Anda di halaman 1dari 36

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED

LEARNING (PJBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA


PELAJARAN IPS KELAS V DI SD NEGERI LAMPEUNEURUT
TAHUN 2022

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan


memenuhi syarat-syarat guna
memperoleh gelar sarjana pendidikan

Disusun Oleh:

NADIATUL HIKMAH

(1906104040091)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

Tahun 2022/2023
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING
(PJBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPS
KELAS V DI SD NEGERI LAMPEUNEURUT TAHUN 2022

1.1 Latar Belakang


Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan
manusia untuk membentuk sumber masa depan yang berkualitas. Kualitas
pendidikan adalah salah satu faktor dalam menentukan kemajuan suatu bangsa.
Pendidikan bisa dikatakan juga pondasi untuk membina setiap peserta didik
dalam meningkatkan keterampilan/ bakat yang mereka miliki, sehingga dengan
adanya pendidikan maka dapat merubah setiap pola pikir, sikap, serta dapat lebih
mengembangkan keterampilan yang dimiliki oleh setiap insan.
Paradigma pengajaran yang telah lama berlangsung lebih memberatkan
peran guru dalam memberi pengetahuan kepada siswa. Semakin berkembangnya
zaman paradigma tersebut bergeser dimana paradigma tersebut memberikan
peran lebih berat kepada siswa untuk bisa mengembangkan keterampilan atau
bakat yang ada dalam diri seseorang (Dantes, 2014 : 190). Sesuai dengan
prinsip kurikulum 2013 yang dimana pembelajaran berpusat kepada siswa
(student center) dan guru sebagai faisilitator. Maka dari prinsip tersebut sangat
sesuai dengan konsep pembelajaran yang ditawarkan oleh model project based
learning (PjBl).
Pada masa sekarang seorang pendidik harus dalam menyampaikan materi
dengan memilih model pembelajaran yang paling sesuai dengan keadaan kelas
atau siswa sehingga siswa lebih tertarik dalam pembelajaran. karena perlu
digunakan sebuah model yang dapat menempatkan siswa sebagai subjek
(pelaku) pembelajaran sedangkan pendidik sebagai fasililator dalam
pembelajaran tersebut. Maka dari itu sesuai dengan yang dikatakan (Niky Eka
pratiwi, 2020: 30) diharapkan pada abad 21. Pembelajaran yang dapat membuat
siswa untuk berkarya baik secara individual atau kelompok adalah pembelajaran
berbasis proyek, pada pembelajaran berbasis proyek ini lebih berfokus kepada
siswa sedangkan guru sebagai fasilitator.

1
Salah satu upaya dalam menerapakan model yang inovatif salah satunya
adalah model pembelajaran project based learning (PjBL) di kelas. Dalam
proses ini peran guru sangat dibutuhkan dengan menghadirkan metode
pembelajaran yang dapat menimbulkan pertanyaan esensial. Project based
learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang berbasis proyek berfokus
kepada siswa terhadap proyek yang menghasilkan produk. Menurut The George
Lucas Education Foundation Dan Dopplet, (Kemandikbud, 2014 : 34) dalam
model pembelajaran ini memiliki 6 sintak yaitu: 1. Pertanyaan esensial , 2.
Mendesain rencana proyek, 3. Menyusun jadwal, 4. Monitoring, 5. Menguji
hasil, 6. Evaluasi pengalaman.
Berdasarkan pemaparan diatas maka model pembelajaran project based
learning (PjBL) peneliti menggunakan di mata pelajara Ilmu pengetahuan sosial
(IPS). Karena pada dasarnya pelajaran IPS hanya menggunakan model
pembelajaran konvesional yaitu dengan cara guru menyampaikan materi saja
atau bisa dikatakan dengan metode yang sangat membosankan. Maka dari itu
peneliti menggunkan model pembelajaran project based learning (PjBL).
Menurut Oemar (1992:3) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan
suatu bidang studi yakni merupakan kombinasi atau hasil pemfusian atau
perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti ilmu bumi, Ekonomi-Politik,
Sejarah, Antropologi dan sebagainya. Oleh karena itu pendidikan ilmu
pengetahuan sosial (IPS) dapat dikatakan suatu pelajaran yang biasanya dipenuhi
dengan tulisan yang sangat membosankan disini para pendidik hanya
menjelaskan saja setiap pengetahuan terhadap para siswa dimana peserta didik
hanya mendengar dan bertanya apabila yang sudah di jelaskan tidak pahami,
maka dari itu peserta didik tidak bersemangat dalam belajar. Seperti materi
geografi, sejarah, sosiologi, dan Ekonomi. Pada materi IPS ini peneliti
mengambil pelajaran IPS kelas V tema 9, subtema 3, PB 3 pada materi
“Pengaruh kegiatan ekonomi terhadap kesejahteraan masyarakat”. Secara umum
bahwa pertubuhan ekonomi merupakan salah satu indikator pembangunan.
Dalam kegiatan ekonomi dalam masyarakat terbagi menjadi kegiatan produksi,
distribusi, dan konsumsi.

2
Berdasarkan penjelasan diatas peneliti ingin mendapatkan hasil belajar
siswa lebih baik dengan menerapkan model project based learning (PjBL)
dalam pelaksanaan pelajaran tersebut. Menurut Rusmono (2017) menyatakan
bahwa hasil belajar adalah suatu pencapain prestasi yang meliputi ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik, dimana pencapaian tersebut dicapai setelah
menyelesaikan program pembelajaran melalui dengan interaksi belajar. Hasil
belajar adalah suatu pencapaian yang di capai melalui rencana untuk mendapat
hasil yang sempurna dengan mengikuti prosedur yang sempurna.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran
harus memiliki model pembelajaran yang membuat siswa lebih aktif dan
inovatif. Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti lakukan di SD Negeri
Lampeuneureut banyak sekali guru yang masih menggunakan model
pembelajaran konvesional dan juga kurang dalam menyusun masalah pembuatan
project. Dimana kegiatan tersebut membuat siswa menjadi kurang aktif dalam
membuat project, karena guru hanya menyampaikan materi sedangkan siswa
hanya dapat menonton dan mendengar materi yang disampaikan oleh guru
kemudian mengerjakan tugas yang telah diberikan guru, sehingga membuat
siswa tidak aktif dan inovatif dalam belajar.
Bedasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti dengan
menggunakan penelitian bersifat kuantitatif dengan judul “PENGARUH
MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL)
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPS KELAS
V DI SD NEGERI LAMPEUNEURUT TAHUN 2022”.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun fokus penelitian ini berkaitan dengan pengaruh model project
based learning terhadap hasil belajar siswa SD Negeri Lampeuneurut sehingga
berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Untuk mendapatkan informasi
lebih akurat dan tepat maka dirumuskanlah penelitian ini dalam bentuk
pertanyaan penelitian sebagai berikut : Adakah pengaruh model pembelajaran
project based learning (pjbl) terhadap hasil belajar siswa pada pelajaran ips
kelas V di SD Negeri Lampeuneurut ?

