DISUSUN OLEH
PUTRI ASNI, S.Pd.I
Dosen Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayatnya
penulis dapat menyelesaikan proposal PTK dengan judul “IMPLEMENTASI MOTODE CONCEPT
Penulisan proposal PTK ini bertujuan untuk memenuhi sebagian pengumpulan tugas program
Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan. Proposal PTK ini ini mengkaji tentang penerapan metode
gambar terhadap kemampuan logika siswa. Saya menyadari sepenuhnya dalam penyusunan Proposal
PTK ini masih jauh dari sifat sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi perbaikan dan kemajuan penulisan Proposal PTK di masa yang akan datang.
Terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu secara moril dan materiil dalam
penyusunan Proposal PTK ini. Semoga Allah membalasnya dengan imbalan yang tidak ternilai
harganya.
Penulis,
Putri Asni
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu permasalahan yang ada pada pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MIN 3
Lampung Timur adalah rendahnya nilai pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang
disebabkan karena kurangnya minat belajaran peserta didik dalam bidang studi Sejarah
Kebudayaan Islam. Setelah dicari permasalahannya ternyata rendahnya minat belajar siswa dalam
mengikuti pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam disebabkan guru hanya menggunakan metode
tradisional yaitu ceramah dalam mengajar sehingga proses pembelajaran di kelas sangat
menjenuhkan bagi peserta didik. Peserta didik hanya duduk, mencatat, mendengarkan yang
disampaikan oleh guru dan sangat sedikit siswa yang berperan aktif, banyak peserta didik yang
tidak memperhatikan guru dalam menjelaskan materi sehingga ketika guru memberi kesempatan
untuk bertanya siswa hanya diam. Keberanian mengungkapkan pendapat atau bertanya antara
pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Solusi pembelajaran
yang digunakan yaitu menerapkan metode pembelajaran Peta Konsep atau Concept Mapping.
Concept mapping merupakan suatu cara yang dapat digunakan oleh guru untuk membantu siswa
untuk mengorganisasikan materi yang sudah dipelajari yang disusun antar konsep-konsep yang
saling berhubungan. Menurut Trianto, (2009), dalam buku Mendesain Pembelajaran Inovatif
Progresif, “peta konsep adalah ilustrasi grafis konkret yang mengidentifikasi bagaimana sebuah
konsep tunggal dihubungkan dengan konsep-konsep lain pada katagori sama1”. Strategi ini
bertujuan untuk membantu meningkatkan pemahaman terhadap materi yang akan di pelajari.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut , maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran Sejarah kebudayaan Islam dengan metode
concept mapping yang dilaksanakan sebagai upaya peningkatan minat belajar siswa
2. Untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran Sejarah kebudayaan Islam dengan metode
concept mapping yang dilaksanakan sebagai upaya peningkatan keaktifan belajar siswa dalam
pembelajaran
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk memperbaiki, meningkatkan, dan mengadakan
perubahan ke arah yang lebih baik sebagai upaya pemecahan masalah, serta menemukan model dan
prosedur tindakan yang memberikan jaminan terhadap pemecahan masalah yang mirip atau sama,
dengan melakukan modifikasi dan penyesuaian seperlunya dalam kegiatan pembelajaran untuk
mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran (Soedarsono, 2001:5).
D. Manfaat Penelitian
kualitas diri dan berinovasi dalam kegiatan pembelajaran di Sekolah khususnya di MIN 3
lampung Timur.
3. Dapat memecahkan masalah yang ada terkait Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
2
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Landasan Teori
materi pelajaran yang telah dipelajari dengan hubungan antar komponen. Concept mapping
merupakan model pembelajaran yang dapat melatih keterampilan siswa dalam belajar sehingga
diperlukan alat ukur yang beragam. Peta konsep dapat digunakan untuk mengetahui
pengetahuan siswa sebelum guru mengajarkan suatu topik, menolong siswa bagaimana belajar,
untuk mengungkapkan konsepsi salah (mikonsepsi) yang ada pada anak, dan sebagai alat
evaluasi. Dalam pembelajaran concept mapping atau peta konsep akan membantu siswa
menguatkan pengetahuan dan kepahaman terhadap materi yang telah dipelajari. Melalui
berikut:
2. Meminta siswa untuk mengemukakan ide atau gagasan tentang materi pokok yang akan
3
3. Kemudian meminta siswa untuk memilih-milih konsep yang utamadari ide atau gagasan
4. Meminta siswa untuk menulis kembali konsep-konsep utama ke dalam bentuk peta konsep
6. Setelah semua konsep telah Digambar an pastikan para siswa memberi garis tanda saling
7. Mengajak seluruh kelas untuk mengoreksi dan mengevaluasi terhadap peta-peta yang telah
dipresentasikan.
