Anda di halaman 1dari 14

KURIKULUM 2013 DAN KURIKULUM MERDEKA :

PERSEPSI GURU DAN SISWA SMAN 5 MALANG

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun oleh :
Rafidah Hanief Anugrah (210121600456)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
TEKNOLOGI PENDIDIKAN

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan ridho-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul
“KURIKULUM 2013 DAN KURIKULUM MERDEKA: PERSEPSI GURU DAN SISWA
SMAN 5 MALANG”. Proposal ini disusun melibatkan berbagai pihak yang ada baik dari
dalam maupun luar Universitas Negeri Malang. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
banyak terima kasih atas segala dukungan yang diberikan dalam menyelesaikan proposal
penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa di dalam proposal penelitian ini terdapat banyak
kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca. Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga
para pembaca dapat mengambil manfaat yang ada dari proposal penelitian ini.

Malang, Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………………………
Latar Belakang Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
BAB II KAJIAN TEORI
Kurikulum
Pengertian Kurikulum
Kurikulum Menurut Para Ahli
Komponen Kurikulum
Kurikulum 2013
Definisi Kurikulum 2013
Standar Kompetensi Lulusan
Kurikulum Merdeka
Definisi Kurikulum Merdeka
Kerangka Berpikir
BAB III METODE
Rancangan Penelitian
Data Penelitian
Analisis Data Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan zaman, dunia pendidikan juga turut berkembang menjadi
lebih baik guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan lembaga pendidikan di
Indonesia. Untuk mewujudkan kualitas pendidikan yang diinginkan, generasi muda perlu
mendapatkan proses pembelajaran yang baik. Seperti yang telah diketahui, mutu
pendidikan di Indonesia masih tertinggal jauh dari negara-negara lainnya. Berdasarkan
survey yang dilakukan oleh world population review pada tahun 2021, Indonesia masih
berada pada peringkat 54 dari total 78 negara. Peringkat ini hanya meningkat 1 tingkat
dari urutan 55 pada tahun sebelumnya.

Berdasarkan survei program for Internasional Student Assesment ( PISA ) Indonesia pada
tahun 2018 berada di urutan ke 74 alias peringkat ke 6 dari bawah. Kemampuan
membaca siswa Indonesia di skor 371 berada di posisi 74, kemampuan Matematika
mendapat skor 379 berada di posisi 73, dan kemampuan sains dengan skor 396 berada di
posisi 71. Skor PISA ini berda pada posisi yang sangat memprihatinkan. Selain itu,
Indonesia juga tidak pernah mencapai skor rata-rata negara Organisation for Economic
Co-operation and Development ( OECD ). Hal ini tentu saja membuktikan bahwa mutu
pendidikan Indonesia masih memerlukan banyak perbaikan untuk dapat meningkatkan
pendidikan dan kualitas sumber daya manusia.

Perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa banyak dampak besar terutama
dalam dunia pendidikan. Jika dulu ada permasalahan yang masih belum menemukan
jawaban, maka sekarang permasalahan tersebut bisa mulai terjawab seiring dengan
perkembangan zaman. Selain bermanfaat bagi kehidupan manusia, perubahan dalam
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi juga meningkatkan persaingan manusia dalam
skala global. Agar mampu bersaing dengan bangsa lain, maka bangsa Indonesia perlu
meningkatkan kualitas sumber daya manusianya secara terencana, terarah, intensif,
efektif, dan efisien dalam proses pembangunan jika tidak ingin kalah dalam menghadapi
era globalisasi tersebut.

