Anda di halaman 1dari 34

STUDI KOMPARASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PAI

DALAM KURIKULUM 2013 DAN KURIKULUM MERDEKA


DI SMP NU 01 PENAWAJA KAB. TEGAL

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

yang dinamis dan syarat perkembangan. Oleh karena itu perubahan atau

perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan

dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti kebaikan

pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai

antisipasi kepentingan masa depan dengan tuntutan masyarakat modern.

Salah satu ciri dari masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya

perubahan yang lebih baik (improvement oriented). Hal ini tentu saja

menyangkut berbagai bidang, tidak terkecuali bidang pendidikan. Komponen

yang melekat pada pendidikan diantaranya adalah kurikulum, guru, dan

siswa.1 Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan

pendidikan sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran

pada semua jenis dan jenjang pendidikan. Kurikulum harus sesuai dengan

falsafah dan dasar negara, yaitu Pancasila dan UUD 1945 yang

menggambarkan pandangan hidup suatu bangsa.2 Setiap kurikulum

mencerminkan upaya untuk menyesuaikan pendidikan dengan tuntutan zaman

dan kebutuhan nasional. Dari Kurikulum 2013 yang menekankan karakter,

1
Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013,
(Jakarta : PT. Prestasi Pustakaraya, 2013), Hlm. 1.

2
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2011), Hlm. 1.

1
2

pengetahuan, dan keterampilan hingga Kurikulum Merdeka Belajar

(KMB) yang memberikan kebebasan lebih besar kepada sekolah.

Kurikulum 2013 merupakan Kurikulum yang dikeluarkan oleh

Departemen Pendidikan Nasional serta Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan (Kemendikbud) sebagai pengembangan dari Kurikulum yang

telah ada sebelumnya. Kurikulum ini bertujuan untuk meningkatkan mutu

proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan budi pekerti

dan akhlak mulia peserta didik yang utuh, terpadu dan seimbang, sesuai

dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan. 3 Dalam

Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam menjadikan peserta didik

menguasai empat kompetensi inti yang sesuai dengan Pendidikan Agama

Islam. Pendidikan agama itu sendiri akan selalu dinilai dalam setiap

pembelajaran, baik pembelajaran langsung maupun tidak langsung dalam

semua mata pelajaran. Pendidikan agama tersebut terdapat Kompetensi Inti I

sikap spiritual yaitu menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang

dianutnya.

Pembelajaran PAI dan budi pekerti dalam Kurikulum Merdeka

ditujukan untuk memberikan bimbingan kepada peserta didik, agar mantap

spiritual, berakhlak mulia, selalu menjadikan kasih sayang dan sikap toleran

sebagai landasan dalam hidupnya; membentuk peserta didik agar menjadi

pribadi yang berakhlak mulia, akidah yang benar, syariat, dan perkembangan

sejarah peradaban Islam, serta menerapkannya dalam kehidupan seharihari;

3
M.Fadilah, Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI/MTs&SMA/MA,
(Yogyakarta: Arruz Media, 2014), Hlm. 16.
3

serta membimbing peserta didik agar mampu menerapkan prinsip-prinsip

Islam dalam berfikir sehingga benar, tepat, dan arif dalam menyimpulkan

sesuatu dan mengambil keputusan. Selain itu, juga mengonstruksi kemampuan

nalar kritis peserta didik dalam menganalisa perbedaan pendapat, sehingga

berperilaku moderat dan terhindar dari radikalisme ataupun liberalisme;

membimbing peserta didik agar menyayangi lingkungan alam sekitarnya dan

menumbuhkan rasa tanggung jawab sebagai khalifah Allah SWT di bumi;

serta membentuk peserta didik yang menjunjung tinggi nilai persatuan,

sehingga dapat menguatkan persaudaraan kemanusiaan, persaudaraan

seagama, dan juga persaudaraan sebangsa serta senegara dengan segenap

kebinekaan agama, suku, dan budayanya.

Pada pemaparan diatas sedikit dijelaskan mengenai gambaran proses

kurikulum 2013 dan merdeka. Pada penelitian kali ini peneliti akan lebih

memfokuskan pada komparasi pembelajaran PAI dari masing-masing

kurikulum. Berdasarkan observasi awal dan wawancara dengan guru

pendidikan agama Islam dan budi pekerti di SMP NU 01 Penawaja Kab. Tegal

bahwa penggunaan kurikulum merdeka sudah diterapkan, mulai dari ajaran

baru 2022/2023. Tetapi baru kelas VII dan VIII yang menggunakan kurikulum

merdeka tersebut, karena kelas IX masih proses mengubah kurikulum, dari

kurikulum 2013 ke kurikulum merdeka.4 Oleh karena itu, peneliti tertarik

untuk mengetahui lebih luas tentang komparasi pembelajaran PAI dalam

kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka yang sedang di implementasikan


4
Hasil Observasi dan wawancara dengan Bapak Anam sebagai guru PAI dan Budi
Pekerti kelas IX dan Ibu Lili sebagai guru PAI dan Budi Pekerti kelas VIII pada hari Sabtu, 04
November 2023.
4

pada SMP NU 01 Penawaja Kab. Tegal ini, sehingga peneliti menentukan

judul “Studi Komparasi Implementasi Pembelajaran PAI dalam Kurikulum

2013 dan Kurikulum Merdeka di SMP NU 01 Penawaja Kab. Tegal.”

B. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang yang sudah ditulis, maka peneliti hendak

mengkaji dengan mengangkat pokok rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi pembelajaran PAI dalam Kurikulum 2013 di

SMP NU Penawaja Kabupaten Tegal?

