Anda di halaman 1dari 19

K.D. 3.

3 Kelas 4 Sekolah Dasar Pembelajaran IPS “Memahami Manusia


dalam Hubungannya Dengan Kondisi Geografis di Sekitarnya”
D
I
S
U
S
U
N
Oleh:

Nama Nim
Resa Amelia Lubis 1620500031
Akhir Pauji Rambe 1620500026
Suryani Fitri Siregar 1620500027
Fauziah Harahap 1620500001
Fitriana 1620500007

Dosen Pengampu:
Nashran Azizan Hasibuan, M. Pd

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PADANGSIDIMPUAN
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah, dan taufiqnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
tugas kuliah yang berupa makalah. Shalawat dan salam penulis hadiahkan kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah bagi seluruh manusia.

Penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah


PEMBELAJARAN IPS MI/SD yang berjudul K.D. 3.1 Kelas 4 Sekolah Dasar
Pembelajaran IPS “Mengidentifikasi Karakteristik Ruang dan Pemanfaatan
Sumber Daya Alam untuk Kesejahteraan Masyarakat dari Tingkat
Kota/Kabupaten Sampai Tingkat Provinsi.

Penulisan makalah ini tidak lepas dari hambatan dan kesulitan, namun
berkat bimbingan, bantuan, nasihat dan saran serta kerja sama dari berbagai pihak
sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dosen Pengampu Ibu Nashran Azizan Hasibuan, M.Pd. yang telah


memberikan arahan kepada penulis.
2. Rekan-rekan yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Penulisan makalah tentunya tidak lepas dari kekurangan, baik dari segi isi
dan penyusunan makalah. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk kemajuan penulisan makalah dimasa yang akan
datang. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
pembaca tentang wawasan nusantara dalam perundang-undangan Negara.

Padangsidimpuan, 16 Maret 2019

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang..............................................................................................1
B. Rumusan masalah.........................................................................................1
C. Manfaat Makalah..........................................................................................2
D. Tujuan Makalah...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN

A. Teori Belajar Konstruktivisme.....................................................................3


B. Model Pembelajaran Inquiry Based Learning.............................................4
C. Media Pembelajaran.....................................................................................5
D. Penilaian Autentik........................................................................................8
E. Penerapan ....................................................................................................9

BAB III PENUTUP

A. Simpulan....................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perubahan kurikulum yang terjadi disebabkan oleh perkembangan dunia


pendidikan dan juga perkembanagan jaman yang pada masa sekarang ini. Oleh
sebab itu calon pendidik sangat dituntut untuk pandai beradaptasi dan
menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi dan mengikutinya untuk tidak
ditelan zaman.

Begitu pula halnya dengan proses pembelajaran di dalam kelas. Seorang


calon pendidik harus mampu memberikan program yang baru atau ide
pembelajaran yang inovatif agar siswa tidak dihampiri rasa bosan selama proses
pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu calon pendidik perlu dibekali dengan
pengetahuan tentang teori belajar, model pembelajaran yang sesuai dengan materi
dan kondisi kelas juga dengan kurikulum, media yang sesuai dengan materi dan
dapat menunjang keberlangsungan proses pemebelajaran kelas serta penilaian
yang seharusnya dilakukan dalam kurikulum 2013. Terutama pada pembelajaran
IPS yang membutuhkan perhatian khusus untuk membangun karakter seorang
siswa, calon pendidik harus mampu menyesuaikan segala instrumen pendukung
agar pembelajaran IPS di SD/MI berlangsung dengan baik.

Oleh karena itu, peserta didik sangat membtuhkan perhatian khusus untuk
membangun karekternya dalam pembelejaran IPS, sehingga penulis menyusun
makalah ini agar calon pendidik dapat memilih dan menyeseuaikan teori, model,
media dan penialain yang sesuai dengan pembelajaran IPS di kelas 4 tema 2 K.D.
3.3 yakni Memahami Manusia dalam Hubungannya Dengan Kondisi Geografis di
Sekitarnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan teori belajar konstruktivisme?
2. Jelaskan Model pembelajaran Inquiry Based Learning?

