Anda di halaman 1dari 21

PENGGUNAAN PENDEKATAN IBL UNTUK MENINGKATKAN

KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI


KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

PROPOSAL

OLEH

FITRIAH NUR UTAMI

13.23.0028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN

MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARY

BANJARMASIN

2017

1
PROPOSAL PENELITIAN
1. Judul Penelitian : Penggunaan Pendekatan IBL
Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Kelarutan Dan Hasil
Kali Kelarutan.
2. Jenis Penelitian : Quasy Experiment
3. Pelaksana Penelitian
a. Nama : Fitriah Nur Utami
b. NPM : 13.23.0028
c. Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
d. Jurusan : Ilmu Pendidikan
e. Program studi : Pendidikan Kimia
4. Waktu Penelitian : April sampai selesai

Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II

Mengetahui ,
Dekan FKIP UNISKA Ka.Prodi Pendidikan Kimia

2
Daftar Isi
Halaman Judul ………………………………………………………..
Lembar Pengesahan…………………………………………………..
Daftar Isi………………………………………………………………
Daftar Tabel…………………………………………………………..
Daftar Gambar………………………………………………………..
Daftar Lampiran……………………………………………………...
Bab I Pendahuluan…………………………………………………...
A. Latar Belakang Masalah……………………………………..
B. Rumusan Masalah…………………………………………...
C. Batasan Masalah……………………………………………..
D. Pertanyaan Penelitian………………………………………..
E. Definisi Operasional…………………………………………
F. Tujuan Penelitian ……………………………………………
G. Manfaat Penelitian…………………………………………...
Bab Ii Landasan Teori……………………………………………...
A. Tinjauan Pustaka ………………………………………….
B. Kerangka Berpikir …………………………………………
C. Hipotesis……………………………………………………
D. Penelitian Yang Relevan………………………. ………..
Bab Iii Modtode Penelitian……………………………………….
A. Jenis Dan Desain Penelitian ……………………………..
B. Tempat Dan Waktu Penelitian …………………………..
C. Populasi Dan Sampel Penelitian…………………………..
D. Teknik Dan Instrument Pengumpulan Data …………….
Daftar Pustaka……………………………………………………..

3
DAFTAR TABEL

4
DAFTAR GAMBAR

5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal terpenting di dalam kehidupan. Melalui pendidikan
sumber daya manusia yang berkualitas dicetak untuk menjadi motor penggerak
kemajuan dan kemakmuran bangsa. Proses pendidikan sendiri sudah dimulai sejak
manusia dilahirkan dalam lingkungan keluarga dilanjutkan dengan jenjang
pendidikan formal yang lebih terstruktur dan sistematis dalam lingkungan sekolah. Di
dalam sekolah terjadi interaksi antara siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai
pendidik dalam suatu proses pembelajaran.Pendidikan merupakan proses interaksi
yang mendorong terjadinya Proses belajar. Belajar merupakan proses manusia
mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan dan sikap. Keseluruhan proses
belajar hanya dapat diamati jika ada perubahan perilaku baik dalam aspek kognitif,
afektif maupun psikomotorik.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan di SMAN 1
Kandangan ternyata hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA 1 SMAN 1 Kandangan
masih rendah yaitu nilai rata-rata untuk materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
adalah 56,74 dengan ketuntasan klasikal 37,21% dan rata-rata nilai untuk materi
stoikiometri adalah 61,16 dengan ketuntasan klasikal 25,58%. Rendahnya hasil
belajar kimia di kelas SMAN 1 Kandangan tersebut menunjukkan rendahnya
pemahaman siswa terhadap konsep kimia. Hal ini disebabkan karena pembelajaran
didominasi dengan metode ceramah yang berpusat pada guru. Guru lebih aktif dalam
kegiatan pembelajaran sebagai pemberi pengetahuan bagi siswa. Akibatnya siswa
memiliki banyak pengetahuan tetapi tidak dilatih untuk menemukan pengetahuan dan
konsep, sehingga siswa cenderung lebih cepat bosan dalam mengikuti pelajaran yang
berdampak pada rendahnya hasil belajar.

6
Hasil wawancara dengan siswa (tahun 2017) tentang permasalahan dalam
mata pelajaran kimia, antara lain:
a. Kesulitan dalam memahami dan menghafal konsep kimia yang abstrak
b. Kesulitan dalam hitungan kimia karena kurangnya latihan
c. Kesulitan mengaitkan konsep dengan kehidupan sehari-hari yang mereka
alami atau di lingkungan sekitar.
Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan melakukan terobosan dalam
pembelajaran kimia sehingga tidak menyajikan materi yang bersifat abstrak tetapi
juga harus melibatkan siswa secara langsung di dalam pembelajaran, salah satunya
adalah dengan menerapkan metode pembelajaran dengan pendekatan IBL.
Pendekatan ini diharapkan dapat menarik minat siswa untuk belajar kimia sehingga
diharapkan hasil belajarnya akan meningkat, karena siswa diajak langsung untuk
mencari informasi, melakukan penyelidikan atau percobaan untuk menemukan
konsep tentang materi pelajaran. Penelitian dengan menggunakan pendekatan IBL ini
pernah dilakukan oleh Amin Suyitno yang mengeksperimenkan tentang penggunaan
model pembelajaran dengan pendekatan IBL sebagai strategi yang berasosiasi dengan
CTL (Contextual Teaching and Learning) di SMP 2 Semarang kelas II program
percepatan, ternyata hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan.
Penelitian yang dilakukan oleh Ariyani (2006:66) menyatakan bahwa
penerapan model pembelajaran dengan pendekatan IBL pada mata pelajaran kimia
khususnya pada pokok bahasan sistem koloid dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas XI IPA 1 SMA 12 Semarang.. Hal ini ditandai dengan meningkatnya nilai rata -
rata hasil belajar siswa
Perbedaan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian-penelitian
sebelumnya adalah siswa lebih diaktifkan dalam mencari informasi dan pengetahuan
mengenai materi dengan jalan siswa membuat soal yang disertai dengan jawabannya,
kemudian dengan informasi yang mereka dapat siswa melakukan percobaan untuk
membuktikan teori yang ditemukan oleh para ahli. Pada akhir kegiatan, siswa
menyimpulkan konsep materi yang dibahas. Dengan kegiatan ini diharapkan

7
pemahaman siswa akan meningkat yang berdampak pada peningkatan hasil belajar
siswa. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul“ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Melalui Model
Pembelajaran dengan Pendekatan IBL (Inquiry Based-Learning) pada Kelas XI
SMAN 1 Kandangan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan observasi didapatkan bahwa keaktifan dan hasil belajar kimia
pada kelas XI IPA 1 SMAN 1Kandangan tahun 2016/2017 masih rendah.
Apakah penerapan model pembelajaran dengan pendekatan IBL dapat
meningkatkan hasil belajar siswa?
C. Batasan Masalah
Agar pembahasan lebih terarah maka dibuat pembatasan masalah yakni
sebagai berikut :
1. Rendahnya hasil belajar kimia siswa
2. Guru berperan aktif dalam proses pembelajaran sementara siswa hanya
mendengarkan dan pasif
3. Pendekatan pembelajaran yang dipakai guru saat pembelajaran kurang
tepat
D. Pertanyaan Penelitian
Ada beberapa pertanyaan penelitian untuk lenih memperjelas ppermasalahan
dalam penelitian ini
1. Bagaimana meningkatkan hasil belajar kimia siswa ?
2. Bagaimana meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
3. Pendekatan apakah yang tepat digunakan guru dalam materi yang
bersangkutan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa ?
E. Definisi Operasional
Untuk menghundari kesalahan penafsiran terhadap istilah – istilah dalam
proposal skripsi ini , maka perlu dijelaskan terlebih dahulu definisi
operasional dari istilah – istilah tersebut .

8
1. Pendekatan pembelajaran yang digunakan selama proses pembelajaran
adalah pendekatan IBL ( Inquiry Based Learning ), adapun langkah –
langkah dalam pendekatan ini yaitu : 1 . mengajukan pertanyaan dan
permasalahan ; 2. Merumuskan hipotesis ; 3. Mengumpulkan data ; 4.
Menganalisis data ; dan 5 . membuat kesimpulan
2. Hasil belajar adalah kemampuan yang telah dicapai siswa , baik itu
kemampuan kognitif , efektif , dan psikomotorik setelah mengalami
proses belajar
F. Tujuan Penelitian
1.Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar kimia
siswa kelas XI melalui pendekatan IBL .
2. Tujuan Khusus
Secara khusus tujuan penelitian ini adalah siswa mampu mencapai
tujuan pembelajaran dengan mendapat nilai minimal 65 dan sekurang-
kurangnya 85% dari jumlah siswa mampu mencapai batas minimal tersebut.
G. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat hasil penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
a. Hasil belajar siswa kelas XI SMAN 1 Kandangan dalam mata
pelajaran kimia meningkat.
b. Pemahaman siswa terhadap konsep kimia meningkat
2. Bagi Guru
a. Menambah informasi tentang penelitian tindakan kelas yang cocok
untuk mata pelajaran kimia.
b. Adanya inovasi model pembelajaran kimia oleh guru yang menitik
beratkan pada pendekatan IBL.

9
3. Bagi Sekolah
Sebagai masukan kepada sekolah tempat penelitian, perlunya
penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan prestasi belajar siswa SMA
tersebut.

10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Belajar dan Hasil Belajar
Belajar itu pada hakikatnya adalah proses yang aktif dimana siswa
menggunakan pikirannya untuk membangun pemahaman (construcivism approach)
(Harto, kasinyo. 2012). Belajar adalah suatu kata yang tidak asing lagi bagi semua
orang terutama bagi para pelajar. Kegiatan belajar merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari semua kegiatan mereka dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan
formal.
Menurut Dimyati dan Mudjiono(2013: 7) “belajar merupakan tindakan dan
perilaku yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa
sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar”.
Menurut Sardiman, AM, (2014: 23) “belajar adalah perubahan tingkah laku, dan
terjadi karena hasil pengalaman”.Sejalan dengan itu, Iskandar (2012: 102)
mengatakan “belajar merupakan usaha yang dilakukan seseorang melalui interaksi
dengan lingkungannya untuk merubah perilakunya”.Kurniawan (2014: 4)
mengatakan “belajar itu sebagai proses aktif internal individu dimana melalui
pengalamannya berinteraksi dengan 11ingkungan menyebabkan terjadinya perubahn
tingkah laku yang relatif permanen”.Sedangkan, menurut Djamarah (2011: 13)
“belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor”.Berdasarkan
beberapa pendapat para ahli di atas, dapat penulis simpulkan bahwa belajar adalah
suatu proses perubahan tingkah laku seseorang melalui pengalaman berinteraksi
dengan lingkungannya.

11
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah iamenerima
pengalamanbelajarnya.Setelah suatu proses belajar berakhir, maka siswa memperoleh
suatu hasil belajar. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses
pembelajaran. Tujuan utama yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran adalah
hasil belajar. Hasil belajar digunakan untuk mengetahuisebatas mana siswadapat
memahami serta mengerti materi tersebut. Menurut Hamalik (2004: 31) hasil belajar
adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengetahuan-pengetahuan, sikap-sikap,
apresiasi, abilitas, dan keterampilan.Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013: 3)
“hasilbelajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.
Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi
siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar”.
ditetapkan”. Sedangkan, Winkel (2009) mengemukakan bahwa “hasil belajar
merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang”.Hasil belajar
merupakan pengukuran dari penilaian kegiatan belajar atau proses belajar yang
dinyatakan dalam symbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah
dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu.
Menurut “Susanto (2013: 5) perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang
menyangkut aspek kognitif,afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari
belajar”.Pengertiantentang hasil belajar dipertegas oleh Nawawi (dalam Susanto,
2013: 5) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat
keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan
dalam skor yang diperoleh dari hasiltes mengenal sejumlah materi pelajaran
tertentu.Menurut Sudjana (2009: 3) “mendefinisikan hasil belajar siswa pada
hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian
yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor”.Hasil belajar
dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang bersifat internal mapun eksternal.
Menurut Munadi dalam Rusman. T(2013:124) faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar antaralain meliputi faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis. Sementara faktor

12
eksternal meliputi faktor lingkungan dan faktor instrumental.Berdasarkanpengertian
hasil belajar di atas, dapat penulis simpulkan bahwa hasil belajar adalahsuatu hasil
yang diperoleh siswa setelah siswa tersebut melakukan kegiatan belajar dan
pembelajaran serta bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorangdengan
melibatkan aspek kognitif, afektifmaupun psikomotor,yang dinyatakan dalam
symbol, huruf maupun kalimat
2. Tinjauan Pustaka tentang Pendekatan IBL
Inkuiri berasal dari bahasa inggris inkuiri yang dapat diartikan sebagai proses
bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaanilmiah yang yang
diajukannya. Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang dapat mengarahkan pada
kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan dengan kata lain, inkuiri adalah
suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan
observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah
terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan bertanya dan mencari tahu.
Pembelajaran barbasis inkuiri merupakan pembelajaran yang berpusat pada
siswa. Tujuan utama pembelajaran inkuiri adalah mendorong siswa untuk dapat
mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berfikir dengan memberikan
pertanyaan - pertanyaan. Strategi pembelajaran inkuiri menekankan kepada proses
mencari dan menemukan. Materi pelajaran diberikan secara tidak langsung, peran
siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran,
sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar
(Suyanti, 2010:45). Adapun kelebihan dari Strategi Pembelajaran Inkuiri adalah
(1)Dianggap membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan
penguasaan keterampilan dan penguasaan keterampilan dan proses kognitif siswa; (2)
Strategi penemuan mampu membangkitkan gairah siswa; (3) Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bergerak maju sesuai dengankemampuannya; (4)
Siswa dapat mengarahkan sendiri cara belajarnya; (5) Strategi berpusat pada siswa.

13
B. Kerangka Berpikir
Kerangka pikir penelitian tindakan kelas dengan penerapan
pendekatan IBL ( inquiry based learning ) yakni terdapat perbedaan antara
keadaan ideal dengan kenyataan dilapangan , maka dilakukan pendekatan
IBL ( inquiry based learning ) untuk meningkatkan keaktifan dan hasil
belajar siswa . keadaan ideal saat proses pembelajaran adalah aktivitas
belajar siswa tinggi dan hasil belajar siswa melampaui criteria ketuntasan
minimal (KKM) . sedangkan kenyataan dilapangan adalah aktivitas belajar
siswa rendah dan hasil belajar siswa di bawah criteria ketuntasan minimal
(KKM). Dengan keadaan tersebut dilakukan pendekatan IBL ( inquiri
based learning )ar keadaan ideal proses pembelajaran dapat dicapai .
adapun kerangka pikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Keadaan Ideal Kenyataan Dilapangan


1. Aktivitas belajar siswa 1. Aktivitas belajar siswa
tinggi rendah
2. Hasil belajar melampaui 2. Hasil belajar tidak
KKM mencapai KKM

Pendekatan IBL OUTPUT


1.Mengajukan pertanyaan 1. Aktivitas
belajar
dan permasalahan siswa
INPUT 2.Merumuskan hipotesis meningkat
2. Hasil
3.Mengumpulkan data belajar
siswa
4.Menganalisis data
meningkat
5.Membuat kesimpulan

Gambar 2.2 kerangka berpikir penelitian

14
C. Hipotesis
Pada penelitian kaji tindak didapat hipotesis sebagai berikut :
“penggunaan pendekatan IBL dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa”.
Adapun hipotesis dalam penelitian eksperimen yaitu :
1. H0 : tidak terdapat peningkatan hasil belajar setelah penggunaan
pendekatan IBL pada proses pembelajaran .
2. H1 : terdapat peningkatan hasil belajar setelah penggunaan pendekatan
IBL dalam proses pembelajaran
D. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Ariyani (2006:66) menyatakan bahwa
penerapan model pembelajaran dengan pendekatan IBL pada mata
pelajaran kimia khususnya pada pokok bahasan sistem koloid dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA 12 Semarang.. Hal
ini ditandai dengan meningkatnya nilai rata - rata hasil belajar siswa

15
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah quasy experiment , dan desain yang
digunakan dalam penelitian ini adalah non equivalent control group
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini bertempat di SMA NEGERI 1 KANDANGAN , dengan
waktu penelitian dimulai dari April hingga selesai .
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMAN 1
Kandangan , sedangkan sampel penelitian yang digunakan adalah keseluruhan
siswa kelas XI IPA 1 dan siswa kelas XI IPA II.
D. Teknik Dan instrument Pengumpulan data
1. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data sangat diperlukan dalam penelitian,karena
mengacu pada bagaimana cara data tersebut diperoleh. Adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
a. Interview (wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan
yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil
(Sugiyono, 2013:137). Wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak
terstruktur kepada guru mata pelajaran mikrokontroler.
b. Teknik Dokumentasi
Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang
bersumber dari arsip dan dokumen baik yang berada di sekolah ataupun yang
berada di luar sekolah, yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut.
Pada penelitian ini, teknik dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data

16
nilai mikrokontroler siswa tahun lalu, silabus mata pelajaran mikrokontroler,
dan foto penelitian dilapangan.
c. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Suharsimi
Arikunto, 2006 : 150). Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
prestasi (achievement test),yaitu tes yang digunakan untuk mengukur
pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu
d. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan
memanfaatkan literature yang relevan dengan penelitian ini, yaitu dengan cara
membaca, mempelajari, menelaah, mengutip pendapat dari berbagai sumber
berupa buku, diktat, skripsi, internet, surat kabar, dan sumber lainnya.
2. Instrument pengumpulan data
Berdasarkan teknik pengumpulan data yang digunakan, maka instrument
yang dipakai dalam penelitian ini adalah tes objektif dalam bentuk pilihan
ganda dengan empat pilihan yang digunakan untuk mengukur penguasaan
materi Memahami Mikrokontroler. Instrumen penelitian berupa tes ini dipilih
berdasarkan pertimbangan bahwa data yang dikehendaki adalah hasil belajar
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Kandangan . Adapun langkah-langkah
yang akan ditempuh dalam penyusunan instrument tes ini adalah sebagai
berikut :
 perumusan kisi-kisi untuk tes dalam menentukan variable penelitian
dan aspek-aspek yang akan diungkapkan.
 Pada penyusunan item-item berpedoman pada ruang lingkup dan
aspek-aspek yang akan diungkapkan.

17
 Untuk mempermudah dalam pengisian tes disertakan petunjuk-
petunjuk pengisian
E. Analisis Data
1. Uji Coba Instrumen
a. Uji Validitas Instrumen
Validitas yang harus diukur adalah validitas soal secara keseluruhan
tes dan validitas butir soal. Pada penelitian ini, cara untuk menghitung
validitas instrument adalah dengan menghitung koefisien validitas
menggunakan rumus Korelasi Product Moment sebagai berikut :
r =               nΣxy – (Σx) (Σy)                   
    √{nΣx² – (Σx)²} {nΣy2 – (Σy)2}
Dimana :
n    = Banyaknya Pasangan data X dan Y
Σx = Total Jumlah dari Variabel X
Σy = Total Jumlah dari Variabel Y
Σx2= Kuadrat dari Total Jumlah Variabel X
Σy2= Kuadrat dari Total Jumlah Variabel Y
Σxy= Hasil Perkalian dari Total Jumlah Variabel X dan Variabel Y
tabel 3. 1 mengenai besarnya koefisien korelasi
Antara 0,80 sampai dengan 1,00 Sangat tinggi
Antara 0,60 sampai dengan 0,80 Tinggi
Antara 0,40 sampai dengan 0,60 Cukup
Antara 0,20 sampai dengan 0,40 Rendah
Antara 0,00 sampai dengan 0,20 Sangat rendah

18
b. Uji reliabilitas instrument
Pada penelitian ini , peneliti menggunakan rumus KR.20 ( Kuder Ricardson)

k St 2−Ʃ piqi
r11 = [ ][ ]
k −1 St 2
Keterangan :
r11= reliabilitastes secara keseluruhan
pi= Proposisi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1
qi= 1 –pi
∑= jumlah hasil perkalian antara pi dan qi
k = Jumlah item dalam instrumen
St2= Varians total

r hasil perhitungan dibandingkan dengan r tabel dengan tingkat kepercayaan


95 % dengan dk = n-2. Penafsiran dari harga koefisien korelasi ini yaitu :
r11 > rtabel maka instrumen tersebut reliabel
r11< rtabel maka instrumen tersebut tidak reliabel

tabel 3.2 mengenai tolak ukur untuk menginterprestasikan derajat reliabilitas


Antara 0,81 sampai dengan 1,00 Sangat tinggi
Antara 0,61 sampai dengan 0,80 Tinggi
Antara 0,41 sampai dengan 0,60 Cukup
Antara 0,21 sampai dengan 0,40 Rendah
Antara 0,00 sampai dengan 0,20 Sangat rendah

c. Uji tingkat kesukaran


Tingkat kesukaran butir soal dapat diketahui dengan cara
melihat proporsi yang menjawab benar untuk setiap butir soal,
persamaan yang digunakan sebagai berikut.

19
P = B/ Js

Keterangan:
P = Indeks Kesukaran
B = Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar

d. Uji Daya Pembeda


Analisis daya adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan siswa antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan
siswa yang berkemampuan rendah.Formulasi daya pembeda item
dapat ditulis sebagai berikut:

D = BA/JA – BB/JB = PA - PB

Keterangan :
D = indeks diskriminasi (daya pembeda)
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB= banyaknya peserta kelompok bawah
BA= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
PA= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
2. Uji Hipotesis
Pada penelitian ini, jumlah sampel antara kedua kelas, yaitu kelas
kontrol dan kelas eksperimen tidak sama jumlahnya. Sehingga jika varian
antara kedua kelas tersebut homogen, maka dapat digunakan rumus t-test
dengan pooled varian sebagai berikut :

20
Ᾱ 1− Ᾱ 2


t = n−1 S21 + ( n2−1 ) S 22 1 1
n1 +n 2−2
( + )
n1 n1

Keterangan :
Ᾱ1 = Nilai rata-rata kelompok kontrol
Ᾱ2= Nilai rata-rata kelompok eksperimen
S = Simpangan Baku (Standar Deviasi)
n1= Jumlah responden kontrol
n2= Jumlah responden eksperimen

Setelah melakukan perhitungan uji t, selanjutnya dibandingkan dengan nilai t tabel.


Jika dilihat dari statistic hitung (thitung) dengan statistik tabel (ttabel) maka
penarikan kesimpulan ditentukan dengan aturan sebagai berikut :
Jika : t hitung > t tabel maka H0 ditolak
t hitung < t tabel maka H0 diterima
ttabel didapat pada taraf nyata 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) pada
jumlah sampel yang berbeda dan varian yang homogeny yaitu, dk = n1 + n2–2

21

Anda mungkin juga menyukai