3
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yamg dapat
diketahui adalah: Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran project
based learning (PjBL) terhadap hasi belajar siswa pada pelajaran IPS kelas V di
SD Negeri Lampeuneurut.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penilitian ini adalah:
1. Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman penulis tentang
model pembelajaran yang baik dan efektif bagi peserta didik.
2. Bagi Siswa
Dengan penelitian ini peserta didik diharapkan dapat memahami model
pembelajaran khususnya model pembelajaran project based learning
(PjBL)
3. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi guru sehingga mampu
menerapkan model pembelajaran ini di kelas.
1.5 Definisi Istilah
Untuk menghindari kesalahan dalam mengartikan judul penelitian ini,
maka penulis akan menjelaskan beberapa istilah-istilah dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Project based learning (PjBL)
Menurut Daryanto (2009) Project based learning (PjBL)adalah model
pembelajaran yang menggunakan pertanyaan atau masalah sebagai langkah
awal dalam mengumpulkan pengetahuan baru yang bersifat nyata. Dari
uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa project based learning (PjBL)
adalah model pembelajaran yang terpusat pada siswa untuk membangun dan
mengaplikasikan sebuah konsep proyek yang dapat memecahkan masalah di
dunia nyata baik secara mandiri atau individu.

4
2. Hasil Belajar
Menurut Rusmono (2017) menyatakan bahwa hasil belajar adalah
suatu pencapain prestasi yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik, dimana pencapaian tersebut dicapai setelah menyelesaikan
program pembelajaran melalui dengan interaksi belajar. Berdasarkan uraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu pencapaian yang
diraih setelah program pembelajaran diselesaikan melalui ranah
pengetahuan, keterampilan, dan efektif dengan menggunakan model
pembelajaran Project based learning (PjBL) dalam pembelajaran ilmu
pengetahuan sosial (IPS) materi “pengaruh ekonomi terhadap kesejahteraan
masyarakat”.
3. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Menurut Oemar (1992:3) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan
suatu bidang studi yakni merupakan kombinasi atau hasil pemfusian atau
perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti ilmu bumi, Ekonomi-Politik,
Sejarah, Antropologi dan sebagainya. Berdasarkan uaraian tersebut Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan suatu ilmu yang di dalamnya terdapat
beberapa jumlah mata pelajaran seperti Ekonomi, Antropologi, Politik, dan
sebagainya.
3.1 . Landasan Teori
2.1.1. Model Pembelajaran
Menurut joyce dan weil (dalam Rusman, 2012: 133) berpendapat bahwa
model pembelajaran adalah suatu pola atau rencana yang bisa digunakan untuk
membentuk rencana pembalajaran atau kurikulum yang dapat merancang bahan
pembelajaran untuk membimbing siswa di dalam kelas. Sedangkan menurut Nur
(2011), model pembelajaran dirancang lansung untuk membuat siswa belajar secara
terstruktur dengan baik dan dapat diajarkan secara langkah demi selangkah. Model
pembelajaran lansung memiliki lima langakah: 1. Mempersiapkan dan
memotivasikan siswa. 2. Menjelaskan / mendemostrasikan. 3. Latihan terbimbing. 4.
Umpan balik. 5. Latihan lanjutan.
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
tersampaikan dari awal sampai akhir yang telah di rancang secara khusus oleh guru.

5
Kurikulum 2013 telah memberikan acuan dalam pemilihan model pembelajaran yang
sesuai dengan pendekatan saintifik yaitu : 1. Project based learning (PjBL). 2.
Problem based learning (PBL) 3. Discovery learning.

2.1.2. Project Based Learning (PjBL)


1. Definisi Model Project Based Learning (PjBL)

Menurut Thomas (2000) mengukakan bahwa project based learning (PjBL)


adalah sebuah model pembelajaran yang dapat mengorganisasikan kelas dalam
sebuah proyek yang berbentuk konkrit. Sedangkan menurut NYC Departement of
Education (2009), Project based learning (PjBL) merupakan strategi pembelajaran
dimana siswa harus membangun pengetahuan konten mereka sendiri dan dapat
menyampaikan pemahaman yang telah di dapat dari model pembelajaran tersebut.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa project based learning


(PjBL) adalah sebuah model yang terpusat kepada siswa untuk membangun atau
mengaplikasikan konsep dari proyek yang dihasilkan dari memecahkan masalah di
dunia myata secara mandiri atau berkelompok. Kemamdirian siswa dalam belajar
untuk menyelesaikan tugas yang dihadapinya merupakan ujuan dari project based
learning (PjBL). Namun setiap kemandirian tersebut perlu adanya latihan atau dilatih
oleh guru kepada siswa agar terbiasa belajar menggunakan project based learning
(PjBL). Model pembelajaran ini bimbingan guru untuk mengarah siswa agar proses
pembelajaran berjalan sesuai alur pembelajaran.
a. Pembelajaran project based learning (PjBL)
Dalam pembelajaran project based learning (PjBL) ini mempunyai beberapa
tahapan atau sintak yang dikembangkan oleh dua ahli, The George Lucas Education
Foundation Dan Dopplet, ( Kemandikbud, 2014 : 34) yaitu :
NO Sintak Project Based Deskripsi
Learning (Pjbl)
1. Pertanyaan mendasar (Start Pembelajaran dimulai dengan pertanyaaan
with essential question) esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi
penugasan kepada siswa dalam melakukan
aktivitas. Pertanyaan yang di berikan harus

6
sesuai dengan realita dunia nyata dan dimulai
dengan investigasi yang mendalam. Pertanyaan
yang diberikan juga tidak mudah untuk di jawab
sehingga mengarahkan siswa kepada sebuah
proyek untuk dikerjakan. Atau bisa dikatakan
memberi masalah berupa pertanyaan yang harus
diselesaikan dengan membuat proyek.