1
3. Media pembelajaran Apa Yang Tepat untuk Digunakan di SD/MI?
4. Bagaimana Penilaian Autentik yang Terdapat pada Kurikulum
2013?
5. Bagaimana Cara Penerapan tentang Teori, Model, Media, Penilaian
yang sesuai dengan materi kelas 4 tema 2 K.D. 3.3 di SD/MI?

C. Manfaat makalah

1. Untuk Mengetahui dimaksud dengan teori belajar konstruktivisme.


2. Untuk Memahami Model pembelajaran Inquiry Based Learning.
3. Untuk Mengetahui Media pembelajaran Apa Yang Tepat untuk
Digunakan di SD/MI.
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Penilaian Autentik yang Terdapat
pada Kurikulum 2013.
5. Untuk memahamai Bagaimana Cara Penerapan tentang Teori,
Model, Media, Penilaian yang sesuai dengan materi kelas 4 tema 2
K.D. 3.3 di SD/MI.

D. Tujuan Makalah

Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran IPS
di SD/MI. Selain itu penulisan makalah ini diharapkan bisa bermanfaat bagi calon
pendidik sebagai pedoman pemilihin teori, model, media, penilaian, serta
penerapan semua hal itu di dalam pembelajaran.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Belajar Konstruktivisme

Konstruktivisme merupakan proses pembelajaran yang menerangkan


bagaimana pengetahuan disusun dalam pemikiran manusia. Menurut paham dari
aliran kontruktivisme, seorang guru tidak bertugas untuk memindahkan ilmu
pengetahuan kepada siswa melainkan siswa itu sendidri yang dituntut untuk
mencari ilmu pengetahuan tersebut. Dengan kata lain, ilmu pengetahuan tidak lagi
diberikan atau dipindahkan guru kepada siswa secara sempurna, melainkan siswa
perlu diberikan binaan tentang pengetahuan menurut pengalaman masing-masing.

Pembelajaran dalam konteks konstruktivisme merupakan hasil dari usaha


murid itu sendiri dan guru tidak boleh belajar untuk murid sesuai dengan prinsip
student centered bukan teacher centered. Untuk membantu murid membina
konsep atau pengetahuan baru, guru harus mengambil kira struktur kognitif yang
tersedia pada mereka. Apabila istilah baru telah disesuaikan dan diserap untuk
dijadikan sebagian dari pegangan kuat mereka, barulah kerangka baru tentang
sesuatu bentuk ilmu pengetahuan dapat dibina. Hal inilah yang biasa dinamakan
dengan konstruktivisme.1

Ciri-Ciri Teori Belajar Konstruktivisme:


1. Memberi peluang kepada murid membina pengetahuan baru melalui
penglibatan dalam dunia sebenarnya.
2. Menganggap pembelajaran sebagai suatu proses yang sama penting
dengan hasil pembelajaran.
3. Menyokong pembelajaran secara kooperatif mengambil kira sikap dan
pembawaan murid.
4. Mengambil kira dapatan kajian bagaimana murid belajar sesuatu ide.

1
Muhammad Fajri, Konstruktivisme dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar, tersedia
online di https://vhajrie27.wordpress.com/2010/10/09/konstruktivisme. Diakses pada senin, 18
Maret 2019.

3
5. Menggalakkan murid bertanya dan berdialog dengan murid dan guru.
6. Menggalakkan proses inkuiri murid melalui kajian dan eksperimen.