2. Bagaimana implementasi pembelajaran PAI dalam Kurikulum Merdeka di

SMP NU Penawaja Kabupaten Tegal?

3. Apa perbedaan dan persamaan implementasi pembelajaran PAI dalam

Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka di SMP NU Penawaja

Kabupaten Tegal?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan muatan latar belakang dan rumusan masalah yang sudah

peneliti lakukan bertujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui implementasi pembelajaran PAI dalam Kurikulum

2013 di SMP NU Penawaja Kabupaten Tegal.

2. Untuk mengetahui implementasi pembelajaran PAI dalam Kurikulum

Merdeka di SMP NU Penawaja Kabupaten Tegal.

3. Untuk mengetahui perbedaan dan persamaan implementasi pembelajaran

PAI dalam Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka di SMP NU

Penawaja Kabupaten Tegal.


5

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan peneliti dalam penelitian

ini adalah sebagi berikut:

1. Secara teoritis

a. Kontribusi terhadap Ilmu Pendidikan

Penelitian ini memberikan kontribusi dalam pemahaman

konsep pembelajaran Pendidikan Agama Islam di lingkup sekolah

menengah pertama, memperkaya literatur ilmu pendidikan, dan

mendukung pengembangan teori-teori pendidikan.

b. Penyempurnaan Kurikulum

Hasil penelitian dapat menjadi dasar untuk menyempurnakan

kurikulum PAI, baik dalam Kurikulum 2013 maupun Kurikulum

Merdeka, dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan

masing-masing.

2. Secara praktis

a. Guru PAI

Penelitian ini memberikan wawasan yang berguna bagi guru

Pendidikan Agama Islam dalam merancang pembelajaran sesuai

dengan tuntutan kurikulum terkini, mendukung pengembangan

profesionalisme mereka.

b. Peserta Didik

Hasil penelitian dapat menjadi panduan bagi pengembangan

pendidikan agama Islam yang lebih efektif, membantu peserta didik


6

dalam meningkatkan pemahaman agama dan karakter mereka sesuai

dengan perkembangan kurikulum.

E. Tinjauan Pustaka
Penelitian mendalam ini bukanlah sebuah hal yang asing dan baru

bahkan penerapannya sudah ada, namun pada masa sebelumnya sudah ada

yang melakukan kajian secara teoritisnya dikatakan sama sebagai berikut :

1. Skripsi yang ditulis oleh Ajeng Rosalinda, mahasiswa UIN Sunan Kalijaga

Yogyakara dengan judul “Studi Komparasi Konsep Pembelajaran PAI

dalam Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013” tahun 2015. Yang berisi

tentang komparasi konsep pembelajaran pada kurikulum 2006 dan

kurikulum 2013 untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, terdapat

pada standar proses kurikulum tersebut. Dalam kurikulum 2006 (KTSP)

yang dimaksud dengan standar proses meliputi perencanaan proses

pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil

pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran. Sedangkan dalam

kurikulum 2013, standar prosesnya lebih bisa aktif, kreatif, dan

menyenangkan.5 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan

peneliti lakukan adalah terletak pada kurikulumnya. Penelitian tersebut

memfokuskan pada KTSP dan kurikulum 2013, sedangkan yang akan

peneliti lakukan pada kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka. Sedangkan

persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan

adalah terletak pada komparasi pembelajaran PAI.

5
Ajeng Rosalinda, “Studi Komparasi Konsep Pembelajaran PAI dalam Kurikulum 2006
dan Kurikulum 2013”, (Yogyakarta: UIN Suka, 2015), Hlm. Vii.
7

2. Penelitian Jurnal yang di tulis oleh Angga, Cucu Suryana dkk, dengan

judul “Komparasi implementasi kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka

disekolah dasar” (Jurnal Basicedu, volume 6, No. 4. Tahun 2022). Jurnal

tersebut berisi tentang perbandingan kurikulum 2013 dan kurikulum

merdeka dalam pengimplementasian disekolah dasar dan analisis

kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam menerapkan kurikulum 2013 dan

kurikulum merdeka.6 Perbedaan jurnal tersebut dengan penelitian yang

peneliti lakukan adalah penelitian jurnal tersebut tentang komparasi

kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka dilihat dari perspektif

pengimplementasian disekolah dasar dengan penelitian kualitatif.

Sedangkan, yang peneliti lakukan komparasi kurikulum 2013 dan

kurikulum merdeka lebih berfokus kedalam pengimplementasian

pembelajaran PAI pada tingkat SMP. Persamaan jurnal tersebut dengan

penelitian yang akan peneliti lakukan adalah komparasi kurikulum 2013

dan kurikulum merdeka.

3. Penelitian Jurnal yang ditulis oleh saudari Aini Qolbiyah, dengan judul

“Implementasi Kurikulum Merdeka dalam Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam” ( Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan Indonesia, Volume 1,

No. 1. Tahun 2022). Jurnal tersebut berisi tentang inovasi-inovasi yang

menunjang dalam penerapan kurikulum merdeka di SMK Negeri Pekan

baru. metode pembaharuan (inovasi) yang digunakan dalam pembelajaran

pendidikan agama Islam dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

6
Angga, Cucu Suryana dkk, “Komparasi implementasi kurikulum 2013 dan kurikulum
merdeka disekolah dasar”, (Jurnal Basicedu, volume 6, No. 4. 2022), Hlm. 5877.
8

metode atau strategi Contextual Teaching and Learning (CTL). Bahan

ajarnya juga harus inovatif dan disiapkan oleh guru Pendidikan Agama

Islam sendiri. Dalam proses pembelajaran, guru menggunakan PowerPoint

dan Video.7 Perbedaan jurnal tersebut dengan penelitian yang peneliti

lakukan adalah jurnal tersebut memfokuskan kepada inovasi yang

digunakan untuk menunjang penerapan kurikulum merdeka disekolah,

sedangan penelitian yang peneliti lakukan memfokuskan pada konsep

pembelajarannya. Persamaan jurnal tersebut dengan penelitian yang akan

peneliti lakukan adalah implementasi kurikulum merdeka dalam

pembelajaran PAI.