Dalam rangka meningkatkan kualitas mutu pendidikan di indonesia, dibutuhkan peran-


peran dari guru, siswa, pemerintah, dan yang lainnya agar target yang diinginkan dapat
tercapai secara maksimal. Dalam hubungannya dengan hal tersebut, maka guru sebagai
penyelenggara pengajaran bagi siswa di sekolah jelas merupakan salah satu faktor
penentu bagi keberhasilan atau kegagalan pendidikan bagi siswanya. Guru berperan
penting dalam proses belajar dengan memberikan pengetahuan yang dibutuhkan siswa
sebagai bekal mereka di masa depan dalam menghadapi era globalisasi. Siswa juga
sebagai generasi muda yang kelak akan menentukan masa depan bangsa diharapkan
memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan di masa
mendatang.
Perlu disadari bahwa dalam peningkatan mutu pendidikan, dibutuhkan perbaikan
komponen-komponen pendukung peningkatan prestasi belajar siswa seperti peningkatan
cara mengajar guru dan cara belajar peserta didik. Guru dituntut untuk selalu berinovasi
dalam proses belajar mengajar agar siswa dapat menangkap pengetahuan yang disajikan
dengan maksimal sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing. Seperti yang
diketahui, setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga dibutuhkan
metode pengajaran yang bisa menyajikan pengetahuan yang dapat dipahami oleh seluruh
siswa agar sekaligus dapat meningkatkan prestasi belajar.

Hingga saat ini, prestasi siswa masih menjadi indikator dari peningkatan mutu
pendidikan. Berbagai pihak menghendaki adanya peningkatan prestasi belajar siswa tanpa
adanya hambatan. Karena ini, banyak upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia. Salah satu cara yang diharapkan dapat membantu meningkatkan
mutu pendidikan di Indonesia adalah dengan perbaikan dan peningkatan kualitas
kurikulum pendidikan secara berkala. Kurikulum perlu terus dikembangkan dengan
menyesuaikan perkembangan zaman karena kebutuhan zaman akan terus bekembang
seiring dengan berjalannya waktu. Perubahan kurikulum lama dengan kurikulum baru
merupakan bukti bahwa perlu adanya suatu perubahan dalam lembaga pendidikan bangsa
Indonesia agar dapat mengejar ketinggalan mutu pendidikan sekaligus meningkatkan
kualitas sumber daya manusia.

Kurikulum yang mulai digunakan saat ini adalah kurikulum merdeka atau kurikulum
pasca pandemi yang bertujuan untuk memulihkan pendidikan Indonesia setelah pandemi
covid-19 yang melanda dunia pada akhir 2019 lalu. Konsep kurikulum merdeka sendiri
adalah merdeka belajar, yaitu konsep kurikulum yang mengedepankan pendalaman minat
dan bakat masing-masing siswa. Dalam penerapan kurikulum merdeka, guru dituntut
untuk dapat melakukan proses pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa. Misal, ada
siswa yang mudah memahami pelajaran apabila disertai dengam melihat gambar, maka
guru harus bisa menemukan cara bagaimana agar materi pelajaran dapat dipahami dengan
mudah oleh siswa tersebut.