B. Model Pembelajaran Inquiry Based Learning

Model pembelajaran Inquiry based learning merupakan salah satu yang


dapat mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Sedangkan menurut
Gunawan dkk, model pembelajaran inquiry based learning merupakan kegiatan
pembelajaran berbasis penyelidikan dimana peserta didik mencari sendiri jawaban
dari permasalahan yang dihadapi. Selain itu, menurut Trowbridge & Bybee bahwa
pembelajaran inquiry based learning merupakan model pembelajaran yang
berpusat pada siswa, kelompok-kelompok siswa dihadapkan pada suatu persoalan
atau mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan melalui suatu prosedur yang
telah direncanakan secara jelas.2

Savage dan Armstrong mengembangkanmodel pembelajaran inquiry


sebagai salah satu bagian dari upaya guru dalam membantu para siswa sekolah
dasar untuk meningkatkan keterampilan berpikir. Melalui pembelajaran inquiry,
maka guru akan mudah membantu mengembangkan diri siswa sebagai tanggung
jawabnya. Selain itu, dengan pembelajaran inquiry akan memotivasi siswa untuk
aktif mencari dan mendapatkan pengetahuan. Sehingga model pembelajaran
inquiry based learning juga disebut model pembelajaran berbasis keingintahuan.3

Model pembelajaran berbasis keingintahuan, tidak hanya menekankan


perolehan atau penemuan jawaban-jawaban atas keingintahuan peserta didik
semata, namun lebih dari hal itu model ini akan mendorong kegiatan peserta didik
melakukan observasi atau penyelidikan, pencarian, penemuan, penelitian dan
pengembanagan studi atau kajian dan analisis lebih lanjut. Model pembelajaran ini
melibatkan siswa pada saat proses pembelajaran secara langsung dengan
menggunakan cara-cara bertanya dan berpikir kritis.
2
Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran Teamtik di SD/MI Pengembangan Kurikulum
2013 ( Yogyakarta: Samudra Biru, 2018), hlm. 37.
3
Ahmad Susanto, pengembangan pembelajaran IPS di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana,
2014), hlm. 160.

4
Adapun langkah-langkah model pembelajaran Inquiry Based Learning:4
1. Stimulation, guru memulai pembelajaran dengan bertanya kepada siswa
terkait permasalahan yang sering terjadi.
2. Problem Statement: siswa diberi kesempatan untuk mengidentifikasi
suatu permasalahan dan mencari tahu cara untuk memecahkan masalah
tersebut.
3. Data Collection: siswa mencari informasi yang relevan.
4. Data Processing: data yang didapat diolah dengan benar dan ditafsirkan
dengan logis.
5. verification: hasil data yang sudah diolah dapat diperiksa kebenarannya.
6. Generalization: tahap akhir siswa menyimpulkan hasil analisisnya dan
dipresentasikan didepan kelas.
C. Media Pembelajaran

Menurut R. Rahadrjo kata media berasal dari bahasa latin, dan merupakan
bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau
pengantar. Bahwasanya media itu merupakan wahana penyalur pesan atau
informasi belajar, terungkap antara lain dari pendapat ahli seperti berikut:
pertama, Wilbur Schramm menyatakan, “ Information carrying technologies that
can be used for instruction... The media of instruction, consequently are extension
of the reacher;” kedua, menurut NLA, media adalah “ printed and audio visual
forms of comunication and their accompanying tehnology.” Ketiga, Briggs
menyatakan, “The phsical means of conveying instructional content...books, films,
videotapes, slide-tapes, etc.” Dari ketiga pendapat ini dapat disimpulkan bahwa:
(1) media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin
diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut; (2) bahwa materi yang
ingin disampaikan yakni pesan pembelajaran, dan bahwa tujuan yang ingin
dicapai yaitu terjadinya proses belajar. Bila karena satu dan lain hal media
tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai penyalur pesan yang
diharapkan, maka ia tidak efektif dalam arti tidak mampu mengomunikasikan isi

4
Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran PPKN di SD/MI Implementasi Pendidikan Abad
21, (Medan: Akasha Sakti, 2018), hlm. 123-124.

