Anda di halaman 1dari 29

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN


HASIL BELAJAR IPA
MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
SISWA KELAS V SD 2 ADIWARNO
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

ANI MARINI
857732195

LAPORAN
KARYA ILMIAH (KARIL)
( PDGK 4560)

PROGRAM STUDI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UPBJJ-UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
SEMARANG
TAHUN 2022
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI
SISTEM PERNAPASAN MANUSIA SISWA KELAS V
SD 2 ADIWARNO
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

ANI MARINI (NIM : 857732195)


EMAIL: animarini1249@gmail.com

Abstrak

Pembelajaran IPA materi pokok sistem pernapasan manusia dikelas V SD 2 Adiwarno mengaalami
masalah yaitu hasil belajar rendah. Untuk itu dilakukan upaya penelitian perbaikan pembelajaran.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa model pembelajaran Poject Based Learning
(PjBL) dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi pokok sistem pernapasa manusia kelas V SD 2
Adiwarno Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus tahun pelajaran 2021/2022. Bentuk penelitian
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian perbaikan pembelajaran terdiri dari dua
siklus,dimana tiap siklus terdiri dari empat tahap,yaitu perencananan, pelaksanaan
tindakan,observasi dan refleksi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui model pembelajaran
Poject Based Learning (PjBL) dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi pokok sistem pernapasa
manusia kelas V SD 2 Adiwarno Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus tahun pelajaran
2021/2022.Pada pra siklus ketuntasan belajar siswa hanya 36,85 %,kemudian pada siklus I
meningkat menjad 73,68 %,dan siklus II meningkat menjadi 89,47 %.

Kata kunci : Hasil Belajar, Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL), Sistem
Pernapasan Manusia

1. Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Secara umum, makna pendidikan di masyarakat masih dipandang sebagai
pengetahuan yang memuat seperangkat fakta-fakta yang harus dihafalkan oleh siswa.
Akibatnya siswa masih menunjukkan cara-cara menghafal untuk menguasai pelajaran.
Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia. Usaha-usaha tersebut antara lain terjadinya perubahan terhadap kurikulum
yang digunakan di sekolah.
Kurikulum yang berlaku saat ini yaitu kurikulum 2013, bahwa IPA pada hakikatnya
meliputi empat unsur utama yaitu: (1) sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam,
makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang
dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar. (2) Proses : Prosedur pemecahan masalah
melalui metode ilmiah: metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan
eksperimen dan percobaan, evaluasi, pengukuran dan penarikan kesimpulan. (3) Produk :
berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. (4) Aplikasi : Penerapan metode ilmiah dan
konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa, hakikat IPA
sebagai proses diperlukan untuk menciptakan pembelajaran yang empirik dan faktual, dan

2
proses diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran yang melatih keterampilan proses
bagaimana cara produk sains ditemukan1.
Pembelajaran IPA pada jenjang pendidikan selama ini ditandai dengan pembelajaran
yang lebih didominasi oleh aktivitas guru dibandingkan aktivitas siswa, sedangkan
kurikulum 2013 menekankan bahwa pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang
berpusat pada siswa. Pembelajaran yang berpusat pada guru sangat mengurangi tanggung
jawab siswa atas tugas belajarnya dan kurang meningkatkan aktivitas siswa, sehingga hasil
belajar siswa rendah.
Hasil pengamatan yang telah dilakukan di SD 2 Adiwarno menunjukkan bahwa
sebagaian besar guru belum maksimal menggunakan model pembelajaran yang ditandai
dengan tidak bervariatifnya penggunaan model yang diterapkan saat proses belajar mengajar
berlangsung. Dampak yang ditimbulkan dari hal tersebut adalah hasil belajar siswa yang
tergolong rendah. Permasalahan lain yang ditemukan adalah guru cenderung menerapkan
pembelajaran yang konvensional dengan hanya berceramah sehingga pembelajaran hanya
berpusat pada guru saja. Walaupun siswa bersikap tenang dan tetap fokus pada penjelasan
guru, namun tetap saja materi tidak dapat dipahami secara maksimal karena
penyampaiannya kurang menarik dan membosankan.
Selain itu, diketahui bahwa hasil belajar IPA siswa masih tergolong rendah. Hal ini
disebabkan oleh: (1) proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru sebagian besar berpusat
pada guru, (2) siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, (3) hanya beberapa siswa
yang memperhatikan guru saat menjelaskan materi pelajaran, (4) siswa dalam proses
pembelajaran kurang memiliki motivasi karena siswa beranggapan bahwa materi IPA itu
sulit karena dipenuhi teori-teori.
Model pembelajaran adalah suatu deskripsi dari lingkungan pembelajaran termasuk
perilaku guru menerapkan dalam pembelajaran. Model pembelajaran banyak
kegunaannya mulai dari perencanaan kurikulum sampai perancangan pembelajaran dan
perencanaan kurikulum sampai perancangan bahan-bahan pembelajaran2.
Model pembelajaran juga merupakan kerangka konseptual yang mendeskripsikan dan
melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dan
pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman

1
Nina Ayu Risna. 2019. Pengaruh penggunaan model PjBL terhadap hasil belajar IPA konsep
pernapasan manusia dan hewan murid kelas SDN sungguminasa III Kabupaten
Gowa. Makassar: Skripsi PGSD Universitas Muhammadiyah Makassar.
2
Shilphy A. Octavia. 2020. Model-model pembelajaran. Yogyakarta: Depublish.

3
dalam perencanaan pembelajaran bagi para pendidik dalam melaksanakan aktivitas
pembelajaran3.
Salah satu model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam
pembelajaran adalah model Project based Learning (PjBL). Model PjBL adalah model
pembelajaran yang berfokus pada konsep-konsep dan prinsip-prinsip utama dari suatu
disiplin, melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah dan tugas-tugas bermakna
lainnya, memberi peluang siswa bekerja secara otonom mengkonstruk belajar mereka
sendiri, dan puncaknya menghasilkan produk karya siswa bernilai dan realistik.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang dapat dikaji
dalam penelitian ini dapat dirumuskan yaitu: "Apakah model PjBL dapat meningkatkan
hasil belajar IPA Sistem Pernapasan Manusia pada siswa kelas V SD 2 Adiwarno?"

1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat di
identifikasikan permasalahan yang muncul sebagai berikut:
 Pembelajaran yang dilakukan cenderung konvensional, dan peserta didik lebih banyak
mendengarkan penjelasan guru.
 Peserta didik kurang dapat memahami pelajaran IPA karena hanya terpaku dengan
buku teks dan ceramah guru sehingga kurang mendapatkan pembelajaran yang
bermakna.
 Model Project Based Learning masih jarang diterapkan pada pembelajaran.

