Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS MUATAN NILAI KARAKTER

BUKU KURIKULUM MERDEKA DITINJAU


DARI BUKU KURIKULUM 2013 DI
SEKOLAH DASAR

Proposal ini disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Semester


Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu Dr. Dhiniaty Gularso, S.si., M.Pd

Disusun Oleh :
Amalia Febria Rizky K

20144600199

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIDKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan dan perubahan zaman waktu demi waktu berubah perubahan itu kita
dapat kita lihat melalui media elektronik dan media cetak di negara kita , banyak juga ditemui
kekerasan , bullying pada saat ini yang kita dapat temui disekolah dasar. beberapa kejadian
tersebut dialami rata rata siswa disekolah ,kenakalan anak itu di dasari kurang nya penanaman
nilai karakter pada anak dari segi keluarga dan ruang lingkup mereka , apabila anak tersebut
tinggal di lingkungan yang baik anak tersebut bisa mempunyai nilai karakter yang baik dan juga
sebaliknya , Penanaman dan pengembangan karakter dimulai dari lingkungan keluarg,sekolah
, kemudian masyarakat Sasmito& Mustadi(2015:70)menyebutkan bahwa pendidikan ting-kat
dasar merupakan akar pendidikan se-lanjutnya sehingga keberhasilan pada pen-didikan dasar
akan sangat menentukan proses belajarnya di jenjang yang lebih tinggi. Pernyataan tersebut
menunjukkan bahwa pendidikan jenjang sekolah dasar merupakan pendidikan yang menjadi
akar penting untuk menanamkan nilai- nilai ka-rakter sejak dini kepada siswa yang bergu-na
bagi siswa untuk melanjutkan ke jen- jang sekolah selanjutnya

Penanaman karakter anak saat anak disekolah dapat kita lihat dari buku kurikulum
yang ada di sekolah , perubahan dari Kurikulum 2013 ke kurikulum merdeka merupakan salah
satu cara yang dilakukan oleh pemerintah. dalam kurikulum 2013 guru dapat dilihat melalui
KD dan Ki dalam proses belajar mengajar ,Ku-rikulum 2013 ditetapkan oleh pemerintah
dengan tujuan yang baik, yakni untuk me-ningkatkan mutu dan kualitas pendidikan yang sudah
ada agar berkembang menjadi lebih baik. Dengan perubahan merdeka dapa menjadikan
kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih
optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan
kompetensi.

1
Sedangkan perubahan kurikulum 2013 ke kurikulum merdeka tujuannya adalah al
pertama yang menjadi kurikulum merdeka adalah lebih sederhana dan mendalam. Hal
tersebut disebabkan standar pencapaian di kurikulum merdeka jauh lebih sederhana,
daripada kurikulum 2013. Selain itu, materi yang diberikan juga lebih sedikit, sehingga
dapat memberikan waktu untuk guru mendalami setiap konsep.

Pendidikan Nilai-nilai karakter tersebut adalah religiusitas, kejujuran, kedisiplinan,


tang-gung jawab, kesantunan, kepedulian dan kepercayaan diri. Frekuensi kemunculan nilai-
nilai karakter tersebut tergantung dari fokus pengembangan karakter dan tema yang disajikan.
Kedua,nilai karakter pada buku pegangan siswa secara keseluruhan telah memuat nilai
karakter sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebu- dayaan No. 64 Tahun
2013tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Na- mun,jika dilihat berdasarkan
tema, terda-pat beberapa nilai karakter yang mengem- bangkan nilai karakter.

Pendiikan nilai karakter atau pengembangan nilai karakter disekolah dapat


dikembangkan melalui berbagai kegiatan , antara lain adalah kegiatan dalm pembelajaran atau
kegiatan luar pembelajaran .salah satu pengembangan nilai karakter adalah dalam proses
belajar adalah melalui pegintragasian karakter pada kegiatan pelajaran menjadi sangat penting
demi kesiapan siswa dalam proses belajar di sekolah , pengintagasian pendidikan nilai karakter
pada setiap pelajaran menjadi sangat penting dalam kesiapan siswa dalam menghadapi setiap
permasalahn dalam kehidupannya (qodriyah & wangid, 2015:179). Pendapat ini membutikan
bhawa dalam proses pembelajran tidak hanya di tanamkan nilai nilai kognitif saja pada pribadi
peserta bdidik tetapi juga pengembangan nilai karakter pesertadidik

Karakter merupakan identitas,ciri, dan kepribadian atau watak yang melekat dalam diri
seseorang yang menjadikan orang tersebut berbeda dengan orang lain. Pengembangan karakter
pada diri seseorang akan membedakan seseorang dengan orang
lain.Bohlin(2005: 159)menegaskan,“Character is that distinctive mark of our per-
son;thecombination of these distinguishing that make us who we are. Character is deeper than
appearance and reputation and constitues more than our personality ortemperament.”Penda-
pat tersebut menguatkan bukti bahwa ka-rakter merupakan ciri

2
khas dari seseorang yang menjelaskan siapa seseorang, dan membedakan dirinyadari orang
lain Karakter terbentuk dari tiga hal yang saling berhubungan.

Ketiga hal tersebut, seperti yang dikemukakan oleh Lickona (1991:51) terdiri atas “.moral
knowing, mo-ral feeling, and moral behavior”.Moral know-ing memiliki enam unsur,yaitu
moralaware-ness,knowing oralvalue,perspectivetaking,moral reasoning,decision making,dan
self knowledge.Keenam unsur tersebut harus dikuasai untuk menciptakan pengetahuan akan
nilai-nilai moral. Moral feeling merupakan penguatan pendidikan karakter. Pendidikan
karakter sangat diperlu-kan bagi siswa.