Pada kurikulum merdeka, siswa bisa memilih materi pembelajaran sesuai dengan minat
dan bakat masing-masing sehingga proses pembelajaran dapat dilakukan sesuai dengan
keinginan siswa tersebut. Selain itu, kurikulum merdeka juga mengutamakan strategi
pembelajaran berbasis proyek dimana siswa dapat mengimplementasikan materi yang
telah dipelajari melalui proyek atau studi kasus. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman konsep materi yang telah dipelajari. Nama proyek ini adalah Proyek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Proyek ini bersifat lintas mata pelajaran sehingga
siswa dapat menggabungkan beberapa mata pelajaran sekaligus dalam membahas dan
memecahkan sebuah topik tertentu. Melalui proyek ini, siswa diminta untuk melakukan
observasi masalah dari konteks lokal dan memberikan solusi nyata terhadap masalah
tersebut. Dengan adanya proyek ini, fokus belajar siswa tidak lagi hanya hanya untuk
mempersiapkan diri menghadapi soal-soal ujian, namun juga untuk memahami konsep
materi. Dengan fokus seperti ini, proses pembelajaran akan terasa lebih seru dan
menyenangkan.
Kurikulum merdeka dirancang sebagai pengembangan dari kurikulum sebelumnya yaitu
kurikulum 2013. Kurikulum 2013 sering disebut juga dengan kurikulum berbasis
karakter. Kurikulum 2013 sendiri merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan
pada pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, dimana siswa dituntut untuk paham
atas materi, aktif dalam proses berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun dan
sikap disiplin yang tinggi. Kurikulum 2013 dirancang untuk mempersiapkan siswa agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif,
kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Kurikulum ini merupakan kurikulum yang
berbasis karakter dalam hal ini terkait dengan pemahaman, kemampuan dan pendidikan
berkarakter, dimana siswa dituntut untuk memahami materi, aktif dalam proses berdiskusi
dan presentasi serta memiliki sopan santun dan sikap disiplin yang tinggi sehingga
mendukung aktivitas pembelajaran yang dilakukan.
Kurikulum 2013 juga memiliki beberapa perbedaan dari kurikulum sebelumnya, seperti
pengurangan jumlah mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa, penggantian kurikulum
berbasis silabus dengan kurikulum berbasis kompetensi, dan penekanan pada
pengembangan karakter dan budi pekerti siswa. Kurikulum 2013 juga mengharuskan para
guru untuk lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran, di mana guru diharapkan
mampu mengembangkan materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan
lingkungan sekitarnya.
Pada SMA, kurikulum sekarang yang diterapkan merupakan kurikulum 2013 dan
kurikulum merdeka dimana kurikulum 2013 diterapkan pada kelas XI dan XII sedangkan
kurikulum merdeka diterapkan hanya di kelas X. Tentu terdapat perbedaan pandangan
dari kedua kurikulum tersebut dari guru dan dari siswa yang telah merasakan pergantian
kurikulum 2013 menjadi kurikulum merdeka. Karena itu, penulis ingin mengetahui
perbedaan pandangan dari guru dan siswa dalam memandang pergantian kurikulum ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, dapat ditemukan rumusan masalah
sebagai berikut:

1. Apa persamaan kurikulum merdeka dan kurikulum 2013 menurut guru dan siswa
SMAN 5 Malang?
2. Apa perbedaan kurikulum merdeka dan kurikulum 2013 menurut guru dan siswa
SMAN 5 Malang?
3. Apakah pandangan guru dan siswa dalam menyikapi pergantian kurikulum 2013
menjadi kurikulum merdeka?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, dapat ditemukan rumusan
masalah sebagai berikut:

1. Mengetahui persamaan kurikulum merdeka dan kurikulum 2013 menurut guru dan
siswa.
2. Mengetahui perbedaan kurikulum merdeka dan kurikulum 2013 menurut guru dan
siswa.
3. Mengetahui pandangan guru dan siswa dalam menyikapi pergantian kurikulum 2013
menjadi kurikulum merdeka.
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Kurikulum

2.1.1 Pengertian Kurikulum

Secara etimologis, kata kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa latin curir
yang berarti pelari dan currere yang berarti tempat berpacu. Dalam bahasa
Perancis, istilah kurikulum berasal dari kata courier yang berarti berlari (to
run). Pada awalnya, istilah kurikulum digunakan dalam dunia olahraga yang
dapat diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh seorang pelari mulai dari
garis start hingga garis finish untuk memperoleh penghargaan. Namun,
lambat laun kata kurikulum mengalami perubahan makna dari jarak yang
harus ditempuh kemudian diubah menjadi program sekolah dan semua orang
yang terlibat di dalamnya. (Fauziah, 2013)
Secara terminologi, kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang
berisi tujuan, isi, bahan ajar, pengalaman belajar, dan hal-hal lain yang
mendukung proses pembelajaran serta menjadi pedoman pendidik dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. (Kemendikbud,
2014)

2.1.2. Kurikulum Menurut Para Ahli


Menurut beberapa ahli, kurikulum dapat didefinisikan sebagai berikut:
a. Dakir
Kurikulum berarti suatu program pendidikan yang berisikan berbagai
bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan
dirancangkan secara sistematika atas dasar norma-norma yang berlaku dan
dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi pendidik untuk
mencapai tujuan pendidikan. (Dakir, 2004: 3)

b. Suryabroto
Kurikulum adalah segala pengalaman pendidikan yang diberikan oleh
sekolah kepada seluruh anak didiknya, baik dilakukan di dalam sekolah
maupun di luar sekolah. (Suryobroto, 2004 : 32)

c. Nasution
Kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses
belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau
lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya. ( Nasution, 1989: 5).