F. Kerangka Teori
1. Implementasi Kurikulum 2013 PAI

a. Pengertian Kurikulum 2013 PAI

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang diterapkan pada

tahun pelajaran 2013/2014. Kurikulum ini merupakan pengembangan dari

kurikulum yang telah ada sebelumnya, baik Kurikulum Berbasis

Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 maupun Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan pada tahun 2006.8

Kurikulum 2013 mengisyaratkan bahwa kegiatan pembelajaran

merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan

yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan, dan


7
Aini Qolbiyah, “Implementasi Kurikulum Merdeka dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam”, (Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan Indonesia, Volume 1, No. 1. 2022), Hlm. 44.
8
M.Fadlillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS, &
SMA/MA, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), Hlm. 16.
9

keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk

bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup

umat manusia. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran diarahkan untuk

memberdayakan semua potensi peserta didik menjadi kompetensi yang

diharapkan.9

Secara sederhana Kurikulum 2013 diarahkan untuk

mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan

minat siswa agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran,

ketepatan, dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab. 10 Kurikulum

2013 adalah sebuah kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan

dan menyeimbangkan kemampuan soft skills dan hard skills yang berupa

sikap, keterampilan, dan pengetahuan.11

Sedangkan Pendidikan Agama Islam menurut Zakiah Darajat

adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu

berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah

selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan

mengamalkan ajaran ajaran agama Islam yang telah diyakini secara

menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam yang telah diyakininya

secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran Islam itu sebagai suatu

9
Asis Saefuddin dan Ika Berdiati, Pembelajaran Efektif, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2016), Hlm. 8-9.
10
Tuti Iriani dan M.Aghpin Ramadhan, Perencanaan Pembelajaran Untuk Kejuruan,
(Jakarta: Prenada Media Group, 2019), Hlm. 26.
11
M. Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS, &
SMA/MA…, Hlm.16.
10

pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan dunia dan di

akhirat kelak.12

Pendidikan Agama Islam dalam Undang-Undang Republik

Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS yaitu usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.13

Berdasrkan uraian sebelumnya kurikulum 2013 Pendidikan

Agama Islam adalah sebuah kurikulum yang dikembangkan untuk

meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft skills dan hard

skills yang berupa sikap, keterampilan dan pengetahuan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk menyiapkan siswa dalam meyakini,

memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, dan latihan.

b. Tujuan Kurikulum 2013 PAI

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia

Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga

negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif dan afektif serta mampu

12
Zakiah Darajat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), Cet, II,
Hlm. 38.
13
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Nomor 20 Tahun 2003), (Bandung:
Fokus media, 2003), Hlm. 3.
11

berkontrobusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan

peradaban dunia.14

Sedangkan tujuan Pendidikan Agama Islam dalam kurikulum

2013 merupakan usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan siswa

dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan. PAI yang

hakikatnya sebagai rumpun mata pelajaran yang diajarkan di sekolah.

Berbicara tentang PAI dapat dimaknai dalam dua pengertian: pertama

sebagai sebuah proses penanaman ajaran Islam, kedua sebagai bahan

kajian yang menjadi materi proses itu sendiri.

c. Karakteristik Kurikulum 2013 PAI

Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar dan terencana

untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan

mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan

latihan. PAI yang hakikatnya sebagai rumpun mata pelajaran yang

diajarkan di sekolah. Berbicara tentang PAI dapat dimaknai dalam dua

pengertian: pertama sebagai sebuah proses penanaman ajaran Islam,

kedua sebagai bahan kajian yang menjadi materi proses itu sendiri.

Berikut karakteristik Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam kurikulum

2013, yakni:15

14
Herry Widyastono, Pengembangan kurikulum otonomi Daerah dari Kurikulum 2004,
2006, ke kurikulum 2013, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2015), Hlm. 131.
15
Agus Wibowo, Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2013), Hlm. 15.
12

1) PAI merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran-ajaran

pokok yang terdapat dalam agama Islam, sehingga PAI merupakan

bagian yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran Islam.

2) Ditinjau dari segi muatan pendidikannya, PAI merupakan mata

pelajaran pokok yang menjadi satu komponen yang tidak dapat

dipisahkan dengan mata pelajaran lain yang bertujuan untuk

pengembangan moral dan kepribadian siswa.

3) PAI bertujuan terbentuknya siswa yang beriman dan bertakwa kepada

Allah Swt., berakhlak mulia, dan memiliki pengetahuan yang cukup

tentang Islam, sehingga dapat dijadikan bekal untuk memelajari

berbagai bidang ilmu tanpa harus terbawa oleh pengaruh-pengaruh

negatif yang mungkin ditimbulkan oleh ilmu tersebut.

4) PAI tidak hanya menekankan pada aspek kognitif saja, tetapi yang

lebih penting adalah pada aspek afektif dan psikomotornya. Siswa

dapat menguasai berbagai kajian keislaman sekaligus

mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah

masyarakat.

5) Secara umum mata pelajaran PAI didasarkan pada ketentuan-

ketentuan yang ada pada al-Quran dan Hadits Nabi. Melalui metode

Ijtihad (dalil aqli) para ulama mengembangkan prinsip-prinsip PAI

tersebut dengan lebih rinci dan mendetail dalam bentuk fiqih dan

hasil-hasil ijtihad lainnya.

6) Prinsip-prinsip dasar PAI tertuang dalam aqidah, syariah, dan akhlak.


13

7) Aqidah: penjabaran dari konsep iman; syariah: penjabaran dari konse

Islam berupa ibadah dan muamalah, dan akhlak merupakan

penjabaran dari konsep ihsan.

2. Implementasi Kurikulum Merdeka PAI

a. Pengertian Kurikulum Merdeka PAI

Kunandar mengatakan bahwa implementasi adalah suatu proses

penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan

praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan

pengetahuan, ketrampilan, maupun nilai dan sikap. 16 Pengertian

Implementasi Menurut Nurdin Usman dalam bukunya yang berjudul

Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum mengemukakan pendapatnya

mengenai implementasi atau pelaksanaan sebagai berikut : “Implementasi

adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme

suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan

yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan”.17

Menurut Guntur Setiawan dalam bukunya yang berjudul

Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan mengemukakan

pendapatnya mengenai implementasi atau pelaksanaan sebagai berikut:

“Implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan

16
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran
(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Serttifikasi Guru, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007),
Hlm. 221.
17
Usman, Nurdin, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2002), Hlm. 70.
14

proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta

memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif”.18

Kurikulum merdeka merupakan seperangkat rencana dan

pengaturan meengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran, serta cara yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.19

Kurikulum atau program merdeka belajar diluncurkan oleh

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud

Ristek) Nadiem Makarim sebagai bentuk evaluasi penyempurnaan

kurikulum 2013. Kurikulum merdeka belajar merupakan suatu proses

pembelajaran yang dilakukan dengan menyenangkan, pengembangan

pemikiran yang inovatif dari guru merupakan salah satu faktor

keberhasilan dalam menumbuhkan sikap positif peserta didik untuk

merespon setiap pembelajaran dengan membangun ketajaman analisis,

penalaran dan pemahaman peserta didik secara luas dan kompleks serta

membantu peserta didik mengembangkan potensi dirinya keberbagai

bidang dan tidak hanya dalam hal kognitif saja.20

Merdeka Belajar merupakan salah satu program yang digagas oleh

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bapak Nadiem Makarim yang ingin

menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan suasana bahagia.

18
Setiawan, Guntur, Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya Offset, 2004), Hlm.39.
19
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar
Nasional Pendidikan, Hlm. 20.
20
Lina Eka Retnaningsih, Ummu Khairiyah, “Kurikulum Merdeka Pada Pendidikan Anak
Usia Dini”, Jurnal Program Studi PGRA, Vol. 8, No. 2, (juli, 2022), Hlm. 148.
15

Tujuan dari merdeka belajar adalah agar guru, siswa, dan orang tua dapat

memiliki suasana yang menyenangkan. Merdeka belajar berarti proses

pendidikan harus menciptakan suasana yang menyenangkan. Bahagia

untuk siapa? Bahagia untuk guru, bahagia untuk siswa, bahagia untuk

orang tua, dan bahagia untuk semua orang.21

Sedangkan PAI merupakan sekumpulan kompetensi dan lingkup

materi yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi serta

dilakukan secara bertahap dan holistik agar mempersiapkan peserta didik

mantap secara spritual, berakhlak mulia, dan memiliki pemahaman akan

dasar-dasar agama islam serta cara penerapannya dalam kehidupan

sehari-hari dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia serta

mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan mata pelajaran

pendidikan agama islam yang sesuai dengan karakteristik capaian tingkat

perkembangannya (fase), agar menumbuhkan budaya berpikir kritis,

kecakapan berkomunikasi, dan berkolaborasi.22

b. Tujuan Kurikulum Merdeka Belajar PAI

Kurikulum merdeka merupakan proses pelaksanaan kebijakan

pendidikan yang mengacu pada standar nasional pendidikan yang

bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan melakukan pemetaan

dan perbaikan berkelanjutan atas mutu sistem pendidikan agar dapat

21
Meylan Saleh, “Merdeka Belajar di Tengah Pandemi Covid 19”, Prosiding Semnas
Hardiknas, Vol. 1, (2020), Hlm. 52.
22
Kepala Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset Dan Teknologi Nomor 008/H/Kr/2022 Tentang “Capaian Pembelajaran Pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar dan Jenjang Pendidikan Menengah Pada
Kurikulum Merdeka”, Hlm. 32.
16

mendorong pembelajaran yang menumbuhkan daya nalar kritis dan

karakter peserta didik sesuai dengan nilai-nilai pancasila.23

Sedangkan tujuan Pendidikan Agama Islam dalam kurikulum

merdeka belajar Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan,

Kebudayaan, Riset, dan Teknologi No.56Tahun 2022 tentang pedoman

penerapan kurikulum dalam rangka pemulihan pembelajaran merupakan

kerangka dasar pengembangan kurikulum dalam bentuk struktur

kurikulum yang mana didalamnya berisikan muatan pembelajaran, dan

beban belajar untuk mencapai kompetensi yang harus dicapai oleh peserta

didik pada setiap jenjang pendidikan dan dirancang dengan secara

keseluruhan yang bersifat continue sesuai dengan tingkat (fase)

perkembangan peserta didik. Adapun tujuan Pendidikan Agama Islam

pada jenjang pendidikan SMP/MTs/SMPLB. Paket B terdapat 2 tujuan

kompetensi sesuai muatan dan capaian pembelajaran dengan 2 kegiatan

pembeleajaran yaitu:24

1) Pembelajaran intrakurikuler

Pembelejaran intrakurikuler merupakan pembelajaran yang

berisikan muatan pembelajaran dan beban ajar dengan alokasi waktu

sebanyak 72 JP/pertahun atau 2 JP/minggu digunakan sebagai

penguatan kognitif peserta didik.

23
Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia
Nomor 17 Tahun 2021 Tentang Asesmen nasional, Hlm. 3.
24
Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia
Nomor 56 Tahun 2022 Tentang Pedoman Peerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan
Pembelajaran, Hlm. 3.
17

2) Kegiatan Kokurikuler

Kegitan pembelajaran kokurikuler merupakan kegiatan yang

diaksanakan diluar kegiatan pembelajaran intrakurikuler secara

fleksibel dengan alokasi waktu 25%/tahun atau sebanyak 36

jam/tahun. Kegiatan kokurikuler berbasis projek dirancang untuk

menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter peserta didik

sesuai profil pelajar pancasila. Dalam upaya penguatan kompetensi

dan karakter peserta didik profil pelajar pancasila terdapat 6

kompetensi yang dirumuskan sebagai dimensi kunci dan setiap

dimensi dibagi menjadi elemen, dan sublemen.

c. Karakteristik Kurikulum Merdeka Belajar PAI

Salah satu instrumen untuk meningkatkan kualitas pendidikan

adalah pengembangan dari kurikulum, karena kebijakan pengembangan

kurikulum merupakan cerminan bagaimana kualitas pendidikan dari

sebuah bangsa. Pengembangan kurikulum memberikan arah yang

terencana dan jelas terhadap kebijakan pendidikan. Kebijakan pendidikan

yang benar akan terlihat dari implementasi kurikulum yang diterapkan,

karena jantung dari sebuah pendidikan adalah kurikulum. Dalam hal ini

tentunya implementasi kebijakan pengembangan kurikulum sangat

menentukan seperti apa perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

pendidikan yang akan diterapkan.25

25
Arif Munandar, Kurikulum Sebagai Jantung Pendidikan, Prosiding seminar nasional
pendidik dan pengembang pendidikan indonesia, aula handayani ikip mataram, 14 oktober 2017.
Hlm. 53.
18

Sedangkan karakteristik mata pelajaran PAI merupakan cakupan

yang memuat elemen dan karektiristik keilmuan yang meliputi:26

1) Al Quran dan Hadist

Al Quran dan Hadist merupakan elemen keilmuan Pendidikan

Agama Islam yang mempunyai karakteristik pada kemampuan baca

tulis Al Quran dan Hadist, memahami makna secara tekstual dan

kontekstual, serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan

sehari-hari.

2) Akidah dan Akhlak

Akidah merupakan elemen keilmuan Pendidikan Agama Islam

yang mempunyai karakteristik untuk mengantarkan peserta didik

dalam mengenal Allah, para malaikat, kitab-kitab Allah, para Nabi

dan Rasul, serta memahami konsep tentang hari akhir, qada’ dan

qadar. Sedangkan akhlak merupakan elemen keilmuan Pendidikan

Agama Islam yang mempunyai karakteristik untuk mengantarkan

peserta didik agar memahami dan menerapkan pentingnya akhlak

mulia, akhlak sosial, dalam berperilaku baik dan tercela.

3) Fiqih

Fiqih merupakan elemen keilmuan Pendidikan Agama Islam

yang mempunyai karakteristik untuk mengantarkan peserta didik

dalam mengulas berbagai pemahaman mengenai tata cara pelaksanaan

26
Keputusan Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 033/H/KR/2022 Tentang Capaian
Pembelajaran Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah Pada Kurikulum Merdeka,
Hlm. 4-5.
19

dan ketentuan hukum dalam islam serta implementasinya dalam

ibadah dan mu’amalah.

4) Sejarah Peradaban Islam

Sejarah Peradaban Islam merupakan elemen keilmuan

Pendidikan Agama Islam yang mempunyai karakteristik untuk

mengantarkan peserta didik dalam menganalisa berbagai macam

peristiwa dan menyerap berbagai kebijaksanaan yang telah

dipaparkan oleh generasi dahulu dengan refleksi atas kisah-kisah

sejarah tersebut.

G. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini menggunakan

jenis penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif menggunakan data

deskriptif, yaitu data dari kata-kata secara tertulis atau lisan dari orang-

orang dan aktor yang diamati.27 Dengan penelitian kualitatif dapat

menghasilkan data secara mendalam dari suatu kasus, penelitiannya bersifat

secara umum dan dapat berubah sesuai dengan situasi lapangan.

Menggunakan penelitian kualitatif, karena ruang lingkup dari

penelitian ini adalah pendidikan sehingga dibutuhkan rincian yang sangat

kompleks. Pada penelitian Komparasi Implementasi Kurikulum 2013 dan

Kurikulum Merdeka Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan

27
Muh. Fitrah dan Luthfiyah, Metodologi Penelitian: Penelitian Kualitatif, Tindakan
Kelas dan Studi Kasus, (Sukabumi: CV Jejak, 2017), Hlm. 44.
20

Budi Pekerti di SMP NU 01 Penawaja Tegal ini diharapkan mampu

mendeskripsikan data secara akurat dan menyeluruh.

Selanjutnya, pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kurikulum pendidikan. Pedekatan kurikulum pendidikan mengacu pada

cara yang digunakan untuk mengkaji, menganalisis, dan mengevaluasi

kurikulum pendidikan.

