MARISA
A 241 18 086
PROPOSAL
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
3. Tujuan Penelitian....................................................................................... 6
a. Pendekatan Penelitian........................................................................ 19
ii
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 27
LAMPIRAN ................................................................................................. 30
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
1. Latar Belakang
pengetahuan yang didapatkan mudah hilang dari memori siswa. Permasalahan ini
disebabkan instruksi oleh guru untuk menghafal tanpa adanya pemahaman konsep
konsep siswa terhadap materi yang dikaji (Adnyana, 2012). Sehingga, penguasaan
terhadap konsep merupakan salah satu bentuk dari hasil belajar yang
menggunakan penilaian ranah kognitif taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh
Anderson dan Krathwohl (Alighiri dkk., 2018). Penilaian kognitif terdiri dari
enam tingkatan yaitu mengingat yang berarti kemampuan mengingat tentang apa
yang telah dipelajari, memahami yang berarti kemampuan menangkap arti dan
1
kehidupan sehari-hari agar dapat mengatasi masalah (Yuwarti dkk., 2017).
menghubungkan dan menangkap suatu konsep dari apa yang telah dipelajari
penyerapan arti dari suatu materi sedangkan konsep adalah ide abstrak yang
objek yang ada dilingkungan sekitar dengan cara mengenali ciri-ciri objek
pembelajaran dan diperlukan agar tidak menyebabkan konsep yang sukar bagi
siswa.
Faktanya siswa yang tidak paham atau salah dalam memahami konsep-
2016). Menurut Azizah, dkk. (2020) bahwa siswa telah membawa konsepsi awal
dari materi sebelumnya pada saat memasuki proses pembelajaran, konsepsi awal
ini biasa disebut dengan prakonsepsi dan ketika prakonsepsi berbeda dari konsepsi
materi yang diajarkan, bukan hanya sekedar menjadi hapalan (Novitasari, 2016).
2
Pemahaman konsep dianggap penting agar dapat diintegrasikan dalam kehidupan
masyarakat.
sangat perlu dilakukan oleh guru untuk mengetahui apakah siswa sudah
memahami konsep dengan benar atau bahkan masih bertahan dengan konsepsi
yang salah dan pemahaman yang rendah atau baik. Karena, mengetahui
pemahaman konsep dan tingkat pemahaman siswa merupakan hal yang sangat
Hartanto, 2016). Sehubungan dengan itu, dalam mempelajari fisika yang paling
utama adalah memahami konsep terlebih dahulu. Hal ini sejalan dengan pendapat
Widodo (dalam Riwanto dkk., 2019) yang mengatakan bahwa langkah awal yang
sehingga siswa dapat memecahkan dan mendapatkan solusi dari soal yang ingin
dipecahkan.
Salah satu materi fisika yang harus dikuasai siswa adalah Fluida. Fluida
merupakan materi yang cukup kompleks dan mendasar serta dibagi menjadi dua
yaitu fluida statis dan fluida dinamis. Fluida statis merupakan topik fisika yang
3
Pemahaman konsep yang kurang pada materi Fluida statis dapat
ketinggian dan beranggapan bahwa dongkrak hidrolik bergantung pada besar luas
penampang piston dan jarak horizontal kedua pipanya (Puspita dkk., 2019). Selain
itu, penelitian yang telah dilakukan oleh Prastiwi, dkk. (2016) diperoleh bahwa
siswa belum dapat memaparkan alasan benda dapat tenggelam, melayang dan
pompa hidrolik sedangkan siswa kurang paham pada konsep mengenai kedudukan
benda di fluida, hasil ini ditunjukkan dengan hasil tes siswa yang disertai dengan
bahwa Fisika merupakan mata pelajaran yang sangat menarik dan ada juga yang
dalam tidak menyukai rumus dan hitungan. Berdasarkan hasil wawancara dengan
guru Fisika, ia mengatakan bahwa rata-rata siswa yang memahami konsep pada
materi fluida statis ialah 40%. Namun, nilai persentase ini belum diketahui
konsep siswa pada materi fluida statis. Kendala dalam proses pembelajaran fisika
4
ialah kurangnya pemahaman materi dasar siswa dari tingkatan awal pendidikan,
kurangnya minat belajar siswa, serta kurang kompetennya guru dalam mengajar.
tidak tahu konsep dengan tujuan untuk mengetahui konsep yang telah dimiliki
siswa sudah benar atau bertahan dengan konsep yang salah (Puspita dkk., 2019).
dalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan Saharsa, dkk. (2018) yang
dengan hasil penelitian Suryani & Muliusnti (2019) bahwa tinggi rendahnya
CRI dapat diterapkan untuk membedakan siswa yang miskonsepsi, paham konsep
dan tidak tahu konsep (Ulya & Utami, 2021). Kelebihan dari metode CRI ialah
5
Sehubungan dengan pemaparan diatas, teknik CRI dapat membantu untuk
mengetahui pemahaman konsep siswa. Oleh karena itu, peneliti memberi judul
2. Rumusan Masalah
adalah:
3. Tujuan Penelitian
4. Manfaat
1) Manfaat Teoritis
2) Manfaat Praktis
6
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, yaitu:
a) Bagi Guru
b) Bagi sekolah
5. Batasan Istilah
6. Tinjauan Pustaka
a. Kajian Teori
1) Konsep
Konsep merupakan abstraksi dari ciri-ciri sesuatu yan
7
seseorang dapat mengelompokkan obyek-obyek ke dalam contoh dan non
konsep adalah benda, kejadian, situasi yang memiliki ciri khas dan
terwakili oleh suatu tanda atau simbol. Sehingga dapat diartikan bahwa
konsep adalah ide abstrak berupa tanda atau simbol sehingga seseorang
2) Pemahaman
yang telah dimengerti ke dalam keadaan dan situasi lainnya (Natalia dkk.,
3) Pemahaman konsep
8
materi yang disajikan ke dalam bentuk yang lebih dipahami, mampu
menjelaskan suatu situasi atas tindakan suatu kelas atau kategori yang
yang sangat penting untuk melatih siswa dalam berpikir dan dapat
9
responden dalam menjawab setiap pertanyaan yang diberikan dengan
Response (CRI) dikembangkan dengan skala 0-5, yang terdiri atas totally
guessed answer, almost guess, not sure, sure, almost certain, certain. Skor
nol berarti tidak tahu konsep atau menebak, sedangkan skor lima berarti
a) Tekanan Hidrostatis
semua arah pada titik ukur manapun akibat adanya gaya gravitasi. Tekanan
10
diukur dari permukaan air. Akibat gaya gravitasi, berat partikel air akan
dibawah akan lebih besar dari tekanan diatas. Jadi, semakin dalam kita
menyelam dari permukaan air, maka akan semakin banyak volume air
yang ada di atas kita dengan permukaan air sehingga tekanan yang
diberikan air pada tubuh kita (tekanan hidrostatis) akan semakin besar.
..... (2)
Keterangan :
⁄
⁄
Jadi semakin besar jarak titik ukur dengan permukaan air, maka
akan semakin besar tekanan hidrostatis pada titik tersebut. Fenomena ini
dapat dilihat pada gambar di atas dimana semakin besar ketinggian air,
11
maka akan semakin besar pula tekanan hidrostatis di dasar bejana.
Akibatnya, air akan muncrat lebih jauh pada bejana sebelah kanan karena
.... (3)
pada satu bidang datar dalam satu jenis zat cair memiliki tekanan yang
sama.
Dirumuskan :
.... (4)
.... (5)
b) Hukum Pascal
Prinsip Pascal menyatakan bahwa tekanan yang diberikan pada
besar yang sama. Prinsip ini dicetuskan oleh filsuf dan ilmuwan Prancis
Blaise Pascal
12
Gambar 1.4: Prinsip Kerja Sebuah Dongkrak Hidrolik
penerapan dari prinsip Pascal. Jika A2 jauh lebih besar dari A1, sebuah
gaya yang kecil F1 dapat digunakan untuk mengadakan gaya yang jauh
c) Prinsip Archimedes
Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan menemukan bahwa
berat yang lebih kecil daripada ketika benda tidak berada di dalam
bagian atas benda dan fluida pada bagian bawah benda. Fluida yang
terletak pada bagian bawah benda memiliki tekanan yang lebih besar
13
Gambar 1.5: Benda Melayang
lebih besar daripada fluida yang terletak pada bagian atas benda. Hal
kedalaman yang lebih besar daripada fluida yang berada di atas benda
b. Penelitian Relevan
penelitian tentang pemahaman konsep pada materi fluida statis sudah pernah
Tabel 1.1
Penelitian Relevan
Peneliti Judul Tujuan Metode Hasil
Penelitian
Mubarokah Identifikasi Untuk Penelitian Terjadi
Pemahaman mengidentifikasi kuantitatif perbedaan
Konsep Siswa pemahaman dengan persentase
Sma Materi konsep siswa pendekatan pemahaman
14
Fluida Statis sebelum deskriptif pada setiap
Dengan pembelajaran konsep yang
Menggunakan materi fluida disebabkan
CRI statis prakonsepsi
oleh setiap
siswa yang
berbeda dan
dapat
menimbulkan
miskonsepsi
sehingga
siswa
kesulitan
belajar.
Prastiwi, Identifikasi Untuk Mixed Siswa
dkk Pemahaman mendeskripsikan methods kesulitan
Konsep dan pemahaman explanatory dalam
Penalaran konsep dan design memahami
Ilmiah Siswa penalaran ilmiah konsep fluida
SMA Pada siswa pada statis dan
Materi Fluida materi Fluida penalaran
Statis Statis ilmiah siswa
tergolong
rendah
Ma’rifa, Analisis Mendeskripsikan Deskriptif Banyak dari
dkk. Pemahaman pemahaman Kualitatif siswa yang
Konsep Gerak konsep siswa mengalami
Lurus pada SMA pada miskonsepsi,
Siswa SMA materi gerak tidak paham
Negeri di Kota lurus melalui konsep, dan
15
Palu metode hanya
Certainty of menebak.
Response Index Artinya,
pemahaman
konsep siswa
masih sangat
rendah pada
materi gerak
lurus
Fatmawati, Analisis Mendeskripsikan Deskriptif Kurangnya
dkk. Pemahaman pemahaman kualitatif pemahaman
Konsep Fluida konsep konsep
Statis pada mahasiswa mahasiswa
Mahasiswa program studi program studi
Program Studi pendidikan pendidikan
Pendidikan fisika pada fisika yang
Fisika FKIP materi fluida disebabkan
UNTAD statis kurangnya
konsep-
konsep fisika
yang
disajikan
dalam proses
pembelajaran
16
metode yang digunakan yaitu metode deskriptif kuantitatif dan penelitian ini
pemahaman konsep siswa pada materi Fluida statis. Namun, Prastiwi juga
memiliki kesamaan yang cukup banyak dengan penelitian ini yaitu sama-
17
c. Kerangka Pemikiran
bahasanya sendiri.
prakonsepsi. Dan ketika konsep yang dimiliki oleh siswa berbeda atau tidak
konsep siswa dan tingkat pemahaman konsep siswa melalui tes disertai
digunakan adalah tes objektif berupa pilihan ganda dengan tingkat keyakinan
yang sesuai dengan kriteria pada metode Certainty of Response Index (CRI).
menjawab dari skala 0-5. Selanjutnya dilakukan tes kembali dengan teknik
18
Sekedar hafal rumus Kurangnya Konsepsi salah sejak
dan pengertian kompetensi guru awal
Mempengaruhi
Pemahaman Konsep
Identifikasi
Certainty of Response Index
Hasil
7. Metode Penelitian
a. Pendekatan Penelitian
pemahaman konsep dan tingkat pemahaman siswa pada materi fluida statis
19
1) Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, pemahaman konsep siswa
c. Subjek Penelitian
dengan tujuan tertentu. Hal ini didukung oleh Raco (2010) bahwa subjek pada
metode kualitatif bersifat purposive yang memiliki arti sesuai dengan tujuan
dan maksud penelitian, subjek tidak menekankan pada jumlah namun lebih
penelitian ini berdasarkan pertimbangan dari guru mata pelajaran Fisika kelas
dilakukan tes kembali dengan teknik think aloud yang dipilih berdasarkan
siswa digunakan acuan kategori tinggi, sedang, dan rendah dimana responden
20
tersebut dipilih 2 siswa tiap kategori. Penentuan kategori menggunakan hasil
∑
̅ (1.1)
∑ ̅
√ (1.2)
Dengan:
̅ = Rata-rata nilai yang diperoleh siswa
= Banyaknya subjek
= Standar deviasi
̅ ̅
d. Situasi Sosial
C dan mulai aktif sejak tahun 2015. Sumber data diperoleh dari siswa kelas
21
disertai CRI untuk mengetahui pemahaman konsep siswa. Selanjutnya,
dilakukan tes kembali dengan teknik think aloud terhadap 6 responden yang
e. Desain Penelitian
dan dokumentasi.
1) Observasi
2) Tes
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif yang
siswa yang pahaman konsep, miskonsepsi, dan tidak tahu konsep. Jenis tes
22
02 Pasangkayu yaitu Kurikulum 2013. Beberapa tes pilihan ganda yang
konsep maka dibutuhkan skala dan kriteria CRI. Untuk skala akan
menjawab soal dan merespon satu skala dari enam skala CRI (0-5) pada
Rahayu, 2019).
CRI Kriteria
23
3) Think Aloud
Untuk mendapatkan data yang lebih mendalam mengenai pemahaman
konsep siswa pada materi fluida statis maka dilakuikan tes kembali dengan
menyelesaikan tes.
4) Wawancara
peroleh.
5) Dokumentasi
Adanya dokumentasi berupa rekaman video saat siswa menyelesaikan
soal dengan think aloud dengan tujuan agar peneliti dapat melihat reka
g. Instrumen Penelitian
24
Instrumen ini digunakan untuk mengidentifikasi pemahaman konsep siswa
1) Validitas Instrumen
Data berupa saran dan kritik yang diberikan oleh dosen validator
dengan persamaan:
∑
̅ .... (1)
Keterangan :
= Jumlah penilai
serta grafik. Data berupa skor diubah menjadi data kualitatif dengan skala
acuan pengubah skor menjadi empat skala dapat dilihat pada tabel 1.3.
25
Tabel 1.3 Konversi skor aktual menjadi skala empat
No Skor Kategori
1 ̅ Sangat Baik
2 ̅ ̅ Baik
3 ̅ ̅ Cukup Baik
4 ̅ Kurang Baik
(Mardapi, 2008)
Keterangan:
Huberman yang terdiri atas tiga langkah kegiatan yaitu reduksi data,
1) Data Reduction
teliti, detail dan terinci. Untuk itu diperlukan untuk merangkum dan
26
memilih hal-hal pokok dan penting agar memudahkan peneliti menentukan
unit analisis data. Adapun reduksi data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
(2) Penyederhaan hasil think aloud menjadi susunan yang baik dan rapi
kategori CRI
Deskripsi Kode
Jawaban Alasan Nilai CRI
Memahami Konsep
Benar Benar PK
dengan baik
Memahami Konsep
Benar Benar PKKY
tetapi kurang yakin
Benar Salah Miskonsepsi M
Benar Salah Tidak Tahu Konsep TTK
Salah Benar Miskonsepsi M
Salah Benar Tidak Tahu Konsep TTK
Salah Salah Miskonsepsi M
Salah Salah Tidak Tahu Konsep TTK
27
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Langkah-langkah yang akan
paham konsep, miskonsepsi dan tidak tahu konsep tiap soal dapat
dengan cara:
...........(1)
Keterangan:
P = Keterangan yang sedang dicari
F = Frekuensi respon siswa
N = Jumlah siswa
100% = Bilangan tetap
(2) Menyajikan grafik yang mengintepretasikan persentase yang
naratif yang jelas, selain itu dapat disajikan dalam bentuk tabel.
28
Daftar Pustaka
Adnyana, G. P. (2012). Keterampilan berpikir kritis dan pemahaman konsep siswa
pada model siklus belajar hipotetis deduktif. Jurnal Pendidikan dan
Pengajaran(3), 201-209.
Alighiri, D., Drastisianti, A., & Susilaningsih, E. (2018). Pemahaman konsep
siswa materi larutan penyangga dalam pembelajaran multiple
representasi. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 12(2).
Ardiani, N. K., Hatibe, A., & Supriyatman, S. Analisis pemahaman konsep
mahasiswa program studi pendidikan fisika pada materi fenomena
deforestasi. Jurnal Kreatif Online, 8(2).
Azizah, Z., Taqwa, M.R.A., & Ibnu, T.A. (2020). Analisis pemahaman konsep
fisika peserta didik menggunakan instrumen berbantuan quizizz. Jurnal
Pendidikan Sains & Matematika, 8(2), 1-11.
Charters, E. (2003). The use of think-aloud methods in qualitative research an
introduction to think-aloud methods. Brock Education: A Journal of
Educational Research and Practice, 12(2).
Fahrudin, A. G., Zuliana, E., & Bintoro, H. S. (2018). Peningkatan pemahaman
konsep matematika melalui realistic mathematic education berbantu alat
peraga bongpas. ANARGYA: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, 1(1),
14-20.
Fatmawati, K., Kamaluddin, K., & Muslimin, M. (2020). Analisis pemahaman
konsep fluida statis pada mahasiswa program studi pendidikan fisika fkip
untad. Jurnal Kreatif Online, 8(3).
Gumilar, S. (2016). Analisis miskonsepsi konsep gaya menggunakan certainty of
response index (CRI). Gravity: Jurnal Ilmiah Penelitian Dan
Pembelajaran Fisika, 2(1).
Hakim, A., & Kadarohman, A. (2012). Student concept understanding of natural
products chemistry in primary and secondary metabolites using the data
collecting technique of modified CRI. International Online Journal of
Educational Sciences, 4(3), 544-553
Hartanto, T. J. (2017). Studi tentang pemahaman konsep-konsep fisika sekolah
menengah pertama di kota palangka raya. Risalah Fisika, 1(1), 9-14.
Jaya, I.M.L.M. (2020). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Yogyakarta:
Anak Hebat Indonesia
Mardapi, D. (2008). Teknik penyusunan instrumen tes dan non tes. Yogyakarta:
Mitra Cendikia Press.
Mubarokah, N.H.A. (2019). Identifikasi pemahaman konsep siswa sma materi
27
fluida statis dengan menggunakan CRI (Certainty of Response Index).
COMPTON: Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika, 6(1), 1-7.
Mujib, A. (2017). Identifikasi miskonsepsi mahasiswa menggunakan CRI pada
mata kuliah kalkulus II. Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika, 6(2),
181-192.
Mulyadi, M. (2011). Penelitian kuantitatif dan kualitatif serta pemikiran dasar
menggabungkannya. Jurnal Studi Komunikasi Dan Media, 15(1), 128-137.
Mustakim, T. A., Zulfiani, Z., & Herlanti, Y. (2014). Identifikasi miskonsepsi
siswa dengan menggunakan metode Certainty Of Response Index (CRI)
pada konsep fotosintesis dan respirasi tumbuhan. Edusains, 6(2), 145-152
Natalia, S. S., Sujatmiko, P., & Chrisnawati, H. E. (2017). Analisis tingkat
pemahaman siswa berdasarkan teori apos pada materi persamaan kuadrat
ditinjau dari minat belajar siswa kelas x sma negeri 2 surakarta tahun
ajaran 2015/2016. Jurnal Pendidikan Matematika Dan Matematika
Solusi, 1(5), 104-117.
