Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS MATERI USAHA DAN ENERGI PADA JENJANG SMP

DISERTAI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY LEARNING


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Oleh :

Arif Rahman Fadli 150210102010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
ANALISIS MATERI USAHA DAN ENERGI PADA JENJANG SMP
DISERTAI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY LEARNING
Arif Rahman Fadli

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Email : Rahmanfadli23@gmail.com

Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk menganalisis materi Usaha dan Energi dan pembelajaran
inquiry learning yang digunakan pada materi tersebut, artikel ini menggunakan metode kajian
pustaka dimana saya mengumpulkan beberapa jurnal yang berkaitan dengan model pembelajaran
yang digunakan untuk pembelajaran materi usaha dan energi pada jenjang SMP, Penelitian yang
saya lakukan ialah membandingkan beberapa model, dan akhirnya setelah saya analisis saya
menyatakan bahwa model inquiry yang paling efektif untuk digunakan pada materi usaha dan
energi, hal itu juga didukung dengan adanya 3 jurnal yang menyatakan bahwa model
pembelajaran inquiry yang paling efektif dalam pembelajaran materi usaha dan energi ini, hal ini
dikarenakan model pembelajaran inquiry merupakan model penyelidikan sehingga siswa akan
menerapkan student centered sekaligus bentuk keingintahuan siswa akan meningkat sehingga
mempengaruhi hasil belajar siswa, dari ketiga jurnal tersebut selalu menunjukkan bahwa model
pembelajaran inquiry sangat berhasil dalam meningkatkan hasil belajar siswa.Metode Inquiry
sangat mudah dipaham oleh siswa ditambah dengan adanya model Inquiry Terbimbing akan
menambah tingkat keberhasilan pada pembelajaran diman selain siswa melakukan inquiry,
Inquiry terbimbing juga menuntut guru untuk mengawasi jalannya pembelajaran sehingga tidak
ada miskonsepsi konsep pada siswa.

