Anda di halaman 1dari 38

Case Method

“Kompetensi Guru Dalam Penilaian Pembelajaran Akuntansi Kurikulum 2013


Di SMK”
Dosen Pengampu: Dr.Muhammad Amin,M.Pd
Mega Silfia Dewy.S.Pd,.M.Pd.T

DISUSUN OLEH:
Nama : Theresya V.M.Lumban Tobing
NIM : 5203331006
Prodi : Pendidikan Teknik Elektro-A

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
2
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan ke khadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas Case Method ini dengan baik untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Telaah Kurikulum. Terimakasih juga saya ucapkan kepada pihak-pihak yang telah
membantu saya menyelesaikan tulisan ini, terutama kepada Dosen Pengampu Dr.Muhammad
Amin,M.Pd dan ibu Mega Silfia Dewy.S.Pd,.M.Pd.T
Terlepas dari itu semua, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekuarngan
dan kesalahan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat
memperbaiki tulisan ini menjadi yang lebih baik lagi ke waktu yang akan datang.
Akhir kata saya berharap Case Method ini dapat memberikan manfaat kepada semua
pembaca. Terimakasih

Medan, 17 Oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................. 1
B. TUJUAN ...................................................................................................................... 1
C. MANFAAT .................................................................................................................. 1
BAB II Pembahasan
Critical Book Review……………………………………………………………………....2
RINGKASAN JURNAL ………………………………………………………...................28
BAB III PENUTUP ………………………………………………………………………32
A. KESIMPULAN ……………………………………………………………………32
B. SARAN ……………………………………………………………………………32
C. REKOMENDASI UNTUK PERBAIKAN BUKU……………………………...32
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………...33

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penilaian merupakan komponen yang sangat penting dalam suatu proses
pembelajaran. Dikatakan sangat penting, karena penilaian dapat digunakan dalam
memberikan informasi penting, diantaranya adalah menentukan hasil belajar peserta didik,
mengukur sejauh mana keberhasilan guru dalam melaksanakan pembelajaran selama proses
belajar mengajar, dan mengukur sejauh mana kemampuan peserta didik dalam mengikuti dan
memahami materi pelajaran yang telah diajarkan. Kegunaan hasil penilaian bagi peserta didik
yaitu dimana peserta didik mengetahui apa materi yang belum dipahami dan apa-apa saja
kekurangannya sehingga peserta didik dapat memperbaiki cara belajarnya menjadi lebih baik
lagi. Sedangkan bagi guru, kegunaan hasil penilaian dapat mereka jadikan sebagai pelajaran
untuk mengetahui sejauh mana kemampuan guru tersebut dalam memberikan materi
pelajaran kepada peserta didik dalam proses pembelajaran.
B. TUJUAN
Tujuan saya dalam membuat case method ini yaitu sebagai berikut:
 Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Telaah Kurikulum SMK
 Melatih mahasiswa untuk menganalisis jurnal dan buku
 Mempermudah memahami inti dari hasil penelitian
 Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mereview sebuah jurnal dan buku
 Menambah pengetahuan mahasiswa mengenai jurnal dan buku
C. MANFAAT
 Membantu semua kalangan dalam mengetahui inti dari hasil penelitian yang terdapat
dalam suatu jurnal dan buku
 Menjadi bahan evaluasi dalam pembuatan suatu jurnal dan buku di penerbitan
berikutnya
 Membantu mahasiswa untuk berpikir kritis terhadap suatu jurnal dan buku

1
BAB II
PEMBAHASAN CBR
a. Manfaat Critical Book Review
Manfaat dari pembuatan Critical Book Riview ini adalah :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran
2. Untuk memahami tugas mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran
3. Membantu mahasiswa untuk berpikir kritis dan menalar dalam menganalisis buku
b. Tujuan Penulisan Critical Book Review
1. Mengulas isi dua buah buku
2. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku
3. Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap bab
dari buku pertama dan kedua
4. Membandingkan isi buku pertama dan kedua
5. Memahami tentang kurikulum yang sebenarnya.
c. Identitas Buku yang Direview (Buku Wajib dan BUku Pembanding)
1. Buku Wajib

1. Judul Kurikulum dan Pembelajaran


2. Edisi : Ketiga, cetakan keenam
3. Pengarang: Tim Pengembangan MKPD Kurikulum dan Pembelajaran
4. Penerbit: PT Raja Grafindo Persada
5. Kota Terbit: Depok
6. Tahun Terbit: 2017
7. ISBN : 978-979-769-382-4

2
2. Buku Pembanding

1. Judul: Telaah Kurikulum


2. Edisi: Kedua
3. Pengarang: Dr. Siti Halimah , M.Pd
4. Penerbit: Perdana Publishing
5. Kota Terbit: Medan
6. Tahun Terbit: 2010
7. ISBN: 978-979-17153-4-8

RINGKASAN ISI BUKU

Buku Wajib
a. Bab 1 Pengertian, Dimensi, Fungsi dan Peranan Kurikulum
Kurikulum (curriculum) berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat berpacu). Dalam
kurikulum terkandung dua hal pokok, yaitu :
1. Adanya mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa
2. Tujuan utamanya yaitu untuk memperoleh ijazah
Dengan demikian, implikasinya terhadap praktik pengajaran, yaitu setiap siswa harus
menguasai seluruh mata pelajaran yang diberikan dan menempatkan guru dalam posisi yang
penting dan menentukan.
Menurut R. Ibrahim (2005), mengelompokkan kurikulum menjadi 3
dimensi :kurikulum sebagai substansi, kurikulum sebagai sistem, kurikulum sebagai bidang
studi.

3
Dimensi pertama, memandang kurikulum sebagai perangkat tujuan yang ingin dicapai.
Menunjuk pada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan
belajar mengajar, jadwal dan evaluasi.
Dimensi kedua, memandang kurikulum sebagai bagian dari sistem persekolahan, sistem
pendidikan dan sistem masyarakat. Sistem kurikulum mencakup struktur personalia an
prosedur kerja bagaimana cara menyusun kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi dan
menyempurnakannya.
Dimensi ketiga, memandang kurikulum sebagai bidang studi, yaitu bidang studi kurikulum.
Hal ini merupakan kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran.
Fungsi Kurikulum
a. Fungsi Penyesuaian (The adjustive or adaptive function)
Kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu mengarahkan siswa agar memiliki sifat well
adjusted yaitu mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, baik lingkungan fisik
maupun lingkungan sosial.
b. Fungsi Penyesuaian (the integrating function)
Kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh.
c. Fungsi integrasi (the integrating function)
Kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan pelayanan terhadap perbedaan
individu siswa.
d. Fungsi Persiapan (the propaedeutic function)
Kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu mempersiapkan siswa untuk melanjutkan
studi ke jenjang pendidikan berikutnya.
e. Fungsi Pemilihan (the selective function)
Kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan kesempatan kepada siswa
untuk memilih program-program belajar yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
f. Fungsi Diagnostik (the diagnostic function)
Kurikulu sebagai alat pendidikan harus mampu membantu dan mengarahkan siswa untuk
dapat memahami dan menerima kekuatan (potensi) dan kelemahan yang dimilikinya.
Peran Kurikulum
a. Peranan konservatif
Kurikulum dapat dijadikan sebagai sarana untuk menstransmisikan nilai warisan budaya
masa lalu yang dianggap masih relevan dengan masa kini kepada generasi muda.
b. Peranan kreatif
Kurikulum harus mampu mengembangkan sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan
yang terjadi dan kebutuhan masyarakat masa sekarang dan mendatang.