Novitasari, D. (2016). Pengaruh penggunaan multimedia interaktif terhadap
kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Jurnal Pendidikan
Matematika & Matematika, 2(2), 8-18.
Putri, U. D., Parno, P., & Supriana, E. (2018, February). Identifikasi pemahaman
konsep siswa sma pada materi fluida statis. In Seminar Nasional
Pendidikan IPA 2017 (Vol. 2).
Pramana, K.A.B & Putra, D.B.K.N.S. (2019). Merancang penilaian autentik.
Bali: Media Education
Prastiwi, V.D., Parno.,& Hari, W. (2018). Identifikasi pemahaman konsep dan
penalaran ilmiah siswa sma pada materi fluida statis. Momentum : Physics
Education Journal,2(2), 56-63.
Puspita, W.I., Sutopo., & Lia, Y. (2019). Identifikasi penguasaan konsep fluida
statis pada siswa. Momentum : Physics Education Journal,3(1), 53-57.
Riwanto, D., Azis, A.,& Kaharuddin, A. (2019). Analisis pemahaman konsep
peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal fisika kelas x mia sma negeri
3 soppeng. Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika (JSPF)(2), 23-31.
Rosyadi, A.A.P. (2018). Statistika pendidikan. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang.
Saharsa, U., Qaddafi, M., & Baharuddin, B. (2018). Efektivitas Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan Video Based
Laboratory Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Fisika. Jurnal
Pendidikan Fisika, 6(2), 57-64.
28
Syarifah, L. L. (2017). Analisis kemampuan pemahaman matematis pada mata
kuliah pembelajaran matematika SMA II. JPPM (Jurnal Penelitian dan
Pembelajaran Matematika), 10 (2).
Salma, V. M. (2015). Pengembangan e-diagnostic test untuk mengidentifikasi
pemahaman konsep fisika siswa sma pada pokok bahasan fluida statis. Skripsi,
Universitas Negeri Semarang. Semarang. Dipublikasikan.
Sudjana.(1996). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
Suryani, I., & Muliyani, R. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Heuristic Vee
Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Fluida
Statis. Journal of Natural Science and Integration, 2(2), 173-180.
Tayubi, Y. R. (2005). Identifikasi miskonsepsi pada konsep-konsep fisika
menggunakan Certainty Of Response Index (CRI). Mimbar
Pendidikan, 3(24), 4-9.
Trianggono, M. M. (2017). Analisis kausalitas pemahaman konsep dengan
kemampuan berpikir kreatif siswa pada pemecahan masalah fisika. Jurnal
Pendidikan Fisika dan Keilmuan (JPFK), 3(1), 1-12.
Trihastuti, I., Pratiwi, H.Y.,& Chandra, S. (2019). Dampak penerapan model
Problem Based Learning (PBL) terhadap penguasaan konsep dan
kerjailmiah siswa smp pada materi tekanan zat cair. Jurnal Terapan Sains
& Teknologi, 1(2), 73-82.
Ulfah, S., & Fitriyani, H. (2017). Certainty of Response Index (CRI): miskonsepsi
siswa smp pada materi pecahan. In Prosiding Seminar Nasional &
Internasional.
Ulya, U. S. U., & Utami, Y. T. S. (2021). Identifikasi miskonsepsi siswa dengan
metode Certainty of Response Index (CRI) pada materi usaha dan
energi. Jurnal Kependidikan Betara, 2(1), 1-7.
Yuwarti., Pasaribu, M., & Hatibe, A. (2017). Analisis pemahaman konsep vektor
pada siswa SMA Negeri 5 Palu. JPFT (Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako
Online), 5(3), 12-15.
29