8. Di akhir pelajaran guru mengajak seluruh siswa untuk menyimpulkan terhadap materi yang
Kelebihan dari metode mind mapping yaitu dapat menjadikan suasana belajar yang
menyenangkan dan meningkatkan kreativitas serta minat belajar peserta didik. Sedangkan
kekurangan dari metode mind mapping yaitu, mind map memerlukan waktu yang lama bagi
"Hasil yaitu sesuatu yang telah di capai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan
sebagainya)".5 Maksudnya seseorang akan dapat hasil setelah ia melakukan suatu kegiatan
tertentu, seperti hasil siswa setelah mengikuti test mata pelajaran SKI.
5
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Balai Pustaka : Jakarta), 1985, h. 768
4
“Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
Pengertian belajar di atas nampaknya masih terlalu umum dimana faktor pengalaman
yang terjadi secara kebetulan masih dianggap sebagai salah satu proses belajar yang
menentukan perubahan tingkah laku. Adapun yang dimaksud dengan belajar dalam kontek
pembahasan ini adalah aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh individu bersama-sama
dengan orang yang menjadi pembimbingnya (guru) dalam suatu lembaga pendidikan sebagai
suatu usaha untuk merubah tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungannya.
Jadi yang dimaksud dengan hasil belajar merupakan taraf kemampuan yang diperoleh
siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar, dimana kemampuan itu merupakan perubahan
secara fisik, dan psikis yang lebih maju dibandingkan dengan taraf kemampuan yang dimiliki
sebelumnya.
H. Nashar menyatakan bahwa : “Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa
Berdasarkan pendapat tersebut di atas maka dapat dipahami bahwa yang dimaksud
dengan hasil belajar adalah suatu taraf kemampuan yang dicapai oleh siswa setelah melakukan
usaha belajar. Hasil belajar dapat dilihat pada perubahan seorang siswa, dan perubahan itu
berupa tingkah laku hasil belajar yang positif, yang diukur melalui evaluasi yang hasilnya
6
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (PT.Rineka Cipta : Jakarta, 2003, h. 2
7
H. Nashar, Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran, (Delia Press, Jakarta,
2004, h. 77
5
3. Pengertian Bidang Studi Sejarah Kebudayaan Islam
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah adalah
salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan
peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati Sejarah Islam, yang kemudian menjadi
dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan,
Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ini meliputi : sejarah Arab pra Islam, sejarah
Rasulullah Saw dan Khulafa’ ar Rasyidin. Hal lain yang lebih mendasar adalah terletak pada
kemampuan menggali nilai, makna, aksioma, ibrah/himah, dalil dan teori dari fakta sejarah
yang ada. Oleh karena itu dalam tema-tema tertentu indikator keberhasilan belajar akan sampai
pada capaian ranah efektif. Jadi SKI tidak saja merupakan transfer of knowledge, tetapi juga
a. Pemberian pengetahuan tentang sejarah Islam dan kebudayaan Islam kepada para peserta
didik.
c. Menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat untuk berakhlak mulia berdasarkan
a. Fungsi Edukatif
6
Sejarah menegaskan kepada peserta didik tentang keharusan menegakkan nilai, prinsip,
b. Fungsi Keilmuan
Melalui sejarah peserta didik memperoleh pengetahuan yang memadai tentang Islam dan
kebudayaanya.
c. Fungsi Transformasi
Sejarah kebudayaan salah satu sumber yang sangat penting dalam rancang transformasi
masyarakat.