Kata Kunci : usaha dan energi, inquirylearning

PENDAHULUAN karena usaha berkaitan erat dengan konsep gaya


dan energi. Disinilah perang seorang guru yang
Dalam proses pembelajaran IPA sangat menentukan berhasil atau tidaknya proses
khususnya fisika, guru sering mengalami pembelajaran. Seorang guru haruslah mempunyai
kesulitan dalam menanamkan konsep yang benar kemampuan untuk membuat suasana
kepada peserta didik. Sebagian besar peserta pembelajaran didalam kelas menjadi interaktif,
didik belum mampu memahami dan kreatif, dan berusaha supaya peserta didik tidak
menghubungkan antara materi yang dipelajari merasa jenuh. Pada pelajaran fisika guru harus
dengan pengetahuan yang digunakan. Peserta mampu menciptakan suasana pembelajaran yang
didik hanya sekedar menghafal rumus. Sehingga menyenangkan. Dengan tujuan agar dapat
peserta didik sering mengalami miskonsepsi. meningkatkan pemahaman peserta didik. Guru
Oleh karena itu, konsep yang tertanam pada dapat membuat pembelajaran berjalan dengan
peserta didik harus benar secara ilmiah sehingga baik dengan menggunakan model pembelajaran.
miskonsepsi pada peserta didik dapat
diminimkan. METODE
Menurut para ahli seperti ( Cohen, 1983; Metode penelitian yang saya gunakan
Halloun, 1985; dan Gregg Swackhamer. 1992) adalah metode penelitian kajian pustaka dimana
menjelaskan bahwa sebagian besar peserta didik saya membandingkan beberapa pustaka yaitu
mengalami miskonsepsi pada gaya dan energi dalam hal ini jurnal untuk menemukan
serta tidak menutup kemungkinan juga akan bagaiamana pembelajaran yang terbaik untuk
mengalami miskonsepsi pada materi usaha, digunakan pada materi usaha dan energi
PEMBAHASAN 7. Guru menjelaskan tentang kebenaran
jawaban peserta didik.
Pembelajaran konsep tekanan pada siswa 8. Guru memberikan contoh lain tetapi dengan
Sekolah Menengah Pertama membutuhkan konsep yang sama.
model pembelajaran yang tepat supaya siswa 9. Peserta didik mempresentasikan hasil
memperoleh pengetahuan secara tepat dengan kerjanya
cara yang tepatpula. Selama ini, model
pembelajaran yang digunakan untuk konsep Didalam penelitian tersebut, peneliti
usaha dan energi yaitu. menyimpulkan bahwa pelaksanaan dengan
model tersebut dinyatakan mengalami
A. Penerapan Model Concept Teaching peningkatan pemahaman peserta didik tentang
Pendekatan Concept Attainment. konsep pada usaha dan energi.
Penelitian ini dengan judul “ Penerapan B. Penggunaan Model Pembelajaran Learning
Model Concept Teaching Pendekatan Concept Cycle 7E.
Attainment untuk Meningkatkan Pemahaman
Konsep IPA Fisika Siswa Kelas VIII SMPN 5 Penelitian ini memiliki tujuan untuk
KENDARI pada Materi Pokok Usaha dan meningkatkan hasil belajar pada aspek kognitif,
Energi” . Didalam jurnal tersebut dijelaskan afektif, dan psokomotorik siswa kelas VIII A
bahwa rendahnya pemahaman konsep siswa yang SMPN 9 Semarang pada materi usaha dan
disebabkan karena kegiatan belajar mengajar energi. Model pembelajaran ini lebih membuat
yang dilakukan karena guru sering peserta didik memiliki pengalaman fisik
menyampaikan rumus fisika tanpa menjelaskan sehingga peserta didik dapat membentuk
makna dari materi tersebut, kurangnya guru konsepnya sendiri. Sehingga konsep-konsep
dalam pemberian contoh dan bukan contoh dari fisika tidak lagi abstrak dengan hanya menghafal
suatu konsep, Kurangnya guru dalam rumus-rumus.Langkah-langkah dalam
menyebutkan ciri-ciri pada materi tersebut dan pembelajaran ini yaitu :
guru sering membedakan konsep dengan konsep
yang lain yang sejenis, dan guru kurang A. Mendatangkan pengetahuan awal peserta
menjelaskan hubungan satu konsep dengan didik (Elicit).
konsep lainnya. B. Melibatkan peserta didik dalam kegiatan
demonstrasi, diskusi, eksperiment, atau
Oleh karena itu diperlukan suatu model kegiatan lainnya (Engange).
pembelajaran yang memberikan kesempatan C. Peserta didik diberi kesempatan untuk
kepada siswa untuk dapat memahami makna mengamati data, merekam data,
suatu konsep. Salah satu model pembelajaran mengisolasi variabel, merancang san
yang dapat meningkatkan aktivitas siswa adalah merencanakan eksperiment, membuat
model concept teaching pendekatan concept grafik, menafsirkan hasil, serta
attainment. Langkah-langkah pada model ini mengembangkan hipotesis (Ekplore).
yaitu : D. Peserta didik diperkenalkan pada konsep,
hukum dan teori baru (Explain).
1. Peserta didik memperhatikan penjelasan E. Peserta didik menerapkan pengetahuannya
guru. (Elaborate).
2. Setelah guru menjelaskan tentang konsep F. Guru mendapatkan umpan balik dari hasil
atau contoh dari konsep tersebut, peserta siswa dan memodifikasi strategi
didik mengidentifikasi contoh konsep pengajaran untuk pelajaran berikutnta
tersebut. (Evaluate).
3. Peserta didik menyatakan atribut kritis dan G. Guru membimbing peserta didik untuk
non kritis konsep. menerapkan pengetahuannya yang telah
4. Peserta didik membedakan ciri atau atribut didapatkan pada konteks baru (Extend)
kritis dan non kritis dari konsep tersebut.
5. Peserta didik memberikan definisi konsep Berdasarkan hasil penelitian yang
sesuai atribut kritis dan non kritis. dilakukan oleh Aziz (2013: 38) menunjukkan
6. Peserta didik memberikan nama pada adanya peningkatan hasil belajar siswa.
konsep.
C. Penerapan Model Pembelajaran Konsep
Penelitian ini berjudul “ Pengaruh dengan konsep-konsep fisika dan mengarahkan
Penerapan Model Pembelajaran Konsep peserta didik pada pemecahan masalah tersebut.
Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pokok Sehingga pembelajaran fisika dapat lebih
Bahasan Usaha dan Energi Kelas VIII SMP menarik lagi bagi peserta didik. Pada
|Negeri 4 Surabaya ”. Dengan tujuan kenyataannya, dalam pembelajaran di SMP 9
mendeskripsikan pelaksanaan penerapan Palu masih banyak guru yang menggunakan
pembelajaran konsep dan hasil belajar siswa. model pembelajaran konvensional yang
Menurut jurnal tersebut penyelesaian alternatif didominasi oleh metode ceramah. Dimulai
untuk permasalahan dan menaikkan presentase dengan penjelasan, pembagian tugas dan latihan
pemahaman siswa maka perlu diterapkannya peserta didik. Sejak dahulu metode ceramah
pembelajaran yang berbasis aplikasi dan banyak digunakan oleh guru. Banyak kelemahan
menganalisis hipotesis, agar peserta didik dapat dalam model pembelajaran konvensional
lebih mudah memahami konsep. Model yang diantaranya : peserta didik yang bertipe visual
mengacu kearah tersebut adalah model akan menjadi rugi, dan hanya peserta didik yang
pembelajaran konsep. Jenis penelitian pada bertipe auditif atau mendengarkan yang akan
model konsep ini berupa experiment, yaitu benar-benar menerima materi, dapat membuat
terdapat dua kelompok yang digunakan. Yang peserta didik menjadi jenuh, keberhasilan model
mana satu kelompok menjadi pusat eksperiment ini bergantung pada siapa yang
dan kelompok yang lain tidak dikenai menggunakannya, peserta didik cenderung
eksperiment tetapi ikut mengamati. Setelah menjadi pasif dan guru yang menjadi aktif.
kegiatan selesai kemudian dilakukan
perbandingan dengan menggunakan pre-test dan Berdasarkan penjelasan diatas, maka
post-test tiap masing-masing kelas (Setyawan model pembelajaran yang diharapkan dapat
dan Mulyaningsih, 2013 :185) meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam
materi fisika yaitu model pembelajaran
Pada jurnal ini peneliti menggunakan kooperatif. Model pembelajaran kooperatif ini
materi gerak yang dianggap cocok dengan model dapat menggalakkan peserta didik untuk
pembelajaran konsep, karena materi ini sangat berinteraksi secara aktif sehingga dapat memberi
berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari dorongan untuk dapat mengoptimalkan dan
siswa membangkitkan potensi peserta didik. Pada
pembelajaran kooperatif guru memiliki peran
Berdasarkan hasil penelitian tentang sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai
penerapan model pembelajaran konsep dikelas jembatan penghubung ke arah pemahaman yang
VIII SMPN 4 Surabaya pada materi usaha dan lebih tinggi (Jumarni dkk : 22)
energi dapat diambil kesimpulan bahwa model
pembelajaran konsep baik digunakan untuk Berdasarkan penelitian dijurnal dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. disimpulkan pembelajaran yang dapat
meningkatkan pemahaman peserta didik adalah
D. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif model kooperatif dibandingkan dengan model
Tipe Think Pair Square konvensional.
Penelitian pada jurnal ini memiliki E. Model Kooperatif Tipe Student Team
tujuan untuk menguji signifikan perbedaan Achievement Division (STAD)
pemahaman konsep antara siswa yang mengikuti
model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Penelitian pada model ini bertujuan
Square dengan model pembelajaran untuk mengetahui pengaruh model kooperatif
konvensional pada pokok bahasan usaha dan tipe student teams achievement division (STAD)
energi siswa kelas VIII SMPN 9 Palu. terhadap hasil belajar fisika pada materi pokok
Permasalahan bagi seorang guru adalah usaha dan energi di kelas VIII SMP Al-Hidayah
bagaimana penguasaan proses pembelajaran agar Medan.
dapat memberikan pengalaman yang bermakna
bagi peserta didik, lingkungan harus dirancang Model pembelajaran kooperatif tipe
sedemikian rupa sehingga peserta didik diberi STAD merupakan model pembelajaran dimana
kesempatan untuk berlatih memecahkan masalah. siswa dibagi kedalam tim belajar sendiri dan
Pembelajaran fisika sebaiknya menghadirkan terdiri dari empat orang yang berbeda tingkat
permasalahan-permasalahan yang berkaitan kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang
etniknya. Pada model ini tingkat kemampuan G. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif
diperoleh berdasarkan nilai yang diperoleh Tipe Numbered Head Together (NHT)
peserta didik pada saat ujian. Guru
menyampaikan pelajaran, kemudian peserta didik Pembelajaran kooperatif adalah salah
bekerja dalam kelompok. Kemudian, setelah satu bentuk [embelajaran berdasarkan paham
siswa belajar dengan tim, guru memberikan kuis, konstruktivis dan merupakan strategi belajar
kuis tersebut berisi pertanyaan mengenai materi dengan jumlah peserta didik sebagai anggota
dan peserta didik mengerjakan sendiri-sendiri kelompok kecil yang tingkat kemampuannya
dan tidak boleh saling membantu. Model ini juga berbeda. Didalam menyelasaikan tugas
merupakan salah satu metode atau pendekatan kelompok harus saling bekerja sama dan saling
dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana membantuuntuk memahami materi pelajaran.
untuk guru yang baru mulai menggunakan Model pembelajaran kooperatif yang dipilih
menggunakan pendekatan kooperatif didalam dalam penelitian ini adalah model pembelajaran
kelas. Model pembelajaran ini juga dapat kooperatif tipe numbered head together (NHT).
memperi kesempatan peserta didik untuk Model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini
bertanya dan membahasnya dalam diskusi- menuntut peserta didik untuk lebih bertanggung
diskusi kecil jawab terhadap tugas yang diberikan karena
setiap peserta didik dalam suatu kelompok
Berdasarkan penelitian maka dapat tersebut akan diberi nomor yang berbeda. Teknik
disimpulkan bahwa model pembelajaran ini ini memberi kesempatan kepada peserta didik
dengan materi usaha dan energi berlangsung baik untuk saling membagikan ide-ide dan
dan dapat meningkatkan pemahaman peserta mempertimbangkan jawaban yang paling tepat
didik mengenai materi tersebut. untuk meningkatkan semangat kerja sama
mereka. Langkah-langkah model pembelajaran
F. Penerapan Model Problem Based Learning kooperatif tipe NHT yaitu :
(PBL)
1. Numbering, Guru membagi peserta didik
Menurut Tan dalam Rusman (2013) menjadi beberapa tim yang beranggotakan 4
model PBL merupakan inovasi dalam sampai 5 peserta didik dan memberikan nomor
pembelajaran karena dalam model PBL antara 1 sampai 6.
kemampuan berpikir peserta didik betul-betul
dioptimalkan melalui proses kerja kelompok atau 2. Questioning, Guru mengajukan sebuah
tim yang sistematis, sehingga peserta didik dapat pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik.
memperdayakan, mengasah, menguji, dan
mengembangkan kemampuan berpikirnya secara 3. Heads Together, Peserta didik berfikir
berkesinambungan. Penguasaan pengetahuan dan bersama untuk menemukan jawaban.
keterampilan lebih efektif apabila individu dapat
mempelajarinya dengan sendiri tanpa menunggu 4. Answering, Guru memanggil nomor dan
materi yang disampaikan oleh guru. Sehingga peserta didik dari masing-masing kelompok yang
peserta didik dapat mengingat, menerapkan dan memiliki nomor tersebut mengangkat tangannya
melanjutkan proses belajar mandiri. Peserta didik dan memberikan jawaban di depan kelas
dalam model PBL diperlukan sebagai pribadi (Harahap dan Siagian, 2015 :56)
yang dewasa, perlakuan ini memberikan Berdasarkan hasil penelitian dapat
kebebasan kepada peserta didik untuk disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil
mengimplementasikan pengetahuan dan belajar dengan menggunakan model NHT
pengalaman yang dimiliki untuk memecahkan dibandingkan dengan model konvensional pada
masalah (Sucirahayu dkk, 2015). materi usaha dan energi
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian H. Model GI-GI (Gruup Invertigation-Guided
dengan model PBL dengan materi usaha dan Inquiry)
energi maka dapat diambil kesimpulan bahwa
aktivitas guru pada saat diterapkan model PBL Model GI-GI adalah perpaduan filosofi
menunjukkan kategoro baik serta model PBL ini model Group Investigatio dan Guided Inquiry.
mampu meningkatkan keterampilan kritis peserta Model DI-GI terdiri atas model group
didik. investigation yang menempatkan peserta didik
dalam kelompok kecil, saling bekerja sama dan N-3 Medan” di dalam jurnal ini menggunakan
membantu serta melakukan investigasi untu model pembelajaran inquiry training Menurut
menemukan dan memecahkan masalah. Model Joyce (2009) model pembelajaran
Group Investigation mengarahkan peserta didik
untuk menganalisis konsep pembelajaran dengan inquiry training dirancang untuk
cara menyelidiki secara mendalam dengan membawa siswa secara langsung ke dalam
kelompok. Tujuan penelitian pada jurnal tersebut proses ilmiahmelalui latihan-latihan yang dapat
adalah mendeskripsikan aktivitas belajar peserta memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam
didik dalam pembelajaran fisika pada pokok periode waktu yang singkat. Tujuannya adalah
bahasan usaha dan energi menggunakan model membantu siswa mengembangkan disiplin dan
GI-GI. Pada penelitian tersebut skor aktivitas mengembangkan keterampilan intelektual yang
belajar peserta didik selama proses pembelajaran diperlukan untuk mengajukan pertanyaan dan
diperoleh dengan menggunakan teknik lembar menemukan jawabannya berdasarkan rasa ingin
observasi yang dibatu oleh observer. Pada tahunya.
penelitian ini terdapat 5 aspek, diantaranya :
membaca , berdiskusi dan bertanya, mendengan Model pembelajaran inquiry training
penjelasan, mengisi draf rencana temuan, dan memiliki lima tahap pembelajaran, yaitu: Fase I:
melakukan percobaan. Menghadapkan pada masalah. Menghadapkan
siswa dengan situasi yang membingungkan
Berdasarkan hasil analisis data, dapat (masalah). Fase II: Merumuskan hipotesis.
disimpulkan aktivitas belajar peserta didik dalam Mengajukan pertanyaan dimana pertanyaan
pembelajaran fisika pokok bahasan usaha dan tersebut sudah mengandung jawaban. Fase III:
energi selama menggunakan model GI berjalan Pengumpulan data-eksperimentasi. Memisahkan
dengan baik dan dapat meningkatkan hasil variabel yang relevan. Menghipotesiskan (serta
belajar peserta didik. menguji) hubungan kausal. Fase IV: Mengolah,
memformulasikan suatu penjelasan.
I. Model Pembelajaran Inquiri Memformulasikan aturan dan penjelasan. Fase
V: Analisis proses penelitian. Menganalisis
Ada beberapa jurnal yang telah saya strategi penelitian dan mengembangkan yang
temukan mengenai model pembelajaran inquiry paling efektif.
untuk materi usaha dsn energi yang pertama
berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Hasil penelitian dari jurnal ini
Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada menghasilkan bahwa pembelajaran dengan
Materi Pokok Usaha Dan Energidi Kelas VIII menggunakan model inquiry training dapat
Semester II SMP Negeri 1 Pagajahan pada meningkatkan rasa keingintahuan siswa
jurnal ini menggunakan model pembelajaran sehingga siswa akan tertarik mempelajari materi
inquiry Terbimbing atau biasa disebut Guided tersebut dan akan meningkatkan hasil belajar
Inquiry, pada dasarnya model ini merupakan siswa, hal ini doiperkuat dengan adanya
model inquiry tetapi guru lebih focus dalam hal perbandingan dengan metode konvensial dan
membimbing siswa untuk mencapai tujuannya ditunjukkan bahwa model pembelajaran inquiry
guru mengendalikan secara kesuluruhan proses training dapat meningkatkan hasil belajar siswa
interaksi dan prosedur pembelajaran yang disbanding dengan model konvensial
dilakukan oleh siswa,
Selanjutnya ialah “Pemodelan
hasil penelitian jurnal tersebut Pengajaran Fisika melalui Pembelajaran
menyebutkan bahwa model pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Siswa Kelas 8 di
inquiry berhasil meningkatkan kemampuan Indonesia” dimana pada jurnal ini menggunakan
siswa sehingga nilai siswa berada di atas KKM, model pembelajaran inquiry Pembelajaran
dibandingkan dengan pengajaran konvensional berbasis inkuiri merupakan serangkaian proses
yang setelah dilakukan pembelajaran hasilnya yang dilakukan oleh guru dan peserta didik.
masih tetap di bawah KKM.
Proses pembelajaran inkuiri dapat
Selanjutnya ialah jurnal yang berjudul mengikuti tahap-tahap sebagai berikut: 1.
“Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Identifikasi masalah yang memunculkan
Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada pertanyaan 2. Merumuskan hipotesis 3.
MateriPokok Usaha Dan Energi Kelas VIII Mts Merancang percobaan 4. Mengumpulkan data 5.
Analisis data 6. Merumuskan kesimpulan 7. K. Model Pembelajaran Kooperatif tipe
Mengomunikasikan Investigasi Kelompok