2. Menyusun perencanaan Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara


proyek ( Design Project) guru dan siswa. Dalam perencanaan ini berisi
tentang aturan main, pemilihan kegiatan yang
dapat menjawab pertanyaan yang penting,
merancang prosedur, menentukan jobdesk, sert
mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses
untuk membantu menyelesaikan proyek.
3. Menyusun jadwal (Create Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun
Schedule) jadwal kegiatan dalam menyelesaikan proyek.
Kegiatan pada tahap ini yaitu :
a. Membuat jadwal untuk menyelesaikan
proyek.
b. Menentukan batas akhir penyelesaian
proyek
c. Membantu siswa agar dapat
merencanakan cara yang baru
d. Membantu siswa dalam menyusun
rencana dalam masalah yang tidak
berhubungan dengan proyek
e. Meminta siswa untuk membuat
pemilihan waktu untuk menjelaskan atau
menjadawalkan waktu yang telah
disepakati dengan kesempatan bersama
agar guru dapat monitoring kemajuan

7
pengerjaan proyek di luar kelas
4. Memantau siswa dan Guru bertanggung jawab untuk memantau
kemajuan proyek kegiatan siswa selama menyelesaikan
(Monitoring the students proyek.dengan kata lain guru berperan sebagai
and progress of project) mentor bagi setiap aktivitas siswa.

5. Penilaian hasil (assess the Penilaian dilakukan untuk mudah mencapai


outcome) standar kompetensi, berperan dalam
mengevaluasi kemajuan masing-masing siswa.
6. Penilaian dilakukan untuk Guru dan siswa melibatkan tim lain untuk
mudah mencapai standar mengevaluasi kelebihan dan kekurangannya
kompetensi, berperan proyek tersebut.
dalam mengevaluasi
kemajuan masing-masing
siswa.
Tabel 2.1.2 Sintak-sintak model pembelajaran project based learning (PjBl)

b. Karakteristik project based learning (PjBL)


Dalam melakukan kegiatan pembelajaran yang aktif perlu melibatkan model
pembelajaran yang berbasis proyek tidak semua yang berbasis proyek itu disebut
dengan model pembelajaran project based learning (PjBL). Namun diperlukan
beberapa kriteria yang termasuk dalam model pembelajan project based learning
(PjBL). Dalam model pembelajaran project based learning (PjBL) mempunyai lima
kriteria yaitu: Sentralis, mengarah kepada pertanyaan, penyelidikan kontruktivisme,
otonomi, dan realistis ( Thomas, 2000)
Sedangkan menurut Rais, (2010) project based learning (PjBL) memiliki
karakteristik antara lain:
1. Siswa sebagai si pembuat keputusan dan membuat kerangka kerja
2. Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya
3. Siswa sebagai perancang proses untuk mencapai hasil
4. Dan siswa bertanggung jawab untuk mendapatkandan mengelola informasi
yang di kumpulkan.

c. Asesmen dalam model pembelajaran project based learning (PjBL)

8
Penilaian berbasis proyek harus dilakukan secara menyeluruh terhadap ranah
kognitif, psikomotorik, dan efektif yang diperoleh dari belajar siswa. Penilaian
proyek adalah suatu kegiatan yang harus diselesaikan dalam beberapa periode
tertentu/ waktu tertentu. Penilaian tersebut melalui investigasi dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, dan penyajian data. Pada
pernilaian proyek seharusnya memiliki tiga hal yang harus di perhatikan
(kemandikbud, 2014: 35 ) yaitu :
1. Kemampuan pengolahan
Kemampuan pengolahan adalah siswa mempunyai kemampuan dalam
memilih topik, mencari informasi, dan dapat menentukan waktu
pengumpilan data serta mampu megolah penulisan laporan.
2. Relevansi
Siswa mempunyai kemampuan dalam menyesuaikan mata
pembelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan,
pemahaman dalam pembelajaran.
3. Keaslian
Dalam penilaian proyek juga perlu di perhatikan setiap proyek yang
dilakukan peserta didik harus berupa proyek hasil kerjanya sendiri,
dengan mengikuti arahan guru berupa petunjuk atau dukungan terhadap
proyek yang di kerjakan oleh peserta didik. Pelaksanaan dalam
penilaian proyek menggunakan alat instrumen penilaian berupa daftar
cek ataupun skala penilaian, sedangkan sumber-sumber data tersebut
yaitu meliputi (kemandikbud, 2014:85)
a. Self Asesment (penilaian diri) yang harus dilakukan adalah
mengrefleksikan siswa sendiri dalam dirinya seberapa baik siswa
dalam berkontribusi, bernegoisasi, mendengar atau menerima ide-ide
dari teman-teman kelompok, setelah itu siswa dapat mengevaluasi
hasil proyek yang telah dikerjakan sendiri.
b. Peer Asesment ( penilaian antar siswa ) dalam penilaian ini merupakan
satu element penting dalam model pembelajara karena guru tidak
akan selalu berada dalam setiap waktu pengerjaan proyek siswa, dan

9
Peer asesment akan memudahkan menilai setiap siswa secara individu
dalam satu kelompok.
c. Rubrik penilaian produk adalah penilaian yang dinilai dari kualitas
produk yang diliputi dari kemampuan peserta didik dalam semua
tugas yang berbentuk produk/proyek.
Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu
diadakan penilaian yaitu:
1. Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta
didik dan merencanakan, menggali, dan mengembangkan
gagasan, dan mendesain produk.
2. Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian
kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan
menggunakan bahan, alat, dan teknik.
3. Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian
produk yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang
ditetapkan.

d. Keunggulan dan keterbatasan model project based learning (PjBL)


Dalam model pembelajaran project based learning (PjBL) siswa
mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dalam materi tertentu dan
mampu dalam mengaplikasikan satu kemampuan dalam bidang tertentu
(Doppelt, 2005: 10). Keterlibatan dalam suatu tugas merupakan suatu
komponen terpentimg dalam pembelajaran karena kita dapat berasumsi
bahwa siswa dapat termotivasi untuk menguji ide mereka dalam pemahaman
ketika menghadapi masalah autentik. Adapun keunggulan model
pembelajaran project based learning (PjBL) yaitu:
Menurut Moursund (1997, dalam Wena, 2013: 147) menyebutkan
beberapa kelebihan penggunaan PjBL adalah:

1. Increased motivation. Meningkatkan motivasi siswa untuk


belajar dan mendorong mereka untuk melakukan pekerjaan penting.
Siswa tekun bekerja dan berusaha keras untuk belajar lebih
mendalam dan mencari jawaban atas keingintahuan dan dalam
menyelesaikan proyek.
2. Increased problem-solving ability. Lingkungan belajar PjBL
membuat siswa menjadi lebih aktif memecahkan masalah-masalah
yang kompleks. Siswa mempunyai pilihan untuk menyelidiki topik-
topik yang berkaitan dengan masalah dunia nyata, saling bertukar
pendapat antara kelompok yang membahas topik yang berbeda,

