Anda di halaman 1dari 62

KAJIAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK SMP

PERINTIS 1 BANDAR LAMPUNG KELAS VIII PADA MATERI POKOK


SISTEM PENCERNAAN TAHUN PELAJARAN 2021/2022

(Skripsi)

Oleh

NABILA NUR IKARIZA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2022
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI............................................................................................................i
DAFTAR TABEL..................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................3
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................3
D. Hipotesis.......................................................................................................3
E. Manfaat Penelitian.......................................................................................4
F. Ruang Lingkup.............................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Pembelajaran Biologi...................................................................................5
B. Berpikir Kritis..............................................................................................6
C. Materi Sistem Pencernaan Manusia............................................................9
D. Hipotesis Penelitian....................................................................................18

BAB III METODE PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................19
B. Populasi dan Sampel..................................................................................19
C. Desain Penelitian........................................................................................19
D. Prosedur Penelitian.....................................................................................20
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data.........................................................21
F. Teknik Analisis Data..................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis..............................................................7


2. Desain penelitian..............................................................................................19
3. Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi...............................................................22
4. Kriteria uji reliabilitas berdasarkan skalaAlpha Cronbach’s...........................22
5. Kategori Interpretasi Presentase Keterampilan berpikir kritis...........................23
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Sistem Pencernaan Manusia.............................................................................11


2. Gerak Refleks Menelan dan Peristaltik Esofagus............................................12
3. Tiga Bagian Dari Usus Halus...........................................................................13
4. Struktur Usus Halus.........................................................................................15
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada abad 21 perkembangan dunia pendidikan di Indonesia tidak dapat dilepaskan


dari pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), bahwa
ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Seiringdengan
berkembangnyailmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),
makasumberdayamanusiaperlu ditingkatkan melalui pendidikan. Menurut
PermendikbudNo22tahun2016, dalam duniapendidikan terdapat berbagai aspek
yang harusdiajarkanpadasiswa,salah satuyangingin diwujudkan adalah
keterampilanfisikal (hardskill)danketerampilanmental (softskill) padasiswa.Hard
skills adalah penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan teknis
yang berhubungan dengan bidang ilmunya. Adapun hard skills siswa diukur
berdasarkan nilai hasil belajarnya. Sedangkan soft skills adalah hal yang bersifat
halus yang meliputi keterampilan psikologis, emosional, dan spiritual. Adapun
soft skills siswa diukur berdasarkan nilai keterampilan sosialnya (Alfiansyah,
dkk., 2014:153).

Kurikulum 2013 menuntut peserta didik tidak hanya memiliki kemampuan


akademik (hard skill) tetapi juga meningkatkan kemampuan personal (soft skill).
Kurikulum ini memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengarungi
semua ranah pembelajaran, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Pada
ranah kognitif atau pengetahuan, kurikulum 2013 mengharuskan peserta didik
untuk memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi yang disebut juga berpikir
kompleks yang terdiri dari berpikir kritis,berpikir kreatif, pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan (Ramdani dan Badriah, 2018: 37).

Kemampuan berpikir kritis berpotensi membentuk manusia berkualitas, karena


2

keterampilan ini sangat penting peranannya dalam membantu siswa untuk


memecahkan masalah. Menurut (Johnson, 2007:183) berpikir kritis merupakan
proses sistematis yang digunakan dalam kegiatan mental seperti pemecahan
masalah, pengambilan keputisan, membujuk, menganalisis asumsi, dan
melakukan penelitian ilmiah. Sedangkan menurut (Christina & Kristin, 2017)
Berpikir kritis merupakan kemampuan sesorang dalam menemukan informasi dan
pemecahan sebuah masalah dari suatu masalah dengan cara bertanya kepada
dirinya sendiri untuk menggali informasi tentang masalah yang sedang di hadapi.

Berpikir kritis merupakan salah satu pengembangan pada hasil belajar siswa. Oleh
karena itu, kemampuan berpikir kritis sangat penting untuk melatih kemampuan
siswa berpikir secara aktif, logis serta mampu berargumentasi dalam proses
pembelajaran selain itu siswa juga diharapakan untuk dapat mengevaluasi dan
menemukan pemecahan masalah. Jadi dapat disimpulkan bahwa Critical thinking
(berpikir kritis) yaitu kemampuan siswa dalam berpikir kritis berupa bernalar,
mengungkapkan, menganalisis dan menyelesaikan masalah (Liliasari, 2013: 75).

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 15 Januari 2020,
di SMP Perintis 1 Bandar Lampung, tersebut telah melakukan penilaian terhadap
kemampuan berpikir kritis siwa melalui diskusi dan wawancara dengan guru IPA,
bahwa kemampuan berpikir kritis siwa di kelas VIII masih rendah, dan siswa
masih kesulitan memahami dan menerima pembelajaran yang diberikan oleh guru,
karena guru masih ada sebagian yang menggunakan metode ceramah, dan model
yang biasa digunakan oleh guru di SMP tersebut adalah model discovery learning,
dimana pembelajaran masih berpusat pada guru, sehingga siswa hanya menerima
materi, dan pada saat kegiatan diskusi atau belajar sebagian siswa masih kesulitan
mengemukakan pendapat, hanya beberapa yang terlihat aktif dan berani
mengemukan pendapatnya.

Siswa belum menunjukan kemampuan berpikir kritisnya pada proses belajar


karena siswa masih bersifat menghapal dan belum memahami materi
pembelajaran yang diberikan oleh guru sehingga berdampak pada kemampuan
kognitif siswa yang rendah. karena pada kenyataanya pelajaran Biologi
3

didominasi pada materi yang bersifat teori, sehingga siswa hanya menghapal
tetapi tidak memahami.

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, dalam meningkatkan kemampuan


berpikir kritis siswa, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
“Kajian Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Sistem Pencernaan
Manusia Kelas VIII SMP Perintis 1 Bandar Lampung”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang berkaitan


dengan penelitian ini. Apakah terdapat pengaruh kemampuan berpikir kritis siswa
pada materi Sistem Pencernaan Manusia di kelas VIII SMP Perintis 1 Bandar
Lampung tahun ajaran 2021/2022?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa
pada materi Sistem Ekskresi di kelas VIII SMP Perintis 1 Bandar Lampung tahun
ajaran 2020/2021.

D. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian adalah:


Ho: Tidak ada pengaruh kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Sistem
Pencernaan Manusia di kelas VIII SMP Perintis 1 Bandar Lampung tahun
ajaran 2021/2022.
Ha: Terdapat pengaruh kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Sistem
Pencernaan Manusia di kelas VIII SMP Perintis 1 Bandar Lampung tahun
ajaran 2021/2022.
4

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:


1. Bagi peserta didik, sebagai sarana untuk mengeksplor kemampuan berpikir
kritis, menulis, dan membaca dalam memahami soal.
2. Bagi guru, sebagai informasi mengenai keterampilan berpikir kritispeserta
didik sehingga dapat menjadi acuan agar dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis peserta didik.
3. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam
menganalisis kemampuan berpikir kritis siswa dalam proses pembelajaran

F. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Penelitian:


1. Peserta didik yang menjadi sampel penelitian adalah siswa kelas VIIISMP
Perintis 1 Bandar Lampung
2. Materi pokok yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah sistem
pencernaan pada manusia mata pelajaran IPA kelasVIII.
3. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis menurut Ennis meliputi 5 aspek, yaitu :
(1) memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification); (2)
membangun keterampilan dasar (basic support); (3) menyimpulkan
(inferring); (4) memberikan penjelasan lanjut (advanced clarification); dan (5)
strategi dan taktik (strategies andtactics).
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Biologi

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan usaha sengaja,
terarah dan bertujuan agar orang lain dapat memperoleh pengalaman yang
bermakna (BSNP, 2006: 30). Majid (2015: 109) mengungkapkan bahwa
pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan seseorang atau sekelompok
orang melalui berbagai strategi, metode, dan pendekatan ke arah pencapaian
tujuan yang telah direncanakan. Rustaman dkk (2003: 179) menyatakan biologi
sebagai cabang dari IPA merupakan ilmu yang lahir dan berkembang lewat
langkah-langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian
hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan
konsep. Jadi, dapat dikatakan bahwa hakikat biologi adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan
proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud
sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa
konsep, prinsip dan teori yang berlaku secara universal.

Biologi sebagai ilmu memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan dengan ilmu-


ilmu yang lain. Biologi merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang mempelajari
makhluk hidup dan kehidupannya dari berbagai aspek persoalan dan tingkat
organisasinya. Produk keilmuan biologi berwujud kumpulan fakta-fakta maupun
konsep-konsep sebagai hasil dari proses keilmuan biologi (Sudjoko, 2001:2).
Pembelajaran biologi di sekolah menengah diharapkan dapat menjadi wahana bagi
peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta proses
pengembangan lebih lanjut dalam penerapannya di kehidupan sehari-hari. Penting
sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar siswa,
agar dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang
tepat dan serasi bagi siswa (Hamalik, 2010:36).

Pembelajaran dengan pendekatan Saintifik adalah pembelajaran yang terdiri atas


kegiatan mengamati (untuk mengidentifikasi masalah yang ingin diketahui),
merumuskan pertanyaan (dan merumuskan hipotesis), mengumpulkan
data/informasi dengan berbagai teknik, mengolah/menganalisis data dan menarik
kesimpulan dan mengkomunikasikan hasil yang terdiri dari kesimpulan dan
mungkin juga temuan lain yang di luar rumusan masalah untuk memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Langkah-langkah tersebut dapat
dilanjutkan dengan kegiatan mencipta (Pratiwi, 2018: 178).

