ANI MARINI
857732195
LAPORAN
KARYA ILMIAH (KARIL)
( PDGK 4560)
PROGRAM STUDI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UPBJJ-UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
SEMARANG
TAHUN 2022
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI
SISTEM PERNAPASAN MANUSIA SISWA KELAS V
SD 2 ADIWARNO
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Abstrak
Pembelajaran IPA materi pokok sistem pernapasan manusia dikelas V SD 2 Adiwarno mengaalami
masalah yaitu hasil belajar rendah. Untuk itu dilakukan upaya penelitian perbaikan pembelajaran.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa model pembelajaran Poject Based Learning
(PjBL) dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi pokok sistem pernapasa manusia kelas V SD 2
Adiwarno Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus tahun pelajaran 2021/2022. Bentuk penelitian
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian perbaikan pembelajaran terdiri dari dua
siklus,dimana tiap siklus terdiri dari empat tahap,yaitu perencananan, pelaksanaan
tindakan,observasi dan refleksi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui model pembelajaran
Poject Based Learning (PjBL) dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi pokok sistem pernapasa
manusia kelas V SD 2 Adiwarno Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus tahun pelajaran
2021/2022.Pada pra siklus ketuntasan belajar siswa hanya 36,85 %,kemudian pada siklus I
meningkat menjad 73,68 %,dan siklus II meningkat menjadi 89,47 %.
Kata kunci : Hasil Belajar, Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL), Sistem
Pernapasan Manusia
1. Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Secara umum, makna pendidikan di masyarakat masih dipandang sebagai
pengetahuan yang memuat seperangkat fakta-fakta yang harus dihafalkan oleh siswa.
Akibatnya siswa masih menunjukkan cara-cara menghafal untuk menguasai pelajaran.
Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia. Usaha-usaha tersebut antara lain terjadinya perubahan terhadap kurikulum
yang digunakan di sekolah.
Kurikulum yang berlaku saat ini yaitu kurikulum 2013, bahwa IPA pada hakikatnya
meliputi empat unsur utama yaitu: (1) sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam,
makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang
dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar. (2) Proses : Prosedur pemecahan masalah
melalui metode ilmiah: metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan
eksperimen dan percobaan, evaluasi, pengukuran dan penarikan kesimpulan. (3) Produk :
berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. (4) Aplikasi : Penerapan metode ilmiah dan
konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa, hakikat IPA
sebagai proses diperlukan untuk menciptakan pembelajaran yang empirik dan faktual, dan
2
proses diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran yang melatih keterampilan proses
bagaimana cara produk sains ditemukan1.
Pembelajaran IPA pada jenjang pendidikan selama ini ditandai dengan pembelajaran
yang lebih didominasi oleh aktivitas guru dibandingkan aktivitas siswa, sedangkan
kurikulum 2013 menekankan bahwa pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang
berpusat pada siswa. Pembelajaran yang berpusat pada guru sangat mengurangi tanggung
jawab siswa atas tugas belajarnya dan kurang meningkatkan aktivitas siswa, sehingga hasil
belajar siswa rendah.
Hasil pengamatan yang telah dilakukan di SD 2 Adiwarno menunjukkan bahwa
sebagaian besar guru belum maksimal menggunakan model pembelajaran yang ditandai
dengan tidak bervariatifnya penggunaan model yang diterapkan saat proses belajar mengajar
berlangsung. Dampak yang ditimbulkan dari hal tersebut adalah hasil belajar siswa yang
tergolong rendah. Permasalahan lain yang ditemukan adalah guru cenderung menerapkan
pembelajaran yang konvensional dengan hanya berceramah sehingga pembelajaran hanya
berpusat pada guru saja. Walaupun siswa bersikap tenang dan tetap fokus pada penjelasan
guru, namun tetap saja materi tidak dapat dipahami secara maksimal karena
penyampaiannya kurang menarik dan membosankan.
Selain itu, diketahui bahwa hasil belajar IPA siswa masih tergolong rendah. Hal ini
disebabkan oleh: (1) proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru sebagian besar berpusat
pada guru, (2) siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, (3) hanya beberapa siswa
yang memperhatikan guru saat menjelaskan materi pelajaran, (4) siswa dalam proses
pembelajaran kurang memiliki motivasi karena siswa beranggapan bahwa materi IPA itu
sulit karena dipenuhi teori-teori.
Model pembelajaran adalah suatu deskripsi dari lingkungan pembelajaran termasuk
perilaku guru menerapkan dalam pembelajaran. Model pembelajaran banyak
kegunaannya mulai dari perencanaan kurikulum sampai perancangan pembelajaran dan
perencanaan kurikulum sampai perancangan bahan-bahan pembelajaran2.
