Anda di halaman 1dari 36

IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA

MATERI FLUIDA STATIS DENGAN TEKNIK CERTAINTY OF

RESPONSE INDEX (CRI) DI SMAN 2 PASANGKAYU

MARISA

A 241 18 086

PROPOSAL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2021
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... v

1. Latar Belakang .......................................................................................... 1

2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5

3. Tujuan Penelitian....................................................................................... 6

4. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6

5. Batasan Istilah ........................................................................................... 7

6. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 7

a. Kajian Teori ......................................................................................... 7

b. Penelitian Relevan ............................................................................. 14

c. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 17

7. Metode Penelitian .................................................................................... 19

a. Pendekatan Penelitian........................................................................ 19

b. Tempat dan Waktu ............................................................................ 19

c. Subjek Penelitian ............................................................................... 19

d. Situasi Sosial ..................................................................................... 21

e. Desain Penelitian ............................................................................... 21

f. Teknik dan Alat Perolehan Data ....................................................... 21

g. Instrumen Penelitian .......................................................................... 24

h. Teknik Analisis Data ......................................................................... 24

ii
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 27
LAMPIRAN ................................................................................................. 30

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penelitian Relevan....................................................................... 14

Tabel 1.2 Skala CRI .................................................................................... 23

Tabel 1.3 Modifikasi Kategori Tingkatan Pemahaman Siswa ..................... 23

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Tekanan Hidrostatis.................................................................. 10

Gambar 1.2 Tekanan Hidrostatik Pada Wadah Berlubang .......................... 11

Gambar 1.3 Bejana U Berhubungan ............................................................ 12

Gambar 1.4 Prinsip Kerja Sebuah Dongkrak Hidrolik ................................ 12

Gambar 1.5 Benda Melayang ....................................................................... 13

Gambar 1.6 Kerangka Pemikiran ................................................................. 18

v
1. Latar Belakang

Pembelajaran yang tidak didasarkan dengan pemahaman menyebabkan

pengetahuan yang didapatkan mudah hilang dari memori siswa. Permasalahan ini

disebabkan instruksi oleh guru untuk menghafal tanpa adanya pemahaman konsep

dan kurangnya strategi pembelajaran mempengaruhi rendahnya pemahaman

konsep siswa terhadap materi yang dikaji (Adnyana, 2012). Sehingga, penguasaan

terhadap konsep merupakan salah satu bentuk dari hasil belajar yang

mengungkapkan pemahaman siswa terhadap suatu materi yang diajarkan dalam

proses pembelajaran (Trihastuti dkk., 2019).

Pengukuran ketercapaian hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran

menggunakan penilaian ranah kognitif taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh

Anderson dan Krathwohl (Alighiri dkk., 2018). Penilaian kognitif terdiri dari

enam tingkatan yaitu mengingat yang berarti kemampuan mengingat tentang apa

yang telah dipelajari, memahami yang berarti kemampuan menangkap arti dan

makna, mengaplikasikan berarti kemampuan menggunakan suatu prosedur untuk

menyelesaikan masalah, menganalisis yaitu kemampuan menguraikan suatu

permasalahan dan menentukan keterkaitan antar unsur-unsur, mengevaluasi yaitu

kemampuan membuat pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang sudah

ada, dan mencipta yaitu kemampuan menggabungkan beberapa unsur menjadi

satu bentuk kesatuan yang baru (Pramana & Putra, 2019).

Salah satu tujuan dalam pembelajaran fisika adalah menghantarkan siswa

untuk memahami konsep dengan menguasai konsep dan keterkaitannya dengan

1
kehidupan sehari-hari agar dapat mengatasi masalah (Yuwarti dkk., 2017).

Rendahnya pemahaman konsep pada mata pelajaran fisika disebabkan tafsiran

siswa terhadap suatu konsep tanpa adanya pemahaman maupun pengetahuan

dasar mengenai konsep tersebut (Ardiani dkk., 2020).

Pemahaman konsep dapat diartikan sebagai kemampuan untuk

menghubungkan dan menangkap suatu konsep dari apa yang telah dipelajari

dengan cara menguraikan kembali menggunakan bahasanya sendiri. Sejalan

dengan Novitasari (2016) yang menjelaskan makna pemahaman sebagai proses

penyerapan arti dari suatu materi sedangkan konsep adalah ide abstrak yang

membedakan kata atau simbol yang dapat membantu seseorang mengidentifikasi

objek yang ada dilingkungan sekitar dengan cara mengenali ciri-ciri objek

tersebut. Oleh karena itu, pemahaman konsep sebagai landasan dalam

pembelajaran dan diperlukan agar tidak menyebabkan konsep yang sukar bagi

siswa.

Faktanya siswa yang tidak paham atau salah dalam memahami konsep-

konsep akan mengakibatkan kesalahan pengertian dasar hingga ke tingkat

pendidikan yang lebih tinggi dan kegagalan dalam pembelajaran (Novitasari,

2016). Menurut Azizah, dkk. (2020) bahwa siswa telah membawa konsepsi awal

dari materi sebelumnya pada saat memasuki proses pembelajaran, konsepsi awal

ini biasa disebut dengan prakonsepsi dan ketika prakonsepsi berbeda dari konsepsi

ilmu pengetahuan disebut miskonsepsi. Oleh sebab itu, kemampuan pemahaman

merupakan salah satu tujuan pembelajaran fisika. Siswa semestinya memahami

materi yang diajarkan, bukan hanya sekedar menjadi hapalan (Novitasari, 2016).

2
Pemahaman konsep dianggap penting agar dapat diintegrasikan dalam kehidupan

masyarakat.