5
pesan yang ingin disampaikan oleh sumber kepada sasaran yang ingin
dicapainya.5

Dalam dunia pendidikan istilah media pembelajaran merupakan hal yang


penting untuk diketahui oleh seorang pendidik untuk menciptakan kondisi belajar
yang bermakna dan menyenangkan. Salah satu media yang dapat dijadikan alat
dalam menyampaikan informasi atau pesan pembelajaran kepada peserta didik di
jaman sekarang ini adalah media yang berbasis teknologi. Salah satu contoh
media berbasis teknologi yang dapat menunjang proses pembelajaran di dalam
kelas adalah Multimedia.

Menurut Turban dkk, multimedia adalah kombinasi dari tiga elemen,


yaitu: suara, gambar dan teks.

Menurut robin dan Linda bahwa multimedia adalah kombinasi dari paling
sedikit dua media input atau output. Media ini dapat berupa audio, animasi, video,
teks, grafik dan gambar.

Oleh karena itu, penulis menyimpulkan bahwa multimedia merupakan


produk dari kemajuan teknologi digital. Media ini mampu memberikan
pengalaman belajar yang kaya bagi penggunanya. Multimedia dapat menampilkan
pesan dan pengetahuan dalam bentuk gabungan atau kombinasi antar beberapa
format penayangan, seperti: teks, audio, grafis, video dan animasi secara simultan.
Dengan kemampuan seperti ini program multimedia dapat menanyangkan
informasi dan pengetahuan secara komperehensif yang dapat dipelajari.

Kombinasi antara beberapa format penayangan tersebut memiliki fungsi


masing-masing, yakni sebagai berikut:6
1. Unsur Teks bermanfaat untuk mempelajari deskripsi atau penjelasan
yang terkait dengan konsep-konsep yang diungkapkan secara tertulis.
Teks memiliki sifat serbaguna karena dapat digunakan untuk
5
Andi Prastowo, Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik
Terpadu Implementasi Kurikulum 2013 untuk SD/MI, (Jakarta: Kencana, 2015), hlm.293.
6
Benny A. Pribadi, Media dan Teknologi dalam Pembelajran, (Jakarta: Kencana, 2017),
hlm.164-165.

6
mengkomunikasikan hampir semua jenis informasi dan pengetahuan
kepada pemirsa.
2. Unsur Audio berguna untuk mempelajari kemampuan dalam menyimak
informasi dan pengetahuan yang disampaikan melalui suara.
Kemampuan dalam memahami informasi dan pengetahuan yang
disampaikan melalui unsur suara dikenal dengan istilah listening
comprehension. Pemanfaatan unsur audio untuk meningkatkan
pemahaman konsep banyak dilakukan pada bidang pelajaran bahasa,
musik dan seni.
3. Unsur Gambar dapat digunakan untuk membuat konsep-konsep yang
bersifat abstrak terlihat nyata atau konkret sehingga mudah untuk
dipelajari. Dengan kata lain, unsur gambar sebagai media pembelajaran
mempunyai kekuatan tersendiri untuk digunakan dalam memahami
konsep-konsep atau informasi yang bersifat abstrak.
4. Unsur Video dan Animasi yang memiliki fitur berupa gambar bergerak,
tergolong sebagai medium yang dapat digunakan dalam menjelaskan
berlangsungnya sebuah prosedur atau suatu peristiwa secara efektif.
Animasi juga dapat digunakan untuk digambarkan dan memperlihatkan
objek dan benda yang digerakkan untuk menjelaskan sebuah konsep
atau pengetahuan.

Dengan segala keunggulan yang dimiliki, multimedia dapat digunakan


untuk meningkatkan pemahaman orang yang belajar atau learner dalam
mempelajari konsep-konsep dan beragam pengetahuan. Tidak hanya itu,
keunggulan program multimedia yang berisi integrasi berbagai unsur tayangan-
teks, audio, video dan animasi dalam menyampaikan informasi dan pengetahuan
mampu meningkatkan daya ingat atau retensi pemakainya terhadap informasi dan
pengetahuan yang telah dipelajari.

