Anda di halaman 1dari 28

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XII-IPA-1 PADA

MATERI MINERAL UNSUR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN


KOOPERATIF KAMPUNG MINERAL DI MAN DARUSSALAM
KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk dapat mengikuti Simposium Guru
dan Tenaga Kependidikan Tingkat Nasional Tahun 2015 yang diselenggarakan
oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Oleh:
NURCHAILI, S.Pd.
NIP. 19710517 199703 2 002

MADRASAH ALIYAH NEGERI DARUSSALAM


KABUPATEN ACEH BESAR
2015
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
SIMPOSIUM GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAHUN 2015

ABSTRAK

Ketidakmampuan siswa kelas XII-IPA-1 MAN Darussalam dalam uji coba


menjawab soal Ujian Nasional tentang materi Mineral Unsur melatarbelakangi
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk mengetahui, “Apakah
penerapan model pembelajaran kooperatif Kampung Mineral pada materi mineral
unsur dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan aktivitas siswa dan bagaimana
tanggapan siswa tersebut terhadap model pembelajaran kooperatif Kampung
Mineral”. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan, dan terdiri dari dua siklus.
Lokasi penelitian di MAN Darussalam Kabupaten Aceh Besar kelas XII-IPA-1
dengan jumlah siswa 24 orang.

Hasil penelitian menunjukkan ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal pada
siklus I sebesar 65,22% dan pada siklus II meningkat menjadi 91,67%. Aktivitas
siswa pada siklus I berada pada predikat keaktifan “Aktif” dengan persentase
aktivitas siswa sebesar 73,51% dan pada siklus II meningkat menjadi 87,94% dengan
predikat keaktifan “sangat aktif”. Tanggapan positif siswa terhadap model
pembelajaran kooperatif Kampung Mineral pada siklus I mencapai 92% dan dapat
dipertahankan pada siklus II dengan persentase tanggapan positif sebesar
92,8%.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran
Kooperatif Kampung Mineral dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XII-IPA-
1 pada materi mineral unsur, dan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa serta
tanggapan siswa terhadap model pembelajaran ini positif.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif Kampung Mineral,


Materi Mineral Unsur

Nurchaili, S.Pd. (MAN Darussalam Kabupaten Aceh Besar) i


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
SIMPOSIUM GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAHUN 2015

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., Rabb


seluruh alam, yang telah memberikan kesehatan, kekuatan dan kesempatan kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul
“Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XII-IPA-1 Pada Materi Mineral Unsur
Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Kampung Mineral di MAN Darussalam
Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2012/2013”. Shalawat dan salam
semoga selalu tercurah kepada Rasulullah SAW. beserta keluarga, sahabat dan
umat yang mengikutinya hingga akhir zaman.
Karya tulis ilmiah ini penulis ajukan sebagai salah satu persyaratan untuk
dapat mengikuti Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan Tingkat Nasional
Tahun 2015 yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Dengan penuh
kerendahan hati penulis telah berusaha menyelesaikan karya tulis ini dengan
sebaik mungkin. Untuk kesempurnaan dan pengembangan di kemudian hari
penulis sangat mengharapkan adanya saran dan masukan yang konstruktif dari
semua pihak.
Semoga apa yang telah penulis lakukan ini mendapat ridha dan rahmat dari
Allah SWT. Amiin

Banda Aceh, 22 Oktober 2015

Nurchaili, S.Pd.

Nurchaili, S.Pd. (MAN Darussalam Kabupaten Aceh Besar) ii


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
SIMPOSIUM GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAHUN 2015

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ……………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR ………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………. iii
BAB I. PENDAHULUAN …….........….......…….……..……...……… 1
BAB II. KAJIAN TEORI ..................................................................... 3
A. Model Pembelajaran Kooperatif ....................................... 3
B. Model Pembelajaran Kooperatif Kampung Mineral .............. 3
C. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Kampung Mineral .......................................................... 5
D. Metode ........................................................................... 5
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................... 8
A. Siklus I ......................................................................... 8
B. Siklus II ........................................................................ 12
C. Pembahasan .................................................................. 16
BAB IV. SIMPULAN DAN REKOMENDASI .............................. 18
A. Simpulan ........................................................................ 18
B. Rekomendasi .................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 19
LAMPIRAN

Nurchaili, S.Pd. (MAN Darussalam Kabupaten Aceh Besar) iii


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
SIMPOSIUM GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAHUN 2015

BAB I
PENDAHULUAN

Salah satu kemampuan yang diuji sejak diberlakukannya Ujian Nasional


(UN) Kimia Tahun Pelajaran 2007/2008 adalah siswa dapat mendeskripsikan mineral
suatu unsur. Kemampuan mendeskripsikan mineral suatu unsur termasuk salah satu
dari tiga kemampuan yang diuji dalam Standar Kompetensi Lulusan, yaitu
“Memahami karakteristik unsur-unsur penting, terdapatnya di alam, pembuatan dan
kegunaannya”.
Soal mineral unsur yang diujikan pada UN terkesan sederhana karena dapat
dikategorikan ke dalam soal hafalan. Dalam pembelajaran kimia soal-soal hafalan
sering dianggap sebagai soal yang lebih mudah dari pada soal hitungan. Sangat
disayangkan jika soal UN yang dianggap mudah karena tanpa proses hitungan, salah
dijawab oleh siswa. Semestinya soal hafalan bisa dijawab dengan benar dan yakin
oleh setiap siswa, bukan dengan menebak-nebak (gambling). Dari analisis
kemampuan siswa dalam uji coba menjawab soal UN (2007-2011) tentang mineral
unsur, diperoleh data dari 24 siswa kelas XII-IPA-1 tahun pelajaran 2012/2013 yang
diuji, hanya 6 siswa yang menjawab benar. Berarti hanya 25 persen siswa yang
dinyatakan mampu dalam mendeskripsikan mineral suatu unsur. Hasil ini tentu saja
bertentangan dengan anggapan kebanyakan orang kalau soal hafalan adalah soal
yang lebih mudah dari soal hitungan.
Berdasarkan permasalahan di atas, rumusan masalah pada penelitian ini
adalah: a) apakah model pembelajaran kooperatif Kampung Mineral dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas XII-IPA-1 pada materi mineral unsur?; b)
apakah model pembelajaran kooperatif Kampung Mineral dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa kelas XII-IPA-1 pada materi mineral unsur?; c) bagaimana
tanggapan siswa kelas XII-IPA-1 terhadap model pembelajaran kooperatif Kampung
Mineral?
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: a) untuk mengetahui apakah model
pembelajaran kooperatif Kampung Mineral dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi mineral unsur; b) untuk mengetahui apakah model pembelajaran

