(Skripsi)
Oleh
Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................................i
DAFTAR TABEL..................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................3
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................3
D. Hipotesis.......................................................................................................3
E. Manfaat Penelitian.......................................................................................4
F. Ruang Lingkup.............................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Gambar Halaman
Berpikir kritis merupakan salah satu pengembangan pada hasil belajar siswa. Oleh
karena itu, kemampuan berpikir kritis sangat penting untuk melatih kemampuan
siswa berpikir secara aktif, logis serta mampu berargumentasi dalam proses
pembelajaran selain itu siswa juga diharapakan untuk dapat mengevaluasi dan
menemukan pemecahan masalah. Jadi dapat disimpulkan bahwa Critical thinking
(berpikir kritis) yaitu kemampuan siswa dalam berpikir kritis berupa bernalar,
mengungkapkan, menganalisis dan menyelesaikan masalah (Liliasari, 2013: 75).
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 15 Januari 2020,
di SMP Perintis 1 Bandar Lampung, tersebut telah melakukan penilaian terhadap
kemampuan berpikir kritis siwa melalui diskusi dan wawancara dengan guru IPA,
bahwa kemampuan berpikir kritis siwa di kelas VIII masih rendah, dan siswa
masih kesulitan memahami dan menerima pembelajaran yang diberikan oleh guru,
karena guru masih ada sebagian yang menggunakan metode ceramah, dan model
yang biasa digunakan oleh guru di SMP tersebut adalah model discovery learning,
dimana pembelajaran masih berpusat pada guru, sehingga siswa hanya menerima
materi, dan pada saat kegiatan diskusi atau belajar sebagian siswa masih kesulitan
mengemukakan pendapat, hanya beberapa yang terlihat aktif dan berani
mengemukan pendapatnya.
didominasi pada materi yang bersifat teori, sehingga siswa hanya menghapal
tetapi tidak memahami.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa
pada materi Sistem Ekskresi di kelas VIII SMP Perintis 1 Bandar Lampung tahun
ajaran 2020/2021.
D. Hipotesis
E. Manfaat Penelitian
F. Ruang Lingkup
A. Pembelajaran Biologi
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan usaha sengaja,
terarah dan bertujuan agar orang lain dapat memperoleh pengalaman yang
bermakna (BSNP, 2006: 30). Majid (2015: 109) mengungkapkan bahwa
pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan seseorang atau sekelompok
orang melalui berbagai strategi, metode, dan pendekatan ke arah pencapaian
tujuan yang telah direncanakan. Rustaman dkk (2003: 179) menyatakan biologi
sebagai cabang dari IPA merupakan ilmu yang lahir dan berkembang lewat
langkah-langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian
hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan
konsep. Jadi, dapat dikatakan bahwa hakikat biologi adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan
proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud
sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa
konsep, prinsip dan teori yang berlaku secara universal.
Dalam menerapkan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 menuntut guru untuk
memilih beberapa model pembelajaran yang nantinya akan disesuaikan dengan
materi pembelajaran (Hasnunidah, 2018: 120). Berdasarkan Permendikbud No.103
tahun 2014, disebutkan bahwa model pembelajaran merupakan kerangka
konseptual dan operasional pembelajaran yang memiliki nama, ciri, urutan logis,
pengaturan, dan budaya. Model pembelajaran dalam kurikulum 2013 antara lain
discovery learning, project-based learning, problem-based learning, dan inquiry
learning.
B. Berpikir Kritis
Aspek
Indikator Kemampuan
Kemampuan Sub Indikator
Berpikir Kritis
Berpikir Kritia
1. Memberikan 1. Memfokuskan a. Mengidentifikasi atau
penjelasan pertanyaan memformulasikan pertanyaan
sederhana b. Mengidentifikasi atau memutuskan
(elementary criteria untuk mempertimbangkan
clarification) jawaban yang mungkin
c. Mengatur pikiran terhadap situasi
yang sedang dihadapi
2. Menganalisis a. Mengidentifikasi kesimpulan
argument b. Mengidentifikasi alasan yang
dinyatakan tidak dinyatakan
c. Mencari persamaan dan perbedaan
d. Mengidentifikasi dan menangani
ketidak relevanan
e. Mencari struktur sebuah argumen
f. merangkum
Aspek
Indikator Kemampuan
Kemampuan Sub Indikator
Berpikir Kritis
Berpikir Kritia
3. Bertanya dan a. Mengapa ?
menjawab b. Apa intinya ? Apa artinya ?
pertanyaan c. Apa contohnya ? Apa yang bukan
klarifikasi dan contoh ?
pertanyaan yang d. Bagaimana mengaplikasikannya ?
menantang e. Perbedaan apa yang
menyebabkannya ?
f. Apa faktanya ?
g. Akankah anda menyatakan lebih
dari itu ?
2. Membangun 4. Mempertimbangkan a. Keahlian
keterampilan apakah sumber dapat b. Mengurangi konflik interest
dasar ( basic dipercaya atau c. Kesepakatan antar sumber
support ) tidak ? d. Reputasi
e. Menggunakan prosedur yang ada
f. Mengetahui resiko
g. Kemampuan memberikan alasan
h. Kebiasaan berhati- hati
5. Mengobservasi dan a. Ikut terlibat dalam menyimpulkan
mempertimbangkan b. Dilaporkan oleh pengamat sendiri
hasil observasi c. Mencatat hal-hal yang diinginkan
d. Penguatan
e. Kondisi akses yang baik
f. Penggunaan teknologi yang
kompeten
g. Kepuasan obsever atas kredibiltas
kriteria
3. Menyimpulkan 6. 6. Mendeduksi dan a. Kelompok yang egois
(inferring) mempertimbangkan b. Mengkondisikan logika
hasil deduksi c. Menginterpretasikan pertanyaan
7. Menginduksi dan d. Membuat generalisasi
mempertimbangkan e. Menyimpulkan dan berhipotesis
hasil induksi
1. Zat Makanan
Menurut Sutanto, dkk. (2014: 162-165) zat-zat yang terkandung dalam
makanan dapat berupa karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral.
a. Karbohidrat
Karbohidrat adalah nama umum untuk bahan-bahan yang mengandung
unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) yang tersusun oleh ketiga
unsur tersebut dengan komposisi CnH2nOn (Karim, dkk., 2008: 39).
Karbohidrat terdapat dalam beras, jagung, gandum, kentang, ubi- ubian,
buah-buahan, dan madu. Karbohidrat digunakan sebagai sumber energi
bagi tubuh.
b. Protein
Protein tersusun oleh unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), dan
nitrogen (N) (Karim, dkk., 2008: 41). Sumber protein yang berasal dari
hewan disebut protein hewani, misalnya daging, susu, ikan, telur, dan keju.
Sumber protein yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati.
Contohnya adalah kedelai, kacang tanah, dan kacang hijau. Protein
berfungsi sebagai komponen struktural dan fungsional.
c. Lemak
Seperti halnya karbohidrat, lemak juga tersusun oleh unsur karbon (C),
hidrogen (H), dan oksigen (O) (Karim, dkk., 2008: 40). Sumber lemak
dapat berasal dari hewan dan disebut lemak hewani. Misalnya lemak
daging, mentega, susu, ikan segar, telur, dan minyak ikan. Sumber lemak
yang berasal dari tumbuhan disebut lemak nabati. Contohnya lemak dari
kelapa, kemiri, kacang-kacangan, dan alpukat. Lemak berfungsi sebagai
cadangan energi dan pelarut vitamin A, D, E, dan K. Lemak disimpan
dalam jaringan bawah kulit.
d. Vitamin
Vitamin merupakan zat-zat yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk
kelancaran proses-proses di dalam tubuh (Karim, dkk., 2008: 42).
Vitamin berfungsi sebagai komponen organik enzim yang disebut sebagai
koenzim.
e. Garam mineral
Beberapa mineral yang sangat dibutuhkan tubuh, misalnya kalsium untuk
pembentukan tulang dan gigi, besi untuk pembentukanhemoglobin,
natrium untuk proses kontraksi otot, dan fosfor untuk proses pembentukan
energi dalam sel.
(1) Mulut: merupakan jalan masuk menuju sistem pencernaan dan berisi organ
aksesori yang berfungsi dalam proses awal pencernaan. (2) Faring: merupakan
organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan (esophagus).
(3) Esofagus: merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan
lambung (Setiadi, 2007: 64-69). Proses awal pencernaan terjadi di dalam
rongga mulut (oral cavity). Pencernaanmekanis dimulai saat gigi dari
berbagai bentuk memotong, meremukkan dan menggiling makanan sehingga
makanan tersebut lebih mudah ditelan. Pencernaan kimiawi diawali dari
kelenjar ludah (salivary gland) mengeluarkan ludah yang mengandung
enzim amilase (menghidrolisis pati dan glikogen menjadi polisakarida yang
lebih kecil dan disakarida maltosa) (Campbell, 2010:39).
Setelah melalui rongga mulut, makanan yang berbentuk bolus (lembek dan
dibentuk bulat) akan masuk ke dalam tekak (faring). Faring (pharynx) adalah
saluran yang memanjang dari bagian belakang rongga mulut sampai ke
permukaan kerongkongan (esofagus). Setelah melalui faring, bolus menuju ke
esofagus (esophagus), suatu organ berbentuk tabung lurus, berotot lurik, dan
berdinding tebal. Otot kerongkongan berkontraksi sehingga menimbulkan
gerakan meremas yang mendorong bolus ke dalam lambung. Gerakan otot
kerongkongan ini disebut gerakan peristaltik (Campbell, 2010: 40). Gerak
refleks menelan dan peristaltik esofagus diilustrasikan dalam Gambar 2.
(5) Usus halus: adalah saluran pencernaan diantara lambung dan usus besar,
yang merupakan tuba terlilit yang merentang dari sfingter pyrolus sampai
katup ileosekal, tempatnya menyatu dengan usus besar (Setiadi, 2007: 73).
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus
kosong (jejenum) dan usus penyerapan (ileum). Duodenum adalah bagian dari
usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus
kosong (jejenum). Jejenum adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus
dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Ileum adalah bagian
terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia terletak setelah
duodenum dan jejenum dan kemudian dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum
terletak setelah duodenum dan jejenum dan dilanjutkan oleh usus buntu
(coecum dan umbai cacing) (Sarpini, 2014:173-174).
Penyerapan zat-zat makanan terjadi di ileum (usus halus). Pada dinding usus
halus, terdapat jonjot usus halus (vili) dan pada setiap jonjot usus halus
terdapat tonjolan lagi yang lebih kecil, yang disebut mikrovili.
Adanya vili dan mikrovili menyebabkan permukaan usus halus menjadi sangat
luas sehingga zat-zat makanan dapat terserap dengan cepat. Dinding vili
banyak mengandung pembuluh darah kapiler dan pembuluh getah bening
(Sutanto, dkk., 2014: 172).