7
D. Penilaian Autentik

Dalam Permendikbud RI No. 66 Tahun 2013 disebutkan bahwa penilaian


autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komperehensif untuk
menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran.
Dalam bahasa Masnur Muslich, penilaian autentik ditujukan dengan proses
penilaian yang mencakup sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil
belajar peserta didik. Penilaian ini dilaksanakan secar terpadu dengan kegiatan
pembelajaran.

Penilaian autentik dilakukan dengan berbagai cara seperti: pengumpulan


kerja peserta didik (portofolio), hasil karya (product), penugasan (project), kinerja
(performance), dan tes tertulis (paper and pencil). Oleh karena itu, dapat
didefenisikan bahwa indikator penilaian autentik yaitu:

1. Sasaran penilaiannya mengarah kepada kompetensi yang ingin dicapai


2. Penilaian yang melibatkan siswa pada tugas-tugas atau kegiatan yang
bermanfaat, penting, dan bermakna.
3. Penilaian yang mampu menantang siswa menerapkan
informasi/keterampilan akademik baru pada situasi nyata dan untuk
maksud yang jelas.
4. Penilaian yang mampu mengukur perbuatan atau penampilan yang
sebenarnya atas kompetensi suatu mata pelajaran.
5. Penilaian yang mampu mengukur penugasan siswa terhadap
kompetensi mata pelajaran tertentu dengan cara yang akurat.
6. Penilaian yang menguji atau memeriksa kemampuan kolektif siswa
dalam rangka mengevaluasi secara tepat apa yang telah dipelajarinya.
7. Penilaian yang menguji atau memeriksa secara langsung
perbuatan/prestasi siswa berkaitan dengan tugas intelektual yang layak.
8. Penilaian yang melibatkan siswa untuk mendemonstrasikan apa yang
mereka ketahui dalam suatu konteks kehidupan nyata.

8
Penilaian dalam kurikulum 2013 sekarang ini telah menekankan 4 ranah
kajian penilaian, yaitu:
1. Penilaian sikap (afektif) yang terbagi menjadi dua yaitu sikap spritual
dan sikap sosial. Penilaian sikap mengevaluasi 4 instrumen yaitu
penilaian diri, penilaian antar teman, observasi dan jurnal.
2. Penilaian pengetahuan (kognitif), pada ranah ini pendidik menilai
peserta didiknya dengan cara test lisan dan test tertulis
3. Penilaian keterampilan (psikomotorik). Pada ranah ini pendidik
mengevaluasi peserta didik melalui unjuk kerja, projek dan produk.

E. Penerapan

Pembelajaran IPS kelas 4 tema selalu berhemat energi mempunyai


beberapa kompetensi dasar yang akan dijadikan acuan untuk membuat suatu
tujuan pembelajaran, salah satu dari kompetensi dasar tersebut yakni: K.D. K13
3.3. Memahami manusia dalam hubungnannya dengan kondidi geografis di
sekitarnya.

Kompetensi dasar ini sangat cocok bila diajarkan menggunakan teori


belajar konstruktivisme yang mana teori ini menjadikan siswa lebih mandiri
dalam mendapatkan sebuah ilmu yang dikonstruk atau dibentuk sendiri oleh
pemikiran-pemikirannya yang didapatkan dari pengalaman pribadi langsung yang
peserta didik rasakan pada kehidupannya atau melalui pemberian stimulus-
stimulus oleh guru tentang pembelajaran tanpa guru mau memberikan secara
langsung ilmu pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.