Pergantian kurikulum diindonesia sudah sebanyak 10 kali pergantian kurikulum


dindonesia dimulai dari tahun 1947 sampai dengan tahun 2013, alasan yang ada Indonesia
adalah untuk menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didika di sekolah dasar serta mengikuti
perkembangan zaman yang ada di masa sekarang , dimana .pada tahun 2022 dan 2023 sudah
mengunakan kurikulum merdeka , kurikulum ini memgunakan pembelajaran yang
intrakulikuler dimana konten akan beragam di kurikulum merdeka saat ini, karakteristik
pembelajaran berbasisi projrct untuk pengembangan sofkil .

Karakter sesuai dengan program pelajar pancasila menurut , nadiem , inti dari
kurikulum merdeka adalah merdeka belajar dimana siswa mendalami minat dan bakat masing
masing . jika sebelumnya di kurikulum 2013 peserta didik harus mempelajari semua mata
pelajaran , namun di kurikulum merdeka ini siswa tidak dipaksaakan untuk mengikuti sema
mata pelajaran yang ada tergantung minta dan bakatnya siswa sendiri di sekolah dasar Apa
beda Kurikulum 2013 dengan Kurikulum merdeka,Pembelajaran Kurikulum 2013
umumnya hanya terfokus pada intrakurikuler (tatap muka), sementara pembelajaran
Kurikulum Merdeka menggunakan paduan pembelajaran intrakurikuler (70- 80% dari JP) dan
kokurikuler (20-30% JP) melalui proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila

B. Identifikasi Masalah
3
berdasarkan latar belakang diatas , penulis menentukan masalah analisis muatan nilai
karakter buku kurikulum merdeka ditinjau dari buku kurikulum 2013 di sd antara lain

1. Penilaian muatan nilai karakter yang berbeda dari kurikulum 2013 dan kurikulum
merdeka
2. Perubahan kurikulum isi dari kurikulum 2013 ke kurikulum merdeka merubah segala
aturan dan perkembangan dalam belajar
3. Penerapan proses belajar mengajar yang berbeda untuk kelas I dan kelas IV di sekolah
dasar

C. Batasan masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas ada beberapa masalah yang di temui pada sekolah
,peneliti membatasi tentang penilaian muatan karakter yang tidak jauh berbeda dengan muatan
nilaik karakter yang terdapat pada penilaian kurikulum merdeka lebih menguatan pada profil
pelajar pancasila sedangkan.kurikulum 2013 dimana lebih menguatkan penilaian autentik pada
setiap mata pelajaran .

D. Rumusan masalah
1. Bagaimana cara analisis muatan nilai karakter buku kurikulum merdeka ditinjau dari
buku kurikulum 2013 di sd?
2. Apa saja muatan nilai karakter yang terdapat di kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka
3. Bagaiamana penerapan proses belajar mengajar yang berbeda untuk kelas I dan kelas IV
di sekolah dasar menggunakan kurikulum merdeka ?
4. Bagaimana cara penanaman karakter anak melalui muatan nilai karakter pada kurikulum
2013 dan kurikulum merdeka ?
5. Mengapa hanya kelas I dan iv saja yang hanya memuat kurikulum merdekkan untuk saat
ini ?

4
E. Tujuan penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang ada diatas maka peneliti telah menentukan tujuan
diantara lain

1. Untuk mengetahui analisis muatan nilai karakter buku kurikulum merdeka ditinjau dari
buku kurikulum 2013 di sd
2. Untuk mengetahui apa saja muatan nilai karakter yang terdapat pada kurikulum 2013
dan kurikulum merdeka untuk saat ini
3. Untuk mengetahui proses penerapan belajar mengajar untuk kelas I dan IV Di Sekolah
Dasar menggunakan kurikulum merdeka
4. Untuk mengetahui Bagaimana Bagaimana cara penanaman karakter anak melalui muatan
nilai karakter pada kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka
5. Untuk mengetahui mengapa hanya kelas I dan IV yang hanya memuat kurikulum
merdeka

F. Manfaat penelitian
Manfaat yang akan diperoleh pada penelitian tentang analisis muatan nilai karakter buku
kurikulum merdeka ditinjau dari buku kurikulum 2013 di sd terdapat dua manfaat yaitu
,manfaat teoritis dan manfaat pratis .adapun manfaat teoris dan praktis dipaparkan sebagai
berikut.