Glukosa, vitamin yang larut dalam air, asam amino, dan mineral, setelah
diserap oleh vili usus halus, akan masuk pembuluh darah kapiler. Asam
lemak, gliserol, dan vitamin yang larut dalam lemak, setelah diserap oleh vili
usus halus, akan dibawa oleh pembuluh getah bening dan akhirnya masuk ke
dalam pembuluh darah kapiler. Zat-zat makanan tersebut akan masuk ke
sistem transportasi untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Bagian darah yang
membawa dan mengedarkan zat-zat makanan ke seluruh tubuh adalah bagian
yang cair, yang disebut plasma darah. Plasma darah membawa zat-zat
makanan dan mengedarkannya sampai ke sel-sel tubuh. Di dalam sel-sel
tubuh, zat-zat makanan akan dioksidasi (dibakar) oleh oksigen yang
dilepaskan oleh hemoglobin yang terdapat di dalam eritrosit sehingga
menghasilkan energi, karbon dioksida, dan air (uap). Energi yang dihasilkan
dari proses oksidasi digunakan untuk aktivitas atau kegiatan tubuh mulai dari
sel hingga sistem organ, sedangkan karbon dioksida danair dialirkan menuju
jantung kemudian ke paru-paru untuk dilepas ke udara bebas (Campbell, 2010:
44-45). Struktur dari usus halus diilustrasikan dalam Gambar 4.
Gambar 4. Struktur Usus Halus
(Sumber: Campbell, 2010: 44).
Usus besar: merupakan bagian akhir dari proses pencernaan, karena sebagai
tempat pembuangan, maka diusus besar sebagian nutrien telah dicerna dan
diabsorpsi dan hanya menyisakan zat-zat yang tidak tercerna (Setiadi, 2007:
86-87). Usus besar terdiri atas usus buntu (cecum), apendiks, bagian yang
menanjak (ascending colon), bagian yang melintang (transverse colon),
bagian yang menurun (descending colon), dan berakhir pada anus (Sutanto,
dkk., 2014: 173).
Sembelit terjadi jika kim masuk ke usus dengan sangat lambat. Akibatnya,
air terlalu banyak diserap usus, maka feses menjadi keras dan kering.
Sembelit ini disebabkan karena kurang mengkonsumsi makanan yang
berupa tumbuhan berserat dan banyak mengkonsumsi daging. Selanjutnya,
dinding lambung diselubungi mukus yang di dalamnya juga terkandung
enzim. Jika pertahanan mukus rusak, enzim pencernaan akan memakan
bagian-bagian kecil dari lapisan permukaan lambung. Hasil dari kegiatan
ini adalah terjadinya tukak lambung. Tukak lambung
menyebabkanberlubangnya dinding lambung sehingga isi lambung jatuh di
rongga perut (Karim, dkk., 2008: 50-51).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di SMP Perintis 1
Bandar Lampung.
C. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain Ex post facto. Desain ex post facto ini
dimaksudkan untuk menguji apa yang telah terjadi pada subyek (ex post facto
berarti sesudah fakta), karena satu atau lebih kondisi yang diselidiki tersebut sudah
berpengaruh pada variabel lain. Desain ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
yang terjadi antar kelompok subyek (dalam variabel bebas) menyebabkan
terjadinya perbedaan pada variabel terikat (Hasnunidah, 2017: 56-57). Struktur
desainnya adalah sebagai berikut:
D. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a. Melakukan studi pendahuluan melalui kegiatan surveidengan
menyebarkan angket dan wawancara.
b. Studi literatur, dilakukan untuk memperoleh teori yang akurat mengenai
permasalahan yang akan dikaji.
c. Melakukan studi kurikulum mengenai pokok bahasan yang dijadikan
penelitian untuk mengetahui kompetensi dasar yang hendak dicapai.
d. Membuat instrumen penelitian yaitu tes kemampuan berpikir kritis.
e. Melakukan uji validasi instrumen oleh pembimbing.
f. Melakukan uji coba instrumen penelitian kepada siswa.
g. Menganalisis hasil uji validitas dan uji reliabilitas instrumen penelitian.
h. Melakukan revisi instrumen penelitian dan uji validitas kembali
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan meliputi:
a. Memberikan soal untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa.
3. Tahap Akhir
Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan antara lain:
a. Mengolah data hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa.
b. Menganalisis dan memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang
diperoleh dari langkah- langkah menganalisis data
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini dapat diuraikan secara
lengkap sebagai berikut:
1. Jenis Data
Jenis data pada penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data
kuantitatif berupa nilai kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pokok
Sistem Pencernaan yang diperoleh dari nilai tes. Data kualitatif berupa
dokumen perangkat pembelajaran yang digunakan oleh guru selama ini (RPP
dan LKPD), hasil pekerjaan siswa dalam LKPD yang dianalisis secara
deskriptif.
2. Teknik Pengumpulan Data
Nilai kemampuan berpikir kritis siswa diperoleh tes berbentuk essay yang
dikerjakan oleh siswa melalui offline .
Sebelum instrumen tes digunakan, terlebih dahulu dilakukan analisis validitas isi,
konstruk, dan empiris. Validitas instrumen didefinisikan sejauh mana instrumen
merekam/mengukur apa yang dimaksudkan untuk direkam/diukur. Jadi validitas
suatu istrumen berhubungan dengan tingkat akurasi dari suatu alat ukur
(Suryabrata, 2012: 60). Analisis validitas isi dan konstruk oleh pembimbing,
sedangkan validitas empiris dengan rumus korelasi product moment.