d. Saylor, Alexander, dan Lewis (1974)


Kurikulum sebagai segala upaya sekolah untuk mempengaruhi siswa
supaya belajar, baik dalam ruangan kelas, di halaman sekolah, maupun di
luar sekolah (The curriculum is the sum total of school’s efforts to
influence learning, whether in the classroom, on the playground, or out of
school). (Sukariyadi, 2022)

e. John l.Goddlad (1963)


Kurikulum terdiri dari semua pembelajaran yang ditujukan untuk siswa
atau sekelompok siswa .(A curriculum consists of all those learnings
intended for a student or group of students). (Sukariyadi, 2022)

2.1.3 Komponen-komponen Kurikulum


Kurikukum terdiri dari beberapa komponen berupa tujuan, isi atau materi,
media (sarana dan prasarana), strategi pembelajaran, proses belajar mengajar
dan evaluasi yang saling berkaitan dan melengkapi satu sama lain. (Bisri,
2020) Menurut Nurgiantoro (2004: 16) keenam komponen tersebut tersusun
secara struktural sebagai berikut :
1. Komponen Tujuan
Komponen tujuan merupakan komponen yang berkaitan erat dengan hasil
atau tujuan akhir yang diharapkan dari kurikulum. Berhasil atau tidaknya
proses pembelajaran di sekolah dapat diukur dari seberapa jauh dan
seberapa banyaknya pencapaian tujuan-tujuan tersebut..Tujuan pendidikan
memiliki klasifikasi dari mulai tujuan yang sangat umum sampai tujuan
khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur, yang kemudian dinamakan
dengan kompetensi. Komponen tujuan memiliki tiga tahapan, yaitu :

a. Tujuan Jangka Panjang


Tujuan jangka panjang adalah tujuan yang menggambarkan tujuan
hidup serta didasarkan pada nilai yang diambil dari filsafat. Tujuan
ini tidak berhubungan dengan tujuan sekolah, melainkan sebagai
tujuan setelah peserta didik menyelesaikan jenjang pendidikan
yang ditempuhnya.

b. Tujuan Jangka Menengah


Tujuan menengah merupakan tujuan dengan jangka waktu 2-3
tahun kedepan yang merujuk pada tujuan masing-masing sekolah
berdasarkan jenjang pendidikannya.

c. Tujuan Jangka Pendek


Tujuan jangka pendek merupakan tujuan dengan jangka waktu 1
tahun yang dikhususkan pada proses pembelajaran di kelas.

Dalam kurikulum suatu lembaga pendidikan, terdapat dua tujuan, yaitu


sebagai berikut :

1) Tujuan yang dicapai secara keseluruhan Mata Pelajaran/Bidang Studi


Tujuan ini biasanya meliputi aspek-aspek pengetahuan (pengetahuan),
keterampilan (psikomotor), sikap (afektif), dan nilai-nilai yang
diharapkan dapat dimiliki oleh para lulusan lembaga pendidikan yang
bersangkutan. Hal tersebut juga disebut tujuan lembaga (institusional).

2) Tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bidang studi


Tujuan ini biasanya disebut dengan tujuan kurikuler. Pada kurikulum
yang sekarang berlaku, tujuan ini tertulis dalam bentuk Standar
Kompetensi Lulusan, Standar Kompetensi Mata Pelajaran, Kompetensi
Dasar. Setelah dijabarkan oleh pendidik, diperoleh Indikator dan
Tujuan Pembelajaran.

2. Komponen Isi atau Materi


Komponen isi atau materi adalah segala sesuatu yang termasuk dalam
lingkup pembahasan mata pelajaran dan diberikan kepada anak didik
dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi
kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi masing-
masing bidang studi tersebut. Bidang studi itu disesuaikan dengan jenis,
jenjang, maupun jalur pendidikan yang ditempuh peserta didik.