1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini dapat mengetahui tentang perbedaan muatan nilai karakter yang
terdapat dari kedua kurikulum yaitu kurikulum merdeka dan kurikulum 2013 .sesuai
dengan perkembangan proses belajar mengajar saat ini
2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa
Memberikan pengalaman proses belajar mengajr yng berbeda khususnya untuk kelas
I dan 4 , dimana kelas tersebut mengunakan pergantian kurikulum dari kurikulum 2013
ke kurikulum merdeka .bergantinya kurikulum juga bergantinya muatan pelajaran yang
diajarkan. serta kurikulum 2013 dengan Kurikulum merdeka,Pembelajaran Kurikulum
2013 umumnya hanya terfokus pada intrakurikuler (tatap muka), sementara
pembelajaran Kurikulum Merdeka menggunakan paduan

5
pembelajaran intrakurikuler (70-80% dari JP) dan kokurikuler (20-30% JP) melalui
proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila
b. Bagi guru
kurikulum yang baru ( kurikulum merdeka)dapat melengkapi kekurangan kurikulum
ynag lama yakni kurikulum 2013, dimana kurikulum yang baru akan merubah
segalanya dengan menalaah lebih lanjut apa saja kendala pada kurikulum sebelumnya
Guru membutuhkan strategi yang tepat untuk menjawab perubahanperubahan ini.
Sebisa mungkin tidak boleh terjadi kesenjangan antara konteks masa kini dan cara
mengajar guru,
c. Bagi sekolah
Memberikan dampak positif untuk sekolah dengan mengikuti zaman dan perubahan
yang ada di sekolah lainya , fungsi kurikulum inilah yang akan menjawab untuk
menghadapi tantangan masa depan yang mungkin akan berganti lagi kurikulum serta
isi dari mutan nilai nilai karakternya . dimana dampak baiknya yaitu pelajar bisa
belajar dengan mengikuti perkembangan zaman yang semakin maju tapi didukung
oleh kepala sekolah,

d. Bagi peneliti
Dengan Adanya Penelitian ,Peneliti Dapat Mengetahui Cara Analisis Muatan Nilai
Karakter Buku Kurikulum Merdeka Ditinjau Dari Buku Kurikulum 2013 Di Sd
dengan membandingkan dari kedua kurikulum tersebut untuk diambi muatan yang
berbeda .

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Kajian Tentang Muatan Nilai Karakter
Pendidikan karakter merupakan hal yang penting buat anak anak hingga dewasa
yang di awali sejak dini , dimana pendidikan nilai belajar tentang pengenalan karakter yang
baiok dan buruk dan dapat dinilai dari segi ruang lingkup keluarga ,sekolah dan masyarakat.
Salah satu cara pengembangan nilai-nilai karak-ter dalam proses pembelajaran,yaitu me-lalui
pengintegrasiannilai karakter pada kegiatan pembelajaran. Pengintegrasian pen-didikan nilai
(karakter) pada setiap pelajar-an menjadi sangat penting demi kesiapan siswa dalam
menghadapi setiappermasa-lahan dalam kehidupannya (Qodriyah & Wangid, 2015:179).
Pendapat inimembuk-tikan bahwadalam proses pembelajaran tidak hanyaditanamkannilai-
nilai kognitif saja pada pribadipeserta didiktetapi juga pengembangkan nilai-nilai karakter
peserta didik.

Muatan nilai karakter dapat kita temui dalam suatau pembelajaran yakni dalam KI
dan KD buat kurikulum 2013 sedangkan dari kurikulum merdeka kita dapat melihat mutan
nilai karakter pada capaian belajar siswa pada kegiatan pembelajran yang ada di sekolah dasar
, beberapa lagi muncul dengan nilai karakter yang sangat sedikit. Nilai ka- rakter yang muncul
dengan frekuensi besar antara lain nilai kepercayaan diri, kesan- tunan, kedisiplinan, dan
religiusitas. Nilai karakter yang muncul denganfrekuensi sedikit yaitu nilai kepedulian,
tanggung jawab serta nilai kejujuranNilainilai karakter yang muncul de-ngan frekuensi
yang sedikit tersebut tidak sejalan dengan perkembangan emosi peser-ta didik.
Pendapat diperkuat dengan Hum-prey(2005:75),“Respect forselforothersor
property; honestly, self control or dicipline; res-ponsibility orde pendability
oraccountability;in-tegrity or fairness; perseverance or diligence; cooperation;compassion
or empathy; kindness; forgiveness; patriotism or citizenship; tolerance or diversity; courtesy
or politeness; generosity or charity; sportsmanship; humility.”

7
Kutipan tersebut menjelaskan nilai karakter yangse-baiknya muncul dan tidak sebaiknya
muncul pada siswa. Berdasarkan penjelasan tersebut, terdapat nilai kejujuran, kedisiplinan,
tanggung jawab, dan kesantunan yang se-baiknya berkembang pada diri siswa. Kenyaatan
tersebut tidak sejalan dengan hasil analisis pada buku teks Kurikulum 2013 kelas I semester
1.penilaian karater sangat penting karena bertujuan untuk untyuk melatih siswa di miulai dari
kelas rendah hinnga melekat diaman muatan nilai karakter tersebut dimulai sejak kelas rendah
di sekolah dasar .

Nilai-nilai karakter yang tidak sesuai tersebut menunjukkan bahwa nilai karak- ter
yang sebaiknya ditanamkan pada buku siswa bukan hanya tujuh, tetapi banyak. Nilai- nilai
karakter tersebut juga muncul pada 18 nilai karakter yang dikembangkan oleh Kemdiknas
pada tahun 2010. Pada 18 nilai karakter terdapat nilai rasa ingin tahu dantoleransi yang
dapat dikembangkan. Hasil ini juga menunjukkan bahwa 18 nilai karakter masih kurang
mencakup nilai karakter baik yang perlu dikembangkan pada diri peserta didik , dari 18
karakter tersebut diantaranya ,religious , jujur , toleransi , displin , kerja keras
.kreatif, mandiri , demokratis , rasa ingin tahu , semangat keabnagsaan , cinta tanah air ,
menghargai prestasi, bersahabat , cinta damai, gemar membaca peduli lingkungan , peduli
sosial , tanggung jawab .itulah nilai nilai Dallam pendidikan karakter menurut kenediknas
.dari 18 karakter tersebut bisa di terapkan dalam dunia pendidikan diindonesia pada kurikulum
2013.