B. PENELITIAN TERDAHULU
Dalam mengembangkan penelitian Tindakan Kelas ini, beberapa penelitian terdahulu yang relevan
dengan topik” Implementasi Motode Concept Mapping Pada Materi Agama Dan
Belajar Siswa Kelas Iii Min 3 Lampung Timur” perlu dikaji. Berikut ini adalah beberapa
Sebagai Upaya peningkatan Keaktifan Belajar Matematika (PTK Pada Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 2 Gondangrejo)”, penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan keaktifan belajaran
Hasil Belajar Sains Dan Kreativitas Siswa Kelas VI SDN Bener 01 Tahun
7
Pelajaran 2017/2018” bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar pada Mata
3. Judul Penelitian “ Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunkan Metode Concept
Mapping Pada Pelajaran SKI Materi Khulafur Rasyidin (Penelitian tindakan kelas padas
siswa kelas VII di MTs Qodarussalam Sindangkerta)” bertujuan untuk mengetahui apakah
metode concept mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII .
C. HIPOTESA
Hipotesis Tindakan Sesuai dengan landasan teori telah dikemukakan diatas, maka dirumuskan
hipotesis yang diuji kebenarannya adalah sebagai berikut: dengan penerapan metode concept mapping
pada pembelajaran SKI pada materi Agama dan Kepercayaan Masyarakat Arab sebelum Islam dapat
8
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dimaksudkan untuk memberi
informasi bagaimana tindakan yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya untuk
mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam melalui metode concept mapping. Penelitian ini
difokuskan pada tindakan-tindakan sebagai upaya peningkatan hasil belajar Peserta didik kelas III
Secara garis besar, terdapat empat langkah dalam melaksanakanpenelitian tindakan kelas, yaitu:
1. Perencanaan (Planning)
Kegiatan perencanaan antara lain: identifikasi masalah, perumusan masalah dan analisis
penyebab masalah, dan pengembangan intervensi. Dalam tahap ini, peneliti menjelaskan tentang
apa, mengapa, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Tindakan
perencanaan yang peneliti lakukan antara lain adalah merencanakan identifikasi masalah yang
dihadapi guru dan siswa selama proses pembelajaran, rencana penyusunan perangkat
2. Pelaksanaan (Acting)
atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Di sini peneliti melakukan
analisis dan refleksi terhadap permasalahan temuan observasi awal dan melaksanakan apa yang
10
1. Pengamatan (Observing)
Pengamatan merupakan kegiatan pengambilan data untuk memotret seberapa jauh efek
tindakan telah mencapai sasaran. Efek dari suatu intervensi terus dimonitor secara reflektif.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pengamatan ini yaitu: pengumpulan data, mencari sumber data,
dan analisis data. Pada langkah ini, peneliti selaku observer Bersama observer lain melakukan
2. Refleksi (Reflecting)
Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi pada siswa,
suasana kelas. Pada tahap ini, peneliti menjawab pertanyaan mengapa (why) dilakukan penelitian,
bagaimana (how) melakukan penelitian, dan seberapa jauh (to what extent) intervensi telah
menghasilkan perubahan secara signifikan. Di sini peneliti melakukan analisis dan refleksi terhadap
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk
memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di MIN 3 Lampung Timur. Waktu
penelitian adalah pada semester ganjil berkisar antara bulan Oktober sampai dengan Nopember
C. Kerangka Berpikir
Keberhasilan dari proses belajar mengajar didalam kelas tidak lepas dari hasil belajar
yang diperoleh peserta didik. Peserta didik kelas III MIN 3 lampung Timur memiliki hasil belajar
Sejarah Kebudayaan Islam yang masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya peserta
didik yang mendapatkan nilai dibawah KKM. Pembelajaran yang digunakan guru masih belum
mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik . Peneliti memilih model Pembelajaran Concept
mapping sebagai metode pembelajaran. Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan dengan
model Concept mapping menunjukkan bahwa model ini menekankan pada aktivitas peserta didik
10
dalam kegiatan pembelajaran. Dengan menggunakan model pembelajaran ini diharapkan peserta
didik bisa bekerja sama dengan rekannya untuk memecahkan suatu permasalahan atau suatu kasus.