2. Sumber dan Jenis Data

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan

informasi mengenai data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi

dua, yaitu data primer dan data sekunder.28

a. Data primer

Yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus

menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data

dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau

tempat objek penelitian dilakukan. Data primer dalam penelitian ini,

yaitu Kepala sekolah, Waka kurikulum, Guru PAI, dan Peserta didik

SMP NU 01 Penawaja Tegal sebagai pelaksana pembelajaran PAI

dalam Kurikulum 2013 pada kelas IX dan Kurikulum Merdeka pada

kelas VIII.

b. Data sekunder

Yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain

menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat

28
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2009), Cet. Ke 8, Hlm. 137.
21

ditemukan dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber

data sekunder adalah data-data tertulis berupa profil sekolah dan

dokumen-dokumen sekolah yang berkaitan dengan masalah yang

diteliti.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data penelitian secara tepat, maka peneliti

menggunakan beberapa teknik dalam pengumpulan data, diantaranya:

a. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melaksanakan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan

yang harus diteliti dan peneliti ingin mengetahui hal-hal yang lebih

mendalam.29 Dalam tahap wawancara peneliti menyiapkan beberapa

pertanyaan yang sesuai dengan rumusan masalah. Wawancara dilakukan

secara tersruktur kepada guru PAI dan Budi Pekerti kelas VIII dan IX

selaku sumber utama, kepala sekolah, waka kurikulum dan peserta didik.

b. Observasi

Pada dasarnya teknik observasi digunakan untuk mengamati

perubahan fenomena yang tumbuh berkembang secara sosial, lalu

kemudian dapat dilakukan penilaian.30 Peneliti menggunakan observasi

secara langsung di SMP NU 01 Penawaja Tegal dengan pengamatan

pada pelaksanaan penerapan program Kurikulum 2013 dan Kurikulum

Merdeka.
29
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D…, Hlm. 195.
30
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), Hlm. 231.
22

c. Dokumentasi

Data penelitian kualitatif pada umumnya diperoleh dari manusia

melalui observasi dan wawancara. Ada pula sumber yang bukan dari

manusia, yaitu berupa dokumen, foto dan bahan statistik. 31 Adapun

dokumen yang akan digunakan peneliti yaitu berbentuk surat-surat

laporan, visi, misi, struktur organisasi di SMP NU 01 Penawaja Tegal

dan dokumentasi selama berlangsungnya proses pengambilan data

penelitian di sekolah pada saat observasi dan wawancara.

4. Teknik Analisis Data

Sifat analisis dalam penelitian kualitatif adalah penguraian apa

adanya fenomena yang terjadi (deskriptif) disertai penafsiran terhadap arti

yang terkandung dibalik tampak (interpretif).32

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

menggunakan analisis deskriptif, dimana tujuan dari analisis ini adalah

untuk menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

fakta-fakta serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Analisa

dilakukan setelah data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini

terkumpul. Data yang di dapat mengenai implementasi pembelajaran PAI

dalam Kurikulum 2013 pada kelas IX dan Kurikulum pada kelas VIII di

SMP NU 01 Penawaja Tegal. Berdasarkan data tersebut, proses analisa

penelitian ini dilakukan mulai dari membaca, mempelajari, dan menelaah

31
Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Ar-
ruzz Media, 2012), Hlm. 200.
32
Andi Mappiare AT, Dasar-dasar Metodologi Riset Kualitatif Untuk Ilmu Sosial dan
Profesi, (Malang: Jenggala Pustaka Utama, 2009), Hlm. 80.
23

data dengan menggunakan langkah-langkah menurut Miles dan Huberman,

diantaranya sebagai berikut:33

a. Pengumpulan data

Pengumpulan data yaitu mengumpulkan data di lokasi penelitian

dengan melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi dengan

menentukan strategi pengumpulan data yang dipandang tepat dan untuk

menentukan fokus serta pendalaman data pada proses pengumpulan

data berikutnya Pengumpulan Data Penyajian Data Reduksi Data

Penarikan Kesimpulan/ verifikasi.

b. Reduksi data

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang

menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak

perlu dan mengorgasnisasikan data sedemikian rupa sehingga diperoleh

kesimpulan akhir dan di verifikasi.

c. Penyajian data

Penyajian data adalah kegiatan mengelompokkan data yang

telah direduksi. Pengelompokkan data dilakukan dengan menggunakan

label atau lainnya.

d. Penarikan kesimpulan (verifikasi)

Penarikan kesimpulan adalah kegiatan analisis yang lebih

dikhususkan pada penafsiran data yang telah disajikan.

33
Miles, Matthew B., Analisis data kualitatif: buku sumber tentang metode-metode baru/
Matthew B, Miles dan A. Michael Huberman; penerjemah Tjejep Rohendi Rohidi, (Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia, 19920), Hlm. 15.
24

H. Sistematika Penulisan Skripsi


Sistematika skripsi terdiri dari tiga bagian, yaitu: Bagian Awal,

Bagian Utama, dan Bagian Akhir.

Bagian Awal, bagian awal skripsi mencakup halaman judul, halaman

Persetujuan Pembimbing, Halaman Pengesahan, Halaman Pernyataan, Kata

Pengantar, Persembahan, Motto, Abstrak, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar

Gambar, dan Daftar Lampiran.

Bagian Utama, bagian utama skripsi mencakup bab I berisi

pendahuluan (termasuk metode penelitian yang digunakan), bab II menjelaskan

kerangka teoritik, bab III menjelaskan gambaran umum objek studi dan hasil

penelitian, bab IV memuat pembahasan dan analisis, dan bab V adalah penutup

(kesimpulan dan saran). Jumlah bab disesuaikan dengan kebutuhan kajian.

Bagian Akhir, bagian akhir skripsi mencakup Daftar Pustaka dan

Lampiran.
25

DAFTAR PUSTAKA

BUKU:
Amri, Sofan. (2013). Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum
2013. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.

Andi Mappiare. (2009). Dasar-dasar Metodologi Riset Kualitatif Untuk Ilmu


Sosial dan Profesi. Malang: Jenggala Pustaka Utama.

Darajat, Zakiah dkk. (2012). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, Cet,
II.

Fadilah, M. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran


SD/MI/MTs&SMA/MA. Yogyakarta: Arruz Media.

Fitrah, Muh., dan Luthfiyah. (2017). Metodologi Penelitian: Penelitian Kualitatif,


Tindakan Kelas dan Studi Kasus. Sukabumi: CV Jejak.

Ghony, Djunaidi, dan Fauzan Almanshur. (2012). Metodologi Penelitian


Kualitatif. Jakarta: Ar-ruzz Media.

Iriani, Tuti, dan M.Aghpin Ramadhan. (2019). Perencanaan Pembelajaran Untuk


Kejuruan. Jakarta: Prenada Media Group.

Kementerian Pendidikan. (2022). Keputusan Badan Standar Kurikulum dan


Asesmen Pendidikan Nomor 033/H/KR/2022 Tentang Capaian
Pembelajaran Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah
Pada Kurikulum Merdeka.

Kementerian Pendidikan. (2021). Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan,


Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2021 Tentang
Asesmen nasional.

Kementerian Pendidikan. (2022). Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan,


Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2022 Tentang
Pedoman Peerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran.

Kunandar. (2007). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan


Pelajaran (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Serttifikasi Guru. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.

Miles, Matthew B. (1990). Analisis data kualitatif: buku sumber tentang metode-
metode baru/ Matthew B, Miles dan A. Michael Huberman; penerjemah
Tjejep Rohendi Rohidi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
26

Moleong, Lexy J. (2005). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Munandar, Arif. (2017). "Kurikulum Sebagai Jantung Pendidikan." Prosiding


seminar nasional pendidik dan pengembang pendidikan indonesia, aula
handayani ikip mataram.

Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional


(Nomor 20 Tahun 2003). Bandung: Fokus media.

Republik Indonesia. (2021). Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 Tentang


Standar Nasional Pendidikan.

Saefuddin, Asis, dan Ika Berdiati. (2016). Pembelajaran Efektif. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

Saleh, Meylan. (2020). "Merdeka Belajar di Tengah Pandemi Covid 19."


Prosiding Semnas Hardiknas, Vol. 1.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Syaodih, Sukmadinata Nana. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Usman, Nurdin. (2002). Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta: PT.


Raja Grafindo Persada.

Wibowo, Agus. (2013). Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Widaystono, Herry. (2015). Pengembangan kurikulum otonomi Daerah dari


Kurikulum 2004, 2006, ke kurikulum 2013. Jakarta: PT Bumi Aksara.

JURNAL:
Angga, Cucu Suryana dkk. (2022). "Komparasi implementasi kurikulum 2013 dan
kurikulum merdeka disekolah dasar." Jurnal Basicedu, Volume 6, No. 4.

Qolbiyah, Aini. (2022). "Implementasi Kurikulum Merdeka dalam Pembelajaran


Pendidikan Agama Islam." Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan Indonesia,
Volume 1, No. 1.

Retnaningsih, Lina Eka, Ummu Khairiyah. (2022). "Kurikulum Merdeka Pada


Pendidikan Anak Usia Dini." Jurnal Program Studi PGRA, Vol. 8, No. 2.

SKRIPSI:
27

Rosalinda, Ajeng. (2015). "Studi Komparasi Konsep Pembelajaran PAI dalam


Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013." Yogyakarta: UIN Suka.
28

Lampiran 1
Draf wawancara

KISI-KISI WAWANCARA

No Fokus Indikator Narasumber Pertanyaan


Penelitian
1 Gambaran 1. Sejarah berdirinya Kepala 1. Bagaimana sejarah
Objek SMP NU 01 Penawaja sekolah berdirinya SMP
Penelitian Tegal. NU 01 Penawaja
a. Visi, misi, dan Tegal?
tujuan 2. Apa saja visi dan
b. Status misi SMP NU 01
kelembagaan Penawaja Tegal?
c. Keunggulan 3. Apa tujuan SMP
sekolah NU 01 Penawaja
d. Kualifikasi Tegal?
recruitman guru 4. Bagaimana status
e. Sarana dan kelembagaan SMP
prasarana NU 01 Penawaja
3. Persiapan dalam Tegal?
penerapan Kurikulum 5. Langkah apa yang
2013 dan Kurikulum dilakukan untuk
Merdeka mencapai visi dan
4. Kendala yang terjadi misi tersebut?
serta upaya mengatasi 6. Apa yang menjadi
masalah dalam keunggulan SMP
penerapan kurikulum NU 01 Penawaja
2013 dan kurikulum Tegal?
merdeka 7. Bagaimana cara
kualifikasi/recruit
man para guru?
8. Bagaimana
keadaan sarana
dan prasarana di
SMP NU 01
Penawaja Tegal?
9. Apakah sarana dan
prasarana yang ada
sudah cukup
memadai dalam
menunjang proses
pembelajaran PAI
& Budi Pekerti
terutama saat
pelaksanaan
29

Kurikulum 2013
dan Kurikulum
Merdeka?
10. Kapan sekolah
SMP NU 01
Penawaja Tegal
menjadi sekolah
Penggerak?
11. Apakah ada
pelatihan dari
pemerintah
sebagai sekolah
penggerak di SMP
NU 01 Penawaja
Tegal?
12. Apakah semua
guru SMP NU 01
Penawaja Tegal
mengikuti
pelatihan tersebut?
13. Apakah ada
kendala dalam
penerapan
Kurikulum 2013
dan Kurikulum
Merdeka terutama
pada mata
pelajaran PAI &
Budi Pekerti?
14. Upaya apa saja
yang dilakukan
sekolah dalam
membantu guru
terutama guru PAI
& Budi Pekerti
mengatasi
permasalahan
tersebut?
2 Kurikulum 1. Penerapan Kurikulum Waka 1. Apa saja persiapan
2013 dan 2013 dan Kurikulum Kurikulum guru terutama guru
Kurikulum Merdeka terutama pada PAI & Budi Pekerti
Merdeka pembelajaran PAI & dalam menerapkan
Budi Pekerti pembelajaran
2. Kendala serta solusi Kurikulum 2013 dan
dalam mengatasi Kurikulum
masalah pada Merdeka?
30

pembelajaran PAI & 2. Bagaimana


Budi Pekerti penerapan
Kurikulum 2013 dan
Kurikulum Merdeka
di sekolah SMP NU
01 Penawaja Tegal?
3. Apakah ada kendala
dalam penerapan
Kurikulum 2013 dan
Kurikulum Merdeka
terutama pada saat
pembelajaran PAI &
Budi Pekerti?
4. Solusi apa yang
dilakukan dalam
mengatasi masalah
tersebut?
3 Proses 1. Materi pembelajaran Guru PAI & 1. Materi pelajaran
penerapan 2. Media pembelajaran Budi Pekerti apa saja yang
Kurikulum 3. Metode pembelajaran diajarkan dalam
2013 dan 4. Evaluasi pembelajaran pembelajaran PAI
Kurikulum & Budi Pekerti?
Merdeka pada 2. Bagaimana
pembelajaran pelaksanaan
Pendidikan Kurikulum 2013
Agama Islam dan Kurikulum
dan Budi Merdeka pada
Pekerti pembelajaran PAI
dan Budi Pekerti
dari mulai
kegiatan awal,
kegiatan inti dan
kegiatan penutup?
3. Sumber belajar
apa saja yang
digunakan dalam
pembelajaran PAI
& Budi Pekerti?
4. Media apa yang
digunakan dalam
pembelajaran PAI
& Budi Pekerti?
5. Bagaimana metode
dan strategi yang
digunakan selama
pembelajaran
berlangsung?
31

Apakah efektif?
6. Bagaimana bentuk
penilaian
pembelajaran PAI
& Budi Pekerti?
7. Bagaimana cara
membuat modul
ajar?
8. Aspek apa saja
yang dinilai dalam
pembelajaran PAI
& Budi Pekerti?
9. Apa perbedaan
antara Kurikulum
Merdeka dengan
kurikulum 2013
pada saat
pembelajaran PAI
& Budi Pekerti?
4 Permasalahan 1. Sarana dan prasarana Guru PAI & 1. Apakah saran dan
penerapan 2. Motivasi guru Budi Pekerti prasarana sudah
Kurikulum 3. Lingkungan belajar digunakan dengan
2013 dan 4. Keterlibatan orang tua maksimal dalam
Kurikulum meningkatkan
Merdeka pada kualitas
pembelajaran pembelajaran?
Pendidikan 2. Apa saja kendala
Agama Islam dalam
dan Budi melaksanakan
Pekerti Kurikulum 2013
dan Kurikulum
Merdeka di sekolah
ini?
3. Apakah murid-
murid antusias
dalam mengikuti
pelajaran PAI &
Budi Pekerti?
4. Sejauh mana
keterlibatan orang
tua selama anaknya
belajar PAI & Budi
Pekerti di SMP NU
01 Penawaja Tegal?
32

1. Motivasi peserta didik Peserta didik 1. Apakah anda


2. Lingkungan belajar antusias saat
pembelajaran PAI
dan Budi Pekerti?
2. Apakah anda
merasa kesulitan
saat guru
penerapkan
Kurikulum 2013
dan Kurikulum
Merdeka pada
pembelajaran PAI
& Budi Pekerti?
3. Apakah saat ini
anda merasa tidak
nyaman dengan
guru yang mengajar
PAI & Budi
Pekerti?
4. Apakah anda
merasa nyaman
ketika belajar PAI
& Budi Pekerti di
sekolah?
5. Apakah anda
mengamalkan ilmu
PAI & Budi Pekerti
dalam kehidupan
sehari-hari?
33

5 Upaya dalam 1. Sarana dan prasarana Guru PAI & 1. Apa saja sarana dan
mengatasi 2. Motivasi guru Budi Pekerti prasarana yang
permasalahan 3. Lingkungan belajar digunakan dalam
penerapan 4. Keterlibatan orang tua mengatasi
Kurikulum permasalahan
2013 dan pembelajaran PAI
Kurikulum & Budi Pekerti?
Merdeka pada 2. Apa saja upaya-
mata upaya yang
pelajaran dilakukan guru PAI
Pendidikan & Budi Pekerti
Agama Islam dalam mengatasi
dan Budi permasalahan
Pekerti tersebut?
3. Metode
pembelajaran
seperti apa dalam
mengatasi
permasalahan
pembelajaran PAI
& Budi Pekerti?
4. Seperti apa suasana
belajar yang di
inginkan oleh siswa
untuk mengatasi
permasalahan
pembelajaran PAI
& Budi Pekerti?
5. Apakah ada
kegiatan yang
dilakukan guru PAI
& Budi Pekerti
dengan orang tua
untuk
pengembangan
peserta didik?
34

Anda mungkin juga menyukai