2. Analisis Masalah
Analisis masalah dalam penelitian ini, meliputi:
1. Model pembelajaran yang akan digunakan adalah model project based learning
karena model ini termasuk model pembelajaran kontekstual yang berpusat pada siswa
dan memberikan kesempatan pada siswa untuk menciptakan produk nyata.
2. Penelitian ini mengukur hasil belajar siswa yang dilihat dari ranah kognitif
3. Konsep belajar yang digunakan adalah materi system pernapasan manusia. Materi ini
memungkinkan siswa untuk berinteraksi langsung dengan lingkungan sebagai sumber
pengetahuan.

3
Fathurrohman. 2015. Model-model pembelajaran inovatif. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media.

4
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Penulis memprioritaskan pemecahan masalah perbaikan pembelajaran ini dengan
menerapkan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dengan beberapa
pertimbangan-pertimbangan kelebihan model PjBL antara lain sebagai berikut ;
1. Model Project Based Learning dapat membuat peserta didik memperoleh
pengetahuan dan keterampian baru dalam pembelajaran.
2. Model Project Based Learning dapat meningkatkan kemampuan peserta didik
dalam pemecahan masalah.
3. Model Project Based Learning dapat membuat peserta didik lebih aktif dalam
pemecahan masalah yang kompleks dengan hasil produk nyata barang atau jasa.
4. Model Project Based Learning dapat mengembangkan dan meningkatkan peserta
didik dalam mengelola sumber,bahan dan alat untuk menyelesaikan tugas.
5. Model Project Based Learning dapat meningkatkan kolaborasi peserta
didikkhususnya PjBL yang bersifat kelompok.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, Identifikasi masalah dan rumusan masalah yang telah
diuaraikan dalam penelitian ini adalah:
a. Bagaimana penerapan model Project Based Learning dalam meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi sistem pernapasan manusia dalam pembelajaran IPA siswa kelas
V SD 2 Adiwarno Tahun 2022 ?
b. Seberapa besar model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem pernapasan manusia dalam
pembelajaran IPA siswa kelas V SD 2 Adiwarno Tahun 2022?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Tujuan dari penerapan model pembelajaran project based learning (PjBL) ini adalah sebagai
berikut :
1. Dengan model pembelajaran PjBL kita Mengetahui peningkatan keaktifan pada
pembelajaran,siswa semakin kretif dan berani dalam berpendapat dan berkreasi dalam
membuat alat peraga sistem pernapasan manusia dalam pembelajaran IPA siswa kelas V
SD 2 Adiwarno Tahun 2022 menggunakan model pembelajaran project based learning
(PjBL).
2. Mengetahui peningkatan hasil belajar pada pembelajaran sistem pernapasan manusia
dalam pembelajaran IPA siswa kelas V SD 2 Adiwarno Tahun 2022 menggunakan model
pembelajaran project based learning (PjBL).

5
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diharapkan memberi manfaat sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Menambah wawasan ilmu dan pengetahuan bagi pembaca, khususnya yang berkaitam
dengan penelitian ini.
b. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Meningkatkan hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar
2) Siswa dapat bertukar informasi dengan siswa lain. Melalui penerapan model
pembelajaran berbasis proyek, siswa dapat bertanya dan mengemukakan pendapat
yang dimiliki dalam meningkatkan kemampuan memecahkan masalah yang
dihadapi.
b. Bagi Guru
Membantu guru dalam menciptakan kegiatan belajar yang menarik serta
memberikan alternatif model pembelajaran yang dapat dilakukan guru dalam proses
pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
Memberikan pengetahuan yang baik untuk perbaikan proses pembelajaran materi
sistem pernapasan manusia sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
d. Bagi Peneliti
Memperoleh pengalaman langsung dalam memilih model pembelajaran yang
tepat dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek.

II. Kajian Pustaka


A. Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
a. Pengertian Penerapan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penerapan berasal dari kata
dasar terap yang berarti berukir. Ditambahi awalan men- dan akhiran -kan menjadi
kata menerapkan yang berarti mengenakan atau mempraktikan. Ditambahi awalan
pe- dan akhiran -an menjadi kata penerapan yang berarti proses, cara atau perbuatan
menerapkan. Sehingga penerapan dapat diartikan sebagai sebuah perbuatan atau
tindakan yang dilakukan baik secara individu maupun kelompok dengan
maksud untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

6
Penerapan adalah mempraktekkan atau cara melaksanakan sesuatu
berdasarkan sebuah teori4.

b. Model Pembelajaran
Dalam Depdiknas (2014) dipaparkan bahwa istilah model pembelajaran
dibedakan dari istilah strategi pembelajaran, metode pembelajaran, atau prinsip
pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari
pada suatu strategi, metode, atau prosedur. Istilah model pembelajaran mempunyai
empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi atau metode tertentu yaitu:
rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya, tujuan pembelajaran
yang akan dicapai, tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan secara berhasil, dan lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan
pembelajaran itu dapat dicapai. Model pembelajaran dapat diartikan sebagai
tampilan grafis, prosedur kerja yang teratur atau sistematis, serta mengandung
pikiran yang bersifat uraian atau penjelasan.5
Model pengajaran sebenarnya adalah model pembelajaran, karena tujuan
pengajaran adalah membantu siswa memperoleh informasi, ide-ide, keterampilan-
keterampilan, nilai-nilai, cara-cara berpikir, alat- alat untuk mengekspresikan diri,
serta cara-cara belajar6. Sesungguhnya tujuan jangka panjang pengajaran yang
terpenting adalah agar siswa nantinya mampu meningkatkan kemampuan belajar ke
arah lebih mudah dan efektif, karena pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai
telah diperoleh di samping siswa telah menguasai proses-proses belajar.
Model-model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip
atau teori belajar.7 Para ahli menyusun model pembelajaran berdasarkan prinsip-
prinsip pendidikan, teori-teori psikologis, sosiologis, psikiatri, analisis sistem,
atau teori- teori lain. Model-model pembelajaran berdasarkan teori belajar yang

4
Rahayu, C. (2020). Penerapan Pembelajaran Tortor Sombah Simalungun Berbasis Web Based
Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Siswa Kelas Vii Di Smp
Swasta Eria Medan (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Medan).
5
Marliani, N. (2015). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Melalui Model
Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP). Formatif: Jurnal Ilmiah
Pendidikan MIPA, 5(1).
6
Lafudin. 2017. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish.
7
Rusman. 2017. Belajar dan Pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta Timur :
Kencana.