Kriteria pengujian apabila rhitung > r tabel dengan α= 0,05 maka alat ukur
tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila rhitung <rtabel maka alat ukur
tersebut adalah tidak valid. Menurut Emzir (2008: 71), suatu eksperimen
dikatakan valid jika hasil yang diperoleh hanya disebabkan oleh variabel bebas
yang dimanipulasi, dan jika hasil tersebut dapat digeneralisasikan pada situasi di
luar seting eksperimental. Uji validitas terhadap instrumen dalam penelitian ini
dilakukan denganSPSS 22 for windows.
Jika instrumen itu valid,maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks r11
sebagai berikut.
Tabel 3. Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi
Berdasarkan uji validitas soal yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil
sebagai berikut.
Selain uji validitas, uji reliabilitas juga digunakan untuk mengetahui tingkat
kepercayaan atau reabilitas. Reabilitas instrumen merujuk pada konsistensi hasil
perekaman data (pengukuran). Hasil yang konsisten, maka instrument dapat
dipercaya (reliable) atau dapat diandalkan (dependable) (Suryabrata, 2012: 58).
Kriteria uji reliabilitas dengan rumus alpha adalah apabila rhitung >rtabel, maka alat
ukur tersebut reliabel dan juga sebaliknya, jikarhitung<rtabel maka alat ukur tidak
reliabel. Dalam penelitian ini, dilakukan uji reliabilitas menggunakan SPSS 22 for
window sdengan model Alpha Cronbach’syang diukur berdasarkan skala Alpha
Cronbach’s 0 sampai 1.
Berdasarkan uji reliabilitas yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil sebagai
berikut.
Setelah instrumen valid dan reliabel, kemudian disebarkan kepada sampel yang
sesungguhnya. Skor total tiap soal peserta didik diperoleh dengan menjumlahkan
skor setiap nomor soal.
Data kemampuan berpikir kritis peserta didik SMP Perintis 1 Bandar Lampung
pada materi pokok Sistem Pencernaan dianalisis berdasarkan nilai rata-rata,
standar deviasi, nilai tertinggi dan nilai terendah hasil tes. Adapun nilai-nilai
tersebut disajikan pada tabel 8.
Berdasarkan nilai rata-rata tiap indikator kemampuan berpikir kritis pada tabel 9
di atas diketahui bahwa nilai tertinggi adalah pada berpikir induksi kepada seluruh
peserta didik. Sedangkan nilai rata-rata yang paling rendah adalah pada berpikir
deduksi pada indikator kemampuan berpikir kritis yaitu indikator menyimpulkan.
B. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis peserta
didik. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam materi Sistem Pencernaan. Sesuai
dengan pendapat Ennis bahwa seseorang dengan kemampuan berpikir kritis
mampu bersikap secara sistematis dan teratur dengan bagian-bagian dari
keseluruhan masalah.
Hasil nilai tes pada tiap indikator kemampuan berpikir kritis memunjukkan
adanya pengaruh yang signifikan kepada peserta didik. Pada aspek indikator
memberikan penjelasan sederhana memiliki nilai rata-rata sebesar 62,50.
Kemampuan siswa dalam berargumen cukup baik namun masih ada jawaban dan
penjelasan yang kurang lengkap. Carson (2007:9) menyatakan sebuah konsep
mungkin sudah diketahui siswa, namun belum tentu siswa dapat menggunakannya
untuk menjelaskan sebuah fenomena. Menurut susilowati dkk (2017:228)
kemampuan siswa rendah dalam menjelaskan adalah kurang mampunya mereka
dalam mempertimbangkan bukti, konsep, metodologi, kriteria dan konteks ,dan
menyajikan penalaran dalam bentuk argumen yang meyakinkan.
Pada indikator membangun keterampilan dasar memiliki nilai rata-rata sebesar
74,24. Kemampuan siswa dalam mengobservasi sudah cukup baik. Fisher
(2009:3) mengungkapkan dalam berpikir kritis menuntut upaya untuk menyelidiki
atau memeriksa setiap keyakinan, jawaban atau pengetahuan asumtif yang telah
didapatkan dari bukti pendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjut yang
diakibatkan.
Pada indikator menyimpulkan dalam sub indikator deduksi dan induksi memiliki
nilai rata-rata sebesar 56.06 di sub indikator deduksi, dan nilai rata-rata sebesar
79.54 terdapat di sub indikator induksi. Kemampuan siswa dalam menyimpulkan
berdasarkan jawaban siswa tersebut sebagian besar menuliskan jawaban dengan
benar, siswa mampu menarik kesimpulan berdasarkan data, prinsip dan penilaian
dengan tepat. Susanto ( 2012:128-129) mengungkapkan salah satu tahapan untuk
melatih siswa agar mampu berpikir kritis adalah keterampilan menyimpulkan,
siswa dituntut untuk mampu menguraikan dan memahami berbagai aspek secara
bertahap agar sampai kepada suatu formula baru yaitu sebuah kesimpulan.
Pada indikator strategi dan taktik memiliki nilai rata-rata sebesar 69.69.
Kemampuan siswa dalam memutuskan suatu tindakan cukup baik, sebagian besar
siswa mampu memutuskan alternatif-alternatif solusi. Albertch (2008:108)
menyatakan bahwa seseorang dikatakan kritis dalam pemecahan masalah apabila
orang tersebut mampu mengambil keputusan, memprioritaskan dan memilih
gagasan,ide,pengertian, pengetahuan atau jawaban di antara pilihan yang
diketahui.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa nilai rata-rata kemampuan berpikir
kritis peserta didik yang tertinggi adalah pada indikator menyimpulkan sub
indikator berpikir induksi yaitu sebesar 79.54. Dengan demikian, pembelajaran
pendekatan saintifik cukup baik dalam meningkatkan kemampuan menyimpulkan
dibandingkan dengan kemampuan yang lain. Hasil ini mendukung penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya oleh Asmi, dkk (2015:57) menyatakan pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan saintifik mampu meningkatkan kemampuan
berpikir kritis di SMP Negeri 2 Kendari. Kemudian penelitian yang dilakukan
oleh Nidya, dkk (2020:797) menunjukkan bahwa pendekatan saintifik memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa di
SMP Negeri 2 Merauke.
Soal : “Beberapa hari ini anus Aji terasa gatal dan nyeri. Aji juga mengatakan
bahwa terjadi pendarahan dianus. Berdasarkan gejala tersebut, penyakit apa yang
diderita Aji? Mengapa hal ini dapat terjadi?
Berdasarkan gejala yang dialami oleh Aji, Aji mengalami gangguan pada sistem
pencernaan yaitu hemoroid. Gangguan sistem pencernaan dapat terjadi
dikarenakan terdapat pembengkakan vena di daerah anus atau biasa disebut
wasir. Hemoroid dapat terjadi pada orang-orang yang sering menderita sembelit.
Berdasarkan jawaban di atas terlihat bahwa hasil jawaban siswa rata-rata sudah
baik, kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan sudah baik, konsep benar
dan jelas.
Pada penelitian ini , kemampuan indikator menyimpulkan dalam berpikir deduksi
memiliki nilai rata-rata rendah. Hal ini disebabkan karena pemberdayaan peserta
didik belum berjalan optimal. Pemahaman guru mengenai bagaimana
mengimplementasikan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran yang
tepat belum dapat dikatakan baik. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian
Hasnunidah, dkk (2018:128) yang menunjukkan bahwa pemahaman guru-guru
IPA SMP di Kota Bandar Lampung tentang pembelajaran saintifik belum sesuai
dengan konsep pendekatan ilmiah dan implementasi pembelajaran saintifik oleh
guru dalam mata pelajaran IPA SMP di Kota Bandar Lampung tidak berjalan
dengan baik. Nuraida (2019:54) berpendapat bahwa guru bertanggung jawab
dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam proses belajar
mengajar. Hal ini juga nampak dari kekurangtelitian peserta didik dalam
menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh peneliti. Hasil penelitian ini sejalan
dengan temuan Siskandani,dkk (2020:134) kesalahan ini disebabkan kurang
ketelitian siswa dalam membaca soal yang berupa uraian, yang mengharuskan
siswa membaca berulang agar paham maksud soal tersebut.
Soal : “Pak Riko mengalami kecelakaan saat mengendarai sepeda motor. Hal ini
menyebabkan organ dalamnya mengalami luka termasuk organ saluran
pencernaan. Ketika diberi makanan, Pak Riko langsung memuntah makanannya,
padahal Pak Riko membutuhkan energi untuk kesembuhannya. Menurut kalian,
bagaimana cara dokter agar Pak Riko tetap memasukkan makanan kedalam perut?
Dari berbagai teknologi sistem pencernaan, teknologi apakah yang tepat untuk
digunakan Pak Riko?
Pak Riko bisa menggunakan infus/ feeding tube. Feeding tube adalah alat yang
berupa selang untuk memberi makan pasien melalui hidung.
Berdasarkan jawaban di atas terlihat bahwa hasil jawaban rata-rata siswa kurang
baik, sebagian konsep benar namun alasan dan asumsi tidak disampaikan dengan
jelas.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
indikator berpikir induksi memiliki hasil nilai tertinggi sebesar 79.54, sedangkan
hasil nilai rendah sebesar 56.06. Tingginya kemampuan berpikir kritis pada
indikator menyimpulkan dapat dilihat dari hasil jawaban siswa bahwa siswa
mampu menjawab soal mengenai sistem peencernaan pada manusia secara baik
dan disertai dengan penjelasan yang sesuai. Berbeda dengan hasil jawaban siswa
menjawab pertanyaan dengan disertai penjelasan yang belum sesuai dan kurang
tepat.
B. Saran
sebagai berikut :
diberikan, agar peserta didik terbiasa menjawab soal dengan percaya diri dan
Alfiansyah, M., Jamal. A. M., An’nur, S. 2014. Meningkatkan Hard Skills Dan
Soft Skills Siswa Melalui Model Pembelajaran Koooperatif Tipe STAD.
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 2 No 2, Juni 2014.Banjarmasin.
Amri dan Ahmadi. 2015. Proses Pembelajaran Kreatif Dan Inovatif Dalam Kelas.
Prestasi Pustaka Raya. Jakarta
Binker A.J.A. 1999. Strategies: Thirty Five Dimensions of Critical Thinking. Sonoma
State University. California.
Jamaludin, dkk. 2020. Pembelajaran Daring Masa Pandemik Covid-19 Pada Calon
Guru; Hambatan, Solusi Dan Proyeksi. Journal LP2M.
Liliasari. 2003. Peningkatan Mutu Guru dalam Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
melalui Model Pembelajaran Kapita Selekta Kimia Sekolah Lanjutan. Jurnal
Pendidikan Matematika dan Sains. Edisi 3 Tahun VIII, 2003.
Mardyana dan sejati. 2018. Pengaruh Strategi Think Pair Share (TPS) dan
Kemampuan Akademik terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA di
Kota Metro. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol 16 (2).
Ramdani dan Badriah. 2018. Korelasi Antara Kemampuan Berpikir Kritis Dengan
Hasil Belajar Melalui Model Pembelajaran Berbasis Blanded Learning Pada
Materi Sistem Respirasi Manusia. The Journal Of Science And Biology
Education. Vol 3(2).
SILABUS
Sekolah :SMP
Kelas VIII
Semester :Ganjil
Mata Pelajaran :IPA
36
Proses pencernaan
Peniaian Alokasi Sumber
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran
Teknik Bentuk Waktu Belajar
diri, dalam sertaupaya pencernaan Mendiagnosis
berinteraksi Enzim kelainan/ gangguan
secara efektif menjagakesehata pencernaan serta berbagai
dengan n Penyakit penyebab penyakit
lingkungan sosial yang yang berhubungan
dan alam dalam sistempencernaa berhubunga dengan sistem
jangkauan n. n dengan pencernaan
pergaulan dan sistemn Membuat poster
keberadaannya. pencernaan tentang perbedaan
Upaya proses pencernaan
menjaga mekanis dan
3. Memahami dan
kesehatan kimiawi
menerapkan
sistem Mempresentasikan
pengetahuan
pencernaan poster hasil data
( faktual,
konseptual, dan perbedaan proses
prosedural ) pencernaan mekanis
berdasarkan rasa dan kimiawi
ingin tahunya
tentang ilmu
pengetahuan,
teknologi,seni,
budaya terkait
37
Peniaian Alokasi Sumber
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran
Teknik Bentuk Waktu Belajar
fenomena dan
kejadian tampak
mata.
4. Mengolah,
menyaji, dan
menalar dalam
ranah konkret
(menggunakan,m
engurai,merangka
i,memodifikasi,
dan membuat)
dan ranah abstrak
(menulis,membac
a,menghitung,
menggambar,dan
mengarang)
sesuai dengan
yang dipelajari di
sekolah dan
sumber lain yang
sama dalam sudut
dipandang / teori.
38
Peniaian Alokasi Sumber
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran
Teknik Bentuk Waktu Belajar
4.5 Menyajikan hasil . .
penyelidikan .
tentang sistem
pencernaan
mekanis dan
kimiawi
39
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP)
A. Kompetensi Inti
KI1 dan KI2:Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya serta Menghargai dan menghayati perilaku jujur,disiplin,santun,percaya
diri,peduli, danbertanggung jawabdalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
KI3:Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa
ingin tahunya tentangilmu pengetahuan,teknologi,seni,budayadengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
KI4:Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secarakreatif, produktif,kritis,mandiri,kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret
dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, pesertadidikdiharapkandapat:
40
3.5.3 Mengidentifikasi sistem organ pencernaan
3.5.4 Menganalisis fungsi organ sistem pencernaan
D. Materi Pembelajaran
SistemPencernaan pada manusia
• Organ pencernaan
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Discovery Learning
F. Media Pembelajaran
Media :
Worksheet atau lembar kerja (pesertadidik)
Lembar penilaian
Laboratorium IPA sekolah
Alat/Bahan :
Penggaris, spidol, papan tulis
Laptop & infocus
Slide presentasi (ppt)
G. Sumber Belajar
Buku IPA Kelas VIII Kemdikbud
Buku lain yang menunjang
Multimedia interaktif dan Internet
41
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Motivasi
Memberikan gambaran tentang oragan pencernaan.. peserta didik diminta menunjukan di organ mana terjadi proses pencernaan zat terpung itu.
Pemberian Acuan
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
Menyampaikan materi secara umum yang akan dipelajari hari ini
Dan penilaian secara umum kepada peserta.
Pembagian kelompok belajar
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti (60 Menit )
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Stimulation KEGIATAN LITERASI
(stimullasi/ Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik
pemberian materi Organ pencernaandengan cara :
rangsangan) Melihattayangan video tentang sistem pencernaanpada manusia/
Menayangkan gambar foto yang relevan.
Membaca.
42
4. Pertemuan Keempat(2 x 40 Menit)
kegitan literasi dengan membaca buku palet halaman....
Menulis
mengaris bawahi macam-macam orangan pencernaan dan fungsinya,
untuk melatih rasa syukur,kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian, mencari
informasi.
Problem CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
statemen Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak
(pertanyaan/ mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan ( sistem organ pada
identifikasi manusia ) dan akan dijawab melalui kegiatan belajar,
masalah) contoh pertanyaan :
- Apa saja organ pencernaan itu ?
- Apa fungsinya ?
Data Peserta didik dengan dipandu LKS mengumpulkan informasi yang relevan untuk
collection menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:
(pengumpulan Mengamati video dan
data) Membaca sumber buku teks
COLLABORATION (KERJASAMA
Data Mendiskusikan
processing pertanyaan dan jawaban yang ada di LKS materi Organ pencernaan.
(pengolahan Mencatat semua informasi tentang materi Organ pencernaanyang telah diperoleh
Data) pada buku catatan dengan tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
Verification COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
(pembuktian) Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Organ pencernaan
: Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-soal yang telah
dikerjakan oleh peserta didik.
Generalization
(menarik CREATIVITY (KREATIVITAS)
kesimpulan)
43
Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkantentang materi Organ pencernaan sesuai
4. Pertemuan Keempat(2 x 40 Menit)
tujuan pembelajaran berupa secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan sopan.
Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Organ pencernaankepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
Memeberikan waktu kepada siswa untuk merefleksi proses kegiatan pembelajaaran yang sudah berjalan dan mengungkapkannya
Membimbing siswa untuk melakukan feedback, terhadap materi yang sudah dipelajari
Menugaskan siswa untuk membuat gambar tentang organ pencernaan untuk dikumpulkan minggu depan ( perkelopok)
Guru meminta maaf kepadasiswa apabila ada hal-hal yang tidak berkenan dan menutup proses pembeajaran ( kearifan daerah)
- Penugasan
Tugas Rumah
a. Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku peserta didik
b. Peserta didik memnta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa mereka telah mengerjakan tugas rumah dengan baik
c. Peserta didik mengumpulkan jawaban dari tugas rumah yang telah dikerjakan untuk mendapatkan penilaian.
b. Keterampilan
- Penilaian Produk
- Penilaian Portofolio
Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti catatan, PR, dll
44
2. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
a. Remedial
Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka guru bisa memberikan soal tambahan.
b. Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan.
45
Lampiran 3
KISI-KISI SOAL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
46
N K ompetensi Indikator Indikator Soal Kunci Jawaban
O Dasar Pencapaian Kemampuan
Kompetensi Berpikir
Kritis
1 3.5 Menganalisis Siswa Menjawab Mengapa di dalam usus halus dilengkapi dengan Usus merupakan
sistem mampu pertanyaan banyak lipatan atau lekukan yang disebut salah satu organ
pencernaan pada menganalisi yang dengan jonjot-jonjot (vili)? Jelaskan dan kaitkan sistem pencernaan.
manusia dan s sistem membutuhka antara struktur dan fungsi Usus halus
memahami pencernaan n penjelasan merupakan saluran
gangguan yang pada yang berkelak-
berhubungan manusia kelok yang
dengan sistem dan dilengkapi dengan
pencernaan serta memahami vili. Adanya vili
upaya menjaga gangguan pada usus halus ini
kesehatan sistem yang berfungsi untuk
pencernaan berhubunga memperluas
n dengan permukaan proses
sistem pemecahan sari-
pencernaan sari makanan dan
absorbsi makanan.
Sehingga makanan
dapat terserap
dengan sempurna
2 Apakah dilambung sudah terjadi penyerapan Didalam lambung
47
sari-sari makanan? Jelaskan dan hubungkan tidak terjadi
keterkaitan stuktur lambung ! penyerapan sari-
sari makanan.
Lambung yang
tampak seperti
Lampiran 4
Petunjuk Kerja!
1. Tuliskan Identitas diri pada kolom yang telah disiapkan.
2. Tuliskan dan jawab soal pada lembar yang telah disediakan.
3. Jawablah semua soal dengan jelas dan tidak bekerja sama.
4. Waktu pengerjaan soal 60 menit.
48
Mengapa di dalam usus halus dilengkapi dengan banyak lipatan atau lekukan yang disebut dengan jonjot-jonjot (vili)? Jelaskan dan kaitkan
antara struktur dan fungsi
2. Apakah dilambung sudah terjadi penyerapan sari-sari makanan? Jelaskan dan hubungkan keterkaitan stuktur lambung !
3. Berikan alasan anda mengapa saat kita terlambat makan, lambung akan terasa perih ?
4. Mawar merupakan salah satu dari generasi milenial yang sangat memperhatikan penampilannya. Sudah hampir satu minggu mawar
menjalani diet, namun sekarang ia menderita diare dan tubuhnya lemas. Menurut kalian mengapa hal ini dapat terjadi ? tindakan apa
yang harus dilakukan mawar ?
5. Pak riko mengalami kecelakaan saat mengendarai sepeda motor. Hal ini menyebabkan organ dalamnya mengalami luka termasuk
organ saluran pencernaan. Ketika diberi makanan, pak riko langsung memuntahkan makanannya, padahal pak riko membutuhkan
energi untuk kesembuhannya. Menurut kalian, bagaimana cara dokter agar pak riko tetap memasukkan makanan kedalam perut?
Dari berbagai teknoloi sistem pencernaan, teknologi apakah yang tepat untuk digunakan pak riko?
6. Beberapa hari ini anus aji terasa gatal dan yeri. Aji juga mengatakan bahwa terjadi pendarahan dianus. Berdasarkan gejala tersebut,
penyakit apa yang diderita aji ? Mengapa hal ini dapat terjadi?
7. Ayah rendy sering kali melarang kiki untuk mengkonsumsi makanan pedas. Alasan utama ayah rendy karena jika terlalu banyak
makan makanan pedas akan menyebabkan penyakit usus buntu. Menurut anda, benarkah pernyataan yang diberikan oleh ayah rendi
? jelaskan argumen kalian !
49
Lampiran 5
50
argumentasiberdasarkanpengetahuan yang benartentang
gangguan pada sistem pencernaan manusia
4. Menentukan suatu 4 Mengungkapkan masalah dengan benar, solusi dan
tindakan tindakan sangat membantu dan dapat dilakukan
3 Mengungkapkan masalah dengan cukup benar, solusi dan
tindakan cukup membantu dan dapat dilakukan
2 Mengungkapkan masalah dengan kurang benar, solusi dan
tindakan kurang membantu dan kurang dapat dilakukan
1 Mengungkapkan masalah tidak benar, solusi dan tindakan
tidak dapat membantu dan tidak dapat dilakukan
5. Berpikir deduksi 4 Alur berpikir deduksi sangat baik, konsep saling berkaitan
dan sangat logis
3 Alur berpikir deduksi cukup baik, konsep berkaitan dan
scukup logis
2 Alur berpikir deduksi kurang baik, konsep kurang
berkaitan dan kurang logis
1 Alur berpikir deduksi tidak baik, konsep tidak saling
berkaitan dan tidak logis
6. Menganalisis hasil 4 Menggunakan bukti yang benar sesuai observasi,
observasi melibatkan sedikit dugaan dan analisis benar
3 Menggunakan bukti yang cukup benar sesuai observasi,
melibatkan dugaan dan analisis benar
2 Menggunakan bukti yang kurang benar sesuai observasi,
sering melibatkan dugaan dan analisis kurang benar
1 Menggunakan bukti yang tidak benar tidak sesuai
observasi, melibatkan banyak dugaan dan analisis tidak
benar
7. Berpikir induksi 4 Mengemukakan hal khusus ke umum dengan benar, konsep
saling berkaitan dan kesimpulan benar
3 Mengemukakan hal khusus ke umum dengan cukup benar,
51
konsep berkaitan dan kesimpulan cukup benar
2 Mengemukakan hal khusus ke umum dengan kurang benar,
konsep kurang berkaitan dan kesimpulan kurang benar
1 Mengemukakan hal khusus ke umum dengan tidak benar,
konsep tidak berkaitan dan kesimpulantidak benar
52
Lampiran 6
Correlations
N 33 33 33 33 33 33 33 33
X02 Pearson Correlation ,412* 1 ,258 ,080 ,165 ,218 ,372* ,654**
Sig. (2-tailed) ,017 ,147 ,656 ,358 ,223 ,033 ,000
N 33 33 33 33 33 33 33 33
X03 Pearson Correlation ,276 ,258 1 ,353 *
,096 ,268 ,250 ,626**
Sig. (2-tailed) ,120 ,147 ,044 ,596 ,132 ,161 ,000
N 33 33 33 33 33 33 33 33
X04 Pearson Correlation ,051 ,080 ,353 *
1 ,174 ,174 ,129 ,487**
Sig. (2-tailed) ,778 ,656 ,044 ,333 ,332 ,476 ,004
N 33 33 33 33 33 33 33 33
X05 Pearson Correlation ,100 ,165 ,096 ,174 1 ,257 ,369* ,524**
Sig. (2-tailed) ,581 ,358 ,596 ,333 ,148 ,034 ,002
N 33 33 33 33 33 33 33 33
X06 Pearson Correlation ,291 ,218 ,268 ,174 ,257 1 ,276 ,596**
53
Sig. (2-tailed) ,101 ,223 ,132 ,332 ,148 ,120 ,000
N 33 33 33 33 33 33 33 33
X07 Pearson Correlation -,058 ,372 *
,250 ,129 ,369 *
,276 1 ,599**
Sig. (2-tailed) ,749 ,033 ,161 ,476 ,034 ,120 ,000
N 33 33 33 33 33 33 33 33
TOTAL Pearson Correlation ,512 **
,654
**
,626 **
,487
**
,524 **
,596
**
,599 **
1
N 33 33 33 33 33 33 33 33
Lampiran 7
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,656 7
54
Lampiran 8
55
Handayani
11 Geovan 1 1 2 2 1 2 1 10 35
Desteny
Nugroho
12 Gian Virza 2 4 2 3 3 4 3 21
Nasywa
13 Indri 3 4 3 1 3 3 4 21 75
Wulandari
14 Jihan Aulia 3 4 3 4 1 3 2 20 71
Effendi
15 Kia 3 2 1 3 3 4 3 19 67
Perdiansyah
16 Lintang 2 3 3 4 3 4 4 23 82
Wulandari
17 Muhammad 1 1 3 2 1 2 1 11 39
Ganang
Virgiawan
18 Muhammad 3 2 4 3 1 4 1 18 64
Giga
Saputra
19 Muhammad 4 3 3 2 3 1 2 18 64
Ilham
Pramudya
20 Muthia 2 3 4 1 2 3 4 19 67
Nafisa
Syahnaima
21 Noval 2 3 4 3 1 2 2 17 60
56
Sentoso
Putra
Wijaya
22 Pinkan 1 1 1 3 2 1 1 10 35
Anastasya
23 Putri 1 1 2 2 1 3 2 12 42
Aprilia
24 Rieva Putra 2 1 1 1 2 3 1 11 39
Aditya
25 Rossa 1 4 3 4 3 3 3 21 75
Frieka
Delicia
26 Roy 2 1 3 3 3 4 3 19 67
Sentoso
Putra
Wijaya
27 Siti Juleha 3 4 4 3 3 4 3 24 85
28 Tentri 4 3 3 2 3 4 2 21 75
Mario Rita
29 Trio Fani 3 4 3 4 2 3 1 20 71
Dede
Saputra
30 Wawan 2 3 4 3 1 2 4 19 67
Aditia
31 Yessa 3 3 4 2 4 3 2 21 75
Pebiola
32 Julia Nabila 2 1 4 3 2 4 2 18 64
Agustin
57
33 Windi 1 3 4 4 3 3 4 22 78
Oktaviana
58