Nurchaili, S.Pd. (MAN Darussalam Kabupaten Aceh Besar) 1


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
SIMPOSIUM GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAHUN 2015

kooperatif Kampung Mineral dapat meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran


materi mineral unsur; c) untuk mengetahui tanggapan siswa kelas XII-IPA-1
terhadap model pembelajaran kooperatif Kampung Mineral.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru dalam penerapan
model pembelajaran kooperatif Kampung Mineral pada mata pelajaran dan materi
lain yang sesuai dan untuk memotivasi guru merancang sendiri model pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Disamping itu dapat berguna memperluas
wawasan mengenai model-model pembelajaran.

Nurchaili, S.Pd. (MAN Darussalam Kabupaten Aceh Besar) 2


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
SIMPOSIUM GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAHUN 2015

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Model Pembelajaran Kooperatif


Soekamto, T. (1997) dalam Hanum, L. (2011) berpendapat, model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para
pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
Menurut Sudrajat, A. (2008), model pembelajaran kooperatif sangatlah
banyak, diantaranya: Student Teams-Achievement Divisions (STAD)/Tim Siswa
Kelompok Prestasi (Slavin, 1995), Numbered Heads Together (NHT), Jigsaw
(Model Tim Ahli) (Aronson, Blaney, Stephen, Sikes, And Snapp, 1978), Problem
Based Introductuon (PBI)/Pembelajaran Berdasarkan Masalah, dan lain-lain.
Umumnya pembelajaran kooperatif di atas merupakan produk luar, bukan
produk lokal. Peneliti sebagai seorang guru termotivasi untuk merancang suatu
model pembelajaran kooperatif yang diberi nama “Kampung Mineral”. Model
pembelajaran kooperatif Kampung Mineral ini telah diikutsertakan pada kompetisi
Science Education Award 2011 yang diselenggarakan oleh Indonesia Toray Science
Foundation (ITSF).

B. Model Pembelajaran Kooperatif Kampung Mineral


Johar. R. dkk. (2006) menyatakan, model pembelajaran kooperatif memiliki
karakteristik antara lain: belajar dalam kelompok secara kooperatif, saling bantu
teman sekelompok, dan penghargaan yang berorientasi kepada kelompok. Selain itu
Nurhadi dalam Johar, R. dkk. (2006) menyatakan model pembelajaran kooperatif
harus memperhatikan beberapa unsur, yaitu: saling ketergantungan positif, interaksi
tatap muka, akuntabilitas individual, kemampuan menjalin hubungan antar pribadi
dan timbulnya keterampilan sosial.
Kampung Mineral memiliki karakteristik sesuai dengan model pembelajaran
kooperatif dan juga unsur-unsur yang harus dimiliki oleh pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran kooperatif Kampung Mineral merupakan model pembelajaran

Nurchaili, S.Pd. (MAN Darussalam Kabupaten Aceh Besar) 3


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
SIMPOSIUM GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAHUN 2015

yang dirancang untuk menciptakan suatu pembelajaran yang menarik guna


meningkatkan minat, sekaligus memberikan penguatan pada daya ingat siswa. Model
pembelajaran kooperatif Kampung Mineral dilaksanakan secara berkelompok. Siswa
dalam kelompok saling membantu mengingat nama-nama mineral, hal ini
menunjukkan ketergantungan positif. Siswa merasakan bahwa mereka saling
membutuhkan. Hubungan saling membutuhkan inilah yang dinamakan saling
ketergantungan positif. Interaksi tatap muka pada model pembelajaran kooperatif
Kampung Mineral memungkinkan siswa berdialog dengan sesama siswa maupun
guru. Pada kesempatan ini semua siswa dapat menjadi sumber belajar, sehingga
sumber belajar menjadi beragam. Hal ini terlihat jelas ketika siswa berinteraksi baik
dalam kelompoknya maupun dengan kelompok yang lain untuk saling mengenal.
Unsur akuntabilitas individual pada model pembelajaran kooperatif
Kampung Mineral terlihat pada tanggung jawab terhadap diri sendiri karena siswa
dituntut untuk mengenal dirinya sendiri. Selain itu nilai kelompok ditentukan oleh
setiap anggota kelompok, karena itu semua anggota kelompok memberi sumbangan
untuk penilaian kelompok yang disebut akuntabilitas individual. Kemampuan
menjalin hubungan antar pribadi pada model pembelajaran kooperatif Kampung
Mineral sangat diperlukan karena pembelajaran ini menuntut siswa untuk
mengumpulkan informasi dari siswa-siswa yang lain, baik dalam kelompoknya
maupun kelompok lain. Model pembelajaran kooperatif Kampung Mineral sangat
memungkinkan tumbuhnya keterampilan sosial, karena skenario dalam
pembelajaran ini disusun berdasarkan kehidupan di suatu perkampungan yang
dipimpin oleh Pak Keuchik, Teungku Imum dan masyarakat yang terdiri dari
keluarga-keluarga layaknya perkampungan sesungguhnya.
Prinsip model pembelajaran Kampung Mineral adalah menjadikan siswa
sebagai objek untuk memudahkan mengingat nama-nama mineral suatu unsur.
Inovasi yang dilakukan adalah memberikan nama mineral yang berbeda pada setiap
siswa. Adapun persiapan yang dilakukan guru untuk menerapkan model
pembelajaran Kampung Mineral ini adalah: a) mendata jumlah siswa; b) merancang
skenario atau jalan cerita yang dimaksudkan guna memberikan kesan yang lebih
mendalam untuk memudahkan siswa mengingat nama-nama mineral unsur. c)
membuat kartu sejumlah siswa, berisi paling kurang nama mineral dan unsur yang

Nurchaili, S.Pd. (MAN Darussalam Kabupaten Aceh Besar) 4


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
SIMPOSIUM GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAHUN 2015

dikandungnya juga bisa ditambahkan rumus molekul senyawa atau kegunaannya,


seperti Gambar 1 berikut:

Gambar 1. Contoh kartu unsur

C. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Kampung Mineral


Langkah-langkah yang harus dijalankan dalam menerapkan model
pembelajaran kooperatif Kampung Mineral adalah: a) masing-masing siswa
mengambil satu kartu; b) masing-masing siswa mengingat apa yang tertulis di kartu;
c) guru meminta siswa untuk mencari teman yang memiliki kartu dengan kandungan
unsur yang sama dan kemudian duduk berkelompok; d) guru mengarahkan siswa
bahwa kelompok tersebut merupakan satu keluarga dan masing-masing anggota
keluarga harus saling mengenal; e) sambil bercerita guru mencari tahu apakah
masing-masing anggota keluarga sudah saling mengenal dengan cara bertanya; f)
guru meminta masing masing keluarga untuk mengenal tetangga terdekatnya, yaitu
siswa yang duduk di depan, samping kiri dan samping kanan serta belakangnya; g)
guru mencari tahu kembali apakah masing-masing keluarga sudah saling mengenal
tetangganya; h) terakhir guru mulai mengacak pertanyaan guna mencari tahu apakah
setiap warga kampung sudah saling mengenal.

D. Metode
Penelitian ini dilakukan di kelas XII-IPA-1 MAN Darussalam Kabupaten
Aceh Besar selama dua bulan (1 November - 31 Desember 2012). Penelitian ini
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR).
Sesuai dengan karakteristik PTK, maka penelitian ini merupakan penelitian
bersiklus, yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat kegiatan,
yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.

Nurchaili, S.Pd. (MAN Darussalam Kabupaten Aceh Besar) 5


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
SIMPOSIUM GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAHUN 2015

a. Teknik Pengumpulan Data


Data dalam penelitian ini terdiri dari: a) data tentang aktivitas siswa selama
pembelajaran dikumpulkan dengan menggunakan instrumen lembar pengamatan
aktivitas siswa; b) data hasil belajar siswa diperoleh melalui tes tertulis yang
dilakukan setiap akhir pembelajaran (akhir siklus); dan c) data tanggapan siswa
terhadap model pembelajaran kooperatif Kampung Mineral dikumpulkan dengan
menggunakan angket yang dibagikan kepada siswa setiap akhir siklus pembelajaran.

b. Teknik Analisis Data


Data yang diperoleh pada penelitian ini ditabulasikan dan kemudian
dianalisis. Analisis data terdiri dari : a) analisis data aktivitas siswa (sesuai RPP
berjumlah 20 aktivitas). Predikat keaktifan diberikan sesuai acuan penilaian aktivitas
siswa pada tabel 1 berikut.
Tabel 1. Acuan Penilain Aktivitas Siswa
Skala Predikat Keaktifan Rentang Nilai Rentang Persentase
4 Sangat Aktif 65 – 80 81% - 100%
3 Aktif 50 – 65 63% - 81%
2 Cukup Aktif 35 – 50 44% - 63%
1 Kurang Aktif 20 – 35 25% - 44%

Jika nilai siswa berada pada batas atas, maka predikat keaktifan yang diberikan
sesuai dengan predikat keaktifan batas bawah diatasnya.
b) Untuk hasil belajar siswa, nilai tes yang diperoleh dibandingkan dengan nilai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Seorang siswa dikatakan tuntas apabila
nilai yang diperoleh lebih tinggi atau sama dengan nilai KKM. Pada materi
mineral unsur nilai KKM yang ditetapkan sebesar 70. Selanjutnya persentase
ketuntasan belajar secara klasikal dihitung menggunakan rumus:
Jumlah Siswa yang Nilai ≥KKM (70)
Persentase = x 100%
Jumlah SeluruhSiswa
Peningkatan hasil belajar ditentukan dengan membandingkan persentase
ketuntasan belajar secara klasikal antar siklus.

Nurchaili, S.Pd. (MAN Darussalam Kabupaten Aceh Besar) 6


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
SIMPOSIUM GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAHUN 2015

c) Data tentang tanggapan siswa yang diperoleh melalui angket dianalisis


menggunakan statistik deskriptif dengan rumus persentase sebagai berikut.
Rata - Rata Tanggapan Positif Siswa
Persentase = x 100%
Jumlah SeluruhSiswa
Pada penelitian ini tanggapan siswa terhadap model pembelajaran kooperatif
Kampung Mineral ditentukan berdasarkan persentase tanggapan positif siswa secara
klasikal.

c. Indikator Kinerja
Yang menjadi indikator keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
adalah: a) Terjadinya peningkatan hasil belajar siswa pada materi mineral unsur
melalui model pembelajaran kooperatif Kampung Mineral antar siklus dengan
tingkat ketuntasan belajar secara klasikal minimal 75%; b) Terjadinya peningkatan
aktivitas belajar siswa antar siklus, dengan predikat keaktifan “aktif”.
dan c) Tanggapan positif siswa terhadap model pembelajaran kooperatif Kampung
Mineral secara klasikal minimal 80%

Nurchaili, S.Pd. (MAN Darussalam Kabupaten Aceh Besar) 7


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
SIMPOSIUM GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAHUN 2015

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Siklus I
Rencana tindakan yang dilakukan pada Siklus I meliputi tahap perencanaan,
tahap pelaksanaan tindakan, tahap pengamatan dan refleksi. Adapun hasil
pengamatan aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran materi mineral unsur
dengan model pembelajaran kooperatif Kampung Mineral pada Siklus I dapat dilihat
pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus I
Pengamat Rata-rata Persentase
No Aspek yang Diamati dari Nilai Keterangan
P1 P2 Ideal 4
Kegiatan Awal: (10 menit)
1 Siswa menjawab salam dan 3,87 3,78 3,83 95,80% Sangat
berdoa bersama Aktif
2 Siswa menanggapi guru 4,00 3,96 3,98 99,50% Sangat
mengabsen Aktif
3 Siswa menyimak apersepsi 2,04 2,00 2,02 50,50% Cukup Aktif
4 Siswa mendengar motivasi 3,00 3,04 3,02 75,50% Aktif
yang diberikan guru
5 Siswa mendengarkan tujuan 3,09 2,96 3,03 75,80% Aktif
dan materi yang akan
dipelajari.
Kegiatan Inti : (60 menit)
Ekplorasi :
6 Siswa mendengarkan 2,96 2,96 2,96 74% Aktif
penjelasan mengenai model
pembelajaran Kampung
Mineral yang akan
dilakukan.
7 Siswa memperhatikan 4,00 3,96 3,98 99,50% Sangat
setumpuk kartu yang Aktif
ditunjukkan guru.
Elaborasi :
8 Masing-masing siswa 3,00 2,96 2,98 74,50% Aktif
mengambil satu kartu yang
berisi nama mineral, unsur
yang dikandungnya, dan
rumus senyawa.
9 Masing-masing siswa 2,00 2,04 2,02 50,50% Cukup Aktif
mengingat apa yang tertulis
di kartu selama 3 menit.

Nurchaili, S.Pd. (MAN Darussalam Kabupaten Aceh Besar) 8


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
SIMPOSIUM GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAHUN 2015

10 Siswa mencari teman yang 3,09 3,09 3,09 77,30% Aktif


memiliki kartu dengan
kandungan unsur yang sama
dan kemudian duduk
berkelompok.
11 Siswa mendengar arahan 3,00 2,91 2,96 74% Aktif
guru bahwa kelompok
tersebut merupakan satu
keluarga dan masing-masing
anggota keluarga harus
mengenal dan mengetahui
anggota keluarga yang lain.
(10 menit).
12 Siswa menjawab pertanyaan 3,00 2,96 2,98 74,50% Aktif
yang diberikan guru di sela-
sela ceritanya untuk mencari
tahu apakah masing-masing
anggota keluarga sudah
saling mengenal.
13 Siswa berkenalan dengan 2,00 2,00 2,00 50% Cukup Aktif
tetangga terdekatnya. Yang
duduk di depan, samping kiri
dan samping kanan serta
belakang. (10 menit).
14 Siswa menjawab pertanyaan 2,00 2,04 2,02 50,50% Cukup Aktif
guru yang berkaitan dengan
tetangganya sebagai bukti
sudah saling mengenal.
15 Terakhir siswa menjawab 3,00 2,91 2,96 74% Aktif
pertanyaan guru yang
diberikan secara acak guna
mencari tahu apakah setiap
warga kampung sudah saling
mengenal.
Konfirmasi:
16 Siswa mendengarkan penguat 2,91 2,91 2,91 72,80% Aktif
an dari guru tentang materi
yang telah dipelajari.
Kegiatan Akhir: (20 menit)
17 Siswa membuat simpulan 3,00 3,04 3.02 75,50% Aktif
tentang kandungan unsur
pada berbagai bijih atau
mineralnya dengan
bimbingan guru
18 Siswa mengerjakan tes hasil 3,09 3,00 3,05 76,30% Aktif
belajar untuk mengetahui
ketercapaian indikator dan
kompetensi.
19 Siswa menyimak informasi 2,04 2,00 2,02 50,50% Cukup Aktif
materi pelajaran untuk
pertemuan berikutnya.

Nurchaili, S.Pd. (MAN Darussalam Kabupaten Aceh Besar) 9


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
SIMPOSIUM GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAHUN 2015

20 Kelompok terbaik mendapat 4,00 3,96 3,98 99,50% Sangat


penghargaan dan siswa Aktif
menjawab salam guru ketika
menutup pelajaran.
Jumlah 59,09 58,48 58,81 73,51% Aktif

Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas siswa pada Siklus I di atas, jumlah


skor rata-rata aktivitas siswa secara keseluruhan adalah 58,81. Sesuai acuan penilain
aktivitas siswa sebagaimana tersaji pada Tabel 1 maka Nilai 58,81 berada pada
predikat keaktifan “aktif”, dengan persentase aktivitas siswa sebesar 73,51%.
Sebelum dilakukan tahap refleksi untuk Siklus I, siswa diberikan soal tes
untuk mengetahui ketuntasan belajar pada materi mineral unsur, berupa 4 soal
pilihan ganda. Soal ini tidak hanya dijawab oleh siswa, tetapi siswa juga dituntut
untuk mengidentifikasi soal yang salah dan memperbaikinya, sehingga semua
pengecoh pada soal menjadi benar. Hasil tes siswa kelas XII-IPA-1 MAN
Darussalam pada materi mineral unsur tertera sebagai berikut.

Tabel 3. Hasil Belajar Siswa Siklus I


Hasil Belajar (KKM=70) Ketuntasan (%)
Nilai ≥ 70 Nilai < 70 Tuntas Tidak Tuntas
15 8 65,22% 34,78%

Tabel 3 menunjukkan hasil tes belajar siswa pada Siklus I belum begitu
memuaskan. Siswa yang mencapai nilai di atas nilai KKM hanya 15 siswa, dan
sisanya 8 siswa memperoleh nilai di bawah KKM. Sedangkan 1 orang siswa tidak
hadir pada Siklus I (Rizki Zikrullah). Dari hasil perhitungan diperoleh persentase
ketuntasan belajar materi mineral unsur siswa kelas XII-IPA-1 pada Siklus I sebesar
65,22% artinya secara klasikal belum tuntas.
Siklus I diakhiri dengan pemberian angket tanggapan siswa terhadap model
pembelajaran kooperatif Kampung Mineral. Rekapitulasi jawaban angket siswa
tersaji pada tabel 4 berikut.

Nurchaili, S.Pd. (MAN Darussalam Kabupaten Aceh Besar) 10


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
SIMPOSIUM GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAHUN 2015

Tabel 4. Rekapitulasi Jawaban Angket Tanggapan Siswa pada Siklus I

No. Aspek yang ditanggapi Tanggapan Siswa


Senang
Senang Tidak
Tidak
1. Apakah kamu merasa senang atau tidak terhadap komponen
pembelajaran berikut ini?
a. Materi Pelajaran 20 3
b. Suasana Pembelajaran di kelas 20 3
c. Cara guru mengajar 23
Baru Tidak
2. Apakah komponen pembelajaran berikut ini bagimu, baru
atau tidak?
a. Materi Pelajaran 20 3
b. Suasana Pembelajaran di kelas 23
c. Cara guru mengajar 23
Berminat Tidak
3. Apakah kamu berminat atau tidak untuk mengikuti 23
pembelajaran selanjutnya, seperti yang baru saja kamu ikuti?
Jelas Tidak
4. Apakah kamu dapat memahami dengan jelas atau tidak 18 5
bahasa yang digunakan dalam pembelajaran yang baru saja
kamu ikuti?
Mudah Tidak
5. Apakah model pembelajaran kooperatif Kampung Mineral 20 3
dapat memudahkan kamu atau tidak dalam mengingat
nama-nama mineral unsur dan unsur yang dikandungnya?
Yakin Tidak
6. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif Kampung 20 3
Mineral pada materi mineral unsur dapat membuat kamu
yakin atau tidak dalam menjawab soal-soal mineral unsur
dengan benar?
Tertarik Tidak
7. Apakah kamu tertarik atau tidak dengan model 23
pembelajaran Kampung Mineral yang baru saja kamu ikuti
Rata-Rata Tanggapan Positif Siswa 22,27

Dari hasil perhitungan diperoleh persentase tanggapan siswa terhadap


pembelajaran materi mineral unsur dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif Kampung Mineral sebesar 92%. Persentase ini menunjukkan tanggapan
siswa terhadap model pembelajaran kooperatif Kampung Mineral secara klasikal
“positif”.
Tahap akhir dari Siklus I ini yaitu tahap refleksi. Guru sebagai peneliti
berdiskusi dengan pengamat untuk mengkaji apakah tindakan yang dilakukan telah
sesuai dengan perencanaan atau belum. Setelah dilakukan analisis data hasil

Nurchaili, S.Pd. (MAN Darussalam Kabupaten Aceh Besar) 11


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
SIMPOSIUM GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAHUN 2015

pengamatan terhadap aktivitas siswa, data hasil belajar siswa dan data tanggapan
siswa, ada beberapa catatan yang dijadikan landasan perbaikan pembelajaran untuk
dilaksanakan pada Siklus II, antara lain: a) mengusahakan peningkatan aktivitas
siswa pada nomor 3, 9, 13,14 dan 19, agar mendapatkan predikat “Aktif”; b)
menambah waktu pada aktivitas nomor 3 menjadi 5 menit dan aktivitas nomor 13
menjadi 15 menit agar siswa dapat mengingat dengan lebih baik, sebagai upaya
meningkatkan hasil belajar siswa; c) mempertahankan tanggapan siswa yang telah
“positif terhadap pembelajaran mineral unsur dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif Kampung Mineral.

B. Siklus II
Sebelum melaksanakan kegiatan pada Siklus II, peneliti melakukan revisi
terhadap RPP berdasarkan hasil refleksi dari Siklus I. Rencana tindakan yang
dilakukan pada Siklus II meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan,
tahap pengamatan dan refleksi. Adapun hasil pengamatan aktivitas siswa selama
pembelajaran pada Siklus II tersaji pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus II

Pengamat Rata-rata Persentase


No Aspek yang Diamati dari Nilai Keterangan
P1 P2 Ideal 4
Kegiatan Awal: (10 menit)
1 Siswa menjawab salam dan 3,96 3,96 3,96 99,00% Sangat Aktif
berdoa bersama
2 Siswa menanggapi guru 3,88 3,96 3,92 98,00% Sangat Aktif
mengabsen
3 Siswa menyimak apersepsi 3,04 3,00 3,02 75,50% Aktif

4 Siswa mendengar motivasi 3,38 3,38 3,38 84,50% Sangat Aktif


yang diberikan guru
5 Siswa mendengarkan tujuan 3,54 3,58 3,56 89,00% Sangat Aktif
dan materi yang akan
dipelajari.
Kegiatan Inti : (60 menit)
Ekplorasi :
6 Siswa mendengarkan 3,58 3,58 3,58 90% Sangat Aktif
penjelasan mengenai model
pembelajaran Kampung
Mineral yang akan dilakukan.
7 Siswa memperhatikan 3,96 3,96 3,96 99,00% Sangat Aktif
setumpuk kartu yang
ditunjukkan guru.

Nurchaili, S.Pd. (MAN Darussalam Kabupaten Aceh Besar) 12


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
SIMPOSIUM GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAHUN 2015

Pengamat Rata-rata Persentase


No Aspek yang Diamati dari Nilai Keterangan
P1 P2 Ideal 4

Elaborasi :

8 Masing-masing siswa 3,46 3,54 3,50 87,50% Sangat Aktif


mengambil satu kartu yang
berisi nama mineral, unsur
yang dikandungnya, dan rumus
senyawa.
9 Masing-masing siswa 3,00 3,00 3,00 75,00% Aktif
mengingat apa yang tertulis di
kartu selama 5 menit.
10 Siswa mencari teman yang 3,58 3,63 3,61 90,13% Sangat Aktif
memiliki kartu dengan
kandungan unsur yang sama
dan kemudian duduk
berkelompok.
11 Siswa mendengar arahan guru 3,58 3,71 3,65 91,13% Sangat Aktif
bahwa kelompok tersebut
merupakan satu keluarga dan
masing-masing anggota
keluarga harus mengenal dan
mengetahui anggota keluarga
yang lain. (10 menit).
12 Siswa menjawab pertanyaan 3,75 3,75 3,75 93,75% Sangat Aktif
yang diberikan guru di sela-
sela ceritanya untuk mencari
tahu apakah masing-masing
anggota keluarga sudah saling
mengenal.
13 Siswa berkenalan dengan 2,96 3,00 2,98 74,50% Aktif
tetangga terdekatnya. Yang
duduk di depan, samping kiri
dan samping kanan serta
belakang. (15 menit).
14 Siswa menjawab pertanyaan 2,92 3,00 2,96 74,00% Aktif
guru yang berkaitan dengan
tetangganya sebagai bukti
sudah saling mengenal.
15 Terakhir siswa menjawab 3,58 3,63 3,61 90,13% Sangat Aktif
pertanyaan guru yang
diberikan secara acak guna
mencari tahu apakah setiap
warga kampung sudah saling
mengenal.

Konfirmasi:
16 Siswa mendengarkan penguat 3,63 3,63 3,63 90,75% Sangat Aktif
an dari guru tentang materi
yang telah dipelajari.

Nurchaili, S.Pd. (MAN Darussalam Kabupaten Aceh Besar) 13


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
SIMPOSIUM GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAHUN 2015

Pengamat Rata-rata Persentase


No Aspek yang Diamati dari Nilai Keterangan
P1 P2 Ideal 4
Kegiatan Akhir: (20 menit)
17 Siswa membuat simpulan 3,46 3,54 3,50 87,50% Sangat Aktif
tentang kandungan unsur pada
berbagai bijih atau mineralnya
dengan bimbingan guru
18 Siswa mengerjakan tes hasil 3,88 3,88 3,88 97,00% Sangat Aktif
belajar untuk mengetahui
ketercapaian indikator dan
kompetensi.
19 Siswa menyimak informasi 2,92 3,00 2,96 74,00% Aktif
materi pelajaran untuk
pertemuan berikutnya.
20 Kelompok terbaik mendapat 3,96 3,92 3,94 98,50% Sangat Aktif
penghargaan dan siswa
menjawab salam guru ketika
menutup pelajaran.
Jumlah 70,02 70,65 70,35 87,94% Sangat Aktif

Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas siswa pada Siklus II di atas, jumlah


skor rata-rata aktivitas siswa secara keseluruhan adalah 70,35. Sesuai acuan penilaian
aktivitas siswa sebagaimana tersaji pada Tabel 1, maka nilai 70,35 berada pada
predikat keaktifan “Sangat Aktif”, dengan persentase aktivitas siswa sebesar
87,94 %.
Hasil belajar siswa yang diperoleh pada Siklus II tersaji pada Tabel 6 berikut.
Tabel 6. Hasil Belajar Siswa Siklus II
Hasil Belajar (KKM=70) Ketuntasan (%)
Nilai ≥ 70 Nilai < 70 Tuntas Tidak Tuntas
22 2 91,67% 8,33%

Berdasarkan data pada Tabel 6 di atas, dari 24 siswa terdapat 2 orang


siswa yang memperoleh nilai masih dibawah nilai KKM sedangkan 22 orang siswa
lainnya memperoleh nilai di atas nilai KKM. Persentase ketuntasan belajar pada
Siklus II sebesar 91,67%. Secara klasikal proses pembelajaran dianggap tuntas.
Karena indikator kinerja ketuntasan belajar secara klasikal yang diharapkan minimal
75%.

Nurchaili, S.Pd. (MAN Darussalam Kabupaten Aceh Besar) 14


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
SIMPOSIUM GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAHUN 2015

Tanggapan siswa terhadap model pembelajaran kooperatif Kampung Mineral


pada Siklus II tersaji pada Tabel 7 berikut.

Tabel 7. Rekapitulasi Jawaban Angket Tanggapan Siswa pada Siklus II

No. Aspek yang ditanggapi Tanggapan Siswa


Senang
Senang Tidak
Tidak
1. Apakah kamu merasa senang atau tidak terhadap komponen
pembelajaran berikut ini?
a. Materi Pelajaran 22 2
b. Suasana Pembelajaran di kelas 24
c. Cara guru mengajar 24
Baru Tidak
2. Apakah komponen pembelajaran berikut ini bagimu, baru
atau tidak?
a. Materi Pelajaran 10 14
b. Suasana Pembelajaran di kelas 24
c. Cara guru mengajar 24
Berminat Tidak
3. Apakah kamu berminat atau tidak untuk mengikuti 24
pembelajaran selanjutnya, seperti yang baru saja kamu ikuti?
Jelas Tidak
4. Apakah kamu dapat memahami dengan jelas atau tidak 23 1
bahasa yang digunakan dalam pembelajaran yang baru saja
kamu ikuti?
Mudah Tidak
5. Apakah model pembelajaran kooperatif Kampung Mineral 23 1
dapat memudahkan kamu atau tidak dalam mengingat
nama-nama mineral unsur dan unsur yang dikandungnya?
Yakin Tidak
6. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif Kampung 23 1
Mineral pada materi mineral unsur dapat membuat kamu
yakin atau tidak dalam menjawab soal-soal mineral unsur
dengan benar?
Tertarik Tidak
7. Apakah kamu tertarik atau tidak dengan model 24
pembelajaran Kampung Mineral yang baru saja kamu ikuti
Rata-Rata Tanggapan Positif Siswa 22,27

Dari tabel 7 di atas dapat disimpulkan, tanggapan siswa terhadap


pembelajaran materi mineral unsur dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif Kampung Mineral secara klasikal adalah “positif” dengan persentase 92,8
%. Karena seluruh indikator kinerja pada penelitian ini telah tercapai, bahkan ada
yang melebihi harapan, maka penelitian tindakan kelas ini dihentikan.

Nurchaili, S.Pd. (MAN Darussalam Kabupaten Aceh Besar) 15


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
SIMPOSIUM GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAHUN 2015

C. Pembahasan
Aktivitas Siswa
Berdasarkan hasil analisis data pengamatan aktivitas siswa pada Siklus I
diperoleh persentase aktivitas siswa sebesar 73,51% dan mendapat predikat
keaktifan “Aktif”. Dari 20 kegiatan atau aktivitas siswa yang diamati selama
pembelajaran berlangsung, ada 5 aktivitas yang masih mendapatkan predikat
keaktifan “Cukup Aktif” dengan persentase keaktifan 50%, yaitu aktivitas nomor 13
mengenai berkenalan dengan tetangga dekat. Sedangkan 4 aktifitas lainnya mendapat
persentase keaktifan 50,5%, yaitu aktivitas siswa nomor 3 tentang menyimak dan
menanggapi apersepsi, aktivitas nomor 9 tentang mengingat apa yang tertulis di
kartu, aktivitas nomor 14 tentang menjawab pertanyaan guru mengenai tetangganya,
dan terakhir aktivitas nomor 19 tentang menyimak materi pelajaran untuk pertemuan
selanjutnya.
Selanjutnya terdapat 11 aktivitas siswa yang mendapat predikat keaktifan
“Aktif”, yaitu aktifitas nomor 4, 5, 6, 8, 10, 11, 12, 15, 16, 17 dan 18, dengan
persentase keaktifan bervariasi antara 74% sampai dengan 77,30%. Sedangkan 4
aktivitas siswa lainnya mendapat predikat keaktifan “Sangat Aktif”, dengan
persentase 95,80% untuk aktivitas nomor 1, serta persentase keaktifan 99,50%,
untuk aktivitas siswa nomor 2, 7 dan 20.
Pada Siklus II terjadi peningkatan aktivitas siswa, yaitu dari persentase
aktivitas siswa secara klasikal pada Siklus I sebesar 73,51% dengan predikat
keaktifan “Aktif”, pada Siklus II diperoleh persentase keaktifan siswa secara klasikal
sebesar 87,94% dengan predikat keaktifan “Sangat Aktif”. Hal ini dikarenakan
siswa telah memahami cara belajar dengan model pembelajaran kooperatif Kampung
Mineral.
Hasil Belajar Siswa
Pada Siklus I ketuntasan hasil belajar siswa yang dicapai secara klasikal
adalah 65,22 %. Berdasarkan indikator kinerja diharapkan tingkat ketuntasan belajar
siswa secara klasikal minimal 75%. Jadi pada Siklus I ketuntasan belajar secara
klasikal belum tercapai sebagaimana yang diharapkan.

Nurchaili, S.Pd. (MAN Darussalam Kabupaten Aceh Besar) 16


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
SIMPOSIUM GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAHUN 2015

Setelah dilakukan tes pada Siklus II, terjadi peningkatan ketuntasan belajar,
bahkan banyak siswa yang memperoleh nilai di atas nilai KKM. Pada Siklus II ini
tercatat ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 91,67%. Dari 24 orang siswa, 22
siswa memperoleh nilai di atas KKM, dengan 4 orang siswa (Najmi Arjuna, Putri
Salwa, Rohani dan Zilla Phonna) mendapat nilai sempurna (100). Dua orang siswa
(Ihsan dan Rizki Zikrullah) masih memperoleh nilai di bawah KKM.
Dari hasil analisis data ketuntasan belajar siswa secara klasikal terlihat
adanya peningkatan persentase ketuntasan dari Siklus I ke Siklus II. Terjadinya
peningkatan ketuntasan belajar siswa secara klasikal dari 65,22% menjadi 91,67%,
menunjukkan pembelajaran secara klasikal sudah tuntas dan penerapan model
pembelajaran kooperatif Kampung Mineral pada materi mineral unsur dinyatakan
berhasil. Tindak lanjut terhadap siswa yang belum mencapai ketuntasan adalah
dilakukan pendekatan khusus dan dilakukan remedial secara individual.
Tanggapan Siswa
Tanggapan siswa terhadap model pembelajaran Kampung Mineral pada
Siklus I sangat positif yaitu mencapai 92% dan tanggapan positif ini dapat
dipertahankan pada Siklus II yang mencapai 92,8%. Hal ini terlihat dari semangat
dan antusias siswa selama proses pembelajaran berlangsung, dan siswa juga sangat
antusias dan bersemangat untuk berusaha mengingat nama-nama mineral unsur
semaksimal mungkin. Siswa merasa senang dan puas karena dapat mengingat nama
mineral unsur dengan lebih mudah. Hal ini menambah keyakinan siswa dalam
menjawab soal mineral unsur dengan benar.

Nurchaili, S.Pd. (MAN Darussalam Kabupaten Aceh Besar) 17


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
SIMPOSIUM GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAHUN 2015

BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal: a) Model


pembelajaran kooperatif Kampung Mineral dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas XII-IPA-1 MAN Darussalam tahun pelajaran 2012/2013 pada materi mineral
unsur; b) Model pembelajaran kooperatif Kampung Mineral dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa kelas XII-IPA-1 MAN Darussalam tahun pelajaran 2012/2013
pada materi mineral unsur; c) Tanggapan siswa kelas XII-IPA-1 MAN Darussalam
tahun pelajaran 2012/2013 terhadap model pembelajaran kooperatif Kampung
Mineral adalah positif

B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti merekomendasikan beberapa hal
berikut: a) Model pembelajaran kooperatif Kampung Mineral dapat dikembangkan
untuk materi pelajaran lain yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran ini. b)
Model pembelajaran kooperatif Kampung Mineral dapat dikembangkan untuk mata
pelajaran lain. Karena model pembelajaran kooperatif Kampung Mineral ini dapat
memudahkan siswa dalam mengingat dan memahami konsep-konsep yang akan
dikembangkan, siswa secara aktif bekerjasama dalam kelompoknya menjawab setiap
pertanyaan yang diberikan.

Nurchaili, S.Pd. (MAN Darussalam Kabupaten Aceh Besar) 18


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
SIMPOSIUM GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAHUN 2015

DAFTAR PUSTAKA

Hanum, L. (2011). Modul Kajian Masalah Pembelajaran Kimia. Banda Aceh: FKIP
Kimia Unsyiah.

Johar, R. dkk. (2006).Strategi Belajar Mengajar. Banda Aceh: FKIP Unsyiah.

Kamarullah, dkk. (2009). Pembelajaran Persamaan Kuadrat Melalui Model


Kooperatif Struktural Numbered Heads Together Dengan Media Dari Sandal
Jepit di Kelas X MAN Indrapuri Aceh Besar Tahun Pelajaran 2009/2010.

Kunandar (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Nur, M. (2011), Model Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Pusat Sains dan


Matematika Sekolah Pascasarjana Unesa.

Nurchaili (2011). Meningkatkan Minat dan Daya Ingat Siswa Terhadap Materi
Mineral Unsur Melalui Model Kampung Mineral. www.itsf.or.id.

Sudrajat, A. (2008).Model Pembelajaran. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/


2008/01/19/model-pembelajaran-inovatif/ (diakses 1 November 2012).

Usman, H. dan Akbar, P.S. (2006). Pengantar Statistika. Edisi Kedua. Jakarta: Bumi
Aksara.

Nurchaili, S.Pd. (MAN Darussalam Kabupaten Aceh Besar) 19


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
SIMPOSIUM GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAHUN 2015

LAMPIRAN FOTO PENELITIAN

Guru memotivasi siswa dengan memperlihatkan soal UN Mineral Unsur

Guru menunjukkan kartu untuk membangkitkan rasa ingin tahu siswa

Nurchaili, S.Pd. (MAN Darussalam Kabupaten Aceh Besar) 20


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
SIMPOSIUM GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAHUN 2015

Guru membagikan kartu

Suasana Kampung Mineral/ Siswa duduk perkelompok


sesuai Unsur yang tertulis di kartu

Nurchaili, S.Pd. (MAN Darussalam Kabupaten Aceh Besar) 21


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
SIMPOSIUM GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAHUN 2015

Siswa duduk dalam kelompok/keluarga dan


berinteraksi agar saling mengenal

Siswa berkunjung ke kelompok lain/tetangga untuk berkenalan

Nurchaili, S.Pd. (MAN Darussalam Kabupaten Aceh Besar) 22


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
SIMPOSIUM GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAHUN 2015

Guru bertanya secara acak untuk mengecek apakah semua


warga Kampung Mineral sudah saling mengenal

Kelompok terbaik pada pembelajaran Materi Mineral Unsur dengan Model


Pembelajaran Kooperatif Kampung Mineral

Nurchaili, S.Pd. (MAN Darussalam Kabupaten Aceh Besar) 23

Anda mungkin juga menyukai