7
dikelompokkan menjadi empat model pembelajaran. Model tersebut merupakan
pola umum perilaku pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru
boleh memilih model pembelajaran yang sesuai, efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan.

c. Pengertian Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)


Pembelajaran berbasis proyek (PjBL) adalah model pembelajaran yang
menggunakan kegiatan sebagai inti pembelajaran. Siswa melakukan eksplorasi,
penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk
hasil belajar.8
Model pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang
melibatkan siswa dalam suatu kegiatan (proyek) yang menghasilkan suatu produk.
Siswa dilibatkan dalam kegiatan perencanaan, perancangan, pelaksanaan, dan
pelaporan.
Dalam konteks pembelajaran yang berpusat pada siswa model PjBL menjadi
salah satu model pembelajaran penting sebagai respon sekolah menjawab tantangan
abad ke -21. Melalui model ini, pembelajaran berpusat pada aktivitas siswa untuk
menghasilkan produk dengan menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis,
membuat, sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan
pengalaman nyata.
Pada dasarnya model PjBL adalah suatu model pembelajaran yang
menggunakan proyek atau kegiatan sebagai proses pembelajaran untuk mencapai
kompetensi sikap, pengetahuan, keterampilan dan sosial.9 Pembelajaran berpusat
pada proses, memiliki batas waktu, berfokus pada masalah, memadukan konsep-
konsep dari sejumlah komponen pengetahuan sehingga pembelajaran menjadi
menyenangkan. Kegiatan pembelajaran berlangsung secara kolaboratif dalam
kelompok yang heterogen kemampuannya, sehingga memiliki potensi untuk
meningkatkan aktivitas dan motivasi belajar siswa. Siswa yang semula enggan
terlibat dalam proses pembelajaran, (misalnya siswa dengan kemampuan rendah)

8
Niken Vioreza, dkk. 2020. Model dan Metode Pembelajaran. Surabaya: CV.Jakad Media
Publishing.
9
Niken Vioreza, dkk. 2020. Model dan Metode Pembelajaran. Surabaya: CV.Jakad Media
Publishing.

8
menjadi terdorong untuk ikut serta aktif dengan adanya kolaborasi sesama temannya
yang memiliki kemampuan tinggi.
Model pembelajaran PjBL merupakan merupakan model pembelajaran yang
menggunakan proyek (kegiatan) sebagai inti pembelajaran.10 Dalam setiap kegiatan
yang dilakukan siswa akan mendapat pengalaman secara langsung yang nantinya
dapat meningkatkan kreatifitas serta hasil belajar anak. Model pembelajaran PjBL
ini dapat membantu siswa untuk menemukan konsep-konsep baru, pengalaman
baru, serta dalam meningkatkan hasil belajar dan kreatifitas siswa baik dalam
memecahkan masalah maupun dalam membuat sebuah produk

B. Meningkatkan Hasil Belajar Materi Sistem Pernapasan Manusia


a. Pengertian Meningkatkan
Meningkatkan adalah sebuah cara atau usaha yang dilakukan oleh lembaga atau
individu untuk mendapatkan keterampilan atau kemampuan yang lebih baik. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), meningkatkan berasal dari kata dasar tingkat yang
berarti susunan yang berlapis-lapis atau berlenggek-lenggek, tumpuan pada tangga
(jenjang). Ditambahi awalan me- menjadi kata meningkat yang berarti menginjak tangga
dan sebagainya untuk naik. Ditambahi awalan me- dan akhiran -kan menjadi kata
meningkatkan yang berarti menaikkan (derajat, taraf, dan sebagainya), mempertinggi
atau memperhebat.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat diartikan bahwa di dalam kata
"meningkatkan" tersirat adanya unsur proses yang bertahap, mulai dari tahap
terendah, tahap menengah sampai tahap puncak atau tahap akhir pencapaian hasil dari
proses yang dilaksanakan. Sedangkan "meningkatkan" yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah meningkatkan hasil belajar IPA materi sistem pernapasan manusia melalui
model pembelajaran berbasis proyek.
b. Hasil Belajar
Belajar yang dilalui setiap anak dilihat pada hasil akhir yang telah ditempuh dalam
kurun waktu tertentu yang biasanya disebut sebagai haisl belajar. Istilah hasil belajar
tersusun atas dua kata, yakni "Hasil" dan "Belajar". Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) "Hasil" berarti sesuatu yang dibuat oleh suatu usaha. Sedangkan
"Belajar" mempunyai banyak pengertian diantaranya adalah belajar merupakan yang
terjadi dalam diri seseorang setelah melalui proses.

10
Surya, A. P., Relmasira, S. C., & Hardini, A. T. A. (2018). Penerapan model pembelajaran
project based learning (PjBL) untuk meningkatkan hasil belajar dan kreatifitas
siswa kelas III SD Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga. Jurnal Pesona Dasar, 6(1).

9
Hasil belajar adalah terjadinya perubahan dari hasil masukan pribadi berupa motivasi
dan harapan untuk berhasil dan masukan diri dari lingkungan berupa rancangan dan
pengelolaan mutivasional tidak berpengaruh terhadap besarnya usaha yang dicurahkan
oleh siswa untuk mencapai tujuan belajar.11 Jadi, hasil belajar adalah hasil yang
diperoleh siswa setelah belajar, proses kognitif menghasilkan suatu hasil belajar, hasil
belajar tersebut terdiri dari infirmasi verbal, keterampilan intelektual, keterampilan
motorik, sikap, dan strategi kognitif.
Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh
seseorang menguasai bahan yang diajarkan.12 Untuk mengaktualisasikan hasil belajar
tersebut diperlukan serangkaian pengukuran menggunakan alat evaluasi yang baik dan
memenuhi syarat. Pengukuran demikian dimungkinkan karena pengukuran merupakan
kegiatan ilmiah yang dapat diterapkan pada berbagai bidang termasuk pendidikan.
Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai
dengan tujuan khusus yang direncanakan, dengan demikian tugas utama guru dalam
kegiatan ini adalah merancang instrumen yang dapat mengumpulkan data tentang
keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan data tersebut guru dapat
mengembangkan dan memperbaiki program pembelajaran.
Klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom secara garis besar membaginya
menjadi tiga ranah13, yaitu:
1. Ranah Kognitif, Ranah ini berkenaan dengan sikap hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek, yang meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis, dan evaluasi.
2. Ranah Afektif, Ranah ini berkenaan dengan sikap yang terdiri dari 5 aspek yaitu
penerimaan, jawaban atas reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi.
3. Ranah Psikomotorik, Ranah ini berkenaan dengan skills dan kemampuan
bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni gerakan refleks, keterampilan
gerakan dasar, kemampuan konseptual, keharmonisan, atau ketepatan gerakan
keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif
c. Materi Sistem Pernapasan Manusia
Pernapasan atau bisa disebut juga dengan respirasi yang dapat didefinisikan sebagai
sebuah proses pengambilan oksigen dan pelepasan karbohidrat dan penggunaan energi

11
Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Depdikbud.
12
Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka belajar.
13
Sudjana, N. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

10
yang ada di dalam tubuh.14 Bernapas adalah kegiatan menghirup udara dan mengeluarkan
udara. Udara mengandung berbagai komponen gas, salah satunya adalah oksigen (O2).
Oksigen inilah yang diperlukan oleh tubuh. Oksigen masuk ke dalam tubuh melalui
pernapasan. Selanjutnya, pernapasan menghasilkan karbon dioksida (CO2) yang
dikeluarkan dari dalam tubuh. Bernapas menggunakan alat-alat pernapasan. Alat
pernapasan manusia terdiri atas hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
Proses masuknya udara pernapasan ke dalam paru-paru disebut inspirasi Pada saat
menghembuskan napas, otot diafragma dan otot antartulang rusuk mengendur.
Akibatnya, rongga dada mengecil dan paru-paru mengempis sehingga CO2 dalam paru-
paru terdorong keluar. Proses tersebut merupakan proses ekpsirasi.
Proses pernapasan dapat terganggu jika ada salah satu alat pernapasan mengalami
gangguan. Beberapa gangguan itu misalnya flu, sesak nafas, asma, TBC, bronkits, dan
polip.

C. Penelitian yang Relevan


1. Andi Nurannisa (2016) berjudul "Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (Project
Based Learning) terhadap hasil belajar biologi siswa dikelas VIII MTs Madani Alauddin
PaoPao", yang menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh dan peningkatan setelah
menggunakan model pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar peserta didik.
Persamaan relevan dengan penelitian ini adalah penggunaan model Project Based
Learning dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Perbedaan penelitian yang
dilakukan oleh Andi Nurannisa Syam dengan penelitian yang dilakukan terletak pada lokasi
dan objek penelitian. Penelitian Andi Nurannisa dilaksanakan pada jenjang SMP/Mts
dengan mata pelajaran IPA. Sedangkan peneliti pelaksanannya di jenjang SD/MI dengan
matapelajaran IPA.
2. Nina Ayu Risna (2019) berjudul "Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Terhadap Hasil Belajar IPA Konsep Pernapasan Manusia dan Hewan Murid Kelas V SDN
Sungguminasa III Kabupaten Gowa”. Hasil analisis kuantitatif menunjukkan bahwa 1)
Hasil data statistik deskriptif menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar IPA
murid yang ditandai dengan peningkatan skor rata-rata murid yang ada pada pelaksanaan
pretest sebesar 51,25 meningkat menjadi 82 pada pelaksanaan posttest. Berdasarkan hasil
analisis maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran berbasis proyek
terhadap hasil belajar IPA konsep pernapasan manusia dan hewan pada murid kelasV SDN

14
http://www.gramedia.com/literasi/sistem-pernapasan-manusia/ diakses pada 13 Mei 2022
pukul 08.47

11
Sungguminasa III Kabupaten Gowa. Persamaan relevan dengan penelitian ini adalah
penggunaan model pembelajaran Berbasis proyek dalam meningkatkan hasil belajar IPA
materi system pernapasan manusia. Perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti
dengan penelitian Nina adalah dimetode penelitiannya. Penelitian yang dilakukan oleh Nina
menggunakan metode kuantitatif dengan adanya kelas kontrol. Sedangkan penelitian yang
dilakukan menggunakan metode penelitian tindakan kelas.

D. Langkah langkah Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)


Langkah-langkah pembelajaran PjBL15 adalah sebagai berikut :
1. Penentuan pertanyaan mendasar (start with essential question)
2. Menyusun perencanaan proyek (design project)
3. Menyusun jadwal (create schedule)
4. Memantau siswa dan kemajuan proyek (monitoring the students and progress of project)
5. Penilaian hasil (assess the outcome)
6. Evaluasi Pengalaman (evaluation the experience)

E. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran PjBL


1. Kelebihan atau keunggulan PjBL16 sebagai berikut:
a. Model ini bersifat terpadu dengan kurikulum sehingga tidak memerlukan tambahan
apapun dalam pelaksanaannya.
b. Siswa terlibat dalam kegiatan dunia nyata dan mempraktikan strategi otentik secara
disiplin.
c. Siswa bekerja secara kolaboratif untuk memecahkan masalah yang penting baginya.
d. Teknologi terintegrasi sebagai alat untuk penemuan, kolaborasi, dan komunikasi
dalam mencapai tujuan pembelajaran penting dalam cara-cara baru.
e. Meningkatkan kerja sama guru dalam merancang dan mengimplementasikan
proyek-proyek yang melintasi batas-batas geografis atau bahkan melompat zona
waktu.
2. Kekurangan/kelemahan PjBL17 adalah sebagai berikut:
a. Memerlukan banyak waktu dan biaya.
b. Memerlukan banyak media dan sumber belajar.

15
Abidin. Zainal. 2007. Analisis Eksistensial. Jakarta: Raja Grafindo.
16
Abidin. Zainal. 2007. Analisis Eksistensial. Jakarta: Raja Grafindo.
17
Abidin. Zainal. 2007. Analisis Eksistensial. Jakarta: Raja Grafindo.

12
c. Memerlukan guru dan siswa yang sama-sama siap belajar dan berkembang.
d. Ada kekhawatiran siswa hanya akan menguasai satu topik tertentu yang
dikerjakannya.

III. Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dilakukan pada siswa kelas V SD 2 Adiwarno Kecamatan
Mejobo Kabupaten Kudus dengan populasi 19 siswa,P:12,L:7.
2. Tempat Penelitian

Gambar 3.1 Tempat Penelitian

Peneliti mengambil lokasi di SD 2 Adiwarno Kecamatan Mejobo


Kabupaten Kudus pada tahun ajaran 2021/2022 sebagai tempat penelitian.
3. Waktu Penelitian
Penelitian perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran IPA pokok bahasan
Sistem Pernapasan Manusia menggunakan model pembelajaran Project Based
Learning pada kelas V semester 2 SD 2 Adiwarno tahun pelajaran 2021/2022
dilaksanakan dalam 2 siklus. Waktu pelaksanaannya adalah sebagai berikut
Jadwal Kegiatan Perbaikan Pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam
Siklus I : Rabu,13 April 2022
Siklus II : Rabu,20 April 2022
4. Pihak yang Membantu
Pihak yang membantu dalam penelitian ini adalah keluarga besar SD 2
Adiwarno, Bapak Kepala Sekolah, Para Guru dan Staf, dan yang paling khusus
adalah Siswa Kelas V SD 2 Adiwarno Sebagai subjek penelitian, serta Ibu
JUNIATI,SPd,MPd selaku Supervisor 1.

13
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
1. Pra Siklus
Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa
identifikasi permasalahan yang disebut pra siklus. Dalam siklus ini peneliti melakukan
observasi dengan mengumpulkan data-data nilai dari wali kelas tentang pelajaran IPA dan
tentang kebiasaan siswa saat pembelajaran berlangsung.
2. Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan setelah mendapat permasalahan yang sesuai dengan
data dan fakta. Pelaksanaan setiap siklus dalam penelitian ini dilakukan dalam empat
tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Adapun rician tiap tahapan
kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran pada siklus I sebagai berikut:
a) Perencanaan
Setelah didapatkan pokok permasalahan, selanjutnya memasuki tahap
perencanaan, yakni merencanakan kegiatan apa saja yang akan dilakukan untuk
memperbaiki permasalahan pembelajaran tersebut. Hal utama yang dilakukan dalam
tahap perencanaan ini adalah menyamakan persepsi antara peneliti, observer dan guru
mata pelajaran yang bersangkutan terlebih dahulu, agar nantinya pada saat pelaksanaan,
peneliti dan guru mata pelajaran memiliki pemahaman yang sama dalam penerapan
model pembelajaran project based learning.
Setelah menyamakan persepsi tentang model pembelajaran yang akan diterapkan,
peneliti menyiapkan beberapa persiapan sebagai berikut:
a. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
b. penyusunan lembar kerja proyek individu
c. Penyusunan Lembar kerja proyek kelompok
d. Melakukan pembagian kelompok
e. Penyusunan lembar observasi belajar siswa
f. Menentukan kriteria keberhasilan pembelajaran.
b) Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
Tahap pelaksanaan tindakan dan pengamatan adalah kegiatan inti dari penelitian
tindakan kelas, karena proses di dalamnya meliputi kegiatan penerapan model
pembelajaran project based learning yang telah disiapkan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa kelas V SD 2 Adiwarno pada mata pelajaran IPA materi sistem
pernapasan manusia. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, obsever yang terdiri
dari peneliti dan dua anggota lain yang telah sengaja dimintai bantuan untuk proses
pengambilan data dalam penelitian ini, melakukan pengamatan terhadap siswa yang
telah menjadi tanggung jawab mereka.

14
Pada tahap ini peneliti menerapkan kegiatan penelitian dengan menerapkan
model project based learning mengacu pada RPP yang telah dipersiapkan dengan
langkah- langkah kegiatan inti sebagai berikut:
1. Menentukan pertanyaan mendasar
Guru mengemukakan pertanyaan esensial yang bersifat eksplorasi
pengetahuan yang telah dimiliki siswa berdasarkan pengalaman belajarnya yang
bermuara pada penugasan siswa dalam melakukan aktivitas.
2. Mendesain perencanaan proyek
Guru mengorganisir siswa dalam kelompok-kelompok yang heterogen (4-6)
orang. Heterogen berdasarkan tingkat kognitif atau etnis. Guru memberikan
proyek berupa proyek sistem pernapasan manusia. Guru dan siswa
membicarakan aturan main untuk disepakati bersama dalam proses penyelesaian
proyek.
3. Menyusun jadwal
Guru memfasilitasi siswa untuk membuat jadwal aktivitas yang mengacu
pada waktu maksimal yang disepakati serta menyusun langkah alternatif, jika
ada sub aktifitas yang molor dari waktu yang telah dijadwalkan.
4. Memonitor siswa dan kemajuan proyek
Guru membagikan lembar kerja proyek yang berisi tugas proyek dengan
ketentuan: 1). Menuliskan informasi secara ekplisit dinyatakan dalam tugas, 2)
Menuliskan beberapa pertanyaan yang terkait dengan masalah/ tugas yang
diberikan, 3) Mengisikan jawaban pada lembar kerja proyek 4) Menarik
kesimpulan.
5. Menguji Hasil
Guru yang telah melaksanakan penilaian selama monitoring dilakukan
dengan mengacu pada rubrik penilaian yang bertujuan mengukur ketercapaian
keaktifan siswa dalam belajar serta hasil belajar siswa dengan mengadakan
presentasi di depan kelas.
6. Mengevaluasi pengalaman
Siswa secara berkelompok beserta guru melakukan refleksi terhadap aktivitas
dan hasil proyek yang sudah dijalankan.
c) Refleksi
Setelah pelaksanaan tindakan dan pengalaman termasuk di dalamnya proses
pengambilan data telah selesai, maka didapatlah data-data yang harus segera diolah
sehingga dapat diputuskan tindakan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Jika hasil
olah data telah memenuhi target pada siklus I yaitu hasil belajar mencapai target
maka siklus I dapat dihentikan dan dilanjutkan dengan siklus berikutnya, namun jika

15
belum mencapai target maka tindakan dilanjutkan pada siklus berikutnya guna
perbaikan.
3. Siklus II
Setelah siklus I dilaksanakan dan didapatkan hasil refleksinya, maka hasil refleksi
tersebut dijadikan penentu dalam melaksanakan kegiatan pada siklus II ini. Pada tahap
pelaksanaan kegiatan di siklus II ini, rician kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Perencanaan yang direvisi
Setelah di dapatkan pokok permasalahan pada siklus I, maka dimulailah tahap
perencanaan, yakni merencanakan kegiatan apa saja yang akan dilakukan untuk
memperbaiki permasalahan pembelajaran tersebut. Hal utama yang dilakukan dalam
tahap perencanaan ini adalah menyamakan persepsi antara peneliti, observer, dan
guru mata pelajaran yang bersangkutan terlebih dahulu.
b) Pelaksanaan dan pengamatan
Tahap pelaksanaan tindakan dan pengamatan adalah kegiatan inti dari penelitian
tindakan kelas, karena proses di dalamnya meliputi kegiagan penerapan model
pembelajaran project based learning yang telah disiapkan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa kelas V SD 2 Adiwarno pada mata pelajaran IPA materi sistem pernapasan
manusia. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, obsever yang terdiri dari peneliti
dan dua anggota lain yang telah sengaja dimintai bantuan untuk proses pengambilan data
dalam penelitian ini, melakukan pengamatan terhadap siswa yang telah menjadi
tanggung jawab mereka.
Pada tahap ini peneliti menerapkan kegiatan penelitian dengan menerapkan model
project based learning mengacu pada RPP yang telah dipersiapkan dengan langkah-
langkah kegiatan inti sebagai berikut:
1. Menentukan pertanyaan mendasar
Guru mengemukakan pertanyaan esensial yang bersifat eksplorasi
pengetahuan yang telah dimiliki siswa berdasarkan pengalaman belajarnya yang
bermuara pada penugasan siswa dalam melakukan aktivitas.
2. Mendesain Perencanaan Proyek
Guru mengorganisir siswa dalam kelompok-kelompok yang heterogen (4-6)
orang. Heterogen berdasarkan tingkat kognitif atau etnis. Guru memberikan
proyek berupa proyek sistem pernapasan manusia. Guru dan siswa membicarakan
aturan main untuk disepakati bersama dalam proses penyelesaian proyek.
3. Menyusun Jadwal
Guru memfasilitasi siswa untuk membuat jadwal aktivitas yang mengacu
pada waktu maksimal yang disepakati serta menyusun langkah alternatif, jika ada
sub aktifitas yang molor dari waktu yang telah dijadwalkan.

16
4. Memonitor siswa dan kemajuan proyek
Guru membagikan lembar kerja proyek yang berisi tugas proyek dengan
ketentuan: 1). Menuliskan informasi secara ekplisit dinyatakan dalam tugas, 2)
Menuliskan beberapa pertanyaan yang terkait dengan masalah/ tugas yang
diberikan, 3) Mengisikan jawaban pada lembar kerja proyek 4) Menarik kesimpulan.
5. Menguji Hasil
Guru yang telah melaksanakan penilaian selama monitoring dilakukan
dengan mengacu pada rubrik penilaian yang bertuan mengukur ketercapaian
keaktifan siswa dalam belajar serta hasil belajar siswa dengan mengadakan
presentasi di depan kelas.
6. Mengevaluasi Pengalaman
Siswa secara berkelompok beserta guru melakukan refleksi terhadap
aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan.
c) Refleksi
Setelah pelaksanaan tindakan dan pengalaman termasuk di dalamnya proses
pengambilan data telah selesai, maka didapatlah data-data yang harus segera diolah
sehingga dapat diputuskan tindakan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Jika hasil olah
data telah memenuhi target pada siklus I yaitu hasil belajar mencapai target maka
siklus I dapat dihentikan dan dilanjutkan dengan siklus berikutnya, namun jika belum
mencapai target maka tindakan dilanjutkan pada siklus berikutnya guna perbaikan.

Siklus I Perencanaan Pelaksanaan tindakan dan


Pengamatan

Refleksi

Siklus II Perencanaan Pelaksanaan tindakan dan


Pengamatan

Refleksi

17
Gambar 3.2 Siklus penelitian tindakan kelas

C. Teknik Analisis Data


1. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang penulis gunakan adalah data kuantitatif berupa hasil
belajar kognitif yakni untuk mata pelajaran IPA yang dianalisis dengan menggunakan
teknik analisis deskriptif dengan menentukan mean atau rerata. Adapun rumus
menentukan rerata adalah sebagai berikut.
∑𝑥
𝑋 = ∑𝑁

Keterangan18 :
X : nilai rata-rata
∑ X : jumlah semua nilai siswa
∑ N : Jumlah siswa

Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai


berikut:

P = ∑siswa yang tuntas belajar x 100 %


∑ siswa

Analisis ini dilakukan pada saat tahapan refleksi untuk digunakan dalam
perencanaan selanjutnya. Hasil analisis juga dijadikan sebagai bahan refleksi dalam
memperbaiki rancangan pembelajaran selanjutnya.
Tabel 3.1 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa Dalam %19
Tingkat Keberhasilan Arti

>80 % Sangat tinggi

60 – 79 % Tinggi

40 – 59 % Sedang

20 – 39 % Rendah

<20 % Sangat rendah

2. Jenis Data
Jenis data yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah data kuantitatif meliputi
hasil belajar siswa setelah diberikan tindakan perbaikan berupa nilai evaluasi.

18
Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widja
19
Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widja

18
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode tes. Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam betuk lisan (tes lisan),
dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan).20 Tes
formatif dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa
terhadap materi dalam pembelajaran IPA tentang sistem pernapasan manusia

4. Indikator Keberhasilan
Model pembelajaran Project Based Learning dapat meningkatkan hasil pembelajaran
IPA pokok bahasan sistem pernapasan manusia siswa kelas V tahun pelajaran 2021/2022
SD 2 Adiwarno Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus dengan indikator 89,47 % siswa
mengalami ketuntasan belajar individual sebesar ≥ 70 dalam pembelajaran IPA materi
Sistem pernapasan manusia.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Diskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Diskripsi Pra Siklus
Dari data hasil penelitian yang dilakukan pada pembelajaran pra siklus,hasil belajar
IPA dengn pokok bahasan sistem pernapasan manusia diperoleh data bahwa dari 19 siswa
hanya 7 siswa (36,85%) yang mendapat nilai diatas KKM sedangkan 12 siswa (63,15%)
lainnya mendapatkan nilai dibawah KKM dengan nilai tertinggi 90, nilai terendah 30 dan
nilai rata rata 63,94.
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
No Nama Siswa Nilai Tuntas Belum Tuntas
1 A’an Amirotussa’diyah 65 √
2 Adila Trianita 65 √
3 Ahmad Hendra Irawan 30 √
4 Aliya Mu’rom Bil Muna’i 85 √
5 Andika Surya Dwi Atmojo 65 √
6 Fanynabila Firjatul Mufida 60 √
7 Khairun Nida Putri Ardiani 60 √
8 Khairun Nisa Putri Ardiani 55 √
9 Ma’ruf Andika Hidayat 65 √
10 Milatul Ulya 90 √
11 Muhammad Irsyad Daffa A. 70 √
12 Muhammad Rizki Al Aulia 40 √

20
Sudjana, N. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

19
13 Nabila Auliya Putri A. 70 √
14 Nafis Daim Faqih 80 √
15 Rima Sellyfia Agustina 90 √
16 Sinna Izzatul Hikmah 40 √
17 Siska Febriana Sari 65 √
18 Viki Yogidinar Albal Haki 35 √
19 Zievana Kardila Wangi 85 √
Jumlah 1215
Rata-rata 63,94

Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Belajar Pra Siklus


No Nilai (x) Frekuensi (f) Jumlah f (x) Ketuntasan
1 100 - - Tuntas
2 95 - - 7/19 x 100% =
3 90 2 180 36,85 %
4 85 2 170
5 80 1 80
6 75 - -
7 70 2 140
8 65 5 325
9 60 2 120
10 55 1 55 Belum Tuntas
11 50 - - 12/19 x 100% =
12 45 - - 63,15%
13 40 2 80
14 35 1 35
15 30 1 30
19 1215
Nilai Rata – rata = 1215/19 = 63,94

20
70.00%

60.00%

50.00%

40.00%
Tuntas
30.00% Belum Tuntas
column
20.00%

10.00%

0.00%
pra
siklus

Grafik 4.1 Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus

Pada pembelajaran pra siklus, aktivitas pembelajaran IPA yang telah baik
meliputi : pelaksanaan penyampaian materi, pemilihan alat peraga, pemberian soal
latihan, dan penggunaan metode pembelajaran. Sedangkan yang belum baik dan
menjadi fokus masalah yang akan diperbaiki pada siklus I adalah pemilihan model
pembelajaran serta pemberian bimbingan dan motivasi dalam pembelajaran.

2. Deskripsi Skilus I
Perbaikan pembelajaran pada siklus ini diperoleh data bahwa dari 19 siswa kelas V
SD 2 Adiwarno, ada 5 siswa (26,32%) yang belum tuntas dan 14 siswa (73,68%) sudah
tuntas belajar. Nilai rata rata kelas adalah 70,52.
Memperhatikan hasil pada siklus ini belum mengindikasikan adanya peningkatan
yang sesuai dengan harapan, maka peneliti berdiskusi dengan rekan sejawat dan memohon
bimbingan dari supervisor, dan diperoleh kesimpulan bahwa perlu dilakukan tindakan
perbaikan lanjutan yaitu siklus II. Data hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat
dibawah ini:
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Nama Siswa Nilai Tuntas Belum Tuntas
1 A’an Amirotussa’diyah 80 √
2 Adila Trianita 75 √
3 Ahmad Hendra Irawan 40 √
4 Aliya Mu’rom Bil Muna’i 80 √
5 Andika Surya Dwi Atmojo 70 √
6 Fanynabila Firjatul Mufida 65 √
7 Khairun Nida Putri Ardiani 70 √

21
8 Khairun Nisa Putri Ardiani 60 √
9 Ma’ruf Andika Hidayat 70 √
10 Milatul Ulya 85 √
11 Muhammad Irsyad Daffa A. 75 √
12 Muhammad Rizki Al Aulia 70 √
13 Nabila Auliya Putri A. 70 √
14 Nafis Daim Faqih 85 √
15 Rima Sellyfia Agustina 90 √
16 Sinna Izzatul Hikmah 50 √
17 Siska Febriana Sari 70 √
18 Viki Yogidinar Albal Haki 55 √
19 Zievana Kardila Wangi 80 √
Jumlah 1340
Rata-rata 70,52

Table 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus 1


No Nilai (x) Frekuensi (f) Jumlah f (x) Ketuntasan
1 100 - - Tuntas
2 95 - - 14/19 x 100% =
3 90 1 90 73,68%
4 85 2 170
5 80 3 240
6 75 2 150
7 70 6 420
8 65 1 65
9 60 1 60
10 55 1 55 Belum Tuntas
11 50 1 50 5/19 x 100% =
12 45 - - 26,32%
13 40 1 40
14 35 - -
15 30 - -
19 1340
Nilai Rata – rata = 1340/19 = 70,52

22
80.00%

70.00%

60.00%

50.00%
Tuntas
40.00%
Belum Tuntas
30.00% column

20.00%

10.00%

0.00%
pra siklus Siklus I

Grafik 4.2 Prosentase Ketuntasan Pra siklus dan Siklus I


3. Deskripsi Siklus II
Pencapaian hasil belajar pada siklus II ini sudah menunjukkan peningkatan yang
cukup signifikan. Pada siklus ini hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan yang cukup
berarti. Kuantitatif ketuntasan belajar mencapai 17 siswa atau secara kualitas sebesar
(89,47%), dengan nilai rata rata kelas 78,42. Berdasarkan data tersebut berarti hanya
tinggal 2 siswa (10,53%) yang belum tuntas.
Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Nama Siswa Nilai Tuntas Belum Tuntas
1 A’an Amirotussa’diyah 80 √
2 Adila Trianita 80 √
3 Ahmad Hendra Irawan 60 √
4 Aliya Mu’rom Bil Muna’i 90 √
5 Andika Surya Dwi Atmojo 75 √
6 Fanynabila Firjatul Mufida 70 √
7 Khairun Nida Putri Ardiani 85 √
8 Khairun Nisa Putri Ardiani 70 √
9 Ma’ruf Andika Hidayat 80 √
10 Milatul Ulya 90 √
11 Muhammad Irsyad Daffa A. 80 √
12 Muhammad Rizki Al Aulia 75 √
13 Nabila Auliya Putri A. 75 √
14 Nafis Daim Faqih 85 √
15 Rima Sellyfia Agustina 95 √
16 Sinna Izzatul Hikmah 70 √
17 Siska Febriana Sari 80 √
18 Viki Yogidinar Albal Haki 60 √
19 Zievana Kardila Wangi 90 √
Jumlah 1490

23
Rata-rata 78,42

Table 4.6 Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus II


No Nilai (x) Frekuensi (f) Jumlah f (x) Ketuntasan
1 100 - - Tuntas
2 95 1 95 17/19 x 100% =
3 90 3 270 89,47%
4 85 2 170
5 80 5 400
6 75 3 225
7 70 3 210
8 65 - -
9 60 2 120
10 55 - - Belum Tuntas
11 50 - - 2/19 x 100% =
12 45 - - 10,53 %
13 40 - -
14 35 - -
15 30 - -
19 1490
Nilai Rata – rata = 1490/19 = 78,42

100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00% Tuntas
50.00%
Belum Tuntas
40.00%
30.00% column
20.00%
10.00%
0.00%
Siklus I Siklus II

Grafik 4.3 Prosentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan II


Tabel 4.7 Prosentase Ketuntasan Belajar Per Siklus
No Siklus Tuntas (%) Belum Tuntas (%)
1 Pra Siklus 36,85% 63,15%
2 Siklus I 73,68% 26,32%
3 Siklus II 89,47% 10,53%

24
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00% Tuntas
50.00%
Belum Tuntas
40.00%
column
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
pra siklus Siklus I Siiklus II

Grafik 4.4 Prosentase Ketuntasan Belajar Siswa Per Siklus

Tabel 4.8 Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Pra Siklus,Siklus I dan Siklus II
Pra Siklus Siklus I Siklus II
No. Nama
N T BT N T BT N T BT
1 A’an 65 √ 80 √ 80 √
Amirotussa’diyah
2 Adila Trianita 65 √ 75 √ 80 √
3 Ahmad Hendra 30 √ 40 √ 60 √
Irawan
4 Aliya Mu’rom Bil 85 √ 80 √ 90 √
Muna’i
5 Andika Surya Dwi 65 √ 70 √ 75 √
Atmojo
6 Fanynabila Firjatul 60 √ 65 √ 70 √
Mufida
7 Khairun Nida Putri 60 √ 70 √ 85 √
Ardiani
8 Khairun Nisa Putri 55 √ 60 √ 70 √
Ardiani
9 Ma’ruf Andika 65 √ 70 √ 80 √
Hidayat
10 Milatul Ulya 90 √ 85 √ 90 √
11 Muhammad Irsyad 70 √ 75 √ 80 √
Daffa A.
12 Muhammad Rizki 40 √ 70 √ 75 √

25
Al Aulia
13 Nabila Auliya Putri 70 √ 70 √ 75 √
A.
14 Nafis Daim Faqih 80 √ 85 √ 85 √
15 Rima Sellyfia 90 √ 90 √ 95 √
Agustina
16 Sinna Izzatul 40 √ 50 √ 70 √
Hikmah
17 Siska Febriana Sari 65 √ 70 √ 80 √
18 Viki Yogidinar 35 √ 55 √ 60 √
Albal Haki
19 Zievana Kardila 85 √ 80 √ 90 √
Wangi
Jumlah 1215 7 12 1340 14 5 1490 17 2
Rata – Rata 63,94 70,52 78,42

Keterangan :
N : Nilai Hasil Belajar T : Tuntas BT : Belum Tuntas

Rata rata

80

60

40 Rata rata

20

0
Pra Siklus Siklus I Siklus II

Grafik 4.5 Nilai Rata – Rata Hasil Belajar Per Siklus


B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
 Pra Siklus
Pada siklus ini hasil belajar siswa masih rendah. Kondisi ini diperoleh dari data awal
hasil analisis nilai ulangan IPA materi” Udara Bersih Bagi Kesehatan Sub Tema Cara Tubuh
Mengolah Udara Bersih” pada tanggal 7 April 2022 63,15% belum tuntas dan baru 36,85%
yang sudah tuntas. Nilai rata rata kelas juga masih rendah dan dibawah Kriteria Ketuntasan

26
Minimal (KKM=70) yaitu 63,94. Kondisi ini disebabkan pembelajaran masih monoton dan
abstrak belum menggunakan media dan model pembelajaran yang bervariatif.
 Siklus I
Pembelajaran pada Siklus I sudah menggunakan model pembelajaran Project Based
Learning (PjBL), sehingga terjadi peningkatan hasil belajar yang cukup berarti. Ketuntasan
belajar mencapai 73,68% ketidaktuntasan belajar 26,32% dan nilai rata rata 70,52. Siswa
semakin aktif mengikuti proses pembelajaran dalam suasana yang menyenangkan. Sebagian
siswa bahkan Nampak menikmati setiap tahap pembelajaran. Mereka tahu apa yang sedang
dipelajari dan mengerti apa yang harus dilakukan untuk menguasai materi.
Meskipun pada Siklus I sudah dicapai peningkatan hasil belajar siswa, tetapi
berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat dan saran dari supervisor, peneliti
memandang perlu untuk melanjutkan perbaikan pembelajaran ini pada Siklus II agar
tercapai hasil yang optimal.
 Siklus II
Pada siklus II sebagian langkah dan metode pembelajaran yang baik di siklus I
dipertahankan dan yang belum baik diadakan perbaikan. Siswa semakin aktif dan
bersemangat dalam proses pembelajaran. Beberapa siswa yang sebelumnya masih pasif,
pada siklus ini sudah berani bertanya dan menjawab.
Hasil belajar pada siklus II sudah menunjukkan keberhasilan peneliti dalam
melaksanakan perbaikan pembelajaran. Ketuntasan belajar mencapai angka 89,47%,
ketidaktuntasan belajar 10,53% dan nilai rata rata mencapai 78,42.

V. SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT


A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengumpulan data dari penilaian dan pengamatan yang
dilaksanakan selama perbaikan pembelajaran,maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Penerapan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) efektif meningkatkan
hasil belajar IPA pokok bahasan Sistem Pernapasan Manusia pada siswa kelas V SD 2
Adiwarno.
2. Peningkatan hasil belajar siswa ditunjukkan dengan peningkatan rata-rata hasil belajar
dan prosentase ketuntasan belajar tiap siklus yaitu pada pra siklus rata-rata hasil belajar
siswa hanya 63,94 dengan prosentase ketuntasan sebesar 36,85%, pada siklus I terjadi
peningkatan namun belum signifikan dan masih perlu perbaikan yaitu rata-rata hasil
setelah dilaksanakan siklus II terjadi peningkatan yang cukup signifikan yakni rata-rata
belajar siswa mencapai 78,42 dengan prosentase ketuntasan sebesar 89,47%.
B. Saran dan Tindak Lanjut

27
Berdasarkan simpulan diatas,hal-hal yang sebaiknya dilakukan siswa,guru dan
sekolah dalam pembelajaran agar minat,aktivitas dan penguasaan materi pelajaran
meningkat adalah:
1. Bagi Siswa
a. Siswa yang hasil belajarnya sudah mencapai ketuntasan dan aktif dalam pembelajaran
untuk dapat mempertahankan hasil belajarnya atau meningkatkan hasil belajarnya.
b. Bagi siswa yang belu mencapai ketuntasan dan masih pasif dalam pembelajaran
diharapkan giat untuk belajar dan lebih aktif lagi dikelas.
2. Bagi guru:
a. Guru hendaknya menerapkan model pembelajaran Poject Based Learning (PjBL)
Pada pembelajaran IPA materiyang laim yang sekiranya tepat,karena hasil prnrlitian
pada materi system pernapasan manusia dengan model Project Based Learning
(PjBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Guru hendaknya memberikan motivasi terhadap siswa dalam pembelajaran dengan
model Project Based Learning (PjBL) agar siswa lebih aktif dan bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model tersebut.
c. Guru hendaknya mulai melakukan transformasi fungsi, dari seorang pemindah
pengetahuan menjadi seorang fasilitator dan mediator pengetahuan.
3. Bagi sekolah:
a. Sekolah sebaiknya menyediakan sarana dan prasarana yang memadai sehingga dapat
mewujudkan hasil belajar yang maksimal.
b. Sekolah dapat menggunakan media atau fasilitas dari lingkungan sekitar, sehingga
siswa dapat mengenal lingkungan secara baik.
c. Sekolah harus mampu memfasilitasi guru-guru yang memiliki keinginan untuk
mengembangkan diri menjadi lebih profesional.
d. Sekolah juga harus mendukung usaha-usaha positif dari guru-guru yang ingin
meningkatkan kompetensinya baik secara paedagogik, kepribadian, profesional,
maupun sosialnya.

VI. Daftar Pustaka


Abidin. Zainal. 2007. Analisis Eksistensial. Jakarta: Raja Grafindo.

Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Depdikbud.

Fathurrohman. 2015. Model-model pembelajaran inovatif. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media.

https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/project-based-learning/ diakses pada tanggal 12 Mei


2022 pukul 10.34

28
http://www.gramedia.com/literasi/sistem-pernapasan-manusia/ diakses pada 13 Mei 2022 pukul
08.47

Lafudin. 2017. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish.

Marliani, N. (2015). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Melalui Model
Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP). Formatif: Jurnal Ilmiah
Pendidikan MIPA, 5(1).

Niken Vioreza, dkk. 2020. Model dan Metode Pembelajaran. Surabaya: CV.Jakad Media
Publishing.

Nina Ayu Risna. 2019. Pengaruh penggunaan model PjBL terhadap hasil belajar IPA konsep
pernapasan manusia dan hewan murid kelas SDN sungguminasa III Kabupaten
Gowa. Makassar: Skripsi PGSD Universitas Muhammadiyah Makassar.

Nurannisa, A. (2016). Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar
biologi siswa dikelas VIII MTS Madani Ulaudin Paopao. Jurnal Pendidikan
Biologi, 1-12.

Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka belajar.

Rahayu, C. (2020). Penerapan Pembelajaran Tortor Sombah Simalungun Berbasis Web Based
Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Siswa Kelas Vii Di Smp
Swasta Eria Medan (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Medan).

Rusman. 2017. Belajar dan Pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta Timur :
Kencana.

Shilphy A. Octavia. 2020. Model-model pembelajaran. Yogyakarta: Depublish.

Sudjana, N. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Surya, A. P., Relmasira, S. C., & Hardini, A. T. A. (2018). Penerapan model pembelajaran project
based learning (PjBL) untuk meningkatkan hasil belajar dan kreatifitas siswa kelas
III SD Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga. Jurnal Pesona Dasar, 6(1).

29

Anda mungkin juga menyukai