PROPOSAL PENELITIAN
OLEH:
CINDY MAILIN
1810204018
Halaman
DAFTAR ISI..................................................................................................... i
DAFTAR TABEL............................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah....................................................................... 2
C. Batasan Masalah............................................................................ 3
D. Rumusan Penelitian........................................................................ 3
E. Tujuan Penelitian........................................................................... 3
F. Mamfaat Penelitian....................................................................... 3
ii
DAFTAR TABEL
Halaman
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan tingkah laku dan
kemampuan seseorang menuju ke arah kemajuan dan peningkatan.
Pendidikan dapat mengubah pola pikir seseorang untuk selalu melakukan
inovasi dan perbaikan dalam segala aspek kehidupan ke arah peningkatan
kualitas diri Pada pendidikan formal, penyelenggaraan pendidikan tidak
lepas dari tujuan pendidikan yang akan dicapai karena tercapai atau
tidaknya tujuan pendidikan merupakan tolak ukur dari keberhasilan
penyelenggaraan pendidikan. Tujuan pendidikan nasional disesuaikan
dengan tuntutan pembangunan dan perkembangan Bangsa Indonesia
sehingga tujuan pendidikan bersifat dinamis.1
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang
semakin cepat menuntut setiap manusia untuk mampu menyesuaikan diri
guna mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi, serta mampu
memecahkan masalah yang dihadapinya secara cermat, tepat dan kreatif.
Guna mengimbangi tuntutan laju perkembangan IPTEK tersebut, kiranya
seseorang sangat perlu memahami, melatih diri agar terampil dalam
memecahkan masalah yang muncul pada kehidupan sehari - hari. 2 Dan
tentunya dengan fasilitas fasilitas yang memudahkan untuk memahami.
Fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dan
melancarkan pelaksanaan suatu usaha dan merupakan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan dalam melakukan atau memperlancar suatu
kegiatan. Mengingat sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor
penentu terhadap hasil belajar siswa, maka persyaratan dan penggunaan
1
Sri Adi Widodo, analisis kesalahan dalam pemecahan masalah divergensi tipe
membuktikan pada mahasiswa matematika.Pdf., Hal. 106
2
Restu Lusiana, analisis kesalahan mahasiswa dalam memecahkan masalah pada materi
himpunan ditinjau dari gaya kognitif.pdf., Hal. 25
1
2
B. Identifikasi Masalah
Adapun yang menjadi permasalahan yang harus diidentifikasi adalah:
1. Mahasiswaiswa hanya memahami materi Botani Phanerogamae, dan
kurang memahami tata cara praktikum dari materi yang dipelajari.
3
Daryanto, M. Rahardjo, Model Pembelajaran Inovatif, (Yogyakarta: Gava Media,
2012), h. 30.
4
Emayulia Sastria, Novinovrita, Arif Maulana dan Devie Novalyan, Evaluasi
Praktikum Botany Phanerogamae Dengan Menggunakan Model Cse-Ucla, (Studi Pada Mahasiswa
Jurusan Tadris Biologi Institut Agama Islam Negeri Kerinci), Vol 6, No 2, (2018)
3
C. Batasan Masalah
1. Penelitian ini membahas mengenai kemampuan kognitif mahasiswa.
2. Pemahaman yang diteliti hanya terfokus kepada materi Botani
phanerogamae.
3. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa semester 3 Biologi.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh fasilitas praktikum terhadap pemahamann materi
botani phanerogamae mahasiswa jurusan tadris biologi IAIN kerinci?
2. Bagaimana efektifitas yang dihadapi mahasiswa dalam menggunakan
fasilitas praktikum jurusan tadris biologi IAIN kerinci?
E. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh fasilitas praktikum dapat menghambat
pemahaman materi botani phanerogamae mahasiswa jurusan tadris
biologi IAIN kerinci.
2. Mengetahui efektifitas yang dihadapi mahasiswa dalam menggunakan
fasilitas praktikum jurusan tadris biologi IAIN kerinci.
F. Mamfaat penelitian
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mengetahui pengaruh fasilitas praktikum dapat
menghambat pemahaman materi mata kuliah botani phanerogamae.
2. Bagi penulis
Mendapatkan hasil analisis data dan mendapatkan hasil
pemahaman materi mata kuliah botani phanerogamae mahasiswa
jurusan tadris biologi IAIN kerinci.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan teori
1. Pengertian Fasilitas
Pengertian Fasilitas Fasilitas adalah hal-hal yang berguna
atau bermanfaat, berfungsi untuk mempermudah suatu kegiatan.
Fasilitas adalah suatu yang dapat membantu, memudahkan pekerjaan,
dan tugas. Fasilitas sekolah identik dengan sarana dan prasarana
pendidikan. Sarana pendidikan adalah semua perangkat, peralatan,
bahan, perabot yang secara langsung digunakan dalam proses
pendidikan di sekolah dan prasarana pendidikan adalah semua
perangkat kelengkapan dasar secara tidak langsung menunjang proses
pendidikan di sekolah.5
Fasillitas adalah sarana dan prasarana yang harus tersedia
untuk melancarkan kegiatan pendidikan di sekolah. Sarana adalah
semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung
digunakan untuk proses pendidikan sekolah, meliputi gedung, ruang
belajar atau kelas, media belajar, meja dan kursi, sedangkan prasarana
adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalanya proses
pendidikan, meliputi halaman sekolah, taman sekolah, dan jalan
menuju s1.
2. Praktikum
a. Pengertian Praktikum
Praktikum atau disebut juga kegiatan laboratorium yang
dimaksudkan disini adalah pengalaman belajar yang
5
Fadlilah Nila,Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Ketersediaan Dan Pemanfaatan Fasilitas
Laboratorium Ipa Terhadap Motivasi Belajar Ipa-Biologi Siswa Kelas Viii Mts Negeri 1 Kendal
Tahun Ajaran 2018/2019, BIOEDUCA : Journal of Biology Education, Vol 1, (2019),
http://eprints.walisongo.ac.id/9873/. (Diakses pada 11 Januari 2021)
5
6
Nurhidayati, N, Analisis Pelaksanaan Praktikum Pada Pembelajaran Biologi Peserta
Didik Kelas Xi Di Sman 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016, Undergraduate thesis,
IAIN Raden Intan Lampung, (2017), http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/117, (Diakses pada
11 Januari 2021)
7
Ibid,
8
Ibid,
6
10
Nurhidayati, N, Analisis Pelaksanaan Praktikum Pada Pembelajaran Biologi Peserta
Didik Kelas Xi Di Sman 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016, Undergraduate thesis,
IAIN Raden Intan Lampung, (2017), http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/117, (Diakses pada
11 Januari 2021)
7
11
Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta,
2011), h. 1.
12
Nunik hidayati,”Penerapan Model Praktikum Dalam Keterampilan Berfikir Tingkat
Tinggi Siswa Pada Materi Pokok Keseimbangan Kimia kelas XI SMK Diponegoro Banyuputih
Batang”,[online]., di akses ( 11 Januari 2021).
13
Byarlina Gyamirti, Penerapan Metode Praktikum Pada Pembelajaran Fisika Topik
Getaran Dan Gelombang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik SMP, (Bandung:
UPI,2010), h. 1415.
8
14
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,Jakarta : PT.
Rineka Cipta, 1996, h. 84-85.
9
B. Kerangka berfikir
Fasilitas praktikum yang memiliki pengaruh terhadap pemahaman
mahasiswa, pemanfaatan sarana dalam belajar memberikan beberapa
manfaat, pemanfaatan sarana belajar dapat memperjelas pemahaman dan
pengetahuan mahasiswa terhadap teori yang sudah dipelajari, akan sangat
mudah dipahami jika dilangsungkan dengan adanya praktikum.
Berdasarkan perumusan masalah, dapat dikembangkan kerangka
pikir dimana Fasilitas praktikum bisa mempengaruhi hasil belajar siswa
apabila fasilitas praktikum laboratorium kurang baik.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa fasilitas praktikum adalah
komponen penting dalam menunjang keberhasilan program pendidikan
dan hal ini sudah tentu akan berpengaruh untuk meningkatkan pemahaman
mahasiswa terhadap teori yang dipelajari, dimana fasilitas praktikum yang
mendukung akan berpengaruh terhadap pemahaman mahasiswa.
Hasil pemahaman adalah pencapaian maksimal menurut
kemampuan individu dalam penguasaan tugas-tugas, teori atau materi
pelajaran yang diterima dalam jangka waktu tertentu setelah mengikuti
serangkaian proses pembelajaran terutama praktek terhadap materi yang
dipelajari.
Salah satu mata kuliah yang dipraktikumkan adalah Botani
phanerogamae. Kegiatan praktikum botany phanerogamae merupakan
suatu pembelajaran yang dapat meningkatkan dan mengembangkan
keterampilan proses sains peserta didik khususnya. Pada praktikum
Botany phanerogamae terdapat beberapa kendala. Salah satunya
kurangnya sarana dan prasarana.
15
Emayulia Sastria, Novinovrita, Arif Maulana dan Devie Novalyan, Evaluasi Praktikum
Botany Phanerogamae Dengan Menggunakan Model Cse-Ucla, (Studi Pada Mahasiswa Jurusan
Tadris Biologi Institut Agama Islam Negeri Kerinci), Vol 6, No 2, (2018)
11
Pada penelitian ini hasil pemahaman di ambil dari tes, angket, nilai
ujian praktikum dan kuis praktikum, dan wawancara.
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk pertanyaan.
Hipotesis Penelitian
1. Ha: ada pengaruh fasilitas praktikum terhadap pemahamann materi
mata kuliah botani phanerogamae mahasiswa jurusan tadris biologi
IAIN kerinci.
2. Ho: Tidak ada pengaruh fasilitas praktikum terhadap pemahamann
materi mata kuliah botani phanerogamae mahasiswa jurusan tadris
biologi IAIN kerinci.
BAB III
METODE PENELITIAN
Keterangan :
E :kelas eksperimen
16
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2013), 6.
17
Suharsimi Arikunto, Metodologi penelitian suatu pendekatan proposal,Jakarta: PT.
Rineka Cipta,2002,hal 78
14
2. sampel
Sampel atau contoh adalah sebagian individu yang diselidiki
dari keseluruhan individu penelitian.19 Karena keterbatasan waktu,
dana dan tenaga maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi tersebut. Adapun sampel dalam penelitian
tersebut adalah Mahasiswa Semester III jurusan Tadris Biologi Institut
Agama Islam Negeri Kerinci.
18
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D), cet.
7 Hal.117
19
Amirul Hadi, Metode Penelitian Pendidikan. Hal.194
15
20
, Ibid. Hal.198
21
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D), cet.
2 Hal.149
16
2. Observasi
Observasi selain sebagai salah satu tahap dalam pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas sekaligus juga berfungsi sebagai alat untuk
pengumpulan data. Metode ini sangat sesuai untuk merekam aktivitas
yang bersifat proses. Misalnya kegiatan siswa selama melakukan
praktikum di laboratorium, interaksi siswa selama kegiatan
pembelajaran, atau saat mereka sedang melakukan diskusi. Dalam
istilah assessment, kegiatan observasi merupakan bagian dari informal
assessment (authentic assessment) yang bersifat langsung (direct
assessment).23
3. Angket
Angket adalah suatu alat pengumpulan data informasi dengan cara
menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara
tertulis oleh responden.24 Angket yang digunakan pada penelitian ini
22
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2009),
hal. 66.
23
Bambang Hari Purnomo, Metode dan Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian
Tindakan Kelas (classroom action research)., hal. 252
24
Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), hal. 33.
17
D. Instrument Penelitian
Data penelitian yang akurat dikumpulkan melalui berbagai
instrumen. Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa
instrumen penelitian yang masing masing mengukur variabel dalam
penelitian, seperti instrumen yang berupa soal essay dan lembar observasi,
untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa dan instrumen angket.
Sebelum instrumen dapat digunakan untuk memperoleh data, maka
instrumen essay dan angket akan di uji terlebih dahulu dengan
menggunakan uji validitas dan reliabilitas, sedangkan lembar observasi
dan angket respon mahasiswa akan diujikan langsung dengan dosen
ahlinya.
1. Uji Validitas
Validitas dapat diartikan begini, sebuah tes dapat dikatakan
valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Serta,
pengukuran valid itu apabila sejajar antara materi dan isi pelajaran
yang bersangkutan. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas
tinggi. Begitu sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendah. Untuk menguji validitas instrumen dapat
dihitung dengan koefesien korelasi menggunakan Product Moment
dengan mencari angka korelasi “r” product moment (rxy) dengan
derajat kebebasan sebesar (N-2) sebagai berikut :25
n xy −x( y)
rxy= 2
n x ²−( x ) n y 2−( y) ²
25
Subana, Dkk, Statistik Pendidikan (Bandung : Pustaka Setia, 2000), h. 148.
18
Keterangan :
Rxy :koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y.
Ʃ xy :jumlah hasil kali antara deviasi skor – skor X (yaitu x) dan
deviasi skor – skor Y (yaitu skor y).
Ʃ x2 :jumlah kuadrat dari deviasi tiap skor X.
Ʃ y2 :jumlah kuadrat dari deviasi tiap skor Y.
Nilai rxy akan dibandingkan dengan koefisien korelasi table
nilai “r” product moment pada taraf signifikan 5%. Apabila nilai rxy
hasil koefisien korelasi lebih besar (>) dari nilai r tabel, maka hasil
yang diperoleh adalah signifikan, artinya butir soal tes dinyatakan
valid. Nilai rxy adalah nilai koefisien korelasi dari setiap butir atau
item soal sebelum dikoreksi, kemudian dicari corrected item-total
correlation coefficient dengan rumus sebagai berikut :
s y−¿ s
r x( y−1)=r xy x
¿
s ² y + s ² x −2 r xy (s y )( s y )
Nilai akan dibandingkan dengan koefisien korelasi tabel r tabel
Jika r tabel, maka instrumen valid.26
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan ketetapan suatu hasil tes, suatu tes dapat
dikatakan mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap.27 Sedangkan untuk menguji reliabilitas
soal tes dengan menggunakan Koefisien Cronbach Alpha, yaitu:28
k ∑ si
( )( )
2
r 11 = 1
k −1 si 2
Keterangan:
26
Hery Susanto, Achi Rinaldi, Novalia, “Analisisvaliditas Reliabilitas Tingkat Kesukaran
dan Daya Beda Pada Butir Soal Ujian Akhir Semester Ganjil Mata Pelajaran Matematika Kelas
Xii Ips di Sma Negeri 12 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 ”,E-Jurnal IAIN Raden Intan
Lampung, (2014), h. 148.
27
Ibid, h. 86
28
Novalia, Muhammad Syazali, Olah Data Penelitian Pendidikan (Bandar Lampung:
Anugrah Utama Raharja: 2014), h. 39.
19
29
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2009),
hal. 226.
30
Ibid, h. 228.
20
4. Indeks Kesukaran
Butir-butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-
butir item yang baik, apabila butir-butir tersebut tidak terlalu
sukaratau tidak terlalu mudah dengan kata lain tingkat kesukarannya
adalah sedang atau cukup.31 Jadi bermutu tidaknya butir-butir item tes
hasil belajar dapat diketahui dari tingkat kesukaran yang dimiliki
masing-masing butir soal.
Selanjutnya angka indek kesukaran item dapat diperoleh dengan
menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Du Bois, yaitu:32
B
P=
JS
Keterangan :
P : proporsi (indeks kesukaran)
B : jumlah siswa yang menjawab soal tes dengan benar
JS : jumlah seluruh peserta didik peserta tes
31
Ibid, h. 370
32
Ibid, h. 372.
21
Ibid, h.378
33
34
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2013), h. 79.
22
3. Uji t Independent
Pengujian hipotesis bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pengaruh fasilitas praktikum terhadap pemahamann materi botani
phanerogamae mahasiswa jurusan tadris biologi IAIN kerinci.
Pengujian hipotesis menggunakan uji-t independent dengan persamaan
rumus.35
X 1− X 2
t=
S1 2 S1 2
+
n1 n2
Keterangan :
Nilai rata-rata hasil perkelompok
Banyaknya subjek
Varians subjek 1
Varians subjek 2
DAFTAR PUSTAKA
35
Ibid, h. 197.
23