Kemudian peserta didik akan mengemukakan hasil pemecahan masalah didepan kelas. Penerapan
metode ini dimaksudkan agar peserta didik aktif berpartisipasi dalam pembelajaran dengan
mengemukakan apa yang telah dipahami melalui pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru
10
Observasi Awal Permasalahan :
Siklus I
Proses Penerapan Metode Concept Rencana Tindakan
Mapping/Peta Konsep Pelaksanaan
Observasi
Refleksi
Siklus II
Rencana Tindakan
Pelaksanaan
Observasi
Refleksi
Siklus III
Rencana Tindakan
Kondisi Akhir Pelaksanaan
Observasi
Refleksi
11
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas diartikan sebagai suatu kondisi atau nilai yang jika muncul maka akan
memunculkan (mengubah) kondisi atau nilai yang lain. Dengan demikian, jika ditinjau
keberadaannya, variabel bebas pada umumnya terlebih dahulu muncul (ada), dan akan diikuti
variabel yang lainnya. Dalam rangkaian kegiatan ilmiah, peneliti dalam menentukan variabel
bebas tidak boleh secara sembarangan. Variabel bebas bukanlah suatu kondisi yang terlepas sama
sekali dengan keberadaan variabel terikat. Dengan demikian, keberadaan variabel bebas pada
umumnya terkait atau ada hubungannya dengan keberadaan variabel terikat. Beberapa
wujud penelitian pendidikan adalah berupa penelitian eksperimen, dan penelitian tindakan.
variabel yang dimanipulir (dirancang dan diimplementasikan) oleh peneliti. Pada umumnya
variabel bebas
2. Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan suatu kondisi atau nilai yang muncul sebagai akibat adanya
variabel bebas. Baik variabel bebas maupun variabel terikat sebenarnya dapat dikaji (ditentukan)
dari judul penelitian. Namun di dalam susunan judul penelitian, letak variabel terikat tidak berarti
selalu berada setelah variabel bebas. Peneliti dapat menentukannya variabel terikat secara
rasional, yakni dengan menentukan mana variabel yang munculnya sebagai akibat dari variabel
lain.
1. Populasi
12
Dalam pelaksanaan penelitian ini perlu ditetapkan adanya populasi, Tujuannya untuk
mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini. Untuk lebih jelasnya, Pengertian populasi
menurut kamus ilmiah (2003:502) adalah “penduduk, jumlah penduduk, kepadatan penduduk“.
Adapun yang menjadi subyek penelitian ini adalah jumlah siswa MIN 3 Lampung Timur dengan
13
Peserta didik
Siswa
No Kelas Jumlah
L P
1 I 49 38 87
2 II 33 35 68
3 III 32 29 61
4 IV 33 54 67
5 V 9 18 26
6 VI 16 14 30
Jumlah 172 188 360
Sumber : Dokumen kesiswaan MIN 3 Lampung Timur
2. Sampel
Jika pada populasi mengandung keseluruhan dari materi yang akan diteliti, maka pada sampel adalah
sebagian dari objek yang akan diteliti, atau sebagai dari jumlah populasi yang ditetapkan. Sejalan
dengan pengertian sampel tersebut, Sugiyono (2010:81) mengungkapkan bahwa sampel adalah:
Penelitian sampel bertujuan untuk memperoleh keterangan mengenai objek dengan cara mengamati
hanya sebagian dari populasi sebagai suatu reduksi terhadap seluruh objek penelitian. Sampel yang
peneliti ambil adalah peserta didik kelas III MIN 3 Lampung Timur sebanyak 26 anak.
1. Jenis Data:
a) Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari hasil evaluasi atau nilai setiap akhir siklus.
b) Data kualitatif, yaitu data yang diambil dari lembar observasi pada waktu proses belajar mengajar.
14
a) Data mengenai tingkat penguasaan materi pelajaran diperoleh dengan menggunakan tes hasil belajar
b) Data mengenai aktivitas murid diperoleh dengan menggunakan lembar observasi selama proses
Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil
observasi dianalisis secara kualitatif, sedangkan hasil belajar siswa dianalisis secara kuantitatif
dengan menggunakan analisis data deskriptif. Data hasil belajar yang diperoleh dikategorikan
berdasarkan Teknik kategorisasi standar yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional
yaitu :
Skor Kategori
0 – 34 Sangat rendah
35 – 54 Rendah
55 – 64 Sedang
65 – 84 Tinggi
Sumber: (Sugiyono:2012)
15
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk meningkatkan hasil belajar bidang studi SKI siswa kelas III (Tiga) MIN 3 Lampung
Timur. Seperti yang telah dipaparkan pada latar belakang masalah bahwa dalam proses
pembelajaran metode pembelajaran yang dipergunakan guru monoton, fasilitas belajar kurang
memadai, dan guru yang menyampaikan materinya kurang dipahami oleh sebagian siswa. Melihat
permasalahan tersebut, maka peneliti mencoba untuk mengatasi dengan menerapkan metode
Concept mapping. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus dan setiap pertemuan 2 jam pelajaran
(2 x 35 menit).
1. Pelaksanaan Siklus I
a. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan pada siklus I ini mengacu kepada tujuan metode concept
Mapping
Pada tahap ini guru merencanakan metode Concept Mapping dalam proses pembelajaran
dan setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Hal-hal yang dilakukan dalam perencanaan
adalah :
2) Pendidik menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dan pentingnya materi
16
3) Mempersiapkan sumber belajar seperti buku pelajaran SKI kelas III dan buku-buku lain-
4) Menyiapkan lembar observasi siswa, membuat lembar observasi yang digunakan untuk
melihat aktivitas siswa ketika proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan lembar
aktivitas. Observasi ini dilakukan oleh guru dan kolaborator selama pembelajaran
berlangsung.
b. Tindakan
bahasan yang dipelajari adalah Agama dan Kepercayaan Masyarakat Arab Sebelum Islam.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 16 Oktober 2023, selama 2 jam
pelajaran (2 x 35 menit) dengan sub pokok bahasan Agama yang di anut Masyarakat Arab
sebelum Islam Kegiatan yang dilakukan adalah pendidik menciptakan kondisi awal
pembelajaran yang kondusif, seperti mengucapkan salam dan berdo’a bersama sebelum
memberikan pretest untuk mengukur kemampuan awal peserta didik, menjelaskan materi. Pada
saat dilakukan pretest semua peserta didik mendapat soal yang sama yaitu mengerjakan 5 soal
berbentuk esay secara individu selama 10 menit. Setelah selesai mengerjakan soal pada pretest
Selanjutnya pendidik memberi penjelasan tentang prinsip maupun aturan dasar metode
Concept Mapping dan cara penerapannya terhadap pokok materi yang telah ditentukan yaitu
17
Pada saat pendidik menjelaskan materi banyak peserta didik yang memperhatikan.
Setelah penjelasan materi selesai dilanjutkan dengan tanya jawab, pendidik memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti.
PENDAHULUAN 15 (menit)
1. Salam, doa, absensi kehadiran
2. Guru menyampaikan Tujuan pembelajaran, cakupan materi
3. Guru memberikan motivasi belajar
4. Guru memberikan soal pemantik
INTI 40 menit
1. Peserta didik membaca materi yang disajikan mengenai Kepercayaan Masyarakat Arab
sebelum Islam
2. Guru membagi kelompok
3. Guru membagikan Lembar Kerja Peserta didik
4. Peserta didik mendiskusikan materi
5. Peserta didik mempresentasikan di depan kelas
6. Guru dan peserta didik mengkomunikasikan materi
PENUTUP 15 menit
1. Tanya jawab
2. Guru dan peserta didik membuat kesimpulan
3. Guru dan peserta didik melakukan refleksi
4. Guru memberikan pesan moral
Pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari Senin, 17 Oktober 2023 dengan Materi
Kepercayaan Masyarakat Arab sebelum Islam. Pada pertemuan kedua ini diawali dengan
mengingat materi yang lalu, saat pendidik meminta peserta didik untuk bertanya tentang materi
yang lalu, peserta didik cenderung diam dan tidak mau bertanya. Kemudian dilanjutkan dengan
c. Observasi
Pengukuran hasil belajar peserta didik pada pertemuan ketiga yaitu test akhir siklus I.