Model pembelajaran juga merupakan kerangka konseptual yang mendeskripsikan dan
melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dan
pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman
1
Nina Ayu Risna. 2019. Pengaruh penggunaan model PjBL terhadap hasil belajar IPA konsep
pernapasan manusia dan hewan murid kelas SDN sungguminasa III Kabupaten
Gowa. Makassar: Skripsi PGSD Universitas Muhammadiyah Makassar.
2
Shilphy A. Octavia. 2020. Model-model pembelajaran. Yogyakarta: Depublish.
3
dalam perencanaan pembelajaran bagi para pendidik dalam melaksanakan aktivitas
pembelajaran3.
Salah satu model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam
pembelajaran adalah model Project based Learning (PjBL). Model PjBL adalah model
pembelajaran yang berfokus pada konsep-konsep dan prinsip-prinsip utama dari suatu
disiplin, melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah dan tugas-tugas bermakna
lainnya, memberi peluang siswa bekerja secara otonom mengkonstruk belajar mereka
sendiri, dan puncaknya menghasilkan produk karya siswa bernilai dan realistik.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang dapat dikaji
dalam penelitian ini dapat dirumuskan yaitu: "Apakah model PjBL dapat meningkatkan
hasil belajar IPA Sistem Pernapasan Manusia pada siswa kelas V SD 2 Adiwarno?"
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat di
identifikasikan permasalahan yang muncul sebagai berikut:
Pembelajaran yang dilakukan cenderung konvensional, dan peserta didik lebih banyak
mendengarkan penjelasan guru.
Peserta didik kurang dapat memahami pelajaran IPA karena hanya terpaku dengan
buku teks dan ceramah guru sehingga kurang mendapatkan pembelajaran yang
bermakna.
Model Project Based Learning masih jarang diterapkan pada pembelajaran.
2. Analisis Masalah
Analisis masalah dalam penelitian ini, meliputi:
1. Model pembelajaran yang akan digunakan adalah model project based learning
karena model ini termasuk model pembelajaran kontekstual yang berpusat pada siswa
dan memberikan kesempatan pada siswa untuk menciptakan produk nyata.
2. Penelitian ini mengukur hasil belajar siswa yang dilihat dari ranah kognitif
3. Konsep belajar yang digunakan adalah materi system pernapasan manusia. Materi ini
memungkinkan siswa untuk berinteraksi langsung dengan lingkungan sebagai sumber
pengetahuan.
3
Fathurrohman. 2015. Model-model pembelajaran inovatif. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media.
4
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Penulis memprioritaskan pemecahan masalah perbaikan pembelajaran ini dengan
menerapkan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dengan beberapa
pertimbangan-pertimbangan kelebihan model PjBL antara lain sebagai berikut ;
1. Model Project Based Learning dapat membuat peserta didik memperoleh
pengetahuan dan keterampian baru dalam pembelajaran.
2. Model Project Based Learning dapat meningkatkan kemampuan peserta didik
dalam pemecahan masalah.
3. Model Project Based Learning dapat membuat peserta didik lebih aktif dalam
pemecahan masalah yang kompleks dengan hasil produk nyata barang atau jasa.
4. Model Project Based Learning dapat mengembangkan dan meningkatkan peserta
didik dalam mengelola sumber,bahan dan alat untuk menyelesaikan tugas.
5. Model Project Based Learning dapat meningkatkan kolaborasi peserta
didikkhususnya PjBL yang bersifat kelompok.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, Identifikasi masalah dan rumusan masalah yang telah
diuaraikan dalam penelitian ini adalah:
a. Bagaimana penerapan model Project Based Learning dalam meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi sistem pernapasan manusia dalam pembelajaran IPA siswa kelas
V SD 2 Adiwarno Tahun 2022 ?
b. Seberapa besar model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem pernapasan manusia dalam
pembelajaran IPA siswa kelas V SD 2 Adiwarno Tahun 2022?
5
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diharapkan memberi manfaat sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Menambah wawasan ilmu dan pengetahuan bagi pembaca, khususnya yang berkaitam
dengan penelitian ini.
b. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Meningkatkan hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar
2) Siswa dapat bertukar informasi dengan siswa lain. Melalui penerapan model
pembelajaran berbasis proyek, siswa dapat bertanya dan mengemukakan pendapat
yang dimiliki dalam meningkatkan kemampuan memecahkan masalah yang
dihadapi.
b. Bagi Guru
Membantu guru dalam menciptakan kegiatan belajar yang menarik serta
memberikan alternatif model pembelajaran yang dapat dilakukan guru dalam proses
pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
Memberikan pengetahuan yang baik untuk perbaikan proses pembelajaran materi
sistem pernapasan manusia sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
d. Bagi Peneliti
Memperoleh pengalaman langsung dalam memilih model pembelajaran yang
tepat dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek.
6
Penerapan adalah mempraktekkan atau cara melaksanakan sesuatu
berdasarkan sebuah teori4.
b. Model Pembelajaran
Dalam Depdiknas (2014) dipaparkan bahwa istilah model pembelajaran
dibedakan dari istilah strategi pembelajaran, metode pembelajaran, atau prinsip
pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari
pada suatu strategi, metode, atau prosedur. Istilah model pembelajaran mempunyai
empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi atau metode tertentu yaitu:
rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya, tujuan pembelajaran
yang akan dicapai, tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan secara berhasil, dan lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan
pembelajaran itu dapat dicapai. Model pembelajaran dapat diartikan sebagai
tampilan grafis, prosedur kerja yang teratur atau sistematis, serta mengandung
pikiran yang bersifat uraian atau penjelasan.5
Model pengajaran sebenarnya adalah model pembelajaran, karena tujuan
pengajaran adalah membantu siswa memperoleh informasi, ide-ide, keterampilan-
keterampilan, nilai-nilai, cara-cara berpikir, alat- alat untuk mengekspresikan diri,
serta cara-cara belajar6. Sesungguhnya tujuan jangka panjang pengajaran yang
terpenting adalah agar siswa nantinya mampu meningkatkan kemampuan belajar ke
arah lebih mudah dan efektif, karena pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai
telah diperoleh di samping siswa telah menguasai proses-proses belajar.
Model-model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip
atau teori belajar.7 Para ahli menyusun model pembelajaran berdasarkan prinsip-
prinsip pendidikan, teori-teori psikologis, sosiologis, psikiatri, analisis sistem,
atau teori- teori lain. Model-model pembelajaran berdasarkan teori belajar yang
4
Rahayu, C. (2020). Penerapan Pembelajaran Tortor Sombah Simalungun Berbasis Web Based
Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Siswa Kelas Vii Di Smp
Swasta Eria Medan (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Medan).
5
Marliani, N. (2015). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Melalui Model
Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP). Formatif: Jurnal Ilmiah
Pendidikan MIPA, 5(1).
6
Lafudin. 2017. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish.
7
Rusman. 2017. Belajar dan Pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta Timur :
Kencana.
7
dikelompokkan menjadi empat model pembelajaran. Model tersebut merupakan
pola umum perilaku pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru
boleh memilih model pembelajaran yang sesuai, efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan.
8
Niken Vioreza, dkk. 2020. Model dan Metode Pembelajaran. Surabaya: CV.Jakad Media
Publishing.
9
Niken Vioreza, dkk. 2020. Model dan Metode Pembelajaran. Surabaya: CV.Jakad Media
Publishing.
8
menjadi terdorong untuk ikut serta aktif dengan adanya kolaborasi sesama temannya
yang memiliki kemampuan tinggi.
Model pembelajaran PjBL merupakan merupakan model pembelajaran yang
menggunakan proyek (kegiatan) sebagai inti pembelajaran.10 Dalam setiap kegiatan
yang dilakukan siswa akan mendapat pengalaman secara langsung yang nantinya
dapat meningkatkan kreatifitas serta hasil belajar anak. Model pembelajaran PjBL
ini dapat membantu siswa untuk menemukan konsep-konsep baru, pengalaman
baru, serta dalam meningkatkan hasil belajar dan kreatifitas siswa baik dalam
memecahkan masalah maupun dalam membuat sebuah produk
10
Surya, A. P., Relmasira, S. C., & Hardini, A. T. A. (2018). Penerapan model pembelajaran
project based learning (PjBL) untuk meningkatkan hasil belajar dan kreatifitas
siswa kelas III SD Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga. Jurnal Pesona Dasar, 6(1).
9
Hasil belajar adalah terjadinya perubahan dari hasil masukan pribadi berupa motivasi
dan harapan untuk berhasil dan masukan diri dari lingkungan berupa rancangan dan
pengelolaan mutivasional tidak berpengaruh terhadap besarnya usaha yang dicurahkan
oleh siswa untuk mencapai tujuan belajar.11 Jadi, hasil belajar adalah hasil yang
diperoleh siswa setelah belajar, proses kognitif menghasilkan suatu hasil belajar, hasil
belajar tersebut terdiri dari infirmasi verbal, keterampilan intelektual, keterampilan
motorik, sikap, dan strategi kognitif.
Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh
seseorang menguasai bahan yang diajarkan.12 Untuk mengaktualisasikan hasil belajar
tersebut diperlukan serangkaian pengukuran menggunakan alat evaluasi yang baik dan
memenuhi syarat. Pengukuran demikian dimungkinkan karena pengukuran merupakan
kegiatan ilmiah yang dapat diterapkan pada berbagai bidang termasuk pendidikan.
Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai
dengan tujuan khusus yang direncanakan, dengan demikian tugas utama guru dalam
kegiatan ini adalah merancang instrumen yang dapat mengumpulkan data tentang
keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan data tersebut guru dapat
mengembangkan dan memperbaiki program pembelajaran.
Klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom secara garis besar membaginya
menjadi tiga ranah13, yaitu:
1. Ranah Kognitif, Ranah ini berkenaan dengan sikap hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek, yang meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis, dan evaluasi.
2. Ranah Afektif, Ranah ini berkenaan dengan sikap yang terdiri dari 5 aspek yaitu
penerimaan, jawaban atas reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi.
3. Ranah Psikomotorik, Ranah ini berkenaan dengan skills dan kemampuan
bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni gerakan refleks, keterampilan
gerakan dasar, kemampuan konseptual, keharmonisan, atau ketepatan gerakan
keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif
c. Materi Sistem Pernapasan Manusia
Pernapasan atau bisa disebut juga dengan respirasi yang dapat didefinisikan sebagai
sebuah proses pengambilan oksigen dan pelepasan karbohidrat dan penggunaan energi
11
Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Depdikbud.
12
Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka belajar.
13
Sudjana, N. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
10
yang ada di dalam tubuh.14 Bernapas adalah kegiatan menghirup udara dan mengeluarkan
udara. Udara mengandung berbagai komponen gas, salah satunya adalah oksigen (O2).
Oksigen inilah yang diperlukan oleh tubuh. Oksigen masuk ke dalam tubuh melalui
pernapasan. Selanjutnya, pernapasan menghasilkan karbon dioksida (CO2) yang
dikeluarkan dari dalam tubuh. Bernapas menggunakan alat-alat pernapasan. Alat
pernapasan manusia terdiri atas hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
Proses masuknya udara pernapasan ke dalam paru-paru disebut inspirasi Pada saat
menghembuskan napas, otot diafragma dan otot antartulang rusuk mengendur.
Akibatnya, rongga dada mengecil dan paru-paru mengempis sehingga CO2 dalam paru-
paru terdorong keluar. Proses tersebut merupakan proses ekpsirasi.
Proses pernapasan dapat terganggu jika ada salah satu alat pernapasan mengalami
gangguan. Beberapa gangguan itu misalnya flu, sesak nafas, asma, TBC, bronkits, dan
polip.
14
http://www.gramedia.com/literasi/sistem-pernapasan-manusia/ diakses pada 13 Mei 2022
pukul 08.47
11
Sungguminasa III Kabupaten Gowa. Persamaan relevan dengan penelitian ini adalah
penggunaan model pembelajaran Berbasis proyek dalam meningkatkan hasil belajar IPA
materi system pernapasan manusia. Perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti
dengan penelitian Nina adalah dimetode penelitiannya. Penelitian yang dilakukan oleh Nina
menggunakan metode kuantitatif dengan adanya kelas kontrol. Sedangkan penelitian yang
dilakukan menggunakan metode penelitian tindakan kelas.
15
Abidin. Zainal. 2007. Analisis Eksistensial. Jakarta: Raja Grafindo.
16
Abidin. Zainal. 2007. Analisis Eksistensial. Jakarta: Raja Grafindo.
17
Abidin. Zainal. 2007. Analisis Eksistensial. Jakarta: Raja Grafindo.
12
c. Memerlukan guru dan siswa yang sama-sama siap belajar dan berkembang.
d. Ada kekhawatiran siswa hanya akan menguasai satu topik tertentu yang
dikerjakannya.
13
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
1. Pra Siklus
Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa
identifikasi permasalahan yang disebut pra siklus. Dalam siklus ini peneliti melakukan
observasi dengan mengumpulkan data-data nilai dari wali kelas tentang pelajaran IPA dan
tentang kebiasaan siswa saat pembelajaran berlangsung.
2. Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan setelah mendapat permasalahan yang sesuai dengan
data dan fakta. Pelaksanaan setiap siklus dalam penelitian ini dilakukan dalam empat
tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Adapun rician tiap tahapan
kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran pada siklus I sebagai berikut:
a) Perencanaan
Setelah didapatkan pokok permasalahan, selanjutnya memasuki tahap
perencanaan, yakni merencanakan kegiatan apa saja yang akan dilakukan untuk
memperbaiki permasalahan pembelajaran tersebut. Hal utama yang dilakukan dalam
tahap perencanaan ini adalah menyamakan persepsi antara peneliti, observer dan guru
mata pelajaran yang bersangkutan terlebih dahulu, agar nantinya pada saat pelaksanaan,
peneliti dan guru mata pelajaran memiliki pemahaman yang sama dalam penerapan
model pembelajaran project based learning.
Setelah menyamakan persepsi tentang model pembelajaran yang akan diterapkan,
peneliti menyiapkan beberapa persiapan sebagai berikut:
a. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
b. penyusunan lembar kerja proyek individu
c. Penyusunan Lembar kerja proyek kelompok
d. Melakukan pembagian kelompok
e. Penyusunan lembar observasi belajar siswa
f. Menentukan kriteria keberhasilan pembelajaran.
b) Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
Tahap pelaksanaan tindakan dan pengamatan adalah kegiatan inti dari penelitian
tindakan kelas, karena proses di dalamnya meliputi kegiatan penerapan model
pembelajaran project based learning yang telah disiapkan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa kelas V SD 2 Adiwarno pada mata pelajaran IPA materi sistem
pernapasan manusia. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, obsever yang terdiri
dari peneliti dan dua anggota lain yang telah sengaja dimintai bantuan untuk proses
pengambilan data dalam penelitian ini, melakukan pengamatan terhadap siswa yang
telah menjadi tanggung jawab mereka.
14
Pada tahap ini peneliti menerapkan kegiatan penelitian dengan menerapkan
model project based learning mengacu pada RPP yang telah dipersiapkan dengan
langkah- langkah kegiatan inti sebagai berikut:
1. Menentukan pertanyaan mendasar
Guru mengemukakan pertanyaan esensial yang bersifat eksplorasi
pengetahuan yang telah dimiliki siswa berdasarkan pengalaman belajarnya yang
bermuara pada penugasan siswa dalam melakukan aktivitas.
2. Mendesain perencanaan proyek
Guru mengorganisir siswa dalam kelompok-kelompok yang heterogen (4-6)
orang. Heterogen berdasarkan tingkat kognitif atau etnis. Guru memberikan
proyek berupa proyek sistem pernapasan manusia. Guru dan siswa
membicarakan aturan main untuk disepakati bersama dalam proses penyelesaian
proyek.
3. Menyusun jadwal
Guru memfasilitasi siswa untuk membuat jadwal aktivitas yang mengacu
pada waktu maksimal yang disepakati serta menyusun langkah alternatif, jika
ada sub aktifitas yang molor dari waktu yang telah dijadwalkan.
4. Memonitor siswa dan kemajuan proyek
Guru membagikan lembar kerja proyek yang berisi tugas proyek dengan
ketentuan: 1). Menuliskan informasi secara ekplisit dinyatakan dalam tugas, 2)
Menuliskan beberapa pertanyaan yang terkait dengan masalah/ tugas yang
diberikan, 3) Mengisikan jawaban pada lembar kerja proyek 4) Menarik
kesimpulan.
5. Menguji Hasil
Guru yang telah melaksanakan penilaian selama monitoring dilakukan
dengan mengacu pada rubrik penilaian yang bertujuan mengukur ketercapaian
keaktifan siswa dalam belajar serta hasil belajar siswa dengan mengadakan
presentasi di depan kelas.
6. Mengevaluasi pengalaman
Siswa secara berkelompok beserta guru melakukan refleksi terhadap aktivitas
dan hasil proyek yang sudah dijalankan.
c) Refleksi
Setelah pelaksanaan tindakan dan pengalaman termasuk di dalamnya proses
pengambilan data telah selesai, maka didapatlah data-data yang harus segera diolah
sehingga dapat diputuskan tindakan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Jika hasil
olah data telah memenuhi target pada siklus I yaitu hasil belajar mencapai target
maka siklus I dapat dihentikan dan dilanjutkan dengan siklus berikutnya, namun jika
15
belum mencapai target maka tindakan dilanjutkan pada siklus berikutnya guna
perbaikan.
3. Siklus II
Setelah siklus I dilaksanakan dan didapatkan hasil refleksinya, maka hasil refleksi
tersebut dijadikan penentu dalam melaksanakan kegiatan pada siklus II ini. Pada tahap
pelaksanaan kegiatan di siklus II ini, rician kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Perencanaan yang direvisi
Setelah di dapatkan pokok permasalahan pada siklus I, maka dimulailah tahap
perencanaan, yakni merencanakan kegiatan apa saja yang akan dilakukan untuk
memperbaiki permasalahan pembelajaran tersebut. Hal utama yang dilakukan dalam
tahap perencanaan ini adalah menyamakan persepsi antara peneliti, observer, dan
guru mata pelajaran yang bersangkutan terlebih dahulu.
b) Pelaksanaan dan pengamatan
Tahap pelaksanaan tindakan dan pengamatan adalah kegiatan inti dari penelitian
tindakan kelas, karena proses di dalamnya meliputi kegiagan penerapan model
pembelajaran project based learning yang telah disiapkan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa kelas V SD 2 Adiwarno pada mata pelajaran IPA materi sistem pernapasan
manusia. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, obsever yang terdiri dari peneliti
dan dua anggota lain yang telah sengaja dimintai bantuan untuk proses pengambilan data
dalam penelitian ini, melakukan pengamatan terhadap siswa yang telah menjadi
tanggung jawab mereka.
Pada tahap ini peneliti menerapkan kegiatan penelitian dengan menerapkan model
project based learning mengacu pada RPP yang telah dipersiapkan dengan langkah-
langkah kegiatan inti sebagai berikut:
1. Menentukan pertanyaan mendasar
Guru mengemukakan pertanyaan esensial yang bersifat eksplorasi
pengetahuan yang telah dimiliki siswa berdasarkan pengalaman belajarnya yang
bermuara pada penugasan siswa dalam melakukan aktivitas.
2. Mendesain Perencanaan Proyek
Guru mengorganisir siswa dalam kelompok-kelompok yang heterogen (4-6)
orang. Heterogen berdasarkan tingkat kognitif atau etnis. Guru memberikan
proyek berupa proyek sistem pernapasan manusia. Guru dan siswa membicarakan
aturan main untuk disepakati bersama dalam proses penyelesaian proyek.
3. Menyusun Jadwal
Guru memfasilitasi siswa untuk membuat jadwal aktivitas yang mengacu
pada waktu maksimal yang disepakati serta menyusun langkah alternatif, jika ada
sub aktifitas yang molor dari waktu yang telah dijadwalkan.
16
4. Memonitor siswa dan kemajuan proyek
Guru membagikan lembar kerja proyek yang berisi tugas proyek dengan
ketentuan: 1). Menuliskan informasi secara ekplisit dinyatakan dalam tugas, 2)
Menuliskan beberapa pertanyaan yang terkait dengan masalah/ tugas yang
diberikan, 3) Mengisikan jawaban pada lembar kerja proyek 4) Menarik kesimpulan.
5. Menguji Hasil
Guru yang telah melaksanakan penilaian selama monitoring dilakukan
dengan mengacu pada rubrik penilaian yang bertuan mengukur ketercapaian
keaktifan siswa dalam belajar serta hasil belajar siswa dengan mengadakan
presentasi di depan kelas.
6. Mengevaluasi Pengalaman
Siswa secara berkelompok beserta guru melakukan refleksi terhadap
aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan.
c) Refleksi
Setelah pelaksanaan tindakan dan pengalaman termasuk di dalamnya proses
pengambilan data telah selesai, maka didapatlah data-data yang harus segera diolah
sehingga dapat diputuskan tindakan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Jika hasil olah
data telah memenuhi target pada siklus I yaitu hasil belajar mencapai target maka
siklus I dapat dihentikan dan dilanjutkan dengan siklus berikutnya, namun jika belum
mencapai target maka tindakan dilanjutkan pada siklus berikutnya guna perbaikan.
Refleksi
Refleksi
17
Gambar 3.2 Siklus penelitian tindakan kelas
Keterangan18 :
X : nilai rata-rata
∑ X : jumlah semua nilai siswa
∑ N : Jumlah siswa
Analisis ini dilakukan pada saat tahapan refleksi untuk digunakan dalam
perencanaan selanjutnya. Hasil analisis juga dijadikan sebagai bahan refleksi dalam
memperbaiki rancangan pembelajaran selanjutnya.
Tabel 3.1 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa Dalam %19
Tingkat Keberhasilan Arti
60 – 79 % Tinggi
40 – 59 % Sedang
20 – 39 % Rendah
2. Jenis Data
Jenis data yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah data kuantitatif meliputi
hasil belajar siswa setelah diberikan tindakan perbaikan berupa nilai evaluasi.
18
Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widja
19
Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widja
18
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode tes. Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam betuk lisan (tes lisan),
dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan).20 Tes
formatif dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa
terhadap materi dalam pembelajaran IPA tentang sistem pernapasan manusia
4. Indikator Keberhasilan
Model pembelajaran Project Based Learning dapat meningkatkan hasil pembelajaran
IPA pokok bahasan sistem pernapasan manusia siswa kelas V tahun pelajaran 2021/2022
SD 2 Adiwarno Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus dengan indikator 89,47 % siswa
mengalami ketuntasan belajar individual sebesar ≥ 70 dalam pembelajaran IPA materi
Sistem pernapasan manusia.
20
Sudjana, N. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
19
13 Nabila Auliya Putri A. 70 √
14 Nafis Daim Faqih 80 √
15 Rima Sellyfia Agustina 90 √
16 Sinna Izzatul Hikmah 40 √
17 Siska Febriana Sari 65 √
18 Viki Yogidinar Albal Haki 35 √
19 Zievana Kardila Wangi 85 √
Jumlah 1215
Rata-rata 63,94
20
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
Tuntas
30.00% Belum Tuntas
column
20.00%
10.00%
0.00%
pra
siklus
Pada pembelajaran pra siklus, aktivitas pembelajaran IPA yang telah baik
meliputi : pelaksanaan penyampaian materi, pemilihan alat peraga, pemberian soal
latihan, dan penggunaan metode pembelajaran. Sedangkan yang belum baik dan
menjadi fokus masalah yang akan diperbaiki pada siklus I adalah pemilihan model
pembelajaran serta pemberian bimbingan dan motivasi dalam pembelajaran.
2. Deskripsi Skilus I
Perbaikan pembelajaran pada siklus ini diperoleh data bahwa dari 19 siswa kelas V
SD 2 Adiwarno, ada 5 siswa (26,32%) yang belum tuntas dan 14 siswa (73,68%) sudah
tuntas belajar. Nilai rata rata kelas adalah 70,52.
Memperhatikan hasil pada siklus ini belum mengindikasikan adanya peningkatan
yang sesuai dengan harapan, maka peneliti berdiskusi dengan rekan sejawat dan memohon
bimbingan dari supervisor, dan diperoleh kesimpulan bahwa perlu dilakukan tindakan
perbaikan lanjutan yaitu siklus II. Data hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat
dibawah ini:
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Nama Siswa Nilai Tuntas Belum Tuntas
1 A’an Amirotussa’diyah 80 √
2 Adila Trianita 75 √
3 Ahmad Hendra Irawan 40 √
4 Aliya Mu’rom Bil Muna’i 80 √
5 Andika Surya Dwi Atmojo 70 √
6 Fanynabila Firjatul Mufida 65 √
7 Khairun Nida Putri Ardiani 70 √
21
8 Khairun Nisa Putri Ardiani 60 √
9 Ma’ruf Andika Hidayat 70 √
10 Milatul Ulya 85 √
11 Muhammad Irsyad Daffa A. 75 √
12 Muhammad Rizki Al Aulia 70 √
13 Nabila Auliya Putri A. 70 √
14 Nafis Daim Faqih 85 √
15 Rima Sellyfia Agustina 90 √
16 Sinna Izzatul Hikmah 50 √
17 Siska Febriana Sari 70 √
18 Viki Yogidinar Albal Haki 55 √
19 Zievana Kardila Wangi 80 √
Jumlah 1340
Rata-rata 70,52
22
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
Tuntas
40.00%
Belum Tuntas
30.00% column
20.00%
10.00%
0.00%
pra siklus Siklus I
23
Rata-rata 78,42
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00% Tuntas
50.00%
Belum Tuntas
40.00%
30.00% column
20.00%
10.00%
0.00%
Siklus I Siklus II
24
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00% Tuntas
50.00%
Belum Tuntas
40.00%
column
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
pra siklus Siklus I Siiklus II
Tabel 4.8 Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Pra Siklus,Siklus I dan Siklus II
Pra Siklus Siklus I Siklus II
No. Nama
N T BT N T BT N T BT
1 A’an 65 √ 80 √ 80 √
Amirotussa’diyah
2 Adila Trianita 65 √ 75 √ 80 √
3 Ahmad Hendra 30 √ 40 √ 60 √
Irawan
4 Aliya Mu’rom Bil 85 √ 80 √ 90 √
Muna’i
5 Andika Surya Dwi 65 √ 70 √ 75 √
Atmojo
6 Fanynabila Firjatul 60 √ 65 √ 70 √
Mufida
7 Khairun Nida Putri 60 √ 70 √ 85 √
Ardiani
8 Khairun Nisa Putri 55 √ 60 √ 70 √
Ardiani
9 Ma’ruf Andika 65 √ 70 √ 80 √
Hidayat
10 Milatul Ulya 90 √ 85 √ 90 √
11 Muhammad Irsyad 70 √ 75 √ 80 √
Daffa A.
12 Muhammad Rizki 40 √ 70 √ 75 √
25
Al Aulia
13 Nabila Auliya Putri 70 √ 70 √ 75 √
A.
14 Nafis Daim Faqih 80 √ 85 √ 85 √
15 Rima Sellyfia 90 √ 90 √ 95 √
Agustina
16 Sinna Izzatul 40 √ 50 √ 70 √
Hikmah
17 Siska Febriana Sari 65 √ 70 √ 80 √
18 Viki Yogidinar 35 √ 55 √ 60 √
Albal Haki
19 Zievana Kardila 85 √ 80 √ 90 √
Wangi
Jumlah 1215 7 12 1340 14 5 1490 17 2
Rata – Rata 63,94 70,52 78,42
Keterangan :
N : Nilai Hasil Belajar T : Tuntas BT : Belum Tuntas
Rata rata
80
60
40 Rata rata
20
0
Pra Siklus Siklus I Siklus II
26
Minimal (KKM=70) yaitu 63,94. Kondisi ini disebabkan pembelajaran masih monoton dan
abstrak belum menggunakan media dan model pembelajaran yang bervariatif.
Siklus I
Pembelajaran pada Siklus I sudah menggunakan model pembelajaran Project Based
Learning (PjBL), sehingga terjadi peningkatan hasil belajar yang cukup berarti. Ketuntasan
belajar mencapai 73,68% ketidaktuntasan belajar 26,32% dan nilai rata rata 70,52. Siswa
semakin aktif mengikuti proses pembelajaran dalam suasana yang menyenangkan. Sebagian
siswa bahkan Nampak menikmati setiap tahap pembelajaran. Mereka tahu apa yang sedang
dipelajari dan mengerti apa yang harus dilakukan untuk menguasai materi.
Meskipun pada Siklus I sudah dicapai peningkatan hasil belajar siswa, tetapi
berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat dan saran dari supervisor, peneliti
memandang perlu untuk melanjutkan perbaikan pembelajaran ini pada Siklus II agar
tercapai hasil yang optimal.
Siklus II
Pada siklus II sebagian langkah dan metode pembelajaran yang baik di siklus I
dipertahankan dan yang belum baik diadakan perbaikan. Siswa semakin aktif dan
bersemangat dalam proses pembelajaran. Beberapa siswa yang sebelumnya masih pasif,
pada siklus ini sudah berani bertanya dan menjawab.
Hasil belajar pada siklus II sudah menunjukkan keberhasilan peneliti dalam
melaksanakan perbaikan pembelajaran. Ketuntasan belajar mencapai angka 89,47%,
ketidaktuntasan belajar 10,53% dan nilai rata rata mencapai 78,42.
27
Berdasarkan simpulan diatas,hal-hal yang sebaiknya dilakukan siswa,guru dan
sekolah dalam pembelajaran agar minat,aktivitas dan penguasaan materi pelajaran
meningkat adalah:
1. Bagi Siswa
a. Siswa yang hasil belajarnya sudah mencapai ketuntasan dan aktif dalam pembelajaran
untuk dapat mempertahankan hasil belajarnya atau meningkatkan hasil belajarnya.
b. Bagi siswa yang belu mencapai ketuntasan dan masih pasif dalam pembelajaran
diharapkan giat untuk belajar dan lebih aktif lagi dikelas.
2. Bagi guru:
a. Guru hendaknya menerapkan model pembelajaran Poject Based Learning (PjBL)
Pada pembelajaran IPA materiyang laim yang sekiranya tepat,karena hasil prnrlitian
pada materi system pernapasan manusia dengan model Project Based Learning
(PjBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Guru hendaknya memberikan motivasi terhadap siswa dalam pembelajaran dengan
model Project Based Learning (PjBL) agar siswa lebih aktif dan bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model tersebut.
c. Guru hendaknya mulai melakukan transformasi fungsi, dari seorang pemindah
pengetahuan menjadi seorang fasilitator dan mediator pengetahuan.
3. Bagi sekolah:
a. Sekolah sebaiknya menyediakan sarana dan prasarana yang memadai sehingga dapat
mewujudkan hasil belajar yang maksimal.
b. Sekolah dapat menggunakan media atau fasilitas dari lingkungan sekitar, sehingga
siswa dapat mengenal lingkungan secara baik.
c. Sekolah harus mampu memfasilitasi guru-guru yang memiliki keinginan untuk
mengembangkan diri menjadi lebih profesional.
d. Sekolah juga harus mendukung usaha-usaha positif dari guru-guru yang ingin
meningkatkan kompetensinya baik secara paedagogik, kepribadian, profesional,
maupun sosialnya.
Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Depdikbud.
28
http://www.gramedia.com/literasi/sistem-pernapasan-manusia/ diakses pada 13 Mei 2022 pukul
08.47
Marliani, N. (2015). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Melalui Model
Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP). Formatif: Jurnal Ilmiah
Pendidikan MIPA, 5(1).
Niken Vioreza, dkk. 2020. Model dan Metode Pembelajaran. Surabaya: CV.Jakad Media
Publishing.
Nina Ayu Risna. 2019. Pengaruh penggunaan model PjBL terhadap hasil belajar IPA konsep
pernapasan manusia dan hewan murid kelas SDN sungguminasa III Kabupaten
Gowa. Makassar: Skripsi PGSD Universitas Muhammadiyah Makassar.
Nurannisa, A. (2016). Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar
biologi siswa dikelas VIII MTS Madani Ulaudin Paopao. Jurnal Pendidikan
Biologi, 1-12.
Rahayu, C. (2020). Penerapan Pembelajaran Tortor Sombah Simalungun Berbasis Web Based
Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Siswa Kelas Vii Di Smp
Swasta Eria Medan (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Medan).
Rusman. 2017. Belajar dan Pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta Timur :
Kencana.
Sudjana, N. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Surya, A. P., Relmasira, S. C., & Hardini, A. T. A. (2018). Penerapan model pembelajaran project
based learning (PjBL) untuk meningkatkan hasil belajar dan kreatifitas siswa kelas
III SD Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga. Jurnal Pesona Dasar, 6(1).
29