Pelacakan terhadap pemahaman konsep dan tingkat pemahaman siswa

sangat perlu dilakukan oleh guru untuk mengetahui apakah siswa sudah

memahami konsep dengan benar atau bahkan masih bertahan dengan konsepsi

yang salah dan pemahaman yang rendah atau baik. Karena, mengetahui

pemahaman konsep dan tingkat pemahaman siswa merupakan hal yang sangat

penting untuk perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran (Archer dalam

Hartanto, 2016). Sehubungan dengan itu, dalam mempelajari fisika yang paling

utama adalah memahami konsep terlebih dahulu. Hal ini sejalan dengan pendapat

Widodo (dalam Riwanto dkk., 2019) yang mengatakan bahwa langkah awal yang

tepat ketika mempelajari fisika adalah memahami konsepnya terlebih dahulu

sehingga siswa dapat memecahkan dan mendapatkan solusi dari soal yang ingin

dipecahkan.

Salah satu materi fisika yang harus dikuasai siswa adalah Fluida. Fluida

merupakan materi yang cukup kompleks dan mendasar serta dibagi menjadi dua

yaitu fluida statis dan fluida dinamis. Fluida statis merupakan topik fisika yang

membuat kesulitan siswa dalam memahami konsep-konsepnya, umumnya

dipengaruhi oleh pengalaman belajar yang dilakukan oleh siswa sebelumnya.

Karakteristik materi fluida statis ialah analisis konseptual yang memungkinkan

untuk berpikir dan bernalar hingga mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari

(Putri dkk., 2017)

3
Pemahaman konsep yang kurang pada materi Fluida statis dapat

menimbulkan miskonsepsi maupun kesalahan konsep, misalnya pada tekanan,

siswa mengalami kesalahan konsep karena beranggapan tekanan dipengaruhi oleh

ketinggian dan beranggapan bahwa dongkrak hidrolik bergantung pada besar luas

penampang piston dan jarak horizontal kedua pipanya (Puspita dkk., 2019). Selain

itu, penelitian yang telah dilakukan oleh Prastiwi, dkk. (2016) diperoleh bahwa

siswa belum dapat memaparkan alasan benda dapat tenggelam, melayang dan

terapung serta tingkat pemahaman konsep siswa tergolong rendah dengan

persentase di bawah 50% dan sangat membutuhkan pembelajaran yang dapat

meningkatkan pemahaman konsep. Siswa lebih paham dengan prinsip kerja

pompa hidrolik sedangkan siswa kurang paham pada konsep mengenai kedudukan

benda di fluida, hasil ini ditunjukkan dengan hasil tes siswa yang disertai dengan

Certainty Of Response Index (Mubarokah, 2019).

Berdasarkan hasil observasi dengan mewawancarai beberapa peserta didik

di SMA Negeri 2 Pasangkayu terkait mata pelajaran Fisika. Mereka mengatakan

bahwa Fisika merupakan mata pelajaran yang sangat menarik dan ada juga yang

mengatakan bahwa tidak senang dalam mempelajari fisika karena terkendala

dalam tidak menyukai rumus dan hitungan. Berdasarkan hasil wawancara dengan

guru Fisika, ia mengatakan bahwa rata-rata siswa yang memahami konsep pada

materi fluida statis ialah 40%. Namun, nilai persentase ini belum diketahui

pemahaman konsepnya. Sehingga dibutuhkan gambaran mengenai pemahaman

konsep siswa pada materi fluida statis. Kendala dalam proses pembelajaran fisika

4
ialah kurangnya pemahaman materi dasar siswa dari tingkatan awal pendidikan,

kurangnya minat belajar siswa, serta kurang kompetennya guru dalam mengajar.

Guru perlu mengidentifikasi apakah siswa paham konsep, miskonsepsi dan

tidak tahu konsep dengan tujuan untuk mengetahui konsep yang telah dimiliki

siswa sudah benar atau bertahan dengan konsep yang salah (Puspita dkk., 2019).

Pengidentifikasian dilakukan agar menghindari jika terjadi kesalahan konsep yang

berkelanjutan dan guru dapat menentukan metode pembelajaran yang sesaui.

Karena, salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya pemahaman konsep

siswa adalah penggunaan metode pembelajaran yang kurang melibatkan siswa

dalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan Saharsa, dkk. (2018) yang

mengemukakan bahwa metode pembelajaran yang inovatif dan menarik akan

meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga pemahaman konsep siswa

memuaskan di banding dengam metode pembelajaran konvensional. Sejalan

dengan hasil penelitian Suryani & Muliusnti (2019) bahwa tinggi rendahnya

pemahaman konsep siswa tergantung dengan metode dan model pembelajaran

yang diterapkan oleh guru pada proses pembelajaran.

Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasinya adalah

menggunakan metode Certainty of Response Index (CRI). Penggunaan metode

CRI dapat diterapkan untuk membedakan siswa yang miskonsepsi, paham konsep

dan tidak tahu konsep (Ulya & Utami, 2021). Kelebihan dari metode CRI ialah

dapat menggambarkan tingkat pemahaman siswa terhadap pemahaman konsep

dan mengetahui tingkat keyakinan siswa dalam menjawab soal.

5
Sehubungan dengan pemaparan diatas, teknik CRI dapat membantu untuk

mengetahui pemahaman konsep siswa. Oleh karena itu, peneliti memberi judul

“Identifikasi Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Fluida Statis dengan

Teknik Certainty of Response Index (CRI) di SMAN 2 Pasangkayu”.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah

adalah:

1) Bagaimana pemahaman konsep siswa pada materi Fluida Statis ?

2) Bagaimana tingkat pemahaman konsep siswa pada materi fluida statis?

3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini:

1) Mendeskripsikan pemahaman konsep siswa terkait materi Fluida statis

2) Mengetahui tingkat pemahaman konsep siswa dalam menganalisis

kejadian yang berkaitan dengan fluida statis.