Penerapan teori belajar konstruktivisme pada tema 2 kelas 4 tentang


berhemat energi dilakukan berdampingan dengan model pembelajaran inquiry
based learning yang mana model ini memberikan kesempatan pada peserta didik
untuk mencari tahu sendiri materi pembelajaran yang akan dipelajari di kelas,
sehingga patokan ataupun acuan dalam proses pembelajaran ini adalah kegiatan
peserta didk itu sendiri atau disebut dengan student centered. Penerapan teori

9
belajar konstruktivisme dengan menggunakan model pembelajaran inquiry based
learning sangat cocok untuk disandingkan dalam pembelajaran dikelas karena
teori dan model pembelajaran ini sama-sama mengarahkan siswa belajar aktif
mencari, meneliti, menelaah dan menyimpulkan serta membangun sendiri
pengetahuan dan informasi yang ia butuhkan dalam pembelajaran.

Contoh penerapannya dapat kita lakukan dengan menggunakan langkah-


langkah dalam model pembelajaran inquiry based learning, yakni:

1. Stimulation, guru memulai pembelajaran dengan bertanya kepada siswa


terkait permasalahan yang sering terjadi. Kemudian stimulus juga dapat
pendidik berikan melalui media yakni dengan membawa gambar
ataupun video tentang materi pembelajaran, misalkan guru
membawakan multimedia tentang sebuah bendungan, sungai ataupun
laut.
2. Problem Statement: pada tahap ini, peserta didik diarahkan untuk
mengidentifikasi dari apa yang dilihatnya didalam media berupa
multimedia yang telah ditampilkan, mengidentifikasi setiap apa yang
dilihatnya, mengarahkan untuk menuliskan atau mengintisarikan setiap
apa yang dianggapnya penting untuk pembelajaran. Misalnya, dari
tampilan multimedia yang diberikan pendidik siswa memperoleh data
bahwa masyarakat yang tinggal disekitar laut bermata pencaharian
sebagai seorang nelayan, sementara penduduk yang tinggal disekitar
sungai bermata pencaharian sebagai seorang petani, peternak dan
sebagainya. Kemudian peserta didik juga dapat mengidentifikasi bahwa
penduduk disekitar sungai memperoleh sumber energi yang berupa
listrik dengan menggunakan tenaga air sungai sementara penduduk di
daerah pessisir pantai memperoleh listrik dari tenaga surya atau tenaga
uap. Kemudian peserta didik juga sebisa mungkin diberikan arahan
untuk dapat mengidentifikasi bagaimana cara penduduk didaerah aliran
sungai dengan penduduk didaerah pesisir pantai dalam berkomunikasi
dengan masyarakat sekitarnya dan membandingkan apa yang

10
diamatinya dengan yang dirasakan dilingkungan sekitar tempat dia
tinggal.
3. Data Collection: kemudian peserta didik diberi stimulus untuk
mengumpulkan setiap data yang telah diidentifikasi dan dikumpulkan
dari apa multimedia yang ditayangkan oleh pendidik. Kemudian
mencari dan mengumpulkan juga informasi dari orang-orang
disekitarnya, misalnya bertanya kepada teman sebaya, pendidik dan
segala sumber yang berhubungan dengan materi.
4. Data Processing: setelah dirasa peserta didik telah mengumpulkan
setiap data yang dibutuhkan untuk menunjang proses pembelajaran
kemudian peserta didik diarahkan untuk memproses data ataupun
informasi yang didapatkan untuk membuat sebuah kesimpulan
sementara dari apa yang ia dapatkan. Misalnya, pada tahap data
statement peserta didik memperoleh data bahwa penduduk pesisir
pantai mempunyai mata pencaharian sebagai nelayan dan masyarakat
sekitar sungai bermata pencaharian sebagai seorang petani atau
peternak selain itu peserta didik juga memperoleh informasi dari
multimedia yang ditampilkan bahwa penduduk pesisir pantai
mempunyai warna kulit yang agak gelap dibandingkan penduduk
disekitar sungai, atau penduduk pesisir pantai cenderung lembut
bertutur kata dibandingkan penduduk disekitar sungai yang ditumbuhi
banyak pepohonan. Sehingga dari data tersebut peserta didik dapat
menyimpulkan bahwa penduduk pesisir pantai adalah para nelayan
yang berkulit agak gelap namun lembut dalam bertutur kata sementara
penduduk disekitar sungai adalah petani atau peternak yang berkulit
putih dan cenderung bersuara keras dalam bertutur kata.
5. verification: hasil data yang sudah diolah dan dibuat kesimpulan
sementara kemudian pendidik bersama-sama dengan peserta didik
melakukan verifikasi atau cek kebenaran dari kesimpulan sementara
yang telah dibentuk sendiri oleh peserta didik, membenarkan apa yang
belum benar dan menguatkan apa yang sudah benar. Contohnya,

11
kesimpulan yang ada diatas diuji kebenarannya dengan sumber yang
lebih relevan dan pasti yang bersumber dari buku, pendidik atau sumber
belajar lainnya, kemudian peserta didik diarahkan untuk mengubah
kesimpulan yang sebelumnya salah untuk dibenarkan. Misalnya, tidak
semua penduduk pesisir pantai memiliki warna kulit yang gelap atau
sebagainya.
6. Generalization: tahap akhir siswa menyimpulkan hasil analisisnya dan
dipresentasikan didepan kelas. Misalnya, kesimpulan yang telah diuji
kebenarannya secara bersama-sama yakni:
Penduduk pesisir pantai: dikarenakan wilayahnya secara geografis
dikelilingi oleh lautan maka sebagian besar penduduknya bermata
pencaharian sebagai seorang nelayan atau pengusaha makanan
berbahan produk yang berasal dari lautan. Selain itu, karena pesisir
pantai merupakan daerah yang panas karena sedikit pepohonan yang
menutupi permukaan tanahnya maka sinar matahari langsung menyinari
daerah tersebut yang menyebabkan rata-rata penduduknya berkulit agak
gelap dari penduduk lainnya, sedangkan

Penduduk disekitar sungai: dikarenakan wilayahnya secara geografis


dikelilingi air pegunungan dan banyak pepohonan juga lahan yang subur maka
sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai seorang petani,
peternak atau pembuat kerajinan tangan dari bahan yang tersedia di hutan seperti:
sapu lidi, pembuatn gula aren dan lain sebagainya. Selain itu karena daerah sekitar
sungai ditumbuhi pepohonan yang rindang yang dapat mengahalangi sinar
matahari secara langsung mencapai bumi menyebabkan sebagian penduduknya
berkulit cerah, namun ada juga yang berkulit gelap, yakni sang petani yang biasa
bekerja dibawah terik matahari disiang hari untuk menanam padi.

Pada tahap ini, kesimpulan yang didapatkan dari pengamatan multimedia


tentang daerah sungai dan lautan yang ditayangkan oleh pendidik akan
dipresentasikan oleh peserta didik didepan kelas secara berkelompok ataupun
perwakilan individu.

12
Selama proses pembelajaran seperti yang dijelaskan diatas, sembari
pendidik mengarahkan siswa dalam memperoleh dan menyimpulkan informasi
atau pengetahuannya pendidik juga melakukan penilaian terhadap proses peserta
didik selama pelajaran berlangsung. Penilain yang dimaksud disini yakni
penilaian sikap, bagaimana dia berkerjasama dengan teman sekelompoknya,
bagaimana dia memperoleh dan menafsirkan informasi yang didapatkan sampai
kepada bagaimana cara siswa mengkomunikasikan data atau informasi yang dia
dapatkan. Selain itu setelah proses belajar berakhir guru juga melakukan penilaian
tentang: bagaimana tingkat pemahaman anak tentang materi pelajaran dengan
menggunakan tes, apa produk yang dia dapatkan setelah berakhirnya proses
pembelajaran dan sebagainya.

Rubrik penilaian tersebut dapat dibuat seperti contoh berikut:

Penilaian sikap:

Kriteria
Nama siswa
Teliti Bertanggung Jawab Bekerjasama
Ucok 

Butet 
 
Upik  

Penilaian kognitif (Pengetahuan)

 Tes tertulis: peserta didik diberikan soal pengayaan seperti berikut


ini:
1. sebutkan ciri-ciri penduduk yang tinggal didaerah pesisir pantai?
2. sebutkan ciri-ciri penduduk yang tinggal didaerah sekitar sungai?
3. apa penyebab penduduk di pesisir pantai cenderung memiliki
warna kulit yang gelap?

13
4. kenapa masyarakat disekitar sungai sebagian besar bermata
pencaharian sebagai petani?
5. gambarkan dengan kata-katamu sendiri bagaimana kondisi
geografis wilayah lautan?
 Tes lisan: peserta didik diberikan pertanyaan-pertanyaan secara
lisan dan dijawab secara langsung tanpa menuangkannya kedalam
kertas dalam bentuk kalimat jawaban. Seperti berikut:
1. apakah terdapat perbedaan keadaan gegrafis kedua wilayah
tersebut?
2. dapatkah penduduk pesisir pantai bekerja sebagai seorang
petani?
3. bagaimana jika didaerah pesisir pantai penduduk menanam padi
atau tanaman yang lainnya?

Kriteria penilaian diatas dilakukan dengan memberikan point terhadap


masing-masing soal kemudian jumlah sluruh skor yang didapatkan dibagikan
kepada jumlah skor seluruhnya lalu dikalikan dengan 100. Seperti contoh berikut
ini:

jumlah skor yang benar


Skor/nilai = x 100 contoh:
jumlah skor seluruhnya
80
Skor/nilai= x 100=80,jadi peroleh nilai siswa diangka 80.
100

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Paham konstruktivisme menyatakan seorang guru tidak bertugas untuk


memindahkan ilmu pengetahuan kepada siswa melainkan siswa itu sendidri yang
ditutntut untuk mencari ilmu pengetahuan tersebut. Dengan kata lain, ilmu
pengetahuan tidak lagi diberikan atau dipindahkan guru kepada siswa secara
sempurna, melainkan siswa perlu dibrikan binaan tentang pengetahuan menurut
pengalaman masing-masing.

Model pembelajaran inquiry based learning merupakan model


pembelajaran yang berpusat pada siswa, kelompok-kelompok siswa dihadapkan
pada suatu persoalan atau mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan melalui
suatu prosedur yang telah direncanakan secara jelas.

Multimedia merupakan produk dari kemajuan teknologi digital. Media ini


mampu membrikan pengalaman belajar yang kaya bagi penggunanya. Multimedia
dapat menampilkan pesan dan pengetahuan dalam bentuk gabungan atau
kombinasi antar beberapa format penayangan, seperti: teks, audio, grafis, video
dan animasi secara simultan.

Penilaian autentik ditujukan dengan proses penilaian yang mencakup


sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik.
Penilaian ini dilaksanakan secar terpadu dengan kegiatan pembelajaran.

15
DAFTAR PUSTAKA

Fajri, Muhammad. 2010. Konstruktivisme dalam Pembelajaran IPS di


Sekolah Dasar. Tersedia online
https://vhajrie27.wordpress.com/2010/10/09/konstruktivisme. Diakses pada senin,
18 Maret 2019.
Lubis, Maulana Arafat. Pembelajaran PPKn di SD/MI (Implementasi
Pendidikan Abad 21). Medan : Akasha Sakti, 2018.
Lubis, Maulana Arafat. 2018. Pembelajaran Teamtik di SD/MI
Pengembangan Kurikulum 2013. Yogyakarta: Samudra Biru.
Prastowo, Andi. 2015. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) Tematik Terpadu Implementasi Kurikulum 2013 untuk SD/MI. Jakarta:
Kencana.
Pribadi, Benny A.. 2017. Media dan Teknologi dalam Pembelajran.
Jakarta: Kencana.
Susanto, Ahmad. 2014. Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah
Dasar. Jakarta: Kencana.

16

Anda mungkin juga menyukai