10
mempresentasikan proyek atau hasil diskusi mereka. Hal tersebut
juga mengembangkan keterampilan tingkat tinggi siswa.
3. Increased collaborative. Pentingnya kerja kelompok dalam
proyek memerlukan siswa mengembangkan dan mempraktikan
keterampilan berkomunikasi.
4. Improved library research skills. Karena PjBL mensyaratkan
siswa harus mampu secara cepat memperoleh informasi
melalui sumber-sumber informasi, sehingga dapat meningkatkan
keterampilan siswa untuk mencari dan mendapatkan informasi.
5. Increased resource-management skills. Memberikan
pengalaman kepada siswa dalam mengorganisasi proyek,
mengalokasikan waktu, dan mengelola sumber daya seperti alat
dan bahan menyelesaikan tugas. Ketika siswa bekerja dalam
kelompok, mereka belajar untuk mempelajari keterampilan
merencanakan, mengorganisasi, negosiasi, dan membuat
kesepakatan tentang tugas yang akan dikerjakan, siapa yang akan
bertanggungjawab untuk setiap tugas, dan bagaimana informasi akan
dikumpulkan dan disajikan.
6. Memberikan kesempatan belajar bagi siswa untuk berkembang
sesuai dunia nyata
7. Meningkatkan kemampuan berpikir. Laporan PjBL tidak hanya
berdasar informasi yang dibaca saja, tetapi melibatkan siswa untuk
belajar mengembangkan masalah, mencari jawaban dengan
mengumpulkan informasi, berkolaborasi dan menerapkan
pengetahuan yang dipahami untuk menyelesaikan permasalahan
dunia nyata.
8. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan
Dari 8 kelebihan penggunaan model pembelajaran project based learning
(PjBL) tersebut namun peneliti hanya membahas 3 dari kelebihan/ keunggulan
tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Increased motivation. Meningkatkan motivasi siswa untuk
belajar dan mendorong mereka untuk melakukan pekerjaan penting.
Siswa tekun bekerja dan berusaha keras untuk belajar lebih
mendalam dan mencari jawaban atas keingintahuan dan dalam
menyelesaikan proyek.
2. Increased problem-solving ability. Lingkungan belajar PjBL
membuat siswa menjadi lebih aktif memecahkan masalah-masalah
yang kompleks. Siswa mempunyai pilihan untuk menyelidiki topik-
topik yang berkaitan dengan masalah dunia nyata, saling bertukar
pendapat antara kelompok yang membahas topik yang berbeda,
mempresentasikan proyek atau hasil diskusi mereka. Hal tersebut
juga mengembangkan keterampilan tingkat tinggi siswa
3. Increased resource-management skills. Memberikan pengalaman
kepada siswa dalam mengorganisasi proyek, mengalokasikan waktu,
dan mengelola sumber daya seperti alat dan bahan menyelesaikan
tugas. Ketika siswa bekerja dalam kelompok, mereka belajar

11
untuk mempelajari keterampilan merencanakan, mengorganisasi,
negosiasi, dan membuat kesepakatan tentang tugas yang akan
dikerjakan, siapa yang akan bertanggungjawab untuk setiap tugas,
dan bagaimana informasi akan dikumpulkan dan disajikan.

Selain dari keunggulan kelebihan model pembelajaran project based learning


(PjBL) yang sudah dijelaskan diatas, pelaksanaan model pembelajaran project based
learning (PjBL) ini juga memiliki keterbatasan atau kekurangan yaitu: Menurut Ajat,
Eneng (2020 : 28) mengemukakan beberapa kelemahan model pemebelajaran project
based learning (PjBL) yaitu:
a. Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
b. Membutuhkan biaya yang cukup banyak
c. Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional,
di mana instruktur memegang peran utama di kelas.
d. Banyaknya peralatan yang harus disediakan
e. Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan
pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.
f. Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja
kelompok.
g. Ketika topik di berikan kepada masing-masing kelompok berbeda,
dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara
keseluruhan.

Walaupun demikian, model pembelajaran berbasis proyek ini menjadi


salah satu model yang efektif/ inovatif yang ditawarkan dalam kurikulum
2013.

2.2.3. Hasil Belajar


Hasil belajar adalah suatu pencapaian yang dicapai dengan adanya
kesungguhan dalam belajar. Dengan belajar yang sungguh-sungguh maka akan
memperoleh hasil yang memuaskan, begitu juga dengan sebaliknya, apabila dalam
pembelajaran siswa kurang bersungguh-sungguh, tidak yakin atas apa yang
dilakukan, atau kebanyakan lalai dalam belajar, maka hasil belajar yang diperoleh
juga kurang. Karena hasil belajar diperlukan kesungguhan dalam membangun suatu
yang diinginkan, atau bisa dikatakan juga hasil belajar ini mengarah kepada ranah
kognif, afektif, dan psikomotorik.
Hal tersebut juga bisa terjadi karena guru tidak menerapakan model
pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran sehingga membuat pembelajaran

12
menjadi sangat membosankan. Misalnyan dalam mata pelajran IPS hanya
menggunakan metode ceramah pasti siswa disini merasa jenuh dalam mendengarkan
pembelajarannya, maka dari itu model pembelajaran sangat berpengaruh terhadap
hasil belajra siswa, terlebih lagi model pembelajaran project based learning (PjBL),
karena model pembelajaran ini dituntut siswa untuk menghasilkan suatu proyek atau
menghasilkan sebuah product. Maka dengan ini hasil belajar siswa lebih terjamin
sempurna.
Hasil belajar suatu perubahan yang ada pada seseorang setelah adanya
pembelajaran. Seperti yang telah dikemukakan oleh sudjana (dalam Syahputra,
2020:24) bahwa hasil belajar siswa adalah perubahan suatu tingah laku yang
mencakup bidang kognitif, efektif, dan psikomotorik. Maka untuk meningkatkan
hasil belajar siswa perlu ditingkatkan model-model pembelajaran.