2. Kajian teori kurikulum merdeka


Kurikulum merdeka merupakan kurikulum yang baru ada di Indonesia ,dimana
kurikulum ini memuat kelas I dan kelas IV , pada sekolah dasar dimana kurikulum
membahas tentang capaian belajar siswa dalam pembelajaran yang mendepankan
pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agarpeserta
didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.

8
Menurut Marisa (2021), Nadiem Makarim terdorong untuk melakukan inovasi
dalam menciptakan suasana belajar yang bahagia tanpa membebani pendidik ataupun
peserta didik dengan harus memiliki ketercapaian tinggi berupa skor atau kriteria
ketuntasan minimal. Oleh karena itu, terkait kebijakan baru hal ini dipaparkan olehNadiem
Makarim kepada para kepala dinas pendidikan provinsi, kabupaten/kota se-Indonesia di
Jakarta, 11 Desember 2019. Dengan demikian, Nadiem memaparkan empat pokok
kebijakan baru Kemendikbud RI, yakni:
1) Ujian Nasional (UN) yang akan ditiadakan dan diganti dengan Assesment
KompetensiMinimum serta Survei Karakter. Dalam hal ini bahwa kemampuan menalar
dalam literasidan numerik yang didasari dengan praktik terbaik tes PISA. Hal ini tentu
berbeda denganUN yang dijadwalkan akan terlaksana pada akhir jenjang pendidikan.
Namun, Assesment dilaksanakan di tingkat kelas IV, VIII, dan XI. Dari sistem penilaian
yang telah dilakukaninovasi ini, tentu memiliki harapan bahwa pada hasilnya dapat
memberi masukan bagisekolah dalam memperbaiki proses pembelajaran sebelum
peserta didik menyelesaikan pendidikannya.
2) Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) terkait kebijakan ini bahwa
USBNdiserahkan seutuhnya pada sekolah masing-masing. Menurut Kemendikbud,
sekolah diberikan keleluasan dalam menentukan penilaian, baik itu melalui proses
portofolio, karya tulis serta bentuk penugasan lainnya.
3) Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Nadiem Makarim
mengatakan, RPP cukup dibuat dalam satu halaman tanpa harus ratusan halaman. Tidak
hanya itu, penyederhanaan administrasi diharapkan para pendidikan mampu mengalihkan
kegiatan belajar dengan capaian meningkatkan kompetensi.
4) Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), yakni terkait kebijakan PPDB lebih
ditekankan dengan penerapan sistem zonasi, namun tidak termasuk wilayah 3T. Dengan
demikian, bahwa peserta didik yang memalui jalur afirmasi dan prestasi lebih memiliki
kesempatan yang banyak dari sistem PPDB. Pemerintah daerah diberikan kewenangan
secara teknis dalam menentukan daerah zonasi.

9
Kurikulum merdeka memuat beberapa pembaruan dibandingkan kurikulum
sebelumnya seperti adanya capaian pembelajaran berdasarkan fase, proses pembelajaran
yang terdiri dari kegiatan intrakurikuler dan pembelajaran projek yang dikaitkan dengan
Profil Pelajar Pancasila dan perubahan bentuk penilaian yang lebih difokuskan ke asesmen
yang bersifat formatif Berbagai perubahan yang ada dalam kurikulum merdeka tersebut
dan kaitannya dengan kompetensi pedagogik guru dapat dilihat melalui penjelasan berikut.
Guru membutuhkan strategi yang tepat untuk menjawab perubahan-perubahan ini.
Sebisa mungkin tidak boleh terjadi kesenjangan antara konteks masa kini dan cara
mengajar guru (Fuaddudin, 2020)Dengan adanya kurikulum merdek aini guru harus
menghadapi membawa berbagai pembaruan dibandingkan kurikulu.m 2013 tentunya
membutuhkan persiapan bagi guru agar dapat menyukseskan implementasi kurikulum
tersebut. Salah satu bentuk persiapan tersebut adalah dengan menyarankan guru untuk
mengikuti pelatihan secara mandiri pada platform merdeka mengajar yang telah disediakan
oleh Kemendikbudristek. Capaian pembelajaran dalam kurikulum merdeka merupakan
bentuk pembaharuan dari Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat
dalam kurikulum sebelumnya, dimana capaian pembelajaran diukur berdasarkan fase
perkembangan peserta didik sedangkan KIKD diukur per tahun sesuai tingkatan kelas
peserta didik.

3. Kajian teori kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menilai dengan memuat KD dan KI di


sekolah dasar melalui buku guru dan buku pegangan siswa sekolah dasar
,pembaruan kurikulum tingkat satuan pendiidikan atau disebut juga( KTSP)
disempurnakan melalui kurikulum 2013 dengan beberapa aspek yang dijadikan pokok
pengkajian meliputi aspek aspek kognitif , aspek keterampilan serta aspek perilaku dan
sikap.kurikulum 2013 ini terkandung beberapa mata pelajaran diantaranya yakni
pendidikan pancasila , dan kewarganegaraan , ilmu pengetahuan sosial ( IPS) dan bahasa
Indonesia(Fernandes,2019).Di sisi lain, mata pelajaran Matematika mendapat
pengembangan materi. Kurikulum 2013 akandisempurnakan kembali dengan terobosan
baru yang luncuran oleh Kemenristekdikti

10
Menurut Sholeh Hidayat (2013: 113), ”orientasi Kurikulum 2013 adalah terjadinya
peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill),
dan pengetahuan (knowledge).” Hal ini, juga sejalan dengan amanat UU No. 20 tahun
2003 sebagaimana tersurat dalam penjelasan pasal 35: ”kompetensi lulusan merupakan
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan
sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.”.