4. Manfaat

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, yaitu:

a) Memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pendidikan

b) Sebagai rujukan dan refrensi pada penelitian selanjutnya yang

berhubungan dengan pemahaman konsep peserta didik

2) Manfaat Praktis

6
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, yaitu:

a) Bagi Guru

Sebagai pertimbangan untuk meningkatkan pemahaman konsep

siswa dengan menerapkan metode maupun strategi pembelajaran

dalam meningkatkan motivasi belajar siswa

b) Bagi sekolah

Diharapakan dapat menjadi pertimbangan dalam meningkatkan

kompetensi guru dalam proses pembelajaran.

5. Batasan Istilah

a. Identifikasi merupakan cara penyelidikan, penemuan, pengungkapan, dan

pengelompokkan pemahaman konsep yang terjadi pada siswa.

b. Pemahaman konsep merupakan kemampuan siswa untuk mengungkapkan

makna suatu konsep menggunakan bahasa sendiri tanpa merubah makna.

Dalam hal ini pada pokok bahasan fluida statis.

c. Materi fluida statis : tekanan hidrostatis, hukum Pascal, prinsip Archimedes.

6. Tinjauan Pustaka

a. Kajian Teori
1) Konsep
Konsep merupakan abstraksi dari ciri-ciri sesuatu yan

mempermudah komunikasi antara sesama manusia dan memungkinkan

manusia berfikir (Tayubi, 2005). Sejalan dengan pendapat Rosyadi (2018)

mengatakan bahwa konsep merupakan gambaran dari sesuatu sehingga

7
seseorang dapat mengelompokkan obyek-obyek ke dalam contoh dan non

contoh. Menurut Ausabel (dalam Gumilar, 2016) menjelaskan bahwa

konsep adalah benda, kejadian, situasi yang memiliki ciri khas dan

terwakili oleh suatu tanda atau simbol. Sehingga dapat diartikan bahwa

konsep adalah ide abstrak berupa tanda atau simbol sehingga seseorang

dapat mengelompokkan ke dalam contoh dan non contoh.

2) Pemahaman

Pemahaman berarti kemampuan membentuk suatu makna dari apa

yang telah dimengerti ke dalam keadaan dan situasi lainnya (Natalia dkk.,

2017). Menurut Polya (dalam Syarifah, 2017) membedakan pemahaman

dalam empat jenis, yaitu pemahaman mekanikal, pemahaman induktif,

pemahaman rasional dan pemahaman intuitif. Pemahaman mekanikal

diartikan sebagai kemampuan mengingat dan menerapkan sesuatu secara

rutin atau perthitungan sederhana, pemahaman induktif diartikan sebagai

kemampuan mencoba sesuatu dalam kasus sederhana dan tahu bahwa

sesuatu itu berlaku dalam kasus serupa, pemahaman rasional berarti

kemampuan membuktikan kebenaran, dan pemahaman intuitif berarti

kemampuan memperkirakan kebenaran sesuatu tanpa ragu-ragu, sebelum

menganalisis secara analaitik.

3) Pemahaman konsep

Menurut Rosyadi (2018) bahwa pemahaman konsep adalah

kemampuan menangkap pengertian seperti mampu mengungkapkan satu

8
materi yang disajikan ke dalam bentuk yang lebih dipahami, mampu

menginterpretasikan kemudian mampu mengaplikasikan. Sejalan dengan

pendapat Rahayu (dalam Fahrudin dkk., 2018) bahwa pemahaman konsep

adalah salah satu kemampuan atau kecakapan untuk memahami dan

menjelaskan suatu situasi atas tindakan suatu kelas atau kategori yang

memiliki sifat-sifat umum yan diketahuinya. Sanjaya menjelaskan bahwa

pemahaman konsep adalah kemampuan siswa berupa penguasaan

sejumlah materi pelajaran, dimana siswa tidak sekedar mengetahui atau

mengingat sejumlah konsep yang dipelajari, tetapi siswa mampu

mengungkapkan kembali dalam bentuk lain yang mudah dimengerti,

memberikan interprestasi data dan mampu mengaplikasikan konsep yang

sesuai dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa.

Sehubungan dengan itu pemahaman konsep merupakan landasan

yang sangat penting untuk melatih siswa dalam berpikir dan dapat

diaplikasikan untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang berkaitan

dengan konsep yang dimiliki. Langkah-langkah yang harus diperhatikan

dalam pemahaman konsep dimuat dalam indikator pemahaman.

“Pada taksonomi Bloom yang telah direvisi diberikan tujuh


indikator pemahaman konsep, meliputi; Interpreting,
Exemplifying, Classifying, Summarizing, Inferring, Comparing,
Explaining” (Trianggono, 2017).

4) Certainty of ResponseIndex (CRI)


Certainty of Response Index (CRI) adalah suatu metode yang

dikembangkan oleh Hasan yang menunjukkan ukuran tingkat keyakinan

9
responden dalam menjawab setiap pertanyaan yang diberikan dengan

penetapan suatu skala keyakinan yang disertai tiap jawaban tersebut

(Ulfah dan Fitriyani, 2017).

Sehubungan dengan itu, semakin rendah tingkat CRI maka tingkat

keyakinan responden semakin rendah.Begitupula sebaliknya jika semakin

tinggi tingkat CRI maka tingkat keyakinan semakin tinggi. Certainty of

Response (CRI) dikembangkan dengan skala 0-5, yang terdiri atas totally

guessed answer, almost guess, not sure, sure, almost certain, certain. Skor

nol berarti tidak tahu konsep atau menebak, sedangkan skor lima berarti

kepercayaan diri yang penuh atas kebenaraan untuk menjawab suatu

pertanyaan (Mujib, 2017). Gumilar (2016) mengungkapkan bahwa CRI

merupakan teknik yang telah banyak digunakan untuk membedakan

paham konsep, tidak tahu konsep dan miskonsepsi.

