Anda di halaman 1dari 27

PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION

(PBI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA


PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MATERI
PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI SISWA KELAS VI
SDN I CIMANGGU KECAMATAN CIMANGGU

Suparman/ NIM 819414008


E-mail: suparman10031982@gmail.com
Program Studi S1 PGSD
Universitas Terbuka UPBBJ-Bogor

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA pada materi penghematan energi listrik dalam
kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa, dengan menggunakan model problem based introduction
(PBI). Objek penelitian adalah siswa kelas VI SDN 1 Cimanggu Kecamatan
Cimanggu Kabupaten Sukabumi dengan jumlah 31 siswa dengan rincian 16
siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Penyebab rendahnya hasil belajar
siswa adalah guru belum menggunakan metode dan model pembelajaran
yang tepat. Peneliti menggunakan model PBI. KKM mata pelajaran IPA
yaitu 72. Hasil penelitian, pada Pra siklus hanya 48 % siswa yang nilainya
berada diatas KKM. Sedangkan ketika diakhir siklus 2, nilai siswa yang
berada diatas KKM mencapai 94 %, ini menunjukkan peningkatan sebanyak
46 %. Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan model PBI dapat
meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada materi penghematan
energi listrik dalam kehidupan sehari-hari.

Kata Kunci: Hasil belajar IPA, Materi Hemat Energi listrik, model PBI.

I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
IPA merupakan suatu proses yang menghasilkan pengetahuan. Proses
tersebut tergantung pada proses observasi yang cermat terhadap penomena dan
teori-teori temuan untuk memaknai hasil observasi tersebut. Perubahan terjadi
karena hasil observasi yang baru yang mungkin menantang teori sebelumnya.
Bagaimana baiknya sebuah teori menjelaskan suatu seri hasil observasi, mungkin
ada teori lain yang lebih baik atau yang lebih luas jangkauannya. Demikianlah

1
suatu teori menghasilkan teori lain berdasarkan hasil observasi tambahan.
Biasanya teori yang dapat menjelaskan dengan cara lebih hemat yang lebih dapat
diterima.
IPA merupakan suatu kebutuhan yang dicari manusia karena memberikan
suatu cara berpikir sebagai struktur pengetahuan yang utuh. Secara khusus IPA
menggunakan pendekatan empiris untuk mencari kejelasan alami tentang
penomena alam semesta yang diamati. Meskipun studi tentang IPA dipecah
menjadi beberapa disiplin, tetapi inti pada masing-masingnya terletak pada
metode dan mempertanyakan hasilnya secara berkesinambungan.
Berawal dari rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran Pra siklus,
dari jumlah 31 siswa kelas VI baru 48 % siswa yang memperoleh nilai di atas
KKM. maka peneliti terobservasi untuk melakukan penelitian dengan tujuan
peneliti bisa memperbaiki kinerjanya sebagai guru, yang pada akhirnya akan
berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa sehingga siswa memiliki
ketangguhan dalam berpikir, bersikap, dan bertindak berdasarkan pemahaman
tentang konsep-konsep IPA serta penerapannya melalui kehidupan nyata.
Dari data penelitian maka peneliti dapat mengidentifikasi masalah
pembelajaran sebagai berikut.
1. Rendahnya daya serap anak.
2. Guru belum menggunakan metode dan media yang tepat.
Rendahnya daya serap anak disebabkan oleh ketidaktepatan guru dalam
menggunakan metode dan media pembelajaran, sehingga berpengaruh terhadap
ketidakberhasilan siswa dalam mencapai nilai diatas KKM yang ditetapkan oleh
sekolah.
Dari analisa masalah diatas maka peneliti menggunakan Model Problem
Based Introduction (PBI) untuk memecahkannya, dengan mempertimbangkan
kondisi dan fakta yang ditemukan ditempat penelitian. peneliti menggunakan
Model Problem Based Introduction (PBI) dengan tujuan untuk meningkatkan
hasil belajar siswa guna mencapai ketuntasan belajar.
Penelitian yang dilakukan peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
dengan judul penelitian yaitu “Penggunaan Model Problem Based Introduction

2
(PBI) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) dengan materi Penghematan Energi Listrik dalam
kehidupan sehari-hari siswa kelas VI SDN 1 Cimanaggu Kecamatan Cimanggu.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah penggunaan Model problem based introduction (PBI) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI di SDN 1 Cimanggu pada mata
pelajaran Ilmu pengetahuan alam dalam materi penghematan energi listrik
dalam kehidupan sehari-hari ?
2. Bagaimana proses pembelajaran ilmu pengetahuan alam siswa kelas VI di
SDN 1 Cimanggu pada materi penghematan energi listrik dalam kehidupan
sehari-hari melalui Model problem based introduction (PBI) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa ?

C. TUJUAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas VI di SDN 1
Cimanggu pada mata pelajaran Ilmu pengetahuan alam dalam materi
penghematan Energi listrik dalam kehidupan sehari-hari melalui Model
problem based introduction (PBI).
2. Untuk mengetahui proses pembelajaran ilmu pengetahuan alam siswa kelas
VI di SDN 1 Cimanggu pada materi penghematan Energi listrik dalam
kehidupan sehari-hari melalui Model problem based introduction (PBI) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.

D. MANFAAT PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


1. Bagi Siswa
Meningkatkan hasil belajar siswa sehingga siswa memiliki ketangguhan
dalam berpikir, bersikap, dan bertindak berdasarkan pemahaman tentang
konsep-konsep IPA serta penerapannya melalui kehidupan sehari-hari.
2. Bagi Guru

3
Menjadi motivasi dan mampu berusaha lebih maksimal, efektif, inovatif, dan
efesien untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sebagai perbaikan proses
dan hasil pembelajaran.
3. Bagi Sekolah
Menjadi bahan acuan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan
pengajaran yang bermutu khususnya pada mata pelajaran Ilmu pengetahuan
alam dengan penggunaan metode dan media pembelajaran yang tepat.

II. KAJIAN PUSTAKA


A. MODEL PEMBELAJARAN
Penelitian ini, peneliti tidak lepas dari strategi, pendekatan, metode, model,
dan media pembelajaran yang tepat, sesuai dengan masalah yang diteliti dengan
mempertimbangkan kondisi dan fakta yang ditemukan ditempat penelitian. Dalam
pemebalajaran IPA peneliti menggunakan Model problem based introduction
(PBI).

1. Pengertian pembelajaran Model problem based introduction (PBI)


Model problem based introduction (PBI) adalah model pembelajaran yang
berdasarkan masalah. Model pembelajaran ini mengangkat suatu masalah yang
aktual sebagai suatu pembelajaran yang menantang dan menarik, yang mana
peserta didik diharapkan bisa memecahkan masalah yang epektif.

2. Model pembelajaran problem based introduction (PBI)


Model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan model pembelajaran
yang mengikuti pola Top-down. Pembelajaran ini merupakan implementasi dari
teori belajar kontruktivisme. Penerapan model PBI ini adalah memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari.

3. Langkah-langkah pembelajaran Model problem based introduction


(PBI)
a. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan sarana

4
atau alat pendukung yang dibutuhkan.
b. Guru memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah.
c. Guru membantu siswa mendefinsikan dan mengorganisasikan tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah tersebut.
d. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
eksperimen untuk mendapatkan penjelasan, mengumpulkan data, hipotesis
dan pemecahan masalah.
e. Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan hasil pembelajaran
yang sesuai, seperti membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
f. Guru membantu siswa untuk mengadakan refleksi atau evaluasi terhadap
eksperimen mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
g. Kesimpulan atau penutup.

4. Kelebihan pembelajaran model problem based introduction (PBI)


a. Siswa dilibatkan dalam setiap kegiatan pembelajaran.
b. Dilatih untuk dapat bekerja sama dengan siswa lain.
c. Dapat memperoleh dari berbagai sumber.

5. Kekurangan pembelajaran model problem based introduction (PBI)


a. Untuk siswa yang malas tujuan dari metode ini tidak dapat tercapai.
b. Membutuhkan banyak waktu.
c. Tidak semua mata pelajaran dapat menggunakan model ini.
Model ini dalam pelaksanannya berkaitan dengan metode mengajar lainnya
seperti latihan, demonstrasi, diskusi, kerja kelompok dan sebagainya. Dalam
penggunaan model ini siswa diharapkan dapat bekerja sama dan aktip dalam
pembelajaran karena model ini merupakan model pembelajaran yang
berdasasarkan masalah, sesuai dengan materi yang dipelajari yaitu tentang
penghematan Energi listrik dalam kehidupan sehari-hari.

B. PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)


1. Hakikat pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

5
Pembelajaran IPA adalah produk, proses dan teknologi, termasuk sikap dan
nilai yang terdapat di dalamnya. Produk IPA terdiri dari fakta, konsep, prinsip,
dan hukum. proses IPA, yaitu melalui metode ilmiah (scientific methods), dan
bekerja ilmiah (scientific inquiry).
Menurut Gagne (buku Amelia Sapriati, dkk.) belajar itu merupakan suatu
proses yang memungkinkan seseorang untuk mengubah tingkah lakunya cukup
cepat, dan perubahan itu bersipat relatip tetap, sehingga perubahan serupa tidak
perlu terjadi berulangkali setiap menghadapi yang baru.
Agar siswa menguasai Ilmu pengetahuan alam maka langkah yang baik
adalah siswa dalam pembelajaran di berikan kesempatan untuk berbuat, berpikir
dan bertindak. Dengan demikian, belajar IPA adalah memberikan kesempatan dan
bekal untuk memproses dan menerapkan dalam kehidupannya nyata melalui cara
yang benar dan mengikuti etika keilmuan dan etika masyarakat.
Dalam kurikulum berbasis kompetensi (KBK), Ilmu pengetahuan alam
disusun dan diorganisasikan kedalam lingkup pembelajaran, diantaranya: Mahluk
hidup dan proses kehidupan, Materi dan sipatnya, Energi dan perubahannya,
Bumi dan alam semesta, IPA dan teknologi, dan Ilmu pengetahuan alam dalam
perpsfektip individu dan masyarakat.
Dari lingkup pembelajaran di atas, lingkup pertama sebagai lingkup proses,
lingkup kedua sampai dengan ke lima sebagai lingkup konseftual yang
mereflesikan pengorganisasian Ilmu pengetahuan alam secara konvensional yang
terbagi atas bahan kajian dari mata pelajaran biologi, kimia, fisika, pengetahuan
bumi dan alam semesta, sedangkan lingkup ke enam sebagai penerapan Ilmu
pengetahuan alam dalam kehidupan sehari-hari yang sudah tertuang dalam
lingkup konseftual.

2. Memahami pentingnya penghematan energi


a. Pengertian Energi
Dalam fisika terdapat hukum kekekalan yang menjelaskan perubahan bentuk,
dari satu bentuk ke bentuk lain sebagai hokum universal. Demikian juga ketika

6
konsep energi dikembangkan, ahli fisika secara bertahap menyadari bahwa energi
adalah kekekalan.

b. Klasifikasi dan jenis-jenis energi


Secara umum pemahaman tentang energi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
energi transisional (transitional energi) dan energi tersimpan (stored energi).
Bentuk-bentuk energi dibagi kedalam enam kelompok yaitu energi: mekanik,
listrik, elektromagnetik, kimia, nuklir, panas (termal).

c. Energi listrik
Jenis energi yang berkaitan dengan arus dan akumulasi electron. Energi jenis
ini umumnya dinyatakan dengan satuan daya p dan t. bentuk transisional dari
energi listrik adalah aliran elektron, biasanya melalui sebuah konduktor dari jenis
tertentu.
Menurut Benyamin pranklin (1706-1790) menyatakan bahwa muatan listrik
terdiri dari muatan positip dan negatip. Atom terdiri atas beberapa bagian: proton
yang bermuatan positip, neutron yang tidak bernuatan yang keduanya membentuk
inti dan electron bermuatan negatip mengorbit di sekitar inti.

3. Penggunaan model problem based introduction (PBI) dalam


Penghematan energi listrik dalam kehidupan sehari-hari
Dalam penelitian tindakan kelas, peneliti menggunakan model pembelajaran
problem based introduction (PBI). Model ini merupakan model yang berdasarkan
masalah, model pembelajaran ini merupakan implementasi dari teori belajar
kontruktivisme.
Model ini digunakan peneliti untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan alam
(IPA) dengan materi Penghematan energi listrik dalam kehidupan sehari-hari,
dengan alasan Model ini sangat berkaitan dengan materi yang akan dipelajari
yaitu pembelajaran yang berdasarkan masalah dalam kehidupan sehari-hari atau
dalam kehidupan nyata.

7
C. HASIL BELAJAR
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah siswa
menerima pembelajaran. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan
ukuran dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hasil belajar tercapai apabila
siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang
lebih baik lagi.

2. Rumusan hasil belajar


Pengukuran hasil belajar peserta didik setelah mengikuti proses
pembelajaran meliputi kemampuan berpikir kognitif, afektif, dan psikomotor.
Untuk mengukur kemampuan tersebut diperlukan alat ukur (tes) yang dapat
dipercaya yaitu yang memiliki: Validitas (ketepatan, kesahihan) yang tinggi,
Keseimbangan sesuai materi yang dipelajari, Daya pembeda yang minimal cukup,
dan Reliabilitas (ketepatan) yang tinggi.

3. Hakikat hasil belajar


Menurut B.S. Bloom dkk:1956 (dalam buku Amalia Sapriati,dkk.) adalah
sebagai berikut.
a. Ranah Kognitif (Ranah proses berpikir), Ranah ini berhubungan dengan hasil
belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu ingatan, pemahaman,
penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.
b. Ranah Afektif (Ranah sikap hidup), Ranah ini berhubungan dengan sikap dan
nilai. Ranah ini meliputi: menerima, menanggapi, menghargai, mengatur diri
dan menjadi pola hidup.
c. Ranah Psikomotor (Ranah keterampilan pisik), Ranah ini terdiri dari
keterampilan persepsi, siap bertindak, menirukan,gerak mekanik, dan gerak
kompleks.
Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan dan menonjol daripada afektif dan
psikomotor, tetapi hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian
dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah.

8
III. PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. SUBJEK, TEMPAT, WAKTU PENELITIAN, DAN PIHAK YANG
MEMBANTU DALAM PENELITIAN

1. Subjek Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas dilakukan peneliti di kelas VI SD Negeri 1
Cimanggu dengan jumlah siswa sebanyak 31 siswa, dengan rincian 16 siswa laki-
laki dan 15 siswa perempuan.

2. Tempat Penelitian
Identitas sekolah tempat penelitian
a. Nama Sekolah : SD Negeri 1 Cimanggu
b. NSS : 101020633002
c. NPSN : 20203013
d. Status Sekolah : Negeri Biasa
e. Alamat Sekolah : Jl. Batupayung
Desa. Cimanggu Kec. Cimanggu – Jawa Barat

Gambar 3.1. Gambar Denah Sekolah SDN 1 Cimanggu

4 3 2

7
10 1
8 9

9
Keterangan :
1. Ruang Guru/Kantor 6. Ruang Kelas VI
2. Ruang Kelas I & II 7. Ruang Perpustakaan
3. Ruang Kelas III 8. Ruang WC Siswa
4. Ruang Kelas IV 9. Ruang WC Guru
5. Ruang Kelas V 10. Tempat parkir sepeda motor

3. Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian tindakan kelas berlangsung dari tanggal 20 Februari
2014 dan berakhir tanggal 06 Maret 2014.

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran.


Kegiatan
N
Mata Pelajaran Perbaikan Hari / tanggal Pukul
o
Pembelajaran
Kamis,
Pra Siklus 07.30-08.40
20 Februari 2014
Ilmu Pengetahuan Selasa,
1 Siklus 1 07.30-08.40
Alam 25 Februari 2014
Kamis,
Siklus 2 08.40-09.50
06 Maret 2014

4. Pihak yang Membantu Dalam Penelitian Tindakan Kelas


Pihak yang membantu dalam Penelitian Tindakan Kelas, yaitu Guru Kelas
VI SDN I Cimanggu, Kepala Sekolah SDN 1 Cimanggu, Supervisor 1, Supervisor
2, Penguji 1, dan Penguji 2.

B. DESAIN PROSEDUR PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Desain perbaikan disesuaikan dengan jenis penelitian yang dilakukan.


Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan peneliti terdiri dari 2 siklus dengan
tahapan yang sama yaitu mengacu pada model spiral Kemmis dan Taggart, yang
terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi (pengamatan), dan refleksi.

10
Perencanaan

Refleksi SIKLUS 1 Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS 2
Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

Gambar 3.2 Model Penelitian Tindakan Kelas


(Arikunto, 2007: 16)

1. Siklus 1
a. Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi hal-hal sebagai berikut.
1. Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran siklus 1.
2. Mempersiapkan alat bantu pembelajaran.
3. Menyusun instrumen penelitian, seperti format observasi (pengamatan bagi
guru dan pengamatan siswa) dan Lembar Kerja Siswa LKS.

b. Pelaksanaan

11
Pada tahap pelaksanaan, peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
tahap perencanaan dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut.
1. Berdo’a dan mengisi daptar hadir siswa.
2. Guru mengarahkan siswa pada situasi belajar yang kondusif.
3. Guru memberi motivasi kepada siswa untuk terlibat kegiatan pembelajaran.
4. Tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari pada petemuan sebelumnya.
5. Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dibahas dan menjelaskan
secara singkat kompetensi yang ingin dicapai setelah pembelajaran
berlangsung.
6. Siswa menyimak penjelasan guru tentang sumber energi listrik.
7. Dengan seksama dan rasa ingin tahu siswa mencermati penjelasan tentang
cara menjaga keselamatan saat menggunakan listrik sebagai sumber energi
listrik.
8. Menjelaskan peristiwa konsleting dan cara pencegahannya.
9. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
10. Memfasilitasi peserta didik dalam kerja kelompok.
11. Menyebutkan alat yang menggunakan listrik sebagai sumber energi.
- Televisi - AC - Kipas angin
- Radio - Kulkas
12. Mengetahui fungsi dari sekring.
13. melalui pemberian tugas, diskusi, dan Tanya jawab untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis.
14. memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah,
dan bertindak tanpa rasa takut.
15. memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik
lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok.
16. memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok.
17. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
18. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan bahwa.

12
- Alat listrik berguna jika digunakan dengan benar.
- Penggunaan listrik secara ceroboh dapat mendatangkan bahaya.

c. Pengamatan (Observasi)

Pengamatan (observasi) merupakan salah satu tehnik yang digunakan dalam


pengumpulan data. Pada tahap ini meliputi dua hal yaitu mengamati aktivitas
proses pembelajaran dan hasil pembelajaran pada siklus 1 yang dibantu oleh
supervisor 2, mengenai aktivitas siswa dan aktivitas guru selama proses
pembelajaran pada siklus 1.

d. Refleksi
Refleksi dilakukan pada akhir pembelajaran siklus 1, Refleksi merupakan
kesimpulan yang diambil berdasarkan hasil observasi terhadap proses
pembelajaran pada siklus 1 dengan tujuan untuk merancang dan melakukan
perbaikan pembelajaran pada siklus 2.

2. Siklus 2
a. Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi hal-hal sebagai berikut.
2. Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran siklus 2.
3. Mempersiapkan alat bantu pembelajaran.
4. Menyusun instrumen penelitian, seperti format observasi (pengamatan bagi
guru dan pengamatan siswa) dan Lembar Kerja Siswa LKS.

b. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
tahap perencanaan dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut.
1. Berdo’a dan mengisi daptar hadir siswa.
2. Guru mulai mengarahkan siswa pada situasi belajar yang kondusif.
3. Guru memberi motivasi kepada siswa untuk terlibat kegiatan pembelajaran.

13
4. Tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari pada petemuan sebelumnya.
5. Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dibahas dan menjelaskan
secara singkat kompetensi yang ingin dicapai setelah pembelajaran
berlangsung.
6. Menjelaskan bahwa bahan bakar akan habis jika dipergunakan terus menerus.
7. Menjelaskan proses pembentukan kembali bahan bakar posil cukup lama.
8. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
9. Memfasilitasi peserta didik melakukan diskusi atau kerja kelompok.
10. Berdiskusi tentang hubungan antara dampak hemat energi terhadap polusi
11. Menyebutkan cara untuk menghemat energi.
- Matikan lampu bila tidak perlu.
- Gunakan alat listrik yang sama fungsinya dan dayanya kecil.
12. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
13. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan bahwa :
 Kita harus menghemat energi agar energi di bumi tidak cepat habis.
 mengurangi biaya, dan pencemaran.

c. Pengamatan (Observasi)

Pengamatan (observasi) merupakan salah satu tehnik yang digunakan dalam


pengumpulan data. Pada tahap ini meliputi dua hal yaitu mengamati aktivitas
proses pembelajaran dan hasil pembelajaran yang dibantu oleh supervisor 2,
mengenai aktivitas siswa dan aktivitas guru selama proses pembelajaran pada
siklus 2.

d. Refleksi
Refleksi dilakukan pada akhir pembelajaran siklus 2, Refleksi merupakan
kesimpulan yang diambil berdasarkan hasil observasi terhadap proses
pembelajaran pada siklus 2 dengan tujuan untuk merancang dan melakukan
perbaikan pembelajaran pada pembelajaran berikutnya.

14
C. TEKNIK ANALISIS DATA

1. Lembar Observasi
Observasi bertujuan untuk mengumpulkan data-data hasil perbaikan.
Observasi ini dilakukan terhadap peneliti oleh supervisor 2, dan pengamatan
(observasi) terhadap siswa sebagai subjek penelitian. Lembar observasi terhadap
peneliti adalah jurnal yang telah disediakan oleh UT. Lembar obsevasi untuk
siswa adalah observasi aktifitas siswa selama proses pembelajaran.

2. Lembar tes /alat evaluasi


Lembar Tes pembelajaran berupa soal tes yang disusun dalam RPP (Rencana
Perbaikan Pembelajaran) setiap siklus. Hasil tes pembelajaran kemudian
dimasukkan ke dalam table daftar nilai dan dideskripsikan sehingga dapat
diketahui peningkatan perbaikan pembelajaran setiap siklusnya.

Jumlah siswa yang tuntas


Kriteria ketuntasan = Jumlah siswa x 100%

IV. HASIL PEMBAHASAN


A. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
1. Pra Siklus
Tabel 4.1 Rekapitulasi Nilai Siswa pada Pra Siklus.

No Nama Siswa
KKM Nilai Kriteria
1 ACEP 65 BT
2 AGIS 70 BT
3 AI PATMAWATI 50 BT
72
4 ASEP PERMANA 55 BT
5 BUNYAMIN 85 T
6 DANI RUSWANDI 70 BT

15
7 DENI 70 BT
8 ELGA SUHANDA 80 T
9 HALIMAH 70 BT
10 HATIPAH 75 T
11 INDRI SAPITRI 70 BT
12 IPAH 75 T
13 IRNAWATI 70 BT
14 ISMAYANTI 70 BT
15 ISTI RAHAYU 85 T
16 LISNAWATI. A 75 T
17 MASRIPAH 65 BT
18 MOH. MUDRIKAH 75 T
19 MOH. YUSUP 75 T
20 MONICA 75 T
21 MUKROMIN 80 T
22 MULYADI 70 BT
23 NIA 75 T
24 PARAH PAUJIAH 70 BT
25 RESTI SUSILAWATI 75 T
26 ROHMAN 65 BT
27 ROSA 65 BT
28 SAHRUL GUNAWAN 80 T
29 SALMAN PARIJI 55 BT
30 SAMSU 80 T
31 SANDI 75 T
Nilai Tertinggi 85
Nilai Terendah 50
Rata-rata 71
Keterangan:
Tuntas ( T ) = 15
Belum Tuntas ( BT ) = 16

16
15
Kriteria ketuntasan = 31 X 100 % = 48 %

Grafik 4.1 Kriteria ketuntasan Siswa pada Pra Siklus.


53

52

51

50
T
49 BT

48

47

46
Pra Siklus

Berdasarkan pada pembelajaran pra siklus peneliti memperoleh hasil


penilaian yang kurang maksimal bahkan jauh berada dibawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yaitu 72,00. Hal ini dibuktikan dengan hasil yang diperoleh
siswa pada prasiklus hanya 48 % yang berada diatas atau sama dengan KKM dari
jumlah siswa sebanyak 31 siswa.
2. Siklus 1
Tabel 4.2 Rekapitulasi Nilai Siswa pada Siklus 1.

No Nama Siswa KKM Nilai Kriteria

1 ACEP 75 T
2 AGIS 80 T
3 AI PATMAWATI 70 BT
4 ASEP PERMANA 70 BT
72
5 BUNYAMIN 85 T
6 DANI RUSWANDI 75 T
7 DENI 70 BT
8 ELGA SUHANDA 80 T

17
9 HALIMAH 75 T
10 HATIPAH 70 BT
11 INDRI SAPITRI 80 T
12 IPAH 80 T
13 IRNAWATI 75 T
14 ISMAYANTI 70 BT
15 ISTI RAHAYU 90 T
16 LISNAWATI. A 80 T
17 MASRIPAH 70 BT
18 MOH. MUDRIKAH 75 T
19 MOH. YUSUP 75 T
20 MONICA 80 T
21 MUKROMIN 85 T
22 MULYADI 75 T
23 NIA 80 T
24 PARAH PAUJIAH 80 T
25 RESTI SUSILAWATI 75 T
26 ROHMAN 70 BT
27 ROSA 70 BT
28 SAHRUL GUNAWAN 70 BT
29 SALMAN PARIJI 65 BT
30 SAMSU 85 T
31 SANDI 75 T
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 65
Rata-rata 76
Keterangan:
Tuntas ( T ) = 21
Belum Tuntas ( BT ) = 10
21
Kriteria ketuntasan = 31 X 100 % = 68 %

Grafik 4.2 Kriteria ketuntasan Siswa pada Siklus 1.

18
80
70
60
50
40 T
BT
30
20
10
0
Siklus 1

Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan peneliti pada pra siklus, peneliti
berupaya untuk melakukan perbaikan pembelajaran dengan melakukan diskusi
dengan pihak yang kompeten. Setelah mendapat kesepakatan rencana perbaikan
pembelajaran akan dilakukan dalam 2 siklus dengan masing-masing siklus
melalui tahapan yang sama yaitu ; perencanaan, pelaksanaan, observasi
(pengamatan), dan refleksi. setelah dilakukan perbaikan pada siklus 1 maka siswa
yang mendapat nilai diatas KKM ada 68% dari jumlah siswa, hal ini menunjukan
ada peningkatan sebanyak 20 % pada siklus 1.

3. Siklus 2
Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai Siswa pada Siklus 2.

No Nama Siswa KKM Nilai Kriteria

1 ACEP 80 T
2 AGIS 85 T
3 AI PATMAWATI 80 T
4 ASEP PERMANA 70 BT
5 BUNYAMIN 72 100 T
6 DANI RUSWANDI 85 T
7 DENI 75 T
8 ELGA SUHANDA 90 T
9 HALIMAH 75 T

19
10 HATIPAH 85 T
11 INDRI SAPITRI 85 T
12 IPAH 90 T
13 IRNAWATI 85 T
14 ISMAYANTI 80 T
15 ISTI RAHAYU 100 T
16 LISNAWATI. A 90 T
17 MASRIPAH 80 T
18 MOH. MUDRIKAH 80 T
19 MOH. YUSUP 85 T
20 MONICA 85 T
21 MUKROMIN 95 T
22 MULYADI 80 T
23 NIA 85 T
24 PARAH PAUJIAH 90 T
25 RESTI SUSILAWATI 95 T
26 ROHMAN 75 T
27 ROSA 80 T
28 SAHRUL GUNAWAN 85 T
29 SALMAN PARIJI 70 BT
30 SAMSU 90 T
31 SANDI 85 T
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 75
Rata-rata 85

Keterangan:
Tuntas ( T ) = 29
Belum Tuntas ( BT ) = 2
29
Kriteria ketuntasan = 31 X 100 % = 94 %

20
Grafik 4.3 Kriteria ketuntasan Siswa pada Siklus 2.
100
90
80
70
60
50 T
40 BT
30
20
10
0
Siklus 2

Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan peneliti pada siklus 1, peneliti


berupaya untuk melakukan perbaikan pembelajaran dengan melakukan diskusi
dengan pihak yang kompeten. Setelah mendapat kesepakatan maka peneliti
menambahkan langkah-langkah pembelajaran pada kegiatan inti dengan
menggunakan model problem based introduction (PBI). Hasil nilai yang
diperoleh siswa pada siklus 2 terlihat peningkatan yang signifikan terjadi ketika
penilaian dilakukan yaitu 94% nilai siswa berada diatas KKM.

4. Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2


Tabel 4.4 Rekapitulasi Nilai Siswa pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

Perolehan Nilai & Kriteria


Siklus 1 Siklus 2
KKM

No Nama Siswa Ket


siklus
Pra

Krite

Krite
Nilai

Nilai
ria

1 ACEP 65 75 T 80 T
2 AGIS 70 80 T 85 T
3 AI PATMAWATI 50 70 BT 80 T
ASEP PERMANA B
4 55 70 BT 70
72 T
5 BUNYAMIN 85 85 T 100 T
6 DANI RUSWANDI 70 75 T 85 T
7 DENI 70 70 BT 75 T
8 ELGA SUHANDA 80 80 T 90 T

21
9 HALIMAH 70 75 T 75 T
10 HATIPAH 75 70 BT 85 T
11 INDRI SAPITRI 70 80 T 85 T
12 IPAH 75 80 T 90 T
13 IRNAWATI 70 75 T 85 T
14 ISMAYANTI 70 70 BT 80 T
15 ISTI RAHAYU 85 90 T 100 T
16 LISNAWATI. A 75 80 BT 90 T
17 MASRIPAH 65 70 BT 80 T
18 MOH. MUDRIKAH 75 75 T 80 T
19 MOH. YUSUP 75 75 T 85 T
20 MONICA 75 80 T 85 T
21 MUKROMIN 80 85 T 95 T
22 MULYADI 70 75 T 80 T
23 NIA 75 80 T 85 T
24 PARAH PAUJIAH 70 80 T 90 T
25 RESTI SUSILAWATI 75 75 T 95 T
26 ROHMAN 65 70 BT 75 T
27 ROSA 65 70 BT 80 T
28 SAHRUL GUNAWAN 80 70 BT 85 T
SALMAN PARIJI B
29 55 65 BT 70
T
30 SAMSU 80 85 T 90 T
31 SANDI 75 75 T 85 T
Nilai Tertinggi 85 90 100
Nilai Terendah 50 65 75
Rata-rata 71 76 85

Keterangan :
T : Tuntas
BT : Belum Tuntas

Tabel 4.5 Rekapitulasi Prosentase pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2.

22
No Jenis Kegiatan % ≥ KKM % ≤ KKM
1 Prasiklus 48 52
2 Siklus 1 68 32
3 Siklus 2 94 06

Grafik 4.4 Kriteria ketuntasan Siswa pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2.
100
90
80
70
60
50 T
40 BT
30
20
10
0
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Berdasarkan tabel di atas, maka terlihat peningkatan pembelajaran dari mulai


Pra siklus sampai siklus 2 yaitu sebanyak 46 % siswa yang berada diatas KKM.
Pada kegiatan prasiklus nilai yang diperoleh siswa hanya 48 % yang berada diatas
KKM, Kemudian pada Siklus 1 menunjukan peningkatan hal ini bisa dibuktikan
dengan hasilnya mencapai 68 % yang mendapat nilai diatas KKM walaupun
ketuntasan belajar belum sesuai target peneliti. Pada siklus 2 menunjukan
peningkatan yang maksimal hal ini dibuktikan dari hasilnya 94 % siswa mendapat
nilai diatas KKM.

Tabel 4.6 Lembar Pengamatan Guru.


Hasil
Tahapan
Pengamatan
TAHAP Aktifitas Guru Na Tidak Ket
PERSIAPAN m- Nam-
pak pak
Cara guru membuka pelajaran √
 Membangkitkan Minat √
Siswa

23
 Menyampaikan Tujuan √
Memberikan Apersepsi yang
berorientasi pada pengetahuan awal

minat siswa yang berkaitan dengan
jenis kompetensi dasar
Pengorganisasian √
TAHAP Melaksanakan Elaborasi √
KEGIATAN
INTI Melakukan Eksplorasi √
Memberikan Konfirmasi √
Cara guru melakukan evaluasi akhir √
TAHAP Cara melakukan penguasaan
KEGIATAN √
konsep
AKHIR Waktu yang digunakan secara

umum

Tabel 4.7 Lembar Pengamatan Siswa.

No Aktivitas siswa Ya Tidak Ket

Respon siswa terhadap berlangsungnya


1 √
pembelajaran
Bertanya kepada guru tentang materi yang
2 √
sedang dibahas
Keterlibatan siswa dalam menyusun kerangka
3 √
pidato

4 Respon siswa terhadap LKS yang dibagikan √

5 Ketekunan siswa sewaktu mengerjakan LKS √

Keikutsertaan seluruh siswa dalam


6 √
menyimpulkan materi

B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PERBAIKAN


PEMBELAJARAN
Hasil penelitian Perbaikan tindakan kelas pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam pada materi Penghematan Energi Listrik dalam kehidupan
sehari-hari di kelas VI SD Negeri 1 Cimanggu mendapatkan hasil yang maksimal

24
setelah peneliti menggunakan model PBI yang dianggap mampu membantu
meningkatkan kemampuan siswa.
Pada kegiatan prasiklus yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 20
Februari 2014 hasil pembelajaran belum maksimal, hal ini dibuktikan dari nilai
yang diperoleh siswa hanya 48 % yang berada diatas KKM. Kemudian, pada
Siklus 1 yang dilaksanakan peneliti pada hari Selasa tanggal 25 Februari 2014
peneliti menggunakan model PBI sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
siswa tetapi langkah-langkah pembelajaran pada kegiatan inti kurang maksimal
sehingga hasilnya hanya mencapai 68% dari jumlah siswa yang mendapat nilai
diatas KKM walaupun ketuntasan belajar belum sesuai target peneliti.
Siklus 2 dilaksanakan peneliti pada hari Kamis tanggal 06 Maret 2014 setelah
melakukan rencana perbaikan yang benar-benar matang dan pada kegiatan inti
lebih mengeksplor siswa sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran model PBI
dengan bimbingan yang lebih maksimal lagi, hasilnya 94 % siswa mendapat nilai
diatas KKM dan ini artinya ketuntasan belajar telah tercapai.

V. SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT


A. SIMPULAN
Berdasarkan deskripsi dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat di
simpulkan sebagai berikut.
1. Penerapan model PBI ternyata membawa dampak yang positif yaitu dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini dibuktikan dengan adanya
peningkatan prosentase nilai yang berada diatas KKM yang telah ditetapkan
yaitu 72. Pada kegiatan prasiklus hanya 48 % siswa yang tuntas berada diatas
KKM dan 52 % siswa yang belum tuntas berada dibawah KKM. Sedangkan
ketika diakhir siklus 2, siswa yang tuntas berada diatas KKM mencapai 94%
dan 6 % siswa yang belum tuntas berada dibawah KKM. ini artinya ada
peningkatan sebanyak 46 %.
2. Penerapan model PBI ternyata dapat meningkatkan proses pembelajaran
siswa menjadi lebiah baik, hal ini dapat dibuktikan selama pembelajaran
siswa menunjukan keaktipan dalam proses pembelajaran sehingga dapat

25
mencapai hasil yang maksimal yaitu, 94 % siswa yang mendapat nilai diatas
KKM, hal ini menunjukan ada peningkatan proses pembelajaran siswa pada
siklus 2 dan pada akhirnya ketuntasan belajar tercapai.

B. SARAN TINDAK LANJUT


Keberhasilan siswa dalam penelitian tindakan kelas (PTK) adalah menjadi
salah satu tanggungjawab yang harus dipikul oleh guru. Untuk mencapai hal
tersebut ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru, antara lain yaitu :
1. Guru harus mampu mendiagnosa kesulitan yang dialami siswa dalam setiap
kegiatan pembelajaran yang berlangsung.
2. Guru harus mampu menggunakan metode dan media pembelajaran yang
tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Menggunakan model problem based introduction (PBI) dalam mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam pada materi penghematan Energi listrik dalam
kehidupan sehari-hari, sudah terbukti keefektifannya.
4. Menggunakan model problem based introduction (PBI) harus disesuaikan
dengan materi yang akan dipelajari karena model ini merupakan model yang
berdasarkan masalah.

DAFTAR PUSTAKA

Anitah, Sri. W. dkk. (2008). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas


Terbuka.
Rustaman, Nuryani, dkk. (2012). Materi dan Pembelajaran IPA SD. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka.
Sapriati, Amalia, dkk. (2009). Pembelajaran IPA di SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.
S, Rositawaty –Muharam, Aris. (2008). Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam
6 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas VI. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

26
Tim FKIP-UT. (2013). Pemantapan Kemampuan Profesional. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka
Wardhani, I G A K, dkk.(2012). Teknik Menulis Karya Ilmiah.Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka.
Wardhani, I G A K., Wihardit, Kuswaya.(2010). Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Universitas Terbuka.

27

Anda mungkin juga menyukai