2.2.4. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)


Di dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan ada beberapa mata pelajaran
yang perlu pelajari oleh siswa sekolah dasar salah satunya yaitu Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS). Dalam pembelajara Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adanya keterlibatan
siswa dalam mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru. Dengan
demikian siswa dapat berpikir kritis, logis, dan sistematis. Pendidikan ilmu
pengetahuan sosial adalah suatu pelajaran yang biasanya dipenuhi dengan tulisan
yang sangat membosankan disini para pendidik hanya menjelaskan saja setiap
pengetahuan terhadap para siswa dimana peserta didik hanya mendengar dan
bertanya apabila yang sudah di jelaskan tidak pahami, maka dari itu peserta didik
tidak bersemangat dalam belajar. Menurut Ahmadi (1991: 2-3) Ilmu Pengetahuan
Sosial adalah Ilmu-ilmu sosial yang telah dipilih atau disesuaikan dengan program
sekolah atau bagi lainnya dalam tingkat sederajat.
Pada materi IPS ini peneliti mengambil pelajaran IPS kelas V tema 9,
subtema 3, Pb 3 pada materi pengaruh kegiatan ekonomi terhadap kesejahteraan
masyarakat. Secara umum bahwa pertubuhan ekonomi merupakan salah satu
indikator pembangunan. Dalam kegiatan ekonomi dalam masyarakat terbagi
menjadi kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi. Produksi adalah kegiatan yang
dilakukan sesorang untuk menghasilkan sebuah benda untuk memenuhi kebutuhan

13
hidup. Kegiatan ekonomi ini memberi pengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat
indonesia. Distribusi adalah kegiatan menyalurkan hasil produksi dari produsen ke
konsumen, untuk distribusi dikenal sebagai distributor. Sedangkan konsumsi adalah
kegiatan menghabiskan dan mengurangi nilai guna dari barang atau bena tertentu.
Maka dari itu peneliti ingin meneliti pengaruh model pembelajaran project based
learning (PjBL) terhadap hasil belajar siswa pada materi IPS kelas V tema 9,
subtema 3, PB 3

14
2.2.5. Kerangka Pemikiran
Menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2013:60) mengemukankan
bahwa kerangka pemikiran adalah suatu model yang cocok digunakan agar
dapat mengetahui bagaimana teori dapat berhubungan dengan berbagai faktor
yang telah diidentifikasi atau diteliti sebagai suatu rumusan masalah peneliti.
Berdasarkan latar belakang masalah, penulis memaparkan kerangka
pemikiran seperti dibawah ini.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING


(PJBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPS
KELAS V DI SD NEGERI LAMPEUNEURUT TAHUN 2022

Permasalahan

Pembelajaran yang diterapkan di sekolah hanya dengan memberi materi saja


sehingga tidak membuat siswa aktif dan inovatif.

Teori Hasil
Menggunakan model project
Siswa diharapkan dapat
based learning {PjBL) The
meraih hasil belajar yang
George Lucas Education
maksimal dengan
Foundation Dan Dopplet,
menggunakan model
(Kemandikbud, 2014 : 34)
pembelajaran project based
1. Pertanyaan esensial
2. Mendesain rencana
proyek
3. Menyusun jadwal
4. Monitoring
5. Penilaian hasil
6. Evaluasi pengalaman

15
2.3.6. Anggapan dasar dan Hipotesis
a. Anggapan Dasar
Menurut Surakhmad (dalam Tersinia, 2018 : 42) anggapan dasar adalah suatu
pemikiran yang kebenarannya dapat diterima oleh penyidik atau pemeriksa. Seorang
peneliti perlu menulis anggapan dasar supaya ada dasar untuk pegangan yang kuat
tentang masalah yang akan diteliti, untuk mempertegas variabel yang menjadi pusat
perhatian, serta untuk menentukan dan merumuskan hipotesis pada masalah yang
diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi anggapan dasar peneliti yaitu adanya
ketergantungan model pembelajaran project based learning (PJBL) sehingga dapat
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
b. Hipotesis

Menurut sugiyono (2013 : 64) hipotesis adalah dugaan sementara peneliti


terhadap rumusan masalah yang akan diteliti. Dikatakan sementara karena jawaban
yang diberikan baru berdasarkan teori, belum didasarkan atas fakta-fakta yang
diperoleh pada pengumpulan data. Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian
ini yaitu terdapat pengaruh model pembelajaran project based learning (PjBL)
terhadap hasil belajar siswa pada pelajaran IPS kelas Vdi SD Negeri Lampeuneurut.

3.1. Metode Penelitian


3.1.1. Pendekatan dan jenis penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan
kuantitatif adalah sebagai metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif (Sugiyono, 2018: 8). Sedangkan dengan kata lain pendekatan kuantitatif
adalah suatu penelitian yang digunakan untuk meneliti analisis data yang bersifat
kuantitaf atau berbentuk angka.
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu penelitian Pree-
Experimental dengan bentuk one group pretest post test desain. Menurut sugiyono
(2019: 114) berpendapat bahwa” pada desain ini terdapat pretest sebelum diberi
perlakuan”. Dengan demikian hasil akhirnya dapat diukur dua kali yaitu sebelum

16
diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan. Desain ini dapat digambarkan sebagai
berikut.

O1 x O2

Keterangan :
O1 : pretest
x : Perlakuan
O2 : pos-test

3.1.2. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan di SD Negeri LampeuneurutAceh Besar. Jl.
Soekarno- Hatta No. 89, Lampeuneurut Ujong Blang, Kec. Darul Imarah, Kabupaten
Aceh Besar. Alasan saya memilih SD ini karena ingin meningkatkan hasil belajar
siswa yang belum memuaskan sehingga diperlukan penggunaan model pembelajaran
yang baru seperti Project Based Learning (PjBL). Waktu penelitian akan
dilaksanakan pada 20 November 2022. Untuk lebih jelasnya jadwal penelitian dapat
dilihat pada tabel berikut.

No Kegiatan Tahun Tahun 2022

2022
November Desember Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Observasi
1. Lapangan

Penyusunan
2. laporan
Bimbingan
3. proposal
Seminar
4. proposal
Penyusunan
5. instrumen
Pelaksanaan
6. penelitian

17
Laporan
7. penelitian
8. Perbaikan
dan
bimbingan
skripsi
Sidang skripsi
9.

Catatan : jadwal penelitian ini dapat berubah sesuai dengan kondisi lapangan

3.1.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut sugiyono,(2018 : 80) populasi adalah wilayah penyamarataan yang


terdapat dari obyek/ subyek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu
yang telah dicantumkan oleh peneliti untuk di pahami/di pelajari dan dapat menarik
kesimpulan. Populasi ini bukan hanya sekedar orang namun, juga termasuk obyek
dan benda-benda alam yang lain. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi
penelitian adalah seluruh peserta didik kelas V SD Negeri Lampeuneurut.
Sampel adalah bagian dan karakteristik yang terdapat dalam diri populasi
(sugiyono, 2018 : 81). Dapat disimpulkan sampel adalah bagian populasi, untuk
teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling total. Menurut sugiyono,
2019 : 134) menyatakan teknik sampling total adalah teknik penentuan sampel di
mana seluruh anggota populasi dijadikan sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah
seluruh peserta didik kelas V SD Negeri Lampeuneurut yang berjumlah 30 orang
yang terdiri 20 peserta didik perempuan dan 10 orang peserta didik laki-laki.

3.1.4. Intrumen Penelitian


Instrumen penelitian adalah pedoman tertulis yang mengenai tentang
wawancara, pengamatan, dan pertanyaan yang dipersiapkan untuk mendapatkan
informasi. Menurut Djaali (2000: 9), secara umum yang dimaksud dengan
instrumen adalah suatu alat yang karena memenuhi persyaratan akademis maka
dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu objek ukur atau

18
mengumpulkan data mengenai suatu variabel. Adapun menurut Sugiyono (2017)
”Dalam penelitian kuantitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah
peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti harus divalidasi siap dan mampu
dalam penelitian dan terjun kelapangan. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan instrumen tes.
Intrumen tes adalah instrumen alat ukur untuk pengumpulan data
pemahaman konsep dimana dalam memberikan respons atas pertanyaan dalam
instrumen. Siswa diminta untuk mengeluarkan segenap kemampuan yang
dimilikinya dalam memberikan respon tes pertanyaan dalam tes. Tes disusun
sesuai dengan kisi-kisi. Untuk mengetahui tingkat pencapaian tiap indikator
pemahaman siswa.

3.1.5. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data adalah poin utama dalam melakukan penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mengumpulkan data/mendapatkan data.
Tanpa mengetahui cara pengumpulan, maka peneliti tidak akan mendapat data yang
memenuhi standar data yang ditetapkan. Sedangkan dalam penelitian ini peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data yaitu berupa tes yang akan diberikan kepada
siswa dalam bentuk soal essay sebanyak 20 soal yang dikerjakan oleh para peserta
didik.
Teknik pengumpulan data berupa tes ini di berikan dua kali yaitu tes awal (pre-
test) dan tes akhir (post –test ). Pre-test dilakukan sebelum menerapkan model
pembelajaran Project Based Learning (PjBL) Sedangkan post-test diberikan setelah
menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada materi IPS
SD Negeri Lampeuneurut.
3.1.6. Teknik Analisis Data
a. Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah


data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Tahap ini
merupakan tahap yang penting karena hasil penelitian dapat dirumuskan.
Teknik analisis data dalam penelitian ini dilihat dari perbedaan nilai rata-rata
pret-test dan post-test siswa. Data yang terkumpul telah terkumpul kemudian

19
diolah dengan menggunakan statistic uji-t padataraf 5% (𝛼=0.05).
Pengolahan ini bermula dari nilai rata-rata, dan varians hingga pengujian
hipotesis. Adapun prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagaiberikut:
1. Menyusun data dalam table distibusi frekuensi menurut Sudjana (2005:
45).
a. Hitung jarak Rentang (R)
R = data tertinggi – data terkecil
b. Hitung jumlah Kelas (K)
K = 1 + 3,3 log n
dimana n = jumlah data
c. Hitung panjang kelas (P)
𝑅e𝑛𝑡𝑎𝑛g (𝑃)
P = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ke𝑙𝑎𝑠 (𝐾)
2. Setelah data tersebut sudah dibuat dalam table distribusi frekuensi,
menurut sudjana (2005:67) rata-rata dapat dihitung dengan rumus:
∑ƒi𝑥i
𝑥̅ = ∑ƒi

Keterangan:
𝑥̅ = Rata-rata nilai𝑥
ƒi = frekuensi interval
𝑥i = Nilai tengah interval
3. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data dari sampel
tersebut berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data bias
menggunakan rumus Chi kuadrat ( Sudjana 2005:273) yaitu:

k
x2 = ∑ (𝑂i − 𝐸i)2
i=1
𝐸i

keterangan:
x2 = Statistik chi kuadrat.
Oi = Nilai observasi ( frekuensi pengamatan )

20
Ei = Frekuensi yang diharapkan
K = Banyak kelas

4. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dapat digunakan statistikuji-t


menurut Arikunto (2013:349) sebagai berikut:
𝑀𝑑
t= ∑x2d
√𝑁(𝑁−1)

keterangan:
Md = Mean dari perbedaan pre-test dengan post-test (post-test pre-test).
∑ x2d = Jumlah kuadrat deviasi
N = Subjek pada sampel.
Arikunto (2013:350) menyatakan untuk mencari mean dari perbedaan pre-test
dengan post-test dapat digunakan rumus sebagai berikut.
Md = ∑𝑑
𝑁

Adapun untuk mencari jumlah kuadrat deviasi dapat digunakan rumus


(Arikunto, 2013:351) sebagai berikut:
(∑𝑑)2
∑x2d = ∑ d2 -
𝑁

Untuk menguji statistic uji-t diatas digunakan taraf signitif 𝛼 = 0.05 dengan
kriteria pengujian didapat dari daftar distribusi student t dengan dk = (N-1) dan
peluang (1-𝛼 ). Jadi tolak H0 jika t ≥ t1 - 𝛼. . Dalam penelitian ini analisis hipotesis
menggunakan uji t (paired sampel t-test ) dibantu dengan program SPSS.

21
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1991. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.

Dantes. 2019. Pengaruh model pembelajaran project based learning berbasis 4C


terhadap kemandiriran belajar dan kemampuan membaca pemahaman pada
siswa. Jurnal pendidikan Dasar Indonesia. 3(1), 2613-4553.

Daryanto. (2009). Panduan proses pembelajaran kreatif dan Inovatif. Publisher.

Djaali., Pudji Muljono, Ramly. 2000. Pengukuran Dalam Pendidikan, Jakarta:


Program Pascasarjana.

Doppelt, Y. (2005). Assessment of project based learning in a mechatronics context.


Journal of Technology Education. Vol 16 no.2: 7-24
George Lucas Educational Foundation. (2014). Project Based Learning vs. Problem-
Based Learning vs. X-BL [Online]. Diakses dari
http://www.edutopia.org/Project-Based Learning vs. Problem-Based Learning
vs. X-BL_edutopia.html

Hamalik, Oemar,(1992:3). Studi Ilmu Sosial Pengetahuan Sosial. Bandung. CV.


Mandar Maju.

Kemdikbud. (2014). Materi pelatihan guru implementasi kurikulum 2013 tahun


ajaran 2014/2015: Mata pelajaran IPA SMP/MTs. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

Nur, Mohammad. 2011. Model pengajaran lansung Eds. Ke 2. Surabaya: Pusat sain
dan Matematika Sekolah UNESA.

NYC Departement of Education (2009). Project Based Learning: Inspiring Middle


School Student to Engage in Deep and Active Learning. New York:
Division of Teaching and Learning Office.

Pratiwi Niky Eka.(2020). “Implementasi 4C Pembelajaran Bahasa Jawa SMP


Muhammadiyah 8 semarang”.Skripsi. Semarang : Universitas Negeri
Semarang

Rais, M. (2010). Model Project Based-Learning Sebagai Upaya Meningkatkan


Prestasi Akademik Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Dan Pengajaran, 43(3),
246–252.

Rusmono. 2017. Strategi Pembelajaran Dengan Problem Based Learning. Bogor :


Ghalia Indonesia.

22
Rusman. 2012.Model-model pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme
Guru, (Jakarta : PT. Rajagrafindo persada.)

Sudrajat Ajat, Eneng Hernawati. 2020. Model-model Pembelajaran. Jakarta:


Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Kementrian Agama RI.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, Bandung :


Alfabeta.

Thomas, J.W. (2000). A Review of Research on Project Based Learning. California :


The Autodesk Faundation.

Wena, M. (2013). Strategi pembelajaran inovatif kontemporer: suatu tinjauan


konseptual operasional. Jakarta: Bumi Aksara

23
SOAL PRETTEST
Nama :
Kelas :
Pilihlah salah satu jawaban a,b,c atau d yang paling benar

1. Kegiatan penyaluran barang atau jasa dari produsen ke pembeli disebut ...
a. konsumsi
b. distribusi
c. distributor
d. produsen
2. Kegiatan yang dilaksanakan untuk menciptakan dan menambahkah faedah
satu barang disebut kegiatan...
a. konsumsi
b. produksi
c. distribusi
d. asimilasi
3. Pak krisna ialah pedagang kaki lima yang menjual suarat kabar. pak krisna
merupakan pelaku kegiatan ekonomi sebagai....
a. konsumen
b. produsen
c. distribusi
d. distributor
4. Tiga kegiatan primer ekonomi yang dilaksanakan manusia ialah...
a. bekerja, istirahat, makan
b. belajar, berhitung, menulis
c. konsumsi, produksi, distribusi
d. bertani, berdagang, beternak
5. Orang atau pihak yang memakai jasa atau barang disebut...
a. produsen
b. Distributor
c. konsumen
d. distribusi

24
6. kegiatan distributor adalah usaha yang menyalurkan barang produksi dari
produsen ke....
a. asimilasi
b. konsumen
c. produksi
d. produsen
7. Makan di warung, menggunting rambut di salon, dan pergi ke dokter adalah
contoh kegiatan ekonomi berupa kegiatan...
a. konsumsi
b. produksi
c. distribusi
d. hiburan
8. Berikut ini yang termasuk kegiatan distribusi adalah..
a. para ibu yang membuat kue lebaran
b. sopir yang mengantarkan buah-buahan ke pasar
c. para bapak-bapak yang sedang asyik minum kopi
d. para tamu yang sedang menyantap makanan
9. Kegiatan yang dilakukan dalam upaya untuk menambahkan nilai guna yang
dimiliki oleh sebuah barang disebut..
a. konsumsi
b. produksi
c. Distribusi
d. Investasi
10. Pihak yang memiliki peran dalam mempertemukan antara produsen dengan
konsumen dalam mendapatkan balasan jasanya dengan bentuk povisi
disebut...
a. Komisioner
b. disributor
c. agen
d. Makelar

25
KUNCI JAWABAN

1. a. distribusi
2. b. produksi
3. b. produsen
4. c. konsumsi, produksi, distribusi
5. c. konsumen
6. b. konsumen
7. a. konsumsi
8. b. sopir yang mengantarkan buah-buahan ke pasar
9. b. produksi
10. d. Makelar
RUBRIK PENILAIAN

SOAL SKOR
10
NO. 1
10
NO. 2
10
NO. 3
10
NO. 4
10
NO.5
10
NO.6
10
NO.7
10
NO.8
10
NO. 9
10
NO.10
100
Jumlah

26
SOAL POSTEST
Nama :
Kelas :
Pilihlah salah satu jawaban a,b,c atau d yang paling benar
1. Nilai yang didapatkan dari penggunaan sebuah barang atau jasa dinamakan
dengan....
a. Nilai barang
b. Nilai uang
c. Nilai harga
d. Nilai guna
2. Pedagang yang melakukan pembelian hasil produksi secara tidak langsung
kepada produsen, tetapi melalui pedagang besar, kemudian hasil produksi
tersebut dijual kembali dinamakan dengan ....
a. Agen
b. pedaganng kecil
c. Grosir
d. Makelar
3. Dibawah ini yang termasuk ke dalam faktor produksi asli diantaranya...
a. sumber daya kewirausahaan
b. sumber daya modal dan kewirausahaan
c. tenaga kerja dan kewirausahaan
d. sumber daya dan tenaga kerja
4. kegiatan distribusi yang dilakukan dengan menggunakan perantaraan lain
dalam proses menyalurkan barang dan jasa agar bisa sampai ke konsumen
dinamakan dengan....
a. Distribusi tidak lansung
b. Distribusi sementara
c. Distribusi lansung
d. Distribusi semi lansung
5. Berikut ini yang termasuk ke dalam contoh faktor produksi modal yaitu..
a. Bahan baku
b. tanah

27
c. karyawan
d. pengusaha
6. Sebutkan siapa saja yang termasuk ke dalam pelaku dari kegiatan ekonomi..
a. produsen
b. pemerintah , rumah tangga
c. sektor luar negeri
d. semuanya benar
7. kegiatan distributor adalah usaha yang menyalurkan barang produksi dari
produsen ke....
a. asimilasi
b. konsumen
c. produksi
d. produsen
8. Makan di warung, menggunting rambut di salon, dan pergi ke dokter adalah
contoh kegiatan ekonomi berupa kegiatan...
a. konsumsi
b. produksi
c. distribusi
d. hiburan
9. Tiga kegiatan primer ekonomi yang dilaksanakan manusia ialah...
a. bekerja, istirahat, makan
b. belajar, berhitung, menulis
c. konsumsi, produksi, distribusi
d. bertani, berdagang, beternak
10. Orang atau pihak yang memakai jasa atau barang disebut...
a. produsen
b. Distributor
c. konsumen
d. distribusi

28
KUNCI JAWABAN

1. d. nilai guna
2. b. pedagang kecil
3. d. sumber daya dan tenaga kerja
4. a. Distribusi tidak lansung
5. a. Bahan baku
6. d. Semuanya benar
7. b. konsumen
8. a. konsumsi
9. c. konsumsi, produksi, distribusi
10. c. konsumen

RUBRIK PENILAIAN

SKOR
SOAL
10
NO. 1
10
NO. 2
10
NO. 3
10
NO. 4
10
NO.5
10
NO.6
10
NO.7
10
NO.8
10
NO. 9
10
NO.10
100
Jumlah

29
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SDN LAMPEUNEUREUT

Kelas / Semester : V / Genap

Tema : 9 ( Benda- Benda di Sekitar Kita)

Sub tema : 3 Manusia dan Benda di Lingkungannya

Pembelajaran ke :3

Alokasi Waktu : 1 Hari

A. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan diskusi dan pembelajaran kelompok dalam pembelajaran
IPS ini diharapkan siswa dapat
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian kegiatan ekonomi dan jenis-jenis
kegiatan ekonomi dengan kalimat sendiri, secara tepat.
2. Dengan kegiatan berdiskusi tentang kegiatan ekonomi, siswa dapat
menuliskan akibat jika kegiatan ekonomi tidak berjalan dengan baik dan
pengaruhnya terhadap kesejahteraan masyarakat dengan tepat..
B. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Langkah- Deskripsi Kegiatan Alokasi
langkah PjBL Waktu
Kegiatan Menyampaikan  Guru memulai pembelajaran
Awal tujuan dan dengan mengucapkan salam
mempersiapkan dan menanya kabar peserta
peserta didik didik
 Guru mengajak semua
siswa berdoa menurut
agama dan kepercayaan
masing-masing
 Guru menyampaikan tema
pembelajaran

30
 Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran serta tahapan
kegiatan pembelajaran
Kegiatan Fase 1 Guru mengemukakan
Inti Penentuan pertanyaan esensial yang
Pertanyaan bersifat eksplorasi pengetahuan
Esensial yang telah dimiliki siswa
berdasarkan pengalaman
belajarnya yang bermuara pada
penugasan peserta didik dalam
melakukan suatu aktivitas.
1. Apa saja yang termasuk
dalam kelompok
kegiatam ekonomi?
2. Bagaimana pengaruh
kegiatan ekonomi
terhadap kesejahteraan
masyarakat?
Fase 2  Guru mengorganisir siswa
Mendesain Kedalam 3 kelompok yang
perencanaan dipilih sesuai dengan jumlah
peoyek siswa dalam satu kelas
 Guru memfasilitasi setiap
kelompok untuk menetukan
ketua dan sekretaris secara
demokratis, dan
mendeskripsikan tugas
masing- masing setiap
anggota kelompok.
 Guru dan peserta didik
membicarakan aturan main
untuk disepakati bersama

31
dalam proses penyelesaian
proyek. Hal- hal yang di
sepakati: pemilihan aktivitas ,
waktu maksimal yang
direncanakan, tempat
pelaksanaan proyek, hal-hal
yang dilaporkan, serta alat
dan bahan yang dapat diakses
untuk membantu pelaksanaan
proyek.

Fase 3  Guru menfasilitasi peserta


Menyusun didik untuk membuat jadwal
Jadwal aktivitas yang mengacu pada
waktu maksimal yang
disepakati.
 Guru menfasilitasi peserta
didik untuk menyusun
langkah alternatif, jika ada
sub aktivitas yang molor dari
waktu yang telah disepakati.
 Guru meminta setiap
kelompok meuliskan alasan
setiap pilihan yang telah
dipilih.

Fase 4  Guru membagikan lembar


Memonitor kerja siswa yang berisi tugas
peserta didik proyek dengan meminta
siswa:
1. Menuliskan informasi
yang secara eksplisit
dinyatakan dalam tugas

32
2. Memberikan beberapa
pertanyaan yang terkait
dengan masalah tugas
proyek yang diberikan
3. Menguji dugaan dengan
cara mencoba
4. Menarik kesimpulan
 Guru memonitoring peserta
didik selama menyelesaikan
tugas proyek
Fase 5  Guru telah melakukan
Menguji Hasil penilaian selama
monitoringdilakukan
dengan mengacu pada
rubrik penilaian yang
bertujuan: mengukur
ketercapaian standar,
berperan dalam
mengevaluasi kemajuan
masing-masing peserta
didik, memberi umpan balik
tentang tingkat pemahaman
yang sudah dicapai peserta
didik, membantu pengajar
dalam menyusun strategi
pembelajaran berikutnya.

Fase 6  Peserta didik secara


Mengevaluasi berkelompok melakukan
pengalamn refleksi terhadap aktivitas
dan hasil proyek yang
sudah dijalankan.

33
Kegiatan  Guru membimbing
akhir presentasi dan mendorong
kelompok lain memberikan
penghargaan dan masukan
 Bersama-sama guru dan
peserta didik
menyimpulkan hasil
pembelajaran.

C. Penilaian
Teknik Penilaian: pengamatan, penugasan (proyek) dan tes tertulis
Bentuk penilaian : kinerja
KD IPS 3.3 dan 4.3
Aspek Baik Sekali Baik Cukup Perlu
4 Bimbingan
3 2 1
Pengetahuan Memenuhi kriteria berikut: Memenuhi 2 Memenuhi 1 Tidak
 Mampu menjelaskan kriteria dari 3 kriteria dari 3 memenuhi
pengertian kegiatan kriteria yang kriteria yang kriteria yang
ekonomi telah di telah di tentukan telah di
 Mampu menjelaskan tentukan tentukan
jenis-jenis kegiatan
ekonomi
 Mampu menjelaskan
tujuan kegiatan
ekonomi
Keterampilan Memenuhi kriteria berikut: Memenuhi 2 Memenuhi 1 Tidak
 Mampu membuat kerja kriteria dari 3 kriteria dari 3 memenuhi
proyek tentang kegiatan kriteria yang kriteria yang kriteria yang
ekonomi dengan bagus telah di telah di tentukan telah di
 Mampu membuat kerja tentukan tentukan

34
proyek sesuai materi
yang telah dipelajari.
 Mampu menuntaskan
kerja proyek dengan
sangat tepat.

35

Anda mungkin juga menyukai