PROPOSAL SKRIPSI
Disusun oleh :
(IAIN) AMBON
2021
DAFTAR ISI
i
E. Teknik Pengumpulan Data..............................................................................26
D. Teknik Analisis Data....................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................29
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
satu karakteristik matematika adalah mempunyai objek kajian yang bersifat abstrak.
Sifat abstrak ini menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam menghayati
Hal yang sangat menarik dalam belajar matematika adalah bagaimana siswa
satu konsep dengan konsep lain. Proses membangun pengetahuan dalam konteks
bagi siswa. Pengetahuan yang terbentuk dapat digunakan untuk membangun konsep
baru atau digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Dalam pelajaran
1
Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia: Konstatasi Keadaan Masa Kini dan
Harapan Masa Depan, ( Jakarta: Dirjen Dikti Departemen Pendidikan Nasional, 2000), 13
1
yang terstruktur.2 Oleh karena itu memahami konsep matematika merupakan salah
mudah dalam menyelesaikan masalah karena siswa akan mampu mengaitkan serta
memecahkan masalah dengan berbekal konsep yang sudah dipahaminya3. Namun jika
siswa kurang memahami atau bahkan salah dalam mengonstruksi suatu konsep yang
apabila siswa melakukan proses konstruksi secara aktif.4 Sehingga dalam belajar
konsep dengan konsep yang lainnya merupakan suatu hal yang menarik. 5 Konsep-
konsep di dalam matematika saling berhubungan dan berurutan secara utuh. Belajar
2
Sopamena Patma & Mastuti, Ajeng Gelora, Analisis Kesalahan Berpikir Pseudo Siswa
Dalam Mengkonstruksi Konsep Limit Fungsi Pada Siswa Kelas XII Ipa Sma Negeri 11 Ambon,
Prosiding SEMNAS Matematika & Pendidikan Matematika IAIN Ambon, 2018, 209
3
Op.cit.,h, 129
4
Subanji, Teori Kesalahan Konstruksi Konsep dalam Pemecahan Masalah Matematika,
(Malang : Universitas Negeri malang, 2015), 1
5
Subanji, Teori Defragmentasi Struktur Berpikssir dalam Mengonstruksi konsep dan
Pemecahan Masalah Maematika, (Malang : Universitas Negeri malang, 2015), 1
6
Suparno, Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget, (Jogjakarta. Kanisius, 2001), 36
2
Dalam belajar proses siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuanya yang
disebut dengan proses konstruksi. Proses konstruksi ini terjadi ketika siswa
kerangka kognitif. Menurut Subanji (2015: 1) peran guru disini adalah memotivasi,
siswa bisa merasa senang dan tertantang untuk mengonstruksi ide mereka sendiri.
Sehingga pemberian tantangan ini menjadi hal penting dalam proses belajar.
Pembentukan skema ini bisa dilihat dengan menggunakan kerangka Piaget, yaitu
asimilasi dan akomodasi. Dalam membangun pengetahuan inilah nantinya siswa akan
Menurut Shadiq dan Mustajab (2011: 48) pengertian asimilasi adalah suatu
proses dimana suatu informasi atau pengalaman baru dimasukkan dan memperkuat
kerangka kognitif yang sudah ada dibenak siswa. Akomodasi adalah suatu proses
perubahan atau pengembangan kerangka kognitif yang sudah ada dibenak siswa
sebagai akibat dari informasi atau pengalaman yang baru dialami siswa. Disimpulkan
bagaimana dia mampu membedakan satu stimulus dengan stimulus lainnya yang
terjadi dilingkungan sekitar secara intelektual, sehingga skemata yang nantinya akan
tersebut maka pengetahuan yang terbentuk juga akan semakin dalam dan kuat.7
7
Aprellisa Marga, Sonya (2017), Analisis Kesalahan Siswa Dalam Konstruksi Konsep
Aljabar Berdasarkan Teori Asimilasi Akomodasi. Skripsi Thesis, Universitas Muhammadiyah
Ponorogo.
3
Penelitian yang dilakukan oleh Danty Rahmasantika Dengan Judul Analisis
Siswa. Dalam penelitiannya 13,3% siswa salah dalam menyelesaikan soal disebabkan
Muhammad Sa’duddien Khair tentang Kesalahan Konsep dan Prosedur Siswa dalam
Menyelesaikan Soal Persamaan Ditinjau dari Gaya Berpikir. Matematika dan Ilmu
konsep eksponensial dan konsep logaritma pada semua gaya berpikir, kesalahan
konsep persamaan linear pada tiga gaya berpikir dan kesalahan konsep persamaan
Penelitian lain juga diteliti oleh Widi Wulansari tentang Analisis Kesalahan
Konsep Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Ujian Nasional Matematika Sd. Hasil
penelitian menunjukkan (1) atribut yang mendasari butir soal ada 67 atribut; (2)
materi yang menyebabkan siswa banyak melakukan kesalahan adalah materi geometri
dan pengukuran; (3) jenis kesalahan tertinggi pada kesalahan prosedur, kesalahan
konsep, dan kesalahan penafsiran; (4) letak kesalahan konsep yang dominan adalah
pengukuran, konsep dasar statistika; (5) penyebab utama kesalahan konsep adalah
tidak menerapkan operasi hitung dengan tepat, tidak memahami konsep bilangan
4
berpangkat, tidak menerapkan rumus, konsep, atau sifat-sifat bangun dengan tepat;
sin 15
trigonometri, yaitu berapa nilai . Hasil tes menunjukan 30 siswa yang masih
cos 15
salah dalam menjawab soal. Kesalahan disebabkan karena ketidaktahuan siswa dalam
sin
pada penyebut dan pembilang sehingga diperoleh . namun setelah peneliti
cos
dari mulanya hanya 2 yang menjawab benar menjadi 16 yang menjawab benar.
masalah matematika adalah kesalahan atau keliru dalam memahami konsep. Masih
banyak siswa yang belum bisa memahami suau konsep dengan baik.
Sejalan dengan itu berdasarkan observasi juga yang saya lakukan di kelas X
MA-BPD Iha-Kulur yaitu masih banyak siswa hanya terfokus pada hafalan rumus
menghafalkan rumus bisa menemukan solusi dari permasalahan. Padahal, hal itu
belum tentu bisa terealisasikan. Hal ini bisa dilihat dari jawaban siswa. Dalam
5
jawaban, siswa memang menuliskan rumus dengan benar. Namun siswa menjawab
soal dengan tidak sistematis dan tidak menggunakan konsep yang diajarkan oleh
guru. Serta tidak menuliskan langkah- langkah pengerjaan secara lengkap. Selain itu,
banyak siswa yang menjadikan matematika adalah momok dari seluruh mata
pelajaran yang ada. Adanya hal seperti itu, menjadikan siswa terlalu terbebani dan
cenderung menganggap matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sulit.
yang dibangun siswa dalam mengonstruksi konsep trigonometri merupakan hal yang
penting dilakukan oleh seorang guru apakah konsep yang diterima sudah dapat
terkonstruksi dengan benar oleh siswa. Dengan menganalisis setiap kesalahan siswa
dalam menjawab soal, guru dapat menelusuri kesalahan yang terjadi, oleh karena itu
KULUR”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
C. Tujuan Penelitian
6
Sesuai dengan permasalahan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan praktis sebagai
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan materi yang harus
sehingga siswa dapat menghindari konstruksi konsep trigonometri yang salah dan
2. Bagi Guru
matematis yang dibangun siswa untuk mempersiapkan metode yang sesuai serta
3. Bagi Sekolah
7
Dapat meningkatkan pengetahuan dalam melakukan penelitian. Dan dapat
sebagai referensi agar dapat diterapkan di sekolah lain maupun dikembangkan untuk
perkembangan siswanya.
E. Definisi Istilah
penelitian ini, maka perlu diberikan definisi tentang istilah-istilah yang digunakan.
adalah
a. Pseudo Construction
b. Lubang Konstruksi
c. Mis-analogical Construction
8
Suatu kesalahan konstruksi konsep yang terjadi karena siswa salah dalam
d. Mis-logical Construction
berfikir logis.
BAB II
9
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakekat Matematika
1. Definisi Matematika
termasuk salah satu disiplin ilmu yang memiliki kajian sangat luas, sehingga
masing-masing.
Pada umumnya orang awam hanya akrab dengan satu cabang matematika
elementer yang disebut aritmatika atau ilmu hitung. Istilah matematika berasal dari
juga, kata tersebut erat hubungannya dengan kata Sansekerta “medha” atau
bukunya, Andi Hakim Nasution tidak menggunakan istilah “ilmu pasti” dalam
menyebut istilah ini. Kata “ilmu pasti” merupakan terjemahan dari bahasa
sebagai “pasti”, karena di dalam bahasa Belanda ada ungkapan “wis an zeker”:
“zeker” berarti “pasti”, tetapi “wis” disini lebih dekat artinya ke “wis” dari
10
Karena itu, “wiskunde” sebenarnya harus diterjemahkan sebagai “ilmu tentang
yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan
struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefiniskan ke unsur yang
Johson dan Myklebust matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya
yang jumlahnya banyak yang terbagi dalam tiga bidang, yakni aljabar, analisis dan
geometri. Johnson dan Rising mengatakan bahwa matematika itu adalah pola berpikir
bilangan.
11
adalah ilmu tentang bilangan yang berfungsi untuk mengekspresikan hubungan-
matematika itu sendiri terbagi dalam tiga bidang, yakni aljabar, analisis dan geometri.
Setelah memahami penjelasan diatas, maka tidak akan sempurna apabila tidak
mengetahui dan memahami apa itu karakteristik matematika. Untuk itu, pada
2. Karakteristik Matematika
beragam corak penafsiran dan pandangan. Tetapi, di balik keragaman itu semua,
pikiran mereka, maka kita dapat menyebut objek matematika sebagai objek
12
Simbol-simbol dan istilah-istilah dalam matematika merupakan
didefinisikan).
yang berkaitan, ada pula sistem-sistem yang dapat dipandang lepas satu
kebenarannya.
13
pertidaksamaan, maupun fungsi. Selain itu, ada pula model matematika
kosong dari arti. Ia akan bermakna sesuatu bila kita mengaitkannya dengan
konteks tertentu.
atau ada tidaknya penyelesaian suatu soal atau masalah tergantung pada
semesta pembicaraannya. 8
objek tertentu merupakan contoh konsep atau bukan. Sedangkan Suparno (dalam
Mutmainah, 2013:5) menjelaskan bahwa konsep adalah satuan arti yang mewakili
kesamaan ciri khas yang memungkinkan manusia berpikir dan dapat mempermudah
manusia dalam berkomunikasi. Konstruksi konsep berasal dari dua kata yaitu
14
suatu pengetahuan atau konsep baru. Konstruksi konsep saling terkait antara satu
Pengetahuan matematika akan lebih baik jika siswa mampu mengkonstruksi melalui
pengalaman yang telah mereka miliki sebelumnya. Untuk itu, keterlibatan siswa
secara aktif sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini pembelajaran
antara suatu konsep dengan konsep yang lainnya. Dalam proses mengonstruksi,
belajar.
merupakan sebuah teori yang mempelajari bagaimana seseorang belajar. Teori ini
lebih memandang bagaimana belajar itu berlangsung. Suatu saat siswa bisa secara
optimal mengonstruksi pengetahuan (disebut siswa konstruktif), pada saat yang lain
tidak konstruktif. Karena itu belajar hafalan pun merupakan sebuah konstruksi, tetapi
“konstruksi yang lemah” (Subanji, 2015:16). Konstruksi lemah nampak sekali dari
perilaku siswa yang mudah lupa dalam belajar dan tidak bisa memanfaatkan materi
yang dipelajari untuk memecahkan masalah. Dalam hal ini yang diingat oleh siswa
15
hanya prosedur menyelesaikan soal, ketika soal diubah (meskipun sedikit) siswa
konstruksi konsep matematika adalah suatu kegiatan aktif yang dilakukan untuk
bentuk kesalahan konstruksi konsep siswa menjadi lima, yaitu sebagai berikut.
a. Pseudo Construction
construction yang dilakukan oleh siswa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
olah memberikan hasil jawaban yang benar, namun ketika ditelusuri ternyata
construction ”salah” adalah jawaban yang ditulis siswa salah, namun setelah
16
pseudo construction yang dilakukan siswa adalah dengan meminta siswa
permasalahan aljabar pada siswa “2 x+3 x=5 x dan siswa memilih untuk
menjawab benar, dari jawaban siswa tersebut nampak benar, namun ketika
benar karena diilustrasikan sebagai benda seperti “buku” dan “jeruk”. Siswa
sifat dari operasi penjumlahan, tetapi siswa memisalkan sebagai sebuah benda
Beni Selama 2 jam. Andi pukul pulang 17.00. pukul berapa andi mulai belajar
kelompok?”
17
Siswa dapat memberikan jawaban yang benar, yaitu Andi mulai
belajar kelompok di rumah Beni pada pukul 15.00. Namun, ketika dimintai
alasan dan menuliskan dalam model matematika, siswa tidak dapat menjawab
dan menuliskannya.
b. Lubang Konstruksi
dialami siswa disebabkan oleh struktur berpikir yang terbentuk dalam proses
lubang konstruksi yang dialami siswa dapat ditelusuri melalui jawaban tes
tulis siswa dan wawancara yang mendalam. Siswa dapat menyelesaikan soal
yang ada dengan benar, namun proses konstruksi yang ada dalam pikiran
siswa ada yang tidak sesuai atau siswa mengalami kesalahan dalam
bilangan tetapi lebih ke benda yang berbeda yang tidak dapat dijumlahkan.
18
yang belum terkonstruksi atau ada yang kosong dari makna, meskipun siswa
c. Mis-analogical Construction
akar dan pangkat, siswa menganggap bahwa operasi dalam bilangan akar dan
pangkat sama dengan operasi biasa. Salah satu contoh kesalahan konstruksi
konsep pada masalah akar yaitu terjadi saat siswa diberi soal tes terkait
soal ini terdapat proses analogi akar yang memiliki sifat yang sama dengan
19
bentuk yang analog. Sehingga hasilnya sama. Siswa tidak memiliki
memahami sifat akar, bahwa sifat tidak seperti sifat bilangan biasa.
d. Mis-logical Construction
logis adalah ketika siswa diberi pernyataan berkaitan dengan soal yang
menuntut siswa untuk berpikir secara logis, yaitu misalkan ada tiga bilangan
x dan y merupakan nilai tunggal dan tidak ada alternatif lain, maka siswa
20
maka x= y . Berdasarkan kesalahan yang dilakukan, maka siswa mengalami
1. Proses Asimilasi
baru ke struktur kognitif yang sudah ada dalam benak individu. Proses ini
hubungannya dengan skema-skema yang telah ada atau yang telah peserta
c2, dimana c adalah sisi miring sedangkan a dan b adalah sisi pembentuk siku-
siku atau sisi-sisi di depan sisi miring, kerangka kognitif siswa telah
9
Subanji, Teori Kesalahan Konstruksi Konsep dalam Pemecahan Masalah Matematika,
(Malang : Universitas Negeri malang, 2015),
21
Siswa dikatakan melakukan proses berpikir secara asimilasi jika ia
memiliki pengalaman yang sama atau hampir sama dengan masalah/soal yang
2. Proses Akomodasi
yang tidak sesuai dengan skema yang sudah ada. Dalam proses ini dapat pula
terjadi pemunculan skema yang baru dan belum pernah diketahui siswa.
Dalam contoh pembelajaran Phytagoras, saat siswa melihat nama baru yang
sebelumnya, adalah contoh mengakomodasi simbol baru itu pada skema awal
siswa.
akomodasi jika ia tidak mampu memahami sendiri maksud dari soal yang
mengerjakan soal sejenis, dengan kata lain pengalaman siswa tidak sesuai
22
dengan perintah yang diberikan. Akomodasi terjadi ketika skema harus
dan berkembang sehingga bisa meningkat dari satu tahap ke tahap yang lebih tinggi.
dalam lingkungan. Seseorang akan selalu berupaya agar keadaan seimbang tersebut
pengetahuannya.10
1. Perbandingan Trigonometri
b
c
β γ
B a C
10
Aprellisa Marga, Sonya (2017), Analisis Kesalahan Siswa Dalam Konstruksi Konsep Aljabar
Berdasarkan Teori Asimilasi Akomodasi. Skripsi Thesis, Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
23
Panjang sisi dihadapan sudut α dinamakan a
1
β=
Cotg tan β
1
β=
Sec cos β
1
β=
Csc sin β
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas siswa kelas X MA-BPD IHA-KULUR”
yang terdiri dari 2 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 64, selanjutnya dari 64 orang
kemudian diberikan tes dan dan diwawancara satu persatu sampai informasi yang
dibutuhkan sesuai dengan yang diinginkan. Peneliti mengambil 2 kelas agar nantinya
C. Instrumen Penelitian
meliputi:.
1. Instrumen Utama
25
Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri hal ini
2. Instrumen penelitian
a) Soal Tes
Tes yang digunakan berupa tes uraian, tes dilakukan dengan satu tahap
b) Pedoman Wawancara
Untuk mengumpulkan data lisan dari sumber atau subjek penelitian secara
langsung.
c) Catatan Lapangan
berlangsung.
D. Keabsahan data
Dalam penelitian ini keabsahan suatu data dapat dilakukan melalui triangulasi
26
memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau
1. Observasi
2. Tes
matematika siswa yang akan digunakan untuk melihat Kesalahan Konsep Siswa
3. Wawancara
terkait masalah yang diberikan. Tujuan dari wawancara teresebut adalah untuk
Trigonometri
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data hasil observasi, hasil tes,
dan hasil wawancara. Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data deskriptif
27
1. Reduksi data
dapat ditarik dan diverifikasi. Reduksi data yang bertujuan untuk memfokuskan
pada hal-hal yang akan diteliti yaitu menganalisis jawaban siswa yang telah
2. Penyajian data
data yang berupa hasil pekerjaan siswa disusun menurut urutan objek penelitian.
Kegiatan ini memunculkan dan menunjukkan kumpulan data atau informasi yang
atau tindakan.
penelitian,
Verifikasi adalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh
28
cara membandingkan hasil pekerjaan siswa dan hasil wawancara maka dapat
DAFTAR PUSTAKA
29
Soedjadi, (2000), Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia: Konstatasi Keadaan
Masa Kini dan Harapan Masa Depan, ( Jakarta: Dirjen Dikti Departemen
Pendidikan Nasional
Subanji, (2015), Teori Kesalahan Konstruksi Konsep dalam Pemecahan Masalah
Matematika, (Malang : Universitas Negeri malang
Subanji, Teori Defragmentasi Struktur Berpikssir dalam Mengonstruksi konsep dan
Pemecahan Masalah Maematika, (Malang : Universitas Negeri malang,
2015),
30