3. Komponen Media (sarana dan prasarana)


Media merupakan salah satu sarana penyampaian materi oleh pendidik.
Diharapkan dengn penggunaan media yang tepat, peserta didik dapat
memahami materi dengan lebih mudah dan efektif. Oleh karena itu,
pemanfaatan dan pemakaian media yang tepat dalam proses pembelajaran
terkait materi yang disampaikan akan mempermudah peserta didik dalam
menanggapi dan memahami materi yang disajikan pendidik.

4. Komponen Strategi Pembelajaran


Strategi pembelajaran merupakan segala pendekatan, model, dan cara yang
digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran.
Strategi pembelajaran yang digunakan pendidik menyesuaikan dengan
materi yang disampaikan dan karakteristik peserta didik karena substansi
(isi) pelajaran tertentu memiliki karakteristik tertentu, sehingga hanya
cocok untuk diajarkan dengan cara tertentu pula.

5. Komponen Proses Belajar Mengajar


Salah satu indikator dari keberhasilan proses pembelajaran adalah adanya
perubahan tingkah laku peserta didik menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Proses belajar mengajar merupakan salah satu komponen penting yang
menentukan terjadinya perubahan perilaku peserta didik. Keberhasilan
pelaksanaan proses belajar mengajar merupakan indikator keberhasilan
pelaksanaan kurikulum.
6. Komponen Evaluasi
Evaluasi dilakukan setelah komponen-komponen kurikulum lain
terpenuhi. Evaluasi berguna untuk mengukur seberapa jauh capaian tujuan
kurikulum yang telah ditentukan sebelumnya sekaligus sebagai evaluasi
program pendidikan secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria.
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, pendidik maupun pengembang
kurikulum dapat memperbaiki kesalahan yang mungkin terdapat pada
kurikulum yang telah diterapkan sehingga meminimalisir terjadinya
kesalahan yang sama.

2.2 Kurikulum 2013

2.2.1 Definisi Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 merupakan kurikulum nasional sejak tahun ajaran 2013/2014
berupa pengembangan dari kurikulum sebelumnya, yaitu KTSP yang telah
memenuhi dua dimensi kurikulum berupa rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran, dan kedua adalah cara yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran. Tujuan dari kurikulum 2013 ini adalah untuk
menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan akademik yang baik serta
memiliki karakter dan kompetensi yang siap untuk berpartisipasi dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. (Kemendikbud, 2014)
Kurikulum ini diarahkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia
dengan memfokuskan pada pembelajaran yang lebih aktif, kreatif, inovatif,
dan efektif. Kurikulum 2013 mengintegrasikan pendidikan karakter,
pendidikan agama, dan keterampilan hidup dalam setiap mata pelajaran
dengan memberikan kebebasan pada sekolah dan guru untuk mengembangkan
kurikulum dan metode pengajaran yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
masing-masing sekolah dan siswa. (Kemendikbud, 2014)
2.2.2 Standar Kompetensi Lulusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI menerbitkan peraturan yang mengatur
tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk setiap jenjang Pendidikan
dasar dan menengah yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
Dalam peraturan tersebut antara lain dikemukakan bahwa:

1. Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi


kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.

2. Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama


pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.

3. Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan


peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa
belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah.
Berdasarkan peraturan tersebut, terdapat beberapa standar kompetensi
lulusan yang diterapkan pada jenjang Pendidikan dasar dan menengah,
yaitu :
1. Sikap
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak
mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
2. Pengetahuan
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.
3. Keterampilan
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam
ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari
di sekolah secara mandiri.
2.3 Kurikulum Merdeka
2.3.1 Definisi Kurikulum Merdeka
Kurikulum merdeka adalah kurikulum yang dirancang untuk mengembangkan
minat serta bakat siswa sejak dini dengan fokus pada materi esensial,
pengembangan karakter dan kompetensi siswa. Tujuan dari kurikulum
merdeka adalah untuk memberikan kebebasan lebih pada sekolah-sekolah
dalam merancang kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
karakteristik masing-masing wilayah, serta memberikan fokus pada
pengembangan keterampilan dan karakter siswa. (Kemendikbudristek, 2022)
Dalam kurikulum merdeka, sekolah diberi kebebasan untuk mengembangkan
kurikulum yang lebih kreatif, inovatif, dan responsif terhadap kebutuhan lokal.
Kurikulum ini juga mengutamakan pembelajaran yang berbasis proyek,
pembelajaran tematik, dan pembelajaran berbasis karakter.
Kurikulum ini membebaskan siswa untuk mempelajari mata pelajaran yang
disukainya sehingga diharapkan siswa dapat lebih mengembangkan bakat dan
minat yang dimilikinya sekaligus untuk mengembangkan kreativitas,
kecerdasan, dan karakter siswa di luar kurikulum formal yang ada di sekolah.
Kurikulum ini dirancang untuk memperluas cakupan pembelajaran siswa,
memungkinkan mereka untuk mempelajari hal-hal yang tidak tercakup dalam
kurikulum formal, dan meningkatkan keterampilan non-akademik seperti
kepemimpinan, kewirausahaan, dan kreativitas.

2.4. Kerangka Berpikir


BAB III
METODE
1.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Creswell,


metode penelitian kualitatif merupakan salah satu jenis metode untuk
mendeskripsikan, mengeksplorasi dan memahami pada makna yang oleh sejumlah
individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau
kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif melibatkan upaya-upaya penting, seperti
mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data
yang spesifik dari partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-
tema yang khusus ke tema-tema yang umum, dan menafsirkan makna data.

Penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami fenomena sosial dengan cara


mendeskripsikannya dalam bentuk kata-kata dan bahasa dalam beberapa metode
alamiah. Beberapa metode yang dapat digunakan adalah observasi, wawancara,
dokumentasi, dan metode fenomenologi. Metode-metode tersebut digunakan
untuk mendapatkan data penelitian yang lebih mendalam serta dapat memberikan
pemahaman yang komprehensif terkait fenomena yang sedang diteliti.

Penelitian ini akan dilakukan pada Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka:
Persepsi Guru dan Siswa SMAN 5 Malang. Diharapkan dengan menggunakan
metode penelitian kualitatif, data penelitian yang didapatkan akan sesuai dengan
tujuan penelitian, yaitu untuk memahami fenomena tentang pandangan guru dan
siswa SMAN 5 Malang terkait kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka. Data
yang didapatkan dari penelitian ini akan memberikan pemahaman yang lebih
mendalam dan rinci tentang perilaku, persepsi, dan motivasi guru serta siswa
dalam pengalihan kurikulum 2013 menjadi kurikulum merdeka.

1.2 Data Penelitian

Penelitian Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka : Persepsi Guru dan Siswa
SMAN 5 Malang akan mengambil data menggunakan proses wawancara terhadap
siswa kelas x dan guru yang mengajar di kelas X SMAN 5 Malang terkait dengan
perbedaan dan persamaan antara kurikulum 2013 dengan kurikulum merdeka,
serta pandangan mereka terhadap pergantian kurikulum 2013 menjadi kurikulum
merdeka serta bagaimana mereka memandang kurikulum 2013 dan kurikulum
merdeka. Selain itu, sumber data yang digunakan adalah kurikulum 2013 dan
kurikulum merdeka untuk mendukung penelitian.

1.3 Analisis Data Penelitian


Data yang telah dikumpulkan akan diolah menggunakan analisis kualitatif,
kemudian data hasil persepsi guru dan siswa SMAN 5 Malang terkait kurikulum
2013 dan kurikulum merdeka akan dibandingkan. Setelahnya akan dilakukan
analisis untuk mengetahui perbedaan kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka,
persamaan kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka, dan bagaimana guru dan
siswa SMAN 5 Malang menyingkapi pergantian kurikulum 2013 menjadi
kurikulum merdeka sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai