Anda di halaman 1dari 17

Penelitian Tindakan Kelas

PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA


KELAS XI IPA 1 SMA N 1 AMBARAWA
DENGAN MEDIA SMART SHEETS
DALAM PEMBELAJARAN KIMIA

Diajukan oleh :
Siti Nursiami

(4301410002)

Ana Yustika

(4301410005)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS METENATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan di bidang pendidikan yang dilakukan oleh bangsa
Indonesia

dengan

tujuan

untuk

meningkatkan

kualitas

SDM

dan

mencerdaskan kehidupan bangsa nampaknya perlu mendapatkan perhatian


yang lebih serius, baik oleh pemerintah, pengelola pendidikan, maupun
masyarakat. Berkenaan dengan hal tersebut, sudah seharusnya peningkatan
kualitas pendidikan dilaksanakan dalam semua jenjang pendidikan, termasuk
di dalamnya pendidikan di SMA. Untuk meningkatkan kualitas siswa, proses
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya kimia termasuk salah
satu unsur yang memerlukan penanganan dengan baik.
Berdasarkan informasi guru kimia kelas XI IPA 1 SMA N 1
Ambarawa tahun pelajaran 2012/2013, nilai ulangan harian siswa kelas
tersebut pada materi sifat koligatif larutan belum seperti yang diharapkan,
dimana ketuntasan kelas yang dicapai sebesar 63,89%. Kenyataan ini
menunjukkan masih rendahnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi
tersebut.

Oleh

karena

itu,

diperlukan

upaya

lebih

lanjut

dalam

mengoptimalkan pembelajaran yang ada sehingga dapat meningkatkan hasil


belajar siswa.
Materi sifat koligatif larutan merupakan materi yang tergolong banyak
sehingga akan menyita banyak waktu apabila guru tidak tepat dalam memilih
media pembelajaran yang akan digunakan. Dalam hal ini, guru siswa kelas XI
IPA 1 SMA N 1 Ambarawa memilih menggunakan media buku paket dalam
proses pembelajaran. Berkenaan dengan hal tersebut, peneliti merasa bahwa
penggunaan media buku paket dalam penyampaian materi sifat koligatif
larutan sangat kurang efektif dan efisien. Hal ini dikarenakan penyampaian
materi dalam media buku paket terkesan bertele-tele sehingga dikhawatirkan
siswa akan kesulitan dalam menemukan dan memahami hal-hal penting dalam
materi tersebut. Untuk itu, meteri lebih tepat disajikan dengan menggunakan
media Smart Sheets karena dengan media ini materi disampaikan secara

runtut, sistematis dan memuat ringkasan hal-hal penting berkenaan dengan


materi sifat koligatif larutan.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Kelas XI IPA 1 SMA N 1 Ambarawa dengan Media Smart Sheets dalam
Pembelajaran Kimia

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan observasi yang telah dilaksanakan, peneliti menemukan
adanya beberapa masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran kimia oleh
siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 Ambarawa, diantaranya adalah sebagai berikut
:
1. Aktivitas Belajar didalam kelas masih kurang, dilihat dari hanya sekitar 23 siswa yang aktif menjawab pertanyaan maupun yang menyanggah
jawaban yang diberikan oleh guru. Selain itu, metode pembelajaran yang
diterapkan oleh guru adalah metode ceramah, jadi membuat suasana kelas
jadi tenang namun menyebabkan aktivitas siswa sendiri menjadi kurang,
disamping itu kebanyakan siswa malas untuk mendengarkan penjelasan
yang diberikan oleh guru karena menurut mereka metode ceramah yang
diterapkan guru ini membuat suasana kelas sepi dan menyebabkan ngantuk
para siswa.
2. Kemampuan dalam mengerjakan soal kurang, dilihat dari tidak adanya
siswa yang mau maju apabila diminta oleh guru untuk mengerjakan soal
dipapan tulis, disamping itu soal yang diberikan saat pelajaran mudah
untuk dikerjakan tetapi saat diadakan ulangan soal yang diberikan benarbenar susah, kurangnya latihan mengerjakan soal juga menjadi
permasalahan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran kimia.
3. Dari kedua permasalahan diatas aktivitas belajar yang masih rendah dan
kemampuan untuk menyelesaikan soal yang masih sangat kurang sehingga
menyebabkan hasil belajar siswa pun tergolong rendah.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, masalah


dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.
1. Apakah penggunaan media Smart Sheets dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 Ambarawa dalam pembelajaran kimia?
2. Bagaimana penggunaan media Smart Sheets sehingga dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 Ambarawa dalam
pembelajaran kimia?

D. Pemecahan Masalah
Peneliti menggunakan media smart sheets untuk meningkatkan hasil
belajar Siswa Kelas XI IPA 1 SMA N 1 Ambarawa dalam pembelajaran kimia
bab sifat koligatif larutan.

E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah :
a. Menggunakan media Smart Sheets untuk meningkatkan hasil belajar
siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 Ambarawa dalam pembelajaran kimia.
b. Mengetahui penggunaan media Smart Sheets sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 Ambarawa
dalam pembelajaran kimia.
2. Tujuan Khusus
a. Menggunakan media Smart Sheets untuk meningkatkan rerata hasil
belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 Ambarawa dalam pembelajaran
kimia hingga mencapai 75.
b. Menggunakan media Smart Sheets untuk meningkatkan ketuntasan
hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 Ambarawa dalam
pembelajaran kimia hingga mencapai 80%.

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini akan bermanfaat


bagi siswa, guru dan sekolah untuk menambah referensi dan literatur,
khususnya tentang penggunaan Smart Sheets yang dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 Ambarawa dalam pembelajaran kimia.
1. Bagi siswa
Melalui

penelitian

tindakan

kelas

ini,

siswa

diharapkan

dapat

meningkatkan hasil belajar Kimia.


2. Bagi guru
Melalui penelitian tindakan kelas ini, guru mengetahui tentang Smart
Sheets sebagai media pembelajaran yang dapat meningkatkan efektivitas
proses pembelajaran kimia.
3. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini akan bermanfaat untuk perbaikan dalam proses
pembelajaran dan peningkatan mutu sekolah.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar


Kegiatan pembelajaran meliputi belajar dan mengajar yang keduanya
saling berhubungan. Hamalik (1994:27) mengemukakan pendapat tentang
belajar, yakni belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku berkat
pelatihan dan pengalaman, bukan semata- mata hasil yang dicapai tetapi
proses itu sendiri berlangsung melalui serangkaian pengalaman sehingga
terjadi modivikasi tingkah laku seseorang atau terjadi perkuatan pada tingkah
laku yang telah dimiliki sebelumnya.
Slamet (2003:2) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
Dimyati (2002:4) menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas
mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan,
yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, ketrampilan
dan nilai sikap.
Sedangkan menurut Sobry (2009:10), mengajar merupakan upaya
menciptakan suasana yang mendorong inisiatif, motivasi dan tanggung jawab
pada siswa untuk selalu menerapkan seluruh potensi diri dalam membangun
gagasan.
Dengan demikian belajar merupakan suatu proses untuk memperoleh
perubahan pada diri seseorang yang berupa tingkah laku, pengetahuanpemahaman, ketrampilan dan sikap karena pengalaman atau interaksi dengan
lingkungan. Pembelajaran yang efektif dimulai dari lingkungan belajar yang
berpusat pada siswa, siswa aktif dan guru sebagai fasilitator.
Setelah berakhirnya proses pembelajaran biasanya diperoleh hasil
belajar yang merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar.

Sutomo (1993:42) mendefinisikan hasil belajar sebagai kemampuan


yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Sedangkan Sudjana
mengemukakan bahwa hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan
tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas
mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Sudjana (1999:22) juga
mendefinisikan hasil belajar sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Memperhatikan berbagai pengertian belajar dan hasil belajar yang
dikemukakan para ahli seperti tersebut di atas, dapat diambil pengertian umum
tentang belajar dan hasil belajar, yaitu belajar adalah suatu proses, dimana
proses tersebut menghasilkan suatu perubahan dan perubahan tersebut sebagai
hasil belajar.
Secara umum hasil belajar dapat diartikan sesuatu yang dicapai oleh
siswa setelah terjadi proses belajar mengajar. Belajar akan mengubah diri
seseorang yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa
menjadi bisa, dan dari yang tidak biasa menjadi biasa. Jadi belajar itu
merupakan perubahan tingkah laku yang berkaitan dengan pengetahuan, sikap,
dan ketrampilan.

B. Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar yaitu
perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli
memberikan

definisi

tentang media

pembelajaran.

Schramm

(1977)

mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan


yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran
adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti :
buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan, Arsyad (2011) mengungkapkan
bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak
maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Dari ketiga
pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan,


dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses
belajar pada diri peserta didik.
Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap
efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi
sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu
visual. Sekitar pertengahan abad ke20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi
dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),
khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau
media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya
komputer dan internet.
Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya :
1. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang
dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbedabeda,

tergantung

dari

faktor-faktor

yang

menentukan

kekayaan

pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan


sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika
peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari,
maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa
dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar gambar
yang dapat disajikan secara audio visual dan audial
2. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal
yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para
peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena : (a) obyek
terlalu besar; (b) obyek terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak terlalu
lambat; (d) obyek yang bergerak terlalu cepat; (e) obyek yang terlalu
kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu halus; (f) obyek mengandung
berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka
semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik

3. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara


peserta didik dengan lingkungannya
4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan
5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru
7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
8. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang
konkrit sampai dengan abstrak
Terdapat berbagai jenis media belajar, diantaranya:
1. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
2. Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
3. Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan
sejenisnya
4. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR),
komputer dan sejenisnya
Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan
berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi
yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran.
Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai
proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media
pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran.

C. Smart Sheets
Smart Sheets merupakan suatu paper atau kertas berbentuk persegi
panjang dengan ukuran tertentu yang diberikan kepada siswa beberapa hari
sebelum proses pembelajaran berlangsung dengan tujuan membantu siswa
agar lebih mudah dan cepat dalam memahami materi pelajaran. Media kartu
ini dinamakan Smart Sheets karena berfungsi membantu siswa agar lebih
cepat dan mudah dalam memahami materi pelajaran , karena Smart berarti
cerdas, pintar artinya mudah untuk memahami sesuatu. Secara garis besar
Smart Sheets terdiri dari beberapa lembar paper yang berisi ringkasan materi

dan berisi soal-soal latihan untuk membantu siswa dalam mendalami materi
pelajaran.
1. Fungsi Smart Sheets
Smart Sheets ini memiliki fungsi yaitu membantu siswa agar lebih cepat
dan mudah dalam memahami materi pelajaran , karena Smart berarti
cerdas, pintar artinya mudah untuk memahami sesuatu.
2. Langkah-langkah Pembuatan Smart Sheets
a. Membuat ringkasan materi pelajaran untuk semua sub bahasan
yang akan diajarkan dengan porsi 70% dari seluruh Smart Sheets
yang dibuat.
b. Membuat soal-soal latihan untuk membantu siswa dalam
mendalami materi pelajaran untuk semua sub bahasan yang akan
diajarkan sebanyak 30 % dari seluruh Smart Sheets yang dibuat.
3. Kelebihan dan Kelemahan Penggunaan Smart Sheets
Smart Sheets yang berisi ringkasan materi pelajaran yang diberikan
kepada siswa beberapa hari sebelum pelajaran berlangsung, sehingga
siswa dapat mengetahui dan mempelajari materi yang akan diajarkan oleh
guru pada pertemuan esoknya, hal ini juga memudahan siswa mencerna
apa yang akan diajarkan oleh guru dan dengan mudah dapat menjawab
problematika mata pelajaran yang sedang diajarkan, karena telah belajar
menjawab soal-soal latihan yang telah diberikan dalam Smart Sheets.
Para pendidik berpendapat bahwa tidak ada metode mengajar
yang terbaik . Ini berarti bahwa setiap metode pengajaran memiliki
beberapa kelebihan dan kekurangan. Demikia pula penggunaan Smart
Sheets sebagai media pembelajaran dalam proses belajar-mengajar
mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan Smart
Sheets dalam pembelajaran, antara lain :
a. Smart Sheets dapat memudahkan siswa untuk mempercepat dalam
memperdalam materi pembelajaran.
b. Smart Sheets dapat menumbuhkan gairah belajar siswa
c. Smart Sheets dapat memberi kesempatan belajar secara optimal
sesuai dengan kemampuan masing-masing.

d. Smart Sheets dapat mengkongkretkan konsep yang abstrak dan


praktis dibawa kemana-mana.
Adapun Kelemahan penggunaan Smart Sheets dalam pembeljaran adalah
sebagai berikut :
a. Banyak guru yang enggan untuk membuat Smart Sheets karena
merasa repot.
b. Terjadinya kesalahan dalam proses pembuatan Smart Sheets
c. Belum tersedianya Smart Sheets sehingga guru harus membuat
sendiri
d. Smart Sheets mudah hilang karena tidak dalam bentuk buku.

BAB III
PROSEDUR PENELITIAN

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dimaksudkan untuk


meningkatkan hasil belajar siswa yang berkaitan dengan proses
pembelajaran di kelas, dengan menggunakan media pembelajaran smart
sheets. Langkah-langkah yang ditempuh mulai dari perencanaan sampai
dengan pelaksanaan penelitian akan dijabarkan dalam uraian berikut ini.
A.

Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan pada semester

genap tahun ajaran 2012/2013 di SMA Negeri 1 Ambarawa mulai dari


bulan Januari sampai Februari sebanyak 4 kali pertemuan yang dibagi
menjadi 2 siklus.

Siklus I sebanyak 2 kali pertemuan dan siklus II

sebanyak 2 kali pertemuan.

Jumlah jam pelajaran kimia dalam satu

minggu adalah 2 jam pelajaran dimana satu jam pelajaran waktunya 45


menit.
Subjek yang diteliti adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1
Ambarawa tahun ajaran 2012/2013.

B.

Prosedur Pelaksanaan Tindakan Kelas


Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), adapun

tahapan yang akan dilakukan dalam PTK ini menggunakan model yang
dikembangkan oleh Kurt Lewin seperti disebutkan dalam Dikdasmen
(2003:18) bahwa tahap-tahap tersebut atau biasa disebut siklus (putaran)
terdiri dari empat komponen yang meliputi : (a) perencanaan (planning),
(b) aksi/tindakan (acting), (c) observasi (observing), (d) refleksi
(reflecting).
Prosedur penelitian tindakan kelas ini secara garis besar dapat
dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 1 : Siklus Kegiatan Penelitian
Siklus
I

Perencanaan

Merencanakan

pembelajaran

diterapkan dilaksanakan.

yang

akan

Menentukan pokok bahasan


Mengembangkan

rencana

pelaksanaan

pembelajaran (RPP).
Menyiapkan media pembelajaran smart sheets
Mengembangkan format evaluasi
Melaksanakan KBM yang mengacu pada
rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah
Tindakan

disiapkan menggunakan media smart sheets


Melakukan

evaluasi

kemampuan

dalam

pemahaman

bentuk

konsep

tes
yang

dipelajari.
Pengamatan

Melakukan observasi dengan menggunakan


format observasi
Melakukan evaluasi tindakan yang telah
dilakukan meliputi efektifitas waktu yang
telah dilaksanakan.

Refleksi

Membahas hasil tindakan.


Memperbaiki pelaksanaan tindakan yang
telah

dilakukan

yang

belum

mencapai

sasaran.
Evaluasi tindakan.
Instrument-instrumen yang telah disiapkan
pada siklus I dapat dilaksanakan semua
Indikator
keberhasilan siklus I

75 % hasil belajar siswa meningkat setelah


mengikuti

pembelajaran

dengan

menggunakan media pembelajaran smart


sheets
Siklus
II

Identifikasi masalah dan penetapan alternatife


Perencanaan

pemecahan masalah
Pengembangan program tindakan II

Tindakan

Pelaksanaan program tindakan II

Pengamatan

Pengumpulan data tindakan II

Refleksi

Evaluasi tindakan II

Indikator

Instrument-instrumen yang telah disiapkan

keberhasilan siklus II

pada siklus II dapat terlaksanakan semua


Hail belajar siswa dalam KBM meningkat
80 % pencapaian hasil belajar menunjukan
peningkatan.

C.

Data dan Teknik Pengumpulan Data

1. Data
Sumber data penelitian ini adalah siswa, sedangkan jenis data yang
didapatkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif
yang meliputi :
a. data hasil pretes dan postes
b. hasil observasi terhadap proses Kegiatan Belajar-Mengajar
c. jawaban angket
d. jurnal harian/catatan lapangan
e. foto kegiatan
2. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui pretes dan postes, observasi,
angket pada tiap siklus dan dilengkapi jurnal harian (catatan harian) serta
foto (dokumentasi).
Data Tes Hasil Belajar
Data tes hasil belajar berupa data kuantitatif yang di peroleh
melalui pretes sebelum diadakan tindakan pada masing-masing siklus dan
postes setelah berakhirnya setiap siklus. Hal ini dimaksudkan agar setiap
berakhirnya disetiap siklus dapat diketahui kemajuan dan perkembangan
yang didapat oleh siswa melalui pembelajaran pemahaman materi
pembelajaran dengan media pembelajaran smart sheets. Data hasil tes
tersebut bisa di jadikan acuan, pertimbangan, bahan refleksi, untuk
merencanakan pelaksanaan pada siklus berikutnya.
Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa

selama

kegiatan pembelajaran berlangsung, dari observasi tersebut dapat dilihat


peningkatan aktivitas

belajar yang

meliputi frekuensi aktivitas dan

peningkatan kerjasama antar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran.


Angket
Angket digunakan untuk melihat motivasi siswa dari pembelajaran
yang telah dilakukan, dimana angket adalah merupakan tanggapan dari
seluruh siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan,
bermanfaat atau dapat dirasakan oleh siswa dalam rangka meningkatkan
hasil belajar.
Jurnal Harian (Catatan Harian)
Seluruh kegiatan dalam proses pembelajaran tidak semuanya
tercantum dalam lembar observasi. Oleh karena itu di lengkapi lagi dengan
jurnal harian / catatan harian yang merupakan alat bantu perekam yang
paling sederhana yang memuat perilaku khusus siswa maupun
permasalahan yang dapat di jadikan pertimbangan bagi pelaksanaan
langkah-langkah berikutnya.
Foto
Untuk merekam peristiwa penting seperti aspek kegiatan kelas,
aktivitas kelas atau untuk memperjelas data dan hasil observasi dari
penelitian ini, di gunakan foto. Foto ini juga dapat membantu dalam
evaluasi tentang data-data lainnya.

D.

Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :
Data Observasi
Data obsevasi ini di ambil melalui pengamatan yang dilakukan
oleh

kolaborator

sebagai

observer,

yang

dilakukan

pada

saat

berlangsungnya kegiatan pembelajaran di kelas. Pengolahannya dengan


menggunakan rumus :

Dimana A = Jumlah siswa yang melakukan kegiatan


B = Jumlah siswa keseluruhan
Data Angket
Menganalisis data hasil angket dengan menggunakan rumus
sebagai berikut.

Data Tes Hasil Belajar


Peneliti menentukan nilai setiap siswa dari hasil pretes dan postes
masing-masing siklus dengan pemberian nilai skala 100, dimana KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal) untuk pelajaran Kimia adalah 70.
Kemudian menentukan banyaknya siswa yang mendapat nilai diatas atau
sama dengan 70 (siswa yang sudah tuntas). Banyaknya siswa yang
mendapat nilai 70 di hitung prosentasenya dengan menggunakan rumus :

Sementara skor nilai rata-rata diperoleh dengan cara menjumlahkan


skor nilai seluruh siswa dibagi dengan jumlah siswa.
Data Jurnal Harian
Peneliti sebagai orang yang terlibat secara aktif dalam pelaksanaan
tindakan, dan juga guru lain sebagai observer menyimpulkan dan
mendeskripsikan kejadian selama penelitian berlangsung baik pada siklus I
maupun siklus II.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada.


Briggs. 1982. Evaluationg the Quality of Learning : the SOLO Taxonomy. New
York : Academic Press.
Brown. 1973. A First Language : The Early stage. Cambridge, MA : Harvard
University Press.
Dimyati. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Oemar Hamalik. 1994. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru.
Schramm. 1977. Azas-azas Komunikasi Antar Manusia. Jakarta : LP3ES.
Slameto. 2003. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester (SKS).
Jakarta : Bumi Aksara.
Sobry. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Prospect.
Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya : Usaha
Nasional.
Sudjana, N. 1999. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung : Sinar Baru.

Anda mungkin juga menyukai