Dalam menerapkan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 menuntut guru untuk
memilih beberapa model pembelajaran yang nantinya akan disesuaikan dengan
materi pembelajaran (Hasnunidah, 2018: 120). Berdasarkan Permendikbud No.103
tahun 2014, disebutkan bahwa model pembelajaran merupakan kerangka
konseptual dan operasional pembelajaran yang memiliki nama, ciri, urutan logis,
pengaturan, dan budaya. Model pembelajaran dalam kurikulum 2013 antara lain
discovery learning, project-based learning, problem-based learning, dan inquiry
learning.

B. Berpikir Kritis

Berpikir merupakan proses menghasilkan representasi mental yang baru melalui


transformasi informasi yang melibatkan interaksi secara komplek antara atribut –
atribut mental seperti penilaian, abstraksi, penalaran, imajinasi dan pemecahan
masalah (Binker, 1999: 79). Sementara, kemampuan berpikir merupakan kegiatan
penalaran yang reflektif, kritis, dan kreatif yang berorientasi pada suatu proses
intelektual yang melibatkan pembentukan konsep, aplikasi, analisis, menilai
informasi yang terkumpul atau dihasilkan melalui pengamatan, dan pengalaman.
Kemampuan berpikir berkaitan dengan seseorang individu dalam menggunakan
kedua domain kognitif dan afektif dalam usaha untuk mendapatkan atau
memberikan informasi, menyelesaikan masalah atau membuat keputusan
(Mardhiyana & Sejati 2018: 678). Tujuan pendidikan nasional yaitu untuk
mengembangkan kemampuan berpikir pada umumnya. Berpikir kritis dapat
diartikan kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan
berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya (Liliasari, 2013: 75).

Berpikir kritis membantu individu untuk menyelesaikan permasalahannya.


Berpikir kritis merupakan suatu proses yang terarah dan jelas yang digunakan
dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan,
membujuk, menganalisis asumsi dan melakukan penelitian ilmiah (Saputri 2014:
18). Berpikir kritis adalah suatu aktivitas kognitif yang berkaitandengan
penggunaan nalar. Nalar merupakan bagian dari berpikir kritis (Amri dan Ahmadi
2015: 149).

Menurut Ennis (2011:2-4) terdapat 12 indikator kemampuan berpikir kritis yang


dikelompokkan ke dalam 5 aspek kemampuan berpikir kritis. Berikut ini
merupakan tabel yang berisi aspek, indikator, serta sub indikator keterampilan
berpikir kritis:

Tabel 1. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

Aspek
Indikator Kemampuan
Kemampuan Sub Indikator
Berpikir Kritis
Berpikir Kritia
1. Memberikan 1. Memfokuskan a. Mengidentifikasi atau
penjelasan pertanyaan memformulasikan pertanyaan
sederhana b. Mengidentifikasi atau memutuskan
(elementary criteria untuk mempertimbangkan
clarification) jawaban yang mungkin
c. Mengatur pikiran terhadap situasi
yang sedang dihadapi
2. Menganalisis a. Mengidentifikasi kesimpulan
argument b. Mengidentifikasi alasan yang
dinyatakan tidak dinyatakan
c. Mencari persamaan dan perbedaan
d. Mengidentifikasi dan menangani
ketidak relevanan
e. Mencari struktur sebuah argumen
f. merangkum
Aspek
Indikator Kemampuan
Kemampuan Sub Indikator
Berpikir Kritis
Berpikir Kritia
3. Bertanya dan a. Mengapa ?
menjawab b. Apa intinya ? Apa artinya ?
pertanyaan c. Apa contohnya ? Apa yang bukan
klarifikasi dan contoh ?
pertanyaan yang d. Bagaimana mengaplikasikannya ?
menantang e. Perbedaan apa yang
menyebabkannya ?
f. Apa faktanya ?
g. Akankah anda menyatakan lebih
dari itu ?
2. Membangun 4. Mempertimbangkan a. Keahlian
keterampilan apakah sumber dapat b. Mengurangi konflik interest
dasar ( basic dipercaya atau c. Kesepakatan antar sumber
support ) tidak ? d. Reputasi
e. Menggunakan prosedur yang ada
f. Mengetahui resiko
g. Kemampuan memberikan alasan
h. Kebiasaan berhati- hati
5. Mengobservasi dan a. Ikut terlibat dalam menyimpulkan
mempertimbangkan b. Dilaporkan oleh pengamat sendiri
hasil observasi c. Mencatat hal-hal yang diinginkan
d. Penguatan
e. Kondisi akses yang baik
f. Penggunaan teknologi yang
kompeten
g. Kepuasan obsever atas kredibiltas
kriteria
3. Menyimpulkan 6. 6. Mendeduksi dan a. Kelompok yang egois
(inferring) mempertimbangkan b. Mengkondisikan logika
hasil deduksi c. Menginterpretasikan pertanyaan
7. Menginduksi dan d. Membuat generalisasi
mempertimbangkan e. Menyimpulkan dan berhipotesis
hasil induksi

8. Membuat dan a. Latar belakang fakta


mengkaji nilai hasil b. Konsekuensi
pertimbangan c. Penerapan konsep, prinsip, hukum
dan asas
d. Mempertimbangkan alternatif
e. Menyeimbangkan, menimbang dan
memutuskan
4. Memberikan 9. Mendefinisikan a. Bentuk: sinonim,
penjelasan istilah dan klarifikasi,rentang, ekspresi yang
lanjut mempertimbangkan sama, operasional, contoh dan non
definisi contoh
b. Model definisi
c. Konten (isi)
10. Mengidentifikasi a. Alasan yang tidak dinyatakan
asumsi b. Asumsi untuk rekonstruksi argumen
Aspek
Indikator Kemampuan
Kemampuan Sub Indikator
Berpikir Kritis
Berpikir Kritia
5. Strategi dan 11. Memutuskan suatu c. Mendefinisikan masalah
taktik tindakan d. Memilih criteria sebagai solusi
e. merumuskan
12. Berinteraksi dengan a. Memberi label
orang lain b. Model logis
c. Model retorik
d. Mempresentasikan suatu posisi baik
lisan ataupun tulisan
Ennis (2011:2-4)

C. Materi Sistem Pencernaan Manusia

Materi Sistem Pencernaan Manusia terdapat di kelas VIII semester ganjil


pada KD 3.5 menganalisis sistem pencernaan pada manusia dan memahami
gangguan yang berhubungan dengan sistem pencernaan, serta upaya
menjaga kesehatan sistem pencernaan. Dengan demikian, materi pokok
Sistem Pencernaan meliputi: zat makanan, organ pencernaan, enzim
pencernaan, dan penyakit yang berhubungan dengan sistem pencernaan.

1. Zat Makanan
Menurut Sutanto, dkk. (2014: 162-165) zat-zat yang terkandung dalam
makanan dapat berupa karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral.
a. Karbohidrat
Karbohidrat adalah nama umum untuk bahan-bahan yang mengandung
unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) yang tersusun oleh ketiga
unsur tersebut dengan komposisi CnH2nOn (Karim, dkk., 2008: 39).
Karbohidrat terdapat dalam beras, jagung, gandum, kentang, ubi- ubian,
buah-buahan, dan madu. Karbohidrat digunakan sebagai sumber energi
bagi tubuh.
b. Protein
Protein tersusun oleh unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), dan
nitrogen (N) (Karim, dkk., 2008: 41). Sumber protein yang berasal dari
hewan disebut protein hewani, misalnya daging, susu, ikan, telur, dan keju.
Sumber protein yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati.
Contohnya adalah kedelai, kacang tanah, dan kacang hijau. Protein
berfungsi sebagai komponen struktural dan fungsional.
c. Lemak
Seperti halnya karbohidrat, lemak juga tersusun oleh unsur karbon (C),
hidrogen (H), dan oksigen (O) (Karim, dkk., 2008: 40). Sumber lemak
dapat berasal dari hewan dan disebut lemak hewani. Misalnya lemak
daging, mentega, susu, ikan segar, telur, dan minyak ikan. Sumber lemak
yang berasal dari tumbuhan disebut lemak nabati. Contohnya lemak dari
kelapa, kemiri, kacang-kacangan, dan alpukat. Lemak berfungsi sebagai
cadangan energi dan pelarut vitamin A, D, E, dan K. Lemak disimpan
dalam jaringan bawah kulit.
d. Vitamin
Vitamin merupakan zat-zat yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk
kelancaran proses-proses di dalam tubuh (Karim, dkk., 2008: 42).
Vitamin berfungsi sebagai komponen organik enzim yang disebut sebagai
koenzim.
e. Garam mineral
Beberapa mineral yang sangat dibutuhkan tubuh, misalnya kalsium untuk
pembentukan tulang dan gigi, besi untuk pembentukanhemoglobin,
natrium untuk proses kontraksi otot, dan fosfor untuk proses pembentukan
energi dalam sel.

2. Sistem Pencernaan Manusia


Sistem pencernaan manusia terdiri atas saluran dan kelenjar pencernaan.
Saluran pencernaan merupakan saluran yang dilalui bahan makanan.
Kelenjar pencernaan adalah organ yang mengeluarkan enzim untuk membantu
mencerna makanan (Sutanto, dkk., 2014: 168). Sistem pencernaan manusia
dapat diperlihatkan pada Gambar 1.
Gambar 1. SistemPencernaanManusia
(Sumber: Campbell, 2010: 39).

(1) Mulut: merupakan jalan masuk menuju sistem pencernaan dan berisi organ
aksesori yang berfungsi dalam proses awal pencernaan. (2) Faring: merupakan
organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan (esophagus).
(3) Esofagus: merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan
lambung (Setiadi, 2007: 64-69). Proses awal pencernaan terjadi di dalam
rongga mulut (oral cavity). Pencernaanmekanis dimulai saat gigi dari
berbagai bentuk memotong, meremukkan dan menggiling makanan sehingga
makanan tersebut lebih mudah ditelan. Pencernaan kimiawi diawali dari
kelenjar ludah (salivary gland) mengeluarkan ludah yang mengandung
enzim amilase (menghidrolisis pati dan glikogen menjadi polisakarida yang
lebih kecil dan disakarida maltosa) (Campbell, 2010:39).

Setelah melalui rongga mulut, makanan yang berbentuk bolus (lembek dan
dibentuk bulat) akan masuk ke dalam tekak (faring). Faring (pharynx) adalah
saluran yang memanjang dari bagian belakang rongga mulut sampai ke
permukaan kerongkongan (esofagus). Setelah melalui faring, bolus menuju ke
esofagus (esophagus), suatu organ berbentuk tabung lurus, berotot lurik, dan
berdinding tebal. Otot kerongkongan berkontraksi sehingga menimbulkan
gerakan meremas yang mendorong bolus ke dalam lambung. Gerakan otot
kerongkongan ini disebut gerakan peristaltik (Campbell, 2010: 40). Gerak
refleks menelan dan peristaltik esofagus diilustrasikan dalam Gambar 2.

Gambar 2. Gerak Refleks Menelan dan Peristaltik Esofagus


(Sumber: Campbell, 2010: 40).

(4) Lambung: merupakan alat pencernaan yang berbentuk kantung, karena


sifatnya yang asam, cairan lambung dapat membunuh kuman yang masuk
bersama makanan (Setiadi, 2007: 69). Lambung menyekresikan cairan
pencernaan yang disebut getah lambung (gastric juice) dan mencampur
sekresi ini dengan makanan melalui pengadukan. Campuran makanan yang
diingesti dan getah pencernaan disebut kimus (chime) (Campbell, 2010: 41-
42). Getah lambung mengandung asam hidroklorida (HCl), enzim pepsin, dan
renin. HCl berfungsi untuk membunuh kuman-kuman yang masuk bersama
bolus dan mengaktifkan enzim pepsin. Pepsin berfungsi untuk mengubah
protein menjadi pepton. Renin berfungsi untuk mengendakan protein susu
(Sutanto, dkk., 2014:171).

(5) Usus halus: adalah saluran pencernaan diantara lambung dan usus besar,
yang merupakan tuba terlilit yang merentang dari sfingter pyrolus sampai
katup ileosekal, tempatnya menyatu dengan usus besar (Setiadi, 2007: 73).
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus
kosong (jejenum) dan usus penyerapan (ileum). Duodenum adalah bagian dari
usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus
kosong (jejenum). Jejenum adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus
dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Ileum adalah bagian
terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia terletak setelah
duodenum dan jejenum dan kemudian dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum
terletak setelah duodenum dan jejenum dan dilanjutkan oleh usus buntu
(coecum dan umbai cacing) (Sarpini, 2014:173-174).

Tiga bagian dari usus halus diperlihatkan dalam Gambar 3.

Gambar 3. Tiga Bagian Dari Usus Halus


(Sumber: https://www.google.com/search?q=tiga+bagian+usus+halus).

Sebagian besar hidrolisis enzimatik makromolekul dari makanan terjadi di


dalam usus halus. Di duodenum kimus dari lambung bercampur dengan
getah-getah pencernaan dari pankreas, hati, dan kandung empedu, serta dari
sel-sel kelenjar dari dinding usus halus sendiri (Campbell, 2010: 42). Menurut
Sutanto, dkk. ( 2014: 172) pankreas (pancreas) menghasilkan enzim tripsin,
amilase, dan lipase yang disalurkan menuju duodenum.

Tripsin berfungsi memecah pepton menjadi asam amino. Amilase memecah


amilum menjadi maltose. Lipase memecah lemak menjadi asam lemak dan
gliserol. Getah empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung dalam kantung
empedu. Getah empedu disalurkan ke duodenum. Getah empedu berfungsi
untuk mengemulsikan lemak sehingga lebih mudah untuk dicerna oleh enzim.

Selanjutnya pencernaan makanan tersebut dilanjutkan di jejenum. Pada bagian


ini terjadi pencernaan terakhir sebelum zat-zat makanan diserap.

Karbohidrat dipecah menjadi gula sederhana (glukosa), protein menjadi asam


amino, dan lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Setelah melalui jejenum,
zat-zat makanan sudah menjadi bentuk yang siap diserap.

Penyerapan zat-zat makanan terjadi di ileum (usus halus). Pada dinding usus
halus, terdapat jonjot usus halus (vili) dan pada setiap jonjot usus halus
terdapat tonjolan lagi yang lebih kecil, yang disebut mikrovili.

Adanya vili dan mikrovili menyebabkan permukaan usus halus menjadi sangat
luas sehingga zat-zat makanan dapat terserap dengan cepat. Dinding vili
banyak mengandung pembuluh darah kapiler dan pembuluh getah bening
(Sutanto, dkk., 2014: 172).

Glukosa, vitamin yang larut dalam air, asam amino, dan mineral, setelah
diserap oleh vili usus halus, akan masuk pembuluh darah kapiler. Asam
lemak, gliserol, dan vitamin yang larut dalam lemak, setelah diserap oleh vili
usus halus, akan dibawa oleh pembuluh getah bening dan akhirnya masuk ke
dalam pembuluh darah kapiler. Zat-zat makanan tersebut akan masuk ke
sistem transportasi untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Bagian darah yang
membawa dan mengedarkan zat-zat makanan ke seluruh tubuh adalah bagian
yang cair, yang disebut plasma darah. Plasma darah membawa zat-zat
makanan dan mengedarkannya sampai ke sel-sel tubuh. Di dalam sel-sel
tubuh, zat-zat makanan akan dioksidasi (dibakar) oleh oksigen yang
dilepaskan oleh hemoglobin yang terdapat di dalam eritrosit sehingga
menghasilkan energi, karbon dioksida, dan air (uap). Energi yang dihasilkan
dari proses oksidasi digunakan untuk aktivitas atau kegiatan tubuh mulai dari
sel hingga sistem organ, sedangkan karbon dioksida danair dialirkan menuju
jantung kemudian ke paru-paru untuk dilepas ke udara bebas (Campbell, 2010:
44-45). Struktur dari usus halus diilustrasikan dalam Gambar 4.
Gambar 4. Struktur Usus Halus
(Sumber: Campbell, 2010: 44).

Usus besar: merupakan bagian akhir dari proses pencernaan, karena sebagai
tempat pembuangan, maka diusus besar sebagian nutrien telah dicerna dan
diabsorpsi dan hanya menyisakan zat-zat yang tidak tercerna (Setiadi, 2007:
86-87). Usus besar terdiri atas usus buntu (cecum), apendiks, bagian yang
menanjak (ascending colon), bagian yang melintang (transverse colon),
bagian yang menurun (descending colon), dan berakhir pada anus (Sutanto,
dkk., 2014: 173).

Usus halus bersambungan dengan usus besar pada sambungan berbentuk T,


tempat sebuah sfingter mengontrol pergerakan material. Salah satu lengan T
merupakan kolon (colon). Lengan lain membentuk kantong yang disebut
sekum (cecum). Umbai cacing (appendix), penjuluran serupa jari dari sekum
manusia. Fungsi utama kolon adalah mengatur kadar air pada sisa makanan .
Jika kadar air pada sisa makanan terlalu banyak, makadinding usus besar akan
menyerap kelebihan air tersebut. Sebaliknya, jika sisa makanan kekurangan
air, maka dinding usus besar akan mengeluarkan air. Di dalam usus besar
terdapat banyak sekali mikroorganisme yang membantu membusukkan sisa-
sisa makanan tersebut., seperti bakteri Escerichia coli. Sisa makanan yang
tidak terpakai oleh tubuh beserta gas- gas yang berbau tinja (feses). Feses
disimpan di bagian ujung usus besar yang disebut rektum. Feses dikeluarkan
dari tubuh melalui anus (Campbell, 2010:45-46).
a. Gangguan Sistem Pencernaan
Gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat disebabkan oleh pola
makan yang salah, infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan. Di antara
gangguan-gangguan ini adalah diare, sembelit, tukak lambung, peritonitis,
kolik, sampai pada infeksi usus buntu (apendistis). Penyebab diare antara
lain ansietas (stress), makanan tertentu, atau organisme perusak yang
melukai dinding usus (Karim, dkk., 2008: 50-51).

Sembelit terjadi jika kim masuk ke usus dengan sangat lambat. Akibatnya,
air terlalu banyak diserap usus, maka feses menjadi keras dan kering.
Sembelit ini disebabkan karena kurang mengkonsumsi makanan yang
berupa tumbuhan berserat dan banyak mengkonsumsi daging. Selanjutnya,
dinding lambung diselubungi mukus yang di dalamnya juga terkandung
enzim. Jika pertahanan mukus rusak, enzim pencernaan akan memakan
bagian-bagian kecil dari lapisan permukaan lambung. Hasil dari kegiatan
ini adalah terjadinya tukak lambung. Tukak lambung
menyebabkanberlubangnya dinding lambung sehingga isi lambung jatuh di
rongga perut (Karim, dkk., 2008: 50-51).

Beberapa gangguan lain pada sistem pencernaan antara lain sebagai


berikut: Peritonitis, merupakan peradangan pada selaput perut
(peritoneum). Gangguan lain adalah salah cerna akibat makan makanan
yang merangsang lambung, seperti alkohol, cabe, yang mengakibatkan
rasa nyeri yang disebut kolik. Gangguan lain pada lambung adalah
Gastritis atau peradangan pada lambung. Dapat pula apendiks terinfeksi
sehingga terjadi peradangan yang disebut apendisitis (Karim, dkk., 2008:
50-51).

b. Upaya Menjaga Kesehatan Sistem Pencernaan


Menurut Sutanto, dkk. (2014: 174-175) ada beberapa cara menjaga
kesehatan sistem pencernaan:
1) Konsumsi makanan berserat tinggi
Makanan berserat tinggi seperti aneka buah dan sayur. Makanan
berserat tinggi juga bermanfaat dalam melancarkan saluran
pencernaan, sehingga buang air menjadi lancar dan membantu
mencegah terjadinya sembelit.
2) Makan dengan teratur
Hal ini dikarenakan apabila pencernaan dibiarkan kosong terlalu lama
dapat menyebabkan gangguan pada pencernaan.
3) Rajin berolahraga
Hal ini menjadi cara terbaik untuk menjaga kesehatan tubuh kita
terutama bagi kesehatan pencernaan. Karena, dengan
melakukanolahraga rutin setiap hari dapat membantu dalam proses
pencernaan dengan baik.
4) Kurangi konsumsi makananberlemakDikarenakan makanan berlemak
dapat mengakibatkan terganggunya proses pencernaan makanan di
dalam perut. Dengan demikian, sangatlah penting apabila
mengkonsumsi makanan berlemak agar mengimbanginya dengan
buah-buahan yang kaya akan kandungan vitamin dan serat alami.
5) Ubahlah gaya hidup
Gaya hidup yang tidak sehat dapat mengganggu kesehatan tubuh
terutama sistem pencernaan. Gaya hidup tidak sehat seperti jajan
sembarangan, mengkonsumsi makanan pedas berlebihan, merokok,
meminum-minuman beralkohol dan pola makan yang tidak teratur.
Kebiasaan-kebiasaan tersebut dapat mengganggu kesehatan sehingga
menimbulkan berbagai penyakit.

Pembelajaran dengan pendekatan saintifikadalah pembelajaran yang terdiri atas


kegiatan mengamati (untuk mengidentifikasi masalah yang ingin diketahui),
merumuskan pertanyaan (dan merumuskan hipotesis), mengumpulkan
data/informasi dengan berbagai teknik, mengolah/menganalisis data/informasi
dan menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan hasil yang terdiri dari
kesimpulan dan mungkin juga temuan lain yang di luar rumusan masalah untuk
memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Melalui kegiatan-kegiatan
tersebut keterampilan berpikir termasuk kemampuan berpikir kritis peserta
didik akan berkembang.
D. Hipotesis Penelitian

1. H0A: αi = 0 Tidak ada perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didikpada


pembelajaran materi sistem pencernaan
2. H0A: αi ≠ 0 Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada
pembelajaran materi sistem pencernaan
III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Perintis 1 Bandar Lampung. Adapun


waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada semester ganjil Tahun Pelajaran
2021/2022.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di SMP Perintis 1
Bandar Lampung.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain Ex post facto. Desain ex post facto ini
dimaksudkan untuk menguji apa yang telah terjadi pada subyek (ex post facto
berarti sesudah fakta), karena satu atau lebih kondisi yang diselidiki tersebut sudah
berpengaruh pada variabel lain. Desain ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
yang terjadi antar kelompok subyek (dalam variabel bebas) menyebabkan
terjadinya perbedaan pada variabel terikat (Hasnunidah, 2017: 56-57). Struktur
desainnya adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Desain penelitian


Variabel bebas Postest
X Y1
X Y2
Keterangan:
Y: Kemampuan berpikir kritis
X: pendekatan saintifik

D. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga


tahapan, yaitu:

1. Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a. Melakukan studi pendahuluan melalui kegiatan surveidengan
menyebarkan angket dan wawancara.
b. Studi literatur, dilakukan untuk memperoleh teori yang akurat mengenai
permasalahan yang akan dikaji.
c. Melakukan studi kurikulum mengenai pokok bahasan yang dijadikan
penelitian untuk mengetahui kompetensi dasar yang hendak dicapai.
d. Membuat instrumen penelitian yaitu tes kemampuan berpikir kritis.
e. Melakukan uji validasi instrumen oleh pembimbing.
f. Melakukan uji coba instrumen penelitian kepada siswa.
g. Menganalisis hasil uji validitas dan uji reliabilitas instrumen penelitian.
h. Melakukan revisi instrumen penelitian dan uji validitas kembali

2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan meliputi:
a. Memberikan soal untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa.

3. Tahap Akhir
Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan antara lain:
a. Mengolah data hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa.
b. Menganalisis dan memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang
diperoleh dari langkah- langkah menganalisis data
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini dapat diuraikan secara
lengkap sebagai berikut:
1. Jenis Data
Jenis data pada penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data
kuantitatif berupa nilai kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pokok
Sistem Pencernaan yang diperoleh dari nilai tes. Data kualitatif berupa
dokumen perangkat pembelajaran yang digunakan oleh guru selama ini (RPP
dan LKPD), hasil pekerjaan siswa dalam LKPD yang dianalisis secara
deskriptif.
2. Teknik Pengumpulan Data
Nilai kemampuan berpikir kritis siswa diperoleh tes berbentuk essay yang
dikerjakan oleh siswa melalui offline .

Sebelum instrumen tes digunakan, terlebih dahulu dilakukan analisis validitas isi,
konstruk, dan empiris. Validitas instrumen didefinisikan sejauh mana instrumen
merekam/mengukur apa yang dimaksudkan untuk direkam/diukur. Jadi validitas
suatu istrumen berhubungan dengan tingkat akurasi dari suatu alat ukur
(Suryabrata, 2012: 60). Analisis validitas isi dan konstruk oleh pembimbing,
sedangkan validitas empiris dengan rumus korelasi product moment.

Kriteria pengujian apabila rhitung > r tabel dengan α= 0,05 maka alat ukur
tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila rhitung <rtabel maka alat ukur
tersebut adalah tidak valid. Menurut Emzir (2008: 71), suatu eksperimen
dikatakan valid jika hasil yang diperoleh hanya disebabkan oleh variabel bebas
yang dimanipulasi, dan jika hasil tersebut dapat digeneralisasikan pada situasi di
luar seting eksperimental. Uji validitas terhadap instrumen dalam penelitian ini
dilakukan denganSPSS 22 for windows.

Jika instrumen itu valid,maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks r11
sebagai berikut.
Tabel 3. Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi

Besar Nilai Kategori


0,80-1,00 Tinggi
0,60 -0,80 Cukup
0,40 -0,60 Agak rendah
0,20 -0,40 Rendah
0,00 -0,20 Sangat rendah
(Arikunto, 2002: 245)

Berdasarkan uji validitas soal yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil
sebagai berikut.

Tabel 4. Hasil analisis validitas soal


No Kriteria soal Nomor soal Jumlah soal
1 Valid 1,2,3,4,5,6,7 7

Selain uji validitas, uji reliabilitas juga digunakan untuk mengetahui tingkat
kepercayaan atau reabilitas. Reabilitas instrumen merujuk pada konsistensi hasil
perekaman data (pengukuran). Hasil yang konsisten, maka instrument dapat
dipercaya (reliable) atau dapat diandalkan (dependable) (Suryabrata, 2012: 58).

Kriteria uji reliabilitas dengan rumus alpha adalah apabila rhitung >rtabel, maka alat
ukur tersebut reliabel dan juga sebaliknya, jikarhitung<rtabel maka alat ukur tidak
reliabel. Dalam penelitian ini, dilakukan uji reliabilitas menggunakan SPSS 22 for
window sdengan model Alpha Cronbach’syang diukur berdasarkan skala Alpha
Cronbach’s 0 sampai 1.

Menurut Sujianto(2009: 97)kuesioner dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai


koefisien alpha, maka digunakan ukuran kemantapan alpha yang diinterpretasikan
sebagai berikut:
Tabel 5. Kriteria uji reliabilitasberdasarkan skalaAlpha Cronbach’s

No. Nilai Alpha Cronbach’s Keterangan


1 0,00 -0,20 Kurang reliabel
2 0,21 -0,40 Agak reliabel
3 0,40 -0,60 Cukup reliabel
4 0,61 -0,80 Reliabel
5 0,81 -1,00 Sangat reliabel
(Sujianto, 2009:97)

Berdasarkan uji reliabilitas yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil sebagai
berikut.

Tabel 6. Hasil uji reliabilitas


No Cronbach’s Alpha N of items Tingkat Reliabilitas
1 0,710 7 Reliabel

Setelah instrumen valid dan reliabel, kemudian disebarkan kepada sampel yang
sesungguhnya. Skor total tiap soal peserta didik diperoleh dengan menjumlahkan
skor setiap nomor soal.

Persentase yang diperoleh pada setiap indikator kemampuan berpikir kritis


diinterpretasikan berdasarkan kategori pada Tabel 6.

Tabel 7. Kategori Interpretasi Presentase Kemampuan berpikir kritis


Presentase (%) Kategori
81,25 <X≤ 100 Sangat tinggi
71,50 <X≤ 81,25 Tinggi
62,50 <X≤ 71,50 Sedang
43,75 <X≤ 62,50 Rendah
0 <X≤ 43,75 Sangat rendah
(Ermayanti, 2016: 178)
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Data kemampuan berpikir kritis peserta didik SMP Perintis 1 Bandar Lampung
pada materi pokok Sistem Pencernaan dianalisis berdasarkan nilai rata-rata,
standar deviasi, nilai tertinggi dan nilai terendah hasil tes. Adapun nilai-nilai
tersebut disajikan pada tabel 8.

Tabel 8. Data Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik


N N Rata-rata ± Standar Nilai Tertinggi Nilai Terendah
o Deviasi
1 33 10.116 ± 8.61 79.54 56.06

Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata


kemampuan berpikir kritis seluruh peserta didik. Nilai tertinggi diperoleh dengan
nilai 79.54, sedangkan nilai terendah diperoleh dengan nilai 56.06. Berdasarkan
tabel 8 diatas, kemudian terdapat perbandingan dari nilai rata-rata tiap indikator
kemampuan berpikir kritis. Nilai rata-rata tiap indikator tersebut disajikan pada
tabel 9.

Tabel 9. Nilai Rata-Rata Setiap Indikator Kemampuan Berpikir Kritis


Indikator Nilai Rata-rata
Memberikan penjelasan sederhana 62.50
Membangun keterampilan dasar 74.24
Menyimpulkan ( deduksi dan 56.06 & 79.54
induksi)
Memberikan penjelasan lanjut 62.87
Strategi dan taktik 69.69

Berdasarkan nilai rata-rata tiap indikator kemampuan berpikir kritis pada tabel 9
di atas diketahui bahwa nilai tertinggi adalah pada berpikir induksi kepada seluruh
peserta didik. Sedangkan nilai rata-rata yang paling rendah adalah pada berpikir
deduksi pada indikator kemampuan berpikir kritis yaitu indikator menyimpulkan.

B. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis peserta
didik. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam materi Sistem Pencernaan. Sesuai
dengan pendapat Ennis bahwa seseorang dengan kemampuan berpikir kritis
mampu bersikap secara sistematis dan teratur dengan bagian-bagian dari
keseluruhan masalah.

Kemampuan berpikir kritis dapat membantu peserta didik menyelesaikan


permasalahan dalam kehidupannya dengan memberikan bukti serta alasan yang
dapat mendukung. Menurut Ennis (2011:2-4) terdapat 12 indikator kemampuan
berpikir kritis yang dikelompokkan ke dalam 5 aspek kemampuan berpikir kritis.

Hasil nilai tes pada tiap indikator kemampuan berpikir kritis memunjukkan
adanya pengaruh yang signifikan kepada peserta didik. Pada aspek indikator
memberikan penjelasan sederhana memiliki nilai rata-rata sebesar 62,50.
Kemampuan siswa dalam berargumen cukup baik namun masih ada jawaban dan
penjelasan yang kurang lengkap. Carson (2007:9) menyatakan sebuah konsep
mungkin sudah diketahui siswa, namun belum tentu siswa dapat menggunakannya
untuk menjelaskan sebuah fenomena. Menurut susilowati dkk (2017:228)
kemampuan siswa rendah dalam menjelaskan adalah kurang mampunya mereka
dalam mempertimbangkan bukti, konsep, metodologi, kriteria dan konteks ,dan
menyajikan penalaran dalam bentuk argumen yang meyakinkan.
Pada indikator membangun keterampilan dasar memiliki nilai rata-rata sebesar
74,24. Kemampuan siswa dalam mengobservasi sudah cukup baik. Fisher
(2009:3) mengungkapkan dalam berpikir kritis menuntut upaya untuk menyelidiki
atau memeriksa setiap keyakinan, jawaban atau pengetahuan asumtif yang telah
didapatkan dari bukti pendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjut yang
diakibatkan.

Pada indikator menyimpulkan dalam sub indikator deduksi dan induksi memiliki
nilai rata-rata sebesar 56.06 di sub indikator deduksi, dan nilai rata-rata sebesar
79.54 terdapat di sub indikator induksi. Kemampuan siswa dalam menyimpulkan
berdasarkan jawaban siswa tersebut sebagian besar menuliskan jawaban dengan
benar, siswa mampu menarik kesimpulan berdasarkan data, prinsip dan penilaian
dengan tepat. Susanto ( 2012:128-129) mengungkapkan salah satu tahapan untuk
melatih siswa agar mampu berpikir kritis adalah keterampilan menyimpulkan,
siswa dituntut untuk mampu menguraikan dan memahami berbagai aspek secara
bertahap agar sampai kepada suatu formula baru yaitu sebuah kesimpulan.

Pada indikator memberikan penjelasan sederhana memiliki nilai rata-rata sebesar


62.87. Kemampuan siswa dalam hal mendefinisikan istilah dan
mempertimbangkan definisi masih perlu ditingkatkan lagi agar bisa memberikan
penjelasan yang lebih rinci. Muswita (2016:15) menyatakan bahwa argument
harus selalu dilandasi dengan data pendukung agar suatu argument dapat diterima
orang lain.

Pada indikator strategi dan taktik memiliki nilai rata-rata sebesar 69.69.
Kemampuan siswa dalam memutuskan suatu tindakan cukup baik, sebagian besar
siswa mampu memutuskan alternatif-alternatif solusi. Albertch (2008:108)
menyatakan bahwa seseorang dikatakan kritis dalam pemecahan masalah apabila
orang tersebut mampu mengambil keputusan, memprioritaskan dan memilih
gagasan,ide,pengertian, pengetahuan atau jawaban di antara pilihan yang
diketahui.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa nilai rata-rata kemampuan berpikir
kritis peserta didik yang tertinggi adalah pada indikator menyimpulkan sub
indikator berpikir induksi yaitu sebesar 79.54. Dengan demikian, pembelajaran
pendekatan saintifik cukup baik dalam meningkatkan kemampuan menyimpulkan
dibandingkan dengan kemampuan yang lain. Hasil ini mendukung penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya oleh Asmi, dkk (2015:57) menyatakan pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan saintifik mampu meningkatkan kemampuan
berpikir kritis di SMP Negeri 2 Kendari. Kemudian penelitian yang dilakukan
oleh Nidya, dkk (2020:797) menunjukkan bahwa pendekatan saintifik memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa di
SMP Negeri 2 Merauke.

Hal ini terlihat dari jawaban siswa berikut ini.

Soal : “Beberapa hari ini anus Aji terasa gatal dan nyeri. Aji juga mengatakan
bahwa terjadi pendarahan dianus. Berdasarkan gejala tersebut, penyakit apa yang
diderita Aji? Mengapa hal ini dapat terjadi?

Contoh jawaban siswa :

Berdasarkan gejala yang dialami oleh Aji, Aji mengalami gangguan pada sistem
pencernaan yaitu hemoroid. Gangguan sistem pencernaan dapat terjadi
dikarenakan terdapat pembengkakan vena di daerah anus atau biasa disebut
wasir. Hemoroid dapat terjadi pada orang-orang yang sering menderita sembelit.

Berdasarkan jawaban di atas terlihat bahwa hasil jawaban siswa rata-rata sudah
baik, kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan sudah baik, konsep benar
dan jelas.
Pada penelitian ini , kemampuan indikator menyimpulkan dalam berpikir deduksi
memiliki nilai rata-rata rendah. Hal ini disebabkan karena pemberdayaan peserta
didik belum berjalan optimal. Pemahaman guru mengenai bagaimana
mengimplementasikan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran yang
tepat belum dapat dikatakan baik. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian
Hasnunidah, dkk (2018:128) yang menunjukkan bahwa pemahaman guru-guru
IPA SMP di Kota Bandar Lampung tentang pembelajaran saintifik belum sesuai
dengan konsep pendekatan ilmiah dan implementasi pembelajaran saintifik oleh
guru dalam mata pelajaran IPA SMP di Kota Bandar Lampung tidak berjalan
dengan baik. Nuraida (2019:54) berpendapat bahwa guru bertanggung jawab
dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam proses belajar
mengajar. Hal ini juga nampak dari kekurangtelitian peserta didik dalam
menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh peneliti. Hasil penelitian ini sejalan
dengan temuan Siskandani,dkk (2020:134) kesalahan ini disebabkan kurang
ketelitian siswa dalam membaca soal yang berupa uraian, yang mengharuskan
siswa membaca berulang agar paham maksud soal tersebut.

Hal ini terlihat dari jawaban siswa berikut ini.

Soal : “Pak Riko mengalami kecelakaan saat mengendarai sepeda motor. Hal ini
menyebabkan organ dalamnya mengalami luka termasuk organ saluran
pencernaan. Ketika diberi makanan, Pak Riko langsung memuntah makanannya,
padahal Pak Riko membutuhkan energi untuk kesembuhannya. Menurut kalian,
bagaimana cara dokter agar Pak Riko tetap memasukkan makanan kedalam perut?
Dari berbagai teknologi sistem pencernaan, teknologi apakah yang tepat untuk
digunakan Pak Riko?

Contoh jawaban siswa :

Pak Riko dapat memakai feeding tube / infus.


Contoh jawaban siswa yang lain :

Pak Riko bisa menggunakan infus/ feeding tube. Feeding tube adalah alat yang
berupa selang untuk memberi makan pasien melalui hidung.

Berdasarkan jawaban di atas terlihat bahwa hasil jawaban rata-rata siswa kurang
baik, sebagian konsep benar namun alasan dan asumsi tidak disampaikan dengan
jelas.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

Kemampuan berpikir kritis siswa pada indikator menyimpulkan di bagian sub

indikator berpikir induksi memiliki hasil nilai tertinggi sebesar 79.54, sedangkan

pada indikator menyimpulkan dibagian sub indikator berpikir deduksi memiliki

hasil nilai rendah sebesar 56.06. Tingginya kemampuan berpikir kritis pada

indikator menyimpulkan dapat dilihat dari hasil jawaban siswa bahwa siswa

mampu menjawab soal mengenai sistem peencernaan pada manusia secara baik

dan disertai dengan penjelasan yang sesuai. Berbeda dengan hasil jawaban siswa

pada indikator menyimpulkan dibagian sub indikator berpikir deduksi yang

menunjukkan bahwa sebagian siswa masih mengalami kesulitan dalam

menjawab pertanyaan dengan disertai penjelasan yang belum sesuai dan kurang

tepat.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa saran yang diberikan peneliti

sebagai berikut :

1. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan soal lebih baik lagi

agar pembelajaran sistem pencernaan manusia dapat diterimaoleh peserta


didik dengan baik dan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir

kritis peserta didik.

2. Guru diharapkan dapat memperhatikan pengembangan kemampuan berpikir

kritis peserta didik melalui pembelajaran di kelas dan soal-soal yang

diberikan, agar peserta didik terbiasa menjawab soal dengan percaya diri dan

diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis.


DAFTAR PUSTAKA

Alfiansyah, M., Jamal. A. M., An’nur, S. 2014. Meningkatkan Hard Skills Dan
Soft Skills Siswa Melalui Model Pembelajaran Koooperatif Tipe STAD.
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 2 No 2, Juni 2014.Banjarmasin.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.


Rineka Cipta, 2013Artasari, Yulia. Pengaruh Model Pembelajaran
Connecting Organizing Reflectingg Extending (CORE) Terhadap
Kemampuan Berpikir Divergen Siswa Kelas IV Mata Pelajaran IPS.
Universitas Pendidikan Ganesha: Singaraja. 2012. Ps. Jurnal online.
(diakses 1 Mei 2017).

Arikunto, S. 1985. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

__________. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

__________. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Amri dan Ahmadi. 2015. Proses Pembelajaran Kreatif Dan Inovatif Dalam Kelas.
Prestasi Pustaka Raya. Jakarta

Arikunto, Suharsimi. 2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . PT.


Rineka Cipta. Jakarta

Arikunto, Suharsimi. 2013.Prosedur Penelitian . PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Binker A.J.A. 1999. Strategies: Thirty Five Dimensions of Critical Thinking. Sonoma
State University. California.

BSNP. 2006. Permendiknas RI No. 22 Tahun 2006 TentangStandar Isi Untuk


Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.

Calfee et al. , Making Thingking Visible. National Science Education Standards.


Riverside: University of California. 2004.

Campbell, N. A. 2008. Biologi Edisi Ke-8 Jilid Dua.Erlangga. Jakarta.

Campbell, N. A. 2009. Biologi Edisi Ke-9 Jilid Dua. Erlangga. Jakarta


Dispositions and Abilities.University of Illinois. Chicago.

Ennis. 2011. The Nature of Critical Thinking: An Outline of Critical Thinking

Ermayanti, Dwi Sulisworo. 2016. Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis Peserta


Didik setelah PenerapanModel Pembelajaran Student Team Achievement
Divisions (STAD) padaSiswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Universitas
Ahmad Dahlan. Prosiding Seminar Nasional Quantum. Yogyakarta.

Hake,R. 1998. Interactive-Engagement Versus Traditional Methods : A Six –


Thousand – Student Survey of Mechanics Tes Data For Introductory
Physics Course. Am. J. Phys. Vol 66 (1): 64-74.

Hamalik, Oemar. 2010. Proses BelajarMengajar. PT BumiAksara. Jakarta.

Hasunidah, Neni. 2017. MetodologiPenelitian Pendidikan. Media Akademi.


Yogyakarta.

Jamaludin, dkk. 2020. Pembelajaran Daring Masa Pandemik Covid-19 Pada Calon
Guru; Hambatan, Solusi Dan Proyeksi. Journal LP2M.

Johnson, E. B. 2009. Contextual Teaching & Learning.Mizan Learning Center.


Bandung.

Karim, S. Kaniawati, I. Fauziah, Y.N. Sopandi, W. 2008. Belajar IPA Kelas


VIII Membuka Cakrawala Alam Sekitar. Jakarta: PT. Macanan Jaya
Cemerlang

Liliasari. 2003. Peningkatan Mutu Guru dalam Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
melalui Model Pembelajaran Kapita Selekta Kimia Sekolah Lanjutan. Jurnal
Pendidikan Matematika dan Sains. Edisi 3 Tahun VIII, 2003.

Majid, A. 2015. Strategi Pembelajaran. PT Remaja Rosdakarya.Bandung.

Mardyana dan sejati. 2018. Pengaruh Strategi Think Pair Share (TPS) dan
Kemampuan Akademik terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA di
Kota Metro. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol 16 (2).

Ramdani dan Badriah. 2018. Korelasi Antara Kemampuan Berpikir Kritis Dengan
Hasil Belajar Melalui Model Pembelajaran Berbasis Blanded Learning Pada
Materi Sistem Respirasi Manusia. The Journal Of Science And Biology
Education. Vol 3(2).

Rustaman, dkk. 2003. Strategi Belajar Biologi Edisi Revisi.Jica . Bandung.

Sudjoko. 2001. Pengajaran Biologi Secara Individual. UI Press. Jakarta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif,dan R & D. Alfabeta. Bandung.
Sujianto, A.E. 2009.Aplikasi Statistikdengan SPSS. Prestasi Pustaka. Jakarta

Suryabrata, Sumardi. 2012. Metodologi Penelitian. PT. Rajagrafindo Persada.


Jakarta.

Sutanto, A. Triyono, A. Cahyo, B.S. Sulistyono, A. dkk. 2014. IPA Terpadu


SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus

SILABUS

Sekolah :SMP
Kelas VIII
Semester :Ganjil
Mata Pelajaran :IPA

Peniaian Alokasi Sumber


Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran
Teknik Bentuk Waktu Belajar
1. Menghargai dan 3.5 Menganalisis Sistem  Mengidentifikasi 1. Tes Tes 7x40 Buku IPA
menghayati sistem pencernaan berbagai kandungan tertul pilihan menit guru kelas
ajaran agama pencernaan pada pada manusia zat dalam makanan is ganda VIII
yang dianutnya. manusia dan  Zat makanan dan bahan makanan Media:
memahami  Pencernaan  Mengurutkan
2. Menghargai dan gangguan yang mekanis dan proses pencernaan Angket LKPD.
menghayati berhubungan kimiawi pada manusia 2. Non tes respon
perilaku jujur, dengan sistem  Saluran siswa
 Menguraikan proses
disiplin, pencernaan serta pencernaan pencernaan pada
tanggungjawab, upaya menjaga dan kelenjar manusia
peduli kesehatan sistem pencernaan  Menjelaskan enzim
( toleransi, pencernaan.  Organ yang berperan
gotong royong), pencernaan dalam sistem
santun, percaya

36
 Proses pencernaan
Peniaian Alokasi Sumber
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran
Teknik Bentuk Waktu Belajar
diri, dalam sertaupaya pencernaan  Mendiagnosis
berinteraksi  Enzim kelainan/ gangguan
secara efektif menjagakesehata pencernaan serta berbagai
dengan n  Penyakit penyebab penyakit
lingkungan sosial yang yang berhubungan
dan alam dalam sistempencernaa berhubunga dengan sistem
jangkauan n. n dengan pencernaan
pergaulan dan sistemn  Membuat poster
keberadaannya. pencernaan tentang perbedaan
 Upaya proses pencernaan
menjaga mekanis dan
3. Memahami dan
kesehatan kimiawi
menerapkan
sistem  Mempresentasikan
pengetahuan
pencernaan poster hasil data
( faktual,
konseptual, dan perbedaan proses
prosedural ) pencernaan mekanis
berdasarkan rasa dan kimiawi
ingin tahunya
tentang ilmu
pengetahuan,
teknologi,seni,
budaya terkait

37
Peniaian Alokasi Sumber
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran
Teknik Bentuk Waktu Belajar
fenomena dan
kejadian tampak
mata.
4. Mengolah,
menyaji, dan
menalar dalam
ranah konkret
(menggunakan,m
engurai,merangka
i,memodifikasi,
dan membuat)
dan ranah abstrak
(menulis,membac
a,menghitung,
menggambar,dan
mengarang)
sesuai dengan
yang dipelajari di
sekolah dan
sumber lain yang
sama dalam sudut
dipandang / teori.

38
Peniaian Alokasi Sumber
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran
Teknik Bentuk Waktu Belajar
4.5 Menyajikan hasil  . .
penyelidikan .
tentang sistem
pencernaan
mekanis dan
kimiawi

39
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Sekolah :SMP Perintis 1 Bandar Lampung
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VIII /Ganjil
Materi Pokok : Sistem Pencernaan pada manusia
Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran @40 Menit ( pertemuan ke 4)

A. Kompetensi Inti
 KI1 dan KI2:Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya serta Menghargai dan menghayati perilaku jujur,disiplin,santun,percaya
diri,peduli, danbertanggung jawabdalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
 KI3:Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa
ingin tahunya tentangilmu pengetahuan,teknologi,seni,budayadengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
 KI4:Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secarakreatif, produktif,kritis,mandiri,kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret
dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.

B. Kompetensi Dasar Dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator
3.5 Menganalisis sistem pencernaan pada manusia dan memahami 3.5.3 Mengidentifikasi sistem organ pencernaan
gangguan yang berhubungan dengan sistem pencernaan, serta 3.5.4 Menganalisis fungsi organ sistem pencernaan
upaya menjaga kesehatan sistem pencernaan

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, pesertadidikdiharapkandapat:

40
3.5.3 Mengidentifikasi sistem organ pencernaan
3.5.4 Menganalisis fungsi organ sistem pencernaan

D. Materi Pembelajaran
SistemPencernaan pada manusia
• Organ pencernaan

E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Discovery Learning

F. Media Pembelajaran
 Media :
 Worksheet atau lembar kerja (pesertadidik)
 Lembar penilaian
 Laboratorium IPA sekolah

 Alat/Bahan :
 Penggaris, spidol, papan tulis
 Laptop & infocus
 Slide presentasi (ppt)

G. Sumber Belajar
 Buku IPA Kelas VIII Kemdikbud
 Buku lain yang menunjang
 Multimedia interaktif dan Internet

41
H. Langkah-Langkah Pembelajaran

4. Pertemuan Keempat(2 x 40 Menit)


Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
Guru :
Orientasi
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
 Mengajak peserta didik berkonsentrasi dengan memejamkan mata dan membayangkan hal yang menyenangkan.
Aperpepsi
 Mengajukan pertanyaan, apa warna zat tepung jika di tetesi oleh lugol ?
 Contoh dari makanan yang mengandung zat tepung ?

Motivasi
 Memberikan gambaran tentang oragan pencernaan.. peserta didik diminta menunjukan di organ mana terjadi proses pencernaan zat terpung itu.

Pemberian Acuan
 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
 Menyampaikan materi secara umum yang akan dipelajari hari ini
 Dan penilaian secara umum kepada peserta.
 Pembagian kelompok belajar
 Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti (60 Menit )
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Stimulation KEGIATAN LITERASI
(stimullasi/ Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik
pemberian materi Organ pencernaandengan cara :
rangsangan)  Melihattayangan video tentang sistem pencernaanpada manusia/
Menayangkan gambar foto yang relevan.
 Membaca.

42
4. Pertemuan Keempat(2 x 40 Menit)
kegitan literasi dengan membaca buku palet halaman....
 Menulis
mengaris bawahi macam-macam orangan pencernaan dan fungsinya,
untuk melatih rasa syukur,kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian, mencari
informasi.
Problem CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
statemen Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak
(pertanyaan/ mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan ( sistem organ pada
identifikasi manusia ) dan akan dijawab melalui kegiatan belajar,
masalah) contoh pertanyaan :
- Apa saja organ pencernaan itu ?
- Apa fungsinya ?

Data Peserta didik dengan dipandu LKS mengumpulkan informasi yang relevan untuk
collection menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:
(pengumpulan  Mengamati video dan
data)  Membaca sumber buku teks

COLLABORATION (KERJASAMA
Data  Mendiskusikan
processing pertanyaan dan jawaban yang ada di LKS materi Organ pencernaan.
(pengolahan Mencatat semua informasi tentang materi Organ pencernaanyang telah diperoleh
Data) pada buku catatan dengan tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
Verification COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
(pembuktian) Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Organ pencernaan
: Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-soal yang telah
dikerjakan oleh peserta didik.
Generalization
(menarik CREATIVITY (KREATIVITAS)
kesimpulan)

43
Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkantentang materi Organ pencernaan sesuai
4. Pertemuan Keempat(2 x 40 Menit)
tujuan pembelajaran berupa secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan sopan.

- Guru memberikan penguatan tentang materi sistem organ pencernaan manusia

Kegiatan Penutup (15 Menit)


Guru :

 Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Organ pencernaankepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
 Memeberikan waktu kepada siswa untuk merefleksi proses kegiatan pembelajaaran yang sudah berjalan dan mengungkapkannya
 Membimbing siswa untuk melakukan feedback, terhadap materi yang sudah dipelajari
 Menugaskan siswa untuk membuat gambar tentang organ pencernaan untuk dikumpulkan minggu depan ( perkelopok)
 Guru meminta maaf kepadasiswa apabila ada hal-hal yang tidak berkenan dan menutup proses pembeajaran ( kearifan daerah)

I. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


1. Teknik Penilaian
a. Pengetahuan
- Tertulis Uraian

- Penugasan
Tugas Rumah
a. Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku peserta didik
b. Peserta didik memnta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa mereka telah mengerjakan tugas rumah dengan baik
c. Peserta didik mengumpulkan jawaban dari tugas rumah yang telah dikerjakan untuk mendapatkan penilaian.

b. Keterampilan
- Penilaian Produk
- Penilaian Portofolio
Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti catatan, PR, dll

44
2. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
a. Remedial
Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka guru bisa memberikan soal tambahan.

b. Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan.

45
Lampiran 3
KISI-KISI SOAL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

Mata pelajaran : IPA Materi : Sistem Pencernaan


Kelas/ Semester : 8/ 1

46
N K ompetensi Indikator Indikator Soal Kunci Jawaban
O Dasar Pencapaian Kemampuan
Kompetensi Berpikir
Kritis
1 3.5 Menganalisis Siswa Menjawab Mengapa di dalam usus halus dilengkapi dengan Usus merupakan
sistem mampu pertanyaan banyak lipatan atau lekukan yang disebut salah satu organ
pencernaan pada menganalisi yang dengan jonjot-jonjot (vili)? Jelaskan dan kaitkan sistem pencernaan.
manusia dan s sistem membutuhka antara struktur dan fungsi Usus halus
memahami pencernaan n penjelasan merupakan saluran
gangguan yang pada yang berkelak-
berhubungan manusia kelok yang
dengan sistem dan dilengkapi dengan
pencernaan serta memahami vili. Adanya vili
upaya menjaga gangguan pada usus halus ini
kesehatan sistem yang berfungsi untuk
pencernaan berhubunga memperluas
n dengan permukaan proses
sistem pemecahan sari-
pencernaan sari makanan dan
absorbsi makanan.
Sehingga makanan
dapat terserap
dengan sempurna
2 Apakah dilambung sudah terjadi penyerapan Didalam lambung

47
sari-sari makanan? Jelaskan dan hubungkan tidak terjadi
keterkaitan stuktur lambung ! penyerapan sari-
sari makanan.
Lambung yang
tampak seperti
Lampiran 4

LEMBAR SOAL DAN JAWABAN


TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama


Mata Pelajaran : IPA
Materi Pokok : Sistem Pencernaan Pada Manusia
Nama :
Kelas :
Sekolah : SMP PERINTIS 1 Bandar Lampung

Petunjuk Kerja!
1. Tuliskan Identitas diri pada kolom yang telah disiapkan.
2. Tuliskan dan jawab soal pada lembar yang telah disediakan.
3. Jawablah semua soal dengan jelas dan tidak bekerja sama.
4. Waktu pengerjaan soal 60 menit.

1. Perhatikan gambar dibawah ini dan jawablah pertanyaan dengan tepat !

48
Mengapa di dalam usus halus dilengkapi dengan banyak lipatan atau lekukan yang disebut dengan jonjot-jonjot (vili)? Jelaskan dan kaitkan
antara struktur dan fungsi
2. Apakah dilambung sudah terjadi penyerapan sari-sari makanan? Jelaskan dan hubungkan keterkaitan stuktur lambung !
3. Berikan alasan anda mengapa saat kita terlambat makan, lambung akan terasa perih ?
4. Mawar merupakan salah satu dari generasi milenial yang sangat memperhatikan penampilannya. Sudah hampir satu minggu mawar
menjalani diet, namun sekarang ia menderita diare dan tubuhnya lemas. Menurut kalian mengapa hal ini dapat terjadi ? tindakan apa
yang harus dilakukan mawar ?
5. Pak riko mengalami kecelakaan saat mengendarai sepeda motor. Hal ini menyebabkan organ dalamnya mengalami luka termasuk
organ saluran pencernaan. Ketika diberi makanan, pak riko langsung memuntahkan makanannya, padahal pak riko membutuhkan
energi untuk kesembuhannya. Menurut kalian, bagaimana cara dokter agar pak riko tetap memasukkan makanan kedalam perut?
Dari berbagai teknoloi sistem pencernaan, teknologi apakah yang tepat untuk digunakan pak riko?
6. Beberapa hari ini anus aji terasa gatal dan yeri. Aji juga mengatakan bahwa terjadi pendarahan dianus. Berdasarkan gejala tersebut,
penyakit apa yang diderita aji ? Mengapa hal ini dapat terjadi?
7. Ayah rendy sering kali melarang kiki untuk mengkonsumsi makanan pedas. Alasan utama ayah rendy karena jika terlalu banyak
makan makanan pedas akan menyebabkan penyakit usus buntu. Menurut anda, benarkah pernyataan yang diberikan oleh ayah rendi
? jelaskan argumen kalian !

49
Lampiran 5

RUBRIK PENSKORAN TES BERPIKIR KRITIS

Materi: Sistem Pencernaan

No. Indikator Kemampuan Skor Deskripsi


soal Berpikir Kritis
1. Menjawabpertanyaan 4 Penjelasan sangat jelas dan spesifik
yang 3 Penjelasan cukup jelas dan spesifik
membutuhkanpenjelasan 2 Penjelasan kurang jelas dan kurang spesifik
1 Penjelasan tidak jelas dan tidak spesifik
2. Menjawab pertanyaan 4 Penjelasan sangat jelas dan spesifik
yang membutuhkan 3 Penjelasan cukup jelas dan spesifik
penjelasan 2 Penjelasan kurang jelas dan kurang spesifik
1 Penjelasan tidak jelas dan tidak spesifik

3. Argumentasi 4 Jawaban lengkap dan jelas memuat analisis tentang


gangguan pada sistem pencernaan manusia
3 Jawaban kurang lengkap namun memuat analisis tentang
gangguan pada sistem pencernaan manusia
2 Jawaban tidak lengkap namun memuat analisis tentang
gangguan pada sistem pencernaan manusia
1 Jawaban yang diberikantidakmenunjukkan proses

50
argumentasiberdasarkanpengetahuan yang benartentang
gangguan pada sistem pencernaan manusia
4. Menentukan suatu 4 Mengungkapkan masalah dengan benar, solusi dan
tindakan tindakan sangat membantu dan dapat dilakukan
3 Mengungkapkan masalah dengan cukup benar, solusi dan
tindakan cukup membantu dan dapat dilakukan
2 Mengungkapkan masalah dengan kurang benar, solusi dan
tindakan kurang membantu dan kurang dapat dilakukan
1 Mengungkapkan masalah tidak benar, solusi dan tindakan
tidak dapat membantu dan tidak dapat dilakukan
5. Berpikir deduksi 4 Alur berpikir deduksi sangat baik, konsep saling berkaitan
dan sangat logis
3 Alur berpikir deduksi cukup baik, konsep berkaitan dan
scukup logis
2 Alur berpikir deduksi kurang baik, konsep kurang
berkaitan dan kurang logis
1 Alur berpikir deduksi tidak baik, konsep tidak saling
berkaitan dan tidak logis
6. Menganalisis hasil 4 Menggunakan bukti yang benar sesuai observasi,
observasi melibatkan sedikit dugaan dan analisis benar
3 Menggunakan bukti yang cukup benar sesuai observasi,
melibatkan dugaan dan analisis benar
2 Menggunakan bukti yang kurang benar sesuai observasi,
sering melibatkan dugaan dan analisis kurang benar
1 Menggunakan bukti yang tidak benar tidak sesuai
observasi, melibatkan banyak dugaan dan analisis tidak
benar
7. Berpikir induksi 4 Mengemukakan hal khusus ke umum dengan benar, konsep
saling berkaitan dan kesimpulan benar
3 Mengemukakan hal khusus ke umum dengan cukup benar,

51
konsep berkaitan dan kesimpulan cukup benar
2 Mengemukakan hal khusus ke umum dengan kurang benar,
konsep kurang berkaitan dan kesimpulan kurang benar
1 Mengemukakan hal khusus ke umum dengan tidak benar,
konsep tidak berkaitan dan kesimpulantidak benar

(Sumber: dimodifikasi dari Ennis, 2011 dan 2015).

52
Lampiran 6

Tabel Hasil Uji Validitas

Correlations

X01 X02 X03 X04 X05 X06 X07 TOTAL

X01 Pearson Correlation 1 ,412 *


,276 ,051 ,100 ,291 -,058 ,512**

Sig. (2-tailed) ,017 ,120 ,778 ,581 ,101 ,749 ,002

N 33 33 33 33 33 33 33 33
X02 Pearson Correlation ,412* 1 ,258 ,080 ,165 ,218 ,372* ,654**
Sig. (2-tailed) ,017 ,147 ,656 ,358 ,223 ,033 ,000
N 33 33 33 33 33 33 33 33
X03 Pearson Correlation ,276 ,258 1 ,353 *
,096 ,268 ,250 ,626**
Sig. (2-tailed) ,120 ,147 ,044 ,596 ,132 ,161 ,000
N 33 33 33 33 33 33 33 33
X04 Pearson Correlation ,051 ,080 ,353 *
1 ,174 ,174 ,129 ,487**
Sig. (2-tailed) ,778 ,656 ,044 ,333 ,332 ,476 ,004
N 33 33 33 33 33 33 33 33
X05 Pearson Correlation ,100 ,165 ,096 ,174 1 ,257 ,369* ,524**
Sig. (2-tailed) ,581 ,358 ,596 ,333 ,148 ,034 ,002
N 33 33 33 33 33 33 33 33
X06 Pearson Correlation ,291 ,218 ,268 ,174 ,257 1 ,276 ,596**

53
Sig. (2-tailed) ,101 ,223 ,132 ,332 ,148 ,120 ,000
N 33 33 33 33 33 33 33 33
X07 Pearson Correlation -,058 ,372 *
,250 ,129 ,369 *
,276 1 ,599**
Sig. (2-tailed) ,749 ,033 ,161 ,476 ,034 ,120 ,000
N 33 33 33 33 33 33 33 33
TOTAL Pearson Correlation ,512 **
,654
**
,626 **
,487
**
,524 **
,596
**
,599 **
1

Sig. (2-tailed) ,002 ,000 ,000 ,004 ,002 ,000 ,000

N 33 33 33 33 33 33 33 33

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Lampiran 7

Tabel Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

,656 7

54
Lampiran 8

Tabel data siswa

No Nama Skor Tiap Soal Jumlah Nilai


1 2 3 4 5 6 7
1 Alea Maysa 4 3 4 4 3 4 4 26 92
Putri
2 Anggun 2 4 2 2 1 4 4 19 67
Purnama
3 Armah 4 4 4 4 2 4 3 25 89
Utari
4 Bayu 2 1 4 3 2 4 3 19 67
Lasmana
5 Bunga 1 2 3 4 4 3 4 21 75
Gelis
Pujianti
Harja
6 Dicky 2 4 2 1 3 4 3 19 67
Pratama
Putra
7 Dio Gustiar 4 3 3 2 1 3 2 18 64
8 Elsha Nurul 3 4 4 4 3 4 3 25 89
Khotimah
9 Evan 3 2 4 4 3 4 1 21 75
Muhamad
Rifki
10 Fitri 2 1 1 2 1 2 1 10 35

55
Handayani
11 Geovan 1 1 2 2 1 2 1 10 35
Desteny
Nugroho
12 Gian Virza 2 4 2 3 3 4 3 21
Nasywa
13 Indri 3 4 3 1 3 3 4 21 75
Wulandari
14 Jihan Aulia 3 4 3 4 1 3 2 20 71
Effendi
15 Kia 3 2 1 3 3 4 3 19 67
Perdiansyah
16 Lintang 2 3 3 4 3 4 4 23 82
Wulandari
17 Muhammad 1 1 3 2 1 2 1 11 39
Ganang
Virgiawan
18 Muhammad 3 2 4 3 1 4 1 18 64
Giga
Saputra
19 Muhammad 4 3 3 2 3 1 2 18 64
Ilham
Pramudya
20 Muthia 2 3 4 1 2 3 4 19 67
Nafisa
Syahnaima
21 Noval 2 3 4 3 1 2 2 17 60

56
Sentoso
Putra
Wijaya
22 Pinkan 1 1 1 3 2 1 1 10 35
Anastasya
23 Putri 1 1 2 2 1 3 2 12 42
Aprilia
24 Rieva Putra 2 1 1 1 2 3 1 11 39
Aditya
25 Rossa 1 4 3 4 3 3 3 21 75
Frieka
Delicia
26 Roy 2 1 3 3 3 4 3 19 67
Sentoso
Putra
Wijaya
27 Siti Juleha 3 4 4 3 3 4 3 24 85
28 Tentri 4 3 3 2 3 4 2 21 75
Mario Rita
29 Trio Fani 3 4 3 4 2 3 1 20 71
Dede
Saputra
30 Wawan 2 3 4 3 1 2 4 19 67
Aditia
31 Yessa 3 3 4 2 4 3 2 21 75
Pebiola
32 Julia Nabila 2 1 4 3 2 4 2 18 64
Agustin

57
33 Windi 1 3 4 4 3 3 4 22 78
Oktaviana

58

Anda mungkin juga menyukai