5) Pokok bahasan Fluida statis

a) Tekanan Hidrostatis

Gambar 1.1: Tekanan Hidrostatis

Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang diberikan oleh air ke

semua arah pada titik ukur manapun akibat adanya gaya gravitasi. Tekanan

hidrostatis akan meningkat seiring dengan bertambahnya kedalaman

10
diukur dari permukaan air. Akibat gaya gravitasi, berat partikel air akan

menekan partikel dibawahnya, dan begitu pula partikel-partikel air di

bawahnya akan saling menekan hingga ke dasar air sehingga tekanan

dibawah akan lebih besar dari tekanan diatas. Jadi, semakin dalam kita

menyelam dari permukaan air, maka akan semakin banyak volume air

yang ada di atas kita dengan permukaan air sehingga tekanan yang

diberikan air pada tubuh kita (tekanan hidrostatis) akan semakin besar.

Secara umum dirumuskan:

..... (2)
Keterangan :


Gambar 1.2: Tekanan Hidrostatik Pada Wadah Berlubang

Jadi semakin besar jarak titik ukur dengan permukaan air, maka

akan semakin besar tekanan hidrostatis pada titik tersebut. Fenomena ini

dapat dilihat pada gambar di atas dimana semakin besar ketinggian air,

11
maka akan semakin besar pula tekanan hidrostatis di dasar bejana.

Akibatnya, air akan muncrat lebih jauh pada bejana sebelah kanan karena

tekanan yang lebih tinggi dibandingkan bejana di sebelah kiri.

Tekanan mutlak adalah penjumlah tekanan yang terdapat dalam

suatu zat ditambah dengan tekanan luar (atmosfer), yang dirumuskan:

.... (3)

Hukum pokok hidrostatika menyatakan semua titik yang terletak

pada satu bidang datar dalam satu jenis zat cair memiliki tekanan yang

sama.

Gambar 1.3 : Bejana U Berhubungan

Dirumuskan :

.... (4)

.... (5)
b) Hukum Pascal
Prinsip Pascal menyatakan bahwa tekanan yang diberikan pada

fluida dalam suatu tempat akan menambah tekanan keseluruhan dengan

besar yang sama. Prinsip ini dicetuskan oleh filsuf dan ilmuwan Prancis

Blaise Pascal

12
Gambar 1.4: Prinsip Kerja Sebuah Dongkrak Hidrolik

Gambar di atas adalah dongkrak hidrolik yang merupakan

penerapan dari prinsip Pascal. Jika A2 jauh lebih besar dari A1, sebuah

gaya yang kecil F1 dapat digunakan untuk mengadakan gaya yang jauh

lebih besar F2 untuk mengangkat sebuah beban yang ditempatkan di

pengisap yang lebih besar.

c) Prinsip Archimedes
Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan menemukan bahwa

benda yang dimasukan ke dalam fluida seperti air misalnya, memiliki

berat yang lebih kecil daripada ketika benda tidak berada di dalam

fluida tersebut. Gaya apung terjadi karena adanya perbedaan tekanan

fluida pada kedalaman yang berbeda. Tekanan fluida bertambah

terhadap kedalaman. Semakin dalam fluida (zat cair), semakin besar

tekanan fluida tersebut. Ketika sebuah benda dimasukkan ke dalam

fluida, maka akan terdapat perbedaan tekanan antara fluida pada

bagian atas benda dan fluida pada bagian bawah benda. Fluida yang

terletak pada bagian bawah benda memiliki tekanan yang lebih besar

daripada fluida yang berada di bagian atas benda.

13
Gambar 1.5: Benda Melayang

Pada gambar di atas, tampak sebuah benda melayang di dalam air.

Fluida yang berada dibagian bawah benda memiliki tekanan yang

lebih besar daripada fluida yang terletak pada bagian atas benda. Hal

ini disebabkan karena fluida yang berada di bawah benda memiliki

kedalaman yang lebih besar daripada fluida yang berada di atas benda

(h2 > h1).

b. Penelitian Relevan

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dilakukan, diketahui bahwa

penelitian tentang pemahaman konsep pada materi fluida statis sudah pernah

dilakukan. Berikut merupakan berupa beberapa penelitian terdahulu yang

berkaitan dengan penelitian yang dilakukan penulis.

Tabel 1.1
Penelitian Relevan
Peneliti Judul Tujuan Metode Hasil
Penelitian
Mubarokah Identifikasi Untuk Penelitian Terjadi
Pemahaman mengidentifikasi kuantitatif perbedaan
Konsep Siswa pemahaman dengan persentase
Sma Materi konsep siswa pendekatan pemahaman

14
Fluida Statis sebelum deskriptif pada setiap
Dengan pembelajaran konsep yang
Menggunakan materi fluida disebabkan
CRI statis prakonsepsi
oleh setiap
siswa yang
berbeda dan
dapat
menimbulkan
miskonsepsi
sehingga
siswa
kesulitan
belajar.
Prastiwi, Identifikasi Untuk Mixed Siswa
dkk Pemahaman mendeskripsikan methods kesulitan
Konsep dan pemahaman explanatory dalam
Penalaran konsep dan design memahami
Ilmiah Siswa penalaran ilmiah konsep fluida
SMA Pada siswa pada statis dan
Materi Fluida materi Fluida penalaran
Statis Statis ilmiah siswa
tergolong
rendah
Ma’rifa, Analisis Mendeskripsikan Deskriptif Banyak dari
dkk. Pemahaman pemahaman Kualitatif siswa yang
Konsep Gerak konsep siswa mengalami
Lurus pada SMA pada miskonsepsi,
Siswa SMA materi gerak tidak paham
Negeri di Kota lurus melalui konsep, dan