Penilaian dalam Kurikulum 2013 dipandang memiliki kerumitan yang lebih


dibandingkan dengan sistem penilaian pada kurikulum sebelumnya. Walaupun pemerintah
telah mempersiapkan guru melalui berbagai pelatihan, namun masih banyak keluhan yang
muncul di lapangan berkaitan dengan penilaian. Allen & Friedman (2010) menyatakan
bahwa yang paling kompleks dalam pembelajaran adalah integrasipebelajaran berbagai
domain yaitu kognitif, perilaku, dan perasaan. Menurut Retnawati 92015, pp. 398–400)
salah satu aspek yang menjadi hambatan implementasi kurikulum 2013 adalah sistem
penilaian yang rumit dan perlu waktu yang lama untuk menyusun laporanya. Teknik
penialain capaian pengetahuan dan keterampilan relatif tidak menjadi kendala. Hal yang
benar-benar baru adalah penilaian sikap, dimana penilaian tersebutlah yang mayoritas
dikeluhkan oleh guru karena dianggap menyulitkan. Retnawati (2015, p. 400) menyatakan
bahwa salah satu hambatan terbesar dalam penilaian adalah penilaian sikap. Wawasan
guru dalam memilih metode yang tepat dan mengembangkan instrumen penilaian tersebut
masih kurang.

Mengingat pentingnya keterlaksanaan penilaian yang baik dalam mendukung


keterlaksanaan kurikulum maka perlu ada kajian mengenai bagaimana implementasi
penilaian pada Kurikulum 2013 di lapangan. Secara spesifik tujuan penelitian ini adalah
untuk: (1) mendapatkan fakta dan gambaran di lapangan implementasi penilaian pada
Kurikulum 2013; (2) mengidentifikasi kendala (hambatan) dan faktor keberhasilan
pelaksanaan penilaian pada Kurikulum 2013; (3) memberikan rekomendasi kepada
Pemerintah dalam mengambil kebijakan pelaksanaan penilaian pada Kurikulum 2013 di
satuan pendidikan.

11
B. Penelitian Yang Relevan
Dengan penelitian sebelumnya dengan hasil yang trelevan dengan sistematis tentang
penelitian yang terdahulu yang sebelumnya pernah di teliti orang, menurut peneliti ada
beberapa beberapa penelitian yang membahas penelitian tentang penelitian yang saya telit
tentang Analisis Muatan Nilai Karakter Buku Kurikulum Merdeka Ditinjau Dari Buku
Kurikulum 2013 Di SD:

1. Dari penelitian yang pernah dilakukan oleh omeri (2015) yang berjudul “Pentingnya
Pendidikan Karakter Pada Dunia Pendidikan ” dimana terbulti bahwa penddidikan
merupakan penilaian dari kehidupan seseorang yang ada didunia ini, diman pendidikan
nilai karakter masih membahas tentang karakter seseorang yang ada didunia melalui
karakter ini orang bisa menilainya melalui keluarga , sekolah , dan masyarakat sekitar
.

2. Atikah Mumpuni dan Muhsinatun Siasah Masruri (2016) yang berjudul “Muatan Nilai-
Nilai Karakter Pada Buku Teks Kurikulum 2013 Pegangan Guru Dan Pegangan Siswa
Kelas Ii,”dimana penlitian terbukti bahwa.. Frekuensi kemunculan nilai-nilai karakter
tersebut tergantung dari fokus pengembangan karakter dan tema yang disajikan
3. Syahrul Hamdi1 , Cepi Triatna2 , Nurdin3 dalam susunan artikel jurnal tahun 2022 yang
berjudul “ Kurikulum Merdeka Dalam Perspektif Pedagogik “dalam penelitian terbukti
bahwa Pembuatan dan penerapan kurikulum merdeka merupakan upaya pemerintah
dalam upaya pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Pembaruan
kurikulum ini mengharuskan guru untuk mengembangkan kompetensi pedagogik
mereka agar dapat menerapkan kurikulum merdeka secara optimal.
4. Dewa Ayu Made Manu Okta Priantini¹, Ni Ketut Suarni², I Ketut Suar Adnyana³ (2022)

,telah melakukan penelitian tentang kurikulum merdeka yang berjudul “Analisis


Kurikulum Merdeka Dan Platform merdeka belajar untuk mewujudkan pendidikan
yang Berkualitas” dalam penelitian telah terbuklti bahwa bahwa Kurikulum Merdeka
dikembangkan untuk meningkatkan kualitas Pendidikan Indonesia.Kurikulum
merdeka dapat disesuaikan dengan keperluan dan karakteristik peserta didik yang dapat
memudahkan peserta didik untuk belajar tanpa harusmerasa terbebani dengan kegiatan
pembelajaran.

12
5. Lukmanul Hakim, Jurnal Ilmiah Didaktika Vol. 17, No. 2, Februari 2017 penelitian
tentang “Analisis Perbedaan Antara Kurikulum Ktsp Dan Kurikulum 2013” dari
penelitian tersebut telah terbukti bahwa kurikulum 2013 lebih menekankan pada
integrated curriculum. Pendekatan ini mirip dengan Pendekatan utama untuk belajar
dengan pendekatan kognitif diaman asiswa melalui pendekatan dan pengembangan
keterampilan anak , kontrol pikiran , serta proses dan teknik dalam kognitif anak .
6. Yogi kuncoro adi profesi pendidikan dasar, vol. 4, no. 1, juli 2017 dalam penelitian yang
judul “Analisis Muatan Pendidikan Karakter Dalam Buku Teks Kurikulum 2013 Kelas
III Sd Semester 1” berdasarkan temuan dalam penelitian ini, kurang lengkapnya
indikator dalam setiap aspek nilai karakter membuat penanaman setiap nilai menjadi
kurang utuh. Akan tetapi, di sisi lain pengembangan suatu nilai karakter harus
berpondasikan nilai karakter tertentu

13
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan kualitatif,desainnya bersifat umum, dan berubah-ubah atau berkembang
sesuai dengan situasi di lapangan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Sugiyono (2011, hlm. 12) bahwa “metode
ini disebut juga dengan metode interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi
terhadap data yang ditemukan di lapangan”. Selanjutnya Putra dan Lisnawati (2012, hlm. 28) menyebutkan
“desain penelitian kualitatif biasanya bersifat global, tidak terperinci, tidak pasti dan sangat fleksibel”. Dengan
demikian desain hanya digunakan sebagai asumsi untuk melakukan penelitian, oleh karena itu desain pada
penelitian kualitatif bersifat fleksibel dan terbuka.
Arikunto (2010, hlm. 203) menerangkan bahwa metode penelitian adalah “cara yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data penelitiannya”, sedangkan Alwasilah (2009, hlm. 149) mengungkapkan bahwa,
“metode penelitian merupakan alat atau cara untuk menjawab pertanyaan penelitian”. Dengan demikian metode
penelitian merupakan cara atau alat yang digunakan oleh peneliti untuk menjawab serangkaian pertanyaan yang
dirumuskan dalam rumusan masalah.
1. Metode Deskriptif
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif serta mengumpulkan data-data yang berkaitan
dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara. Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian deskriptif, karena
pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif. Arikunto (2010, hlm. 151)menjelaskan, studi
deskriptif yaitu “mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai faktor-faktor yang merupakan pendukung
terhadap penelitian”. Kemudian Sukardi (2004, hlm. 14) menambahkan, dalam peneltian ini peneliti melakukan
eksplorasi, menggambarkan, dengan tujuan untuk dapat menerangkan dan memprediksi terhadap suatu gejala
yang berlaku atas dasar data yang diperoleh di lapangan. Kemudian Moleong (2000, hlm. 6) menyebutkan,
laporan dari deskriptif akan berupa kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran penyajian pada laporan
tersebut.
2. Studi Literatur
Selanjutnya teknik penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi adalah studi literatur, yaitu dengan cara
meneliti dan memahami buku-buku, dokumen atau sumber tertulis lainnya yang relevan dan mendukung
pemikiran Ki Hajar Dewantara. Guba dan Lincoln (dalam Alwasilah, 2009 hlm. 155) membedakan antara
dokumen dan record sebagai berikut:
Selain dari itu peneliti juga mengumpulkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pemikiran-pemikiran Ki
Hajar Dewantara. Arikunto (2010, hlm. 201) menjelaskan dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya
barang-barang tertulis. Kemudian Sukardi (2004, hlm. 34) menjelaskan mengenai macam-macam dokumen

14
atau sumber literatur diantaranya adalah, jurnal, laporan hasil penelitian, majalah ilmiah, surat kabar, buku yang
relevan, hasil-hasil seminar, artikel ilmiah yang belum dipublikasi, narasumber, suart-surat keputusan dan
sebagainya.3. Library Research
Adapun jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah library research atau penelitian kepustakaan. Subagyo
(1999, hlm. 109), menjelaskan yang dimaksud penelitian kepustakaan sebagai berikut:
Penelitian yang menjadikan data-data kepustakaan sebagai teori untuk dikaji dan ditelaah dalam memperoleh
hipotesa atau konsepsi untuk mendapatkan hasil yang objektif. Dengan jenis ini informasi dapat diambil secara
lengkap untuk menentukan tindakan ilmiah dalam penelitian sebagai instrumen penelitian memenuhi standar
penunjang penelitian.
Pendapat di atas sejalan dengan pendapat Mardalis (1999, hlm. 28) yang menyatakan bahwa, “Penelitian
kepustakaan bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam material
yang terdapat diruangan perpustakaan, seperti buku-buku, majalah, dokumen, catatan dan kisah-kisah sejarah
dan lain-lain”. Arikunto (2010, hlm. 16) menambahkan, “hasil dari penelitian ini akan menghasilkan
kesimpulan tentang gaya bahasa buku, kecenderungan isi buku, tata tulis, layout, ilustrasi dan sebagainya”.
Dengan demikian, dalam penyusunan skripsi ini penulis menentukan topik yang akan dibahas yang kemudian
dilanjutkan dengan mencari data-data baik itu yang relevan ataupun mendukung terhadap topik yang dibahas.
Setelah mendapatkan data, penulis melakukan interpretasi atau penafsiran terhadap sumber data untuk
memperoleh fakta tentang kajian yang akan dibahas. Setelah terkumpul maka data disusun secara sistematis
dan terstruktur.