Hasil dari penelitian ini adalah Hasilnya Pada Jurnal ini digunakan model
adalah bahwa peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran kooperatif tipe investigasi
kegiatan belajar mengajar, termasuk di kelompok. Slavin dalam Santyasa [3]
antaranya terlibat dalam proses penyelidikan menjelaskan bahwa model pembelajaran
dan proses menemukan jawaban, belajar kooperatif tipe investigasi kelompok memiliki
memahami prosedur kegiatan, dan enam langkah pembelajaran, yaitu: (1) grouping
mengomunikasikan hasil penyelidikannya. (menetapkan jumlah anggota kelompok,
Pembelajaran berbasis inkuiri baru dapat menentukan sumber, memilih topik,
dilaksanakan dalam alokasi waktu pembelajaran merumuskan permasalahan), (2) planning
yang tersedia setelah guru terbiasac (menetapkan apa yang akan dipelajari,
melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis bagaimana mempelajari, siapa melakukan apa,
inkuiri. apa tujuannya), (3) investigation (saling tukar
informasi dan ide, berdiskusi, klarifikasi,
J. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mengumpulkan informasi, menganalisis data,
membuat inferensi), (4) organizing (anggota
Pembelajaran kooperatif merupakan kelompok menulis laporan, merencanakan
contoh sistem pengajaran modern. Pembelajaran presentasi laporan, penentuan penyaji,
kooperatif adalah metode mengajar yang moderator, dan notulis), (5) presenting (salah
mengelompokkan siswa dalam kelompok- satu kelompok menyajikan, kelompok lain
kelompok kecil untuk saling bekerjasama dalam mengamati, mengevaluasi, mengklarifikasi,
memahami pelajaran. Pembelajaran kooperatif mengajukan pertanyaan atau tanggapan), dan (6)
disini tidak hanya sampai pada penguasaan evaluating (masing-masing siswa melakukan
materi, tetapi lebih jauh dari hal tersebut siswa koreksi terhadap laporan masing-masing
harus dapat berfikir dengan tingkat yang lebih berdasarkan hasil diskusi kelas, siswa dan guru
tinggi selama dan setelah diskusi dan yang paling berkolaborasi mengevaluasi pembelajaran yang
penting siswa diharuskan dapat menjelaskan dilakukan, melakukan penilaian hasil belajar
materi yang dipelajarinya pada siswa lain. Ada yang difokuskan pada pencapaian pemahaman.
beberapa tipe pembelajaran kooperatif jika Khasanah [4] menyatakan bahwa konsep materi
ditinjau dari pendekatanya, salah satunya adalah Usaha dan Energi cukup kompleks sebab
tipe jigsaw, jigsaw merupakan salah satu tipe memuat konsep-konsep yang saling berkaitan,
dari model pembelajaran kooperatif, dengan sehingga memungkinkan terjadi miskonsepsi.
mengikuti pembelajaran menggunakan model
kooperatif tipe Jigsaw siswa mempunyai lebih Hasil dari penelitian ini adalah bahwa
banyak kesempatan untuk aktivitasnya dalam model pembelajaran koopertif tipe investigasi
proses belajar Fisika. Hal ini karena siswa di bagi kelompok dapat mempengaruhi perubahan
ke dalam kelompok asal dimana setiap siswa konseptual fisika siswa kelas XI IPA di SMA
menerima topik masalah yang berbeda-beda. Negeri 1 Marawola pada konsep Usaha dan
Kemudian siswa dengan topik masalah yang Energi. Dan terlihat peningkatan konsep pada
sama membentuk kelompok ahli untuk siswa yang diteliti.
membahas dan memecahkan masalah dalam
topic mereka. Setelah semua topik selesai L. Model Pembelajaran Discovery Learning
dibahas, siswa berkumpul dalam kelompok asal
untuk mempresentasikan topik ahli masing- Metode Discovery Learning adalah teori belajar
masing dan mendiskusikannya dengan anggota yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran
kelompok asalnya. yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan
pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi
Dari hasil penelitian, maka dapat diambil diharapkan mengorganisasi sendiri. Metode
kesimpulan sebagai berikut: penerapan Discovery Learning adalah memahami konsep,
pembelajaran Fisika dengan model kooperatif arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk
tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas dan akhirnya sampai pada kesimpulan. Data Sharing
hasil belajar Fisika siswa kelas VIIIB SMP Technology merupakan suatu metode dalam
Negeri 3 Tulung Klaten Tahun pelajaran 2011 pengumpulan data eksperimen yang
/2012. memungkinkan guru dan siswa untuk
mengumpulkan, menganalisis dan berbagi data yaitu contoh dan bukan contoh dari suatu
secara nirkabel dari Data Sharing Source untuk pengertian konsep yang, seterusnya peserta didik
perangkat yang terintegrasi dengan aplikasi menjelaskan keduanya seperti konsep tersebut.
pendukung Data Sharing Technology. Dengan Examples memberikan penjelasan dari sesuatu
adanya Data Sharing, setiap individu di kelas yang menjadi contoh yang sebenarnya, non
bisa menerima salinan data secara nirkabel untuk examples me-mberikan penjelasan dari sesuatu
analisis. Selain itu, guru dapat berbagi data yang tidak contoh yang sebenarnya dalam materi
demonstrasi yang dilakukan pelajaran
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Hasil dari penelitian ini adalah Hasil
model Discovery Learning dapat meningkatkan belajar siswa yang menggunakan bahan ajar
kemampuan siswa terhadap materi energi dan berorientasi model pembelajaran koopeatif
pembelajaran dapat dilakukan secara efisien Examples non Examples lebih tinggi dari pada
hasil belajar yang menggunakan bahan ajar di
M. Model Pembelajaran Kooperatif Mind sekolah. Hal ini diperoleh berdasarkan
Mapping perhitungan ranah kognitif dan afektif dengan
menggunakan uji hipotesis pada taraf nyata 0,05.
Mind mapping adalah strategi Jadi, Penggunaan bahan ajar berorientasi model
pembelajaran untuk mengembangkan gagasan- pembelajaran kooperatif Examples non
gagasan melalui rangkaian peta-peta. Salah satu Examples memberikan pengaruh yang berarti
pengagas metode ini adalah Tony Buzan (Huda, terhadap hasil belajar IPA siswa kelas VII SMP
2013: 307). Menurut Martin pemetaan konsep Negeri 16 Kerinci
merupakan inovasi baru yang penting untuk
membantu anak menghasilkan pembelajaran O. Contextual Teaching Learning
yang bermakna di dalam kelas (Trianto, 2010:
157). Mind mapping merupakan salah satu tipe Pendekatan Contextual Teaching and
dari pembelajaran kooperatif. Dengan mind Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang
mapping diharapkan siswa lebih aktif, lebih kritis beranggapan bahwa siswa akan belajar lebih baik
dalam menyelesaikan masalah dan lebih jika dibawakan dalam kehidupan sehari-hari
bertanggung jawab terhadap tugas yang artinya belajar akan lebih bermakna jika siswa
diberikan. bekerja dan mengalami apa yang dipelajari. CTL
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini intinya membantu guru untuk menghubungkan
(1) Keterlaksanaan RPP model pembelajaraan materi pelajaran dengan kehidupan nyata dan
kooperatif tipe mind mapping berkategori sangat memotivasi peserta didik untuk menghubungkan
baik (2) Hasil belajar siswa setelah diterapkan pengetahuan yang dipelajarinya dalam kehidupan
model pembelajaraan kooperatif tipe mind sehari-hari para siswa.
mapping memenuhi ketuntasan individual dan Hasil dari penelitian ini adalah terdapat
ketuntasan klasikal. (3) Aktivitas siswa selama pengaruh kenaikan yang berarti pada hasil
diterapkan model pembelajaraan kooperatif tipe belajar siswa materi usaha dan enrgi deng
mind mapping berkategori sangat baik. (4) pendekatan CTL
Respon siswa terhadap proses pembelajaran
dengan penerapan model pembelajaraan KESIMPULAN
kooperatif tipe mind mapping berkategori baik.
Dari beberapa jurnal yang telah disebutkan
N. Model Pembelajaran Kooperatif Examples diaatas kami telah menganalisis masing-masing
non examples jurnal tersebut, dan kami mendapatkan hasil
bahwa metode yang paling baik digunakan untuk
Model pembelajaran kooperatif Examples pembelajaran materi Usaha dan energi ialah
Non Examples adalah model pembelajaran yang model pembelajaran inquiry karena selain
me-merlukan contoh gambar untuk didukung oleh 3 jurnal yang saya temukan, juga
menyampaikan materi agar siswa dapat dengan Inti dari pembelajaran inkuiri adalah
mengembangkan pola pikirnya dengan solusi melibatkan peserta didik dalam masalah
menyelesaikan masalah yang terdapat dalam penyelidikan nyata dengan menghadapkan
bentuk gambar yang diberikan. Examples Non mereka dengan cara penyelidikan, membantu
Examples berfungsi dalam me-nyiapkan peserta mereka mengidentifikasi masalah konseptual
didik secara cepat yang mem-butuhkan dua hal atau metodologis dalam wilayah investigasi, dan
meminta mereka merancang cara mengatasi And Learning (Ctl) Terhadap Hasil Belajar
masalah. Melalui inkuiri peserta didik belajar Ipa Siswa Kelas VII SMPN 1 X Koto
menjadi seorang ilmuwan dalam menyusun Singkarak.Pillar Of Physic
pengetahuan. Selain itu, peserta didik belajar
Education.6.161-168
menghargai ilmu dan mengetahui keterbatasan
pengetahuan dan ketergantungan satu dengan Jumarni, A., Sarwanto, dan D. F. Masithoh.
yang lainnya.
2013. Penerapan Pembelajaran Fisika
Proses pembelajaran inkuiri dapat mengikuti
tahap-tahap sebagai berikut: 1. Identifikasi Model Kooperatif Tipe Jigsaw untuk
masalah yang memunculkan pertanyaan 2. Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar
Merumuskan hipotesis 3. Merancang percobaan Fisika di SMP. Pendidikan Fisika. 2(1):
4. Mengumpulkan data 5. Analisis data 6. 34-40.
Merumuskan kesimpulan 7. Mengomunikasikan.
Karim, Saeful. 2008. Belajar IPA: Membuka
DAFTAR PUSTAKA Cakrawala Alam Sekitar untuk Kelas VIII
Aziz, Z., A. Rusilowati, dan M. Sukisno. 2013. SMP/MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan
Penggunaan Model Pembelajaran Departemen Pendidikan Nasional
Learning Cycle 7E untuk Meningkatkan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Hasil Belajar Siswa SMP pada Pokok 2015. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta
Bahasan Usaha dan Energi. Physics : Pusat kurikulum dan perbukuan,
Education. 2(3): 31-39. Balitbang.
Damawiyah, S.,dan R. A. Sani. 2015. Pengaruh Masita, S., Syamsu, dan I. W. Darmadi.
Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif
Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Tipe Investigasi Kelompok Terhadap
Pokok Usaha dan Energi di Kelas VIII Perubahan Konsep Fisika Siswa Kelas XI
Semeter II SMP Negeri 1 Pagajahan. IPA di SMA Negeri 1 Marawola pada
Impafi. 2(3): 182-190. Konsep Usaha dan Energi. Jurnal
Pendidikan Fisika Tadulako. 1(3): 32-37.
Engestiana, P., Indrawati, dan Sutarto. 2017.
Model GI-GI (Group Investigation-Guided Prayoga, S., dan Triyanta. 2015. Pemodelan
Inquiry) dalam Pembelajaran Fisika pada Pengajaran Fisika melalui
Pokok Bahasan Usaha dan Energi di SMA. Pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk
Pembelajaran Fisika. 1(6): 1-7. Siswa Kelas 8 di Indonesia. Prosiding
Fadhli, dan T. Tampubolon. 2013. Pengaruh
SKF: 363-371
Model Kooperatif Tipe Student Teams
Puspitasari, D., Zainuddin,dan M. Wati. 2015.
Achievement Division (STAD) Terhadap
Penerapan Model Pembelajaran
Hasil Belajar Fisika pada Materi Pokok
Kooperatif Tipe Mind Mapping untuk
Usaha dan Energi di Kelas VIII SMP Al-
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas
Hidayah Medan. Inpafi. 1(4): 25-31.
XI IPA 1 SMA Negeri 6 Banjarmasin pada
Harahap, F. M., dan H. Siagian. 2015. Pengaruh Pokok Bahasan Usaha dan Energi. Jurnal
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Ilmiah Pendidikan Fisika. 2(3): 146-157.
Numbered Head Together (NHT) Sahara, L. 2015. Penerapan Model Concept
Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Teaching Pendekatan Concept Attainment
Usaha dan Energi. Impafi. 1(3): 55-61. untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
IPA Fisika Siswa Kelas VIII SMP Negeri
Hendra, N. Hamdi, dan Nurhayati. Pengaruh Lks 5 Kendari Pada Materi Pokok Usaha dan
Berorientasi Model Picture And Picture Energi. Pendidikan Fisika dan Teknologi.
Dalam Pendekatan Contextual Teaching 2(1): 108-112.
Sari, I. N., dan Masriana. 2016. Penerapan
Pembelajaran Model Kooperatif Tipe
Think-Pair-Share dalam Materi Usaha dan
Energi Ditinjau dari Gender Siswa Kelas
XI IPA SMA Negeri 1 Sungai Ambawang.
Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika. 2(1): 52-
58.

Setyawan, A., dan S. Mulyaningsih. 2013.


Penerapan Model Pembelajaran Konsep
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
pada Pokok Bahasan Usaha dan Energi di
Kelas VIII SMP Negeri 4 Surabaya.
Inovasi Pendidikan Fisika. 3(2): 184-186.

Sirait, R. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran


Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar
Siswa pada Materi Pokok Usaha dan
Energi Kelas VIII MTS N-3 Medan.
Pendidikan Fisika. 1(1): 21-26.

Sucirahayu, A., A. Halim, dan N. Idris. 2015.


Penerapan Model Problem Based Learning
(PBL) Pada Konsep Usaha dan Energi
untuk Meningkatkan Keterampilan
Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa
SMA. Pendidikan Sains Indonesia. 1(3):
207-217

Suriana., A. Halim, dan Mursal. 2016. Penerapan


Problem Based Learning (PBL) Berbasis
Eksperiment untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Usaha dan Energi
Ditinjau Dari Gaya Berpikir Siswa di
MAN Rukoh Banda Aceh. Pendidikan
Sains Indonesia. 2(4): 127-139.

Utami, S., Asrul, dan Yurnetti. 2015. Pengaruh


Bahan Ajar Berorientasi Model
Pembelajaran Kooperatif Examples Non
Examples Terhadap Hasil Belajar IPA
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Kerinci.
Pillar Of Phisics Education. (6): 177-184.

Wahono. 2013. Ilmu Pengetahuan Alam untuk


SMP/MTs Kelas VII. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai