Sman 7 Bandar Lampung Tahun
Pelajaran 2015/2016. Undergraduate thesis, IAIN Raden Intan
Lampung. http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/117. (Diakses pada
11 Januari 2021)
Subagyo Joko. 2011. Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta.
Subana. Dkk 2000. Statistik Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia.
Sudijono, A. ( 2013 ). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
R&D). cet. 7
Widodo,A,S. analisis kesalahan dalam pemecahan masalah divergensi tipe
membuktikan pada mahasiswa matematika.pdf. (Diakses pada 11 Januari
2021)

Anda mungkin juga menyukai