Adapun hasil belajar peserta didik dapat terlihat pada tabel berikut :
18
Tabel 4
1 60 70
ADITIA HAFIDZ RIDHO
2 62 70
AFIQA RAHMADANI
3 68 70
AGUS DIAN SAPUTRA
4 74 80
AL ALMER ALVARO
5 78 80
ALDRICK MUHAMMAD
7 60 72
ARKHA SENA
8 68 69
AQILA NUR LESTARI
9 64 68
AQILA ZIFANANTA
10 68 70
ASKHA MAHARDIKA
11 74 80
AWANG BAYU DIRGANTARA
12 76 80
AZKA AZZAM MAULANA
13 72 74
AZKA FEBRIANSYAH
14 68 76
DWI ANGGRAINI
15 66 48
FIKA NUR ANISA
16 60 66
IQBAL FADLI ADIYOVA
17 64 68
ISNAINI NUR KHASANAH
18 78 80
KAUTSA RAJU SYAHDAN
19 80 82
LUCKY WIJAYA
20 80 84
MEILISA NUR WIJAYA
21 62 68
M. ALIF KHOIRUL
22 68 68
MUHAMMAD ARFA
23 80 82
M. NUR ZAKARIA
24 66 68
MUHAMMAD FAUZAN
25 66 68
NAZRIL FARID FADILA
26 68 68
NABILA RAHADATUL RAISA
1810 1894
69.62 72.85
Rata-rata
19
38.46 % 61.54 %
Persentase Ketuntasan
61.54 % 38.46 %
Persentase Ketidak Tuntasan
Dari data di atas dapat diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada pre test yaitu
69,62 dan rata-rata hasil belajar setelah post test yaitu 72,85. Persentase ketuntasan pada pre
test 38,46% dan setelah post test 61, 54%. Sementara ketidak tuntasan mengalami penurunan
1
10
Hasil belajar siswa tersebut dapat direkap sebagaimana terlihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 5
Persentase Ketidak
Tuntasan 61.54 % 38.46 %
Dari tabel di atas dapat diketahu bahwa nilai rata-rata pada pre test siklus I sebesar 69,62
dengan persentase ketuntasan 38,46%, sedangkan pada post test siklus I nilai rata-rata
mencapai 72,85 dengan persentase ketuntasan 61,54%. Hasil ini belum mencapai target yang
d. Refleksi
Pada tahap refleksi ini, peneliti mengidentifikasi kelemahan yang terdapat pada
1) Disaat pendidik sedang menjelaskan materi di depan kelas ada beberapa peserta didik yang
2) Kurangnya kerja sama dalam kelompok diskusi peserta didik yang mempunyai tingkat
kemampuan lebih tinggi tidak mau membantu anggota kelompoknya yang memiliki tingkat
3) Kurangnya aktivitas peserta didik untuk bertanya pada saat pendidik memberi kesempatan
Tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki pada siklus berikutnya adalah sebagai
berikut :
20
1) Memberikan pengarahan berupa nasehat apabila peserta didik tidak memperhatikan
pelajaran maka peserta didik tidak akan pernah paham terhadap materi pelajaran sehingga
mereka tidak akan bisa mengerjakan soal dan bisa terjadi peserta didik tidak naik kelas.
Jika peserta didik masih tetap tidak memperhatikan penjelasan pendidik dan tetap
pelanggaran tata tertib sekolah pada peserta didik tersebut. Peserta didik yang mendapat
point pelanggaran akan dilaporkan pada wali kelas dan jika point mereka terlalu banyak
maka pihak sekolah akan memanggil orang tua. Dengan begitu diharapkan peserta didik
memperhati-kan penjelasan yang diberikan pendidik bahwa belajar belum selesai jika salah
satu teman belum mengusai materi pelajaran dengan begitu diharapkan dalam satu
kelompok peserta didik yang memiliki tingkat kemampuan lebih tinggi mau membantu
anggota kelompoknya sehingga diskusi dapat berjalan dengan baik. Untuk mengetahui
apakah sudah terjalin kerjasama antara peserta didik yang pandai dan peserta didik yang
kurang pandai dalam kelompok maka pendidik memberikan latihan untuk peserta didik
yang kurang pandai dan berkeliling utuk memantau kerja peserta didik dan meminta peserta
2) Menghargai setiap pertanyaan dan jawaban peserta didik dengan cara memberikan
penguatan berupa pujian verbal, misalnya ”bagus”, pertanyaan yang bagus sekali”, ”luar
biasa”, lain-lain.
21
2. Pelaksanaan Siklus II
a. Perencanaan
Seperti halnya pada siklus I, hal yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah :
b) Memberikan latihan pada peserta didik yang kurang pandai dan memintanya untuk
mempresentasikan hasilnya.
c) Menghargai setiap pertanyaan dan jawaban peserta didik dengan cara memberikan
b. Tindakan
Adapun proses pembelajaran atau tindakan yang dilakukan peneliti secara rinci adalah :
Pada pertemuan ketiga ini pendidik meminta peserta didik untuk mengulangi materi
dari pertemuan yang lalu, dan meminta peserta didik untuk bertanya tentang materi yang sudah
dibahas pada pertemuan sebelumnya. Peserta didik mulai berani bertanya tentang materi yang
belum dipahami walaupun sebagian peserta didik masih terlihat pasif karena masih kurang
percaya diri. Diakhir pembelajaran pendidik memberikan test akhir siklus II. Pada saat
dilakukan test akhir siklus II peserta didik terlihat mengerjakan soal. Hal ini disebabkan karena
peserta didik sudah memiliki rasa tanggung jawab dalam mengerjakan soal test yang dibagikan
22
PENDAHULUAN 15 (menit)
1. Salam, doa, absensi kehadiran
2. Apersepsi
3. Guru menyampaikan Tujuan pembelajaran, cakupan materi
4. Guru memberikan motivasi belajar
5. Guru memberikan soal pemantik
INTI 40 menit
1. Peserta didik membaca materi yang disajikan mengenai Kepercayaan Masyarakat Arab
sebelum Islam
2. Guru membagi kelompok
3. Guru membagikan Lembar Kerja Peserta didik
4. Peserta didik mendiskusikan materi
5. Peserta didik mempresentasikan di depan kelas
6. Guru Melakukan penguatan
PENUTUP 15 menit
1. Tanya jawab
2. Guru memandu peserta didik membuat kesimpulan
3. Guru dan peserta didik melakukan refleksi
Guru memberikan pesan moral
Kemudian hasil belajar peserta didik yang diperoleh pada siklus II adalah sebagai berikut
Tabel 6
1 70 80
ADITIA HAFIDZ RIDHO
2 68 76
AFIQA RAHMADANI
3 70 78
AGUS DIAN SAPUTRA
4 82 86
AL ALMER ALVARO
5 80 84
ALDRICK MUHAMMAD
6 80 86
ANDRE ARDIANSYAH
7 68 78
ARKHA SENA
8 66 72
AQILA NUR LESTARI
9 70 74
AQILA ZIFANANTA
10 68 76
ASKHA MAHARDIKA
11 80 88
AWANG BAYU DIRGANTARA
12 80 90
AZKA AZZAM MAULANA
13 80 80
AZKA FEBRIANSYAH
23
14 76 86
DWI ANGGRAINI
15 68 78
FIKA NUR ANISA
16 66 76
IQBAL FADLI ADIYOVA
17 68 76
ISNAINI NUR KHASANAH
18 78 80
KAUTSA RAJU SYAHDAN
19 80 82
LUCKY WIJAYA
20 80 84
MEILISA NUR WIJAYA
21 64 68
M. ALIF KHOIRUL
22 68 80
MUHAMMAD ARFA
23 80 80
M. NUR ZAKARIA
24 74 78
MUHAMMAD FAUZAN
25 68 76
NAZRIL FARID FADILA
26 68 78
NABILA RAHADATUL RAISA
1900 2070
Dari data di atas dapat diketahui bahwa setiap siswa mengalami peningkatan dari pre test
yang diberikan diawal pembelajaran kepada post test yang diberikan diakhir pembelajaran.
Rata-rata hasil belajar siswa pada pre test yaitu 73,08 dan rata-rata hasil belajar setelah post
Hasil belajar siswa tersebut dapat direkap sebagaimana terlihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 5
24
Persentase Ketuntasan 57.69 % 96.15 %
Persentase Ketidak
Tuntasan 42.31 % 3.85 %
Dari di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata pada pre test siklus II sebesar 73,08
dengan jumlah peserta didik 57,69%, sedangkan pada test akhir siklus II nilai rata-rata
mencapai 79,62 dengan persentase kelulusan 96,15%. Meningkatnya hasil belajar peserta didik
pada siklus II didukung oleh meningkatnya semua aspek aktivitas peserta didik pada
d. Refleksi
Pada pembelajaran siklus II, teramati bahwa aktivitas peserta didik dan hasil belajar
peserta didik telah meningkat tetapi belum mencapai terget yang ditetapkan. Namun demikian,
pada pembelajaran siklus II terdapat seorang peserta didik yang belum aktif dalam proses
pembelajaran dan memperoleh hasil belajar yang rendah. Oleh sebab itu, diperlukan upaya
lebih baik agar aktivitas dan hasil belajar peserta didik dapat optimal. Karena aktivitas belajar
25