4
c. Peranan kritis dan evaluatif
Kurikulum harus aktiv berpartisipasi dalam kontrol atau filter sosial. Maksudnya, peran
kurikulum dalam hal ini adalah untuk menilai dan memilih nilai dan budaya serta
pengetahuan baru yang akan diwariskan.
b. Bab 2 Landasan Pengembangan Kurikulum
Menurut Hornby, Landasan adalah suatu gagasan, asumsi,atau prinsip yang menjadi sandaran
atau titik tolak dalam pengembangan kurikulum.
Empat landasan pengembangan kurikulum :
1.) Landasan Filosofis Pengembangan Kurikulum
Socrates (dalam Syaripudin 2007), filsafa tadalah cara berpikir secara radikal, menyeluruh
dan mendalam atau cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam – dalamnya.
Filsafat pendidikan adalah penerapan dari pemikiran – pemikiran filsafat untuk memecahkan
permasalahan pendidikan.
Aliran – aliran filsafat pendidikan :
a. Idealisme (spiritual atau rohaniah)
b. Realisme (fisik atau materi)
c. Pragmatisme (tidak mungkin atau tidak perlu)
2.) Landasan Psikologis Pengembangan Kurikulum
Psikologi perkembangan merupakan cabang dari psikologi yang mempelajari perubahan
tingkah laku dan kemampuan sepanjang proses perkembangan individu dari masa konsepsi
hingga mati (Ross Vasta, dkk. 1992).
Fase – fase perkembangan individu menurut usia :
1. Masa usia prasekolah : 0,0 – 6 tahun
2. Masa usia sekolah dasar : 6,0 – 12 tahun
3. Masa usia sekolah menengah : 12,0 – 18 tahun
Teori belajar ada 3 :
1. Teori psikologi kognitif (Kognitivisme)
Teori belajar ini adalah teori insight ( sumber : Psikologi Gestalt Field ), menurut mereka
belajar adalah proses mengembangkan insight atau pemahaman baru atau mengubah
pemahaman lama.
Teori belajar kognitif memandang manusia sebagai pelajar yang aktif yang memprakarsai
pengalaman, mencari dan mengolah informasi untuk memecahkan masalah,, mengorganisasi
apa – apa yang telah mereka ketahui untuk mencapai suatu pemahaman baru.

5
2. Tahap Psikologi Behavioristik (Stimulus-Respons Theory)
Teori ini berangkat dari asumsi bahwa anak atau individu tidak memiliki/ membawa potensi
apa – apa dari kelahirannya. Perkembangan anak ditentukan oleh faktor yang berasal dari
lingkungan.
3. Teori Psikologi Humanistik (self theory)
Tokoh teori ini Abraham H. Maslow dan Carl R. Roger. Teori ini memandang bahwa
perilaku manusia itu ditentukan oleh dirinya sendiri, oleh faktor internal, bukan faktor
lingkungan.
3.) Landasan Sosiologis Pengembangan Kurikulum
Landasan sosiologis pengembangan kurikulum adalah asumsi – asumsi yang berasal dari
sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan kurikulum.
Tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi, karakteristik
kekayaan dan perkembangan masyarakat (Nana Syaodih Sukmadinata, 1997:58). Karena itu
kurikulum harus mampu memfasilitasi peserta didik agar mereka mampu bekerja sama,
berinteraksi, menyesuaikan diri dengan kehidupan masyarakat.
Menurut Daud Yusuf (1982), 3 sumber nilai yang ada di dalam masyarakat untuk
dikembangkan melalui proses pendidikan : 1) Logika (aspek pengetahuan dan penalaran) , 2)
Estetika (aspek emosi dan perasaan), 3) Etika (aspek nilai).
4.) Landasan Teknologis Pengembangan Kurikulum
Maksudnya adalah asumsi – asumsi yang bersumber ari hasil riset atau penelitian dan
aplikasi dari ilmu pengetahuan yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum
c. Bab 3 Komponen-komponen Pengembangan Kurikulum
1. Komponen Tujuan
Berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan.
4 tujuan pendidikan :
a. Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)
Dirumuskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 , pasal 3 , bahwa Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi siswa, agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan demokratis serta
tanggungjawab.
b. Tujuan Institusional (TI)
Tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan. Tujuan institusional merupakan
tujuan antara untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi kelulusan
setiap jenjang pendidikan, misalnya standar kompetensi pendidikan dasar, menengah,
kejuruan dan jenjang pendidikan tinggi.

6
c. Tujuan Kurikuler (TK)
Adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran. Misal, tujuan
bidang studi MTK, bidang studi harus dicapai oleh siswa pada satuan pendidikan.
d. Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran (TP)
Adalah sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka selesai
mengikuti pelajaran.
Bloom (1965), tujuan yang harus dirumuskan dapat digolongkan kedalam 3 klasifikasi :
a. Domain Kognitif (kemampuan intelektual, seperti kemampuan mengingat dan
berpikir)
1. Pengetahuan (knowledge) : kemampuan mengingat dan mengungkapkan informasi
yang dipelajarinya (recall).
2. Pemahaman (comprehension) : memahami objek atau subjek pembelajaran .
3. Penerapan (application) : kemampuan mengungkapkan konsep, prinsip, prosedur pada
situasi tertentu.
4. Analisis : kemampuan menguraikan bahan pelajaran ke dalam bagian – bagian.
5. Sintesis : kemampuan menghimpun bagian – bagian kedalam keseluruhan yang
bermakna.
6. Evaluasi : kemampuan membuat penilaian terhadap sesuatu berdasar maksud atau
kriteria tertentu.
b. Domain Afektif (sikap, nilai, dan apresiasi).
1. Penerimaan : sikap sadar terhadap gejala, keadaan suatu masalah.
2. Merespons : kemauan untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan untuk menyelesaikan
tugas tepat waktu.
3. Menghargai : memberi penilaian kepada gejala/objek tertentu.
4. Mengorganisasi : pengembangan nilai kedalam sistem organisasi tertentu.
5. Karakteristik Nilai : mengadakan sintesis dan internalisasi sistem nilai dngan
pengkajian mendalam.
c. Domain Psikomotor (keterampilan/skill)
1. Persepsi (perception)
2. Kesiapan (set)
3. Meniru (imitation)
4. Membiasakan (habitual)
5. Menyesuaikan (adaption)
6. Menciptakan (oganization)
7
2. Komponen Isi/Materi Pelajaran
Berhubungan dengan pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum
menyangkut aspek baik yang berhubungan dengan pengetahuan yang biasanya tergambar
pada isi setiap mata pelajaran yang diberikan.
3. Komponen Metode/Strategi
Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan dalam pembelajaran.
4. Komponen Evaluasi
Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektivitas pencapaian tujuan.
d. Bab 4 Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum
Pengertian Prinsip Pengembangan Kurikulum
Prinsip pengembangan kurikulum yaitu berbagai hal yang harus dijadikan patokan dalam
menentukan berbagai hal yang terkait dengan pengembangan kurikulum.
Macam – macam Sumber Prinsip Pengembangan Kurikulum
a. Data empiris ( pengalaman yang terdokumentasi dan terbukti efektif )
b. Eksperimen (temuan – temuan hasil penelitian)
c. Cerita/legenda yang hidup di masyarakat
d. Akal sehat
Tipe – tipe Pengembangan Kurikulum
a. Tingkat ketepatan (validity)
b. Ketetapan (reliability)
Macam – macam Prinsip Pengembangan Kurikulum
a. Prinsip umum, digunakan hampir dalam setiap pengembangan kurikulum dimanapun.
Prinsip ini meliputi prinsip relevansi, fleksibel, kontinuitas, praktis atau efisien dan
efektifitas.
b. Prinsip khusus, hanya berlaku di tempat dan situasi tertentu.
- Prinsip yang berkenaan dengan tujuan pendidikan
- Prinsip yang berkenaan dengan isi pendidikan
- Prinsip berkenaan dengan proses pembelajaran
- Prinsip berkenaan dengan media dan alat bantu pembelajaran
- Prinsip yang berkenaan dengan evaluasi
Dimana prinsip pengembangan satu komponen dengan komponen lainnya akan berbeda.

8
e. Bab 5 Model Pengembangan dan Organisasi Kurikulum
Model – model Pengembangan Kurikulum
Model pengembangan kurikulum merupakan suatu alternatif prosedur dalam rangka
mendesign (designing), menerapkan (implementation), dan mengevaluasi (evaluation), suatu
kurikulum.
a. Model Ralph Tyler (1949)
Diajukan berdasarkan pada beberapa pertanyaan yang mengarah pada langkah – langkah
dalam pengembangan kurikulum.
Menurut Tyler, 4 tahap harus dilakukan dalam pengembangan kurikulum :
1. Menentukan tujuan pendidikan
Ada 5 faktor yang menjadi arah penentuan tujuan pendidikan :
- Pengembangan kemampuan berpikir
- Membantu memperoleh informasi
- Pengembangan sikap kemasyarakatan
- Pengembangan minat peserta didik
- Pengembangan sikap sosial
2. Menentukan proses pembelajaran yang harus dilakukan
Aspek yang harus diperhatikan alah persepsi dan latar belakang kemampuan peserta didik.
3. Menentukan organisasi pengalaman belajar
Memerhatikan aspek kesinambungan, pengorganisasian dilakukan vertikal maupun
horizontal.
4. Menentukan evaluasi pembelajaran
Penilaian yang dilakukan harus disesuaikan dengan jenis dan sifat dari tujuan pendidikan.
b. Model Administratif
Disebut juga dengan istilah dari atas ke bawah (top down) atau staf lini (line-staff procedure),
artinya pengembangan kurikulum ini ide awal dan pelaksanaannya dimulai dari pejabat
tingkat atas pembuat keputusan dan kebijakan berkaitan dengan pengembangan kurikulum.
c. Model Grass Roots
Model pengembangan kurikulum yang dimulai dari arus bawah. Dalam prosesnya
pengembangan ini diawali dari gagasan guru – guru sebagai pelaksana pendidikan di sekolah.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan kurikulum dalam model
Grass Roots :
1.) Guru harus memiliki kemampuan yang profesional

9
2.) Guru garus terlibat penuh dalam perbaikan kurikulum, penyelesaian permasalahan
kurikulum
3.) Guru harus terlibat langsung dalam perumusan tujuan, pemilihan bahan, dan penentuan
evaluasi
4.) Seringnya pertemuan kelompok dalam pembahasan kurikulum.
d. Model Demonstrasi
Menurut Smith, Stanley, dan Shores, ada dua bentuk model pengembangan ini :
1. Sekelompok guru dari suatu sekolah atau beberapa sekolah yang diorganisasi dan
ditunjuk untuk melaksanakan uji coba/eksperimen suatu kurikulum.
2. Dari beberapa orang guru yang merasakurang puas tentang kurikulum yang sudah ada,
kemudian mereka mengadakan eksperimen/uji coba dan mengadakan pengembangan secara
mandiri.
Kebaikan dalam penerapan model ini :
1. Kurikulum ini akan lebih nyata dan praktis karena dihasilkan melalui proses yang telah
diuji dan diteliti secara ilmiah.
2. Perubahan kurikulum dalam skala kecil atau pada aspek yang lebih khusus
kemungkinan kecil akan ditolak oleh pihak administrator, akan beda dengan perubahan
kurikulum yang luas dan kompleks
3. Hakikat model demonstrasi berskala kecil akan terhindar dari kesenjangan dokumen
dan pelaksanaan di lapangan
4. Model ini akan menggerakkan inisiatif, kreativitas guru – guru serta memberdayakan
sumber – sumber administrasi untuk memenuhi kebutuhan dan minat guru dalam
mengembangkan program yang baru
e. Model Miller-Seller
Model ini kombinasi dari model transmisi (Gagne) dan model transaksi (Taba’s & Robinson),
dengan tahapan pengembangan sebagai berikut.
1.) Klarifikasi Orientasi Kurikulum
Langkah pertama adalah menguji dan mengklarifikasi orientasi.
2.) Pengembangan Tujuan
Mengembangkan tujuan umum (aims) dan mengembangkan tujuan khusus berasar orientasi
kurikulum yang bersangkutan.
3.) Identifikasi Model Mengajar
Pelaksanaan kurikulum harus mengidentifikasi strategi mengajar mengajar yang akan
digunakan yang sesuai dengan tujuan dan orientasi kurikulum.

10
4.) Implementasi
Langkah akhir dalam pengembangan kurikulum. Memerhatikan komponen – komponen
program studi, identifikasi sumber, peranan, pengembangan profesional, penetapan waktu,
komunikasi dan sistem monitoring.
f. Model Taba (Inverted Model)
Merupakan modifikasi dari Model tyler. Penekanannya terutama pada pemusatan perhatian
guru. Guru diposisikan sebagai inovator dalam pengembangan kurikulum. Langkah –
langkahnya :
1. Mengadakan unit – unit eksperimen bersama dengan guru – guru
2. Menguji unit eksperimen
3. Mengadakan revisi dan konsolidasi
4. Pengembangan keseluruhan kerangka kurikulum (developing a frame work)
5. Implementasi dan desiminasi ( penerapan dan penyebarluasan program ke daerah –
daerah sekolah dan dilakukan pendataan tentang kesulitan serta permasalahan yang dihadapi
guru di lapangan.
g. Model Beauchamp (1931)
Menurutnya, proses pengembangan kurikulum ada 5 tahap :
1. Menentukan arena atau wilayah yang akan dicakup kurikulum.
2. Menetapkan personalia dalam pengembangan kurikulum.
3. Organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum
4. Implementasi kurikulum
5. Evaluasi kurikulum. a.)pelaksanaan kurikulum oleh guru – guru , b.) desain
kurikulumnya , c.) hasil belajar siswa , d.) keseluruhan dari sistem kurikulum.
Organisasi Kurikulum
a. Organisasi Kurikulum Berdasarkan Mata Pelajaran (subject curriculum)
Ada 4 pola organisasi kurikulum berdasar mata pelajaran :
1. Mata pelajaran terpisah (separated subject curriculum)
Kekurangan :
a. Bahan yang dipelajari terpisah – pisah, tidak ada gambaran hubungan materi yang satu
dengan lainnya.
b. Bahan pelajaran yang diberikan tidak aktual
c. Proses belajar lebih mengutamakan aktivitas guru, siswa cenderung pasif
d. Bahan pelajaran tidak berdasar aspek permasalahan sosial yang dihadapi siswa

11
e. Bahan pelajaran merupakan informasi dari masa lalu
f. Proses dan bahan ajar kurang memerhatikan bakat, minat dan kebutuhan siswa.
Kelebihan :
a. Bahan ajar disusun sistematis, logis, sederhana, dan mudah dipelajari
b. Dapat dilaksanakan untuk mewariskan nilai – nilai dan budaya terdahulu
c. Kurikulum ini mudah dipola, dibentuk, didesain bahkan mudah diperluas dan
dipersempit sesuai waktu yang ada.
2. Mata Pelajaran Terhubung (correlated curriculum)
Kekurangan :
a. Bahan ajar kurang sistematis , kurang mendalam
b. Kurikulum kurang menggunakan bahan ajar yang aktual yang langsung berhubungan
dengan kehidupan nyata siswa
c. Kurikulum kurang memerhatikan bakat, minat dan kebutuhan siswa
d. Apabila prinsip penggabungan belum dipahami kemungkinan bahan ajar yang
disampaikan abstrak.
Kelebihan :
a. Ada keterhubungan antarmateri pelajaran walau sebatas mata pelajaran
b. Memberikan wawasan lebih luas dalam lingkup satu bidang studi
c. Menambah minat siswa untuk mempelajari mata pelajaran yang terkolerasi.
3. Fusi Mata pelajaran (broadfields curriculum)
Organisasi kurikulum yang menghapuskan batas – batas mata pelajaran dan menyatukan
mata pelajaran yang memiliki hubungan erat dalam satu kesatuan.
Kekurangan :
- Memberikan pengetahuan secara sketsa, abstrak, kurang logis dari suatu mata
pelajaran
Kelebihan :
- Mata pelajaran semakin dirasakan kegunaannya
- Mementingkan prinsip generalisasi
4. Kurikulum Terpadu (integrated curriculum)
Kekurangan :
a. Kurikulum dibuat oleh guru dan siswa sehingga memerlukan kesiapan dan kemampuan
guru secara khusus

12
b. Bahan ajar tidak disusun logis dan sistematis
c. Bahan ajar sederhana
d. Memungkinkan kemampuan yang dicapai siswa akan berbeda secara mencolok
e. Kemungkinan akan memerlukan biaya, waktu dan tenaga yang banyak.
Kelebihan :
a. Mempelajari bahan ajar melalui pemecahan masalah dengan memadukan beberapa
mata pelajaran secara menyeluruh dalam menyelesaikan topik
b. Memberi kesempatan pada siswa untuk belajar sesuai dengan bakat, minat, dan potensi
yang dimiliki secara individu
c. Mengembangkan belajar secara bersama
d. Mempraktikkan nilai – nilai demokrasi dalam pembelajaran
e. Dapat meningkatkan hubungan antara sekolah dengan masyarakat
Dalam bentuk kurikulum terpadu meliputi :
- Kurikulum inti (core curriculum) : menggunakan bahan dari berbagai mata pelajaran
atau disiplin ilmu guna menjawab atau menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa
- Social functions and persistent situation : didasarkan pada analisis kegiatan manusia di
masyarakat.
- Experience and activity curriculum : mengutamakan kegiatan atau pengalaman siswa .
f. Bab 6 Evaluasi Kurikulum
Pengertian
Mulyani Sumantri (1988 : 164) , Evaluasi adalah merupakan suatu proses yang bersifat
interaktif bertalian dengan deskripsi dan penyesuaian, sehingga menentukan sesuatu yang
berharga daripada benda, orang pekerjaan dan karakteristik tertentu.
Evaluasi Kurikulum merupakan suatu proses evaluasi terhadap kurikulum secara keseluruhan
baik bersifat makro atau ruang lingkup yang luas (ideal curriculum) maupun lingkup makro
(actual curriculum) dalam bentuk pembelajaran.
Indikator keberhasilan kurikulum :
1. Keberhasilan sosialisasi kurikulum
2. Keberhasilan penyusunan silabus
3. Keberhasilan penyusunan program tahunan dan semester
4. Keberhasilan penyusunan rencana pembelajaran
5. Keberhasilan penyusunan bahan ajar
6. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar – mengajar

13
Tujuan evaluasi Kurikulum
Untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria.
Indikator kinerja yang dievaluasi : efektivitas, relevansi, efisiensi, kelaikan program.
a. Untuk perbaikan program
b. Pertanggungjawaban kepada berbagai pihak
c. Penentuan tindak lanjut hasil pengembangan
Model Evaluasi Kurikulum
a. Measurement
Pengukuran perilaku siswa untuk mengungkapkan perbedaan individual maupun kelompok
b. Congruence
Pemeriksaan kesesuaian antara tujuan pendidikan dan hasil belajar yang dicapai.
c. Illumination
Lebih diasarkan pada judgement (pertimbangan) yang hasilnya diperlukan untuk
penyempurnaan program.
d. Educational System Evaluation
Perbandingan antara performance setiap dimensi program dan kriteria yang akan berakhir
dengan suatu deskripsi atau judgement.
e. Model CIPP
Fokus pada contect, input, process, product.
g. Bab 7 Konsep Dasar Pembelajaran
Hakikat Belajar
Gagne (1968), Belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah
perilakunya sebagai akibat pengalaman. Tiga unsur pokok dalam belajar :
1. Proses
Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan.
2. Perubahan perilaku
Hasil akan tampak pada perubahan perilaku individu yang belajar.
3. Pengalaman
Belajar adalah mengalami, bahwa belajar terjadi karena individu berinteraksi dengan
lingkungan, baik fisik maupun sosial.
Hakikat Pembelajaran

14
Pembelajaran : suatu upaya yang dilakukan seseorang guru untuk membelajarkan
siswa yang belajar.
Adams & Dicky (dalam Oemar Hamalik, 2005), peran guru :
a. Guru sebagai pengajar (teacher as instructor)
b. Guru sebagai pembimbing (teacher as conselor)
c. Guru sebagai ilmuwan (teacher as scientist)
d. Guru sebagai pribadi (teacher as person)
Landasan Konsep Pembelajaran
a. Filsafat
Belajar dipahami sebagai suatu kegiatan dalam mencari dan membuktikan kebenaran.
b. Psikologi
Perilaku manusia bisa berubah karena belajar.
c. Sosiologi
Melalui belajar, individu bisa mempelajari lawan bersosialisasi, teman hidup bersama dan
mampu membangun masyarakat sampai dengan negara dan bangsa.
d. Komunikasi
Pembelajaran akan menghasilkan suatu kondisi dimana individu dalam hal ini siswa dan
guru, siswa dengan siswa, atau interaksi yang kompleks sekalipun pasti akan ditemukan suatu
proses komunikasi.
e. Teknologi
Pembelajaran erat kaitannya dengan teknologi pendidikan, pembelajaran harus mampu
memerhatikan interest siswa, dimana ada tipe auditif, visual dan kinestik. Penggunaan
teknologi akan menjembatani minat siswa , sehingga pembelajaran lebih menyenangkan.
Proses Pembelajaran
a. Persiapan (preparation)
b. Penyampaian (presentation)
c. Latihan (practice)
d. Penampilan hasil (performance)

15
Hasil dari Pembelajaran
UNESCO, empat pilar hasil belajar :
- Learning to know
- Learning to be
- Learning to life together
- Learning to do
h. Bab 8 Komponen-komponen Pembelajaran
Bahan Pembelajaran
Isi kurikulum terdapat 3 unsur utama, :
Logika : pengetahuan tentang benar - salah
Etika : pengetahuan tentang baik buruk
Estetika : pengetahuan tentang indah – jelek
Strategi dan Metode Pembelajaran
Faktor yang mempengaruhi strategi :
a. Faktor tujuan : semua faktor yang ada didalam pembelajaran, diarahkan untuk
mencapai tujuan
b. Faktor materi : mengajarkan fakta, konsep, prinsip, pemecahan masalah, keterampilan
motorik, sikap.
c. Faktor siswa : berbeda teknik yang digunakan dalam proses ajar – mengajar siswa
puluhan dengan beberapa orang saja
d. Faktor waktu : berapa puluh menit atau berapa jam pelajaran waktu yang tersedia untuk
proses belajar
e. Faktor guru : kemampuan gurulah yang pada akhirnya mempengaruhi pelaksanaan
proses pengajaran.
Strategi pembelajaran dan Metode Mengajar
a. Strategi Ekspository Klasikal (guru lebih banyak menjelaskan pesan sebelumnya telah
diolah sendiri, siswa banyak menerima pesan yang sudah jadi)
b. Metode Tanya Jawab
c. Strategi Heuristik (discovery and inquiry)
d. Pengajaran kelompok kecil
e. Pengajaran perorangan

16
Media Pembelajaran
a. Media visual (dilihat)
b. Media audio (didengar)
c. Media audio-visual (dilihat-didengar)
d. Media penyaji
e. Media objek dan media interaktif
i. Bab 9 Prinsip-prinsip Pembelajaran
a. Prinsip umum :
1. Belajar menghasilkan perubahan perilaku peserta didik yang relatif permanen
2. Peserta didik memiliki potensi, gandrung, dan kemampuan yang merupakan benih
kodrati untuk ditumbuhkembangkan
3. Perubahan atau pencapaian kualitas ideal itu tidak tumbuh alami linear sejalan proses
kehidupan
b. Prinsip khusus :
1. Prinsip Perhatian dan motivasi
2. Prisnsip keaktifan
3. Prinsip keterlibatan langsung/berpengalaman
4. Prinsip pengulangan
5. Prinsip tantangan
6. Prinsip balikan dan penguatan
7. Prinsip perbedaan individual
j. Bab 10 Pendekatan, Strategi, dan Model Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran adalah upaya menghampiri makna pembelajaran melalui suatu cara
pandang dan pandangan tertentu atau aplikasi suatu cara pandang dan pandangan tertentu
dalam memahami makna pembelajaran.
a. Pendekatan filsafati terhadap pembelajaran
1. Idealisme
Pembelajaran adalah kegiatan tanya jawab antara guru dengan siswa.
Idealisme menghendaki aplikasi strategi penemuan (discovery) melalui tanya jawab dan
berpikir deduktif.

17
2. Realisme
Pembelajaran adalah kegiatan guru menciptakan kondisi lingkungan dengan disiplin tertentu
untuk siswa.
Realisme menghendaki pembelajaran dan pengelolaan kelas yang berpusat pada guru. Siswa
belajar dari pengalaman melalui strategi inquiry, discovery, pembiasaan dan berpikir induktif.
3. Pragmatisme
Pembelajaran adalah kegiatan guru memfasilitasi dan membimbing siswa belajar
memecahkan masalah melalui aktivitas/kerja, inquiry dan discovery sesuai minat.
Pembelajaran ini berpusat pada siswa, masalah, aktivitas dan bersifat terpadu.
4. Konstruktivisme
Pembelajaran adalah kegiatan guru memfasilitasi dan membimbing siswa berpikir.
Memungkinkan siswa membangun pengetahuannya sendiri.
5. Eksistensialisme
Pembelajaran adalah kegiatan guru mendampingi siswa berdasar minat bakat dan kebutuhan.
Menyarankan pembelajaran berpusat pada siswa.
6. Pancasila
Pembelajaran adalah interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar lainnya pada
suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan.
b. Pendekatan Psikologi terhadap Pembelajaran
1. Behaviorisme : pembelajaran adalah kegiatan guru menciptakan kondisi lingkungan
sebagai stimulus – berupa tugas , disiplin – untuk direspon siswa.
2. Kognitif : pembelajaran adalah kegiatan guru membimbing siswa melakukan proses
internal yang kompleks berupa pemrosesan informasi, inquiry dan discovery, agar siswa
dapat mengembangkan kemampuan kognitifnya secara optimal, kemampuan hubungan
sosialdan menggunakan kecerdasan secara sederhana.
3. Humanisme : pembelajaran adalah kegiatan guru memfasilitasi dan membimbing siswa
belajar melalui proyek – proyek terpadu yang menekankan pada studi – studi sosial yang
didasarkan atas pemuasan kebutuhan siswa agar memperoleh pemahaman.
c. Pendekatan Sistem terhadap Pembelajaran
Pembelajaran dipandang sebagai suatu keseluruhan terpadu yang terdiri atas berbagai
komponen yang saling berinteraksi secara fungsional dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan pendekatan sistem, pembelajaran didesain melalui suatu model pembelajaran
yang dulu dikenal dengan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI).

18
Strategi Pembelajaran
Pola umum rencana interaksi antara siswa dengan guru dan sumber belajar lainnya
pada suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
a. Berdasarkan rasio guru dan siswa dalam pembelajaran
Terdapat 5 jenis strategi pembelajaran, yaitu :
1) Seorang guru terhadap sekelompok besar (satu kelas) siswa.
2) Seorang guru terhadap sekelompok kecil (5-7orang) siswa
3) Seorang guru terhadap seorang siswa
4) Satu tim guru terhadap sekelompok besar (satu kelas) siswa
5) Satu tim guru terhadap sekelompok kecil (5-7 orang) siswa.
b. Berdasarkan pola hubungan guru dan siswa dalam pembelajaran
Terdapat 3 jenis strategi pembelajaran :
1) Pembelajaran tatap muka
2) Pembelajaran melalui media
3) Pembelajaran tatap muka plus melalui media
c. Berdasarkan peranan guru dan siswa dalam pengelolaan pembelajaran
1) Pembelajaran berpusat pada guru
2) Pembelajaran berpusat pada siswa
d. Berdasarkan peranan guru dan siswa dalam megolah “Pesan” atau materi pembelajaran
1) Pembelajaran ekspositorik
2) Pembelajaran heuristik
e. Berdasar proses berpikir dalam mengolah pesan atau materi pembelajaran
Terdapat 3 jenis strategi :
1) Pembelajaran deduktif
2) Pembelajaran induktif
3) Pembelajaran deduktif-induktif
Model Pembelajaran
a. Berdasarkan teori
1) Model interaksi sosial
2) Model pemrosesan informasi
3) Model personal

19
4) Model modifikasi tingkah laku
5) Model pembelajaran kontekstual
k. Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran
Hakikat, Unsur, dan Ciri Inovasi Pendidikan
Inovasi adalah perubahan ke arah yang baru.
Difusi adalah proses penyerapan sesuatu yang baru dengan menekankan aspek
filterisasi. Difusi Inovasi adalah sebagai penyebarluasan gagasan inovasi melalui komuikasi
yang dilakukan menggunakan saluran tertentu dalam rentang waktu tertentu diantara anggota
sistem sosial masyarakat.
Inovasi Pendidikan
Santoso S. Hamidjojo dikutip Abdulhak (2002), Inovasi pendidikan sebagai suatu
perubahan yang baru dan secara kualitatif berbeda dari hal sebelumnya dan diusahakan
untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan.
Ciri – ciri inovasi pendidikan
1) Esensi inovasi itu sendiri
2) Saluran komunikasi
3) Faktor waktu dan proses pengambilan keputusan
Proses keputusan inovasi :
- Tahap pengetahuan
- Tahap bujukan
- Tahap pengambilan keputusan
- Tahap implementasi
- Tahap konfirmasi
4) sistem sosial
Hasil inovasi kurikulum
a. KTSP
b. KBK
c. Kurikulum 2007
d. Broad Based Curriculum
e. Kurikulum sistem ganda (KSG)
f. Kurikulum muatan lokal

20
Hasil inovasi pembelajaran
a. Model pembelajaran Brain Based Learning (berkembang hasil penelitian pakar)
b. Model pembelajaran LCBT (lateral computer base tutorial)
c. Model pembelajaran ICARE (introduction, connect, apply, reflect, extend)
d. Model pembelajaran ICARE dalam mata pelajaran TIK
Buku Pembanding
a. Bab 1 Konsep Dasar Kurikulum
Konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan,
serta munculnya berbagai aliran pendidikan. Kurikulum sebagai bentuk pendidikan dan
pengajaran yang senantiasa diimplementasikan di sekolah atau madrasah dapat dibedakan
atas dua bentuk, yaitu : kurikulum yang terdokumentasi (document curriculm) dan tanpa
terdokumentasi (hidden curriculm).
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran.
Kurikulum sebagai rencan pembelajaran artinya kurikulum merupakan suatu rencana yang
memberikan pedoman atau pengangan dalam proses kegiatan pembelajaran.
Kurikulum sebagai pengalaman belajar berarti kurikulum merupakan serangkaian
pengalaman belajar.
Kurikulum sebagai subject matter (muatan isi) artinya kurikulum merupakan sejumlah mata
ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari siswa.
Kurikulum sebagai hasil belajar berarti suatu kurikulu merupakan hasil-hasil belajar yang
harus dicapai siswa.
b. Bab 2 Tujuan Pendidikan, kurikulum dan Pembelajaran
1. Tujuan Pendidikan
Tujuan-tujuan pendidikan tidak sekaligus dapat direalisasikan dalam sekali, melainkan harus
dicapai melalui tahap-tahuap proses berjenjang atau bertingkat sejalan dengan tingkat
perkembangan kemampuan psikologis dan fisiologis siterdidik. Oleh sebab itu tujuan-tujuan
pendidikan itu secara sadar dan sistematis perlu dirumuskan berdasarkan klasifikasi
(taksonomi) dari tujuan yang paling sederhana sampai umum tujuan yang paling kompleks,
atau dari yang paling umum (general) sampai yang paling kusus (spesifik) dan operasional.
Tingkat-tingkat tujuan pendidikan itu meliputi : (a) tujuan pendidikan nasioanl; (b) tujuan
operasioanl; (c) tujuan kurikuler; (d) tujuan pembelajaran yang mencakup tujuan umum dan
tujuan khusus.
2. Tujuan Kurikulum
Tujuan kurikulum adalah tujuan yang hendak dicapai oleh suatu program studi, bidang studi
dan suatu mata pelajaran yang disusun berdasarkan tujuan institusional. Perumusan tujuan

21
kurikulum berpedoman pada kategoriasasi tujuan pendidikan atau taksonomi tujuan yang
dikaitkan dengan bidang-bidang studi bersangkutan.
3. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang hendak dicapai setelah selesai diselenggarakannya
suatu proses pembelajaran yang bertitik tolak pada perubahan tingkah laku siswa. Tujuan ini
disusun berdasarkan tujuan kurikulum.
c. Bab 3 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
KTSP adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Struktur kurikulum adalah pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran
pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta
didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum.
Muatan suatu kurikulum meliputi : mata pelajaran, muatan lokal, pengembanagn diri,
pengaturan beban belajar, kriteria ketuntasan, belajar, ketentuan mengenai kenaikan kelas dan
kelulusan, pendidikan kecakapan hidup, dan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan
global.
d. Bab 4 Standar Isi, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar
Standar isi adalah implementasi Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain peraturan
pemerintah nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Standar isi yang dimaksud seperti disebutkan dalam peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 yang secara keseluruhan mencakup :
a. Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam penyusunan
kurikulum pada tingkat satuan pendidikan
b. Beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah
c. Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh satuan pendidikan
berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak terpisahkan dari standar isi.
d. Kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan
jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Dalam implementasi standar kompetensi dan kompetensi dasar telah dilakukan berbagai studi
yang mengarahkan pada peningkatan efisiensi dan efektivitas layanan dan pengembangan
sebagai konsekuensi dari suatu inovasi pendidikan. Sebagai salah satu bentuk efisiensi dan
efektivitas implementasi kurikulum dikembangkan berbagi model implementasi kurikulum.

22
e. Bab 5 Analisi kebutuahn dan struktur Perilaku
Kebutuhan adalah kesenjangan keadaan saat ini dibandingkan dengan keadaan yang
seharusnya. Dengan kata lain setiap keadaan yang kurang dari yang seharusnya menunjukkan
adanya kebutuhan.
Apabila kebutuhan itu besar atau menimbulkan akibat lebih jauh sehingga perlu ditempatkan
sebagai perioritas untuk diatasi maka itu kebutuhan itu disebut masalah.
Struktur perilaku umum yang kemudian dijabarkan kedalam perilaku khusus, yaitu :
1. Struktur perilaku hirarki adalah kedudukan dua perilaku yang menunjukkan bahwa
salah satu perilaku dapat dilakukan bila telah dikuasai perilaku yang lain.
2. Struktur perilaku prosedural adalah kedudukan beberapa perilaku yang menunjukkan
satu seri urutan penampilan perilaku, tetapi tidak ada yang menjadi perilaku prasyart untuk
yang lain.
3. Struktur pengelompokkan adalah kedudukan beberapa perilaku yang tidak mempunyai
ketergantungan antara satu dengan yang lain walaupun semuanya berhubungan.
4. Struktur kombinasi adalah suatu perilaku umum bila diuraikan menjadi perilaku khusus
sebagaian tersebar dan akan terstruktur secara kombinasi antara struktur hirarki, prosedural,
dan pengelompokkan.
f. Bab 6 Komponen-komponen Kurikulum
Komponen-komponen kurikulum terdiri dari tujuan, materi, metode, organisasi, dan evaluasi.
Komponen tujuan kurikulum dikembangkan dengan mengacu ke arah pencapaian tujuan
pendidikan nasional dan tujuan pendidikan institusional.
Komponen materi kurikulum merupakan isi kurikulum atau bahan pembelajaran yang akan
disampaikan kepada peserta didik.
Komponen metode merupakan komponen cara atau teknik yang digunakan untuk
menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum.
Komponen evaluasi merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi yang akurat tentang
penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar siswa guna membuat suatu
keputusan tentang kurikulum itu sendiri, pembelajaran, kesulitan dan upaya bimbingan yang
perlu dilakukan.
Organisasi kurikulum memiliki beberapa ciri khusus dan bersifat asasi, yaitu : organisasi
kurikulum yang membuat mata pelajaran terpisah-pisah (issolated subject), mata pelajaran
saling berkorelasi (corrated), antar bidang studi (broadfield), berpusat pada anak
(childecentered program), core program, dan electric program.

23
g. Bab 7 Pendekatan-pendekatan Pengembangan Kurikulum
Pendekatan subyek akademis : dalam menyusun kurikulum atau program pendidikan
didasarkan pada sistematisasi disiplin ilmu masing-masing. Pengembangan kurikulum ini
dilakukan dengan cara menetapkan terlebih dahulu mata pelajaran apa yang harus dipelajari
peserta didik yang diperlukan untuk pengembangan disiplin ilmu.
Pendekatan humanistik : bertolak dari ide “memanusiakan manusia”, dasar filosofi, dasar
teori, dasar evaluasi dan dasar pengembangan program pendidikan dan atau kurikulumnya
bertujuan untuk menciptakan konteks yang dapat memberi peluang kepada manusia untuk
menjadi lebih human dapat mempertinggi harkat dan martabat manusia.
Kurikulum humanistik : dikembangkan para ahli pendidikan humanistik berdasarkan konsep
aliran pendidikan pribadi (personalized education) yang dipelopori oleh John Dewey
(Progressive Education) dan J.J Rousseau (Romantic education). Dalam proses pendidikan ,
kedua aliran ini lebih memberkan tempat utama dan pertama bagi siswa.
Pendekatan teknologis : dalam menyusun kurikulum atau program pendidikan bertolak dari
analisis kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu, karenanya
materi yang diajarkan, kriteria evaluasi sukses, dan strategi belajarnya ditetapkan sesuai
dengan analisis tugas (job analysis) tersebut.
Pendekatan rekonstruksi sosial : dalam menyusun kurikulum atau program pendidikan
keahlian bertolak dari problem atau masalah-masalah yang dihadapi masyarakat. Kurikulum
ini bersumber pada aliran pendidikan interaksional.
h. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum
Prinsip berorientasi tujuan : maksudnya pengembangan kurikulum diarahkan untuk mencapai
tujuan pendidikan islam yang dapat menubuhkan perubahan tingkah laku peserta didik
mencakup tiga aspek (kognitif, afektif dan psikomotorik) bertalian dengan aspek-aspek yang
terkandung dalam pendidikan islam.
Prinsip relevansi maksudnya kurikulum memiliki kesesuaian antara komponen-komponen
yaitu keserasian antara tujuan yang harus dicapai, isi, materi atau pengalaman belajar yang
harus dimiliki siswa sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan dan tuntunan masyarakat sesuai
dengan strategi atau metode serta alat penilaian yang digunakan.
Prinsip kontinuitas (berkesinambungan) artinya kurikulum disususn secara berurutan, tidak
terlepas –lepas , satu sama lain memiliki hubungan yang fungsional dan penuh makna, sesuai
dengan jenjang pendidikan, struktur dalam satuan pendidikan, dan tingkat perkembangan
siswa.
i. Bab 9 Landasan Pengembangan Kurikulum
Landasan filosofis landasan pengembangan kurikulum yang berfungsi untuk menentukan
arah pendidikan peserta didik, isi atau materi ajar, tujuan yang ingin dicapai, strategi atau
cara pelaksanaan pengajaran untuk mencapai tujuan pendidikan, serta tolok ukur keberhasilan
pengajaran.
Landasan psikologis adalah landasan pengembangan kurikulum yang mempertimbangkan
kondisi dan perkembangan psikologis peserta didik.

24
Landasan sosial budaya landasan pengembangan kurikulum yang didasarkan pada tiga dasar
yaitu pertama, pendidikan mengandung nilai dan memberikan pertimbangan nilai yang ada
dalam masyarakat. Kedua, pendidikan diarahkan pada kehidupan dalam masyarakat . ketiga,
pelaksanaan pendidikan dipengaruhi dan didukung oleh lingkungan dan masyarakat.
Landasan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi landasan perkembangan kurikulum
yang didasarkan pada pemikiran bahwa kurikulum fikih perlu memberikan materi/isi atau
bahan ajar dengan mengikuti perubahan-perubahan dan tuntunan dari kemajuan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
A. Pembahasan Isi Buku
A.1. Pembahasan tentang definisi kurikulum
Menurut buku yang di review, pengertian kurikulum diorganisasi menjadi dua, kurikulum
adalah sejumlah rencana isi yang merupakan sejumlah tahapan belajar yang didesain untuk
siswa dengan petunjuk institusi pendidikan yang isinya berupa proses yang statis ataupun
dinamis dan kompetensi yang harus dimiliki. Selanjutnya, kurikulum adalah seluruh
pengalaman di bawah bimbingan dan arahan dari institusi pendidikan yang memabawa ke
dalam kondisi belajar.
Harold B. Alberty (1965) memandang kurikulum sebagai semua kegiatan yang diberikan
kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah (all of the activities that are provided for the
students by the school). Sehingga kurikulum tidak dibatasi pada kegiatan di dalam kelas,
tetapi mencakup juga kegiatan-kegiatan yang dialkukan oleh siswa di luar kelas.
Menurut Hilda Taba (1962) a curiculum is a plan for learning; therefore, what is known
about teh learning process and the development of the individual has beating on the shoping
of a curiculm.
A.2. Pembahasan tentang konsep dasar kurikulum
Konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik
pendidikan, serta munculnya berbagai aliran pendidikan. Kurikulum sebagai bentuk
pendidikan dan pengajaran yang senantiasa diimplementasikan di sekolah atau madrasah
dapat dibedakan atas dua bentuk, yaitu : kurikulum yang terdokumentasi (document
curriculm) dan tanpa terdokumentasi (hidden curriculm).
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran.
Kurikulum sebagai rencan pembelajaran artinya kurikulum merupakan suatu rencana yang
memberikan pedoman atau pengangan dalam proses kegiatan pembelajaran.
A.3. Pembahasan tentang tujuan pendidikan, kurikulum dan pembahasan
Tujuan pendidikan memiliki klasifikasi, dari mulai tujuan yang sangat umum sampai
tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur, yang kemudian dinamakan
kompetensi. Tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi empat yaitu :
a. Tujuan pendidikan nasional (TPN)
b. Tujusn Institusional (TI)

25
c. Tujuan kurikuler (TK)
d. Tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran (TP)
Tujuan pendidikan adalah serangkaian proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan
secara konsisten dan berkesinambungan menuju arah perubahan tingkah laku yang telah
ditetapkan.
Tujuan kurikulum adalah tujuan yang hendak dicapai oleh suatu program studi, bidang
studi dan suatu mata pelajaran , yang disusun berdasarkan tujuan instusional. Perumusan
tujuan kurikulum berpedoman pada kategorisasi tujuan pendidikan/taksonomi tujuan, yang
dikaitkan dengan bidang-bidang studi bersangkutan.
A.4. pembahasan tentang Komponen-komponen kurikulum
Menurut buku pembanding, komponen-komponen kurikulum yang saling berkaitan antara
satu dengan yang lainnya, yaitu : tujuan, materi kurikulum, metode, organisasi, dan evaluasi.
Sedangkan menurut buku wajib, komponen-komponen kurikulum yaitu komponen tujuan,
komponen isi/materi pelajaran, komponen metode/strategi, komponen evaluasi.
A.5. Pembahasan Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum
Menurut buku pembanding, prinsip-prinsip kurikulum yaitu
1. Prinsip berorientasi pada tujuan
2. Prinsip relevansi (kesesuaian)
3. Prinsip efisien dan efektivitas
4. Prinsip fleksibilitas (keluwesan)
5. Prinsip berkesinambungan (continuitas)
6. Prinsip keseimbangan
7. Prinsip keterpaduan
8. Prinsip mutu
Sedangkan menurut buku wajib, Sukmadinata (2000:150-151) menjelaskan bahwa terdapat
lima prinsip umum pengembangan kurikulum, yaitu : prinsip relevansi, fleksibilitas,
kontonuitas, praktis atau efisiensi, dan efektivitas.
B. Kelebihan dan Kekurangan Buku
B.1. Kelebihan Buku
Buku wajib
- Cover yang sangat simple dengan adanya gambar simbol seperti DNA di bagian
depannya yang mengartikan bahwa kurikulum itu seperti DNA yang saling berhubungan.
- Mempunyai penjelasan yang lengkap dimulai dari definisi, landasan, komponen-
komponen, prinsip,model pengembangan,evaluasi,konsep dasar, pendekatan,strategi dan
model pembelajaran.

26
- Tata cara penulisan yang bagus dan rapit
- Terdapat contoh silabus di dalamnya.
Buku Pembanding
- Mempunyai isi yang berbeda dari buku wajib dan ada sebagian yang tidak ada di
jelaskan di dalam buku wajib
- Cover yang menarik dengan adanya gambar kaca pembesar dan sebuat mata dan
sesuai dengan judul bukunya yaitu “Telaah Kurikulum”
B.2 Kekurangan buku
Buku Wajib
- Gambar-gambar di dalamnya tidak berwarna
- Semuanya berwarna hitam dimulai dari tulisan dan gambar
- Tulisannya berwarna hitam putih tidak bervariasi
Buku Pembanding
- Gambar-gambar di dalamnya tidak berwarna
- Semua tulisannya hitam tidak bervariasi
- Tata cara penulisan sebagian salah ketik
- Menggunakan kertas foto copy-an

27
RINGKASAN JURNAL
A. Identitas Jurnal
Judul Kompetensi Guru Dalam Penilaian Pembelajaran
Akuntansi Kurikulum 2013 Di SMK Negeri 3 Surakarta
Jurnal Jurnal Tata Arta
Pengarang Dominggus Petra Nugrahedi, Universitas Sebelas Maret
Surakarta
domingguspetra@yahoo.co.id
Sudiyanto, Universitas Sebelas Maret Surakarta
Soeddie.fkipuns@gmail.com
Nurhasan Hamidi, Universitas Sebelas Maret Surakarta
nurhasan_hamidi@yahoo.com
Volume, Nomor, dan Halaman Vol. 2 No. 1, dan hlm 1-11
Tahun Januari 2016
Download http://jurnal.fkip.uns.ac.id

B. Ringkasan Jurnal
 Pendahuluan
Penilaian merupakan komponen yang sangat penting dalam suatu proses
pembelajaran. Dikatakan sangat penting, karena penilaian dapat digunakan dalam
memberikan informasi penting, diantaranya adalah menentukan hasil belajar peserta didik,
mengukur sejauh mana keberhasilan guru dalam melaksanakan pembelajaran selama proses
belajar mengajar, dan mengukur sejauh mana kemampuan peserta didik dalam mengikuti dan
memahami materi pelajaran yang telah diajarkan. Bagi para peserta didik, hasil penilaian
yang telah disusun oleh para guru dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi atas proses belajar
yang telah diikuti selama ini. Dengan demikian, peserta didik dapat mengetahui sejauh mana
kemampuan mereka dalam mengikuti pembelajaran, serta bidang ilmu apa saja yang menjadi
minat mereka, yang nantinya hal tersebut akan mempengaruhi bidang ilmu yang akan mereka
didalami di dunia perkuliahan. Bagi para guru, hasil penilaian dapat digunakan untuk
mengetahui sejauh mana kemampuan para guru tersebut dalam memberikan materi pelajaran
kepada peserta didik selama proses pembelajaran. Dalam skala yang lebih luas, penilaian
yang baik dapat dijadikan acuan bagi dunia pendidikan, karena dari hasil penilaian tersebut,
maka dapat dilihat peta kemampuan guru dalam melakukan pembelajaran secara keseluruhan.

28
Seiring dengan diubahnya kurikulum pendidikan Indonesia dari Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan ke Kurikulum 2013, ternyata juga mempengaruhi guru dalam melaksanakan tugas
mereka. Ada beberapa hal yang berubah, diantaranya dalam hal penilaian. Penilaian dalam
kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar
Penilaian Pendidikan. Tujuan dari standar penilaian tersebut yaitu untuk menjamin
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil penilaian. Hal ini berdampak pada tata cara
penilaian yang tidak hanya dilakukan dalam bentuk kuantitatif, akan tetapi dilakukan dalam
bentuk deskriptif dan administratif. Semua siswa harus dinilai secara deskriptif baik pada
aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Penilaian itu sendiri adalah proses pengumpulan
informasi ataupun bukti-bukti belajar yang dilakukan guru terhadap siswa yang digunakan
untuk pengambilan keputusan berupa penentuan grade/nilai, perbaikan hasil belajar siswa,
dan perbaikan cara mengajar guru.
 Kajian Teori
Pentingnya masalah penilaian pada guru dalam proses pendidikan memunculkan
beberapa penelitian yang terkait dengan hal ini, diantaranya adalah penelitian Fatmawati,
Zainul Akhyar dan Mariatul Kiptiah pada tahun 2012. Penelitian ini mengatakan bahwa guru
sudah cukup mampu dalam melakukan penilaian, namun masih tedapat kekurangan dalam
perencanaan dan penerapan penilaian. Ada pula penelitian yang dilakakukan Camellia dan
Umi Chotimah pada tahun 2012. Penelitian ini menyatakan bahwa kemampuan guru dalam
membuat instrumen penilaian domain afektif pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri
seKabupaten Ogan Ilir cukup baik, jika dilihat dari persentasenya, kemampuan yang dimiliki
oleh guru adalah delapan puluh tiga koma tiga persen (83,3%). Oleh karena itu, pelaksanaan
penilaian domain afektif pada mata pelajaran PKn di sekolah untuk mengukur sikap, miniat,
konsep diri, nilai, dan moral siswa harus terus dilaksanakan oleh guru. Selain itu, penelitian
yang terkait dengan masalah ini adalah penelitian Bambang Suryadi, tahun 2014. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kesiapan guru-guru madrasah di wilayah Jakarta Selatan yang
menjadi responden penelitian ini masih kurang, karena minimnya sosialisasi dan pelatihan
tentang standar penilaian untuk Kurikulum 2013. Oleh sebab itu diperlukan sosialisasi dan
pelatihan yang intensif untuk guru-guru madrasah di Jakarta Selatan sebelum Kurikulum
2013 diimplementasikan. Untuk menambah data mengenai kemampuan guru dalam
melakukan penilaian, telah dilakukan pra observasi (wawancara) terhadap guru-guru di SMK
Negeri 3 Surakarta. Berdasarkan hasil pra observasi, terdapat kesamaan antara fakta yang
terjadi di sekolah ini dengan fenomena di atas. yaitu kesulitan dalam melakukan penilaian.
Ada beberapa poin yang menjadi permasalahan, diantaranya adalah (1) kurikulum 2013 tidak
29
jelas dan benar-benar membingungkan, khususnya di aspek penilaian; (2) guru belum begitu
paham mengenai proses penilaian secara detail; (3) kesulitan terhadap format penilaian
kurikulum 13, karena banyak sekali format penilaian yang harus diisi, sehingga terpaksa guru
melewatkan poin poin yang seharusnya dilakukan oleh seorang guru. Menurut guru tersebut,
salah satu faktor yang menyebabkan kurangnya kompetensi guru dalam melakukan penilaian
kurikulum 2013 adalah kurangnya pelatihan. Pelatihan yang didapat selama ini adalah
pelatihan dalam bentuk workshop yang hanya bersifat umum dan tidak mendetail.
 Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara dengan informan, dokumen atau arsip, dan dokumentasi.
Informan dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran akuntansi dan siswa jurusan
akuntansi. Dokumen atau arsip yang digunakan adalah RPP guru dan nilai ulangan siswa
(harian dan UAS). Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sample.
Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Uji
validitas data menggunakan triangulasi (sumber dan metode), meningkatkan ketekunan, dan
bahan referensi. Analisis data menggunakan skema Interactive Model of Analysis menurut
Milles dan Huberman. Prosedur penelitian terdiri atas (1) persiapan peneiltian (2)
pengumpulan data, (3) analisis data awal, (4) analisis data akhir, (5) penarikan kesimpulan,
(6) penulisan dan penggandaan laporan.
 Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan kompetensi guru SMK Negeri 3 Surakarta dalam
melakukan penilaian pembelajaran pada kurikulum 2013 cukup memadai. Guru telah
melakukan sebagian besar prosedur dalam standar penilaian, diantaranya melaksanakan
pengembangan kriteria pencapaian kompetensi dasar, memberitahukan kepada siswa
mengenai aspek yang dinilai, menetapkan bobot untuk tiap-tiap teknik penilaian dan
menetapkan rumus penentuain nilai akhir, menetapkan acuan kriteria (KKM) sebagai rujukan
dalam pengambilan keputusan, menjamin pelaksanaan ulangan dan ujian bebas dari
kecurangan, memeriksa dan mengembalikan hasil pekerjaan siswa dan memberikan umpan
balik, memberi skor disertai makna/interpretasi dari skor tersebut, menyampaikan hasil
belajar siswa dalam rapat dewan guru untuk menentukan kenaikan kelas dan kelulusan,
hingga melaporkan hasil belajar siswa kepada wali murid. Adapula prosedur penilaian yang
tidak dilakukan oleh guru, antara lain tidak melaksanakan penilaian sesuai dengan pedoman
penilaian kurikulum 2013, tidak membuat kisi-kisi penilaian, serta tidak medeskripsikan hasil
belajar siswa secara rinci, yang menggambarkan keadaan/kondisi siswa dalam megikuti
30
pelajaran. Berdasarkan hasil penelitian, ada dua faktor yang mempengaruhi guru dalam
melakukan penilaian pembelajaran kurikulum 2013, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri guru tersebut, sedangkan faktor
eksternal adalah faktor yang berasal dari luar. Yang termasuk ke dalam faktor internal adalah:
a) guru masih terbiasa dengan kurikulum yang lama (KTSP). Sedangkan yang termasuk ke
dalam faktor eksternal adalah adalah a) workshop/pelatihan/seminar yang diikuti oleh para
guru, dan b) adanya supervisi yang dilakukan baik dari pihak pengawas maupun pihak
sekolah. Hasil dari penelitian ini mendukung penelitian Fatmawati, Zainul Akhyar dan
Mariatul Kiptiah (2012), yang menyatakan bahwa pelaksanaan penilaian yang dilakukan guru
sudah cukup baik, akan tetapi masih terdapat kekurangan dalam melakukan perencanaan
penilaian, serta masih kurangnya perhatian guru dalam membuat RPP. Selain itu, penelitian
ini juga senada dengan penelitian Ahmad Jafar (2013). Penelitian ini juga menyatakan guru-
guru sudah melaksanakan penilaian dengan sebagaiman mestinya. Namun, para guru masih
belum memahami mengenai proses yang harus dilalui dalam merencanakan penilaian, seperti
guru-guru tidak membuat kisi-kisi, tidak menguji validitas dan reliabilitas tes, dan tidak
membuat profil tentang kemajuan peserta didik.
 Kelebihan
 Jurnal yang dibahas menarik, karena membahas tentang Penilaian Pembelajaran
Akuntansi Kurikulum 2013 yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi penerapan
kurikulum 2013 di sekolah
 Pembahasan dalam jurnal sudah bagus karena sudah dijelaskan dengan baik
 Metode penelitian yang digunakan sudah baik karena melihat dokumentasi dan
menggunakan wawancara
 Referensi yang digunakan dalam penelitian ini sudah bagus karena banyak daftar
pustaka yang digunakan untuk mendukung hasil penelitian
 Kekurangan
 Dalam jurnal belum terdapat ISSN
 Terdapat penggunaan kata yang sulit dipahami oleh pembaca

31
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu:
1. Kompetensi Guru dalam melakukan penilaian kurikulum 2013 pada mata pelajaran
akuntansi di SMK Negeri 3 Surakarta cukup memadai. Hal ini ditunjukkan oleh
kemampuan guru daam membuat perencanaan penilaian, pelaksanaan penilaian, serta
pengolahan dan pelaporan penilaian.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi guru dalam melakukan penilaian kurikulum 2013
lebih mengarah pada kemampuan beradaptasi guru yang kurang dalam
mengimplementasikan sistem penilaian kurikulum 2013. Ini terlihat dari belum
terbiasanya guru-guru dalam melakukan penilaian yang berbentuk deskriptif, dan
masih terbiasa dengan sistem yang berlaku di kurikulum sebelumnya.
B. SARAN
Saran kami terhadap jurnal ini yaitu:
 Supaya pembahasan dalam jurnal ini diperdalam lagi untuk lebih detail lagi sehingga
pembaca paham akan judul jurnal yang dibahas.
 Supaya penelitian ini dibuat secara berskala supaya mengetahui perkembangan
kompetensi guru dalam melakukan penilaian kurikulum 2013 pada pembelajaran
akuntansi di SMK Negeri 3 Surakarta dan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi guru-guru tersebut dalam melakukan penilaian kurikulum 2013.
C. Rekomendasi untuk perbaikan buku
Buku wajib
Saya merekomendasikan gambar-gambar yang di dalam bukunya memiliki warna yang
bervariasi sehingga pembaca merasa senang saat membacanya. Apalagi pembaca banyak para
remaja, jadi tidak salah kalau diberi gambar dengan full colour sebagai penariknya.
Buku Pembanding
Saya merekomendasikan gambar-gambar di dalamnya memiliki warna yang menarik
sehingga pembaca tertarik saat membacanya dan tata cara penulisan yang baik serta rapi.

32
DAFTAR PUSTAKA
Alkharusi, dkk. 2012. Educational Assessment Attitudes, Competence, Knowledge, and
Practices: An Exploratory Study of Muscat Teachersin the Sultanate of Oman. Journal of
Education and Learning. Vol. 1, No. 2. ISSN 1927-5250. Halaman 217-232Tersedia (diakses
1 Maret 2015)
Amka Abdul Aziz. 2012 .Guru Profesional Berkarakter. Klaten : Penerbit Cempaka Putih.
Anitah, Sri. 2009. Teknologi Pembelajaran.Surakarta : Yuma Pustaka.
Camelia dan Chotimah, Umi. 2012. Kemampuan Guru Membuat Instrumen Penilaian
Domain Afektif pada Mata Pelajaran PKn di SMP Negeri Se-Kabupaten Ogan Ilir. Jurnal
dr. siti halimah, m. (2016). telaah kurikulum. medan: perdana publishing.
Pembelajaran, T. P. (2017). Kurikulum dan Pembelajaran. Depok: PT Raja Grafindo Persada.

33

Anda mungkin juga menyukai