15
Palu metode hanya
Certainty of menebak.
Response Index Artinya,
pemahaman
konsep siswa
masih sangat
rendah pada
materi gerak
lurus
Fatmawati, Analisis Mendeskripsikan Deskriptif Kurangnya
dkk. Pemahaman pemahaman kualitatif pemahaman
Konsep Fluida konsep konsep
Statis pada mahasiswa mahasiswa
Mahasiswa program studi program studi
Program Studi pendidikan pendidikan
Pendidikan fisika pada fisika yang
Fisika FKIP materi fluida disebabkan
UNTAD statis kurangnya
konsep-
konsep fisika
yang
disajikan
dalam proses
pembelajaran

Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Mubarokah (2019) yaitu sama-sama menggunakan metode Certainty of

Response Index (CRI) untuk mengidentifikasi pemahaman konsep siswa pada

materi fluida statis. Sedangkan, perbedaan antara keduanya terletak pada

16
metode yang digunakan yaitu metode deskriptif kuantitatif dan penelitian ini

menggunakan deskriptif kualitatif. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh

Mubarokah bertujuan untuk mengidentifikasi pemahaman konsep siswa pada

materi fluida statis sebelum pembelajaran. Sedangkan, penelitian ini

dilakukan setelah siswa mempelajari materi fluida statis.

Penelitian yang dilakukan oleh Prastiwi dkk. (2018) memiliki

kesamaan dengan penelitian ini yaitu sama-sama mengidentifikasi

pemahaman konsep siswa pada materi Fluida statis. Namun, Prastiwi juga

mengidentifikasi penalaran ilmiah siswa. Selain itu, penelitian Prastiwi

menggunakan Mixed methods explanatory design.

Penelitian yang dilakukan oleh Ma’rifa dkk. (2016) memiliki

kesamaan dengan penelitian ini yaitu bertujuan untuk mendeskripsikan

pemahaman konsep siswa SMA melalui metode Certainty of Response Index

dan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Sedangkan

perbedaannya terletak pada materi yang akan dikaji.

Untuk penelitian yang dilakukan oleh Fatmawati, dkk. (2020)

memiliki kesamaan yang cukup banyak dengan penelitian ini yaitu sama-

sama menggunakan metode deskriptif kualitatif dan betujuan untuk

mendeskripsikan pemahaman konsep mahasiswa program studi pendidikan

fisika pada materi fluida statis menggunakan metode Certainty of Response

Index. Sedangkan, perbedaaannya terletak pada subjek penelitian.

17
c. Kerangka Pemikiran

Pemahaman konsep adalah kemampuan siswa untuk menguasai

sejumlah materi pembelajaran. Siswa tidak hanya mengetahui atau mengingat

materi pembelajaran tersebut, akan tetapi mampu mengungkapkan kembali

dalam bentuk lain dan mudah dimengerti serta mengaplikasikannya dengan

bahasanya sendiri.

Pemahaman konsep yang salah akan menyulitkan siswa dalam

menyelesaikan persoalan yang berkaitan dengan materi lainnya. Pemahaman

konsep yang dimiliki oleh siswa sebelum dipelajari disebut dengan

prakonsepsi. Dan ketika konsep yang dimiliki oleh siswa berbeda atau tidak

sesuai dengan konsep para ahli maka disebut dengan miskonsepsi.

Sehubungan dengan itu, diperlukan pengidentifikasi pemahaman

konsep siswa dan tingkat pemahaman konsep siswa melalui tes disertai

dengan tingkat keyakinan siswa dalam menyelesaikannya. Tes yang

digunakan adalah tes objektif berupa pilihan ganda dengan tingkat keyakinan

yang sesuai dengan kriteria pada metode Certainty of Response Index (CRI).

Selain menjawab tes pilihan ganda yang diberikan responden diharuskan

memberikan alasan ketika menjawab soal disertai keyakinan siswa dalam

menjawab dari skala 0-5. Selanjutnya dilakukan tes kembali dengan teknik

think aloud untuk mendapatkan data secara lebih mendalam.

Dengan demikian dengan diberikannya tes disertai CRI dan think

aloud, peneliti dapat mendeskripsikan bagaimana pemahaman konsep dan

tingkat pemahaman siswa pada materi fluida statis.

18
Sekedar hafal rumus Kurangnya Konsepsi salah sejak
dan pengertian kompetensi guru awal

Mempengaruhi

Pemahaman Konsep

Identifikasi
Certainty of Response Index

Hasil

Deskripsi Pemahaman Konsep

Gambar 1.6 : Kerangka Pemikiran

7. Metode Penelitian

a. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan

untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan

sosial, dengan jalan mendeskripsikan mengenai masalah dan unit yang

diteliti (Mulyadi, 2011). Penelitian ini memiliki tujuan mengidentifikasi

pemahaman konsep dan tingkat pemahaman siswa pada materi fluida statis

menggunakan Certainty of Response Index.

b. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di SMAN 02 Pasangkayu, yang beralamat di

JL. Mayjend Ahmad Yani, Pasangkayu. Dengan pertimbangan:

19
1) Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, pemahaman konsep siswa

tergolong rendah pada materi fluida statis

2) Di Sekolah tersebut belum pernah dilakukan penelitian sejenis

Penelitian akan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran

2020/2021. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2021.

c. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA 1 SMAN 2

Pasangkayu berjumlah 18 orang. Subjek penelitian dalam penelitian ini

dipilih dengan teknik purposive sampling, yaitu pemilihan subjek penelitian

dengan tujuan tertentu. Hal ini didukung oleh Raco (2010) bahwa subjek pada

metode kualitatif bersifat purposive yang memiliki arti sesuai dengan tujuan

dan maksud penelitian, subjek tidak menekankan pada jumlah namun lebih

kepada kualitas informan dan kekayaan informasi informan sehingga

purposive sampling sangat mungkin. Alasan pemilihan subjek dalam

penelitian ini berdasarkan pertimbangan dari guru mata pelajaran Fisika kelas

XI MIPA, tentang kemampuan mengemukakan pendapat. Selain itu,

mempertimbangkan kesiapan siswa untuk menjadi subjek penelitian.

Tahap berikutnya adalah menentukan responden penelitian untuk

dilakukan tes kembali dengan teknik think aloud yang dipilih berdasarkan

hasil tes kemampuan pemahaman konsep yang telah diberikan sebelumnya

kepada 18 orang subjek penelitian. Untuk penentuan responden sebanyak 6

siswa digunakan acuan kategori tinggi, sedang, dan rendah dimana responden

20
tersebut dipilih 2 siswa tiap kategori. Penentuan kategori menggunakan hasil

dari rata-rata dan nilai standar deviasi.

Untuk menghitung nilai rata-rata siswa dan standar deviasi digunakan

persaaman 1.1 dan persamaan 1.2


̅ (1.1)

∑ ̅
√ (1.2)

Dengan:
̅ = Rata-rata nilai yang diperoleh siswa
= Banyaknya subjek
= Standar deviasi

Berdasarkan kategori pada Sudjana (1966): kategori tinggi, sedang,

dan rendah diperoleh dari:

1) Kategori tinggi, diperoleh dengan rumus:

2) Kategori tinggi, diperoleh dengan rumus:

̅ ̅

3) Kategori tinggi, diperoleh dengan rumus:

d. Situasi Sosial

Tempat dilakukannya penelitian ini adalah di SMAN 2 Pasangkayu

Kabupaten Mamuju Utara, Provinsi Sulawesi Barat yang memiliki akreditasi

C dan mulai aktif sejak tahun 2015. Sumber data diperoleh dari siswa kelas

XI IPA 1 yang berjumlah 18 orang dengan memberikan tes pilihan ganda

21
disertai CRI untuk mengetahui pemahaman konsep siswa. Selanjutnya,

dilakukan tes kembali dengan teknik think aloud terhadap 6 responden yang

dipilih berdasarkan kategori tertentu.

e. Desain Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode

kualitatif. Penelitian ini mengidentifikasi tentang pemahaman konsep pada

materi fluida statis.

f. Teknik dan Alat Perolehan Data

Untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan dilakukannya

penelitian maka diperlukan adanya pengumpulan data. Dalam penelitian ini,

untuk mendapatkan data dilakukan dengan observasi, think aloud, wawancara

dan dokumentasi.

1) Observasi

Dalam hal ini peneliti melakukan observasi di SMAN 02 Pasangkayu

dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran lebih luas mengenai

permasalahan yang diteliti secara langsung.

2) Tes
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif yang

dilengkapi dengan tingkat keyakinan pada metode CRI untuk menganalisis

siswa yang pahaman konsep, miskonsepsi, dan tidak tahu konsep. Jenis tes

yang digunakan adalah tes objektif berbentuk pilihan ganda yang

penyusunannya disesuaikan dengan kurikulum yang digunakan di SMAN

22
02 Pasangkayu yaitu Kurikulum 2013. Beberapa tes pilihan ganda yang

digunakan merupakan hasil modifikasi yang diperoleh dari penelitian Putri

dkk. (2017) dan penelitian yang dilakukan oleh Salma (2015).

Untuk memudahkan peneliti untuk membedakan siswa yang paham

konsep maka dibutuhkan skala dan kriteria CRI. Untuk skala akan

dicantumkan pada lembar soal. Sehingga peserta didik diminta untuk

menjawab soal dan merespon satu skala dari enam skala CRI (0-5) pada

masing-masing soal. Adapun skala CRI sebagai berikut (Hasan dalam

Rahayu, 2019).

Tabel 1.2 Skala CRI

CRI Kriteria

(Totally guessed answer)


0
Jika dalam menjawab soal 100% ditebak
(Almost guessed)
1
Jika dalam menjawab soal persentase tebakan antara 75-99%
(Not sure)
2
Jika dalam menjawab soal persentase tebakan antara 50-74%
(Sure)
3
Jika dalam menjawab soal persentase tebakan antara 25-49%
(Almost Certain)
4
Jika dalam menjawab soal persentase tebakan antara 1-24%
(Certain)
5
Jika dalam menjawab soal tidak ada tebakan sama sekali 0%

23
3) Think Aloud
Untuk mendapatkan data yang lebih mendalam mengenai pemahaman

konsep siswa pada materi fluida statis maka dilakuikan tes kembali dengan

think Aloud kepada 6 responden penelitian yang telah ditentukan. Think

aloud merupakan teknik pengumpulan data dimana responden mengucapkan

kata apapun dengan lantang di benak mereka saat menyelesaikan tes

(Charters, 2003). Cara pengambilan dengan teknik think aloud ialah

merekam responden dari sisi belakang karena mempertimbangkan

kenyamanan responden pada saat menyelesaikan tes. Responden diharapkan

untuk mengungkapkan ide yang ada di pikirannya secara verbal ketika

menyelesaikan tes.

4) Wawancara

Wawancara merupakan kegiatan tanya jawab yang dilakukan secara

langsung. Wawancara dalam penelitian ini akan dilaksanakan setelah

pelaksanaan think aloud. Untuk lebih memperdalam data penelitian yang di

peroleh.

5) Dokumentasi
Adanya dokumentasi berupa rekaman video saat siswa menyelesaikan

soal dengan think aloud dengan tujuan agar peneliti dapat melihat reka

ulang selama penelitian berlangsung..

g. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes

pilihan ganda (multipiple choice) sebanyak 10 nomor soal dengan CRI.

24
Instrumen ini digunakan untuk mengidentifikasi pemahaman konsep siswa

Instrumen tersebut telah dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan telah

divalidkan oleh seorang dosen validator instrumen.

1) Validitas Instrumen

Data berupa saran dan kritik yang diberikan oleh dosen validator

terhadap kelayakan instrumen diseleksi dan digunakan oleh peneliti

sebagai bahan revisi instrumen. Untuk menganalisis data berdasarkan

lembar validasi dapat dilakukan sebagai berikut:

(1) Mengumpulkan semua data yang diperoleh di setiap aspek penilaian

(2) Menghitung rata-rata skor dari setiap komponen aspek penilaian

dengan persamaan:


̅ .... (1)

Keterangan :

̅ = Rata-rata skor penilaian

∑ Jumlah skor dari penilai

= Jumlah penilai

Skor rata-rata diubah menjadi nilai dengan kategori. Skor yang

dikonversi dari komponen kelayakan isi, bahasa, dan kejelasan gambar

serta grafik. Data berupa skor diubah menjadi data kualitatif dengan skala

empat menggunakan acuan yang dinyatakan oleh Mardapi (2008) bahwa

acuan pengubah skor menjadi empat skala dapat dilihat pada tabel 1.3.

25
Tabel 1.3 Konversi skor aktual menjadi skala empat

No Skor Kategori

1 ̅ Sangat Baik

2 ̅ ̅ Baik

3 ̅ ̅ Cukup Baik

4 ̅ Kurang Baik

(Mardapi, 2008)

Keterangan:

̅ = Rerata skor ideal =

= Simpangan baku ideal =

= Skor yang dicapai

Skor tertinggi ideal = ∑

Skor terendah ideal = ∑

h. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisisnya peneliti menggunakan model Miles dan

Huberman yang terdiri atas tiga langkah kegiatan yaitu reduksi data,

penyajian data dan penarikan kesimpulan/ verifikasi.

1) Data Reduction

Reduksi data adalah kegiatan merangkum, memilih yang pokok, dan

memfokuskan pada hal-hal penting, menggolongkan. Jumlah data yang

diperoleh di lapangan cukup banyak sehingga diperlukan pencatatan secara

teliti, detail dan terinci. Untuk itu diperlukan untuk merangkum dan

26
memilih hal-hal pokok dan penting agar memudahkan peneliti menentukan

unit analisis data. Adapun reduksi data dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

(1) Mengoreksi hasil pekerjaan siswa untuk menentukan responden yang

akan mengerjakan tes kembali dengan think aloud

(2) Penyederhaan hasil think aloud menjadi susunan yang baik dan rapi

agar dapat digunakan sebagai data dalam penelitian.

(3) Menggolongkan kategori pemahaman konsep siswa sesuai dengan

kategori CRI

Tabel 1.4 Modifikasi Kategori Tingkatan Pemahaman Siswa

Deskripsi Kode
Jawaban Alasan Nilai CRI
Memahami Konsep
Benar Benar PK
dengan baik
Memahami Konsep
Benar Benar PKKY
tetapi kurang yakin
Benar Salah Miskonsepsi M
Benar Salah Tidak Tahu Konsep TTK
Salah Benar Miskonsepsi M
Salah Benar Tidak Tahu Konsep TTK
Salah Salah Miskonsepsi M
Salah Salah Tidak Tahu Konsep TTK

(Hakim & Kadarohman, 2012)

2) Penyajian Data (Data display)

Langkah selanjutnya, data display atau penyajian data yang berisi

sekumpulan informasi dan memberikan kemungkinan adanya penarikan

27
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Langkah-langkah yang akan

dilaksanakan untuk penyajian data sebagai berikut:

(1) Menghitung nilai persentase kategori pemahaman konsep siswa yaitu

paham konsep, miskonsepsi dan tidak tahu konsep tiap soal dapat

dengan cara:

...........(1)

Keterangan:
P = Keterangan yang sedang dicari
F = Frekuensi respon siswa
N = Jumlah siswa
100% = Bilangan tetap
(2) Menyajikan grafik yang mengintepretasikan persentase yang

mengalami miskonsepsi, tidak mengetahui konsep, dan paham konsep

pada materi fluida statis

(3) Menentukan dan memaparkan hasil identifikasi dalam bentuk teks

naratif yang jelas, selain itu dapat disajikan dalam bentuk tabel.

Hasil ini berisi tentang gambaran pemahaman konsep yang dialami

siswa pada masing-masing pokok bahasan fluida statis yang juga

didapatkan dari think aloud.

3) Penarikan Kesimpulan/ Verification

Penarikan kesimpulan yang dimaksudkan untuk menjawab

rumusan masalah mengenai pemahaman konsep siswa di SMAN 02

Pasangkayu pada materi fluida statis.

28
Daftar Pustaka
Adnyana, G. P. (2012). Keterampilan berpikir kritis dan pemahaman konsep siswa
pada model siklus belajar hipotetis deduktif. Jurnal Pendidikan dan
Pengajaran(3), 201-209.
Alighiri, D., Drastisianti, A., & Susilaningsih, E. (2018). Pemahaman konsep
siswa materi larutan penyangga dalam pembelajaran multiple
representasi. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 12(2).
Ardiani, N. K., Hatibe, A., & Supriyatman, S. Analisis pemahaman konsep
mahasiswa program studi pendidikan fisika pada materi fenomena
deforestasi. Jurnal Kreatif Online, 8(2).
Azizah, Z., Taqwa, M.R.A., & Ibnu, T.A. (2020). Analisis pemahaman konsep
fisika peserta didik menggunakan instrumen berbantuan quizizz. Jurnal
Pendidikan Sains & Matematika, 8(2), 1-11.
Charters, E. (2003). The use of think-aloud methods in qualitative research an
introduction to think-aloud methods. Brock Education: A Journal of
Educational Research and Practice, 12(2).
Fahrudin, A. G., Zuliana, E., & Bintoro, H. S. (2018). Peningkatan pemahaman
konsep matematika melalui realistic mathematic education berbantu alat
peraga bongpas. ANARGYA: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, 1(1),
14-20.
Fatmawati, K., Kamaluddin, K., & Muslimin, M. (2020). Analisis pemahaman
konsep fluida statis pada mahasiswa program studi pendidikan fisika fkip
untad. Jurnal Kreatif Online, 8(3).
Gumilar, S. (2016). Analisis miskonsepsi konsep gaya menggunakan certainty of
response index (CRI). Gravity: Jurnal Ilmiah Penelitian Dan
Pembelajaran Fisika, 2(1).
Hakim, A., & Kadarohman, A. (2012). Student concept understanding of natural
products chemistry in primary and secondary metabolites using the data
collecting technique of modified CRI. International Online Journal of
Educational Sciences, 4(3), 544-553
Hartanto, T. J. (2017). Studi tentang pemahaman konsep-konsep fisika sekolah
menengah pertama di kota palangka raya. Risalah Fisika, 1(1), 9-14.
Jaya, I.M.L.M. (2020). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Yogyakarta:
Anak Hebat Indonesia
Mardapi, D. (2008). Teknik penyusunan instrumen tes dan non tes. Yogyakarta:
Mitra Cendikia Press.
Mubarokah, N.H.A. (2019). Identifikasi pemahaman konsep siswa sma materi

27
fluida statis dengan menggunakan CRI (Certainty of Response Index).
COMPTON: Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika, 6(1), 1-7.
Mujib, A. (2017). Identifikasi miskonsepsi mahasiswa menggunakan CRI pada
mata kuliah kalkulus II. Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika, 6(2),
181-192.
Mulyadi, M. (2011). Penelitian kuantitatif dan kualitatif serta pemikiran dasar
menggabungkannya. Jurnal Studi Komunikasi Dan Media, 15(1), 128-137.
Mustakim, T. A., Zulfiani, Z., & Herlanti, Y. (2014). Identifikasi miskonsepsi
siswa dengan menggunakan metode Certainty Of Response Index (CRI)
pada konsep fotosintesis dan respirasi tumbuhan. Edusains, 6(2), 145-152
Natalia, S. S., Sujatmiko, P., & Chrisnawati, H. E. (2017). Analisis tingkat
pemahaman siswa berdasarkan teori apos pada materi persamaan kuadrat
ditinjau dari minat belajar siswa kelas x sma negeri 2 surakarta tahun
ajaran 2015/2016. Jurnal Pendidikan Matematika Dan Matematika
Solusi, 1(5), 104-117.
Novitasari, D. (2016). Pengaruh penggunaan multimedia interaktif terhadap
kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Jurnal Pendidikan
Matematika & Matematika, 2(2), 8-18.
Putri, U. D., Parno, P., & Supriana, E. (2018, February). Identifikasi pemahaman
konsep siswa sma pada materi fluida statis. In Seminar Nasional
Pendidikan IPA 2017 (Vol. 2).
Pramana, K.A.B & Putra, D.B.K.N.S. (2019). Merancang penilaian autentik.
Bali: Media Education
Prastiwi, V.D., Parno.,& Hari, W. (2018). Identifikasi pemahaman konsep dan
penalaran ilmiah siswa sma pada materi fluida statis. Momentum : Physics
Education Journal,2(2), 56-63.
Puspita, W.I., Sutopo., & Lia, Y. (2019). Identifikasi penguasaan konsep fluida
statis pada siswa. Momentum : Physics Education Journal,3(1), 53-57.
Riwanto, D., Azis, A.,& Kaharuddin, A. (2019). Analisis pemahaman konsep
peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal fisika kelas x mia sma negeri
3 soppeng. Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika (JSPF)(2), 23-31.
Rosyadi, A.A.P. (2018). Statistika pendidikan. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang.
Saharsa, U., Qaddafi, M., & Baharuddin, B. (2018). Efektivitas Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan Video Based
Laboratory Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Fisika. Jurnal
Pendidikan Fisika, 6(2), 57-64.

28
Syarifah, L. L. (2017). Analisis kemampuan pemahaman matematis pada mata
kuliah pembelajaran matematika SMA II. JPPM (Jurnal Penelitian dan
Pembelajaran Matematika), 10 (2).
Salma, V. M. (2015). Pengembangan e-diagnostic test untuk mengidentifikasi
pemahaman konsep fisika siswa sma pada pokok bahasan fluida statis. Skripsi,
Universitas Negeri Semarang. Semarang. Dipublikasikan.
Sudjana.(1996). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
Suryani, I., & Muliyani, R. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Heuristic Vee
Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Fluida
Statis. Journal of Natural Science and Integration, 2(2), 173-180.
Tayubi, Y. R. (2005). Identifikasi miskonsepsi pada konsep-konsep fisika
menggunakan Certainty Of Response Index (CRI). Mimbar
Pendidikan, 3(24), 4-9.
Trianggono, M. M. (2017). Analisis kausalitas pemahaman konsep dengan
kemampuan berpikir kreatif siswa pada pemecahan masalah fisika. Jurnal
Pendidikan Fisika dan Keilmuan (JPFK), 3(1), 1-12.
Trihastuti, I., Pratiwi, H.Y.,& Chandra, S. (2019). Dampak penerapan model
Problem Based Learning (PBL) terhadap penguasaan konsep dan
kerjailmiah siswa smp pada materi tekanan zat cair. Jurnal Terapan Sains
& Teknologi, 1(2), 73-82.
Ulfah, S., & Fitriyani, H. (2017). Certainty of Response Index (CRI): miskonsepsi
siswa smp pada materi pecahan. In Prosiding Seminar Nasional &
Internasional.
Ulya, U. S. U., & Utami, Y. T. S. (2021). Identifikasi miskonsepsi siswa dengan
metode Certainty of Response Index (CRI) pada materi usaha dan
energi. Jurnal Kependidikan Betara, 2(1), 1-7.
Yuwarti., Pasaribu, M., & Hatibe, A. (2017). Analisis pemahaman konsep vektor
pada siswa SMA Negeri 5 Palu. JPFT (Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako
Online), 5(3), 12-15.

29

Anda mungkin juga menyukai