B. Sumber Data
Data dalam penelitian ini adalah berupa tekstual atau konsep-konsep. Karena dalam penelitian ini Sebagaimana
telah disebutkan di atas termasuk kedalam jenis studi literatur. Dengan demikian aspek-aspek yang peneliti
analisis melingkupi definisi, konsep, pandangan, pemikiran dan argumentasi yang terdapat dalam literatur yang
relevan dengan pembahasan.
Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan studi kepustakaan. Sarwono (2006, hlm. 49) menjelaskan
beberapa sumber kepustakaan yang dapat digunakan oleh peneliti di antaranya “abstrak hasil penelitian, indeks,
review, jurnal, buku referensi”, sedangkan data adalah keterangan mengenai variabel pada sejumlah objek
(Purwanto, 2007, hlm. 192).Adapun untuk data-data yang disiapkan dalam penelitian ini adalah yang bersumber
dari literatur atau menggunakan cara library research dengan tujuan untuk mengumpulkan data informasi
dengan bantuan bermacam-macam material yang terdapat di ruang perpustakaan. Penelitian studi kepustakaan
ini dilaksanakan di perpustakaan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Sukardi (2004, hlm. 35) perpustakaan
merupakan tempat yang ideal, karena di perpustakaan penelitian akan mudah mengakses bermacam-macam
sumber yang relevan.
1. Sumber data primer
15
Dalam proses penelitian, peneliti menggunakan sumber primer. Sugiyono
(2011, hlm. 308) menjelaskan sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Sumber data primer pada penelitian ini merupakan data yang memuat tentang konsep Guru
dalam pandangan Ki Hajar Dewantara yaitu Artikel yang ditulis Ki Hajar Dewantara dan kemudian
dikumpulkan oleh pihak Majelis Luhur Taman Siswa dalam sebuah buku yang berjudul Karya Ki Hajar
Dewantara bagian pendidikan dan Karya Ki Hajar Dewantara bagian kebudayaan.
2. Sumber data sekunder
Selanjutnya peneliti juga menggunakan beberapa sumber sekunder. Sugiyono (2011, hlm. 308) menerangkan
sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul, bisa lewat orang
lain atau dokumen yang ditulis oleh orang lain. dalam penelitian ini sumber sekunder merupakan buku-buku
penunjang yang berhubungan dengan persoalan yang dibahas. Data sekunder ini berfungsi sebagai pelengkap
data primer yang digunakan dalam penelitian ini. Sumber data sekunder yang digunakan peneliti, yaitu:
a. 100 Tahun Ki Hajar Dewantara Karya Bambang Soekowati Dewantara
b. Ki Hajar Dewantara Ayahku Karya Bambang Soekowati Dewantara

C. Teknik Pengumpulan Data


“Penelitian kualitatif pada dasarnya merupakan suatu proses penyelidikan yang mirip dengan pekerjaan
detektif. Dari sebuah penyelidikan yang mirip akan dihimpun data-data utama dan sekaligus tambahannya”
(Afifuddin dan Sabeni, 2009, hlm. 129). Dalam teknik pengumpulan data Sugiyono (2011, hlm. 308)
menjelaskan bahwa “teknik pengumpulan dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai
cara”.
Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian studi kepustakaan. Oleh karena itu peneliti melakukan proses
pengumpulan data berupa dokumen atau buku-buku, peneliti mengumpulkan beberapa karya Ki Hajar
Dewantara dari Taman Siswa dan mengumpulkan beberapa buku penunjang dari berbagai tempat, yaitu
perpustakaan UPI, Bapusipda Jabar, serta toko-toko buku, sedangkan setting tempat teknik pengumpulan data
yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan, yaitu dengan cara mencari data yang
berkaitan dengan pembahasan. Data-data sebagai penjabaran dari pertanyaan-pertanyaan penelitian yang
ditujukan pada Buku Karya Ki Hajar Dewantara. .
G. Metode Analisis Data
Setelah melakukan proses pengumpulan data maka peneliti melakukan tahapan selanjutnya yaitu analisis data.
Dikarenakan banyaknya data yang terkumpul di lapangan peneliti mengambil beberapa tahapan dalam
menganalisis sebagai berikut,
1. Reduksi Data
Tahapan pertama peneliti menggunakan cara melalui reduksi data. Moleong (2000, hlm. 103) menjelaskan
16
bahwa analisis data dengan cara mereduksi data merupakan proses mengorganisasikan data. proses mengatur
urutan data, kemudian Afifuddin dan Sabeni (2009, hlm. 145) menjelaskan data diorganisasikan ke dalam
satuan pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Proses kategorisasi ini melalui pengkodean data atau coding.
Tekhnik coding atau pengkodean data dimaksudkan untuk mempermudah peneliti dalam menganalisis hasil
temuan. Adapun pengkodean yang digunakan oleh peneliti untuk kategorisasi sub bab adalah TG= Tugas Guru,
KKG= Kompetensi Kepribadian Guru, KSG= Kompetensi Sosial Guru, KPED= Kompetensi Pedagogik,
KPROF= Kompetens Profesional dan GG= Gaji Guru.
2. Display Data
Setelah melakukan reduksi data, maka langkah selanjutnya yang peneliti
lakukan adalah menampilkan data atau display data. Dengan menampilkan data,
maka akan mempermudah peneliti dalam memahami hasil penelitian. 3. Content Analysis
Adapun metode analisis data peneliti menggunakan analisis isi (content analysis). Afifuddin dan Sabeni (2009,
hlm. 145) menjelaskan analisis isi (content analysis) adalah “penelitian yang bersifat pembahasan mendalam
terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa”. Metode analisis isi dalam penelitian ini
digunakan untuk mengungkap konsep dari sebuah buku Karya Ki Hajar Dewantara. Afifuddin dan Sabeni
(2009, hlm. 166) menjelaskan berkenaan dengan analisis isi, bahwa analisis isi dapat diberlakukan pada semua
penelitian sosial. Analisis isi dapat dipergunakan jika memiliki syarat berikut.
a. Data yang tersedia sebagian besar terdiri dari bahan-bahan yang terdokumentasi (buku, surat kabar, pita
rekaman, naskah/manuscript)
b. Ada keterangan pelengkap atau kerangka teori tertentu yang menerangkan metode pendekatan terhadap data
tersebut.
c. Peneliti memiliki kemampuan teknis untuk mengolah bahan-bahan atau data- data yang dikumpulkannya
karena sebagian dokumentasi tersebut bersifat sangat khas atau spesifik.
Dengan demikian peneliti dalam metode ini menganalisa berdasarkan kajian
tekstual yang ada dalam literatur tentang konsep guru dalam pandangan Ki Hajar Dewantara. Setelah
mendapatkan hasil analisis langkah terakhir adalah penarikan kesimpulan.

D. Instrumen Penelitian
Moleong (2000, hlm. 4) menyebutkan bahwa, dalam penelitian kualitatif manusia atau peneliti sebagai alat atau
instrumen. Kemudian Sugiyono (2011, hlm. 13) menjelaskan, sebagai alat instrumen, “peneliti harus memiliki
bekal teori dan wawasan yang luas sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan mengkontruksi
situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna”. Dengan kata lain peneliti menjadi instrumen
utama penelitian. Maka dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai perencana, pelaksana pengumpul data
yang kemudian menginterpretasi data yang telah terkumpul.
Dalam melakukan penelitian, peneliti mengumpulkan data sebanyak-banyaknya agar hasil penelitian akurat.
17
Selain dari itu peneliti mulai membaca serta memahami beberapa karya Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan
sejak diterimanya buku Ki Hajar Dewantara dari pihak yayasan Taman Siswa tepatnya pada bulan Oktober
2013 disertai dengan membaca buku-buku lain yang berkaitan diantaranya 30 Tahun Taman Siswa yang
merupakan kumpulan pendapat tentang Pemikiran Ki Hajar Dewantara dan Taman Siswa.

18
DAFTAR
PUSTAKA

Albertus, D. K. (2012). Pendidikan Karakter Utuh dan Menyeluruh. Yogyakarta: Kanisius.

Ananda, A.P & Hudaidah. 2021. Perkembangan Kurikulum Pendidikan Indonesia


DariMasa Ke Masa. SINDANG: Jurnal Pendidikan Sejarah Dan Kajian Sejarah, Vol3
Apriani, A., & Wangid, M.N.2015. Penga-ruh SSP Tematik-Integratif terhadap Karakter
Disiplin dan Tanggung Ja-wab Siswa Kelas III SD. Jurnal Prima Edukasia, Vol.
3(1),hlm.12-25. Re-trieved fromhttp://journal.uny.ac.-id/index.php/jpe/article/view/461
Hidayatulloh, F. 2010. Pendidikan Karater, Membangun Peradaban bangsa.Sura-karta:
YumaPustaka.
Fujiawati, Fuja Siti. 2016. Pemahaman Konsep Kurikulum dan Pembelajaran Dengan Peta
Konsep Bagi Mahasiswa. Pendidikan Seni. Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni. Vol. 1.
Hal. 19-20.

Qodriyah, S.&Wangid, M.2015.“Pengem-bangan SSP Tematik Integratif untuk


Membangun Karakter Kejujuran dan Kepedulian Siswa SD Kelas II”.Jurnal Prima
Edukasia, Vol. 3, No.2, hlm. 177 -189

Hadiansyah, R.R., dkk. 2020. Dinamika Perubahan Kurikulum Di


Indonesia.
SeminarNasional-
JurusanAdministrasiPendidikanFakultasIlmuPendidikanUniversitas Negeri
Malang Arah Manajemen Pada Masa Dan Pasca PandemiCovid-19

Ritonga, M. 2018. Politik Dan Dinamika Kebijakan Perubahan Kurikulum


PendidikanDiIndonesiaHinggaMasa Reformasi.Bina Gogik, Vol5 (2).

Fernandes,R.2019.RelevansiKurikulum2013denganKebutuhanPesertaDidikdiEraRevolusi
4.0. Jurnal Socius: Journal of sociology research and education, vol 6(2)
Angga, Suryana, C., Nurwahidah, I., Hernawan, A. H., & Prihantini. (2021). Komparasi
Implementasi Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar. Jurnal
Basicedu, 5(4), 2541–2549. https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i4.1230

Vhalery, R., Setyastanto, A. M., & Leksono, A. W. (2022). Kurikulum Merdeka


Belajar Kampus Merdeka: Sebuah Kajian Literatur. Research and Development
Journal ofEducation, 8(1), 185. https://doi.org/10.30998/rdje.v8i1.11718

19

Anda mungkin juga menyukai