Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk dapat mengikuti Simposium Guru
dan Tenaga Kependidikan Tingkat Nasional Tahun 2015 yang diselenggarakan
oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Oleh:
NURCHAILI, S.Pd.
NIP. 19710517 199703 2 002
ABSTRAK
Hasil penelitian menunjukkan ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal pada
siklus I sebesar 65,22% dan pada siklus II meningkat menjadi 91,67%. Aktivitas
siswa pada siklus I berada pada predikat keaktifan “Aktif” dengan persentase
aktivitas siswa sebesar 73,51% dan pada siklus II meningkat menjadi 87,94% dengan
predikat keaktifan “sangat aktif”. Tanggapan positif siswa terhadap model
pembelajaran kooperatif Kampung Mineral pada siklus I mencapai 92% dan dapat
dipertahankan pada siklus II dengan persentase tanggapan positif sebesar
92,8%.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran
Kooperatif Kampung Mineral dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XII-IPA-
1 pada materi mineral unsur, dan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa serta
tanggapan siswa terhadap model pembelajaran ini positif.
KATA PENGANTAR
Nurchaili, S.Pd.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ……………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR ………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………. iii
BAB I. PENDAHULUAN …….........….......…….……..……...……… 1
BAB II. KAJIAN TEORI ..................................................................... 3
A. Model Pembelajaran Kooperatif ....................................... 3
B. Model Pembelajaran Kooperatif Kampung Mineral .............. 3
C. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Kampung Mineral .......................................................... 5
D. Metode ........................................................................... 5
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................... 8
A. Siklus I ......................................................................... 8
B. Siklus II ........................................................................ 12
C. Pembahasan .................................................................. 16
BAB IV. SIMPULAN DAN REKOMENDASI .............................. 18
A. Simpulan ........................................................................ 18
B. Rekomendasi .................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 19
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN TEORI
D. Metode
Penelitian ini dilakukan di kelas XII-IPA-1 MAN Darussalam Kabupaten
Aceh Besar selama dua bulan (1 November - 31 Desember 2012). Penelitian ini
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR).
Sesuai dengan karakteristik PTK, maka penelitian ini merupakan penelitian
bersiklus, yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat kegiatan,
yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.
Jika nilai siswa berada pada batas atas, maka predikat keaktifan yang diberikan
sesuai dengan predikat keaktifan batas bawah diatasnya.
b) Untuk hasil belajar siswa, nilai tes yang diperoleh dibandingkan dengan nilai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Seorang siswa dikatakan tuntas apabila
nilai yang diperoleh lebih tinggi atau sama dengan nilai KKM. Pada materi
mineral unsur nilai KKM yang ditetapkan sebesar 70. Selanjutnya persentase
ketuntasan belajar secara klasikal dihitung menggunakan rumus:
Jumlah Siswa yang Nilai ≥KKM (70)
Persentase = x 100%
Jumlah SeluruhSiswa
Peningkatan hasil belajar ditentukan dengan membandingkan persentase
ketuntasan belajar secara klasikal antar siklus.
c. Indikator Kinerja
Yang menjadi indikator keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
adalah: a) Terjadinya peningkatan hasil belajar siswa pada materi mineral unsur
melalui model pembelajaran kooperatif Kampung Mineral antar siklus dengan
tingkat ketuntasan belajar secara klasikal minimal 75%; b) Terjadinya peningkatan
aktivitas belajar siswa antar siklus, dengan predikat keaktifan “aktif”.
dan c) Tanggapan positif siswa terhadap model pembelajaran kooperatif Kampung
Mineral secara klasikal minimal 80%
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Siklus I
Rencana tindakan yang dilakukan pada Siklus I meliputi tahap perencanaan,
tahap pelaksanaan tindakan, tahap pengamatan dan refleksi. Adapun hasil
pengamatan aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran materi mineral unsur
dengan model pembelajaran kooperatif Kampung Mineral pada Siklus I dapat dilihat
pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus I
Pengamat Rata-rata Persentase
No Aspek yang Diamati dari Nilai Keterangan
P1 P2 Ideal 4
Kegiatan Awal: (10 menit)
1 Siswa menjawab salam dan 3,87 3,78 3,83 95,80% Sangat
berdoa bersama Aktif
2 Siswa menanggapi guru 4,00 3,96 3,98 99,50% Sangat
mengabsen Aktif
3 Siswa menyimak apersepsi 2,04 2,00 2,02 50,50% Cukup Aktif
4 Siswa mendengar motivasi 3,00 3,04 3,02 75,50% Aktif
yang diberikan guru
5 Siswa mendengarkan tujuan 3,09 2,96 3,03 75,80% Aktif
dan materi yang akan
dipelajari.
Kegiatan Inti : (60 menit)
Ekplorasi :
6 Siswa mendengarkan 2,96 2,96 2,96 74% Aktif
penjelasan mengenai model
pembelajaran Kampung
Mineral yang akan
dilakukan.
7 Siswa memperhatikan 4,00 3,96 3,98 99,50% Sangat
setumpuk kartu yang Aktif
ditunjukkan guru.
Elaborasi :
8 Masing-masing siswa 3,00 2,96 2,98 74,50% Aktif
mengambil satu kartu yang
berisi nama mineral, unsur
yang dikandungnya, dan
rumus senyawa.
9 Masing-masing siswa 2,00 2,04 2,02 50,50% Cukup Aktif
mengingat apa yang tertulis
di kartu selama 3 menit.
Tabel 3 menunjukkan hasil tes belajar siswa pada Siklus I belum begitu
memuaskan. Siswa yang mencapai nilai di atas nilai KKM hanya 15 siswa, dan
sisanya 8 siswa memperoleh nilai di bawah KKM. Sedangkan 1 orang siswa tidak
hadir pada Siklus I (Rizki Zikrullah). Dari hasil perhitungan diperoleh persentase
ketuntasan belajar materi mineral unsur siswa kelas XII-IPA-1 pada Siklus I sebesar
65,22% artinya secara klasikal belum tuntas.
Siklus I diakhiri dengan pemberian angket tanggapan siswa terhadap model
pembelajaran kooperatif Kampung Mineral. Rekapitulasi jawaban angket siswa
tersaji pada tabel 4 berikut.
pengamatan terhadap aktivitas siswa, data hasil belajar siswa dan data tanggapan
siswa, ada beberapa catatan yang dijadikan landasan perbaikan pembelajaran untuk
dilaksanakan pada Siklus II, antara lain: a) mengusahakan peningkatan aktivitas
siswa pada nomor 3, 9, 13,14 dan 19, agar mendapatkan predikat “Aktif”; b)
menambah waktu pada aktivitas nomor 3 menjadi 5 menit dan aktivitas nomor 13
menjadi 15 menit agar siswa dapat mengingat dengan lebih baik, sebagai upaya
meningkatkan hasil belajar siswa; c) mempertahankan tanggapan siswa yang telah
“positif terhadap pembelajaran mineral unsur dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif Kampung Mineral.
B. Siklus II
Sebelum melaksanakan kegiatan pada Siklus II, peneliti melakukan revisi
terhadap RPP berdasarkan hasil refleksi dari Siklus I. Rencana tindakan yang
dilakukan pada Siklus II meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan,
tahap pengamatan dan refleksi. Adapun hasil pengamatan aktivitas siswa selama
pembelajaran pada Siklus II tersaji pada Tabel 5 berikut.
Elaborasi :
Konfirmasi:
16 Siswa mendengarkan penguat 3,63 3,63 3,63 90,75% Sangat Aktif
an dari guru tentang materi
yang telah dipelajari.
C. Pembahasan
Aktivitas Siswa
Berdasarkan hasil analisis data pengamatan aktivitas siswa pada Siklus I
diperoleh persentase aktivitas siswa sebesar 73,51% dan mendapat predikat
keaktifan “Aktif”. Dari 20 kegiatan atau aktivitas siswa yang diamati selama
pembelajaran berlangsung, ada 5 aktivitas yang masih mendapatkan predikat
keaktifan “Cukup Aktif” dengan persentase keaktifan 50%, yaitu aktivitas nomor 13
mengenai berkenalan dengan tetangga dekat. Sedangkan 4 aktifitas lainnya mendapat
persentase keaktifan 50,5%, yaitu aktivitas siswa nomor 3 tentang menyimak dan
menanggapi apersepsi, aktivitas nomor 9 tentang mengingat apa yang tertulis di
kartu, aktivitas nomor 14 tentang menjawab pertanyaan guru mengenai tetangganya,
dan terakhir aktivitas nomor 19 tentang menyimak materi pelajaran untuk pertemuan
selanjutnya.
Selanjutnya terdapat 11 aktivitas siswa yang mendapat predikat keaktifan
“Aktif”, yaitu aktifitas nomor 4, 5, 6, 8, 10, 11, 12, 15, 16, 17 dan 18, dengan
persentase keaktifan bervariasi antara 74% sampai dengan 77,30%. Sedangkan 4
aktivitas siswa lainnya mendapat predikat keaktifan “Sangat Aktif”, dengan
persentase 95,80% untuk aktivitas nomor 1, serta persentase keaktifan 99,50%,
untuk aktivitas siswa nomor 2, 7 dan 20.
Pada Siklus II terjadi peningkatan aktivitas siswa, yaitu dari persentase
aktivitas siswa secara klasikal pada Siklus I sebesar 73,51% dengan predikat
keaktifan “Aktif”, pada Siklus II diperoleh persentase keaktifan siswa secara klasikal
sebesar 87,94% dengan predikat keaktifan “Sangat Aktif”. Hal ini dikarenakan
siswa telah memahami cara belajar dengan model pembelajaran kooperatif Kampung
Mineral.
Hasil Belajar Siswa
Pada Siklus I ketuntasan hasil belajar siswa yang dicapai secara klasikal
adalah 65,22 %. Berdasarkan indikator kinerja diharapkan tingkat ketuntasan belajar
siswa secara klasikal minimal 75%. Jadi pada Siklus I ketuntasan belajar secara
klasikal belum tercapai sebagaimana yang diharapkan.
Setelah dilakukan tes pada Siklus II, terjadi peningkatan ketuntasan belajar,
bahkan banyak siswa yang memperoleh nilai di atas nilai KKM. Pada Siklus II ini
tercatat ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 91,67%. Dari 24 orang siswa, 22
siswa memperoleh nilai di atas KKM, dengan 4 orang siswa (Najmi Arjuna, Putri
Salwa, Rohani dan Zilla Phonna) mendapat nilai sempurna (100). Dua orang siswa
(Ihsan dan Rizki Zikrullah) masih memperoleh nilai di bawah KKM.
Dari hasil analisis data ketuntasan belajar siswa secara klasikal terlihat
adanya peningkatan persentase ketuntasan dari Siklus I ke Siklus II. Terjadinya
peningkatan ketuntasan belajar siswa secara klasikal dari 65,22% menjadi 91,67%,
menunjukkan pembelajaran secara klasikal sudah tuntas dan penerapan model
pembelajaran kooperatif Kampung Mineral pada materi mineral unsur dinyatakan
berhasil. Tindak lanjut terhadap siswa yang belum mencapai ketuntasan adalah
dilakukan pendekatan khusus dan dilakukan remedial secara individual.
Tanggapan Siswa
Tanggapan siswa terhadap model pembelajaran Kampung Mineral pada
Siklus I sangat positif yaitu mencapai 92% dan tanggapan positif ini dapat
dipertahankan pada Siklus II yang mencapai 92,8%. Hal ini terlihat dari semangat
dan antusias siswa selama proses pembelajaran berlangsung, dan siswa juga sangat
antusias dan bersemangat untuk berusaha mengingat nama-nama mineral unsur
semaksimal mungkin. Siswa merasa senang dan puas karena dapat mengingat nama
mineral unsur dengan lebih mudah. Hal ini menambah keyakinan siswa dalam
menjawab soal mineral unsur dengan benar.
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti merekomendasikan beberapa hal
berikut: a) Model pembelajaran kooperatif Kampung Mineral dapat dikembangkan
untuk materi pelajaran lain yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran ini. b)
Model pembelajaran kooperatif Kampung Mineral dapat dikembangkan untuk mata
pelajaran lain. Karena model pembelajaran kooperatif Kampung Mineral ini dapat
memudahkan siswa dalam mengingat dan memahami konsep-konsep yang akan
dikembangkan, siswa secara aktif bekerjasama dalam kelompoknya menjawab setiap
pertanyaan yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Hanum, L. (2011). Modul Kajian Masalah Pembelajaran Kimia. Banda Aceh: FKIP
Kimia Unsyiah.
Nurchaili (2011). Meningkatkan Minat dan Daya Ingat Siswa Terhadap Materi
Mineral Unsur Melalui Model Kampung Mineral. www.itsf.or.id.
Usman, H. dan Akbar, P.S. (2006). Pengantar Statistika. Edisi Kedua. Jakarta: Bumi
Aksara.